SOFT SKILL MAHASISWA PRODI D III KEBIDANAN STIKES YPIB MAJALENGKA TAHUN RURI YUNI ASTARI STIKes YPIB MAJALENGKA
|
|
- Erlin Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SOFT SKILL MAHASISWA PRODI D III KEBIDANAN STIKES YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 ABSTRAK RURI YUNI ASTARI STIKes YPIB MAJALENGKA Pengetahuan soft skill adalah kemampuan seseorang untuk bisa beradaptasi dan berkomunikasi dengan baik pada lingkungan dimana dia berada. Suksesnya seseorang tidak hanya ditentukan dari kecerdasan semata, tapi juga soft skills yang berkaitan dengan "EQ seseorang" (Emotional Intelligence Quotient), sifat kepribadian, keterampilan sosial, komunikasi, bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang menjadi ciri hubungan dengan orang lain. Perguruan Tinggi (PT) adalah sebuah lembaga formal yang menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dan pendidikan tinggi guna mencetak SDM yang berkualitas harus mempunyai kompetensi dalam penguasaan dan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi (hard skill), tetapi juga mereka harus mampu berkomunikasi, bekerja dalam tim, bekerja mandiri dan berpikir analitis (soft skill). Dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi juga piawai dalam aspek soft skillnya, dimanakesuksesan ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill. Kelemahan mahasiswa kita justru dalam hal non teknis seperti kemampuan berbicara di depan umum, rasa percaya diri, interaksi terhadap perubahan yang cepat, inisiatif, kerjasama, etika dan leadership bukan saja dari nilai akademiknya saja yang dicapai.tujuan peenlitian untuk mengidentifikasi bagaimana soft skill mahasiswa Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka tahun Penelitian yang digunakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh alumni mahasiswa kebidanan STIKes YPIB yang lulus tahun 2014 sejumlah 155 dan sampelnya sejumlah 61 mahasiswa. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 November-20 Desember Hasil penelitian menunjukkan bahwa soft skill mahasiswa Prodi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka cukup baik yaitu sebesar 57,4%. Walaupun hasil penelitian soft skill dikatakan cukup baik ada domain yang masih kurang seperti leadership yang perlu dikembangkan lagi seperti memilikikemampuanmengkomunikasikan ide, pemikirangagasankepada orang yang dipimpinnyauntukmampumelaksanakansehingga mahasiswa mampu menjadi seorang pemimpin yang handal nantinya. Perlu adanya peran dan kerjasama yang baik antara institusi pendidikan, dosen serta mahasiswa untuk menciptakan sistem pembelajaran yang seimbang antara hard skill dan soft skill, sehingga keberadaan antara hard skill dan soft skill bisa seiring dan sejalan. Kata Kunci : Soft Skill, Mahasiswa
2 PENDAHULUAN Perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya, meningkatnya pergerakan migrasi manusia, proses globalisasi, digital-based information dan teknologi komunikasi, knowledge-based economy mengindikasikan tantangan kehidupan manusia semakin tinggi dan kompleks. (Universitas Udayana, 2009).Menghadapi beragam perkembangan tersebut serta masalah global-eksternal, DIKTI melalui Kepmendiknas No 045/U/2002 menuntut perubahan arah pendidikan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang dap at bersaing dalam dunia global, adanya perubahan orientasi pendidikan tinggi yang tidak lagi hanya menghasilkan manusia cerdas berilmu tetapi juga yang mampu menerapkan keilmuannya dalam kehidupan di masyarakatnya (kompeten dan relevan), yang lebih berbudaya, juga adanya perubahan kebutuhan di dunia kerja yang terwujud dalam perubahan persyaratan dalam menerima tenaga kerja, yaitu adanya persyaratan soft skills yang dominan disamping hard skillsnya. (Competence Based Curriculum) (Dirjen Dikti, 2004). Soft skill adalah kemampuan seseorang untuk bisa beradaptasi dan berkomunikasi dengan baik pada lingkungan dimana dia berada. Suksesnya seseorang tidak hanya ditentukan dari kecerdasan semata, tapi juga soft skills yang berkaitan dengan "EQ seseorang" (Emotional Intelligence Quotient), sifat kepribadian, keterampilan sosial, komunikasi, bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang menjadi ciri hubungan dengan orang lain. Perguruan Tinggi (PT) adalah sebuah lembaga formal yang menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dan pendidikan tinggi guna mencetak SDM yang berkualitas. Oleh karena itu lulusan perguruan tinggi harus mempunyai kompetensi dalam penguasaan dan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi (hard skill), tetapi juga mereka harus mampu berkomunikasi, bekerja dalam tim, bekerja mandiri dan berpikir analitis (soft skill). (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008). Dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi juga piawai dalam aspek soft skillnya. Penelitian mengungkapkan, kesuksesan ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill (Direktorat Pendidikan Institut Teknologi Bandung, 2005). Bidan merupakan ujung tombak pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang memiliki peran yang sangat penting dalam penurunan AKI di Indonesia. Rendahnya kualitas bidan saat ini menjadi salah satu kendala dalam penurunan AKI di Indonesia.Salah satu permasalahan terhadap pelayanan kesehatan adalah komunikasi yang kurang baik antara tenaga kesehatan dan pasien. Bidan merupakan salah satu profesi yang berhubungan erat dengan penggunaan komunikasi sebagai salah satu bentuk sarana yang efektif dalam memudahkan peran dan fungsinya dengan baik.bidan yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara baik akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan kebidanan dan meningkatkan citra profesi kebidanan, citra rumah sakit serta di masyarakat. (Bapelkes Batam, 2010).Bidan dalam memberikan pelayanan akan berhadapan dengan beragam manusia secara langsung di tengah-tengah masyarakat, yang memiliki keunikan tersendiri. Untuk itu bidan di tuntut lebih menguasai keterampilan intelektual, emosional, spiritual serta berfikir positif dalam menghadapi permasalahan kesehatan masyarakat. Sangatlah perlu seorang calon bidan menguasai dan memiliki hard skill serta soft skill yang baik agar dapat di terima di tengah masyarakat dan dunia pekerjaan (Elfrindi, 2009). Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan dan sangat berperan dalam pencapaian tujuan perguruan tinggi dan ini terkait dengan penerapan hard skill dan soft skill. Untuk itu, integrasi pengembangan
3 soft skills ke dalam kurikulum dan proses pembelajaran di perguruan tinggi harus mendapatkan prioritas. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan bagaimana soft skill mahasiswa Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka tahun Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh alumni mahasiswa kebidanan STIKes YPIB yang lulus tahun 2014 sejumlah 155 dan sampelnya sejumlah 61 mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini dengan cara random sampling, Data yang dikumpulkan adalah data ordinal dan dilakukan analisis univariabel.analisis univariabel untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dan presentase dari variabel bebas yaitu soft skill. HASIL Tabel 1 Karakteristik Mahasiswa Prodi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Berdasarkan Usia, dan Suku Bangsa (n =61) No Karakteristik Jumlah % 1. Usia (th) tahun 59 96,7 <25 tahun 2 3,3 2 Suku bangsa Jawa 10 16,4 Sunda 51 83,6 Berdasarkan tabel 1 tampak usia responden sebagian besarberusia tahun (96,7%) dan sebagian besar responden bersuku bangsa sunda (83,6%) Tabel 2 Rekapitulasi Jawaban Pertanyaan Soft Skillmahasiswa Prodi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka No Pertanyaan Tidak Pernah Jarang Sering Selalu N % n % n % N % Communication Skill 1 Saya merasa catatan itu penting walaupun ada buku teks Saya lebih suka menggandakan daripada mencatat sendiri Saya memotong pembicaraan orang lain bila dirasa tidak penting Saya dapat menyampakan ide dengan baik Organization Skill
4 5 Saya menunda pekerjaan hingga saat-saat terakhir 6 Saya terburu-buru jika mengerjakan sesuatu 7 Saya tidak keberatan jika waktu istirahat saya dipakai untuk mengerjaka pekerjaan 8 Saya mampu mendapatkan hasil yang baik dalam apapun yang saya kerjakan 9 Saya berusaha mewujudkan setiap rencana yang mendukung kemajuan profesi kebidanan 10 Saya ingin memberikan hasil yang terbaik dalam setiap pelajaran 11 Saya mampu mengontrol diri untuk mencapai hasil yang lebih baik 12 Saya berusaha mengembangkan bakat yang ada dalam diri saya 13 Saya mampu mengarahkan orang lain untuk meraih suatu tujuan 14 Saya cenderung menolak untuk memimpin dalam hal sekecil apapun 15 Saya berinisiatif untuk mengarahkan tim untuk mencapai tujuan juka aktivitas tim tidak efektif 16 Saya memberikan dukungan kepada pasien agar lekas sembuh 17 Saya merasa ragu bila harus mengambil keputusan yang sulit 18 Saya membuat keputusan yang tepat pada saat menyelesaikan masalah 19 Saya tidak bisa menangani masalah karena saya tidak bisa kompeten 20 Saya tidak mampu menangani kesulitan dengan bijak 21 Saya sulit beradaptasi dengan lingkungan yang baru 22 Saya tidak suka dengan lingkungan tempat praktek 23 Saya melihat suatu permasalahan dengan sudut pandang yang baru 24 Saya berfikir kreatif dalam mengambil keputusan 25 Saya berusaha menghindar dari masalah 26 Saya berusaha memecahkan masalah yang muncul 27 Saya selalu memikirkan solusi yang terbaik ketika menghadapi masalah 28 Saya berkonsentrasi untuk menyelesaikannya jika ada suatu masalah 29 Saya harus mengembangkan diri jika ingin menjadi bidan yang profesional Leadership Logic Effort
5 30 Saya memiliki cita-cita yang tinggi dan berusaha mewujudkannya 31 Saya merasa kesal ketika rencana yang telah disusun ternyata tidak berjalan dengan baik 32 Saya tidak siap menerima tugas yang sulit 33 Saya bersedia belajar dari orang lain 34 Saya le bih suka melakukan hal yang biasa saya lakukan 35 Saya kompromi untuk mencari jalan keluar ketika terjadi perdebatan 36 Saya suka beradu pendapat dengan orang lain 37 Saya lebih suka bekerja sendiri 38 Saya merasa tidak nyaman jika bekerja dengan orang yang tidak saya kenal 39 Saya senang berada di tengah banyak orang 40 Saya suka terlibat dalam kegiatan sosial Group Skill Ethics 41 Saya bersedia membantu teman saya jika membutuhkan bantuan 42 Saya tidak suka jika melihat orang lain berhasil 43 Saya memberikan perhatian kepada pasien yang sedang sakit 44 Saya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pasien 45 Saya kesal jika menghadapi pasien yang cerewet 46 Saya segera membantu dengan sepenuh hati saat pasien meminta pertolongan Dari communicaton skill/ketrampilan dalam berkomunikasi, item pertanyaan tentang merasa catatan itu penting walaupun ada buku teks diketahui sebagian besar (73,8%) responden menjawab selalu dan pertanyaan tentang lebih suka menggandakan daripada mencatat sendiri diketahui setengahnnya (50%) responden menjawab jarang, serta pertanyaan tentang memotong pembicaraan orang lain bila dirasa tidak penting diketahui kurang dari setengahnya (47,5%) responden menjawab tidak pernah. Dari domain communication skill tersebut, diketahui bahwa yang menonjol adalah pentingnya catatan/mencatat bagi seorang bidan walaupun di buku teks sudah ada. Dari organization skill/ketrampilan dalam berorganisasi, item pertanyaan tentang mampu mendapatkan hasil yang baik dalam apapun yang dikerjakan diketahui lebih dari
6 setengahnya (62,3%) menjawab sering dan pertanyaan tentang ingin memberikan hasil yang terbaik dalam setiap pelajaran diketahui lebih dari setengahnya (63,9%) menjawab selalu serta pertanyaan tentang berusaha mengembangkan bakat yang ada dalam diri diketahui setengahnya (50,9%) menjawab selalu. Dari domain organization skill tersebut, diketahui bahwa yang menonjol adalah responden ingin mendapatkan hasil/ nilai yang terbaik di setiap hal yang dilakukannya. Dari leadership/kepemimpinan, item pertanyaan tentang memberikan dukungan kepada pasien agar lekas sembuh diketahui sebagian besar (75,5%) menjawab selalu dan pertanyaan tentang cenderung menolak untuk memimpin dalam hal sekecil apapun diketahui lebih dari setengahnya (59%) menjawab jarang dan pertanyaan tentang merasa ragu bila harus mengambil keputusan yang sulit diketahui kurang dari setengahnya (45,9%) menjawab sering. Dari domain leadership tersebut, diketahui bahwa responden masih kurang percaya diri untuk menjadi seorang pemimpin kemungkinan karena kurang kompeten atau ragu dalam mengambil tindakan atau kebijaksanaan. Dari logic/logis, item pertanyaan tentang selalu memikirkan solusi yang terbaik ketika menghadapi masalah diketahui lebih dari setengahnya (57,4%) menjawab selalu, dan pertanyaan tentang berkonsentrasi untuk menyelesaikannya jika ada suatu masalah diketahui lebih dari setengahnya (55,7%) menjawab selalu serta pertanyaan tentang berusaha menghindar dari masalah diketahui lebih dari setengahnya ( 54,1%) menjawab tidak pernah. Dari domain logic tersebut, diketahui bahwa responden pada saat mempunyai masalah ingin memberikan solusi terbaik agar masalah cepat terselesaikan. Dari effort/usaha, item pertanyaan tentang harus mengembangkan diri jika ingin menjadi bidan yang profesional diketahui lebih dari setengahnya (67,2%) menjawab selalu, dan pertanyaan tentang memiliki cita-cita yang tinggi dan berusaha mewujudkannya diketahui lebih dari setengahnya (72,1%) menjawab selalu, serta pertanyaan bersedia belajar dari orang lain diketahui lebih dari setengahnya (50,9%) menjawab selalu. Dari domain effort tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai motivasi yang tinggi untuk mengembangkan dirinya terutama menjadi bidan yang profesional. Dari group skill/ ketrampilan dalam berkelompok, item pertanyaan tentang kompromi untuk mencari jalan keluar ketika terjadi perdebatan diketahui lebih dari setengahnya (52,5%) menjawab selalu, dan pertanyaan tentang merasa tidak nyaman jika bekerja dengan orang yang tidak saya kenal diketahui lebih dari setengahnya (55,7%) menjawab jarang, serta pertanyaan tentang suka terlibat dalam kegiatan sosial diketahui sebagian kecil (37,7%) menjawab jarang. Dari domain group skill tersebut diketahui bahwa lebih dari setengahnya
7 responden mampu berinteraksi dengan kelompoknya pada saat terjadi permasalahan namun keterlibatan kegiatan di luar sekolah agar sering dilakukan agar terjalin kerjasama yang baik. Dari ethics/ ketrampilan dalam etika, item pertanyaan tentang memberikan perhatian kepada pasien yang sedang sakit diketahui lebih dari setengahnya (70,5%) menjawab selalu, dan pertanyaan tentang segera membantu dengan sepenuh hati saat pasien meminta pertolongan diketahui lebih dari setengahnya (67,2%) menjawab selalu, serta pertanyaan tentang tidak suka jika melihat orang lain berhasil lebih dari setengahnya (65,5%) menjawab tidak pernah. Dari domain ethics tersebut diketahui bahwa lebih dari setengahnya responden peduli dan mempunyai etika yang cukup baik terhadap pasien maupun dengan temannya. Tabel 3 Deskripsi Statistik Variabel Soft Skill Prodi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka No Indikator Com. Skill Orgn. Skill Leadership Logic Effort Group Skill Ethic 1 Baik sekali Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang Soft Skill Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa soft skill mahasiswa Prodi D III Kebidanan Majalengka cukup baik (57,4%) PEMBAHASAN 1. Soft Skill Mahasiswa Prodi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Hasil penelitian yang dirangkum menunjukkan bahwa soft skill mahasiswa Prodi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka cukup baik yaitu sebesar 57,4%. Walaupun hasil penelitian soft skill dikatakan cukup baik ada domain yang masih kurang seperti leadership yang perlu dikembangkan lagi seperti memilikikemampuanmengkomunikasikan ide, pemikirangagasankepada orang yang dipimpinnyauntukmampumelaksanakansehingga mahasiswa mampu menjadi seorang pemimpin yang handal nantinya.
8 Pembelajaran soft skill sangatlah penting untuk diberikan kepada mahasiswa sebagai bekal pada saat terjun ke dunia kerja. Dengan mempunyai soft skill, membuat keberadaan seseorang akan semakin terasa di tengah masyarakat, terutama ketrampilan akan berkomunikasi, ketrampilan berbahasa, ketrampilan berkelompok, serta memiliki etika dan moral yang baik. Jika kemampuan hard skill saja yang dimiliki maka akan tersingkir oleh yang mempunyai kemampuan soft skill. Soft skill di bagi menjadi dua bagian yaitu intrapersonal dan interpersonal. Soft skill secara intrapersonal ketrampilan yang dimiliki seseorang dalam mengatur diriya sendiri, sedangkan soft skill secara interpersonal ketrampilan yang dimiliki seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial sehingga mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal dalam hal kemampuan memimpin, kemampuan motivasi, kemampuan komunikasi, kemampuan menjalin relasi serta kemampuan bicara di muka umum. STIKes YPIB dengan jumlah seluruh mahasiswa kebidanan 288 mahasiswa, memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk berkembang dan berkreasi untuk mengaktualisasikan dirinya dalam kegiatan akademik maupun kemahasiswaan seperti mengikuti lomba pidato, kegiatan bakti sosial dan mengadakan seminar atau pelatihan yang bermanfaat bagi kemampuan soft skillnya. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan soft skill yang baik dan memenuhi standar dalam dunia pekerjaan tentunya dimulai dari pendidikan karena dunia pendidikan merupakan awal dari suatu pembelajaran. Penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah dimulai dengan segenap rencana pendidikan/kurikulum yang telah ditentukan sebelumnya sehingga kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan terstruktur. Kompetensi sebagai penguasaan learning to do dari suatu mata pelajaran tidak dapat dipisahkan dengan elemen kompetensi yang terkandung dalam learning to know, learning to live together dan learning to be, oleh karenanya pemisahan antara materi pembelajaran atas hard skill dan soft skill dalam kurikulum tidak berlaku lagi. Peran dosen juga berpengaruh terhadap pengembangan soft skill mahasiswa, dibutuhkan pemahaman dan komitmen pada saat penerapan proses pembelajaran termasuk memilih model pembelajaran, assesment dan dokumentasinya sehingga pembelajaran akan terarah terukur dan terjustifikasi dengan baik. Institusi pendidikan tinggi perlu untuk mengembangkan soft skill anak didiknya agar siap menghadapi seleksi kerja sehingga memiliki karakter yang kuat seperti integritas yang tinggi, jujur, bertanggungjawab dan semangat juang yang tinggi.
9 Hal ini sejalan dengan penelitian Widodo, 2013 yang melaporkan bahwa mayoritas responden memiliki Soft Skills yang Baik yaitu sebanyak 62 orang (68,1%) dan memiliki Soft Skills Cukup sebanyak 29 orang (31,9%). Soft skill merupakan kemampuan yang sudah melekat pada diri seseorang, tetapi dapat dikembangkan dengan maksimal dan dibutuhkan dalam dunia pekerjaan sebagai pelengkap dari kemampuan hard skill. Keberadaan antara hard skill dan soft skill sebaiknya harus seimbang, seiring dan sejalan. Diharapkan mahasiswa bidan dapat mempertahankan dan meningkatkan soft skills agar dapat memberikan pelayanan asuhan kebidanan yang komprehensif baik aspek bio, psiko, sosial dan spiritual dimana bidan merupakan first line layanan.. 2. Keterbatasan Penelitian Penelitian masih bersifat deskripsi saja atau pemaparan terhadap suatu keadaan, untuk penelitian selanjutnya agar dilakukan penelitian kualitatif dan kuantitatif sehingga bisa mengeksplor secara mendalam semua hal yang berkaitan dengan soft skill mahasiswa. SIMPULAN Soft skill mahasiswa Prodi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka cukup baik yaitu sebesar 57,4%. SARAN Perlu adanya peran dan kerjasama yang baik antara institusi pendidikan, dosen serta mahasiswa untuk menciptakan sistem pembelajaran yang seimbang antara hard skill dan soft skill, sehingga keberadaan antara hard skill dan soft skill bisa seiring dan sejalan.
10 DAFTAR PUSTAKA 1. Utama SMI dkk, Konsep Pengembangan Soft Skill. Diakses tanggal 9 September Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Strategi Pendidikan Tinggi Jangka Panjang Departemen Pendidikan Nasional, Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 3. Lukas sri widodo Bagaiman Softskill Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara Diakses 31 oktober 2014 jam WIB 4. Elfrindi, 2009, Soft Skill Untuk Pendidik. 5. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pengembangan Soft Skills Dalam Pembelajaran Di Perguruan Tinggi. 6. AIPKIND. Jumlah Institusi Pendidikan Kebidanan Di Indonesia Bulan Maret 2013 dalam Rakernas AIPKIND. Jakarta: AIPKIND; BPS, BKKBN, Kemenkes RI, International ICF, Survei demografi dan kesehatan Indonesia Jakarta: BPS, BKKBN, Kemenkes RI, ICF International; Hennessy D. Assesment Of Role, Job Function And Performance Of Nurse And Midwives In Community And Hospital Settings (Report-SEA-NURS-429, INO OSD 001. Restricted Publication). New Delhi: World Health Organization Regional Office for South-East Asia; Kepmenkes RI. No. 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.Jakarta: Kemenkes RI; Winarni. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peranan Bidan Desa Dalam Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu Di Kabupaten Aceh Utara. Medan:USU; UNPAD, Visitasi Pendidikan D-III Kebidanan. Pendidikan Bidan di Indonesia; Bandung: UNPAD; Depkes RI.Analisis Situasi Dan Kecenderungan Pembangunan Kesehatan Bidang Tenaga Kesehatan Tahun Jakarta: Depkes RI; Hennessy D. A Methodology For Assesing The Professional Development Needs Of Nurses And Midwivesin Indonesia: Human Resources for Health. Biomed Central Sharma, A Professional Development for Teachers. Disitasi 30 Juli 2010 dari
11 15. Nan-Zhao, Z Revisiting 4 Pillars of Learning. Managing Curriculum Change: Seminar-Workshop 7-9 June 2006, PSSC, Quezon City, Philippines. 16. Delors, J Learning: The Treasure Within. Paris: UNESCO 17. Coates, D.E People Skill Traning: Are You Getting a Return on Your Investmen. Disitasi 15 Juli 2010 dari Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 19. Wibowo Pengembangan Soft Skill Di Perguruan Tinggi. 20. Iyo Mulyono Dari Karya Tulis Sampai Dengan Soft Skill. Yrama widya. Bandung
BAB I PENDAHULUAN. Soft skill mahasiswa menurut pendapat Setditjend Dikti (2010)
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Soft skill mahasiswa menurut pendapat Setditjend Dikti (2010) dikatakan bahwa Sarjana lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih sulit bersaing dengan lulusan luar
Lebih terperinciETIK UMB MANFAAT SOFT SKILL. Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc. Ekonomi. Manajamen. Modul ke: Fakultas. Program Studi.
ETIK UMB Modul ke: 13 MANFAAT SOFT SKILL Fakultas Ekonomi Program Studi Manajamen www.mercubuana.ac.id Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc PENGANTAR McKinsey Global Institute, memperkirakan, pada 2030 Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lulusan perguruan tinggi memiliki tanggung jawab sosial dan intelektual dalam masyarakat. Didalam PP No. 30 tahun 1990 Bab II Pasal 2 Ayat (1) tentang Tujuan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan Arus kemajuan zaman dan teknologi pada era globalisasi saat ini pendidikan selalu suatu hal yang tidak dapat dihindari. Sama halnya dalam mengalami
Lebih terperinciSOFT SKILLS MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2012
SOFT SKILLS MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH LUKAS SRI WIDODO 111121093 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
Lebih terperinciEvaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta
Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Sejarah Kurikulum Prodi Teknik Informatika Hingga saat ini, Program Studi Teknik Informatika
Lebih terperinciInterpersonal Communication Skill
Modul ke: 01Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Interpersonal Communication Skill Perkenalan Mata Kuliah, Kontrak Belajar dan pemahaman Soft Skill Eppstian Syah As'ari, M.Si Program Studi Periklanan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Robert Bolton,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak diberlakukannya AFTA pada tahun 2003 yang lalu, Indonesia bukan hanya dibanjiri oleh produk luar tetapi banyak juga profesional dari luar negeri yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak faktor diantaranya lingkungan, keluarga dan pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK serta derasnya arus globalisasi telah membawa perubahan dan menciptakan paradigma baru di tempat kerja maupun didunia pendidikan. Persaingan
Lebih terperincimelalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era perkembangan globalisasi seperti sekarang ini, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang jauh lebih berkualitas dan kompeten menjadi hal yang
Lebih terperinciInterpersonal Skills Communications
Modul ke: Interpersonal Skills Communications Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi MARKOM & PERIKLANAN http://www.mercubuana.ac.id Soft Skills & Hard Skills Hard Skills kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. skills termasuk komunikasi dan kemampuan berinkteraksi, kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) adalah hal yang paling penting bagi kelangsungan suatu organisasi. Karena persaingan organisasi yang semakin ketat dan kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab II Kedudukan, Fungsi dan Tujuan pasal 6 menyatakan bahwa: Pendidikan mensyaratkan adanya kompetensi pedagogik, kompetensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Institusi pendidikan mengemban tugas penting untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas di masa depan. Hal ini sejalan dengan arah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah kesehatan di masyarakat sesuai tugas-tugas di bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program studi kebidanan merupakan suatu unit pelaksana teknis di bidang kesehatan yang mencetak lulusan tenaga bidan yang kompetensi dapat membantu memecahkan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan
Lebih terperinciPERAN PUSAT KARIR DALAM MENYIAPKAN KARIR MAHASISWA. Oleh: Prof. Dr. Ir. Nuni Gofar, M.S. (Kepala UPT Pusat Pengembangan Karakter dan Karir Unsri)
PERAN PUSAT KARIR DALAM MENYIAPKAN KARIR MAHASISWA Oleh: Prof. Dr. Ir. Nuni Gofar, M.S. (Kepala UPT Pusat Pengembangan Karakter dan Karir Unsri) Disampaikan pada kegiatan Seminar Karir Politeknik Akamigas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses pembelajaran dewasa ini di perguruan tinggi lebih banyak mengarah pada aspek kognitif (ketrampilan teknis) dan kurang memperhatikan aspek nonteknis mahasiswa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional dalam tujuan mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap warga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi persaingan dalam hal apapun dirasa semakin ketat. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang keberadaannya tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah organisasi apapun bentuknya membutuhkan pegawai yang paling ideal untuk mendukung terciptanya pencapaian tujuan organisasi. Pegawai sebagai Man Power
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. makna kepada orang lain dalam bentuk lambang-lambang, simbol, atau bahasabahasa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah pentransferan makna maupun pemahaman makna kepada orang lain dalam bentuk lambang-lambang, simbol, atau bahasabahasa tertentu sehingga
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER RENCANA STRATEGIS 2012-2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER 2012 RENSTRA PS PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING
TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING MENURUT JEAN WATSON DI AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA TAHUN 2016/2017 Leo Rulino*, Denny Syafiqurahman** *Dosen Akademi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang. Kesehatan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TELAAH PUSTAKA 1. MINAT a. Pengertian minat Menurut Purwanto (2001) minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak
Lebih terperinciKurikulum Berbasis TIK
PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit
Lebih terperinciPROFES PRO SIONALISM
PROFESS PROFES SIONALISM OF TEACHERS BY ASMUNI Presented at the workshop on the teaching practices for the teacher's candidate on College of Teacher Training and Education STKIP PGRI Jombang, East Java,
Lebih terperinciSOFT SKILLS. Rizqie Auliana
SOFT SKILLS Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id Apa yang membuat sukses? IP 4? Wajah menarik? Keberuntungan? Calon mertua kaya?. 3 Hasil survei National Association of Colleges and Employers (NACE)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, menuntut supaya tenaga kesehatan mampu memberikan kontribusi yang bermakna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehidupan di abad XXI menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat
Lebih terperinciOLEH: KEPALA PUSDIKLAT APARATUR
OLEH: KEPALA PUSDIKLAT APARATUR Disampaikan dalam rangka Pertemuan Koordinasi Pengelola Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Yogyakarta, Oktober 2014 Arah Pembangunan Kesehatan Kebijakan PPSDM Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustakawan adalah mitra intelektual yang memberikan jasanya kepada pemustaka. Pustakawan harus dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pemustaka. Salah
Lebih terperinciFenni Agustina
Fenni Agustina g http://staffsite.gunadarma.ac.id Ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (INTERPERSONAL SKILLS) dan ketrampilan dalam mengatur dirinya sendiri (INTRA-PERSONAL SKILLS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciBAB I. Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang berperan besar menentukan pelayanan kesehatan. Keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan secara sengaja, teratur dan terprogram dengan tujuan untuk mengubah dan mengembangkan perilaku maupun
Lebih terperinciKERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 SATUAN PENJAMINAN MUTU SATUAN PENJAMINAN MUTU UNPAD.
KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU 2016-2020 SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 Page1 Kerangka Kerja SPM 2016-2020 Page 1 Kerangka Kerja Satuan Penjaminan Mutu (SPM) Unpad 2016-2020
Lebih terperinciDINAMIKA KEMAHASISWAAN DAN ARAH KEBIJAKAN UNY DALAM PEMBINAAN KEMAHASISWAAN. Oleh Herminarto Sofyan
DINAMIKA KEMAHASISWAAN DAN ARAH KEBIJAKAN UNY DALAM PEMBINAAN KEMAHASISWAAN Oleh Herminarto Sofyan VISI DIKNAS : INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF VISI POLBANGMAWA: Terciptanya mahasiswa yang bertaqwa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat diploma. Pemikiran dasar jenjang pendidikan ini adalah untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Studi Kebidanan merupakan salah satu unit pelaksana teknis dibidang pendidikan kesehatan, diharapkan mampu mencetak lulusan yang kompeten dan dapat membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran merupakan suatu rangkaian pendidikan yang ditempuh untuk menjadi seorang dokter maupun dokter gigi. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk
Lebih terperinciPenerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku Caring merupakan aspek penting yang harus dilakukan oleh perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan yang diperlukan antara pemberi
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh Azam Rizqi Muttaqin NIM. FO.5.4.10.135 Persoalan pendidikan hingga kini
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA
68 BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA A. Kualitas Soft Skill Mahasiswa Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, pemerintah sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan. Pada dasarnya proses pendidikan dilakukan untuk mengajarkan dua keterampilan, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk
Lebih terperinciKETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T
PANDUAN LOMBA sains dan TERAPAN (LST) KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T. POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DEPOK 2017 1 I. PENDAHULUAN Era globalisasi memberi memberi dampak ganda yaitu di samping membuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan yang semakin kompleks, terutama kita yang hidup di perkotaan yang sangat rentan pada perkembangan
Lebih terperinciProfil / Sejarah Singkat STIKes Faletehan Serang
Oleh Nama : Jane Anita NPM : AP201410152 Profil / Sejarah Singkat STIKes Faletehan Serang Nama FALETEHAN diambil dari nama Fadhilah Khan yang merupakan salah seorang pahlawan perjuangan dari Demak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma dalam keperawatan, dari konsep keperawatan individu menjadi keperawatan paripurna serta kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kedokteran, menyebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan para tenaga ahli yang handal dalam bidangnya masing-masing.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan globalisasi di dunia pendidikan ini sedikit banyak telah mempengaruhi sistem pendidikan akuntansi pada Perguruan Tinggi. Pendidikan saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Era globalisasi ini, melihat realitas masyarakat baik kaum muda maupun tua banyak melakukan perilaku menyimpang dan keluar dari koridor yang ada, baik negara, adat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Selain itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan atau hambatan akan muncul dan mempengaruhi suatu organisasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era pengetahuan saat ini menimbulkan berbagai dampak baik secara positif maupun negatif terhadap suatu organisasi atau perusahaan. Dalam kondisi tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia ( SDM) untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan. Seiring dengan hal tersebut, perlu diimbangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Penilaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pendidikan tinggi adalah aspek relevansi. Aspek relevansi ini, perguruan tinggi dituntut mampu menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing dan siap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi dan ilmu pengetahuan ini, dituntut orang-orang yang berkualitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang sudah sangat canggih dengan berbagai teknologi dan ilmu pengetahuan ini, dituntut orang-orang yang berkualitas dan berkompetisi tinggi.
Lebih terperinci(Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta)
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI DALAM SISTEM PENDIDIKAN TINGGI AKUNTANSI (Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan tabel 4.1. menunjukkan bahwa dari 31 responden yang ada
BAB V PEMBAHASAN A. Motivasi Berdasarkan tabel 4.1. menunjukkan bahwa dari 31 responden yang ada mayoritas responden memiliki skor motivasi 67-100 % dengan kategori motivasi tinggi yaitu dengan persentase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan formal maupun nonformal. mempermudah mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data dari Badan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Persaingan hidup yang semakin tinggi menyebabkan setiap individu perlu bersaing dengan individu lainnya. Agar individu dapat bersaing di dunia kerja, individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) kesehatan merupakan faktor penting dalam sebuah institusi kesehatan. SDM kesehatan berperan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan peserta didik yang tidak hanya berprestasi dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tolak ukur bagi suatu bangsa. Pendidikan sangat berarti bagi seluruh bangsa di dunia ini. Lembaga pendidikan seharusnya mampu menciptakan peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula dengan persaingan di
Lebih terperinciMEMBANGUN & MEMELIHARA KOMPETENSI BIDAN DI ERA MEA. Yogyakarta, 20 Agustus 2016 DEFINISI BIDAN
MEMBANGUN & MEMELIHARA KOMPETENSI BIDAN DI ERA MEA Yogyakarta, 20 Agustus 2016 DEFINISI BIDAN Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) melalui konggres ICM ke 27, pada bulan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT
HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH UMUM DAERAH KOTA SEMARANG 3 ABSTRAK Latar belakang : Supervisi adalah salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan pendidikan saat ini dan masa yang akan datang adalah menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudah, terjangkau dan terukur kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit, sebagai bagian dari lembaga penyelenggaraan pelayanan publik, dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan era globalisasi membuat setiap orang harus mampu untuk bersaing sesuai kompetensi yang dimiliki. Upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) tertuju pada
Lebih terperinciAPA KOMPETENSI DOSEN SEBAGAI PENDIDIK? Sunaryo Kartadinata
APA KOMPETENSI DOSEN SEBAGAI PENDIDIK? Sunaryo Kartadinata UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 APA KOMPETENSI DOSEN SEBAGAI PENDIDIK? Sunaryo Kartadinata 1 1. Standar Kompetensi Dosen yang diangkat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa globalisasi ini, arus informasi dari satu tempat ke tempat lain semakin cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan tanpa
Lebih terperinciWarta Perpustakaan Undip Edisi Oktober 2017
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI UNTUK MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS Romdha Nugrahani Pustakawan UPT Perpustakaan Undip Abstrak Sumber Daya Manusia (SDM) pada
Lebih terperinciSOLUSI MENINGKATKAN KOMPETENSI LULUSAN
SOLUSI MENINGKATKAN KOMPETENSI LULUSAN Oleh: Prof. Dr. Ir. Nuni Gofar, M.S. (Kepala UPT Pusat Pengembangan Karakter dan Karir Unsri) Disampaikan pada kegiatan Lokakarya Penguatan Peran Unit Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia, pembentukan pribadi manusia yang berkualitas menjadi keharusan bagi suatu bangsa jika ingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi telah membawa dampak bagi segala aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan membawa persaingan yang semakin
Lebih terperinciOleh Herminarto Sofyan
Oleh Herminarto Sofyan 1. Visi Kemendiknas: Menghasilka Insan Cerdas secara Komprehensif dan Kompetitif 2. Visi UNY, pada tahun 2025 menghasilkan lulusan memenuhi ketaqwaan, kemandirian, dan kecendekiaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era kompetisi, organisasi apapun, baik lembaga publik dan terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusianya. Kemampuan
Lebih terperinciPADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.
VISI AKPER DIRGAHAYU PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL. MISI AKPER DIRGAHAYU 1. MENYELENGGARAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI YANG BERKUALITAS
Lebih terperinciUPAYA CALON TENAGA PENDIDIK (CALON GURU) MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
UPAYA CALON TENAGA PENDIDIK (CALON GURU) MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Muhlis Fajar Wicaksana, S.Pd.,M.Pd. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia wicaksana_muhlis@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu
Lebih terperinciTUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MABA 2015 ESAI PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK UNEJ DAN DESKRIPSI KEGIATAN DI KAMPUS PSIK UNEJ
TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MABA 2015 ESAI PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK UNEJ DAN DESKRIPSI KEGIATAN DI KAMPUS PSIK UNEJ Oleh: Mery Eka Yaya Fujianti NIM 152310101161 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBuilding Up PROFESSIONAL ATTITUDE SOFT SKILLS. Membangun Karakter Sukses & Mulia
Building Up SOFT SKILLS & PROFESSIONAL ATTITUDE Membangun Karakter Sukses & Mulia Menurut survei yang diterbitkan National Association of Colleges and Employers (NACE) pada tahun 2002 di Amerika Serikat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Untuk mengikuti perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini semakin berkembang, hal ini ditandai dengan individu yang menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Untuk mengikuti perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghindari dari kecenderungan perubahan yang bersifat global tersebut, dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi akan terus merebak. Tidak ada satu wilayahpun yang dapat menghindari dari kecenderungan perubahan yang bersifat global tersebut, dengan segala berkah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan dan pemantapan peran bagi perawat akhir-akhir ini menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan dan pemantapan peran bagi perawat akhir-akhir ini menjadi tuntutan masyarakat, baik dalam layanan kesehatan pada umumnya maupun keperawatan pada khususnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI
HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah pesat mengingat perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi dunia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan R.I Nomor 983/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan di Indonesia akan dihadapkan pada satu tantangan utama yaitu globalisasi yang mau tidak mau akan membawa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia pada suatu organisasi merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia meningkatkan pula kinerja
Lebih terperinciLEMBAR EVALUASI PRAKTEK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT II PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
LEMBAR EVALUASI PRAKTEK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT II PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PAS FOTO 4 X 6 NAMA : NIM : JENIS KELAMIN : AGAMA : ALAMAT : LAHAN PRAKTEK : 1. 2. PELAKSANAAN : SEKOLAH TINGGI ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luar pendidikan formal yang teroganisasi, sistematis, dan berjenjang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 31 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas kesehatan khususnya memberikan asuhan pelayanan kepada pasien yang meliputi kebutuhan biologis, psikologis, sosiokultural
Lebih terperinciSOFTSKILLS Dr. Karmilasari
SOFTSKILLS Dr. Karmilasari karmila@staff.gunadarma.ac.id http://karmila.staff.gunadarma.ac.id Isi disadur dari materi perkuliahan softskill Prof. Dr. I Wayan Simri 1 Jadwal Pertemuan Mata Kuliah : Pengantar
Lebih terperinci