BAB V PENUTUP. diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis reaksi pasar yang telah dilakukan pada pengumuman kebijakan pengampunan pajak selama perioda penelitian, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan analisis One- Sample T-Test menghasilkan reaksi pasar yang beragam pada 3 peristiwa. Peristiwa 1 pengumuman kebijakan pengampunan pajak atau saat pertemuan Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro dengan Menteri Keuangan Singapura, Tharman Shanmugaratnam terkait pertukaran informasi untuk kepentingan perpajakan direaksi negatif oleh investor. Return taknormal negatif signifikan terjadi pada t0, t+1, t+3, dan t+5. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar cenderung menilai kebijakan pengampunan pajak sebagai bad news. Reaksi pasar yang demikian dapat disebabkan adanya sikap pesimis terhadap pencapaian target kebijakan pengampunan pajak kali ini. Mengingat kegagalan kebijakan pengampunan pajak yang sudah beberapa kali dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. 2. Peristiwa 2 pengumuman kebijakan pengampunan pajak, yaitu pada saat Presiden menjanjikan pengampunan pajak akan dimasukkan ke

2 Prolegnas Prioritas 2015 pada Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Istana Kepresidenan. Peristiwa 2 direaksi positif oleh investor dengan dibuktikannya terjadi return taknormal positif signifikan di t- 4, t+2, dan t+3. Hal itu membuktikan bahwa pasar cenderung menilai kebijakan pengampunan pajak sebagai good news. Reaksi positif ini menunjukkan bahwa pasar mulai optimis terhadap keberhasilan pemerintah dalam upayanya meningkatkan pendapatan pajak. Pasar mengapresiasi kesungguhan pemerintah untuk menerapkan kebijakan pengampunan pajak dengan tujuan menarik dana repatriasi wajib pajak. 3. Pasar bereaksi secara variatif pada peristiwa 3 pengumuman kebijakan pengampunan pajak atau saat pengesahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. Pasar bereaksi positif sebelum peristiwa, tetapi bereaksi negatif setelah peristiwa. Hal ini dibuktikan dengan return taknormal positif signifikan terjadi hanya pada t-1 dan return taknormal negatif signifikan pada t-5, t0 dan t+5. Reaksi positif sehari sebelum peristiwa mengindikasikan bahwa pasar optimis dengan keberhasilan pengampunan pajak dalam meningkatkan bisnis di dalam negeri khususnya pada sektor properti dan real estate. Namun, pada perioda sebelum peristiwa terjadi rerata return taknormal yang tidak konsisten. Hal ini menunjukkan bahwa pasar mengalami kondisi ketidakpastian perihal tanggal pengesahan Undang-Undang Pengampunan Pajak. Sedangkan reaksi negatif

3 setelah peristiwa bisa dikarenakan sektor properti dan real estate bukanlah penampung pertama harta repatriasi peserta tax amnesty. 4. Paired Sample T-Test yang dilakukan untuk menguji hipotesis kedua pada rerata return taknormal menghasilkan t-tabel yang lebih dari t- hitung (t-tabel>t-hitung) hanya pada peristiwa 3 yaitu pengesahan Undang-Undang Pengampunan Pajak. Sedangkan pada peristiwa 1 dan peristiwa 2 tanggal pengumuman kebijakan pengampunan pajak, yaitu tanggal 15 Desember 2014 dan 29 September 2015 dihasilkan menghasilkan t-tabel yang kurang dari t-hitung (t-tabel<t-hitung). Dengan kata lain, perbedaan signifikan rerata return tak normal antara sebelum pengumuman dengan setelah pengumuman kebijakan pengampunan pajak hanya terjadi pada saat pengesahan Undang- Undang Pengampunan Pajak. 5. Pengumuman kebijakan pengampunan pajak mengandung informasi (information content). 5.2 Keterbatasan Penelitian berikut. Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan sebagai 1. Sampel penelitian hanya terbatas pada sektor properti dan real estate. 2. Penelitian ini hanya mempertimbangkan informasi mengenai adanya confounding effect dari berita-berita yang tersedia di internet yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dan belum mempertimbangkan kondisi makro.

4 3. Pengaruh terhadap return taknormal yang terjadi pada perioda jendela dapat disebabkan oleh adanya aspek di luar penelitian atau pengumuman informasi lain dari perusahaan, seperti kondisi perekonomian dan lingkungan bisnis, perubahan strategi perusahaan dan lain sebagainya. 4. Metoda penghitungan return taknormal yang dilakukan hanya menggunakan metoda Market Model. 5.3 Saran Setelah melihat hasil kesimpulan dan keterbatasan penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran bagi investor dan penelitian selanjutnya sebagai berikut. 1. Sebagai pelaku pasar, investor hendaknya selalu berhati-hati dalam membuat keputusan investasinya dengan terus melakukan memantau informasi-informasi yang dapat mempengaruhi harga saham. Investor harus menyaring informasi yang relevan dengan pasar modal, sehingga dapat menentukan keputusan investasi yang baik. 2. Berdasarkan keterbatasan yang dimiliki penelitian ini, maka penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian semacam ini dengan sampel yang berbeda, sehingga hasilnya dapat dibandingkan dengan sampel sektor lain yang terkait dengan kebijakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian juga perlu diperhatikan, seperti kondisi makro, stabilitas politik, dan lain-lain. Selain itu, metoda penghitungan return

5 taknormal yang dilakukan bisa dengan menggunakan model lain. Penelitian dengan model berbeda kemungkinan akan menunjukkan hasil yang berbeda.