ISOLASI BEBERAPA SENYAWA AKTIF SELAIN ASAM BONGKREK YANG DIPRODUKSI OLEH PSEUDOMONAS COCOVENENANS DAN PENGARUHNYA TERHADAP RESPIRASI

Transkripsi

1 ISOLASI BEBERAPA SENYAWA AKTIF SELAIN ASAM BONGKREK YANG DIPRODUKSI OLEH PSEUDOMONAS COCOVENENANS DAN PENGARUHNYA TERHADAP RESPIRASI

2 T ANG

3 ABSTRAK Bakteri Pseudumonas cocovenenans, merupakan bakteri bongkrek yang menarik untuk diteliti baik dari sudut biokimia, fisiologi, farmakologi dan medis, terutama ilmu gizi. Seperti diketahui ribuan orang di daerah Banyumas dan Kediri telah meninggal sejak sekitar tahun 1880 hingga kini, akibat keracunan bongkrek. Penyebabnya adalah racun yang dibuat oleh bakteri bongkrek yang kadang - kadang mencemari bahan bakunya yaitu anipas kelapa. Bakteri bongkrek menghasilkan senyawa - senyawa beracun di dalam medium tempe bongkrek dan khususnya dalam ampas kelapa, dengan kata lain tempe yang dibuat dari ampas kelapa dapat dicemari oleh bakteri ini. Pseudomonas cocovenenans dapat mencemari selama proses fermentasi jika dilakukan dengan kurang memperhatikan kebersihan. Selama proses pembuatan tempe tersebut bakteri itu dapat menghasilkan senyawasenyawa beracun dari ampas kelapa. Kedua racun itu adalah asam bongkrek yang tidak berwarna ( LD 50 = 1,4 mg/kg bobot badan, ip pada tikus ), dan toksoflavin yang berwarna kuning (LD 50 = 1,7 mg/kg bobot badan, ip pada tikus). Ekstrak etanol yang diisolasi dari hasil fermentasi ampas kelapa dengan bakteri Psoudomonans cocovenenans ternyata dapat memghambat respirasi

4 homogenat jantung sapi, ( p > 0,05 ). Penelitian ini mengisolasi beberapa senyawa yang mempunyai aktifitas antibiotika dan berhasil memurnikan tiga senyawa yang dihasilkan oleh bakteri Pseudomonans dari strain X 128, yang di bekukeringkan di Bogor dengan kode BCC Isolasi dan pemurnian dilakukan dengan metode P.Soedigdo dengan beberapa penyempurnaan. Identifikasi di lakukan dengan metode kromatografi lapis tipis. Uji aktifitas antibiotika dilakukan dengan metode kertas lingkar dan metode pengenceran. Dari penelitian ini didapatkan tiga senyawa yang murni yang mempunyai aktifitas antibiotika baik terhadap bakteri Escherichia coliemaupun terhadap jamur Aspergillus niger Karakterisasi dari ketiga buah senyawa murni tsb adalah sebagai berikut : Mempunyai faktor retensi 0,75 dalam eluen khloroform dan metanol perbandingan 1 : 1 (V /V) berfluoresensi putih dan membentuk kristal putih dengan titik leleh 216 C. Hasil pengukuran dengan spektrofotometer ultra violet memberikan serapan pads panjang gelom bang maksimum; 360 nm dan 268 nm. Dari gambar spektrum infra marsh di dapatkan puncak-puncak ; 2800, 2900, 1530,1550, 1460, 1420, 1120, dan 720 cm -1. Senyawa yang kedua mempunyai faktor retensi 0,65, dalam eluen yang sama berfluoresensi biru hitam dan membentuk kristal kuning berbentuk jarum, dengan

5 titik leleh 205 C. Hasil pengukuran dengan spektrofotometer ultra violet terjadi serapan pada panjang gelombang maksimum 258 nm dan 202 nm. Dari gambar spektrum infra merah didapatkan puncak - puncak 700,740,850, 880, 930, 980, 1020, 1080, 1120, 1170,1220, 1260,1310, 1320, 1380, 1460, 1490, 1530, 1560, 1600,1680, 1770, 2580, 3050, 3500 cm -1. Senyawa yang ketiga mempunyai faktor retensi 0,60, didalam eluen yang sama pula berfluoresensi biru hitam dan membentuk kristal kream, dengan titik leleh 181 C. Hasil pengukuran dengan spektrofotometer ultra violet terdapat serapan pada panjang gelombang maksimum 328 nm dan 202 nm. Uji aktifitas antibiotika menunjukkan bahwa - kristal putih mempunyai aktifitas antibiotika lebih besar jika dibandingkan dengan kristal yang lainnya yaitu kristal kuning dan kristal kream.

6 ABSTRACT Pseudomonas cocovenenans is a bacteria that is interesting to be observed in biochemistry, physiology, pharmacology, medicine and especially in food science. From 1880 up to now thousands of people in Banyumas and Kediri died in eases of bongkrec poisoning. The bongkrec bacteria produce poisonous compounds in the medium of tempe bongkrec and especially in the partly defatted coconut, in other words,tempe made from pressed coconut shred can be poisoned by this bacteria. Pseudomonas cocovenenans can be introduced as a contamination before or during fermentation. Under the conditions of the manufacturing process, these bacteria are able to produce toxins from the coconut substrat. These include the colourless bongkrec acid, for which the LD 50 for mice after injection is 1,4 mg per kg bodyweight and a toxoflavin ( mp 171 C), for which the LD 50 for mice after injection is 1,7 mg per kg of body weight. A crude ethanolic extract of pressed coconut shred fermented with Pseudomonas cocovenenans, was found to inhibit the respiration of bovine heart homogenat ( p > 0,05 ). The aim of this research was the isolation and purification of some compounds with antibiotic activity wh ich are produced by Pseudomonas cocovenenans strain X 128 liophylized in Bogor ( BCC 2184 ).

7 Three toxoflavin have been successfully isolated and purified using the method described by Soedigdo with some improvements, while thin layer chromatography was used for the identification of the three coumpounds. The antibiotic activities towards Escherichia coli and Aspergillus niger were determined with the disk and dilution methods. Three pure compounds were found. The cha - racteristics of the three compounds which have antibi - otic activity are : The factor of retention of the first compound in chloroform : methanol 1 : 1 was about 0,75. It showed white fluorescence and a inciting point of C. The ultra violet spectroscopy showed two maxima at 268 nm and 360 nm. The infra red spectra showed the following peaks ; 2800, 2900, 1530, 1550, 1460, 1120, 720 cm -l. The second compound showed a factor of retention in chloroform : methanol 1 : 1, of about 0,65, it showed blue - black fluorescence and yellow needle cristals, melting point 205 C. In the ultra violet spectrum showed two maxima at 258 nm and 202 nm. The infra red characteristic are ; 700,740, 850, 880,930, 980, 1020,1080, 1120, 1170, 1220, 1260, 1310, 1320, 1460, 1490,1530,1560, 1600,1680, 1770, 2580, 3050, 3500 cm -l.

8 The factor of retention of the third coumpound in chloroforj : methanol 1: 1 was about 0,60. It showed blue - black fluorescence, cream coloured cristals, melting point 181 C. In the ultra violet spectrum it showed two maxima at 328 nm and 202 nm. The antibiotic activity of the white cristals was greater than that of the yellow cristals and the cream cristals.

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20