Perjalanan Panjang Pembangunan KP Geomarin III dalam Foto
|
|
- Hadian Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Perjalanan Panjang Pembangunan KP Geomarin III dalam Foto 73
2 Membangun dan Mengelola Geomarine III Subaktian Lubis Tahun 2003 merupakan awal road show, yaitu pada saat kunjungan kerja Pimpinan dan Anggota DPR RI Komisi VII, yang membidangi sektor Energi dan Sumber Daya Mineral ke Bandung, menerima penjelasan langsung dari Kepala Badan ESDM DR. Ir. Wimpy S. Tjetjep tentang peralatan survei geologi kalautan serta rencana pengadaan kapal survei Magex. Kunjungan kerja Menteri ESDM DR Ir. Poernomo Yusgiantoro ke KP Geomarin I di dermaga Pelabuhan Cirebon, Oktober 2005, yang mendukung penuh dibangunnya kapal baru, karena kondisi KP Geomarin I pada saat itu sudah tidak memadai lagi untuk melaksanakan riset di laut dalam. 74
3 Perjalanan Panjang Pembangunan KP Geomarin III dalam Foto Menjelaskan program pembangunan KP Geomarin III kepada Menteri Perhubungan Ir. Hatta Rajasa (Maret 2006) dan Menteri Riset dan Teknologi, DR. Ir. Kusmayanto Kadiman di gedung BPPT tahun
4 Membangun dan Mengelola Geomarine III Subaktian Lubis Memperkenalkan program pembangunan KP Magex (Geomarin III) pada sidang tahunan CCOP di Filipina, Oktober Big smile Ir. Nana Sukmana, MSc, yang berjasa dalam program pengadaan kapal baru dan pelaku yang membidani lahirnya KP Geomarin III. 76
5 Perjalanan Panjang Pembangunan KP Geomarin III dalam Foto Kondisi awal pembangunan kapal bulan Mei 2007 yaitu memotong plat baja lunas kapal sesuai spesifikasi teknik plat baja ini diimpor dari China, dan pipa-pipa bahan bakar, air bersih serta AC. [ Pengelasan awal lunas kapal yang dilakukan per bagian potongan dilakukan di dalam ruangan. 77
6 Membangun dan Mengelola Geomarine III Subaktian Lubis Penyambungan bagian-bagian lunas kapan yang telah selesai dilakukan di luar ruangan agar pekerjaan lebih leluasa dan lebih terkontrol. Inspeksi dan peninjauan pembuatan kapal oleh Kepala Badan Litbang ESDM Dra. Nenny Sri Utami yang didampingi para Kepala Pusat, pada tgl 19 November
7 Perjalanan Panjang Pembangunan KP Geomarin III dalam Foto Proses finishing bagian luar kapal yairtu pengecatan dan pemasangan instalasi listrik, air, dan udara (air condition). Pemasangan dua propeler utama dan daun kemudi yang disinkronkan dengan program DP-1 secara terintegrasi. 79
8 Membangun dan Mengelola Geomarine III Subaktian Lubis Alternatif I pilihan nama kapal: KP DJUANDA. Ir. R. Djoeanda Kartawidjaja, adalah Perdana Menteri Indonesia ke-10 sekaligus yang terakhir (menjabat dari 9 April 1957 hingga 9 Juli 1959). Setelah itu, Beliau menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja I. Sumbangannya yang terbesar selama menjabat adalah Deklarasi Djuanda tahun 1957, yang menyatakan bahwa wilayah laut Indonesia tidaklah sebatas yang diatur dalam Territoriale Zee Maritiem Kringen Ordonantie tahun Akan tetapi wilayah laut Indonesia mencakup laut sekitar di antara dan di dalam Kepulauan Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah NKRI, atau dikenal dengan sebutan negara kepulauan. Hal ini kemudian dicantumkan dalam konvensi hukum laut United Nations Convention on Law of the Sea (UNCLOS). Alternatif II pilihan nama kapal: KP AMONIT. Amonit (Ammonite) adalah fosil laut yang mewakili zaman dimana hewan invertebrata pertama kali muncul, yang kemudian disusul oleh hewan-hewan laut lainnya. Amonit juga digunakan sebagai fosil indeks dalam analisa biostratigrafi terutama untuk menentukan umur batuan. Selain itu, amonit juga kerap digunakan sebagai logo ilmu geologi. 80
9 Lampiran Alternatif III pilihan nama kapal: KP GEOMARIN III. Nama Geomarin berasal dari call sign hubungan radio komunikasi yang digunakan oleh tim-tim lapangan pada saat melaksanakan penelitian geofisika dan geologi di laut. Selanjutnya, nama ini digunakan PPPGL sebagai nama kapal generasi pertama yang dibangun dan diluncurkan pada tahun 1990, yaitu KP Geomarin I. Kapal generasi kedua adalah kapal motor untuk penelitian geologi di wilayah pantai, yaitu Kapal Motor Geomarin II. Launching pertama kapal Geomarin III yang dipilih sebagai salah satu kapal produk unggulan pada Eksibisi Khusus di dermaga PT PAL Surabaya tgl 19 Agustus 2008, disaksikan oleh Menteri BUMN DR. Sofyan A. Djalil, SH, MA., Kepala Badan Litbang ESDM, dan Dirut PT PAL. 81
10 Membangun dan Mengelola Geomarine III Subaktian Lubis Acara Syukuran dan peresmian kedatangan Kapal Peneliti Geomarin III, ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ibu Pembina Dharma Wanita PPPGL, Ny. Atika Lubis disaksikan oleh Nakhoda kapal dan seluruh karyawan-karyawai PPPGL pada tanggal 29 Desember Foto bersama seusai peresmian kedatangan kapal, diikuti oleh seluruh karyawan dan karyawati PPPGL 82
11 Perjalanan Panjang Pembangunan KP Geomarin III dalam Foto Peresmian operasi kapal Peneliti Geomarin III oleh Menteri ESDM ditandai dengan pelepasan balon ke udara pada tanggal 5 Agustus Seusai meresmikan Kapal Peneliti Geomarin III, Menteri ESDM DR Ir Poernomo Yusgiantoro, didampingi Kepala Badan Litbang ESDM Bambang Dwiyanto, MSc, dan Kepala Badan Geologi DR Ir Sukyar mendengarkan penjelasan dari Kapus PPPGL tentang berbagai hasil-hasil yang telah dicapai PPPGL. 83
12 Membangun dan Mengelola Geomarine III Subaktian Lubis Nakhoda, perwira Kapal, Awak Kapal, Para peneliti, dan teknisi Kapal Peneliti Geomarin III, pada saat peresmian pengguanaan kapal survei. Foto bersama seusai peresmian di depan Kapal Peneliti Geomarin III diikuti oleh Menteri ESDM, para Eselon I dan Eselon II di lingkungan Kementerian ESDM. 84
13 Perjalanan Panjang Pembangunan KP Geomarin III dalam Foto Pelayaran penelitian perdana KP Geomarin III selalu diawali dengan Safety briefing yang dipimpin oleh Nakhoda Capt. Sudarisman, sesuai ketentuan ISO OHSAS. Penelitian kerjasama dengan Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan di Lautan Hindia (mendekati Pulau Cristmass), Selat Sunda, Selat Karimata, dan Selat Makasar pada tgl 25 Mei-5 Juni
14 Membangun dan Mengelola Geomarine III Subaktian Lubis Penggunaan Remotely Operated Vehicle (ROV) untuk mengangkat ADCP menggunakan ROV Arm, yang telah di deploy sekitar 2 tahun sebelumnya untuk mengambil data elektronik yang tersimpan. Pengangkatan ADCP menggunakan bantuan Remotely Operated Vehicle (ROV). Setelah diganti bateri serta data loggernya, ADCP ini ditenggelamkan kembali ke dasar laut bulan November
15 Perjalanan Panjang Pembangunan KP Geomarin III dalam Foto ADCP yang telah diganti bateri dan data looger siap untuk dicemplungkan kembali ke dasar laut pada lokasi sebelumnya. Peralatan Mooring yang digunakan pada Indonesian Through Flow (ITF) Cruise untuk menempatkan pengukur parameter fisika air laut secara vertikal pada kedalaman laut asekitar 500 m di Selat Makasar. 87
16 Membangun dan Mengelola Geomarine III Subaktian Lubis Survei perdana pada program pemetaan geologi kelautan bersistem PPPGL diawali dengan briefing rencana kerja serta jadwal kerja oleh Kepala Peneliti (Chief Sciencetist) dan Nakhoda Kapal. Penggunaan alat pemercontoh jatuh bebas (gravity corer) pada pemetaan geologi kelautan bersistem di perairan Indonesia Timur. 88
17 Perjalanan Panjang Pembangunan KP Geomarin III dalam Foto Hidrofon sepanjang m yang digunakan pada survei seismik air gun, ditarik dibelakang kapal sepanjang lintasan survei. Air gun yang digunakan sebagai sumber akustik pada survei seismik 89
18 Membangun dan Mengelola Geomarine III Subaktian Lubis Sistem kerja 24 jam secara bergilir (shifting) dilakukan selama 24 jam, pemotongan contoh sedimen dasar laut setelah dikeluarkan dari gravity corer pada malam hari. Sistem bouy untuk menggantung air gun merupakan hasil rancang bangun para teknisi PPPGL sendiri. 90
19 Perjalanan Panjang Pembangunan KP Geomarin III dalam Foto Penggunaan Air gun array sebagai sumber akustik menggunakan 4 (empat) air gun. Bird atau depressor yang digunakan sebagai alat untuk tetap mempertahankan kedalaman hidrofon yang digerakkan secara ekektronik 91
20 Membangun dan Mengelola Geomarine III Subaktian Lubis Air gun array yang diturunkan setelah menurunkan hidrofon sesuai dengan konfigurasi survei yang diinginkan Hidrophone Tail, yang ditempatkan dibagian ujung hidrofon untuk memantau kelurusan bentang hidrofon yang dilengkapi dengan lampu kontrol sebagai hasil rancang bangun para teknisi PPPGL. 92
21 Perjalanan Panjang Pembangunan KP Geomarin III dalam Foto Uji coba kapal Geomarin III di kompleks gunung Krakatau, latar belakang adalah gunung Anak Krakatau pada bulan Oktober Kunjungan Walikota Cirebon, Drs. Subardi serta Ketua DPRD kota Cirebon, ke KP. Geomarin III, dalam rangka memperingati Hari Nusantara ke 7 tgl 13 Desember
22 Membangun dan Mengelola Geomarine III Subaktian Lubis Kepala Pusat PPGL menjelaskan sistem peralatan geofisika kelautan di atas Kapal Peneliti Geomarin III kepada rombongan Walikota dan DPRD Kota Cirebon. Walikota Cirebon, DPRD, serta Muspida Kota Cirebon, diatas dek Kapal Peneliti Geomarin III dilanjutkan dengan pelayaran di sekitar perairan Cirebon 94
23 Perjalanan Panjang Pembangunan KP Geomarin III dalam Foto Para siswa Akademi Maritim Cirebon melakukan kunjungan diatas anjungan kemudi kapal Peneliti Geomarin III, mendapat penjelasan dari Nakhoda Kunjungan Sekretaris Badan Litbang ESDM Dra. Retno Setyaningrum, MM serta rombongan di atas kapal Geomarin III tgl 3 Juli 2012, saat melakukan uji coba peralatan seismik di Perairan Tegal. 95
24 Membangun dan Mengelola Geomarine III Subaktian Lubis Kunjungan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kelautan di Stand Pameran PPPGL pada acara Peringatan Hari Nusantara ke 8 di Padang, Sumatera Barat, tanggal 13 Desember Upacara Hari Nusantara ke 11 di kantor PPPGL Cirebon tanggal 13 Desember 2010, yang diikuti oleh seluruh Awak Kapal KP Geomarin I, KM Geomarin II, KP Geomarin III, seluruh karyawan dan karyawati PPPGL Cirebon, serta pelajar SMK Pelayaran. 96
25 Perjalanan Panjang Pembangunan KP Geomarin III dalam Foto Open house dan Pameran teknologi seusai peringatan Hari Nusantara di PPPGL Cirebon Pameran teknologi dan Open House PPPGL dan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan cuma-cuma bagi masyarakat setempat pada acara peringatan Hari Nusantara ke 11 tanggal 13 Desember 2010 di kantor PPPGL Cirebon. 97
26 Membangun dan Mengelola Geomarine III Subaktian Lubis Talk Show siaran langsung Kapus PPGL dan Anggota DPRD Kota Cirebon tentang memaknai Hari Nusantara di studio stasiun televisi RCTV Cirebon, tanggal 13 Desember 2010 Impian yang terwujud, yaitu kehadiran KP Geomarin III di Kementerian ESDM 98
27 Perjalanan Panjang Pembangunan KP Geomarin III dalam Foto KP Geomarin I (kiri) tahun 1992 dan KP Geomarin III (kanan) tahun 2008: Masih ada yang lebih besar dari yang besar Menunaikan ibadah haji pada tahun
28 Membangun dan Mengelola Geomarine III Subaktian Lubis Memperoleh brevet selam A*** three stars (rescue diver) dari POSSI (Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia) dan sertifikat Advanced Scientific Diver bidang Geologi Kelautan dari CMAS (Confederation Mondiale Des Activities Subaquatiques), Roma, Italia. Pulau Samosir, Danau Toba, menelusuri dan merasakan budaya leluhur tahun
Membangun dan Mengelola Geomarine III
Membangun dan Mengelola Geomarine III Subaktian Lubis Pengantar Pengetahuan adalah milik publik sehingga setiap orang berhak memilikinya dan mengambil manfaat darinya. Pengetahuan terbagi menjadi dua
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Instasi Sejarah Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) dimulai dengan dibentuknya Seksi Geologi Marin dan Seksi Geofisika Marin pada Pusat Penelitian
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2000 TENTANG PANITIA NASIONAL PENGANGKATAN DAN PEMANFAATAN BENDA
- 1 - KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 107 TAHUN 2000 TENTANG PANITIA NASIONAL PENGANGKATAN DAN PEMANFAATAN BENDA BERHARGA ASAL MUATAN KAPAL YANG TENGGELAM PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk pengangkatan dan pemanfaatan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39/PERMEN-KP/2016 TENTANG TATA CARA PEMULANGAN NELAYAN INDONESIA YANG DITANGKAP DI LUAR NEGERI KARENA MELAKUKAN PENANGKAPAN IKAN DI NEGARA
Lebih terperinciGeomarin III: a Success Story
3 Geomarin III: a Success Story Indonesia butuh 88 tahun lagi untuk menyelesaikan penelitian wilayah laut nusantara. Dengan adanya Geomarine III, kita hanya butuh 19 tahun Subektian Lubis- 31 Membangun
Lebih terperinciHukum Laut Indonesia
Hukum Laut Indonesia Pengertian Hukum Laut Hukum Laut berdasarkan pendapat ahli ahli : Hukum laut menurut dr. Wirjono Prodjodikoro SH adalah meliputi segala peraturan hukum yang ada hubungan dengan laut.
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG JARINGAN DATA SPASIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG JARINGAN DATA SPASIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Data Spasial sebagai
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) memiliki lebih kurang 17.500 pulau, dengan total panjang garis pantai mencapai 95.181 km
Lebih terperinciI. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM) MINGGU 5. A. TUJUAN AJAR: Dapat menjelaskan evolusi batas maritim nasional di Indonesia
I. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM) MINGGU 5 A. TUJUAN AJAR: Dapat menjelaskan evolusi batas maritim nasional di Indonesia B.POKOK BAHASAN/SUB POKOK BAHASAN: Konsep Negara kepulauan Evolusi
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG DEWAN KELAUTAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG DEWAN KELAUTAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Konvensi
Lebih terperinciLaut Nusantara Butuh Pemetaan
1 Laut Nusantara Butuh Pemetaan Negeri kita kaya, kaya raya saudara-saudara. Berjiwa besarlah, berimajinasilah. Gali!, Bekerja!, Gali!, Bekerja! Kita adalah satu tanah air yang paling cantik di dunia.
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 724 TAHUN 2014 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 724 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA PUSAT PENYELENGGARA PERINGATAN HARI PERHUBUNGAN NASIONAL TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN UMUM Kegiatan kenavigasian mempunyai peranan penting dalam mengupayakan keselamatan berlayar guna mendukung
Lebih terperinciKeynote Speech. Dialog Nasional KONTRIBUSI STRATEGIS IPTEK UNTUK MEWUJUDKAN POROS MARITIM DUNIA. Jakarta, 10 Desember 2014
Kementerian Riset dan Teknologi Keynote Speech Dialog Nasional KONTRIBUSI STRATEGIS IPTEK UNTUK MEWUJUDKAN POROS MARITIM DUNIA Yang terhormat, Jakarta, 10 Desember 2014 - Ibu dan Bapak-bapak anggota DRN,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KP.288 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KP.288 TAHUN 2008 TENTANG TARIF DASAR BATAS ATAS DAN BATAS BAWAH ANGKUTAN PENUMPANG ANTAR KOTA ANTAR PROPINSI KELAS EKONOMI DI JALAN DENGAN MOBIL BUS UMUM DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPEMETAAN GEOLOGI DAN GEOFISIKA DI PERAIRAN INDONESIA. Lukman Arifin. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan
PEMETAAN GEOLOGI DAN GEOFISIKA DI PERAIRAN INDONESIA Lukman Arifin Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan lukman.arifin@mgi.esdm.go.id S A R I Pemetaan geologi dan geofisika di perairan Indonesia
Lebih terperinciLAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI
LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI KEMENTERIAN PERTAHANAN, KEMENTERIAN LUAR NEGERI, KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TENTARA NASIONAL INDONESIA, BADAN INTELIJEN NEGARA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, LEMBAGA
Lebih terperinciKegiatan : Analisa Regional Perairan Laut dalam Kaitannya dengan Dinamika Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Obyek : Laporan Perjalanan
Laporan Perjalanan Dinas Variasi Umbalan di Perairan Selatan Jawa dan Dampaknya terhadap Migrasi Ikan (The Java Upwelling Variations and Impacts on Seasonal Fish Migration) 6 13 September 2009 Chief BRKP-DKP
Lebih terperinciANALISIS UNDANG-UNDANG KELAUTAN DI WILAYAH ZONA EKONOMI EKSKLUSIF
Ardigautama Agusta. Analisis Undang-undang Kelautan di Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif 147 ANALISIS UNDANG-UNDANG KELAUTAN DI WILAYAH ZONA EKONOMI EKSKLUSIF Ardigautama Agusta Teknik Geodesi dan Geomatika,
Lebih terperinciRINGKASAN SKEMA SERTIFIKASI SUB BIDANG HIDROGRAFI
RINGKASAN SKEMA SERTIFIKASI SUB BIDANG HIDROGRAFI No Klaster Unit Kompetensi Kode Unit Judul Unit Elemen Persyaratan Dasar Metode Uji Durasi Biaya Uji 1 Operator Utama M.711000.015.01 Mengamati Pasut Laut
Lebih terperinci1. Rapat dibuka pukul WIB setelah kuorum terpenuhi dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.
LAPORAN SINGKAT KOMISI V DPR RI (BIDANG PERHUBUNGAN, PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN RAKYAT, PEMBANGUNAN PEDESAAN DAN KAWASAN TERTINGGAL, BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA, BADAN SAR NASIONAL, DAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Puslitbang Geologi Kelautan (P3GL) Sejarah Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) dimulai dengan dibentuknya Seksi Geologi Marin dan Seksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan Indonesia terkait dengan prinsip Wawasan Nusantara telah membuahkan hasil dengan diakuinya konsep negara kepulauan atau archipelagic state secara
Lebih terperinci2016, No Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pasal 1
No.18, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan. Standar Kompetensi. Penetapan. Pemberlakuan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK
Lebih terperinciData Pendukung Judul: Korupsi SKK Migas Tanggal terbit: 26/02/2014
Data Pendukung Judul: Korupsi SKK Migas Tanggal terbit: 26/02/2014 Kronologi Aliran Uang SKK Migas ke Semua Anggota Komisi VII DPR (Sumber:Pengadilan Tipikor) Kronologi Aliran Uang SKK Migas ke Semua Anggota
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.283, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pengukuran Kapal. Tata cara. Metode. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGUKURAN KAPAL
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.03/MEN/2009 TENTANG PENANGKAPAN IKAN DAN/ATAU PENGANGKUTAN IKAN DI LAUT LEPAS
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.03/MEN/2009 TENTANG PENANGKAPAN IKAN DAN/ATAU PENGANGKUTAN IKAN DI LAUT LEPAS MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG
KEPUTUSAN NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PANITIA NASIONAL PENGANGKATAN DAN PEMANFAATAN BENDA BERHARGA ASAL MUATAN KAPAL YANG TENGGELAM DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 76 United Nation Convention on the Law Of the Sea (UNCLOS) tahun 1982, Indonesia sebagai negara pantai mempunyai kesempatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bumi tempat kita berpijak ini terdiri dari daratan serta perairan, dimana sekitar 70% dari area bumi berupa perairan. Julukan bumi sebagai planet biru memang tepat
Lebih terperinciSejarah Peraturan Perikanan. Indonesia
Sejarah Peraturan Perikanan Indonesia Peranan Hukum Laut dalam Kedaulatan RI Laut Indonesia pada awalnya diatur berdasarkan Ordonansi 1939 tentang Wilayah Laut dan Lingkungan Maritim yg menetapkan laut
Lebih terperinciLaporan Perjalanan Dinas Chief BRKP-DKP Bagus Hendrajana, Chief FIO Mr Jianjun Liu
Laporan Perjalanan Dinas Chief BRKP-DKP Bagus Hendrajana, Chief FIO Mr Jianjun Liu I. PENDAHULUAN Hujan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh berbagai fenomena iklim yang berkaitan dengan daerah tropis.
Lebih terperinciWilayah Negara Dalam Hukum Internasional
Wilayah Negara Dalam Hukum Internasional Wilayah Negara Pasal 1 Konvensi Montevideo 1933 menyatakan bahwa: The state as a person of international law should possess the following qualifications: (a) a
Lebih terperinci(c) bahwa sumber data cuaca yang utama di lautan hanya didapat dari kapal-kapal yang sedang berlayar, pulau-pulau terpencil dan bangunan di laut; (d)
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM.295/MG.201/Phb-81 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENGAMATAN CUACA DAN PENGIRIMAN DATA CUACA MENTERI PERHUBUNGAN Menimbang : (a) bahwa data hasil pengamatan cuaca di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dingin telah membawa kecenderungan menyusutnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berakhirnya perang dingin telah membawa kecenderungan menyusutnya dimensi militer dan terangkatnya dimensi ekonomi. Dua gejala penting yang dapat langsung dirasakan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDAFTARAN DAN PENANDAAN KAPAL PERIKANAN DI KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDAFTARAN DAN PENANDAAN KAPAL PERIKANAN DI KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan
Lebih terperinciSutaryo Pusat Studi Pancasila UGM Kongres Maritim September 2014 Yogyakarta
Sutaryo Pusat Studi Pancasila UGM Kongres Maritim 23-24 September 2014 Yogyakarta Laut adalah masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang PERADABAN MARITIM INDONESIA SEJARAH BANGSA Dibangun melalui
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN
PERATURAN NOMOR : KM. 59 TAHUN 2005 TENTANG TARIF DASAR BATAS ATAS DAN BATAS BAWAH ANGKUTAN PENUMPANG ANTAR KOTA ANTAR PROPINSI KELAS EKONOMI DI JALAN DENGAN MOBIL BUS UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB 4 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DARURAT DAN SAR
BAB 4 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DARURAT DAN SAR Kapal laut yang berlayar melintasi samudera di berbagai daerah pelayaran dalam kurun waktu yang cukup, bergerak dengan adanya daya dorong pada
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.939, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Impor. Mutiara. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/M-DAG/PER/7/2014 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciKESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT
LAPORAN SINGKAT KOMISI V DPR RI (BIDANG PERHUBUNGAN, PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN RAKYAT, PEMBANGUNAN PEDESAAN DAN KAWASAN TERTINGGAL, BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA, BADAN SAR NASIONAL, DAN
Lebih terperinciPUTUSAN NOMOR HK.2010/18a/VII/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG
PUTUSAN NOMOR HK.2010/18a/VII/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG KECELAKAAN KAPAL, KANDASNYA KM. PILAR KALIMANTAN DI PERAIRAN SEBELAH UTARA INDRAMAYU
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG TINDAKAN KHUSUS TERHADAP KAPAL PERIKANAN BERBENDERA ASING YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERIKANAN DENGAN
Lebih terperinciTUGAS HUKUM LAUT INTERNASIONAL KELAS L PERMASALAHAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN
TUGAS HUKUM LAUT INTERNASIONAL KELAS L PERMASALAHAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN Disusun oleh: Adrianus Terry Febriken 11010111140685 Styo Kurniadi 11010111150006 Riyanto 11010111150007 Wahyu Ardiansyah
Lebih terperinciZONASI LAUT TERITORIAL. Oleh Dr. Ir. HJ. KHODIJAH ISMAIL, M.Si
ZONASI LAUT TERITORIAL Oleh Dr. Ir. HJ. KHODIJAH ISMAIL, M.Si Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas. Untuk landas kontinen negara Indonesia berhak atas segala kekayaan alam yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laut adalah kumpulan air asin dan menyatu dengan samudera. Dari waktu ke waktu, terjadi perkembangan yang signifikan terhadap fungsi atau peranan laut. Adapun fungsi
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA
SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa pencemaran
Lebih terperincipres-lambang01.gif (3256 bytes)
pres-lambang01.gif (3256 bytes) Menimbang Mengingat PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2002 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN KAPAL DAN PESAWAT UDARA ASING DALAM MELAKSANAKAN HAK LINTAS ALUR
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA
Lebih terperinciPERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL TERKAIT DENGAN PENETAPAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN. Oleh : Ida Kurnia*
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL TERKAIT DENGAN PENETAPAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN Oleh : Ida Kurnia* Abstrak KHL 1982 tentang Hukum Laut yang telah diratifikasi oleh Indonesia dengan Undang-Undang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada tahun 1982, tepatnya tanggal 10 Desember 1982 bertempat di Jamaika
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 1982, tepatnya tanggal 10 Desember 1982 bertempat di Jamaika merupakan hari bersejarah bagi perkembangan Hukum Laut Internasional. Saat itu diadakan Konferensi
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU DAN TEKNOLOGI KEMARITIMAN. Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si www. Khodijahismail.com
PENGANTAR ILMU DAN TEKNOLOGI KEMARITIMAN Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si khodijah5778@gmail.com www. Khodijahismail.com POKOK BAHASAN Kontrak Perkuliahan dan RPKPS (Ch 01) Terminologi Ilmu dan Teknologi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2002 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2002 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN KAPAL ASING DALAM MELAKSANAKAN LINTAS DAMAI MELALUI PERAIRAN INDONESIA Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a.
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT SELAKU KOORDINATOR PELAKSANA TINGKAT NASIONAL ANGKUTAN LEBARAN TERPADU TAHUN 2006 (1427 H) TENTANG
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT SELAKU KOORDINATOR PELAKSANA TINGKAT NASIONAL ANGKUTAN LEBARAN TERPADU TAHUN 2006 (1427 H) NOMOR : SK.2652/AJ.201/DRJD/2006 TENTANG PEMBENTUKAN POSKO TINGKAT
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL NOMOR : PER-02/M.EKON/10/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENATAAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK SOSIALIS VIETNAM TENTANG PENETAPAN BATAS LANDAS KONTINEN,
Lebih terperinciTENTANG ORGANISASI DAN TAT A KERJA KANTOR PELABUHAN BATAM
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TAT A KERJA KANTOR PELABUHAN BATAM a. bahwa berdasarkan Pasal 88 Undang-Undar.~ Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran diatur dalam mendukung
Lebih terperinci2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3260); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention on the La
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.503, 2014 KEMEN.KP. Perikanan Negara Republik Indonesia. Wilayah Pengelolaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PERMEN-KP/2014
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 73, 1996 WILAYAH. KEPULAUAN. PERAIRAN. Wawasan Nusantara (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1996 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 1984 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DEPARTEMEN SEBAGAIMANA TELAH DUA PULUH TUJUH KALI DIUBAH,
Lebih terperinciPERAN SUCOFINDO SEBAGAI MITRA BISNIS BUMN
PERAN SUCOFINDO SEBAGAI MITRA BISNIS BUMN ISI MISI PERUSAHAAN Didirikan pada tahun 1956 Perusahaan BUMN 95% saham negara Republik Indonesia 5% saham SGS Perusahaan inspeksi pertama dan terbesar di Indonesia
Lebih terperinciFTK untuk Karya Maritim Indonesia. Profesionalitas dan Integralistik LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAYARAN IPTEK FTK ITS 2014
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAYARAN IPTEK FTK ITS 2014 Profesionalitas dan Integralistik FTK untuk Karya Maritim Indonesia 15-18 Maret 2014 KM. CIREMAI PT. PELNI supported by : DAFTAR ISI Latar Belakang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2016 TENTANG KOMISI NASIONAL PENGKAJIAN SUMBER DAYA IKAN
1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2016 TENTANG KOMISI NASIONAL PENGKAJIAN SUMBER DAYA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciAlur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III Gambar Batas-batas ALKI Lahirnya Konvensi ke-3 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai hukum laut (United Nation Convention on the Law of the Sea/UNCLOS),
Lebih terperinciA. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta
A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencemaran laut adalah perubahan pada lingkungan laut yang terjadi akibat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran laut adalah perubahan pada lingkungan laut yang terjadi akibat dimasukkannya oleh manusia secara langsung ataupun tidak langsung bahanbahan atau energi
Lebih terperinci2.Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1982 TENTANG TUNJANGAN PENGAMANAN DAN PENYELAMATAN PELAYARAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DITUGASKAN PADA INSTALASI KEAMANAN DAN KESELAMATAN PELAYARAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Buku Informasi Transportasi Kementerian Perhubungan 2012 ini dapat tersusun sesuai rencana. Buku Informasi Transportasi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 1992 TENTANG PELAYARAN [LN 1992/98, TLN 3493]
UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 1992 TENTANG PELAYARAN [LN 1992/98, TLN 3493] BAB XIII KETENTUAN PIDANA Pasal 100 (1) Barangsiapa dengan sengaja merusak atau melakukan tindakan apapun yang mengakibatkan tidak
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM.55 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KECELAKAAN KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM.55 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KECELAKAAN KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang: a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBismillahirrahmanirrahim Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Pagi, Salam Sejahtera bagi kita semua
SAMBUTAN GUBERNUR JAMBI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2018 Rabu, 5 April 2017 Bismillahirrahmanirrahim Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Pagi, Salam Sejahtera
Lebih terperinciJADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016
JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016 SELASA, 15 NOVEMBER 2016 RABU, 16 NOVEMBER 2016 KAMIS, 17 NOVEMBER 2016 JUM AT, 18 NOVEMBER 2016 RUANG RAPAT 3.2 - KSP RUANG RAPAT 3.2 - KSP RUANG RAPAT 3.2 -
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2002 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN KAPAL ASING DALAM MELAKSANAKAN LINTAS DAMAI MELALUI PERAIRAN INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PENENTUAN BATAS DAERAH
BAB II TINJAUAN UMUM PENENTUAN BATAS DAERAH Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 18 menetapkan bahwa wilayah daerah provinsi terdiri atas wilayah darat dan wilayah laut sejauh
Lebih terperinciHarkins Prabowo Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan
Informasi Geospasial Geologi Kelautan Mendukung Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Harkins Prabowo Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan harkins.prabowo@mgi.esdm.go.id Sari Dalam Undang
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN RI PADA ACARA HARI ULANG TAHUN KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 17 AGUSTUS 2017
SAMBUTAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN RI PADA ACARA HARI ULANG TAHUN KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 17 AGUSTUS 2017 Assalammualaikum Wr Wb Selamat Pagi, Salam Sejahtera Untuk Kita Semua
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2002 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN KAPAL DAN PESAWAT UDARA ASING DALAM MELAKSANAKAN HAK LINTAS ALUR LAUT KEPULAUAN MELALUI ALUR LAUT KEPULAUAN YANG DITETAPKAN
Lebih terperinciSAMBUTAN KETUA DEWAN RISET NASIONAL PADA SIDANG PARIPURNA II Jakarta, 14 Nopember 2016
SAMBUTAN KETUA DEWAN RISET NASIONAL PADA SIDANG PARIPURNA II Jakarta, 14 Nopember 2016 Yang saya hormati Bapak Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, yang dalam hal ini diwakili oleh Bapak Dirjen
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK SOSIALIS VIETNAM TENTANG PENETAPAN BATAS LANDAS KONTINEN,
Lebih terperincibagi para penghuni tetap disediakan unit perumahan dengan berbagai variasi ukuran dan harga. Penduduk yang tinggal di kota terapung ini bisa
Kota Terapung Bagaimana caranya mengapungkan sebuah kota di atas laut? Mudah saja! Kita hanya perlu meletakkan kota itu di atas sebuah kapal laut raksasa! Sebuah kapal yang juga merupakan satu kota mandiri
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2009 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LOKA RISET KERENTANAN PESISIR DAN LAUT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 27 /MEN/2009 TENTANG PENDAFTARAN DAN PENANDAAN KAPAL PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 27 /MEN/2009 TENTANG PENDAFTARAN DAN PENANDAAN KAPAL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK
Lebih terperinciBENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010
BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010 GAMBARAN UMUM Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kabupaten kepulauan yang terletak memanjang dibagian paling
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. II. KESIMPULAN/KEPUTUSAN /Hal.2
1 LAPORAN SINGKAT KOMISI V DPR RI (BIDANG PERHUBUNGAN, PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN RAKYAT, PEMBANGUNAN PEDESAAN DAN KAWASAN TERTINGGAL, BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA, BADAN SAR NASIONAL,
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Balai Pemantauan Gunung Api. Organisasi. Tata Kerja.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1023, 2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Balai Pemantauan Gunung Api. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 634 /KPTS/013/2013 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 634 /KPTS/013/2013 TENTANG PANITIA PENYELENGGARA PERINGATAN HARI PERHUBUNGAN NASIONAL PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT TUMPAHAN MINYAK DI LAUT
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT TUMPAHAN MINYAK DI LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PANITIA NASIONAL PENGANGKATAN DAN PEMANFAATAN BENDA BERHARGA ASAL MUATAN KAPAL YANG TENGGELAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT KOORDINASI BADAN LEGISLASI DENGAN PIMPINAN KOMISI DAN PIMPINAN PANSUS DPR RI DALAM RANGKA PEMBAHASAN EVALUASI PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM.1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT PERSETUJUAN BERLAYAR (PORT CLEARANCE)
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM.1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT PERSETUJUAN BERLAYAR (PORT CLEARANCE) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN EVALUASI PERKEMBANGAN DAERAH OTONOM BARU
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN EVALUASI PERKEMBANGAN DAERAH OTONOM BARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERTIMBANGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BAGI PENYELENGGARA
Lebih terperinciJADWAL URAIAN JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan dengan wilayah yang sangat luas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan dengan wilayah yang sangat luas Indonesia memiliki potensial yang cukup besar di bidang sumber daya alam, khususnya cadangan minyak dan gas
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa angkutan di perairan selain mempunyai peranan yang strategis dalam
Lebih terperinci