Standar audit Sa 550. pihak Berelasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Standar audit Sa 550. pihak Berelasi"

Transkripsi

1 Standar audit Sa 550 pihak Berelasi

2 p er us it at at ud ek ep rp ek ed er ep eh up ep et rr ek ob ed om at ad ep rp ek ed er ep eh u i i Standar Audit Standar audit 550 pihak BErElaSi (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten), atau (ii) Januari 04 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.) d

3 P a

4 Pihak Berelasi T rr ek ob e Pengevaluasian terhadap Akuntansi dan Pengungkapan tentang Hubungan dan Standar Audit ( SA ) 550, Pihak Berelasi harus dibaca bersamaan dengan SA 00, Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit. iii

5 Standar Audit iv

6 Pihak Berelasi pendahuluan ruang lingkup Sifat hubungan dan transaksi pihak Berelasi

7 B ad ak em at rh uk oy ad e h us ut r m ey ap i b e

8 Standar Audit tanggung jawab auditor S A

9 O l am eu nm es ik em eu nm ey a tb e B am im eh um ed ia ( aw a( bp a

10 Pihak Berelasi layak berdasarkan SA-SA. 5 Dalam konteks pihak berelasi, dampak potensial keterbatasan inheren terhadap kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan penyajian material adalah lebih besar berdasarkan alasan berikut: Manajemen mungkin tidak menyadari adanya semua hubungan dan transaksi pihak berelasi, khususnya jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku tidak menetapkan ketentuan pihak berelasi. Hubungan pihak berelasi kemungkinan menyediakan peluang lebih besar untuk kolusi, penyembunyian, atau manipulasi oleh manajemen tanggal Efektif tujuan

11 T u( ay am et r S AB e

12 Standar Audit ( i SA (ii) Menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah laporan keuangan, sejauh ini dipengaruhi oleh hubungan dan transaksi pihak berelasi tersebut: a. Mencapai penyajian wajar (untuk kerangka penyajian wajar); atau b. Tidak menyesatkan (untuk kerangka kepatuhan); dan (b) Di samping itu, jika kerangka pelaporan keuangan menetapkan ketentuan pihak berelasi, memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah hubungan dan transaksi pihak berelasi telah dengan tepat diidentifikasi, dipertanggungjawabkan, dan diungkapkan dalam laporan keuangan sesuai dengan kerangka tersebut.

13 Pihak Berelasi a. 4 b c K 5 prosedur penilaian risiko dan aktivitas terkait Pemahaman atas Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi Entitas

14 S A S S A

15 S A Standar Audit kerentanan laporan keuangan terhadap kesalahan penyajian material karena kecurangan atau kesalahan yang dapat timbul dari hubungan dan transaksi pihak berelasi entitas. (Ref: Para. A9 A0) Menjaga Kewaspadaan Terhadap Informasi Pihak Berelasi Pada Waktu Mereviu Catatan atau Dokumen

16 S ec ay ap is ea K ht ey am a( a

17 Pihak Berelasi (b) Risalah rapat pemegang saham dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola; dan (c) Catatan atau dokumen lain yang auditor memandang perlu sesuai dengan kondisi entitas Berbagi Informasi Tentang Pihak Berelasi dengan Tim Perikatan pengidentifikasian dan penilaian risiko Kesalahan penyajian

18 m ab e d am ey ad ar im ek e 9( tp iw ay a

19 Standar Audit respons terhadap risiko Kesalahan penyajian material terkait dengan hubungan dan transaksi pihak Berelasi Pengidentikasian Pihak Berelasi yang Sebelumnya Tidak Teridentifikasi atau Tidak Diungkapkan atau Transaksi Pihak Berelasi yang Signifikan SA 0, paragraf 5-6. SA 550.8

20 Pihak Berelasi 6 (c) Melaksanakan prosedur audit substantif yang tepat terhadap pihak berelasi yang baru diidentifikasi tersebut atau transaksi pihak berelasi yang signifikan; (Ref: Para. A6) (d) Mempertimbangkan kembali risiko bahwa pihak berelasi atau transaksi pihak berelasi signifikan lainnya kemungkinan ada yang tidak diidentifikasi atau diungkapkan sebelumnya oleh manajemen kepada auditor, dan melaksanakan prosedur audit tambahan yang diperlukan; dan (e) Jika tidak adanya pengungkapan tersebut tampak disengaja oleh manajemen (dan oleh karena itu merupakan indikasi suatu risiko kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kecurangan), mengevaluasi implikasinya terhadap audit. (Ref: Para. A7) Transaksi Pihak Berelasi Signifikan Di Luar Kegiatan Normal Bisnis Entitas yang Teridentifikasi Asersi bahwa Transaksi Pihak Berelasi Dilaksanakan atas Ketentuan yang Sama dengan Transaksi Wajar SA 40, paragraf (c). SA 550.9

21

22 Standar Audit dengan ketentuan yang sama dengan ketentuan yang berlaku dalam transaksi yang wajar, auditor harus memperoleh bukti yang cukup dan tepat tentang asersi tersebut. (Ref: Para. A4 A45) pengevaluasian terhadap akuntansi dan pengungkapan SA 550.0

23

24 Pihak Berelasi Komunikasi dengan pihak yang Bertanggung jawab atas tata

25 K e d ah ad ej a d n ap i * * m t K em ia m ey ar uy ak eh uh u

26 Standar Audit tercermin dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, penyajian wajar kemungkinan tidak dicapai jika penjualan suatu properti oleh entitas kepada pemegang saham pengendali pada suatu harga di atas atau di bawah nilai pasar wajar telah dicatat sebagai suatu transaksi yang memengaruhi laba atau rugi bagi entitas ketika hal itu merupakan suatu kontribusi atau pengembalian modal atau pembayaran suatu dividen. 8 Kerangka Kepatuhan (Ref: Para. 4(b)) A definisi pihak Berelasi (Ref: Para. 0(b)) 6 A SA 550.

27

28 Pihak Berelasi kebijakan operasi dan keuangan suatu entitas, namun tidak mengendalikan kebijakan tersebut. A Pihak Berelasi dengan Pengaruh Dominan A Entitas Bertujuan Khusus sebagai Pihak Berelasi A SA 5, paragraf A6-A7, menyediakan panduan tentang sifat suatu entitas 4 bertujuan khusus. SA 550.

29

30 Standar Audit prosedur penilaian risiko dan aktivitas terkait

31 SA 550.4

32 Pihak Berelasi A0. Di samping itu, pembahasan dalam konteks kecurangan dapat mencakup pertimbangan spesifik tentang bagaimana pihak berelasi dapat terlibat dalam kecurangan. Sebagai contoh: Bagaimana entitas bertujuan khusus dikendalikan oleh manajemen untuk digunakan dalam memudahkan manajemen laba. Bagaimana transaksi antara entitas dan seorang rekan bisnis yang dikenal dapat diatur untuk memfasilitasi penyalahgunaan aset entitas. Identitas Pihak Berelasi Entitas (Ref: Para. (a)) A. Jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan ketentuan pihak berelasi, informasi tentang identitas pihak berelasi kemungkinan tersedia dengan segera bagi manajemen karena sistem informasi akan perlu mencatat, memproses, dan meringkas hubungan dan transaksi pihak berelasi untuk memampukan entitas memenuhi ketentuan akuntansi dan pengungkapan kerangka tersebut. Oleh karena itu, manajemen kemungkinan memiliki suatu daftar komprehensif pihak berelasi dan perubahannya dari periode ke periode. Untuk perikatan yang berulang, permintaan keterangan dapat menyediakan suatu basis untuk membandingkan informasi yang disediakan oleh manajemen dengan catatan auditor yang berkaitan dengan pihak berelasi yang diidentifikasi dalam audit sebelumnya. 7 A. Namun, jika kerangka tidak menetapkan ketentuan pihak berelasi, entitas kemungkinan tidak memiliki sistem informasi semacam itu. Dalam kondisi seperti itu, mungkin manajemen tidak menyadari tentang keberadaan semua pihak berelasi. Meskipun demikian, ketentuan untuk meminta keterangan SA 550.5

33 Standar Audit yang disebutkan oleh paragraf tetap berlaku karena manajemen kemungkinan menyadari adanya pihak-pihak yang memenuhi definisi pihak berelasi yang ditetapkan dalam SA ini. Namun dalam kasus ini, permintaan keterangan auditor tentang identitas pihak berelasi entitas kemungkinan besar merupakan bagian prosedur dalam membentuk penilaian risiko auditor dan aktivitas yang terkait yang dilaksanakan berdasarkan SA 5 untuk memperoleh informasi tentang: Struktur kepemilikan dan tata kelola entitas; Jenis investasi yang dilakukan atau direncanakan akan dilakukan oleh entitas; dan struktur entitas dan struktur pendanaannya dibangun. Dalam kasus tertentu tentang hubungan pengendalian bersama, karena manajemen kemungkinan besar menyadari hubungan tersebut jika mereka memiliki signifikansi ekonomi bagi entitas, permintaan keterangan auditor kemungkinan lebih efektif jika difokuskan pada apakah pihak-pihak yang melakukan transaksi signifikan dengan entitas, atau berbagi sumber daya secara signifikan, merupakan pihak berelasi. A. Dalam konteks audit suatu grup, SA 600 mengharuskan tim perikatan grup untuk menyediakan setiap auditor komponen dengan daftar pihak berelasi yang disusun oleh manajemen grup dan pihak berelasi lainnya yang diketahui oleh tim perikatan grup. 9 Jika entitas merupakan suatu komponen dalam suatu grup, informasi ini menyediakan suatu basis yang bermanfaat bagi permintaan keterangan auditor dari manajemen tentang identitas pihak berelasi entitas. A4. Auditor dapat juga memperoleh beberapa informasi tentang identitas pihak berelasi entitas melalui permintaan keterangan dari manajemen selama proses penerimaan atau keberlanjutan perikatan. Pengendalian Entitas terhadap Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi (Ref: Para. 4) A5. Personel lain dalam entitas adalah individu yang mungkin dianggap memiliki pengetahuan tentang hubungan dan SA 550.6

34 Pihak Berelasi transaksi pihak berelasi entitas, dan pengendalian entitas terhadap hubungan dan transaksi tersebut. Personel tersebut dapat mencakup, sepanjang mereka bukan bagian dari manajemen: Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola; Personel yang menduduki suatu posisi untuk memulai, mengolah, atau mencatat baik transaksi signifikan maupun transaksi di luar kegiatan bisnis normal entitas, serta pihak yang mengawasi atau memantau personel tersebut; Auditor internal; Penasihat hukum internal; dan Direktur etika, atau individu yang setara. A6. Audit yang dilaksanakan dengan anggapan bahwa manajemen, dan jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola telah menyadari dan memahami bahwa mereka bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, termasuk jika relevan penyajian wajar, serta atas pengendalian internal yang bersangkutan yang menurut manajemen, dan jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola yang diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. 0 Dengan demikian dalam hal kerangka pelaporan keuangan menetapkan ketentuan mengenai pihak berelasi, penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen, dengan pengawasan dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, merancang, mengimplementasikan, dan memelihara pengendalian yang memadai atas hubungan dan transaksi pihak berelasi sedemikian rupa sehingga hubungan dan transaksi tersebut dapat diidentifikasi, dicatat dan diungkapkan dengan tepat sesuai dengan kerangka tersebut. Dalam peranannya sebagai pengawas, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola memantau bagaimana manajemen mempertanggungjawabkan pengendalian tersebut. Terlepas dari adanya ketentuan pihak berelasi dalam kerangka pelaporan keuangan, pihak yang bertanggung jawab

35 S A S A

36 Standar Audit atas tata kelola, dalam peranannya sebagai pengawas, dapat memperoleh informasi dari manajemen untuk memungkinkan mereka memahami sifat dan alasan bisnis tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi entitas. A7. Dalam memenuhi ketentuan SA 5 untuk memperoleh suatu pemahaman tentang lingkungan pengendalian, auditor dapat mempertimbangkan fitur lingkungan pengendalian yang relevan untuk memitigasi risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi, seperti: Kode etik internal, yang telah dikomunikasikan dengan tepat kepada personel entitas dan berlaku, mengatur kondisi di mana entitas dapat melakukan transaksi pihak berelasi secara spesifik. Kebijakan dan prosedur tentang pengungkapan yang terbuka dan tepat waktu mengenai kepentingan yang dimiliki oleh manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam transaksi pihak berelasi. Pengaturan tanggung jawab dalam entitas untuk mengidentifikasi, mencatat, meringkas, dan mengungkapkan transaksi pihak berelasi. Pengungkapan dan pembahasan tepat waktu antara manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang transaksi signifikan pihak berelasi di luar kegiatan bisnis normal entitas, termasuk apakah pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola telah mengkritisi dengan tepat alasan bisnis transaksi tersebut (misalnya, dengan mencari advis dari konsultan profesional eksternal). Panduan yang jelas untuk mendapatkan persetujuan atas transaksi pihak berelasi yang mungkin atau benar-benar melibatkan benturan kepentingan, misalnya persetujuan tersebut diberikan oleh suatu subkomite pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola yang terdiri dari individu yang independen dari manajemen. Reviu secara periodik oleh auditor internal, jika relevan. Tindakan proaktif yang dilakukan oleh manajemen untuk menyelesaikan isu pengungkapan pihak berelasi, seperti SA 550.8

37 Pihak Berelasi dengan mencari advis dari auditor atau penasihat hukum eksternal. A8. Pengendalian terhadap hubungan dan transaksi pihak berelasi dalam beberapa entitas mungkin defisien atau tidak ada karena beberapa alasan, seperti: Pentingnya untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan hubungan dan transaksi pihak berelasi dipandang rendah oleh manajemen. Kurangnya pengawasan layak oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Suatu pengabaian yang disengaja terhadap suatu pengendalian karena pengungkapan pihak berelasi dapat membuka informasi yang dipandang sensitif oleh manajemen, sebagai contoh, adanya transaksi yang melibatkan anggota keluarga manajemen. Kurangnya pemahaman manajemen tentang ketentuan pihak berelasi dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Tidak adanya ketentuan pengungkapan berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Jika pengendalian seperti itu tidak efektif atau tidak ada, auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi. Ketika ini terjadi, berdasarkan SA 705, auditor akan mempertimbangkan implikasinya terhadap audit, termasuk opini dalam laporan auditor. A9. Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan sering kali karena pengabaian pengendalian oleh manajemen yang dalam kondisi lain beroperasi secara efektif. Risiko pengabaian pengendalian oleh manajemen lebih tinggi jika manajemen memiliki hubungan yang melibatkan pengendalian atau pengaruh signifikan dengan pihak yang melakukan transaksi dengan entitas karena hubungan ini dapat memberikan insentif dan peluang lebih besar bagi

38 S A S S A

39 Standar Audit 0 8 manajemen untuk melakukan kecurangan. Sebagai contoh, kepentingan keuangan manajemen dalam pihak berelasi dapat memberikan insentif bagi manajemen untuk pengabaian pengendalian oleh manajemen dengan (a) mengarahkan entitas, yang bertentangan dengan kepentingan bisnisnya, untuk menyelesaikan transaksi yang memberikan manfaat bagi pihak-pihak berelasi, atau (b) bersekongkol dengan pihak-pihak berelasi tersebut atau mengendalikan kegiatan mereka. Contoh tentang kecurangan mungkin mencakup: Menciptakan ketentuan fiktif transaksi dengan pihak berelasi yang dirancang untuk memberikan gambaran yang salah atas alasan bisnis transaksi tersebut. Secara curang mengorganisasi transfer aset dari atau kepada manajemen atau kepada pihak lain pada jumlah yang secara signifikan di atas atau di bawah nilai pasar. Melakukan transaksi yang kompleks dengan pihak berelasi, seperti entitas bertujuan khusus, yang strukturnya dibangun untuk menyesatkan posisi keuangan atau hasil usaha keuangan entitas. Pertimbangan Spesifik bagi Entitas yang Lebih Kecil A0. Aktivitas pengendalian dalam entitas yang relatif kecil kemungkinan kurang formal dan entitas yang relatif kecil kemungkinan tidak memiliki proses yang didokumentasikan berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi. Seorang pengelola-pemilik dapat memitigasi risiko yang timbul dari transaksi pihak berelasi, atau berpotensi meningkatkan risiko transaksi pihak berelasi melalui keterlibatan langsung dalam semua aspek utama transaksi tersebut. Untuk entitas seperti ini, auditor dapat memperoleh suatu pemahaman tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi, dan pengendalian yang mungkin ada atas hubungan dan transaksi pihak berelasi tersebut, melalui permintaan keterangan dari manajemen yang dikombinasikan dengan prosedur lain, seperti observasi terhadap aktivitas pengawasan dan reviu yang dilakukan oleh manajemen, dan inspeksi atas dokumentasi relevan yang tersedia. Otorisasi dan pengesahan untuk transaksi dan pengaturan signifikan (Ref: Para. 4(b)) A. Otorisasi mencakup pemberian izin oleh suatu pihak atau beberapa pihak yang memiliki wewenang tepat (baik oleh SA 550.0

40 Pihak Berelasi 0 4 manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, atau pemegang saham entitas) di suatu entitas untuk melakukan transaksi spesifik sesuai dengan kriteria yang ditentukan sebelumnya, baik yang membutuhkan pertimbangan atau tidak. Pengesahan mencakup penerimaan oleh pihak-pihak tersebut di atas berkaitan dengan transaksi yang dilakukan oleh entitas setelah memenuhi kriteria yang menjadi basis pemberian otorisasi. Contoh pengendalian yang entitas mungkin telah tetapkan untuk mengotorisasi dan mengesahkan transaksi dan pengaturan signifikan dengan pihak berelasi atau transaksi dan pengaturan signifikan di luar kegiatan bisnis normal mencakup: Pemantauan pengendalian untuk mengidentifikasi transaksi dan pengaturan tersebut sebelum dilakukan otorisasi dan pengesahan. Pengesahan ketentuan dan kondisi transaksi dan pengaturan tersebut oleh manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola atau, jika relevan, pemegang saham. Menjaga Kewaspadaan atas Informasi Pihak Berelasi Pada Waktu Menelaah Catatan atau Dokumen Catatan atau Dokumen yang Dapat Diinspeksi oleh Auditor (Ref: Para. 5) A. Selama audit, auditor dapat menginspeksi catatan atau dokumen yang mungkin memberikan informasi tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi sebagai contoh: Konfirmasi dari pihak ketiga yang diperoleh oleh auditor (sebagai tambahan konfirmasi hukum dan bank). Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan entitas. Informasi yang diberikan oleh entitas kepada otoritas pengatur. Daftar pemegang saham untuk mengidentifikasi pemegang saham utama entitas. Pernyataan benturan kepentingan dari manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Catatan atas investasi entitas dan investasi dana pensiun. Kontrak dan perjanjian dengan manajemen kunci atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. SA 550.

41 Standar Audit Pengaturan yang Mungkin Menunjukkan Adanya Hubungan atau Transaksi Pihak Berelasi yang Sebelumnya Tidak Teridentifikasi atau Tidak Diungkapkan (Ref: Para. 5) A. Suatu pengaturan yang melibatkan suatu perjanjian formal atau tidak formal antara entitas dan satu atau lebih entitas lain untuk tujuan seperti: Pembentukan suatu hubungan bisnis melalui entitas atau struktur yang tepat. Tata cara pelaksanaan transaksi tertentu berdasarkan ketentuan dan kondisi spesifik. Aturan mengenai penyediaan jasa atau dukungan keuangan. Contoh pengaturan yang dapat menunjukkan adanya hubungan atau transaksi pihak berelasi yang tidak diidentifikasi atau diungkapkan sebelumnya oleh manajemen kepada auditor mencakup: Partisipasi dalam persekutuan tidak terbatas (unincorporated partnership) dengan pihak lain. Perjanjian untuk menyediakan jasa kepada pihak tertentu di bawah ketentuan dan kondisi di luar kegiatan bisnis normal entitas. Hubungan antara penjamin dan pihak yang dijamin. 4 Identifikasi Transaksi Signifikan Di Luar Kegiatan Bisnis Normal (Ref: Para. 6) A4. Pemerolehan informasi lebih lanjut tentang transaksi signifikan di luar kegiatan bisnis normal entitas memungkinkan auditor untuk mengevaluasi apakah terdapat faktor-faktor risiko kecurangan, jika ada, dan, untuk mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material jika kerangka pelaporan 4 SA 550.

42 Pihak Berelasi keuangan yang berlaku menetapkan ketentuan pihak berelasi. A5. Contoh transaksi di luar kegiatan bisnis normal entitas dapat mencakup: Transaksi ekuitas yang kompleks, seperti restrukturisasi korporat atau akuisi. Transaksi dengan entitas luar negeri yang berada dalam yurisdiksi undang-undang korporasi yang lemah. Sewa tempat usaha atau penyediaan jasa manajemen oleh suatu entitas ke pihak lain tanpa adanya kompensasi. Transaksi penjualan dengan diskon atau retur yang luar biasa besar. Transaksi dengan pengaturan rumit, sebagai contoh, penjualan dengan komitmen untuk membeli kembali. Transaksi berdasarkan kontrak yang ketentuannya di ubah sebelum masa kontrak berakhir. Pemahaman atas Sifat Transaksi Signifikan di Luar Kegiatan Bisnis Normal (Ref: Para. 6(a)) A6. Permintaan keterangan tentang sifat transaksi signifikan di luar kegiatan bisnis normal entitas melibatkan pemerolehan suatu pemahaman atas alasan bisnis transaksi tersebut, dan syarat dan kondisi yang mendasari dilakukannya transaksi tersebut oleh entitas. Permintaan Keterangan untuk Mengetahui Adanya Keterlibatan Pihak Berelasi (Ref: Para. 6(b)) A7. Keterlibatan pihak berelasi dalam suatu transaksi signifikan di luar kegiatan bisnis normal entitas dapat terjadi tidak hanya melalui keterlibatan langsung sebagai pihak yang memengaruhi transaksi, namun dapat juga secara tidak langsung memengaruhi transaksi tersebut sebagai perantara. Pengaruh tersebut dapat mengindikasikan adanya suatu faktor risiko kecurangan. Berbagi Informasi Pihak Berelasi dengan Tim Perikatan (Ref: Para. 7) A8. Informasi pihak berelasi yang relevan yang dapat dibagi di antara anggota tim perikatan mencakup, sebagai contoh: Identitas pihak berelasi entitas. Sifat transaksi dan hubungan pihak berelasi. SA 550.

43 Standar Audit pengidentifikasian dan penilaian risiko Kesalahan penyajian SA 550.4

44

45 Pihak Berelasi praktik bisnis curang atau tidak etis untuk memenuhi tujuan pihak berelasi respons terhadap risiko Kesalahan penyajian material terkait

46 d ea d ip eh ur i A d is ua tp iy am e t eh ud ia t

47 Standar Audit kemungkinan entitas memengaruhi pihak berelasi dalam memberikan respons kepada auditor). A. Sebagai tambahan terhadap ketentuan umum SA 40, jika auditor telah menentukan suatu risiko signifikan kesalahan penyajian material karena kecurangan sebagai akibat adanya pihak berelasi dengan pengaruh dominan, auditor dapat melaksanakan prosedur audit berikut ini untuk memperoleh suatu pemahaman tentang hubungan bisnis pihak berelasi yang telah dibangun secara langsung atau tidak langsung dengan entitas dan untuk menentukan perlunya prosedur audit substantif lebih lanjut yang tepat: Meminta keterangan dan melakukan pembahasan dengan manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Meminta keterangan tentang pihak berelasi. Melakukan inspeksi atas kontrak signifikan dengan pihak berelasi. Melakukan riset latar belakang yang tepat, seperti melalui Internet atau database informasi bisnis eksternal yang spesifik. Mereviu laporan pengaduan (whistle-blowing reports) karyawan jika tersedia. A4. Tergantung pada hasil prosedur penilaian risiko auditor, auditor dapat mempertimbangkan untuk memperoleh bukti audit tanpa pengujian terhadap pengendalian entitas atas hubungan dan transaksi pihak berelasi. Namun, dalam beberapa kondisi, auditor mungkin tidak dapat memperoleh bukti yang cukup dan tepat dari prosedur audit substantif saja dalam kaitannya dengan risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi. Sebagai contoh, jika transaksi antargrup antara entitas dan komponennya banyak sekali dan jumlah signifikan informasi atas transaksi antargrup ini dimulai, dicatat, diproses, atau dilaporkan secara elektronik dalam suatu sistem yang terintegrasi, auditor dapat menentukan bahwa tidaklah mungkin untuk merancang prosedur audit substansif yang SA 550.6

48 Pihak Berelasi efektif untuk menurunkan risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan transaksi ini ke tingkat rendah yang dapat diterima. Dalam hal ini, untuk memenuhi ketentuan SA 0 untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas operasi pengendalian relevan, 6 auditor diharuskan untuk menguji pengendalian entitas terhadap kelengkapan dan akurasi pencatatan hubungan dan transaksi pihak berelasi. Identifikasi Pihak Berelasi yang Sebelumnya Tidak Teridentifikasi atau Tidak Terungkap atau Transaksi Signifikan Pihak Berelasi Pengomunikasian Informasi tentang Pihak Berelasi yang Baru Teridentifikasi epada Tim Perikatan (Ref: Para. (a)) A5. Pengomunikasian dengan segera pihak berelasi yang baru teridentifikasi kepada anggota tim perikatan yang lain membantu mereka dalam menentukan apakah informasi ini berdampak terhadap hasil tentang dan kesimpulan yang ditarik dari prosedur penilaian risiko yang telah dilakukan, termasuk apakah risiko kesalahan penyajian material perlu dinilai kembali. Prosedur Substantif yang Berkaitan dengan Pihak Berelasi atau Transaksi Pihak Berelasi yang Baru Teridentifikasi (Ref: Para. (c)) A6. Contoh prosedur audit substantif yang dapat dilakukan oleh auditor berkaitan dengan pihak berelasi atau transaksi signifikan pihak berelasi yang baru teridentifikasi mencakup: Meminta keterangan tentang sifat hubungan entitas dengan pihak berelasi yang baru teridentifikasi, termasuk (jika relevan dan tidak dilarang oleh peraturan perundangundangan atau aturan etika) meminta keterangan dari pihak di luar entitas yang dipandang memiliki pengetahuan signifikan tentang entitas dan bisnisnya, seperti penasihat hukum, agen utama, perwakilan utama, konsultan, penjamin, atau rekan bisnis dekat yang lain. Melaksanakan analisis catatan akuntansi untuk transaksi dengan pihak berelasi yang baru teridentifikasi. Analisis ini dapat difasilitasi dengan menggunakan teknik audit berbantuan komputer. Memverifikasi syarat dan kondisi transaksi pihak berelasi yang teridentifikasi, dan mengevaluasi apakah transaksi

49 S A S A

50 Standar Audit o 6 7o 9 0o o 4o tersebut telah dicatat dan diungkapkan secara tepat sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Tanpa Pengungkapan yang Disengaja oleh Manajemen (Ref: Para. (e)) A7. Ketentuan dan panduan dalam SA 40 tentang tanggung jawab auditor berkaitan dengan kecurangan dalam suatu audit atas laporan keuangan adalah relevan jika manajemen diduga secara sengaja tidak mengungkapkan kepada auditor tentang pihak berelasi atau transaksi signifikan pihak berelasi. Auditor dapat juga mempertimbangkan apakah perlu untuk mengevaluasi kembali keandalan respons manajemen terhadap permintaan keterangan auditor dan representasi manajemen kepada auditor. Transaksi Signifikan Pihak Berelasi yang Teridentifikasi di Luar Kegiatan Bisnis Normal Entitas Pengevaluasian Alasan Bisnis Transaksi Pihak Berelasi (Ref: Para. ) A8. Dalam mengevaluasi alasan bisnis suatu transaksi pihak berelasi di luar kegiatan bisnis normal entitas, auditor dapat mempertimbangkan hal berikut: Apakah transaksi tersebut: Apakah manajemen telah membahas sifat dari dan akuntansi untuk transaksi tersebut dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Apakah manajemen lebih menekankan suatu perlakukan akuntansi tertentu daripada substansi ekonomi transaksi tersebut. SA 550.8

51 Pihak Berelasi Berdasarkan SA 500, 7 jika penjelasan manajemen secara material tidak konsisten dengan ketentuan transaksi pihak berelasi, auditor diharuskan untuk mempertimbangkan keandalan penjelasan dan representasi manajemen tentang hal-hal signifikan lain. A9. Auditor juga dapat mencari pemahaman tentang alasan bisnis suatu transaksi dari perspektif pihak berelasi, karena hal ini dapat membantu auditor untuk memahami lebih baik realitas ekonomi transaksi tersebut dan mengapa transaksi tersebut dilaksanakan. Suatu alasan bisnis dari perspektif pihak berelasi yang tampak tidak konsisten dengan sifat bisnis dapat mencerminkan suatu faktor risiko kecurangan. Otorisasi dan Pengesahan Transaksi Signifikan Pihak Berelasi (Ref: Para. (b)) A40. Otorisasi dan pengesahan oleh manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, atau, jika relevan, pemegang saham atas transaksi signifikan pihak berelasi di luar kegiatan bisnis normal entitas dapat memberikan bukti audit bahwa transaksi pihak berelasi tersebut telah dipertimbangkan pada jenjang yang tepat dalam entitas dan syarat dan kondisi transaksi tersebut telah dicerminkan dengan tepat dalam laporan keuangan. Dalam kondisi tidak adanya penjelasan yang wajar berdasarkan pembahasan dengan manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, adanya transaksi signifikan pihak berelasi yang tidak memerlukan otorisasi dan pengesahan seperti tersebut di atas dapat menunjukkan risiko kesalahan penyajian material karena kecurangan atau kesalahan. Dalam kondisi ini, auditor mungkin perlu waspada untuk transaksi lain dengan sifat yang sama. Namun, otorisasi dan pengesahan saja mungkin tidak cukup untuk menyimpulkan apakah risiko kesalahan penyajian material karena kecurangan tidak ada karena otorisasi dan pengesahan kemungkinan tidak efektif jika terdapat kolusi antara pihak berelasi atau jika entitas terkena pengaruh dominan suatu pihak berelasi.

52 S A S A

53 Standar Audit Pertimbangan Spesifik bagi Entitas yang Lebih Kecil A4. Suatu entitas yang lebih kecil mungkin tidak memiliki pengendalian otoritas berjenjang yang sama dengan perusahaan yang relatif besar dan tidak memiliki proses pengesahan yang mungkin ada dalam entitas yang lebih besar. Oleh karena itu, ketika melakukan audit untuk entitas yang relatif kecil, auditor dapat mengandalkan otorisasi dan pengesahan yang derajatnya lebih rendah untuk bukti audit berkaitan dengan validitas transaksi signifikan pihak berelasi di luar kegiatan bisnis normal entitas. Sebagai gantinya, auditor dapat mempertimbangkan pelaksanaan prosedur audit lain seperti menginspeksi dokumen relevan, mengonfirmasi aspek spesifik transaksi dengan pihak relevan, atau mengobservasi keterlibatan manajer pemilik dengan transaksi. Asersi Bahwa Transaksi Pihak Berelasi Dilaksanakan dengan Ketentuan yang Sama dengan Transaksi Wajar (Ref: Para. 4) A4. Meskipun mungkin terdapat bukti audit tentang bagaimana harga suatu transaksi pihak berelasi dibandingkan dengan harga transaksi yang wajar, biasanya terdapat kesulitan praktis yang membatasi kemampuan auditor untuk memperoleh bukti audit bahwa semua aspek lain transaksi tersebut sama dengan transaksi wajar. Sebagai contoh meskipun auditor mungkin dapat mengonfirmasi bahwa transaksi pihak berelasi telah dilakukan pada suatu harga pasar, mungkin tidak praktis untuk mengonfimasi apakah syarat dan kondisi lain transaksi tersebut (seperti syarat kredit, kontijensi, dan beban spesifik) adalah sama dengan transaksi yang biasanya disepakati antarpihak yang independen. Oleh karena itu, kemungkinan terdapat suatu risiko kesalahan penyajian material atas asersi manajemen tentang transaksi pihak berelasi dilakukan dengan ketentuan yang sama dengan yang berlaku dalam transaksi wajar. A4. Penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen untuk menguatkan suatu asersi yang berkaitan dengan suatu transaksi pihak berelasi dilaksanakan atas syarat-syarat yang sama dengan yang berlaku dalam transaksi wajar. Dukungan manajemen untuk asersi tersebut mencakup: SA 550.0

54 Pihak Berelasi A44. Evaluasi atas dukungan manajemen untuk asersi ini dapat melibatkan satu atau lebih hal berikut ini: Mempertimbangkan ketepatan proses manajemen untuk mendukung asersi tersebut. Memverifikasi sumber data internal atau eksternal yang mendukung asersi tersebut, dan menguji data tersebut untuk menentukan akurasi, kelengkapan, dan relevansinya. Mengevaluasi kewajaran asumsi signifikan yang menjadi basis asersi. A45. Beberapa kerangka pelaporan keuangan mengharuskan pengungkapan transaksi pihak berelasi tidak dilaksanakan atas ketentuan yang sama dengan yang berlaku dalam transaksi wajar. Dalam kondisi seperti ini, jika manajemen tidak mengungkapkan suatu transaksi pihak berelasi dalam laporan keuangan, terdapat suatu asersi implisit bahwa transaksi tersebut dilaksanakan atas ketentuan yang sama dengan ketentuan yang berlaku dalam transaksi wajar. 0 pengevaluasi terhadap akuntansi dan pengungkapan tentang

55 h up ep ea b ak oa p S A 8

56 Standar Audit transaksi tersebut terhadap pengguna laporan keuangan tidak tergantung hanya pada jumlah yang tercatat transaksi tersebut namun juga atas faktor-faktor relevan spesifik lain, seperti sifat hubungan pihak berelasi. Pengevaluasian atas Pengungkapan Pihak Berelasi (Ref: Para. 5(a)) A47. Pengevaluasian atas pengungkapan pihak berelasi dalam konteks ketentuan pengungkapan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku berarti mempertimbangkan apakah fakta dan kondisi hubungan dan transaksi pihak berelasi entitas telah diringkas dan disajikan dengan tepat sehingga pengungkapannya dapat dipahami. Pengungkapan transaksi pihak berelasi mungkin tidak dapat dipahami jika: (a) Alasan bisnis dan dampak transaksi atas laporan keuangan tidak jelas atau disajikan salah; atau (b) Istilah, kondisi, atau elemen penting lain transaksi yang diperlukan untuk memahami transaksi tersebut tidak diungkapkan secara tepat. representasi tertulis (Ref: Para. 6) A48. Kondisi yang mungkin tepat bagi auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola mencakup: Ketika mereka telah mengesahkan transaksi spesifik pihak berelasi yang (a) berdampak material terhadap laporan keuangan, atau (b) melibatkan manajemen. Ketika mereka telah membuat representasi lisan spesifik kepada auditor tentang rincian transaksi pihak berelasi tertentu. Ketika mereka memiliki kepentingan keuangan atau kepentingan lain dalam pihak berelasi atau transaksi pihak berelasi. A49. Auditor dapat juga memutuskan untuk memperoleh representasi tertulis tentang asersi spesifik yang dibuat oleh manajemen, misalnya suatu representasi bahwa transaksi pihak berelasi tertentu tidak mempunyai perjanjian tambahan lain yang belum diungkapkan. SA 550.

57 Pihak Berelasi Komunikasi dengan pihak yang Bertanggung jawab atas tata

58 K ea d a up id ap i t ib em et ap i b ed a a kb ek e y at r a t

59 Standar Audit 4

Standar Audit SA 550. Pihak Berelasi

Standar Audit SA 550. Pihak Berelasi SA 0 Pihak Berelasi SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 PIHAK BERELASI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SPR 0 Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 0 REVIU ATAS INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DILAKSANAKAN

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis SA 0 Representasi Tertulis SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 REPRESENTASI TERTULIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i)

Lebih terperinci

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI

Lebih terperinci

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA 0 Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 RESPONS AUDITOR TERHADAP RISIKO YANG TELAH DINILAI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

Standar audit Sa 500. Bukti audit

Standar audit Sa 500. Bukti audit Standar audit Sa 500 Bukti audit SA paket 500.indb 1 Standar Audit Standar audit 500 BuKti audit (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari

Lebih terperinci

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA 0 Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA paket 00.indb // 0:: AM STANDAR AUDIT 0 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI, TERMASUK ESTIMASI

Lebih terperinci

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit SA 00 Bukti Audit SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 BUKTI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha SA 0 Kelangsungan Usaha SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 KELANGSUNGAN USAHA (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit SA 0 Dokumentasi Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 DOKUMENTASI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan SA 0 Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 BUKTI AUDIT PERTIMBANGAN SPESIFIK ATAS UNSUR PILIHAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk

Lebih terperinci

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal SA 0 Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN AUDIT 0 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SPR 00 Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 00 PERIKATAN UNTUK REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk reviu atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 560. Peristiwa Kemudian

Standar Audit SA 560. Peristiwa Kemudian SA 0 Peristiwa Kemudian SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 PERISTIWA KEMUDIAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari

Lebih terperinci

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit SA 0 Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PENGEVALUASIAN ATAS KESALAHAN PENYAJIAN YANG DIIDENTIFIKASI SELAMA AUDIT (Berlaku efektif

Lebih terperinci

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN SA Seksi 317 UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN Sumber: PSA No. 31 PENDAHULUAN 01 Seksi mengatur sifat dan lingkup pertimbangan yang harus dilakukan oleh auditor independen dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal SA 0 Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau

Lebih terperinci

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus SA 00 Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 PERTIMBANGAN KHUSUS AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG

Lebih terperinci

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam

Lebih terperinci

Standar Audit SA 315. Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya

Standar Audit SA 315. Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya SA Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT PENGINDENTIFIKASIAN DAN PENILAIAN RISIKO KESALAHAN PENYAJIAN MATERIAL MELALUI PEMAHAMAN

Lebih terperinci

STANDAR PERIKATAN AUDIT

STANDAR PERIKATAN AUDIT EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT STANDAR PERIKATAN AUDIT ( SPA ) 300 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Lebih terperinci

SKEPTISISME PROFESIONAL DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

SKEPTISISME PROFESIONAL DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PERTANYAAN DAN JAWABAN TJ 02 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA SKEPTISISME PROFESIONAL DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK

Lebih terperinci

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis SA 0 Prosedur Analitis SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PROSEDUR ANALITIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing dan Atestasi Oleh : Robert Renovan (NIM. 2015250974) Yoga Pradana (NIM. 2015250975)

Lebih terperinci

Konfirmasi Eksternal (ISA 505)

Konfirmasi Eksternal (ISA 505) Konfirmasi Eksternal (ISA 505) Standar Perikatan Audit ( SPA ) ini berhubungan dengan penggunaan prosedur konfirmasi eksternal oleh auditor untuk memperoleh bukti audit. Tujuan auditor adalah untuk mendesain

Lebih terperinci

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit SA 0 Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 MATERIALITAS DALAM TAHAP PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No. SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH Sumber: PSA No. 62 PENDAHULUAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 319 PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber : PSA No. 69 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang pertimbangan auditor atas pengendalian intern klien

Lebih terperinci

K A P IKATAN AKUNTAN INDONESIA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK. Standar Auditing. Per 1 Januari 2001

K A P IKATAN AKUNTAN INDONESIA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK. Standar Auditing. Per 1 Januari 2001 K A P IKATAN AKUNTAN INDONESIA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK Standar Auditing Per 1 Januari 2001 Daftar Isi Ringkas Standar Auditing DAFTAR ISI RINGKAS STANDAR AUDITING Halaman Daftar Isi Ringkas Standar

Lebih terperinci

PI HAK YAN G M EM I LI KI HUBUN GAN I STI M EW A

PI HAK YAN G M EM I LI KI HUBUN GAN I STI M EW A Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa SA Se k si 3 3 4 PI HAK YAN G M EM I LI KI HUBUN GAN I STI M EW A Sumber: PSA No. 34 PEN DAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang prosedur yang harus dipertimbangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN - Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal Ch.8 Mempertimbangkan Pengendalian Internal Definisi Pengendalian Internal (SA 315.4) Proses yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang bertanggungjawab atas kelola, manajemen, dan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI Semarang, 15 Desember 2017 Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait,

Lebih terperinci

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI EXPOSURE DRAFT STANDAR PENGENDALIAN MUTU STANDAR PERIKATAN JASA 0 PERIKATAN KOMPILASI PENGENDALIAN MUTU BAGI KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Exposure Draft

Lebih terperinci

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

Standar Audit SA 530. Sampling Audit SA 0 Sampling Audit SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 SAMPLING AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT SA Seksi 325 KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT Sumber: PSA No. 35 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan untuk mengidentifikasi dan melaporkan

Lebih terperinci

Standar Audit (SA) 720. Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan

Standar Audit (SA) 720. Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan (SA) 0 Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS INFORMASI LAIN DALAM DOKUMEN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sa Seksi 337 PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sumber : PSA No. 74 01 seksi ini memberikan panduan tentang prosedur yang harus dipertimbangkan oleh auditor

Lebih terperinci

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N Atestasi Kepatuhan SAT Seksi 500 ATESTASI KEPATUHAN S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan bagi perikatan

Lebih terperinci

2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit )

2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit ) 2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit ) Standar Audit ini mengatur tanggung jawab keseluruhan auditor independen ketika melaksanakan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN SA Seksi 360 KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN Sumber : PSA No. 68 PENDAHULUAN 01 Beberapa pernyataan standar auditing telah memberikan panduan tentang hubungan antara auditor dengan manajemen. Seksi ini menguraikan,

Lebih terperinci

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07 SA Seksi 332 AUDITING INVESTASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN TERHADAP KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mengaudit investasi dalam efek, yaitu efek utang dan efek ekuitas,

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,

Lebih terperinci

KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING

KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING Oleh: Nina Dayu Lutfiyanti 115020305111007 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 Pertanyaan Diskusi

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 504 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk Komite Audit PT PP London Sumatra Indonesia Tbk ( Perusahaan ) dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan

Lebih terperinci

ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK

ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK PERTANYAAN DAN JAWABAN TJ 07 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT A. PT Duta Intidaya, Tbk (Perseroan) sebagai suatu perseroan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mematuhi hukum dan peraturan

Lebih terperinci

STANDAR AUDIT (SA 500, 501, 505) OLEH: I GEDE YOGA SEMARADANA ANGGA SETYAWAN I WAYAN BUDI DARMAWAN

STANDAR AUDIT (SA 500, 501, 505) OLEH: I GEDE YOGA SEMARADANA ANGGA SETYAWAN I WAYAN BUDI DARMAWAN STANDAR AUDIT (SA 500, 501, 505) OLEH: I GEDE YOGA SEMARADANA ANGGA SETYAWAN I WAYAN BUDI DARMAWAN Bukti Audit yang Cukup dan Tepat Kecukupan bukti audit adalah ukuran kuantitas bukti audit. Kuatntitas

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring dengan perkembangan dunia perekonomian dalam memasuki era pasar bebas dan globalisasi, setiap perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi persaingan yang ada saat ini.

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Audit atas Estimasi Akuntansi SA Seksi 342 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Sumber: PSA No. 37 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti audit kompeten

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

Standar Pengendalian Mutu SPM 1

Standar Pengendalian Mutu SPM 1 Standar Pengendalian Mutu SPM Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans (Audit, Reviu, dan Perikatan Asurans Lainnya) dan Perikatan Selain Asurans SPM.indd //0 :0:

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERN 1

PENGENDALIAN INTERN 1 PENGENDALIAN INTERN 1 Pengertian Pengendalian Intern Standar pekerjaan lapangan yang kedua (PSA No. 01 (SA 150)) menyebutkan Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan

Lebih terperinci

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN Daftar Isi Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 300 STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN Penunjukan auditor independen; perencanaan dan supervisi; risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit; pengujian

Lebih terperinci

?},i h,- PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHTIN 2016 TENTANG

?},i h,- PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHTIN 2016 TENTANG PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHTIN 2016 TENTANG STANDAR AUDIT BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DI LEMBAGA KEMAHASISWAAN

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Minggu ke-6 MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Program Studi Akuntansi STIE PELITA NUSANTARA KONSEP MATERIALITAS Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang

Lebih terperinci

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk Piagam Audit Internal PT Astra International Tbk Desember 2010 PIAGAM AUDIT INTERNAL 1. Visi dan Misi Visi Mempertahankan keunggulan PT Astra International Tbk dan perusahaanperusahaan utama afiliasinya

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA SA Seksi 341 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA Sumber: PSA No. 30 Lihat SA Seksi 9341 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan

Lebih terperinci

STANdAR PENGENDALIAN MUTU 1 PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS

STANdAR PENGENDALIAN MUTU 1 PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS STANdAR PENGENDALIAN MUTU PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Tanggapan tertulis atas exposure draft paling lambat diterima pada Agustus 0. Dewan Standar Profesi

Lebih terperinci

PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI

PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI Laporan praktisi tentang prosedur yang disepakati yang berkaitan dengan asersi manajemen tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu atau tentang efektivitas

Lebih terperinci

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh No.8, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Lembaga Penjamin. Tata Kelola Perusahaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6015) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis. SA Seksi 710 PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECIL Sumber : PSA No. 58 PENDAHULUAN 01. Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi

Lebih terperinci

BAB VIII AUDIT SIKLUS INVESTASI INSTRUMEN KEUANGAN

BAB VIII AUDIT SIKLUS INVESTASI INSTRUMEN KEUANGAN PENDAHULUAN BAB VIII AUDIT SIKLUS INVESTASI INSTRUMEN KEUANGAN Siklus investasi instrumen keuangan adalah siklus investasi pada sekuritas obligasi atau saham yang diterbitkan oleh perusahaan lain, baik

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Komite Audit

Pedoman Kerja Komite Audit Pedoman Kerja Komite Audit PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk

Lebih terperinci

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi Adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, personil lain, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan laporan

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan publik.

Lebih terperinci

BAB 1 PROFESI AUDITING

BAB 1 PROFESI AUDITING PERTANYAAN TINJAUAN BAB 1 PROFESI AUDITING 1-1 (Tujuan 1-5) Jelaskan hubungan antara jasa audit, jasa atestasi, dan jasa assurance, serta berikan contoh masing-masingnya. Jasa Assurance adalah jasa professional

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116 KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN

Lebih terperinci