Standar Audit SA 560. Peristiwa Kemudian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Standar Audit SA 560. Peristiwa Kemudian"

Transkripsi

1 SA 0 Peristiwa Kemudian SA paket 00.indb //0 0:: AM

2 STANDAR AUDIT 0 PERISTIWA KEMUDIAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten), atau (ii) Januari 0 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.) DAFTAR ISI Paragraf Pendahuluan Ruang Lingkup... Peristiwa Kemudian... Tanggal Efektif... Tujuan... Definisi... Ketentuan Peristiwa yang Terjadi antara Tanggal Laporan Keuangan dan Tanggal Laporan Auditor... Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Tanggal Laporan Auditor namun Sebelum Tanggal Laporan Keuangan Diterbitkan... 0 Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Laporan Keuangan Diterbitkan... Materi Penerapan dan Penjelasan Lain Ruang Lingkup... A Definisi... A A Peristiwa yang Terjadi antara Tanggal Laporan Keuangan dan Tanggal Laporan Auditor... A A0 Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Tanggal Laporan Auditor namun Sebelum Tanggal Laporan Keuangan Diterbitkan... A A Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Laporan Keuangan Diterbitkan... A A Standar Audit ( SA ) 0, Peristiwa Kemudian harus dibaca bersama dengan SA 00, Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit berdasarkan Standar Audit. ii SA paket 00.indb //0 0:: AM

3 Peristiwa Kemudian Pendahuluan Ruang Lingkup. Standar Audit ( SA ) ini berhubungan dengan tanggung jawab auditor berkaitan dengan peristiwa kemudian dalam suatu audit atas laporan keuangan. (Ref: Para. A) Peristiwa Kemudian. Laporan keuangan mungkin dipengaruhi oleh peristiwa tertentu yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan. Banyak kerangka pelaporan keuangan secara khusus merujuk pada peristiwa tersebut. Kerangka pelaporan keuangan tersebut biasanya mengidentifikasi dua jenis peristiwa: (a) Peristiwa yang menyediakan bukti tentang kondisi yang ada pada tanggal laporan keuangan; dan (b) Peristiwa yang menyediakan bukti tentang kondisi yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan. SA 00 menjelaskan bahwa tanggal laporan auditor menginformasikan kepada pembaca bahwa auditor telah mempertimbangkan pengaruh atas peristiwa dan transaksi yang diketahui oleh auditor dan yang terjadi sampai pada tanggal tersebut. Tanggal Efektif. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten), atau (ii) Januari 0 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten. Sebagai contoh, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 0, Peristiwa Setelah Tanggal Neraca berhubungan dengan perlakuan dalam laporan keuangan atas peristiwa, baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan, yang terjadi antara tanggal laporan keuangan (sama dengan tanggal laporan posisi keuangan dalam SAK) dan tanggal yang pada saat itu laporan keuangan disetujui untuk diterbitkan). SA 00, Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan, paragraf A. SA 0. SA paket 00.indb //0 0:: AM

4 Tujuan. Tujuan auditor adalah untuk: (a) Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah peristiwa yang terjadi antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan auditor yang mengharuskan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan keuangan, secara tepat telah digambarkan dalam laporan keuangan tersebut sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan (b) Merespons secara tepat fakta yang diketahui oleh auditor setelah tanggal laporan auditor, yang mana jika diketahui oleh auditor pada tanggal tersebut, kemungkinan menyebabkan auditor mengubah laporan auditnya. Definisi. Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna sebagai berikut: (a) Tanggal laporan keuangan: Tanggal akhir dari periode terakhir yang dicakup oleh laporan keuangan. (b) Tanggal pengesahan laporan keuangan: Tanggal yang pada saat itu semua laporan yang membentuk laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan yang bersangkutan, telah disusun dan pihak yang berwenang telah menyatakan bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut. (Ref: Para. A) (c) Tanggal laporan auditor: Tanggal yang dicantumkan oleh auditor dalam laporannya atas laporan keuangan berdasarkan SA 00. (Ref: Para. A) (d) Tanggal diterbitkannya laporan keuangan: Tanggal tersedianya laporan auditor dan laporan keuangan auditan bagi pihak ketiga. (Ref: Para. A A) (e) Peristiwa kemudian: Peristiwa yang terjadi di antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan auditor, dan fakta yang diketahui oleh auditor setelah tanggal laporan auditor. SA 0. SA paket 00.indb //0 0:: AM

5 Peristiwa Kemudian Ketentuan Peristiwa yang Terjadi antara Tanggal Laporan Keuangan dan Tanggal Laporan Auditor. Auditor harus melaksanakan prosedur audit yang dirancang untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, bahwa seluruh peristiwa yang terjadi antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal laporan auditor yang mengharuskan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan keuangan, telah diidentifikasi. Namun, auditor tidak diharapkan untuk melakukan prosedur audit tambahan atas hal-hal yang mana prosedur audit yang sebelumnya diterapkan telah menyediakan kesimpulan yang memadai. (Ref: Para. A). Auditor harus melakukan prosedur yang disyaratkan oleh paragraf sehingga prosedur tersebut mencakup periode dari tanggal laporan keuangan sampai ke tanggal laporan auditor, atau periode terdekat yang dapat dicapai. Auditor harus mempertimbangkan penilaian risiko auditor dalam menetapkan sifat dan luas prosedur audit, yang harus mencakup hal-hal sebagai berikut: (Ref: Para. A A) (a) Memperoleh suatu pemahaman tentang prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen untuk memastikan bahwa peristiwa kemudian teridentifikasi. (b) Meminta keterangan dari manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, tentang peristiwa kemudian yang telah terjadi yang mungkin memengaruhi laporan keuangan. (Ref: Para. A) (c) Membaca risalah rapat, ketika ada, tentang pemilik, manajemen, dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas, yang rapat tersebut diadakan setelah tanggal laporan keuangan dan meminta keterangan tentang hal-hal yang dibahas dalam rapat tersebut yang risalah hasil rapatnya belum tersedia. (Ref: Para. A0) (d) Membaca laporan keuangan interim terakhir entitas, jika ada.. Auditor Jika, sebagai hasil prosedur yang dilakukan seperti yang disyaratkan oleh paragraf dan, auditor mengidentifikasi peristiwa yang mengharuskan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan keuangan, auditor harus menentukan apakah setiap peristiwa tersebut telah SA 0. SA paket 00.indb //0 0:: AM

6 digambarkan dalam laporan keuangan secara tepat dan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Representasi Tertulis. Auditor harus meminta kepada manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, untuk memberikan suatu representasi tertulis berdasarkan SA 0 yang menyatakan bahwa seluruh peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku telah disesuaikan atau diungkapkan. Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Tanggal Laporan Auditor namun Sebelum Tanggal Laporan Keuangan Diterbitkan 0. Auditor tidak memiliki kewajiban untuk melakukan prosedur audit atas laporan keuangan setelah tanggal laporan auditor. Namun, jika setelah tanggal laporan auditor tetapi sebelum tanggal laporan keuangan diterbitkan, suatu fakta diketemukan oleh auditor yang mungkin menyebabkan auditor mengubah laporan auditnya jika fakta tersebut telah diketahui oleh auditor pada tanggal laporan auditor, maka auditor harus: (Ref: Para. A) (a) Membahas hal tersebut dengan manajemen dan, jika relevan, dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola; (b) Menentukan apakah laporan keuangan tersebut memerlukan perubahan dan, jika demikian, (c) Meminta keterangan bagaimana manajemen akan memperlakukan hal tersebut dalam laporan keuangan.. Jika manajemen mengubah laporan keuangan, maka auditor harus: (a) Melaksanakan prosedur audit yang diperlukan dalam kondisi atas perubahan tersebut. (b) Kecuali jika kondisi yang tertera dalam paragraf terjadi: SA 0, Representasi Tertulis. SA 0. SA paket 00.indb //0 0:: AM

7 Peristiwa Kemudian (i) Memperluas prosedur audit yang disebutkan dalam paragraf dan sampai pada tanggal laporan auditor baru; dan (ii) Menyediakan suatu laporan auditor baru atas laporan keuangan yang telah diubah. Laporan auditor yang baru tidak dapat diberi tanggal lebih awal daripada tanggal persetujuan atas perubahan laporan keuangan.. Bilamana peraturan perundang-undangan atau kerangka pelaporan keuangan tidak melarang manajemen untuk membatasi perubahan atas laporan keuangan yang disebabkan oleh pengaruh peristiwa kemudian atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dan pihak yang bertanggung jawab untuk menyetujui laporan keuangan tidak dilarang untuk membatasi persetujuan terhadap perubahan yang bersangkutan, maka auditor diizinkan untuk membatasi prosedur audit atas peristiwa kemudian yang disyaratkan pada paragraf (b)(i) berkaitan dengan perubahan tersebut. Dalam kasus seperti ini, auditor tersebut harus: (a) Mengubah laporan auditor dengan memasukkan suatu tanggal tambahan yang dibatasi sampai dengan perubahan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa prosedur auditor untuk peristiwa kemudian hanya dibatasi pada perubahan atas laporan keuangan yang digambarkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan; atau (Ref: Para. A) (b) Menyajikan suatu laporan auditor baru atau laporan auditor yang diubah yang meliputi suatu pernyataan dalam suatu paragraf penekanan suatu hal atau paragraf hal lain yang menyampaikan bahwa prosedur audit atas peristiwa kemudian hanya terbatas untuk perubahan pada laporan keuangan seperti yang dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.. Dalam beberapa yurisdiksi, manajemen mungkin tidak disyaratkan oleh peraturan perundangan-undangan atau kerangka pelaporan keuangan untuk menerbitkan laporan Lihat SA 0, Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor Independen. SA 0. SA paket 00.indb //0 0:: AM

8 keuangan yang diubah dan, oleh karena itu, auditor tidak perlu menyediakan suatu laporan auditor yang diubah atau yang baru. Namun, jika manajemen tidak mengubah laporan keuangan dalam kondisi yang auditor yakin bahwa laporan keuangan tersebut perlu diubah, maka: (Ref. Para. A A) (a) Jika laporan auditor belum diserahkan kepada entitas, auditor harus mengubah opininya seperti yang disyaratkan dalam SA 0 dan kemudian menyerahkan laporan auditor tersebut; atau (b) Jika laporan auditor telah diserahkan kepada entitas, auditor harus memberitahu manajemen dan, kecuali jika semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat dalam pengelolaan entitas, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas, agar tidak menerbitkan laporan keuangan kepada pihak ketiga sebelum perubahan yang diperlukan dibuat. Jika laporan keuangan diterbitkan kemudian tanpa memasukkan perubahan yang diperlukan, auditor harus mengambil tindakan yang tepat, untuk mencegah pengguna meletakkan kepercayaan terhadap laporan auditor tersebut. (Ref: Para. A A) Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Laporan Keuangan Diterbitkan. Setelah laporan keuangan diterbitkan, auditor tidak memiliki kewajiban untuk melakukan prosedur audit atas laporan keuangan tersebut. Namun, jika, setelah laporan keuangan diterbitkan, suatu fakta diketahui oleh auditor, yang jika fakta tersebut diketahui oleh auditor pada tanggal laporan auditor, mungkin dapat menyebabkan auditor mengubah laporan auditnya, maka auditor harus: (a) Membahas hal tersebut dengan manajemen dan, jika relevan, dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola; (b) Menentukan apakah laporan keuangan memerlukan perubahan dan, jika demikian, (c) Meminta keterangan bagaimana manajemen bermaksud untuk menyelesaikan hal tersebut dalam laporan keuangan. SA 0, Modifikasi terhadapopini dalam Laporan Auditor Independen. SA 0. SA paket 00.indb //0 0:: AM

9 Peristiwa Kemudian Jika manajemen mengubah laporan keuangan, maka auditor harus: (Ref: Para. A) (a) Melaksanakan prosedur audit yang diperlukan dalam kondisi atas perubahan tersebut. (b) Menelaah tahap-tahap yang dilakukan oleh manajemen untuk memastikan bahwa setiap pihak yang menerima laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya bersamaan dengan laporan auditor, diberi informasi tentang situasi tersebut. (c) Kecuali jika kondisi dalam paragraf berlaku: (i) Memperluas prosedur audit yang disebutkan dalam paragraf dan sampai pada tanggal laporan auditor baru, dan tanggal laporan auditor baru tidak lebih awal daripada tanggal persetujuan atas perubahan laporan keuangan; dan (ii) Menyerahkan laporan auditor baru atas laporan keuangan yang diubah. (d) Ketika kondisi dalam paragraf terjadi, ubah laporan auditor, atau serahkan laporan auditor baru seperti yang disyaratkan oleh paragraf.. Auditor harus memasukkan dalam laporan auditor baru atau yang diubah, suatu paragraf penekanan atas suatu hal atau paragraf hal-hal lain, dengan berpedoman pada suatu catatan atas laporan keuangan yang lebih intensif membahas alasan perubahan atas laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya dan laporan yang diserahkan sebelumnya oleh auditor.. Jika manajemen tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa setiap pihak yang menerima laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya sudah diberitahu tentang situasi tersebut dan juga tidak mengubah laporan keuangan dalam kondisi yang auditor yakin bahwa laporan keuangan tersebut perlu diubah, auditor harus memberitahu manajemen dan, kecuali jika semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat dalam pengelolaan entitas, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, SA 0, Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola, paragraf. SA 0. SA paket 00.indb //0 0:: AM

10 bahwa auditor akan berusaha untuk mencegah pengguna meletakkan kepercayaan masa depan terhadap laporan auditor tersebut. Jika, meskipun dengan pemberitahuan tersebut, manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan tersebut, auditor harus mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah pengguna meletakkan kepercayaan terhadap laporan auditor. *** Materi Penerapan dan Penjelasan Lain Ruang Lingkup (Ref: Para. ) A. Ketika laporan keuangan auditan dimasukkan dalam dokumen lain setelah penerbitan laporan keuangan, auditor mungkin memiliki tanggung jawab tambahan yang berhubungan dengan peristiwa kemudian yang perlu dipertimbangkan oleh auditor, seperti ketentuan peraturan perundang-undangan yang melibatkan penawaran atas sekuritas untuk publik dalam yurisdiksi tempat ditawarkannya sekuritas tersebut. Contohnya, auditor mungkin diharuskan untuk melakukan prosedur audit tambahan sampai pada tanggal dokumen penawaran terakhir. Prosedur-prosedur ini dapat mencakup hal-hal yang tercantum dalam paragraf dan yang dilakukan sampai pada atau mendekati tanggal berlaku efektif dokumen penawaran terakhir, dan membaca dokumen penawaran tersebut untuk menganalisis apakah informasi lain dalam dokumen penawaran konsisten dengan informasi keuangan yang terkait dengan auditor. Definisi Tanggal Pengesahan Laporan Keuangan (Ref: Para. (b)) A. Dalam beberapa yurisdiksi, peraturan perundang-undangan mengidentifikasi individu-individu atau badan-badan (sebagai contoh, manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola) yang bertanggung jawab untuk menyimpulkan Lihat SA 00, Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit, paragraf. SA 0. SA paket 00.indb //0 0:: AM

11 Peristiwa Kemudian bahwa semua pernyataan yang membentuk laporan keuangan, termasuk di dalamnya catatan atas laporan keuangan yang terkait, telah disusun, dan menetapkan proses persetujuan yang diperlukan. Dalam yurisdiksi yang lain, proses persetujuan tidak ditentukan dalam peraturan perundangundangan dan entitas mengikuti prosedurnya sendiri dalam menyusun dan menyelesaikan laporan keuangannya dalam kaca mata manajemen dan struktur tata kelola yang ada. Dalam beberapa yurisdiksi, persetujuan akhir oleh pemegang saham diperlukan. Dalam yurisdiksi tersebut, persetujuan terakhir oleh pemegang saham tidak diperlukan untuk auditor menyimpulkan bahwa bukti audit yang cukup dan tepat, yang menjadi basis bagi opini auditor atas laporan keuangan, telah diperoleh. Tanggal persetujuan laporan keuangan untuk tujuan SA ini adalah tanggal yang lebih awal yang pada saat itu pihak yang berwenang menentukan bahwa seluruh pernyataan yang membentuk laporan keuangan, termasuk di dalamnya catatan yang terkait, telah disusun dan pihak yang berwenang telah menyatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut. Tanggal Laporan Auditor (Ref: Para. (c)) A. Laporan auditor tidak dapat diberi tanggal lebih awal daripada tanggal yang pada saat itu auditor telah memperoleh bukti yang cukup dan tepat sebagai basis opini atas laporan keuangan, termasuk bukti bahwa semua laporan yang membentuk laporan keuangan termasuk di dalamnya catatan atas laporan keuangan yang terkait, telah disusun dan pihak yang berwenang telah menyatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut. Sebagai konsekuensinya, tanggal laporan auditor tidak dapat lebih awal dari tanggal pengesahan atas laporan keuangan seperti yang didefinisikan dalam paragraf (b). Suatu periode waktu mungkin berlalu karena masalah administratif antara tanggal laporan auditor sebagaimana yang didefinisikan dalam paragraf (c) dan tanggal penyerahan laporan auditor kepada entitas. SA 00, paragraf. Dalam beberapa kasus, peraturan perundang-undangan juga mengidentifikasi butir dalam proses pelaporan laporan keuangan yang di situ audit diharapkan dapat dilengkapi. SA 0. SA paket 00.indb //0 0:: AM

12 Tanggal Penerbitan Laporan Keuangan (Ref: Para. (d)) A. Tanggal penerbitan laporan keuangan pada umumnya tergantung pada peraturan yang berlaku dalam lingkungan yang menjadi tempat berusaha entitas. Dalam beberapa kondisi, tanggal penerbitan laporan keuangan mungkin merupakan tanggal pada saat laporan keuangan diserahkan kepada badan pengatur. Karena laporan keuangan auditan tidak dapat diterbitkan tanpa laporan auditor, tanggal penerbitan laporan keuangan auditan tidak seharusnya hanya pada atau setelah tanggal laporan auditor, tetapi juga harus pada atau setelah laporan auditor tersebut diserahkan kepada entitas. Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik A. Dalam kasus sektor publik, tanggal penerbitan laporan keuangan mungkin sama dengan tanggal laporan keuangan auditan dan laporan auditor atas laporan keuangan tersebut disajikan ke badan pembuat undang-undang atau dengan cara lain diumumkan kepada publik. Peristiwa yang Terjadi antara Tanggal Laporan Keuangan dan Tanggal Laporan Auditor (Ref: Para. ) A. Tergantung pada penilaian risiko oleh auditor, prosedur audit yang disyaratkan dalam paragraf mungkin mencakup prosedur yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, meliputi penelaahan atau pengujian atas catatan akuntansi atau transaksi yang terjadi antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan auditor. Prosedur audit yang diharuskan oleh paragraf dan adalah tambahan prosedur yang mungkin dilakukan oleh auditor untuk tujuan lain, dan mungkin memberikan bukti mengenai peristiwa kemudian (sebagai contoh, untuk memperoleh bukti audit untuk saldo akun pada tanggal laporan keuangan, seperti prosedur pisah batas atau prosedur yang berhubungan dengan penerimaan kemudian akun piutang). A. Paragraf menjelaskan prosedur audit tertentu dalam konteks bahwa auditor disyaratkan untuk melakukan prosedur menurut paragraf. Namun, prosedur peristiwa kemudian yang dilakukan oleh auditor mungkin tergantung pada informasi yang tersedia, dan khususnya, seberapa luas catatan akuntansi telah disiapkan sejak tanggal laporan keuangan. SA 0.0 SA paket 00.indb 0 //0 0:: AM

13 Peristiwa Kemudian Jika catatan akuntansi bukan yang terkini, dan oleh karena itu, tidak terdapat laporan keuangan interim (baik untuk tujuan internal maupun eksternal) yang disiapkan, atau risalah rapat manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola belum dibuat, prosedur audit yang relevan mungkin menggunakan inspeksi atas buku dan catatan yang tersedia, termasuk rekening koran bank. Paragraf A memberikan contoh beberapa hal tambahan yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam rangkaian permintaan keterangan ini. A. Sebagai tambahan terhadap prosedur audit yang disyaratkan oleh paragraf, auditor dapat mempertimbangkan hal-hal berikut sebagai langkah yang diperlukan dan tepat untuk: Membaca bujet perusahaan terakhir yang tersedia, prakiraan arus kas, dan laporan manajemen lain yang terkait untuk periode setelah tanggal laporan keuangan; Meminta keterangan, atau memperluas permintaan keterangan sebelumnya yang dilakukan secara tertulis maupun lisan kepada penasihat hukum entitas tentang proses litigasi dan klaim; atau Mempertimbangkan apakah representasi tertulis yang mencakup peristiwa kemudian tertentu mungkin diperlukan untuk mendukung bukti audit yang lain dan dengan demikian dapat diperoleh bukti audit yang cukup dan tepat. Permintaan Keterangan (Ref: Para. (b)) A. Dalam meminta keterangan dari manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, tentang apakah ada peristiwa kemudian yang telah terjadi yang mungkin memengaruhi laporan keuangan, auditor dapat meminta keterangan tentang status terkini unsur-unsur yang dipertanggunggjawabkan atas basis data awal atau tidak bersifat konklusif dan meminta keterangan khusus tentang hal-hal sebagai berikut: Apakah komitmen baru, penarikan utang, atau jaminan telah terjadi. Apakah penjualan atau akusisi aset telah terjadi atau direncanakan. Apakah telah terjadi peningkatan modal atau penerbitan instrumen utang, seperti penerbitan saham atau surat SA 0. SA paket 00.indb //0 0:: AM

14 utang baru, atau suatu perjanjian untuk penggabungan atau likuidasi telah dilakukan atau direncanakan. Apakah aset telah dialokasikan oleh pemerintah atau dimusnahkan, sebagai contoh, oleh kebakaran atau banjir. Apakah terdapat perkembangan yang berhubungan dengan kontijensi. Apakah penyesuaian akuntansi yang tidak lazim telah dibuat atau dipertimbangkan secara mendalam. Apakah suatu peristiwa telah terjadi atau mungkin akan terjadi yang akan menimbulkan pertanyaan tentang ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan, dalam kasus, sebagai contoh, jika peristiwa-peristiwa tersebut menimbulkan pertanyaan tentang validitas atas asumsi kelangsungan hidup perusahaan. Apakah ada peristiwa yang telah terjadi yang relevan untuk pengukuran estimasi atau provisi yang dibuat dalam laporan keuangan. Apakah ada peristiwa yang telah terjadi yang relevan untuk pemulihan kembali aset. Membaca Risalah Rapat (Ref: Para. (c)) Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik A0. Dalam sektor publik, auditor dapat membaca catatan ofisial atas tindakan yang relevan dengan badan legislatif dan meminta keterangan tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan tersebut di mana catatan ofisial belum tersedia. Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Tanggal Laporan Auditor namun sebelum Tanggal Laporan Keuangan Diterbitkan Tanggung jawab Manajemen terhadap Auditor (Ref: Para. 0) A. Seperti yang dijelaskan dalam SA 0, syarat dalam perikatan audit mencakup persetujuan manajemen untuk memberitahu auditor atas fakta-fakta yang mungkin memengaruhi laporan keuangan, yang mungkin diketahui oleh manajemen selama periode dari tanggal laporan auditor sampai dengan tanggal laporan keuangan diterbitkan. SA 0, Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit, paragraf A. SA 0. SA paket 00.indb //0 0:: AM

15 Peristiwa Kemudian Penggunaan Tanggal Ganda (Ref: Para. (a)) A. Dalam kondisi yang dijelaskan dalam paragraf A(a), auditor mengubah laporan auditor untuk memasukkan tanggal tambahan yang dibatasi untuk perubahan tersebut, tanggal laporan auditor atas laporan keuangan sebelum perubahan kemudian oleh manajemen tetap tidak berubah karena tanggal ini menginformasikan pembaca tentang kapan pekerjaan audit atas laporan keuangan tersebut diselesaikan. Namun, suatu tanggal tambahan dimasukkan dalam laporan auditor untuk menginformasikan kepada pengguna bahwa prosedur audit setelah tanggal tersebut terbatas pada perubahan kemudian atas laporan keuangan. Berikut ini adalah sebuah ilustrasi tentang tanggal tambahan tersebut: (Tanggal laporan auditor), kecuali yang berkaitan dengan Catatan Y, yang bertanggal (tanggal penyelesaian prosedur audit, terbatas untuk perubahan yang dijelaskan dalam Catatan Y). Tidak Ada Perubahan atas Laporan Keuangan oleh Manajemen (Ref: Para. ) A. Dalam beberapa yurisdiksi, manajemen mungkin tidak disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan atau oleh kerangka pelaporan keuangan untuk menerbitkan laporan keuangan yang sudah diubah. Hal ini sering kali terjadi ketika penerbitan laporan keuangan untuk periode berikutnya makin dekat, sepanjang pengungkapan yang tepat dibuat dalam laporan tersebut. Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik A. Dalam sektor publik, tindakan yang diambil yang sesuai dengan paragraf ketika manajemen tidak mengubah laporan keuangan dapat mencakup pelaporan secara terpisah untuk badan pembuat undang-undang, atau badan lain yang relevan dalam hirarki pelaporan, tentang implikasi peristiwa kemudian terhadap laporan keuangan dan laporan auditor. Tindakan Auditor dalam Mencari Cara untuk Mencegah Pengguna Mempercayai Laporan Auditor (Ref: Para. (b)) A. Auditor mungkin perlu memenuhi kewajiban hukum tambahan pada waktu auditor telah memberitahu manajemen untuk tidak menerbitkan laporan keuangan dan manajemen telah menyetujui permintaan tersebut. SA 0. SA paket 00.indb //0 0:: AM

16 A. Jika manajemen telah menerbitkan laporan keuangan walaupun ada pemberitahuan dari auditor untuk tidak menerbitkan laporan keuangan kepada pihak ketiga, tindakan auditor untuk mencegah pengguna memercayai laporan auditor atas laporan keuangan tergantung pada hak dan kewajiban hukum auditor. Sebagai konsekuensinya, auditor mungkin mempertimbangkan adalah tepat untuk mencari advis hukum. Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Laporan Keuangan Diterbitkan Tidak Ada Perubahan atas Laporan Keuangan oleh Manajemen (Ref: Para. ) Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik A. Dalam beberapa yurisdiksi, entitas dalam sektor publik mungkin dilarang oleh peraturan perundang-undangan untuk menerbitkan laporan keuangan yang sudah diubah. Dalam kondisi tersebut, tindakan yang tepat bagi auditor adalah untuk melaporkan hal tersebut kepada badan statutori yang tepat. Tindakan Auditor dalam Mencari Cara untuk Mencegah Pengguna Mempercayai Laporan Auditor (Ref: Para. ) A. Ketika auditor yakin bahwa manajemen, atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, telah gagal untuk mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mencegah pengguna memercayai laporan auditor atas laporan keuangan yang sebelumnya diterbitkan oleh perusahaan walaupun ada pemberitahuan sebelumnya dari auditor bahwa auditor akan mengambil tindakan dalam mencari cara untuk mencegah pengguna memercayai laporan tersebut, tindakan auditor tergantung pada hak dan kewajiban hukum auditor. Sebagai konsekuensinya, auditor mungkin mempertimbangkan adalah tepat untuk mencari advis hukum. SA 0. SA paket 00.indb //0 0:: AM

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal SA 0 Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN AUDIT 0 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis SA 0 Representasi Tertulis SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 REPRESENTASI TERTULIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i)

Lebih terperinci

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha SA 0 Kelangsungan Usaha SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 KELANGSUNGAN USAHA (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit SA 0 Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PENGEVALUASIAN ATAS KESALAHAN PENYAJIAN YANG DIIDENTIFIKASI SELAMA AUDIT (Berlaku efektif

Lebih terperinci

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan SA 0 Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 BUKTI AUDIT PERTIMBANGAN SPESIFIK ATAS UNSUR PILIHAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk

Lebih terperinci

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus SA 00 Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 PERTIMBANGAN KHUSUS AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG

Lebih terperinci

Standar Audit (SA) 720. Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan

Standar Audit (SA) 720. Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan (SA) 0 Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS INFORMASI LAIN DALAM DOKUMEN

Lebih terperinci

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SPR 0 Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 0 REVIU ATAS INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DILAKSANAKAN

Lebih terperinci

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI

Lebih terperinci

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit SA 0 Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 MATERIALITAS DALAM TAHAP PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA 0 Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA paket 00.indb // 0:: AM STANDAR AUDIT 0 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI, TERMASUK ESTIMASI

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

Standar Audit SA 550. Pihak Berelasi

Standar Audit SA 550. Pihak Berelasi SA 0 Pihak Berelasi SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 PIHAK BERELASI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal SA 0 Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Standar audit Sa 500. Bukti audit

Standar audit Sa 500. Bukti audit Standar audit Sa 500 Bukti audit SA paket 500.indb 1 Standar Audit Standar audit 500 BuKti audit (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari

Lebih terperinci

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SPR 00 Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 00 PERIKATAN UNTUK REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk reviu atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit SA 00 Bukti Audit SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 BUKTI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit SA 0 Dokumentasi Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 DOKUMENTASI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis SA 0 Prosedur Analitis SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PROSEDUR ANALITIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA 0 Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 RESPONS AUDITOR TERHADAP RISIKO YANG TELAH DINILAI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci

STANDAR AUDIT ( SA ) 720 TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS INFORMASI LAIN DALAM DOKUMEN YANG BERISI LAPORAN KEUANGAN AUDITAN

STANDAR AUDIT ( SA ) 720 TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS INFORMASI LAIN DALAM DOKUMEN YANG BERISI LAPORAN KEUANGAN AUDITAN INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Indonesian Institute of Certified Public Accountants STANDAR AUDIT ( SA ) 720 TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS INFORMASI LAIN DALAM DOKUMEN YANG BERISI LAPORAN KEUANGAN AUDITAN

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

Standar Audit SA 530. Sampling Audit SA 0 Sampling Audit SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 SAMPLING AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL SA Seksi 323 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL Sumber: PSA No. 56 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi sebagai berikut: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

Lebih terperinci

Konfirmasi Eksternal (ISA 505)

Konfirmasi Eksternal (ISA 505) Konfirmasi Eksternal (ISA 505) Standar Perikatan Audit ( SPA ) ini berhubungan dengan penggunaan prosedur konfirmasi eksternal oleh auditor untuk memperoleh bukti audit. Tujuan auditor adalah untuk mendesain

Lebih terperinci

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sa Seksi 337 PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sumber : PSA No. 74 01 seksi ini memberikan panduan tentang prosedur yang harus dipertimbangkan oleh auditor

Lebih terperinci

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI EXPOSURE DRAFT STANDAR PENGENDALIAN MUTU STANDAR PERIKATAN JASA 0 PERIKATAN KOMPILASI PENGENDALIAN MUTU BAGI KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Exposure Draft

Lebih terperinci

Standar audit Sa 550. pihak Berelasi

Standar audit Sa 550. pihak Berelasi Standar audit Sa 550 pihak Berelasi p er us it at at ud ek ep rp ek ed er ep eh up ep et rr ek ob ed om at ad ep rp ek ed er ep eh u i i Standar Audit Standar audit 550 pihak BErElaSi (Berlaku efektif

Lebih terperinci

Standar Audit SA 315. Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya

Standar Audit SA 315. Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya SA Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT PENGINDENTIFIKASIAN DAN PENILAIAN RISIKO KESALAHAN PENYAJIAN MATERIAL MELALUI PEMAHAMAN

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA SA Seksi 341 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA Sumber: PSA No. 30 Lihat SA Seksi 9341 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI SA Seksi 315 KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI Sumber: PSA No. 16 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti

Lebih terperinci

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No. SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH Sumber: PSA No. 62 PENDAHULUAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian

Lebih terperinci

SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN. Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN

SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN. Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam pelaporan atas dokumen yang dibuat oleh

Lebih terperinci

STANDAR AUDIT (SA 500, 501, 505) OLEH: I GEDE YOGA SEMARADANA ANGGA SETYAWAN I WAYAN BUDI DARMAWAN

STANDAR AUDIT (SA 500, 501, 505) OLEH: I GEDE YOGA SEMARADANA ANGGA SETYAWAN I WAYAN BUDI DARMAWAN STANDAR AUDIT (SA 500, 501, 505) OLEH: I GEDE YOGA SEMARADANA ANGGA SETYAWAN I WAYAN BUDI DARMAWAN Bukti Audit yang Cukup dan Tepat Kecukupan bukti audit adalah ukuran kuantitas bukti audit. Kuatntitas

Lebih terperinci

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing dan Atestasi Oleh : Robert Renovan (NIM. 2015250974) Yoga Pradana (NIM. 2015250975)

Lebih terperinci

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Audit atas Estimasi Akuntansi SA Seksi 342 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Sumber: PSA No. 37 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti audit kompeten

Lebih terperinci

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN SA Seksi 317 UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN Sumber: PSA No. 31 PENDAHULUAN 01 Seksi mengatur sifat dan lingkup pertimbangan yang harus dilakukan oleh auditor independen dalam melaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DISUSUN SESUAI DENGAN SUATU BASAIS AKUNTANSI KOMPREHENSIF SELAIN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN DISUSUN SESUAI DENGAN SUATU BASAIS AKUNTANSI KOMPREHENSIF SELAIN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA SA Seksi 623 LAPORAN KHUSUS Sumber: PSA No. 41 PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan dalam hubungannya dengan: a. Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basis akuntansi

Lebih terperinci

SA Seksi 504 PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGAN. Sumber: PSA No. 52 PENDAHULUAN. 01 Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut:

SA Seksi 504 PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGAN. Sumber: PSA No. 52 PENDAHULUAN. 01 Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut: SA Seksi 504 PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 52 PENDAHULUAN 01 Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut: Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat

Lebih terperinci

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN Sumber: PSA No. 29 Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan berkaitan

Lebih terperinci

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam

Lebih terperinci

STANDAR PERIKATAN AUDIT

STANDAR PERIKATAN AUDIT EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT STANDAR PERIKATAN AUDIT ( SPA ) 300 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Lebih terperinci

PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 2 PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Pusat

Lebih terperinci

PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 2 PSAK

Lebih terperinci

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07 SA Seksi 332 AUDITING INVESTASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN TERHADAP KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mengaudit investasi dalam efek, yaitu efek utang dan efek ekuitas,

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2017 TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK

ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK PERTANYAAN DAN JAWABAN TJ 07 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KOMPILASI DAN RE VIEW ATAS LAPO RAN KEUAN GAN

KOMPILASI DAN RE VIEW ATAS LAPO RAN KEUAN GAN Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan SAR Seksi 100 KOMPILASI DAN RE VIEW ATAS LAPO RAN KEUAN GAN Sumber: PSAR No. 01 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mendefinisikan kompilasi laporan keuangan dan review

Lebih terperinci

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN SA Seksi 330 PROSES KONFI RMASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang proses konfirmasi dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang

Lebih terperinci

KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA

KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA SA Seksi 420 KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA Sumber: PSA No. 09 PENDAHULUAN 01 Standar pelaporan kedua (disebut di sini sebagai standar konsistensi) berbunyi: Laporan

Lebih terperinci

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi a. Sifat Siklus Akuntansi Sifat siklus akuntansi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepemilikan surat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menimbulkan tingkat persaingan yang lebih kompetitif. (Harahap, 2007). Menurut IAI PSAK no: 1, tahun 2012.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menimbulkan tingkat persaingan yang lebih kompetitif. (Harahap, 2007). Menurut IAI PSAK no: 1, tahun 2012. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini perusahaan dituntut untuk lebih efisien, efektif, dan ekonomis dalam menentukan besarnya biaya operasional perusahaan, karena faktor ini

Lebih terperinci

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS DRAFT REVISI PERATURAN SURAT PERNYATAAN MANAJEMEN DALAM BIDANG AKUNTANSI

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS DRAFT REVISI PERATURAN SURAT PERNYATAAN MANAJEMEN DALAM BIDANG AKUNTANSI PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS DRAFT REVISI PERATURAN SURAT PERNYATAAN MANAJEMEN DALAM BIDANG AKUNTANSI Draft Revisi Peraturan ini bertujuan untuk menyempurnakan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah (Mahmudi, 2011). Laporan keuangan dalam lingkungan sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. daerah (Mahmudi, 2011). Laporan keuangan dalam lingkungan sektor publik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan daerah pada dasarnya merupakan asersi atau pernyataan dari pihak manajemen pemerintah daerah yang menginformasikan kepada pihak lain, yaitu pemangku

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Nia Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, niaherlina01@gmail.com Abstrak Tujuan_Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Standar

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-41/PM/1996 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN COMFORT LETTER KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-41/PM/1996 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN COMFORT LETTER KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-41/PM/1996 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN COMFORT LETTER KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun

Lebih terperinci

SURAT UNTUK PENJAMIN EMISI DAN PIHAK TERTENTU LAIN YANG MEMINTA

SURAT UNTUK PENJAMIN EMISI DAN PIHAK TERTENTU LAIN YANG MEMINTA SA Seksi 634 SURAT UNTUK PENJAMIN EMISI DAN PIHAK TERTENTU LAIN YANG MEMINTA Sumber: PSA No. 54 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi akuntan dalam melaksanakan dan melaporkan hasil perikatan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tipe Opini Auditor Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam proses audit atapun proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan informasi utama

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi

Lebih terperinci

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011,

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011, Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011, Guidelines for auditing management systems. Standar ISO

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI SA Seksi 315 KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI Sumber: PSA No. 16 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti

Lebih terperinci

BULETIN TEKNIS NOMOR 01 PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

BULETIN TEKNIS NOMOR 01 PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH Keputusan BPK RI Nomor : /K/I-XIII./ / Tanggal: September Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BULETIN TEKNIS NOMOR 0 PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH 0 0 0 WTP WDP TW

Lebih terperinci

PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI

PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI Laporan praktisi tentang prosedur yang disepakati yang berkaitan dengan asersi manajemen tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu atau tentang efektivitas

Lebih terperinci

Standar Audit (SA) 700. Perumusan suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan

Standar Audit (SA) 700. Perumusan suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan (SA) 00 Perumusan suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERUMUSAN SUATU OPINI DAN PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dunia usaha yang semakin berkembang tentu perlu adanya badan yang independen yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk memastikan kewajaran atas laporan

Lebih terperinci

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PERTANYAAN DAN JAWABAN 01 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Penerapan Berbasis I Secara Proposional Sesuai Ukuran Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI INSTITUT

Lebih terperinci

Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional. Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI

Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional. Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI TANYA DAN JAWAB TJ 01 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN Representasi Manajemen SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Tahap ini sangat penting dan dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus. Keputusan

Lebih terperinci

LAPORAN AUDI TOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDI TAN

LAPORAN AUDI TOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDI TAN SA Seksi 508 LAPORAN AUDI TOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDI TAN Sumber: PSA No. 29 Lihat SA Seksi 9508 untuk interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan

Lebih terperinci

BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS

BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS A. Definisi 01. Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas Bank selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.407, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Audit Internal. Penyusunan Piagam. Pembentukan. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5825) PERATURAN

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT

PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai cakupan atau jenis-jenis audit termasuk didalamnya adalah audit khusus atau investigasi. Melalui pembelajaran ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah mengenai tata kelola keuangan negara. Pemerintah dituntut untuk menciptakan tata kelola

Lebih terperinci

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI Semarang, 15 Desember 2017 Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan negara

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk Komite Audit PT PP London Sumatra Indonesia Tbk ( Perusahaan ) dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT SA Seksi 325 KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT Sumber: PSA No. 35 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan untuk mengidentifikasi dan melaporkan

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N 1 BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal pelaporan keuangan dalam tahun-tahun belakangan ini

B A B I P E N D A H U L U A N 1 BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal pelaporan keuangan dalam tahun-tahun belakangan ini B A B I P E N D A H U L U A N 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyaknya skandal pelaporan keuangan dalam tahun-tahun belakangan ini telah menyisakan pertanyaan dari banyak investor mengenai dapatkah

Lebih terperinci

SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR. Sumber: PSA No.

SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR. Sumber: PSA No. SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR Sumber: PSA No. 36 Lihat SA Seksi 9553 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam bagian ini dijelaskan mengenai pendekatan penelitian yang akan digunakan, jenis data yang dibutuhkan, darimana data dapat diperoleh serta merinci tentang prosedur pengumpulan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PERTANYAAN DAN JAWABAN TJ 04 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PELAPORAN AUDIT TERKAIT PENERAPAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA

Lebih terperinci

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N Atestasi Kepatuhan SAT Seksi 500 ATESTASI KEPATUHAN S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan bagi perikatan

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

Pertanyaan dan Jawaban BAB 6 1. Apakah manfaat yang didapat diperoleh dari perencanaan audit? Jawab : Maanfaat perencanaan audit adalah Membantu

Pertanyaan dan Jawaban BAB 6 1. Apakah manfaat yang didapat diperoleh dari perencanaan audit? Jawab : Maanfaat perencanaan audit adalah Membantu Pertanyaan dan Jawaban BAB 6 1. Apakah manfaat yang didapat diperoleh dari perencanaan audit? Jawab : Maanfaat perencanaan audit adalah Membantu auditor unuk mencurahkan perhatian yang tepat terhadap area

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/ TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALANG REASURANSI, DAN PERUSAHAAN PENILAI KERUGIAN ASURANSI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.05/2016 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. Standar Profesi

Lebih terperinci

?},i h,- PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHTIN 2016 TENTANG

?},i h,- PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHTIN 2016 TENTANG PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHTIN 2016 TENTANG STANDAR AUDIT BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DI LEMBAGA KEMAHASISWAAN

Lebih terperinci

2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit )

2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit ) 2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit ) Standar Audit ini mengatur tanggung jawab keseluruhan auditor independen ketika melaksanakan

Lebih terperinci