Standar Pengendalian Mutu SPM 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Standar Pengendalian Mutu SPM 1"

Transkripsi

1 Standar Pengendalian Mutu SPM Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans (Audit, Reviu, dan Perikatan Asurans Lainnya) dan Perikatan Selain Asurans SPM.indd //0 :0: AM

2 Standar Pengendalian Mutu (SPM ) Institut AKUNTAN publik INDONESIA Office Eight () Building Lantai Unit I J Sudirman Central Business District (SCBD) Lot Jln. Jend. Sudirman Kav. Senopati Raya, Jakarta 0, Indonesia Telp. : (0),, 0-- Faks. : (0),, Website : info@iapi.or.id Hak Cipta 0 Institut Akuntan Publik Indonesia Penerbit Salemba Empat Jln. Raya Lenteng Agung No. Jagakarsa, Jakarta Selatan Telp. : (0) Faks. : (0) Website : info@penerbitsalemba.com Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan Publik Indonesia dan Penerbit Salemba Empat. UNDANG-UNDANG NOMOR TAHUN 00 TENTANG HAK CIPTA. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp ,00 (lima miliar rupiah).. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (), dipidana dengan pidana penjara paling lama (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp ,00 (lima ratus juta rupiah). Institut Akuntan Publik Indonesia Standar Pengendalian Mutu (SPM )/Institut Akuntan Publik Indonesia Jakarta: Salemba Empat, 0. jil., hlm., cm ISBN Audit. Akuntan Publik I. Judul II. Institut Akuntan Publik Indonesia SPM.indd //0 :0: AM

3 Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA DEWAN STANDAR PROFESI 00 0 Kusumaningsih Angkawidjaja Handri Tjendra Fahmi Godang Parulian Panjaitan Johannes Emile Runtuwene Xenia Ayubudhi Yusron Fauzan Ketua Wakil Ketua Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota iii SPM.indd //0 :0: AM

4 Standar Pengendalian Mutu STANDAR PENGENDALIAN MUTU NO. PENGENDALIAN MUTU BAGI KANTOR AKUNTAN PUBLIK YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN ASURANS (AUDIT, REVIU, DAN PERIKATAN ASURANS LAINNYA) DAN PERIKATAN SELAIN ASURANS (berlaku efektif Januari 0) DAFTAR ISI Paragraf Pendahuluan Ruang Lingkup... Keterterapan... Tanggal Efektif... Tujuan... Definisi... Ketentuan Penerapan dan Kepatuhan terhadap Ketentuan yang Berlaku... Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Mutu... Tanggung Jawab Kepemimpinan Kantor Akuntan Publik atas Mutu... Ketentuan Etika Profesi yang Berlaku... 0 Penerimaan dan Keberlanjutan hubungan dengan Klien dan Perikatan Tertentu... Sumber Daya Manusia... Pelaksanaan Perikatan... Pemantauan... Dokumentasi... Materi Penerapan dan Penjelasan Lain Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Mutu... A Tanggung Jawab Kepemimpinan Kantor Akuntan Publik atas Mutu... A A Ketentuan Etika Profesi yang Berlaku... A A Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan Perikatan Tertentu... A A Sumber Daya Manusia... A A iv SPM.indd //0 :0: AM

5 Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans Pelaksanaan Perikatan... Pemantauan... Dokumentasi... A A A A A A Standar Pengendalian Mutu ( SPM ) No. mengenai Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans (audit, reviu, dan perikatan asurans Lainnya) dan Perikatan Selain Asurans harus dibaca dalam kaitannya dengan Standar Audit dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia ( IAPI ). v SPM.indd //0 :0: AM

6 Standar Pengendalian Mutu vi SPM.indd //0 :0: AM

7 Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans Pendahuluan Ruang Lingkup. SPM ini mengatur tanggung jawab Kantor Akuntan Publik ( KAP ) atas sistem pengendalian mutu dalam melaksanakan perikatan asurans (Audit, Reviu, dan Perikatan Asurans Lainnya) dan perikatan selain asurans. SPM ini harus dibaca dalam kaitannya dengan Standar Audit dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik ( Kode Etik ) yang ditetapkan oleh IAPI.. Standar profesi lainnya yang tercantum dalam standar profesi yang ditetapkan oleh IAPI mengatur standar dan pedoman tambahan mengenai tanggung jawab personel KAP atas prosedur pengendalian mutu dalam perikatan tertentu.. Suatu sistem pengendalian mutu terdiri dari kebijakan yang dirancang untuk mencapai tujuan seperti yang diuraikan dalam paragraf dan prosedur yang diperlukan untuk menerapkan dan memantau kepatuhan terhadap kebijakan tersebut. Keterterapan. SPM ini berlaku bagi semua KAP yang melaksanakan perikatan asurans (audit, reviu, serta perikatan asurans lainnya) dan perikatan selain asurans. Sifat dan luas dari kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh masing-masing KAP untuk mematuhi SPM ini akan bergantung pada berbagai faktor, seperti besar kecilnya dan karakteristik operasi dari KAP, dan masuk tidaknya KAP tersebut dalam suatu Jaringan.. SPM ini berisi tujuan KAP dalam mematuhi SPM dan ketentuan yang dirancang untuk memungkinkan KAP dapat memenuhi tujuan tersebut. Selain itu, SPM ini berisi pedoman terkait lainnya, yang disajikan dalam bentuk materi penerapan dan penjelasan lainnya seperti yang diuraikan dalam paragraf, dan materi pendahuluan yang menjelaskan kondisi yang relevan untuk memahami SPM dengan tepat, beserta definisinya.. Tujuan SPM ini memberikan konteks ketentuan yang ditetapkan dan ditujukan untuk membantu KAP dalam: SPM. SPM.indd //0 :0: AM

8 Standar Pengendalian Mutu Memahami hal-hal yang perlu dicapai; dan Memutuskan ada tidaknya hal-hal lain yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.. Ketentuan yang tercantum dalam SPM ini merupakan keharusan.. Jika diperlukan, materi penerapan dan penjelasan lainnya (Ref: Para. A A) memberikan penjelasan lebih lanjut dan pedoman dalam melaksanakan ketentuan tersebut, khususnya dalam: Menjelaskan maksud atau tujuan dari ketentuan tersebut secara lebih jelas. Memberikan contoh kebijakan dan prosedur yang tepat untuk diterapkan dalam kondisi tertentu. Walaupun pedoman tersebut bukan merupakan suatu ketentuan yang diharuskan, pedoman tersebut tetap relevan dalam penerapan ketentuan SPM secara tepat. Materi penerapan dan penjelasan lainnya dapat juga memberikan informasi mengenai latar belakang dari halhal yang dibahas dalam SPM ini.. Bagian definisi dari SPM ini memuat uraian mengenai arti dari istilah tertentu yang digunakan dalam SPM ini. Uraian tersebut diberikan untuk membantu penerapan dan interpretasi atas SPM ini secara konsisten, dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan definisi yang mungkin ditetapkan untuk keperluan lain, baik dalam bidang hukum, peraturan, atau bidang lainnya. Tanggal Efektif. KAP harus menetapkan suatu sistem pengendalian mutu yang isinya sesuai dengan SPM ini paling lambat tanggal Januari 0. SPM. SPM.indd //0 :0: AM

9 Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans Tujuan. Tujuan KAP dalam menetapkan dan memelihara sistem pengendalian mutu adalah untuk memberikan keyakinan memadai bahwa: Definisi (a) KAP dan personelnya mematuhi standar profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku; dan (b) Laporan yang diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan telah sesuai dengan kondisinya.. Istilah dan penjelasan yang terkait yang digunakan dalam SPM ini adalah sebagai berikut: (a) Tanggal laporan: Tanggal yang digunakan dalam laporan perikatan seperti, yang diatur dalam standar profesi. (b) Dokumentasi perikatan: Dokumentasi atas pekerjaan yang dilakukan, termasuk prosedur, temuan, dan kesimpulan yang diperoleh oleh Praktisi (sering disebut sebagai kertas kerja ). (c) Rekan perikatan: Rekan atau individu lain dalam KAP yang bertanggung jawab atas perikatan dan pelaksanaannya, serta kesimpulan yang dihasilkan. Dalam hal laporan perikatan tidak ditandatangani oleh rekan perikatan, maka rekan yang menandatangani laporan tersebut tetap harus bertanggung jawab atas laporan yang diterbitkan. Rekan yang menandatangani laporan tersebut harus memiliki izin praktik yang diperoleh dari badan pengatur. (d) Penelaahan pengendalian mutu perikatan: Suatu proses yang dirancang untuk memberikan evaluasi yang objektif, pada atau sebelum tanggal laporan perikatan, atas pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang dihasilkan dalam menyusun laporannya. Proses penelaahan pengendalian mutu perikatan berlaku bagi audit atas laporan keuangan Emiten dan perikatan lain, jika ada, yang berdasarkan pertimbangan KAP mengharuskan dilakukannya penelaahan pengendalian mutu perikatan. SPM. SPM.indd //0 :0: AM

10 Standar Pengendalian Mutu (e) Penelaah pengendalian mutu perikatan: Seorang rekan atau individu lainnya dalam KAP atau di luar KAP yang bukan merupakan bagian dari tim perikatan, yang memiliki pengalaman dan wewenang yang tepat untuk mengevaluasi secara objektif pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang dihasilkan dalam menyusun laporan perikatan. (f) Tim perikatan: Personil KAP yang melaksanakan perikatan, serta setiap individu (baik di dalam KAP maupun di luar KAP), selain tenaga ahli di luar KAP, yang ditugaskan oleh KAP atau Jaringan KAP untuk melaksanakan prosedur dalam perikatan tersebut. (g) KAP: Badan usaha yang memiliki izin dari badan pengatur untuk menyediakan jasa asurans dan jasa selain asurans seperti yang tercantum dalam standar profesi, yang dapat berbentuk perseorangan atau persekutuan. (h) Inspeksi: Prosedur yang dirancang atas perikatan yang telah selesai untuk memperoleh bukti atas kepatuhan tim perikatan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP. (i) (j) Emiten: Suatu entitas yang efeknya (efek ekuitas atau efek utang) tercatat di bursa. Pemantauan: Suatu proses yang mencakup pertimbangan dan pengevaluasian secara berkelanjutan atas sistem pengendalian mutu KAP, termasuk inspeksi secara berkala atas sejumlah perikatan yang telah selesai, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bagi KAP atas berjalannya sistem pengendalian mutu secara efektif. (k) Jaringan KAP: Entitas yang bukan merupakan KAP, tetapi berada dalam, atau merupakan bagian dari suatu Jaringan. Entitas tersebut dapat berupa kantor konsultan atau kantor penasihat hukum. (l) Jaringan: Suatu struktur yang lebih besar yang dibentuk dengan tujuan untuk melakukan kerjasama di antara entitas-entitas yang berada dalam struktur tersebut, dan secara jelas: (i) berbagi pendapatan atau beban; (ii) memiliki kepemilikan, pengendalian, atau manajemen bersama; (iii) memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian mutu bersama; (iv) memiliki strategi bisnis SPM. SPM.indd //0 :0: AM

11 Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans bersama; (v) menggunakan nama merek (brand name) bersama; atau (vi) berbagi sumber daya profesional secara signifikan. (m) Rekan: Setiap individu yang memiliki wewenang untuk melakukan perikatan pemberian jasa profesional atas nama KAP. (n) Personil: Seluruh rekan dan staf. (o) Standar profesi: Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAPI, termasuk Kode Etik. (p) Keyakinan memadai: tingkat keyakinan yang tinggi, tetapi tidak mutlak. (q) Ketentuan etika profesi yang berlaku: Ketentuan yang berlaku bagi tim perikatan dan penelaah pengendalian mutu perikatan, yaitu Kode Etik, kecuali bila prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur oleh perundangundangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku ternyata berbeda dari Kode Etik. Dalam kondisi tersebut, seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku tersebut wajib dipatuhi, selain tetap mematuhi prinsip dasar dan aturan etika profesi lainnya yang diatur dalam Kode Etik. (r) Staf: tenaga profesional selain rekan, termasuk setiap tenaga ahli di luar KAP yang dipekerjakan oleh KAP. (s) Orang luar KAP dengan kualifikasi yang sesuai: Seseorang dari luar KAP yang mempunyai kompetensi dan kemampuan untuk bertindak sebagai rekan perikatan, misalnya rekan dari KAP lain, atau karyawan yang mempunyai pengalaman yang sesuai baik dari badan akuntansi profesi yang anggotanya dapat melaksanakan audit dan reviu atas laporan keuangan serta jasa asurans selain audit laporan keuangan, maupun dari suatu organisasi yang memberikan jasa pengendalian mutu yang relevan. (t) Praktisi: setiap individu dalam KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional yang meliputi jasa asurans dan jasa selain asurans seperti yang tercantum dalam standar profesi dan kode etik profesi. SPM. SPM.indd //0 :0: AM

12 Standar Pengendalian Mutu Ketentuan Penerapan dan Kepatuhan terhadap Ketentuan yang Berlaku. Setiap individu dalam KAP yang bertanggung jawab atas penetapan dan pemeliharaan sistem pengendalian mutu KAP harus memiliki pemahaman mengenai seluruh isi SPM, termasuk materi penerapan dan penjelasan lainnya.. Setiap KAP harus mematuhi seluruh ketentuan dalam SPM ini.. Ketentuan dalam SPM ini dirancang untuk memungkinkan KAP mencapai tujuan yang ditetapkan dalam SPM ini. Oleh karena itu, penerapan seluruh ketentuan dalam SPM ini dengan tepat diharapkan dapat memberikan dasar yang cukup untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam SPM ini. Namun demikian, karena beragamnya kondisi yang ada dan tidak dapat diantisipasinya seluruh kondisi tersebut, maka setiap KAP harus mempertimbangkan perlu tidaknya menetapkan ketentuan tambahan selain yang ditentukan dalam SPM ini dalam mencapai tujuan tersebut di atas. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Mutu. Setiap KAP harus menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu yang mencakup unsur-unsur sebagai berikut: (a) Tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu. (b) Ketentuan etika profesi yang berlaku. (c) Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu. (d) Sumber daya manusia. (e) Pelaksanaan perikatan. (f) Pemantauan.. Setiap KAP harus mendokumentasikan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan dan mengomunikasikannya kepada personel KAP. (Ref: Para. A) Tanggung Jawab Kepemimpinan KAP atas Mutu. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk mendukung budaya internal yang mengakui SPM. SPM.indd //0 :0: AM

13 Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans pentingnya mutu dalam melaksanakan suatu perikatan. Kebijakan dan prosedur tersebut mengharuskan pimpinan KAP sebagai pihak yang bertanggung jawab atas mutu KAP secara keseluruhan. (Ref: Para. A A). Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan pihak yang menerima tanggung jawab operasional atas sistem pengendalian mutu dari pimpinan KAP memiliki pengalaman dan kemampuan yang cukup dan tepat, serta wewenang yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut. (Ref: Para. A) Ketentuan Etika Profesi yang Berlaku 0. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personelnya telah mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku. (Ref: Para. A-A) Independensi. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personelnya, serta jika relevan, kepada pihak lain yang juga diwajibkan untuk mematuhi ketentuan independensi (termasuk personel Jaringan KAP), untuk menjaga independensinya sesuai dengan ketentuan etika profesi yang berlaku. Kebijakan dan prosedur tersebut harus memungkinkan KAP untuk: (a) Mengomunikasikan ketentuan independensi kepada personel KAP dan, jika relevan, kepada pihak lain yang juga diwajibkan untuk mematuhi ketentuan independensi; dan (b) Mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi dan hubungan yang menciptakan ancaman terhadap independensi, serta melakukan tindakan pencegahan yang tepat untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima, atau jika dipandang tepat, mengundurkan diri dari perikatan selama tindakan tersebut diperkenankan oleh ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku. (Ref: Para. A) SPM. SPM.indd //0 :0: AM

14 Standar Pengendalian Mutu Kebijakan dan prosedur tersebut harus mengatur hal-hal sebagai berikut: (a) Setiap rekan perikatan harus memberikan informasi yang relevan kepada KAP mengenai perikatannya, termasuk lingkup perikatan, untuk memungkinkan KAP mengevaluasi dampak perikatan tersebut secara keseluruhan terhadap ketentuan independensi; (b) Setiap personel KAP harus segera memberitahukan kepada KAP mengenai kondisi dan hubungan yang dapat menciptakan ancaman terhadap independensi, sehingga tindakan pencegahan yang tepat dapat dilakukan; dan (c) informasi yang relevan harus dikumpulkan dan dikomunikasikan kepada personel KAP yang tepat agar: (i) KAP dan personelnya dapat menentukan terpenuhi tidaknya ketentuan independensi; (ii) KAP dapat memelihara dan memutakhirkan data yang terkait dengan independensi; dan (iii) KAP dapat mengambil tindakan pencegahan yang tepat atas ancaman terhadap independensi yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat yang dapat diterima. (Ref: Para. A). Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa pelanggaran atas ketentuan independensi dapat diketahui, dan untuk memungkinkan KAP menentukan tindakan pencegahan yang tepat dalam menangani pelanggaran tersebut. Kebijakan dan prosedur tersebut harus mengatur hal-hal sebagai berikut: (a) Setiap personel KAP harus segera memberitahukan kepada KAP mengenai setiap pelanggaran terhadap independensi yang diketahuinya; (b) KAP segera mengomunikasikan pelanggaran atas kebijakan dan prosedur yang teridentifikasi kepada: (i) Setiap Rekan perikatan, yang bersama dengan KAP harus menangani pelanggaran tersebut; dan SPM. SPM.indd //0 :0: AM

15 Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans (ii) Setiap individu lain yang relevan dalam KAP (dan jika relevan, Jaringan KAP), serta pihak lain yang juga diwajibkan untuk mematuhi ketentuan independensi, yang harus melakukan tindakan yang tepat sehubungan dengan pelanggaran tersebut; dan (c) Rekan perikatan dan individu yang dirujuk dalam paragraf (b)(ii) segera mengomunikasikan kepada KAP mengenai tindakan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan pelanggaran tersebut, agar KAP dapat menentukan perlu tidaknya menentukan tindakan selanjutnya. (Ref: Para. A). Sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, KAP harus memperoleh konfirmasi tertulis mengenai kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur independensi dari personel KAP. (Ref: Para. A A). Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengatur hal-hal sebagai berikut: (a) Menetapkan kriteria untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi ancaman kedekatan ke tingkat yang dapat diterima ketika anggota tim perikatan yang senior yang sama telah ditugaskan untuk waktu yang cukup lama dalam perikatan asurans; dan (b) Mengharuskan rotasi rekan perikatan, dan jika relevan, individu dalam KAP yang bertanggung jawab atas penelaahan pengendalian mutu perikatan, serta pihak lain yang juga diwajibkan untuk mematuhi ketentuan rotasi, setelah melaksanakan perikatan selama suatu periode tertentu sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Kode Etik. (Ref: Para. A A) Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan Perikatan Tertentu. KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur dalam penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu, yang dirancang untuk memberikan SPM. SPM.indd //0 :0: AM

16 Standar Pengendalian Mutu keyakinan memadai bahwa KAP hanya akan menerima atau melanjutkan hubungan dengan klien dan perikatannya jika: (a) KAP memiliki kompetensi untuk melaksanakan perikatan dan memiliki kemampuan, termasuk waktu dan sumber daya, untuk melaksanakannya; (Ref: Para. A) (b) KAP dapat mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku; dan (c) KAP telah mempertimbangkan integritas klien, dan tidak memiliki informasi yang dapat mengarahkan KAP untuk menyimpulkan tidak memadainya integritas klien tersebut. (Ref: Para. A A). Kebijakan dan prosedur tersebut harus mengatur: (a) KAP harus memperoleh informasi yang dianggap perlu sebelum menerima perikatan dari suatu klien baru, ketika mempertimbangkan keberlanjutan perikatan yang ada, dan ketika mempertimbangkan penerimaan suatu jenis perikatan baru dari klien yang ada; (Ref: Para. A) (b) Jika KAP mengidentifikasi adanya potensi benturan kepentingan dalam penerimaan perikatan dari suatu klien baru atau klien yang ada, maka KAP harus menentukan tepat tidaknya menerima perikatan tersebut, (c) Jika isu yang terkait dengan penerimaan klien atau perikatan telah teridentifikasi, dan KAP telah memutuskan untuk menerima dan melanjutkan hubungan dengan klien atau suatu perikatan tertentu, maka KAP harus mendokumentasikan bagaimana isu tersebut diselesaikan.. KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur atas keberlanjutan suatu perikatan dan hubungan dengan klien untuk menangani suatu kondisi yang dapat menyebabkan KAP untuk menolak perikatan seandainya informasi terkait tersedia lebih awal. Kebijakan dan prosedur tersebut harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: (a) Tanggung jawab profesional dan tanggung jawab hukum yang diterapkan sesuai dengan kondisinya, termasuk ada tidaknya ketentuan bagi KAP untuk memberitahukan SPM. SPM.indd //0 :0: AM

17 Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans pihak yang menugasi KAP, atau dalam kondisi tertentu, kepada badan pengatur; dan (b) Kemungkinan untuk mengundurkan diri dari perikatan atau memutuskan hubungan dengan klien atau keduanya. (Ref: Para. A) Sumber Daya Manusia. KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP memiliki jumlah personel yang cukup dengan kompetensi, kemampuan, dan komitmen terhadap prinsip etika profesi yang diperlukan untuk: (a) Melaksanakan perikatan sesuai dengan standar profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku; dan (b) Memungkinkan KAP atau rekan perikatan untuk menerbitkan laporan yang tepat dengan kondisinya. (Ref: Para. A A) Penugasan Tim Perikatan 0. KAP harus melimpahkan tanggung jawab atas setiap perikatan kepada seorang rekan perikatan dan harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengatur hal-hal sebagai berikut: (a) Identitas dan peran dari rekan perikatan tersebut dikomunikasikan kepada anggota manajemen kunci klien dan pihak klien yang bertanggung jawab atas tata kelola; (b) Rekan perikatan memiliki kompetensi, kemampuan, dan wewenang yang tepat untuk melaksanakan fungsinya; dan (c) Tanggung jawab sebagai rekan perikatan ditetapkan secara jelas dan dikomunikasikan kepada rekan perikatan tersebut. (Ref: Para. A). Setiap KAP juga harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menugaskan personel yang tepat dengan kompetensi yang dibutuhkan, serta memiliki kemampuan untuk: SPM. SPM.indd //0 :0: AM

18 Standar Pengendalian Mutu (a) Melaksanakan perikatan sesuai dengan standar profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku; dan (b) Memungkinkan KAP atau rekan perikatan untuk menerbitkan laporan yang sesuai dengan kondisinya. (Ref: Para. A) Pelaksanaan Perikatan. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa perikatan dilaksanakan sesuai dengan standar profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, dan bahwa KAP atau rekan perikatan menerbitkan laporan yang tepat sesuai dengan kondisinya. Kebijakan dan prosedur tersebut mencakup: (a) Hal-hal yang relevan untuk mendukung konsistensi atas kualitas pelaksanaan perikatan; (Ref: Para. A-) (b) Tanggung jawab penyeliaan; (Ref: Para. A) (c) Tanggung jawab penelaahan. (Ref: Para. A). Kebijakan dan prosedur tanggung jawab penelaahan ditetapkan dengan dasar bahwa pekerjaan anggota tim perikatan yang kurang berpengalaman ditelaah oleh anggota tim perikatan yang lebih berpengalaman. Konsultasi. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa: (a) Konsultasi yang tepat telah dilakukan untuk hal-hal yang rumit dan kontroversial; (b) Tersedianya sumber daya yang cukup untuk memungkinkan terlaksananya konsultasi yang tepat; (c) Sifat, lingkup, dan kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi tersebut didokumentasikan dan disepakati oleh kedua belah pihak, baik personel yang meminta konsultasi maupun personel yang dimintai konsultasi; dan (d) Diterapkannya kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi tersebut. (Ref: Para. A-A) SPM. SPM.indd //0 :0: AM

19 Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan. Untuk perikatan tertentu, setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang mempersyaratkan penelaahan pengendalian mutu perikatan yang menyediakan suatu evaluasi yang objektif atas pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang dicapai dalam penyusunan laporan. Kebijakan dan prosedur tersebut harus mencakup: (a) Keharusan suatu penelaahan pengendalian mutu perikatan untuk semua pekerjaan audit laporan keuangan Emiten; (b) Menetapkan kriteria di mana audit atau reviu laporan keuangan historis lainnya dan perikatan asurans atau jasa-jasa lainnya harus dievaluasi untuk menentukan perlu tidaknya pelaksanaan penelaahan pengendalian mutu perikatan; dan (Ref: Para. A) (c) Keharusan suatu penelaahan pengendalian mutu untuk setiap perikatan yang memenuhi kriteria sebagaimana ditetapkan pada subparagraf (b) di atas.. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang menjelaskan sifat, waktu dan luasnya suatu penelaahan pengendalian mutu. Kebijakan dan prosedur tersebut harus mengatur bahwa laporan perikatan tidak diberi tanggal sampai dengan penyelesaian penelaahan pengendalian mutu perikatan. (Ref: Para. A-A). Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang mensyaratkan bahwa penelaahan pengendalian mutu perikatan mencakup: (a) Pembahasan hal-hal penting dengan rekan perikatan; (b) Penelaahan laporan keuangan atau informasi hal pokok lain dan laporan yang akan diterbitkan; (c) Penelaahan atas dokumen perikatan tertentu yang berkaitan dengan pertimbangan signifikan yang dibuat tim perikatan dan kesimpulan yang dihasilkan; dan (d) Evaluasi atas kesimpulan yang dibuat dalam memformulasikan laporan dan pertimbangan atas ketepatan laporan yang akan diterbitkan. (Ref: Para. A) SPM. SPM.indd //0 :0:0 AM

20 Standar Pengendalian Mutu Untuk audit laporan keuangan Emiten, selain ketentuan dalam paragraf tersebut di atas, kebijakan dan prosedur penelaahan pengendalian mutu perikatan juga harus mencakup pertimbangan atas hal-hal sebagai berikut: (a) Evaluasi tim perikatan atas independensi KAP yang terkait dengan perikatan tertentu; (b) Terjadi tidaknya konsultasi yang tepat atas hal-hal yang melibatkan perbedaan pendapat atau hal-hal lain yang rumit dan kontroversial, serta kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi tersebut; dan (c) Tercermin tidaknya pekerjaan yang telah dilakukan dalam dokumentasi yang dipilih untuk ditelaah yang terkait dengan pertimbangan signifikan, serta terdukung tidaknya kesimpulan yang dihasilkan dalam dokumentasi yang dipilih untuk ditelaah. (Ref: Para. A) Kriteria atas Kelayakan Penelaah Pengendalian Mutu Perikatan. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memilih penelaah pengendalian mutu perikatan dan menetapkan kelayakannya yang mencakup: (a) Kualifikasi teknis yang dibutuhkan untuk melaksanakan fungsi tersebut, termasuk pengalaman dan wewenang yang dibutuhkan; (Ref: Para. A) dan (b) Sejauh mana seorang penelaah pengendalian mutu perikatan dapat dimintai konsultasi tanpa memengaruhi objektivitasnya. (Ref: Para. A0) 0. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk menjaga objektivitas penelaah pengendalian mutu perikatan. (Ref: Para. A-A). Kebijakan dan prosedur KAP harus mengatur penggantian penelaah pengendalian mutu perikatan ketika objektivitasnya mungkin terpengaruh dalam melakukan suatu penelaahan. Dokumentasi Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur pendokumentasian penelaahan pengendalian mutu perikatan yang mencakup dokumentasi bahwa: SPM. SPM.indd //0 :0:0 AM

21 Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans (a) Prosedur yang dipersyaratkan dalam kebijakan penelahaan pengendalian mutu KAP telah dilaksanakan; (b) Penelaahan pengendalian mutu perikatan telah selesai dilaksanakan pada tanggal atau sebelum tanggal laporan; dan (c) Penelaah tidak mengetahui adanya hal-hal yang belum terselesaikan yang dapat menyebabkan penelaah yakin bahwa terdapat pertimbangan siginifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang dihasilkan tidak tepat dengan kondisi. Perbedaan Pendapat. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur dalam menghadapi dan menyelesaikan perbedaan pendapat: dalam tim perikatan, antara tim perikatan dengan pihak yang memberikan konsultasi dan, jika relevan, antara rekan perikatan dengan penelaah pengendalian mutu perikatan. (Ref: Para. A A). Kebijakan dan prosedur tersebut harus mensyaratkan bahwa: (a) Keputusan yang dihasilkan telah didokumentasi dan dilaksanakan; dan (b) Laporan tidak diberi tanggal hingga hal yang menjadi permasalahan telah terselesaikan. Dokumentasi Perikatan Penyelesaian Pengarsipan Kertas Kerja Final dari Perikatan. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur bagi tim perikatan untuk menyelesaikan pengarsipan kertas kerja final dari perikatan secara tepat waktu setelah laporan perikatan diselesaikan. (Ref: Para. A-A) Kerahasiaan, Keamanan Penyimpanan, Integritas, Keteraksesan, dan Kepemerolehan Kembali Dokumentasi Perikatan.. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk menjaga kerahasiaan, keamanan penyimpanan, integritas, keteraksesan, dan kepemerolehan kembali dokumentasi perikatan. (Ref: Para. A-A0) SPM. SPM.indd //0 :0:0 AM

22 Standar Pengendalian Mutu Pemeliharaan dan Penyimpanan Dokumen Perikatan. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur atas pemeliharaan dan penyimpanan dokumentasi perikatan untuk suatu periode yang memadai untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh ketentuan perundang-undangan atau peraturan yang berlaku. (Ref: Para. A-A). Pemantauan Pemantauan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu KAP. Setiap KAP harus menetapkan suatu proses pemantauan yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan sistem pengendalian mutu sudah relevan dan memadai, serta berjalan dengan efektif. Proses pemantauan tersebut harus: (a) Mencakup pertimbangan dan evaluasi yang berkesinambungan atas sistem pengendalian mutu KAP, termasuk inspeksi yang dilakukan secara berkala atas sekurang-kurangnya satu perikatan yang telah selesai untuk setiap rekan perikatan; (b) Memberikan tanggung jawab atas proses pemantauan hanya kepada rekan atau individu lain di dalam KAP atau di luar KAP yang memiliki pengalaman dan wewenang yang cukup dan tepat; dan (c) Mensyaratkan tidak boleh terlibatnya mereka yang melaksanakan perikatan atau menelaah pengendalian mutu perikatan dalam inspeksi perikatan. (Ref: Para. A A) Pengevaluasian, Pengomunikasian, dan Penanganan Defisiensi yang Teridentifikasi. Setiap KAP harus mengevaluasi dampak dari defisiensi yang ditemukan ketika melakukan proses pemantauan, dan menentukan apakah defisiensi tersebut merupakan salah satu dari hal-hal sebagai berikut: (a) Situasi yang belum tentu mengindikasikan bahwa sistem pengendalian mutu KAP tidak memadai untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP telah mematuhi standar profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta bahwa laporan perikatan SPM. SPM.indd //0 :0:0 AM

23 Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans telah diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan sesuai dengan kondisinya; atau (b) Defisiensi yang sistemis atau berulang, atau defisiensi signifikan lainnya, yang segera memerlukan tindakan perbaikan. 0. Setiap KAP harus mengomunikasikan defisiensi yang ditemukan dari proses pemantauan beserta rekomendasi untuk tindakan perbaikan yang tepat kepada rekan perikatan dan individu lain yang tepat dalam KAP. (Ref: Para. A0). Rekomendasi untuk tindakan perbaikan yang tepat atas defisiensi yang ditemukan harus mencakup satu atau lebih hal-hal sebagai berikut: (a) Melakukan tindakan perbaikan yang tepat terhadap perikatan atau personel KAP; (b) Mengomunikasikan temuan kepada pihak yang bertanggung jawab atas pelatihan dan pengembangan profesional; (c) Mengubah kebijakan dan prosedur pengendalian mutu; dan (d) Mengenakan sanksi indisipliner bagi mereka yang tidak mematuhi kebijakan dan prosedur KAP, terutama yang telah melakukannya berulang kali.. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk menangani hasil prosedur pemantauan yang mengindikasikan terjadinya penerbitan laporan perikatan yang tidak sesuai dengan kondisinya, atau adanya prosedur yang diabaikan ketika perikatan berlangsung. Kebijakan dan prosedur tersebut mengharuskan KAP untuk menentukan tindakan selanjutnya yang tepat untuk mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta untuk menentukan perlu tidaknya memperoleh pertimbangan hukum.. Sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, setiap KAP harus mengomunikasikan hasil pemantauan sistem pengendalian mutunya kepada rekan perikatan dan individu lainnya dalam KAP, termasuk rekan pimpinan. Komunikasi tersebut harus dilakukan secara memadai agar KAP dan individu-individu SPM. SPM.indd //0 :0:0 AM

24 Standar Pengendalian Mutu tersebut dapat mengambil tindakan yang diperlukan secara tepat dan segera sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya. Informasi yang dikomunikasikan harus mencakup hal-hal sebagai berikut: (a) Suatu penjelasan mengenai prosedur pemantauan yang dilaksanakan; (b) Kesimpulan yang dihasilkan dari prosedur pemantauan; (c) Jika relevan, deskripsi atas defisiensi yang sistemis, berulang, atau signifikan lainnya, serta deskripsi atas tindakan yang diambil untuk menyelesaikan atau menanggulangi defisiensi tersebut.. Untuk tujuan konsistensi, beberapa KAP yang merupakan bagian dari suatu Jaringan dapat menerapkan prosedur pemantauan yang seragam. Jika hal tersebut dilakukan dan KAP mengandalkan sistem pemantauan tersebut, maka kebijakan dan prosedur KAP harus dipastikan kesesuaiannya dengan SPM ini dan mencakup hal-hal sebagai berikut: (a) Sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, Jaringan mengomunikasikan lingkup, luas, dan hasil secara keseluruhan dari prosedur pemantauan kepada individu yang tepat dalam KAP dan/atau Jaringan KAP; dan (b) Jaringan mengomunikasikan defisiensi yang teridentifikasi dalam sistem pengendalian mutu dengan segera kepada individu yang tepat dalam KAP dan/atau Jaringan KAP, sehingga tindakan yang tepat dapat dilakukan. Agar para rekan perikatan yang berada dalam Jaringan tersebut dapat mengandalkan hasil proses pemantauan yang diterapkan dalam Jaringan tersebut, kecuali jika KAP atau Jaringan tersebut menyatakan lain. Keluhan dan Dugaan (Allegations). Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP telah menangani secara tepat hal-hal sebagai berikut: (a) Keluhan dan dugaan mengenai kegagalan KAP dalam mematuhi standar profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku; dan SPM. SPM.indd //0 :0:0 AM

25 Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans (b) Dugaan atas ketidakpatuhan terhadap sistem pengendalian mutu KAP. Sebagai bagian dari proses tersebut, setiap KAP harus menetapkan saluran yang jelas bagi personel KAP untuk menyampaikan hal-hal yang menjadi perhatiannya tanpa rasa takut terhadap hal-hal yang dapat merugikan dirinya. (Ref: Para. A). Ketika dilakukan investigasi atas keluhan dan dugaan ditemukan terjadinya defisiensi atas rancangan atau pelaksanaan kebijakan dan prosedur sistem pengendalian mutu KAP, atau ketidakpatuhan terhadap sistem pengendalian mutu KAP yang dilakukan oleh individu atau beberapa individu, KAP harus melakukan tindakan yang tepat seperti yang diuraikan dalam paragraf. (Ref: Para. A-A) Dokumentasi. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan dilakukannya dokumentasi yang tepat sebagai bukti telah dilaksanakannya setiap aspek yang disyaratkan dalam sistem pengendalian mutu KAP. (Ref: Para. A-). Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan dilakukannya penyimpanan dokumen selama suatu periode tertentu, sesuai dengan standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, untuk memungkinkan individu dalam KAP yang bertanggung jawab atas pelaksanaan prosedur pemantauan mengevaluasi kepatuhan KAP terhadap sistem pengendalian mutunya.. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan dilakukannya dokumentasi atas keluhan dan dugaan, serta respons yang terkait. Materi Penerapan dan Penjelasan Lain Penerapan dan Kepatuhan terhadap Ketentuan yang Berlaku Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Mutu (Ref: Para. ) A. Pada umumnya, komunikasi atas kebijakan dan prosedur pengendalian mutu kepada personel KAP mencakup suatu SPM. SPM.indd //0 :0:0 AM

26 Standar Pengendalian Mutu penjelasan mengenai kebijakan dan prosedur pengendalian mutu dan tujuan yang ingin dicapai dari rancangan kebijakan dan prosedur tersebut, serta suatu pesan bahwa setiap individu dalam KAP memiliki tanggung jawab pribadi atas mutu pekerjaannya dan diharapkan untuk mematuhi kebijakan dan prosedur tersebut. Dorongan kepada setiap personel KAP untuk mengomunikasikan pendapat atau perhatiannya mengenai hal-hal yang terkait dengan pengendalian mutu menunjukkan pentingnya untuk mendapatkan masukan atas sistem pengendalian mutu KAP. Tanggung Jawab Kepemimpinan KAP atas Mutu Dukungan Budaya Internal Terhadap Mutu (Ref: Para. ) A. Kepemimpinan KAP dan contoh yang diberikannya memengaruhi secara signifikan budaya internal KAP. Dukungan atas budaya internal yang berorientasi pada mutu bergantung pada tindakan dan pesan yang jelas, konsisten, dan berulang dari setiap tingkatan manajemen KAP yang menekankan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP, serta keharusan untuk: (a) Melaksanakan pekerjaan yang patuh terhadap standar profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku; dan (b) Menerbitkan laporan yang sesuai dengan kondisinya. Tindakan dan pesan tersebut mendukung suatu budaya yang mengakui dan menghargai pekerjaan yang berkualitas tinggi. Tindakan dan pesan ini dapat dikomunikasikan melalui, tetapi tidak terbatas pada, pelatihan, seminar, pertemuan, dialog formal maupun informal, pernyataan misi, surat edaran, atau memorandum penjelasan. Tindakan dan pesan tersebut dapat dicakup di dalam dokumen internal dan materi pelatihan KAP, serta prosedur penilaian rekan dan staf, sehingga hal ini akan mendukung dan menguatkan pandangan KAP terhadap pentingnya kualitas KAP dan bagaimana, secara praktis, dapat dicapai. A. Satu hal yang penting dalam mendukung budaya internal yang berorientasi pada mutu memerlukan kepemimpinan KAP yang mengakui bahwa strategi bisnis KAP sangat ditentukan oleh komitmen KAP yang tinggi untuk mencapai mutu yang diharapkan dalam setiap perikatan yang dilaksanakannya. SPM.0 SPM.indd 0 //0 :0:0 AM

27 Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans Dukungan atas budaya internal tersebut mencakup: (a) Penetapan kebijakan dan prosedur yang mengatur evaluasi atas kinerja, kompensasi, dan promosi (termasuk sistem insentif) personel KAP, dalam rangka menunjukkan komitmen KAP yang tinggi terhadap mutu; (b) Menentukan tanggung jawab manajemen yang tepat agar setiap pertimbangan komersil tidak mengesampingkan mutu pekerjaan yang dilaksanakan; dan (c) Penyediaan sumber daya yang memadai untuk pengembangan, dokumentasi, dan dukungan atas kebijakan dan prosedur pengendalian mutu. Pelimpahan Tanggung Jawab Operasional atas Sistem Pengendalian Mutu KAP (Ref: Para. ) A. Pengalaman dan kemampuan yang cukup dan tepat memungkinkan seorang atau beberapa orang yang bertanggung jawab atas sistem pengendalian mutu KAP untuk mengidentifikasi dan memahami isu-isu pengendalian mutu dan untuk mengembangkan kebijakan dan prosedur yang tepat. Kewenangan yang cukup memungkinkan individu dalam KAP tersebut untuk menerapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu. Ketentuan Etika Profesi yang Berlaku Kepatuhan terhadap Ketentuan Etika Profesi yang Berlaku. (Ref: Para. 0) A. Kode Etik menetapkan lima prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu: (a) Integritas; (b) Objektivitas; (c) Kompetensi serta kecermatan dan kehati-hatian profesional; (d) Kerahasiaan; dan (e) Perilaku profesional. A. Bagian B dari Kode Etik memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual tersebut pada situasi tertentu dan contoh-contoh pencegahan yang diperlukan untuk mengatasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi, serta memberikan contoh-contoh situasi ketika pencegahan untuk mengatasi ancaman tidak tersedia. SPM. SPM.indd //0 :0:0 AM

28 Standar Pengendalian Mutu A. Prinsip-prinsip dasar secara khusus diperkuat oleh: Kepemimpinan dalam KAP; Pendidikan dan pelatihan; Pengawasan; dan Proses dalam menghadapi ketidakpatuhan. Definisi KAP, Jaringan KAP, dan Jaringan (Ref: Para. 0 ) A. Definisi KAP, Jaringan KAP, dan Jaringan yang tercantum dalam SPM ini telah sesuai dengan definisi yang tercantum dalam Kode Etik. Konfirmasi Tertulis Sehubungan Dengan Independensi Personil KAP (Ref: Para. ) A. Konfirmasi tertulis dapat berupa bentuk kertas ataupun elektronik. Dengan memperoleh konfirmasi tersebut dan mengambil tindakan yang tepat atas informasi yang mengindikasikan adanya ketidakpatuhan, KAP menunjukkan pentingnya independensi dan mengomunikasikan isu tersebut kepada stafnya. Ancaman Kedekatan (Ref: Para. ) A. Kode Etik juga membahas ancaman kedekatan yang mungkin disebabkan oleh penugasan staf senior yang sama dalam suatu perikatan asurans selama suatu periode yang cukup lama dan membahas pencegahan yang tepat dalam menanggapi ancaman tersebut. A. Penentuan kriteria yang tepat untuk menghadapi ancaman kedekatan dapat mencakup hal-hal sebagai berikut : Sifat perikatan, termasuk seberapa luas perikatan tersebut melibatkan kepentingan publik; dan Lamanya penugasan staf senior tersebut dalam perikatan. Contoh pencegahan dalam hal ini adalah rotasi staf senior atau keharusan melaksanakan penelaahan pengendalian mutu perikatan atas perikatan tersebut. A. Ancaman kedekatan sangat relevan dalam konteks audit laporan keuangan. Oleh karena itu, rotasi rekan audit kunci SPM. SPM.indd //0 :0:0 AM

29 Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans dalam perikatan audit laporan keuangan sangat diperlukan. Secara khusus, dalam audit laporan keuangan Emiten, Kode Etik mensyaratkan adanya rotasi rekan audit kunci setelah periode yang telah ditentukan sebelumnya, sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku. Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan Perikatan Tertentu Kompentensi, Kemampuan dan Sumber Daya (Ref: Para. (a)) A. Pertimbangan dimiliki tidaknya kompetensi, kemampuan, dan sumberdaya oleh KAP untuk melaksanakan perikatan baru dari klien baru maupun klien yang ada melibatkan penelaahan terhadap ketentuan tertentu atas perikatan tersebut, serta profil rekan dan staf pada setiap tingkat yang relevan, dan mencakup apakah: Personil KAP memiliki pengetahuan terhadap industri dan hal pokok; Personil KAP memiliki pengalaman dengan ketentuan dari peraturan ataupun pelaporan yang berlaku, atau kemampuan untuk memperoleh keahlian dan pengetahuan yang diperlukan secara efektif; KAP memiliki personel yang memadai dengan kompetensi dan kemampuan yang diperlukan; Tersedianya tenaga ahli, apabila dibutuhkan; Tersedianya individu yang memenuhi kriteria dan ketentuan untuk melaksanakan penelaahan pengendalian mutu perikatan, apabila diperlukan; dan KAP mampu menyelesaikan perikatan sesuai dengan tenggat pelaporan. Integritas Klien (Ref: Para. (c)) A. Sehubungan dengan integritas klien, berikut ini adalah contoh atas hal-hal yang perlu dipertimbangkan: Reputasi pribadi dan bisnis dari pemilik utama, manajemen kunci dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola klien. Sifat operasi klien, termasuk praktik bisnisnya. Informasi yang berhubungan dengan perilaku pemilik utama, manajemen kunci dan pihak yang bertanggung SPM. SPM.indd //0 :0:0 AM

30 Standar Pengendalian Mutu jawab atas tata kelola klien terhadap hal-hal tertentu seperti interpretasi yang agresif terhadap standar akuntansi dan lingkungan pengendalian internal. Apakah klien secara agresif berusaha menekan jasa profesional KAP serendah mungkin. Indikasi terjadinya pembatasan lingkup pekerjaan yang tidak wajar. Indikasi bahwa klien mungkin terlibat dalam pencucian uang atau aktivitas kriminal lainnya. Alasan penunjukan KAP dan penggantian KAP sebelumnya. Identitas dan reputasi bisnis dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Seberapa luas pengetahuan yang akan dimiliki KAP sehubungan dengan integritas klien secara umum akan meningkat seiring dengan berjalannya hubungan dengan klien tersebut. A. Sumber informasi atas hal-hal tersebut diperoleh KAP melalui: Komunikasi dengan pemberi jasa akuntansi profesional kepada klien, baik yang sekarang maupun terdahulu, sesuai dengan ketentuan etika yang berlaku, dan diskusi dengan pihak ketiga lainnya. Meminta keterangan dari personel KAP lain atau pihak ketiga lainnya seperti bankir, penasihat hukum dan rekan satu industri. Pencarian latar belakang melalui berbagai sumber data. Keberlanjutan Hubungan dengan Klien (Ref: Para. (a)) A. Keputusan untuk melanjutkan hubungan dengan klien mencakup pertimbangan atas hal-hal signifikan yang mungkin timbul selama perikatan kini maupun terdahulu, dan implikasinya dalam melanjutkan hubungan tersebut. Sebagai contoh, klien tertentu mungkin telah memulai mengembangkan operasi bisnisnya ke dalam area di mana KAP tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan. SPM. SPM.indd //0 :0:0 AM

31 Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans Pengunduran diri (Ref: Para. ) A. Kebijakan dan prosedur tentang pengunduran diri dari: (i) suatu perikatan, atau (ii) perikatan dan hubungan dengan klien, mencakup isu-isu sebagai berikut: Pembahasan dengan manajemen klien pada tingkat yang tepat dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola mengenai langkah apa yang perlu diambil KAP berdasarkan fakta dan kondisi yang relevan. Jika KAP memutuskan untuk mengundurkan diri dari: (i) suatu perikatan, atau (ii) perikatan dan hubungan dengan klien, maka KAP membahas alasan pengunduran diri dengan manajemen klien pada tingkat yang tepat dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Mempertimbangkan apakah terdapat ketentuan profesional, legal ataupun peraturan yng mengharuskan KAP untuk tidak mengundurkan diri, atau kewajiban KAP untuk melaporkan pengunduran diri dari: (i) suatu perikatan, atau (ii) perikatan dan hubungan dengan klien, berserta alasannya, kepada otoritas yang berwenang. Mendokumentasikan hal-hal yang signifikan, konsultasi, kesimpulan dan dasar untuk menghasilkan kesimpulan. Sumber Daya Manusia (Ref: Para. ) A. Isu-isu personel yang relevan dengan kebijakan dan prosedur KAP yang berhubungan dengan sumber daya manusia mencakup: Rekrutmen. Evaluasi kinerja. Kemampuan, termasuk waktu pelaksanaan penugasan. Kompetensi. Pengembangan karier. Promosi. Kompensasi. Estimasi kebutuhan personel. Proses dan prosedur rekrutmen yang efektif membantu KAP memilih individu yang memiliki kapasitas untuk mengembangkan kompetensi dan kemampuan yang SPM. SPM.indd //0 :0:0 AM

32 Standar Pengendalian Mutu diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan dan memiliki karakteristik yang tepat untuk dapat bekerja secara kompeten. A. Kompetensi dapat dikembangkan melalui berbagai metode, yang mencakup: Pendidikan profesional. Pengembangan profesional berkelanjutan, termasuk pelatihan. Pengalaman kerja. Bimbingan oleh staf yang lebih berpengalaman, sebagai contoh, anggota tim perikatan lainnya. Pendidikan mengenai independensi bagi personel yang disyaratkan untuk independen. A0. Kompetensi dari personel KAP bergantung pada luasnya pengembangan profesional yang berkelanjutan pada tingkat yang tepat sehingga personel tersebut dapat memelihara pengetahuan dan kemampuannya. Kebijakan dan prosedur yang efektif menekankan perlunya diadakan pelatihan yang berkelanjutan untuk seluruh tingkatan personel KAP, dan menyediakan sumber daya dan bantuan pelatihan yang diperlukan yang memungkinkan personel tersebut untuk mengembangkan dan memelihara kompetensi dan kemampuan yang dipersyaratkan. A. KAP dapat menggunakan individu dari luar KAP yang memenuhi kualifikasi, ketika sumber daya teknis dan pelatihan dari dalam KAP tidak tersedia. A. Prosedur penilaian kinerja, kompensasi dan promosi menunjukkan pengakuan dan penghargaan atas pengembangan dan pemeliharaan kompetensi dan komitmen terhadap prinsip etika profesi. Langkah-langkah yang dapat diambil oleh KAP dalam mengembangkan dan memelihara kompetensi dan komitmen terhadap prinsip etika profesi mencakup: Memberikan pemahaman kepada personel KAP mengenai harapan KAP atas kinerja dan prinsip etika profesi; SPM. SPM.indd //0 :0:0 AM

33 Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans Memberikan penilaian dan konseling kepada personel KAP atas kinerja, peningkatan kompetensi, dan pengembangan karier; dan Membantu personel KAP dalam memahami bahwa kenaikan jabatan dengan tanggung jawab yang lebih besar bergantung pada, antara lain, kualitas kinerja dan kepatuhan terhadap prinsip etika profesi. Kegagalan dalam mematuhi kebijakan dan prosedur KAP tersebut dapat mengakibatkan sanksi indisipliner. Penugasan Tim Perikatan Rekan Perikatan (Ref: Para. 0) A. Kebijakan dan prosedur dapat mencakup sistem untuk memantau beban kerja dan ketersediaan waktu rekan perikatan sehingga memungkinkan setiap rekan perikatan memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Tim Perikatan (Ref: Para. ) A. Penugasan tim perikatan dan penentuan tingkat penyeliaan yang diperlukan mencakup pertimbangan terhadap hal-hal di bawah ini: Pemahaman dan pengalaman atas perikatan dengan sifat dan kerumitan yang serupa melalui pelatihan dan partisipasi yang tepat; Pemahaman atas standar profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku; Pengetahuan dan keahlian teknis, termasuk pengetahuan atas teknologi informasi yang relevan; Pengetahuan atas industri klien yang relevan; Kemampuan dalam menggunakan pertimbangan profesional; dan Pemahaman atas kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP. Pelaksanaan Perikatan Konsistensi dalam Kualitas Pelaksanaan Perikatan (Ref: Para. (a)). A. KAP mendukung konsistensi dalam kualitas pelaksanaan perikatan melalui kebijakan dan prosedur yang ditetapkannya. Hal ini sering dicapai melalui panduan tertulis atau elektronik, alat bantu perangkat lunak atau bentuk lain dari dokumentasi SPM. SPM.indd //0 :0: AM

STANdAR PENGENDALIAN MUTU 1 PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS

STANdAR PENGENDALIAN MUTU 1 PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS STANdAR PENGENDALIAN MUTU PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Tanggapan tertulis atas exposure draft paling lambat diterima pada Agustus 0. Dewan Standar Profesi

Lebih terperinci

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

ED SPM 1: PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS

ED SPM 1: PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS 1 ED SPM 1: PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Grha Akuntan, 3 Agustus 2017 Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait, dan tidak merepresentasikan

Lebih terperinci

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PENERAPAN SPM 1 SECARA PROPORSIONAL SESUAI KARAKTERISTIK OPERASI DAN BESAR KECILNYA KANTOR AKUNTAN PUBLIK

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PENERAPAN SPM 1 SECARA PROPORSIONAL SESUAI KARAKTERISTIK OPERASI DAN BESAR KECILNYA KANTOR AKUNTAN PUBLIK PERTANYAAN DAN JAWABAN TJ 03 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PENERAPAN SPM 1 SECARA PROPORSIONAL SESUAI KARAKTERISTIK OPERASI DAN BESAR KECILNYA KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

Panduan Standar Pengendalian Mutu 1: Pengendalian Mutu bagi KJA yang Melaksanakan Perikatan Selain Perikatan Asurans

Panduan Standar Pengendalian Mutu 1: Pengendalian Mutu bagi KJA yang Melaksanakan Perikatan Selain Perikatan Asurans IKATAN AKUNTAN INDONESIA KOMPARTEMEN AKUNTAN KANTOR JASA AKUNTANSI Panduan Standar Pengendalian Mutu 1: Pengendalian Mutu bagi KJA yang Melaksanakan Perikatan Selain Perikatan Asurans Dra. Tia Adityasih,

Lebih terperinci

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA DEWAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA DEWAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA DEWAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK 2007 2008 Djohan Pinnarwan Syarief Basir Eddy Setiawan Fitradewata Teramihardja Godang P. Panjaitan Handri Tjendra Johannes Emile

Lebih terperinci

STANDAR PERIKATAN AUDIT

STANDAR PERIKATAN AUDIT EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT STANDAR PERIKATAN AUDIT ( SPA ) 300 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

EXPOSURE DRAFT STANDAR JASA TERKAIT ( SJT ) 4400 PERIKATAN UNTUK MELAKSANAKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN EXPOSURE DRAFT

EXPOSURE DRAFT STANDAR JASA TERKAIT ( SJT ) 4400 PERIKATAN UNTUK MELAKSANAKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT 0 EXPOSURE DRAFT STANDAR JASA TERKAIT ( SJT ) 00 PERIKATAN UNTUK MELAKSANAKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional

Lebih terperinci

SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan publik.

Lebih terperinci

SKEPTISISME PROFESIONAL DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

SKEPTISISME PROFESIONAL DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PERTANYAAN DAN JAWABAN TJ 02 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA SKEPTISISME PROFESIONAL DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK

Lebih terperinci

Kode Etik Profesi Akuntan Publik

Kode Etik Profesi Akuntan Publik Kode Etik Profesi Akuntan Publik Per Oktober 00 Diterjemahkan (dengan modifikasi) dari Code of Ethics For Professional Accountants yang ditetapkan oleh International Ethics Standards Broad for Accountants

Lebih terperinci

Kerangka untuk Perikatan Asurans

Kerangka untuk Perikatan Asurans SA Kerangka.indd //0 :: PM Institut Akuntan publik Indonesia Office Eight () Building Lantai Unit I J Sudirman Central Business District (SCBD) Lot Jln. Jend. Sudirman Kav. Senopati Raya, Jakarta 0, Indonesia

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DALAM KANTOR JASA AKUNTANSI

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DALAM KANTOR JASA AKUNTANSI SISTEM PENGENDALIAN MUTU DALAM KANTOR JASA AKUNTANSI Tia Adityasih Dewan Pengurus Nasional IAI Prospek Industri dan Peningkatan Mutu Kantor Jasa Akuntansi Kementerian Keuangan Jakarta 16.01.2017 Akuntan

Lebih terperinci

PANDUAN SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR JASA AKUNTANSI

PANDUAN SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR JASA AKUNTANSI PANDUAN SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR JASA AKUNTANSI Kompartemen Kantor Jasa Akuntansi Oleh Feroza Ranti Ketua Bidang Peningkatan Kompetensi & Implementasi IAI Kompartemen Akuntan Kantor Jasa Akuntansi

Lebih terperinci

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SPR 0 Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 0 REVIU ATAS INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DILAKSANAKAN

Lebih terperinci

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI EXPOSURE DRAFT STANDAR PENGENDALIAN MUTU STANDAR PERIKATAN JASA 0 PERIKATAN KOMPILASI PENGENDALIAN MUTU BAGI KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Exposure Draft

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

STANDAR AUDIT ( SA ) 720 TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS INFORMASI LAIN DALAM DOKUMEN YANG BERISI LAPORAN KEUANGAN AUDITAN

STANDAR AUDIT ( SA ) 720 TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS INFORMASI LAIN DALAM DOKUMEN YANG BERISI LAPORAN KEUANGAN AUDITAN INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Indonesian Institute of Certified Public Accountants STANDAR AUDIT ( SA ) 720 TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS INFORMASI LAIN DALAM DOKUMEN YANG BERISI LAPORAN KEUANGAN AUDITAN

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PERMINTAAN AKSES ATAS KERTAS KERJA AUDITOR OLEH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERMINTAAN AKSES ATAS KERTAS KERJA AUDITOR OLEH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERTANYAAN DAN JAWABAN TJ 05 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PERMINTAAN AKSES ATAS KERTAS KERJA AUDITOR OLEH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI INSTITUT

Lebih terperinci

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit SA 0 Dokumentasi Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 DOKUMENTASI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DEWAN KOMISARIS PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA TBK TANGGAL 11 DESEMBER 2017 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 3 2. Fungsi, Tugas dan Tanggung

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI Semarang, 15 Desember 2017 Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait,

Lebih terperinci

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis SA 0 Representasi Tertulis SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 REPRESENTASI TERTULIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Departemen Keuangan RI Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Panitia Antar Departemen Penyusunan Rancangan Undang-undang Akuntan Publik Gedung A Lantai 7 Jl. Dr. Wahidin No.1 Jakarta 10710 Telepon:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012 Hak Cipta 2012 pada Negara, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT A. PT Duta Intidaya, Tbk (Perseroan) sebagai suatu perseroan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mematuhi hukum dan peraturan

Lebih terperinci

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA 40 4. Standar pelaporan Ke-4: Tujuan standar pelaporan adalah untuk mencegah salah tafsir tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan: 01. Seorang akuntan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 550. Pihak Berelasi

Standar Audit SA 550. Pihak Berelasi SA 0 Pihak Berelasi SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 PIHAK BERELASI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

Menyongsong Berlakunya Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang Baru

Menyongsong Berlakunya Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang Baru Edisi: V/Mei 2009 Menyongsong Berlakunya Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang Baru Oleh : Syarief Basir, Ak, CPA, MBA Setelah melalui serangkaian proses yang relatif panjang dan lama, akhirnya pada Agustus

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.406, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Komite Audit. Pembentukan. Pedoman Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5824) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MUTU. KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) Dr. SURYO PRATOLO & REKAN

SISTEM PENGENDALIAN MUTU. KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) Dr. SURYO PRATOLO & REKAN KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) Dr. SURYO PRATOLO & REKAN A. Pendahuluan Untuk menjamin Kantor Jasa Akuntansi (KJA) Dr. Suryo Pratolo & Rekan bekerja secara profesional dan menjaga etika profesi, maka perlu

Lebih terperinci

Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional. Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI

Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional. Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI TANYA DAN JAWAB TJ 01 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI

Lebih terperinci

BATANG TUBUH PENJELASAN

BATANG TUBUH PENJELASAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2016 TENTANG TATA CARA DALAM MENGGUNAKAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK BAGI LEMBAGA YANG DIAWASI OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Komite Audit

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Komite Audit PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Komite Audit PIAGAM KOMITE AUDIT PT LIPPO KARAWACI Tbk ( Perseroan ) I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Komite Audit berdasarkan kepada: a. Keputusan Direksi PT Bursa Efek

Lebih terperinci

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal SA 0 Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN AUDIT 0 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PENDAHULUAN Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan terutama dalam:

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk Komite Audit PT PP London Sumatra Indonesia Tbk ( Perusahaan ) dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan keadaan ekonomi saat ini mengacu pada globalisasi, yang berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara di dunia. Pengaruh

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

OUTLINE. 1. Pendahuluan. 2. Kode Etik Akuntan Profesional

OUTLINE. 1. Pendahuluan. 2. Kode Etik Akuntan Profesional 2 OUTLINE 1. Pendahuluan 2. Kode Etik Akuntan Profesional 3 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pemuktahiran Kode Etik IAI Kode Etik IAI 1998 Keputusan Menteri Keuangan No. 263/KMK.01/2014 tentang Penetapan IAI

Lebih terperinci

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SPR 00 Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 00 PERIKATAN UNTUK REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk reviu atas laporan keuangan

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit PIAGAM KOMITE AUDIT PT FIRST MEDIA Tbk I Dasar Hukum Penyusunan Piagam Komite Audit berdasarkan: 1. Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-305/BEJ/07-2004

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, Dewan Komisaris ( Dewan ) melakukan pengawasan atas kebijaksanaan pengurusan, jalannya pengurusan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan tujuan Pemerintah dalam rangka mendukung perekonomian yang sehat dan efisien,

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,

Lebih terperinci

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal 1. Definisi a) Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan audit merupakan sarana atau media yang digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai kewajaran penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan kepada para pengguna

Lebih terperinci

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER) PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER) Tujuan Komite Audit PT. Bank Central Asia, Tbk dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dengan tujuan membantu

Lebih terperinci

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PERTANYAAN DAN JAWABAN TJ 04 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PELAPORAN AUDIT TERKAIT PENERAPAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA

Lebih terperinci

PENCANTUMAN IDENTITAS AP DAN KAP PADA LAPORAN KEUANGAN KLIEN

PENCANTUMAN IDENTITAS AP DAN KAP PADA LAPORAN KEUANGAN KLIEN PERTANYAAN DAN JAWABAN TJ 06 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PENCANTUMAN IDENTITAS AP DAN KAP PADA LAPORAN KEUANGAN KLIEN KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK

Lebih terperinci

2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit )

2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit ) 2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit ) Standar Audit ini mengatur tanggung jawab keseluruhan auditor independen ketika melaksanakan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

Piagam Komite Audit. PT Astra International Tbk

Piagam Komite Audit. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Juni 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 1. Maksud dan Tujuan Umum 1.1 Komite Audit ( KA ) perusahaan adalah komite independen yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk Piagam Audit Internal PT Astra International Tbk Desember 2010 PIAGAM AUDIT INTERNAL 1. Visi dan Misi Visi Mempertahankan keunggulan PT Astra International Tbk dan perusahaanperusahaan utama afiliasinya

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT Pasal 1 Tujuan 1. Komite Audit dibentuk berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.1.5 dengan merujuk pada Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan No.289, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Pasar Modal. Kegiatan. Penilai. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6157) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA IKATAN AKUNTANSI INDONESIA Aturan Etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yang bukan

Lebih terperinci

2017, No Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain

2017, No Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain No.62, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Akuntan Publik. Jasa Keuangan. Penggunaan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6036) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

Standar audit Sa 500. Bukti audit

Standar audit Sa 500. Bukti audit Standar audit Sa 500 Bukti audit SA paket 500.indb 1 Standar Audit Standar audit 500 BuKti audit (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari

Lebih terperinci

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus SA 00 Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 PERTIMBANGAN KHUSUS AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 68 /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 68 /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 68 /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT KERANGKA UNTUK PERIKATAN ASURANS INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT KERANGKA UNTUK PERIKATAN ASURANS INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT KERANGKA UNTUK PERIKATAN ASURANS Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia Tanggapan tertulis atas exposure draft ini diharapkan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

PEDOMAN AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009

PEDOMAN AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 PEDOMAN AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 Sambutan Ketua Institut Akuntan Publik Indonesia Penerbitan buku Pedoman Audit Laporan Dana Kampanye Pemilihan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan

Lebih terperinci

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal Piagam Audit Intern 1.0 PENDAHULUAN 2.0 VISI 3.0 MISI 1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal a. Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan

Lebih terperinci

PEDOMAN AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009

PEDOMAN AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 PEDOMAN AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 Sambutan Ketua Institut Akuntan Publik Indonesia Penerbitan buku Pedoman Audit Laporan Dana Kampanye Pemilihan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK I. UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans dan hasil pekerjaannya

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untu

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untu LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.79, 2015 ADMINISTRASI. Akuntan Publik. Asosiasi. Profesi. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5690) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, - 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /POJK.04/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.03/2017 TENTANG PENGGUNAAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DALAM KEGIATAN JASA KEUANGAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.03/2017 TENTANG PENGGUNAAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DALAM KEGIATAN JASA KEUANGAN - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.03/2017 TENTANG PENGGUNAAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DALAM KEGIATAN JASA KEUANGAN DENGAN

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK -1- LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA

Lebih terperinci

KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK

KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK Prinsip dasar Etika Profesi Integritas Objektivitas Kompetensi serta kecermatan dan kehatihatian profesional (Professional competence and due care) Kerahasiaan Perilaku Profesional

Lebih terperinci

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit SA 00 Bukti Audit SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 BUKTI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. 1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

PIAGAM KOMITE AUDIT. 1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris. PIAGAM KOMITE AUDIT A. DASAR PERATURAN 1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. 2. Peraturan Otoritas

Lebih terperinci

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No. SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH Sumber: PSA No. 62 PENDAHULUAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT TAHUN 2016 PIAGAM KOMITE AUDIT PT GAJAH TUNGGAL TBK A. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN 1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 Tentang Pembentukan dan Pedoman Kerja

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

PT DUTA ANGGADA REALTY TBK. PIAGAM KOMITE AUDIT

PT DUTA ANGGADA REALTY TBK. PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA ANGGADA REALTY TBK. PIAGAM KOMITE AUDIT Piagam Komite Audit 1 I. Dasar Pembentukan a. Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-305/BEJ/07-2004 tanggal 19 Juli 2004 Tentang Peraturan Nomor

Lebih terperinci

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan SA 0 Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 BUKTI AUDIT PERTIMBANGAN SPESIFIK ATAS UNSUR PILIHAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Komite Audit

Pedoman Kerja Komite Audit Pedoman Kerja Komite Audit PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk

Lebih terperinci

PANDUAN INDIKATOR KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK

PANDUAN INDIKATOR KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK PANDUAN INDIKATOR KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK Draf ini diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia v Oktober 01 Exposure Draft Panduan Indikator Kualitas Audit pada Kantor Akuntan

Lebih terperinci