ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING SAYURAN ORGANIK DILA PRIASTUTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING SAYURAN ORGANIK DILA PRIASTUTI"

Transkripsi

1 ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING SAYURAN ORGANIK DILA PRIASTUTI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2013 Dila Priastuti NIM H

4 ABSTRAK DILA PRIASTUTI. Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik. Dibimbing oleh ARIF IMAM SUROSO dan MUKHAMAD NAJIB Tingginya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat akhir-akhir ini, membuat orang-orang Indonesia yang cenderung mengkonsumsi makanan sehat seperti makanan organik. Sayuran organik diyakini memberikan manfaat yang lebih baik bagi tubuh dari sayuran yang ditanam menggunakan pestisida. Kesadaran masyarakat tentang kesehatan akan meningkatkan permintaan untuk sayuran organik. Fenomena ini membawa persaingan antara produsen sayuran organik untuk mengontrol pasar. Alat analisis yang dipakai adalah model berlian Porter dan model lima kekuatan Porter untuk melihat faktor-faktor eksternal dan faktor kondisi daya saing dari sayuran organik. Alat analisis yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan strategi mana dari yang terbaik. Faktor tertinggi dari hasil analisa adalah sumberdaya modal, sumber daya sumber daya alam dan lingkungan, infrastruktur dan kekuatan pemasok dengan skor 3,60 sedangkan nilai terendah adalah pengaruh produk pengganti dengan skor 2. Prioritas tertinggi yang dapat dipilih sebagai strategi alternatif adalah membangun citra positif dalam industri dengan skor 0,409. Kata kunci: analitis hirarki proses (AHP), berlian model, kompetitif, lima kekuatan porter, sayuran organik ABSTRACT DILA PRIASTUTI. Analysis of Increasing Competitiveness Strategy Organic Vegetables. Supervised by ARIF IMAM SUROSO and MUKHAMAD NAJIB The high public awareness of healthy lifestyles these days, making the Indonesian people tend to eat healthy food like organic food. Organic vegetables is trusted to provide better benefits for the body than vegetables which pesticide used. Public awareness about health will increase the demand for organic vegetables. This phenomenon brings competition between producers of organic vegetables for market control. Analysis tool used is a Porter diamond models and five forces model of Porter to look at external factors and factors of competitiveness of organic vegetables. Another analysis tool is Analytical Hierarchy Process (AHP) to determine best strategy. The highest of factor analysis are capital resources, natural resources and environmental resources, infrastructure and power supplier by score 3.60 while the lowest value is the influence of a replacement product by score 2,00. Highest priority that can be chosen as an alternative strategy is building a positive image in the industry with a score of 0,409. Keywords: analytical hierarchy process (AHP), competitivenes, diamond model, organic vegetables, porter five forces.

5 ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING SAYURAN ORGANIK DILA PRIASTUTI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6

7 Judul Skripsi : Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik Nama : Dila Priastuti NIM : H Disetujui oleh Dr. Ir Arif Imam Suroso, M.Sc.Cs Pembimbing I Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM Pembimbing II Diketahui oleh Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 ini ialah peningkatan daya saing diantara pelaku usaha dengan judul Analisis Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc. dan Bapak Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM selaku pembimbing, atas masukan dan saran yang telah diberikan. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Vicky dan Bapak Yana selaku staff pelaksana Dinas Pertanian Kota Bogor, Bapak Ahmad Sulaeman selaku Dosen Peneliti dan Wakil Dekan FEMA, Bapak Anas selaku Dosen dan ketua University Farm, Ibu Ida Sri selaku staff pelaksana Pemerintahan Daerah Kota Bogor, dan Bapak Agung selaku owner dari Simply Fresh Selain itu ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Penulis juga memohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Bogor, Agustus 2013 Dila Priastuti

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 3 Ruang Lingkup Penelitian 3 TINJAUAN PUSTAKA 3 Definisi Daya Saing 3 Definisi Strategi 4 Manajemen Strategi 4 Porter s Five Forces Model 4 Porter s Generic Strategies 7 Analytical Hierarchy Process (AHP) 7 Penelitian Terdahulu 9 METODE 10 Kerangka Pemikiran 10 Lokasi dan Waktu Penelitian 11 Metode Pengumpulan Data 11 Metode Penarikan Sample 11 HASIL DAN PEMBAHASAN 12 SIMPULAN DAN SARAN 27 DAFTAR PUSTAKA 28 RIWAYAT HIDUP 30

10 DAFTAR TABEL 1 Rata-Rata Konsumsi Sayuran Penduduk Indonesia 1 2 Nilai Skala Banding Berpasangan 8 3 Faktor yang berpengaruh terhadap daya saing sayuran organik berdasarkan Porter s Diamond Model 13 4 Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap daya saing sayuran organik berdasarkan Porter s Five Forces Model 17 5 Susunan bobot hasil pengolahan horizontal pada tingkat Susunan bobot hasil pengolahan horizontal pada tingkat Susunan bobot hasil pengolahan horizontal pada tingkat Bobot Faktor Secara Vertikal 24 9 Bobot Aktor Secara Vertikal Bobot Tujuan Secara Vertikal Bobot Strategi Secara Vertikal 26 DAFTAR GAMBAR 1 Jumlah Produksi Sayuran di Indonesia (Sumber: Perkembangan luas area pertanian organik Indonesia Porter s Five Forces Model 5 4 Porter s Diamond Model 5 5 Tiga strategi generik (Porter, 2007) 7 6 Contoh Kerangka AHP 8 7 Kerangka pemikiran penelitian 11 8 Analisis peningkatan daya saing sayuran organik dengan menggunakan Porter s Diamond Model 16 9 Analisis peningkatan daya saing sayuran organik dengan menggunakan Porter s Five Forces Model Struktur AHP pada daya saing sayuran organik 21

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian adalah sektor dengan kekuatan yang besar di Indonesia. Indonesia adalah negara agraris yang memiliki kondisi alam yang baik sehingga dapat menghasilkan produk-produk pertanian. Hal ini ditunjang pula dengan mata pencaharian penduduk yang sebagian besar adalah petani. Salah satu hasil pertanian yang potensial adalah sayuran. Jumlah sayuran yang dihasilkan cenderung meningkat tiap tahunnya East Gambar 1 Jumlah Produksi Sayuran di Indonesia (Sumber: Pada era globalisasi ini masyarakat mulai menyadari pentingnya kesehatan melalui pengkonsumsian makanan-makanan sehat yang diharapkan akan memberikan efek yang lebih baik untuk tubuh mereka. Masyarakat mulai beralih mengkonsumsi bahan makanan sehat seperti lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayuran. Setiap tahunnya, jumlah sayuran yang di konsumsi semakin meningkat jumlahnya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata konsumsi sayuran oleh penduduk Indonesia yang tiap tahun semakin bertambah. Tabel 1 Rata-Rata Konsumsi Sayuran Penduduk Indonesia Tahun Jumlah Rata-Rata Konsumsi Kenaikan ,90 Kg/Kapita/Tahun ,32 Kg/Kapita/Tahun 0,42 kg ,5 Kg/Kapita/Tahun 2,18 kg Sumber: Direktur Jenderal Holtikultura (2010) Saat ini sayuran telah dibudidayakan dalam bentuk sayuran organik. Peningkatan jumlah produksi sayuran organik di Indonesia sendiri terjadi akibat dari adanya peningkatan luas lahan sayuan organik. Berikut adalah pertumbuhan luas lahan sayuran organik di Indonesia.

12 2 Gambar 2 Perkembangan luas area pertanian organik Indonesia Semakin luasnya lahan sayuran organik di Indonesia, mengidentifikasikan semakin banyaknya permintaan konsumen akan sayuran organik. Manfaat yang diberikan untuk tubuh akan lebih baik dibandingan sayuran yang di tanam dengan menggunakan pestisida. Maka dari itu, ditunjang dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi sayuran sehat serta kemudahan dan kegemaran masyarakat dalam mengkonsumsi sayuran organik ini, potensi yang dimiliki oleh Indonesia dalam memproduksi sayuran sayuran organik serta selalu meningkatknya permintaan pasar akan sayuran tersebut dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha yang bergerak di bidang agribisnis sayuran organik untuk memenuhi permintaan pasar serta mengembangkan usahanya. Meningkatnya pelaku usaha sayuran organik berarti meningkat pula persaingan dalam memenangkan pasar. Oleh karena itu diperlukan analisis untuk merumuskan strategi terbaik dan tepat untuk dapat meningkatkan keunggulan kompetitif. Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini, akan dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa saja faktor-faktor kondisi dalam persaingan sayur organik? 2. Apa saja strategi yang tepat dalam meningkatkan daya saing sayuran organik? 3. Strategi apa yang menjadi prioritas untuk meningkatkan daya saing pemasaran sayuran organik? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis faktor-faktor kondisi yang mempengaruhi daya saing sayuran organik. 2. Menganalisis strategi dalam meningkatkan daya saing sayuran organik. 3. Menganalisis prioritas strategi yang telah disusun untuk meningkatkan daya saing sayuran organik.

13 3 Manfaat Penelitian Hasil yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian di bidang yang sama ataupun penelitian lanjutan. 2. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan di bidang manajemen strategi, khususnya mengenai perumusan strategi dalam menetapkan prioritas yang terbaik serta melatih kemampuan menulis untuk mengaplikasikan teori-teori yang sudah didapatkan pada saat perkuliahan. 3. Bagi pelaku usaha, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pelaku usaha sayuran organik dalam menerapkan strategi peningkatan daya saing. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas tentang peningkatan daya saing sayuran organik dan implikasinya terhadap strategi pemasaran yang akan digunakan. Ruang lingkup penelitian berfokus kepada pengkajian dalam keunggulan kompetitif dalam pemasaran sayuran organik. Penelitian ini juga berusaha untuk menganalisis faktor-faktor kondisi seperti pesaing baru, pesaing lama, barang pengganti dll. Penelitian dilakukan di Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup manajemen strategi, khususnya mengenai perumusan strategi. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Daya Saing Tambunan (2003) mendefiniskan bahwa daya saing yaitu kemampuan suatu komoditi untuk masuk ke dalam pasar luar negeri dan kemampuan untuk bertahan dalam pasar tersebut. Daya saing suatu negara di dalam pasar internasional dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Munandar (2001) mengatakan bahwa secara konsep daya saing dibagi menjadi dua, yaitu keunggulan kompetitif (competitive advantage) dan keunggulan komparatif (comparative advantage). Competitiveness (daya saing= keunggulan kompetitif) akan memacu pemasaran untuk senantiasa mengantisipasi segala kemungkinan terburuk dari akibat persaingan antar perusahaan dengan meningkatkan daya saing faktor penentunya. Daya saing ekspor secara teoritis sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor produksi, perilaku konsumen, faktor makro ekonomi, kebijakan pemerintah, dan teknologi dan inovasi.

14 4 Definisi Strategi David (2009) strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi memengaruhi perkembangan jangka panjang perusahaan, biasanya untuk lima tahun ke depan, dan karenanya berorientasi ke masa yang akan datang. Strategi mempunyai konsekuensi multifungsional atau multidivisional serta perlu mempertimbangkan, baik faktor eksternal maupun internal yang dihadapi perusahaan. Suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya diperlukan suatu strategi untuk mengembangkan perusahaannya ke skala yang lebih besar. Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan yang baik dan matang dengan melihat kondisi serta faktor-faktor di sekitar perusahaan untuk menentukan strategi apa yang akan diambil perusahaan dalam mencapai tujuannya. Manajemen Strategi David (2002) mengemukakan bahwa manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplemantiskan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat perusahaan mampu mencapai obyektifnya. fokus manajemen strategis terletak pada memadukan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi-operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. terdapat empat strategi dasar yang dapat diterapkan perusahaan. Strategi itu adalah strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi dan strategi defensif. Strategi integrasi dapat dibagi menjadi tiga strategi yaitu integrasi ke depan, ke belakang, dan horisontal. Integrasi ke depan diartikan sebagai memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Integrasi ke belakang berarti mencari kepemilikan atas perusahaan pemasok. Sedangkan integrasi horisontal didefinisikan sebagai mencari kepemilikan atau meningkatkan kendali atas pesaing. Porter s Five Forces Model Menurut identifikasi yang dilakukan oleh Michael E. Poter (2006), sebuah perusahan bergantung kepada lima kekuatan yang akan menentukan keberlangsungan hidup perusahaan tersebut. Competitives Forces diciptakan oleh Porter dapat dilihat melalui gambar 3 berikut.

15 NEW ENTRANTS 5 Bargaining Power of Suppliers Competitors Bargaining Power of Buyers Subtitutes Gambar 3 Porter s Five Forces Model a) New Entrants merupakan pemain baru yang bergerak di bidang usaha yang sama dengan perusahaan anda. b) Competitor merupakan pesaing-pesaing yang berhadapan langsung dengan perusahaan anda karena memiliki jenis produk atau jasa yang serupa dengan perusahaan anda. c) Bargaining Power of suppliers merupakan kekuatan penawaran dari pemasok kepada anda dilihat dari banyaknya supplier yang d) Bargaining power of buyer merupakan kekuatan custumer untuk berpindah dalam hal menggunakan produk atau jasa dari satu perusahaan ke perusahaan. e) Subtitute product merupakan produk atau jasa pengganti yang dapat menggantikan produk atau jasa yang anda tawarkan. Porter s Diamond Model Porter mengidentifikasi empat faktor yang menentukan daya saing. Model Berlian Porter dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini. Peran Kesempatan Persaingan Struktur, Strategi Perusahaan Kondisi Faktor Sumberdaya Kondisi Permintaan Domestik Industri Terkait dan Industri Pendukung Pemerintah Gambar 4 Porter s Diamond Model Keterangan: Garis ( ) menunjukan keterkaitan antara komponen utama yang saling mendukung

16 6 Garis ( ) menunjukan keterkaitan antara komponen penunjang yang mendukung komponen utama a. Kondisi Faktor Sumberdaya Faktor sumberdaya dibagi dalam lima kelompok yakni sumberdaya fisik atau alam, sumberdaya manusia, sumberdaya ilmu pengetahuan dan teknologi, sumberdaya modal, dan sumberdaya infrastruktur. b. Kondisi Permintaan Kondisi permintaan dapat dijadikan acuan bagi perusahaan untuk bersaing secara global. Permintaan domestik dapat memberikan tantangan bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya. Faktorfaktor yang mempengaruhi kondisi permintaan daya saing nasional adalah komposisi permintaan domestik (struktur segmen permintaan domestik, pengalaman dan selera pembeli, antisipasi kebutuhan pembeli dalam dan luar negeri), jumlah permintaan dan pola pertumbuhan, dan internasionalisasi permintaan domestik. c. Indutri Terkait dan Industri Pendukung Industri hulu yang memiliki daya saing global akan memasok input bagi industri utama dengan harga yang relatif murah, mutu lebih baik, pelayanan yang cepat, pengiriman tepat waktu dan jumlah sesuai dengan kebutuhan industri utama, sehingga industri tersebut juga akan memiliki daya saing global yang tinggi. Begitu juga industri hilir yang menggunakan produk industri utama sebagai bahan bakunya. Apabila industri hilir memiliki daya saing global maka industri hilir tersebut dapat menarik industri hulunya untuk memperoleh daya saing global d. Persaingan, Struktur dan Strategi Perusahaan Persaingan adalah faktor pendorong untuk melakukan kompetisi berupa inovasi. Perusahaan yang mampu menciptakan hal baru akan mudah untuk bertahan di persaingan ini. Struktur pasar dipakai untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat mempengaruhi harga, mengatasi hambatan masuk pasar dan kemampuan mempengaruhi permintaan. Strategi perusahaan digunakan untuk mengembangkan perusahan melalui penyusunan strategi yang matang dan terencana dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan tersebut dalam persaingan pasar. e. Peran Pemerintah Peningkatan daya saing umumnya tidak langsung dipengaruhi oleh pemerintah. Peran pemerintah hanya mempengaruhi faktor-faktor penentu daya saing global melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Pemerintah juga berperan sebagai fasilitator untuk mendorong supaya perusahaan melakukan perbaikan dan peningkatan daya saing. f. Peran Kesempatan Kesempatan tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan maupun pemerintah. Beberapa kesempatan yang dapat meningkatkan daya saing diantaranya terdapat penemuan baru, peningkatan permintaan produk yang lebih tinggi daripada jumlah barang yang dipasok, kebijakan politik yang diambil oleh negara lain dan lain lain.

17 7 Porter s Generic Strategies Untuk meraih kesuksesan dalam bersaing, Porter (2007) menjelaskan terdapat tiga pendekatan strategis generik yang secara potensial akan berhasil menggungguli perusahaan lama suatu industri, yaitu keunggulan dalam biaya menyeluruh, diferensiasi dan fokus. a. Keunggulan dalam biaya menyeluruh Keunggulan biaya menyeluruh memerlukan konstruksi agresif dari fasilitas skala efisien, usaha yang terus menerus dalam mencapai penurunan biaya karena pengalaman, pengendalian biaya dan overhead (biaya lain-lain) yang ketat, penghindaraan pelanggan marginal, serta meminimalkan biaya dalam bidang bidang seperti penelitian dan pengembangan (litbang), pelayanan, pengangkutan dan lain-lain. Posisi biaya rendah akan membuat perusahaan memperoleh hasil laba atas rataan dalam industrinya. Posisi biaya yang rendah memberikan perusahaan tersebut ketahan terhadap erivalitas dari para pesaing. b. Diferensiasi Strategi generik yang kedua adalah mendiferensiasikan produk atas jasa yang ditawarkan perusahaan, yaitu menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan oleh industri secara menyeluruh sebagai hal yang unik. Pendekatan untuk melakukan diferensiasi dapat bermacam-macam bentuknya, seperti citra produk atau merek, teknologi, pelayan pelanggan, jaringan penyalur atau bidang-bidang lain. Diferensiasi memberikan penyekat terhadap persaingan, karena adanya loyalitas merek dari pelanggan dan mengakibatkan berkurangnya kepekaan terhadap harga. c. Fokus Strategi generik yang terakhir adalah memusatkan (fokus) pada kelompok pembeli, segmen lini produk atau pasar wilayah geografis tertentu. Jika strategi biaya rendah dan diferensiasi ditujukan untuk mencapai sasaran di semua industri, maka strategi fokus dikembangkan untuk melayani target tertentu secara baik. Strategi ini didasarkan pada pemikiran bahwa perusahaan dengan demikian akan mampu melayani target strategiknya yang sempit secara lebih efektif dan efisiensi dibandingkan dengan pesaing yang bersaing lebih luas. Keunggulan Posisi Biaya Rendah Kekhasan yang dirasakan konsumen Target Seluruh Industri Segmen Tertentu Keunggulan Biaya Menyeluruh Fokus Gambar 5 Tiga strategi generik (Porter, 2007) Diferensiasi Analytical Hierarchy Process (AHP) AHP merupakan salah satu metode untuk membantu menyusun suatu prioritas dari berbagai pilihan dengan menggunakan beberapa kriteria (multi criteria). Di samping bersifat multi kriteria, AHP juga didasarkan pada suatu proses yang terstruktur dan logis. Pemilihan atau penyusunan prioritas dilakukan dengan suatu prosedur yang logis dan terstruktur.

18 8 Goal Strategi Daya Saing Sayuran Organik Faktor Price Product Place Promotion Aktor X1 X2 X3 Xn Tujuan Y1 Y2 Y3 Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 1 Strategi 1 Strategi 1 Gambar 6 Contoh Kerangka AHP Menurut Saaty (1991), beberapa prinsip dalam menyelesaikan masalah dengan AHP adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi sistem Tahap ini mendefinisikan persoalan dan rinci pemecahan yang diinginkan. 2. Penyusunan struktur Tahap ini menyusun hierarki yang dimulai dengan tujuan, kriteria, dan alternatif tindakan. Hierarki adalah abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antarkomponen dan dampaknya terhadap suatu sistem. 3. Membuat matriks perbandingan komparasi berpasangan. Nilai skala banding berpasangan dapat dilihat pada Tabel Melakukan tahap perbandingan dan penilaian Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan peringkat matriks di langkah tiga. Tabel 2 Nilai Skala Banding Berpasangan Intensitas pentingnya Definisi Penjelasan 1 Kedua elemen sama Dua elemen menyumbang sama pentingnya besar pada sifat itu. 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lain Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu Pengalaman dan pertimbangan esensial atau sangat dengan kuat menyokong satu penting daripada elemen elemen atas elemen yang lainnya yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih Satu unsur dengan kuat disokong

19 9 9 2, 4, 6, 8 Kebalikan Sumber : Saaty (1991) penting daripada elemen yang lainnya Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen yang lainnya Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan dan dominannya telah terlihat dalam praktik Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lainmemiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i 5. Setelah mengumpulkan semua data banding berpasang itu dan memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama, prioritas dicari dan konsistensi diuji. 6. Laksanakan langkah 3, 4, dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hierarki itu. 7. Menggunakan komposisi secara hierarki (sintesis) untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteriakriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Hasilnya adalah vektor prioritas menyeluruh untuk tingkat hierarki paling bawah. Jika hasilnya ada beberapa, diperbolehkan diambil nilai rata-rata aritmetiknya. 8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirearki Pengukuran konsistensi ini diperlukan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang berpengaruhi terhadap kesahihan hasil. Langkah yang digunakan yaitu dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis. Penelitian Terdahulu Penelitian Venty Fitriany Nurunisa (2011) yang berjudul Analisis Dayasaing Dan Strategi Pengembangan Agribisnis Teh Indonesia menggunakan analisis berlian porter, analisis SWOT dan asritektur strategik. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan analisis Berlian Porter bahwa komponen faktor sumberdaya dan komponen komposisi permintaan domestik, serta komponen faktor sumberdaya dengan komponen industri terkait dan industri telah saling mendukung, sementara komponen lainnya belum saling mendukung. Selain itu, apabila dilihat dari komponen pendukungnya, komponen peranan pemerintah baru memiliki keterkaitan yang mendukung dengan komponen faktor sumberdaya saja, sementara komponen peranan kesempatan telah mampu mendukung semua komponen utama. Sedangkan analisis menggunakan SWOT adalah dengan meningkatkan posisi tawar petani melalui penguatan kelompok tani dan dukungan dari adanya asosiasi dan Dewan Teh Indonesia. Sementara untuk perkebunan besar negara dan swasta strategi lebih mengarah kepada peningkatan produksi dan

20 10 diversifikasi produk, khususnya untuk produk teh tujuan ekspor. Permasalahan lain yang menjadi fokus strategi adalah permasalahan yang terkait dengan konsumsi teh, strategi yang digunakan lebih diutamakan kepada peningkatan upaya promosi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai teh dan manfaatnya. Kemudian, strategi yang telah dihasilkan dipetakan ke dalam rancangan arsitektur strategik, sehingga dihasilkan rancangan arsitektur strategik agribisnis teh Indonesia. Penelitian Yuti Arlan (2012) yang berjudul Strategi Peningkatan Daya Saing PT Saung Mirwan Dengan Pendekatan Analytic Network Process (ANP) menggunakan alat analisis Porter s Diamond Model, Matriks SWOT, dan Analytic Network Process (ANP). Pengolahan data menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan Superdecisions menunjukkan bahwa sumberdaya alam, teknologi, jumlah pembeli, tingkat pertumbuhan pembelian, dan petani mitra merupakan atribut yang paling besar pengaruhnya terhadap daya saing agribisnis sayuran dan yang paling rendah pengaruhnya adalah strategi pesaing. Penelitian juga menunjukkan bahwa kekuatan utama dari PT Saung Mirwan adalah mutu produk yang sudah mencapai kualitas ekspor, sedangkan kelemahan utama adalah karyawan yang kurang inisiatif dan sudah mulai jenuh. Peluang utama bagi PT Saung Mirwan adalah tren gaya hidup konsumen (pola hidup sehat), sedangkan yang menjadi ancaman utama adalah serangan hama dan anomali iklim. Analisis dengan menggunakan Matriks SWOT menghasilkan lima alternatif strategi untuk meningkatkan daya saing, yaitu menyediakan produk sesuai demand, mengadakan training dan gathering untuk karyawan, smart promotion, melaksanakan produksi sesuai prosedur, dan strategi efisiensi biaya. Analisis dengan menggunakan Analytic Network Process (ANP) menunjukkan bahwa strategi utama untuk meningkatkan daya saing PT Saung Mirwan adalah strategi melaksanakan produksi sesuai prosedur. METODE Kerangka Pemikiran Pada era saat ini pola konsumsi masyarakat cenderung berubah menjadi mengkonsumsi makanan sehat. Salah satu contoh makanan sehat tersebut adalah sayuran organik. Hal ini menyebabkan jumlah permintaan akan sayuran organik di masyarakat semakin meningkat tiap tahunnya. Fenomena ini dimanfaatkan oleh produsen dan retail sayuran organik untuk meningkatkan penjualan guna memperoleh keuntungan yang lebih banyak lagi. Semakin banyaknya produsen dan retail yang bergelut di dunia bisnis sayuran organik ini, maka akan timbul persaingan yang ketat, oleh karena itu dalam hal ini analisis strategi peningkatan daya saing digunakan sebagai metode untuk mengetahui strategi apa yang terpilih untuk meningkatkan daya saing dan memenangkan pasar di bisnis sayuran organik. Data yang diperoleh adalah melalui kuesioner dan wawancara, setelah itu dilakukan analisis dengan menggunakan Porter s diamond model dan Porter s

21 five forces model untuk mengetahui faktor-faktor kondisi yang mempengaruhi peningkatan daya saing sayuran organik. Selanjutnya dilakukan analisis menggunakan Porter s generic strategic untuk mengetahui strategi apa yang dapat diambil oleh pelaku usaha sayuran organik untuk meningkatkan saya saingnya. Tahap terakhir adalah melakukan analisis hirarki proses untuk mengetahui prioritas dari masing-masing elemen yang dipilih berdasarkan wawancara dengan para ahli. Berikut adalah kerangka pemikiran yang dilakukan pada penelitian kali ini. Analisis Lingkungan 11 Porter s Five Forces Model Porter s Diamond Model Analisis Strategi Bersaing Analytical Hierarchy Process (AHP) Strategi Bersaing Terpilih Gambar 7 Kerangka pemikiran penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di beberapa lokasi di Bogor dengan mewawancarai beberapa sumber yaitu pakar ahli yang berasal dari kalangan akademisi, Pemerintah Daerah, Departemen Pertanian yang menangani sayuran organik, dan orang yang mengerti usaha agribisnis sayuran organik. Penelitian dilakukan pada periode Mei Juli Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelian ini adalah data primer yang diperoleh dari survey langsung, kuesioner, dan wawancara langsung dengan pihak ahli yang mengerti di bidang pemasaran sayuran organik serta data sekunder yang diperoleh dari studi literatur dan informasi yang berasal dari instansi terkait dengan topik penelitian seperti internet, perpustakaan IPB, dan Badan Pusat Statistik (BPS). Metode Penarikan Sample Data dikumpulkan dengan cara survey langsung dan teknik pengumpulan data berupa wawancara khusus (Elite Interviewing). Wawancara khusus dilakukan

22 12 untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam melalui pakar dalam bidang tertentu dengan menggunakan kuesioner melalui pendekatan Porter s Five forces model, Porter s Diamond model dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Kriteria responden yang akan diteliti yaitu memiliki pengetahuan dan atau memiliki pengalaman tentang objek yang diteliti. Responden yang dipilih mewakili perusahaan yang dianggap memiliki pemahaman mendalam mengenai kondisi persaingan dan kondisi perusahan secara keseluruhan, seperti kalangan akademisi (1 orang), Pelaku usaha (2 orang), Pemerintah daerah (1 orang), dan departemen pertanian yang menangani sayuran organik (1 orang) dengan responden pada lampiran 8. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sayuran Organik Sayuran organik didefinisikan menurut (Afifi, 2007) sebagai suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida. Pertanian organik berbeda dengan penanaman secara konvensional yang memberikan unsur hara secara cepat dan langsung dalam membentuk larutan sehingga segera diserap dengan takaran dan waktu pemberian yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Penanaman sayuran organik diharapkan dapat mencegah kemungkinan dampak negatif yang muncul akibat penggunaan bahan-bahan kimia pada penanaman sayuran konvensional. Sistem dari pertanian organik sendiri diharapkan dapat meminimalisasi pencemaran berbahaya untuk lingkungan maupun bagi tubuh. Faktor-Faktor Kondisi yang Mempengaruhi Daya Saing Sayuran Organik Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing pada sayuran organik. Untuk menganalisis faktor-faktor tersebut digunakan alat analisis berdasarkan Porter s Diamond Model yang meliputi faktor kondisi, faktor kondisi permintaan, faktor industri terkait dan industri pendukung, faktor persaingan industri, faktor peran pemerintah, serta faktor peran kesempatan. Alat analisis yang kedua menggunakan Porter s Five Forces Model yang meliputi faktor persaingan antar perusahaan saingan, faktor potensi masuknya pesaing baru, faktor daya tawar pemasok, faktor yang dilihat dari daya tawar konsumen, serta faktor potensi pengembangan produk-produk pengganti. Dalam menentukan faktor yang memiliki pengaruh paling besar yang menggunakan lima responden pakar, digunakan skala 1-4 berdasarkan tingkat yang berpengaruh terhadap daya saing sayuran organik. Nilai 4 (sangat menentukan), nilai 3 (menentukan), nilai 2 (sedikit menentukan), nilai 1 (tidak menentukan). Untuk mengetahui lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

23 13 Tabel 3 Faktor yang berpengaruh terhadap daya saing sayuran organik berdasarkan Porter s Diamond Model NO Atribut Nilai Responden Rata Rata Nilai Faktor Kondisi 1 Sumberdaya Manusia ,4 2 Sumberdaya Modal ,6 3 Sumberdaya alam dan lingkungan ,6 4 Teknologi ,2 5 Infrastruktur ,6 Kondisi Permintaan 6 Jumlah pembeli dan tingkat pertumbuhan ,4 7 Preferensi konsumen ,6 Industri terkait dan industri pendukung 8 Pemasok ,2 9 Retail sayuran organik ,4 Persaingan Industri 10 Tingkat persaingan retail sayuran organik ,6 11 Strategi pesaing ,6 Peran pemerintah 12 Regulasi ,2 Peran kesempatan 13 Iklim Bisnis ,8 Sumber: Data primer, diolah (2013) Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa atribut yang memiliki nilai tertinggi adalah sumberdaya modal, sumberdaya alam dan lingkungan serta infrastruktur yang dengan rata-rata nilai 3,60. Sementara atribut yang memiliki nilai paling rendah adalah preferensi konsumen, tingkat persaingan retail sayuran organik, dan strategi pesaing yang bernilai 2,60. A. Faktor Kondisi 1. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia adalah faktor yang menentukan pada peningkatan pembangunan suatu negara. Sumber daya manusia ini bersifat statis. Maksud dari sifat statis disini adalah sumber daya manusia memiliki peran sebagai penggerak dari faktor sumber daya yang lain. Persaingan akan timbul dari adanya pergerakan dari sumber daya manusia. Dalam perningkatan daya saing sayuran organik, para pemasar memiliki jumlah tenaga kerja yang mencukupi dengan kemampuan dan ketrampilan untuk mempengaruhi konsumen dengan tujuan meningkatkan penjualan dan memenangkan pangsa pasar. 2. Sumber Daya Modal Sumber daya modal adalah salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing sayuran organik dengan nilai tertinggi. Pada usaha sayuran organik, modal merupakan faktor penting yang harus dihadapi mengingat tanpa modal, produksi tidak akan bisa berjalan. Keterbatasan dalam hal permodalan adalah salah satu kendala yang dihadapi oleh produsen

24 14 sayuran organik. Umumnya mereka menggunakan modal yang berasal dari uang pribadi untuk memulai usahanya. Cara ini ditempuh karena dianggap sebagai cara yang paling mudah dibandingkan harus memjinjam kepada instansi seperti bank yang memiliki bunga yang tidak rendah dan syarat yang cukup rumit. 3. Sumber Alam dan Lingkungan Sumber daya fisik atau alam yang memengaruhi daya saing sayuran organik adalah keadaan iklim dan cuaca dan ketersediaan bahan baku, seperti benih dan pupuk organik non pestisida. Ketersediaan sumberdaya dan kondisi lingkungan seperti iklim memegang peranan penting dalam produksi sayuran organik. Terganggunya sistem tersebut akan menyebabkan menurunnya produksi sayuran organik atau bahkan terjadi yang dinamakan gagal panen. 4. Teknologi Teknologi sangat menentukan kemajuan dari suatu industri. Teknologi merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan usaha sayuran organik. Keadaan dilapangan menyatakan bahwa teknologi yang dipakai dalam memproduksi sayuran organik yang cukup modern sepeti mesin pengepakan, namun teknologi sederhana juga masih digunakan seperti alat pembasmi hama dan alat penyebar pupuk. Padahal tersedianya beberapa alat teknologi yang modern pada produksi sayuran organik dapat mempermudah produsen dalam memproduksi dan menyelesaikan pesanan sayur organik dalam skala besar. 5. Infrastruktur Kondisi infrastruktur fisik yang cukup lengkap dan dalam kondisi yang baik merupakan salah satu pendukung peningkatan daya saing sayuran organik. Infrastruktur yang mempengaruhi daya saing sayuran organik meliputi jalan raya, transportasi yang tersedia, energi listrik, dan sistem komunikasi. Kondisi infrastruktur untuk saat ini dapat dikatakan dalam kondisi cukup baik. Namun apabila infrastruktur yang sudah ada seperti jalan raya dan alat transportasi diperbaiki lagi kondisinya, maka akan menunjang peningkatan daya saing sayuran organik karena mempermudah pendistribusian sayuran organik ke konsumen. B. Kondisi Permintaan 1. Jumlah Pembeli dan Tingkat Pertumbuhan Sayuran organik saat ini telah menjadi kebutuhan dan juga gaya hidup sehat yang banyak dicari oleh konsumen. Jumlah pembeli dan tingkat pertumbuhannya semakin tinggi seiring dengan pengetahuan konsumen akan makanan sehat organik yang kian meningkat. Konsumen yang cerdas akan memilih makanan dengan kualitas baik dan memberikan manfaat yang lebih baik untuk tubuhnya. Oleh karena itu, jumlah permintaan di pasar akan sayuran organik terus bertambah, hal tersebutlah yang menyebabkan tingginya tingkat persaingan sayuran organik. 2. Preferensi Konsumen Preferensi konsumen adalah faktor yang penting dalam meningkatkan permintaan di pasar. Dengan mengetahui apa yang konsumen inginkan, maka kita akan dapat memproduksi barang yang akan

25 dibeli oleh konsumen nantinya. Misalkan konsumen menginginkan sayur organik jenis tertentu yang belum ada dipasaran atau menginginkan produk dengan kualitas yang baik, maka peluang ini dapat digunakan oleh produsen untuk memproduksi sayuran organik jenis tersebut dan memperbaiki kualitas produk yang telah ada sebelumnya. C. Industri Terkait dan Industri Pendukung 1. Pemasok Pemasok adalah faktor yang penting dalam keberlangsungan dari usaha sayuran organik ini. Pemilihan pemasok yang tepat akan memberikan manfaat yang baik pula bagi usaha ini. Pemasok dengan kualitas produk yang baik dan tepat waktu akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, sehingga akan membuat konsumen royal terhadap produk tersebut. 2. Retail Retail atau distributor memegang peranan yang sangat penting dalam usaha sayuran organik ini dimana retail terlibat langsung dengan produsen serta konsumen. Retail memiliki peran sebagai penyalur serta penetap strategi yang akan dipilih dalam memasarkan sayuran organik. D. Persaingan Industri a. Tingkat Persaingan Retail Masuknya pesaing retail baru pada usaha sayuran organik adalah hal potensial yang mungkin terjadi. Pada dasarnya mendirikan usaha tidak harus diawali dengan modal yang besar, jika skala usaha yang hendak dibangun adalah skala yang tidak besar. Pemerintah sendiri tidak memberikan hambatan berarti bagi para pengusaha untuk memasuki persaingan usaha sayuran organik. Hal ini dapat dilihat dari lemahnya kebijakan dan regulasi pemerintah. b. Stategi Pesaing Strategi pesaing bisa menjadi ancaman bagi pelaku usaha sayuran organik yang terdahulu jika mereka tidak memiliki kekuatan dalam meraih pangsa pasar. Dengan melihat strategi yang digunakan oleh pesaing sebenarnya kita dapat mempelajari kekuatan dan kelemahan apa saja yang terdapat pada strategi tersebut. Nantinya dapat kita perbaiki dan tiru dengan lebih baik strategi pesaing sehingga kita dapat unggul dalam menjalankan usaha sayuran organik ini. c. Peran Pemerintah Pemerintah diharapkan memiliki peran sebagai badan pembuat regulasi, penyesia fasilitas dan pemberi motivasi untuk mengembangkan ekonomi dalam negeri. Program-program serja kebijakan yang dibuat oleh pemerintah seperti terntang permasalahan infrastruktur, sangat membantu pengusahan dalam mengembangkan usaha sayuran organik. Kurang baiknya kondisi infrastruktur dapat menjadi hambatan bagi pengusaha untuk mendistribusikan produknya. d. Peran Kesempatan Peran kesempatan adalah peran yang kendalinya berada diluar produsen, pemasok maupun pemerintah. Kesempatan yang ada dapat berasal dari dalam negeri atau luar negeri. Sering dengan kemajuan zaman dan teknologi, tidak memungkiri adanya perdagangan bebas yang membuat sayur 15

26 16 organik dari luar negeri masuk ke pasar dalam negeri. Hal ini membuat persaingan semakin meningkat karena pesaing tidak hanya muncul dari domestik melainkan dari luar. Untuk itu, dengan memanfaatkan teknologi yang ada pula para produsen dalam negeri harusnya dapat menggunakan teknologi tersebut untuk menghasilkan sayuran organik dengan kualitas yang tidak kalah dengan kualitas sayuran impor sehingga produk lokal dapat tetap bersaing. Peran Kesempatan 1. Iklim bisnis Persaingan Industri 1. Tingkat persaingan retail 2. Strategi pesaing Kondisi Faktor: 1. SDM 2. Modal 3. SDA dan Lingkungan 4. Teknologi 5. Infrastruktur Kondisi Permintaan Domestik: 1. Jumlah pembeli dan tingkat pertumbuhan 2. Preferensi Konsumen Industri Terkait dan Industri Pendukung 1. Pemasok 2. Retail sayuran Organik Peran Pemerintah: 1. Regulasi Gambar 8 Analisis peningkatan daya saing sayuran organik dengan menggunakan Porter s Diamond Model Keterangan: Garis ( ) menunjukan keterkaitan antara komponen utama yang saling mendukung Garis ( ) menunjukan keterkaitan antara komponen penunjang yang mendukung komponen utama Dari gambar model yang diatas dapat dijelaskan bahwa pada usaha sayuran organik, terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi jalannya usaha ini yakni persaingan industri yang meliputi tingkat persaingan antar retail serta strategi yang digunakan, kondisi permintaan domestik seperti jumlah pembeli yang preferensi konsumen akan produk sayuran organik yang dihasilkan, kondisi faktor diantaranya sumberdaya manusia, sumberdaya alam, modal, teknologi, dan infrastruktur. Serta faktor utama yang terakhir adalah industri terkait dan industri pendukung yang meliputi retail dan pemasok. Selain itu terdapat dua faktor pendukung diluar dari empat faktor utama yang mempengaruhi daya saing sayuran organik, dimana kedua faktor tersebut berada diluar kendali pemilik usaha

27 sayuran organik. Faktor tersebut adalah faktor kesempatan dan peran pemerintah berupa regulasi yang dikeluarkan untuk mengatur jalannya usaha ini. Tabel 4 Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap daya saing sayuran organik berdasarkan Porter s Five Forces Model NO Atribut Nilai Responden Rata Rata Nilai Persaingan antar perusahaan saingan (New Entrants) 1 Pesaing Lama ,6 2 Keunggulan Pesaing ,4 Potensi masuknya pesaing baru (Competitor) 3 Munculnya Pesaing baru ,2 4 Dampak yang diberikan oleh pesaing ,4 baru Daya tawar pemasok (Bargaining Power of suppliers) 5 Kekuatan Pemasok ,6 6 Pengaruh pemasok terhadap usaha ,8 sayuran organik 7 Pemilihan Pemasok Sayuran organik Dilihat dari Daya tawar konsumen (Bargaining power of buyer) 8 Pengaruh Konsumen/Pembeli ,8 Potensi pengembangan produkproduk pengganti (Subtitute product) 9 Munculnya Produk subtitusi ,2 10 Pengaruh produk subtitusi Sumber: Data primer, diolah (2013) Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa atribut yang memiliki nilai tertinggi adalah kekuatan pemasok dengan nilai rata-rata 3,60. Sementara atribut yang memiliki nilai paling rendah adalah pengaruh produk subtitusi dengan nilai 2,00. A. Persaingan antar perusahaan saingan (New Entrants) 1. Pesaing Lama Pesaing lama adalah ancaman dalam persaingan sayuran organik. Alasannya adalah pesaing lama telah memiliki pengalaman yang banyak, karakteristik yang khas, citra positif dari konsumen, telah dikenal oleh konsumen sayuran organik serta memiliki pangsa pasarnya sendiri, sehingga untuk memperluas pangsa pasar tidaklah sesulit pesaing yang baru masuk dalam industri ini. 2. Keunggulan Pesaing Keunggulan pesaing sebenanya dapat dijadikan sebagai masukan untuk memperbaiki diri dalam menghadapi persaingan sayuran organik di pasaran. Selain keunggulan, pesaing pasti juga memiliki 17

28 18 sisi kelemahan. Kelemahan ini yang nantinya dapat digunakan untuk strategi daya saing sayuran organik. Seperti contoh pesaing unggul dalam hal harga dan kualitas produk namun lemah dalam jumlah jenis produk sayur organik yang ditawarkan. Kita sebagai pelaku usaha dapat memperbaiki diri dengan menambah jumlah sayuran yang dijual namun juga tidak kalah dengan kualiitas produk dan harga yang ditawarkan dengan pesaing lain. Dengan demikian, diharapkan kita sebagai pelaku usaha dapat meraih pangsa pasar yang lebih baik kedepannya. B. Potensi masuknya pesaing baru (Competitor) 1. Munculnya pesaing baru Munculnya pesaing baru pada usaha sayuran organik memiliki potensi yang cukup besar untuk memasuki industri sayuran organik ini. Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan pasar akan sayuran organik, maka akan meningkat pula jumlah pelaku usaha untuk memenuhi permintaan tersebut. Hal ini yang menyebabkan tingginya daya saing sayuran organik di pasar. 2. Dampak yang diberikan oleh pesaing baru Masuknya pemain baru di usaha sayuran organik tentu akan berdampak kepada pelaku usaha yang telah terlebih dahulu menjalankan usaha ini. Salah satu dampaknya adalah beralihnya konsumen ke pesaing yang membuat menurunnya penjualan pengusaha lama. Namun hal ini dapat diminimalisasi dengan tetap menjaga kualitas produk serta mengawasi dan mengevaluasi strategi yang digunakan oleh pesaing dan selanjutnya diterapkan di perusahaan sendiri. Pentingnya menjaga kepercayaan konsumen juga akan membantu stabilitas atau bahkan meningkatkannya permintaan akan sayuran organik akibat dari loyalitas konsumen. C. Daya tawar pemasok (Bargaining Power of suppliers) 1. Kekuatan pemasok Pemasok dapat berasal dari berbagai daerah yang memiliki kemampuan dalam menghasilkan produk sayuran organik. Pemasok banyak menawarkan berbagai opsi dalam menyalurkan produknya sepeti pilihan harga dan pilihan kualitas produk. Pemilihan pemasok yang memberikan harga terjangkau dengan kualitas baik adalah satu strategi yang tepat untuk menghadapi daya saing sayuran organik yang semakin tinggi. 2. Pengaruh pemasok terhadap usaha sayuran organik Pemasok memiliki pengaruh yang besar dalam usaha sayuran organik ini. Pemasok adalah ujung tombak dari usaha sayuran organik karena pemasok adalah penyedia produk sayuran organik yang akan di distribusikan kepada konsumen nantinya. Apabila pemasok memberikan harga yang mahal, kualitas yang kurang baik serta keterlambatan dalam pengiriman sayuran organik maka tidak menutup kemungkinan turunnya kepercayaan konsumen terhadap retail sayuran organik. Jika kepercayaan konsumen turun maka akan menurunkan minat beli dan akan berdampak pada menurunnya pemasukkan bagi pelaku usaha sayuran organik. Untuk itu, diperlukan hubungan dan

29 komunikasi yang baik antar pemasok dan retail dengan maksud meminimalisasi dampak negatif yang tidak diharapkan. 3. Pemilihan Pemasok Sayuran organik Pemilihan pemasok sayuran organik harus dipertimbangan dengan baik dan matang. Pemilihan dapat dilakukan berdasarkan kualitas produk yang dihasilkan, harga yang ditawarkan dan kemudahan dalam memperoleh produk. D. Dilihat dari Daya tawar konsumen (Bargaining power of buyer) 1. Pengaruh Konsumen/Pembeli Dalam industri usaha sayuran organik, konsumen cukup memberi pengaruh terhadap keberlangsungan usaha ini. Pengaruh yang diberikan konsumen seperti keinginan konsumen akan produk sayuran organik yang dihasilkan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Sebagai contoh konsumen menginginkan produk sayuran organik yang berkualitas baik dengan harga terjangkau atau konsumen mengharapkan adanya sayuran organik jenis tertentu yang belum ada dipasaran. Permintaan seperti ini cukup mempengaruhi retail secara tidak langsung. Retail akan menyampaikan permintaan konsumen kepada produsen untuk memenuhi keinginan tersebut atau jika produsen tidak dapat memenuhinya maka tugas retail adalah mencari pemasok lain jika tidak ingin ditinggal oleh konsumennya karena tidak dapat memenuhi keinginan konsumen. E. Potensi pengembangan produk-produk pengganti (Subtitute product) 1. Munculnya Produk subtitusi Munculnya produk subtitusi sayuran organik seperti sayuran non organik maupun sayuran organik impor merupakan ancaman bagi pelaku usaha sayuran organik lokal. Jika tidak ditangani dengan baik, maka produk subtitusi bagi sayuran organik tersebut akan memberikan dampak negatif bagi pelaku usaha sayuran organik lokal. Dengan tetap menjaga kualitas, membangun citra positif untuk menumbuhkan tingkat kepercayaan konsumen serta menjaga stabilisasi harga merupakan cara yang efektif untuk mengurangi efek negatif yang ditimbulkan oleh adanya produk subtitusi. 2. Pengaruh produk subtitusi Produk subtitusi yang ditawarkan memiliki daya saing yang tinggi karena harga yang ditawarkan untuk sayuran non organik lebih murah dibandingkan dengan sayuran organik, dan juga bagi produk sayuran organik impor umumnya memiliki kualitas yang baik sehingga tidak sedikit konsumen yang beralih mengkonsumsi sayuran organik impor. Oleh karena itu, menjaga kualitas produksi dan stabilisasi harga sangat penting untuk tetap bertahan dan memenangkan pangsa pasar sayuran organik. 19

30 20 NEW ENTRANTS: 1. Pesaing 2. Keunggulan pesaing Bargaining Power of Suppliers: 1. Kekuatan pemasok 2. Pengaruh pemasok terhadap usaha 3. Pemilihan pemasok sayuran organik Competitors: 1. Munculnya pesaing baru 2. Dampak pesaing baru Bargaining Power of Buyers: 1. Pengaruh konsumen Subtitutes: 1. Munculnya produk subtitusi 2. Pengaruh produk subtitusi Gambar 9 Analisis peningkatan daya saing sayuran organik dengan menggunakan Porter s Five Forces Model Dari gambar model yang diatas dapat dijelaskan bahwa competitor yang masuk akibat adanya pesaing dan dampak yang diberikan berada pada tingkat retail. Retail sayuran organik harus waspada akan munculnya pesaing-pesaing baru yang akan mempengaruhi usaha mereka. Oleh karena itu, untuk mendukung kekuatan suatu retail untuk bertahan dalam persaingan, dibutuhkan suatu kekuatan yang akan membantu retail dalam menghadapi persaingan pasar sayuran organik. Kekuatan tersebut diantaranya dengan pemilihan pemasok sayuran organik berkualitas baik dan serta melihat pengaruh dari pemilihan pemasok tersebut terhadap usaha yang dijalankan. Pemilihan pemasok ini memiliki pertimbangan seperti adanya pengaruh yang yang diberikan oleh konsumen. Konsumen dapat mempengaruhi retail dalam pemilihan pemasok seperti permintaan khusus konsumen mengenai kualitas, harga, dan sayuran-sayuran organik jenis tertentu. Pada usaha ini, ancaman yang muncul berasal dari pesaing dan produk subtitusi sayuran organik. Pesaing pasti memiliki keunggulan-keunggulan yang dapat merebut pasar, oleh karena itu dibutuhkan suatu studi pasar untuk melihat keunggulan yang dimiliki pesaing yang nantinya akan digunakan dalam penentuan strategi apa yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan daya saing sayuran organik. Munculnya produk subtitusi dari sayuran organik juga perlu di waspadai agar sayuran organik tidak kalah bersaing di pasaran. Alternatif Strategi Untuk Meningkatkan Daya Saing Sayuran Organik Setelah mengetahui faktor-faktor kondisi yang mempengaruhi daya saing sayuran organik, selanjutnya dilakukan analisis untuk menetukan alternatif strategi yang akan diterapkan menggunakan Porter s Generic Strategies. Terdapat 3 hal yang menjadi tujuan untuk meningkatkan saya saing, yaitu: 1. Untuk meningkatkan kualitas hasil produksi, digunakan strategi generik porter diferensiasi. Strategi yang dipilih adalah Mengontrol

Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik

Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik Priastuti, Suroso, Najib Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik 258 Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik Dila Priastuti Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Dayasaing Dayasaing merupakan kemampuan usaha suatu industri untuk menghadapi berbagai lingkungan kompetitif. Dayasaing dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Berlian Porter Dayasaing diidentikkan dengan produktivitas atau tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan.

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PT SAUNG MIRWAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) IDENTITAS RESPONDEN Nama :.. Jabatan :..

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing Konsep daya saing berhubungan dengan kemampuan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dalam memaksimalkan pencapaian tujuan (Tamba, 2004). Untuk meraih kesuksesan

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini membahas tentang dayasaing minyak sawit dengan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal industri minyak sawit di Indonesia,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA Oleh: ERNI DWI LESTARI H14103056 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi perusahaan menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang

Lebih terperinci

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Kecil Menengah di Kota Tasikmalaya Departemen Perindustrian pada tahun 1991 mendefinisikan usaha kecil dan kerajinan sebagai kelompok perusahaan yang dimiliki penduduk

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Pengambilan Keputusan Dalam bidang manajemen operasi, fleksibilitas manufaktur telah ditetapkan sebagai sebuah prioritas daya saing utama dalam sistem

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian mengenai strategi bauran pemasaran pertama kali peneliti akan mempelajari mengenai visi misi dan tujuan perusahaan, dimana perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, 98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat ketat, baik pasar domestic ( nasional ) maupun dipasar internasional / global, untuk memenangkan persaingan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT NIC merupakan perusahaan yang memproduksi roti tawar spesial (RTS). Permintaan RTS menunjukkan bahwa dari tahun 2009 ke tahun 2010 meningkat sebanyak

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori dalam upaya pemecahan masalah yang kan diteliti. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa konsep

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan tinggi menempati posisi yang strategis dalam pembangunan masyarakat. Perkembangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

3 KERANGKA PEMIKIRAN

3 KERANGKA PEMIKIRAN 12 ketersediaan dan kesesuaian lahan untuk komoditas basis tanaman pangan. Tahap ketiga adalah penentuan prioritas komoditas unggulan tanaman pangan oleh para stakeholder dengan metode Analytical Hierarchy

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan daerah dalam era globalisasi saat ini memiliki konsekuensi seluruh daerah di wilayah nasional menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi secara langsung

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengolahan bidang pangan menjadi konsentrasi yang cukup besar untuk dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya permintaan pangan seiring

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan penduduk dunia khususnya di negara-negara Asia Tenggara menghendaki adanya pemenuhan kebutuhan bahan makanan yang meningkat dan harus segera diatasi salah

Lebih terperinci

Peningkatan Daya Saing UMKM Alas Kaki di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan Implikasinya terhadap Strategi Pemasaran

Peningkatan Daya Saing UMKM Alas Kaki di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan Implikasinya terhadap Strategi Pemasaran Nurzamzami, Siregar Peningkatan Daya Saing UMKM 15 Peningkatan Daya Saing UMKM Alas Kaki di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan Implikasinya terhadap Strategi Pemasaran Ayatusyifa Nurzamzami Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian di Indonesia pada saat ini cukup pesat, hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya perusahaan yang semakin berkembang. Sehingga

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA Oleh : NURSYAMSIYAH A14102046 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia Analisis understanding..., Ratu Kania Puspakusumah, FE UI, 2009.

1 Universitas Indonesia Analisis understanding..., Ratu Kania Puspakusumah, FE UI, 2009. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kimia pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian di Indonesia dan sudah berkembang pesat. Hal ini dikarenakan Indonesia adalah negara yang kaya akan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula Subsistem Input Subsistem Usahatani

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula Subsistem Input Subsistem Usahatani II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula 2.1.1 Subsistem Input Subsistem input merupakan bagian awal dari rangkaian subsistem yang ada dalam sistem agribisnis. Subsistem ini menjelaskan pasokan kebutuhan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Sondi Farm yang terletak di Kampung Jawa, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PERENCANAAN PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA Langkah pertama dalam melakukan penelitan adalah dengan mengidentifikasi masalah yang ada dan menentukan tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman (food and beverage) merupakan salah satu industri yang berkembang di Negara Indonesia, khususnya pada Provinsi Jawa Barat. Industri ini

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN 76 VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN Sistem pengembangan klaster agroindustri aren di Sulawesi Utara terdiri atas sistem lokasi unggulan, industri inti unggulan, produk unggulan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage) sebagai negara agraris dan maritim. Keunggulan tersebut merupakan fundamental perekonomian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun

Lebih terperinci

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL LINGKUNGAN EKSTERNAL Lingkungan di luar perusahaan Sifat uncontrollable Identifikasi Peluang dan Ancaman Jenis: 1. Lingkungan Jauh 2. Lingkungan Dekat FUNGSI ALE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergulirnya wacana otonomi daerah di Indonesia berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi stimulan berbagai daerah untuk mengembangkan daerah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI 01-4478-1988 No Jenis Uji Satuan Kelas Mutu AA A B C 1 Panjang tangkai cm minimum Tipe standar 76 70 61 Asalan Tipe spray - Aster 76 70 61 Asalan -

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Menurut Glueck dan Jauch (1998, p.12) Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat dan pengangguran di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat dan pengangguran di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat dan pengangguran di Indonesia juga semakin banyak. Hal ini didukung dengan semakin banyaknya perusahaan besar dan kecil

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia No: 02/M/Kp/ II/2000 tercantum bahwa pembangunan nasional akan berhasil jika didukung oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS BALANCED SCORECARD

ANALISIS BALANCED SCORECARD ANALISIS BALANCED SCORECARD DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI DAN PEMASARAN BERAS ORGANIK PADA KELOMPOK TANI CIBEREUM JEMPOL KELURAHAN MULYAHARJA, KECAMATAN BOGOR SELATAN KOTA BOGOR Oleh LISA MAYASARI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan miniatur keseluruhan dari proses penelitian. Kerangka pemikiran akan memberikan arah yang dapat dijadikan pedoman bagi para

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu produk pertanian Indonesia adalah produk holtikultura. Salah satu produk holtikultura adalah sayur-sayuran. Sayuran merupakan sebutan umum bagi hasil pertanian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Kajian Penelitian Kajian dilakukan di Kabupaten Indramayu. Dasar pemikiran dipilihnya daerah ini karena Kabupaten Indramayu merupakan daerah penghasil minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi usaha suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Setiap perusahaan dituntut

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ALAS KAKI CIOMAS, BOGOR YUNITA HERDIANA

PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ALAS KAKI CIOMAS, BOGOR YUNITA HERDIANA PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ALAS KAKI CIOMAS, BOGOR YUNITA HERDIANA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber :  [18 Februari 2009] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa termasuk Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar (228.523.300

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK X CABANG BOGOR. Oleh WIDI ADIYANTO H

ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK X CABANG BOGOR. Oleh WIDI ADIYANTO H ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK X CABANG BOGOR Oleh WIDI ADIYANTO H 24066033 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di 135 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian merupakan studi kasus yang dilakukan pada suatu usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran 24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran San Diego Hills Visi dan Misi Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran Bauran Pemasaran Perusahaan: 1. Produk 2. Harga 3. Lokasi 4. Promosi

Lebih terperinci

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM Mata Kuliah Modul ke: - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Analisis Situasional Apa yang

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PENERBIT PT. PABELAN DI SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PENERBIT PT. PABELAN DI SURAKARTA SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PENERBIT PT. PABELAN DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis buah-buahan Indonesia saat ini dan masa mendatang akan banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses globalisasi, proses yang ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang memasuki persaingan dalam dunia bisnis mempunyai satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO Irma Wardani dan Umi Nur Solikah Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ini dilaksanakan di PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Porter Wachjuni 2014) (Departemen Perdagangan 2007). (Suaramerdeka, 2013)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Porter Wachjuni 2014) (Departemen Perdagangan 2007). (Suaramerdeka, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam industri apapun, industri nasional ataupun internasional yang menghasilkan barang dan jasa, aturan persaingan tercakup dalam lima kekuatan bersaing

Lebih terperinci

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015 POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015 Dr. Sahat M. Pasaribu Pendahuluan 1. Semua Negara anggota ASEAN semakin menginginkan terwujudnya kelompok masyarakat politik-keamanan,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Peran pertanian antara lain adalah (1) sektor pertanian menyumbang sekitar 22,3 % dari

Lebih terperinci

A. KERANGKA PEMIKIRAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Agroindustri sutera alam terutama untuk produk turunannnya berupa kokon, benang sutera, dan kain merupakan suatu usaha yang menjanjikan. Walaupun iklim dan kondisi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis Pada awalnya penelitian tentang sistem pertanian hanya terbatas pada tahap budidaya atau pola tanam, tetapi pada tahun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN yang telah diberlakukan pada akhir 2015 lalu tidak hanya menghadirkan peluang yang sangat luas untuk memperbesar cakupan bisnis bagi para pelaku dunia

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL Mochammad Taufiqurrochman 1) dan Buana Ma ruf 2) Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci