BAB III DASAR TEORI. 3.1 Distribusi Daya (Panel Daya)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DASAR TEORI. 3.1 Distribusi Daya (Panel Daya)"

Transkripsi

1 BAB III DASAR TEORI 3.1 Distribusi Daya (Panel Daya) Catu daya atau energi listrik mutlak diperlukan untuk mengoprasikan gedung bertingkat. Energy listrik yg digunakan untuk perangkat tersebut meliputi : Listrik Arus bolak balik (AC) dan arus searah (DC). Sebagian sumber arus bolak balik bias diperileh dari PLN sebagai sumber daya utamanya, sebab hal ini diperhitungkan sangat ekonomis, dapat dipercaya dan merupakan sumber energy yang mudah di dalam pemeliharaannya. Sedangkan untuk catuan arus searah diperoleh PLN MVMDP LPMDP MDP PD BEBAN Gambar 3.1 Blok Diagram Instalasi Catu Daya 8

2 Cara kerja : Cara kerja secara umum dan dalam posisi normal power listrik di suplai oleh PLN kemudian di alirkan ke MVMDP (Medium Voltage Medium Distribution Panel), kemudian mengalir ke PDM (Panel Distribusi Panel), kemudian di alirkan kembali ke PD (Panel Distribusi) langsung ke beban. Trafo Input : Untuk mengubah catuan tegangan tinggi dari PLN menjadi tegangan menengah yang sesuai dengan kebutuhan. MVMDP : MVMDP (Medium Voltage Medium Distribution Panel) ini adalah panel listrik tegangan menengah. LVMDP : LVMDP (Low Voltage Medium Distribution Panel) ini adalah panel listrik tegangan rendah, dengan tegangan 220 V / 380 V. ACB : ACB (Air Circuit Breaker) untuk pembatas tegangan. Disel Genset : Sumber catuan Cadangan. Distribusi : Untuk mendistribusikan catuan input AC ke masingmasing beban yang juga dilengkapi dengan MCB atau sekring pembatas arus, lampu indikasi, alat ukur listrik dan juga saklar / switch untuk pelaksanaan pemeliharaan. CPGS : (Control Panel Genset) yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan satuan AC yang dari PLN, dan apabila genset menyala maka bay-pass switch atau interlock akan beroperasi secara otomatis (kontaknya menutup). ATS : (Automatic Transfer Switch), perangkat yang berfungsi sebagai pemindah / pengalih sumber catuan arus bolak-balik secara otomatis. MDP : (Main Distribution Panel), perangkat pendistribusi sumber catuan /energi arus bolak-balik (PLN / DEG). SDP : (Sub Distribusi Panel), perangkat pengaman sumber catuan / energy arus bolak-balik (PLN / DEG). 9

3 Rectifier : Berfungsi mengubah catuan input AC menjadi catuan output DC yang sesuai dengan kondisi oprasi normal. Inverter : Berfungsi untuk merubah catuan tegangan DC menjadi catuan tegangan AC untuk catuan AC non-break. Batterai Batterai : Cadangan energi jika rectifiermati baik karena mains failure atau yang sangat baik. Berfungsi sebagai catuan DC karena ada gangguan dan juga befungsi sebagai filter DC. 3.2 Maksud dan Persyaratan Catu Daya 1. Voltage Regulator (pengaturan tegangan) Tegangan yg didapat dari jaringan listrik sangat tidak stabil sehingga tidak mungkin disambung langsung dengan perangkat yang memerlukanya. Untuk mengatasi hal-hal tersebut disambungkan dengan perangkat, terlebih dahulu diusahakan untuk menstabilkanya yaitu dengan alat pengatur tegangan (perangkat AVR). 2. Convertion (pengubahan) Tiap perangkat elektronika membutuhkan catu daya, yaitu tegangan dan arus yang berbeda sesuai dengan system yang digunakan. Untuk menyesuaikanya maka tegangan yang didapat dari sumber catu daya (PLN atau Genset) harus diadakan perubahan terlebih dahulu, baik teganan AC-DC (converter AC-DC) dan tegangan (converter DC-AC). 3. Accumulator (cadangan catuan AC) Untuk menjaga pemutusan pada saat pemindahan daya dari sumber catuan tegangan utama ke sumber catuan cadangan, maka diperlukan cadangan tersendiri yang dapat digunakan pada masa transisi tersebut. 10

4 Untuk mengatasi pemutusan bila terjadi gangguan, maka diperlukan sumber catuan cadangan yaitu Genset untuk mengatasi bila PLN padam dan baterai bila rectifier tidak berfungsi. System catuan pada elektronika tersebut diatas disebut dengan no break system yaitu sistem catuan tanpa adanya pemutusan. Panel listrik atau beban listrik pada gedung ini dibagi ke dalam tiga kategori yaitu: a) Panel listrik untuk lampu penerangan. Yaitu panel listrik hanya untuk mensuplay lampu penerangan saja pada setiap lantainya. b) Panel listrik untuk tenaga atau beban yang besar. Yang termasuk dalam kategori ini seperti lift barang maupun penumpang, Chiler, Transfer pam, Pompa-pompa STP dan Colling tower. c) Beban AC yang tidak boleh terputus (No Break Sistem). Yaitu bila teputusnya catuan AC ini, maka akan berakibat serius terhadap fasilitas gedung, seperti Server, Computer, Chiler, Lift Executif, Lift penumpang, Pompa pemadam dan Lampu penerangan didalam kantor. 3.3 Pembagi Daya Listrik (panel distribusi) Daya listruk dari sumber utama harus dibagi dalam kelompok-kelompok terpisah (sub panel). Banyak kelompok tersebut tergantung dari klasifikasi beban (pembagian beban). Keuntungan pengelompokan beben terpisah antara lain untuk mengurangi ukuran kapasitas dari pembangkit tegangan cadangan dan untuk mempermudah perbaikan jika diperlukan. Dengan demikian panel ini berfungsi untuk mendistribusikan day listrik dan sumbernya ke dalam kelompok-kelompok beban dan ke masing-masing perangkat yang membutuhkanya. Selain kabel-kabel rel pembagi, juga terdapat alat pengaman atau pembatas arus seperti MCB atau fuse (sekering) untuk mengatasi hubungan singkat atau kelebihan arus pemakaian, instrument 11

5 pengukur seperti volt meter, amper meter, cos phi meter, frequesi meter, watt meter, lampu-lampu indicator dan saklar pemutus (selector switch). Berdasarkan jenisnya panel ini terdapat panel daya AC dan panel DC, sedangkan berdasarkan system perkawatanya panel tersebut terdapat dua macam antara lain : 1. Beban-beban yang mendapat suplay daya listrik dari sub panel induk, kemudian mendistribusikan ke sub-sub panel untuk mensuplay beban. System ini digunakan bila beban-bebanya tersebar ke dalam beberapa ruangan yang berbeda dan berjauhan. 2. Beban-beban yang mendapat suplay daya listrik yang langsung dari rel-rel panel induk. Dimana hantaranpengisi utama ini mensuplay panel dan dari panel ini, daya listrik disalurkan melelui rel-rel pembagi. Beban-beban disambungkan pada rel-rel tersebut. System ini dipakai apabila beban-bebanya berkelompok dalam satu ruangan. Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa panel berfungsi untuk mendistribusikan daya listrik, sebagai catuan inputnya adalah PLN Genset. Panel dapat disambungkan pada system tegangan rendah maupun system tegangan tinggi sebagai berikut : 1. Sambungan tegangan rendah. Untuk kebutuhan daya mulai dari 450 VA sampai 4400 VA digunakan sambungan AC satu phasa 220 Volt. Sedangkan daya diatas 4400 VA sampai dengan 50 KVA digunakan tegangan sambungan AC tiga phasa 220/380 Volt. 2. Sambungan tegangan medium atau tinggi. Untuk kebutuhan daya diatas 50 KVA digunakan sambungan AC tegangan tinggi 20 KV. Untuk system tegangan ini maka harus disediakan trafo distribusi penurun tegangan 20 KV ke tegangan 220/380 V. 12

6 Gambar 3.2 Instalasi Daya Sambungan Tegangan Rendah Gambar 3.3 Instalasi Daya Sambungan Tegangan Medium 13

7 3.4 Instalasi Listrik Yang dimaksud instalasi listrik adalah penyaluran daya listrik dari panel sampai dengan beban. Berdasarkan jenis bebanya instalasi listrik ini terjadi dari instalasi penerangan lampu dan stop kontak dan instalasi daya (beban-beban berdaya besar seperti lift, chiler, motor listrik, dsb). 3.5 Instalasi Grounding Agar perangkat elektronoka dan sebagainya terpasang dapat terhindar dari pengaruh arus bocor dan tegangan asing lainya serta dapat beroprasi sesuai dengan ketentuanteknis yang berlaku, maka diperlukan instalasi grouding atau system pentanahan. System pentanahan yang dimaksud adalah penanaman elektroda untuk menyalurkan arus lebih ke tanah. Bila dalam satu lokasi terdapat beberapa elektroda, maka elektroda yang satu dengan yang lainya harus disatukan atau diintegrasikan. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan pentanahan yang sama. System ini bertujuan untuk memperolehtegangan yang sama (tidak terjadi adanya beda potensial) dalam semua bagis struktur, dan peralatan, serta untuk menjaga operator yang berbeda didaerah instalasitersebut pada pada potensial yang sama untuk setiap waktu. Dengan dicapainya potensial yang sama pada semua titik,kemungkinan terjadinya perbedaan potensial yang besar pada jarak yang dicapai oleh manusia menjadi kecil, sehingga apabila ada kontak yang tidak disengajaantara bagian-bagian yang dilalui oleh arus dengan body perangkat mempunyai tegangan yang sama dengan perangkat tersebut. Untuk mencegah tegangan kejut yang berbahaya dengan perangkat, maka perangkat ini harus dihubungkan ke tanah melalui tahan yang rendah. 3.6 Pengoprasian Instalasi dan Distribusi Daya Instalasi daya terdiri dari instalasi AC dan instalasi DC. Sedangkan panel distribusi terdiri dari : panel utama (MVMDP), panel distribusi (LVMDP), sub panel (SDP), dan panel DC. Pada prinsipnya untuk mengoprasikan instalasi dan panel-panel 14

8 tersebut tidak terlalu sulit, karena sudah terpasang pada posisi operasi (ON). Yg diperlukan agar instalasi dan panel dapat bekarja semestinya yaitu pada waktu perencanaan dan pemasangan komponen-komponenya sesuai dengan arus dan tegangan yang digunakan antara lain : 1. Luas penampang kabel. Besar ukuran luas penampang kabel ditentukan oleh : a. Kuat arus yang mengalir pada kabel tersebut. b. Besarnya tahanan dari kabel tersebut. c. Kerugian tegangan yang diizinkan (instalasi penerangan 2%, instalasi daya 5%) 2. Ukuran besar pengaman. Besar ukuran sekering dapat ditentukan sebagai berikut : a. Arus nominal sekering cabang sama dengan kuat arus beban. b. Berdasarkan table penghantar dan pengaman. 3. Sakelar atau pemisah Untuk sakelar atu pemisah adalah 125% dari arus nominal. Demikian pula untuk instrument pengukur dan indicator harus sesuai dengan system tegangab arus yang mengalir. 4. Untuk penempatan panel dan komponrn-komponen lainya yang harus diperhatikan antara lain : a. Panel yang berdiri sendiri. b. SDP tanpa sakelar input dan output. c. SDP dengan sakelar input dan output. d. Panel dengan input/output yang dilengkapi saklar dan pengaman. Khusus untuk MDP yang dilengkapi dengan COS (Change Over Switch), ada tambahan pengoperasian pada COS yaitu dapat dipilih operasi dengan otomatis atau manual. COS secara garis besarnya berfungsi untuk memilih masukan/input 15

9 pada LVMDP yaitu input dari PLN atu Genset. Pemilihan ini dapat dilakukan dengan memutar switch auto/manual. 3.7 Pemeliharaan Panel pemeliharaan listrik adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkanbahwa peralatan dapat berfungsi sebagai mana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan. Tujuan pemeliharaan peralatan listrik adalah untuk menjamin kontinuitas penyaluran energy listrik dan menjamin keandalan antara lain : a. Untuk meningkatkan reability, availability, dan efficiency. b. Untuk memperpanjang umur peralatan. c. Mengurangi resiko adanya terjadi kegagalan atau kerusakan peralatan. d. Meningkatkan safety peralatan. e. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan. Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik adalah pada system isolasi, isolasi disini meliputi isolasi keras (padat), dan isolasi minyak (cair). Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat bagus. Dengan demikian isolasi menjadi bagian yang terpenting dan sangat menentukan umur dari peralatan. Untuk itu kita harus memperhatiakan/memelihara system isolasi sebaik mungkin, baik terhadap isolasinya maupun penyebab kerusakan isolasi. Dalam pemeliharaan peralatan listrik kita membedakan anatara pemeriksaan/monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar) dalam keadaaan operasi dan memelihara (kalibrasi/membersihkan) dalam keadaan padam. Pemeriksaan atau monitoring dapat dilaksanakan oleh operator setiap haridengan system check list atau catatan saja. Sedangkan pemeliharaan harus dilaksanakan oleh regu pemeliharaan. 16

10 3.8 Jenis-Jenis Pemeliharaan Jenis-jenis pemeliharaan adalah sebagai berikut : 1. Predictive maintenance (conditional maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi peralatan listrik, kapan kemungkinan peralatan tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala secara dini.cara yang biasa dipakai adalahmemonitor kondisi secara online baik pada peralatan beroperasi atau tidak beroperasi.untuk itu diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini juaga biasa disebut (Condition Base Maintenance). 2. Preventive Maintenance (Time Basa Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya. Kegiatan ini dilakukan secara berkala dengan berpedoman kepada : instruction manual dari pabrik, standar-standar yang ada (IEC, CIGRE, dll) dan pengalaman operasi dilapangan. Pemeliharaan ini juga disebut dengan pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Best Maintenance). 3. Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana pada waktu-waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan atu bekerja rendah pada saat menjalankan fungsinyadengan tujuan mengembalikan pada kondisi semula diserati perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Perbaikan ini juga sering disebut Curative Maintenance, yang bias berupa trouble shooting atau pembagian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan dengan terencana. 4. Breakdown Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak menentu dan sifatnya darurat. 17

11 Peralatan pemeliharaan peralatan dapat dibagi menjadi 2 yaitu : a. Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator. b. Pemeliharaan berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukanoleh petugas pemeliharaan. 3.9 Pemeliharaan pada Trafo Trasformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energy listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi electromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam system tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluanya misalkan kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh. Dalam pemeliharaan trafo biasanya dilakukan dengan cara Predictive Maintenance yaitu dengan cara memprediksi keadaan trafo, kapan kemungkinan peralatan tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui secara dini. Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaiyu : kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan. Gambar 3.4 Bagian-Bagian Transformator 18

12 3.10 klasifikasi Trafo Tenaga Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut : a. pasangan : pasangan dalam pasangan luar b. Cara pendinginan, menurut cara pendinginanya dapat dibedakan sebagi berikut : Pendinginan Udara Secara Alami Pendinginan udara dengan paksaan Pendinginan minyak alami Pendinginan minyak dengan paksaan c. Funsi/Pemakaian : Tranformator mesin Tranformator Gardu induk Tranformator Distribusi d. Kapasitas dan Tegangan, untuk mempermudah pengawasan dalam operasi trafo dapat dibagi menjadi : Trafo besar Trafo sedang Trafo kecil 3.11 dasar prinsip kerja trafo Prinsip kerja berdasarkan induksi electromagnet antara bagian primer dan bagian skunder. Antara bagian primer dan skunder tidak ada sambungan pengawatan (wiring)secara langsung. Hubungan antara primer dan skunder adalah menggunakan prinsip gandengan magnet dengan menggunakan inti besi Cara Kerja dan Fungsi Tiap-tiap Pad Abagian Trafo Tenaga : Suatu transformator tenaga terdiri atas beberapa bagian yg mempunyai funsi masingmasing : 19

13 1) Bagian Utama terdiri dari : a. Inti besi Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas. b. Kumparan trafo Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi ataupun terhadap kumparan lain denga isolasi padat seperti karton. Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan skunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian skunder ditutup (rangkaian beban) maka akan mengalir arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus. c. Kumparan tertier Kumparan tertier diperlukan untuk memperolah tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubung delta. Kumparan tertier sering digunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan tertier d. Minyak trafo sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi, sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Kekuatan isolasi tinggi Penyalur panas yang baik Berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat 20

14 Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan Tidak merusak bahan isolasi padat Sifat kimia yang stabil e. Bushing Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo. f. Tangki dan Konservator Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator. 2) Bagian peralatan bantu terdiri dari : a. Pendingin Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan rusak isolasi di dalam trafo, maka untuk menguragi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan system pendingin untuk menyalurkan panas keluar trafo. Media yang digunakan pada system pendingin dapat berupa udara/gas minyak dan air. 21

15 Gambar 3.5 diagram umum system pendinginan dengan bahan cair (minyak dan air) Pengaliranya (sirkulasi) dapat dengan cara : Alamiah (natural) Tekanan/paksaan (forced) b. Tap Changer (perubah tap) Tap Changer adalah perubah pendinginan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi skunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tidak berbeban (off-load), tergantung dari jenisnya. c. Alat pernapasan Karena pengaruh naik turunya beban trafo mauoun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengukuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas 22

16 permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghujung udara luar dilengkapi tabung berisi Kristal zat hygroskopis. d. Indicator Untuk mengatasi selama trafo sedang beroperasi, maka perlu adanya indicator pada trafo sebagai berikut : Indicator suhu minyak Indicator permukaan minyak Indicator system pendingin Indicator kedudukan tap 3) Peralatan proteksi terdiri dari : a. Rele Bucholz Rele Bucholz adalah alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan didalam trafo yang menimbulkan gas. Dan gas yang timbul diakibatkan oleh : Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa Hubung singkat antar phasa Hubung singkat antar phasa ke tanah Busur api listrik antar laminasi Busur api listrik karena kontak yang kurang baik 23

17 b. Pengaman tekanan lebih Alat ini berupa membrane yang terbuat dari kaca, plastic, tembaga atau atau katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadat kenaikan tekanan gas yang timbul didalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatanya lebih rendah dari kekuatan tangki trafo. c. Rele tekanan lebih Rele ini berfungsi hamper sama dengan Rele Bucholz, yakni mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo. Budaya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan P.M.T. d. Rele diferensial Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumpara dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan atau beda kumparan. e. Rele arus lebih Berfungsi mengamankan trafo yang melebihi dari arus yang diperkenankan lewat dari trafo tersebut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat. f. Rele tangki tanah Berfungsi untuk mengamankan trafo bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yag tidak bertegangan pada trafo. g. Rele hubung tanah satu phasa ke tanah. Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi hubung singkat 24

18 h. Rele termis Berfungsi untuk mencegah trafo dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yg diukur dalam rele ini adalah kenaikan temperature Rectifier Rectifier adalah suatu rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC. Rectifier sebenarnya adalah rangkaian dari beberapa dioda dan komponen lainya. Salah satu contoh aplikasi dari rectifier adalah catu daya Fungsi Rectifier Fungsi dasar dari Rectifier pada suatu instalasi catu daya elektronika adalah : 1. Mengubah tegangan input arus bolak-balik (AC) menjadi tegangan arus searah (DC) yang sesuai dengan karakteristik beban (perangkat telekomunikasi) yang dicatunya. 2. Mengisi, menormalisasikan kapasitas battrai dan menjaga kondisi kapasitas penuh (Full Charge) dalam kondisi kerja normal Prinsip Dasar Rectifier Gambar 3.5 Skema Dasar Rectifier 25

19 a. Prinsip Kerja Rangkaian penyearah yang sederhana ini akan mengubah catuan input tegangan AC menjadi output tegangan DC melalui proses perubahan tegangan pada trafo input kemudian diserahkan pada rangkaian rectifier yang selanjutnya akan di filter untuk menghilangkan ripple pada output DC sehingga dihasilkan tegangan DC yang dikehendaki. Pada rangkaian di atas merupakan bagan suatu rangkaian penyearah sederhana tanpa dilengkapi dengan stabilisator. Rangkaian penyearah ini kurang cocok dipakai untuk mencatu daya pada perangkat telekomunikasi. Terutama untuk beban yang berubah-ubah sepanjang hari. Rangkaian penyearah di atas biasanya hanya digunakan untuk mengisi battrai starter mobil dan sebagainya. b. Fungsi Lain Rectifier Mencatu beban dengan tegangan nominal yang stabil pada toleransi ± 0.5% sampai dengan 2%. Dengan demikian penyearah harus dilengkapi dengan rangkaian stabilisator. Menjamin keamanan tegangan kerja untuk perangkat telekonikasi (limit tegangan beban). Mungkin terjadi disebabkan oleh suatu gangguan, unit regulator tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga berakibat tegangan output naik atau turun dari batas tegangan kerjanya. Bila tegangan naik jauh dari batas normal maka dapat merusak perangkat-perangkat telekomunikasi yang dicatunya. Demikian bila tegangan output turun jauh di bawah tegangan normal, maka perangkat-perangkat telekomunikasi tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya dan mengakibatkan pelayangan telekomunikasi terganggu. Dilengkapi dengan system pengamanan seperti thermo relay, circuit breaker, sekring yang menjamin keamanan-keamanan bagian dari rectifier itu sendiri dari arus dan tegangan yang lebih besar. 26

20 Dilengkapi dengan fasilitas pengaturan tegangan manual apabila fungsi otomatis tidak bekerja. Mampu menyediakan arus beban yang dibutuhkan. Menpunyai fasilitas untuk melayani kebutuhann pengisian battrai dan berbagai tegangan. Dilengkapi dengan fasa pengontrol tegangan. Apabila system mengalami gagal fasa, maka system control tersebut akan secara otomatis mematikan rectifier dan mangalihkan catuan teganagan AC dari battrai sampai rectifier dapat bekerja normal kembali. Dilengkapi dengan unit pembatas arus. Apabila arus yang mengalir melebihi kemampuan rectifier, maka unit ini akan menurunkan output secara otomatis. Dengan demikian arus pengisian battrai akan dikurangi untuk memenuhi catuan beban. Sehingga kenaikan arus yang melebihi kemampuan rectifier dapat dihindari. Dilengkapi dengan system siyal baik itu sinyal lampu atau sinyal alarm yang dapat memberitahu operator tentang kinerja rectifier saat itu. 27

TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA

TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya

Lebih terperinci

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR OLEH : KOMANG SUARDIKA (0913021034) JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN AJARAN 2012 BAB

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI 4.1 Pengerian dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI 4.1 Definisi dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB 1 P E N D A H U L U A N BAB 1 P E N D A H U L U A N Pada umumnya lokasi pembangkit tenaga listrik tidak selalu dekat dengan pusat beban, sehingga penyaluran daya diselenggarakan melalui instalasi penyaluran (transmisi dan gardu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem tenaga listrik DC Arus listrik searah dikenal dengan singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya listrik arus searah itu mengalir ke satu jurusan saja dalam

Lebih terperinci

BAB II NO BREAK SYSTEM

BAB II NO BREAK SYSTEM BAB II NO BREAK SYSTEM 2.1 Definisi Umum Sistem Catu Daya Sistem catu daya adalah suatu kumpulan dari perangkat-perangkat catu daya yang bekerja bersama-sama dalam rangka penyelenggaraan suatu energi listrik

Lebih terperinci

BAB III. Tinjauan Pustaka

BAB III. Tinjauan Pustaka BAB III Tinjauan Pustaka 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi Merupakan Bagian dari sistem tenaga listrik.sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN ABSTRAK

PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN ABSTRAK PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN Soehardi, Sabari D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus Pentanahan

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR. 1. Pengertian Transformator

TRANSFORMATOR. 1. Pengertian Transformator TRANSFORMATOR 1. Pengertian Transformator Transformator atau transformer atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Selain itu tranformator

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI 4.1 Umum Seperti yang telah dibahas pada bab III, energi listrik dapat diubah ubah jenis arusnya. Dari AC menjadi DC atau sebaliknya. Pengkonversian

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA PLTGU TAMBAK LOROK UNIT 2 PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA PLTGU TAMBAK LOROK UNIT 2 PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA PLTGU TAMBAK LOROK UNIT 2 PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG Yunius Fadli Firdaus. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Transformator Tenaga Transformator tenaga adalah merupakan suatu peralatan listrik statis yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga / daya listrik arus bolak-balik dari tegangan

Lebih terperinci

Transformator Daya dan Cara Pengujiannya

Transformator Daya dan Cara Pengujiannya Transformator Daya dan Cara Pengujiannya Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI Oleh: OFRIADI MAKANGIRAS 13-021-014 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI TRANSFORMATOR TENAGA PLTGU TAMBAK LOROK

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI TRANSFORMATOR TENAGA PLTGU TAMBAK LOROK Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI TRANSFORMATOR TENAGA PLTGU TAMBAK LOROK Muhammad Arief N (21060111130114) 1, Mochammad Facta, ST. MT. PhD (197106161999031003) 2. 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN ALMARI KONTROL

PEMELIHARAAN ALMARI KONTROL PEMELIHARAAN ALMARI KONTROL Yudi Yantoro,Sabari D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus Almari Kontrol Transformator-Almari

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI.

BAB III DASAR TEORI. 13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

Instalasi Listrik MODUL III. 3.1 Umum

Instalasi Listrik MODUL III. 3.1 Umum MODUL III Instalasi Listrik 3.1 Umum Instalasi listrik system distribusi terdapat dimana mana, baik pada system pembangkitan maupun pada system penyaluran (transmisi/distribusi) dalam bentuk instalasi

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN RELE PENGAMAN PADA TRANSFORMATOR. Yudi Yantoro, Sabari

PEMELIHARAAN RELE PENGAMAN PADA TRANSFORMATOR. Yudi Yantoro, Sabari PEMELIHARAAN RELE PENGAMAN PADA TRANSFORMATOR Yudi Yantoro, Sabari D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.

Lebih terperinci

Kerja Praktek PT.Petrokimia Gresik 1

Kerja Praktek PT.Petrokimia Gresik 1 Makalah seminar kerja praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA GARDU INDUK 150 KV PT.PETROKIMIA GRESIK Joko Susilo, Abdul Syakur Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM CATU DAYA

BAB III SISTEM CATU DAYA BAB III SISTEM CATU DAYA 3.1 Umum Dalam industri telekomunikasi, sistem catu daya merupakan salah satu hal yang mutlak diperlukan untuk membangun, menggunakan, memelihara, dan menjamin ketersediaan jaringan

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Hadha Alamajibuwono 1, Dr. Ir. Hermawan, DEA 2 1 Mahasiswa dan 2

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR PADA MINYAK TRANSFORMATOR NOMOR 4 DI GARDU INDIK KEBASEN ABSTRAK

PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR PADA MINYAK TRANSFORMATOR NOMOR 4 DI GARDU INDIK KEBASEN ABSTRAK PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR PADA MINYAK TRANSFORMATOR NOMOR 4 DI GARDU INDIK KEBASEN Yudi Yantoro, Sabari D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283)

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI Agung Aprianto. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

GARDU INDUK TRANSFORMATOR

GARDU INDUK TRANSFORMATOR Bab 4 GARDU INDUK DAN TRANSFORMATOR GARDU INDUK TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD

Lebih terperinci

CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT)

CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT) CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT) Circuit breaker atau Pemutus Tenaga Listrik adalah salah satu peralatan pemutus rangkaian pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek ON LOAD TAP-CHANGING PADA FURNACE TRANSFORMATOR

Makalah Seminar Kerja Praktek ON LOAD TAP-CHANGING PADA FURNACE TRANSFORMATOR Makalah Seminar Kerja Praktek ON LOAD TAP-CHANGING PADA FURNACE TRANSFORMATOR Oleh: Radiktyo Nindyo S (L2F 005 572) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Salah satu peralatan

Lebih terperinci

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman Bagan dari letak komponen gardu induk KOMPONEN KOMPONEN GI Bagian dari gardu induk yang di jadikan sebagai peletakan komponen utama. Bagian yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem Pengisian Konvensional Pembangkit listrik pada alternator menggunakan prinsip induksi yaitu perpotongan antara penghantar dengan garis-garis gaya magnet.

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA 2.1 Umum Transformator merupakan suatu perangkat listrik yang berfungsi untuk mentransformasikan

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemeliharaan Bangunan Gardu Pada sistem distribusi kita ketahui terdiri dari beberapa macam gardu distribusi yang digunakan oleh PLN : Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR TENAGA

BAB II TRANSFORMATOR TENAGA BAB II TRANSFORMATOR TENAGA 2.1 Pengertian Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TRAFO 1 PHASA 50 KVA

PEMELIHARAAN TRAFO 1 PHASA 50 KVA PEMELIHARAAN TRAFO 1 PHASA 50 KVA Soehardi ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus trafo-trafo yang bermasalah, baik dari awal perencanaan, prosedur pemeliharaan bahkan pemeliharaan yang kurang baik sehingga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Transformator Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya,

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda 25 BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA 3.1 Pengertian Faktor Daya Listrik Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL

ANALISIS PENGUKURAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS PENGUKURAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL Gunara Fery Fahnani. 1, Karnoto ST, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang dilakukan terhadap peralatan- peralatan listrik, yang terpasang pada sistem

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET http://erick-son1.blogspot.com/2009/10/mengoperasikan-motor-3-fasa-dengan.html JENIS DAN KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi BAB DASAR TEORI. Umum Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet

Lebih terperinci

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) 2.1 SEJARAH GIS GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) sebagai media isolasi, menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang maju dan telah

Lebih terperinci

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN INSTALASI KELISTRIKAN DI BANDUNG TV STASIUN TELEVISI BANDUNG TV JL. SUMATERA NO. 19 BANDUNG SISTEM INSTALASI LISTRIK Sistim kekuatan / daya listrik Sistim

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Proteksi Pada suatu sistem tenaga listrik, meliputi pelayanan umum, industri, komersil, perumahan maupun sistem lainnya, mempunyai maksud yang sama yaitu menyediakan energi

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 38 BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 3.1 Unit Station Transformator (UST) Sistem PLTU memerlukan sejumlah peralatan bantu seperti pompa, fan dan sebagainya untuk dapat membangkitkan tenaga

Lebih terperinci

ABSTRAK. kontrol pada gardu induk 150 kv UPT Semarang. lainnya seperti panel-pane

ABSTRAK. kontrol pada gardu induk 150 kv UPT Semarang. lainnya seperti panel-pane Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM CATU DAYA SEARAH ( DC POWER ) PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT PLN (PERSERO) UPT SEMARANG Oleh : Guspan Hidi Susilo L2F 008 041 Jurusan Teknikk Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI 3.1 Umum Sebaik apapun suatu sistem tenaga dirancang, gangguan pasti akan terjadi pada sistem tenaga tersebut. Gangguan ini dapat merusak peralatan sistem tenaga

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK CONTOH PANEL KENDALI MOTOR KONTAKTOR MAGNETIK DC (RELE) KONTAKTOR MAGNETIK AC TOMBOL TEKAN DAN RELE RANGKAIAN KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK UNTUK PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dibagian ini akan dibahas tentang fungsi Automatic Transfer Switch dan Automatic Mains Failure merupakan suatu bentuk sistem control energy listrik yang berfungsi untuk memastikan

Lebih terperinci

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad 23 BAB III PERALATAN PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu Induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindunga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Pada dasarnya, definisi dari sebuah sistem tenaga listrik mencakup tiga bagian penting, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi, seperti dapat terlihat

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1

Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1 Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1 1 Mahasiswa dan 2 Hafrizal Lazuardi Susiawan. 1, Karnoto, ST, MT. 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

Standby Power System (GENSET- Generating Set) DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan

BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan Dengan perkembangan zaman dan teknologi sekarang ini, maka kebutuhan tentang kelistrikan menjadi suatu keharusan, salah satunya unsur menjadi

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator (trafo ) merupakan piranti yang mengubah energi listrik dari suatu level tegangan AC lain melalui gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat

Lebih terperinci

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 41 BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1 Pengamanan Terhadap Transformator Tenaga Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan - peralatan yang terpasang pada sistem tenaga

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI MINYAK TRANSFORMATOR FASILITAS GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI MINYAK TRANSFORMATOR FASILITAS GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA Urip Mudjiono & Edy Prasetyo Hidayat, Pengujian Tegangan Tembus... 99 PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI MINYAK TRANSFORMATOR FASILITAS GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA Oleh: Urip Mudjiono

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem

Lebih terperinci

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. Artikel Elektronika I. Sistem Distribusi Merupakan system listrik tenaga yang diawali dari sisi tegangan menengah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya Genset di setiap area pada Project Ciputra World 1 Jakarta, maka dapat digunakan untuk menentukan parameter setting

Lebih terperinci

BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS

BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS 4.1 Genset Sebagai Back Up PLN Genset adalah merupakan sumber energy listrik yang bias digunakan pada peralatan yang memerlukan energy listrik. Pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan tentang gangguan pada sistem tenaga listrik, sistem proteksi tenaga listrik, dan metoda proteksi pada transformator daya. 2.1 Gangguan dalam Sistem Tenaga

Lebih terperinci