BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Standar pelayanan Rumah Sakit di Indonesia diatur dalam Keputusan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Standar pelayanan Rumah Sakit di Indonesia diatur dalam Keputusan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Standar pelayanan Rumah Sakit di Indonesia diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang bertujuan untuk menjamin kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit dengan tujuan akhirnya adalah memberikan kepuasan pada pasien. Studi menunjukkan bahwa orientasi pelayanan kesehatan yang berfokus pada kebutuhan pasien memiliki potensi untuk meningkatkan kepuasan pasien sehingga memberikan keuntungan finansial seperti biaya yang lebih rendah pada setiap kasus, menurunkan efek samping, tingkat retensi karyawan yang lebih tinggi, mengurangi biaya operasi, penurunan klaim malpraktek dan meningkatkan pangsa pasar (Charmel dan Frampton, 2008). Poor quality is expensive Menyediakan kualitas buruk itu justru mahal biayanya. The Institute of Medicine (IOM) memperkirakan bahwa rata-rata, pasien dirawat di rumah sakit setidaknya mengalami satu medication error (ME) per hari. Program Patient Safety dan sistem layanan berkualitas telah dikembangkan dalam rangka menghambat terjadinya ME. Salah satu metode untuk mengurangi kesalahan adalah dengan perbaikan proses yang berkesinambungan melalui pengurangan waste secara terus menerus yang awalnya dilakukan oleh industri mobil di Jepang. Toyota Production System (TPS) mampu meningkatkan reliability dan mengurangi biaya (Spagnol dkk., 2013). 1

2 2 Kesalahan yang dihasilkan dari kegagalan untuk mengatasi kekurangan dalam pelayanan rumah sakit menghabiskan $ 17 miliar hingga $ 29 miliar per tahun secara nasional (IOM). Beban keuangan, bukanlah satu-satunya hukuman yang dibayar oleh rumah sakit untuk mengatasi ME, beban moral staf rumah sakit dan hilangnya kepercayaan dari masyarakat adalah biaya tambahan yang harus ditanggung. Oleh karena itu sangat penting bahwa rumah sakit menjadi agresif dalam usaha untuk meningkatkan kualitas (Zidel, 2006). Menyeimbangkan antara mencapai kualitas tinggi dan tetap bertahan secara finansial menjadi masalah besar bagi rumah sakit saat ini. Jika rumah sakit seperti layaknya kebanyakan perusahaan, mereka tinggal meningkatkan harga jual untuk mengimbangi kenaikan biaya dan dengan demikian tetap memperoleh keuntungan yang bisa digunakan perusahaan untuk meningkatkan kualitas. Tetapi bagaimanapun, rumah sakit tidak seperti kebanyakan perusahaan, terlebih untuk rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah. Dengan mengurangi persentase nonvalue added work melalui pendekatan Lean (system) kualitas rumah sakit dapat meningkat secara signifikan, dan penghematan biaya besar dapat dilakukan. RSUD Prambanan merupakan rumah sakit kelas C yang berdiri tahun 2010, terletak di Jl. Raya Prambanan-Piyungan Km.7 Sumberharjo, Prambanan Sleman. Berawal dari rumah sakit kelas D, RSUD Prambanan telah berhasil meningkatkan kinerja fisik dan keuangan selama lima tahun terakhir. Melalui wawancara dengan Direktur RSUD Prambanan, pada tahun 2014, RSUD Prambanan memperoleh dana APBD untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit dengan rencana pembangunan gedung baru yang terletak 900 meter di sebelah utara rumah sakit yang berdiri

3 3 sekarang. Dalam merancang desain gedung baru diperlukan masukan baik dari segi manajerial dan pelayanan dalam mendukung tercapainya visi rumah sakit Menjadi rumah sakit pilihan masyarakat. Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Jalan (IRJ) dengan mempertimbangkan perkembangan jumlah kunjungan pasien dari tahun ke tahun, terutama pada tahun Dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah RSUD Prambanan Tahun 2015, jumlah kunjungan pasien pada IRJ meningkat dari tahun 2012 sebesar ; tahun 2013 sebesar ; tahun 2014 sebesar ; dan tahun 2015 sebesar pasien. Meskipun terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien pada IRJ, penambahan jumlah tenaga kesehatan atau kapasitas ruangan merupakan opsi yang tidak mudah dilakukan. Penambahan kapasitas ruangan tanpa diikuti oleh penambahan tenaga kesehatan, bagaimanapun akan menambah beban tenaga kesehatan (health-care team) dan dapat berdampak negatif pada kualitas pelayanan pasien berupa peningkatan waktu tunggu pelayanan, dan pengurangan waktu tatap muka dengan dokter, apoteker ataupun dengan tenaga kesehatan yang lain. Untuk menjawab permasalahan ini, pengukuran dan evaluasi perlu dilakukan untuk melancarkan (streamline) proses pelayanan rawat jalan dan mengoptimasi efisiensi sambil mempertahankan kualitas pelayanan yang terbaik. Patel dalam penelitiannya menguji area yang mungkin terjadi delay pada suatu klinik urologi dan menemukan bahwa >40% dari waktu yang dihabiskan di klinik terbuang sia sia pada proses administrasi dan inefisiensi (Patel dkk., 2002). Instalasi rawat jalan juga sering menjadi poin masuk awal dan utama bagi pasien saat masuk dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena klinik rawat

4 4 jalan lebih terhubung dengan sistem pelayanan terpadu tertentu, pengalaman pasien di klinik rawat jalan dapat meninggalkan kesan yang mendalam. Pengalaman mereka dapat memiliki dampak yang signifikan pada, apakah pasien ingin melanjutkan perawatan mereka dalam rangkaian perawatan yang disediakan. Karena pelayanan rawat jalan memainkan peran penting dalam sistem pelayanan kesehatan, penting untuk memahami bagaimana konsep dan perangkat dalam Lean dapat digunakan untuk memberikan kualitas tinggi dan biaya perawatan yang efektif (Protzman dkk., 2014a). Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, waktu tunggu pelayanan rawat jalan harus kurang dari atau sama dengan enam puluh menit (60 ), dengan nilai indeks kepuasan pasien minimal sebesar 90%. Waktu tunggu rata rata pelayanan di IRJ RSUD Prambanan pada tahun 2015 sebesar 60 menit dengan nilai indeks kepuasan pasien sebesar 85,09%. Waktu tunggu masih memenuhi standar akan tetapi nilai indeks kepuasan pasien masih kurang dari standar. Mengapa waktu tunggu penting? Jika dilihat dari sudut pandang penyedia layanan kesehatan, dengan mematuhi pedoman pelayanan kesehatan yang diterbitkan oleh pemerintah serta memberikan praktik pelayanan kesehatan berbasis bukti (Evidence Based Medicine) adalah metode terbaik untuk menjamin pelayanan yang berkualitas. Akan tetapi, dari sudut pandang pasien berbeda, pasien menganggap pelayanan kesehatan memenuhi standar kualitas apabila baik dari penyedia layanan dan lingkungan dapat menyediakan pelayanan yang penuh kasih dan peduli, kepercayaan pasien terhadap dokter yang merawat (Bickell dkk., 2012),

5 5 dan waktu yang tidak lama (Feddock dkk., 2010) dalam (Duska dkk., 2015). Pasien menempatkan nilai negatif yang signifikan pada pelayanan dengan waktu tunggu yang lama, dan nilai negatif tersebut akan berdampak negatif pada skor kepuasan pasien (Duska dkk., 2015). Nilai kepuasan pasien untuk pelayanan RSUD Prambanan pada tahun 2015 sebesar 85,09%, masih kurang dari nilai standarnya sebesar 90%. Kepuasan pasien merupakan salah satu standar yang diukur secara berkala sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (KMK Nomor 129 Tahun 2008). Pengukuran kepuasan pasien penting untuk mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan karena dapat menyediakan dasar pembuktian untuk mengukur outcome dari pasien, dokter, dan organisasi penyedia layanan kesehatan (Cowing dkk., 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Duncan dkk (1988) menyebutkan bahwa 45% dari waktu konsultan dalam penelitian tersebut dihabiskan dalam melakukan tugastugas administrasi (yang sebenarnya dapat) dihindari dan mencari hasil (pemeriksaan) yang hilang. Selama interval delay tersebut, penyebabnya antara lain pencarian data klinis dan kebingungan karena catatan tidak lengkap. Salah satu cara penting untuk meningkatkan kepuasan pasien adalah dengan meningkatkan efisiensi klinik, sehingga mengeliminasi waste dan menekan waktu tunggu pasien (Duska dkk., 2015). Waktu tunggu yang lama untuk mendapatkan layanan kesehatan menyebabkan ketidakpuasan pasien, biaya yang lebih tinggi, dan konsekuensi klinis yang merugikan (Green dkk., 2007). Studi longitudinal mengkonfirmasi bahwa penundaan dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan berkaitan dengan

6 6 outcome klinis yang buruk (Fontanarosa dkk., 2007) dalam (LaGanga, 2011). Yang juga menyebabkan biaya lebih tinggi adalah pasien yang memiliki janji pemeriksaan tetapi tidak memenuhinya (tidak datang). Suatu klinik mencatat sejumlah janji yang tidak dipenuhi dalam satu tahun, dan menyebabkan kerugian lebih dari $ (Kim dan Giachetti, 2006). Lean methodology telah berhasil diadaptasi dalam industri lain, termasuk sistem pelayanan kesehatan. Contohnya meliputi penerapannya di unit gawat darurat, klinik rawat jalan, klinik endoskopi, dan ruang operasi. Banyak rumah sakit yang telah mengadopsi Lean dalam organisasi mereka misalnya Virginia Mason Medical Center, ThedaCare, dan University of Health System Michigan. Lean yang diterapkan di rumah sakit dikatakan sebagai Lean Hospital. Keuntungan yang didapatkan dari penerapan tersebut adalah penghematan dari segi finansial (Skeldon dkk., 2014). Lean juga dapat menghilangkan gerakan yang tidak perlu dalam rumah sakit, mengurangi waktu tunggu, peningkatan kepuasan pasien, mengurangi biaya, dan menuju kesempurnaan dalam aliran pelayanan dengan menghilangkan waste (Jones dan Womack, 2000). Pendeketan Lean Hospital diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi rumah sakit pada saat ini, mengidentifikasi value dan waste dalam aktivitas pelayanan, memberikan saran perbaikan berkelanjutan, serta memprediksi keadaan Future State setelah perbaikan dilakukan. Masukan dari analisis tersebut dapat digunakan oleh manajemen rumah sakit dalam merancang rumah sakit baru yang sesuai dengan konsep Lean Thinking dengan tujuan akhirnya adalah memberikan kepuasan bagi end customer (pasien).

7 7 Lean thinking menyatukan beberapa hal dalam perbaikan proses. Lean dimulai dengan mendefinisikan tujuan dari proses (nilai bagi pelanggan), lalu pendesainan ulang proses untuk memberikan nilai tersebut (dengan minimum waktu tunggu, tenaga dan biaya). Kemudian mengatur karyawan dan organisasi untuk mengelola proses pengiriman nilai tersebut. Pada intinya meletakkan lima prinsip berikut (Jones dan Womack, 2000) : 1. Menentukan nilai dari sudut pandang pasien 2. Mengidentifikasi value stream untuk mendiagnosa dan mengobati pasien serta menghilangkan step yang tidak perlu (waste steps) 3. Memungkinkan pasien untuk mengalir lancar dan cepat melalui setiap tahapannya 4. Menyeimbangkan antara kapasitas dan permintaan sehingga pekerjaan dilakukan sejalan dengan kebutuhan pasien 5. Mengejar kesempurnaan melalui perbaikan terus-menerus dalam value stream Prinsip-prinsip dalam Lean memegang janji untuk mengurangi atau menghilangkan waste dari waktu tunggu, uang, dan energi dalam perawatan kesehatan, sehingga dapat menciptakan sebuah sistem yang efisien, efektif, dan benar-benar responsif terhadap kebutuhan pasien. (Nasiri dan Worthington, 2009). B. Perumusan Masalah Pada tahun 2018 RSUD Prambanan akan mulai membangun gedung rumah sakit baru yang terletak 900 meter di sebelah utara rumah sakit yang berdiri saat ini. Dalam merancang gedung baru, diperlukan analisis current state kondisi pelayanan

8 8 rumah sakit untuk dapat mengetahui aktivitas yang menambah nilai (value added activity) dan yang tidak menambah nilai bagi pasien (non value added activity). Pendekatan Lean Hospital digunakan sebagai acuan dalam identifikasi dan mengeliminasi waste serta dalam memberikan rekomendasi perbaikan terus menerus (Graban, 2011), sebagaimana yang telah diterapkan di beberapa rumah sakit dan berhasil meningkatkan kualitas pelayanan melalui reduksi waktu tunggu (Skeldon dkk., 2014), meningkatkan aktivitas value-added dan mengurangi waktu non value added activity (Smith dkk., 2011), mengurangi lead time dan biaya (Chiarini, 2013), meningkatkan kepuasan pasien (Duska dkk., 2015b), dan pengurangan waste yang lain. Rumusan masalah penelitian ini adalah 1. Bagaimanakah proses aliran pasien rawat jalan di Instalasi Rawat Jalan (IRJ)? Adakah waste yang terjadi, apa saja? 2. Apakah terjadi sumbatan pelayanan (Bottleneck) pada salah satu unit pelayanan di instalasi rawat jalan, dimanakah letak bottleneck tersebut? 3. Apakah faktor penyebab bottleneck tersebut? C. Keaslian Penelitian Berikut ini adalah beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya : Tabel 1. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya Penulis (tahun) Wasetya (2012) Tujuan Melakukan analisis dan usulan perbaikan mutu alur proses pelayanan dengan menerapkan konsep Lean hospital Lokasi Rumah Sakit Marinir Cilandak, Jakarta, Indonesia Rancangan penelitian Analitik dengan pendekatan kualitatif Sampel Departemen rawat jalan Hasil utama Non value added sebesar 76,57% dan value added sebesar 23,43%, terjadinya waste dengan 10 akar masalah

9 9 Lanjutan Tabel 1. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya Penulis (tahun) Miller dan Chalipati (2015) Duska, dkk (2015) Skeldon, dkk (2014) Firdausi, 2016 Nancy (2014) Tujuan Menunjukkan bagaimana alat alat dalam Lean dapat diterapkan di pelayanan kesehatan. Menunjukkan bagaimana alat Lean dapat meningkatkan nilai kepada pasien. Memanfaatkan Lean methodology untuk mengidentifikasi variabilitas aliran pasien dalam rangka untuk mencari solusi untuk perbaikan. Apakah Lean Methodology dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan dalam klinik uro-onkologi di rumah sakit. Menyusun solusi untuk mengatasi masalah waktu tunggu di IGD Pendekatan Lean Hospital Untuk Perbaikan Berkelanjutan (Continuous Improvement) Proses Pelayanan Instalasi Farmasi RS BethesdaYogyakarta Lokasi Help Hospital India Klinik Gynecology Oncology di University of Virginia Surgical GU Oncology clinic di University Health Network in Toronto, Canada RSUD Dr. Moewardi RS Bethesda Yogyakarta Rancangan penelitian Penelitian Kualitatif Value Stream Mapping dan Perbaikan Proses Value Stream Analysis dan Rapid Improvement Event Studi Kasus Embedded Multiple Unit Analysis, real time observasi. Rancangan penelitian noneksperimental dengan pendekatan kualitatif Sampel Pelayanan Rawat Jalan Klinik Rawat Jalan Gynecology Onkology Urooncologists, perawat, administrasi, koordinator aliran pasien, dan koordinator clinical trial Staf IGD dan Rawat Inap Pelayanan Farmasi Rawat Jalan dan Rawat Inap Hasil utama Lean tools (value stream mapping dan analisis akar penyebab) dapat mengurangi waste dan meningkatkan produktivitas. Rata-rata waktu tunggu rawat jalan berkurang 45 menit,peningkatan produktivitas tenaga kerja. Menurunkan waktu tunggu dari 119 menit menjadi 82 menit Lean mampu mempersingkat waktu siklus pasien dan waktu assessment. Meningkatkan efisiensi dan perawatan pasien dalam pelayanan Waktu tunggu pasien di IGD 3 jam 3 52, Waste : waiting, human talent, defect, overprocessing, motion, overproduction, transportation menyebabkan bottleneck Farmasi rawat jalan non-value added terhadap value added 55%:45%, Waste kritis: motion 19,26% Farmasi rawat inap nonvalue added terhadap value added 69%:31%, waste kritis: waiting 15,23%.

10 10 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi manajemen internal a. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pimpinan RSUD dalam upaya perumusan kebijakan dalam pengembangan rumah sakit. b. Mengurangi atau mengeliminasi waste di unit yang mengalami bottleneck. c. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pembenahan, pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan dengan konsep Lean Hospital. d. Output penelitian ini merupakan usulan perbaikan untuk mengurai bottleneck pada aliran pelayanan Instalasi Rawat Jalan dan mengurangi aktivitas non value-added serta menambah aktivitas value-added. 2. Bagi peneliti Penelitian ini digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman peneliti, serta untuk menerapkan konsep Lean Hospital yang dipelajari ke dalam situasi sesungguhnya yang dihadapi di lingkungan kerja. E. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi aliran pelayanan rawat jalan dengan menggunakan metode Value Stream Mapping (VSM) dan mengidentifikasi waste yang terjadi. 2. Mengidentifikasi tahapan yang mengalami bottleneck pada proses pelayanan. 3. Merumuskan akar penyebab masalah terjadinya sumbatan (bottleneck) dalam pelayanan dengan menggunakan metode Fishbone Diagram.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan menjadi salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan dari masyarakat, persaingan antara rumah sakit semakin meningkat. Oleh karena itu setiap rumah sakit harus dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi Gawat Darurat merupakan instalasi yang paling sibuk di rumah sakit. IGD sebagai unit pertama yang akan menangani pasien dalam kondisi darurat sehingga dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Perusahaan jasa layanan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan dan dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan: 1. Value menurut perspektif stakeholder Instalasi Farmasi

Lebih terperinci

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK Krisna Ardi Wibawa, I Nyoman Pujawan Program Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12 A Surabaya E-mail: WibawaCTI@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waktu tunggu menjadi masalah di banyak instansi, tidak terkecuali di pelayanan kesehatan. Overcrowding atau kesibukan di IGD merupakan pemicu lamanya waktu tunggu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah institusi yang padat teknologi, padat karya dan padat modal. Seiring dengan kebutuhan pelayanan dan semakin cepatnya perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi proses penerimaan order sampai dengan proses packing dengan mengeliminasi non-value added activities (aktivitas yang tidak bernilai

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI Oleh : BOBBY ALEXANDER NPM 0732010020 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan evaluasi proses pengelolaan obat dengan prioritas analisis pada pemborosan (waste) pada proses pengadaan obat, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri mikro, kecil, dan menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi. Perkembangan industri mikro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Tingkat persaingan di dunia usaha yang semakin tinggi menuntut setiap perusahaan berperan sebagai penghasil nilai (value creator), dengan memperbaiki

Lebih terperinci

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO I. PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian kegiatan yang mengandung risiko karena menyangkut keselamatan tubuh dan nyawa seseorang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi dituntut untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri, tak kecuali juga di industri kesehatan. Pertumbuhan tersebut diiringi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsekuensi serius dan berkaitan dengan kehilangan nyawa. Penelitian yang berkaitan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsekuensi serius dan berkaitan dengan kehilangan nyawa. Penelitian yang berkaitan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan area paling kritis sebagai pintu masuk pasien rumah sakit (RS), setiap keterlambatan pelayanan dapat mengakibatkan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri percetakan adalah salah satu industri yang selalu berhubungan dengan gambar dan tulisan untuk dijadikan sebuah hardcopy. Semakin berkembangnya zaman, industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tahap Improve Setelah dilakukan tahap analyze, maka seluruh akar permasalahan serta faktor-faktor penyebabnya dapat teridentifikasi. Langkah selanjutnya adalah memperbaiki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebuah sistem manajemen dan metodologi yang bertujuan. proses pelayanan (Kim CS, 2006). Menurut Vincent

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebuah sistem manajemen dan metodologi yang bertujuan. proses pelayanan (Kim CS, 2006). Menurut Vincent BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Lean a. Definisi lean Lean memiliki makna ramping atau kurus. Lean adalah sebuah sistem manajemen dan metodologi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x ABSTRAK... xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi perhatian adalah medication error. Medication error menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi perhatian adalah medication error. Medication error menimbulkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan kesehatan yang sampai saat ini masih menjadi perhatian adalah medication error. Medication error menimbulkan berbagai dampak bagi pasien, mulai

Lebih terperinci

Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service

Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service Petunjuk Sitasi: Sugiono, S., Himawan, R., & Fadla, A. (2017). Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F178-183).

Lebih terperinci

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu rangkaian kerangka pemecahan masalah yang dibuat secara sistematis dalam pemecahan masalah yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan air payau yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan air payau yang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan air payau yang menjadi salah satu komoditi perikanan unggulan daerah tropis terutama Indonesia. Ikan ini sudah tidak asing lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1990, Lean Production System yang lahir dari Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. Dimana tujuan dari sebuah

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Total Jumlah Produksi pada Tahun 2011

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Total Jumlah Produksi pada Tahun 2011 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Persaingan global yang semakin ketat, secara tidak langsung, menuntut para pelaku usaha untuk selalu menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing. Dengan

Lebih terperinci

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Maria Natalia 1, Nyoman Sutapa 2 Abstract: The thesis discusses the value added and non-value added of the

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tahun ke tahun, perkembangan dunia bisnis mengalami peningkatan yang mengakibatkan perusahaan terus bersaing untuk menawarkan produk berkualitas sesuai keinginan konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan terus tumbuh. Segmen yang menjanjikan yaitu pasar minuman ringan. Pasar minuman ringan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, penjelasan mengenai permasalahan yang diangkat yaitu berupa perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah, dan sistematika

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAN SUPPLY CHAIN PADA PROSES LOADING PUPUK IN BAG DI PELABUHAN PT. PETROKIMIA GRESIK

PENERAPAN LEAN SUPPLY CHAIN PADA PROSES LOADING PUPUK IN BAG DI PELABUHAN PT. PETROKIMIA GRESIK PENERAPAN LEAN SUPPLY CHAIN PADA PROSES LOADING PUPUK IN BAG DI PELABUHAN PT. PETROKIMIA GRESIK Agus Tri Wibowo 1, Naniek Utami Handayani 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pertumbuhan industri di era globalisasi ini mengharuskan perusahaan menerapkan go green untuk menghemat energi serta harus mampu meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lead Time Istilah lead time biasa digunakan dalam sebuah industri manufaktur. Banyak versi yang dapat dikemukakan mengenai pengertian lead time ini. Menurut Kusnadi,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan: 1. Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner waste yang

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan: 1. Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner waste yang BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan: 1. Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner waste

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada perkembangan zaman ini, masyarakat menginginkan kehidupan yang sehat, dan kesehatan merupakan prioritas utama bagi masyarakat. Menurut Undang-Undang Republik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menyepakati berlakunya Komunitas Ekonomi Asean atau Economic Asean

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menyepakati berlakunya Komunitas Ekonomi Asean atau Economic Asean BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir tahun 2015, Indonesia akan menjadi satu dari sekitar 10 negara yang menyepakati berlakunya Komunitas Ekonomi Asean atau Economic Asean Community (AEC). Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dalam industri manufakatur kini semakin meningkat, membuat persaingan indsutri manufaktur pun semakin ketat. Di Indonesia sendiri harus bersiap mengahadapi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan

Lebih terperinci

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT. PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan dalam masyarakat biasanya dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang.

1.1 Latar Belakang. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang ingin berkembang dan bertahan harus dapat memberikan kepada para pelanggan produk baik barang maupun jasa yang bermutu lebih baik dan memberikan kepuasan,

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari pembobotan yang dilakukan terhadap pemborosan (waste)

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Agronesia (Divisi Industri Teknik Karet) merupakan perusahaan manufaktur industri pengolahan yang memproduksi berbagai jenis produk karet teknik untuk keperluan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat pada umumnya semakin sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Sigit Heru Krisnanto, Purnawan Adi W, Dyah Ika Rinawati

Sigit Heru Krisnanto, Purnawan Adi W, Dyah Ika Rinawati Perancangan Model Layanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit untuk Mengurangi Waktu Antrian pada Pelayanan Obat di Farmasi (Studi Kasus : RSUD Dr.Adhyatama, MPH Kota Semarang) Sigit Heru Krisnanto, Purnawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan RS adalah suatu topik yang senantiasa merupakan isu yang hampir selalu hangat dibahas pada berbagai seminar di media massa. Bahkan sebagian masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pemborosan merupakan segala sesuatu yang menambah waktu dan biaya pembuatan sebuah produk namun tidak menambah nilai pada produk yang dilihat dari sudut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan mengenai pendahuluan pembuatan laporan tugas akhir. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan batasan masalah penelitian serta sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 berikut:

Lebih terperinci

Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking

Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking 1 Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking Hans Roberto Widiasmoro, dan Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi pemerintah dalam pembangunan kesehatan nasional 2015-2019 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan kegiatan terpadu dengan tujuan mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah obat dan yang berhubungan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKTOR FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA WAKTU LEAD TIME SERVICE KENDARAAN EXPRES MAINTENANCE ( EM ) TOYOTA

LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKTOR FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA WAKTU LEAD TIME SERVICE KENDARAAN EXPRES MAINTENANCE ( EM ) TOYOTA LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKTOR FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA WAKTU LEAD TIME SERVICE KENDARAAN EXPRES MAINTENANCE ( EM ) TOYOTA (STUDI KASUS DI PT. AUTO2000 Cabang CILANDAK) Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL N o Indikator Standar Dimensi Input/Proses /Output Manajeria l/klinis 1 Kepatuhan 90% Efektifitas Proses Klinis terhadap clinical pathways

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN HOSPITAL UNTUK PERBAIKAN BERKELANJUTAN PROSES PELAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

PENDEKATAN LEAN HOSPITAL UNTUK PERBAIKAN BERKELANJUTAN PROSES PELAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi PENDEKATAN LEAN HOSPITAL UNTUK PERBAIKAN BERKELANJUTAN PROSES PELAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT LEAN HOSPITAL APPROACH FOR CONTINUOUS SERVICE PROCESS IMPROVEMENT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan

Lebih terperinci

SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V)

SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V) SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V) Rika Ajeng Priskandana, I Nyoman Pujawan Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, ataupun. terhadap pasiennya (UU No 44 Tahun 2009).

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, ataupun. terhadap pasiennya (UU No 44 Tahun 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, ataupun gawat darurat yang bermutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit merupakan layanan jasa yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat komplek, terdapat ratusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi merupakan proses yang berkenaan dengan pengubahan input menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk menghasilkan produk-produk fisik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perdagangan global menyebabkan setiap perusahaan dituntut untuk menekan biaya produksi dengan melakukan proses produktivitas dan efisiensi pada proses

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi penjelasan tahap-tahap yang dilalui penulis dalam menyusun penelitian. Tahap-tahap tersebut adalah tahap awal penelitian, tahap pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Loyalitas adalah kesediaan pelanggan untuk menggunakan suatu produk atau jasa yang sama secata berkelanjutan dalam waktu yang panjang, menggunakan jasa yang sama secara

Lebih terperinci

5. Quality Assurance (QA) Peningkatan mutu dalam pelayanan kesehatan selain berorientasi kepada proses pelayanan yang bermutu,juga hasil mutu

5. Quality Assurance (QA) Peningkatan mutu dalam pelayanan kesehatan selain berorientasi kepada proses pelayanan yang bermutu,juga hasil mutu 5. Quality Assurance (QA) Peningkatan mutu dalam pelayanan kesehatan selain berorientasi kepada proses pelayanan yang bermutu,juga hasil mutu pelayanan kesehatan yang sesuai dengan keinginan pelanggan

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN HEALTHCARE UNTUK MEMINIMASI WASTE DI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA MALANG

PENDEKATAN LEAN HEALTHCARE UNTUK MEMINIMASI WASTE DI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA MALANG PENDEKATAN LEAN HEALTHCARE UNTUK MEMINIMASI WASTE DI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA MALANG LEAN HEALTHCARE APPROACH FOR WASTE MINIMIZATION AT MALANG ISLAMIC HOSPITAL OF UNISMA Yolla Adellia 1), Nasir Widha Setyanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur terus berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Peran industri manufaktur dalam membangun pertumbuhan perekonomian Indonesia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DEPAN HALAMAN PENGESAHAN... i HALAMAN PERNYATAAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi ABSTRAKSI... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini. Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi serta peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan akan tuntutan keselamatan pasien atau patient safety di setiap Rumah Sakit (RS), baik dalam maupun luar negeri, kini semakin meluas sejak dipublikasikannya

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan industri semakin meningkat dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan industri. Perubahan yang dilakukan oleh perusahaan secara berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4% BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Instalasi farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit, merupakan suatu unit atau bagian yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas (quality improvement) pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan mutlak diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas (quality improvement) pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan mutlak diperlukan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas (quality improvement) pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan mutlak diperlukan untuk menjamin keselamatan pasien (patient safety) dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sejalan dengan amanat pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sejalan dengan amanat pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan amanat pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting yang mempengaruhi stabilitas dan eksistensi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA

IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA SKRIPSI Oleh : MURTAFI' RIZQI 0532010142 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm

Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm Visi: Menjadi IFRS terkemuka di Asia yang memberikan pelayanan bermutu tinggi Misi: Memberikan pelayanan bermutu tinggi kepada setiap pasien melalui pelayanan kefarmasian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN HEALTHCARE DAN ROOT CAUSE ANALYSIS DALAM MEREDUKSI WAKTU PELAYANAN UNIT RAWAT JALAN DI RSKB DIPONEGORO DUA SATU KLATEN

IMPLEMENTASI LEAN HEALTHCARE DAN ROOT CAUSE ANALYSIS DALAM MEREDUKSI WAKTU PELAYANAN UNIT RAWAT JALAN DI RSKB DIPONEGORO DUA SATU KLATEN IMPLEMENTASI LEAN HEALTHCARE DAN ROOT CAUSE ANALYSIS DALAM MEREDUKSI WAKTU PELAYANAN UNIT RAWAT JALAN DI RSKB DIPONEGORO DUA SATU KLATEN Idham Ferdias *), Wiwik Budiawan, Novie Susanto Industrial Engineering

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL. penerimaan pegawai Secara keseluruhan, berdasarkan hasil wawancara dan mekanisme

BAB V ANALISIS HASIL. penerimaan pegawai Secara keseluruhan, berdasarkan hasil wawancara dan mekanisme BAB V ANALISIS HASIL Bedasarkan Data yang telah diolah pada Bab sebelumnya maka peneliti melakukan analisis hasil yang akan dijelaskan dibawah ini. 5.1 Analisa current state mapping Value stream mapping

Lebih terperinci

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut Gaspersz (2011, p.92), Lean Six sigma merupakan suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik dan sistematik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian dari rantai pelayanan kesehatan tidak terlepas dari tanggung jawab memberikan pelayanan gawat darurat. Di dalam PERMENKES RI Nomor:

Lebih terperinci

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit selalu berusaha melayani kesehatan masyarakat dengan performa terbaiknya, namun tidak semua rumah sakit mampu melayani pasien dengan efektif dan

Lebih terperinci

Standarisasi Aliran Proses dan Informasi Pada Departemen Transport di PT A

Standarisasi Aliran Proses dan Informasi Pada Departemen Transport di PT A Standarisasi Aliran Proses dan Informasi Pada Departemen Transport di PT A Fendy Aurino 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT A is a manufacturing company which produces consumer goods. Transportation Department

Lebih terperinci