BAB 1 PENDAHULUAN. yang menyepakati berlakunya Komunitas Ekonomi Asean atau Economic Asean

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. yang menyepakati berlakunya Komunitas Ekonomi Asean atau Economic Asean"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir tahun 2015, Indonesia akan menjadi satu dari sekitar 10 negara yang menyepakati berlakunya Komunitas Ekonomi Asean atau Economic Asean Community (AEC). Dari sinilah akan lahir Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana nantinya arus perdagangan barang dan jasa akan masuk dan keluar ke dan dari Indonesia dengan sangat mudah. Sehingga nanti akan sangat mudah menemukan berbagai produk asing dan juga sumber daya manusianya di negeri ini. Sebut saja para profesional asing seperti dokter-dokter dan tenaga medis lainnya baik dari Thailand, Vietnam hingga Singapore yang mungkin saja akan bekerja di rumah-rumah sakit di Indonesia. Menurut Rayanti (2016), terdapat 8 profesi yang sudah disepakati dalam Mutual Recognition Agreement (MRA) dalam MEA, kedelapan profesi tersebut adalah insinyur, arsitek, tenaga pariwisata, akuntan, dokter gigi, tenaga survei, praktisi medis, dan perawat. Ketika para profesional asing ini menjadi bagian dari bisnis di tanah air, hal ini tentu akan memberikan dampak bagus pada konsumen karena akan memberikan banyak pilihan, namun disisi lain hal ini juga akan mengancam eksistensi penyedia jasa yang salah langkah, sehingga pembenahan dan mempersiapkan diri sejak dini perlu dilakukan. Apalagi kini industri kesehatan di negara ini semakin menjanjikan seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan didukung dengan hadirnya peran pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS KESEHATAN) masyarakat.

2 Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Frost & Sullivan (sebuah perusahaan konsultan yang menyediakan riset pasar dan analisis yang berpusat di California, Amerika Serikat dengan kantor di lebih dari 40 negara), pada Juni 2014 menyebutkan bahwa pengeluaran per kapita penduduk Indonesia untuk layanan kesehatan mencapai US$109, dan jika angka ini dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia pada tahun tersebut sekitar 250 juta jiwa, maka diperkirakan uang yang beredar di industri ini pada tahun tersebut adalah sebesar Rp354,25 trilliun (kurs Rp13.000) dan diprediksi angka tersebut akan meningkat pada tahun 2018 menjadi Rp850 trilliun. Inilah salah-satu hal yang membuat sektor jasa layanan kesehatan di Indonesia kini semakin berkembang pesat (Djatmiko, 2015: 32). Para penyedia jasa kesehatan ini pun harus berbenah agar terus mampu bersaing, termasuk RSUP DR. Sardjito di Yogyakarta yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan di daerah provinsi DIY dan provinsi Jawa Tengah. Berikut adalah hasil wawancara dan temuan pada tiga poliklinik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (Poliklinik Mata, Jantung dan Penyakit Dalam) yang diperoleh pada saat studi pendahuluan (21 Oktober November 2015). Tabel 1.1: Kesimpulan Hasil Wawancara dan Temuan Studi Pendahuluan yang dilakukan pada 21 Oktober 2015 s/d 6 November 2015 No. Hasil Wawancara Temuan Studi Pendahuluan 1 Setiap hari Senin hingga Jumat, pukul layanan loket administrasi poliklinik dimulai. Pukul sudah terdapat beberapa pasien yang menunggu di depan pintu masuk poliklinik-poliklinik. Dilanjutkan ke. 2

3 Tabel 1.1, lanjutan No. Hasil Wawancara Temuan Studi Pendahuluan Layanan tensi yang dilakukan oleh perawat harus dimulai pukul Setiap pagi, poliklinik melakukan pertemuan rutin pagi. Pertemuan tersebut menginfomasikan halhal dan masalah-masalah yang telah, sedang, dan akan terjadi. Dokter diharuskan tiba di ruang periksa pada pukul Tiga poliklinik ini menjadi poliklinik dengan jumlah pasien terbanyak jika dibandingkan dengan 20 poliklinik lainnya. Proses layanan juga bergantung pada divisi lain, yaitu divisi rekam medis. Di Klinik Diabetes pada Poliklinik Penyakit Dalam memulai pelayanan tensi pada pukul Poliklinik Mata tidak melakukan kegiatan rutin tersebut, menurut Ibu Titik sebagai Kepala Ruangan, hal tersebut membuat layanan tensi akan diberikan/dimulai tidak sesuai jadwal. Dokter tiba di ruang periksa antara pukul Para dokter tersebut terlebih dulu berkumpul dan melakukan pertemuan rutin pagi di Kelompok Staf Medis (KSM). Pertemuan rutin tersebut digelar di gedung yang terpisah dengan gedung IRJ. Poliklinik Mata telah meminta pimpinan KSM Mata untuk mengirimkan seorang dokter residen pada pukul ke Poliklinik Mata yang tujuannya agar pelayanan pemeriksaaan dokter bisa dilakukan tepat waktu yaitu pada pukul Poliklinik Penyakit Dalam menjadi poliklinik dengan jumlah pasien terbanyak. Pada tahun 2015, rata-rata jumlah pasien yang dilayani berikisar 130 pasien. Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2014 yang hanya berkisar 108 pasien per hari. Dari sekitar 130 pasien per hari, pasien Klinik Diabetes mendominasi. Divisi rekam medis memiliki peran yang vital. Divisi ini yang akan mendistribusikan rekam medis pasien, terutama pasien yang sudah pernah berobat di RSUP Dr. Sardjito sebelumnya. Jika pendistribusian rekam medis pasien terlambat sampai ke poliklinik, maka perawat dan/atau dokter yang akan memberikan layanan pemeriksaan akan membutuhkan waktu yang lama untuk menanggapi keluhan pasien tersebut. 3

4 Sebagaimana yang terdapat pada Tabel 1.1 di atas secara umum, ketiga poliklinik tersebut memiliki langkah layanan yang sama, sehingga untuk mengindari penelitian ganda, penelitian ini akan difokuskan pada satu poli, yaitu Poliklinik Penyakit Dalam (PPD) sebagai polikinik dengan jumlah pasien terbanyak. Pada Gambar 1.1 di bawah ini, PPD memiliki lebih dari pasien selama tahun 2014 dan meningkat menjadi pasien pada tahun 2015, disusul Poliklinik Jantung Terpadu (Poliklinik Jantung dan Poliklinik Jantung Perjanjian) dengan jumlah pasien mendekati pasien pada tahun 2014, dan naik menjadi pasien pada tahun Pada urutan ketiga, Poliklinik Mata melayani pasien dengan jumlah hampir sama dengan Poliklinik Jantung. Berikut rekapitulasi jumlah pasien ketiga poliklinik tersebut. Tabel 1.2: Rekapitulasi Jumlah Pasien Instalasi Rawat Jalan Tahun 2014 Rekapitulasi Jumlah Pasien Poliklinik, Instalasi Rawat Jalan (IRJ) Periode Januari s/d Desember Tahun 2014 No Poliklinik/Klinik Rata-rata per hari Rata-rata per bulan Total 1 Penyakit Dalam ,211 26,532 2 Mata ,589 19,07 3 Jantung ,637 19,645 Sumber: Laporan Kegiatan Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun Baik pada tahun 2014 maupun tahun 2015, PPD masih menjadi poli dengan jumlah pasien paling banyak seperti yang terdapat pada Tabel 1.2 di atas, rata-rata jumlah pasien PPD tahun 2014 per hari adalah 108,7 dan menjadi 130 pada tahun

5 Gambar 1.1: Rekapitulasi Jumlah Pasien Instalasi Rawat Jalan Tahun 2014 dan Tahun 2015 Sumber: Laporan Kegiatan Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2014 dan Tahun 2015, diolah. 5

6 Jumlah Pasien (jiwa) % Gambar 1.2: Peningkatan Jumlah Pasien Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Tahun 2014 dan Tahun 2015 Sumber: Laporan Kegiatan Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2014 dan Tahun 2015, diolah. Gambar 1.2 di atas menunjukkan peningkatan jumlah pasien PPD dari tahun 2014 hingga tahun 2015 yaitu terjadi peningkatan dengan persentase jumlah peningkatan 21%. RSUP DR. Sardjito Yogyakarta memiliki sekitar 24 Poliklinik di Instalasi Rawat Jalan (IRJ) dimana 3 diantaranya adalah poliklinik/klinik yang memiliki jumlah pasien paling banyak setiap harinya seperti yang terdapat pada Gambar 1.2 di atas. Pada Tabel 1.2 dan Tabel 1.3, PPD, Poiklinik Mata, dan Poliklinik Jantung memiliki jumlah pasien terbanyak dan kontribusi pendapatan yang besar pada kinerja IRJ. Tabel 1.3 di bawah ini menunjukkan jumlah kontribusi pendapatan dari poliklinik-poliklinik dengan jumlah pasien terbanyak, yaitu PPD, Poliklinik Mata 6

7 dan Poliklinik Jantung. Dari ketiga poli tersebut, Poliklinik Jantung adalah poli dengan kontribusi pendapatan terbesar. Tabel 1.3: Rekapitulasi Pendapatan Poliklinik dengan Pasien Terbanyak Tahun 2014 Rekapitulasi Kontribusi Pendapatan Poliklinik, Instalasi Rawat Jalan (IRJ) Periode Januari s/d Desember Tahun 2014 (Rp) No Poliklinik/Klinik Rata-rata per hari Rata-rata per bulan Total 1 Penyakit Dalam 12,177, ,386,816 2,956,641,790 2 Mata 12,444, ,034,603 3,036,415,240 3 Jantung 38,206, ,869,423 9,322,433,076 Sumber: Laporan Kegiatan Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, menyebutkan bahwa: 1) Waktu tunggu di rawat jalan 60 menit. 2) Kepuasan Pelanggan 90%. Sementara capaian waktu tunggu pasien dan tingkat kepuasan konsumen seperti yang terdapat dalam Laporan Kegiatan IRJ RSUP Dr. Sardjito tahun 2014 dan tahun 2105 adalah sebagai berikut: 1) Capaian waktu tunggu kurang dari 60 menit pada saat pemeriksaan Semester I (poliklinik) adalah 84,83%, sehingga target belum tercapai. Hal ini disebabakan oleh terlambatnya berkas catatan medis, kedatangan dokter residen dan/atau konsulen terlambat, dan rasio pasien. Sedangkan pada 7

8 tahun 2015, capaian indikator waktu tunggu pasien rawat jalan kurang dari 60 menit adalah 100%. 2) Pada tahun 2014, capaian waktu tunggu rawat jalan berdasarkan Kontrak Kerta Direktur adalah 55 menit dari target 75 menit, sedangkan pada Tahun 2015 capaian waktu tunggu pasien rawat jalan adalah 31,7 menit. 3) Kepuasan Pelanggan pada dokter adalah sebesar 81,78%, Perawat sebesar 78,96%, Adm. Poliklinik sebesar 80,51%, Loket Pendaftaran sebesar 79,58%, dan lain-lain sebesar 78,07%. Dalam studi pendahuluan, ditemukan hal yang cukup berbeda terkait waktu tunggu pasien di rawat jalan jika dibandingkan dengan laporan yang dirilis oleh IRJ, adapun temuan tersebut antara lain: 1) Jika Waktu Tunggu Pasien Rawat Jalan didefenisikan dari pasien mendaftar di loket pendaftaran hingga diperiksa dokter di ruang periksa poliklinik atau ketika pasien memasuki ruang poliklinik hingga keluar ruang poliklinik, maka sudah jelas target 60 menit tersebut tidak tercapai. Hal ini terlihat dari pantauan selama studi pendahuluan pada beberapa pasien yang memerlukan waktu lebih dari 3 jam untuk menyelesaikan perjalanan pemeriksaannya di IRJ. 2) Lembar kuesioner yang digunkan untuk menyurvei kepuasan pelanggan dilakukan tidak sepenuhnya. Lembar kuesioner tersebut diberikan dan diisi oleh pasien sebelum pasien menerima layanan dari dokter atau sesaat setelah pasien menerima layanan perawat. Sehingga pandangan pasien terhadap layanan dokter tidak tepat. 8

9 3) Di Klinik Diabetes, dokter residen sering meninggalkan pasiennya pada saat proses pemeriksaan berlangsung untuk menemui dokter konsulen Berdasarkan UU RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat (1), Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Selanjutnya pada ayat (3) disebutkan bahwa Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Tabel 1.4: Faktor-Faktor Konsumen Memilih Rumah Sakit Pemerintah Rumah Sakit Pemerintah Faktor yang merekomendasikan Faktor yang memutuskan berpindah Pelayanan 28% Pelayanan 28% Dokter 25% Dokter 27% Fasilitas 18% Fasilitas 26% Harga 18% Harga 19% Lokasi 11% Sumber: Dhetira et al. 2015, p. 54 Sebuah survey pada tahun 2014 yang dilakukan majalah SWA Indonesia bekerjasama dengan Onbee Marketing Research dengan melibatkan responden di kota Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Makassar, Denpasar dan Jabodetabek seperti yang terdapat pada Tabel 1.4 di atas, menunjukkan faktorfaktor yang menjadi pertimbangan pasien atau konsumen dalam memilih rumah sakit pemerintah (Djatmiko, 2015: 54). Sebanyak 28% memilih berdasarkan pelayanan, 25% responden memilih berdasarkan dokter, dan hanya 11% yang memilih rumah sakit pemerintah berdasarkan lokasi. Sedangkan terdapat faktor- 9

10 faktor yang mampu mempengaruhi seorang konsumen untuk berpindah, dimana pelayanan masih menjadi faktor kuat sebanyak 28%, disusul oleh faktor tenaga medis atau dokter sebanyak 27% dan harga yang hanya mampu mempengaruhi sebesar 19% atau menjadi faktor terkecil. Ketika telah diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 31 Desember 2015 kelak, persaingan bisnis dari berbagai industri akan semakin sengit. Salah-satu hal penting yang perlu dilakukan untuk bertahan dan memimpin persaingan bisnis adalah dengan memperhatikan tingkat kepuasan konsumen. Dalam pelayanan pada berbagai rumah sakit, memberikan tingkat kepuasan yang maksimal ke konsumen bukanlah perkara mudah. Hal ini karena rumah sakit termasuk sebagai perusahaan jasa, dimana produk atau output yang diberikan ke konsumen adalah gabungan dari hasil kerja berbagai pihak yang terlibat pada sebuah layanan. Karena banyaknya pihak yang terlibat secara personal pada setiap layanan untuk setiap pasien, dikhawatirkan terdapat potensi timbulnya hal-hal yang mengecewakan pasien. Misalnya dengan waktu tunggu pada saat mengambil nomor antrean untuk kemudian didata, atau terdapat sistem pendataan yang lama hingga masalah klasik seperti dokter yang datang terlambat ke lokasi atau klinik layanan atau bahkan penggunaan teknologi yang kurang menunjang hingga sumber daya yang kurang terampil. Hal-hal seperti ini sangat berpengaruh pada waktu tunggu pasien di IRJ. Sehingga rumah sakit perlu lebih efisien dan efektif dalam menjalankan kegiatan operasional layanannya, salah-satu caranya adalah dengan menghilangkan segala aktivitas yang tidak bernilai tambah di mata pasien. Hal ini bisa diperoleh salah- 10

11 satunya adalah dengan menerapkan sistem pelayanan dengan berdasarkan teori Lean Six Sigma Rumah Sakit. Metode Lean berasal dari Toyota Production System (TPS) yang berfokus untuk menciptakan nilai tambah dengan cara menghilangkan pemborosan (waste) dalam aktivitas produksinya. Dalam proses produksi tersebut, secara umum terdapat tujuh jenis waste yang dikenal dengan istilah TIMWOOD, yaitu Transportion, Inventory, Motion, Waiting, Overproduction, Overprocessing dan Defect. Lean adalah suatu upaya terus-menerus untuk menghilangkan pemborosan (waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk baik barang maupun jasa agar memberikan nilai kepada pelanggan (Gaspersz, 2007: 11). Lean berarti menggunakan sedikit waktu, uang, persediaan dan ruang untuk meningkatkan nilai dari perspektif pasien (Graban, 2009: 20). Lean yang diterapkan di keseluruhan perusahaan disebut lean enterprise, lean pada manufaktur disebut lean manufacturing, sedangkan yang diterapkan dalam rumah sakit disebut dengan lean hospital. Pada tahun 1990-an, perusahaan General Electric menjadi perusahaan yang turut mempopulerkan penerapan konsep Six Sigma, terutama yang kaitannya dengan melakukan perubahan proses bisnis manufaktur. Prinsip Six Sigma dapat digunakan untuk memperbaiki proses, menciptakan produk dan proses yang baik dan mengurangi berbagai variasi yang menyebabkan jeleknya kualitas produk maupun proses (Antony, 2011). Menurut George (2003: 21), Six Sigma untuk perusahaan jasa memiliki rumus Y = f(x1,x2,x3...) dimana Y adalah output dan X adalah variabel-variabel pembentuk fungsi Y tersebut. 11

12 Lean Six Sigma sebetulnya adalah konsep ilmu manajemen yang terpisah. Lean lebih mengedepankan sistem yang akan menghasilkan produk atau layanan dengan cepat (speed) sedangkan Six Sigma akan berfokus pada penciptaan produk atau layanan yang minim cacat/rusak (defect). Menurut George (2003: 6) Lean Six Sigma for Service adalah sebuah metode perbaikan bisnis yang memaksimalkan nilai pemegang saham (maximizing shareholder value) dengan mencapai tingkatan yang paling cepat dalam memperbaiki tingkat kepuasan konsumen, biaya, kualitas, kecepatan proses dan modal yang diinvestasikan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit disebutkan bahwa waktu tunggu pasien rawat jalan adalah tidak lebih dari 60 menit dengan indikator kepuasan konsumen/pasien mencapai 90%. Waktu tunggu pasien rawat jalan di RSUP Dr. Sardjito belum sesuai dengan standar pelayanan minimal rumah sakit. Jika hal ini terus dibiarkan, dikhawatirkan rumah sakit ini akan kalah bersaing terutama di era MEA kelak. Selain itu di PPD masih sering terjadi kesalahan dalam mendistribusikan pasien-pasien ke dokter yang sesuai. Masalah lainnya seperti seringnya dokter datang terlambat, masih terdapat dokter residen yang tidak terlalu menguasi bidang layanan, lambatnya penanganan dari perawat, kurangnya alat bantu operasional untuk tenaga medis dalam mengoperasikan layanan, hingga masalah sepert tata letak ruangan yang membingungkan pasien serta minimnya kesadaran manajemen akan layanan yang berorientasi pasien 12

13 menjadikan waktu tunggu pasien di IRJ menjadi lebih dari 60 menit bahkan mencapai 3 jam. Penelitian ini akan mengevaluasi berbagai tahapan layanan pada Klinik Diabetes di PPD dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas pelayanan tersebut serta melakukan perbaikan waktu tunggu pasien rawat jalan. Evaluasi dan perbaikan ini akan dilakukan berdasarkan teori Lean Six Sigma Rumah Sakit dengan pendekatan Pemetaan Aliran Nilai. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengambil judul Penerapan Lean Six Sigma Rumah Sakit Dengan Pendekatan Pemetaan Aliran Nilai Untuk Mengurangi Waktu Tunggu Pasien Klinik Diabetes Pada Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Di Yogyakarta. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Apa sajakah tahapan-tahapan layanan yang diberikan Poliklinik Penyakit Dalam kepada pasien Klinik Diaetes? 2. Apa sajakah aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam mengoperasikan masing-masing layanan kesehatan tersebut? 3. Berapa lama waktu rata-rata yang dibutuhkan bagi seorang pasien Klinik Diabetes dalam memperoleh layanan kesehatan? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengevaluasi tahapan-tahapan pelayanan pasien Klinik Diabetes di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito. 13

14 2. Untuk mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dalam mengoperasikan layanan kesehatan tersebut dan melakukan perbaikan. 3. Untuk mengidentifikasi jumlah waktu rata-rata yang dibutuhkan dan jumlah tenaga kerja yang dilibatkan dalam penyelesaian masing-masing tahapan layanan. 1.5 Manfaat Penelitian 1. RSUP Dr. Sardjito (IRJ) 1.1 Sebagai acuan dalam menetapkan strategi pelayanan yang Lean dan Six Sigma. 1.2 Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas layanan berbasis Lean Six Sigma dan meningkatkan kepuasan konsumen dengan memperpendek waktu tunggu pasien. 1.3 Sebagai salah-satu solusi untuk mempersiapkan perusahaan dalam menghadapi persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN. 2. Akademik 2.1 Menambah wawasan dalam penerapan teori Lean dan Six Sigma pada manajemen operasional khususnya di industri jasa. 2.2 Menambah daftar penelitian sehingga menjadi sumber referensi ilmu terkait aplikasi Lean Six Sigma pada industri jasa dengan pendekatan Pemetaan Aliran Nilai. 3. Peneliti 3.1 Sarana untuk mengaplikasikan teori dan pengetahuan selama kuliah. 14

15 1.6 Batasan Penelitian Dengan alasan waktu dan sumber daya, peneliti menetapkan batasan penelitian sebagai berikut: 1. Objek penelitian adalah pasien Klinik Diabetes di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 2. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 2.1 Laporan Kinerja Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2014 dan tahun 2015 yaitu jumlah pasien, jumlah tenaga kerja, capaian waktu tunggu, capaian kepuasan konsumen, dan definisi waktu tunggu. 2.2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. 1.7 Sistematika Penulisan Tesis 1. Bab 1: Pendahuluan Bab ini akan memuat latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta susunan penelitian. 2. Bab II: Tinjauan Pustaka Bab ini akan memuat tinjauan pustaka, yaitu yang berkaitan dengan teori Lean Six Sigma (manufkatur, jasa, dan rumah sakit) dan Pemetaan Aliran Nilai, dan Waktu Tunggu. 3. Bab III: Metode Penelitian 15

16 Bab ini akan memuat metode penelitian yang digunakan serta profil perusahaan yang diteliti yaitu RSUP Dr. Sardjito. 4. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini akan memaparkan hasil penelitian dan analisis Lean Six Sigma, termasuk delapan jenis pemborosan dan bentuk Pemataan Aliran Nilai Saat Ini dan Pemetaan Aliran Nilai Untuk Masa Yang Akan Datang. 5. Bab V: Simpulan dan Saran Bab ini memuat simpulan dan saran, termasuk dampak manajerial. 16

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Perusahaan jasa layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan dari masyarakat, persaingan antara rumah sakit semakin meningkat. Oleh karena itu setiap rumah sakit harus dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan mengenai pendahuluan pembuatan laporan tugas akhir. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan batasan masalah penelitian serta sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk masyarakat, dimana pasien dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang diinginkan, yang meliputi pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat untuk tetap bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari. Berbagai macam sarana pelayanan kesehatan telah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenkes RI menyatakan mutu pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian dari rantai pelayanan kesehatan tidak terlepas dari tanggung jawab memberikan pelayanan gawat darurat. Di dalam PERMENKES RI Nomor:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana prasarana yang menyediakan pelayanan bersifat preventif, promotif dan rehabilitatif yang saling berhubungan, padat pakar, dan dibangun

Lebih terperinci

masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak.

masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan ditujukan untuk peningkatan kualitas pelayanan, pemerataan dan jangkauan pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan masyarakat perlu terus ditingkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menempatkan dokter dalam peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menempatkan dokter dalam peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola hubungan dokter dan pasien telah mengalami pergeseran dari zaman ke zaman. Hubungan antara dokter dan pasien yang dulunya menganut pola paternalistik berubah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu industri jasa kesehatan. Departemen Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan, yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional adalah perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan menjadi salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud

Lebih terperinci

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai tenaga medik, keperawatan, penunjang medik dan rujukan, pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi akan memberikan dampak negatif berupa kesenjangan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi akan memberikan dampak negatif berupa kesenjangan derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dampak globalisasi terhadap kesehatan sangat kompleks. Dampak bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung misalnya efek terhadap harga obat-obatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang jasa yang bergerak dalam bidang pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersamasama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan pasien memiliki hubungan yang erat dengan kualitas. Kualitas memberikan dorongan atau motivasi untuk menjalin ikatan pasien dengan rumah sakit. Adanya ikatan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini. Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi serta peningkatan

Lebih terperinci

KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) DI AKPER YKY

KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) DI AKPER YKY KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) DI AKPER YKY Rahmita Nuril Amalia 1, Dwi Juwartini 2, Yayang Harigustian 3 1, 2, 3 Staff Dosen Keperawatan Komunitas Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kasehatan mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit lembaga yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen Rumah Sakit pada dasarnya terdiri atas manajemen medis / profesi yang berupa pengelolaan pelayanan medis dan manajemen non medis yang berupa pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Melayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit pada era globalisasi berkembang sebagai industri padat karya, padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan Sumber Daya

Lebih terperinci

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata-1 pada Jurusan Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan adalah setiap jenis kegiatan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan, guna mewujudkan derajat kesehatan optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia yang dimiliki oleh manusia di dunia. Negara Republik Indonesia menjamin kesehatan sebagai salah satu hak bagi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lainnya yang diberikan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau sikap umum terhadap perbedaan penghargaan yang diterima dan yang seharusnya diterima. Kepuasan kerja dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2012) memprediksi, akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2012) memprediksi, akan terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan yang dihadapi di bidang jasa kesehatan selalu berkembang, seperti meningkatnya jumlah penderita penyakit degeneratif termasuk didalamnya penyakit kanker.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu sistem atau bagian yang integral

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu sistem atau bagian yang integral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan suatu sistem atau bagian yang integral dari sistem pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupaan salah satu kebutuhan dasar masyarakat, maka kesehatan adalah hak bagi setiap warga masyarakat yang dilindungi Undang- Undang Dasar. Setiap negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan pelayanan spesialistik,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan pelayanan spesialistik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan pelayanan spesialistik, pelayanan medis dan pelayanan perawatan terus menerus untuk diagnose dan pengobatan oleh para staf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan 7 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan suatu institusi di mana segenap lapisan masyarakat bisa datang untuk memperoleh upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Upaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang kurangnya sama dengan apa yang diharapkan (Kotler & Amstrong, 1997).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan keperawatan merupakan komponen penting dalam sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada klien. Mutu sendiri merupakan kemampuan dari suatu produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu organisasi baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta, baik yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat pada umumnya semakin sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Rumah Sakit Jiwa Tahun 1935 didirikan Doorgangshuizen Voor Krankzinnigen (Rumah Sakit Jiwa) di Glugur sebagai Rumah Sakit Jiwa yang kelima di Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Setiap pasien yang mengunjungi suatu unit pelayanan kesehatan tentu mempunyai keinginan atau harapan untuk mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 111 PROSES PELAKSANAAN MAGANG

BAB 111 PROSES PELAKSANAAN MAGANG 30 BAB 111 PROSES PELAKSANAAN MAGANG A. Persiapan Magang Magang adalah kegiatan intrakulikuler yang merupakan wahana bagi saya untuk memahami berbagai kegiatan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu pembangunan nasional merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base Groups) digunakan untuk proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, Indonesia akan memasuki ASEAN Community. Pergerakan bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, Indonesia akan memasuki ASEAN Community. Pergerakan bebas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada tahun 2015, Indonesia akan memasuki ASEAN Community. Pergerakan bebas dari barang-barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan kebebasan arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 269/MenKes/Per/III/2008 pasal 1 rekam medis yaitu berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat profesi dan padat modal. Agar Rumah Sakit dapat melaksanakan fusngsi dengan baik, maka di rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi pada saat ini, kesehatan merupakan suatu unsur yang paling penting di dalam kehidupan manusia. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 1173 Tahun 2004 Tentang Rumah Sakit Gigi. dan Mulut (RSGM) pasal 1 ayat 1, RSGM adalah sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 1173 Tahun 2004 Tentang Rumah Sakit Gigi. dan Mulut (RSGM) pasal 1 ayat 1, RSGM adalah sarana pelayanan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL N o Indikator Standar Dimensi Input/Proses /Output Manajeria l/klinis 1 Kepatuhan 90% Efektifitas Proses Klinis terhadap clinical pathways

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), harus dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia menurut Undang Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang setinggi tingginya untuk seluruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan informasi disemua sektor kehidupan termasuk di bidang pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan informasi disemua sektor kehidupan termasuk di bidang pelayanan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di era globalisasi mengakibatkan terjadinya peningkatan kebutuhan informasi disemua sektor kehidupan termasuk di bidang pelayanan kesehatan. Seiring

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam mempercepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki populasi yang cukup padat. Sebagaimana negara berkembang pada umumnya, permasalahan ekonomi sering menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Definisi Rumah Sakit a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi Gawat Darurat merupakan instalasi yang paling sibuk di rumah sakit. IGD sebagai unit pertama yang akan menangani pasien dalam kondisi darurat sehingga dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) Didirikan pada 1995, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang bertujuan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri percetakan adalah salah satu industri yang selalu berhubungan dengan gambar dan tulisan untuk dijadikan sebuah hardcopy. Semakin berkembangnya zaman, industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkatnya pula tuntutan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional untuk memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam Undang-Undang No. 36 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini peningkatan kualitas dan produktivitas kerja sebagai salah satu aspek kinerja yang menjadi tantangan bagi dunia bisnis dan industri tidak bisa ditunda apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsabangsa di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan medis semakin meningkat, sehingga masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah sakit. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tersebut sudah mulai terlihat di Bali. namun disebabkan juga oleh faktor pendatang dari luar Pulau Bali.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tersebut sudah mulai terlihat di Bali. namun disebabkan juga oleh faktor pendatang dari luar Pulau Bali. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri kesehatan dewasa ini terus mengalami pertumbuhan yang pesat, dan salah satu akomodasi pelayanan kesehatan tersebut adalah rumah sakit baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SDM di bidang kesehatan dan non-kesehatan sangat berpengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. SDM di bidang kesehatan dan non-kesehatan sangat berpengaruh dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi sarat dengan persaingan. Sumber daya manusia (SDM) memiliki peranan penting dalam pelayanan kesehatan yang berkualitas. Peranan SDM di bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan mengalami perubahan yang cepat perkembangannya, dari yang berfungsi sebagai rumah sakit sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesehatan adalah merupakan hak dan investasi bagi semua warga negara Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA ASKES DAN PASIEN UMUM DALAM MENERIMA KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATANDI INSTALANSI RAWAT INAP KELAS II RSUD PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL MUFLIH INTISARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atau

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di segala bidang mempunyai dampak yang luas terhadap perkembangan sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat. Dengan semakin majunya pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap penduduk yang hidup

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap penduduk yang hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap penduduk yang hidup di dunia ini, dan pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut baik kesehatan fisik maupun mental.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam Pasal 3 menyatakan bahwa Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Rumah sakit adalah sebuah institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan dengan tujuan memperbaiki kesehatan seluruh lapisan masyarakat dengan meliputi pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Semua orang menginginkan kesehatan karena kesehatan dinilai sangat berharga dan mahal. Untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan. Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur dengan jenis industri barang dari kayu saat ini semakin pesat sehingga membuat persaingan setiap pelaku industri manufaktur dengan

Lebih terperinci

INTERNAL SERVICE PROJECT

INTERNAL SERVICE PROJECT PERSI AWARD 2012 DOKTER TEPAT WAKTU PASIEN SENANG INTERNAL SERVICE PROJECT RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH DOKTER DATANG TEPAT WAKTU PASIEN SENANG i ABSTRAK Salah satu faktor yang cukup mempengaruhi

Lebih terperinci

Volume VII Nomor 1, Februari 2017 ISSN: Latar Belakang

Volume VII Nomor 1, Februari 2017 ISSN: Latar Belakang PENDAHULUAN ANALISIS WAKTU TUNGGU PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT Eva Rusdianah (Prodi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Instalasi farmasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dalam industri manufakatur kini semakin meningkat, membuat persaingan indsutri manufaktur pun semakin ketat. Di Indonesia sendiri harus bersiap mengahadapi

Lebih terperinci