Oleh: Giyat Sukarti SDN 3 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: Giyat Sukarti SDN 3 Sumberingin, Karangan, Trenggalek"

Transkripsi

1 32 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE KOOPERATIF MODEL STAD BIDANG STUDI IPS MATERI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN PADA SISWA KELAS V DI SDN 3 SUMBERINGIN KECAMATAN KARANGAN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2014/2015 Oleh: Giyat Sukarti SDN 3 Sumberingin, Karangan, Trenggalek Abstrak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SDN 3 Sumberingin melalui pembelajaran Kooperatif model STAD pada bidang studi IPS. Metode kooperatif STAD merupakan pendekatan pembelajaran yang paling sederhana. Siswa dalam satu kelas di pecah menjadi kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok harus heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan berasal dari berbagai suku serta memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 yang dilaksanakan dalam bulan Pebruari sampai bulan Maret 2015 pada bidang studi IPS materi pembelajaran peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas V Semester II SDN 3 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 yang kelasnya berjumlah 14 siswa.dari hasil data selama penelitian ini berlangsung prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan model belajar Diskusi menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada siswa Kelas V SDN 3 Sumberingin sebelum siklus: 71,43 dengan ketuntasan 57,14%, siklus I: 72,14 dengan ketuntasan 71,43% dan siklus II: 89,29 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 92,86%. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa Kelas V Semester II SDN 3 Sumberingin Tahun 2014/2015. Kata Kunci: Kooperatif model STAD, IPS, Prestasi Belajar Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan mengajar yang efektif. Menurut Winarno Surahmad dalam bukunya Metodologi Pembelajaran Nasional dituliskan: "Perbuatan belajar mengandung semacam perubahan diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar. Perubahan ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu kebiasaan, suatu sikap, suatu pengertian atau penelitian". (Winarno Surahmad, 2005, hal. 8). Menurut ilmu Jiwa, daya belajar adalah usaha melatih daya-daya itu agar berkembang, sehingga orang dapat berfikir, mengingat dan sebagainya. Menurut ilmu jiwa: asosiasi Belajar adalah membentuk hubungan stimulasi agar berkaitan". (Demar Hamalik2 006, hal. 30).

2 Giyati Sukarti, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dari pernyataan dan ahli di atas dapat disimpulkan, dengan belajar dapat terjadi perubahan dalam diri seseorang, perubahan ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, kebiasaan, sikap pengertian dan keterampilan berfikir cepat menganalisa situasi, tekun menghadapi situasi yang sulit dan dapat mengambil keputusan dengan tepat. Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen yaitu peserta didik (siswa), pendidik (guru), tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi. Tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti perubahan secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over behavior) yang dapat diamati melalui alat indra oleh orang lain baik tutur katanya, motoric, dan gaya hidupnya. Tujuan pembelajaran yang diinginkan tentu yang optimal, untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik, salah satu diantaranya yang menurut penulis penting adalah metodologi mengajar. Mengajar merupakan istilah kunci yang hampir tak pernah luput dari pembahasan mengenai pendidikan karena keeratan hubungan antara keduanya. Dalam kegiatan belajar mengajar banyak metode yang biasa dipakai oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada anak didiknya. Dari sekian banyak metode tidak ada metode yang paling baik, begitu sebaliknya juga tidak ada metode yang paling buruk. Metode yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran dinamakan dengan metode pengajaran. Masing-masing metode pengajaran selalu mempenyai kekurangan maupun kelebihan. Kekurangan maupun kelebihan itu sendiri disamping menjadi karakter khusus dari metode itu sendiri, juga kekurangan maupun kelebihan metode pengajaran itu sangat ditentukan oleh factor lain, yaitu audience atau objek yang dikenai metode itu, bias pula jenis mata pelajaran yang diajarkan. Mengingat karakter maupun jenis informasi yang dimilki oleh setiap mata pelajaran itu tidak sama, maka tidak ada satu metode yang baik untuk semua mata pelajaran. Demikian pula tidak ada metode yang buruk untuk semua mata pelajaran. Karena itu bisa jadi metode pengajaran tertentu sangat baik untuk pelajaran itu pula, demikian seterusnya. Selanjutnya yang menjadi persoalan adalah belum adanya hasil penelitian yang menyatakan bahwa untuk metode tertentu sangat baik untuk mata pelajaran tertentu, demikian sebaliknya jangan menggunakan metode itu, karena sangat tidak tepat untuk mata pelajaran itu. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/ MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggungjawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

3 34 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (b) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir kritis dan logis, rasa ingin tahu, inkuiri; (c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik di tingkat lokal, nasional, dan global. Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (a) Manusia, tempat, dan lingkungan; (b) Waktu, keberlanjutan dan perubahan; (c) Sistem sosial dan budaya; (d) Perilaku Ekonomi dan kesejahteraan. Selama ini ada beberapa masalah yang menyebabkan sebagian besar siswa tidak menyukai mata pelajaran IPS diantaranya: (1) Siswa mengganggap pelajaran IPS kurang menarik dan kurang bermakna, (2) Komunikasi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPS masih berjalan satu arah, (3) sebagian guru kurang tepat dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dan (4) sebagian guru belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. STAD (Student Teams Achievement Divisions) merupakan pendekatan pembelajaran yang paling sederhana. Siswa dalam satu kelas di pecah menjadi kelompokkelompok dengan anggota 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen, terdiri dari lakilaki dan perempuan berasal dari berbagai suku serta memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Model STAD dapat digunakan untuk menyalurkan bahan pembelajaran sehingga dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada akhirnya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Model pembelajaran STAD termasuk model pembelajaran kooperatif. Semua model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatifsiswa didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuan model pembelajaran kooperaif adalah prestasi belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial. Pengertian Model Belajar Tipe STAD oleh para ahli antara lain: (1) Menurut Robert L. Cilstrap dan William R. Martin (2008:242) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil,yaitu antara 4-5 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen); (2) Johnson (dalam Etin Solihatin, 2005: 4) menyatakan bahwa: pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama; (3) Slavin mengemukakan dua alasan bahwa: pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memper-

4 Giyati Sukarti, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa baiki pembelajaran selama ini. Pertama, beberapa penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat menngkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain,serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar, berfikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan (Slavin, 2015:202). Prinsip Pembelajaran kooperatif, yaitu: (a) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya; (b) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama; (c) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya; (d) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi; (e) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya; (f) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Masih menurut Nur dalam Chotimah (2007), ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut: (a) Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai; (b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbedabeda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender; (c) Penghargaan menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu. Langkah-langkah model pembelajaran STAD dapat dilihat pada Tabel 1 seperti berikut. Tabel 1 Enam Langkah Model Pembelajaran STAD Langkah Indikator Tingkah laku guru 1 Menyampaikan tujuan dan Memotivasi siswa 2 Menyajikan informasi 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar 4 Membimbing kelompok belajar Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa Guru menyajikan informasi kepada siswa Guru menginformasikan pengelompokkan Siswa Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok-kelompok belajar 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan 6 Memberikan penghargaan Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok Model pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan temantemannya di Universitas John Hopkins. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri atas laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui diskusi dan kuis. Sintaks model Pembelajaran STAD dalam Chotimah (2007) antara lain: (a) Guru

5 36 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen; (b) Guru menyajikan pelajaran; (c) Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggotaanggota kelompok; (d) Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti; (e) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu; (f) Guru memberi penghargaan (rewards) kepada kelompok yang memiliki nilai/pointer tinggi; (g) Guru memberikan evaluasi; (h) Penutup. Kelebihan model pembelajaran Kooperatif STAD menurut Davidson (dalam Nurasma,2006:26): (a) Meningkatkan kecakapan individu; (b) Meningkatkan kecakapan kelompok; (c) Meningkatkan komitmen; (d) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya; (e) Tidak bersifat kompetitif; (f) Tidak memiliki rasa dendam. Kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD menurut Slavin (dalam Nurasma 2006:2007) yaitu konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang. Dalam proses belajar mengajar guru sebagai pelaksana pengajaran harus dapat menciptakan kondisi yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Dengan demikian diharapkan terjadi interaksi antara guru dan siswa yang pada umumnya akan merasa mendapat motivasi yang tinggi apabila guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Selain itu siswa akan lebih memahami dan mengerti konsep-konsep fisika secara benar. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara konsisten baik bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, dan resistensi (daya lekat) terhadap materi pelajaran menjadi lebih panjang (Ellyana, 2007). Pembelajaan kooperatif yang dikemas dalam kegiatan pembelajaran yang bervariasi dengan model STAD dapat menumbuhkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Pengajaran fisika yang disajikan dengan model pembelajaran STAD memungkinkan untuk memberikan pengalaman-pengalaman sosial sebab mereka akan bertanggung jawab pada diri sendiri dan anggota kelompoknya. Keberhasilan anggota kelompok merupakan tugas bersama. Dalam pembelajaran STAD ini anggota kelompok berasal dari tingkat prestasi yang berbeda-beda, sehingga melatih siswa untuk bertoleransi atas perbedaan dan kesadaran akan perbedaan. Disamping itu pembelajaran yang disajikan dengan model STAD akan melatih siswa untuk menceriterakan, menulis secara benar apa yang diteliti dan diamati. Apabila ditinjau dari proses pelaksanaannya, kegiatan model pembelajaran STAD lebih membawa siswa untuk memahami materi yang disajikan oleh guru, karena siswa aktif dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian di atas, pengajaran fisika yang disajikan dengan dengan penerapan model pembelajaran STAD akan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggaalek Tahun 2014/2015 yang dilaksanakan dalam bulan Pebruari sampai bulan Maret 2015 pada bidang studi IPS materi pembelajaran Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

6 Giyati Sukarti, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Siswa Kelas V Semester II SDN 3 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 yang kelasnya berjumlah 10 siswa. Dalam menyiapkan penelitian tindakan kelas ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mengubah formasi tempat duduk dan bangku siswa menurut model yang ada pada penelitian tindakan; (2) Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku paket keluaran terbaru dari Depdiknas; (3) Mengajak seorang mitra guru untuk menjadi pengamat sekaligus kolaborator dalam penilaian. Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing meliputi: planning (perencanaan), action (pelaksanaan), observation (pengamatan) dan replection (refleksi). Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus I direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan Metode kooperatif dalam proses pembelajaran. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 3 Sumberingin kecamatan Karangan Trenggalek tahun 2014/2015 semester II yang berjumlah 14 siswa. Peneliti memilih siswa kelas V dikarenakan peneliti adalah salah satu guru pengajar yang diberi tugas mengajar kelas V di SDN 3 Sumberingin Kecamatan Karangan Trenggalek. Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi; (2) Lembar Tertulis; (3) Dokumen Siswa; (4) Lembar Angket; (5) Daftar nilai. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif, baik yang bersifat linear (mengalir) maupun yang bersifat sirkuler. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkahlangkah berikut: (1) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan; (2) Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan pengklasifikasian; (3) Menyimpulkan dan memverifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus Peneliti bersama kolaborator penelitian mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas V SDN 3 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggaalek yaitu tentang rendahnya nilai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Indikasi ini terlihat dari hasil ulangan harian siswa yang terus merosot. Untuk itu peneliti berupaya untuk memperbaiki pembelajaran IPS di Kelas V dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif model STAD. Sebagai perbandingan hasil prestasi belajar siswa maka akan ditampilkan data nilai siswa prasiklus pada Tabel 2 berikut.

7 38 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 Tabel 2. Tabel Nilai Siswa Prasiklus no nilai (n) frekuensi (f) n x f persentase keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas jumlah Berdasarkan data hasil prasikus diatas nilai siswa yang mencapai nilai 80 adalah 8 siswa sedangkan siswa yang mencapai nilai 70 adalah 1 orang, yang mencapai nilai 60 adalah 4 siswa sedangkan nilai 50 sebanyak 1 orang sedangkan untuk nilai rata-rata satu kelas mencapai 71,43 dengan ketuntasan sebesar 57,14% untuk lebih jelasnya tabel prestasi belajar pada pra siklus terdapat pada lampiran. Siklus Pertama Perencanaan (Planning) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah: (1) Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu satuan pelajaran dan rencana pembelajaran yang meliputi: definisi pokok bahasan, penjabaran pokok bahasan, penerapan pokok bahasan pada kelas atau kehidupan she ari-hari dan yang memuat soal-soal; (2) Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket minat siswa dan catatan lapangan; (3) Peneliti mempersiapkan alat tes; (4) Peneliti membuat perangkat sistem penilaian; (5) Peneliti menyusun jadwal penelitian, yang diadopsi dari jadwal pelajaran IPS di Kelas V. Pelaksanaan (Action) Pertemuan I, terdiri dari: (1) Kegiatan Awal, meliputi: (a) Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama; (b) Guru mulai mengabsen siswa; (c) Guru menyampaikan metode metode pembelajaran yang akan diterapkan. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru menyampaikan materi yang akan dibahas; (b) Guru membentuk kelompok secara heterogen; (c) Guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok; (d) Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok; (e) Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswatentang materi proklamasi; (f) Melaporkan hasil diskusi; (g) Bersama guru menyimpulkan hasil kelompok; (h) Mengerjakan soal tes tulis mandiri. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Tanya jawab sesuai materi secara lisan; (b) Tindak lanjut memberikan tugas rumah. Pertemuan 2, terdiri dari: (1) Kegiatan Awal, meliputi: (a) Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama; (b) Guru mulai mengabsen siswa; (c) Guru membahas hasil pekerjaan rumah siswa; (d) Guru menanyakan kembali materi yang disampaikan pada pertemuan I. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru melanjutkan menjelaskan kembali secara singkat mengenai negara; (b) Guru membentuk kelompok secara heterogen yang berbeda pada siklus I; (c) Guru memberikan tugas kelompok pada masing-masing siswa; (d) Guru membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran kelompok; (e) Guru melakukan evaluasi pada hasil diskusi kelompok; (f) Guru meminta salah satu siswa menyampikan hasil diskusi kelompoknya; (g) Guru membantu siswa dalam menyimpulkan materi proklamasi; (h) Untuk mengetahui hasil prestasi siswa guru meminta beberapa siswa mengerjakan soal

8 Giyati Sukarti, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di papan tulis. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Tanya jawab sesuai materi secara lisan; (b) Mengumumkan akan diadakan ulangan pada pertemuan berikutnya. Pengamatan (Observation) Hasil tes akhir pembelajaran menujukkan peningkatan prestasi belajar siklus ke siklus I untuk mengetahui berapa jumlah siswa yang tuntas dan yang belum tuntas akan ditajukkan pada Tabel 3. Berdasarkan data Tabel 3 dapat diketahui bahwa dengan jumlah siswa 14 siswa yang tuntas terdapat 4 siswa sedangkan yang belum tuntas sebanyak 3 siswa nilai tertinggi pada siklus I yaitu sebesar 80 dan nilai terendah sebesar 50. Pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 72,14 dengan ketuntasan 71,43% hasil ini masih belum memenuhi ketuntasan dan nilai rata-rata yang peneliti harapkan yaitu dengan nilai rata-rata 75 dan ketuntasan 85% maka dari itu perlu diadakan penelitian lanjutan pada siklus II. Refleksi Berdasarkan hasil pantauan guru peneliti dan guru pengamat maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meskipun belum efektif; (b) Guru peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan yang timbul saat proses pembelajaran; (c) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu permasalahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain. Dengan belum efektifnya tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dalam menerapkan model pembelajaran Kooperatif maka pencapaian prestasi belajar siswa belum maksimal, yaitu hanya memperoleh nilai rata-rata sebesar 72,14 dengan tingkat daya serap siswa sebesar 71,43%. Untuk itu masih diperlukan lagi tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Siklus Kedua Perencanaan (Planning) Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka guru melakukan tindakan untuk siklus II, diantaranya adalah: (a) Pada siklus ini diberi perubahan tindakan pada pelaksanaan pembelajaran semua kelompok berkewajiban untuk menjelaskan pokok bahasan yang menjadi bahasan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah adanya anggota kelompok yang kurang aktif. Pembelajaran dilakukan oleh semua anggota secara bergiliran; (b) Kegiatan pembelajaran tidak diarahkan secara rinci namun setiap kelompok diberi kebebasan untuk melakukan pembelajaran dengan tujuan jelas. Tabel 3. Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I no nilai (n) frekuensi (f) n x f persentase keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas tuntas jumlah Tabel 4. Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II no nilai (n) frekuensi (f) n x f persentase keterangan Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas jumlah

9 40 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 Pelaksanaan (Action) Pertemuan 1, terdiri dari: (1) Pendahuluan, meliputi: (a) Guru membuka pembeljaaran dengan berdoa bersama; (b) Guru mulai mengabsen siswa; (c) Menyanyi lagu hari merdeka; (d) Tanya jawab tentang peristiwa sekitar proklamasi. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru menginformasikan materi pembelajaran tentang peristiwa sekitar proklamasi; (b) Guru membentuk kelompok-kelompok dalam kelas, yang mana setiap kelompok terdiri dari 2 anak. Pengelompokan dilakukan bersama teman sebangku; (c) Guru memberikan tugas kelompok; (d) Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompok; (e) Guru melakukan evaluasi mengenai hasil pekerjaan siswa; (f) Siswa melaporkan hasil diskusi; (g) Siswa bersam guru menyimpulkan hasil diskusi; (h) Untuk mengevaluasi kepahaman siswa guru meminta beberapa siswa secara bergiliran mengerjakan sola di papan tulis. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Pemajangan hasil tes; (b) Penegasan catatan siswa. Pertemuan 2, terdiri dari: (1) Pendahuluan, meliputi: (a) Guru membuka pembelajaran dengan berdoa bersama; (b) Guru mulai mengabsen siswa; (c) Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa mengulang materi pada pertemuan pertama; (d) Guru memerankan tokoh proklamator Ir. Soekarno ketika membacakan teks proklamasi. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru meminta siswa nerkumpul bersama teman kelompoknya yang terdiri dari 2 orang yang dipilih secara acak oleh guru; (b) Siswa mencermati buku sumber tentang beberapa tokoh pahlawan nasional pada masa kemerdekaan; (c) Guru meminta siswa secara berkelompok untuk berdiskusi mengisi lembar kerja yang telah disiapkan; (d) Guru meminta kelompok terpilih untuk membacakan hasil kerja kelompok siswa yang lain menambah atau menyempurnakan; (e) Secara klasikal mencatat cara-cara menghargai dan mengenang jasa para pahlawan. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: Memajangkan hasil diskusi kelompok. Pengamatan (Observation) Berdasarkan hasil peningkatan prestasi belajar pada tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai nilai 100 sebanyak 5 siswa, siswa yang mencapai nilai 90 adalah 4 siswa, siswa yang mencapai nilai 80 adalah 4 siswa sedangkan siswa yang mendapat nilai rendah yitu 70 adalah 1 siswa dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahawa jumlah siswa yang tuntasn mencapai 13 siswa. Pada kegiatan pembelajaran siklus II ini nilai rata-rata siswa sudah mencapai prestasi yang diharapkan peneliti yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 89,29 dengan ketuntasan 92,86% untuk lebih jelasnya tabel peningkatan prestasi siswa terdapat pada lampiran. Refleksi Dari hasil pengamatan guru peneliti dan guru pengamat pada siklus II dapat dihasilkan sebagai berikut: (a) Semua tindakan yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar; (b) Siswa terlatih untuk mengerjakan soal-soal latihan yang berkaitan dengan materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan. Dengan terlaksananya model pembelajaran Kooperatif dengan baik maka pencapaian prestasi belajar siswa dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 89,29 dan daya serap siswa mencapai

10 Giyati Sukarti, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ,86%. Dengan demikian maka penelitian ini berakhir pada siklus II. Dari hasil data selama penelitian ini berlangsung prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan model belajar kooperatif STAD menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada siswa Kelas V SDN 3 Sumberingin tahun 2014/2015 semester II sebelum siklus: 71,43 dengan ketuntasan 57,14%, siklus I: 72,14 dengan ketuntasan 71,43% dan siklus II: 89,29 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 92,86%. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa Kelas V Semester II SDN 3 Sumberingin Tahun 2014/2015, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian yang berhasil. Berikut adalah tabel nilai rata-rata siswa dan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai siklus II: Tabel 5. Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Siswa RATA-RATA KETUNTASAN Sebelum Siklus Siklus I Siklus II Untuk dapat lebih jelasnya dalam peningkatan prestasi belajar ini peneliti sajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut: PENUTUP Kesimpulan Dalam dalam pembelajaran IPS di Kelas V SDN 3 Sumberingin peneliti menggunakan model belajar diskusi. Melalui model belajar ini peneliti berusaha untuk melibatkan siswa dalam membangun pengetahuan dan pemahamannya. Peneliti dalam pembelajaran berusaha menjadi fasilitator dalam pembelajaran secara merata baik dalamkegiatan diskusi kelompok maupun kegiatan presentasi. Dari hasil data selama penelitian ini berlangsung prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan model belajar Kooperatif STAD menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada siswa Kelas V SDN 3 Sumberingin sebelum siklus: 71,43 dengan ketuntasan 57,14%, siklus I: 72,14 dengan ketuntasan 71,43% dan siklus II: 89,29 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 92,86%. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa Kelas V Semester II SDN 3 Sumberingin Tahun 2014/2015, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian yang berhasil. Gambar 1. Peningkatan Hasil Prestasi Belajar Siswa

11 42 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 Saran DAFTAR RUJUKAN Chotimah Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Gramedia. Demar, Hamalik Ilmu Jiwa. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta Elyana Diagnostik Rongen. Jakarta: Erlangga Etin Solihatin Belajar Aktif IPS, Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. Penerapan metode kooperatif dalam pembelajaran IPS yang telah diuraikan di atas, hendaknya guru dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh tenaga guru lainnya. Perpustakaan sekolah agar mengusahakan keberadaan buku-buku bacaan populer yang ada sangkut pautnya dengan IPS. Nurasma Panduan Menghadapi Ulangan Harian. Solo. Robert L. Cilstrap dan William R. Martin Pengertian Pembelajaran kooperatif, Remaja Rosdakarya, Bandung. Slavin Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. Winarno Surahmad Metodologi Pembelajaran. Jakarta Gramedia.

Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung

Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung 100 Sulastri, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS... PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI DISKUSI DAN EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS V SDN 02 SEMBON KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER

Lebih terperinci

Model Pembelajaran STUDENT TEAMS- ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Model Pembelajaran STUDENT TEAMS- ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) Model Pembelajaran STUDENT TEAMS- ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) Model pembelajaran STAD termasuk model pembelajaran kooperatif. Semua model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas,

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION Indayani, Peningkatan Prestasi Belajar pada Bidang Studi IPS... 67 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 1 KEDUNGSIGIT TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 1 KEDUNGSIGIT TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN Budianto, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS... 19 PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 1 KEDUNGSIGIT TRENGGALEK SEMESTER

Lebih terperinci

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek 24 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II 124 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II Oleh: Sri

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI DISKUSI SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI 2 BULUS KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG PADA BIDANG STUDI IPS TAHUN

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI DISKUSI SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI 2 BULUS KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG PADA BIDANG STUDI IPS TAHUN 64 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI DISKUSI SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI 2 BULUS KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG PADA BIDANG STUDI

Lebih terperinci

Kelompok Materi : Materi Pokok

Kelompok Materi : Materi Pokok Silabus Pelatihan Silabus Pelatihan Kelompok Materi : Materi Pokok 87 Materi Pelatihan Alokasi Waktu :. d. Inspirasi Pembelajaran melalui Tayangan Video : JP (90 menit) No Kompetensi Uraian Materi Kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. standar kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB 1 PENDAHULUAN. standar kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah. Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang sifatnya terpadu dari sejumlah mata pelajaran. Menurut menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang

Lebih terperinci

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek 114 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN BAGIAN TUMBUHAN MELALUI METODE KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 3 MALASAN KECAMATAN

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang Bambang Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Oleh: Andjar Rukmini UPTD SMKN 3 Boyolangu, Tulungagung

Oleh: Andjar Rukmini UPTD SMKN 3 Boyolangu, Tulungagung Andjar Rukmini, Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi Kewirausahaan... 1 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI KEWIRAUSAHAAN MENERAPKAN MODEL BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS XII TKR 3 UPTD

Lebih terperinci

Oleh: Sumirah SDN I Karanganyar, Gandusari, Trenggalek

Oleh: Sumirah SDN I Karanganyar, Gandusari, Trenggalek 122 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN I KARANGANYAR KECAMATAN GANDUSARI TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan isu sosial. Masalah-masalah sosial dalam materi pelajaran IPS khususnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan isu sosial. Masalah-masalah sosial dalam materi pelajaran IPS khususnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar

Lebih terperinci

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas IV SDN 2 Donggulu Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student-Team Achievement-Division Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin

Lebih terperinci

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung 16 Rusmiati, Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SEJARAH HINDU MENERAPKAN MODEL CTL PADA SISWA KELAS V SDN 1 PUNJUL KARANGREJO TULUNGAGUNG

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Kegiatan pembelajaran meliputi belajar dan mengajar yang keduanya saling berhubungan. Kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun makna atau pemahaman

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Dhanu Brata Hermawan, Yulianti, Noer Hidayah PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet

Lebih terperinci

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Dini Ayu Lestari, Chumdari, Hartono PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori Motivasi Belajar Menurut Hardjana (1994:21) motivasi belajar adalah dorongan atau stimulus yang datang

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori Motivasi Belajar Menurut Hardjana (1994:21) motivasi belajar adalah dorongan atau stimulus yang datang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Motivasi Belajar Menurut Hardjana (1994:21) motivasi belajar adalah dorongan atau stimulus yang datang dari dalam batin atau hati orang, yang menggerakkan perilaku

Lebih terperinci

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SD Negeri 01 Rembun Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

Oleh: Sutiyah SDN 1 Karangan, Karangan, Trenggalek

Oleh: Sutiyah SDN 1 Karangan, Karangan, Trenggalek Sutiyah, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi IPS... 197 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA BIDANG STUDI IPS MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA DENGAN MENERAPKAN METODE BELAJAR

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 109 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

Oleh: Sri Winarsih SDN 2 Ngentrong, Campurdarat, Trenggalek

Oleh: Sri Winarsih SDN 2 Ngentrong, Campurdarat, Trenggalek Sri Winarsih, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... 131 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI JARING-JARING KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE KOOPERATIF STAD DI KELAS IV SEMESTER II SDN 2 NGENTRONG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sekolah Dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan penting dan sebagai fundamental bagi

Lebih terperinci

47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari

Lebih terperinci

Oleh: Endang Mayawati SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

Oleh: Endang Mayawati SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek 46 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI IPS MATERI PELAKU EKONOMI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses transfer atau perpindahan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut harus menjadi motivator, fasilitator, dan juga pengontrol

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Make a Match 2.1.1 Arti Make a Match Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum habis waktu yang ditentukan. Menurut Lie (2002:30) bahwa,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 10 No 2 (2015) 33-42

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 10 No 2 (2015) 33-42 LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 10 No 2 (2015) 33-42 UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMK YUDHA KARYA MAGELANG

Lebih terperinci

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek 78 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI PENGARUH SINAR MATAHARI TERHADAP KONDISI ALAM DAN KEHIDUPAN DI BUMI MELALUI METODE EKSPERIMEN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu negara. Dengan pendidikan dibentuk SDM yang berkualitas. Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan pendidik

Lebih terperinci

Oleh: As ari SDN 3 Pringapus, Dongko, Trenggalek

Oleh: As ari SDN 3 Pringapus, Dongko, Trenggalek As ari, Peningkatan Pemahaman dan Prestasi Belajar Puasa... 11 PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN PRESTASI BELAJAR PUASA RAMADAN PADA SISWA KELAS V SDN 3 PRINGAPUS KECAMATAN DONGKO TRENGGALEK DENGAN MENERAPKAN

Lebih terperinci

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Sri Isminah, Membantu Siswa Mengingat Kembali Pelajaran... 161 MEMBANTU SISWA MENGINGAT KEMBALI PELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN LEWAT METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS I TAHUN 2014/2015

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KELAS IV B SD NEGERI TAHUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Fathonah Guru Kelas IVB SD Negeri Tahunan Yogyakarta Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan

Lebih terperinci

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu sebagai pengajar dan sekaligus sebagai manajer. Sebagai pengajar, guru dituntut untuk menciptakan kegiatan

Lebih terperinci

IRAWATI (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta, M.Pd Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd ABSTRAK

IRAWATI (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta, M.Pd Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd ABSTRAK 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V SDN I BIAU KABUPATEN GORONTALO UTARA IRAWATI (Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

Oleh: Siti Fatimah SD Negeri 3 Sukorejo, Gandosari, Trenggalek

Oleh: Siti Fatimah SD Negeri 3 Sukorejo, Gandosari, Trenggalek Siti Fatimah, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode... 117 MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS V SDN 3 SUKOREJO KECAMATAN GANDUSARI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. 11 BAB II KAJIAN TEORI A. Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yangdiberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,

Lebih terperinci

Oleh: Hermiatun SDN 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek

Oleh: Hermiatun SDN 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek 10 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI METODE KOOPERATIF PADA SISWA KELAS II SDN 2 BARUHARJO

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

Linda Ratnaningtyas D.W. 34

Linda Ratnaningtyas D.W. 34 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD MATA PELAJARAN IPS MATERI DOKUMEN DAN BENDA PENTING KELUARGA PADA SISWA KELAS II SDN TANGGUL WETAN 02 JEMBER Linda Ratnaningtyas

Lebih terperinci

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 279 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MATERI KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS XI TITL 1 DI SMK

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGADIREJO KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh:

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar menurut Anni ( 2004:4 ) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Hasil belajar

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari Program Paket A sampai Program Paket B. IPS mengkaji

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai SMP. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Dalam pelaksanaan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) IPS di SD Negeri Beji 2 Ungaran Timur Kabupaten semarang sebelum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau

Lebih terperinci

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang akademik maupun non

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung 22 Sulistyowati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS V SDN 02 KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER

Lebih terperinci

Penerbit AR-RUZZ MEDIA, Yogyakarta, hal ) Esa Nur Wahyuni, Baharuddin, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran,Cetakan III,Mei 2008,

Penerbit AR-RUZZ MEDIA, Yogyakarta, hal ) Esa Nur Wahyuni, Baharuddin, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran,Cetakan III,Mei 2008, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Belajar Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap 3). Tugas dan tanggung jawab utama seorang pengajar adalah mengelola

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki Rahmat No.46 Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut

Lebih terperinci

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang INSTRUMEN OBSERVASI PADA PENELITIAN TENTANG IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA PEMBELAJARAN PAI KELAS IV DI SDN 15 PADANG PASIR, PADANG A. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Belajar Proses belajar mengajar merupakan aktivitas antara guru dengan siswa di dalam kelas. Dalam proses itu terdapat proses pembelajaran yang berlangsung akibat penyatuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan ilmiah. Pembelajaran

Lebih terperinci

Oleh: Emi Sulistyorini SDN Pakis, Durenan, Trenggalek

Oleh: Emi Sulistyorini SDN Pakis, Durenan, Trenggalek 66 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I TAHUN 2014/2015

Lebih terperinci

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

17 Media Bina Ilmiah ISSN No 17 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SISWA KELAS VII.3 SMPN 4 MATARAM TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hamalik,1995:57) dalam (http://gurulia.wordpress.com). memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hamalik,1995:57) dalam (http://gurulia.wordpress.com). memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Cooperative Learning Learning (Pembelajaran) adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Definisi belajar ada beraneka ragam karena hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses dalam rangka

Lebih terperinci

Oleh: Sri Nurwati Guru SDN I Karangayar, Trenggalek

Oleh: Sri Nurwati Guru SDN I Karangayar, Trenggalek 136 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 KARANGANYAR KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

Lebih terperinci

Oleh: Tunik SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Oleh: Tunik SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek Tunik, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI... 195 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SDN 1 SUMBERINGIN KECAMATAN KARANGAN TRENGGALEK PADA BIDANG

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENEREPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII-4 SMP NEGERI 1 PANGKATAN

Lebih terperinci

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN 3 Panjang Utara kelas IV pada pelajaran Matematika, tahun pelajaran 2013/2014.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, dalam menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 TILAMUTA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Dalam kajian teori akan disajikan teori tentang variable X yaitu model pembelajaran kooperatif tipe think pair square dan teori tentang variable Y yaitu hasil

Lebih terperinci

Oleh: Sutiyah SDN 2 Ngares, Trenggalek

Oleh: Sutiyah SDN 2 Ngares, Trenggalek Sutiyah, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V... 161 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V TENTANG PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY SEMESTER

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPS Menurut Romiszowski (Abdurrahman, 2003) hasil belajar merupakan keluaran (outputs) suatu siswa pemrosesan masukan (inputs). Masukan dari sistem

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Hasil Belajar Pengertian belajar menurut Soejadi (1985: 34) bahwa belajar mengacu pada perubahan perilaku atau potensi individu sebagai hasil dari

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division (STAD) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN No. 2 Ogoamas II Gusniar Mahasiswa Program

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) untuk mata pelajaran Matematika yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menerapkan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan penelitian model Kemmis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Hakim (2000: 14), belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 2, No. 1, Maret 2017 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) SD Negeri Wanatawang 03 Songgom Brebes *Diterima September 2016, disetujui November

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci