Oleh: KELOMPOK 6 Ni Wayan Pertiwi Dharayanti Anak Agung Paramita Okadevi Irma Surya Frany

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: KELOMPOK 6 Ni Wayan Pertiwi Dharayanti Anak Agung Paramita Okadevi Irma Surya Frany"

Transkripsi

1 Makalah Analisis Laporan Keuangan ANALISIS AKTIVITAS OPERASI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan yang dibina oleh Bapak Achmad Zaky,SE.,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Oleh: KELOMPOK 6 Ni Wayan Pertiwi Dharayanti Anak Agung Paramita Okadevi Irma Surya Frany FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

2 ANALISIS AKTIVITAS OPERASI PENGUKURAN LABA Konsep Laba- Pengulangan Laba merangkum dampak keuangan aktivitas operasi perusaahan. Tujuan utama laporan laba rugi adalah menjelaskan bagaimana laba dihitung dengan komponen penting yang disajikan dalam pos terpisah. Sebagai pengulangan terdapat dua konsep altrnatif laba, yaitu laba ekonomi dan laba tetap. - Laba ekonomi mengukur perubahan bersih kekayaan pemegang saham selama satu periode dan pada umumnya sama dengan arus kas bersih satu periode ditambah perubahan nilai sekarang arus kas yang diharapkan terjadi di masa depan. - Laba tetap adalah suatu estimasi dari rata-rata laba stabil yang diharapkan akan diperoleh suatu usaha sepanjang usianya dengan mempertimbangkan kondisi usahanya saat ini. Laba tetap atau yang disebut dengan laba berulang mirip dengan kemampuan menghasilkan laba yang dapat dipertahankan, dimana perhitungannya menjadi tugas utama analis Jika laba ekonomi mengukur perubahan nilai pemegang saham, maka laba tetap merupakan proporsi langsung dari nilai perusahaan. Laba akuntansi tidak dimaksudkan untuk mengukur laba ekonomi maupun laba tetap. Laba akuntansi memiliki masalah pengukuran yang terjadi akibat distorsi akuntansi karena diperkenalkannya berbagai aturan yang telah ditentukan, manajemen laba, dan kesalahan estimasi. Karena alasan tersebut, laba akuntansi yang divisualisasikan terdiri atas tiga komponen, yaitu: (1) Komponen yang tetap atau berulang, di mana setiap dolar nilainya akan sama dengan 1/r dolar nilai perusahaan. (2) Komponen sementara, di mana setiap dolar sebenarnya sama dengan satu dolar nilai perusahaan. (3) Komponen yang tidak relevan terhadap nilai, yaitu yang tidak relevan untuk valuasi.

3 Tugas utama analis adalah mengidentifikasi komponen tetap atau berulang dari laba yang dilaporkan. Mengukur Laba Akuntansi Dua komponen utama laba akuntansi adalah pendapatan dan keuntungan serta beban dan kerugian. Dua komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. Pendapatan dan Keuntungan Pendapatan merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau arus kas masuk yang akan diperoleh yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung. Pendapatan meliputi arus kas masuk seperti penjualan tunai dan arus kas prospektif seperti penjualan kredit. Keuntungan merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau akan diperoleh yang berasal dari transaksi dan peristiwa yang tidak berhubungan dengan aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung. Pendapatan diharapkan tetap terjadi selamanya berdasarkan kelangsungan usaha. Sebaliknya, keuntungan tidak berulang. Perbedaan ini penting bagi analis, khususnya ketika menentukan laba yang berkelanjutan. Metode pengakuan pendapatan dapat memengaruhi laba yang dilaporkan secara signifikan. b. Beban dan Kerugian Beban merupakan arus kas keluar yang terjadi, arus kas keluar yang akan terjadi, atau alokasi arus kas keluar masa lalu yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung. Kerugian merupakan penurunan aset bersih perusahaan yang berasal dari aktivitas sampingan atau insidental suatu perusahaan. Masalah penting pada beban dan kerugian adalah penangguhan biaya atau alokasi sepanjang beberapa periode. Biaya ini secara sistematis akan dialokasikan ke periode-periode mendatang. Alternatif Kalsifikasi Pengukuran Laba Laba diklasifikasikan ke dalam dua dimensi utama, yaitu laba operasi dan non-operasi, serta laba berulang dan tidak berulang. Sering kali dua dimensi ini digunakan secara bersamaan. Misalnya, pos tidak berulang seperti kerugian

4 persediaan akibat kebakaran merupakan kerugian operasi. Begitu pula pos nonoperasi seperti beban bunga yang sifatnya berulang. - Klasifikasi operasi dan non-operasi bergantung pada sumber pendapatan atau beban, apakah muncul dari operasi perusahaan yang masih berlangsung atau dari transaksi-transaksi efek atau aktivitas pendanaan. - Klasifikasi berulang atau tidak berulang bergantung pada perilaku pendapatan atau beban, apakah diharapkan akan terus terjadi atau hanya satu kali. a. Laba Operasi dan Non-Operasi Laba operasi merupakan suatu pengukuran laba perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi yang masih berlangsung. Tiga aspek penting laba operasi, adalah sebagai berikut: 1) Laba operasi hanya berkaitan dengan laba yang berasal dari aktivitas operasi. 2) Laba operasi berfokus pada laba perusahaan secara keseluruhan dan bukan hanya untuk pemilik utang dan ekuitas, sehingga pendapatan dan beban pendanaan (terutama beban bunga) akan dikeluarkan ketika mengukur laba operasi. 3) Laba operasi hanya berkaitan dengan aktivitas usaha yang masih berlangsung, sehingga laba atau rugi yang berkaitan dengan operasi yang dihentikan akan dikeluarkan dari laba operasi. Laba non-operasi mencakup seluruh komponen laba yang tidak termasuk dalam laba operasi. Laba ini berguna ketika menganalisis laba nonoperasi untuk memisahkan komponen yang berkaitan dengan aktivitas pendanaan dari yang berkaitan dengan operasi yang dihentikan. Implikasi analisis. Kegunaan laba operasi muncul dari satu tujuan penting dalam pendanaan perusahaan, yaitu keinginan untuk memisahkan keputusan investasi dan operasi, seperti penganggaran modal, dari keputusan pendanaan seperti kebijakan dividen. b. Laba Berulang dan Tidak Berulang Klasifikasi laba berulang dan tidak berulang berasal dari kebutuhan untuk menentukan komponen laba tetap dan sementara.

5 Pengukuran laba akuntansi alternatif. Laporan laba rugi menyajikan tiga pengukuran laba alternatif antara lain: 1) Laba Bersih Laba bersih dianggap sebagai hasil akhir pengukuran laba, meskipun pada kenyataannya tidaklah demikian. 2) Pendapatan komprehensif Masalah pada laba bersih diatasi dengan pendapatan komprehensif. Pendapatan komprehensif mencerminkan hampir seluruh perubahan pada pada ekuitas yang tidak berasal dari aktivitas pemilik (seperti dividen atau penerbitan saham). 3) Laba dari operasi yang masih berlangsung Laba ini merupakan suatu pengukuran yang mengeluarkan pos luar biasa, dampak kumulatif perubahan akuntansi, dan dampak penghentian operasi. Karena alasan tersebut, laba dari operasi yang masih berlangsung sering disebut laba sebelum pos luar biasa, laba sebelum penghentian operasi, atau laba sebelum dampak kumulatif perubahan akuntansi dan kombinasinya. Banyak analis menghitung pengukuran laba lain yang disebut laba inti. Laba inti merupakan suatu pengukuran yang mengeluarkan seluruh pos tidak berulang. Implikasi analisis. Standar akuntansi mewajibkan pengukuran laba alternatif sehingga para pemakai laporan keuangan dapat mengidentifikasi komponen laba yang berkelanjutan dan yang tidak. Pengukuran alternatif laba akuntansi ini menjadi titik awal analisis akuntansi yang lebih terperinci yang dibutuhkan dalam memperkirakan laba yang dapat dipertahankan. c. Pendapatan Komprehensif Apabila angka laba pada total baris terbawah terkait dengan ekuitas di dalam neraca atau laba baris terbawah mencerminkan seluruh perubahan ekuitas pemegang saham yang berasal dari transaksi selain transaksi pemilik, maka artikulasi ini disebut artikulasi surplus bersih. Pembuat standar kemudian memperkenankan komponen tertentu pendapatan komprehensif menjadi penyesuaian langsung ekuitas tanpa melalui laporan laba rugi, yang

6 penyesuaiannya disebut dengan surplus kotor. Adanya surplus kotor berasal dari kekhawatiran tentang ketidakstabilan laba yang berlebihan jika seluruh perubahan terhadap ekuitas mengalir melalui laporan laba rugi. Namun ada banyak pemakai laporan keuangan yang khawatir dengan memperkenankan perubahan terhadap ekuitas dilakukan tanpa melalui laporan laba rugi akan mengurangi keandalan laba akuntansi. Mengukur Pendapatan Komprehensif. Pendapatan komprehensif dihitung dnegan menyesuaikan laba bersih dengan pos surplus kotor yang jika digabungkan akan menjadi pendapatan komprehensif lainnya. Pendapatan komprehensif lain terdiri atas empat komponen, antara lain: 1) keuntungan atau kerugian kepemilikan yang berasal dari perubahan nilai wajar (pasar) efek investasi tersedia untuk dijual yang belum direalisasi, 2) keuntungan dan kerugian translasi valuta asing, 3) perubahan status pembiayaan kewajiban pensiun yang tidak termasuk dalam laba bersih, dan 4) keuntungan atau kerugian kepemilikan belum direalisasi yang berasal dari bagian efektif lindung nilai arus kas (transaksi derivatif). Jumlah pendapatan komprehensif dinyatakan setelah pajak. Implikasi Analisis. Pentingnya pendapatan komprehensif bagi analisis laporan keuangan timbul karena pendapatan komprehensif merupakan perkiraan akuntansi atas laba ekonomi. Beberapa analis berpendapat bahwa laba bersih lebih penting dari pendapatan komprehensif karena laba bersih memiliki dasar transaksi, sementara laba komprehensif tidak. Namun pendapat ini tidaklah sepenuhnya benar karena laba bersih memiliki banyak komponen yang sifat keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang tidak berdasarkan transaksi. Beberapa analis juga berpendapat bahwa seluruh komponen pendapatan komprehensif lain tidak relevan karena tidak terus terjadi. Terdapat pula penelitian oleh Dhaliwal,Trezevant, dan Subramanyam pada tahun 2000 yang menunjukkan bahwa satu-satunya komponen pendapatan komprehensif lain yang relevan untuk penilaian ekuitas adalah keuntungan atau kerugian kepemilikan atas efek

7 yang dapat dijual dan belum direalisasi, dan bahkan ini hanya berlaku untuk lembaga keuangan. POS YANG TIDAK BERULANG Pos Luar Biasa Pos luar biasa merupakan keuntungan dan kerugian akibat penghapusan utang lebih awal. Pos luar biasa lainnya adalah kerugian akibat bencana alam dan penyerahan aset. Proporsi perusahaan yang melaporkan pos luar biasa telah mengalami penurunan secara signifikan dikarenakan keuntungan dan kerugian yang berhubungan dengan penghapusan utang harus bersifat tidak lazim dan jarang terjadi agar dapat digolongkan sebagai pos luuar biasa. Pos luar biasa diklasifikasikan secara terpisah pada laporan laba rugi. Akuntansi Pos Luar Biasa. Terdapat dua persyaratan pos luar biasa, yaitu: - Sifat yang tidak lazim, merupakan suatu peristiwa atau transaksi tidak normal dan tidak berhubungan, atau hanya kebetulan berhubungan dengan aktivitas rutin dan umum perusahaan. - Jarang terjadi, merupakan suatu peristiwa atau transaksi yang sewajarnya tidak diharapkan akan terjadi dalam jangka pendek Pos luar biasa dilaporkan setelah pajak dan juga setelah laba operasi yang masih berlangsung. Ketika perusahaan melaporkan pos luar biasa, laba operasi yang masih berlangsung disebut laba sebelum pos luar biasa. Setiap pos yang tidak lazim atau jarang terjadi (tetapi tidak keduanya) tidak dapat diklasifikasikan sebagai pos luar biasa. Analisis Pos-pos Luar Biasa. Pos luar biasa bersifat tidak berulang seorang analis akan mengeluarkan pos lar biasa ketika menghitung laba tetap. Pos luar biasa juga dikeluarkan ketika melakukan perbandingan antarwaktu atau antarperusahaan. Pos ini sifatnya sementara tetapi mampu menghasilkan biaya atau keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu, analis harus memasukkan seluruh jumlah pos luar biasa ketika menghitung laba

8 ekonomi. Pos luar biasa sering kali bersifat operasional, namun pos ini berbeda dari pendapatan atau beban operasional normal karena tidak berulang. Operasi yang Dihentikan Operasi yang dihentikan dapat berasal dari lini produk atau divisi yang dilepas. Akuntansi Operasi yang Dihentikan Akuntansi dan pelaporan operasi yang dihentikan dilakukan melalui dua tahap, yaitu: 1) Laporan laba rugi tahun berjalan dan dua tahun sebelumnya akan disajikan kembali setelah mengeluarkan dampak operasi yang dihentikan dari pos yang menentukan laba dari operasi yang masih berlangsung. 2) Keuntungan atau kerugian yang berkaitan dengan operasi yang dihentikan dilaporkan secara terpisah setelah dikurangi pajak dan dikeluarkan dari laba usaha yang masih berlangsung. Laba usaha yang masih berlangsung disebut laba sebelum operasi yang dihentikan jika perusahaan melaporkan operasi yang dihentikan. Keuntungan atau kerugian penghentian usaha (untuk tahun berjalan dan dua tahun sebelumnya) dilaporkan ke dalam dua kategori, yaitu: 1) Laba atau rugi segmen yang dihentikan sampai manajemen menentukan tanggal penghentian. 2) Keuntungan dan kerugian akibat pelepasan, termasuk laba atau rugi selama periode antara. Analisis Operasi yang Dihentikan. Untuk tujuan analisis, seluruh dampak operasi yang dihentikan harus dikeluarkan dari laba berjalan dan masa lalu. Aturan ini berlaku tanpa melihat apakah tujuan analisis adalah menghitung laba ekonomi atau tetap atau menghitung laba operasi atau non-operasi. Penyesuaian bersifat langsung untuk tahun berjalan dan dua tahun sebelumnya karena perusahaan diwajibkan menyajikan kembali laporan laba rugi dan melaporkan laba atau rugi operasi yang dihentikan secara terpisah. Dengan memperhatikan kondisi keuangan suatu perusahaan, seorang analis harus mengeluarkan aset dan kewajiban operasi yang dihentikan dari neraca (jika belum dikeluarkan). Jumlah aset dan kewajiban umumnya diberikan dalam

9 catatan kaki pengungkapan. Namun, keuntungan atau kerugian kumulatif atas operasi yang dihentikan seharusnya tidak dikeluarkan darri ekuitas. Perubahan Akuntansi Standar akuntansi membedakan empat jenis perubahan akuntansi, antara lain: 1) Perubahan prinsip akuntansi 2) Perubahan estimasi akuntansi 3) Perubahan entitas pelapor 4) Koreksi kesalahan Pelaporan Perubahan Akuntansi. a. Perubahan Prinsip Akuntansi Perubahan prinsip terjadi ketika perusahaan berpindah dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum ke prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya. Prinsip akuntansi mengacu pada standar dan praktik akuntansi yang digunakan serta metode penerapannya. b. Perubahan Estimasi Akuntansi Estimasi akuntansi merupakan perkiraan yang didasarkan pada kondisi masa depan yang tidak diketahui. Karena itu, estimasi akuntansi dapat berubah. Persyaratan akuntansi dan pengungkapan yang harus dilakukan ketika terjadi perubahan estimasi akuntansi adalah sebagai berikut: - Penerapan prospektif perubahan diterapkan pada periode di mana perubahan terjadi, dan bila memungkinkan, periode-periode masa depan pada dan ketika suatu dampak terjadi (tidak ada penyajian kembali secara retroaktif). - Pengungkapan pada catatat mengungkapkan dampak perubahan terhadap laba bersih dan laba sebelum pos luar biasa (termasuk laba per lembar saham) hanya untuk periode berjalann, bahkan meskipun perubahan tersebut memengaruhi periode mendatang. Analisis Perubahan Akuntansi. Beberapa hal yang hars dipertimbangkan seorang analis ketika menganalisis perubahan akuntansi, adalah:

10 1) Perubahan akuntansi bersifat kosmetik dan tidak memiliki konsekuensi arus kas. 2) Meskipun bersifat kosmetik, perubahan akuntansi terkadang dapat mencerminkan realitas ekonomi secara lebih baik. Pada prinsipnya perubahan akuntansi adalah perubahan yang akan mencerminkan realitas ekonomi yang lebih baik. 3) Seorang analis harus waspada terhadap manajemen laba dan manipulasi laba. 4) Seorang analis harus menilai dampak perubahan akuntansi terhadap perbandingan lintas waktu. Artinya memastikan bahwa setiap perbandingan (terutama yang lintas waktu) dilakukan dengan seperangkat aturan yang konsisten. 5) Seorang analis mungkin ingin mengevaluasi dampak perubahan akuntansi terhadap laba ekonomi dan laba tetap. Untuk mngestimasi laba tetap, analis dapat menggunakan angka yang dilaporkan berdasarkan metode yang abru dan mengabaikan dampak kumulatif. Sedangkan untuk mengestimasi laba ekonomi periode berjalan, dampak tahun berjalan maupun kumulatif ikut diperhitungkan. Seorang analis harus mengevaluasi keandalan perubahan untuk dapat mencerminkan realitas ekonomi secara lebih baik. Pos Khusus Pos khusus mengacu pada transaksi dan peristiwa yang tidak lazim atau jarang terjadi, tetapi bukan keduanya. Dilaporkan pada baris yang terpisah sebelum laba dari usaha yang masih berlangsung. Pos khusus merupakan pos tidak rutin yang tidak memenuhi persyaratan untuk diklasifikasikan sebagai pos luar biasa. Pos khusus bersifat tidak berulang yang paling umum dan penting. Dua jenis utama pos khusus adalah penurunan nilai aset dan beban restrukturisasi. Penurunan Nilai Aset Penurunan Nilai Aset Jangka Panjang. Aset jangka panjang dikatakan mengalami penurunan nilai jika nilai wajarnya (nilai pasar atau nilai setelah digunakan perusahaan) lebih rendah dibanding dengan nilai tercatat (nilai buku pada neraca). Terdapat dua tahap prosedur untuk menentukan

11 jumlah penurunan nilai (1) nilai aset akan diakui ketika nilai tercatat aset lebih rendah dari taksiran arus kas masa depan aset tersebut yang tidak didiskonto, (2) setelah persyaratan pertama terpenuhi, nilai kerugian dihitung dari selisih nilai buku aset dan nilai wajarnya. Penurunan Nilai Aset Lainnya. Aset lain yang juga biasanya mengalami penurunan nilai adalah piutang, persediaan, dan goodwill. Jika nilai persediaan dan piutang dapat diukur dengan layak, penghapusan nilai goodwill merupakan hasil dari proses penilaian sehingga terkadag bersifat subjektif. Beban Restrukturisasi Beban restrukturisasi berhubungan dengan perubahan besar dalam usaha dan strategi perusahaan. Restrukturisasi biasanya diikuti dengan reorganisasi besar-besaran, termasuk divestasi unit usaha, penghentian perjanjian kontraktual, penghentian lini produk, perampingan karyawan, perubahan manajemen, dan penghapusan nilai aset yang sering kali bersamaan dengan investasi baru dalam bentuk pabrik, peralatan, dan tenaga kerja. Analisis Pos Khusus Manajemen Laba dan Pos Khusus. Sebagian besar pos khusus, baik itu frekuensi maupun besarannya merupakan pengurang laba. Proporsi perusahaan yang melaporkan pos-pos pengurang laba semakin meningkat. Motivasi dari pelaporan pos khusus adalah biaya yang dibebankan satu kali yang tidak menjadi perhatian para investor berdasarkan asumsi beban tersebut tidak berulang sehingga tidak akan terjadi lagi di masa depan. Jika analis mengklasifikasikannya sebagai pos sementara (tidak berulang), dampaknya pada harga saham akan sangat berkurang. Penting untuk menyelidiki perusahaan yang berulang kali melakukan beban satu kali guna menentukan apakah beban ini sebenarnya merupakan hasil dari strategi manajemen laba. Penyesuaian Laporan Laba Rugi. Beban restrukturisasi biasanya berdampak pada beberapa tahun yang berbeda, seorang analis sering kali perlu melihat laporan tahun sebelumnya untuk dapat memperkirakan dampak pengalokasian beban restrukturisasi di masa lalu dalam menentukan laba tetap.. Berbeda dari laba tetap, di mana seorang analis harus

12 menghitung profitabilitas normal perusahaan, penghitungan laba ekonoi akan melibatkan pengukuran pengaruh seluruh peristiwa yang terjadi dalam periode tersebut terhadap ekuitas. Artinya, seluruh jumlah biaya khusus dimasukkan saat menentukan laba ekonomi. Penyesuaian pada Neraca. Berbeda dengan laba yang terdistorsi oleh biaya yang dibebankan satu kali, beban ini akan meningkatkan kemampuan neraca untuk mencerminkan realitas usaha dengan melaporkan aset yang mendekati nilai realisasi bersihnya. Terdapat dua hal yang harus diperhatikan, yaitu: 1) Sebagian beban restrukturisasi sering kali berbentuk persediaan. Artinya, pengaruh pada aset dan kewajiban akan tercermin secara bertahap ketika biaya aktual terjadi. Lalu apakah neraca memasukkan keseluruhan persedaan ini atau sisa saldo cadangan restrukturisasi yang tersisa (yang mencerminkan biaya yang belum terjadi) disajikan sebagai pengurang ekuitas? Bergantung dari tujuan analisis. Jika analisis mempertimbangkan skenario kelangsungan usaha, maka neraca lebih baik menyajikan persediaan karena akan mencerminkan gambaran aset jangka pajang dan kewajiban yang lebih realistis. Tetapi, jika tujuannya untuk menentukan nilai likuidasi perusahaan, lebih baik menutup kerugian dengan menyajikan restrukturisasi persediaan sebagai pengurang ekuitas. 2) Penghapusan aset akan menyebabkan bias konservatif dalam penyajian aset dan kewajiban. PENGAKUAN PENDAPATAN Penyesuaian analitis kadangkala memodifikasi laba dengan menggunakan informasi pengakuan pendapatan. Panduan Pengakuan Pendapatan Dari perspektif analisis, pengakuan pendapatan akrual yang tidak layak dapat menyebabkan dua hal yang tidak diinginkan, yaitu : a. Jika perusahaan mengakui pendapatan sebelumnya atau terlambat, maka pendapatan akan diakui pada periode yang salah.

13 b. Jika perusahaan mengakui pendapatan sebelumnya adanya kepastian realisasi yang layak, maka pendapatan dapat diakui pada satu periode dan kemudian dibatalkan atau dibalik pada periode lain maka laba periode pertama dinyatakan terlalu tinggi dan periode berikutnya terlalu rendah. Ketidakpastian Penagihan Pendapatan Perusahaan menyisihkan suatu cadangan untuk piutang tak tertagihuntuk mencerminkan ketidakpastian penagihan piutang dari penjualan kredit. Jika tidak terdapat keyakinan yang wajar mengenai ketertagihan piutang, praktik memberikan prosedur umum untuk menangguhkan pengakuan pendapatan hingga kas tertagih. Pengakuan Pendapatan Jika Terdapat Hak Untuk Mengembalikan Jika kondisi tersebut dipenuhi, pendapatan penjualan dan biaya penjualan diakui tetapi dikurangi untuk mencerminkan taksiran pengembalian dan beban terkait; jika tidak dipenuhi, pengakuan pendapatan ditangguhkan. Pendapatan Franchise Standar akuntansi untuk franchisor mewajibkan bahwa pendapatan komisi franchise dari penjualan franchise diakui hanya ketika seluruh jasa yang material dan kondisi yang terkait dengan penjualan sebagian besar telah dilakukan atau dipenuhi oleh franchisor. Perjanjian Pembiayaan Produk Perjanjian pembiayaan produk merupakan perjanjian yang melibatkan transfer atau perolehan persediaan oleh sponsor yang (meskipun seringkali menyerupai penjualan pendapatan) secara substansi yang merupakan perangkat pembiayaan persediaan. Pendapatan Kontrak Berdasarkan metode akuntansi presentase penyekesaian yang digunakan untuk kontrak jangka panjang, penjualan dan laba kotor diakui saat pekerjaan dilakukan berdasarkan hubungan antara biaya akrual yang terjadi dengan taksiran biaya penyelesaian total. Penjualan dan laba kotor disesuaikan secara prospektif berdasarkan revisi estimasi biaya kontrak total dan nilai kontrak. Taksiran kerugian dicatat saat dapat diidentifikasi. Klaim kepada pelanggan diakui sebagai pendapatan saat klaim dibayar. Jumlah piutang yang masih belum dibayar setelah satu tahun tidak signifikan.

14 Pendapatan yang Belum Diterima Dalam kontrak pekerjaan jangka panjang seperti ontrak jaminan produk dan kontrak pemeliharaan piranti lunak pendapatan sering kali ditagih dimuka. Dalam konsisi seperti ini, pendapatan diakui secara proposional sepanjang keseluruhan periode kontrak. Meskipun pendapatan dapat direalisasi, pendapatan tidak dpat diakui sampai periode kontrak berakhir. Jumlah pendapatan yang masih belum diakui muncul di dalam neraca sebagai kewajiban yang disebut pendapatan yang belum diterima (unaerned revenue). Analisis Dampak Pengakuan Pendapatan Pengakuan pendapatan merupakan titik kritis penentuan laba, maka harus ada metode yang memastikan bahwa metode tersebut mencerminkan realita ekonomi secara layak. Mengetahui adanya masalah pengakuan pendapatan, SEC menyatakan pendapat bahwa adanya ketidakpastian signifikan terkait dengan kemampuan penjual untuk merealisasikan pembayaran yang tidak tunai yang berasal dari transaksi yang seringkali terjadi jika pembeli memiliki modal sedikit, atau banyak kewajiban, atau jika aktiva pembeli sebagian besar berasal dari penjual. Karakteristik ini menimbulkan kerugian apakah pendapatan layak diakui. BEBAN YANG DITANGGUHKAN Beban tangguhan merupakan biaya yang telah terjadi yang ditangguhkan karena diharapkan manfaatnya dapat dirasakan pada periode masa depan. Motivasi untuk menangguhkan biaya adalah agar dapat mengaitkan biaya dengan manfaat yang diharapkan. Motivasi ini mendasari kapitalisasi seluruh aktiva jangka panjang. Penelitian dan Pengembangan Aktivitas penelitian dapat bertujuan untuk menemukan sesuatu, dan aktivitas pengembangan sebenarnya merupakan bagian dari penelitian. Aktivitas penelitian dan pengembangan tidak termasuk perubahan operasi saat ini yang rutin dan berkala, penelitian pasar, dan aktivitas pengujian.

15 Akuntansi Penelitian dan Pengembangan Karakteristik aktivitas litbang menimbulkan kesulitan dalam akuntansi, maka adanya kewajiban perusahaan untuk membebankan biaya litbang saat terjadi. Hanya biaya material, peralatan, dan fasilitas yang memiliki kegunaan alternatif di masa depan (pada proyek litbang atau yang lainnya) yang dikapitalisasi sebagai aktiva berwujud. Analisis Penelitian dan Pengembangan Apa yang dapat kita asumsikan dengan aman adalah membebankan pengeluaran litbang menghasilkan neraca yang lebih konservatif. Kemungkinan hanya ada sedikit kejutan tidak enak dari aktivitas litbang yang dilakukan dengan perlakuan akuntansi saat ini. Namun analisis kita harus menyadari bahwa dengan kurangnya informasi mengenai potensi manfaat, kita juga tidak menyadari akan poteni kerugian yang memaksa perusahaan untuk menghabiskan banyak dana pada proyek litbang yang sangat menjanjikan namun kegagalannya tidak terelakkan. Piranti Lunak Komputer Pengembangan software komputer merupakan aktivitas khusus yang tidak sesuai dengan pengeluaran aktivitas litbang yang biasa. Pengembangan software untuk tujuan pemasaran merupakan aktivitas saat ini yang mengarah pada pendapatan saat ini dan masa depan. software untuk distribusi merupakan persediaan dan dibebankan terhadap pendapatan sebagai harga pokok penjualan. Biaya Eksplorasi dan Pengembangan pada Industri Pertambangan Risiko pada indutri pertambangan terkait dengan ketidakpastian, dan untuk penentuan laba, ketidakpastian menimbulkan masalah pengukuran dan pengakuan. Masalahnya adalah apakah biaya eksplorasi dan pengembangan secara layak ditaksir akan tertutup oleh penjualan sumber daya alam, akan dibebankan saat terjadi atau dikapitalisasi dan diamortisasi sepanjang taksiran masa manfaat masa depan. Akuntansi Industri Pertambangan

16 FASB menyarankan akuntansi succesful efforts untuk perusahaan minyak dan gas alam. Perlakuan ini mengarahkan bahwa biaya eksplorasi dikapitalisasi saat terjadi sampai jumlah maksimum tertentu. Jumlah ini ditentukan oleh nilai sekarang cadangan perusahaan. Baik perusahaan publik atau perusahaan lain diwajibkan untuk mengungkapkan metode akuntansi untuk biaya yang berasal dari aktivitas penghasil minyak dan gas dan cara disposisi kapitalisasi biaya tersebut. Implikasi Analisis Industri Pertambangan Dua metode yang biasa digunakan, dan variasi pada metode ini, dapat secara signifikan menghasilkan hasil berbeda, antara lain : akuntansi succesful effort, mewajibkan hubungan langsung antara biaya yang terjadi dengan cadangan khusus yang ditemukan sebelum biaya eksplorasi dan pengembangan dikapitalisasi, sebaliknya akuntansi full cost memperkenankan perusahaan untuk mengklasifikasikan aktivitas eksplorasi dan pengembangan yang tidak berhasil sebagai aktiva. KOMPENSASI UNTUK KARYAWAN Tinjauan Atas Kompensasi Tambahan Untuk Karyawan Tekanan sosial, kompetisi, dan langkanya karyawan yang berbakat telah menimbulkan kompensasi tambahan untuk karyawan selain gaji. Beban yang dapat diidentifikasi ini tidak menimbulkan masalah pengakuan akuntansi dan akrual. Kompensasi tambahan lain, karena sifatnya yang dapat berubah atau kontinjen, tidak dapat sesuai dengan pengakuan akuntansi penuh atau tepat waktu. Beberapa dari kompensasi tambahan beserta akuntansinya dijelaskan berikut : a. Kontrak kompensasi tangguhan Merupakan perjanjian untuk membayar karyawan masa depan, beberapa dengan syarat tertentu. Akuntansi umumnya mewajibkan bahwa paling tidak nilai sekarang kompensasi tangguhan ini diakui secara sistematis dan rasional sepanjang periode karyawan bekerja dimulai dari penandatanganan kontrak. b. Hak apresiasi saham

17 Merupakan hak atas sejumlah tertentu saham yang diberikan kepada karyawan. Akuntansi memberikan metode untuk mengalokasi beban sepanjang periode pemberian jasa perubahan harga pasar dari satu periode ke periode lain tercermin sebagai penyesuaian beban kompensasi. c. Kompensasi saham junior Memberikan karyawan hak untuk membeli saham jenis tertentu pada harga pasar (yang ditentukan oleh apraisal independen) yang lebih rendah dari harga saham perusahaan karena tidak memiliki hak suara, dividen, atau hak likuidasi. Opsi Saham Karyawan Kompensasi Karyawan Berbasis Saham Kompensasi karyawan berbasis saham atau kadang kala disebut hak saham karyawan, merupakan bentuk kompensasi insentif yang paling terkenal, ada banyak alasan, yaitu : (a) Untuk meningkatkan kinerja dengan memberikan karyawan kepemilikan pada perusahaan dan karenanya menyatukan insentif karyawan dan perusahaan. (b) Sarana untuk menarik karyawan yang berbakat dan giat berusaha. (c) Memberikan kompensasi kepada karyawan tanpa perlu mencatat biaya. (d) Merupakan bentuk kompensasi karyawan, namun tidak memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Karakteristik Kompensasi Berbasis Saham Kompensasi karyawan berbasis saham merupakan perjanjian kesempatan yang diberikan suatu perusahaan kepada karyawannya bahwa karyawan dapat membeli sejumlah tertentusaham perusahaan pada harga tertentu atau setelah melewati suatu tanggal tertentu di masa depan. Biaya ekonomi dan manfaat ESO Manfaat maupun biaya kompensasi karyawan berbasis saham, antara lain : (a) Manfaat kompensasi karyawan berbasis saham Adalah potensi kenaikan nilai perusahaan yang berasal dari dampak insentif terhadap perilaku karyawan. (b) Biaya kompensasi karyawan berbasis saham

18 Terletak pada potensi dampak ilusinya. Yaitu, saat eksekusi, kompensasi karyawan berbasis saham memindahkan kekayaan dari pemegang saham kepada karyawan dengan mendilusi kepemilikian pemegang saham sekarang dalam perusahaan. Akuntansi dan Pelaporan ESO Terdapat dua masalah akuntansi utama yang terkait dengan kompensasi karyawan berbasis saham kompensasi karyawan berbasis saham yaitu : (a) Dilusi laba per saham (b) Pengakuan biaya kompensasi karyawan berbasis saham Pengungkapan Opsi Saham Karyawan Untuk mentaati SAFS No.123, perusahaan yang menawarkan program kompensasi berdasarkan saham harus menetukan nilai wajar opsi. Perusahaan kemudian harus memutuskan apakah akan menggunakan metode nilai wajar dan mengakui beban dalam laporan laba rugi, atau menggunakan pendekatan nilai instrinsik serta mengungkapan dalam catatan proforma dampaknya terhadap laba bersih an laba per saham (jika disajikan). Tanpa memperhatikan apakah metode nilai instrinsik atau nilai wajar yang digunakan, pengungkapan penuh tentang status program tersebut harus dibuat pada akhir periode penyajian, termasuk jumlah saham menurut opsi, rata-rata tertimbang untuk harga opsi untuk kategori tersebut, rata-rata tertimbang nilai wajar opsi yang dihibahkan selama tahun berjalan, dan rata-rata umur sisa kontraktual opsi yang beredar. Analisis Kompensasi Karyawan Berbasis Saham Biaya kompensasi karyawan berbasis saham merupakan biaya sesungguhnya, namun laba akuntansi tidak mengakui biaya ini (ingat rekomendasi SFAS 123, namun tidak mewajibkan, pengakuan amortisasi biaya opsi pada laba akuntansi). BIAYA BUNGA Bunga merupakan kompensasi atas penggunaan uang. Bunga merupakan kelebihan kas yang dibayar atau ditagih atas jumlah uang (pokok) yang dipinjam atau dipinjamkan. Asal mula munculnya bunga ialah karena adanya risiko kredit atau

19 utang yang tidak dapat dibayar. Beban bunga ditentukan oleh tingkat bunga, pokok pinjaman, dan jangka waktu. Perhitungan Bunga Beban bunga perusahaan merupakan tingkat nominal yang dibayarkan untuk pendanaan melalui utang. Beban yang terkait dengan akun diskon utang yang diamortisasi sepanjang masa pengeluaran utang akan menambah biaya bunga efektif. Kapitalisasi Bunga Kapitalisasi bunga diwajibkan sebagai bagian dari biaya aset. Tujuan kapitalisasi bunga adalah (1) mengukur biaya akuisisi aset secara lebih akurat dan (2) mengamortisasi biaya akuisisi terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktivitas tersebut. Menganalisis Bunga Akuntansi kapitalisasi bunga masih diperdebatkan karena ada pendapat yang mengatakan bahwa bunga mencerminkan biaya periode dan tidak perlu dikapitalisasi. Perlu diingat bahwa kapitalisasi bunga tercakup dalam biaya aset dan menjadi beban melalui penyusutan dan amortisasi. Untuk menilai dampak kapitalisasi bunga terhadap laba bersih, analisis harus mengetahui jumlah kapitalisasi bunga saat ini yang dibebankan pada laba melalui penyusutan dan amortisasi. Namun dalam praktiknya, pengungkapan jumlah ini tidak diwajibkan sehingga analisis menjadi tidak sempurna. PAJAK PENGHASILAN Memahami akuntansi pajak penghasilan penting untuk keberhasilan analisis laporan keuangan. Akuntansi Pajak Penghasilan Perbedaan Temporer dan Tetap

20 Kompleksitas akuntansi pajak penghasilan timbul karena aturan untuk menghitung laba kena pajak (untuk tujuan menghitung utang pajak) didasarkan pada peraturan pajak yang berlaku. Aturan ini berbeda dalam beberapa hal dengan peraturan umum yang berlaku dalam penyusunan laporan keuangan (GAAP atau IFRS). Aturan pajak umumnya lebih mendekati akuntansi berbasis kas. Karena alasan tersebut, laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan sangat jauh berbeda dari laba kena pajak menurut aturan pajak. Atas hal tersebut, perusahaan membuat dua pembukuan akuntansi, satu untuk pelaporan keuangan, dan satu untuk akuntasi pajak. Perbedaan antara laba pajak dan GAAP atau IFRS dibagi menjadi dua, yaitu perbedaan temporer yang merupakan perbedaan waktu dalam mengakui pos-pos tertentu, dan perbedaan tetap yang merupakan perbedaan fundamental dalam memperlakukan pos-pos tertentu. Pajak Tangguhan Perbedaan temporer merupakan perbedaan sementara yang diharapkan akan balik di masa depan. Hal ini menyebabkan laba setelah pajak yang tidak stabil. Untuk menghindari masalah ini, akuntan menggunakan alokasi antarperiode yang dikenal sebagai penyesuaian pajak tangguhan. Dalam prosesnya, akuntansi pajak tangguhan menciptakan pos neraca yang penting yang disebut aset pajak tangguhan (deffered tax assets) atau kewajiban pajak tangguhan (deffered tax liabilities). Apa yang ditunjukkan oleh kewajiban (aset) pajak tangguhan adalah pembayaran pajak aktual akan secara proporsional lebih tinggi (lebih rendah) di masa depan karena pembayaran pajak secara proporsional lebih rendah (lebih tinggi) di masa lalu. Kewajiban pajak tangguhan Laba komersial > laba pajak Pembayaran di masa lalu < pembayaran di masa depan Aset pajak tangguhan Laba komersial < laba pajak Pembayaran di masa lalu > pembayaran di masa depan Pengungkapan Pajak Penghasilan

21 Biasanya terdapat cacatan kaki setelah laporan di buat. Fungsi dari catatak kaki atas laporan keuangan ini ialah memberikan informasi atas baik perbedaan temporer maupun perbedaan tetap. Analisis Pajak Penghasilan Penyesuasian Laporan Keuangan Aset (kewajiban) pajak tangguhan bukanlah aset (kewajiban) sebenarnya karena tidak memberikan manfaat masa depan atau menimbulkan kewajiban masa depan apapun kepada perusahaan sesuai arti dari aset maupun kewajiban. Oleh sebab itu, analis mengeluarkan pos ini dari neraca ketika melakukan analisis rasio, misalnya menghitung rasio solvabilitas atau likuiditas. Menghitung Nilai Sekarang Aset dan Kewajiban Pajak Tangguhan Aset (kewajiban) pajak tangguhan mencerminkan potensi arus kas masa depan yang timbul dari pembalikan perbedaan temporer. Namun pembalikan ini dapat terjadi beberapa tahun kemudian dimana nilai sekarang dampak arus kas akan jauh lebih kecil daripada yang tercatat pada neraca. Oleh karena itu, beberapa analis merekomendasikan aset atau kewajiban pajak tangguhan dihitung nilai sekarangnya. Meramal Arus Kas dan Laba Masa Depan Pertama analis melihat perbedaan tetap dalam laporan menurut komersial dan pajak. Dalam hal ini, analis melihat tarif pajak efektif perusahaan selama beberapa tahun terakhir untuk menentukan komponen tetapnya. Tarif pajak ini membantu analis mengidentifikasi dampak pajak dari setiap tambahan dolar laba. Lalu analis melihat perbedaaan temporer dalam laporan menurut komersial dan fiskal yang berguna dalam peramalan arus kas. Adanya kewajiban (aset) pajak tangguhan dalam jumlah besar menunjukkan pembayaran pajak perusahaan di masa mendatang kemungkinan akan lebih tinggi (lebih rendah) daripada cadangan pajaknya. Namun, agar informasi ini dapat digunakan dalam peramalan arus kas, kita perlu memperkirakan kapan pembalikan diharap akan terjadi. Menganalisis Perbedaan Tetap dan Temporer Analis harus mengevaluasi alasan mengapa tarif pajak efektif berbeda dari tarif pajak wajib dengan melihat komponen yang menyebabkan perbedaan tersebut. Tarif pajak wajib merupakan tarif yang berlaku sesuai dengan Undang-Undang (UU) yang

22 berlaku di negara yang bersangkutan.sedangkan tarif pajak efektif dipergunakan untuk menilai berapa besar sebenarnya nilai persentase pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak. Analis juga harus mengevaluasi kemungkinan pembalikan penangguhan dan memperkirakan seberapa cepat pembalikan diharapkan akan terjadi. Manajemen Laba dan Kualitas Laba Analis harus berhati-hati dalam melihat setiap perubahan khususnya penurunan penyisihan penilaian karena hal tersebut bisa jadi merupakan usaha untuk melakukan manajemen laba. Sedangkan dalam mengevaluasi kualitas laba, hal yang biasa dilakukan analis ialah membandingkan antara laba menurut komersial dengan laba menurut pajak. DAFTAR PUSTAKA Subramanyam, K.R. Wild, John J Analisis Laporan Keuangan, Edisi 10

23 (Buku1). Jakarta: Salemba Empat.

ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI

ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI PENGENALAN ASET LANCAR aset lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang langsung dapat diubah menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan.

Lebih terperinci

Akuntansi untuk sekuritas investasi ditentukan berdasarkan klasifikasinya, yaitu:

Akuntansi untuk sekuritas investasi ditentukan berdasarkan klasifikasinya, yaitu: Sekuritas investasi Sekuritas investasi sangat bervariasi dalam hal jenis surat berharga yang diinvestasikan dan tujuan dari investasi. Sekuritas investasi dapat berupa utang atau ekuitas. Sekuritas utang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

Kieso, Intermediate Accounting, edisi 12 BAB 4 Laporan Laba Rugi dan Informasi-informasi yang Berhubungan Jawaban Pertanyaan

Kieso, Intermediate Accounting, edisi 12 BAB 4 Laporan Laba Rugi dan Informasi-informasi yang Berhubungan Jawaban Pertanyaan Kieso, Intermediate Accounting, edisi 12 BAB 4 Laporan Laba Rugi dan Informasi-informasi yang Berhubungan Jawaban Pertanyaan 1. Laporan laba rugi penting karena memberikan investor dan kreditor dengan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

ANALISIS PROSPEKTIF PROSES PROYEKSI. 1. Proyeksi Laporan Keuangan. a. Proyeksi Laporan Laba Rugi

ANALISIS PROSPEKTIF PROSES PROYEKSI. 1. Proyeksi Laporan Keuangan. a. Proyeksi Laporan Laba Rugi ANALISIS PROSPEKTIF Analisis prospektif dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat. Analis prospektif merupakan inti

Lebih terperinci

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto PSAK 24 IMBALAN KERJA Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita 2015271115 Dicky Andriyanto 2015271116 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 I. PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037 ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

ACCOUNTING UNDER IDEAL CONDITION

ACCOUNTING UNDER IDEAL CONDITION ACCOUNTING UNDER IDEAL CONDITION Overview Model nilai sekarang (present value model) menyediakan informasi yang relevan sepenuhnya kepada pengguna laporan keuangan. Dalam konteks ini informasi yang relevan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Untuk Periode yang Dimulai dari 18 Desember 2012 (Tanggal Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2012 Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut : Lampiran IV Peraturan Bupati Bungo Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP I. DAFTAR ISTILAH Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pendapatan 1. Definisi Pendapatan Teori akuntansi menyatakan bahwa pendapatan mempresentasikan capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS ARUS KAS

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS ARUS KAS MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS ARUS KAS Disusun oleh : Danar Nurtyaga Prasanna Danny Ariesta Nur Ardianto Herlin Amahorseya FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam

Lebih terperinci

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1 DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen 1 LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan Aset dan Kewajiban Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK Ruang Lingkup Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum(general purpose financial statemanet) bagi

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan PERPAJAKAN II Modul ke: Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. Kecuali ditentukan lain, entitas harus menerapkan amandemen dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014

PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK Lampiran 1/1 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN ASET 31 Desember 31 Desember

Lebih terperinci

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA 0 Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA paket 00.indb // 0:: AM STANDAR AUDIT 0 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI, TERMASUK ESTIMASI

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -------------------------------------------------------- - Tujuan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 14 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Seperti yang kita ketahui sebelumnya konvergensi IFRS hanya terdapat dua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri

Lebih terperinci

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI Kelompok : 2 (Dua) Program Studi : Akuntansi Mata Kuliah Dosen : Standar Akuntansi Keuangan Indonesia : Yunan Helmi., Ak. Disusun Oleh : Raihan Prasetyo (023134122)

Lebih terperinci

ANALISIS PROSPEKTIF PROSES PROYEKSI. 1. Proyeksi Laporan Keuangan. a. Proyeksi Laporan Laba Rugi

ANALISIS PROSPEKTIF PROSES PROYEKSI. 1. Proyeksi Laporan Keuangan. a. Proyeksi Laporan Laba Rugi Prospektif- peramalan Teknik Tahap Aplikasi ANALISIS PROSPEKTIF Analisis prospektif dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

PT Citatah Tbk Laporan Posisi Keuangan 30 September 2011 dengan angka perbandingan 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT Citatah Tbk Laporan Posisi Keuangan 30 September 2011 dengan angka perbandingan 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Laporan Posisi Keuangan 30 September 2011 dengan angka perbandingan 31 Desember 2010 Catatan Aset Aset lancar Kas dan setara kas 2d,4 10.051.209.650 10.812.416.225 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan

Lebih terperinci

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN TRANSLATED PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN 01 Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya. Kehadiran

Lebih terperinci

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved Ikatan Akuntan Indonesia Tiga Pilar Akuntansi Keuangan: Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK ETAP SAK Syariah SAK ETAP digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP). ETAP adalah entitas yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan BAB II URAIAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang atau jasa kepada pembeli.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2010:2) mengungkapkan bahwa: Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan BAB II LANDASAN TEORI II.1 II.1.1 Kerangka Teori dan Literatur Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) Pada dasarnya, sebuah perusahaan baru akan mengakui pendapatannya pada saat penjualan terjadi (proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Teori Akuntansi Keuangan PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyusun : Mikael Siahaan (1406645168) Muhammad Gunawan H.M (1406645765) Muhammad Iqbal (1406645771) PROGRAM EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan. EXPOSURE DRAFT BULETIN TEKNIS 8 DIKELUARKAN OLEH KONTRAK ASURANSI DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA TANGGAL 19 OKTOBER 2012 Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi : SEWA GUNA USAHA LITERATUR :! US GAAP : FASB s Statement of Financial Accounting Standards No. 13, Accounting for Leases! IAI : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 30 (Revisi 2007), Sewa! IFRS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008 Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen 1 Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) Laporan Aset dan Kewajiban Laporan Operasi Laporan

Lebih terperinci

SAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP

SAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP SAK UMUM vs SAK ETAP No Elemen PSAK SAK ETAP 1 Penyajian Laporan Keuangan Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis laporan keuangan atas laporan keuangan tahunan PT Indosat Tbk tahun 2004-2008, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS www.djpp.d DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN Koreksi Kesalahan 332. Kesalahan penyusunan laporan keuangan dapat disebabkan oleh keterlambatan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENILAIAN EKUITAS

ANALISIS DAN PENILAIAN EKUITAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS DAN PENILAIAN EKUITAS DISUSUN OLEH: ARINI KAMALIA 14/MPA-XXIXB/63 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GAJAH MADA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) DAN (Mata Uang Rupiah) Approved by: PT SEKAWAN INTIPRATAMA

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (REVISI 0) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (revisi 0) terdiri dari paragraf - dan Panduan Aplikasi. Seluruh paragraf

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyajian Laporan Keuangan ED PSAK No. 0 (Revisi 0) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI 0) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (revisi 0) terdiri dari paragraf

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aset Tetap Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba yang diinginkan dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan. Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER- 02 /BL/2007 TENTANG BENTUK DAN

Lebih terperinci

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi a. Sifat Siklus Akuntansi Sifat siklus akuntansi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepemilikan surat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI.

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI. KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 0 DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci