BAB I PENDAHULUAN. bidang pembinaan kerohaniaan siswa, mahasiswa, serta alumni Kristen. Perkantas telah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. bidang pembinaan kerohaniaan siswa, mahasiswa, serta alumni Kristen. Perkantas telah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Yayasan Perkantas merupakan organisasi sosial keagamaan yang bergerak di bidang pembinaan kerohaniaan siswa, mahasiswa, serta alumni Kristen. Perkantas telah berdiri semenjak 29 Juni Sekarang sudah tersebar di tujuh puluh tujuh kota dan kabupaten di Indonesia. 1 Pelayanan interdenominasi ini bukan gereja namun merupakan kepanjangan tangan pelayanan Gereja (parachurch) 2. Lembaga Pelayanan yang dibangun oleh Jonathan Parapak, Panusunan (Soen) Siregar dan Jimmy Kuswadi, Awalnya lembaga ini didisain untuk melayani sebagai suatu kegiatan ekstrakulikuler kerohanian dalam kampus. Namun, setelah empat puluh tahun pelayanan ini berjalan, ternyata memiliki perkembangan yang signifikan bagi dunia siswa, mahasiswa dan alumni, hingga sekarang. 3 Lembaga pelayanan kemahasiswaan ini sekarang mampu berdiri sendiri dan menjadi organisasi sosial keagamaan dalam bentuk Yayasan. Organisasi sosial keagamaan ini telah diakui oleh Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen Departemen Agama dan Persekutuan Gereja Indonesia (PGI). Organisasi ini telah memiliki akte notaris dan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Lembaga yang awalnya dirancang hanya sebagai suatu persekutuan mahasiswa yang sederhana dan bernuasa komunitas kecil, sekarang sudah menjadi lembaga yang memberikan kontribusi bagi kampus, sekolah, masyarakat, gereja, negara dan dunia. Lembaga 1 Perkantas Nasional. Annual Review Pelayanan Perkantas 2014.(Jakarta:Perkantas,2014) 2 Parachurch merupakan istilah tentang kehadiran lembaga-lembaga pelayanan yang berdampingan dengan gereja. 3 Tim Staf Perkantas, Buku Sejarah 35 Tahun Pelayanan Perkantas (Jakarta:Literatur Perkantas, 2006) 1

2 Pelayanan ini menjadi sangat diperhitungkan sebagai organisasi kemasyarakatan yang mampu membangun kehidupan rohani masyarakat. Perkantas bisa seperti sekarang dikarenakan organisasi ini menekankan aspek visi dan misi dalam menggerakkan organisasinya. Penulis melihat selama empat puluh empat tahun perjalanan pelayanan Perkantas secara nasional dan secara regional dikarenakan berakarnya visi dan misi. Lembaga pelayanan kemahasiswaan ini memiliki suatu visi dan misi sebagai alat pemersatu gerakan pelayanan bersama se-indonesia. Hal ini menjadi sistem nilai dan sistem kepercayaan yang berfungsi sebagai gerakan dalam pelayanan siswa, mahasiswa maupun alumni. Visi dan Misi menjadi suatu pengikat dalam pelayanan organisasi ini. Adanya suatu jalinan pemahaman sistem kepercayaan dalam melakukan suatu gerakan sosial keagamaan. Visi merupakan suatu gambaran dan tujuan pada masa depan yang kita inginkan bersama. Bennis dan Nanus mendefinisikan visi sebagai: something that articulates a view of a realistic, credible, attractive future for the organization, a condition that is better in some important ways than what now exists. 4 Kita bisa melihat bahwa visi lahir dari cara pandang pemikiran yang realistis, dapat dipercaya, masa depan yang menarik bagi organisasi dibandingkan dengan kondisi nyata pada saat ini. Oleh sebab itu sebenarnya Visi bisa dikatakan sebagai suatu utopia ataupun ideologi. Suatu ide-ide yang bersifat masa depan yang bersifat deskriptif, namun bisa juga sebagai hasil kristalisasi sejarah ide maupun harapan dari para pendiri Perkantas. 4 Bennis,W & Nannus,B. Leaders: The Strategies for Taking Charge.(New York: HarperCollins,1997), 19 2

3 Visi dan Misi pelayanan perkantas adalah melayani kaum intelektual yang takut akan Tuhan. Visi Perkantas berdasarkan rumusan Master Plan Pelayanan Perkantas (MP3) adalah Alumni yang menjadi berkat bagi keluarga, gereja, bangsa dan negara serta dunia. Sedangkan Misi dari Perkantas adalah Perkantas hadir karena mentaati panggilan Tuhan untuk melayani kaum intelektual. 5 Visi dan Misi inilah yang ada semenjak pendiri Lembaga pelayanan ini memulai pelayanan ini. Melalui hal ini juga Gerakan pelayanan kaum intelektual bisa dilakukan dan didorong dalam satu tujuan bersama dan ide yang sama. Pusat kantor Yayasan Perkantas terletak di Jakarta, namun sistemnya tidak terpusat tetapi berdasarkan otonomi daerah atau regional, berdasarkan perkembangan pelayanan daerah masing-masing. Perkantas memiliki Cabang Pelayanan yang tersebar di tujuh puluh tujuh daerah di Indonesia. Perkantas secara organisasi terdiri dari empat belas Badan Pengurus Cabang (BPC), tiga belas Badan Pengurus Perwakilan (BPP), dua puluh Badan Pengurus Ranting (BPR) dan tiga puluh kota perintisan. 6 Salah satu kantor cabang pelayanan Perkantas terletak di kota Medan untuk melayani di regional Sumatera bagian Utara. Kantor area regional Sumbagut bertugas menanggani pelayanan mencakup Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Bangka Belitung. Di Kota Medan terdapat organisasi pelayanan Perkantas yang menangani pelayanan siswa, mahasiswa dan alumni. Perkantas Medan sebagai kantor Cabang 5 Hasil Rumusan MP3 (Master Plan Pelayanan Perkantas) pada tahun Lih. Perkantas Nasional.Annual Review Pelayanan Perkantas

4 Sumatera bagian Utara. Pelayanan kemahasiswaan di kota ini dipengaruhi oleh dua kampus universitas negeri. Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) dan Universitas Negeri Medan (UNIMED). Sedangkan yang lainnya merupakan kampus-kampus swasta diantaranya Universitas HKBP Nomensen (UHN), Universitas Metodis Indonesia (UMI), Universitas Katolik (UNIKA), Universitas Dharma Agung (UDA), dan sisanya adalah Sekolah-Sekolah Tinggi Swasta. 7 Salah satu Gerakan Pelayanan Kemahasiswaan yang berbasis massa cukup besar di Kota Medan adalah pelayanan mahasiswa di UNIMED. Pelayanan ini diakui keberadaannya sebagai organisasi kemahasiswaan pada tahun Organisasi kemahasiswaan ini sebelumnya bernama RAP (Rubrik Akhir Pekan) yang akhirnya berubah nama menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan (UKMKP) UNIMED. Pelayanan ini sebelumnya dirintis pada tahun 1972 melalui suatu gerakan kelompok kecil yang dirintis oleh Viktor Tobing. Namun pada tahun 1975 sampai 1985 pelayanan ini mengalami kevakuman. Adanya pola pelayanan yang berbeda menyebabkan munculnya pergerakan pelayanan baru muncul dengan nama RAP (Rubrik Akhir Pekan). Perintisan ulang pelayanan ini dilakukan oleh tokoh-tokoh dari Perkantas Medan yang memiliki nilai-nilai yang berbeda dengan pendiri sebelumnya. Ide-ide dan gagasangagasan yang dibawa oleh tokoh-tokoh perintisan inilah yang sangat mempengaruhi UKMKP UNIMED, sehingga organisasi kemahasiswaan ini menjadi suatu Gerakan sosial keagamaan. 7 Laporan Pelayanan Perkantas Medan tahun 2014, yang dilaporkan pada Rapat Kerja Pelayanan Perkantas Medan tanggal 7-9 November Tim Pengurus UKMKP Selayang Pandang berdirinya UKMKP UNIMED. (Medan: 2010) 4

5 Gerakan sosial keagamaan merupakan suatu bentuk perilaku kolektif yang dilakukan karena interaksi agen dengan sebuah keyakinan, ide bersama yang di digeneralisasi (generalized belief) yang memiliki tujuan untuk menyusun kembali nilainilai dalam tindakan sosial. 9 Gerakan sosial keagamaan lahir dari suatu sistem nilai baru dalam suatu perilaku kolektif. Sistem nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai, ide-ide, individu-individu, event-event, dan organisasi-organisasi terhubung satu sama lain di dalam proses-proses tindakan kolektif. 10 UKMKP UNIMED merupakan organisasi kemahasiswaan yang kembali dirintis dengan suatu sistem nilai baru dalam perilaku kolektif. Bentuk pergerakkannya bersifat kolektif dan dinamis untuk membangun suatu sistem nilai keagamaan yang baru dan memberikan perubahan sosial. Selama 29 tahun organisasi berdiri setelah masa kevakuman banyak hal yang telah dilakukan. Salah satu bentuk gerakan sosial keagamaan yang dilakukan UKMKP UNIMED yaitu mengadakan berbagai kegiatan keagamaan sampai dengan kegiatankegiatan sosial kemasyarakatan. Bentuk dari kegiatannya adalah kelompok kecil (kelompok sel), kebaktian fakultas dan universitas, seminar-seminar, training kepemimpinan, training menulis, kamp-kamp dan ret-ret. Selain itu aktivitas kegiatan sosial juga dilakukan oleh UKMKP UNIMED diantaranya yaitu aksi gotong royong bersama warga setempat, diskusi campus concern seminar tentang pemilu, kerjasama dengan forum aksi kemahasiswaan lainnya, melakukan aksi demonstrasi khususnya berkaitan dalam permasalahan bidang pendidikan, melakukan pengawasan ujian nasional, melakukan suatu penelitian dalam bidang pendidikan di Kota Medan, dan 9 Neil Smelser. Theory of Collective Behaviour. (New York:The Free Press, 1962), Donatella Della Porta & Mario Diani. Social Movements: An Introduction. (Malden MA: Blackwell Publishing, 2006),5 5

6 kegiatan lain sebagainya. 11 Organisasi pelayanan kemahasiswaan ini mampu memberikan kontribusi bagi kehidupan sosial keagamaan di kampus bahkan kota Medan. Penulis melihat bahwa pergerakan kemahasiswaan di UNIMED disebabkan oleh suatu ideologi. Adanya akar ideologis dari sejarah pembentukannya yang mempengaruhi perkembangan gerakan sosial keagamaan ini. Ideologi sebagai suatu sistem berpikir, sistem kepercayaan, praktik-praktik simbolik yang berhubungan dengan tindakan sosial dan politik. 12 Ideologi hadir dalam setiap program gerakan sosial maupun gerakan politik yang menjadi tujuan dari suatu tindakan sosial dan perilaku kolektif masyarakat keagamaan. 13 Oleh karena itu, Penulis melihat bahwa Ideologi dalam Gerakan sosial keagamaan merupakan hal yang mempengaruhi perilaku kolektif dari suatu organisasi dalam melakukan gerakan sosial keagamaan. Perilaku kolektif sangat dipengaruhi dengan sistem kepercayaan dan sistem ide atau nilai yang ada dalam gerakan sosial keagamaan. Suatu sistem nilai baru pada masa perintisan ulang membuat organisasi ini bisa mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Gerakan pelayanan kemahasiswaan UNIMED ini memiliki tujuh Unit Pelayanan (UP) kemahasiswaan dari setiap fakultas dengan beranggotakan 1012 orang. Jumlah kelompok kecil dalam pelayanan ini ada sebesar 200 kelompok kecil. 14 Kelompok yang nantinya menjadi sarana untuk 11 Rancangan Induk Pelayanan (RIP) UKMKP UNIMED 10 tahun disusun oleh Tim RIP 12 John. B Thompson. Analisis Ideologi: Kritik Wacana Ideologi-Ideologi Dunia(terj). (Yogyakarta:IrCisod, 2007),17 13 Ibid, Laporan Pertanggung Jawaban Kepengurusan UKMKP UNIMED, Semester II Periode 2014, pada bulan Desember

7 peregenerasian pengurus, pelayanan dan seluruh aktor yang terlibat dalam pelayanan di UKMKP UNIMED. Penulis melihat ada ide-ide dari Yayasan Perkantas yang mempengaruhi sistem nilai dalam pelayanan di UKMKP UNIMED, sehingga gerakan sosial keagamaan berkembang cukup besar. Adanya akar ideologis yang sangat mempengaruhi gerakan sosial keagamaan UKMKP UNIMED inilah yang menyebabkan perlu dilakukan kajian dalam melihat ide-ide apa saja yang membuat perkembangan gerakan sosial keagamaan UKMKP UNIMED begitu dan berlangsung begitu dinamis. Selain itu penulis melihat pengaruh dari gerakan sosial keagamaan UKMKP UNIMED bagi kehidupan keberagamaan di kampus UNIMED dan juga di masyarakat sekitar. Melihat latar belakang masalah tersebut penulis melihat sangat pentingnya melakukan penelitian tentang akar ideologis yang terdapat dari gerakan sosial keagamaan UKMKP UNIMED. Oleh sebab itu penulis memberi judul tesis ini: Ideologi dalam Gerakan sosial Keagamaan: Studi sosiologis tentang Akar Ideologis Gerakan Sosial Keagamaan di UKMKP UNIMED. 2. Rumusan Masalah Melihat permasalahan itu penulis mencoba merumuskan permasalahan yang terjadi berkaitan dengan penelitian ini. Perkantas sebagai suatu lembaga sosial keagamaan tidak mempunyai sistem keaggotaan namun memiliki sistem nilai yang penting dan menjadi akar ideologis dari gerakan sosial kemahasiswaan di UKMKP UNIMED. Penulis ingin melihat ide-ide dan nilai-nilai apa yang berakar dalam suatu 7

8 gerakan sosial keagamaan di UKMKP UNIMED. Penulis juga ingin melihat bagaimana berakarnya ideologi ini membuat perkembangan dalam gerakan kemahasiswaan di UKMKP UNIMED. Oleh karena itu penulis mencoba melakukan identifikasi permasalahan terhadap subjek penelitian, yaitu: Apa akar ideologis gerakan sosial keagamaan UKMKP UNIMED?. Bagaimana akar ideologis itu menyebabkan perkembangan gerakan sosial keagamaan UKMKP UNIMED?. Pertanyaan-pertanyaan penting ini yang penulis coba akan ajukan dan juga untuk mengarahkan penelitian ini. Begitu luasnya dalam menjawab pertanyaan diatas dan melihat dari beragamnya pelayanan Perkantas di Indonesia sehingga penulis perlu membatasi penelitian ini. Penulis akan mendeskripsikan serta menganalisis permasalahan dengan pertanyaan penelitian diatas. Penulis hanya memfokuskan permasalahan tentang ideologi pelayanan Perkantas sebagai akar ideologis dalam gerakan sosial keagamaanan kemahasiswaan di UKMKP UNIMED. Pengamatan yang penulis lakukan hanyalah sebatas di Perkantas Medan dan pelayanan kemahasiswaan UKMKP UNIMED. Mengapa hal ini dilakukan penulis karena peran sentral pelayanan mahasiswa di Medan begitu besar secara massa, terlebih khusus dua kampus besar di kota Medan. Jumlah mahasiswa yang terlibat di Medan cukup besar dan pertumbuhannya cukup signifikan selama 29 tahun terakhir ini. Penulis melihat UKMKP UNIMED mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan sosial masyarakat baik di Kampus UNIMED, Kota 8

9 Medan bahkan Sumut (Sumatera Utara). Oleh karena itu penulis mencoba membatasi subjek penelitian ini. 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan akar ideologis dari gerakan sosial keagamaan UKMKP UNIMED, serta bagaimana akar ideologis itu menyebabkan perkembangan terhadap gerakan sosial keagamaan di UKMKP UNIMED. Penulis juga menganalisis ideologi tersebut serta kaitannya dengan nilai-nilai dari Perkantas. Selain itu penulis akan mendeskripsikan serta menganalisis bagaimana ideologi Perkantas mempengaruhi gerakan pelayanan kemahasiswaan di UKMKP UNIMED. Adanya pemahaman tentang ideologi yang memiliki dimensi deskriptif, positif dan pejorative, menyebabkan perlu adanya suatu pemikiran kritis terhadap ideologi tersebut. Pemikiran kritis terhadap dimensi ideologi yang berdampak sebagai kesadaran palsu perlu diperhatikan oleh Perkantas dan gerakan sosial keagamaan UKMKP UNIMED. Selain itu adanya pertautan antara pengetahuan dan kepentingan membuat pentingnya kita melihat ideologi yang akan berdampak pada penindasan dan ketidakadilan sosial didalamnya. Manfaat penelitian ini secara lebih spesifik adalah memberikan gambaran serta analisis bagi Perkantas untuk mengkaji ulang sistem nilai atau sistem kepercayaan yang bersifat pejoratif dan melakukan kritik ideologi untuk membangun gerakan sosial keagamaan yang sesuai dengan konteks. Melihat begitu signifikannya ideologi maka setiap individu yang terlibat dalam pelayanan ini bisa semakin dicerahkan tentang 9

10 ideologi lembaga dan pentingnya membangun kesadaran kritis bagi individu-individu maupun organisasi sosial keagamaan di masyarakat. 4. Kerangka Teoritis Sosiologi pengetahuan merupakan suatu teori dalam mencari latar belakang ideide secara historis, dan juga alat analisis yang berusaha memahami pemikiran dan pengetahuan. Latar belakang konkret lahir dari situasi sosial-historis tertentu yang memunculkan pikiran individual yang berbeda-beda secara sangat bertahap-tahap. Manusia dalam kelompok-kelompok tertentu yang telah mengembangkan suatu gaya pemikiran tertentu dalam rangkaian tanggapan terus-menerus terhadap situasi-situasi khusus tertentu yang mencirikan posisi umum mereka. 15 Selain itu teori ini tidak memisahkan cara-cara pemikiran yang konkret dengan konteks tindakan kolektif yang merupakan sarana untuk menemukan dunia dalam pengertian intelektual. 16 Ideologi sering dimengerti secara sederhana sebagai sistem simbol yang berfungsi memberikan makna yang tetap bagi dunia dan memiliki suatu identitas yang tetap dalam suatu subjek. 17 Dalam makna ini, Michael Freeden mendefinisikan ideologi sebagai pembentukan ide-ide dan gagasan-gagasan yang terdiri dari konsep sosial dan politik 18. Tetapi definisi ideologi cenderung mengacu pada penggolongan makna yang lebih luas dari suatu ide dalam sebuah wacana Karl Mannheim. Ideologi dan Utopia :Menyingkap Pikiran dan Politik.(terj). (Yogyakarta: Kanisius, 1991), 4 16 IbidI, 4 17 Kølvraa, Christoffer. Ideology and the crowd, (Distinktion: Scandinavian Journal of Social Theory, 2013, Vol. 14, No. 2, Freeden, M. Ideologies and political theory. (Oxford: Oxford University Press, 1996), Zizek, S Introduction. In Mapping Ideology, ed. S. Zizek, (London: Verso, 1994), 16 10

11 Ideologi berdasarkan etimologisnya merupakan ilmu yang meliputi kajian tentang asal-usul dan hakikat ide atau gagasan. 20 Ideologi mengacu pada pengertian pada sistem ide-ide tentang fenomena, terutama fenomena kehidupan sosial; cara berpikir khas suatu kelas atau individu. 21 Ideologi merupakan suatu sistem berpikir, sistem kepercayaan, praktik-praktik simbolik yang berhubungan dengan tindakan sosial dan politik. 22 Ideologi hadir dalam setiap program gerakan sosial maupun gerakan politik yang menjadi tujuan dari suatu tindakan sosial dan perilaku kolektif masyarakat keagamaan. Bentuk-bentuk simbolis dalam bentuk pernyataan visi dan misi dalam suatu gerakan sosial. Hal ini menjadi suatu sistem kepercayaan yang ketika diyakini oleh sekelompok orang atau komunitas yang mampu diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Ideologi merupakan suatu pemahaman ide atau gagasan yang dipengaruhi oleh pengetahuan kolektif dari masyarakat dan organisasi. Penulis akan menggunakan teori sosiologi pengetahuan sebagai alat analisis dalam melihat ideologi Perkantas yang menjadi akar ideologis bagi berkembangnya pergerakan sosial keagamaan di UKMKP UNIMED. Selain itu penulis juga melihat UKMKP UNIMED merupakan gerakaan sosial yang sangat dipengaruhi oleh tindakan kolektif, yang membuat ideologi itu bisa bertahan dan mampu menyebar dalam gerakan kemahasiswaan ini. 23 Teori lain sebagai alat analisis penulis dalam penelitian ini yaitu teori perilaku kolektif dari gerakan sosial keagamaan. Suatu teori yang membahas gerakan sosial 20 Raymond Geuss. The Idea of A Critical Theory Habermas & The Frankfurt School. (Cambridge:Cambridge University Press), 4 21 Ibid, 4 22 Lih John. B Thompson. Analisis Ideologi,17 23 Neil Smelser. Theory of Collective Behaviour. (New York:The Free Press, 1962),

12 keagamaan yang lahir dari perilaku kolektif yang didasarkan pada nilai. 24 Nilai yang terkandung dalam perilaku kolektif ini bisa berdasarkan budaya, agama, maupun ideologi. 5. Metode Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan mendeskripsikan ideologi Perkantas dalam gerakan sosial keagamaan di UKMKP UNIMED. Penulis juga mencoba menganalisis lebih dalam tentang nilai-nilai yang membentuk ideologi Perkantas. Selanjutnya bagaimana ideologi itu bisa menyebabkan berkembangnya suatu gerakan sosial keagamaan. Pengumpulan Data yang dilakukan melalui pengamatan lapangan, wawancara dan dokumenter (secondary sources). Untuk dokumenter metode yang dilakukan yaitu dengan melihat dokumen AD/ART, MP3 (Master Plan Pelayanan Perkantas), Dokumentasi rapat-rapat Organisasi, buku-buku profil pelayanan, dan lainnya. Untuk metode wawancara dipakai instrument pengumpul data yang disebut pedoman wawancara bagi beberapa orang kunci (key person). Sedangkan untuk pengamatan atau penginderaan langsung terhadap individu, benda, kondisi, situasi, serta perilaku unit pengamatan. Penelitian ini dilakukan di Kota Medan terlebih khusus Lokasinya kantor Yayasan Perkantas di Jl. Harmonika Baru, Gg. Berlian, No.13, Medan. Penulis juga akan meneliti di 24 Neil Smelser, Theory of Collective Behaviour,

13 sekretariat ketujuh unit pelayanan kemahasiswaan UKMKP UNIMED yang berada di daerah Pancing, Medan. Sumber yang akan penulis teliti yaitu melalui informasi verbal dan dokumen (secondary sources) dari Yayasan Perkantas cabang kota Medan dan unit kegiatan pelayanan mahasiswa di UKMKP UNIMED. Teknik dalam mengumpulkan informasi verbal yaitu dengan wawancara yang mendalam dengan Pemimpin Cabang Yayasan Perkantas Medan dan Staf Senior Perkantas Medan. Sedangkan wawancara yang dilakukan dengan organisasi kemahasiswaan UNIMED yaitu Ketua koordinasi UKMKP UNIMED dan Alumni Perintis pelayanan kampus UNIMED. Penulis juga mencoba mencari dokumen-dokumen historis tentang tentang kedua organisasi ini. Melalui arsip-arsip yang dikumpulkan, serta tulisan-tulisan tentang fenomena yang akan diteliti. 6. Sistematika Penulisan Penulisan karya ilmiah ini akan memberikan suatu deskripsi dan analisis yang sistematis tentang kajian pustaka dan asumsi teoritis, data, analisis dan hasil temuan. Hal ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: 1. Bab I Pendahuluan Pada Bab ini merupakan pintu masuk dalam melihat kajian pokok, dimana akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian 2. Bab II Kajian Pustaka dan Asumsi Teoritis 13

14 Bab kedua penulis mencoba memaparkan tentang kajian pustaka dan asumsi teoritis tentang sosiologi pengetahuan. Hal ini untuk mengetahui kajian ideologi dalam gerakan sosial dalam konsep sosiologi pengetahuan. Akan dikemukakan tentang definisi Ideologi dan gerakan sosial keagamaan. Teori ideologi dan gerakan sosial keagamaan yang tergolong dalam teori perilaku kolektif berorientasi nilai. 3. Bab III Sejarah UKMKP UNIMED Tulisan pada bab ketiga akan membahas tentang sejarah pelayanan mahasiswa UKMKP UNIMED. Dalam pembahasan itu penulis menjabarkan tentang sejarah berdirinya Perkantas sebagai organisasi yang penting bagi berdirinya pelayanan UKMKP UNIMED. Selanjutnya, penulis akan membahas tentang Visi dan Misi Pelayanan UKMKP UNIMED. Pada bagian selanjutnya penulis akan membahas bentuk-bentuk kegiatan sosial keagamaan yang terdapat dalam UKMKP UNIMED. Melalui pengumpulan data ini penulis mencari nilai-nilai yang terkandung dalam gerakan sosial keagamaan UKMKP UNIMED, yang menjadi akar ideologis berkembangnya UKMKP UNIMED. 4. Bab IV Akar Ideologis dalam Gerakan Sosial Keagamaan UKMKP UNIMED Bab empat penulis akan mencoba menganalisa dengan menggunakan teori sosiologi pengetahuan tentang pembentukan ideologi Perkantas sebagai akar ideologis gerakan sosial keagamaan UKMKP UNIMED. Menganalisis nilai-nilai yang terkandung gerakan sosial keagamaan ini. Melihat bagaimana nilai-nilai itu menjadi ide untuk berkembangnya pelayanan di UKMKP UNIMED. Mencoba menganalisis gerakan sosial keagamaan dari UKMKP UNIMED yang berorientasi pada nilai-nilai. 14

15 Pada bagian akhir bab ini penulis akan mengkritisi ideologi tersebut dengan pendekatan teori ideologi. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran Pada akhir bab lima penulis mencoba menyimpulkan seluruh pembahasan dalam keseluruhan tesis. Kesimpulan ini untuk menjelaskan tentang pertanyaan penelitian dan menegaskan tentang jawaban dari pertanyaan penelitian. Pada bab ini penulis akan memberikan suatu rekomendasi penelitian selanjutnya untuk perkembangan teori dan praktis kepada Yayasan Perkantas dan UKMKP UNIMED. 15

BAB V KESIMPULAN. relasi antara ideologi dan gerakan sosial keagamaan. Dengan melihat penelitian yang

BAB V KESIMPULAN. relasi antara ideologi dan gerakan sosial keagamaan. Dengan melihat penelitian yang BAB V KESIMPULAN Melalui penelitian yang diajukan penulis pada latar belakang masalah bahwa ada relasi antara ideologi dan gerakan sosial keagamaan. Dengan melihat penelitian yang dilakukan dalam Ideologi

Lebih terperinci

BAB III SEJARAH PERKEMBANGAN UKMKP UNIMED

BAB III SEJARAH PERKEMBANGAN UKMKP UNIMED BAB III SEJARAH PERKEMBANGAN UKMKP UNIMED UKMKP UNIMED (Unit kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan Universitas Medan) merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang terdapat dalam kampus UNIMED.

Lebih terperinci

BAB IV AKAR IDEOLOGIS GERAKAN SOSIAL KEAGAMAAN UKMKP UNIMED

BAB IV AKAR IDEOLOGIS GERAKAN SOSIAL KEAGAMAAN UKMKP UNIMED BAB IV AKAR IDEOLOGIS GERAKAN SOSIAL KEAGAMAAN UKMKP UNIMED Bagian awal dari Tesis ini menyatakan tentang ideologi dalam gerakan sosial sebagai rumusan permasalahan. Fokus penelitian yang menjadi arah

Lebih terperinci

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja hidup di tengah masyarakat. Gereja kita kenal sebagai persekutuan orangorang percaya kepada anugerah keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. sinodal) dan siding majelis jemaat (lingkup jemaat). 2. Hubungan yang dinamis antara majelis sinode dan majelis jemaat.

BAB IV ANALISA. sinodal) dan siding majelis jemaat (lingkup jemaat). 2. Hubungan yang dinamis antara majelis sinode dan majelis jemaat. BAB IV ANALISA GPIB adalah sebuah gereja yang berasaskan dengan sistem presbiterial sinodal. Cara penatalayanan dengan sistem presbiterial sinodal selalu menekankan: 1. Penetapan kebijakan oleh presbiter

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ASUMSI TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ASUMSI TEORITIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ASUMSI TEORITIS 1. Pendahuluan Ada akademisi yang melakukan penelitian tentang Perkantas, namun belum melakukan penelitian dalam perspektif sosiologis. Ada satu karya ilmiah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa adalah kelompok sosial masyarakat yang mempunyai kapasitas intelektual untuk memahami kondisi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BAB I PEMBUKAAN Mahasiswa Kristen Institut Teknologi Bandung sebagai bagian dari umat Allah di Indonesia memiliki tugas dan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain sumber daya manusia (man), sumber daya pembiayaan (money), sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. lain sumber daya manusia (man), sumber daya pembiayaan (money), sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi pasti mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang perlu dicapai melalui pelaksanaan kebijakan dan kegiatan organisasi secara terpola, terpadu

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB VII REFLEKSI DAN KESIMPULAN

BAB VII REFLEKSI DAN KESIMPULAN BAB VII REFLEKSI DAN KESIMPULAN Fakta-fakta dan analisis di dalam disertasi ini melahirkan satu kesimpulan umum yaitu bahwa keberadaan Jemaat Eli Salom Kele i adalah sebuah hasil konstruksi sosial dan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pancasila sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini menggambarkan tentang Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik. Adapun kesimpulan

Lebih terperinci

CRITICAL THEORIES Bagian II

CRITICAL THEORIES Bagian II CRITICAL THEORIES Bagian II 1 MARXISME Jalur Pengaruh Pemikiran Karl Mark & Teori Kritis Hegel Neo Marxisme Teori Kritis II Marks Muda Karl Mark Marks Tua Engels Kautsky Korsch Lukacs Gramsci Hokheimer

Lebih terperinci

BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI USU

BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI USU BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI USU A. Sejarah Singkat 1. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Fakultas Ekonomi lahir di luar kota Medan atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir

Lebih terperinci

SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA

SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA PENDIDIKAN PANCASILA SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA PENGERTIAN IDEOLOGI DAN IDEOLOGI TERBUKA IDEOLOGI-IDEOLOGI BESAR DI DUNIA: LIBERALISME-KAPITALISME, SOSIALISME,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi yang mempengaruhi semua tingkatan kehidupan. Fakta menunjukkan bahwa kebanyakan diantara kita menjalani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Fredrike Bannink, Handbook Solution-Focused Conflict Management, (Gottingen: Hogrefe Publishing, 2010) 2

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Fredrike Bannink, Handbook Solution-Focused Conflict Management, (Gottingen: Hogrefe Publishing, 2010) 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Konflik dapat dipahami dalam dua dimensi, yaitu bahaya dan peluang 1. Bila dalam krisis, seseorang atau kelompok orang memiliki pikiran negatif yang kuat, ia atau mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1986, h Afra Siauwarjaya, Membangun Gereja Indonesia 2: Katekese Umat dalam Pembangunan Gereja

BAB I PENDAHULUAN. 1986, h Afra Siauwarjaya, Membangun Gereja Indonesia 2: Katekese Umat dalam Pembangunan Gereja BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang dan Kerangka Teori. Gereja, dalam ekklesiologi, dipahami sebagai kumpulan orang percaya yang dipanggil untuk berpartisipasi dalam perutusan Kristus yaitu memberitakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Arikunto (2002) menyatakan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Arikunto (2002) menyatakan, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Arikunto (2002) menyatakan, penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS

BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS 3.1 Teori Kritis Jurgen Habermas Habermas berasumsi bahwa modernitas merupakan sebuah proyek yang belum selesai. Ini artinya masih ada yang perlu untuk dikerjakan kembali.

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat, seperti perubahan pola pikir, perubahan gaya hidup, perubahan sosial, perubahan teknologi, dan sebagainya, memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi atau perusahaan membutuhkan seorang public relations karena peran dan fungsinya yang sangat penting dalam melakukan aktivitasnya tersebut. Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tanggal 21 Maret 2006, bertempat di Jakarta ditetapkanlah sebuah peraturan pemerintah yang baru, yang dikenal sebagai Peraturan Bersama dua Menteri (selanjutnya

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Permasalahan. Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Permasalahan. Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut Gereja Bali atau singkatannya GKPB, adalah salah satu dari sedikit gerejagereja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu kesatuan yang menjunjung tinggi nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu kesatuan yang menjunjung tinggi nilai-nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu kesatuan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian. Sistem yang ada di Negara Republik Indonesia adalah sistem demokrasi sehingga melahirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung. BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja 1 dipahami terdiri dari orang-orang yang memiliki kepercayaan yang sama, yakni kepada Yesus Kristus dan melakukan pertemuan ibadah secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara tercermin dalam keseluruhan lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara tercermin dalam keseluruhan lembaga-lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang. Sebagian besar masyarakatnya masih berada di bawah garis kemiskinan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk bisa menjadikan

Lebih terperinci

PROFIL INSTANSI / LEMBAGA

PROFIL INSTANSI / LEMBAGA BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU Fakultas Ekonomi lahir di kota Medan atau di luar Propinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di lahirkan sebagai suatu mahluk yang utuh dan mandiri, namun

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di lahirkan sebagai suatu mahluk yang utuh dan mandiri, namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia di lahirkan sebagai suatu mahluk yang utuh dan mandiri, namun dalam kehidupannya harus berkelompok dan bermasyarakat. Manusia tidak dapat berdiri sendiri, namun

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka 6 BAB II Tinjauan Pustaka A. Keyakinan Keyakinan merupakan suatu bentuk kepercayaan diri seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya. Goldin (2002) mengungkapkan bahwa keyakinan matematika seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Secara umum gereja berada di tengah dunia yang sedang berkembang dan penuh dengan perubahan secara cepat setiap waktunya yang diakibatkan oleh kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas beribu pulau tersebar dari

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA FORUM KERUKUNAN UMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan fungsi desentralisasi dan demokratisasi pada tingkat lokal (Otonomi Daerah), pemerintah melakukan upaya-upaya yang signifikan melalui penataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila karyawan-karyawan memiliki

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA. Novia Kencana, S.IP, MPA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA. Novia Kencana, S.IP, MPA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA Novia Kencana, S.IP, MPA novia.kencana@gmail.com Ideologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju

Lebih terperinci

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. Visi, misi, tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan

BAB V PENUTUP. Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, telah teridentifikasi bahwa PDI Perjuangan di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor

BAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor BAB 5 KESIMPULAN Sebagaimana dirumuskan pada Bab 1, tesis ini bertugas untuk memberikan jawaban atas dua pertanyaan pokok. Pertanyaan pertama mengenai kemungkinan adanya variasi karakter kapasitas politik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji representasi budaya organisasi pada organisasi mahasiswa dari Patani Thailand Selatan PMIPTI. Pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN, REFLEKSI, DAN REKOMENDASI. Bab ini akan mendiskusikan kesimpulan atas temuan, refleksi, dan juga

BAB 6 KESIMPULAN, REFLEKSI, DAN REKOMENDASI. Bab ini akan mendiskusikan kesimpulan atas temuan, refleksi, dan juga BAB 6 KESIMPULAN, REFLEKSI, DAN REKOMENDASI Bab ini akan mendiskusikan kesimpulan atas temuan, refleksi, dan juga rekomendasi bagi PKS. Di bagian temuan, akan dibahas tentang penelitian terhadap iklan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. di Darussalam (Universitas Syiah Kuala) kota Kuraja (Banda Aceh), dan sebagai

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. di Darussalam (Universitas Syiah Kuala) kota Kuraja (Banda Aceh), dan sebagai BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi USU Fakultas Ekonomi lahir di luar kota Medan atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan oleh pejabat-pejabat pemerintahan. Itu merupakan satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan oleh pejabat-pejabat pemerintahan. Itu merupakan satu jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan di Indonesia merupakan suatu jenis kepemimpinan yang dijalankan oleh pejabat-pejabat pemerintahan. Itu merupakan satu jenis kepemimpinan tertentu

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI

BAB II PROFIL INSTANSI BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi (USU) diprakarsai oleh pemuka masyarakat Sumatera Utara dan Aceh dengan membentuk Yayasan USU dan mendirikan Fakultas Kedokteran pada 20 Agustus

Lebih terperinci

SEJARAH SUMBER TERBUKA: PEMETAAN PAMERAN SENI RUPA DI INDONESIA

SEJARAH SUMBER TERBUKA: PEMETAAN PAMERAN SENI RUPA DI INDONESIA SEJARAH SUMBER TERBUKA: PEMETAAN PAMERAN SENI RUPA DI INDONESIA Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) mengundang Anda untuk berpartisipasi pada acara Sejarah Sumber Terbuka:

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA Modul ke: PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA BAHAN TAYANG MODUL 7 SEMESTER GASAL 2016 Fakultas FAKULTAS TEKNIK RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik SIPIL www.mercubuana.ac.id Dalam bahasa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2009 NOMOR 27 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 29 Desember 2009 Nomor : 27 Tahun 2009 Tentang : PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN BUKU ADMINISTRASI RUKUN WARGA

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan hal yang penting berada dalam gereja. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan gereja sebagai organisasi. Dalam teori Jan Hendriks mengenai jemaat

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER I. PENDAHULUAN 1. Pengertian Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) adalah garis-garis besar sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia, karena setiap orang dalam kehidupanya selalu berkeinginan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI. A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI. A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Fakultas Ekonomi lahir di luar Kota Medan atau di luar Propinsi Sumatera Utara. Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959 di Darussalam

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik yang berperan menumbuhdewasakan kadar intelektual, emosional dan spiritual para

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA, RUKUN WARGA, LEMBAGA KEMASYARAKATAN LAINNYA DAN DUSUN

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katekisasi merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan kristiani yang dilakukan oleh gereja. Istilah katekisasi berasal dari kerja bahasa Yunani: katekhein yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Muchammad Nazir dalam bukunya Metode Penelitian menyatakan

BAB III METODE PENELITIAN. Muchammad Nazir dalam bukunya Metode Penelitian menyatakan 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan

Lebih terperinci

Partisipasi Politik Elit Politik Perempuan di DPC Partai Demokrat Pematangsiantar ( Studi Kasus pada Pemilihan Umum 2009)

Partisipasi Politik Elit Politik Perempuan di DPC Partai Demokrat Pematangsiantar ( Studi Kasus pada Pemilihan Umum 2009) Partisipasi Politik Elit Politik Perempuan di DPC Partai Demokrat Pematangsiantar ( Studi Kasus pada Pemilihan Umum 2009) D I S U S U N OLEH : HANNA REFAELTY GULTOM NIM : 050906072 DEPARTEMEN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr. BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH Dalam proses pendampingan kali ini, peneliti menggunakan metode Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBIDANGAN KERJA KOMISI YUDISIAL

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBIDANGAN KERJA KOMISI YUDISIAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBIDANGAN KERJA KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 400 A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Karakteristik kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL ORGANISASI. atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan

BAB II PROFIL ORGANISASI. atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan BAB II PROFIL ORGANISASI A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU Fakultas Ekonomi lahir di luar kota Medan atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959

Lebih terperinci

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 222 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA Ketua, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk keselarasan,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1365, 2013 KOMISI YUDISIAL. Pembidangan Kerja. Susunan Organisasi. Pecabutan. PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang didalamnya mengajarkan pendidikan kepribadian yaitu Pendidikan Pancasila sesuai dengan Permendiknas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30 1 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan A.1. Latar belakang permasalahan Harus diakui bahwa salah satu faktor penting di dalam kehidupan masyarakat termasuk kehidupan bergereja adalah masalah kepemimpinan.

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa dan mencapai tujuan pendidikan nasional, perkembangan jaman saat ini menuntut adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang hendak di capainya guna memajukan perusahaan, organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang hendak di capainya guna memajukan perusahaan, organisasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan, organisasi, dan lembaga tidak terlepas dari kerja sama yang baik antara pegawai di perusahaan tersebut, pimpinan suatu perusahaan, organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tertentu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tertentu. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki kebebasan dalam memeluk agama. Agama berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tertentu. Dalam Encyclopedia of Philosophy,

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

Pola Pengembangan Kemahasiswaan UNJ 2011

Pola Pengembangan Kemahasiswaan UNJ 2011 Pola Pengembangan Kemahasiswaan UNJ 2011 Oleh : Octo Rianto (Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta) Kebijakan Dasar Pendidikan Tinggi Indonesia 2003-2010 Untuk

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Gereja yang ada dan hadir dalam dunia bersifat misioner sebagaimana Allah pada hakikatnya misioner. Yang dimaksud dengan misioner adalah gereja mengalami bahwa dirinya

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP ORGANISASI SOSIAL KEPEMUDAAN. Pancasila di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun) SKRIPSI JHON WIDODO PURBA

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP ORGANISASI SOSIAL KEPEMUDAAN. Pancasila di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun) SKRIPSI JHON WIDODO PURBA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP ORGANISASI SOSIAL KEPEMUDAAN (Studi Deskriptif pada Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun) SKRIPSI JHON WIDODO PURBA

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH BUPATI BANGKA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

2015, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

2015, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. 1642, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Badan Hukum. Pendaftaran. Perubahan. AD&ART. Kepengurusan Parpol. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II PROFIL LEMBAGA. A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

BAB II PROFIL LEMBAGA. A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB II PROFIL LEMBAGA A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Fakultas Ekonomi lahir di kota Medan atau di luar Propinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959 di Darussalam

Lebih terperinci

GARIS BESAR HALUAN KERJA FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK INDONESIA A. PENDAHULUAN

GARIS BESAR HALUAN KERJA FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK INDONESIA A. PENDAHULUAN GARIS BESAR HALUAN KERJA FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK INDONESIA A. PENDAHULUAN 1. Bahwa pendidikan nasional telah mengalami perkembangan sehingga perlu adanya penyesuaian dan pemantapan baik dalam

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah satunya karena Indonesia berdasar pada Pancasila, dan butir sila pertamanya adalah Ketuhanan

Lebih terperinci

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Drs. Amiruddin. A 9 Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 107 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dirancang untuk menemukan karakteristik dan praktikpraktik kepemimpinan sekolah Islam, maka jenis penelitian

Lebih terperinci

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA KETETAPAN MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA TAP No. 07/MPM/XI/2016 TENTANG HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA Menimbang : a. bahwa mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan dalam

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS (APSPBI)

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS (APSPBI) ANGGARAN DASAR ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS (APSPBI) APSPBI Sekretariat: Sekretariat Prodi PBI, FKIP Universitas Sanata Dharma, Jl. Affandi Mrican, CT Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Pekabaran Injil adalah tugas dan tanggung jawab gereja di tengah dunia. Gereja dipanggil untuk menjadi pekabar Injil (kabar sukacita, kabar

Lebih terperinci