BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji representasi budaya organisasi pada organisasi mahasiswa dari Patani Thailand Selatan PMIPTI. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara sedangkan teknik analisis data menggunakan model analysis interaksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi yang muncul dalam PMIPTI yaitu: 1. Representasi budaya organisasi dalam PMIPTI a. Penggunaan bahasa dan kebiasaan Melayu Patani dalam interaksi anggota PMIPTI berupa penggunaan bahasa, pakaian, makanan dan perayaan hari besar Islam, b. Penggunaan budaya Islam Melayu sebagai dasar kehidupan anggota PMIPTI yaitu kebiasaan pengembangan pengetahuan keislaman pada anggota PMIPTI dengan kebiasaan latihan kutbah, kajian Al Hadis, dan diskusi keislaman, dan c. Rasa kesukuan atau etnis sebagai warga Melayu Patani yaitu berupa kegiatan mendengarkan berita-berita dari Patani serta mendiskusikannya. 2. Timbulnya budaya organisasi dalam PMIPTI dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a. Dimensi Pendukung 1) Pelaksanaan program-program PMIPTI meliputi: a) Program PMIPTI khususnya visi dan misi jelas bertujuan untuk menciptakan generasi pemimpin dan masyarakat Patani yang berperilaku religius. 98

2 99 b) Program-program PMIPTI mendukung terpeliharanya rasa cinta terhadap kampung asal pada mahasiswa, misalnya kegiatan pembacaan berita dari kampung asal. c) Program PMIPTI mendorong anggotanya untuk sering bertemu sehingga semangat dalam melaksanakan budaya organisasi terjaga. 2) Kesamaan rasa senasib dan sepenanggungan (fellow sufferer) terhadap masyarakat Patani, yaitu: a) Kesamaan rasa senasib dan sepenanggungan (fellow sufferer) mahasiswa anggota PMIPTI terhadap masyarakat Patani merupakan salah satu aspek pemersatu anggota PMIPTI. b) Pemahaman tentang tujuan pendirian PMIPTI menjadi motivasi mahasiswa PMIPTI untuk bersedia melaksanakan kegiatankegiatan yang dilaksanakan PMIPTI termasuk kebiasaankebiasaan yang ada dalam PMIPTI. b. Dimensi Penghambat 1) Hambatan Bahasa, yaitu: a) PMIPTI tidak hanya berinteraksi dengan internal, namun dengan eksternal yang membutuhkan kemampuan berbahasa sesuai sesuai dengan pihak eksternal. b) Interaksi PMIPTI dengan masyarakat seringkali mengalami hambatan karena kesulitan dalam pemahaman bahasa, khususnya ketika berkomunikasi secara langsung. 2) Hambatan internal organisasi, yaitu: a) Hambatan internal adalah sulitnya melakukan koordinasi anggota PMIPTI. b) Kendala tersebut disebabkan anggota PMIPTI menempuh pendidikan di berbagai Perguruan Tinggi yang berbeda, sehingga mengatur waktu yang sama antara anggota menjadi cukup sulit.

3 Budaya organisasi yang terdapat dalam organisasi PMIPTI berperan dalam peningkatan motivasi belajar anggotanya, yaitu melalui program-program yang dilaksanakan oleh PMIPTI berupa latihan Bahasa Indonesia, pelatihan bahasa Inggris, diskusi ilmiah dan agama, seminar-seminar dan bimbingan perkuliahan bagi anggotanya. Budaya organisasi yang telah ada di PMIPTI yang bersifat kedaerahan misalnya budaya menggunakan bahasa Melayu, berpakaian Melayu, dan memasak masakan Melayu ketika mereka berkumpul di PMIPTI senantiasa mengingatkan mereka tentang tujuan dan fungsi mereka di Indonesia, yaitu agar menjadi seorang pemimpin Islam yang nantinya memimpin masyarakat Patani untuk membangun kehidupan dan diakuinya hak masyarakat untuk menerapkan syariat Islam dalam kehidupan masyarakat Patani. Budaya organisasi yang selalu berdampak pada munculnya sikap-sikap nasionalisme mahasiswa terhadap pergerakan masyarakat Patani di Thailand Selatan tersebut berhasil meningkatkan motivasi belajar anggotanya agar segera menyelesaikan pendidikannya baik dari segi kualitas maupun kuantitas sehingga mereka dapat segera berkiprah dalam perjuangan peningkatan kesejahteraan masyarakat Patani serta memperjuangkan diakui dan diperbolehkan hak masyarakat untuk menerapkan syariat Islam bagi masyarakat Patani. B. Implikasi 1. Implikasi Teoritis Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi simbolis dilakukan dan ditampilkan oleh PMIPTI dalam bentuk budaya organisasi yang menjadi ciri khas dari PMIPTI. PMIPTI memunculkan budaya organisasi sebagai upaya untuk menjaga eksistensi budaya atau ideologi yang berada di wilayah PMIPTI yaitu Patani selatan yang berbeda dengan ideologi pemerintah Thailand. Budaya organisasi pada PMIPTI juga merupakan salah satu simbol perlawanan dalam tanda kutip bukan perlawanan yang bersifat frontal, namun

4 101 bagaimana PMIPTI berusaha untuk menciptakan dan mempersiapkan anggota untuk menjadi calon pemimpin yang dapat membantu meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat Patani baik dari segi sosial, ekonomi dan politik. Penelitian ini mendeskripsikan budaya organisasi pada organisasi PMIPTI yaitu persatuan mahasiswa Patani Thailand Selatan. Hasil penelitian ini tentunya dapat menguatkan teori interaksi sosial khususnya tentang proses terciptanya budaya organisasi. 2. Implikasi Praktis Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat budaya organisasi dalam organisasi PMIPTI. Peneliti tidak secara spefisik menganalisis atau menggali faktor-faktor penyebab yang melatarbelakangi munculnya budaya organisasi dalam PMIPTI. Kondisi ini tentunya menjadi bahan masukan untuk peneliti selanjutnya untuk lebih meningkatkan pemilihan topic pembahasan, misalnya dengan menganalisis latar belakang munculnya budaya organisasi ditinjau dari budaya, motif dan sebagainya. 3. Implikasi Metodologis Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus dan fenomenologi untuk menggambarkan represenasi budaya organisasi dalam PMIPTI. Langkah-langkah analisis yang digunakan dalam penelitian ini membantu peneliti untuk mencapai tujuan penelitian yaitu merepresentasikan budaya organisasi dalam PMIPTI serta dampaknya bagi motivasi belajar mahasiswa anggota PMIPTI. Pelaksanaan penelitian secara umum berhasil namun dalam beberapa hal masih terdapat beberapa kekurangan, antara lain peneliti tidak mencoba mengkonfrontir pandangan dari nara sumber yang sebagian besar merupakan masyarakat Patani dengan sumber lain yang memiliki padangan berbeda dengan mereka, misalnya perwakilan dari pemerintah Thailand. Penelitian yang akan datang dapat menggunakan metode sejenis untuk menggambarkan suatu fenomena dalam masyarakat serta lebih teliti dan peka untuk melibatkan pihak-pihak yang

5 102 memiliki kompetensi dengan fenomena tersebut, baik pihak yang pro maupun yang kontra sehingga representasi yang dihasilkan memiliki nilai obyektifitas yang lebih tinggi. C. Saran 1. Organisasi PMIPTI telah memiliki budaya organisasi yang berdimensi budaya Islam Melayu, kedepan pengurus PMIPTI hendaknya berusaha mempertahankan budaya organisasi tersebut dan berusaha menggali budayabudaya organisasi lain yang dapat meningkatkan ketercapaian visi dan misi PMIPTI. 2. Peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan subyek sejenis, hendaknya meningkatkan fokus penelitian, misalnya hanya menganalisis tentang munculnya budaya organisasi atau menganalisis dampak budaya organisasi terhadap perkembangan organisasi.