15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR"

Transkripsi

1 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR UJUNG TOMBAK REKAYASA INOVATIF DAN ADAPTIF

2

3 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR UJUNG TOMBAK REKAYASA INOVATIF DAN ADAPTIF KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA 2014

4 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR UJUNG TOMBAK REKAYASA INOVATIF DAN ADAPTIF KINERJA Pertama kali diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Gedung Menara 165 Lantai 23 Jalan Tb. Simatupang Kav. 1 Jakarta Selatan Pelindung Sharif C. Sutardjo Menteri Kelautan dan Perikanan Pengarah Slamet Soebjakto Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Penanggung Jawab Moh. Abduh Nurhidayat Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Editor Agung Witjaksono Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp ,00 (satu juta), atau pidana penjara paling lama 7 (Tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp ,00 (lima milyar rupiah). Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp ,00 (lima ratus juta rupiah). Penyusun Rokhmat M. Rofiq Pendukung Rudi Hartono Ris Dewi Nowita Sampul & Tata Letak Tohalim Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang Dilarang mengutip, menyalin, memperbanyak, dan menyebarluaskan sebagian maupun keseluruhan isi buku ini, dengan cara apapun, tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta.

5 x SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR xi Realisasi kinerja program peningkatan produksi perikanan budidaya pada tahun 2013 melampaui target SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA Assalamualaikum Wr. Wb. Program industrialisasi perikanan berbasis ekonomi biru (blue economy) yang digagas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan semakin menunjukkan hasil positif. Paling tidak hal ini tercermin dari peningkatan produksi sektor perikanan budidaya (akuakultur) di Indonesia yang berkualitas dan ramah lingkungan. Sebagai contoh, realisasi kinerja program peningkatan produksi perikanan budidaya pada tahun 2013 melampaui target, yakni sebesar 13,3 juta ton dari target yang ditetapkan 13,2 juta ton. Peningkatan produktivitas ini tentu saja terkait erat dengan beragam kebijakan dan program yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Kendati bukan menjadi faktor tunggal, namun penerapan teknologi perikanan budidaya yang aplikatif, inovatif, dan adaptif telah terbukti menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah naungan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) merupakan bagian tak terpisahkan dari pengembangan teknologi budidaya di Tanah Air. Selain sebagai salah satu produsen rekayasa teknologi aplikatif dan adaptif, UPT yang berjumlah 15 institusi dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia ini juga turut memberi bimbingan serta pendampingan kepada para pembudidaya di wilayah kerja masingmasing. salah satu pilar penting dalam upaya peningkatan produksi akuakultur yang ramah lingkungan. Dukungan teknologi ini sangat signifikan dalam mengatasi berbagai permasalahan yang mungkin muncul dalam proses budidaya. Penggunaan induk dan benih unggul, pakan yang sesuai dan efisien, penanggulangan penyakit ikan, serta intensifikasi budidaya perikanan adalah beberapa contoh dari hasil rekayasa teknologi yang inovatif dan adaptif. Yang sangat membanggakan, para pembudidaya begitu antusias menerapkan temuan-temuan paket teknologi terapan yang dihasilkan oleh para perekayasa dan peneliti. Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah naungan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) merupakan bagian tak terpisahkan dari pengembangan teknologi budidaya di Tanah Air. Selain sebagai salah satu produsen rekayasa teknologi aplikatif dan adaptif, UPT yang berjumlah 15 institusi dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia ini juga turut memberi bimbingan serta pendampingan kepada para pembudidaya di wilayah kerja masing-masing. Sehingga paket teknologi yang dihasilkan oleh balaibalai ini pun lebih mudah diserap oleh para pelaku usaha. Buku berjudul 15 Jawaban Teknologi Akuakultur: Ujung Tombak Rekayasa Inovatif dan Adaptif sejatinya merupakan sarana merekam rekayasa teknologi perikanan budidaya terapan yang dihasilkan oleh lima belas UPT tersebut. Temuan-temuan penting, inovatif, dan adaptif pada budidaya perikanan air tawar, air payau, air laut, ikan hias, hingga penanggulangan penyakit ikan diulas secara lengkap dan mendalam. Itulah sebabnya, substansi dari buku ini sangat layak untuk dibaca oleh seluruh pemangku kepentingan di bidang perikanan budidaya di Indonesia. Wassalamualaikum Wr. Wb. Jakarta, 2 September 2014 Dr. Ir. Slamet Soebjakto, Msi. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

6 xii DAFTAR ISI 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR xiii DAfTAR ISI Mengenal UPT Akuakultur...1 Sekilas 15 UPT Akuakultur... 3 Teknologi Adaptif dan Inovatif... 4 Prestasi UPT Akuakultur... 6 Peningkatan Kualitas Produksi... 8 Inovasi Teknologi Akuakultur Teknologi Budidaya Ikan Air Tawar Teknologi Budidaya Ikan Air Payau Teknologi Budidaya Ikan Air Laut Teknologi Pendukung Akuakultur Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Jambi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Laut Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung 95 Balai Perikanan Budidaya Laut Batam Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Unit Pelaksana Teknis Pendukung Utama Akuakultur Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan Dan Lingkungan Serang Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang Balai Produksi Induk Udang Unggul Dan Kekerangan Karangasem Daftar Pustaka Daftar Pustaka Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Payau Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo 74 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar... 82

7 MENGENAL UPT AKUAKULTUR

8 2 MENGENAL UPT AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 3 SEKILAS 15 UPT AKUAKULTUR Salah satu tugas pokok dari belasan lembaga pelaksana teknis tersebut adalah melakukan inovasi dan rekayasa teknologi perikanan budidaya (akuakultur) untuk kemudian diterapkan dalam proses produksi. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menaungi 15 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di seluruh Indonesia. Belasan UPT ini terbagi dalam beberapa kategori, mulai dari pelaksana teknis di bidang budidaya perikanan air tawar, budidaya perikanan air payau, budidaya perikanan air laut, pengembangan kekerangan, kesehatan ikan hingga layanan usaha. Salah satu tugas pokok dari belasan lembaga pelaksana teknis tersebut adalah melakukan inovasi dan rekayasa teknologi perikanan budidaya (akuakultur) untuk kemudian diterapkan dalam proses produksi. Jika dipilah lebih detail, UPT bidang pengembangan air tawar terdiri dari 4 balai, yaitu Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi di Jawa Barat, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Jambi di Sumatera, BPBAT Mandiangin di Kalimantan Selatan, dan BBAT Tatelu di Sulawesi Utara. BBPBAT Sukabumi sebagai balai besar merupakan UPT utama dalam pengembangan inovasi teknologi budidaya ikan air tawar yang bekerja secara sinergis dengan 3 balai lain untuk mendukung peningkatan produksi akuakultur nasional yang berkualitas dan ramah lingkungan. Untuk pengembangan perikanan budidaya air payau, terdapat Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara (BBPBAP) Jepara di Jawa Tengah, Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee di Nanggroe Aceh Darussalam, BPBAP Situbondo di Jawa Timur, dan BPBAP Takalar di Sulawesi Selatan. Sementara untuk budidaya laut, ada Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung di Sumatera, Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam di Kepulauan Riau, BPBL Lombok di Nusa Dirjen Perikanan Budidaya (kiri) dalam kegiatan panen ikan 15 UPT Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya No UPT Air Tawar UPT Air Payau UPT Air Laut UPT Pendukung 1 BBPBAT Sukabumi BBPBAP Jepara BBPBL Lampung LP2IL Serang 2 BPBAT Jambi BPBAP Ujung Batee BPBL Batam BLUP2B Karawang 3 BPBAT Mandiangin BPBAP Situbondo BPBL Lombok BPIU2K Karangasem 4 BPBAT Jambi Tatelu BPBAP Takalar BPBL Ambon

9 4 MENGENAL UPT AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 5 Tenggara Barat, dan BPBL Ambon di Maluku. Adapun tiga UPT pendukung utama lainnya adalah Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang di Banten, Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUP2B) Karawang di Jawa Barat, dan Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem di Bali. TEKNOLOGI ADAPTIF DAN INOVATIF Inovasi teknologi merupakan keharusan dalam meningkatkan produksi budidaya perikanan di Indonesia. Apalagi, untuk mendorong program industrialisasi perikanan budidaya berbasis blue economy (ekonomi biru) diperlukan dukungan perekayasaan melalui pengembangan inovasi teknologi akuakultur. Itulah sebabnya, dukungan dari 15 UPT ini memiliki porsi yang sangat strategis, kaitannya dengan peningkatan kualitas perekayasaan yang dihasilkan dari waktu ke waktu. Inovasi teknologi merupakan keharusan dalam meningkatkan produksi budidaya perikanan di Indonesia. UPT akuakultur tersebut dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif untuk menghasilkan teknologi-teknologi terapan yang dapat dipergunakan dengan mudah oleh masyarakat khususnya pembudidaya. Untuk inovasi teknologi budidaya ikan air payau antara lain pembenihan udang vanameii (produksi induk dan benih), teknologi pembenihan ka kap, teknologi pembenihan kerapu hyb rid, teknologi sterilisasi air laut dengan sistem UV, rekayasa teknologi pembenihan dan alat grading benih ikan. Sementara untuk budidaya ikan laut (marikultur), teknologi pembesaran ikan bawal bintang sudah cukup maju. Teknologi pembenihan kerapu tikus, kerapu macan, kakap putih, dan kakap merah juga sudah sangat diakui oleh dunia internasional. Demikian pula inovasi pada teknologi budidaya kerang abalone, tiram mutiara, rumput laut. UPT akuakultur tersebut dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif untuk menghasilkan teknologiteknologi terapan yang dapat dipergunakan dengan mudah oleh masyarakat khususnya pembudidaya. Berbagai terobosan baru juga sangat penting dilakukan guna mendukung program industrialisasi perikanan yang digalakkan oleh pemerintah pusat. Karena itu, UPT sebagai ujung tombak penerapan teknologi budidaya ikan yang adaptif dan inovatif diharuskan berpikir global serta mempunyai wawasan yang ke depan. Udang windu Untuk menyebut beberapa di antara hasil inovasi teknologi perikanan air tawar yang dihasilkan oleh berbagai UPT tersebut misalnya teknologi biofloc pada budidaya lele dengan memanfaatkan mikroorganisme ter buk ti bisa meningkatkan produksi. Teknologi Ugadi (udang galah dan padi) atau Ugamedi (udang galaha, gurame, dan padi) juga banyak dipuji dalam keberhasilannya meningkatkan produksi secara efisien. Itu sebabnya, dalam penerapan teknologi, para pembudidaya ikan sebaiknya berkon sultasi kepada para ahli, baik yang tersebar di kampuskampus perikanan ataupun ke balai-balai perikanan yang tersebar luas di seluruh Indonesia.

10 6 MENGENAL UPT AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 7 Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi di Jawa Barat mendapat penghargaan sebagai UPT Dengan Kinerja Terbaik Bidang Perikanan Budidaya pada tahun 2012, UPT Berprestasi Dalam Penyediaan Induk Unggul dan Penerapan Inovasi Teknologi tahun 2013, dan Kinerja Auditor Sertifikasi CBIB Terbaik tahun PRESTASI UPT AKUAKULTUR Keseriusan ke-15 UPT itu merekayasa dan mengembangkan teknologi akuakultur telah banyak diapresiasi, termasuk dalam bentuk penghargaan dari berbagai instansi. Misalnya, Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi di Jawa Barat mendapat penghargaan sebagai UPT Dengan Kinerja Terbaik Bidang Perikanan Budidaya pada tahun 2012, UPT Berprestasi Dalam Penyediaan Induk Unggul dan Penerapan Inovasi Teknologi tahun 2013, dan Kinerja Auditor Sertifikasi CBIB Terbaik tahun BBPBAT Sukabumi merupakan pusat pengembangan teknologi budidaya air tawar juga memiliki sejumlah inovasi teknik di bidang pakan alami maupun buatan, sebagai pusat penghasil induk, calon induk, serta benih bermutu. Tak kalah dengan BBPBAT Sukabumi, BPBAT Jambi berhasil menorehkan prestasi yang sudah berderet-deret. Pertama, 2010 balai tersebut pernah mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara yaitu Citra Pelayanan Prima. Penghargaan diberikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selain itu, BPBAT Jambi mendapatkan sertifikasi dan akreditasi lab uji dengan standar ISO Status ini sekaligus mengukuhkan laboratorium uji BPBAT Jambi berstandar nasional bahkan internasional untuk parameter uji bakteri, parasit dan kualitas air. Juga, balai ini pernah mendapatkan penghargaan dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) pada April 2014 menjadi UPT Terbaik Pendamping Teknologi Untuk Industrialisasi Patin di Sumatera. UPT lain yang banyak mendapat penghargaan adalah BPBAT Mandiangin di Kalimantan Selatan. Pada tahun 2004, balai ini mengukir prestasi sebagai Pemenang II Kinerja Kesehatan Ikan dan Lingkungan Tingkat Nasional. Pada tahun 2007, UPT tersebut meraih Penghargaan Menteri Kelautan Perikanan atas keberhasilan dalam mengembangkan pembenihan dan pembesaran ikan belida. Di tahun 2009, BPBAT Mandiangin memperoleh penghargaan sebagai Satker UPT Terbaik Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya (Terbaik I) Berdasarkan Pengawasan. Pada 2010, balai ini dinyatakan sebagai BBPBAP Jepara tercatat pernah mendapat penghargaan terbaik dalam layanan masyarakat dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB). Sementara BPBAP Situbondo sudah mendapat sertifikat Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Para peneliti di laboratorium perikanan Pemenang II Penghargaan Adi Bakti Mina Bahari Katagori Laboratorium Kesehatan Ikan Tingkat Nasional. Sementara itu, sebagai balai utama di sektor budidaya air payau, BBPBAP Jepara tercatat pernah mendapat penghargaan terbaik dalam layanan masyarakat dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB). Sementara BPBAP Situbondo sudah mendapat sertifikat Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Demikian pula dengan BLUP2B Karawang yang memperoleh penghargaan dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sebagai UPT Terbaik Dalam Pengembangan Bisnis dan Investasi di Bidang Perikanan Budidaya di tahun BBPBAP Lampung ada 2011 lalu mendapatkan penghargaan dari Presiden SBY dalam pengembangan ikan kakap merah. Balai utama di bidang air payau ini

11 8 MENGENAL UPT AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 9 dianggap berhasil membenihkan ikan kakap merah yang sebelumnya ditangkap dari alam. Balai ini juga dianggap berhasil mengembangkan teknologi rumput laut kultur jaringan. Selain itu, balai tercatat menjadi yang pertama berhasil melakukan pembenihan ikan kakap putih pada tahun 1994, menjadi yang pertama berhasil mengembangbiakkan tripang, dan menjadi yang pertama berhasil melakukan pembenihan kuda laut. PENINGKATAN KUALITAS PRODUKSI Produk perikanan budidaya Indonesia saat ini telah menjadi salah satu produk perdagangan global yang sangat dibutuhkan dan diperhitungkan. Indonesia sebagai negara produsen perikanan budidaya terbesar di dunia setelah Tiongkok didorong untuk terus mempertahankan dan meningkatkan produksi baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Peningkatan produksi dan daya saing produk akuakultur harus diikuti dengan standar kualitas produk sekaligus peningkatan efisiensi usaha budidaya. Indonesia diakui berhasil meningkatkan produksi akuakultur dengan sangat signifikan. Peningkatan target tersebut dimulai sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dengan peningkatan sebesar 353%. Peningkatan besar tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan mimpi agar Indonesia mampu menjadi yang terbesar di dunia. Pemenuhan target produksi tersebut terutama digenjot dari 10 komoditas utama yaitu udang, rumput laut, bandeng, kerapu, kakap, nila, mas, lele, patin dan gurame. Di titik inilah, peran 15 UPT akuakultur menempati posisi yang sangat penting dalam mendukung program industrialiasasi perikanan budidaya di Indonesia. UPT sebagai ujung tombak penerapan teknologi adaptif dan inovatif menjadi penyokong utama produktivitas perikanan budidaya yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, sepanjang 2012 lalu, produksi perikanan budidaya mencapai 9,4 juta ton, naik dibanding produksi tahun 2011 sebesar 6,8 juta ton. Sementara pada 2013, produksi perikanan budidaya meningkat menjadi 13,3 juta ton atau 102% dari target 13,2 juta ton. Indonesia diakui berhasil meningkatkan produksi akuakultur dengan sangat signifikan. Peningkatan target tersebut dimulai sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dengan peningkatan sebesar 353%. BBPBAT Sukabumi telah berhasil mengembangkan dan memproduksi beberapa komoditas ikan air tawar yang unggul untuk mendukung program peningkatan produksi No. Rincian 2009* Jumlah Jika dikaitkan dengan peran UPT dalam peningkatan produksi, bisa disebutkan, misalnya, sebagai salah satu balai utama, BBPBAT Sukabumi telah berhasil mengembangkan dan memproduksi beberapa komoditas ikan air tawar yang unggul untuk mendukung program peningkatan produksi. Sebagai gambaran saja, pada tahun 2013, benih ikan yang diproduksi mencapai untuk berbagai jenis ikan air tawar. Sementara untuk calon induk balai ini berhasil memproduksi sebanyak ekor yang terdiri dari berbagai jenis ikan. Contoh lain, pada 2013, BPBAT Jambi berhasil memproduksi induk unggul 170 ribu untuk seluruh komoditas, baik ikan patin, nila, emas, lele, gurame, dan jelawat. Padahal balai hanya ditargetkan memproduksi 100 ribu induk unggul. Untuk benih balai ditargetkan memproduksi 3 juta dan larva 20 juta. Pada tahun 2013 lalu, target tersebut juga tercapai. Di BPBAT Mandiangin, pada 2013 jumlah produksi induk dan calon induk (ikan mas, nila, lele, patin, papuyu, koi, grass carp, baung, koi) mencapai ekor. Sementara total produksi benih di tahun yang sama ekor. Paling tidak, dari 3 UPT tersebut dapat dilihat bahwa produksi perikanan budidaya yang meningkat sangat signifikan belakangan ini terkait erat dengan dukungan dari balai-balai teknis di bawah naungan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Tabel 2: Target Produksi Perikanan Budidaya Satuan : ton Kenaikan (%) Rumput laut Catfish Patin Lele Nila Bandeng Udang Udang windu Udang vaname Mas Gurame Kakap Kerapu Lainnya

12 INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR

13 12 INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 13 TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Aktivitas panen para pembudidaya Unit Pelaksana Teknis (UPT) di sektor perikanan budidaya telah mengembangkan banyak paket teknologi terapan yang inovatif dan adaptif. Untuk menyebut di antaranya adalah apa yang dikembangkan oleh Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi seperti teknologi di bidang pembenihan lele sangkuriang, inovasi pembenihan gurame (aplikasi minagrow), produksi massal benih udang galah, dan produksi massal benih nila jantan. Di bidang perindukan, BBPBAT Sukabumi juga melakukan rekayasa teknologi induk unggul (nila sultana, nila gesit, lele sangkuriang I dan II). Untuk pembesaran ikan, balai ini berhasil menerapkan pembesaran lele (aplikasi minagrow pada pakan, penggunaan vaksin, padat tebar tinggi, probiotik, bioflok, NWS), pembesaran ikan nila, patin, mas dengan aplikasi minagrow, serta pembesaran Udang Galah bersama Padi (Ugadi) maupun pembesaran Udang Galah, Gurame dan Padi (Ugamedi). Cara ini sangat efektif untuk peningkatan produksi ikan dan tentu saja meningkatkan taraf pendapatan para pembudidaya. Sementara untuk rekayasa teknologi bidang kesehatan ikan dan lingkungan oleh BBPBAT Sukabumi terlihat dari pengembangan produksi vaksin glikoprotein KHV, produksi imuno stimulan (chromium yeast), serta produksi probiotik dari limbah ikan (lele, nila, patin, udang galah). Terkait dengan teknologi nutrisi ikan, balai tersebut mencatatkan hasil produksi pakan murah berkualitas (untuk pembesaran dan induk) serta produksi pakan alami (tubifex, lumbricus, daphnia). Sementara itu, BPBAT Jambi telah berhasil melakukan pelestarian plasma nutfah Jambi yaitu Gurame Batanghari. Gurame Batanghari dari sungai Batanghari pada 2013 sudah lulus uji untuk dirilis sebagai nutfah baru yang bisa dikembangkiakkan oleh masyarakat. BPBAT Jambi juga melakukan pelestarian nutfah Jambi, misalnya ikan jelawat yang selama ini masih mengandalkan tangkapan dari alam. Tak ketinggalan adalah pengembangan vaksin, pakan dan melakukan segmentasi produksi benih yaitu

14 14 INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 15 BPBAT Tatelu membuat kegiatan perekayasaan teknologi budidaya, kegiatan produksi induk, unggul dan benih bermutu, kegiatan pengawasan/ supervisi, informasi, penyediaan benih calon induk serta penyediaan pakan murah dengan kegiatan pengelondongan. Untuk BPBAT Mandiangin, dikembangkan teknologi di bidang pembudidayaan terutama ikan spesifik lokal seperti papuyu, gabus, dan kelabau yang sebelumnya belum bisa diadaptasi di lingkungan budidaya dan masih mengandalkan hasil tangkapan. Juga teknologi bidang perbenihan untuk ikan introduksi berupa ikan nila F3 Mandiangin hasil seleksi individu dan rekayasa teknologi kesehatan ikan dan lingkungan (vaksinasi dan imunostimulan). Termasuk pengembangan teknologi budidaya ikan di lahan gambut (patin, gabus, papuyu, nila). Adapun BPBAT Tatelu mengembangkan sejumlah komoditas ikan andalan. Komoditas andalan dari balai ini adalah ikan nila, emas, patin, lele, cacing, ikan hias, dan ikan sidat. BPBAT Tatelu membuat kegiatan perekayasaan teknologi budidaya, kegiatan produksi induk, unggul dan benih bermutu, kegiatan pengawasan/supervisi, informasi, penyediaan benih calon induk serta penyediaan pakan murah. Kegiatan BPBAT Tatelu juga lebih banyak dirahkan untuk mendukung peningkatan produksi di kawasan tersebut. Benih dan induk unggul menjadi prioritas segmen yang terus dikembangkan. Tambak dengan kincir TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN AIR PAYAU Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara merupakan salah satu ujung tombak dari pengembangan perikanan air payau di Indonesia. Dari balai besar ini, temuan dari teknologi akuakultur kemudian diterapkan oleh masyarakat luas melalui diseminasi. Sistem diseminasi yang diterapkan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain pelatihan formal, magang atau praktek kerja lapang, dan demonstrasi langsung di lokasi masyarakat pengguna. Induk udang windu adalah salah satu produk unggulan BBPBAP Jepara. Untuk produk andalannya, balai membangun jejaring produksi agar kualitas dan kuantitasnya terpenuhi untuk mendukung target produksi nasional. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara merupakan salah satu ujung tombak dari pengembangan perikanan air payau di Indonesia. Sementara BPBAP Ujung Batee fokus mengembangkan teknologi budidaya udang windu, nila salin, udang pisang, kepiting bakau, udang galah, ikan bandeng, ikan kerapu dan ikan rambeu (kuwe). BPBAP Ujung Batee memiliki sejumlah keunggulan, antara lain merupakan sentral pengembangan budidaya air payau untuk kawasan Sumatera, dukungan SDM kompeten baik teknis dan administratif, dukungan

15 16 INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 17 sumber daya alam khususnya di daerah Aceh yang masih cukup baik untuk pengembangan komoditas udang windu, udang pisang, nila salin dan bandeng serta komoditas lainnya. Inovasi yang dikembangkan BPBAP Ujung Batee dengan melihat karakteristik geografis setempat. Penelitian lebih diarahkan kepada pengembangan teknologi sederhana yang dapat diterapkan secara massal dalam lingkup yang luas. Adapun BPBAP Situbondo mengembangkan berbagai macam rekayasa antara lain teknologi produksi benih udang vanameii, bandeng, kerapu dan hibridisasi kerapu. Lalu teknologi sterilisasi air dengan penggunaan UV. Serta teknologi automatic feeder dan teknologi grading benih. Teknologi unggulan yang diterapkan balai ini adalah teknologi pembenihan udang vanameii (produksi induk dan benih), teknologi pembenihan kerapu, teknologi pembenihan kerapu hybrid, teknologi sterilisasi air laut dengan sistem UV, rekayasa teknologi pembenihan dan alat grading benih ikan. Mekanisme pembenihan di BPBAP Situbondo sudah menerapkan teknik Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan pembesarannya sudah menerapkan teknik Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), dimana unit produksi yang ada di BPBAP Situbondo sudah mendapat sertifikat CPIB dan CBIB dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Produk yang dihasilkan sudah melalui kualitas kontrol yang cukup ketat dan didukung hasil tes laboratorium sehingga bebas jenis penyakit tertentu. Di BPBAP Takalar antara lain dikembangkan teknologi pembenihan dan budidaya rajungan maupun kepiting bakau. Budidaya rajungan mulai dari pembenihan hingga pembesaran ini bertujuan untuk menghasilkan teknologi budidaya yang efektif, efisien dan mudah diadopsi oleh masyarakat. Di lain pihak, pengembangan teknologi ini diharapkan bisa memberi alternatif mata pencaharian bagi masyarakat. Pengembangan teknologi budidaya rajungan dan kepiting ini telah dirintis sejak tahun 2004 dan telah menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan. Sebaran benih rajungan yang telah dihasilkan oleh BPBAP Takalar telah didistribusikan ke berbagai wilayah, antara lain Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Kolam budidaya ikan

16 18 INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 19 BPBL Lombok telah berhasil mengembangkan aplikasi teknologi sistem beberapa produk perikanan. Balai ini mengembangkan jenis produk perikanan yang teknologinya sudah dikuasai dan mempunyai nilai jual tinggi seperti kerang abalone, tiram mutiara, rumput laut, ikan kerapu, ikan bawal bintang dan lobster. TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN AIR LAUT Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung sebagai UPT yang paling utama dalam pengembangan komoditas laut di Indonesia menerapkan produksi benih unggul dengan teknik marikultur yang cukup maju. Benih kerapu tikus, kerapu macan, kakap putih, dan kakap merah sudah rutin diproduksi dengan kualitas super. BBPBL Lampung punya ikon produk berupa ikan bawal bintang, kerapu tikus, kerapu macan, kakap merah, dan kakap putih. Pengembangan beberapa jenis ikan di BBPBL Lampung paling tidak didasari oleh dua alasan utama. Pertama, dari sisi nilai ekonomisnya. Kedua, balai secara perlahan melakukan rekayasa teknologi yang secara otomatis terseleksi. Kecuali beberapa ikon itu, balai ini getol mengembangkan beberapa jenis ikan hias seperti nemo, blue devil yang permintaannya sudah rutin tiap bulan dari Bali, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Adapun ikan cardinal fish yaitu ikan yang harganya mahal terus disempurnakan pengembangannya. BPBL Batam sebagai salah satu UPT di bidang marikultur di kawasan Kepulauan Riau dan dekat dengan Singapura giat mengembangkan teknologi pembesaran ikan bawal bintang. Pengembangan ikan jenis ini diharapkan memberi peluang usaha yang cerah terutama di daerah Batam, Kepulauan Riau. Khusus untuk wilayah Kepulauan Riau dengan menjamurnya rumah makan dan seafood restaurant memberikan peluang untuk usaha pembesaran ikan bawal bintang. Permintaan ikan bawal bintang konsumsi di daerah ini tak kurang dari 15 ton per tahun. Selain itu dengan adanya komoditas ini diharapkan membuka peluang usaha di bidang lainnya seperti pengolahan ikan pindang bawal bintang, ikan presto bawal bintang maupun pengolahan ikan alternatif lainnya dengan bahan baku ikan jenis ini. BPBL Lombok telah berhasil mengembangkan aplikasi teknologi sistem beberapa produk perikanan. Balai ini mengembangkan jenis produk perikanan yang teknologinya sudah dikuasai dan mempunyai nilai jual tinggi seperti kerang abalone, tiram mutiara, rumput laut, ikan kerapu, ikan bawal bintang dan BPBL Ambon di kawasan timur Indonesia mengukir pengembangan teknologi produksi benih kerapu bebek dan kerapu macan serta ikan hias (banggai cardinal fish, mandarin, blue divil dan hybridisasi nemo) Keramba Jaring Apung lobster. Bawal bintang fokus dikembangkan karena teknologinya sudah dikuasai secara penuh dan sudah disederhanakan. Rumput laut menjadi unggulan untuk dikembangkan, karena teknologi produksi bibit unggul sudah ada. Produksi benih tiram mutiara menjadi fokus karena teknologinya sudah disederhanakan, sehingga mudah diadopsi masyarakat pembudidaya. Sementara itu BPBL Ambon di kawasan timur Indonesia mengukir pengembangan teknologi produksi benih kerapu bebek dan kerapu macan serta ikan hias (banggai cardinal fish, mandarin, blue divil dan hybridisasi nemo). Meski demikian ada yang masih ditingkatkan seperti teknologi sistem resirkulasi, manajemen produksi benih dan manajemen produksi ikan konsumsi. Para pembudidaya lokal mengapresiasi dan berminat untuk mengaplikasikan teknologi-teknologi yang sudah dihasilkan oleh BPBL Lombok. Hal tersebut tidak lepas dari adanya kegiatan magang dan pelatihan, pendampingan dan pengawasan teknologi, desiminasi, kunjungan, studi banding dan program promosi lainnya.

17 20 INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 21 LP2IL Serang menghasilkan teknologi tepat guna di bidang tes diagnosa yang mudah, cepat dan akurat di bidang pemeriksaan lingkungan perairan, residu dan penyakit ikan. Keunggulan balai ini berada pada peralatan laboratorium yang digunakan merupakan teknologi canggih yang ada saat ini. TEKNOLOGI PENDUKUNG AKUAKULTUR Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang merupakan satu-satunya balai yang mengembangkan metode analisis dan penyusunan standar di bidang mutu obat ikan. Balai ini tidak mempunyai tugas dan fungsi dalam produksi perikanan budidaya, melainkan dukungan produksi melalui kegiatan pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan. Kendati demikian, LP2IL Serang menghasilkan teknologi tepat guna di bidang tes diagnosa yang mudah, cepat dan akurat di bidang pemeriksaan lingkungan perairan, residu dan penyakit ikan. Keunggulan balai ini berada pada peralatan laboratorium yang digunakan merupakan teknologi canggih yang ada saat ini. Di samping itu, LP2IL menghasilkan teknologi tepat guna di bidang test kit diagnostic, pengembangan obat-obatan herbal, dan teknologi vaksinasi. LP2IL diakui sebagai laboratorium rujukan nasional di bidang pemeriksaan residu berbahaya oleh masyarakat Uni Eropa. Balai ini merupakan anggota/ peserta organisasi profisiensi uji laboratorium se- Asia Pasifik (ANQAP). LP2IL Serang telah sukses menjadi rujukan bahkan beberapa pihak belajar teknologi penanggulangan penyakit ikan. Antara lain laboratorium pengujian negara-negara ASEAN (khusus untuk penyakit virus udang), perusahaan obat Aktivitas peneliti di laboratorium perikanan

18 22 INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 23 Kegiatan riset di laboratorium perikanan ikan, laboratorium daerah, dan POSIKANDU (Pos Pelayanan Ikan Terpadu). Di lain tempat, Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUP2B) Karawang memiliki karakteristik yang lebih dibandingkan dengan UPT lain karena mengembangkan usaha produksi perikanan budidaya di 3 perairan yang berbeda yaitu usaha produksi perikanan budidaya air tawar, usaha produksi perikanan budidaya air payau dan usaha produksi perikanan budidaya laut. Pengembangan usaha produksi perikanan budidaya tersebut tentunya tidak terlepas dari berbagai inovasi teknologi yang telah dihasilkan. BLUP2B Karawang memiliki kegiatan diseminasi atau pendampingan teknologi. Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya dalam mengenalkan dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang paket budidaya yang diterapkan di BLUP2B Karawang. Sementara itu Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem di Bali mengembangkan inovasi teknologi terapan adaptif untuk masyarakat pembudidaya, baik terkait dengan perundangan maupun kekerangan. Inovasi terhadap pengembangan pasar hasil rekayasa di balai ini dilakukan dengan antara lain uji coba multilokasi di berbagai unit pembenihan, pembesaran dan bantuan induk kepada pelaku usaha. Untuk induk udang vanameii, produksinya sangat diharapkan oleh masyarakat pembudidaya udang. Begitu pula dengan budidaya abalone dan tiram mutiara. Untuk pembenihan, dilakukan dengan berbagai metode, seperti koleksi indukan yang memiliki karakter genetik yang baik, pematangan gonad dengan pakan berkualitas, pengelolaan kualitas air dan penyakit, perkawinan dan pemijahan, serta penetasan telur dan pemeliharan larva. Untuk pembesaran, dilakukan dengan cara penebaran benih yang berkualitas, pengelolaan kualitas air dan penyakit, pengelolaan pakan, vitamin dan multivitamin sesuai kebutuhan, dan seleksi calon induk (fenotif dan genetik). Adapun pemasaran dilakukan dengan pemesanan oleh pelaku usaha kepada balai.

19 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR

20 26 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 27 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR SUKABUMI PELOPOR UTAMA INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi merupakan salah satu institusi paling penting dalam pengembangan perikanan budidaya, khususnya air tawar, di Indonesia. Tidak hanya telah mengukir banyak sekali prestasi yang membanggakan, Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawah naungan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (DJPB KKP) ini juga semakin matang sebagai lembaga riset perikanan bersama rentang sejarah yang sangat panjang. BBPBAT Sukabumi telah memulai kiprahnya jauh sebelum era kemerdekaan Indonesia. Pada saat berdiri tahun 1920, balai ini adalah Sekolah Kebudayaan (Culture School). Di awal kemerdekaan, berubah menjadi Sekolah Pertanian Menengah. Kemudian pernah menjadi Pusat Pelatihan Perikanan. Lalu pada medio berubah menjadi Balai Budidaya Air Tawar. Sementara pada menjadi Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar. Sejak awal 2014 berubah nama menjadi Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi. BBPBAT Sukabumi yang terletak di Kota Sukabumi, Jawa Barat, memiliki luas 25,6 hektar. Rinciannya, 3 hektar untuk perkantoran, 17 hektar area perkolaman (121 kolam), dan 5 hektar perumahan, pekarangan, serta sawah. Berada di ketinggian 700 meter dari permukaan laut, kawasan ini punya suhu derajad celcius. Sampai sekarang, BBPBAT Sukabumi mengambil sumber air dari Gunung Gede, yakni dari Sungai Panjalu, Sungai Cipelang, dan Sungai Cisarua. Balai besar ini memiliki total pegawai yang sangat kompeten sebanyak 131 orang. Terdiri dari 10 pejabat struktural, 25 perekayasa, 29 peneliti dan perekayasa, 21 pengawas, 2 pranata hubungan masyarakat, 1 pustakawan, 2 penyuluh, 41 orang bagian umum. Sebagai balai besar dan utama, BBPBAT

21 28 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 29 Sukabumi telah berhasil mengembangkan dan memproduksi beberapa komoditas ikan air tawar. Baik berupa benih atau calon induk (ikan besar). Sebagai gambaran saja, pada tahun 2013, benih ikan yang diproduksi mencapai dengan rincian benih nila , lele , mas , udang galah , patin , gurame , nilem , grass carp , silver carp , dan ikan hias Sementara untuk calon induk balai ini berhasil memproduksi sebanyak ekor, yang terdiri ikan nila , mas , lele , udang galah 9.255, patin 6.500, gurame 3.814, nilem 150, ikan hias 1.450, dan grass carp 237. Selain dari sisi besarnya jumlah produksi, BBPBAT Sukabumi telah mengukir sejumlah prestasi, antara lain UPT Dengan Kinerja Terbaik Bidang Perikanan Budidaya pada tahun 2012, UPT Berprestasi Dalam Penyediaan Induk Unggul dan Penerapan Inovasi Teknologi tahun 2013, Kinerja Auditor Sertifikasi CBIB Terbaik tahun Sebagai balai besar pula BBPBAT Sukabumi juga memiliki sejumlah keunggulan dan inovasi. Prestasi BBPBAT Sukabumi No Penghargaan Tahun 1 SNI ISO/IEC 17025:2008(ISO/IEC 17025:2005) Akreditasi Untuk Kompetensi Laboratorium Kalibrasi (Laboratorium Penguji) 2 SNI ISO/IEC 17021:2011 BBPBAT Sukabumi Sebagai Lembaga Sertifikasi Manajemen Mutu 3 UPT Dengan Kinerja Terbaik Bidang Perikanan Budidaya 4 Juara Pertama Kontes Ikan Hias Koi Untuk Strain Koromo dan Tancho 5 Unit berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan 6 UPT Berprestasi Dalam Penyediaan Induk Unggul dan Penerapan Inovasi Teknologi Kinerja Auditor Sertifikasi CBIB Terbaik 2013 BBPBAT Sukabumi telah mengukir sejumlah prestasi, antara lain UPT Dengan Kinerja Terbaik Bidang Perikanan Budidaya pada tahun 2012, UPT Berprestasi Dalam Penyediaan Induk Unggul dan Penerapan Inovasi Teknologi tahun 2013, Kinerja Auditor Sertifikasi CBIB Terbaik tahun Keunggulan dan Inovasi BBPBAT Sukabumi No Keunggulan dan Inovasi 1 Pengembangan Teknologi Budidaya Air Tawar 2 Inovasi/Rancang Bangun Teknik Budidaya Air Tawar Yang Adaftif dan Dapat Diadopsi Oleh Pelaku Pembudidaya 3 Inovasi Teknik Pakan Alami (fase Larva dan Pendederan) 4 Inovasi Teknik Pakan Buatan (fase Pembesaran) 5 Penyiapan RSNI (Perbenihan, Produksi, Prasarana dan Sarana Budidaya, Serta Penyakit Ikan) 6 Penghasil Induk, Calin Unggul dan Benih Bermutu 7 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan (Kualitas Air, Kesehatan Ikan, Nutrisi dan Residu). KAN. LP -341-IDN Tahun (SNI ISO/IEC 17025: 2008) 8 Laboratorium Acuan Pengujian Residu ( SK Otoritas Kompeten Pusat Manajemen Mutu. KKP NO. 363/BKIPM/2011) 9 Lembaga Sertikasi Sistem Mutu (LSSM) AQSYS. KAN. LSSM-023-IDN Tahun SNI ISO/IEC 17021: 2011) 10 Sebagai Pusat Informasi dan Peningkatan Kompetensi Bagi Petugas Serta Pelaku Pembudidaya 11 Pengawalan Teknologi Budidaya (Kelompok dan Kawasan Minapolitan Serta Indusrialisasi) 12 Koordinator Jejaring Pemuliaan dan Perbanyakan Induk, Calin Unggul (Nila, Lele Dan Mas). SK Menteri Kelautan Dan Perikanan KEP. 10/MEN/2012 Antara lain balai ini merupakan pusat pengembangan teknologi budidaya air tawar, memiliki sejumlah inovasi teknik di bidang pakan alami maupun buatan, dan sebagai pusat penghasil induk, calon induk, serta benih bermutu. Setidaknya ada empat komoditas unggulan di BBPBAT Sukabumi. Yakni ikan nila, mas, lele, dan udang galah. Pemilihan keempat produk unggul lebih didasarkan pada minat masyarakat yang sangat tinggi terhadap komoditas ikan konsumsi tersebut. Selain itu, BBPBAT Sukabumi juga sudah sangat menguasai teknologi budidaya keempat komoditas ini. Kegiatan pembenihan dan pembesaran di balai Sukabumi dilakukan melalui rekayasa teknologi. Hasilnya didistribusikan ke seluruh balai budidaya ikan di Indonesia. Volume dan jumlah produksinya tergantung dari kebutuhan induk unggul dan benih Kegiatan pembenihan dan pembesaran di balai Sukabumi dilakukan melalui rekayasa teknologi. Hasilnya didistribusikan ke seluruh balai budidaya ikan di Indonesia.

22 30 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 31 bermutu di wilayah kerja BBPBAT Sukabumi. Demikian pula dengan produktivitas ikan. Untuk ikan yang musiman, produksinya bergantung pada musim pijah. Sedangkan ikan yang tidak musiman, produksinya dilakukan di sepanjang tahun. Tapi intinya, BBPBAT Sukabumi memang dimemasok benih dan induk ikan air tawar secara nasional. Penguasaan teknologi yang mumpuni oleh para perekayasa di balai Sukabumi tidak hanya diakui oleh para pemangku kepentingan perikanan budidaya di dalam negeri, namun juga dunia internasional. Lebih dari sekedar diakui dunia, beberapa negara tercatat pernah menimba ilmu dari BBPBAT Sukabumi. Negara-negara yang pernah belajar ke balai Sukabumi antara lain Malaysia, Vietnam, Myanmar, Afghanistan, Bangladesh, Sudah, dan Kenya. Sementara dari dalam negeri, banyak pihak yang telah belajar teknologi dan inovasi budidaya ikan di BBPBAT Sukabumi, antara lain dari petugas teknis dinas, pembudidaya ikan, masyarakat umum, mahasiswa, dan pelajar SMK kelautan-perikanan. Yang pasti, BBPBAT Sukabumi terus berusaha melayani seluruh pemangku kepentingan di sektor perikanan budidaya atau akuakultur. Ke luar, para peneliti di balai ini seperti tak bosan membagi ilmu kepada masyarakat pembudidaya dan pihak lain. Ke dalam, mereka tak henti-hentinya meneliti dan menciptakan teknologi perikanan air tawar yang pada gilirannya membuat produktivitas para pembudidaya menjadi semakin efisien dan berdaya saing. Teknologi yang dihasilkan para peneliti di BBPBAT Sukabumi merupakan hasil dari perekayasaan yang aplikatif sehingga penerapannya dapat mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya nasional. Hasil teknologi yang telah diuji baik semi intensif maupun intensif merupakan Komoditas Unggulan BBPBAT Sukabumi No Komoditas Unggulan Produksi 2013 BBPBAT Sukabumi terus berusaha melayani seluruh pemangku kepentingan di sektor perikanan budidaya atau akuakultur. Ke luar, para peneliti di balai ini seperti tak bosan membagi ilmu kepada masyarakat pembudidaya dan pihak lain. 1 Ikan Mas Benih: , Calon Induk: Ikan Nila Benih: , Calon Induk: Ikan Lele Benih: , Calon Induk: Udang Galah Benih: , Calon Induk: Teknologi Pembenihan BBPBAT Sukabumi No Rekayasa Teknologi Unggulan BBPBAT Sukabumi No Teknologi Pembenihan 1 Rekayasa Teknologi Induk Unggul (Nila Sultana, Nila Gesit, Lele Sangkuriang I dan II) 2 Inovasi Teknologi pembenihan Lele Sangkuriang (Penggunaan Vaksin, Aplikasi Minagrow melalui Perendaman, Penggunaan Probiotik, Penggunaan Wadah Pendederan Tertutup) 3 Inovasi Pembenihan Gurame (Aplikasi Minagrow) 4 Produksi Massal benih Udang Galah 5 Produksi Massal benih Nila Jantan (Sultana VS Gesit) 6 Inovasi Produk dan Perbanyakan induk Ikan Mas (Minagrow, vaksin) Rekayasa Teknologi 1 Vaksin DNA KHV 2 Mina Grow 3 Pakan Murah Berkualitas 4 Perbanyakan dan penyediaan Induk, Calon Induk Unggul dan Benih Bermutu 5 UGADI dan UGAMEDI 6 Pakan Alami ( Tubifex, Dapnia, Lumbricus) 7 Teknologi Probiotik 8 Teknologi Bioflok

23 32 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 33 Teknologi Pembesaran BBPBAT Sukabumi No Teknologi Pembesaran 1 Pembesaran Lele (Aplikasi Minagrow pada Pakan, Penggunaan Vaksin, Padat Tebar Tinggi, Bioflok, NWS) 2 Pembesaran Ikan Nila dengan Aplikasi Minagrow 3 Pembesaran Ikan Patin dengan Aplikasi Minagrow 4 Pembesaran Ikan Mas dengan Aplikasi Minagrow 5 Pentokolan Juvenil Udang Galah Sistem Apartemen 6 Pembesaran Sistem UGADI dan UGAMEDI 7 Pembesaran Udang Galah Intensif Padat Tebar Tinggi 8 Pembesaran Ikan Mas Tahan Aeromonas dan KHV 9 Pembesaran Ikan Nila Total Aquaculture (Padat Tebar Tinggi, Benih Bermutu, Minagrow, Vaksin, Probiotik) bentuk inovasi yang cocok diterapkan di banyak tempat. Penyerapan produksi, baik benih maupun induk, sungguh sangat terbantu dengan besarnya minat masyarakat dalam mengembangkan budidaya ikan. BBPBAT Sukabumi, sebagai institusi terpercaya, tidak jarang diserbu para pelaku usaha untuk mendapatkan benih dan induk unggul. Hal ini didorong oleh kebijakan pemerintah terkait penerapan benih dan induk unggul dalam produksi akuakultur. Tak hanya sampai di situ. BBPBAT Sukabumi terus menggelar promosi baik melalui leaflet maupun brosur yang disebar kepada masyarakat luas. Penyebaran informasi ini semakin memperkuat minat publik untuk memasuki bisnis akuakultur. Adapun yang sudah terlanjut menjadi pembudidaya ikan semakin agresif dalam menerapkan teknologi dan inovasi yang diciptakan oleh BBPBAT Sukabumi. Toh, faktanya, pembudidaya lokal semakin banyak dan semakin rajin datang ke balai tersebut untuk mempelajari teknologi yang berhasil dikembangkan. BBPBAT Sukabumi terus menggelar promosi baik melalui leaflet maupun brosur yang disebar kepada masyarakat luas. Penyebaran informasi ini semakin memperkuat minat publik untuk memasuki bisnis akuakultur. Teknologi Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBPBAT Sukabumi No Teknologi Kesling 1 Produksi Vaksin Glikoprotein KHV 2 Aplikasi Vaksin Bakteri Aeromonas, Streptococcus dan EdwardcielaIchtaluri 3 Produksi Probiotik Dari Limbah Ikan (Lele, Nila, Patin, Udang Galah) 4 Produksi Imuno Stimulan (Chromium Yeast) Teknologi Nutrisi BBPBAT Sukabumi No Teknologi Nutrisi Kolam tanah untuk budidaya air tawar 1 Produksi Pakan Murah Berkualitas (Pembesaran dan Induk) 2 Produksi Pakan Alami (Tubifex, Lumbricus, Daphnia)

24 34 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 35 BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR JAMBI PRIORITASKAN REKAYASA TEKNOLOGI ADAPTIF Area budidaya air tawar Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Jambi pada 2014 ini sudah berusia 20 tahun. Tentu bukan usia muda untuk institusi riset bidang perikanan budidaya air tawar. Lantaran sudah cukup lama beroperasi itu pula, maka tak heran jika balai yang sebelumnya bernama Balai Budidaya Air Tawar Jambi itu telah melahirkan sejumlah prestasi penelitian, riset dan inovasi dalam mengembangkan teknologi perikanan budidaya air tawar. Balai yang terletak di Provinsi Jambi ini berdiri sejak 1994 dan mulai beroperasi pada Wilayah kerja balai tersebut meliputi kawasan Pulau Sumatera, dari Aceh sampai Lampung, termasuk Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Bangka Belitung. Balai ini berdiri di atas tanah milik Pemerintah Provinsi Jambi seluas 20 hektar. Namun pada 2013 lalu, balai di bawah naungan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan ini diberikan kepercayaan untuk menambah lahan menjadi 22,5 hektar. Balai tersebut memiliki jumlah kolam mencapai 100 unit kolam, mulai dari kolam induk, kolam pendederan hingga kolam pembesaran. Total karyawan yang bekerja di BPBAT Jambi mencapai 112 orang, terdiri dari 68 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 44 tenaga kontrak. Dari total pegawai itu, 80% di antaranya adalah pegawai di bidang teknis, yang dalam struktur pegawai di balai adalah pejabat fungsional. Pejabat fungsional yang mengurusi teknis itu adalah perekayasa (melakukan kegiatan perekayasaan terkait dengan teknologi terapan), pengawas perikanan, pengawas budidaya, pengawas benih dan pengawas penyakit ikan. Jadi, para pejabat fungsional itu di antaranya bertugas monitoring penyakit ikan dan lingkungan. Sementara yang lainnya adalah pendukung di bidang administrasi. Prestasi yang telah diukir BPBAT Jambi juga

25 36 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 37 sudah sangat banyak. Pertama, 2010 balai tersebut mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara yaitu Citra Pelayanan Prima. Ini adalah bentuk penghargaan bagi instansi yang baik dalam melakukan pelayanan publik. Perwakilan dari Jambi ada sekitar 8 instansi mulai dari rumah sakit umum, samsat, hingga jamsostek. Namun BPBAT Jambi yang mendapatkan penghargaan tersebut. Yang memberi penghargaan adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemudian, penghargaan lainnya adalah laboratorium uji BPBAT Jambi memperoleh sertifikasi dan akreditasi laboratorium uji dengan standar ISO Status ini sekaligus mengukuhkan laboratorium uji BPBAT Jambi berstandar nasional bahkan internasional untuk parameter uji bakteri, parasit dan kualitas air. Untuk pendampingan pengembangan ikan patin di wilayah Sumatera, balai ini juga mendapatkan pengharagan dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) pada April 2014 menjadi UPT Terbaik Pendamping Teknologi untuk Industrialisasi Patin di Sumatera. Adapun pada 2013 lalu, untuk produk hasil perekayasaan, hasil perekayasaaan dari balai Jambi berupa vaksin eduarsela etaluri diluncurkan dan diperbanyak oleh PT. Sanbe Farma. Jadi isolat bakterinya datang dari kawasan yang ada di Jambi, setelah itu balai memurnikannya, kemudian dijadikan vaksin dan cukup efektif untuk penyakit ikat patin yaitu eduarsela etaluri. Kegiatan ini bekerjasama dengan PT. Sanbe Farma dan mau memproduksinya secara massal. Inilah produk berupa hasil teknologi yang sukses dikembangkan. Selain itu, pada medio , BPBAT Jambi telah berhasil melakukan pelestarian plasma nutfah Jambi yaitu Gurame Batanghari. Gurame Batanghari dari Sungai Batanghari awalnya belum bisa dikembangbiakkan, meski sudah dimulai sejak tahun Jadi cukup lama perjalanannya hingga pada tahun 2013 sudah lulus uji untuk dirilis sebagai nutfah baru yang bisa dikembangbiakkan oleh masyarakat dan kemudian dinamakan Gurame Batanghari. balai ini mendapatkan pengharagan dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) menjadi UPT Terbaik Pendamping Teknologi untuk Industrialisasi Patin di Sumatera. Prestasi BPBAT Jambi No Prestasi Tahun 1 Citra Pelayanan Prima Sertifikasi Dan Akreditasi Lab Uji Standar ISO UPT Terbaik Pendamping Teknologi Untuk Industrialisasi Patin Perekayasa Vaksin Eduarsela Etaluri Pelestarian Plasma Nutfah Gurame Batanghari 2014 Aktivitas di balai perikanan budidaya

26 38 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 39 BPBAT Jambi memiliki produk yang paling diunggulkan yaitu ikan patin. Patin, sebagai komoditas andalan dalam industrialisasi perikanan budidaya di tingkat nasional, juga sekaligus menjadi andalan di balai ini. Sebenarnya dalam budidaya patin di Jambi, ada ikan patin asli sungai lokal yaitu ikan patin jambal. Itu adalah hasil perekayasaan yang dulunya hasil penangkapan di sungai. Akan tetapi sekarang sudah bisa dikembangbiakan di Jambi dan sekitarnya. Perekayasaan patin lokal ini adalah buah kerjasama antara BPBAT Jambi dengan Litbang KKP dan peneliti dari Perancis. Selain patin, balai ini juga punya andalan komoditas ikan nila. Bahkan, untuk nila, dikembangkan beberapa strain. Ada nila JICA, nila nirwana, nila gesit, nila merah dan nila GIP. Yang menjadi khas BPBAT Jambi adalah nila JICA. Dinamakan Nila JICA karena dulu dikembangkan seiring dengan kegiatan kerjasama dengan Japan Internasional Coorporation Agency (JICA). Jadi JICA membawa nila unggul dari Kagoshima di Jepang. Setelah itu kemudian dikembangbiakkan di Jambi. Di samping patin dan nila, balai ini juga mengembangkan komoditas ikan mas, lele, jelawat (kelemak), ikan hias yaitu ikan hias arwana Jambi serta ikan botia atau ikan merah. Masih ada juga ikan hias spesifik lokal yang dikembangkan misalnya ikan betok yaitu digunakan untuk direstocking ke perairan umum. Untuk meningkatkan tangkapan masyarakat nelayan. Kolam budidaya ikan Komoditas Unggulan BPBAT Jambi No Komoditas Unggulan 1 Patin 2 Nila 3 Mas 4 Lele 5 Jelawat 6 Botia 7 Betok Tercatat pada 2013, BPBAT Jambi berhasil memproduksi induk unggul 170 ribu untuk seluruh komoditas BPBAT Jambi ditugaskan oleh DJPB KKP untuk memproduksi induk dan benih unggul. Induk dan benih unggul inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh para pembudidaya, khususnya di wilayah Sumatera dan daerah lain. Jadi, balai ini tidak memproduksi atau menyediakan ikan untuk dikonsumsi, melainkan induk dan benih. Tercatat pada 2013, BPBAT Jambi berhasil memproduksi induk unggul 170 ribu untuk seluruh komoditas, baik ikan patin, nila, emas, lele, gurame, dan jelawat. Padahal balai hanya ditargetkan memproduksi 100 ribu induk unggul. Nyatanya

27 40 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 41 target tersebut berhasil dilewati. Untuk benih balai ditargetkan memproduksi 3 juta dan larva 20 juta. Pada tahun 2013 lalu, target tersebut juga tercapai. Telor ikan dan larva tersebut sudah didistribusikan. Untuk gurame didistribusikan dalam bentuk telor sementara patin didistribusikan dalam bentuk larva. Dari tahun ke tahun, produksi benih di BPBAT Jambi terus meningkat. Dalam memproduksi induk, BPBAT Jambi mengikuti protokol yang ada. Protokol atau standar operasional itu merupakan hasil perumusan dari broadstock center yaitu masukan pakarpakar yang berasal dari universitas, litbang, balai, sehingga membuat protokol itu sangat baik untuk memperbanyak dan menghasilkan induk. BPBAT Jambi pun mengikuti protokol tersebut. Untuk broadstock center khusus ikan patin yang mengeluarkan adalah BPBAT Jambi, khusus ikan nila dan ikan mas dari BBPBAT Sukabumi. BPBAT Jambi bisa memproduksi benih dan induk dalam jumlah besar lantaran bekerjasama dengan Balai Benih Ikan (BBI) lainnya kandungan protein cukup baik yaitu antara 28-31%. Itulah formulasi yang dikembangkan. BPBAT Jambi pun melakukan pelastarian nutfah Jambi, misalnya ikan Jelawat yang selama ini masih menangkap dari alam, lalu berhasil mengembangbiakkan, termasuk pembenihan arwana Jambi. Tak ketinggalan adalah pengembangan vaksin, pakan dan melakukan segmentasi produksi benih yaitu dengan kegiatan pengelondongan. Kalau selama ini pembesaran patin dimulai dari 2 inch, dengan penggelondongan ini bisa menebar untuk pembesaran antar gram. Itu dilakukan di tambak percontohan di kawasan Pudak, Riau dan Jambi. BPBAT Jambi pun melakukan pelastarian nutfah Jambi, misalnya ikan Jelawat yang selama ini masih menangkap dari alam, lalu berhasil mengembangbiakkan, termasuk pembenihan arwana Jambi. Kegiatan pembenihan ikan Pada praktiknya, BPBAT Jambi bisa memproduksi benih dan induk dalam jumlah besar lantaran bekerjasama dengan Balai Benih Ikan (BBI) lainnya. Karena, kalau hanya mengandalkan fasilitas balai, produksinya terbatas. Balai ini, dalam memproduksi benih dan induk, bekerjasama dengan BBI di wilayah kerja setempat. Sebagai contoh, untuk induk patin, BPBAT Jambi melakukan kerjasama dengan BBI Centrak Tibun di Riau. Untuk nila, kerjasama dilakukan dengan BBI Minang yang ada di Sumatera Barat. Untuk memacu produksi, balai ini juga bekerjasama dengan pembudidaya yang ada di Bengkulu. Termasuk bekerjasama dengan pembudidaya di sungai Batanghari. Balai menyebarkan benih dan induk kepada pembudidaya, dan mereka membesarkan dan diproduksi sebagai calon induk. Sementara dalam waktu bersamaan balai melakukan monitoring dan seleksi induk sehingga produksi secara keseluruan balai meningkat karena bekerjasama dengan pembudidaya. Dalam proses penciptaan benih unggul, BPBAT Jambi melakukan seleksi individu atau persilangan dan hibridisasi ikan. Dengan menggunakan protein gold hormon atau rekombinan. Balai juga membuat formulasi pakan dengan bahan baku lokal yang punya

28 42 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 43 BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR MANDIANGIN FOKUS TEKNIK BUDIDAYA KOMODITAS LOKAL Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin berdiri sejak Balai yang berlokasi di Kalimantan Selatan ini beberapa kali berubah nama, mulai dari Loka Balai Air Tawar Mandiangin pada 1994, Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Mandiangin di tahun 2006, hingga menjadi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin pada 2014 sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) dari Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) yang secara administrasi dan teknis bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB). BPBAT Mandiangin memiliki beberapa bagian dalam kompleks balai, yang terdiri dari lokasi utama berupa unit perkolaman serta lokasi utama berupa laboratorium nutrisi dan kesehatan ikan. Selain lokasi utama, balai juga memiliki lokasi pengembangan yang terdiri dari unit perkolaman di instalasi budidaya bincau dan di instalasi pulau pisau. Adapun jumlah karyawan dari balai ini mencapai 63 orang di antaranya perekayasa 10 orang dan teknisi peneliti dan pereyasa sejumlah 10 orang.

29 44 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 45 Penghargaan BPBAT Mandiangin No Penghargaan Tahun 1 Peserta terbaik I Pameran Poster Lintas UPT Nominasi Kinerja Lobaratorium Kesehatan Ikan Dan Lingkungan Pemenang II kinerja Kesehatan Ikan dan Lingkungan Tingkat Nasional 4 Penghargaan Menteri Kelautan Perikanan atas keberhasilan dalam mengembangkan pembenihan dan pembesaran ikan Belida 5 Satker UPT Terbaik Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya (terbaik I) Berdasarkan Pengawasan Sertifikat CPIB Pembenihan Ikan Nila di Instalasi Bincau Presenter terbaik pada Indonesian Aquaculture di Bandar Lampung Pemenang II Penghargaan Adi Bakti Mina Bahari Katagori Laboratorium Kesehatan Ikan Tingkat Nasional Sertifikat CBIB Ikan Nila Di Instalasi Bincau 2010 CBIB ikan patin siam di kolam di instalasi budidaya ikan lahan gambut Pulang Pisau Certificate testing laboratory tahun 2008 dan reakreditasi Penghargaan dari dinas Peternakan Perikanan Darat Kabupaten Bangli Provinsi Bali dalam rangka pendampingan teknis di kawasan minapolitan Presenter terbaik acara pertemuan teknis litkayasa di Denpasar Sertifikat CPIB ikan patin siam di Mandiangin Sertifikat CPIB ikan mas di Mandiangin Sertifikat CPIB ikan lele di Mandiangin Sertifikat CPIB ikan nila di instalasi Bincau 2013

30 46 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 47 Keunggulan BPBAT Mandiangin No Keunggulan Balai 1 Mempunyai ikan unggulan komoditas spesifik lokal (Gabus, papuyu, jelawat, kelabau dll) yang dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan domestik dalam rangka mendukung kebijakan peningkatan ketahanan pangan dan gizi 2 Melakukan produksi induk dan benih unggul untuk komoditas mas, lele, nila, patin dalam rangka mendukung GAUL (Gerakan Penggunaan Induk Unggul) 3 Kegiatan diseminasi dilakukan untuk pendampingan wilayah kerja yang terdiri dari 8 propinsi (Kalbar, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Kaltara, Bali, NTB, NTT) 4 Pelayanan Laboratorium (telah terakreditasi tahun 2008) dan Re-akreditasi tahun 2012 Kolam budidaya Pada 2013 jumlah produksi induk dan calon induk (ikan mas, nila, lele, patin, papuyu, koi, grass carp, baung, koi) mencapai ekor. Sementara total produksi benih di tahun yang sama ekor. Setidaknya, ada 7 komoditas unggulan di BPBAT Mandiangin, yakni ikan mas, nila, patin, lele, gabus, papuyu, dan kelabau. Pengembangan ikan mas, patin, nila, dan lele untuk menyediakan kebutuhan induk dan benih unggul di wilayah kerja BPBAT Mandiangin. Pengembangan ikan papuyu dan gabus karena mempunyai nilai ekonomis tinggi dan sangat digemari oleh masyarakat Kalimantan serta dalam rangka ketahanan pangan dan pemenuhan gizi Ada 7 komoditas unggulan di BPBAT Mandiangin, yakni ikan mas, nila, patin, lele, gabus, papuyu, dan kelabau Komoditas Ikan Unggulan BPBAT Mandiangin No Komoditas Unggulan 1 Ikan Mas (Cyprinus carpio L) 2 Ikan Nila ( Oreocromissp) 3 Ikan Patin ( Pangasiussp) 4 Ikan Lele (Clarias sp.) 5 Ikan Gabus (Channa striata) 6 Ikan Papuyu ( Anabas testudineus) 7 Ikan Kelabau (Osteochillus melanopleura) Volume dan Nilai Produksi dari Ikan Unggulan tahun 2013 No. Jenis Ikan Jumlah Benih (ekor) Jumlah Calon Induk/Induk (ekor) 1. Mas Nila Patin Lele Papuyu Gabus Kelabau

31 48 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 49 masyarakat. Adapun ikan kelabau dikembangkan sebagai komoditas alternatif untuk diversifikasi komoditas perikanan. Kegiatan pembenihan dan pembesaran dilakukan sesuai dengan karakter komoditas (jenis ikan). Kegiatan pembenihan dapat dilakukan secara alami, semi buatan, dan buatan. Sedangkan pembesaran dilakukan di unit perkolaman dan karamba milik BPBAT Mandiangin. Mekanisme pemasaran secara umum adalah konsumen datang ke lokasi budidaya atau ikan diantar sampai ke tempat pembeli. Sementara target pasar yang dibidik oleh BPBAT Mandiangin adalah permintaan ikan spesifik lokal (papuyu, gabus, jelawat) yang stabil serta ikan introduksi (mas, nila, patin) yang menghasilkan bobot yang lebih tinggi. Lantas bagaimana kualitas teknologi balai ini dibanding negara lain? Tiga negara yang dapat dijadikan sebagai pembanding yaitu Kenya, Belanda, dan Jepang karena ketiga perwakilan negara tersebut pernah melakukan studi di BPBAT Mandaingin. Dibandingkan dengan negara Kenya, teknologi budidaya BPBAT Mandiangin dapat dikatakan lebih unggul. Hal ini dilihat dari tujuan perwakilan negara tersebut untuk belajar dan mengadopsi teknologi budidaya yang diterapkan di BPBAT Mandiangin. Penerapan teknologi balai dipelajari juga oleh Kegiatan pembenihan dan pembesaran dilakukan sesuai dengan karakter komoditas (jenis ikan). Kegiatan pembenihan dapat dilakukan secara alami, semi buatan, dan buatan. Sedangkan pembesaran dilakukan di unit perkolaman dan karamba milik BPBAT Mandiangin. Teknologi Unggulan BPBAT Mandiangin No Teknologi Unggulan Peneliti laboratorium perikanan 1 Teknologi Produksi induk dan benih unggul melalui pemuliaan dan perbanyakan 2 Rekayasa Teknologi budidaya ikan air tawar 3 Rekayasa Teknologi dan produksi nutrisi (pakan alami, pakan buatan, pengkayaan melalui penambahan probiotik dan enzym) 4 Rekayasa teknologi kesehatan ikan dan lingkungan (vaksinasi dan imunostimulan) Dibandingkan dengan negara Kenya, teknologi budidaya BPBAT Mandiangin dapat dikatakan lebih unggul. Pengembangan Teknologi BPBAT Mandiangin No Pengembangan Teknologi 1 Teknologi di bidang pembenihan ikan spesifik lokal 2 Teknologi pembenihan ikan introduksi melalui kegiatan pemuliaan dan perbanyakan, contoh: ikan Nila f3 Mandiangin 3 Pelepasan varietas (release) ikan spesifik lokal (Ikan Papuyu) 4 Teknologi produksi pakan alami dan buatan serta pengakayaan pakan 5 Teknologi di bidang pengendalian hama dan penyakit ikan serta vaksinasi

32 50 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 51 Di wilayah BPBAT Mandiangin, selain membudidayaan ikan di lahan gambut, budidaya ikan juga diarahkan mengembangkan ikan lokal. Untuk itu, balai ini melalui promosi dalam bentuk pameran dan tulisan (leaflet, booklet, jurnal) sekaligus meningkatkan kerjasama kemitraan dengan pelaku budidaya di masyarakat dan Dinas Perikanan Provinsi/ Kabupaten/Kota melalui Balai Benih Ikan (BBI). Inovasi Teknologi BPBAT Mandiangin No Inovasi Teknologi 1 Teknologi di bidang pembudidayaan terutama ikan spesifik lokal seperti papuyu, gabus, dan kelabau yang sebelumnya belum bisa diadaptasi di lingkungan budidaya dan masih mengandalkan hasil tangkapan 2 Teknologi bidang perbenihan untuk ikan introduksi berupa ikan nila f3 Mandiangin hasil seleksi individu 3 Teknologi di bidang nutrisi berupa pengkayaan pakan dengan menggunakan probiotik dan enzym 4 Teknologi di bidang penanganan terhadap hama dan penyakit ikan berupa vaksinasi ikan 5 Teknologi budidaya ikan di lahan gambut (patin, gabus, papuyu, nila) beberapa pihak di antaranya kalangan akademisi (pelajar SMK dan mahasiswa perikanan), pembudidaya, unit pembenihan rakyat, masyarakat sekitar, dan petugas teknis Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota, Balai Benih Ikan tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah kerja. Di wilayah BPBAT Mandiangin, selain membudidayaan ikan di lahan gambut, budidaya ikan juga diarahkan mengembangkan ikan lokal. Untuk itu, balai ini melalui promosi dalam bentuk pameran dan tulisan (leaflet, booklet, jurnal) sekaligus meningkatkan kerjasama kemitraan dengan pelaku budidaya di masyarakat dan Dinas Perikanan Provinsi/ Kabupaten/Kota melalui Balai Benih Ikan (BBI). Sementara di lain pihak, minat pembudidaya lokal terhadap produk balai cukup tinggi. Hal ini ditandai dengan banyaknya permintaan benih/ calon induk/induk di masyarakat serta banyaknya masyarakat yang berkonsultasi, magang dan permohonan pendampingan teknologi. Secara umum, jumlah pembudidaya lokal meningkat sejak balai ini berdiri. Saat ini telah banyak pembudidaya dan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) yang mampu memproduksi sendiri. Apa saja yang dilakukan balai untuk menarik animo BPBAT Mandiangin terus melakukan terobosan dalam mengembangkan teknologi perikanan budidaya. Antara lain, mengajukan pelepasan varietas (release) komoditas domestikasi, menjalin kemitraan dengan BBI sentral dan lokal dalam rangka percepatan induk induk dan benih, dan menjalin kemitraan dengan UPR dan pembudidaya dalam rangka menerapkan teknologi yang dihasilkan oleh balai. pembudidaya lokal? Pertama, melakukan kegiatan percontohan budidaya yang apat dijadikan panutan oleh pembudidaya. Kedua, melakukan pembinaan dan pendampingan teknis terhadap stakeholder (pemangku kepentingan). Ketiga, melakukan kegiatan uji multilokasi terhadap komoditas tertentu yang memerlukan. Keempat, menyebarluaskan informasi budidaya dalam bentuk lisan dan tulisan. Kelima, melakukan kegiatan apresiasi/pelatihan bagi petugas teknis/pembudidaya/upr se-wilayah kerja. BPBAT Mandiangin terus melakukan terobosan dalam mengembangkan teknologi perikanan budidaya. Antara lain, mengajukan pelepasan varietas (release) komoditas domestikasi, menjalin kemitraan dengan BBI sentral dan lokal dalam rangka percepatan induk induk dan benih, dan menjalin kemitraan dengan UPR dan pembudidaya dalam rangka menerapkan teknologi yang dihasilkan oleh balai. Selain itu, BPBAT Mandiangin juga terus meningkatkan inovasi teknologi yang dapat langsung diterapkan di masyarakat pembudidaya melalui kegiatan perekayasaan serta meningkatkan pelayanan publik dalam hal teknologi budidaya, hasil kegiatan budidaya, nutrisi, dan pengendalian hama penyakit ikan.

33 52 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 53 BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR TATELU TRANSFORMASI INDUSTRI PERIKANAN DI INDONESIA TIMUR Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu berlokasi di Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Sekitar 35 km dari Kota Manado. Luas area BPBAT Tatelu 12,6 hektar, yang terdiri dari areal perkolaman, laboratorium, indoor hatchery, aula, rumah dinas, perkantoran, asrama serta sarana penunjang lainnya. Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di bidang budidaya air tawar, BPBAT Tatelu memiliki wilayah kerja Indonesia bagian timur yaitu Sulawesi, Maluku dan Papua. BPBAT Tatelu telah meniti sejarah yang cukup panjang. Namanya pun sudah berubah beberapa kali. Antara lain, pada tahun 2006, melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 9/2006, balai yang sebelumnya bernama Loka Budidaya Air Tawar Tatelu berubah menjadi Balai Budidaya Air Tawar Tatelu (BBAT Tatelu), dan pada 2014 berubah menjadi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tetelu. Kendati berubah nama, tugas utama BPBAT Tatelu adalah melaksanakan penerapan teknik pembenihan dan pembudidayaan ikan air tawar serta pelestarian sumberdaya benih ikan dan lingkungan di wilayah kerja. BPBAT Tatelu menyelenggarakan banyak fungsi di antaranya yaitu pengkajian standar pengawasan benih, pembudidayaan, serta pengendalian hama dan penyakit ikan air tawar. Ada juga fungsi pengkajian standar pengendalian lingkungan dan sumber daya induk/benih ikan air tawar. Yang tak kalah penting, balai melaksanakan sistem jaringan laboratorium pengujian, pengawasan benih, dan pembudidayaan ikan air tawar. Adapun aspek penting untuk

34 54 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 55 menjamin kualitas produk perikanan budidaya adalah kesehatan ikan dan lingkungan. Itu sebabnya, balai terus mendorong pembudidaya ikan agar mampu memahami cara atau upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ikan dengan menggunakan vaksin. Vaksin adalah antigen yang dapat merangsang terbentuknya antibodi spesifik dalam tubuh dan mampu melindungi individu dari serangan penyakit yang homolog dengan jenis vaksin. Sebagai salah pusat pengembangan teknologi ikan air tawar, bahkan menjadi yang terdepan di kawasan Indonesia timur, BPBAT Tatelu mengembangkan sejumlah komoditas ikan andalan. Komoditas andalan dari balai ini adalah ikan nila, emas, patin, lele, cacing, ikan hias, dan ikan sidat. Sidat yang merupakan ikan yang hidup di danau dan air bersih. Ikan yang sekilas mirip belut ini banyak terdapat di wilayah Sulawesi. Komoditas tersebut banyak digemari dan diminati masyarakat Jepang, Korea, China dan Taiwan. Kecuali fokus mengembangkan penelitian beberapa jenis ikan, kegiatan BPBAT Tatelu juga lebih banyak diarahkan untuk mendukung peningkatan produksi di kawasan tersebut. Benih dan induk unggul menjadi prioritas segmen yang terus dikembangkan. Pengembangan benih dan calon induk unggul dilaksanakan agar kebutuhan masyarakat perikanan di wilayah ini bisa terpenuhi. Itu sebabnya, balai melakukan kemitraan dengan kelompok usaha perikanan untuk mempermudah penyebaran induk dan benih bermutu tersebut. Komoditas andalan dari balai ini adalah ikan nila, emas, patin, lele, cacing, ikan hias, dan ikan sidat. Sidat yang merupakan ikan yang hidup di danau dan air bersih. Ikan yang sekilas mirip belut ini banyak terdapat di wilayah Sulawesi. Komoditas tersebut banyak digemari dan diminati masyarakat Jepang, Korea, China dan Taiwan. Industri perikanan di Indonesia timur memiliki perbedaan mendasar dengan yang berada di wilayah barat. Perbedaan itu terletak pada cara pikir masyarakat yang berasal dari fakta bahwa wilayah mereka memiliki anugerah kekayaan alam yang melimpah, termasuk kekayaan alam berupa ikan. maupun ikan konsumsi ke wilayah timur terhitung cukup mahal. Perbaikan sarana transportasi ke depan diharapkan terus membaik yang pada akhirnya distribusi produk perikanan akan lebih terjamin dan berdaya saing. Industri perikanan di Indonesia timur memiliki perbedaan mendasar dengan yang berada di wilayah barat. Perbedaan itu terletak pada cara pikir masyarakat yang berasal dari fakta bahwa wilayah mereka memiliki anugerah kekayaan alam yang melimpah, termasuk kekayaan alam berupa ikan. Dari titik inilah, BPBAT Tatelu selalu berusaha menyesuaikan diri. Balai ini berupaya memberi contoh langsung ke masyarakat, yang sebelumnya berpikir menangkap ikan lebih prospektif ketimbang menjadi pembudidaya ikan. Balai ini tak pernah lelah berusaha menyeimbangkan pola pikir dari menangkap ke budidaya dengan contoh nyata dan langsung. Apalagi fakta yang dirasakan masyarakat sebagian di antaranya bahwa di Indonesia timur menangkap ikan sangat mudah, sedangkan di budidaya ikan butuh waktu Di satu pihak, penyerapan komoditas benih perikanan yang berasal dari balai sangat baik. Masyarakat pelaku usaha perikanan cukup menyadari bahan baku seperti benih dan induk unggul menjadi titik tolak produksi yang berkualitas dengan hasil memuaskan. Di lain sisi, penyerapan ikan konsumsi, seperti nila dan mas, juga cukup menggembirakan. Ikan sidat yang merupakan produk andalan terus digenjot dengan mempertimbangkan kelestarian alam karena benih sidat menangkap dari alam. Yang jelas, di Indonesia timur, termasuk di daerah Tatelu, biaya logistik sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh infrastruktur yang tidak sebagus di wilayah barat Indonesia. Sehingga, pengiriman benih, calon induk, Pengepakan benih ikan

35 56 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 57 hingga 3 bulan untuk sekali panen. Sehingga, untuk mereka, sambil membuat arah tangkapan yang benar, juga mengarahkan tangkapan untuk berbudidaya. Contoh menangkap di laut kalau ukurannya terlalu kecil, maka lebih baik dimasukkan ke tambak, agar tumbuh besar dan bisa diambil setelah ukuran konsumsi. Upaya mengubah perilaku para pelaku usaha perikanan di kawasan timur, termasuk di wilayah kerja BPBAT Tatelu, membutuhkan intensitas pada para budidaya untuk merubah gaya insan perikanan di sana. Misalnya, di wilayah Papua, khususnya di Jayapura, potensi pengembangan ikan nila cukup bagus. Namun masyarakat melihat kekayaan alam daerahnya yang melimpah membuat kegiatan budidaya belum menjadi prioritas. Terhadap masalah ini balai memberi contoh langsung bahwa budidaya ikan juga sangat menguntungkan. Strategi khusus untuk menstimulasi para pembudidaya di Di wilayah Papua, khususnya di Jayapura, potensi pengembangan ikan nila cukup bagus. Namun masyarakat melihat kekayaan alam daerahnya yang melimpah membuat kegiatan budidaya belum menjadi prioritas. Kegiatan budidaya di kolam ikan Indonesia timur dengan membuat contoh menjadi sangat efektif dijalankan oleh BPBAT Tatelu dalam mengembangkan perikanan budidaya air tawar di wilayah kerja. Kesuksesan percontohan ini pada gilirannya menjadi suatu rangsangan untuk ditiru banyak pelaku usaha perikanan. BPBAT Tatelu juga memperkenalkan rekayasa teknologi kepada masyarakat pembudidaya. Perekayasaan teknologi budidaya ini berbasis argo bisnis dan melaksanakan alih teknologi kepada dunia usaha. Untuk itu, BPBAT Tatelu membuat suatu kegiatan utama, yakni kegiatan perekayasaan teknologi budidaya, kegiatan produksi induk, unggul dan benih bermutu, kegiatan pengawasan/supervisi, informasi, penyediaan benih calon induk serta penyediaan pakan murah. Dengan segala kegiatan dan fasilitas yang dimiliki, BPBAT Tatelu merupakan salah satu pusat akuakultur guna memenuhi permintaan benih/induk

36 58 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 59 di Indonesia Timur. Yang pasti, Indonesia bagian timur punya potensi budidaya air tawar yang sangat melimpah, tinggal bagaimana mengubah cara pikir dan kebiasaan perilaku masayarakat di sana untuk lebih mencintai dunia budidaya ikan. Hal ini diperkuat oleh kerjasama BPBAT Tatelu dengan sejumlah pihak, antara lain aparat TNI setempat, kepolisian, instansi pemerintah dan swasta serta seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Sulawesi Utara, Maluku, sampai Papua. Kerjasama ini termasuk melaksanakan kegiatan sosialisasi serta penjelasan mengenai tugas dan fungsi BPBAT Tatelu dalam melakukan produksi ikan dengan melatih tata cara membudidayakan ikan air tawar. Sumber Daya Manusia menjadi kata kunci dalam meningkatkan kinerja BPBAT Tatelu. Beberapa hasil kerja yang dinilai berhasil merupakan buah dari apa yang telah dilakukan SDM di balai berikut dukungan masyarakat pembudidaya yang telah menerapkan sistem Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), yaitu perikanan budidaya yang memperhatikan keamanan pangan (food safety). Dalam hal ini, balai telah berhasil melakukan pembinaan dan bimbingan teknis produksi benih ikan nila dan ikan mas pada beberapa UPR (Unit Pembenihan Rakyat) yang berada di Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Bolmong, Kotamubagu, Ternate, dan Papua. Sehingga dari hasil kegiatan ini UPR tersebut mampu menghasilkan benih dan mampu kebutuhan benih perikanan budidaya ikan air tawar. Industrialisasi perikanan budidaya di wilayah kerja BPBAT Tatelu semakin mudah dilaksanakan karena ketersediaan benih ikan terjamin. Pada akhirnya pembudidaya ikan semakin terbantu karena biaya untuk mendatangkan benih bisa dikurangi untuk biaya produksi yang lain. Dengan pasokan induk dan benih berkualitas yang sudah mampu berproduksi dengan lancar maka akan terbentuk suatu kawasan budidaya ikan yang terpadu dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, serta upaya pembangunan kawasan minapolitan dapat terwujud. Pada gilirannya, budidaya perikanan semakin maju dan kesejahteraan masyarakat dapat semakin meningkat. Industrialisasi perikanan budidaya di wilayah kerja BPBAT Tatelu semakin mudah dilaksanakan karena ketersediaan benih ikan terjamin. Pada akhirnya pembudidaya ikan semakin terbantu karena biaya untuk mendatangkan benih bisa dikurangi untuk biaya produksi yang lain. Kolam budidaya

37 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU

38 62 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 63 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA PIONIR REKAYASA TEKNOLOGI AKUAKULTUR Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan penerapan teknik perbenihan, pembudidayaan, pengelolaan kesehatan ikan dan pelestarian lingkungan budidaya. Secara fungsional, yang berlokasi di Jepara, Jawa Tengah, ini berfungsi antara lain untuk melakukan identifikasi dan perumusan program pengembangan teknik budidaya air payau; pelaksanaan produksi dan pengelolaan induk penjenis dan induk dasar; pengawasan perbenihan, pembudidayaan ikan, serta pengendalian hama dan penyakit ikan. Fungsi lainnya, sebagai tempat tempat pendidikan calon tenaga ahli madya, sarjana, magister dan doktor dalam ilmu perairan, termasuk sebagai pusat informasi ilmu dan teknologi perikanan budidaya. Dewasa ini teknologi menjadi salah satu penentu kemampuan bersaing dalam berbagai aspek. Sebagai salah satu instansi pusat pengembangan ilmu perikanan air payau, BBPBAP Jepara merupakan salah satu pionir dalam kancah ilmiah akuakultur di Indonesia. BBPBAP Jepara mengedepankan visi Penghasil Teknologi Budidaya Air Payau yang Inovatif, Adaptif Untuk Mewujudkan Peningkatan Produksi yang Berdaya Saing, Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan. Adapun misinya adalah Meningkatkan Kerekayasaan dan Layanan Prima Dalam Penerapan Sistem Budidaya Air Payau yang Efektif, Efisien dan Menguntungkan. Namun demikian, BBPBAP Jepara bukan berarti tidak tersentuh oleh masyarakat luas. Sebaliknya, keberhasilannya diukur dari manfaat yang dapat disumbangkan kepada masyarakat. Dengan demikian kemajuan teknologi yang ditemukan dapat diterapkan oleh masyarakat luas melalui diseminasi. Sistem diseminasi yang diterapkan dapat dilakukan dengan

39 64 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 65 berbagai cara antara lain pelatihan formal, magang atau praktek kerja lapang, dan demonstrasi langsung di lokasi masyarakat pengguna Pelatihan formal dilaksanakan mengikuti kegiatan yang telah direncanakan atau kegiatan magang dapat diikuti oleh perorangan atau kelompok. Mereka biasanya mengikuti kegiatan uji coba produksi selama beberapa bulan. Sementara kegiatan demonstrasi dilakukan dengan menerapkan paket teknologi budidaya bersama-sama dengan kontak tani andalan atau calon petani. Dengan cara memberi contoh dan praktik langsung, adopsi teknologi dapat diserap lebih cepat dan dapat menumbuhkan keyakinan petani akan manfaat teknologi tersebut. Pengembangan teknologi dan inovasi di bidang sistem perbenihan, perindukan, kesehatan ikan, sarana dan prasarana, produksi dan sistem usaha, pada mulanya menjadi bahan rujukan di tingkat pusat. Kemudian tugas selanjutnya adalah melakukan diseminasi teknologi kepada provinsi dan kabupaten/ kota melalui penyuluh di kawasan budidaya. Inovasi teknologi di dalam produksi benih dan induk unggul tentu melalui kerjasama para pelaku usaha di bidang ini. Yang jelas, sistem yang dibangun di tingkat daerah harus mengikuti standar baik terkait sarana, teknologi, maupun kompetensi sumber daya manusia (SDM). Jejaring sistem budidaya ikan yang punya standar ini penting terutama terkait dengan pelaksanaan pasar bebas dunia, termasuk yang dilaksanakan secara regional dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Menghadapi MEA, sektor perikanan budidaya harus berstandar, baik produksi, infrastruktur, SDM, maupun sistem distribusinya dalam rangka meningkatkan daya saing. Salah satu produk unggulan BBPBAP Jepara adalah induk udang windu. Balai membangun jejaring produksi agar kualitas dan kuantitasnya terpenuhi untuk mendukung target produksi nasional. Guna mengakselerasi pencapaian hasil telah terbentuk sebuah jaringan yang beranggotakan beberapa UPT Pusat DJPB (BBPBAP Jepara, BPBAP Takalar, BPBAP Ujung bate) yang didukung oleh Balai Riset Perikanan Budidaya (Gondol, Maros). Balai Salah satu produk unggulan BBPBAP Jepara adalah induk udang windu. Balai membangun jejaring produksi agar kualitas dan kuantitasnya terpenuhi untuk mendukung target produksi nasional. riset akan lebih banyak mendukung pada porsi engineering genetic termasuk mendapatkan gen marker untuk sifat tumbuh cepat serta trans genik untuk sifat WSSV resisten. Pada akhirnya hasil dari kegiatan seleksi konvensional dan genetic engineering akan dipadukan untuk mendapatkan sebuah produk dengan kategori unggul. Balai Jepara ini mengkoordinasikan pengembangan sistem produksi, mulai benih, kesehatan ikan dan lingkungan, sarana dan prasarana, sistem teknologi kepada seluruh balai budidaya air payau. Karena tugas utama balai adalah untuk mengembangkan inovasi teknologi, maka kinerjanya terkait dengan beberapa teknologi dihasilkan dan berapa kawasan yang sukses dibina. Kalau menyangkut teknologi benih, beberapa inovasi benih sudah dihasilkan, kaitannya dengan produksi untuk masyarakat binaan agar mereka lebih bisa mengembangkan bisnisnya. Aplikasi teknologi yang dihasilkan BBPBAP Beberapa inovasi benih sudah dihasilkan, kaitannya dengan produksi untuk masyarakat binaan agar mereka lebih bisa mengembangkan bisnisnya.

40 66 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 67 Inovasi teknologi yang sudah dilahirkan di antaranya adalah teknologi benih bandeng, udang windu udang vaname, kakap, dan nila. Animo para petambak sangat luar biasa, karena ada pembinaan di outlet-outlet di seputaran Juana, Pati, Demak, Kendal, Pekalongan, Tegal, Brebes, Tangerang, Lamongan, hingga Gresik. Jepara sudah sangat banyak. Pengembangan sistem bio security di perbenihan adalah salah satunya. Pada sistem produksi balai telah melakukan pengembangan outlet untuk menjamin distribusi benih kepada masyarakat berkualitas tinggi. Jadi untuk memastikan distribusi di masyarakat maka balai membuat layanan outlet di kawasan-kawasan budidaya. Paling tidak ada 12 outlet di wilayah pantai utara (pantura) pulau Jawa. Prestasi BBPBAP Jepara antara lain inovasi teknologi induk unggul udang sampai generasi ke-7. Inovasi teknologi yang sudah dilahirkan di antaranya adalah teknologi benih bandeng, udang windu udang vaname, kakap, dan nila. Animo para petambak sangat luar biasa, karena ada pembinaan di outletoutlet di seputaran Juana, Pati, Demak, Kendal, Pekalongan, Tegal, Brebes, Tangerang, Lamongan, hingga Gresik. Di samping itu, balai ini tercatat mendapat penghargaan terbaik dalam layanan masyarakat dari Balai sangat serius dalam meningkatkan kemampuan laboratorium agar dapat memenuhi standar internasional dan mampu bersaing di tataran global. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB). Lahan pertambakan di dekat kawasan objek wisata Pantai Kartini Jepara di bawah pengelolaan BBPBAP Jepara menjadi salah satu tempat budidaya udang dengan tambak percontohan. Tambak ini dikelola dengan menggunakan bibit unggul beserta rekayasa teknologi untuk bisa meningkatkan budi daya udang. BBPBAP Jepara terus merekayasa teknologi untuk pengembangan budidaya udang agar mutu dan produksinya meningkat. Rekayasa teknologi itu dengan budi daya sistem tertutup dengan penerapan biosekuriti untuk mencegah penularan penyakit dan teknik biofilter guna memperbaiki kualitas air. Balai sangat serius dalam meningkatkan kemampuan laboratorium agar dapat memenuhi standar internasional dan mampu bersaing di tataran global. Selain itu, meningkatkan kegiatan inovasi dan transfer teknologi ke masyarakat. Kegiatan inovasi di bidang perikanan budidaya di BBPBAP Jepara berorientasi kepada peluang pasar. Komoditas udang dan bandeng adalah yang paling diminati pasar ekspor untuk ikan air payau. Pertumbuhan riil produksi udang sudah sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Selain petambak intensif, petambak tradisional sudah berbudidaya udang vaname. Sehingga tak heran banyak Orang Kaya Baru (OKB) berkat berbudidaya udang baik di pantura maupun di wilayah selatan Jawa Tengah. Untuk mendukung seluruh kegiatan BBPBAP Jepara dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana. Antara lain outdoor hatchery udang, indoor NSBC, pembenihan ZEE, sarana penunjang laboratorium basah, laboratorium pakan alami, laboratorium hama dan penyakit, laboratorium fisika kimia lingkungan, dan jaringan air tawar dan air laut. Untuk tambak, di BBPBAP Jepara dalam kegiatan penerapan teknologi budidaya/pembesaran ikan, udang dan komoditas lain tersedia petakan tambak dengan rincian: tandon (8,18 Ha), tambak produksi (25,14 Ha), saluran (1,64 Ha), jalan (5,55 Ha), pematang/talud (9,49 Ha) dan tambak non produktif (9,82 Ha), sedangkan sarana penunjang operasional tambak berupa pompa air (33 unit ) kincir ganda (46 unit), kincir ganda (36 unit), pompa diesel (20 unit ).

41 68 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 69 BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU UJUNG BATEE STIMULASI PRODUKTIVITAS PERIKANAN DI SERAMBI MEKAH Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee, di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Balai ini berdiri sejak tanggal 18 April Pada saat itu, BPBAP Ujung Batee diberi tugas melaksanakan penerapan teknik budidaya air payau serta pelestarian sumber daya ikan dan lingkungan di wilayah Indonesia bagian barat khususnya Sumatera. Jumlah pegawai BBAP Ujung Batee (PNS, dan honorer/tenaga kontrak) pada tahun anggaran 2013 adalah sebanyak 91 orang, dengan rincian status PNS sebanyak 65 orang dan tenaga kontrak sebanyak 26 orang. Selain itu juga terlihat pegawai didominasi oleh fungsional khusus, sebanyak 32 orang, sementara fungsional umum hanya sebanyak 29 orang. Sedangkan pemangku jabatan paling banyak sebagai teknisi budidaya yaitu sebanyak 13 orang dan sebagai perekayasa sebanyak 12 orang. BPBAP Ujung Batee fokus mengembangkan teknologi budidaya udang windu, nila salin, udang pisang, kepiting bakau, udang galah, ikan bandeng, ikan kerapu dan ikan rambeu (kuwe). Pengembangan beberapa jenis ikan tersebut dinilai sangat ekonomis dan penting kaitannya dengan orientasi ekspor dan bermanfaat untuk mengembangkan perekonomian rakyat (konsums idomestik). Produksi benih di balai budidaya air payau ini pada tahun 2013 untuk udang mencapai 30 juta ekor, nila salin 1,2 juta ekor dan bandeng 250 ribu ekor. Pembenihan dan pembesaran dilakukan staf teknis internal balai, penjualan benih ditangani oleh staf yang ditugasi dengan standar harga yang telah ditetapkan. Sementara secara distribusi, pada prinsipnya adalah untuk melayani ketersediaan benih unggul bagi pembudidaya.

42 70 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 71 Kegiatan perekayasaan yang dilakukan di BPBAP Ujung Batee dilakukan untuk mendukung peningkatan teknologi komoditas unggulan yang dikembangkan, yang meliputi nutrisi, pembenihan, pembesaran dan pengendalian penyakit. Dari segi teknologi perbenihan dan pembesaran, apa yang diterapkan di balai ini dan balai lainnya sudah sejajar dengan dengan negara lain. Beberapa pihak juga belajar penerapan teknologi di balai ini, yakni dari para pembudidaya (masyarakat dan pihak swasta), aparatur daerah (dinas perikanan), akademisi dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya. BPBAP Ujung Batee memiliki sejumlah keunggulan, antara lain merupakan sentral pengembangan budidaya air payau untuk kawasan Sumatera, dukungan SDM kompeten baik teknis dan administratif sejumlah 91 orang, dukungan sumber daya alam khususnya di daerah Aceh yang masih cukup baik untuk pengembangan komoditas udang windu, udang pisang, nila salin dan bandeng serta komoditas lainnya. Teknologi digunakan untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada dalam tahap budidaya. Hingga saat ini penerapan teknologi dan tata cara budidaya ikan yang baik mampu meminimalisir kendala yang ada di sektor produksi. Inovasi yang dikembangkan BPBAP Ujung Batee khususnya di Provinsi Aceh dengan melihat karakteristik geografis yang ada maka inovasi budidaya lebih diarahkan kepada pengembangan teknologi Prestasi Bidang Teknologi BPBAP Ujung Batee No Bidang Rekayasa Rekayasa Teknologi 1 Perbenihan Teknologi penyediaan benih udang berkualitas 2 Domestikasi Pengembangan udang pisang (udang lokal) melalui domestikasi 3 Produksi Produksi ikan dengan pemanfaatan bakteri fotosintetik 4 Pembesaran Pengembangan teknologi pembesaran udang melalui pemanfaatan Caulerpa sp 5 Klaster Mempelopori teknologi metode pengembangan klaster budidaya dengan sistem B-1 6 Terapan Peningkatan produktivitas produksi benih ikan nila salin melalui sistem corong sederhana yang dapat diterapkan secara massal dalam lingkup yang luas dan dapat dikendalikan oleh masyarakat yang terlibat di dalamnya. Contohnya pengembangan klaster budidaya dan juga penerapan teknologi B-1. Di balai ini, kegiatan perekayasaan yang telah menjadi paket teknologi lengkap didistribusikan, dipublikasikan serta didiseminasikan kepada seluruh stake holder yang terkait terutama masyarakat pembudidaya langsung. Terhadap produk dari balai ini, minat dan antusiasme masyarakat terhadap benih yang dihasilkan cukup tinggi. Ini dikarenakan produk balai yang dikeluarkan telah melalui proses kontrol kualitas (quality control) yang ketat dimana ada jaminan benih

43 72 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 73 Peneliti di laboratorium perikanan yang disebarkan bebas penyakit dan performanya yang bagus sehingga sangat menguntungkan pembudidaya. Tidak sedikit petani yang menunggu benih untuk ditebar asal bersumber dari balai. Di lain pihak, BPBAP Ujung Batee memiliki sejumlah cara untuk menarik animo masyarakat antara lain melalui publikasi hasil teknologi, penyuluhan dan juga pelatihan teknis. Akan tetapi cara yang paling tepat yang telah dilakukan adalah melalui kegiatan diseminasi, membuat demonstration pond (Dempond) langsung di sentra-sentra budidaya masyarakat sehingga masyarakat bisa langsung belajar dan menduplikasi teknologi secara langsung. BPBAP Ujung Batee memiliki sejumlah cara untuk menarik animo masyarakat antara lain melalui publikasi hasil teknologi, penyuluhan dan juga pelatihan teknis. Setelah dilakukan evaluasi terhadap beberapa kegiatan yang berorientasi pada pengembangan budidaya masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan diseminasi teknologi adalah cara yang paling efektif, efisien dan tepat dalam pengembangan budidaya masyarakat tersebut. Jadi ke depan balai akan memperbanyak titik-titik diseminasi di pesisir Provinsi Aceh, memperkuat lokasi diseminasi yang telah ada dan juga mengembangkan diseminasi di lokasi yang belum terjangkau sebelumnya. Selain itu juga akan terus dilakukan kegiatan perekayasaan teknologi terhadap komoditas-komoditas unggulan serta menyiapkan SDM yang handal sebagai pengawal teknologi di lapangan. Lantas bagaimana pertumbuhan jumlah pembudidaya lokal sejak adanya BPBAP Ujung Batee? Sejarah budidaya tambak di Provinsi Aceh sudah cukup lama. Luas area pesisir tambak yang dikembangkan mencapai lebih dari ha. Akan tetapi tidak semua tambak itu produktif, setelah tsunami 2004 silam. Keberadaan balai dirasakan sangat bermanfaat dalam pengembangan budidaya tambak tersebut dalam hal penyediaan teknologi, bimbingan dan pengawalan teknis, serta penyediaan benih yang berkualitas sehingga dari hari ke hari jumlah pembudidaya dan juga tambak budidaya dirasakan semakin berkembang baik. Jumlah pembudidaya untuk dikawal dan didampingi terus bertambah. Secara umum BPBAP Ujung Batee ingin mempelopori kebangkitan udang di Aceh. Selain itu ke depan, balai diharapkan dapat mengembangkan seluruh wilayah/provinsi di pulau Sumatera sesuai dengan wilayah kerja balai dengan menambah instalasi-instalasi/cabang di beberapa provinsi yang dianggap strategis. Karena itu SDM akan ditingkatkan kualitas maupun keterampilannya melalui pendidikan dan juga pelatihan. Anggaran juga diharapkan juga semakin memadai. Dalam hal teknologi, dalam menciptakan inovasi teknologi baru, ke depan balai lebih berfokus pada pengawalan terhadap penerapan teknologi di masyarakat pembudidaya di wilayah kerja.

44 74 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 75 BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO IMPLEMENTASI TEKNOLOGI TINGKATKAN PRODUKSI Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah naungan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Berdiri pada tahun 1986, nama balai yang terletak di Situbondo, Provinsi Jawa Timur ini pun sudah berganti beberapa kali, mulai dari Sub Senter Udang Windu Jawa Timur, Loka Balai Budidaya Air Payau, Balai Budidaya Air Payau, hingga pada tanggal 3 Februari 2014 status Balai Budidaya Air Payau Situbondo dinaikkan lagi menjadi Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo berdasarkan Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan Nomor 6/2014. BPBAP Situbondo terbagi menjadi 4 gedung dengan masing-masing luas area, yakni Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Laboratorium Nutrisi dan Teknologi Pakan, Laboratorium Pakan Alami, dan Laboratorium Bioteknologi. Luas bak kolam ikan yang dimiliki BPBAP Situbondo terdiri dari kantor pusat pecaron, bak induk ikan, tambak udang, dan bak pembenihan (bak larva dan pakan alami). Balai ini juga memiliki instalasi pembenihan ikan blitok, instalasi pembenihan udang gelung instalasi pembenihan udang Tuban, instalasi tambak Pasuruan, instalasi Karamba Jaring Apung Karamba, dan instalasi Gundil. Jumlah keseluruhan karyawan BPBAP Situbondo adalah 148 orang dimana PNS sebanyak 89 orang dan tenaga kontrak 59 orang, berdasarkan tingkat pendidikannya terdiri dari 1 orang Doktor, 12 orang Magister S-2, 47 orang Sarjana S-1, 5 orang Diploma IV, 16 orang Diploma III dan sebanyak 67 orang sekolah lanjutan. Berdasarkan jabatannya, pegawai Balai Budidaya Air Payau Situbondo terdiri dari pejabat struktural 4 orang, pejabat fungsional umum 25 orang, Perekayasa sebanyak 16 orang, fungsional litkayasa sebanyak 13 orang, Pengawas hama dan

45 76 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 77 penyakit ikan (PHPI) 10 orang, Pengawas perikanan 17 orang, Pranata Humas 1 orang dan Penyuluh Perikanan 2 orang. Beberapa rekayasa teknologi yang telah berhasil dikembangkan oleh BPBAP Situbondo antara lain teknologi produksi benih udang vanamei, bandeng, kerapu dan hibridisasi kerapu. Lalu teknologi sterilisasi air dengan penggunaan UV. Serta teknologi automatic feeder, teknologi grading benih. Teknologi unggulan yang diterapkan balai ini adalah teknologi pembenihan udang vanamei (produksi induk dan benih), teknologi pembenihan kerapu, teknologi pembenihan kerapu hybrid, teknologi sterilisasi air laut dengan sistem UV, rekayasa teknologi pembenihan dan alat grading benih ikan. Keunggulan balai ini antara lain bisa dilihat dari pengembangan komoditas perikanan budidaya air payau dan laut (pembenihan dan pembesaran), institusi untuk pelaksanaan training/magang baik nasional/internasional, serta fasilitas laboratorium uji yang sudah terakreditasi. Jenis ikan unggulan yang fokus dikembangkan BPBAP Situbondo adalah udang vanamei Nusantara 1, kerapu bebek, kerapu macan, kerapu kertang, kerapu batik dan ikan bandeng, serta kerapu hibrid (hibrid kerapu kertang dan kerapu bebek, hibrid kerapu kertang dan kerapu macan dan hibrid kerapu kertang dan kerapu batik). Dipilihnya komoditaskomoditas tersebut karena mempunyai nilai ekonomis tinggi sebagai produk perikanan ekspor keluar negeri. Di samping itu, mekanisme pembenihan di balai Produksi Benih dan Induk BPBAP Situbondo Tahun 2013 No Produksi Benih dan Induk Jumlah 1 Benih kerapu macan ekor 2 Benih kerapu tikus ekor 3 Benih kerapu hibrid ekor 4 Benih bandeng ekor 5 Benih udang vanamei ekor 6 Induk udang vanamei ekor sudah menerapkan teknik Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan pembesarannya sudah menerapkan teknik Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), dimana unit produksi yang ada di BPBAP Situbondo sudah mendapat sertifikat CPIB dan CBIB dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Produk yang dihasilkan sudah melalui kualiti kontrol yang cukup ketat dan didukung hasil tes laboratorium/bebas jenis penyakit tertentu. CPIB dan CBIB sebagai persiapan suatu unit produksi perikanan budidaya untuk memperoleh sertifikat CPIB dan CBIB terus dikembangkan pada Produk yang dihasilkan sudah melalui kualiti kontrol yang cukup ketat dan didukung hasil tes laboratorium/bebas jenis penyakit tertentu.

46 78 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 79 Tambak budidaya ikan air payau wilayah yang lebih luas. Hal ini dimaksudkan agar proses pengembangan/penyebarluasan hasil rekayasa teknologi BPBAP Situbondo lebih cepat dan tepat sasaran. Sebagai balai yang terdepan dalam rekayasa teknologi budidaya ikan air payau di Jawa bagian timur, BPBAP Situbondo kerapkali kedatangan berbagai pihak yang ingin belajar atau menggali pengetahuan. Pihak-pihak tersebut antara lain lembaga pendidikan (SMK, SUPM, D3 dan S1 Jurusan Perikanan termasuk tenaga pengajarnya), dinas perikanan dan kelautan tingkat provinsi maupun kabupaten, international training grouper hatchery production (bekerjasama dengan NACA, ACIAR, dan SKRETTING), pelatihan pembenihan Rekayasa Teknologi BPBAP Situbondo No Bidang Rekayasa Hasil Rekayasa 1 Bidang genetik Pengembangan breeding program vaname 2 Bidang pakan alami Kultur massal nitzia, scenedesmus, rhadomonas, dunaliela 3 Bidang nutrisi Pemanfaatan bahan baku lokal pengganti tepung ikan 4 Bidang pembenihan Pembenihan ikan dan udang 5 Bidang kesehatan ikan Penanggulangan penyakit ikan dan lingkungan 6 Bidang Bioteknologi Pemanfaatan marine yeast, pembuatan vaksin, dan pemakaian imunostimulan

47 80 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 81 ikan kerapu (bekerjasama dengan JICA, FAO, dan Asia Afrika), serta para pemangku kepentingan (stakeholder) baik untuk perorangan maupun swasta/ perusahaan. Kaitannya sebagai sentra pembenihan ikan dan udang yang dimiliki oleh kabupaten Situbondo, maka teknologi untuk menghasilkan induk dan benih unggul selalu diupayakan oleh BPBAP Situbondo. Teknologi produksi kerapu hybrid selalu disempurnakan dan pada saat ini kegiatan seleksi famili untuk menghasilkan induk dan benih udang vaname sedang dikembangkan dalam upaya pemerintah republik Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap impor induk udang vaname. Apalagi, fakta di lapangan menunjukkan, terjadi peningkatan produksi dengan penerapan hasil rekayasa teknologi BPBAP Situbondo baik di unit produksi internal maupun di masyarakat. Pertumbuhan pembudidaya di kawasan ini cukup pesat sejalan dengan bertambahnya komoditas baru yang diproduksi sejak BPBPA Situbobndo berdiri tahun 1994 yang didukung oleh paket-paket teknologi yang dihasilkan oleh perekayasa sehingga kegiatan pembudidayaan ikan semakin ekonomis, efisien, dan meningkatkan pendapatan serta penyerapan tenaga kerja baru. Minat pembudidaya lokal terhadap produk BPBAP Situbondo dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan peningkatan kualitas mutu induk dan benih yang dihasilkan. Tumbuhnya minat masyarakat pada produk yang dihasilkan balai tidak lepas dari beberapa aktivitas promosi yang dilakukan. Misalnya, penyebaran bahan publikasi dan informasi, kegiatan pameran, pendidikan dan pelatihan serta magang, diseminasi teknologi baik untuk kegiatan pembenihan ikan maupun pembesaran, dan juga kampanye vaksinasi dan hematologi ikan kerapu untuk mempersiapkan sumberdaya manusia perikanan agar mampu dan cakap melakukan vaksinasi ikan. Minat pembudidaya lokal terhadap produk BPBAP Situbondo dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan peningkatan kualitas mutu induk dan benih yang dihasilkan. Tumbuhnya minat masyarakat pada produk yang dihasilkan balai tidak lepas dari beberapa aktivitas promosi yang dilakukan.

48 82 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 83 BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR EKSPLORASI PENELITIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar berada di Galesong, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, BPBAP Takalar memiliki tugas pokok mengembangkan teknik perbenihan dan pembudidayaan komoditas budidaya air payau serta melindungi sumber induk/benih asal alam dan memonitor mutu lingkungan akuakultur di Sulawesi, Maluku sampai Papua. Daerah binaan dari BPBAP Takalar adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Papua dan Papua Barat, sehingga peran dari BPBAP Takalar ini sangat dibutuhkan perannya dalam mengawal proses produksi terutama untuk kegiatan budidaya payau. BPBAP Takalar terus berupaya sebagai penyedia teknologi terapan dalam pengembangan budidaya air payau di kawasan timur Indonesia dengan melakukan pengembangan teknologi budidaya air payau berbasis agribisnis yang berdaya saing, ramah lingkungan dan berkelanjutan, percepatan alih teknologi budidaya air payau pada masyarakat dan pembudidaya, penciptaan dan peningkatan jumlah paket-paket teknologi budidaya yang efisien, efektif, ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable), serta peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan kelembagaan. Pada tahun 2013 BPBAP Takalar mendapatkan piagam tanda kehormatan dari Presiden Republik Indonesia atas keberhasilan hasil produksi pada unit pembenihan rajungan serta pada tahun 2014 memperoleh tanda kehormatan dari Presiden Republik Indonesia atas keberhasilan hasil produksi budidaya rumput laut/lawi-lawi (coelerpha sp). Di 2013 balai menghasilkan lima paket teknologi inovasi unggulan yang berhasil dipublikasikan dalam bentuk buku oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan serta

49 84 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 85 Sarana Budidaya BPBAP Takalar No Komoditas Media Jumlah 1 Pembenihan Ikan Bandeng 2 Pembenihan Kepiting 3 Pembenihan Udang Windu 4 Pembenihan Ikan Kerapu 5 Pembenihan Ikan Beronang 6 Pembenihan Ikan Abalone Bak Larva Volume Bak Bak Untuk Produksi Bak Untuk Plankton Kepadatan SR Bak Larva Indor I Bak Larva Indor II Tebar Panen Bak Larva Indor I Bak Larva Indor II Tebar Panen Bak Larva Bak Pendederan Tebar Larva Tebar pendederan SR Larva SR Pendederan Bak Induk Bak Pendederan Tebar SR Bak larva Kapasitas Penebaran SR 7 Tambak Udang Luas Area Luas Tandon Luas Treatment Hama Luas Bangunan Luas Treatment Pembuangan Luas Pemeliharaan 24 bak 5 ton 16 bak 8 bak butir /bak ekor/bak 8 bak (3 ton), 4 bak (10 ton) 8 bak (3 ton), 4 bak (10 ton), 2 bak (20 ton) dan 1 bak (30 ton) ekor/22 fiber ekor/ bak (10 ton), 4000 ekor/bak (3 ton) 19 bak (25 ton) 12 bak (25 ton) naupli/bak 20 25% atau ekor/bak 12 bak (5 ton) 37 bak (3 ton) 5 10 butir/liter 200 ekor/bak 2 5% 70 80% 3 bak (5 ton) 4 bak (5 ton) butir/ liter 0,5 % 28 bak (350 liter) 25 x / bak 300 / bak m m m2 100 m2 500 m m2

50 86 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 87 dua paket teknologi unggulan yang berhasil dalam seleksi inovasi teknologi unggulan terapan juga oleh KKP. Di tahun yang sama, balai menghasilkan lima paket teknologi yang telah terdaftar hak paten (Hak Kekayan Intelektual/HAKI) yang meliputi; teknologi polikultur rajungan dan rumput laut/lawi-lawi, pemanfaatan alat sterilisasi UV, teknologi budidaya nila salin, sistem resirkulasi pada ikan baronang. Jenis ikan unggulan yang fokus dikembangkan oleh BPBAP Takalar adalah udang windu, udang vannamei, rumput laut, bandeng ( chanos-chanos, F), kerapu (macan, sunu dan tikus), beronang (siganus guttatus), kepiting bakau dan rajungan, abalone (haliotis asinina, haliotis squamata), nila salin, dan phyto & zoo plankton. Korelasi antara peningkatan produksi dengan teknologi terapan signifikan dalam peningkatan kualitas dan kuantitas komoditas yang dibudidayakan serta bermanfaat untuk masyarakat pembudidaya secara positif sehingga peningkatan adopsi teknologi ke dapat meningkatkan kesejahteraan pembudidaya. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar telah menerapkan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dari awal sejak dicanangkannya program tersebut. Sampai saat ini jumlah pegawai BPBAP Takalar yang telah bersertifikat sebagai auditor CPIB sebanyak 5 orang dan auditor CBIB 3 orang. Pemahaman tentang CPIB merupakan standar sistem mutu perbenihan paling sederhana yang sebaiknya dan bersifat wajib/harus diterapkan oleh pembenih ikan dalam memproduksi benih bermutu, melalui manajemen Produktivitas Benih, Larva, Induk BPBAP Takalar No Komoditas Benih Larva Induk 1 Kerapu bebek ekor butir 2 Bandeng ekor butir 3 Abalone ekor 4 Nila salin ekor ekor 5 Udang Windu ekor 564 ekor induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva/benih dalam lingkungan yang terkontrol. CPIB dilakukan melalui penerapan teknologi sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) atau persyaratan teknis lainnya, serta memperhatikan biosecurity, mampu telusur (traceability) dan keamanan pangan (food safety). Melalui unit yang tersertifikasi ini BPBAP Takalar memberi jaminan dan pemahaman kepada stakeholder bahwa hasil produksi budidaya yang dihasilkan dapat memberikan jaminan mutu dengan kualitas sesuai standar melalui sistem atau mekanisme penerapan

51 88 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 89 CBIB yang telah sesuai dengan persyaratan teknis (SOP). Sehingga orientasi institusi BBAP Takalar secara signifikan dapat meningkatkan kepercayaan produsen dan konsumen yang pada gilirannya akan memacu daya saing produk perikanan budidaya. BBAP Takalar telah bersertifikat cara pembenihan ikan yang baik pada 5 unit perbenihan yang meliputi; Unit pembenihan Udang, Ikan Bandeng, Ikan Kerapu, Rajungan dan juga sertifikasi CBIB pada unit Broodstock Udang yang menerapkan cara memelihara dan atau membesarkan ikan serta pemanenan hasil dalam lingkungan yang terkontrol sehingga memberikan jaminan pangan dari pembudidayaan dengan memperhatikan sanitasi, pakan obat ikan dan bahan kimia serta bahan biologi. Terhadap produk perikanan yang dihasilkan balai, sejauh ini realitas akses pasar tidak hanya berorientasi pada pasar lokal antar Kabupaten dan sekitar Sulawesi Selatan tetapi juga di luar Sulawesi Selatan di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan sistem informasi akses pasar balai sangat terbuka untuk pasar keluar wilayah Sulawesi Selatan dengan kelengkapan Surat Keterangan Asal (SKA) yang dilengkapi untuk semua komoditas yang telah diproduksi. Kualitas teknologi yang dihasilkan oleh balai memenuhi standar nasional dan internasional. Hal ini didukung oleh kualitas benih yang bebas penyakit (virus, bakteri dan parasit) melalui hasil analisa dari Laboratorium Uji BBAP Takalar yang telah terakreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor (LP- 482 IDN) yang menerapkan standar SNI ISO Di samping itu balai juga ditunjang oleh keberadaan Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) BPBAP Takalar yang telah terakreditasi sejak tahun 2009 serta terakreditasi kembali (reakreditasi) pada tanggal 30 Agustus 2012 oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor akreditasi : LSSM-022-IDN yang menerapkan standar SNI ISO/IEC 17021:2011 dan SNI ISO 9001 : Hal tersebut diatas memberi jaminan kualitas hasil produksi dan teknologi yang bersaing dan juga bahkan lebih baik disbanding negara lain. Guna mendukung program industrialisasi perikanan, untuk wilayah Sulawesi Selatan diamanatkan beberapa komoditas air payau yaitu rumput laut, bandeng dan udang. Ketiga komoditas ini merupakan komoditas unggulan budidaya air payau di Sulsel dimana untuk rumput laut daerah ini merupakan produsen tertinggi di Indonesia. Demikian juga laju produksi untuk udang dengan slogan kebangkitan udang di Sulsel guna membangkitkan masa keemasan udang kembali untuk kesejahteraan masyarakat serta ikan bandeng yang merupakan jenis ikan yang di konsumsi tertinggi berdasarkan

52 90 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 91 Produk perikanan siap diperdagangkan preferensi masyarakat Sulsel, sehingga sampai saat ini Balai juga tetap mengembangkan inovasi teknologi dan memproduksi ketiga komoditas tersebut sebagai upaya pendampingan dan transfer teknologi produktif untuk masyarakat di Sulawesi Selatan. Untuk mengembangkan pasar balai secara rutin melakukan publikasi melalui kegiatan pameran local, nasional dan internasional dan juga penyebaran inovasi teknologi melalui media cetak berupa brosur, leaflet, poster, media elektronik dan internet guna memberi informasi kepada konsumen mengenai hasil kerekayasaan yang telah diciptakan. Realitas balai dewasa ini memiliki akses pasar tidak hanya pasar lokal Balai aktif melakukan pendampingan teknis melalui kegiatan diseminasi dan pembentukan kelompok pembudidaya. tetapi juga pasar di luar Sulawesi Selatan. Kerjasama nasional maupun internasional juga merupakan upaya dalam transfer informasi pasar di mana sampai saat ini telah melakukan kemitraan dengan Australian Centre for International Agriculture Research (ACIAR), PT. Mars, PT. Philips, PT. Bintang Kemilau, dan lainnya. Minat pembudidaya lokal akan hasil produksi BPBAP Takalar mendapat respons positif karena untuk menjaga kualitas balai tidak hanya memberi pelayanan prima tetapi juga menjaga kualitas hasil produksi. Semua pelanggan baik internal maupun eksternal balai yang menjadi pelanggan secara rutin diminta tanggapan dalam bentuk Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) ini merupakan salah satu cara yang diterapkan guna mengetahui tanggapan pelanggan terhadap hasil produksi balai dimana dari hasil analisis sejak tiga tahun terakhir menunjukkan hasil kumulatif predikat sangat baik. Pada tahun 2013 balai ini mendapatkan Penghargaan Adibakti Mina Bahari Kategori Unit Kerja Pelayanan Terbaik. Untuk menarik animo pembudidaya lokal, Balai aktif melakukan pendampingan teknis melalui kegiatan diseminasi dan pembentukan kelompok pembudidaya. Sampai tahun 2013 telah terbentuk sejumlah 19 kelompok pembudidaya binaan yang berjumlah lebih dari 200 orang pembudidaya. Pertumbuhan jumlah pembudidaya lokal sejak balai berdiri memberi pengaruh yang baik melalui programprogram pendampingan teknis ke pembudidaya dan koordinasi aktif dengan dinas perikanan di KTI sebagai wilayah kerja BPBAP Takalar serta aktif melakukan monitor hama penyakit ikan di tambak pembudidaya, monitor pada Balai Benih Ikan Pantai di KTI, monitor pada tambak demfarm (demonstration farm) alias tambak percontohan. Berdasarkan data hasil validasi secara nasional menunjukkan tingkat pertumbuhan pembudidaya meningkat dari tahun ke tahun disebabkan adanya beberapa nelayan yang beralih okupasi menjadi pembudidaya di sektor perikanan. Demikian halnya juga dengan pembudidaya lokal di Sulawesi Selatan di mana potensi berdasarkan luas tambak mencapai hektar.

53 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT

54 94 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 95 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT LAMPUNG UJUNG TOMBAK REKAYASA TEKNOLOGI MARIKULTUR Keramba Jaring Apung (KJA) Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung sudah berdiri sejak BBPBL Lampung merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sebelum menjadi BBPBL, status balai ini bukan balai besar atau balai utama. Pembangunan balai besar tersebut dilandasi oleh kenyataan bahwa 75% dari luas wilayah Indonesia adalah laut, sehingga harus ada balai yang mengembangkan teknologi budidaya ikan laut (marikultur) dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Dalam perkembangannya, kemudian juga dibangun beberapa balai budidaya laut lainnya, yakni Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam, BPBL Lombok dan BPBL Ambon. BBPBL Lampung adalah pihak yang mengkoordinasi, memfasilitasi, dan menyelaraskan kegiatan rekayasa teknologi yang dilakukan oleh seluruh BPBL tersebut. Dengan 6 hektar area budidaya, BBPBL Lampung memiliki 4 tambak uji coba seluas setengah hektar. Tambak-tambak tersebut diperuntukkan hanya untuk uji coba atau percontohan, bukan untuk budidaya secara massal. Pengembangan inovasi teknologi marikultur dibuat percontohan di area tambak atau Keramba Jaring Apung (KJA) milik balai. Tentu saja, BBPBL Lampung sudah mengembangkan beberapa jenis ikan laut andalan. Yaitu, antara lain, ikan bawal bintang, kakap putih, kakap merah, kerapu tikus, kerapu macan dan ikan hias nemo. Keseluruhan proses produksi dan rekayasa di balai ditangani oleh 111 orang pegawai negeri sipil dan 39 orang tenaga honorer. Untuk pembenihan ikan laut yang dikembangkan, balai memiliki modul pembenihan sebanyak 3 macam. Setiap modul mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Seperti modul belakang untuk bawal bintang, modul tengah untuk kerapu macan dan tikus sementara modul

55 96 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 97 depan untuk kakap putih dan merah. Jadi memang konsentrasi balai untuk pembenihan di darat dan konsentrasi pembesaran di laut dengan KJA. Di balai ini, terdapat paket-paket pengembangan teknologi. Ada perekayasa khusus yang menghasilkan teknologi terapan di bidang marikultur. Hasil perekayasaan tersebut disusun dan dibawa ke Jakarta dan didiskusikan oleh tim untuk menjadi standar nasional. Hasil rekayasa yang sudah distandarisasi itulah yang kemudian dipakai untuk seluruh indonesia. Standar nasional teknologi budidaya ini bisa dijadikan acuan oleh semua orang, khususnya para pembudidaya. Jadi teknologi itu dibuat oleh tim perekayasa. Begitu selesai dirumuskan, lalu diterapkan secara massal. Misalnya BBPBL Lampung, BPBL Batam, BPBL Ambon dan BPBL Lombok melakukan perekayasaan kakap putih, maka semua konseptor berkumpul dan berdiskusi di Jakarta. Yang paling mudah diterapkan dan efektif itulah yang akan dikombinasikan untuk menghasilkan satu rumusan hasil rekayasa. Meski masih terus dilakukan uji coba untuk penyempurnaan hasil rekayasa. Ikan bawal bintang, kerapu tikus, kerapu macan, kakap merah, kakap putih kemudian dianggap sebagai ikon balai. sudah menjadi komoditas budidaya masyarakat, terus dikembangkan. Ikan cobia juga begitu. Balai pun getol mengembangkan beberapa jenis ikan hias seperti nemo, blue devil yang permintaannya sudah rutin tiap bulan dari Bali, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Adapun ikan cardinal fish yaitu ikan yang harganya mahal terus disempurnakan pengembangannya. Yang cukup membanggakan, BBPBL Lampung tercatat telah mengukir berbagai prestasi baik di tingkat lokal maupun nasional. Balai ini dinilai sangat berhasil mengembangkan teknologi rumput laut kultur jaringan. Sudah dari dulu balai sudah secara rutin diapresiasi terkait prestasi teknologi rumput laut tersebut. Selain itu, balai menjadi yang pertama berhasil melakukan pembenihan ikan kakap putih pada tahun 1994, menjadi yang pertama juga berhasil mengembangbiakkan tripang, dan menjadi yang pertama juga berhasil melakukan pembenihan kuda laut. Pada 2011 lalu, balai ini mendapatkan penghargaan dari presiden untuk pengembangan ikan kakap merah. Ikan kakap merah itu ditangkap dari BBPBL Lampung tercatat telah mengukir berbagai prestasi baik di tingkat lokal maupun nasional. Balai ini dinilai sangat berhasil mengembangkan teknologi rumput laut kultur jaringan. Bak pembenihan ikan Produksi benih unggul dengan teknik marikultur yang cukup maju dilakukan di balai ini. Benih kerapu tikus, kerapu macan, kakap putih, dan kakap merah sudah rutin diproduksi dengan kualitas super. Meski masih terus dilakukan uji coba untuk penyempurnaan hasil rekayasa. Ikan bawal bintang, kerapu tikus, kerapu macan, kakap merah, kakap putih kemudian dianggap sebagai ikon balai. Ikan bawal bintang, yang

56 98 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 99 alam kemudian dipelihara berhasil dibenihkan di balai ini. Pengembangan beberapa jenis ikan di BBPBL Lampung paling tidak didasari oleh dua alasan utama. Pertama, dari sisi nilai ekonomisnya. Tidak bisa dipungkiri, jenis ikan kerapu, kakap, bawal bintang dan ikan hias menjadi komoditas perikanan laut yang punya nilai ekonomi tinggi serta memiliki penyerapan pasar yang bagus. Kedua, balai secara perlahan melakukan rekayasa teknologi yang secara otomatis terseleksi. Pengembangan ikan jenis lain, seperti ikan beronang atau kerapu kertang tidak hanya mahal dalam biaya produksi, namun juga memakan waktu lama dan sulit secara teknis. Sementara jenis kakap putih, misalnya, relatif lebih mudah dikembangkan, apalagi ditambah dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi. Itu sebabnya, jenis ikan inilah yang fokus dikembangkan. Seiring berjalannya waktu minat pembudidaya lokal terhadap produk rekayasa teknologi BBPBL Lampung cukup tinggi. Selama ini mereka mengandalkan balai, mulai membeli telor atau benih. Peminatnya terhadap produk balai tidak hanya dari Lampung saja, tapi juga dari Pulau Seribu, Bengkulu, Kalimantan Timur, Sumatera Barat hingga Lombok. Namun, karena untuk memproduksi benih ikan laut butuh waktu dan biaya yang tinggi, maka produsen ikan laut lewat pembudidaya lokal harus terus dipacu. Animo pembudidaya juga makin lama semakin meningkat karena mereka melihat dari beberapa pembudidaya yang telah sukses. Sedikit berbeda dengan teknik budidaya pada umumnya, budidaya ikan laut butuh waktu yang relatif lebih lama. Misalnya ikan kakap putih, butuh waktu 10 bulan untuk mendapatkan ukuran 1,5 kilogram. Maka dari itu, balai memproduksi benih dalam ukuran besar. Hal ini untuk memberikan kemudahan bagi pembudidaya membesarkan ikannya. Namun demikian, kualitas air yang menurun akibat pembuangan sampah sembarangan menjadi tantangan tersendiri. Masyarakat sekitar diharapkan semakin sadar pada lingkungan. Kesadaran ini penting dalam menunjang produktivitas perikanan budidaya laut yang berkualitas, masif, dan berdaya saing. Rekayasa Teknologi Marikultur BBPBL Lampung No Jenis Ikan Rekayasa Teknologi 1 Rumput laut Teknik budidaya kultur jaringan 2 Tripang Teknik pembenihan untuk pertama kali 3 Kuda laut Teknik pembenihan untuk pertama kali 4 Kakap putih Teknik pembenihan untuk pertama kali 5 Kakap merah Teknik pembenihan untuk pertama kali 6 Kerapu macan Teknik pengembangbiakan 7 Kerapu tikus Teknik pengembangbiakan 8 Bawal bintang Teknik pengembangbiakan 9 Ikan cobia Teknik produksi 10 Ikan hias nemo Teknik produksi 11 Ikan hias blue devil Teknik produksi Keramba Jaring Apung

57 100 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 101 BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT BATAM EKSPANSI TEKNOLOGI MARIKULTUR BERKUALITAS Balai Perikanan Budidaya Laut Batam merupakan Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPT Pusat) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan di bidang pengembangan budidaya laut yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau. Balai Budidaya Laut Batam berdiri sejak tahun 1986 dengan nama Stasiun Budidaya Laut yang berkantor di Tanjung Pinang, kemudian berganti nama menjadi Sub Balai Budidaya Laut yang berkantor di Tanjung Riau, Sekupang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Sejak tahun 1994 resmi berubah nama menjadi Loka Budidaya Laut Batam. Pada 2006, berubah menjadi Balai Budidaya Laut Batam dan sejak 2014 berganti nama Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam. Tugas pokok BPBL Batam adalah melaksanakan uji terap teknik dan kerjasama, produksi, pengujian laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan, serta bimbingan teknis perikanan budidaya laut. Secara teknis fungsi balai budidaya laut ini yaitu melakukan pengkajian, pengujian dan bimbingan penerapan standar perbenihan dan pembudidayaan ikan laut. Kemudian melakukan pengkajian standard pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan sertifikasi personil perbenihan serta pembudidayaan ikan laut. Fungsi lainnya adalah pengkajian sistem dan tata laksana produksi dan pengelolaan induk penjenis dan induk dasar ikan laut, melaksanakan pengujian perbenihan dan pembudidayaan ikan laut, melakukan pengkajian standar pengawasan benih, pembudidayaan, serta pengendalian hama dan penyakit ikan laut. Lalu, fungsi selanjutnya melakukan pengkajian standar pengendalian lingkungan dan sumberdaya induk/benih ikan laut, melaksanakan sistem jaringan laboratorium pengujian, pengawasaan benih, dan pembudidayaan ikan laut. Yang terakhir, fungsi balai ini adalah melakukan pelayanan sistem informasi dan publikasi perbenihan serta pembudidayaan ikan laut.

58 102 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 103 Di bidang teknologi akuakultur, BPBL Batam mengembangkan beberapa jenis ikan unggulan. Yaitu, antara lain, bawal bintang (trachinotus blochii) dan kakap putih (lates calcariver block). Kedua jenis ikan tersebut merupakan jenis ikan yang memiliki pasar potensial lokal dan ekspor serta dapat mendukung program industrialisasi perikanan budidaya dan ketahanan pangan. Volume produksi benih bawal bintang tahun 2013 sebesar ekor dan produksi pembesaran bawal bintang tahun 2013 sebanyak ,6 Kg. Dalam penelitian balai, komponen biaya produksi ikan bawal bintang terbesar berada pada pakan. Pembesaran bawal bintang menggunakan pakan komersil untuk kerapu dan kakap putih dengan kandungan protein berkisar antara 42% 46%. Tingginya kandungan protein pada suatu produk pakan akan seiring dengan nilai jual pakan tersebut. Semakin tinggi kandungan protein, semakin mahal pula harganya. Terhadap pengaruh kandungan protein inilah, para perekayasa di BPBL Batam melakukan penelitian terhadap pertumbuhan ikan bawal bintang. Dari serangkaian uji coba disimpulkan penggunaan pakan bawal bintang dengan kadar protein 36% dapat menekan biaya produksi sehingga produk yang dihasilkan dapat lebih bersaing. Selain meneliti produktivitas ikan bawal bintang, BPBL Batam juga memperbaiki teknologi perbenihan aplikasi sistem resirkulasi pada pendederan ikan kakap putih. Kegiatan perekayasaan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi benih ikan kakap putih melalui aplikasi sistem resirkulasi pada masa pendederan, sehingga diharapkan dapat menciptakan benih yang memiliki daya tahan yang tinggi serta mampu tumbuh secara optimal. Para peneliti BPBL Batam melakukan kegiatan perekayasaan ini dengan menggunakan benih ikan kakap putih berukuran sekitar 1 inch per ekor sebanyak 6000 ekor yang dipelihara dalam bak pendederan masing-masing berukuran 3 meter kubik. Pakan pelet pendederan diberikan sebanyak 5 6 kali sehari secara ad libitum. Guna mengoptimalkan pertumbuhan dan mengurangi resiko terjadinya gangguan penyakit maka setiap 2 kali seminggu diberikan vitamin dengan dosis Dirjen Perikanan Budidaya sedang panen ikan Prestasi Bidang Teknologi BPBL Batam No Proses Budidaya Teknologi Terapan 1 Produksi Produksi massal ikan bawal bintang tahun Pendederan Pendederan benih ikan sistem resirkulasi dengan oksigen murni 3 Pakan formulasi pakan pembesaran bawal bintang 4 Peralatan Alat pemberian pakan benih otomatis 5 Pemijahan Pemijahan kakap putih di KJA bulat

59 104 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR gram/kg pakan. Selama proses pemeliharaan, setiap 7 hari sekali dilakukan sampling untuk mengetahui pertumbuhan dan tingkat kelulushidupannya. Berdasarkan hasil kegiatan aplikasi sistem resirkulasi pada pendederan ikan kakap putih, dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem resirkulasi dapat meningkatkan daya tahan tubuh ikan yang pada akhirnya akan berimbas pada peningkatan pertumbuhan dan kelulushidupannya. Oleh karena itu sistem resirkulasi dapat diterapkan pada kegiatan produksi benih ikan kakap putih secara massal dan dilakukan secara periodik. Lantaran dekat dengan Singapura, hasil produksi budidaya laut dari Batam berorientasi ekspor. Di lain pihak, pemerintah, baik pusat maupun daerah, terus memfasilitasi pengembangan budidaya laut di Batam. Potensi budidaya laut di Kepulauan Riau (Kepri) bisa dibilang nomor satu secara nasional. Khusus di Kepri, sudah ada perkembangan lebih maju, yakni mengenai penyusunan zonasi perairan budidaya laut. Di Kepri, dengan dimotori oleh BPBL Batam dikembangkan beberapa jenis ikan, antara lain bawal bintang, kerapu, pobia, kakap merah, putih, kuda laut, tripang, dan jenis lainnya. Khusus untuk rekayasa teknologi bawal bintang, BPBL Batam digolongkan sudah cukup bagus dan maju. Hal ini terbukti dengan produksi benih ikan bawal bintang selama ini sudah bisa memenuhi permintaan benih masyarakat pembudidaya. Di lain pihak, budidaya bawal bintang dapat berkembang pesat di masyarakat pembudidaya. Bawal bintang Rekayasa Teknologi BPBL Batam No Jenis Ikan Hasil Rekayasa 1 Bawal bintang Rekayasa teknologi pembenihan dan pembesaran ikan bawal bintang 2 Kakap putih Rekayasa teknologi pembenihan dan pembesaran ikan kakap putih 3 Kerapu macan Rekayasa teknologi pembenihan dan pembesaran ikan kerapu macan 4 Ikan hias Rekayasa teknologi pembenihan ikan hias Kegiatan panen ikan merupakan ikan introduksi dari Taiwan yang sudah dikuasai teknologinya baik pembenihan maupun pembesarannya di BPBL Batam, dan merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai prospek pemasaran yang cukup bagus. Yang cukup mengejutkan, berdasarkan penilitian para ahli nutrisi, ikan bawal bintang memiliki kandungan Omega 3 lebih tinggi dibandingkan dengan ikan lainnya. Di samping itu, sebagai salah satu makanan laut (sea food), ikan bawal bintang punya kontur daging yang lebih lembut, lebih padat dan sangat cocok jika dimasak dengan metode tim. Secara

60 106 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 107 harga, ikan ini cukup berdaya saing karena lebih murah ketimbang ikan laut lain seperti kerapu. Untuk pasar lokal, bawal bintang juga semakin menjadi primadona. Apalagi dengan ekspansi pengusaha rumah makan yang membuka rumah makan khusus ikan bawal bintang. Keterkaitan paket teknologi yang dilakukan di BPBL Batam terlihat jelas sangat menunjang peningkatan produksi benih maupun produksi budidaya atau pembesaran, karena hasil perekayasaan ataupun paket teknologi yang sudah dilakukan menunjukkan hasil yang mempunyai nilai tambah. Pembenihan oleh balai akan diaplikasikan untuk kegiatan produksi maupun pembesaran di KJA. Apabila sudah terbukti adanya peningkatan produksi hasilnya akan diaplikasikan ke masyarakat pembudidaya atau untuk produksi benih ke masyarakat. Pertumbuhan pembudidaya lokal sejak berdirinya BPBL Batam sangat signifikan. Banyak para pembudidaya yang mengaplikasikan teknologi dari BPBL Batam sehingga pembudidaya berkembang pesat. Minat pembudidaya lokal terhadap produk balai sangat tinggi terhadap produksi benih terbukti dengan ketersediaan stok benih belum dapat memenuhi kebutuhan pembudidaya lokal. Beberapa hal dilakukan oleh balai untuk menarik minat para pembudidaya lokal, antara lain: Berpartisipasi dalam pameran di berbagai even baik lokal maupun luar daerah Membuat leaflet, brosur dan poster Mengadakan pelatihan teknis pembudidayaan ikan laut bagi pengusaha dan pembudidaya Pembuatan buku petunjuk teknis Diseminasi paket teknologi budidaya Memberikan bantuan benih Mengadakan monitoring dan pengawasan di wilayah kerja secara terjadwal Beberapa inovasi yang dilahirkan oleh Balai Perikanan Budidaya Laut Batam. Yaitu penyusunan komposisi pakan bawal bintang untuk mendapatkan pakan yang terjangkau, penetuan padat tebar yang lebih tinggi, dan penggunaan bahan suplemen untuk mempercepat pertumbuhan yakni protein rekombinan, probiotik serta pengobatan herbal. Sementara inovasi di tingkat pelaksanaan usaha budidaya, BPBL Batam membenuk kelompok pembudidaya baik kelompok HSRT maupun kelompok pembudidaya untuk mengembangkan ikan bawal bintang dan kakap putih serta membentuk kelompok untuk menciptakan pakan murah yang terjangkau oleh masyarakat pembudidaya. Balai ini juga melakukan desiminasi teknologi hasil perekayasaan yang diaplikasikan dalam kelompokkelompok pembudidaya. Ikan bawal bintang

61 108 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 109 BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT LOMBOK KILAU MARIKULTUR DI PINGGIR PANTAI SEKOTONG Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Balai ini dirintis sejak tahun 1990 yang awalnya merupakan bagian kegiatan proyek pengembangan Balai Budidaya Laut Lampung. Adapun nama balai pada saat itu adalah Instalasi Balai Budidaya Laut Lampung yang mempunyai tugas mengembangkan perikanan budidaya laut di Nusa Tenggara Barat (NTB), dipimpin oleh seorang koordinator kegiatan. Luas area balai M2 (3 Ha). Lahan tersebut berstatus Hak Guna Pakai dari Pemerintah Provinsi NTB yang dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi NTB. Pada tahun 1995 balai ini berubah menjadi Loka Budidaya Laut (LBL) Lombok dengan wilayah kerja Provinsi NTB, NTT dan Bali, yang secara kelembagaan dipimpin oleh seorang pejabat eselon IV yaitu Kepala LBL-Lombok. Berbagai sarana dan prasarana terus ditingkatkan untuk mendukung pengembangan budidaya laut, dan pada tahun 2000 terjadi pengembangan yaitu penambahan lokasi di Dusun Giligenting, Desa Sekotong Barat, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, NTB. Pada lokasi tersebut mulai dilengkapi berbagai fasilitas sejak tahun 2000 sampai 2002, dan mulai dioperasionalkan tahun Luas lahan yang dipergunakan yaitu M2 (0,6 Ha) yang merupakan Hak Guna Pakai dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB. Tuntutan dan kapasitas LBL-Lombok yang makin berkembang pesat, serta tingkat mobilitas yang tinggi maka pada tahun 2004 kegiatan administrasi perkantoran yang semula di Gerupuk dipindahkan ke Sekotong, yang kemudian menjadi kantor pusat. Pada tahun 2006 LBL ini berubah nama menjadi Balai Budidaya Laut (BBL) Lombok. Pada tahun yang sama diperluas area kegiatan melalui penambahan aset tanah seluas M2 (1,5 Ha) untuk

62 110 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 111 pengembangan di Sekotong. Sehingga pada tahun 2006 luas lahan di Sekotong yaitu M2 (2,1 Ha). Pada tahun 2014 nama balai, struktur organisasi dan tugas fungsi dirubah menjadi Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok. Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), BPBL Lombok memiliki tenaga teknis yang profesional di bidang budidaya laut, yang siap membina dan mengawal proses produksi budidaya laut (marikultur). Balai ini merupakan pusat penyedia benih ikan/non ikan laut dan bibit rumput laut yang memiliki kualitas unggul. Untuk bibit rumput laut telah dipercaya untuk dikembangkan di negara-negara SPC (south pacific community) seperti Fiji, Micronesia, dan PNG (Papua Nugini). Yang sangat penting, balai ini telah terbukti mampu meningkatkan kualitas teknologi budidaya laut yang lebih adaptif, efesien dan ekonomis melalui kegiatan rekayasa teknologi marikultur. Dilihat dari komoditas yang dikembangkan, balai mengembangkan jenis produk perikanan yang sudah teknologinya sudah dikuasai dan mempunyai nilai jual tinggi seperti kerang abalone, tiram mutiara, rumput laut, ikan kerapu, ikan bawal bintang dan lobster. Bawal bintang fokus dikembangkan karena teknologinya sudah dikuasai secara penuh dan sudah disederhanakan, sehingga masyarakat mudah mengadopsinya. Pasarnya juga sangat terbuka. Rumput laut menjadi unggulan untuk dikembangkan, karena teknologi produksi bibit unggul sudah ada, tinggal membangun sistem dengan stake holder lainnya dalam produksi bibit unggul secara tepat (jumlah, kualitas, dan kontinuitas). Produksi benih tiram mutiara menjadi fokus karena teknologinya sudah disederhanakan, sehingga mudah diadopsi masyarakat. Kebutuhan benih pun cukup tinggi, disamping biaya produksi yang rendah (low cost-tidak perlu pemberian pakan secara khusus). Secara garis besar terdapat beberapa rekayasa teknologi budidaya di BPBL Lombok, antara lain: Rekayasa teknologi pemijahan/perkawinan induk dan produksi telur Rekayasa teknologi pemeliharaan larva/benih ikan Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), BPBL Lombok memiliki tenaga teknis yang profesional di bidang budidaya laut, yang siap membina dan mengawal proses produksi budidaya laut (marikultur). Balai ini merupakan pusat penyedia benih ikan/non ikan laut dan bibit rumput laut yang memiliki kualitas unggul. Untuk bibit rumput laut telah dipercaya untuk dikembangkan di negara-negara SPC (south pacific community) seperti Fiji, Micronesia, dan PNG (Papua Nugini). Yang sangat penting, balai ini telah terbukti mampu meningkatkan kualitas teknologi budidaya laut yang lebih adaptif, efesien dan ekonomis melalui kegiatan rekayasa teknologi marikultur. Pengembangan Teknologi Marikultur BPBL Lombok No Jenis Komoditas Pengembangan Teknologi 1 Ikan-ikanan (finfish) Mengembangkan teknologi produksi massal benih, pendederan, pembesaran, transportasi ikan hidup untuk ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) 2 Abalone (Haliotis spp.) Mengembangkan teknologi produksi massal benih abalone haliotis squamata dan haliotis asinina, hibridisasi antaran haliotis asinina dan squamata, teknologi pembesaran di KJA dan keranjang dasar untuk mencapai ukuran konsumsi. (Pelaksana kegiatan/tugas diusulkan mendapat penghargaan satya lencana Wirakarya tahun 2014). 3 Tiram Mutiara (Pinctada maxima) Mengembangkan teknologi pemijahan induk, produksi massal benih, segmentasi usaha pendederan dan pembesaran, insersi nukleus untuk menghasilkan mutiara. (Mendapat penghargaan Satya Lencana Wirakarya tahun 2013 dari Presiden SBY). 4 Lobster (Panulirus spp.) Mengembangkan teknologi pengumpulan benih lobster di alam dengan rekayasa bahan shelter. Teknologi ini kemudian diadopsi secara meluas oleh masyarakat pesisir khususnya di Lombok Tengah, kemudian Lombok Timur, Sulawesi Selatan, dan Aceh. 5 Rumput Laut (Euchema cottonii) Mengembangkan teknologi kultur jaringan (bersama dengan Seameo-Biotrop Bogor) untuk mendapatkan bibit rumput laut unggul (teknologi produksi bibit rumput laut). Uji lapang pengembangan kebun bibit unggul di NTB, NTT, dan Kalimantan Utara.

63 112 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 113 Manfaat dan berkembangnya usaha budidaya di masyarakat adalah salah satu indikator keberhasilan balai. Rekayasa teknologi pengelolaan wadah dan media pemeliharaan ikan Rekayasa teknologi pendederan dan pembesaran ikan Rekayasa pengepakan dan pengangkutan ikan hidup Rekayasa teknologi produksi pakan alami (plankton) Rekayasa teknologi produksi pakan buatan sederhana Rekayasa teknologi produksi bibit kultur jaringan (rumput laut) Rekayasa teknologi penanaman inti/insersi (mutiara) Rekayasa teknologi pemeliharaan kesehatan ikan Kendati memasok kebutuhan benih untuk pembudaya, BPBL Lombok, sebagaimana UPT lain, bukan merupakan institusi yang berorientasi mengejar keuntungan. Manfaat dan berkembangnya usaha budidaya di masyarakat adalah salah satu indikator keberhasilan balai. Secara garis besar, peminat produk balai dikelompokkan menjadi 2, yakni konsumen dan pelaku usaha budidaya laut. Konsumen diidentifikasi sebagai pasar untuk produk yang bisa dikonsumsi, misalnya ikan konsumsi, rumput laut, dan butir mutiara. Pelaku usaha budidaya adalah masyarakat Beberapa pembudidaya cukup fanatik dengan benih/bibit dari balai, karena kualitasnya sudah teruji. Selama pemeliharaan benih, balai melaksanakan seleksi dalam laju pertumbuhan, kenormalan, dan juga kesehatan benih, sehingga benih yang disebar kepada pelaku usaha budidaya adalah benih yang sesuai dengan standar mutu yang ada. yang melakukan pembudidayaan/pembenihan ikan. Masyarakat ini selain menjadi pasar juga menjadi binaan balai dalam melakukan kegiatan usahanya. Dalam pembinaan/pendampingan ini, balai bekerja sama dengan stakeholder lainnya seperti pemerintah daerah (Dinas Kelautan dan Perikanan), lembaga penelitian (Badan Litbang, Seameo Biotrop), lembaga penyuluhan, perguruan tinggi, sekolah kejuruan perikanan, dan lainnya. Pada umumnya pembudidaya lokal berminat sangat tinggi terhadap produk yang dihasilkan balai, khususnya berupa benih. Beberapa pembudidaya cukup fanatik dengan benih/bibit dari balai, karena kualitasnya sudah teruji. Selama pemeliharaan benih, balai melaksanakan seleksi dalam laju pertumbuhan, kenormalan, dan juga kesehatan benih, sehingga benih yang disebar kepada pelaku usaha budidaya adalah benih yang sesuai dengan standar mutu yang ada. Produk lainnya berupa berupa pelayanan laboratorium (pengujian penyakit) dan pengawalan teknologi juga selalu diharapkan oleh pelaku usaha budidaya lokal.

64 114 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 115 Beberapa kegiatan yang dilakukan balai untuk menarik animo pembudidaya lokal, antara lain, pertama, diseminasi teknologi yang dilakukan langsung di lokasi pembudidaya. Tujuannya untuk mengenalkan teknologi baru (yang lebih mudah dan ekonomis), produk baru (benih spesies baru, bibit unggul, vaksin, obat). Kedua, pelatihan tentang suatu teknologi budidaya; dilakukan di balai atau di suatu tempat. Ketiga, temu Lapang dilakukan di lokasi pembudidaya. Tujuannya untuk mensosialisasikan suatu program, menampung permasalahan pembudidaya, dan melakukan pelayanan laboratorium. Keempat, kemitraan dengan pelaku usaha (swasta atau kelompok) dalam mengembangkan budidaya suatu komoditas. Terobosan yang dilakukan BPBL Lampung setidaknya dibagi dalam dua hal besar, yakni internal dan eksternal. Secara internal, balai terus fokus mengembangkan teknologi yang lebih efisien dan terkini khususnya untuk komoditas yang menjadi andalan pelaku usaha dan atau komoditas alternatif. Dari sisi eksternal, balai terus meningkatkan sinergitas dan kemitraan dengan seluruh stake holder lainnya yaitu pelaku usaha budidaya, swasta, pemda, penyuluh dan lembaga penelitian dalam mengembangkan usaha budidaya laut. Berikut ini gambaran perkembangan kegiatan budidaya laut di beberapa lokasi budidaya berdasarkan teknologi yang telah dihasilkan BPBL Lombok: Lokasi Teluk Gerupuk- Lombok Tengah yang sampai tahun 2014 diperkirakan telah mencapai 700 unit keramba pengumpul benih lobster, longline pembudidaya rumput laut dan KJA pembesaran ikan-ikan laut. Lokasi Teluk Awang-Lombok Tengah yang sampai tahun 2014 diperkirakan telah mencapai 1000 unit keramba pengumpul benih lobster. Lokasi Pototano-Sumbawa yang sampai tahun 2014 telah berkembang pesat budidaya rumput laut yang dulunya (tahun 2009) hanya 4 unit percontohan budidaya rumput laut dari Balai, dan pada tahun 2012 di tetapkan sebagai kawasan minapolitan budidaya rumput laut.

65 116 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 117 Lokasi Bima berkembang budidaya ikan lele melalui percontohan Balai pada tahun 2011 untuk komoditas lele dan nila walaupun bukan termasuk dalam tugas dan fungsinya tapi karena adanya tuntutan masyarakat untuk dapat membudidaya ikan lele dan nila. Di Bendungan Batujai-Lombok Tengah berkembang budidaya ikan nila yang mulanya dari percontohan yang di lakukan Balai dengan metode Keramba Jaring Apung. Dari 4 unit KJA percontohan balai pada tahun 2011, berkembang menjadi 40 unit (2012), dan sekitar seratus unit (2013). Lokasi Batunampar dan Ekas kabupaten Lombok Timur berkembang pembudidaya ikan kerapu, yang dulunya hanya beberapa unit KJA, dengan adanya percontohan dan pembinaan dari Balai, saat ini telah berkembang cukup pesat, dan diperkirakan telah ada 60 unit KJA untuk pembesaran ikan kerapu. Lokasi Giligede-Pengawisan Lombok Barat telah berkembang budidaya ikan bawal bintang/ kerapu yang dulunya (tahun 2008) belum ada aktivitas tersebut, melalui pendampingan dan penyediaan benih di Balai saat ini telah ada 8 unit KJA yang melakukan budidaya ikan bawal bintang/kerapu. Lokasi Pengawisan Lombok Barat telah berkembang usaha pendederan ikan (kerapu) sistem backyard mulai tahun 2013 (10 unit), sudah berkembang menjadi sekitar 40 unit (2014).

66 118 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 119 BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON INSPIRASI BUDIDAYA PRODUK UNGGUL Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon mulai berdiri pada pada tahun Dari tahun 1990 sampai 1994 bernama Stasiun Budidaya Laut Ambon, dan pada tahun berubah nama menjadi Loka Budidaya Laut Ambon. Tahun berubah nama menjadi Balai Budidaya Laut Ambon di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selanjutnya pada bulan Februari 2014 sampai sekarang berubah nama menjadi Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon. Di 2014, pegawai BPBL Ambon secara keseluruhan berjumlah 72 orang, terdiri dari 54 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), 4 orang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), dan 14 orang tenaga kontrak. BPBL Ambon yang terletak di Provinsi Maluku ini mempunyai dua lokasi sebagai tempat kegiatan. Area utama seluas 4 Ha. Lokasi ini dipergunakan untuk perkantoran, pembenihan (kultur fitoplankton, kultur zooplankton, pemeliharaan induk, pemeliharaan larva, pendederan), laboratorium pakan alami, laboratorium hama dan penyakit ikan, hatchery ikan hias, keramba jaring apung, asrama, workshop, perumahan dan sarana pendukung lainnya. Lokasi kedua merupakan instalasi pengembangan seluas 1,5 Ha. Lokasi ini digunakan untuk pengembagan hatchery mutiara dan kekerangan, pembesaran ikan di keramba jaring apung serta kebun bibit rumput laut. Jenis ikan yang fokus dikembangkan BPBL Ambon adalah ikan konsumsi (kerapu bebek, kerapu macan, kerapu sunu, kerapu kertang, dan ikan bubara) dan ikan hias (nemo biak, giro biasa, giro pasir, giro padang, nemo pink, nemo orange dan jenis-jenis hybridnya, banggai cardinal fish, betok ambon, mandarin fish). Ikan konsumsi dikembangkan sebagai ikan ekonomis yang akan mendatangkan devisa negara dan meningkatkan taraf hidup para pembudidaya. Sementara itu, ikan hias dikembangkan karena keberagaman yang tinggi di Maluku dan Indonesia Timur pada umumnya. Baik ikan konsumsi maupun

67 120 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 121 Prestasi dan Keunggulan BPBL Ambon No Prestasi Balai Keunggulan Balai 1 Penyedia telur kerapu bebek berkualitas terbaik di Indonesia 2 Pembenihan ikan hias mandarin fish pertama di Indonesia 3 Pembenihan secara massal ikan hias banggai cardinal fish 4 Produksi massal benih kerapu bebek dan kerapu macan 5 Menghasilkan hiybrid ikan nemo Beberapa teknologi yang diterapkan balai sudah mengungguli negara-negara lain seperti teknologi produksi benih kerapu bebek dan kerapu macan serta ikan hias (banggai cardinal fish, mandarin, blue divil dan hybridisasi nemo), Mempunyai wilayah kerja meliputi Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Terletak pada segitiga karang dunia yang kaya akan jenis ikan konsumsi maupun ikan hias laut Terletak di daerah MP3EI Kawasan Timur sehingga peran Balai sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Terletak di daerah pengembangan Lumbung Ikan Nasional sehingga teknologi budidaya Peserta Pameran Ikan Hias Aquarama di Singapura hias dikembangkan untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan akibat eksploitasi berlebihan. Beberapa teknologi yang diterapkan balai sudah mengungguli negara-negara lain seperti teknologi produksi benih kerapu bebek dan kerapu macan serta ikan hias (banggai cardinal fish, mandarin, blue divil dan hybridisasi nemo), namun demikian ada yang masih ditingkatkan seperti teknologi sistem pengelolaan air (resirkulasi), manajemen produksi benih dan manajemen produksi ikan konsumsi. Masyarakat sangat mengapresiasi dan berminat untuk mengaplikasikan teknologi-teknologi yang sudah dihasilkan oleh balai ini. Hal tersebut ditandai oleh tumbuhnya pembudidaya ikan di sekitar balai dan wilayah kerja lainnya untuk membudidaya ikan konsumsi maupun pembesaran ikan hias. Ketertarikan masyarakat tidak lepas dari adanya kegiatan magang dan pelatihan, pendampingan dan pengawasan teknologi, desiminasi, kunjungan dan studi banding. Meskipun tidak melulu berorientasi profit, BPBL Ambon memiliki target pasar yang dibidik untuk menyalurkan produk yang dihasilkan. Pertama, pasar lokal untuk ikan-ikan cepat tumbuh mempunyai harga yang relatif murah dan digemari oleh masyarakat lokal (ikan bubara dan kakap putih). Kedua, pasar Produksi telur kerapu bebek melebihi target yaitu sebanyak butir, produksi telur kerapu macan butir, produksi telur kerapu sunu butir. nasional untuk ikan-ikan mempunyai harga tinggi dan dikonsumsi oleh kalangan menengah keatas (Kerapu macan, kerapu kertang, kerapu sunu dan kerapu bebek). Ketiga, pasar internasional untuk ikan ikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan keperluan eksport (jenis-jenis kerapu dan ikan hias). Produktivitas BPBL Ambon terbagi dalam beberapa segmen. Pertama, produksi induk. Pelaksanaan pembenihan ikan kerapu diawali dengan kegiatan pengelolaan induk yang baik dan pengelolaan kualitas air dengan berpatokan pada prosedur operasional standar. Kegiatan pengelolaan induk ikan kerapu tahun 2013, diperoleh hasil sebagai berikut: produksi telur kerapu bebek melebihi target yaitu sebanyak butir, produksi telur kerapu macan butir, produksi telur kerapu sunu butir. Kedua, produksi larva. Berdasarkan hasil pengelolaan larva dari bulan Januari sampai Desember 2013 dapat disimpulkan bahwa target produksi larva kerapu bebek yaitu ekor bisa terealisasi ekor dan kerapu macan terealisasi ekor.

68 122 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 123 Pengembangan dan Rekayasa Teknologi BPBL Ambon No Pengembangan Teknologi Rekayasa Teknologi 1 Teknologi produksi ikan hias mandarin 2 Teknologi produksi ikan banggai cardinal fish Teknologi pembesaran ikan konsumsi dan ikan hias Rekayasa teknologi produksi benih ikan konsumsi dan ikan hias 3 Teknologi produksi ikan blue devil Rekayasa teknologi produkdi telur 4 Teknologi produksi ikan hibridisasi ikan nemo 5 Teknologi produksi benih kerapu bebek dan kerapu macan 6 Teknologi pembesaran berbagai spesies ikan budidaya Ketiga, produksi benih. Hasil pemeliharaan benih mulai dari bulan Januari sampai Desember diperoleh jumlah benih kerapu bebek ekor dari target ekor, dan kerapu macan ekor. Keempat, produksi pakan alami. Capaian produksi bibit mikroalga diperoleh liter. Produksi massal mikroalga diperoleh m3. Produksi massal rotifer diperoleh 380,84 x 109 individu dan Produksi nauplii artemia sebanyak individu. Kelima, broodstock. Jumlah dan bobot akhir dari pemeliharan ikan pada kegiatan ini adalah kerapu bebek sebanyak 25 ekor dengan bobot total 33 kg. Ikan Kerapu macan sebanyak 70 ekor dengan bobot total 86 kg. Ikan bubara sebanyak 87 ekor dengan bobot total 191 kg. Ikan kerapu sunu 42 ekor dengan bobot total 24 kg. Ikan kerapu kertang 13 ekor dengan bobot total 455 kg. Ikan kerapu cantang 12 ekor dengan bobot total 72 kg. Secara keseluruhan total biomass calon induk sebesar 861 kg. Keenam, produksi gelondongan dan ikan konsumsi. Total biomassa yang dihasilkan sebesar 3,636 kg dengan produksi ukuran ikan konsumsi kerapu macan sebesar 3,464 kg dan kerapu bebek sebesar 172 kg. Pada akhir bulan Desember 2013, Rekayasa teknologi produksi pakan alami Rekayasa teknologi pembesaran Rekayasa teknologi pengelolaan air Target Produksi BPBL Ambon No Komoditas Tahun biomassa yang tersisa sebesar 1.205,83 kg, dengan komoditas kerapu macan sebesar 1.100,83 kg dan kerapu bebek sebesar 105 kg. Ketujuh, banggai cardinalfish. Di tahun 2013 telah berhasil diproduksi benih ukuran 1 cm sebanyak 11,747 ekor. Kedelapan, produksi mandarinfish. Produksi telur sebanyak butir, dengan HR rata-rata 85% dan SR larva rata-rata 0,5%. Dengan demikian total benih berukuran 1 3 cm yang dihasilkan sebanyak ekor. Kesembilan, ikan betok Ambon. Telur yang dihasilkan sebanyak butir. Larva yang dipelihara sebanyak ekor. Total produksi benih yang dicapai sampai akhir tahun ini sebanyak ekor. Kesepuluh, rumput laut. Pada tahun 2013 telah ditanam kg dengan hasil rumput laut basah sebanyak kg Benih (ribu ekor) Ikan Konsumsi (Ton) 3. Rumput Laut (Ton) 4. Ikan Hias (ribu ekor)

69 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR

70 126 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 127 LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG TEKNOLOGI KESEHATAN IKAN SOKONG INDUSTRIALISASI Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang berdiri pada tahun LP2IL Serang merupakan satu-satunya Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) yang tugas dan fungsinya khusus di bidang kesehatan ikan dan lingkungan. Institusi ini mulai dirintis pada tahun 2009 dengan didirikannya bangunan laboratorium di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Bangunan tersebut didirikan pada lahan seluas 5,9 hektar. Selanjutnya, pada tahun 2010 laboratorium ini dilengkapi fasilitas pendukung dan peralatan serta sumber daya manusia. Kegiatan operasional dan aktivitas laboratorium menginduk pada kegiatan satuan kerja Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan DJPB. Sejak tanggal 30 Desember Tahun 2010, dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.28/MEN/2010, LP2IL Serang ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis di bidang pemeriksaan hama, penyakit ikan dan lingkungannya yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya. Selanjutnya pada tanggal 1 Juli 2011 tersusunlah pejabat struktural yang mengisi struktur organisasi LP2IL Serang. Namun demikian, LP2IL Serang baru mandiri secara penganggaran sejak tahun LP2IL Serang memiliki luas laboratorium m 2, dengan perincian laboratorium pengujian seluas 1.358m 2 dan laboratorium bioassay seluas 200m 2. LP2IL Serang tidak mempunyai kolam, karena tugas utamanya adalah di bidang pengujian laboratorium. Fasilitas pemeliharaan berupa bak fiber, digunakan sebagai sarana pengujian lapang obat ikan dalam rangka mendapatkan nomor pendaftaran. Jumlah karyawan tetap di LP2IL Serang sebanyak

71 128 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 129 Teknologi Unggulan LP2IL Serang No Teknologi Unggulan 1 Pemeriksaan kontaminan logam berat pada lingkungan dan produk perikanan menggunakan Atomic absorben spectrofotometri grafit furnace dan Atomic absorben spectrofotometri flame 2 Pemeriksaan konfirmatif residu dengan kromatografi cair spectra massa (LC-MS/MS) dan kromatografi gas spectra massa (GC-MS/ MS) 3 Analisis mutu obat ikan menggunakan High performance thin layer chromatography (HPTLC) dan High performance Liquid chromatography (HPLC) 4 Identifikasi penyakit bacterial dan mikal menggunakan automatic identification system (Vitek-2 compact) 5 Pemeriksaan kuantitatif penyakit ikan dengan Realtime PCR/RT- PCR Pembagian tugas karyawan meliputi kegiatan administratif dan manajemen yang dilakukan oleh pejabat struktural dan staf serta kegiatan teknis yang dilakukan oleh kelompok jabatan fungsional. 41 orang, sedangkan tenaga kontrak sebanyak 15 orang. Pembagian tugas karyawan meliputi kegiatan administratif dan manajemen yang dilakukan oleh pejabat struktural dan staf serta kegiatan teknis yang dilakukan oleh kelompok jabatan fungsional. Urusan Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana, program dan anggaran, urusan tata usaha dan rumah tangga, serta evaluasi dan penyusunan laporan. Subseksi Metode Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan dan penerapan metode, pengujian dan analisis data di bidang pemeriksaan hama, penyakit ikan, dan lingkungannya, serta monitoring dan pengawasan (survailans). Subseksi Pelayanan Operasional mempunyai tugas melakukan pelayanan teknis di bidang kesehatan ikan, dan lingkungannya serta pengolahan data, pengelolaan system informasi, dan diseminasi informasi mengenai hama, penyakit ikan, dan lingkungannya. Sementara Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pemeriksaan hama, penyakit ikan, dan lingkungannya, serta kegiatan lain yang sesuai dengan tugas masing-masing jabatan fungsional berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kelompok Jabatan fungsional terdiri atas pengendali hama dan penyakit ikan, arsiparis, pranata komputer, statistisi, pustakawan, dan jabatan fungsional lainnya. LP2IL Serang tidak mempunyai tugas dan fungsi dalam produksi perikanan budidaya, tetapi dukungan produksi melalui kegiatan pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan. Kendati demikian, LP2IL Serang menghasilkan teknologi tepat guna di bidang test kit diagnostic yang mudah, cepat dan akurat di bidang pemeriksaan lingkungan perairan, residu dan penyakit ikan. Keunggulan balai ini berada pada peralatan laboratorium yang digunakan merupakan teknologi canggih yang ada saat ini. Di bidang pengembangan teknologi, LP2IL Serang merupakan satu-satunya balai yang mengembangkan metoda analisis dan penyusunan standar dibidang mutu obat ikan. Selain itu, balai ini menghasilkan teknologi tepat guna di bidang test kit diagnostic, pengembangan obat-obatan herbal, dan teknologi vaksinasi. LP2IL diakui sebagai laboratorium rujukan nasional di bidang pemeriksaan residu berbahaya oleh masyarakat Uni Eropa. Balai ini merupakan anggota/peserta organisasi profisiensi uji laboratorium se-asia Pasifik (ANQAP). Karena peran strategisnya dalam industri budidaya ikan, LP2IL Serang telah sukses menjadi LP2IL Serang menghasilkan teknologi tepat guna di bidang test kit diagnostic yang mudah, cepat dan akurat di bidang pemeriksaan lingkungan perairan, residu dan penyakit ikan.

72 130 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 131 rujukan bahkan beberapa pihak belajar teknologi penanggulangan penyakit ikan. Antara lain laboratorium pengujian Negara-negara ASEAN (khusus untuk penyakit virus udang), perusahaan obat ikan, laboratorium daerah, dan POSIKANDU (Pos pelayanan ikan terpadu). Terkait dengan sejauh mana peningkatan produksi perikanan budidaya, LP2IL Serang mendukung peningkatan produksi perikanan dengan langsung melakukan pendampingan di masyarakat melalui kegiatan pendampingan teknologi, layanan laboratorium keliling dan pelaksanaan investigasi kasus penyakit yang menyerang pada suatu kawasan atau unit budidaya. Fokus kegiatan tersebut adalah pengendalian penyakit, pengendalian pencemaran lingkungan budidaya dan penerapan budidaya ramah lingkungan, pengendalian obat ikan. Inovasi yang dilakukan LP2IL Serang berdasarkan inventarisasi kebutuhan masyarakat, sehingga cocok dan langsung dapat digunakan oleh masyarakat. Dari pihak swasta, peminat produk hasil rekayasa teknologi kesehatan ikan yang dikerjakan LP2IL Serang terbagi dalam 2 kelompok utama, yaitu pembudidaya ikan/udang yang sangat mengandalkan LP2IL Serang, khususnya dalam bidang pengujian penyakit ikan, dan perusahaan obat ikan yang sangat mengandalkan LP2IL dalam pelaksanaan pengujian mutu, khasiat dan keamanan obat ikan. Setelah adanya LP2IL Serang, pembudidaya setempat merasa sangat terbantu dalam pelaksanaan pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan Yang dilakukan oleh LP2IL Serang dalam menarik animo pembudidaya adalah dengan melakukan koordinasi peran penyuluh dan pemda setempat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pendampingan di masyarakat. Lalu mendekatkan LP2IL dengan pembudidaya melalui layanan laboratorium keliling dan pendampingan langsung ke pembudidaya. Kemudian melakukan apresiasi dan sinkronisasi pelaksanaan pengujian mutu, keamanan dan khasiat obat ikan kepada para produsen dan importir obat ikan. Setelah adanya LP2IL Serang, pembudidaya setempat merasa sangat terbantu dalam pelaksanaan pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan. Selain itu, animo perusahaan obat dalam pengujian obat ikan cukup tinggi, karena sebelumnya pengujian dilakukan oleh instansi diluar Kementerian Kelautan dan Perikanan, sehingga waktu pelayanan menjadi lebih panjang. Apalagi, balai ini mengembangkan kerjasama dengan lembaga internasional, khususnya laboratorium rujukan internasional, sehingga setiap pengujian yang dilakukan oleh LP2IL sejajar dengan laboratorium tersebut. Hal ini seiring dengan kerja keras balai untuk menjadi laboratorium rujukan nasional di bidang obat, residu, penyakit dan lingkungan budidaya.

73 132 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 133 BALAI LAYANAN USAHA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA KARAWANG TERBAIK DALAM BISNIS DAN INVESTASI PERIKANAN Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUP2B) Karawang semakin menempati posisi yang sangat strategis dalam pembangunan perikanan budidaya (akuakultur) nasional. Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), BLUP2B di wilayah Jawa Barat bagian utara ini menyelenggarakan beberapa fungsi. Antara lain terkait penyusunan rencana, program, dan evaluasi di bidang perekayasaan usaha produksi perikanan budidaya air tawar, budidaya air payau, dan budidaya laut. Fungsi penting lainnya adalah perekayasaan segmentasi dan analisis kelayakan skala usaha pembenihan, pendederan, dan pembesaran usaha produksi perikanan budidaya. Juga, pelaksanaan diseminasi dan pendampingan usaha produksi perikanan budidaya dan lain sebagainya. BLUP2B Karawang memiliki karakteristik yang lebih dibandingkan dengan UPT yang lain karena mengembangkan usaha produksi perikanan budidaya di 3 perairan yang berbeda yaitu usaha produksi perikanan budidaya air tawar, usaha produksi perikanan budidaya air payau dan usaha produksi perikanan budidaya laut. Pengembangan usaha produksi perikanan budidaya tersebut tentunya tidak terlepas dari berbagai inovasi teknologi yang telah dihasilkan untuk diterapkan agar setiap usaha produksi menghasilkan usaha budidaya yang produktif dan ekonomis secara finansial. Luas kawasan BLUP2B Karawang ± 390 Ha; terdiri dari lahan balai/tambak/kolam inti, lahan plasma, kawasan penyangga, fasilitas perumahan dan kantor. Jumlah Pegawai BLUP2B Karawang sampai dengan 2014 adalah 128 Pegawai, yang terdiri dari PNS maupun tenaga honorer. BLUP2B Karawang sangat diuntungkan dengan lokasi yang strategis karena dekat dengan daerah pemasaran seperti Jakarta yang merupakan salah Kegiatan pemberian pakan ikan

74 134 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 135 Beberapa komoditas unggulan yang dikembangkan di BLUP2B Karawang untuk berbagai segmen usaha, mulai dari skala kecil maupun skala besar meliputi ikan patin, lele, nila, udang vaname, udang windu, bandeng, kerapu, kakap putih, bawal bintang dan ikan lainnya seperti ikan sidat, kakap merah dan ikan gurame satu pusat industri ekspor-impor produk perikanan. Beberapa dukungan sarana dan prasarana yang telah dimiliki oleh balai ini, antara lain media pemeliharaan ikan, baik kolam beton, kolam terpal maupun kolam tanah dengan berbagai macam dimensi ukuran dan teknologi; bak kultur massal plankton; bangsal pendederan; bangsal pemberokan dan pengepakan ikan; laboratorium nutrisi, kesehatan ikan dan lingkungan. Selain itu, BLUP2B Karawang juga memiliki bangunan unit pengolah ikan dengan kapasitas 40 ton. Sebagai bentuk pelayanan ke masyarakat secara langsung dan nyata, BLUP2B Karawang memiliki kegiatan diseminasi atau pendampingan teknologi. Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya dalam mengenalkan dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang paket budidaya yang diterapkan di BLUP2B Karawang. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan pembudidaya ikan yang selanjutnya dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Kegiatan alih teknologi lainnya adalah pelayanan masyarakat untuk melakukan penelitian/magang/praktik, pelatihan, studi banding dan kunjungan lapang. Beberapa komoditas unggulan yang dikembangkan di BLUP2B Karawang untuk berbagai segmen usaha, mulai dari skala kecil maupun skala besar meliputi ikan patin, lele, nila, udang vaname, udang windu, bandeng, kerapu, kakap putih, bawal bintang dan ikan lainnya seperti ikan sidat, kakap merah dan ikan gurame. Penetapan komoditas ikan unggulan tentunya tidak terlepas dari arahan kebijakan DJPB KKP terutama dalam mendukung Program Industrialisasi Perikanan Budidaya serta pengembangan komoditas ekonomi kerakyatan untuk pembudidaya skala rumah tangga. Selain itu, dasar penetapan komoditas unggulan yang diproduksi di BLUP2B Karawang yaitu bernilai ekonomis tinggi, teknologi budidaya yang dapat diterapkan dan telah tersedia, permintaan pasar yang tinggi baik lokal maupun luar negeri dan dapat dibudidayakan dan dikembangkan secara massal. Teknologi dan Rekayasa BLUP2B Karawang No Penerapan Teknologi Rekayasa Teknologi 1 Penerapan teknologi pembesaran patin dengan teknologi intensif di kolam dalam 2 Penerapan teknologi pembesaran bandeng dengan teknologi intensif di kolam dalam 3 Penerapan teknologi udang vaname di tambak plastik mulsa 4 Penerapan teknologi pembesaran lele dengan bioflok 5 Penerapan teknologi pembesaran lele intensif dengan eliminasi bahan organik 6 Penerapan budidaya pembesaran kerapu di karambah jaring tancap (KJT) 7 Penerapan budidaya pembesaran kakap putih di tambak 8 Peningkatan produktifitas budidaya ikan bandeng dengan meningkatkan padat tebar 9 Peningkatan produktifitas budidaya ikan patin dengan meningkatkan padat tebar 10 Teknologi semiflok pada budidaya udang vaname intensif dengan dasar tambak tanah Rekayasa peningkatan produksi pendederan udang windu pada salinitas rendah Rekayasa teknologi segmentasi usaha produksi budidaya ikan kerapu macan di tambak Rekayasa peningkatan produksi bawal bintang pada jaring apung tambak Rekayasa produksi udang windu pada salinitas rendah Rekayasa produksi pembesaran ikan sidat dalam kolam tanah Rekayasa pengelolaan Keskanling pada budidaya bawal bintang di jaring apung Rekayasa pendederan ikan sidat di bak Rekayasa pengelolaan kesehatan ikan sidat Aplikasi vaksin vibrio pada pembesaran ikan kerapu di tambak Efisiensi wadah pada pemeliharaan budidaya kerapu cantang di tambak

75 136 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 137 Hasil paket usaha teknologi perekayasaan di bidang perikanan budidaya yang dihasilkan BLUP2B Karawang telah memberikan dampak yang positif baik yang dimanfaatkan oleh internal maupun esternal. Pemanfaatan internal tentunya dapat dilihat dari perbaikan metode budidaya dan hasil produksi serta penerimaan penjualan. Sedangkan pemanfaatan eksternal dapat dilihat dari proses alih teknologi melalui kegiatan diseminasi ataupun pendampingan teknis di wilayah binaan balai maupun tambak percontohan (demfarm). Adapun paket usaha teknologi tersebut dimanfaatkan oleh pembudidaya ikan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan produktivitas perikanan budidaya secara efisien. Hasil kerja keras dalam mendukung pengembangan teknologi usaha perikanan budidaya adalah penetapan BLUP2B Karawang oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sebagai UPT terbaik dalam Pengembangan Bisnis dan Investasi di bidang Perikanan Budidaya di tahun BLUP2B Karawang berusaha malakukan berbagai pengembangan teknologi yang memiliki prospek bisnis dengan output Paket Usaha Teknologi. Sebagai UPT berprestasi, banyak investor yang memiliki minat untuk bekerjasama dalam memajukan perikanan budidaya seperti kerja sama dengan BPPT dalam memajukan pengembangan produksi nila salin di tambak, kerja sama dengan PT. ADIB Global Food dalam pengembangan produksi patin di tambak dan industri pengolahan fillet ikan patin, dan kerja sama dengan BUMN Perikanan Indonesia dalam revitalisasi tambak Blok C demi memberdayakan masyarakat plasma. Beberapa pihak yang telah melakukan proses alih teknologi dengan BLUP2B Karawang antara lain pembudidaya ikan dan udang dari Banten yang melakukan pelatihan manajemen budidaya air payau, pembudidaya ikan dari Bontang yang melakukan pelatihan budidaya air tawar, pembudidaya ikan dari Bangka Belitung yang melakukan magang budidaya ikan lele, beberapa kelompok pembidyda ikan skala kecil, siswa, mahasiswa, dan lainnya. BLUP2B Karawang telah memperhitungkan aspek pasar dalam setiap kegiatan budidaya. Target Beberapa pihak yang telah melakukan proses alih teknologi dengan BLUP2B Karawang antara lain pembudidaya ikan dan udang dari Banten yang melakukan pelatihan manajemen budidaya air payau, pembudidaya ikan dari Bontang yang melakukan pelatihan budidaya air tawar, pembudidaya ikan dari Bangka Belitung yang melakukan magang budidaya ikan lele, beberapa kelompok pembidyda ikan skala kecil, siswa, mahasiswa, dan lainnya. BLUP2B Karawang memiliki program CSR (Corporate Social Rensponsibility) yang berusaha memberikan bantuan pendampingan sampai pemberian benih dan sarana produksi demi memberdayakan masyarakat sekitar terutama pemuda dan ibu rumah tangga. pasar utama adalah pembeli (buyer) dengan nilai jual yang tinggi tentunya dengan memperhitungkan kondisi pasar. Memasok bahan baku ke cold storage dengan komoditas udang vaname dan patin merupakan salah satu target balai. Inovasi dalam mengembangkan pasar hasil rekayasa di balai ini di antaranya adalah melakukan kegiatan apresiasi atau seminar hasil perekayasaan yang telah dihasilkan oleh balai kepada para pembudidaya dan stake holder perikanan budidaya, melakukan diseminasi dengan membuat farm percontohan dari perekayasaan teknologi yang dihasilkan oleh balai kepada masyarakat, da melakukan secara terus menerus penyebaran informasi teknologi yang dihasilkan dari kegiatan perekayasaan balai pada pembudidaya melalui pola pendampingan dan kemitraan. BLUP2B Karawang memiliki program CSR (Corporate Social Rensponsibility) yang berusaha memberikan bantuan pendampingan sampai pemberian benih dan sarana produksi demi memberdayakan masyarakat sekitar terutama pemuda dan ibu rumah tangga. Selain itu, pembuatan media

76 138 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 139 informasi seperti papan reklame di jalan utama balai diharapkan menjadi jembatan penghubung antara program dan kegiatan balai agar dapat diterima oleh masyarakat. Itu sebabnya, minat masyarakat pembudidaya terhadap produk yang dihasilkan balai semakin meningkat. Pembudidaya lokal maupun binaan balai umumnya adalah para pembudidaya ikan lele, ikan nila dan ikan bandeng dengan modal kecil dan menengah. Adapun produksi benih yang dihasilkan oleh BLUP2B Karawang memiliki penilaian yang baik di mata konsumen lokal karena tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang baik. Pembinaan Teknologi BLUP2B Karawang Bersasarkan Unit Usaha Per Wilayah No Kab/Kota Binaan Target/Tahun Boyolali Klaten Malang Serdang Bedagai Karawang Subang Indramayu Cirebon Bima Sumbawa Bogor Purwakarta Jakarta Lombok Bekasi Kuningan Tangerang Tulungagung Total

77 140 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 141 BALAI PRODUKSI INDUK UDANG UNGGUL DAN KEKERANGAN KARANGASEM EKSPLORASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DI PULAU DEWATA Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem, Bali, diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tanggal 6 Desember Balai ini sebelumnya bernama Broodstock Center Udang Vaname (BCUV) Karangasem di bawah koordinasi Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo, Jawa Timur. Setelah diresmikan oleh Presiden SBY, diterbitkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 22/MEN/2010 tanggal 9 Desember 2010 tentang struktur organisasi dan tata kerja BPIU2K Karangasem. Berdasarkan aturan itu, balai ini resmi menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang produksi induk udang unggul dan kekerangan yang berada di bawah naungan dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya. Unit Kekerangan yang terletak di Dusun Sukadana, Desa Tigaron, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem sebelumnya merupakan bagian dari Balai Budidaya Laut (BBL) Lombok kemudian menyatu dengan BPIU2K Karangasem sejak diresmikan tahun Sejak itu pula secara organisasi BPIU2K Karangasem telah berdiri dan memiliki 2 unit yaitu Unit Udang di Kecamatan Karangasem dan Unit Kekerangan di Kecamatan Kubu. Kedua unit produksi tersebut berada di dalam satu wilayah Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Dari segi area, BPIU2K Karangasem memiliki luas ruang laboratorium uji kesehatan ikan dan lingkungan 44 m 2 (unit udang) dan laboratorium basah 143 m 2 (unit kekerangan). Luas lahan untuk produksi benih/ benur udang (nucleus center) seluas m 2 dan luas lahan untuk produksi induk udang (multiplication center) seluas m 2. Sementara luas lahan untuk produksi benih abalone m 2 (termasuk laboratorium plankton). Adapun luas lahan untuk Setelah diresmikan oleh Presiden SBY, diterbitkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 22/ MEN/2010 tanggal 9 Desember 2010 tentang struktur organisasi dan tata kerja BPIU2K Karangasem. Berdasarkan aturan itu, balai ini resmi menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang produksi induk udang unggul dan kekerangan yang berada di bawah naungan dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya.

78 142 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 143 produksi benih tiram mutiara 357 m 2 dan produksi plankton 36 m 2. Serta Karamba Jaring Apung (KJA) untuk pembesaran calon induk kekerangan sebanyak 3 unit dengan jumlah pemeliharaan 12 lubang yang berukuran masing-masing 4 x 4 meter. Pegawai BPIU2K Karangasem berjumlah 46 orang terdiri dari 22 orang PNS dan 24 tenaga kontrak. BPIU2K Karangasem memiliki kelayakan lokasi dan aksesibilitas untuk memproduksi induk udang unggul yang dapat didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Jenis ikan unggulan yang fokus dikembangkan antara lain adalah udang vaname (Lithopenaeus vannamei). Alasannya, udang merupakan komoditas unggulan, memiliki nilai ekonomis tinggi, dapat dibudidayakan dengan kepadatan tinggi, dan potensi lahan budidaya yang sangat luas. Produksi induk udang vaname selain untuk pengembangan internal balai (uji performa), juga untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha pembenihan udang (swasta/masyarakat) serta untuk mensuplai kebutuhan induk UPT Pusat dan Daerah Produktivitas BPIU2K Karangasem Komoditas Tahun Induk Udang Induk Kekerangan Produksi Distribusi Abalone Tiram Mutiara Jantan Betina Jantan Betina (s/d Juni) Jumlah sebagai bantuan. Induk yang terjual, seluruh hasil penjualan disetorkan ke rekening kas Negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan tarif sesuai PP 19 Tahun Pasar yang dibidik oleh balai adalah pelaku usaha pembenihan udang dan pembudidaya di dalam maupun luar negeri. Di BPIU2K Karangasem ini, inovasi teknologi terapan adaptif dikawal dan diterapkan untuk masyarakat pembudidaya. Inovasi terhadap pengembangan pasar hasil rekayasa di balai ini dilakukan dengan antara lain uji coba multilokasi di berbagai unit pembenihan dan pembudidayaan dan bantuan induk kepada pelaku usaha atau masyarakat pembudidaya. Untuk induk udang vaname, produksinya sangat diharapkan oleh masyarakat pembudidaya udang. Begitu pula dengan budidaya abalone dan tiram mutiara. Hal ini ditunjang dengan beragam promosi dan kegiatan balai seperti sosialisasi melalui kegiatan monitoring induk dan benih, kegiatan diseminasi, dan bantuan induk untuk ujicoba produksi. Lantas bagaimana mekanisme pembenihan, pembesaran dan pemasaran produk BPIU2K Karangasem? Untuk pembenihan, dilakukan dengan

79 144 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 145 Rekayasa dan Teknologi Unggulan BPIU2K Karangasem No Rekayasa Teknologi Teknologi Unggulan 1 Rekayasa teknologi pemijahan, pemeliharaan larva dan calon induk udang vaname (lithopenaeus vannamei) 2 Rekayasa teknologi pemijahan, pemeliharaan larva dan calon induk abalone (haliotis squamata) Produksi induk udang vaname dengan sistem seleksi/selektif breeding (seleksi individu dan famili) Produksi induk kekerangan dengan sistem seleksi individu untuk mendapatkan individu dari keturunan yang baik tambaknya terbengkalai (idle) menjadi bergairah untuk mengoperasionalkan tambaknya kembali. Terobosan yang terus digalakkan oleh balai adalah bagaimana menghasilkan induk udang vaname spesifik yang sesuai dengan perairan lokal, bebas dan tahan penyakit, tahan terhadap perubahan lingkungan yang ekstrem serta pertumbuhannya cepat. Balai juga terus melakukan maksimalisasi dan kontinuitas produksi yang berwawasan lingkungan (friendly environment), berupaya menghasilkan induk unggul dengan variasi genetik yang tinggi, serta bekerja keras untuk mensuplai induk udang unggul dan kekerangan di dalam dan luar negeri. 3 Rekayasa teknologi pemijahan, pemeliharaan larva dan calon induk tiram mutiara (pinctada maxima) Produksi induk kekerangan dan udang untuk mendapatkan pertumbuhan yang cepat, tahan penyakit dan perubahan lingkungan berbagai metode, seperti koleksi indukan yang memiliki karakter genetik yang baik, pematangan gonad dengan pakan berkualitas, pengelolaan kualitas air dan penyakit, perkawinan dan pemijahan, serta penetasan telur dan pemeliharan larva. Untuk pembesaran, dilakukan dengan cara penebaran benih yang berkualitas, pengelolaan kualitas air dan penyakit, pengelolaan pakan, vitamin dan multivitamin sesuai kebutuhan, dan seleksi calon induk (fenotif dan genotif). Adapun pemasaran dilakukan dengan pemesanan oleh pelaku usaha pembenihan (jumlah induk, tanggal pengambilan/pengiriman, tempat/ tujuan pengiriman dll), pelaksanaan panen induk, pengepakan (packing) sesuai dengan SOP, dan pengiriman/distribusi sesuai tujuan. BPIU2K Karangasem ini telah memberi banyak pengaruh pada perkembangan budidaya di Pulau Dewata. Pasaran harga udang dunia yang baik menyebabkan pelaku usaha pembenihan ikan bandeng di Buleleng beralih ke pembenihan udang dan pembesaran udang dalam bak terkontrol. Demikian pula dengan daerah lainnya yang semula

80 DAFTAR PUSTAKA

81 148 DAFTAR PUSTAKA 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 149 DAFTAR PUSTAKA Tim Kawasan Percontohan Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta Tim Minapolitan; Konsep, pengembangan dan Aplikasinya dalam Revitalisasi Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta Tim Prosiding Indonesian Aquaculture. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta Tim Laporan Penilaian Kinerja Kelembagaan Kelompok Pembudidaya Ikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta Tim Pedoman Perencanaan Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya (Minapolitan). Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta Tim Penembangan Wirausaha Perikanan Budidaya. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta Tim Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jendral Perikanan Budidaya: Jakarta Tim Pembenihan Udang Vaname. Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jendral Perikanan Budidaya: Jakarta Tim Teknologi Perikanan Budidaya. Departemen Kelautan dan Perikanan, Pusat Riset Perikanan Budidaya. Badan Riset Kelautan dan Perikanan: Jakarta Tim Analisa Data Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta Tim Data dan Informasi Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 81/PER-DJPB/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.4-/217 DS21-98-8-666 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 226/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN BENIH IKAN PADA DIREKTORAT

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 30/PER-DJPB/2018

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 30/PER-DJPB/2018 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 30/PER-DJPB/2018 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/KEPMEN-KP/2013 TENTANG JEJARING PEMULIAAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/KEPMEN-KP/2013 TENTANG JEJARING PEMULIAAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/KEPMEN-KP/2013 TENTANG JEJARING PEMULIAAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 29/PER-DJPB/2017

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 29/PER-DJPB/2017 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 29/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN BENIH IKAN OLEH UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 29 /PER-DJPB/2017

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 29 /PER-DJPB/2017 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 29 /PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN BENIH IKAN OLEH UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/KEPMEN-KP/2014 TENTANG JEJARING PAKAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/KEPMEN-KP/2014 TENTANG JEJARING PAKAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/KEPMEN-KP/2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/KEPMEN-KP/2013 TENTANG JEJARING PAKAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/KEPMEN-KP/2013 TENTANG JEJARING PAKAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/KEPMEN-KP/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini pasokan ikan dunia termasuk Indonesia sebagian besar berasal dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di sejumlah negara

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/KEPMEN-KP/2015 TENTANG JEJARING PEMULIAAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/KEPMEN-KP/2015 TENTANG JEJARING PEMULIAAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/KEPMEN-KP/2015 TENTANG JEJARING PEMULIAAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2015 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA 2015 i SAMBUTAN

Lebih terperinci

Kebijakan Perikanan Budidaya. Riza Rahman Hakim, S.Pi

Kebijakan Perikanan Budidaya. Riza Rahman Hakim, S.Pi Kebijakan Perikanan Budidaya Riza Rahman Hakim, S.Pi Reflection Pembangunan perikanan pada dasarnya dititikberatkan pada perikanan tangkap dan perikanan budidaya Pada dekade 80-an perikanan budidaya mulai

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 Rapat Koordinasi Terpadu Perikananan Budidaya 2017 dilaksanakan pada tanggal 7-10 Mei 2017 di Grand Serpong Hotel, Kota Tangerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari negara yang menjadi produsen utama akuakultur dunia. Sampai tahun 2009, Indonesia menempati urutan keempat terbesar sebagai produsen

Lebih terperinci

Bab 5 KINERJA SEKTOR PERIKANAN

Bab 5 KINERJA SEKTOR PERIKANAN Bab 5 KINERJA SEKTOR PERIKANAN 5.1 Kinerja Sektor Perikanan Nasional dalam Penerapan Perikanan Berkelanjutan 5.1.1 Perikanan Tangkap Kegiatan perikanan tangkap masih memegang peranan yang sangat strategis

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6/PERMEN-KP/2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR, PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU, DAN

Lebih terperinci

rovinsi alam ngka 2011

rovinsi alam ngka 2011 Buku Statistik P D A rovinsi alam ngka 2011 Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan 2012 1 2 DAFTAR ISI Daftar Isi... i Statistilk Provinsi Dalam Angka Provinsi Aceh... 1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas keseluruhan sekitar ± 5,18 juta km 2, dari luasan tersebut dimana luas daratannya sekitar ± 1,9 juta

Lebih terperinci

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2016

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya serta dukungan kerjasama dari semua pihak terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga

Lebih terperinci

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi sumberdaya perikanan di Indonesia cukup besar, baik sumberdaya perikanan tangkap maupun budidaya. Sumberdaya perikanan tersebut merupakan salah satu aset nasional

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi perikanan cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi Jawa Barat pada tahun 2010 terhadap

Lebih terperinci

INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR

INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR ii iii INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: PRODUKSI IKAN PATIN SUPER Dwi Puji Hartono* 1, Nur Indariyanti 2, Dian Febriani 3 1,2,3 Program Studi Budidaya Perikanan Politeknik Negeri Lampung Unit IbIKK Produksi Ikan Patin Super Politeknik Negeri

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 11/MEN/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 11/MEN/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 11/MEN/2007 TENTANG PENGADAAN DAN PENYALURAN BENIH IKAN YANG DIBERIKAN BANTUAN SELISIH HARGA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perikanan budidaya diyakini memiliki kemampuan untuk menciptakan peluang usaha guna mengurangi kemiskinan (pro-poor), menyerap tenaga kerja (pro-job) serta

Lebih terperinci

EVALUASI PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA

EVALUASI PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA EVALUASI PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Kementerian Kelautan dan Perikanan mencanangkan suatu visi yaitu Indonesia sebagai penghasil Produk Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : a. bahwa sumberdaya ikan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas sekitar enam juta mil persegi, 2/3 diantaranya berupa laut, dan 1/3 wilayahnya berupa daratan. Negara

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP. 07/MEN/2004 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN BENIH IKAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP. 07/MEN/2004 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN BENIH IKAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP. 07/MEN/2004 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN BENIH IKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN Oleh: Edmira Rivani, S.Si., M.Stat. Peneliti Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik PUSAT PENELITIAN BADAN KEAHLIAN

Lebih terperinci

Oleh : Dr. Ir. Made L Nurdjana Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan

Oleh : Dr. Ir. Made L Nurdjana Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Oleh : Dr. Ir. Made L Nurdjana Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Disampaikan pada Seminar Nasional Feed The World, Jakarta Convention Center, 28 Januari 2010 1. TREND

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR KEP. 21/DJ-PB/2012 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR KEP. 21/DJ-PB/2012 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR KEP. 21/DJ-PB/2012 TENTANG PEDOMAN PENGUJIAN LAPANG DALAM RANGKA PENERBITAN NOMOR PENDAFTARAN OBAT IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN P erencanaan Strategis Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan merupakan bagian dari implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA i LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. permasalahan yang dihadapi.

KATA PENGANTAR. permasalahan yang dihadapi. KATA PENGANTAR Sebagai upaya dalam mendukung percepatan pembangunan perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan, Direktorat Produksi Perikanan Budidaya sebagai direktorat teknis telah melakukan

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah. 1 Aquaculture Indonesia Weblog Unggulnya Akuakultur Indonesia (internet artickle, 31 May 2006).

Tinjauan Mata Kuliah. 1 Aquaculture Indonesia Weblog Unggulnya Akuakultur Indonesia (internet artickle, 31 May 2006). ix Tinjauan Mata Kuliah I ndonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia setelah Brasilia. Di samping itu, Indonesia memiliki keanekaragaman sekitar 45% species ikan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Strategis (RENSTRA) 20142019 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana program indikatif dimaksudkan sebagai pedoman bagi aktifitas pembangunan yang

Lebih terperinci

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk Standar Nasional Indonesia ICS 65.150 Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk Badan Standardisasi Nasional SNI 6484.3:2014 BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

10. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah laut kewenangan daerah.

10. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah laut kewenangan daerah. II. URUSAN PILIHAN A. BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Kelautan 1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumber daya kelautan dan ikan di wilayah laut kewenangan 2. Pelaksanaan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA i LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 215 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

Ganjar Adhy Wirawan 1 & Hany Handajani 2

Ganjar Adhy Wirawan 1 & Hany Handajani 2 PENINGKATAN PRODUKSI BENIH IKAN KERAPU MELALUI PERBAIKAN MANAJEMEN KUALITAS AIR DI KELOMPOK PEMBENIHAN IKAN MINA SEJAHTERA BUNGATAN KABUPATEN SITUBONDO Ganjar Adhy Wirawan 1 & Hany Handajani 2 1,2 Jurusan

Lebih terperinci

Sambutan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

Sambutan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Sambutan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas Rahmat dan Ridho-Nya yang senantiasa menyertai kita sekalian. Sejalan dengan visi dan misi serta tujuan Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 65/PER-DJPB/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

Lebih terperinci

ISU STRATEGIS DAN PROGRAM PRIORITAS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN Oleh Dr. Tri Hariyanto, MM Sekretaris Ditjen Perikanan Budidaya

ISU STRATEGIS DAN PROGRAM PRIORITAS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN Oleh Dr. Tri Hariyanto, MM Sekretaris Ditjen Perikanan Budidaya ISU STRATEGIS DAN PROGRAM PRIORITAS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2018 Oleh Dr. Tri Hariyanto, MM Sekretaris Ditjen Perikanan Budidaya Disampaikan pada Rapat Kerja Arah Kebijakan Pembangunan KP Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI

Lebih terperinci

a. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dalam wilayah kewenangan kabupaten.

a. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dalam wilayah kewenangan kabupaten. Sesuai amanat Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008. Serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

SEMANGAT DONNA OCTAVIANA, PENYULUH PERIKANAN OKI TUMBUHKEMBANGKAN POKDAKAN

SEMANGAT DONNA OCTAVIANA, PENYULUH PERIKANAN OKI TUMBUHKEMBANGKAN POKDAKAN 2016/08/11 07:58 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan SEMANGAT DONNA OCTAVIANA, PENYULUH PERIKANAN OKI TUMBUHKEMBANGKAN POKDAKAN OKI (11/8/2016) www.pusluh.kkp.go.id Penyuluhan merupakan bagian dari upaya

Lebih terperinci

Bimbingan Teknologi Budidaya Air Payau bagi Penyuluh Perikanan Barru, Maret 2017

Bimbingan Teknologi Budidaya Air Payau bagi Penyuluh Perikanan Barru, Maret 2017 Bimbingan Teknologi Budidaya Air Payau bagi Penyuluh Perikanan BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU PENDAHULUAN (1) Potensi Lahan Perikanan Budidaya PENDAHULUAN (2) Nilai Produksi Perikanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam produksi komoditi yang bersumber dari kekayaan alam terutama dalam sektor pertanian. Besarnya

Lebih terperinci

Rencana Umum Pengadaan

Rencana Umum Pengadaan Rencana Umum Pengadaan (Melalui Penyedia) K/L/D/I Tahun Anggaran : 2014 : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Pengadaan Sarana Untuk Operasional Produksi Induk Unggas di UPTD BBAT Pengadaan Bangunan Rumah

Lebih terperinci

CC. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

CC. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN LAMPIRAN XXIX PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 CC. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Kelautan 1. Pelaksanaan

Lebih terperinci

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 Sarana dan Kegiatan Prasarana Penelitian KKegiatan Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 jumlah relatif

Lebih terperinci

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Kondisi terkini budidaya ikan bandeng di Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Septyan Andriyanto) KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Septyan Andriyanto Pusat Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

PERIKANAN BUDIDAYA. 1. Jumlah POKDAKAN yang naik kelas kelompoknya 2. Jumlah Produksi Perikanan Budidaya

PERIKANAN BUDIDAYA. 1. Jumlah POKDAKAN yang naik kelas kelompoknya 2. Jumlah Produksi Perikanan Budidaya PERIKANAN BUDIDAYA 1. PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PERIKANAN BUDIDAYA; 2. PENGUATAN STOCK INDUK UNGGUL DAN BENIH BERMUTU; 3. PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA LAUT; 4. PENGUATAN BUDIDAYA KOMODITAS BERNILAI EKONOMI

Lebih terperinci

TABEL 5.1 TABEL RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KABUPATEN SUMENEP DINAS PERIKANAN

TABEL 5.1 TABEL RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KABUPATEN SUMENEP DINAS PERIKANAN TABEL 5.1 TABEL RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KABUPATEN SUMENEP DINAS PERIKANAN KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM PRIORITAS DAN KERANGKA PENDANAAN

Lebih terperinci

Terlaksananya kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan. Terlaksananya penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

Terlaksananya kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan. Terlaksananya penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut. B. URUSAN PILIHAN 1. KELAUTAN DAN PERIKANAN a. KELAUTAN 1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan di wilayah laut kewenangan 1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian Indonesia hal ini bisa dilihat dari besarnya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian Indonesia hal ini bisa dilihat dari besarnya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian Indonesia hal ini bisa dilihat dari besarnya sumbangan sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut. - 602 - CC. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN 1. Kelautan 1. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan di wilayah laut

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN 2013, No.44 10 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.49/MEN/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LOKA BUDIDAYA AIR PAYAU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.49/MEN/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LOKA BUDIDAYA AIR PAYAU KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.49/MEN/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LOKA BUDIDAYA AIR PAYAU MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah

Lebih terperinci

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu : PROJECT DIGEST NAMA CLUSTER : Ternak Sapi JUDUL KEGIATAN : DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI pembibitan menghasilkan sapi bakalan super (bobot lahir > 12 kg DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TTU PENANGGUNG JAWAB

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO 1 PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan lele (Clarias sp) adalah salah satu satu komoditas perikanan yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan komoditas unggulan. Dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara maritim yang kaya akan potensi ikannya, sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan dan perairan. Sektor perikanan menjadi bagian yang sangat

Lebih terperinci

PELUANG INVESTASI AKUAKULTUR

PELUANG INVESTASI AKUAKULTUR DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014 PELUANG INVESTASI AKUAKULTUR PELUANG INVESTASI AKUAKULTUR 15 KOMODITAS PERIKANAN BUDIDAYA PALING MENGUNTUNGKAN PELUANG INVESTASI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun

Lebih terperinci

-2- yang optimal dengan tetap menjamin kelestarian Sumber Daya Ikan dan lingkungannya. Adapun pokok materi muatan yang diatur dalam Peraturan Pemerint

-2- yang optimal dengan tetap menjamin kelestarian Sumber Daya Ikan dan lingkungannya. Adapun pokok materi muatan yang diatur dalam Peraturan Pemerint TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PETERNAKAN. Ikan. Pembudidayaan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 166) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP. 08/MEN/2004 TENTANG TATA CARA PEMASUKAN IKAN JENIS ATAU VARIETAS BARU KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAHAN BAKU: URAT NADI INDUSTRI PENGOLAHAN PERIKANAN MIKRO KECIL DAN MENENGAH

BAHAN BAKU: URAT NADI INDUSTRI PENGOLAHAN PERIKANAN MIKRO KECIL DAN MENENGAH Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol. 1 No. 3, Desember 2014: 187-191 ISSN : 2355-6226 BAHAN BAKU: URAT NADI INDUSTRI PENGOLAHAN PERIKANAN MIKRO KECIL DAN MENENGAH Yonvitner Departemen Manajemen

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.09/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.09/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.09/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KJA OFFSHORE : MEMBANGUN INDUSTRI MARIKULTUR MODERN

KJA OFFSHORE : MEMBANGUN INDUSTRI MARIKULTUR MODERN 8-06-2018 1/5 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id KJA OFFSHORE : MEMBANGUN INDUSTRI MARIKULTUR MODERN DIPUBLIKASIKAN PADA : RABU, 25 APRIL 2018 00:00:00,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia, dengan sekitar 18. 110 buah pulau, yang terbentang sepanjang 5.210 Km dari Timur ke Barat sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang di dalamnya terdapat berbagai macam potensi. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah lautan dengan luas mencapai

Lebih terperinci

Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan. Lele Sangkuriang. (Lingkungan Bisnis)

Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan. Lele Sangkuriang. (Lingkungan Bisnis) Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan Lele Sangkuriang (Lingkungan Bisnis) Nama : Yogi Renditya NIM : 11.02.7920 Kelas : 11-D3MI-01 Abstrak Budi daya ikan lele bisa dibilang gampang-gampang susah, dikatakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

A. KONDISI UMUM. Kenaikan rata-rata (%) Jumlah (Ton) ,30 1. Laut ,04

A. KONDISI UMUM. Kenaikan rata-rata (%) Jumlah (Ton) ,30 1. Laut ,04 LAMPIRAN I. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 21/KEP-DJPB/2014 TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA 2010-2014 BAB I. PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM Perikanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih

BAB 1 PENDAHULUAN. global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha perikanan budidaya dinilai tetap prospektif di tengah krisis keuangan global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih berpotensi

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan

Lebih terperinci

Tabel. Potensi Areal Budidaya Laut Untuk Komoditas Kerang Mutiara & Abalone, Kerang Darah dan Tiram Serta Teripang Per Kab/kota Se- NTB

Tabel. Potensi Areal Budidaya Laut Untuk Komoditas Kerang Mutiara & Abalone, Kerang Darah dan Tiram Serta Teripang Per Kab/kota Se- NTB DATA STATISTIK PERIKANAN BUDIDAYA 1. Sumberdaya Perikanan Budidaya Laut Potensi sumber daya perikanan budidaya laut diprioritaskan untuk pengembangan komoditas yang memiliki nilai ekonomis, peluang ketersediaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH SIRATU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH SIRATU KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH SIRATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perikanan pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Potensi sektor perikanan tangkap Indonesia diperkirakan mencapai 6,4

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim dengan panjang garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Dengan panjang garis pantai sekitar 18.000 km dan jumlah pulau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

I. PENDAHULUAN.  (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan merupakan sektor agribisnis yang hingga saat ini masih memberikan kontribusi yang cukup besar pada perekonomian Indonesia. Dari keseluruhan total ekspor produk

Lebih terperinci

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013 C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN Pembangunan pertanian khususnya sektor perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi, dalam hal ini sektor perikanan adalah sektor

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA MOR 13/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi negara terutama negara yang bercorak agraris seperti Indonesia. Salah satu subsektor pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara bahari dan kepulauan yang dikelilingi oleh perairan laut dan perairan tawar yang sangat luas, yaitu 5,8 juta km 2 atau meliputi sekitar

Lebih terperinci

Refleksi Capaian Kegiatan T.A 2017 dan Outlook Rencana Kerja T.A 2018 Ditjen. Perikanan Budidaya

Refleksi Capaian Kegiatan T.A 2017 dan Outlook Rencana Kerja T.A 2018 Ditjen. Perikanan Budidaya Refleksi Capaian Kegiatan T.A 2017 dan Outlook Rencana Kerja T.A 2018 Ditjen. Perikanan Budidaya 1 Refleksi Capaian Kegiatan DJPB T.A 2017 2 CAPAIAN IKU DJPB TAHUN 2017 Realisasi Produksi Tahun 2017 :

Lebih terperinci