PELUANG INVESTASI AKUAKULTUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELUANG INVESTASI AKUAKULTUR"

Transkripsi

1

2 DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014 PELUANG INVESTASI AKUAKULTUR PELUANG INVESTASI AKUAKULTUR 15 KOMODITAS PERIKANAN BUDIDAYA PALING MENGUNTUNGKAN

3

4 PELUANG INVESTASI AKUAKULTUR 15 KOMODITAS PERIKANAN BUDIDAYA PALING MENGUNTUNGKAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA 2014

5 PELUANG INVESTASI AKUAKULTUR 15 KOMODITAS PERIKANAN BUDIDAYA PALING MENGUNTUNGKAN KINERJA Pertama kali diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Gedung Menara 165 Lantai 23 Jalan Tb. Simatupang Kav. 1 Jakarta Selatan Pelindung Sharif C. Sutardjo Menteri Kelautan dan Perikanan Pengarah Slamet Soebjakto Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Penanggung Jawab Moh. Abduh Nurhidayat Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Editor Agung Witjaksono Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp ,00 (satu juta), atau pidana penjara paling lama 7 (Tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp ,00 (lima milyar rupiah). Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp ,00 (lima ratus juta rupiah). Penyusun Rokhmat M. Rofiq Pendukung Rudi Hartono Ris Dewi Nowita Sampul & Tata Letak Tohalim Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang Dilarang mengutip, menyalin, memperbanyak, dan menyebarluaskan sebagian maupun keseluruhan isi buku ini, dengan cara apapun, tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta.

6 Peluang Investasi Akuakultur xi SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA Assalamualaikum Wr. Wb. Perikanan budidaya (akuakultur) saat ini semakin diakui sebagai salah satu pilar ketahanan pangan dan nutrisi di Indonesia. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya kontribusi sub sektor ini terhadap perekonomian nasional sehingga muncul sebagai satu bisnis dan investasi yang menguntungan. Usaha di bidang akuakultur menjanjikan profit secara pasti apabila dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan teknologi anjuran. Usaha budidaya berbagai jenis ikan, baik komoditas ikan air tawar, ikan air payau, ikan air laut, maupun ikan hias sudah terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mampu mendorong usaha lain untuk bergerak seperti bidang pengolahan, distribusi dan pemasaran. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) senantiasa berkomitmen dalam membuka peluang investasi di bidang akuakultur. Karena itu kebijakan dan regulasi yang diterapkan sepenuhnya diarahkan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Seiring berjalannya waktu, penanaman modal dari hulu hingga hilir sektor perikanan budidaya sudah terbukti efektif menggerakkan roda perekonomian daerah maupun nasional. Tingginya minat investasi di bidang akuakultur juga tercermin dari realisasi kinerja program peningkatan produksi perikanan budidaya pada tahun 2013 yang melampaui target, yakni sebesar 102,24% atau sebesar 13,3 juta ton dari target yang ditetapkan sebesar 13,2 juta ton. Keberhasilan pencapaian sasaran produksi perikanan budidaya tidak terlepas dari realisasi investasi di sektor ini. Pertumbuhan pasar domestik, permintaan pasar ekspor, penerapan teknologi budidaya hingga kompetensi pelaku usaha bidang ini merupakan beberapa faktor yang memacu perkembangan industri perikanan budidaya. Buku Peluang Investasi Akuakultur: 15 Komoditas Perikanan Budidaya Paling Menguntungkan ini tidak lain dari sumber informasi terkait dengan bisnis dan penanaman modal di bidang budidaya ikan. Di dalamnya tersedia kajian, strategi, dan analisis bisnis perikanan secara komprehensif. Para pembaca dapat menggali pengetahuan tentang berbagai pilihan segmentasi dan komoditas unggulan berikut tata cara membangun usaha di bidang akuakultur. Akhirnya, kami ucapkan selamat membaca dan menelaah substansi dari buku ini! Wassalamualaikum Wr. Wb. Jakarta, 2 September 2014 Dr. Ir. Slamet Soebjakto, Msi. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Keberhasilan pencapaian sasaran produksi perikanan budidaya tidak terlepas dari realisasi investasi di sektor ini. Pertumbuhan pasar domestik, permintaan pasar ekspor, penerapan teknologi budidaya hingga kompetensi pelaku usaha bidang ini merupakan beberapa faktor yang memacu perkembangan industri perikanan budidaya.

7 Peluang Investasi Akuakultur xiii Daftar Isi Prospek Investasi Akuakultur... 1 Permintaan Pasar Domestik...2 Selera Pasar Ekspor...5 Membaca Peluang Investasi...8 Jenis Budidaya Perikanan...13 Sistem Budidaya...17 Dukungan Pemerintah...20 Merancang Usaha Budidaya Ikan.23 Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB)...24 Segmentasi Pasar...32 Lahan, Sarana dan Prasarana...34 Teknologi Budidaya...35 Induk dan Benih Unggul...36 Hama dan Penyakit Ikan...37 Kompetensi SDM...41 Badan Usaha...41 Aqua Cards...44 Komoditas Unggulan...45 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Ikan Gurame...49 Ikan Nila...56 Ikan Patin...64 Ikan Mas...72 Ikan Lele...81 Ikan Sidat...89 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Payau Udang Vaname...99 Udang Windu Ikan Bandeng Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Ikan Kerapu Bebek Ikan Kerapu Macan Ikan Kakap Putih Ikan Bawal Bintang Kuda Laut Rumput Laut Daftar Pustaka

8 Peluang Investasi Akuakultur 1 Prospek Investasi Akuakultur

9 2 Prospek Investasi Akuakultur Peluang Investasi Akuakultur 3 Permintaan Pasar Domestik Pertumbuhan ekonomi Indonesia beberapa tahun belakangan ini sungguh mengagumkan. Angka pertumbuhan yang fantastis, yakni di atas 6%, adalah nomor dua terbaik di dunia setelah Tiongkok yang melaju di atas 7%. Geliat ekonomi nasional di tengah perlambatan ekonomi dunia sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia punya fundamental ekonomi yang masih kokoh. Kinerja ekonomi yang cemerlang tentu membawa berkah tersendiri bagi masyarakat luas. Kelas menengah yang tumbuh pesat, jumlahnya sekitar 150 juta, dengan daya beli yang kuat, menjadi salah satu indikator perekonomian nasional. Daya beli yang kompetitif ini pula yang menyebabkan konsumsi domestik menjadi faktor penentu pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional yang hingga tahun 2014 ini hampir menyentuh angka Rp 10 ribu triliun. Jumlah penduduk yang begitu besar, yakni sekitar 240 juta orang, membuat konsumsi pangan di Indonesia sangat tinggi. Pertumbuhan kelas menengah, peningkatan daya beli, dan jumlah penduduk memicu perkembangan bisnis kuliner. Jika diamati, bisnis restoran, terumata di kota besar, siang maupun malam nyaris tak ada matinya. Sektor perikanan, sebagai salah satu hulu dari industri pangan, tak ayal menuai keuntungan. Apalagi, produk perikanan semakin digemari oleh lidah orang Indonesia. Buktinya, konsumsi ikan per kapita pertahun pada tahun 2013 saja telah menembus angka 35 kg. Jauh lebih tinggi dari konsumsi daging sapi yang baru mencapai 2 kg per kapita per tahun di tahun yang sama. Alhasil, para pembudidaya ikan dan Jumlah penduduk yang begitu besar, yakni sekitar 240 juta orang, membuat konsumsi pangan di Indonesia sangat tinggi. nelayan, ikut ketiban rezeki. Produk perikanan mereka terserap begitu kuat di pasar domestik. Bahkan, beberapa jenis komoditas ikan, misalnya lele, mengalami defisit pasokan, terutama di kota padat penduduk seperti Jakarta. Jenis ikan lainnya, seperti gurame, mas, patin, mujair, bandeng, kakap, dan lobster juga diserap pasar dengan sangat kuat. Perkembangan industri restoran yang sangat pesat di tingkat hilir saling berkaitan dengan geliat usaha para pembudidaya di tingkat hulu. Permintaan produk ikan segar berbanding lurus dengan sektor kuliner yang makin berkembang seiring dengan daya beli masyarakat yang kian meningkat. Konsumsi rumah tangga untuk produk perikanan semakin lama semakin meningkat. Pasar-pasar tradisional tak pernah sepi dari transaksi ikan segar hasil budidaya dan tangkapan. Malah, konsumsi rumah tangga, yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional, menjadi faktor terpenting dari perdagangan ikan di dalam negeri. Belum lagi kalau dikaitkan dengan pasar ritel modern. Mall dan pusat belanja saat ini begitu baik memasarkan produk perikanan. Ikan segar dan ikan olahan sudah

10 4 Prospek Investasi Akuakultur Peluang Investasi Akuakultur 5 mereka terima sebagai produk konsumsi. Keberpihakan pemerintah, terutama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui sertifikasi kelayakan konsumsi, adalah faktor utama kenapa produk perikanan nasional begitu gencar merangsek ke pasar ritel modern. Geliat industri pengolahan dan pengalengan ikan juga menjadi faktor lainnya. Perkembangan industri perikanan di tingkat hilir, mulai dari pemindangan sampai usaha pengalengan ikan, membuat pasokan bahan baku dari para pembudidaya dan nelayan laris manis terserap oleh pabrik-pabrik ikan olahan. Faktor yang tak kalah penting adalah potensi lahan yang dimiliki Indonesia. Menurut data Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ini Indonesia memiliki potensi lahan budidaya laut 8,36 juta hektare, budidaya air payau 1,3 juta hektare dan air tawar adalah 2,2 juta hektare. Angka-angka ini benarbenar menjadi peluang besar untuk masyarakat Indonesia dalam pengembangan dan peningkatan produksi budidaya. Dari seluruh faktor tersebut, maka tidak mengherankan, apabila Indonesia semakin diperhitungkan dalam kancah akuakultur dunia. Hingga saat ini dari total produksi perikanan nasional, yang belakangan ini paling tidak menyentuh angka 18 juta ton (13 juta ton untuk perikanan budidaya dan 5 juta ton untuk perikanan tangkap), sebagian besar diserap oleh pasar domestik. Namun pasar ekspor juga semakin menarik. Lebih-lebih seiring dengan perkembangan konsumsi dunia, produk perikanan telah menjadi andalan ketahanan pangan nasional dan dunia. Selera Pasar Ekspor Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen utama produk perikanan di dunia. Beberapa jenis ikan asal negeri ini telah lama menjadi komoditas ekspor yang dimiati oleh negara lain. Penyerapan pasar ekspor tak kalah kencang dari pasar domestik. Sehingga para pembudidaya ikan dan nelayan terkadang sampai kesulitan memenuhi permintaan pasar global. Beberapa produk perikanan dari Indonesia memang merajai pasar global. Sebut saja udang, tuna, kerapu, dan berbagai jenis ikan hias. Udang, misalnya, sudah beberapa tahun terakhir ini merajai pasar ekspor. Produksi udang yang lebih dari 600 ribu ton tiap tahun, sebagian besarnya diekspor ke luar negeri. Dari total nilai ekspor produk perikanan pada 2013 senilai US$ 4,1 miliar, udang memberikan kontribusi lebih dari seperempatnya, kemudian disusul tuna di urutan

11 6 Prospek Investasi Akuakultur Peluang Investasi Akuakultur 7 selanjutnya. Di tengah perlambatan ekonomi dunia saat ini, justru ekspor produk perikanan malah mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Permintaan produk perikanan dari pasar dunia seperti tidak terpengaruh oleh krisis global. Meskipun terpengaruh, kecil sekali. Hanya ukuran produknya saja yang lebih kecil, sementara volume dan nilainya tetap tinggi. Neraca perdagangan perikanan selalu surplus bersamaan dengan defisit neraca perdagangan nasional. Itu sebabnya, tak heran, jika pada 2014, KKP meningkatkan target ekspor perikanan sebesar US$ 5,6 miliar. Target ini akan terus mengalami kenaikan seiring dengan perbaikan ekonomi dunia. Hal ini ditambah oleh fakta bahwa pengembangan usaha budidaya secara global semakin memiliki peranan yang penting dalam industri perikanan dunia. Secara keseluruhan, produksi perikanan budidaya memasok hampir 45% dari hasil perikanan yang dikonsumsi di seluruh dunia. Bahkan, Berdasarkan laporan dari Bank Dunia dan FAO, pada 2030 diperkirakan hampir dua pertiga dari konsumsi hasil perikanan di seluruh dunia akan berasal dari budidaya. Kawasan Asia, termasuk Asia Selatan, Asia Tenggara, China dan Jepang diproyeksikan akan menebus 70 persen dari permintaan ikan global. Dukungan pemerintah berupa sertifikasi dan Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap sekitar 350 produk perikanan adalah faktor penting. Dengan SNI dan sertifikasi, dunia internasional lebih mengakui dan menerima produk perikanan asal Indonesia. Pasalnya, standarisasi perikanan untuk ekspor, sekaligus menjamin kualitas dan keamanan produk untuk dikonsumsi. Di tingkat hulu, para pembudidaya didorong terus untuk menerapkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB). Sertifikasi CBIB terkait erat dengan peningkatan kualitas hasil perikanan budidaya agar semakin bersaing di pasar dalam maupun luar negeri, terutama memperkuat posisi akuakultur nasional dalam menghadapi era Pasar Bebas ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun Hal ini masih diperkuat dengan fakta, bahwa sektor perikanan menjadi bagian penting dari ketahanan pangan dunia yang karena itu menjadi konsumsi utama manusia di seluruh negara. Penerapan sertifikasi CBIB merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja ekspor produk perikanan budidaya, karena terkait dengan jaminan keamanan pangan dan kualitas. Yang juga penting, sertifikasi ini merupakan perwujudan perikanan budidaya yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Dengan demikian, produk perikanan budidaya dari Indonesia akan diterima, diakui, dan punya daya saing yang kuat di pasar global. Ujung-ujungnya, para pelaku usaha akuakultur di dalam negeri yang bakal semakin diuntungkan.

12 8 Prospek Investasi Akuakultur Peluang Investasi Akuakultur 9 Membaca Peluang Investasi Penanaman modal atau investasi di sektor perikanan budidaya dari waktu ke waktu semakin menjanjikan. Alasannya sederhana, pasar domestik dan pasar global terbuka begitu lebar untuk produk akuakultur. Alasan lain, sumber daya melimpah, mulai dari lahan, air, teknologi, hingga sumber daya manusia tersedia di dalam negeri. Sehingga, penanaman modal di sektor ini tidak hanya memberi keuntungan berlipat, tapi juga bakal menjadi primadona bisnis di masa mendatang. Secara nasional, investasi di sektor akuakultur menembus angka Rp 22 triliun di 2013 dan naik targetnya menjadi Rp 23 triliun di Kegiatan usaha budidaya ikan, baik untuk ikan air tawar, ikan air payau, atau ikan air laut, umumnya terbagi dalam beberapa segmen. Pertama, segmen pembenihan. Di segmen ini, pelaku usaha budidaya melakukan kegiatan pemijahan induk jantan dan betina kemudian memasarkannya dalam bentuk larva atau benih ikan dalam ukuran sangat kecil dan berumur hanya beberapa minggu. Kedua, segmen pendederan. Kegiatan di segmen ini adalah estafet dari segmen pertama. Larva atau benih tersebut dipelihara sampai ukuran tertentu, kemudian memasarkannya dalam ukuran tubuh atau umur ikan sesuai kebutuhan pasar. Ketiga, segmen pembesaran. Segmen ini merupakan kelanjutan dari pendederan sampai dengan ukuran dan usia konsumsi. Segmen ini menjadi segmen terakhir yang menghasilkan produk perikanan yang dipasarkan dalam ukuran konsumsi. Secara sedernaha, investasi di bidang akuakultur dapat dipilah dalam kegiatan pembesaran ikan air tawar, pembenihan ikan air tawar, pembenihan ikan air payau, pembesaran ikan air payau, pembesaran ikan laut, dan pembenihan ikan laut, yang sekiligus merupakan bidang usaha terbuka dengan persyaratan kemitraan. Kemitraan usaha merupakan kerjasama usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Usaha budidaya ikan memang terbilang unik. Dikatakan unik karena memiliki konsep kemitraan yang ditujukan untuk menumbuhkan, meningkatkan kemampuan dan meningkatkan peranan usaha kecil dalam perekonomian nasional. Dengan demikian, setiap pengembangan usaha perikanan budidaya harus mengikutsertakan masyarakat pembudidaya ikan dalam suatu ikatan Penanaman modal atau investasi di sektor perikanan budidaya dari waktu ke waktu semakin menjanjikan.

13 10 Prospek Investasi Akuakultur Peluang Investasi Akuakultur 11 kemitraan antara pengusaha dengan pembudidaya ikan, kelompok pembudidaya ikan (pokdakan), dan juga koperasi. Biasanya pola kemitraan ini antara lain terwujud dalam pola inti-plasma (kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, yang di dalamnya perusahaan mitra bertindak sebagai inti dan kelompok mitra sebagai plasma), pola sub kontrak (kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, yang di dalamnya kelompok mitra memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya, pola dagang umum (perusahaan mitra memasarkan hasil produksi kelompok mitra), dan pola keagenan (kelompok mitra diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha perusahaan mitra). Apapun model dan konsep investasi akuakultur, mata rantai dan tata niaga bisnis di sektor ini dari waktu ke waktu semakin baik dan teratur. Usaha budidaya di tingkat paling hulu seperti pembenihan hingga di level hilir yaitu pasca panen memiliki jalinan kuat, tidak pernah terputus satu sama lain. Tinggal para investor menentukan skala investasi yang dipilih, potensi lahan yang dimiliki, dan menentukan segmentasi pasar yang dibidik. Di pihak lain, perikanan budidaya menjadi sektor

14 12 Prospek Investasi Akuakultur Peluang Investasi Akuakultur 13 paling penting dan paling bisa diharapkan mendongkrak produktivitas perikanan nasional. Jika perikanan tangkap di laut memiliki keterbatasan stok ikan, yang karena degradasi lingkungan akibat ulah manusia menjadi semakin berkurang keberadaannya, maka perikanan budidaya masih memiliki potensi yang besar untuk ditingkatkan. Stok ikan yang boleh di tangkap di laut maksimal hanya sekitar 6 juta ton, sementara produktivitas perikanan budidaya pada 2013 saja sekitar 13 juta ton, dan masih sangat mungkin ditingkatkan berkali-kali lipat. Perikanan budidaya merupakan salah satu sub sektor primadona di hulu dalam hal penyediaan bahan baku. Sub sektor ini telah menetapkan empat komoditas utama, yakni udang, rumput laut, bandeng dan patin untuk mendukung kebijakan industrialisasi perikanan. Dalam membangun episentrum pertumbuhan industrialisasi berbasis perikanan budidaya, diperlukan dukungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tanggung, inovatif dan kompeten. Potensi perikanan budidaya di Indonesia masih yang terbesar di Asia Tenggara dengan luas lahan mencapai lebih dari 15,59 juta hektar, terdiri dari potensi budidaya air tawar seluas 2,23 juta hektar, budidaya air payau 1,22 juta Ha dan potensi budidaya laut mencapai 12,14 juta Ha. Akan tetapi pemanfaatannya masih belum optimal, pemanfaatan lahan budidaya air tawar sendiri baru sebesar 10,01 persen, budidaya air payau 40% dan bahkan budidaya laut baru mencapai 0,01%. Meski pemanfaatan potensi perikanan budidaya belum optimal, produksi perikanan budidaya menunjukkan kenaikan signifikan, dengan laju pertumbuhan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perikanan tangkap, yakni sebesar 21,83%. Pada 2012, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mengoptimalkan pengembangan Minapolitan Percontohan, yaitu di 46 lokasi sebagai embrio kawasan industrialisasi perikanan budidaya, dan program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya (PUMP-PB) sebanyak kelompok yang tersebar di 33 Provinsi serta Gentanadi seluas 200 ribu hektar pada kabupaten/kota yang dilihat potensial sebagai percepatan industrialisasi perikanan budidaya. Selain itu, KKP juga akan Mendorong Gerakan Pengembangan Industrialisasi Perikanan Budidaya (GERBANG MINA JAYA) pada daerah-daerah potensial yaitu, komoditas udang di 22 Kabupaten, bandeng di 14 kabupaten, patin di 12 kabupaten serta rumput laut di lima kabupaten. Jenis Budidaya Perikanan Budidaya Ikan Air Tawar Budidaya ikan air tawar adalah yang paling populer dilakukan oleh para pelaku usaha perikanan di Indonesia. Air tawar adalah air yang tidak banyak mengandung larutan garam dan mineral lainnya. Air tawar tidak berasa asin. Orang biasanya merujuk ke air yang bersumber dari sumur, danau, sungai, dan sumber di darat lainnya. Sehingga, budidaya ikan air tawar adalah membudidayakan jenis ikan yang hidup dan menghuni perairan daratan (inland water), yaitu perairan dengan kadar garam (salinitas) kurang dari 5 per mil (0-5%). Indonesia dikenal memiliki perbendaharaan jenis-jenis ikan. Dari total jumlah jenis ikan yang terdapat di perairan Indonesia mencapai jenis (spesies), hampir sekitar spesies di antaranya merupakan jenis ikan air tawar. Dari sekitar spesies itu, sedikitnya ada 27 jenis yang

15 14 Prospek Investasi Akuakultur Peluang Investasi Akuakultur 15 Udang adalah komoditas andalan di dalam industrialisasi perikanan budidaya. Produktivitasnya sangat tinggi di sepanjang pesisir pantai di Indonesia, sudah dibudidayakan. Sementara dari 27 jenis tersebut, yang paling populer dibudidayakan antara lain ikan gurame, nila, patin, lele, sidat, mas, belut, bawal, mujair, dan lobster. Ikan-ikan yang dibudidayakan tersebut merupakan jenis ikan konsumsi yang memiliki nilai ekonomis tinggi karena dikenal dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat, serta memiliki tingkat produksi yang tinggi. Pada praktiknya, budidaya ikan di air tawar dilaksanakan dengan berbagai metode, baik secara tradisional, tradisonal plus, semi intensif, intensif, maupun supraintensif. Di berbagai model dan sistem budidaya tersebut, pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan dukungan secara aktif melalui berbagai bantuan dan insentif ke dunia usaha. Budidaya Ikan Air Payau Secara sederhana air payau adalah campuran antara air tawar dan air laut (air asin). Air payau umumnya terdapat di daerah pesisir pantai. Jika kadar garam yang dikandung dalam satu liter air adalah antara 0,5 sampai 30 gram, maka air ini disebut air payau. Namun jika lebih, disebut air asin. Beberapa jenis ikan yang hidup di air payau antara lain adalah udang, kepiting, bandeng, dan berbagai jenis kakap. Udang adalah komoditas andalan di dalam industrialisasi perikanan budidaya. Produktivitasnya sangat tinggi di sepanjang pesisir pantai di Indonesia, khususnya di wilayah pantai utara Pulau Jawa. Total produksi udang tahun 2013 lebih dari 600 ribu ton per tahun. Produk ini sangat diminati oleh pasar luar negeri, sehingga menjadi komoditas ekspor paling favorit. Keunggulan udang asal Indonesia antara lain karena terbebas dari penyakit EMS (early mortality syndrom) yang mewabah di banyak negara penghasil udang. Perikanan air payau yang dikembangkan di tambaktambak semakin lama semakin berkembang. Beragam teknologi diterapkan. Sistem budidayanya pun kian maju, banyak yang menerapkan budidaya supraintensif di bidang ini. Seiring permintaan pasar domestik dan pasar ekspor yang tinggi, budidaya ikan air payau, lebih khusus udang, menjanjikan keuntungan yang luar biasa. Budidaya Ikan Air Laut Perkembangan budidaya ikan laut (marikultur) memang tidak sepesat budidaya air tawar atau air payau. Namun, persentase marikultur terhadap akuakultur secara nasional bakal semakin berkembang seiring kebijakan pemerintah yang fokus melakukan stimulasi pada dunia usaha untuk terjun di bisnis ini. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP terus menjalin kerjasama

16 16 Prospek Investasi Akuakultur Peluang Investasi Akuakultur 17 dengan pihak-pihak terkait, terutama para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk mengembangkan marikultur. Beberapa jenis produk perikanan air laut yang banyak dikembangkan melalui kegiatan budidaya antara lain ikan tuna, kerapu, kakap, tripang, bawal bintang, rumput laut, kuda laut, dan mutiara. Permintaan pasar ekspor yang tinggi untuk produk perikanan laut, baik produk konsumsi maupun non konsumsi menjadi peluang terbaik bagi pengusaha domestik untuk terjun di bidang ini. Apalagi, pemerintah semakin giat untuk melakukan tata ruang laut agar sektor marikultur semakin berkembang. Budidaya Ikan Hias Ikan hias juga tak kalah prospektif. Pasar dalam negeri dan pasar ekspor sama kuatnya menyerap produk ikan hias hasil budidaya di tanah air. Pada tahun 2013, total ikan hias hasil budidaya telah menembus angka lebih dari 1 miliar ekor. Setidaknya ada 18 Provinsi di Indonesia yang menjadi sentra produksi ikan hias nasional. Sentra budidaya ikan hias terbesar terdapat di lima provinsi yakni, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan Yogyakarta. Sedangkan sentrasentra produksi ikan hias lainnya tersebar di 13 provinsi lainnya. Indonesia dikenal punya ragam ikan hias yang komplit, mulai dari jenis ikan hias air tawar, ikan hias air payau, hingga ikan hias air laut. Beberapa produk ikan hias, sebut saja ikan arwana, koki, koi, louhan, bahkan ikan neon, tidak hanya diminati pasar lokal, tapi juga menjadi andalan ekspor ke pasar dunia. Meksi demikian, kedudukan Indonesia sebagai eksportir ikan hias masih berada di bawah Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Amerika Serikat. Dengan perbaikan sarana-prasarana dan insentif yang diberikan pemerintah, industrialisasi ikan hias di dalam negeri dipercaya bakal semakin maju di masamasa mendatang. Lebih-lebih, pemerintah menargetkan Indonesia menjadi eksportir ikan hias terbesar dunia secepat mungkin. Sistem Budidaya Budidaya Tradisional Jenis sistem atau metode pengembangan akuakultur yang paling poluler adalah budidaya ikan secara tradisional. Jenis budidaya macam ini tidak hanya terpopuler, tapi juga yang menjadi mayoritas dilakukan di Indonesia. Budidaya ikan tradisional pada intinya adalah metode yang paling dasar dengan memanfaatkan sumber daya yang ada tanpa dibumbui dengan sentuhan teknologi. Budidaya model ini kerap disebut sebagai budidaya ikan apa adanya, budidaya alami, atau budidaya ekstensif. Jenis ini mudah ditemui di daerah-daerah yang tingkat pengetahuan budidayanya masih terbilang rendah. Dengan demikian, budidaya dengan metode tradisional itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, antara lain bisa dijalankan dengan relatif mudah, murah, dan praktis, karena tidak memerlukan sentuhan teknologi dan sarana yang canggih. Kekurangannya, para pembudidaya tradisional mengikuti alam. Pemakaian air mengikuti pasang surut saja. Awal tebar benih ikan tidak dicek kesehatannya. Media yang dipakai biasanya adalah kolam tanah seluruhnya. Pada sistem budidaya jenis ini, padat penebaran rendah. Pertumbuhan ikan bergantung pada kesuburan perairan. Sehingga produktivitas para

17 18 Prospek Investasi Akuakultur Peluang Investasi Akuakultur 19 pembudidaya tradisional kerapkali tidak stabil, karena perubahan faktor alam memiliki pengaruh yang sangat signifikan. Tradisional Plus Pembudidaya tradisional plus pada hakikatnya satu tingkat lebih maju dari sistem tradisional. Pada praktiknya, para pelaku usaha budidaya jenis ini telah melakukan serangkaian perbaikan dalam kegiatan merawat ikan. Misalnya, bila pembudidaya tradisional menggunakan tambak atau kolam ikan apa adanya, maka pembudidaya tradisional plus telah menjalankan beberapa perbaikan seperti persiapan media yang bersih dari hama, pemupukan media sebelum tebar benih, pemeliharaan dengan pengontrolan suhu, salinitas, ph (derajad keasaman) dan kedalaman air dan oksigen setiap hari. Pada waktu panen, pembudidaya tradisional plus sudah terhitung pandai dalam menghitung aspek harga, penyerapan pasar, dan kesehatan ikan. Mereka biasanya menggunakan kombinasi antara kolam tanah, terpal, dan kolam tembok. Kendati lebih baik secara teknis dari pembudidaya tradisional murni, namun pembudidaya tradisional plus juga masih memiliki sejumlah kekurangan. Yakni, problem alami seperti cuaca dan curah hujan kerap membuat produktivitas mereka tidak maksimal. Selain itu, pasokan benih unggul dan penangkal hama ikan terkadang belum menjadi prioritas, karena minimnya akses mereka ke dua hal tersebut. Semi Intensif Model pembudidaya ikan secara semi intensif tentu terbilang lebih maju ketimbang cara tradisional atau tradisional plus. Pada hakikatnya, pembudidaya jenis ini adalah fase perbaikan dari model kedua model sebelumnya. Yang membedakan adalah teknologi budidaya yang dipakai lebih maju. Sistem ini biasa diterapkan pada budidaya tambak udang karena dampaknya terhadap lingkungan relatif lebih kecil. Budidaya semi intensif telah memperhatikan kelangsungan produksi dan usaha dalam jangka waktu yang lebih lama. Salah satunya karena padat penebaran benur/ benih yang tidak terlalu tinggi dan kebutuhan pakan yang tidak sepenuhnya mengandalkan pakan buatan. Sehingga penurunan kualitas air juga tidak terlalu drastis. Penumpukan limbah organik yang berasal dari sisa-sisa pakan dan kotoran ikan masih bisa dikontrol, dan kualitas air masih bisa dipertahankan dalam kondisi yang cukup baik hingga menjelang panen. Intensif Teknologi budidaya intensif adalah teknologi yang cukup maju dalam budidaya perairan. Sistem ini bisa menggunakan berbagai macam model wadah, mulai dari kolam air mengalir, kolam air deras, kolam bulat, tambak, keramba, sangkar ikan, dan KJA (keramba jaring apung). Benih unggul dan teknologi tinggi yang diterapkan pada model budidaya intensif ini mampu mendongkrak produksi perikanan secara maksimal. Namun demikian, dalam sistem intensif, pakan buatan dengan kandungan protein sangat tinggi turut mempengaruhi lingkungan perairan. Karena kebutuhan pakan pabrikan bisa menyentuh angka 70%, dengan pakan alami yang minimalis, alhasil limbah yang dihasilkan juga terakumulasi di dasar perairan maupun larut dalam air berdampak terhadap ekosistem. Supraintensif Sistem budidaya supraintensif menghasilkan produktivitas paling tinggi. Dengan padat tebar yang berada pada level tertinggi, model ini adalah jawaban dari makin sempitnya lahan. Sistem ini, tentu menjadi andalan di dalam meningkatkan produksi. Sistem aerasi, benih unggul, pakan terpilih, dan pengendalian hama, saling berkolaborasi dalam satu pengelolaan. Biasanya budidaya jenis ini sudah dilakukan oleh pembudidaya ikan skala industri.

18 20 Prospek Investasi Akuakultur Peluang Investasi Akuakultur 21 Dukungan Pemerintah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) senantiasa berkomitmen dalam membuka peluang kerja sama dan kran investasi tetap mengalir di sektor kelautan dan perikanan secara terpadu. Nilai perdagangan sektor kelautan perikanan pada tahun 2012 lalu, mencapai US$ 3,85 miliar. Lalu pada tahun 2013 naik menjadi US$ 4,19 miliar. Hal ini akan sejalan dengan dukungan kebijakan guna menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk menarik investor baru, memfasilitasi mediasi dan promosi dan pengurangan hambatan bagi investor. Industri di sektor perikanan budidaya (akuakultur) kian strategis dan menjanjikan, karena memiliki keterkaitan dari hulu ke hilir sehingga dengan meningkatnya nilai investasi dapat menggerakkan perekonomian daerah maupun nasional. Salah satu upaya untuk mendorong peningkatan ekonomi perikanan budidaya adalah melalui kebijakan percepatan industrialisasi perikanan budidaya. Melalui kebijakan industrialisasi, pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya, pembangunan infrastruktur, pengembangan sistem investasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan sumberdaya manusia. Berkembangnya usaha perikanan budidaya di Indonesia telah mendorong peningkatan produksi secara signifikan dari 4,7 ton di tahun 2009, menjadi 9,7 ton di tahun 2013, dan semakin meningkat di tahuntahun berikutnya. Salah satu yang mendorong berkembangnya usaha perikanan budidaya, selain dengan didorong oleh kebijakan industrialisasi juga semakin meningkatnya investasi di bidang perikanan budidaya. Pada tahun 2013, investasi yang mendukung perikanan budidaya yang meliputi Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) baik itu usaha yang berbadan hukum maupun usaha yang belum berbadan hukum, yang merupakan milik perorangan (pembudidaya) maupun perusahaan.

19 Peluang Investasi Akuakultur 23 Merancang Usaha Budidaya Ikan

20 24 Merancang Usaha Budidaya Ikan Peluang Investasi Akuakultur 25 Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) menjadi sangat penting dalam geliat industri perikanan budidaya di Indonesia. Lewat CBIB dan CPIB, mutu produk perikanan nasional akan semakin terjamin. Karena pada dasarnya, kedua sistem budidaya ini merupakan sebuah konsep memelihara ikan yang bebas kontaminasi bahan kimia maupun biologi dan aman untuk dikonsumsi. Yang juga penting, CBIB juga bakal membuat proses pemeliharaan ikan menjadi lebih efektif, efisien, memperkecil resiko kegagalan, meningkatkan kepercayaan pelangggan, dan menjamin keamanan produk ekspor yang ramah lingkungan. Aturan mengenai CBIB ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 02/MEN/2007 tentang Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB). Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) Di tengah persaingan perdagangan dunia yang kian ketat, Indonesia mesti terus berbenah diri. Persaingan yang makin sengit yang terjadi di tingkat global maupun kawasan harus dimenangkan. Indonesia punya kesempatan dan potensi sangat baik dalam percaturan perdagangan dunia, apalagi sumber daya alam begitu melimpah, termasuk sumber daya perikanan. Namun, pasar perikanan dunia kini semakin selektif. Berbagai hambatan dilakukan oleh sejumlah negara untuk membentengi pasar domestik mereka dari serbuan produk impor. Kebijakan membendung impor lewat skema tarif atau non tarif seperti ini kerap disebut sebagai kebijakan restriktif. Sejumlah syarat dan sertifikasi yang ketat diterapkan agar sebuah produk bisa masuk ke pasar mereka. Nah, di sinilah pentingnya industri perikanan di Indonesia memperkuat daya saing. Selain kualitas, standarisasi, dan harga murah, produk perikanan lokal harus memperhatikan kemanan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan. Indonesia adalah anggota WTO (Organisasi Perdagangan Dunia). Negeri ini juga masuk dalam perdagangan bebas ASEAN (ASEAN Economic Community) pada Seluruh komponen daya saing tersebut penting untuk terus ditingkatkan untuk menjamin kepercayaan konsumen, baik di pasar perikanan dalam negeri, maupun pasar ekspor. Itu sebabnya, penerapan A-1. Ketentuan CBIB dan CPIB Dalam pelaksanaan CBIB dan CPIB, setidaknya ada 4 aspek yang betul-betul diperhatikan. Yakni aspek teknis, aspek manajemen, aspek keamanan pangan dan aspek lingkungan. Pertama, aspek teknis meliputi kelayakan lokasi dan sumber air, kelayakan fasilitas, proses produksi dan penerapan biosecurity. Lokasi harus bebas banjir dan bebas cemaran, sumber air

21 26 Merancang Usaha Budidaya Ikan Peluang Investasi Akuakultur 27 juga harus diperiksa laboratorium untuk mengetahui kandungan logam berat dan bakteri coliform. Fasilitas juga harus sesuai, diantaranya terdapat gudang pakan dan gudang peralatan yang layak dan sarana pengemasan. Sementara untuk proses produksi/ pemeliharaan mesti mengacu pada Standard Nasional Indonesia (SNI) dari pemeliharaan sampai pengemasan. Benih ikan harus berasal dari unit pembenihan yang bersertifikasi CPIB, dibuktikan dengan Surat Keterangan Asal (SKA) Benih Ikan. Induk Ikan juga harus berasal dari lembaga yang berwenang memproduksi Induk Ikan, dibuktikan dengan Surat Keterangan Asal (SKA) Induk Ikan. Adapun penerapan biosecurity adalah sebuah upaya agar tempat budidaya/ pembenihan tidak terkontaminasi zat-zat atau organisme berbahaya yang dapat mengganggu proses pemeliharaan. Diantaranya adalah dengan membuat pagar keliling, foot bath, sebelum memasuki ruang pembenihan, dan pencuci roda mobil/motor di pintu gerbang. Kedua, aspek manajemen yang meliputi struktur organisasi dan manajemen serta pengolahan data untuk dokumentasi dan rekaman. Dokumentasi dalam hal ini adalah Standard Operasional Prosedur (SOP) atau Instruksi Kerja, yang merupakan pedoman dalam melaksanakan kegiatan, yang dilengkapi dengan formulir isian untuk mengumpulkan data yang diperlukan selama proses pemeliharaan. Rekaman dalam hal ini adalah merupakan bukti obyektif untuk menunjukan efektivitas penerapan CBIB/CPIB. Contoh rekaman diantaranya adalah pembelian pakan, pengolahan kolam, data kematian, pemberian pakan, dan pemeriksaan kualitas air.

22 28 Merancang Usaha Budidaya Ikan Peluang Investasi Akuakultur 29 Ketiga, aspek keamanan pangan, merupakan sebuah ketentuan bahwa dalam memelihara ikan tidak boleh menggunakan obatobatan/bahan kimia/biologi yang dilarang yang bisa menyebabkan residu termasuk antibiotik. Obat-obatan yang boleh digunakan adalah obatobatan dan pakan yang sudah mendapat izin dan sertifikasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Apabila pembudidaya/pembenih menggunakan pakan buatan sendiri, maka pembudidaya harus bisa menjelasakan tentang bahan, formula serta proses produksi pakan tersebut dan juga memberikan sejumlah sampel pakan yang diproduksi untuk dianalisis di laboratorium. Yang keempat, aspek lingkungan. Yakni sebuah jaminan bahwa kegiatan budidaya/pembenihan ikan kita tidak mencemari lingkungan sekitar. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengendapkan air buangan dari proses budidaya/ pembenihan ikan kita dalam sebuah bak sebelum dibuang ke perairan umum. pembenihan ikan untuk menerapkan CBIB dan CPIB. Bagi para pembudidaya/ pembenih yang serius melakukannya, disarankan untuk mengajukan sertifikasi CBIB dan CPIB pada unit usahanya. Untuk memperoleh sertifikat tersebut, tentu ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan tersebut pastinya tidak jauh dari 4 aspek yang dijelaskan di atas. Syarat sertifikasi CBIB, antara lain lokasi budidaya ikan bebas banjir dan cemaran, air tersedia sepanjang tahun dan tidak tercemar, menerapkan biosecurity, pakan bersertifikat, atau melampirkan bahan/ formula dan menyerahkan sampel apabila menggunakan pakan buatan sendiri, benih memiliki Surat Keterangan Asal (SKA), serta mempunyai Standard Operasional Prosedur (SOP) dari pengolahan kolam, pengadaan benih, sampai dengan panen. Syarat sertifikasi CPIB, antara lain surat keterangan dari desa, lokasi bebas banjir dan cemaran, air tersedia sepanjang tahun dan tidak tercemar (dibuktikan dengan hasil analisis laboratorium), fasilitas unit lengkap (ada gudang, tempat pengemasan), menerapkan biosecurity, pakan bersertifikat, atau melampirkan bahan/formula dan menyerahkan sampel apabila menggunakan pakan buatan sendiri, induk memiliki Surat Keterangan Asal (SKA), mempunyai Standard Operasional Prosedur (SOP) dari pengolahan kolam, pengadaan induk, pemeriksaan kesehatan ikan, emeriksaan kualitas air, sampai dengan panen dan pengemasan, mempunyai data rekaman selama proses produksi, dan didampingi satu orang bersertifikat Manager Pengendali Mutu (MPM) Perbenihan. Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, meskipun Sertifikasi CBIB telah diakui oleh FAO dan lembaga sertifikasi Uni Eropa, A-2. Sertifikasi CBIB dan CPIB Memang, hingga saat ini pembudidaya ikan belum sepenuhnya menerapkan CBIB dan CPIB. Akan tetapi, Kementerian Kelautan dan Perikanan terus mendorong pelaku usaha budidaya/

23 30 Merancang Usaha Budidaya Ikan Peluang Investasi Akuakultur 31 penyempurnaan tetap harus dilakukan setiap tahun dengan melakukan perbaikan pada sistem dan pelaksanaannya di lapangan. Perbaikan ini dilakukan untuk mencapai efektifitas dan peningkatan kredibilitas Sertifikasi CBIB. Pada 2013, sertifikasi CBIB yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP telah mencapai unit. Tahun 2013, sertifikasi CBIB bisa dilakukan 15 provinsi, sementara tahun 2014 menjadi 20 provinsi, dan pada 2015 bisa dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia. Pencapaian ini merupakan wujud kerjasama dan sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan khususnya bidang perikanan budidaya dalam mendukung peningkatan kualitas produk perikanan budidaya. Pelimpahan sebagian kewenangan dalam sertifikasi CBIB kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi terbukti merupakan strategi yang tepat dalam percepatan penerapan CBIB dan sekaligus sertifikasinya. Penerapan dan sertifikasi CBIB merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing produk budidaya, dalam hal jaminan keamanan pangan dan kualitas, serta perwujudan perikanan budidaya yang bertanggung jawab.

24 32 Merancang Usaha Budidaya Ikan Peluang Investasi Akuakultur 33 Pemilihan jenis ikan sebagai bagian dari penentuan segmentasi perlu ditentukan secara detail berdasarkan kecocokan lokasi dan investasi yang akan dilakukan. Di samping itu, segmentasi bisnis perikanan budidaya ini terkait erat dengan lokasi atau daerah yang bakal dipilih sebagai tempat memelihara ikan. Kebutuhan pasar produk perikanan akan sangat berbeda antar daerah. Karena setiap daerah memiliki keunggulan jenis ikan tertentu sehingga harus disesuaikan dengan segmentasi pasar yang ada di wilayah tersebut. Termasuk kalau melihat pasar ekspor, setiap negara tujuan memiliki segmentasi tertentu yang lebih detail. Itu sebabnya, penentuan segmentasi pasar, baik untuk pasar domestik maupun ekspor, mesti dikalkulasi secara mendalam sehingga investasi yang bakal digelontorkan lebih efektif dan tepat sasaran. Segmentasi Pasar Hal paling penting dalam persiapan memulai usaha budidaya ikan adalah menentukan segmentasi pasar. Pada umumnya, komoditas perikanan, baik itu ikan air tawar, air payau, air laut maupun ikan hias terbagi dalam dua segmen besar. Yakni, usaha pembenihan dan pembesaran. Beberapa jenis ikan, misalnya ikan gurame, pembenihan sendiri terbagi kepada beragam subsegmen berdasarkan ukuran, antara lain ukuran telor, ukuran kuku sampai ukuran korek. Sementara untuk pembesaran, terbagi lagi dalam ukuran bungkus rokok sampai ukuran daging atau konsumsi. Penentuan segmentasi ini penting dilakukan agar produk membidik pasar pasca panen. Segmentasi usaha tersebut juga penting dalam rangka menentukan skala usaha dan sarana yang bakal dipakai. Apalagi, rantai bisnis perikanan sudah relatif mapan, sehingga produk perikanan di setiap segmen pada hakikatnya adalah estafet dari yang lain. Para pembudidaya yang fokus pada pembenihan bakal membidik pasar pembesaran benih atau pembesaran dalam ukuran konsumsi, dan demikian seterusnya. Pemilihan segmen usaha biasanya tidak lepas dari lahan, sarana, dan teknologi yang akan diterapkan dalam usaha tersebut. Namun, pada pembudidaya ikan yang memiliki modal lebih besar, tidak sedikit yang menerapkan usaha dari hulu sampai hilir. Artinya, mereka membudidayakan benih sampai dengan pembesaran. Produk akhirnya adalah ikan konsumsi yang siap jual di pasaran. Sebaliknya, para pembudidaya dengan modal kecil dengan lahan terbatas, biasanya memilih salah satu segmen saja dalam menjalankan usahanya. Pemilihan salah satu segmen ini bakal membuat perputaran bisnis lebih cepat. Beberapa jenis ikan memiliki tingkat pertumbuhan yang berbedabeda. Ikan air tawar seperti gurame memiliki tingkat pertumbuhan lebih lambat dibanding misalnya ikan lele. Segmentasi bisnis perikanan budidaya terkait erat dengan lokasi atau daerah yang bakal dipilih sebagai tempat memelihara ikan

25 34 Merancang Usaha Budidaya Ikan Peluang Investasi Akuakultur 35 di tempat yang memang bermasalah dalam syarat kelayakan berbudidaya ikan. Teknologi Budidaya Lahan, Sarana dan Prasarana Lahan menjadi modal usaha penting dalam usaha budidaya ikan. Calon investor mesti mengukur kemampuannya dalam menyediakan lahan. Lahan bisa milik sendiri, sewa atau sistem lainnya. Luasan lahan yang dimiliki atau disewa juga harus benar-benar dihitung matang karena terkait dengan volume produksi yang ingin dicapai. Lahan budidaya, sempit atau luas, tergantung dari seberapa besar keinginan investor dalam menghasilkan kapasitas produksi. Seiring dengan perkembangan teknologi budidaya, para pelaku usaha perikanan semakin efisien untuk urusan penyediaan lahan. Dengan lahan sempit sekalipun, misalnya di pekarangan rumah, para pembudidaya skala kecil bisa menjalankan usahanya. Beragam sarana budidaya lain juga terkait dengan penyediaan lahan ini. Apakah, misalnya, akan menggunakan kolam tanah, kolam tembok, kolam terpal atau akuarium. Sarana penunjang produksi sangat perlu untuk diperhatikan. Mulai dari gudang tempat pakan, jaring hapa, serokan ikan, bak penampung, sampai dengan blower dan pompa air. Penyediaan lahan dan sarana yang lengkap tentu tidak boleh melupakan lingkungan. Artinya, pasokan air, tingkat pencemaran, dan persoalan banjir. Pasokan air yang sehat dan kontinu perlu diperhatikan. Daerah yang banyak limbah dan pencemaran harus dihindari. Sudah pasti, apabila tempat budidaya tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan, akan sangat berpengaruh pada kesehatan ikan dan pertumbuhannya. Optimalisasi produksi mustahil dilakukan Secara sederhana, teknik budidaya terbagi dalam dua kategori besar. Yaitu teknik budidaya konvensional dan inkonvensional. Teknik pertama dilakukan secara tradisional sementara teknik kedua menggunakan rekayasa teknologi. Teknik konvensional bisa memacu produksi dengan beragam pemulian. Teknik hibidrasi atau seleksi pada varietas ikan biasa diterapkan dalam sistem konvensional dalam memacu produktivitas. Sementara pada teknik inkonvensional menggunakan cara transgenik atau elektroporasi yang merekayasa hormon untuk memacu produksi. Penerapan beragam teknik ini mengacu pada sistem budidaya yang bakal dipakai. Sistem tradisional, tradisional plus, semi intensif, intensif, dan supraintensif memiliki teknik yang berbeda. Semuanya berdasarkan pengetahuan dan ketersediaan sarana-prasarana. Seluruh teknik juga memiliki keunggulan dan kekuarangan masing-masing. Namun yang pasti, semakin tinggi teknologi yang dipakai dengan pakan ikan yang berkualitas dan ramah lingkungan, produktivitas yang dihasilkan bakal semakin baik.

26 36 Merancang Usaha Budidaya Ikan Peluang Investasi Akuakultur 37 Induk dan Benih Unggul Induk dan benih unggul merupakan kebutuhan utama dalam suatu proses produksi perikanan budidaya. Itu sebabnya, para pembudidaya harus benar-benar memastikan penggunaan induk dan benih unggul. Tanpa penggunaan bibit dan induk unggul, produktivitas hasil budidaya tidak akan optimal. Toh, pemerintah, melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan terus membangun dan mengembangkan Broodstock Center (NBC) dan Regional Broodstock Center (RBC) di beberapa wilayah untuk mendorong penggunaan induk dan benih unggul dalam jumlah dan kualitas memadai. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah menggalakkan Gerakan Penggunaan Induk Unggul (Gaul). Benih dan induk unggul sejauh ini turut berperan di dalam upaya pemerintah mengatrol produksi perikanan budidaya seperti komoditas lele, nila, udang vaname dan kerapu. Benih unggul ini juga diterapkan pada industrialisasi budidaya ikan patin, gurame, udang windu dan yang lainnya. Para pembudidaya dapat memperoleh induk dan benih unggul ikan di kawasan perbenihan baik payau, laut maupun air tawar. Para pembudidaya bisa memperoleh benih dan induk unggul antara lain di balai-balai benih yang tergabung dalam Jejaring Perbenihan Perikanan Nasional. Perkembangan sektor perbenihan yang diikuti dengan Vaksinasi Ikan (Gervikan) akan membebaskan benih dari serangan penyakit. Pasalnya, kekebalan terhadap penyakit dapat diturunkan dari induk kepada benih yang dihasilkannya. Lalu untuk lebih meningkatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut vaksinasi juga kegagalan mengancam di depan mata kalau para pelaku usaha di sektor ini tidak mampu mencegah dan mengobati penyakit yang menyerang ikan peliharaannya dilakukan terhadap benih sebelum atau setelah ditebar. Dengan demikian benih dan induk unggul akan benar-benar bisa berkembang dengan tingkat pertumbuhan yang meyakinkan. Pada gilirannya, produktivitas perikanan budidaya di seluruh segmen dapat meningkat secara signifikan. Hama dan Penyakit Ikan Penyakit dan hama sangat penting diketahui dan terus didalami oleh para pembudidaya ikan. Sebabnya kegagalan mengancam di depan mata kalau para pelaku usaha di sektor ini tidak mampu mencegah dan mengobati penyakit yang menyerang ikan peliharaannya. Kerugian ekonomis jelas begitu kentara

27 38 Merancang Usaha Budidaya Ikan Peluang Investasi Akuakultur 39 pemandian dilakukan sekitar 1 jam) dan Perlakuan Dengan Aliran Air Tetap (metode ini diperlukan alat aliran air tetap (constan flow apparatus). Lama pengobatan untuk metode ini sekitar 1 jam). Metode penanggulangan penyakit lain adalah metode jangka waktu tak terbatas yang umumnya dipakai untuk pengobatan dikolam, tambak atau bak-bak yang berukuran besar. Bahan kimia yang digunakan dalam dosis yang rendah untuk jangka waktu yang lama, dan dibiarkan supaya berkurang dan hilang dengan sendirinya. Ada juga metode penyemprotan. Bahan kimia yang biasanya digunakan adalah dengan jalan penyemprotan yaitu pestida. Pengobatan dengan pestida ini hanya dilakukan sebagai cara terakhir, setelah cara yang lain tidak yang efektif. Selain itu, metode penyuntikan yang biasanya untuk ikanikan yang berukuran besar atau induk-induk ikan. Metode lainnya, pengobatan melalui makanan. Apabila ikan yang terserang penyakit masih mau makan (belum kehilangan nafsu makannya) maka pengobatan dapat dilakukan melalui makanan. Caranya, obat yang hendak digunakan dicampur dengan makanan (sesui dosis) sesaat sebelum makanan diberikan. Mencegah lebih baik apabila penanganan penyakit dan pencegahannya tidak dilakukan dengan tepat. Hama dan penyakit dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat, bahkan mengalami kekerdilan. Pada tahap tertentu, penyakit ikan dapat membuat kegagalan panen. Bukan hanya persoalan pertumbuhan yang lambat, kematian massal ikan juga mengancam di depan mata. Akibatnya produktivitas yang dihasilkan tidak sesuai rencana, biaya produksi yang dikeluarkan pun bakal menguap. Kerugian besar harus ditanggung pambudidaya. Maka dari itu, para pelaku bisnis perikanan budidaya wajib memiliki bekal pengetahuan tentang gangguan hama dan penyakit. Mulai dari jenis penyakit apa saja yang kerap menyerang budidaya ikan, sumber penyakit, penyebab wabah, hingga teknik penanggulangannya. Sekali lagi, karena serangan penyakit dapat menimbulkan kerugian ekonomis, bahkan mengagalkan hasil panen, maka para akuakulturis dan calon akuakulturis perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang penanggulangan hama dan penyakit. Untuk penanggulangan penyakit ikan jangka pendek (short duration) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu Metode Perendaman (perendaman dilakukan dengan memakai dosis konsentrasi yang tinggi untuk waktu yang pendek, tidak lebih dari beberapa detik) dan Metode Pembilasan (pembilasan dilakukan dengan memakai konsentrasi yang relatif tinggi, ikan dibilas sekaligus sambil dilakukan penggantian air). Sementara untuk penanggulangan jangka panjang dilakukan dengan Metode Pemandian (pengobatan dengan cara

28 40 Merancang Usaha Budidaya Ikan Peluang Investasi Akuakultur 41 daripada mengobati, selain lebih ekonomis karena terhindar dari kerugian yang besar akibat kematian massal ikan. Paling tidak ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit. Pertama, melakukan persiapan lahan yang benar, yaitu pengeringan dan pemupukan. Pengeringan bertujuan untuk memutus siklus hidup penyakit. Kedua menjaga kualitas air pada saat pemeliharaan. untuk itu dapat dilakukan treatment probiotik secara teratur 0,3 ppm setiap hari. Probiotik akan mendegradasikan bahan organik, menguraikan gas beracun dan menekan pertumbuhan bakteri merugikan penyebab timbulnya bakteri. Ketiga meningkatkan ketahanan tubuh ikan melalui kekebalan non spesifik dengan aplikasi imunostimulant secara teratur seperti vitamin, glukan, dan pemberian probiotik. Kompetensi SDM Peran Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi semakin penting di dalam pengembangan perikanan budidaya. Semakin tumbuh sektor ini, semakin besar pula SDM yang dibutuhkan di setiap level produksi. Hanya saja di perikanan budidaya ada kemampuan atau skill yang harus disesuaikan dengan komoditas perikanan tertentu, mengingat jumlah komoditas perikanan budidaya sangat banyak. Ke depan, tenaga kerja biasa dan tenaga ahli yang mengawal teknologi harus lebih mengarah pada spesifikasi komiditas perikanan yang dibutuhkan. Kompetensi SDM, mulai dari pembudidaya, karyawan, tenaga ahli semakin dibutuhkan, kaitannya dengan peningkatan produksi dan kualitas. Kegiatan pembenihan maupun pembesaran ikan harus ditangani oleh mereka yang punya keahlian khusus. Karena proses produksi ikan memerlukan perlakuan spesial hampir 24 jam penuh dalam sehari. Pekerjaan yang harus dilakukan antara lain pemberian pakan, pemantauan kualitas air, oksigen, dan tindakan-tindakan emergensi jika diperlukan. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan bervariasi, tergantung skala usaha dan sistem budidaya masingmasing. Namun, agar usaha dapat berjalan maksimal, tidak boleh salah memilih karyawan. Keterampilan, keahlian, profesionalitas, kejujuran, adalah empat hal pokok yang menjadi syarat keterlibatan seseorang dalam usaha budidaya. Pembagian kerja pun harus disesuaikan dengan kemampuan tenaga kerja agar target yang diinginkan sesuai harapan. Badan Usaha Hingga saat ini, tidak semua usaha kecil wajib memiliki izin

29 42 Merancang Usaha Budidaya Ikan Peluang Investasi Akuakultur 43 kompetitif dengan pengusaha asing. Bisnis perikanan budidaya sangat kompleks, baik perikanan konsumsi maupun non konsumsi (ikan hias), dan semuanya mempunyai potensi yang sangat luar biasa. Potensi ini jangan sampai jatuh pada pengusaha asing, tapi bisa dinikmati oleh pengusaha lokal. Investor asing juga sudah ada yang masuk di sektor budidaya ikan, apalagi di pasar bebas MEA pasti serbuannya akan lebih banyak lagi. Dengan berbadan hukum, pengusaha lokal bisa mendominasi bisnis ini lebih dari 60%. Dengan begitu, kekayaan dan potensi sumber daya perikanan bisa dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat lokal. usaha dalam menjalankan bisnisnya. Jika usaha sudah skala besar, para pembudidaya harus memiliki badan usaha. Kepemilikan izin usaha budidaya ini penting untuk pembinaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan usahanya. Badan usaha juga penting kaitannya dengan ketertiban usaha, keamanan produk, dan peningkatan daya saing. Kementerian Kelautan dan Perikanan terus mendorong para pembudidaya untuk memiliki badan usaha atau badan hukum. Dorongan ini terkait dengan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di Pada pagelaran MEA 2015 banyak investor asing yang masuk di sektor perikanan terutama budidaya. Oleh karenanya untuk meningkatkan daya saing para pembudidaya harus berbadan hukum, karena jika tidak akan kalah bersaing dengan investor asing karena memiliki modal yang lebih besar. Dengan memiliki badan usaha, para pembudidaya tidak hanya fokus untuk mengembangkan produksi, teknologi, dan penanggulangan penyakit. Namun, dengan berbadan hukum, mereka juga akan fokus pada sisi bisnis. Jika sudah berbadan hukum, maka banyak keuntungan yang bakal diperoleh oleh para pembudidaya dan petambak, salah satunya dari sisi permodalan. Karena akan lebih mudah kerjasama dengan perbankan, dengan permodalan yang kuat sehingga akan semakin

30 44 Merancang Usaha Budidaya Ikan Peluang Investasi Akuakultur 45 Aqua Cards Kementerian Kelautan dan Perikanan telah merilis Aqua Cards, kartu untuk para pembudidaya, pembenih ikan, dan teknisi. Aqua Cards dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing para pelaku usaha budidaya ikan, terutama untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun Pada praktiknya, Aqua Cards dimaksudkan untuk pengawasan, pengendalian, dan peningkatan efisiensi usaha budidaya dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya saing. Kartu untuk para pembudidaya ikan ini akan memudahkan pemerintah melakukan pengendalian, pemantauan evaluasi. Aqua Cards adalah kartu pengendali teknis, pengendali mutu dan juga pencatat data. Jadi bisa berfungsi kontrol kualitas produk perikanan budidaya. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP, ada tiga macam Aqua Cards. Pertama, Aqua Cards B untuk pembudidaya ikan. Kedua, Aqua Cards H untuk pembenih ikan. Ketiga, Aqua Cards T untuk teknisi budidaya. Kartu ini akan berisi data-data teknis pembudidaya, pembenih dan teknisi. Data-data itu tersimpan rapi dalam database. Database yang ada dapat digunakan untuk memantau kondisi usaha pembudidaya pemegang kartu, baik status sertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) maupun Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB), hasil panen, penyakit, dan data teknis. Adapun keuntungan dari adanya Aqua Cards bagi pembudidaya adalah produk yang dihasikan sudah terjamin mutunya sehingga memudahkan untuk kegiatan ekspor, dan negara tujuan ekspor juga tidak ragu lagi dengan produknya karena sudah dapat melihat rekam jejak proses produksi. Selain itu juga, dalam jangka panjang pemilik Aqua Cards akan lebih mudah dalam mengakses permodalan. Karena perbankan dalam memberikan pinjaman hanya melihat keberhasilan dan kesuksesan dari data yang terekam di Aqua Cards. Ketelusuran produk perikanan budidaya juga akan lebih mudah dilakukan melalui database di kartu ini. Komoditas Unggulan Lembar berikutnya adalah analisis usaha budidaya ikan beragam jenis yang merupakan komoditas unggulan, mulai dari komoditas ikan air tawar, ikan air payau, dan ikan air laut. Analisis berikut mengupas tuntas hitung-hitungan bisnis tiga segmen penting yaitu pembenihan, pendederan dan pembesaran.

31 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 47

32 48 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 49 Ikan Gurame Ikan gurame merupakan ikan asli Indonesia dan termasuk ke dalam famili Anabantidae. Ikan ini dipandang sebagai salah satu ikan bergengsi dan biasanya disajikan pada acara-acara yang dianggap penting. Di Indonesia, teknologi budidaya ikan gurame sudah sangat dikuasai oleh masyarakat baik pada tahap pembenihan maupun pembesarannya. Gurame merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan agak lambat namun harganya relatif meningkat setiap saat. Ikan gurame dijual dalam keadaan hidup dan segar. Harga ikan gurame akan lebih tinggi jika dijual dalam keadaan hidup. Untuk diversifikasi produk, ikan gurame dibuat dalam bentuk fillet.

33 50 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 51 Pembenihan Gurame Usaha Unit Pembenihan Rakyat (UPR) ikan gurame dengan 4 unit kolam memerlukan modal tetap awal sebesar Rp , komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 2 tahun. Modal kerja untuk UPR ikan gurame meliputi pembelian pakan induk, pakan larva, pakan benih, obat-obatan dan vitamin, bahan kimia, listrik, bahan bakar, panen dan tenaga kerja. Modal tetap dan modal kerja usaha pembenihan gurame sebesar Rp , masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp , dan modal kerja sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 2 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil diperoleh dari penjualan benih ikan gurame dari UPR ikan gurame, dengan ukuran 3 cm dengan jumlah produksi per siklus ekor, harga jual per ekor Rp. 200, maka diperoleh pendapatan sebesar Rp , per siklus atau Rp per tahun (4 siklus). Dengan menggunakan data dan asumsi yang ada, maka dapat diperhitungkan proyeksi laba-rugi usaha UPR ikan gurame dengan menggunakan sebanyak 4 unit kolam dengan 20 ekor induk. Pada tahun pertama UPR ikan gurame telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp , dengan profit margin sebesar 31%. Analisis Kelayakan Usaha Pembenihan Gurame Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, UPR gurame ini menguntungkan dikarenakan pada diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 2,58 (> 1), PBP 0,78 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 139,53% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 139,53% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,71 tahun (0,71 tahun=empat siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 2 tahun.

34 52 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 53 Pendederan Gurame Dalam usaha pendederan ikan gurame dengan 2 unit kolam memerlukan modal tetap awal sebesar Rp , komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun. Modal kerja untuk usaha pendederan ikan gurame meliputi pengadaan benih tebar, pakan benih, obatobatan dan vitamin, bahan kimia, listrik, bahan bakar, panen dan tenaga kerja. Kebutuhan dana untuk budidaya gurame meliputi modal tetap dan modal kerja. Dana yang dibutuhkan untuk modal tetap dan modal kerja awal sebesar Rp , masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp , dan modal kerja Rp Modal tetap dan modal kerja akan dipenuhi dari kredit jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil pendapatan diperoleh dari jumlah produksi sebesar ekor per periode dengan harga jual Rp. 600, dan frekuensi panen 5 kali, hasilnya Rp per siklus atau Rp per tahun. Pada tahun pertama usaha pendederan ikan gurame telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp , dengan profit margin sebesar 26%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pendederan gurame ini menguntungkan dikarenakan pada diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,56 (> 1), PBP 0,64 tahun dan NPV sebesar Rp , (> 0). Sedangkan nilai IRR 87,84% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 87,84% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,64 tahun (0,64 tahun=empat siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun.

35 54 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 55 Analisis Kelayakan Usaha Pembesaran Gurame Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembesaran gurame ini menguntungkan dikarenakan pada diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,30 (> 1), PBP 2,3 tahun dan NPV sebesar Rp , (> 0). Sedangkan nilai IRR 38,60% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 38,60% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/ PBP (usaha) adalah + 2,30 tahun (2,3 tahun=lima siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 3 tahun. Pembesaran Gurame Usaha pembesaran ikan gurame dengan 2 unit kolam memerlukan modal tetap awal sebesar Rp , komponen Modal tetap disusutkan selama 3 tahun dan waktu usaha adalah 3 tahun. Modal kerja untuk usaha pembesaran ikan gurame meliputi pembelian benih, pakan, tenaga kerja, dan persiapan kolam. Kebutuhan dana untuk budidaya gurame meliputi modal tetap dan modal kerja. Dana yang dibutuhkan untuk modal tetap dan modal kerja awal sebesar Rp , masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp , dan biaya operasional Rp ,. Modal tetap dan modal kerja akan dipenuhi dari kredit jangka waktu pengembalian selama 3 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil diperoleh dari jumlah produksi sebesar kg per periode, harga jual Rp , diperoleh hasil Rp per siklus atau Rp per tahun. Pada tahun pertama Pembesaran Ikan Gurame telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp , dengan profit margin sebesar 23,68%.

36 56 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 57 Ikan Nila Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara luas di Indonesia. Teknologi budidayanya sudah dikuasai dengan tingkat produksi yang cukup tinggi. Ikan nila dapat dipelihara di Keramba Jaring Apung (KJA), kolam, kolam air deras, perairan umum baik sungai, danau maupun waduk dan tambak. Jenis ikan nila yang telah berkembang di masyarakat adalah nila hitam dan nila merah. Sedangkan dalam rangka perbaikan genetik, jenis yang telah berhasil dikembangkan adalah nila gesit, nila jica, nila larasati, nila best, nila nirwana, nila jatimbulan. Peluang pasar ikan nila cukup besar baik di pasar lokal maupun ekspor. Oleh karena itu upaya pengembangan usaha budidaya nila masih terbuka untuk dikembangkan dalam berbagai skala usaha.

37 58 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 59 Pembenihan Nila Unit Pembenihan Rakyat (UPR) ikan nila dengan 4 unit kolam memerlukan modal tetap sebesar Rp Komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk usaha UPR ikan nila meliputi pembelian pakan induk, pakan larva/ benih, obat-obatan dan vitamin, bahan kimia, listrik, bahan bakar, panen dan tenaga kerja. Modal tetap dan modal kerja usaha pembenihan nila sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil pendapatan diperoleh dari penjualan benih ikan nila dengan harga jual per ekor Rp. 60 dan jumlah produksi benih per periode ekor. Siklus usaha sebanyak 6 kali per tahun, sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun. Dengan menggunakan data dan asumsi yang ada, maka dapat diperhitungkan proyeksi laba-rugi usaha UPR ikan nila. Pada tahun pertama usaha unit pembenihan ikan nila telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 6%. Analisis Kelayakan Usaha Pembenihan Nila Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembenihan ikan nila ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,53 (> 1), PBP 0,65 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 83,40% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 83,40% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,65 tahun (0,65 tahun=tiga siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun. Pada tahun pertama usaha unit pembenihan ikan nila telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 6%.

38 60 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 61 Pendederan Nila Pendederan ikan nila dengan 4 unit kolam memerlukan modal tetap pada tahun ke 0 sebesar Rp komponen Modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk usaha pendederan ikan nila meliputi pembelian benih, pakan, obatobatan dan vitamin, listrik, biaya panen dan tenaga kerja. Modal tetap dan modal kerja usaha pendederan ikan nila sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan biaya operasional (modal kerja) sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 3 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil pendapatan diperoleh dari penjualan benih ikan nila dengan harga jual per ekor Rp. 165 dan jumlah produksi per periode ekor. Siklus usaha sebanyak 6 kali per tahun, sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun. Dengan menggunakan data dan asumsi yang ada, maka dapat diperhitungkan proyeksi laba-rugi usaha pendederan ikan nila. Pada tahun pertama usaha pendederan ikan nila telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 23%. Analisis Kelayakan Usaha Pendederan Nila Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pendederan ikan nila ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,10 (> 1), PBP 0,64 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 88,89% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 88,89% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,64 tahun (0,64 tahun=tiga siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun.

39 62 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 63 Analisis Kelayakan Usaha Pembesaran Nila Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembesaran ikan nila di KJA ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,58 (> 1), PBP 1,90 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 54,63% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 54,63% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh modal tetap/ PBP (usaha) adalah + 1,90 tahun (1,9 tahun=enam siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 3 tahun. Pembesaran Nila Pembesaran ikan nila dengan 3 unit KJA memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen Modal tetap disusutkan selama 3 tahun dan waktu usaha adalah 3 tahun. Modal kerja untuk pembesaran ikan nila di KJA meliputi pembelian benih, pakan, dan tenaga kerja. Modal tetap dan modal kerja usaha budidaya nila di KJA sebesar Rp , masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan biaya operasional sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 3 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil pendapatan diperoleh dari penjualan benih ikan nila dengan harga jual per kilo Rp dan jumlah produksi per periode kg. Siklus usaha sebanyak 3 kali per tahun, sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun. Dengan menggunakan data dan asumsi yang ada, maka dapat diperhitungkan proyeksi laba-rugi usaha pembesaran ikan nila di KJA. Pertama pembesaran ikan nila di KJA telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 31.27%.

40 64 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 65 Ikan Patin Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang memiliki prospek yang baik karena nilai jualnya tinggi dan pembudidayaannya cukup mudah. Kelebihan ikan patin adalah cukup respons terhadap pemberian makanan tambahan. Dalam usia 6 bulan sudah mampu mencapai panjang cm, selain itu ikan patin tidak membutuhkan perairan yang mengalir dalam pembudidayaannya, bahkan pada perairan dengan kandungan oksigen rendah pun masih layak untuk pembesaran patin. Jenis ikan patin yang dikembangkan di Indonesia meliputi patin siam, patin jambal dan patin pasupati. Lokasi pengembangan patin saat ini tersebar di Lampung, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Jawa Barat dan Kalimantan. Komoditas ikan patin menjanjikan untuk dikembangkan sebagai komunitas eksport mancanegara. Pasar utama ekspor adalah Uni Eropa, Rusia dan Ukrania. Sedangkan pasar Asia adalah China, Hongkong dan Mesir. Untuk pasar benua Amerika adalah Amerika Serikat dan Meksiko. Dengan terbukanya pasar ekspor patin yang sangat besar tersebut secara ekonomi merupakan peluang usaha yang bisa dikembangkan sebagai usaha yang komersial.

41 66 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 67 Analisis Kelayakan Usaha Pembenihan Patin Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembenihan ikan patin ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 3,14 (> 1), PBP 0,64 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 179,27% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 179,27% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,64 tahun (0,64 tahun=empat siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun. Pembenihan Patin Unit pembenihan rakyat (UPR) ikan patin dengan 2 unit kolam memerlukan modal tetap awal sebesar Rp Komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu proyek adalah 1 tahun. Modal kerja untuk UPR ikan patin meliputi pembelian pakan induk, pakan larva/benih, pakan larva artemia, pakan cacing tubifex sp., obat-obatan dan vitamin, bahan kimia, listrik, bahan bakar, panen dan tenaga kerja. Modal tetap dan modal kerja usaha pembenihan patin sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 2 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil pendapatan diperoleh dari penjualan benih ikan patin dengan harga jual per ekor Rp. 60 dan produksi per periode ekor selama 6 kali siklus produksi, maka diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun. Dengan menggunakan data dan asumsi yang ada, maka dapat diperhitungkan proyeksi labarugi usaha UPR ikan patin. Pada tahun ketiga UPR ikan patin telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 30,03%.

42 68 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 69 Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan, pendederan ikan patin ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,51 (>1), PBP 0,66 tahun dan NPV sebesar Rp (>0). Sedangkan nilai IRR 81,76% (> diskon ratarata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 81,76% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,66 tahun (0,66 tahun=tiga siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun. Pendederan Patin Usaha pendederan ikan patin dengan 4 unit kolam memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen Modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk usaha pendederan ikan patin meliputi pengadaan benih, pakan benih, obat-obatan dan vitamin, bahan kimia, listrik, bahan bakar, biaya panen dan tenaga kerja. Modal tetap dan modal kerja usaha pendederan patin sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil pendapatan diperoleh dari usaha pendederan ikan patin dengan harga jual per ekor Rp. 190 produksi per periode ekor, mempunyai siklus sebanyak 5 kali maka diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun. Dengan menggunakan data dan asumsi yang ada, maka dapat diperhitungkan proyeksi labarugi usaha pendederan ikan patin. Pada tahun pertama usaha pendederan ikan patin telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 25,51%.

43 70 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 71 Pembesaran Patin Pembesaran ikan patin di kolam marjinal dengan 5 unit kolam memerlukan Modal tetap awal sebesar Rp komponen Modal tetap disusutkan selama 3 tahun dan waktu usaha adalah 3 tahun. Modal kerja untuk pembesaran ikan patin di kolam marjinal meliputi pembelian benih, pakan, tenaga kerja dan persiapan kolam. Modal tetap dan modal kerja usaha budidaya patin sebesar Rp masingmasing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 3 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil diperoleh dari budidaya ikan patin di kolam marjinal dengan harga jual per kg Rp dan produksi per periode kg serta mempunyai siklus sebanyak 2 kali maka diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun. Dengan menggunakan data dan asumsi yang ada, maka dapat diperhitungkan proyeksi labarugi usaha pembesaran ikan patin di kolam marjinal. Pada tahun pertama Pembesaran Ikan Patin telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 31,43%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembesaran ikan patin ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,93 (> 1), PBP 1,55 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 74,54% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 74,54% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh modal tetap/pbp (usaha) adalah + 1,55 tahun (1,55 tahun=enam siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 3 tahun.

44 72 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 73 Ikan Mas Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang, pipih ke samping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Tiongkok. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sejak tahun Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Tiongkok, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.

45 74 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 75 Pembenihan Mas Unit Pembenihan Rakyat (UPR) ikan mas dengan 4 unit kolam memerlukan modal tetap awal sebesar Rp Komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk usaha UPR ikan mas meliputi pembelian pakan induk, pakan larva/ benih, obat-obatan dan vitamin, bahan kimia, listrik, bahan bakar, panen dan tenaga kerja. Kebutuhan dana untuk pembenihan ikan mas meliputi Modal tetap dan modal kerja awal sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja Rp Modal tetap dan modal kerja akan dipenuhi dari kredit jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil pendapatan diperoleh dari penjualan benih ikan mas dengan harga jual per ekor Rp. 50 dan jumlah produksi per periode ekor. Siklus usaha sebanyak 4 kali per tahun, sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun. Pada tahun pertama UPR ikan mas telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 33%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembenihan ikan mas ini menguntungkan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,65 (> 1), PBP 0,61 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 97,65% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 97,65% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/ PBP (usaha) adalah + 0,61 tahun (0,61 tahun = dua siklus). Usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun.

46 76 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 77 Pendederan Mas Pendederan ikan mas dengan 4 unit kolam memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen Modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk usaha pendederan ikan mas meliputi pengadaan benih tebar, pakan, obat-obatan dan vitamin, bahan kimia, listrik, biaya panen dan tenaga kerja. Kebutuhan dana untuk usaha pendederan ikan mas meliputi Modal tetap dan modal kerja. Dana yang dibutuhkan untuk modal tetap dan modal kerja awal sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan biaya operasional Rp Modal tetap dan modal kerja akan dipenuhi dari kredit jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil pendapatan diperoleh dari penjualan benih ikan mas hasil usaha pendederan dengan harga jual per ekor Rp. 150 dan jumlah produksi per periode ekor. Siklus sebanyak 6 kali per tahun, sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun. Pada tahun pertama usaha pendederan ikan mas telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 22,04%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pendederan ikan mas ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,50 (> 1), PBP 0,67 tahun dan NPV sebesar Rp (>0). Sedangkan nilai IRR 80,27% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 80,27% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,67 tahun (0,67 tahun = empat siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun.

47 78 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 79 Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembesaran ikan mas menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,64 (> 1), PBP 1,83 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 58,31% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 58,31% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh modal tetap/pbp (usaha) adalah + 1,83 tahun (1,83 tahun=lima siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 3 tahun. Pembesaran Mas Pembesaran ikan mas dengan 1 unit KJA memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen Modal tetap disusutkan selama 3 tahun dan waktu usaha budidaya adalah 3 tahun. Modal kerja untuk pembesaran ikan mas di KJA meliputi pembelian benih, pakan, dan tenaga kerja. Modal tetap dan modal kerja usaha pembesaran ikan mas di KJA sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 3 tahun dan tingkat suku bunga 16 %. Perhitungan hasil pendapatan diperoleh dari budidaya pembesaran ikan mas di KJA dengan harga jual per kilo Rp dan jumlah produksi per periode 3,969 kg. Siklus sebanyak 3 kali maka diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun. Pada tahun pertama pembesaran ikan mas di KJA telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 22,01%.

48 80 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 81 Ikan Lele Ikan lele merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang sangat mudah dibudidayakan. Selain itu pemeliharaan ikan lele tidak memerlukan modal tetap yang besar serta daya serap pasar dalam negeri yang cukup tinggi. Sebagai contoh kebutuhan akan ikan kosumsi yang cukup murah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, akan tetapi produksi ikan lele secara nasional masih belum dapat mencukupi tingginya permintaan kosumsi lele di masyarakat. Hal ini merupakan salah satu peluang bagi para pembudidaya untuk dapat memenuhi permintaan kosumsi pasar tersebut.

49 82 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 83 Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembenihan lele ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,57 (> 1), PBP 0,64 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 87,96% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 87,96% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,64 tahun (0,64 tahun = dua siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun. Pembenihan Lele Usaha Unit Pembenihan Rakyat (UPR) ikan lele memerlukan modal tetap awal sebesar Rp Komponen Modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha budidaya adalah 1 tahun. Modal kerja untuk UPR ikan lele meliputi pembelian pakan, biaya tenaga kerja, obat-obatan dan vitamin, bahan kimia, listrik, bahan bakar dan biaya panen. Modal tetap dan modal kerja usaha pembenihan lele sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil pendapatan diperoleh dari penjualan benih ikan lele dengan harga jual per ekor Rp. 30 produksi per periode ekor, mempunyai siklus sebanyak 6 kali maka diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun. Pada tahun pertama UPR ikan lele telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 24,80%.

50 84 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 85 Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembesaran ikan lele di kolam tanah ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,43 (> 1), PBP 2,09 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 46,33% (> diskon ratarata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 46,33% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 2,09 tahun (2,09 tahun= tujuh siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 3 tahun. Pembesaran Lele di Kolam Tanah Usaha pembesaran ikan lele di kolam tanah dengan 5 unit kolam memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen modal tetap disusutkan selama 3 tahun dan waktu usaha adalah 3 tahun. Modal kerja untuk pembesaran ikan lele di kolam tanah meliputi pembelian benih, pakan, tenaga kerja dan persiapan kolam. Modal tetap dan modal kerja usaha budidaya lele di kolam tanah sebesar Rp , masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 3 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil pendapatan diperoleh dari usaha budidaya lele di kolam tanah dengan harga jual Rp per kg produksi per periode kg dan siklus sebanyak 4 kali maka diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun. Pada tahun pertama pembesaran ikan lele di kolam tanah telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 11,75%.

51 86 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 87 Pembesaran Lele di Kolam Terpal Pembesaran ikan lele di kolam terpal dengan 15 unit kolam memerlukan Modal tetap awal sebesar Rp komponen modal tetap disusutkan selama 3 tahun dan waktu usaha adalah 3 tahun. Modal kerja untuk pembesaran ikan lele di kolam terpal meliputi pembelian benih, pakan, tenaga kerja dan persiapan kolam. Modal tetap dan modal kerja usaha budidaya lele dikolam terpal sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 3 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil diperoleh dari budidaya lele kolam terpal dengan harga jual per kilogram Rp ; produksi per periode kg dan siklus usaha sebanyak 4 kali maka diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun. Pada tahun pertama usaha pembesaran ikan lele di kolam terpal telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 20,04%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembesaran ikan lele di kolam terpal ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 2,05 (> 1), PBP 1,47 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 80,73% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 80,73% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh modal tetap/pbp (usaha) adalah + 1,47 tahun (1,47 tahun=enam siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 3 tahun.

52 88 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 89 Ikan Sidat Ikan sidat adalah komoditas perikanan air tawar dengan permintaan pasar dunia yang terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Beberapa negara tujuan ekspor sidat diantaranya negara Asia, Eropa dan Amerika Serikat. Tingginya permintaan ikan sidat karena jenis ini mempunyai kandungan vitamin A lebih tinggi dari daging ikan sarden, babi dan mentega yaitu sebanyak IU/100g. Pada hati ikan sidat kandungan vitamin A-nya sangat tinggi dan bisa mencapai IU/100g. Selain vitamin A terdapat pula kandungan DHA dan EPA dari daging ikan sidat jauh lebih tinggi dari ikan salmon dan tenggiri yaitu DHA sebesar 1.337mg/100g dan EPA 742 mg/100 g. Penyebaran ikan sidat di Indonesia dimulai dari sepanjang pantai barat Sumatera, pesisir selatan Jawa, Bali, NTB, NTT, sepanjang pantai timur Kalimantan, perairan Sulawesi, Maluku sampai perairan di Papua. Selain sebagai habitat asli ikan sidat, beberapa tempat di pulau Jawa merupakan lumbung larva ikan sidat diantaranya: Pelabuhan Ratu, Cilacap, Purworejo dan Jember. Sedangkan tempat yang mempunyai kelimpahan tinggi untuk benih ikan sidat antara lain: Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya, Purworejo dan beberapa tempat di pantai selatan Jawa. Dengan tingginya permintaan pasar serta didukung dengan potensi wilayah Indonesia sebagai lumbung larva ikan sidat dan teknik budidaya yang sudah dikuasai, maka usaha budidaya ikan sidat sangat layak dikembangkan.

53 90 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 91 Pendederan Sidat I Usaha pendederan sidat di kolam permanen memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen Modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk pendederan sidat di kolam permanen meliputi pembelian benih (glass eel), pakan, tenaga kerja, obat-obatan, listrik, bahan bakar dan biaya panen. Modal tetap dan modal kerja pendederan sidat I sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan pendapatan diperoleh dari hasil usaha pendederan sidat I dengan harga jual per ekor Rp. 3000; produksi per periode ekor, dan siklus usaha sebanyak 2 kali, maka diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun. Pada tahun ketiga pendederan sidat di kolam permanen telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 38,90%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pendederan ikan sidat ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,23 (> 1), PBP 0,81 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 47,96% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 47,96% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,81 tahun (0,81 tahun= dua siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun.

54 92 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 93 Pendederan Sidat II Pendederan sidat di kolam permanen memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen Modal tetap disusutkan selama 2 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk pendederan sidat di kolam permanen meliputi pembelian benih (elver), pakan, tenaga kerja, obat-obatan, listrik, bahan bakar dan biaya panen. Modal tetap dan modal kerja usaha pendederan sidat II sebesar Rp , masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 2 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan pendapatan diperoleh dari hasil usaha pendederan sidat II dengan harga jual per ekor Rp produksi per periode ekor, mempunyai siklus sebanyak 3 kali maka diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun. Pada tahun pertama usaha pendederan sidat di kolam permanen telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 20,82%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pendederan sidat ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,3 (>1), PBP 1,54 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 43,99% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 43,99% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/ PBP (usaha) adalah + 1,54 tahun (1,54 tahun = lima siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 2 tahun.

55 94 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Tawar Peluang Investasi Akuakultur 95 Pembesaran Sidat Usaha pembesaran sidat di kolam permanen dengan m2 memerlukan Modal tetap awal sebesar Rp ; komponen Modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 3 tahun. Modal kerja untuk budidaya pembesaran sidat di kolam permanen meliputi pembelian benih, pakan, biaya tenaga kerja, obat-obatan, BBM, dan biaya panen. Modal tetap dan modal kerja budidaya pembesaran ikan sidat sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 3 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan pendapatan diperoleh dari hasil budidaya sidat dengan harga jual per kilo Rp ; produksi per periode sebesar kg, sebanyak 2 siklus per tahun, maka diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun. Pada tahun pertama budidaya sidat di kolam permanen telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 22.82%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembesaran ikan sidat ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,33 (> 1), PBP 2,25 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 40.45% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 40,45% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 2,25 tahun (2,25 tahun = 2 siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 3 tahun.

56 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Payau Peluang Investasi Akuakultur 97

57 98 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Payau Peluang Investasi Akuakultur 99 Udang Vaname Udang vaname adalah udang yang berasal dari bagian barat pantai Amerika Latin. Udang ini telah berhasil dibudidayakan di daerah tropis, di beberapa wilayah Indonesia. Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh udang vanamei antara lain, responsif terhadap pakan, dapat di tebar dengan kepadatan tinggi karena mengisi kolom air dalam pemeliharaannya. Udang vaname juga memiliki pasaran yang luas di tingkat internasional. Ukuran Pasar dapat dijual pada ukuran gram/ekor atau pada saat udang berumur sekitar 100 hari. Udang vaname membutuhkan pakan dengan kandungan protein 25-30%, lebih rendah daripada udang windu.

58 100 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Payau Peluang Investasi Akuakultur 101 Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembudidayaan udang vanname menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,92 (> 1), PBP 1,57 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 73,58% (> diskon ratarata) menunjukkan bahwa dengan tingkat suku bunga sebesar 73,58% per tahun masih menguntungkan. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 1,57 tahun (1,57 tahun = sembilan siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 3 tahun. Pembenihan Vaname Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT) udang vaname dengan 8 unit bak memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen modal tetap disusutkan selama 3 tahun dan waktu usaha adalah 3 tahun. Modal kerja HSRT udang vaname meliputi pembelian nauplii, pakan larva/benih, obat-obatan dan vitamin, bahan kimia, listrik, bahan bakar, biaya panen dan tenaga kerja. Kebutuhan dana untuk HSRT udang vaname meliputi modal tetap dan modal kerja. Dana yang dibutuhkan untuk modal tetap dan modal kerja awal sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 3 tahun dengan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan pendapatan diperoleh dari hasil penjualan benih udang (benur) dari HSRT udang vaname. Diasumsikan dengan nauplii sebanyak ekor, diperkirakan akan menjadi benur hidup sebanyak ekor dengan harga jual Rp. 25 per ekor, maka diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun. Pada tahun ketiga HSRT udang vaname telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 14,04%.

59 102 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Payau Peluang Investasi Akuakultur 103 Pembesaran Udang Vaname Teknologi Intensif Budidaya udang vaname intensif di tambak dengan m2 memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen Modal tetap disusutkan selama 2 tahun. Modal kerja untuk budidaya pembesaran udang vaname intensif di tambak meliputi pembelian benur, pakan, biaya tenaga kerja, biaya persiapan, vitamin, probiotik, immunostimulan, pupuk, rehab tambak, BBM, dan biaya panen. Kebutuhan dana untuk usaha pembesaran udang vaname intensif adalah sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp yang diperoleh dari kredit dengan tingkat suku bunga 16 % per tahun dan jangka waktu pengembalian selama 2 tahun. Dari jumlah bibit/benur yang ditebar sebanyak ekor dan tingkat kelangsungan hidup 60 % (SR) akan diperoleh hasil panen kg per siklus dengan berat ratarata 60 gram/ekor, dan harga jual Rp per kg, pendapatan per siklus (6 bulan) adalah Rp atau Rp per tahun. Pada tahun pertama usaha pembesaran udang vaname dengan teknologi intensif sudah dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp per tahun, atau profit margin sebesar 31,99%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembudidayaan udang vanname dengtan teknologi intensif ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,47 (> 1), PBP 1,36 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 57,22% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 57,22% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp usaha adalah + 1,36 tahun (1,36 tahun = tiga siklus budidaya). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 2 tahun.

60 104 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Payau Peluang Investasi Akuakultur 105 Pembesaran Udang Vaname Teknologi Semi Intensif Budidaya udang vaname semi intensif di tambak dengan m2 memerlukan Modal tetap awal sebesar Rp dengan penyusutan selama kegiatan usaha yakni 3 tahun. Modal kerja untuk usaha pembesaran udang vaname semi intensif meliputi pembelian benur, pakan, biaya tenaga kerja, persiapan, probiotik, pupuk, rehab tambak, BBM dan biaya panen seperti tertera pada tabel di bawah ini. Kebutuhan biaya untuk usaha pembesaran udang vaname semi intensif meliputi Modal tetap dan modal kerja sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp , yang diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 3 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan pendapatan diperoleh dari penjualan hasil panen dengan berat ratarata 60 gram/ekor dengan jumlah bibit/benur yang ditebar sebanyak ekor dan tingkat kematian/mortalitas 80% (SR). Produksi per periode kg, mempunyai siklus 2 kali, serta harga jual Rp per kg maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap siklus atau Rp per tahun. Budidaya udang vaname semi intensif dilakukan selama 4 bulan untuk satu periode budidaya untuk udang vanname semi intensif sebanyak 2 petak dapat ditebar ekor benih/benur dengan ukuran PL-12. Pada tahun pertama budidaya vaname semi intensif telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 27,18%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembudidayaan udang vanname dengan teknologi semi intensif ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,48 (> 1), PBP 2,03 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 48,99% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 48,99% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp usaha adalah +2,03 tahun (2,03 tahun=lima siklus budidaya). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan.

61 106 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Payau Peluang Investasi Akuakultur 107 Udang Windu Udang Windu merupakan species asli Indonesia yang mempunyai peluang pasar ekspor dan dalam negeri. Udang windu mengandung protein tinggi sebesar 21%, dan rendah kolesterol, karena kandungan lemaknya hanya 0,2%. Kandungan vitaminnya dalam 100 gram bahan adalah vitamin A 60 SI/100 dan vitamin B1 0,01 mg. Sedangkan kandungan mineral yang penting adalah zat kapur dan fosfor, masing-masing 136 mg dan 170 mg per 100 gram bahan. Harga udang windu relatif lebih tinggi dibandingkan dengan udang vanname.

62 108 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Payau Peluang Investasi Akuakultur 109 Pembenihan Udang Windu Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT) udang windu dengan 8 unit bak memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen Modal tetap disusutkan selama 1 tahun. Modal kerja untuk HSRT udang windu meliputi pembelian nauplii, pakan larva/benih, obat-obatan dan vitamin, bahan kimia, listrik, bahan bakar, biaya panen dan tenaga kerja. Kebutuhan dana untuk HSRT udang windu meliputi modal tetap dan modal kerja. Dana yang dibutuhkan untuk modal tetap dan modal kerja awal sebesar Rp masingmasing untuk modal tetap sebesar Rp dan biaya operasional Rp Modal tetap dan modal kerja akan dipenuhi dari kredit jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil diperoleh dari penjualan benih udang (benur) dari HSRT udang windu. Dengan asumsi jumlah nauplii yang ditebar sebanyak ekor nauplii, akan diperoleh benur hidup sebanyak ekor dengan harga jual per ekor Rp.10 maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode/ siklus 6 (dua) bulan atau Rp per tahun. Pada tahun pertama HSRT udang windu telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 21,56%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, udang windu menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,42 (> 1), tingkat pengembalian modal (PBP) 0,70 tahun dan Nilai keuntungan bersih (NPV) sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai tingkat pengembalian modal tetap (IRR) 70,53% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 70,53% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/ PBP (usaha) adalah + 0,70 tahun (0,70 tahun = dua siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun.

63 110 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Payau Peluang Investasi Akuakultur 111 Pembesaran Udang Windu Budidaya Sistem Polikultur Budidaya udang windu polikultur di tambak dengan m2 memerlukan modal tetap awal sebesar Rp ; komponen Modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk budidaya pembesaran udang windu polikultur di tambak meliputi pembelian benur, nener, bibit rumput laut gracillaria, biaya tenaga kerja, kapur, pupuk, pakan tambahan dan biaya panen. Kebutuhan biaya untuk usaha budidaya udang windu polikultur di tambak meliputi Modal tetap dan modal kerja. Dana yang dibutuhkan untuk modal tetap dan modal kerja awal sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan untuk biaya operasional Rp Dengan asumsi kredit selama 1 tahun dangan tingkat suku bunga 16% per tahun. Perhitungan hasil diperoleh dari penjualan usaha polikultur terdiri dari udang windu dengan berat rata-rata 40 ekor/kg, bandeng 6 ekor/kg, dan rumput laut gracillaria kg/panen. Merujuk pada jumlah bibit/ benur yang ditebar sebanyak , nener ekor, rumput laut gracilaria kg, dengan tingkat kematian/ mortalitas 60 % (SR) serta harga jual/kg Rp maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode 4 bulan atau Rp per tahun. Pada tahun pertama budidaya udang windu polikultur di tambak menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 50,18%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, budidaya udang windu secara polikultur ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,86 (> 1), tingkat pengembalian modal (PBP) 0,54 tahun dan nilai keuntungan bersih (NPV) sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai tingkat pengembalian modal tetap (IRR) 123,77% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 123,77% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp usaha adalah + 0,54 tahun (0,54 tahun = dua siklus budidaya). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun.

64 112 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Payau Peluang Investasi Akuakultur 113 Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembudidayaan udang windu ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,85 (> 1), PBP 0,54 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 122,49% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 122,49% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,54 tahun (0,54 tahun = dua siklus budidaya). Hal tersebut mengimplikasikan bahwa usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun. Pembesaran Udang Windu Budidaya Sistem Sederhana Budidaya udang windu sederhana di tambak dengan m2 memerlukan modal tetap awal sebesar Rp ; komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan umur ekonomisnya adalah 1 tahun. Modal kerja untuk budidaya pembesaran udang windu sederhana di tambak meliputi pembelian benur, pakan, biaya tenaga kerja, saponin, kapur, pupuk, dan biaya panen. Modal tetap dan modal kerja usaha budidaya udang windu sederhana sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil diperoleh dari penjualan udang windu sederhana di tambak. Diasumsikan udang windu sederhana mempunyai berat rata-rata 30 gram/ ekor. Dengan jumlah bibit/ benur yang ditebar sebanyak ekor, produksi 500 kg per periode, siklus 2 kali dalam 1 tahun, tingkat kematian/ mortalitas 60 % (SR) serta harga jual per kg Rp maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode atau Rp per tahun. Pada tahun pertama budidaya udang windu sederhana telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 50,01%.

65 114 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Payau Peluang Investasi Akuakultur 115 Pembesaran Udang Windu Budidaya Sistem Semi Intensif Budidaya udang windu semi intensif di tambak dengan m2 memerlukan modal tetap awal sebesar rp ; komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha budidaya adalah 1 tahun. Modal kerja untuk budidaya pembesaran udang windu semi intensif di tambak meliputi pembelian benih/ benur, pakan, biaya tenaga kerja, sarana produksi seperti saponin, kapur, pupuk, BBM, biaya rehab tambak dan biaya panen. Modal tetap dan modal kerja usaha budidaya udang windu semi intensif sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp Modal tetap dan modal kerja diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan pendapatan diperoleh dari hasil penjualan udang windu semi intensif di tambak. Diasumsikan udang windu semi intensif mempunyai berat rata-rata 30 gram/ ekor, dengan bibit/benur yang ditebar sebanyak ekor, tingkat kematian/ mortalitas 60 % (SR) serta harga jual Rp /kg, maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode atau Rp per tahun. Pada tahun pertama budidaya udang windu semi intensif telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 49,83% sehingga usaha yang di kelola pada tahun pertama sudah mampu menghasilkan keuntungan. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, budidaya udang windu dengan metoda semi intensif ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,84 (> 1), PBP 0.54 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 121,13% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 121,13% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,54 tahun (0,54 tahun = dua siklus budidaya). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun.

66 116 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Payau Peluang Investasi Akuakultur 117 Ikan Bandeng Budidaya ikan bandeng dapat dilakukan secara polikultur dengan menggabungkan udang windu dan rumput laut jenis gracilaria sp. Ikan bandeng termasuk jenis ikan yang hidup dengan air kadar garam yang cukup tinggi (0 35 ppt). Dalam perkembangannya dapat hidup di air tawar (kolam/ sawah).

67 118 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Payau Peluang Investasi Akuakultur 119 Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembudidayaan ikan bandeng ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 3,72 (> 1), tingkat pengembalian modal (PBP) 0,27 tahun dan Nilai keuntungan bersih (NPV) sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai tingkat pengembalian modal tetap (IRR) 346,70% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 346,70% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah 0,27 tahun (0,27 tahun = dua siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun. Pembenihan Bandeng Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT) ikan bandeng dengan 8 unit bak/kolam memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk HSRT ikan bandeng meliputi pembelian telur/larva, pakan larva/benih, obatobatan dan vitamin, bahan kimia, listrik, bahan bakar, panen dan tenaga kerja. Kebutuhan dana untuk HSRT ikan bandeng meliputi modal tetap dan modal kerja. Dana yang dibutuhkan untuk modal tetap dan modal kerja awal sebesar Rp terdiri dari modal tetap sebesar Rp dan operasional Rp Asumsi yang digunakan adalah tingkat suku bunga 16% per tahun dengan jangka waktu pengembalian 1 tahun. Perhitungan hasil diperoleh dari penjualan benih bandeng dengan produksi setiap siklusnya sebanyak ekor dan harga jualnya Rp.10. Untuk itu diperoleh pendapatan sebesar Rp per tahun atau Rp per siklus usaha. Pada tahun pertama HSRT ikan bandeng telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 47,53%.

68 Peluang Investasi Akuakultur 121 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut

69 122 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 123 Ikan Kerapu Bebek Usaha budidaya ikan kerapu telah berkembang di Indonesia dengan penguasaan teknologi budidaya mulai dari tingkat pembenihan sampai pembesaran. Saat ini, jenis usaha pembudidayaan ikan kerapu yang berkembang adalah jenis ikan kerapu bebek, kerapu macan, kerapu kertang, dan kerapu sunu. Ikan kerapu dipelihara di Keramba Jaring Apung (KJA). Peluang pasar bagi ikan kerapu sangat terbuka luas mengingat potensi pengembangan yang cukup luas. Usaha budidaya ikan kerapu dilakukan dengan padat modal oleh karenanya, harus dilakukan skala ekonomis dan efisien.

70 124 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 125 Pembenihan Kerapu Bebek Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT) ikan kerapu bebek dengan 8 unit bak memerlukan modal tetap awal sebesar rp komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk HSRT ikan kerapu bebek meliputi pembelian telur, pakan larva/benih, obat-obatan dan vitamin, bahan kimia, listrik, bahan bakar, panen dan tenaga kerja. Kebutuhan dana untuk usaha pembenihan ikan kerapu bebek skala rumah tangga meliputi Modal tetap dan biaya operasional (modal kerja). Dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp masingmasing untuk modal tetap Rp dan modal kerja Rp yang diperoleh dari kredit yang mempunyai jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dengan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil usaha pembenihan ikan kerapu bebek skala rumah tangga. Dengan perhitungan sebanyak butir untuk 8 unit bak, diperkirakan akan menjadi benih hidup ikan ukuran 2 4 cm/ekor dan benih hidup sebanyak ekor dengan harga jual per ekor Rp maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode/siklus atau Rp per tahun (4 siklus). Pada tahun pertama HSRT ikan kerapu bebek mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 27,10%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembenihan ikan kerapu bebek ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,34 (> 1), PBP 0,74 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 61,39% (> diskon rata-rata) sehingga usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 61,39% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah ± 0,74 tahun (0,74 tahun = tiga siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun.

71 126 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 127 Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, HSRT pendederan ikan kerapu bebek ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 2.29 (> 1), PBP 0,44 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 174,81% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 174,81% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,44 tahun (0,44 tahun = dua siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun. Pendederan Kerapu Bebek Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT) ikan kerapu bebek dengan 8 unit bak memerlukan modal tetap awal sebesar rp komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk HSRT pendederan ikan kerapu bebek meliputi pembelian benih, pakan benih, obat-obatan dan vitamin, listrik, bahan bakar, panen dan tenaga kerja. Kebutuhan dana untuk usaha pendederan ikan kerapu bebek meliputi modal tetap dan biaya operasional. Dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp masingmasing untuk modal tetap Rp dan modal kerja Rp yang diperoleh dari kredit yang mempunyai jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dengan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil usaha pendederan ikan kerapu bebek dengan perhitungan sebanyak ekor untuk 8 unit bak, diperkirakan akan menjadi benih hidup ikan sebanyak ekor dengan ukuran 5 8 cm/ekor dan harga jual per ekor Rp maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode/siklus atau Rp per tahun (4 siklus). Pada tahun pertama HSRT pendederan ikan kerapu bebek mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 40,11%.

72 128 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 129 Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembesaran ikan kerapu bebek di KJA ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,34 (> 1), PBP 1,49 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 47,23% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 47,23% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh modal tetap/pbp (usaha) adalah + 1,49 tahun (1,49 tahun = dua siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 2 tahun. Pembesaran Kerapu Bebek Pembesaran ikan kerapu bebek dengan 1 unit KJA memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen modal tetap disusutkan selama 2 tahun dan waktu usaha adalah 2 tahun. Biaya modal kerja untuk pembesaran ikan kerapu bebek di KJA meliputi pembelian benih, pakan, tenaga kerja, BBM, serta vitamin dan obatobatan. Kebutuhan dana untuk pembesaran ikan kerapu bebek di KJA adalah sebesar Rp meliputi Modal tetap Rp dan modal kerja Rp Pada umumnya pinjaman (kredit) untuk menutup Modal tetap dan modal kerja. Kebutuhan dana tersebut dipenuhi dari kredit yang mempunyai jangka waktu pengembalian selama 3 tahun dengan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil diperoleh dari penjualan hasil pembesaran ikan kerapu bebek di KJA. hasil produksi mempunyai ukuran 500 gr/ekor. dari jumlah total benih yang ditebar sebanyak ekor dan total hidup sebanyak ekor atau 840 kg serta harga jual per kg Rp maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode/ siklus. Pada tahun pertama Pembesaran Ikan Kerapu Bebek Di KJA mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 42,50%.

73 130 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 131 Ikan Kerapu Macan Ikan kerapu macan atau yang dikenal dengan merek dagang groupe, merupakan ikan yang telah berkembang di Hongkong, Taiwan, Malaysia, Thailand dan Indonesia. Teknologi budidayannya sudah dikuasai dengan tingkat produksi yang cukup tinggi. Ikan kerapu macan ini umumnya dipelihara di Keramba Jaring Apung (KJA) di laut. Peluang pasar ikan kerapu macan cukup besar baik di pasar lokal maupun ekspor. Oleh karena itu upaya pengembangan usaha budidaya kerapu bebek masih terbuka untuk dikembangkan dalam berbagai skala usaha.

74 132 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 133 Pembenihan Kerapu Macan Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT) ikan kerapu macan dengan 8 unit bak memerlukan Modal tetap awal sebesar Rp komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal Kerja untuk HSRT ikan kerapu macan meliputi pembelian telur, pakan larva/benih, obat-obatan dan vitamin, bahan kimia, listrik, bahan bakar, panen dan tenaga kerja. Kebutuhan dana untuk usaha pembenihan ikan kerapu macan skala rumah tangga meliputi modal tetap dan biaya operasional (modal kerja). Dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp masingmasing untuk modal tetap Rp dan modal kerja Rp yang diperoleh dari kredit yang mempunyai jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dengan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil usaha pembenihan ikan kerapu macan skala rumah tangga. Dengan perhitungan sebanyak butir untuk 8 unit bak, diperkirakan akan menjadi benih hidup ikan ukuran 5 7,5 cm/ekor dan benih hidup sebanyak ekor dengan harga jual per ekor Rp maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode/siklus atau Rp per tahun (4 siklus). Pada tahun pertama HSRT ikan kerapu macan mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 37,08%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembenihan ikan kerapu macan ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,96 (> 1), PBP 0,51 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 135,42% (> diskon rata-rata) sehingga usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 135,42% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh modal tetap/pbp (usaha) adalah ± 0,51 tahun (0,51 tahun = tiga siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun.

75 134 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 135 Pendederan Kerapu Macan HSRT ikan kerapu macan dengan 8 unit bak memerlukan modal tetap awal sebesar Pp komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja HSRT pendederan ikan kerapu macan meliputi pembelian benih, pakan larva/benih, obat-obatan dan vitamin, listrik, bahan bakar, panen dan tenaga kerja. Kebutuhan dana untuk usaha pendederan ikan kerapu macan meliputi modal tetap dan biaya operasional. Dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp masingmasing untuk modal tetap Rp dan modal kerja Rp yang diperoleh dari kredit yang mempunyai jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dengan tingkat suku bunga 16%. Hasil usaha pendederan ikan Kerapu Macan dengan penebaran ekor benih dengan ukuran 5 7,5 cm/ekor untuk 8 unit bak, diperkirakan akan tumbuh ekor dengan ukuran 8 10 cm/ ekor dan harga jual per ekor Rp maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode/siklus atau Rp per tahun (4 siklus). Pada tahun pertama usaha pendederan ikan kerapu macan mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 28,17%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, HSRT pendederan ikan kerapu macan ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1.42 (> 1), PBP 0,70 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 70,75% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 70,75% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,7 tahun (0,7 tahun = tiga siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun.

76 136 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 137 Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembesaran ikan kerapu macan di KJA ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,20 (> 1), PBP 2,49 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 32,64% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 32,64% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 2,49 tahun (2,49 tahun = tiga siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 3 tahun. Pembesaran Kerapu Macan Pembesaran ikan kerapu macan dengan 2 unit KJA memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen modal tetap disusutkan selama 3 tahun dan waktu usaha adalah 3 tahun. Modal kerja untuk pembesaran ikan kerapu macan di KJA meliputi pembelian benih, pakan, tenaga kerja, BBM, serta vitamin dan obat-obatan. Kebutuhan dana untuk pembesaran ikan kerapu macan di KJA adalah sebesar Rp meliputi Modal tetap Rp dan modal kerja Rp , dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 3 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil diperoleh dari penjualan hasil usaha pembesaran ikan kerapu macan di KJA. Ukuran 500 gr/ekor dengan tebar ekor dengan kelangsungan hidup ekor atau kg serta harga jual per kg Rp diperoleh hasil sebesar Rp setiap siklus. Pada tahun pertama usaha pembesaran ikan kerapu macan di KJA mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 37,22%.

77 138 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 139 Ikan Kakap Putih Ikan kakap putih atau yang dikenal dengan merek dagang Seabass atau Baramundi, merupakan ikan yang bisa hidup di air laut maupun air payau dan telah berkembang di Amerika, Taiwan, Malaysia dan Indonesia. Teknologi budidayanya sudah dikuasai dengan tingkat produksi yang cukup tinggi. Ikan kakap putih ini umumnya dipelihara di tambak atau Keramba Jaring Apung (KJA) di laut. Peluang pasar ikan kakap putih cukup besar baik di pasar lokal maupun ekspor. Oleh karena itu upaya pengembangan usaha budidaya bawal bintang masih terbuka untuk dikembangkan dalam berbagai skala usaha.

78 140 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 141 Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha pembenihan ikan kakap ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 2,60 (> 1), PBP 0,38 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 212,42% (> diskon rata-rata) sehingga usaha ini masih menguntungkan. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/ PBP (usaha) adalah ± 0,38 tahun (0,38 tahun = tiga siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun. Pembenihan Kakap Putih Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT) Ikan Kakap dengan 6 unit bak memerlukan modal tetap awal sebesar Rp , komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk HSRT ikan kakap meliputi pembelian telur, pakan larva/benih, obatobatan dan vitamin, bahan kimia, listrik, bahan bakar, panen dan tenaga kerja. Kebutuhan dana untuk usaha pembenihan ikan kakap skala rumah tangga meliputi modal tetap dan modal kerja. Dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp masingmasing untuk modal tetap Rp , dan modal kerja Rp yang diperoleh dari kredit yang mempunyai jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dengan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil usaha pembenihan ikan ikan kakap skala rumah tangga dengan perhitungan sebanyak butir untuk 6 unit bak, diperkirakan akan menjadi benih hidup ikan ukuran 1,2 1,5 cm/ekor dan benih hidup sebanyak ekor dengan harga jual per ekor Rp. 200 maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode/siklus atau Rp per tahun (6 siklus). Pada tahun pertama usaha pembenihan ikan kakap skala rumah tangga telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 36,48%.

79 142 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 143 Pendederan Kakap Putih Pendederan ikan kakap dengan 8 unit bak memerlukan modal tetap pada tahun ke 0 sebesar Rp komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk pendederan ikan kakap meliputi pembelian benih, pakan benih, obatobatan dan vitamin, listrik, bahan bakar, panen dan tenaga kerja. Kebutuhan dana untuk usaha Pendederan Ikan Kakap adalah Rp meliputi Modal tetap Rp dan modal kerja Rp Pada umumnya pinjaman diawal usaha untuk menutup Modal tetap dan modal kerja dan mempunyai jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dengan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil diperoleh dari penjualan usaha pendederan ikan kakap dari benih yang ditebar sebanyak ekor diperoleh hasil produksi sebanyak ekor dengan ukuran 3-5 cm/ ekor dan harga jual Rp per ekor, maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode/ siklus atau Rp per tahun (6 siklus). Pada tahun pertama pendederan ikan kakap mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 23,62%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha pendederan ikan kakap ini menguntungkan karena pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,61 (> 1), PBP 0,62 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 92,95% (> diskon ratarata) maka usaha ini layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 92,95% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,62 tahun (0,62 tahun = empat siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun.

80 144 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 145 Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha pembesaran ikan kakap di KJA ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,27(> 1), PBP 2,36 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 36,65% (> diskon ratarata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 36,65% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 2,36 tahun (2,36 tahun = tiga siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 3 tahun. Pembesaran Kakap Putih Pembesaran ikan kakap dengan 4 unit KJA memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen modal tetap disusutkan selama 3 tahun dan waktu usaha adalah 3 tahun. Modal kerja untuk pembesaran ikan kakap di KJA meliputi pembelian benih, pakan, tenaga kerja, serta vitamin dan obat-obatan. Kebutuhan dana untuk pembesaran ikan kakap di KJA adalah sebesar Rp meliputi Modal tetap Rp dan modal kerja Rp Pada umumnya pinjaman (Kredit) untuk menutup modal tetap dan modal kerja. Kebutuhan dana tersebut dipenuhi dari kredit yang mempunyai jangka waktu pengembalian selama 3 tahun dengan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil diperoleh dari penjualan hasil pembesaran ikan kakap di KJA. Hasil produksi mempunyai ukuran 500 gr/ekor. dari jumlah total benih yang ditebar sebanyak ekor dan total hidup sebanyak ekor atau kg serta harga jual per kg Rp maka diperoleh pendapatan sebesar rp setiap periode/ siklus. pada tahun pertama pembesaran ikan kakap di KJA mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 35,59%.

81 146 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 147 Ikan Bawal Bintang Ikan bawal bintang atau yang dikenal dengan merek dagang silver pompano merupakan ikan introduksi baru dan telah berkembang di Indonesia, Amerika, Taiwan dan Malaysia. Teknologi budidayanya sudah dikuasai dengan tingkat produksi yang cukup tinggi. Ikan bawal bintang ini umumnya dipelihara di Keramba Jaring Apung (KJA). Peluang pasar ikan bawal bintang cukup besar baik di pasar lokal maupun ekspor. Oleh karena itu, upaya pengembangan usaha budidaya bawal bintang masih terbuka untuk dikembangkan dalam berbagai skala usaha.

82 148 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 149 Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha pembenihan ikan Bawal Bintang ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,78 (> 1), PBP 0,56 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 113,43% (> diskon rata-rata) menunjukan bahwa dengan tingkat suku bunga sebesar 113,43% per tahun masih menguntungkan. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,56 tahun (0,56 tahun = tiga siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun. Pembenihan Bawal Bintang Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT) ikan bawal bintang skala rumah tangga ikan bawal bintang dengan 8 unit bak memerlukan Modal tetap awal sebesar Rp dengan penyusutan selama 1 tahun. Modal kerja untuk HSR) ikan bawal bintang meliputi pakan induk, pakan larva/benih, pakan alami, obatobatan dan vitamin, bahan kimia, listrik, bahan bakar, panen dan tenaga kerja. Kebutuhan dana untuk usaha pembenihan ikan bawal bintang skala rumah tangga meliputi modal tetap dan modal kerja. Dana yang dibutuhkan untuk modal tetap dan modal kerja awal sebesar Rp , masing-masing untuk modal tetap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp yang diperoleh dari kredit dengan jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dengan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil diperoleh dari penjualan benih ikan bawal bintang. Dengan perhitungan nauplii butir untuk 8 unit bak, diperkirakan akan menjadi benih hidup ikan ukuran 1 3 cm/ekor sebanyak ekor dengan harga jual Rp per ekor, maka diperoleh pendapatan sebesar Rp per siklus atau Rp per tahun (4 siklus). Pada tahun pertama usaha pembenihan Ikan Bawal Bintang Skala Rumah Tangga telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 36%.

83 150 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 151 Pembesaran Bawal Bintang Pembesaran ikan bawal bintang dengan 1 unit KJA memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen modal tetap disusutkan selama 2 tahun. Modal kerja untuk pembesaran ikan bawal bintang di KJA meliputi pembelian benih, pakan, tenaga kerja, serta vitamin dan obat-obatan. Kebutuhan dana untuk pembesaran ikan bawal bintang di KJA meliputi modal tetap dan biaya modal kerja melalui pinjaman sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap Rp dan modal kerja Rp dengan jangka waktu pengembalian selama 2 tahun dan tingkat suku bunga 16%. Hasil penjualan usaha pembesaran ikan bawal bintang di KJA dengan padat tebar ekor akan menghasilkan kg dengan ukuran 500 gr/ekor serta harga jual per kg Rp maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode/siklus/tahun. Pada tahun pertama usaha pembesaran ikan bawal bintang di KJA mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 39,86%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha pembesaran ikan bawal bintang di KJA ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,21 (> 1), PBP 1,65 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 37,34% (> diskon ratarata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 37,34% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 1,65 tahun (1,65 tahun = dua siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 2 tahun.

84 152 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 153 Kuda Laut Kuda laut adalah jenis ikan hias yang masuk dalam keluarga ikan Syngnathidae. Di Indonesia terdapat dua jenis kuda laut yaitu kuda laut rumput yang hidup di daerah padang lamun (seagrass) dan kuda laut karang yang hidup di perairan teluk. Kuda laut digunakan sebagai bahan obat-obatan yang dijual dalam keadaan mati (kering) dan biasanya dijual ke Hongkong atau China.

85 154 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 155 Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, pembenihan kuda laut ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,31 (> 1), PBP 0,76 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 57,29% (> diskon rata-rata) sehingga usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 57,29% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah ± 0,76 tahun (0,76 tahun = tiga siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun. Pembenihan Kuda Laut Pembenihan kuda laut dengan 8 unit bak memerlukan modal tetap awal sebesar Rp , komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk pembenihan kuda laut meliputi pakan induk, pakan induk lainnya, pakan larva/benih, obat-obatan dan vitamin, bahan kimia, listrik, bahan bakar, panen dan tenaga kerja. Kebutuhan dana untuk usaha pembenihan kuda laut meliputi Modal tetap dan biaya operasional. Dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp masing-masing untuk modal tetap Rp dan modal kerja Rp yang diperoleh dari kredit yang mempunyai jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dengan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil usaha pembenihan kuda laut, dengan perhitungan sebanyak butir untuk 8 unit bak, diperkirakan akan menjadi benih hidup ikan ukuran 3-5 cm/ekor sebanyak ekor dengan harga jual per ekor Rp maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode/ siklus atau Rp per tahun (4 siklus). Pada tahun pertama pembenihan kuda laut telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 27,46%.

86 156 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 157 Rumput Laut Komoditas rumput laut merupakan salah satu komoditas yang sudah diperdagangkan secara global dan memiliki potensi yang sangat besar serta potensial untuk dikembangkan dan dapat diandalkan. Kawasan Asia Pasifik merupakan produsen terbesar rumput laut (mencakup hampir 80% total produksi rumput laut dunia). Indonesia merupakan salah satu produsen rumput laut yang turut andil dalam konteks perdagangan global, mengingat Indonesia memiliki kawasan yang sesuai untuk pengembangan komoditas rumput laut dengan beberapa propinsi produsen utama seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, NTB, NTT, dan kawasan Indonesia timur lainnya. Saat ini diperkirakan nilai perdagangan komoditas rumput laut mengalami pertumbuhan sebesar 10% setiap tahunnya. Negara tujuan ekspor rumput laut kering adalah Prancis, Denmark, China, filiphina, Hongkong, Spanyol, Jepang dan Amerika Serikat. Mengingat tingginya pasar ekspor dunia akan rumput laut khususnya jenis Eucheuma sp. maka dalam analisis usaha ini lebih ditekankan pada analisis usaha rumput laut jenis Eucheuma cottonii.

87 158 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 159 Pembenihan Rumput Laut Kebun bibit rumput laut memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Kebutuhan dana untuk kebun bibit rumput laut meliputi modal tetap dan modal kerja. Pada umumnya pembudidaya memerlukan pinjaman (kredit) di awal usaha untuk menutup modal tetap dan biaya operasionalnya. Dana yang dibutuhkan untuk modal tetap dan modal kerja awal sebesar Rp (Rp Rp ). Kebutuhan untuk membiayai modal tetap dan modal kerja akan dipenuhi dari kredit yang mempunyai jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dengan tingkat suku bunga 16%. Perhitungan hasil diperoleh dari penjualan bibit rumput laut. Dengan perhitungan jumlah bibit yang ditebar sebanyak bibit dengan berat rata-rata 100 gr, dan hasil produksi sebanyak kg/siklus serta harga jual per kg Rp maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode/siklus atau Rp per tahun (6 siklus). Pada tahun pertama kebun bibit rumput laut mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 30,20%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, kebun bibit Rumput Laut ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,79 (> 1), PBP 0,56 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 115,25% (> diskon rata-rata) sehingga usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 115,25% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah ± 0,56 tahun (0,56 tahun = empat siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun.

88 160 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 161 Pembesaran Rumput Laut Metode Lepas Dasar Modal tetap dalam usaha budidaya rumput laut dengan metode lepas dasar adalah modal tetap aktiva tetap berupa perahu jukung, pemberat, pelampung, tali ris, tali rapiah, patok kayu dan bibit rumput laut. Budidaya rumput laut dengan metode lepas dasar memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk budidaya rumput laut dengan metode lepas dasar meliputi pematokan, pengikatan bibit, penanaman bibit, panen dan perawatan. Kebutuhan dana untuk budidaya rumput laut dengan metode lepas dasar sebesar Rp meliputi Modal tetap Rp dan modal kerja Rp Pada umumnya pinjaman (kredit) untuk menutup Modal tetap dan modal kerja. Dana tersebut dipenuhi dari kredit yang mempunyai jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dengan tingkat suku bunga 16%. Hasil diperoleh dari penjualan usaha budidaya Rumput Laut dengan Metode Lepas Dasar. Dengan jumlah bibit yang ditebar sebanyak 300 kg, dan hasil produksi sebanyak 375 kg/siklus serta harga jual per kg Rp maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode/siklus atau Rp per tahun (5 siklus). Pada tahun pertama budidaya rumput laut dengan metode lepas dasar mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 42,92%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, budidaya rumput laut dengan Metode Lepas Dasar ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 2,01 (> 1), PBP 0,5 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 141,17% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 141,17% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,5 tahun (0,5 tahun = tiga siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun.

89 162 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 163 Pembesaran Rumput Laut Metode Rakit Apung Modal tetap utama dalam usaha budidaya rumput laut dengan metode rakit apung adalah modal tetap aktiva tetap berupa perahu jukung, pemberat, tali pemberat, pelampung, tali ris, tali rapiah, bambu dan bibit rumput laut. Budidaya rumput laut dengan metode rakit apung memerlukan modal tetap awal sebesar Rp komponen modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk budidaya rumput laut dengan metode rakit apung meliputi pembuatan rakit, pemasangan pemberat dan rakit, pengikatan bibit, penanaman bibit, biaya panen, pembuatan tali ris bentang dan perawatan. Kebutuhan dana untuk budidaya rumput laut dengan metode rakit apung meliputi modal tetap Rp meliputi modal tetap Rp dan modal kerja Rp Pada umumnya pinjaman (Kredit) untuk menutup Modal tetap dan modal kerja. Dana tersebut dipenuhi dari kredit yang mempunyai jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dengan tingkat suku bunga 16%. Hasil penjualan usaha budidaya Rumput Laut dengan Metode Rakit Apung. Dengan jumlah bibit yang ditebar sebanyak 350 kg, dan hasil produksi sebanyak 438 kg/ siklus serta harga jual per kg Rp maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode/siklus atau Rp per tahun (5 siklus). Pada tahun pertama budidaya rumput laut dengan metode rakit apung mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 61,66%. Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, budidaya rumput laut dengan Metode Rakit Apung ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 3,04 (> 1), PBP 0,33 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 264,57% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 264,57% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,33 tahun (0,33 tahun = dua siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun.

90 164 Analisis Usaha Komoditas Ikan Air Laut Peluang Investasi Akuakultur 165 Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan usaha, budidaya rumput laut dengan Metode Long Line ini menguntungkan dikarenakan pada faktor diskon 20% per tahun net B/C ratio sebesar 1,97 (> 1), PBP 0,51 tahun dan NPV sebesar Rp (> 0). Sedangkan nilai IRR 136,79% (> diskon rata-rata) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 136,79% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Modal tetap/pbp (usaha) adalah + 0,51 tahun (0,51 tahun = tiga siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal tetap lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun. Pembesaran Rumput Laut Metode Long Line Modal tetap dalam usaha budidaya rumput laut dengan metode long line adalah modal tetap aktiva tetap berupa perahu jukung, pemberat, tali pemberat, pelampung, tali utama, tali ris, tali rapiah, bambu dan bibit rumput laut. Budidaya rumput laut dengan metode long line memerlukan Modal tetap awal sebesar Rp komponen Modal tetap disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun. Modal kerja untuk budidaya rumput laut dengan metode long line meliputi pembuatan frame long line, pemasangan pemberat dan long line, pengikatan bibit, penanaman bibit, biaya panen dan perawatan. Kebutuhan dana untuk budidaya rumput laut dengan metode long line Rp meliputi Modal tetap Rp dan modal kerja Rp Pada umumnya pinjaman (kredit) untuk menutup Modal tetap dan modal kerja. Dana tersebut dipenuhi dari kredit yang mempunyai jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dengan tingkat suku bunga 16%. Hasil penjualan usaha budidaya rumput laut dengan metode rakit apung. Dengan jumlah bibit yang ditebar sebanyak 650 kg, dan hasil produksi sebanyak 813 kg/ siklus serta harga jual per kg Rp maka diperoleh pendapatan sebesar Rp setiap periode/siklus atau Rp per tahun (5 siklus). Pada tahun pertama budidaya rumput laut dengan metode long line telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp dengan profit margin sebesar 45,78%.

91 Daftar Pustaka Peluang Investasi Akuakultur 167

92 168 Daftar Pustaka Peluang Investasi Akuakultur 169 DAFTAR PUSTAKA 1. Tim Profil Investasi Perikanan Budidaya. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidya: Jakarta 2. Tim Kawasan Percontohan Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta 3. Tim Minapolitan; Konsep, pengembangan dan Aplikasinya dalam Revitalisasi Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta 4. Tim Prosiding Indonesian Aquaculture. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta 5. Tim Laporan Penilaian Kinerja Kelembagaan Kelompok Pembudidaya Ikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta 6. Tim Pedoman Perencanaan Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya (Minapolitan). Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta 7. Tim Penembangan Wirausaha Perikanan Budidaya. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta 8. Tim Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jendral Perikanan Budidaya: Jakarta 9. Tim Pembenihan Udang Vaname. Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jendral Perikanan Budidaya: Jakarta 10. Tim Teknologi Perikanan Budidaya. Departemen Kelautan dan Perikanan, Pusat Riset Perikanan Budidaya. Badan Riset Kelautan dan Perikanan: Jakarta 11. Tim Analisa Data Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta 12. Tim Data dan Informasi Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini pasokan ikan dunia termasuk Indonesia sebagian besar berasal dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di sejumlah negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari negara yang menjadi produsen utama akuakultur dunia. Sampai tahun 2009, Indonesia menempati urutan keempat terbesar sebagai produsen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang di dalamnya terdapat berbagai macam potensi. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah lautan dengan luas mencapai

Lebih terperinci

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Kondisi terkini budidaya ikan bandeng di Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Septyan Andriyanto) KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Septyan Andriyanto Pusat Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan lele (Clarias sp) adalah salah satu satu komoditas perikanan yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan komoditas unggulan. Dikatakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan ribuan pulau yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.504 pulau dengan 13.466 pulau bernama, dari total pulau bernama, 1.667 pulau diantaranya berpenduduk dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas keseluruhan sekitar ± 5,18 juta km 2, dari luasan tersebut dimana luas daratannya sekitar ± 1,9 juta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam produksi komoditi yang bersumber dari kekayaan alam terutama dalam sektor pertanian. Besarnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

I. PENDAHULUAN.  (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan merupakan sektor agribisnis yang hingga saat ini masih memberikan kontribusi yang cukup besar pada perekonomian Indonesia. Dari keseluruhan total ekspor produk

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN 2013, No.44 10 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN

Lebih terperinci

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi sumberdaya perikanan di Indonesia cukup besar, baik sumberdaya perikanan tangkap maupun budidaya. Sumberdaya perikanan tersebut merupakan salah satu aset nasional

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi perikanan cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi Jawa Barat pada tahun 2010 terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulang punggung dunia dalam memasok pangan dunia terutama dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. tulang punggung dunia dalam memasok pangan dunia terutama dari sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Akuakultur atau lebih dikenal perikanan budidaya kini telah menjadi tulang punggung dunia dalam memasok pangan dunia terutama dari sektor perikanan. Produksi akuakultur

Lebih terperinci

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut. - 602 - CC. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN 1. Kelautan 1. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan di wilayah laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas sekitar enam juta mil persegi, 2/3 diantaranya berupa laut, dan 1/3 wilayahnya berupa daratan. Negara

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia terdiri atas perairan

Lebih terperinci

Oleh : Dr. Ir. Made L Nurdjana Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan

Oleh : Dr. Ir. Made L Nurdjana Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Oleh : Dr. Ir. Made L Nurdjana Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Disampaikan pada Seminar Nasional Feed The World, Jakarta Convention Center, 28 Januari 2010 1. TREND

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: PRODUKSI IKAN PATIN SUPER Dwi Puji Hartono* 1, Nur Indariyanti 2, Dian Febriani 3 1,2,3 Program Studi Budidaya Perikanan Politeknik Negeri Lampung Unit IbIKK Produksi Ikan Patin Super Politeknik Negeri

Lebih terperinci

10. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah laut kewenangan daerah.

10. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah laut kewenangan daerah. II. URUSAN PILIHAN A. BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Kelautan 1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumber daya kelautan dan ikan di wilayah laut kewenangan 2. Pelaksanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara bahari dan kepulauan yang dikelilingi oleh perairan laut dan perairan tawar yang sangat luas, yaitu 5,8 juta km 2 atau meliputi sekitar

Lebih terperinci

Terlaksananya kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan. Terlaksananya penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

Terlaksananya kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan. Terlaksananya penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut. B. URUSAN PILIHAN 1. KELAUTAN DAN PERIKANAN a. KELAUTAN 1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan di wilayah laut kewenangan 1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih

BAB 1 PENDAHULUAN. global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha perikanan budidaya dinilai tetap prospektif di tengah krisis keuangan global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih berpotensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis buah-buahan Indonesia saat ini dan masa mendatang akan banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses globalisasi, proses yang ditandai

Lebih terperinci

Kebijakan Perikanan Budidaya. Riza Rahman Hakim, S.Pi

Kebijakan Perikanan Budidaya. Riza Rahman Hakim, S.Pi Kebijakan Perikanan Budidaya Riza Rahman Hakim, S.Pi Reflection Pembangunan perikanan pada dasarnya dititikberatkan pada perikanan tangkap dan perikanan budidaya Pada dekade 80-an perikanan budidaya mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara yang memiliki penduduk yang padat, setidaknya mampu mendorong perekonomian Indonesia secara cepat, ditambah lagi dengan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional karena. pembangunan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor penggerak

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional karena. pembangunan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor penggerak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan penduduk, kebutuhan masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pembangunan Bangsa Indonesia bidang ekonomi telah mendapat prioritas

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN Oleh: Edmira Rivani, S.Si., M.Stat. Peneliti Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik PUSAT PENELITIAN BADAN KEAHLIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya kelautan berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja dan pendapatan penduduk.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian Indonesia hal ini bisa dilihat dari besarnya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian Indonesia hal ini bisa dilihat dari besarnya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian Indonesia hal ini bisa dilihat dari besarnya sumbangan sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasokan ikan nasional saat ini sebagian besar berasal dari hasil penangkapan ikan di laut, namun pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap disejumlah negara dan perairan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH BISNIS DAN BUDIDAYA KEPITING SOKA. Di susun oleh : NAMA :FANNY PRASTIKA A. NIM : KELAS : S1-SI-09

KARYA ILMIAH BISNIS DAN BUDIDAYA KEPITING SOKA. Di susun oleh : NAMA :FANNY PRASTIKA A. NIM : KELAS : S1-SI-09 KARYA ILMIAH BISNIS DAN BUDIDAYA KEPITING SOKA Di susun oleh : NAMA :FANNY PRASTIKA A. NIM :11.12.5999 KELAS : S1-SI-09 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Karya ilmiah ini berjudul BISNIS DAN BUDIDAYA

Lebih terperinci

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA 2015-2019 Dalam penyusunan Rencana strategis hortikultura 2015 2019, beberapa dokumen yang digunakan sebagai rujukan yaitu Undang-Undang Hortikultura Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor

Lebih terperinci

a. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dalam wilayah kewenangan kabupaten.

a. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dalam wilayah kewenangan kabupaten. Sesuai amanat Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008. Serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi secara legalitas berdiri pada tanggal 25 Januari 1997 sesuai dengan akta pendirian perseroan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor strategis dalam pembangunan perekonomian nasional seperti dalam hal penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Direktorat Produksi 2010 Pendahuluan Dalam rangka menghadapi era globalisasi, maka produk perikanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP Cilacap merupakan salah satu wilayah yang berpotensi maju dalam bidang pengolahan budi daya perairan. Memelihara dan menangkap hewan atau tumbuhan perairan

Lebih terperinci

CC. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

CC. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN LAMPIRAN XXIX PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 CC. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Kelautan 1. Pelaksanaan

Lebih terperinci

Ganjar Adhy Wirawan 1 & Hany Handajani 2

Ganjar Adhy Wirawan 1 & Hany Handajani 2 PENINGKATAN PRODUKSI BENIH IKAN KERAPU MELALUI PERBAIKAN MANAJEMEN KUALITAS AIR DI KELOMPOK PEMBENIHAN IKAN MINA SEJAHTERA BUNGATAN KABUPATEN SITUBONDO Ganjar Adhy Wirawan 1 & Hany Handajani 2 1,2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi pasca krisis ekonomi saat ini, sub sektor perikanan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi pasca krisis ekonomi saat ini, sub sektor perikanan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam situasi pasca krisis ekonomi saat ini, sub sektor perikanan merupakan tumpuan harapan yang diandalkan oleh pemerintah untuk ikut berperan dalam upaya pemulihan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. terhadap PDB Indonesia membuat sektor perikanan dijadikan penggerak utama (prime mover)

I PENDAHULUAN. terhadap PDB Indonesia membuat sektor perikanan dijadikan penggerak utama (prime mover) I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 95.181 km 1. Luas wilayah perairan Indonesia mencapai 5,8 juta km 2 dan mendominasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim dengan panjang garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Dengan panjang garis pantai sekitar 18.000 km dan jumlah pulau

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN P erencanaan Strategis Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan merupakan bagian dari implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kaya akan sumberdaya alam yang dapat di gali untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu sumberdaya alam yang berpotensi yaitu sektor perikanan.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. permasalahan yang dihadapi.

KATA PENGANTAR. permasalahan yang dihadapi. KATA PENGANTAR Sebagai upaya dalam mendukung percepatan pembangunan perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan, Direktorat Produksi Perikanan Budidaya sebagai direktorat teknis telah melakukan

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : a. bahwa sumberdaya ikan sebagai bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian mencakup kegiatan usahatani perkebunan, perhutanan, peternakan, dan perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan ragam. Dari sakala

Lebih terperinci

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan Anton J. Supit Dewan Jagung Nasional Pendahuluan Kemajuan teknologi dalam budidaya jagung semakin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam 10 tahun terakhir, jumlah kebutuhan ikan di pasar dunia semakin meningkat, untuk konsumsi dibutuhkan 119,6 juta ton/tahun. Jumlah tersebut hanya sekitar 40 %

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan dan dua pertiga wilayahnya merupakan lautan, karenanya potensi ikan di Indonesia sangat berlimpah. Sumber daya perikanan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian ke depan. Globalisasi dan liberasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas perairan yang di dalamnya terdapat beraneka kekayaan laut yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas perairan yang di dalamnya terdapat beraneka kekayaan laut yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 buah dan panjang garis pantai mencapai 104.000 km (Putra,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa guna menunjang pembangunan sektor kelautan dan perikanan

Lebih terperinci

PROSPEK USAHA TAMBAK DI KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2

PROSPEK USAHA TAMBAK DI KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 PROSPEK USAHA TAMBAK DI KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS Oleh : Hamdani

Lebih terperinci

KJA OFFSHORE : MEMBANGUN INDUSTRI MARIKULTUR MODERN

KJA OFFSHORE : MEMBANGUN INDUSTRI MARIKULTUR MODERN 8-06-2018 1/5 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id KJA OFFSHORE : MEMBANGUN INDUSTRI MARIKULTUR MODERN DIPUBLIKASIKAN PADA : RABU, 25 APRIL 2018 00:00:00,

Lebih terperinci

V. POSISI DAYA SAING UDANG INDONESIA, TAHUN

V. POSISI DAYA SAING UDANG INDONESIA, TAHUN 143 V. POSISI DAYA SAING UDANG INDONESIA, TAHUN 1989-2008 Tujuan penelitian pertama yaitu mengetahui posisi daya saing Indonesia dan Thailand dalam mengekspor udang ketiga pasar utama akan dilakukan menggunakan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014 INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014 INTEGRASI MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI, DAN BLUE ECONOMY

Lebih terperinci

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian telah memberikan sumbangan yang nyata dalam perekonomian nasional yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, mempercepat pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki luas daerah perairan seluas 5.800.000 km2, dimana angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah perairan tersebut wajar

Lebih terperinci

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT 7.1. Kinerja Lembaga Penunjang Pengembangkan budidaya rumput laut di Kecamatan Mangarabombang membutuhkan suatu wadah sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 227.779.100 orang dan akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, PDB komoditi

Lebih terperinci

LAPORAN TEKNIS JUDUL PENELITIAN EVALUASI DAMPAK INDUSTRIALISASI PERIKANAN PADA KAWASAN MINAPOLITAN UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAPORAN TEKNIS JUDUL PENELITIAN EVALUASI DAMPAK INDUSTRIALISASI PERIKANAN PADA KAWASAN MINAPOLITAN UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN LAPORAN TEKNIS JUDUL PENELITIAN EVALUASI DAMPAK INDUSTRIALISASI PERIKANAN PADA KAWASAN MINAPOLITAN UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN (Perairan Umum Daratan) Tim Penelitian : Zahri Nasution

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber :  [18 Februari 2009] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa termasuk Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar (228.523.300

Lebih terperinci

8 ANALISIS KESEIMBANGAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PEMERATAAN DISTRIBUSI KEUNTUNGAN

8 ANALISIS KESEIMBANGAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PEMERATAAN DISTRIBUSI KEUNTUNGAN 145 8 ANALISIS KESEIMBANGAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PEMERATAAN DISTRIBUSI KEUNTUNGAN Agroindustri kerapu budi daya terdiri atas rangkaian kegiatan usaha yang saling bergantung satu dengan yang lainnya,

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN Potensi dan Tantangan DI INDONESIA Oleh: Dr. Sunoto, MES Potensi kelautan dan perikanan Indonesia begitu besar, apalagi saat ini potensi tersebut telah ditopang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia, dengan sekitar 18. 110 buah pulau, yang terbentang sepanjang 5.210 Km dari Timur ke Barat sepanjang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.4-/217 DS21-98-8-666 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 227.779.100 orang dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang

Lebih terperinci

1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian

1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian I. PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian lndonesia memegang peran yang cukup penting, mengingat potensi sumberdaya ikan tuna di perairan lndonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber daya hewan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sumber daya kelautan berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja dan pendapatan penduduk.

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian dan kelautan yang memiliki peran penting sebagai penggerak kemajuan perekonomian nasional di Indonesia. Selain menjadi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang sebagian penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang bekerja di sektor

Lebih terperinci

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. 2. Penerapan budidaya pertanian yang baik / Good Agriculture Practices

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang lndonesia adalah negara kepulauan dan maritim dengan garis pantai terpanjang di dunia yaitu sepanjang 81.000 km dan dengan jumlah pulau kurang lebih 17.508 pulau serta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk menopang perekonomian nasional dan daerah, terutama setelah terjadinya krisis ekonomi yang dialami

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 Rapat Koordinasi Terpadu Perikananan Budidaya 2017 dilaksanakan pada tanggal 7-10 Mei 2017 di Grand Serpong Hotel, Kota Tangerang

Lebih terperinci