BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 14 September 2012, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pada tanggal 14 September 2012, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menjatuhkan putusan pailit kepada PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel. Keputusan ini timbul karena adanya permohonan gugatan pailit yang diajukan oleh PT Prima Jaya Informatika atau PT Prima, dimana PT Prima merupakan perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi dan IT yang merupakan salah satu distributor kartu perdana dan voucher isi ulang Telkomsel. Gugatan yang diajukan oleh PT Prima adalah Telkomsel dianggap telah melakukan pemutusan kerjasama secara sepihak karena Telkomsel menolak purchase order yang diajukan PT Prima. Telkomsel dianggap tidak memenuhi dua buah kontrak kerja sama dengan nomor kontrak PKS.591/LG.05/SL-01/VI/2011 dan 031/PKS/PJI- TD/VI/2011 yang telah disepakati bersama pada bulan Juni 2012, dimana isi kontrak tersebut adalah Telkomsel berkewajiban untuk menyediakan 120 juta lembar voucher isi ulang dengan tema olahraga yang terdiri dari voucher senilai Rp.25,000,- dan Rp. 50,000,- serta menyediakan kartu perdana dengan tema olahraga sebanyak 10 juta lembar selama dua tahun. Kemudian dikarenakan hal tersebut, PT Prima merasa dirugikan dan mengajukan gugatan dengan tudingan bahwa Telkomsel tidak dapat memenuhi kewajiban hutangnya untuk menyediakan voucher dan kartu perdana senilai Rp.5,3 1

2 miliar kepada PT Prima dan permohonan gugatan tersebut dikabulkan oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Menanggapi putusan pailit tersebut, Telkomsel sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia dan merupakan anak perusahaan dari PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk atau Telkom mengajukan kasasi kepada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada tanggal 21 September 2012 dan pada tanggal 21 November 2012 Mahkamah Agung mengabulkan permohonan kasasi tersebut dan menjatuhkan putusan bahwa Telkomsel bebas dari pailit. Telkomsel merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Saham mayoritas Telkomsel dimiliki oleh Telkom sebesar 65% dan sisanya sebesar 35% dimiliki oleh SingTel. Sedangkan Telkom merupakan Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan Laporan Keuangan Telkom per 31 Desember 2012 (telah diaudit) yang diperoleh dari databank di Bursa Efek Indonesia, saham Telkom dimiliki oleh Pemerintah Indonesia sebesar 53,90%, Publik sebesar 34,62% dan sisanya 11,48% dimiliki oleh The Bank of New York Mellon Corporation. Saham Telkom saat ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia (IDX), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE). Kasus yang dialami oleh Telkomsel memberikan kejutan bagi para pemegang saham Telkom, terutama pemegang saham dari kalangan publik karena apabila putusan pailit yang dijatuhkan kepada Telkomsel yang merupakan anak perusahaan Telkom tidak dapat diselamatkan maka diperkirakan harga saham Telkom yang diperdagangkan dengan kode TLKM di Bursa Efek Indonesia akan terpengaruh. 2

3 Di pasar modal, tekanan jual-beli saham oleh investor yang selanjutnya berpengaruh terhadap harga saham utamanya disebabkan oleh dua faktor. Pertama, faktor fundamental terkait dengan profitabilitas dan prospek usaha perusahaan penerbit (emiten). Peningkatan profitabilitas dan prospek usaha emiten akan meningkatkan ekspektasi investor terhadap nilai keuntungan (deviden) yang akan dibagikan. Nilai return yang tinggi tersebut akan mendorong minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut sehingga harganya akan meningkat. Kedua, faktor sentimen pelaku pasar yang dipicu oleh berkembangnya informasi atau rumor di lantai bursa yang kemudian direspon oleh investor menjadi sebuah aksi spekulasi. Aksi ini akan menggerakkan harga saham meskipun tidak disertai oleh faktor fundamental yang seharusnya menjadi logic underlying pergerakan harga saham. Peristiwa p itan Telkomsel oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat ini merupakan sebuah informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan bagi para investor dalam berinvestasi pada saham TLKM milik Telkom selaku induk perusahaan Telkomsel. Apabila pasar menganggap peristiwa p itan memuat kandungan informasi yang penting dalam investasi saham TLKM, maka akan mempengaruhi keputusan investor untuk menjual, membeli, atau menahan saham TLKM yang akan tercermin dari perolehan abnormal return saham TLKM. Dari latar belakang permasalahan diatas, penulis tertarik untuk melakukan analisis reaksi pasar terhadap peristiwa p itan yang dijatuhkan oleh Pengadilan Niaga kepada Telkomsel sebelum dan sesudah peristiwa p itan tersebut seperti yang digambarkan pada Gambar 1.1. berikut ini. 3

4 10 hari sebelum tanggal peristiwa 14 September 2012 Tanggal peristiwa p itan Telkomsel 10 hari sesudah tanggal peristiwa Gambar 1.1. Periode peristiwa I.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada abnormal return saham TLKM sebelum dan sesudah peristiwa putusan pailit Telkomsel tanggal 14 September Apabila hasil penelitian dari perumusan masalah pertama diatas menyatakan bahwa ada abnormal return pada saat sebelum dan sesudah peristiwa, maka penelitian akan dilanjutkan dengan melakukan analisis perumusan masalah kedua sebagai berikut: 2. Apakah ada perbedaan abnormal return saham TLKM sebelum dan sesudah peristiwa putusan pailit kepada Telkomsel tanggal 14 September Apabila hasil penelitian dari perumusan masalah pertama menyatakan tidak ada abnormal return pada saat sebelum dan sesudah peristiwa, maka penelitian berhenti pada perumusan masalah pertama dan perumusan masalah kedua tidak perlu dilakukan. Walaupun demikian penelitian akan dilanjutkan dengan melakukan analisis kualitatif mengenai penyebab tidak adanya abnormal return atas saham TLKM pada saat sebelum dan sesudah peristiwa. 4

5 I.3. Batasan Masalah Penelitian ini akan menganalisa ada atau tidaknya abnormal return saham TLKM sebelum dan sesudah putusan pailit kepada Telkomsel yang diputuskan oleh Pengadilan Niaga tanggal 14 September 2012 dan menganalisa ada atau tidak adanya perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah putusan pailit kepada Telkomsel yang diputuskan oleh Pengadilan Niaga tanggal 14 September I.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis reaksi pasar terhadap peristiwa p itan yang dijatuhkan oleh Pengadilan Niaga kepada Telkomsel dengan mengidentifikasi abnormal return saham TLKM sebelum dan sesudah peristiwa p itan. I.5. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini dapat digunakan bagi: 1. Investor: Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi bagi investor dalam mengambil keputusan ketika melakukan pembelian dan penjualan saham pada saat sebelum dan sesudah terjadinya peristiwa p itan anak perusahaan. 2. Akademisi: Penelitian ini bisa menjadi bahan referensi dan menambah wawasan materi bagi para akademisi mengenai reaksi pasar terhadap peristiwa p itan anak perusahaan. 5

6 3. Perusahaan: Penelitian ini bisa menjadi bahan kajian bagi perusahaan dan memberikan tambahan informasi dalam mengambil keputusan pada saat sebelum dan sesudah terjadinya peristiwa p itan anak perusahaan. I.6. Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN Bab ini adalah pembahasan mengenai latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika pembahasan. BAB II. LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III. METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data yang digunakan, metode pengumpulan data, metode analisis, definisi variable dan pengujian hipotesis serta teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis. BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menjabarkan tentang proses analisis dan pengujian hipotesis serta pembahasan hasil penelitian dengan membandingkan data yang terkumpul dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas tentang kesimpulan dan keseluruhan masalah serta uraian pada bab - bab sebelumnya serta saran-saran. 6