BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia memiliki aktivitas perekonomian yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (2014) menunjukkan adanya prospek perbaikan ekonomi ke depannya. Hasil survei menyatakan bahwa sektor jasa-jasa diperkirakan mengalami pertumbuhan tertinggi (Saldo Bersih Tertimbang/SBT 5,78 persen), diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (SBT 5,19 persen) (Hasil SKDU Indikasikan RI Alami Prospek Perbaikan Ekonomi, 2014). Melalui data yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dapat kita lihat bahwa perkembangan usaha restoran atau rumah makan berskala menengah dan besar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 jumlah usaha mencapai 2,977 dimana mengalami peningkatan sebesar 2,09% dari tahun sebelumnya, (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2013). Gambar 1.1 Perkembangan Usaha Restoran / Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar Sumber: Badan Pusat Statistik 1

2 2 Dikutip langsung dari Lukman (2012) menyatakan bahwa Industri makanan dan minuman di Indonesia memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Data yang ada menunjukkan, bahwa pertumbuhan dan nilai investasi di sektor pangan selalu meningkat dalam beberapa kurun waktu terakhir. Chitanuwat juga menyatakan bahwa, Sebagai salah satu pasar konsumen terbesar di Asia untuk konsumsi makanan dan minuman, potensi makanan dan minuman Indonesia tetap kuat selama 20 tahun ke depan. (2014). Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham. H Maslow atau lebih dikenal dengan sebutan Maslow s Hierarchy of Needs menyatakan bahwa manusia memiliki lima tingkat kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Berdasarkan jurnal yang berjudul Aktualisasi Teori Hierarki Kebutuhan Abraham H. Maslow Bagi Peningkatan Kinerja Individu Dalam Organisasi (Lianto, 2011:27) menyatakan bahwa Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan. Melihat dari teori ini bahwa kebutuhan dasar manusia adalah makanan, maka dapat kita simpulkan bahwa industri jasa makanan tidak akan pernah ada matinya karena makanan merupakan kebutuhan dasar dari setiap manusia. Salah satu bentuk industri jasa makanan adalah restoran. Restoran menurut Sudhir Andrews (2013:3) adalah a commercial facility that provides food and beverages to customers for profit. Sedangkan pengertian restoran menurut Kementerian Keuangan Republik Indonesia adalah usaha yang menyediakan, menghidangkan dan menjual makanan/minuman bagi umum di tempat usahanya bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan proses pembuatan, 8 penyimpanan, dan penyajian (dan

3 3 telah mendapatkan surat keputusan sebagai restoran dari instansi yang membinanya). Banyak masyarakat Indonesia saat ini memanfaatkan kegiatan makan di restoran sebagai ajang untuk bersosialisasi dan mengikuti tren gaya hidup modern sehingga semakin banyak masyarakat Indonesia yang memiliki kebiasaan makan di restoran. Hal ini didukung oleh sebuah riset terbaru yang dilakukan oleh Qraved.com, dimana tercatat bahwa sepanjang tahun 2013, kunjungan orang Indonesia ke restoran mencapai 380 juta kali dan menghabiskan total USD 1,5 miliar. Semaraknya kebiasaan makan di restoran ini juga ditopang dengan pertumbuhan restoran kelas menengah dan atas hingga 250 persen dalam lima tahun terakhir (tribunnews.com). Persaingan antara industri jasa makanan di Indonesia semakin marak. Para investor industri jasa makanan di Indonesia berkompetisi untuk menghadirkan produk yang unik, enak dan tentunya masuk dengan selera masyarakat Indonesia. Di Indonesia khususnya Jakarta, banyak restoran baru bermunculan setiap tahunnya dengan konsep yang berbeda- beda. Salah satunya yang saat ini marak dilakukan adalah restoran dengan konsep makanan fusion. Fusion cuisine adalah masakan yang memadukan unsur kuliner tradisional berbeda dan tidak dikategorikan berdasarkan salah satu jenis masakan tertentu. Masakan fusion pada intinya menerapkan pendekatan pengembangan hidangan tradisional dengan mengganti bahan-bahan dan atau bumbu yang sama sekali berbeda dari gaya hidangan asal atau aslinya. (Koran-sindo.com) Dalam karya ini, penulis menggunakan restoran Munchies Bistro Gandaria City sebagai objek penelitian dikarenakan restoran Munchies Bistro Gandaria City merupakan sebuah perusahaan yang menggabungkan konsep restoran dan makanan fusion di Jakarta. Restoran Munchies Bistro Gandaria City merupakan sebuah restoran dengan suasana Eropa yang menggunakan konsep rustic playground dengan unsur kayu dan batu-batuan sebagai desain interiornya. Restoran Munchies Bistro Gandaria City telah berdiri di Gandaria City Mall,

4 4 Jakarta semenjak 5 Desember 2010 dan merupakan sebuah perusahaan gabungan yang telah didirikan oleh tiga rekan bisnis bernama Jason Aditya, Budi Kurniawan dan Hamid Sugianto. Tren masyarakat sekarang ini yang gemar untuk makan di luar membuat restoran berlomba-lomba untuk menghadirkan inovasi terbaru. Menurut Raharjani dalam Aditya (2011), konsumen cenderung memilih tempat yang menawarkan produk yang bervariasi dan lengkap menyangkut kedalaman, luas, dan kualitas keragaman barang yang ditawarkan oleh penjual. Semua hal tersebut dilakukan perusahaan agar terjadi kenaikan dari tingkat pembelian konsumen. dan karena terdapat berbagai macam produk sejenis yang ditawarkan oleh berbagai macam perusahaan. Guna memenangkan persaingan tersebut hendaknya restoran berusaha untuk dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian produk mereka. Banyak konsumen cenderung selalu ingin mencoba menikmati makanan yang ditawarkan oleh restoran lain. Namun, kesuksesan suatu restoran juga perlu didukung dengan pendekatan sistematis dalam penentuan dan pemasaran produk baru dimana dalam hal ini adalah menu makanan. Ketatnya persaingan bisnis makanan membuat pihak restoran untuk selalu terus melakukan inovasi dan pengembangan menu produknya demi upaya untuk menarik pelanggan sehingga dapat bertahan dan unggul dalam dunia persaingan. Munchies Bistro Gandaria City sudah berdiri kurang lebih selama 4 tahun. Awal mulanya, Munchies Bistro hanya memiliki enam varian menu, yaitu burger & sandwich, small bites, pasta, main course, salad & soup dan dessert. Seiring dengan berjalannya waktu, Munchies Bistro selalu melakukan pengembangan menu yang diyakini dapat meningkatkan minat beli dari para konsumen. Menu yang awal mulanya hanya berjumlah kurang lebih 20, kini telah mencapai kurang lebih 50 menu makanan dengan sembilan varian menu. Signature dish dari restoran ini yaitu Basa Gede Pasta yang merupakan pasta dengan udang

5 5 windu dibumbui dengan menggunakan balinese oil merupakan menu yang banyak dipesan oleh konsumen. Selain itu Kampoeng Fried Rice juga menjadi andalan Munchies Bistro sesaat setelah menu tersebut dihadirkan pada akhir tahun Selain banyak bermunculan menu baru setiap tahunnya, ada kalanya beberapa menu yang tidak dapat bertahan lama dan akhirnya digantikan oleh menu lainnya. Seperti misalnya Balsamic Salad yang hadir pada tahun 2010 harus kehilangan posisinya di tahun 2012 dan digantikan dengan Tomato Soup. Berikut ini diagram chart pengembangan menu baru sepanjang tahun 2010 hingga tahun Gambar 1.2 Grafik Perubahan Menu Sumber: Munchies Bistro Selain dengan menghadirkan varian menu terbaru, Munchies Bistro juga memiliki sistem member card bagi para pelanggan tetap. Untuk memiliki kartu member ini, konsumen diharuskan untuk melakukan pembelian sebesar minimum Rp ,-. Dengan demikian, maka konsumen akan mendapat kartu membership yang berlaku untuk seumur hidup. Fasilitas yang didapat dengan mempunyai kartu membership ini adalah diskon 20% di bulan ulang tahun si empunya kartu, diskon 10% untuk pembelian food dan beverage (non-alkohol), dan juga mendapatkan kesempatan untuk masuk secara cuma-cuma (free entry) ketika Munchies Bistro mengadakan sebuah event. Hingga saat ini, Munchies Bistro sudah memiliki kurang lebih 700 anggota kartu keanggotaan (lihat lampiran).

6 6 Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Periode Desember 2010 Juli Januari ,010 2,587 2,691 2,804 Februari ,176 2,698 2,746 2,546 Maret ,329 2,911 3,184 2,772 April ,576 3,545 3,546 2,974 Mei ,287 3,732 3,007 3,356 Juni ,864 2,819 2,639 2,797 Juli ,477 3,265 2,415 2,475 Agustus - 1,126 2,721 2,917 2,741 - September - 1,023 3,392 2,642 2,255 - Oktober - 1,204 2,914 2,483 2,286 - November - 1,126 3,259 2,762 2,887 - Desember 572 1,258 2,725 3,159 3,222 - TOTAL (JAN-DES) ,702 26,730 35,520 33,619 - TOTAL (JAN-JUL) - 5,965 11,719 21,557 20,228 19,724 Sumber: Munchies Bistro JANUARY - JULY ( ) JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI Gambar 1.3 Grafik Jumlah Pengunjung Januari Juli ( ) Berdasarkan tabel jumlah pengunjung di atas, dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung Munchies Bistro periode Januari Desember 2015 mengalami fluktuasi yang selalu berubah setiap tahunnya. Jika kita lihat

7 7 pada periode Januari Juli tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 5,754, kemudian peningkatan jumlah pengunjung terjadi lagi sebesar 9,838 di tahun Akan tetapi di tahun 2014 terjadi penurunan jumlah pengunjung sebesar 1,329 dan terjadi penurunan lagi di tahun 2015 sebesar 504 pengunjung. Dengan selalu dilakukannya pengembangan menu setiap tahunnya, jika konsumen merespon positif terhadap apa yang telah diberikan oleh suatu restoran, maka seharusnya konsumen akan memiliki minat untuk melakukan kunjungan kembali dan mengkomsusi kembali produk tersebut (Corin et al., dalam Hendarsono dan Sugiharto, 2013). Walker (2011) juga mengatakan bahwa menu yang telah diperbaharui seharusnya dapat menjaga atau meningkatkan tingkat penjualan restoran tersebut. Melihat hal ini penulis ingin meneliti dari segi pengembangan menu. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar dapat membantu Munchies Bistro dalam memperbaiki kinerja perusahaan dalam segi pengembangan produk makanan sehingga repurchase intention konsumen juga dapat lebih ditingkatkan. Demikian berdasarkan seluruh latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini diberi judul Analisa Pengaruh Pengembangan Menu Terhadap Repurchase Intention di Restoran Munchies Bistro Gandaria City Rumusan Masalah Berdasarkan pembahasan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang akan diteliti, sebagai berikut: a. Bagaimana pengaruh pengembangan menu pada restoran Munchies Bistro Gandaria City? b. Berapa besar persentase repurchase intention konsumen pada restoran Munchies Bistro Gandaria City? c. Apakah pengembangan menu berpengaruh signifikan terhadap repurchase intention konsumen restoran Munchies Bistro Gandaria City?

8 Ruang Lingkup Untuk mencapai tujuan yang terarah, maka ruang lingkup penelitian hanya akan berfokus kepada pengunjung restoran Munchies Bistro Gandaria City dimana pokok permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai bagaimana pengembangan menu dapat berpengaruh pada repurchase intention konsumen di restoran Munchies Bistro Gandaria City. Penulis melakukan penelitian mengenai analisa pengaruh pengembangan menu terhadap repurchase intention konsumen di restoran Munchies Bistro Gandaria City yang berlokasi di Gandaria City, Mainstreet MG-16, Jl. KH.M Syafii Hadzami, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240, Indonesia Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengembangan menu di restoran Munchies Bistro Gandaria City. b. Untuk mengetahui repurchase intention konsumen di restoran Munchies Bistro Gandaria City. c. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan menu dapat berpengaruh kepada repurchase intention konsumen Restoran Munchies Bistro Gandaria City Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang di dapat dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Bagi Perusahaan Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi restoran Munchies Bistro Gandaria City dalam menilai pentingnya pengembangan menu terhadap repurchase intention konsumen sehingga dapat dijadikan kajian untuk perbaikan pengembangan produk yang akan berpengaruh kepada repurchase intention konsumen yang dampaknya kepada peningkatan tingkat penjualan restoran. b) Bagi Penulis

9 9 Penulis berharap dengan melakukan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas mengenai pengembangan menu dan repurchase intention konsumen. c) Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi sehingga dapat membantu penelitian pihak lain yang memiliki keterkaitan dalam penelitian ini. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu dalam memberikan informasi yang lebih mendalam mengenai pengembangan menu dan repurchase intention konsumen Tinjauan Pustaka Berdasarkan jurnal yang berjudul Pengaruh Keragaman Menu, Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Intervening Pada Waroeng SS (Spesial Sambel) Surabaya Volume 1, Nomor 1, oleh Uswatun Hasanah dan Harti (2015) Berdasarkan hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa variable keragaman menu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel loyalitas pelanggan. Jika keragaman menu ditingkatkan, maka loyalitas pelanggan juga akan meningkat. Salah satu ciri-ciri pelanggan yang loyal adalah dengan melakukan pembelian ulang secara berkala. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini akan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab kedua ini akan menjelaskan mengenai landasan teori ataupun referensi yang akan dipakai dalam menjelaskan teori pengembangan menu, repurchase intention konsumen, dan proses keputusan pembelian.

10 10 Teori maupun referensi yang diambil berdasarkan dari buku, jurnal maupun database internet. BAB III METODE PENELITIAN Bab ketiga ini akan menjelaskan mengenai metode yang akan digunakan dalam melakukan penelitian, teknik pengumpulan data, metode analisa data, dan penerapan variabel terhadap topik penelitian. BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN Bab keempat ini berisi mengenai uraian analisa pembahasan dari penelitian yang dilakukan di restoran Munchies Bistro Gandaria City. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab kelima ini akan memuat kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan yakni mengetahui adakah pengaruh pengembagan menu terhadap repurchase intention konsumen. Selain itu, bab ini juga akan berisi implikasi hasil penelitian dan usulan untuk penelitian selanjutnya, serta saran bagi pengguna yang akan menggunakan hasil penelitian.