BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional"

Transkripsi

1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan social dan sumber informasi terhadap perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear) di Kecamatan Medan Selayang tahun Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan dengan dasar pertimbangan karena tingkat kehadiran wanita usia subur dalam upaya deteksi dini penyakit kanker leher rahim masih rendah dan belum tercakup secara merata. Berdasarkan survey awal yang dilakukan di beberapa tempat di daerah ini didapat juga data bahwa kehadiran wanita usia subur di fasilitas kesehatan untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim masih rendah Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dimulai dengan pengusulan judul penelitian, penelusuran daftar pustaka, persiapan proposal penelitian, merancang kuesioner, konsultasi dengan pembimbing, pelaksanaan penelitian sampai dengan laporan akhir membutuhkan waktu 4 bulan terhitung Februari 2012-Juni 2012.

2 3.3. Populasi dan Sampel Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang berusia tahun yang berada di Kecamatan Medan Selayang Sampel Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus (Lemeshow, 1997) sebagai berikut: n= (Zα Po(P-Po) + Zβ Pa(1-Pa)) (Po-Pa)² Dimana: Zα = derivate baku alpa utk α = 0,05 Zα = 1,96 Zβ = derivat baku beta untuk β= 0,10 Zβ = 1,282 Po = Proporsi WUS yang perilakunya sudah setuju untuk pemeriksaan pap smear = 0,03 Po-Pa = Beda proporsi yang bermakna, ditetapkan sebesar 0,15 Pa = Proporsi WUS yang sudah setuju pada saat penelitian =0,45 Maka besar sampel untuk penelitian ini sebesar 105 wanita usia subur. Dalam penelitian ini ditambahkan sampel sebesar 10%, dengan pertimbangan bahwa semakin besar jumlah sampel maka hasil penelitian semakin mendekati gambaran efektivitas populasi penelitian. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 115 orang.

3 Selanjutnya untuk mengambil responden penelitian yang akan dijadikan unit analisis dilakukan dengan cara purposive sampling dengan kriteria inklusi sebagai berikut: 1. wanita usia subur pada kelompok umur tahun 2. masih mempunyai suami 3. telah menikah selama 10 tahun 3.4. Metode Pengumpulan Data Data Primer Pengumpulan data dilakukan secara langsung dari responden melalui wawancara dengan berpedoman pada kuesioner yang telah disusun Data Sekunder Data sekunder penelitian diperoleh dari Dinas Kesehatan yaitu lokasi kecamatan yang memperoleh sosialisasi tentang kanker serviks dan daftar rekapitulasi penyuluhan dan skrining IVA, dari Puskesmas diperoleh jumlah wanita usia subur yang melakukan pemeriksaan IVA, dan dari Kantor Kecamatan diperoleh data jumlah penduduk, jumlah wanita usia subur Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan uji Korelasi Pearson, sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji Cronbach h Alpha. Tehnik ini bertujuan untuk menguji apakah tiap item atau butir pertanyaandalam kuesioner benar-benar dapat mengukur factor yang akan diukur dan konsisten

4 menyatakan hasil ukur (Sugiono, 2006). Pertanyaan dalam kuesioner akan disebut valid atau reliable, jika nilai korelasi atau alpha pertanyaan tersebut lebih besar dari nilai table. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 orang WUS di Kecamatan Medan Tuntungan dengan alasan memiliki demografi yang sama. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan rumus teknik korelasi pearson product moment (r), dengan ketentuan jika nilai r hitung > r-tabel, maka dinyatakan valid dan sebaliknya. Pada taraf signifikan 95% untuk besar sampel 30 orang nilai r tabel adalah sebesar 0,361. Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode Cronbach s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitis alat ukur dari satu kali pengukuran dengan ketentuan, jika nilai r-alpha>r table, maka dinyatakan reliable, maka ketentuan reliabilitas adalah : 1. Nilai r-alpha > r-tabel dikatakan reliable. 2. Nilai r-alpha < r-tabel dikatakan tidak reliable. Hasil uji validitas dan realibilitas untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.1 di bawah dapat menunjukkan nilai Corrected item-total correlation (r hitung ) lebih besar dari nilai r tabel yang besarnya 0,361, artinya kelima sub-variabel yang digunakan untuk mengukur variable konstrak dukungan informasi semuanya

5 valid.. Memerhatikan nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,872 dan lebih besar dari nilai r tabel ukur., Hal ini menunjukkan bahwa kelima sub-variabel ini sudah realiabel sebagai alat Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Konstrak Dukungan Informasi Variabel Konstrak Dukungan Informasi Pernyataan Sub-Variabel n Corrected item- Total correlation Hasil Uji 1. Buku sebagai sumber informasi Valid 2. Saran untuk pap smear 30 0,678 Valid 3. Hadir dalam sosialisasi pap smear 30 0,679 Valid 4. Melihat TV dan Media masa 30 0,831 Valid 5. Keluarga menginformasikan pap smear 30 0,608 Valid Cronbach s Alpha = 0,872 Tabel 3.2 di bawah dapat menunjukkan nilai Corrected item-total correlation (r hitung ) lebih besar dari nilai r tabel yang besarnya 0,361, artinya kelima sub-variabel yang digunakan untuk mengukur variable konstrak dukungan emosional semuanya valid.. Memerhatikan nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,747 dan lebih besar dari nilai r tabel, Hal ini menunjukkan bahwa kelima sub-variabel ini sudah realiabel sebagai alat ukur.

6 Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Konstrak Dukungan Emosional Variabel Konstrak Dukungan Emosional Pernyataan Sub-Variabel n Corrected item-total Hasil Uji correlation 1. Dukungan suami mengikuti pap smear Valid 2. Anjuran suami mengikuti kegiatan pap 30 0,643 Valid 3. Suami mengantar ke fasilitas kesehatan 30 0,431 Valid 4. Dukungan suami agar tidak takut pap smear 30 0,573 Valid 5. Suami mendengar keluhan istri tentang pap 30 0,501 Valid Cronbach s Alpha = 0,747 Tabel 3.3 di bawah dapat menunjukkan nilai Corrected item-total correlation (r hitung ) lebih besar dari nilai r tabel yang besarnya 0,361, artinya kelima sub-variabel yang digunakan untuk mengukur variabel konstrak dukungan instrument semuanya valid.. Memerhatikan nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,803 dan lebih besar dari nilai r tabel ukur., Hal ini menunjukkan bahwa kelima sub-variabel ini sudah realiabel sebagai alat Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Konstrak Dukungan Intrumental Variabel Konstrak Dukungan Instrumental Pernyataan Sub-Variabel n Corrected item- Hasil Uji Total correlation 1. Dukungan dana dari keluarga Valid 2. Bebas untuk pap smear tanpa beban 30 0,588 Valid RT 3. Dapat pinjaman dari keluarga 30 0,632 Valid 4. Nyaman melakukan pap smear 30 0,592 Valid 5. Keluarga memberikan fasilitas transport 30 0,598 Valid Cronbach s Alpha = 0,803

7 Tabel 3.4 di bawah dapat menunjukkan nilai Corrected item-total correlation (r hitung ) lebih besar dari nilai r tabel yang besarnya 0,361, artinya kelima sub-variabel yang digunakan untuk mengukur variable konstrak dukungan aprisial semuanya valid.. Memerhatikan nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,734 dan lebih besar dari nilai r tabel ukur., Hal ini menunjukkan bahwa kelima sub-variabel ini sudah realiabel sebagai alat Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Konstrak Dukungan Apraisial Variabel Konstrak Dukungan Apraisial Pernyataan Sub-Variabel n Corrected item- Total correlation Hasil Uji 1. Penilaian keluarga Valid 2. Keluarga mendukung untuk papsmear 30 0,386 Valid 3. Keluarga mendesak untuk pap smear 30 0,398 Valid 4. Persetujuan keluarga untuk pap smear 30 0,646 Valid 5. Motivasi keluarga untuk tidak takut 30 0,434 Valid Cronbach s Alpha = 0,734 Tabel 3.5 di bawah dapat menunjukkan nilai Corrected item-total correlation (r hitung ) lebih besar dari nilai r tabel yang besarnya 0,361, artinya kelima sub-variabel yang digunakan untuk mengukur variable konstrak sumber informasi semuanya valid.. Memerhatikan nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,728 dan lebih besar dari nilai r tabel, Hal ini menunjukkan bahwa kelima sub-variabel ini sudah realiabel sebagai alat ukur.

8 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Konstrak Sumber Informasi Variabel Konstrak Sumber Informasi Pernyataan Sub-Variabel n Corrected item- Total correlation Hasil Uji 1. Tukar informasi dengan teman sebaya Valid 2. Membahas dengan teman sebaya 30 0,565 Valid tentang bahaya kanker seviks 3. Membahas dengan teman sebaya 30 0,462 Valid tentang manfaat pemeriksaan papsmear 4. Ajakan teman sebaya ikut seminar pap 30 0,430 Valid smear 5. Mendengar teman sebaya sudah pernah melakukan pemeriksaan pap smear 30 0,456 Valid Cronbach s Alpha = 0,728 Tabel 3.6 di bawah dapat menunjukkan nilai Corrected item-total correlation (r hitung ) lebih besar dari nilai r tabel yang besarnya 0,361, artinya kelima sub-variabel yang digunakan untuk mengukur variable konstrak media elektronik semuanya valid.. Memerhatikan nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,846 dan lebih besar dari nilai r tabel, Hal ini menunjukkan bahwa kelima sub-variabel ini sudah realiabel sebagai alat ukur. Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Konstrak Media Elektronik Variabel Konstrak Pernyataan Sub-Variabel 1. Mendapat informasi dari TV tentang bahaya kanker serviks 2. Mendapat informasi dari TV tentang pentingnya pencegahan kanker serviks 3. Ajakan dari Radio untuk deteksi dini kanker serviks 4. Melihat di TV orang yang selamat dari kanker serviks Media Elektronik n Corrected item- Hasil Total correlation Uji Valid 30 0,767 Valid 30 0,618 Valid 30 0,474 Valid

9 Tabel 3.6. (Lanjutan) 5. Mencari informasi dari media elektronik tentang kanker serviks dan pemeriksaan pap smear 30 0,733 Valid Cronbach s Alpha = 0,846 Tabel 3.7 di bawah dapat menunjukkan nilai Corrected item-total correlation (r hitung ) lebih besar dari nilai r tabel yang besarnya 0,361, artinya kelima sub-variabel yang digunakan untuk mengukur variable konstrak petugas kesehatan semuanya valid.. Memerhatikan nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,803 dan lebih besar dari nilai r tabel ukur., Hal ini menunjukkan bahwa kelima sub-variabel ini sudah realiabel sebagai alat Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Konstrak Petugas Kesehatan Variabel Konstrak : Petugas Kesehatan Pernyataan Sub-Variabel n Corrected item- Total correlation Hasil Uji 1. Mendengar informasi dari petugas Valid kesehatan tentang kanker serviks 2. Mendengar informasi dari petugas 30 0,459 Valid kesehatan tentang bahaya kanker serviks 3. Mendengar informasi dari petugas 30 0,649 Valid kesehatan tentang manfaat kanker serviks 4. Ajakan dari petugas kesehatan untuk 30 0,741 Valid melakukan deteksi dini 5. Ajakan dari petugas kesehatan untuk melakukan deteksi dini 30 0,598 Valid Cronbach s Alpha = 0,803

10 Tabel 3.8 di atas dapat menunjukkan nilai Corrected item-total correlation (r hitung ) lebih besar dari nilai r tabel yang besarnya 0,361, artinya kelima sub-variabel yang digunakan untuk mengukur variable konstrak perilaku WUS dalam deteksi dini Kanker Serviks semuanya valid.. Memerhatikan nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,894 dan lebih besar dari nilai r tabel, Hal ini menunjukkan bahwa kelima sub-variabel ini sudah realiabel sebagai alat ukur. Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Konstrak Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Variabel Konstrak Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Pernyataan Sub-Variabel n Corrected item- Total correlation Hasil Uji 1. Memperhatikan kesehatan alat Valid reproduksi 2. Frekuensi pemeriksaan pap smear 30 0,731 Valid 3. Segera melakukan pap smear 30 0,640 Valid 4. Jika ada gejala, pemeriksaan kemana? 30 0,422 Valid 5. Saran dari petugas kesehatan, segera 30 0,867 Valid dilaksanakan? 6. Saran dari keluarga untuk melakukan 30 0,870 Valid deteksi dini, segera dilaksanakan? 7. Memprioritaskan pemeriksaan pap smear dalam pemeriksaan kesehatan 30 0,769 Valid Cronbach s Alpha = 0, Variabel dan Definisi Operasional Variabel Independen Dukungan sosial adalah suatu upaya atau dorongan yang diberikan keluarga kepada wanita usia subur berupa dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi dan dukungan penghargaan/penilaian.

11 1. Dukungan emosional adalah upaya atau dorongan yang diberikan oleh keluarga dan yang melibatkan ungkapan rasa empati, kepedulian dan perhatian kepada wanita usia subur dalam perilaku deteksi dini kanker leher rahim (pap smear). 2. Dukungan instrumental (peralatan) adalah adanya upaya dari keluarga untuk memberikan bantuan pengelolaan dana, waktu dan memfasilitasi wanita usia subur dalam perilaku deteksi dini kanker serviks (pap smear). 3. Dukungan informasi adalah pemberian nasehat, pengarahan dan keterangan lain yang diberikan oleh keluarga kepada wanita usia subur dalam perilaku deteksi dini kanker serviks (pap smear). 4. Dukungan penghargaan adalah adanya upaya dari keluarga untuk memberikan umpan balik berupa pujian, bimbingan dan perhatian kepada wanita usia subur dalam perilaku deteksi dini kanker serviks (pap smear). Sumber Informasi adalah sumber atau asal responden memperoleh informasi tentang pap smear dan manfaatnya dalam upaya deteksi dini kanker serviks. a. Teman adalah orang yang dikenal WUS dan memiliki hubungan baik dengan orang itu yang ikut memberikan informasi tentang deteksi dini kanker serviks (pap smear) b. Media elektronik sumber informasi WUS tentang deteksi dini kanker serviks (pap smear) yang diperoleh dari TV, radio, internet. c. Petugas kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan dan memiliki pengetahuan atau keterampilan melalui pendidikan kesehatan dan

12 kemudian memberikan informasi tentang deteksi dini kanker serviks (pap smear) pada wanita usia subur. Perilaku adalah tindakan wanita usia subur dalam upaya melakukan deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear) Variabel Dependen Deteksi dini adalah upaya yang dilakukan untuk menemukan secara dini tanda-tanda atau gejala kanker leher rahim (kanker serviks) yang terjadi pada wanita usia subur Metode Pengukuran Pengukuran Variabel Independen a. Variabel Dukungan Keluarga Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert untuk mengetahui nilai variabel dukungan keluarga dalam upaya deteksi dini kanker serviks (pap smear) sesuai dengan jumlah pertanyaan yang ada pada kuesioner. Responden diminta untuk mengisi pilihan jawaban (SS, S, TS, STS). Setiap butir pertanyaan dalam kuesioner tersebut akan diberi nilai sebagai berikut: SS = Sangat setuju( nilai 4) S = Setuju (nilai 3) TS = Tidak Setuju (nilai 2) STS = Sangat Tidak Setuju (nilai 1).

13 Pengukuran dukungan keluarga dilakukan dengan mengajukan 20 pertanyaan dan masing-masing pernyataan diberikan 4 pilihan jawaban dengan total skor sebesar 80. Aspek pengukuran dari penelitian ini didasarkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan yang ada di kuesioner yang disesuaikan dengan skor dan diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu: a. Tingkat baik apabila nilai yang diperoleh > 60% (skor > 48) dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan b. Tingkat kurang, apabila nilai yang diperoleh < 60% (skor < 48) dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan. b. Variabel Sumber Informasi Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Guttman untuk mengetahui nilai variabel sumber informasi terhadap perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear). Responden diminta untuk mengisi pilihan jawaban a dan b dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jawaban a diberikan skor 1 (satu) 2. Jawaban b diberikan skor 0 (nol) Berdasarkan 15 pertanyaan yang diajukan maka total skor sebesar 30 untuk sumber informasi dan diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu: a. Tingkat baik apabila nilai yang diperoleh > 60% ( skor > 18) dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan

14 b. Tingkat kurang, apabila nilai yang diperoleh < 60% (skor < 18) dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan. Pada penelitian ini, kuesioner terdiri dari 35 pertanyaan yang terdiri dari 5 pertanyaan mengenai dukungan keluarga dimensi emosional, 5 pertanyaan dukungan keluarga dimensi Instrumental, 5 pertanyaan dukungan keluarga informative, dan 5 pertanyaan dukungan keluarga appraisal, dan kemudian masing-masing 5 pertanyaan untuk sumber informasi: teman, media elektronik dan petugas kesehatan. c. Pengukuran Variabel Dependen Untuk pengukuran variable dependen atau variabel perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker servik (pemeriksaan pap smear) Kecamatan Medan Selayang, disusun 7 pertanyaan dengan nilai total 28. Jawaban a nilai 4, jawaban b nilai3, jawaban c nilai 2, jawaban d nilai 1. Berdasarkan jumlah nilai yang ada, maka perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan Pap smear) dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu: - Baik, apabila jumlah nilai responden >60% ( skor > 16,8) - Kurang, apabila jumlah nilai responden <60% (skor < 16,8) 3.7. Metode Analisis Data 1. Analisis Univariat Analisis Univariat yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel-variabel penelitian baik independen maupun dependen dalam bentuk distribusi frekwensi dan dihitung persentasenya.

15 2. Analisis Bivariat Analisis Bivariat yaitu analisis lanjutan untuk melihat hubungan variabel independen dan dependen dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95%. Uji chi square ini juga digunakan sebagai uji kandidat atas variabel independen (p < 0,25) untuk diikutsertakan dalam uji multivariate (multiple regresi logistic). 3. Analisis Multivariat Analisis Multivariat yaitu untuk melihat pengaruh dukungan social (dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi dan dukungan penghargaan) dan sumber informasi(teman, media cetak, media elektronik dan petugas kesehatan) terhadap deteksi dini kanker servik (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang dilakukan dengan uji multiple regresi logistik, dengan tingkat kepercayaan 95 %(α = 0,05)

16 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kondisi fisik Kecamatan Medan Selayang secara geografis berada di wilayah Barat Daya Kota Medan yang secara spasial merupakan dataran kemiringan antara 0-5%. Wilayah-wilayah yang berdekatan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Selayang adalah : - Sebelah Utara : Kecamatan Medan Baru dan Medan Sunggal - Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor - Sebelah Timur : Kecamatan Polonia - Sebelah Barat : Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Kecamatan Medan Selayang terbagi menjadi 6 (enam) kelurahan dan 63 lingkungan dengan status Kelurahan Swasembada. Adapun luas wilayah Kecamatan Medan Selayang adalah ± Ha. Kelurahan yang terluas adalah Kelurahan Padang Bulan Selayang II dengan luas 700 Ha disusul Kelurahan Tanjung Sari 510 Ha, Sempakata dengan luas 510 Ha, dan sedangkan yang terkecil adalah Kelurahan Beringin dengan hanya luas 78 Ha. Sesuai dengan hasil registrasi penduduk Kelurahan Tahun 2001 ada kenaikan jumlah penduduk di Kecamatan Medan Selayang pada tahun 2001 berjumlah jiwa dan Tahun 2001 naik menjadi jiwa, Tahun 2004 menjadi jiwa dan pada 2005 berjumlah jiwa dan merupakan 4,04%. Kecamatan Medan

17 Selayang ini meningkat dari Tahun 2000 sejumlah jiwa/km 2 dan pada tahun 2006 menjadi jiwa/km 2. Data Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial di Kecamatan Medan Selayang yang tersedia dan sangat bermanfaat dalam menunjang kebutuhan sekunder masyarakat terdiri dari : lapangan olahraga 24 persil, rumah sakit 1 unit, Puskesmas 3 unit Analisis Univariat Karakteristik Wanita Usia Subur Berdasarkan penelitian, karakteristik wanita usia subur yang menjadi responden dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 berikut ini. Dari Tabel 4.1 dapat dilihat persentase karakteristik responden berdasarkan pendidikan, tertinggi pada responden dengan pendidikan SLTA sebesar 53,9% yaitu 62 orang, dan terendah pada responden dengan pendidikan PT dan SLTP yang masing-masing sebesar 13,9% yaitu 16 orang. Persentase karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, tertinggi pada responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga sebesar 68,7% yaitu 79 orang, dan terendah pada responden dengan pekerjaan pegawai swasta sebesar 4,3% yaitu 5 orang. Untuk persentase pekerjaan suami, tertinggi pada responden yang suaminya bekerja sebagai wiraswasta sebesar 47% yaitu 54 orang, dan terendah responden yang suaminya bekerja sebagai PNS sebesar 13,9% yaitu 16 orang.

18 Persentase karakteristik responden berdasarkan jumlah melahirkan pada responden, tertinggi pada responden dengan jumlah melahirkan sebanyak 2 kali sebesar 39,1% yaitu 45 orang, dan terendah pada responden dengan jumlah melahirakan sebanyak 6 kali sebesar 0,39% yaitu 1 orang. Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Wanita Usia Subur Berdasarkan Pendidikan, Pekerjaan, Jumlah Melahirkan, di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan Tahun 2012 No Karakteristik Wanita Usia Subur Jumlah (n) Persentase(%) 1. Pendidikan 1. SD sederajat 2. SLTP sederajat 3. SLTA sederajat 4. Perguruan tinggi/sarjana ,3 13,9 53,9 13,9 Total ,0 2. Pekerjaan 1. Tidak bekerja/irt 2. Wiraswasta 3. Pegawai Swasta 4. PNS ,7 14,8 4,3 12,2 Total ,0 3. Pekerjaan suami 1. Tidak tetap 2. Wiraswasta 3. Pegawai Swasta 4. PNS ,3 47,0 14,8 13,9 Total ,0 4. Jumlah Melahirkan 1. 1x 2. 2x 3. 3x 4. 4x 5. 5x 6. >5x (..) Total ,0

19 Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui rata-rata umur responden sebesar 37,90 (tahun), serta usia menikah responden rata-rata 22,12 (tahun). Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Rata-Rata Karakteristik Wanita Usia Subur Berdasarkan Umur, Usia Menikah, Jumlah Melahirkan di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan Tahun 2012 Responden Minimum Maximum Mean N Umur(tahun) , Usia menikah(tahun) , Distribusi Frekuensi Variabel Independen Distribusi Frekuensi Variabel Dukungan Keluarga Variabel Independen (Dukungan Keluarga) dalam penelitian ini mencakup empat variabel yaitu dukungan informasi, dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan appraisal (penilaian). a. Distribusi Frekuensi Variabel Dukungan Informasional Dari Tabel 4.3 di bawah dapat dilihat bahwa dukungan informasional dari keluarga kepada responden baik sebesar 55,7 % atau 64 responden, sedangkan dukungan informasional keluarga kepada responden kurang baik sebesar 44,3 % atau 51 responden. Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Dukungan Informasional pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2012 No Dukungan Informasional Jumlah (n) Persentase (%) 1 Baik 64 55,7 2 Kurang Baik 51 44,3 Total ,0

20 b. Distribusi Frekuensi Variabel Dukungan Emosional Dari Tabel 4.4 di bawah dapat dilihat bahwa dukungan emosional dari keluarga kepada responden baik sebesar 71,3 % atau 82 responden, sedangkan dukungan emosional keluarga kepada responden kurang baik sebesar 28,7 % atau 33 responden. Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Dukungan Emosional pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2012 No Dukungan Emosional Jumlah (n) Persentase (%) 1 Baik 82 71,3 2 Kurang Baik 33 28,7 Total ,0 c. Distribusi Frekuensi Variabel Dukungan Instrumental Dari Tabel 4.5 di bawah dapat dilihat bahwa dukungan instrumental dari keluarga kepada responden baik sebesar 93,9 % atau 108 responden, sedangkan dukungan instrumental keluarga kepada responden kurang baik sebesar 6,1 % atau 7 responden. Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Dukungan Instrumental pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2012 No Dukungan Emosional Jumlah (n) Persentase (%) 1 Baik ,9 2 Kurang Baik 7 6,1 Total ,0

21 d. Distribusi Frekuensi Variabel Dukungan Apraisal (Penilaian). Dari Tabel 4.6 di bawah dapat dilihat bahwa dukungan apraisal dari keluarga kepada responden baik sebesar 71,3 % atau 82 responden, sedangkan dukungan appraisal keluarga kepada responden kurang baik sebesar 28,7 % atau 33 responden. Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Dukungan Apraisal (Penilaian) pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2012 No Dukungan Apraisal (penilaian) Jumlah (n) Persentase (%) 1 Baik 82 71,3 2 Kurang Baik 33 28,7 Total , Distribusi Frekuensi Variabel Sumber Informasi Variabel sumber informasi dalam penelitian ini mencakup tiga variabel yaitu, teman, media elektronik, dan petugas kesehatan. a. Distribusi Frekuensi Variabel Sumber Informasi dari Teman Dari Tabel 4.7 di bawah dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mendapat informasi dari sumber teman yang masuk kategori baik sebesar 57,4 % atau 66 responden, dan sebesar 42,6 % ( 49 responden) kurang baik mendapat informasi dari teman. Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Sumber Informasi Teman pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2012 No Sumber Informasi Teman Jumlah (n) Persentase (%) 1 Baik 66 57,4 2 Kurang Baik 49 42,6 Total ,0

22 b. Distribusi Frekuensi Variabel Sumber Informasi dari Media Elektronik Dari Tabel 4.8 di bawah dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mendapat informasi dari sumber media elektronik yang masuk kategori baik sebesar 45,2 % atau 52 responden, dan sebesar 54,8 % ( 63 responden) kurang baik mendapat informasi dari media elektronik. Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Sumber Informasi Media Elektronik pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2012 No Sumber Informasi Media Elektronik Jumlah (n) Persentase (%) 1 Baik 52 45,2 2 Kurang Baik 63 54,8 Total ,0 c. Distribusi Frekuensi Variabel Sumber Informasi dari Petugas Kesehatan Dari Tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mendapat informasi dari sumber petugas kesehatan yang masuk kategori baik sebesar 38,3% atau 44 responden, dan sebesar 61,7 % ( 71 responden) kurang baik mendapat informasi dari petugas kesehatan. Tabel 4.9. Distribusi Responden berdasarkan Variabel Sumber Informasi Petugas Kesehatan pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2012 No Sumber Informasi Petugas Jumlah (n) Persentase (%) Kesehatan 1 Baik 44 38,3 2 Kurang Baik 71 61,7 Total ,0

23 4.3. Analisis Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat hubungan variabel independen dukungan keluarga (dukungan informasional, dukungan emosional,dukungan instrumental,dukungan appraisal), sumber informasi (teman, media elektronik, petugas kesehatan) dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear) dengan menggunakan uji chi square pada taraf kepercayaan 95 % ( nilai p= 0,05 ). Variabel yang memiliki nilai p<0,05, adalah variabel yang berhubungan secara signifikan dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) Hubungan Dukungan Informasi dengan Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 64 responden dengan dukungan informasi baik,47 orang (73,44%) perilaku WUS kurang baik. Sedangkan dari 51 responden dengan dukungan informasi kurang baik, 45 orang (88,23%) perilaku WUS kurang baik. Hasil uji Chi-square pada tabel 4.10 di atas menunjukkan hasil uji yang signifikans (p. < 0,05). Hal ini berarti ada pengaruh langsung dukungan informasi terhadap Perilaku WUS dalam deteksi dini Kanker serviks. Disamping itu variabel dukungan informasi berkandidat untuk diikut sertakan dalam uji Regresi Logistik Ganda (p. < 0,25).

24 Tabel 4.10 Pengaruh Dukungan Informasi terhadap Perilaku WUS Dalam Deteksi Dini Kanker Serviks di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2012 Perilaku WUS Pernyataan Sub-Variabel Baik Kurang Baik n % N % n % Dukungan Informasi Baik 17 26, , Kurang baik 6 11, , p. 0,049* Hubungan Dukungan Emosional dengan Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 82 responden dengan dukungan emosional baik, 63 orang (76,82%) perilaku WUS kurang baik. Sedangkan dari 33 responden dengan dukungan emosional kurang baik, 29 (87,88%) perilaku WUS kurang baik. Hasil uji Chi-square pada tabel 4.11 di atas menunjukkan hasil uji tidak signifikans (p. > 0,05). Hal ini berarti tidak ada pengaruh langsung dukungan emosional terhadap Perilaku WUS dalam deteksi dini Kanker serviks. Walaupun variabel dukungan emosional ini tidak signifikans, namun ia berkandidat untuk diikut sertakan dalam uji Regresi Logistik Ganda (p. < 0,25). Tabel 4.11 Pengaruh Dukungan Emosional terhadap Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Perilaku WUS Pernyataan Sub- Baik Kurang Baik Variabel n % n % n % Dukungan Emosional Baik 19 23, , Kurang baik 4 12, , p. 0,180

25 Hubungan Dukungan Instrumental dengan Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 108 responden dengan dukungan instrumental baik, 85(78,70%) perilaku WUS kurang baik. Sedangkan dari 7 responden dengan dukungan instrumental kurang baik, 7 orang (100 % perilaku WUS kurang baik. Hasil uji Chi-square pada tabel 4.12 di atas menunjukkan hasil uji tidak signifikans (p. > 0,05). Hal ini berari tidak ada pengaruh langsung dukungan instrumental terhadap Perilaku WUS dalam deteksi dini Kanker serviks. Walaupun variabel dukungan instrumental ini tidak signifikans, namun ia berkandidat untuk diikut sertakan dalam uji Regresi Logistik Ganda (p. < 0,25). Tabel Pengaruh Dukungan Instrumental terhadap Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Pernyataan Sub-Variabel Perilaku WUS Baik Kurang Baik n % n % n % Dukungan Instrumental Baik 23 21, , Kurang baik p. 0, Hubungan Dukungan Apraisal dengan Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 82 responden dengan dukungan apraisal baik, 63 (76,82%) perilaku WUS kurang baik. Sedangkan dari 33 responden dengan dukungan appraisal kurang baik, 25,20 % perilaku WUS kurang baik.

26 Hasil uji Chi-square pada tabel 4.13 di atas menunjukkan hasil uji tidak signifikans (p. > 0,05). Hal ini berarti tidak ada pengaruh langsung dukungan aprisial terhadap Perilaku WUS dalam deteksi dini Kanker serviks. Walaupun variabel dukungan appraisal ini tidak signifikans, namun ia berkandidat untuk diikut sertakan dalam uji Regresi Logistik Ganda (p. < 0,25). Tabel 4.13 Pengaruh Dukungan Apraisial terhadap Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Perilaku WUS Pernyataan Sub-Variabel Baik Kurang Baik p. n % n % n % Dukungan Aprisial 19 23, , ,180 Baik Kurang baik 4 12, , Hubungan Sumber Informasi Teman dengan Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 66 responden dengan sumber informasi dari teman baik, 47 orang (71,21%) perilaku WUS kurang baik. Sedangkan dari 49 responden dengan sumber informasi dari teman kurang baik, 91,83 % perilaku WUS kurang baik. Hasil uji Chi-square pada tabel 4.14 di atas menunjukkan hasil uji yang signifikans (p. < 0,05). Hal ini berari ada pengaruh langsung sumber informasi dari teman terhadap Perilaku WUS dalam deteksi dini Kanker serviks. Disamping itu variabel dukungan sumber informasi teman berkandidat untuk diikut sertakan dalam uji Regresi Logistik Ganda (p. < 0,25).

27 Tabel 4.14 Pengaruh Sumber Informasi dari Teman terhadap Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Pernyataan Sub-Variabel Perilaku WUS Baik Kurang Baik n % n % n % Sumber Informasi Dari Teman Baik , Kurang baik 4 8, , p. 0, Hubungan Sumber Informasi Media Elektronik dengan Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 52 responden dengan sumber informasi dari media elektronik baik, 32,7% perilaku WUS kurang baik. Sedangkan dari 57 responden dengan sumber informasi dari media elektronik kurang baik,57 orang (90,48 %) perilaku WUS kurang baik. Hasil uji Chi-square pada tabel 4.15 di atas menunjukkan hasil uji yang signifikans (p. < 0,05). Hal ini berarti ada pengaruh langsung Sumber Informasi dari Media Elektronik terhadap Perilaku WUS dalam deteksi dini Kanker serviks. Disamping itu variabel sumber informasi media elektronik berkandidat untuk diikut sertakan dalam uji Regresi Logistik Ganda (p. < 0,25). Tabel 4.15 Pengaruh Sumber Informasi dari Media Elektronik terhadap Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Perilaku WUS Pernyataan Sub-Variabel Baik Kurang Baik n % n % n % Sumber Informasi dari Media Elektronik Baik 17 32, , Kurang baik 6 9, , p. 0,002

28 Hubungan Sumber Informasi Petugas Kesehatan dengan Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 44 responden dengan sumber informasi dari media petugas kesehatan baik, 28 orang (63,63) perilaku WUS kurang baik. Sedangkan dari 71 responden dengan sumber informasi dari petugas kesehatan kurang baik, maka 64 (90,14%) perilaku WUS kurang baik. Hasil uji Chi-square pada tabel 4.16 di atas menunjukkan hasil uji yang signifikans (p. < 0,05). Hal ini berarti ada pengaruh langsung Sumber Informasi dari Petugas Kesehatan terhadap Perilaku WUS dalam deteksi dini Kanker serviks. Disamping itu variabel sumber informasi petugas kesehatan berkandidat untuk diikut sertakan dalam uji Regresi Logistik Ganda (p. < 0,25). Tabel 4.16 Pengaruh Sumber Informasi dari Petugas Kesehatan terhadap Perilaku WUS Dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Pernyataan Sub- Variabel Perilaku WUS Baik Kurang Baik n % n % n % Sumber Informasi dari Petugas Kesehatan Baik , , ,0 Kurang baik 7 10, , ,0 p. 0, Analisis Multivariat Analisis Multivariat merupakan kelanjutan dari analisis bivariat,dengan ketentuan-ketentuan variabel-variabel independen pada analisis bivariat menunjukkan nilai p<0,25 dengan tujuan melihat pengaruh antara variabel independen terhadap

29 dependen. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat 7 variabel independen yang mempunyai nilai signifikan p<0,25 yaitu (1) variabel dukungan informasi, (2) variabel dukungan emosional, (3) variabel dukungan Instrumental, (3) variabel dukungan appraisal, (5) variabel sumber informasi teman, (6) variabel sumber informasi media elektronik, (7) sumber informasi petugas kesehatan. Adapun hasil pengujian ke tujuh variabel tersebut dengan menggunakan regresi berganda. Dalam tabel di bawah hasil uji regresi logistik menjelaskan bahwa secara bersama-sama variabel independen, yaitu Sumber Informasi dari media Elektronik (metotk), dan Sumber Informasi dari Petugas Kesehatan (metotk) secara langsung bersama-sama memengaruhi Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks. Tabel 4.17 Pengaruh Dukungan Keluarga dan Sumber Informasi terhadap Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Variabel yang masuk dalam model regresi yang terbentuk Sumber Informasi dari media Elektronik (metotk) Sumber Informasi dari Petugas Kesehatan (metotk) B Sig. Exp (B) C.I.95 % of Exp (B) - 4,166-1,340 0,034 0,011 Constant 2,717 0,000 0,312 0,262 Model persamaan regresi logistik ganda yang didapatkan adalah : [ 0,106 : 0,914 ] [ 0,093 : 0,739 ] y i 1 ln = β0 + β1x1 + β 2x2 = 2,717 1,166( metotk) 1,340( pktotk) 1 p Dan nilai peramalan probabilitas individu untuk mengalami Perilaku WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks tidak baik adalah 1 p = (2,717 1,166( metotk ) 1,340( pktotk )) 1+ e

30 Tabel 4.18 di bawah menjelaskan bahwa, jika Sumber Informasi dari Media Elektronik (me) dalam situasi tidak baik (1) dan Sumber Informasi dari Petugas Kesehatan (pk) juga dalam situasi tidak baik, maka peramalan probabilitas individu untuk melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks hanya sebesar 56,49 %. Sebaliknya jika Sumber Informasi dari Media Elektronik (me) dalam situasi baik (0) dan Sumber Informasi dari Petugas Kesehatan (pk) juga dalam situasi baik, maka peramalan probabilitas individu untuk melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks menjadi 93,80 % Tabel 4.18 Probabilitas Individu untuk Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks No me pk 1 p = (2,717 1,166( me) 1,340( pk )) 1+ e %

31 BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Perilaku Wanita Usia Subur dalam Pemeriksaan Pap smear Tindakan pap smear pada seorang ibu dipengaruhi berbagai faktor yaitu faktor dari dalam dirinya sendiri (perilaku ibu) dan dukungan dari lingkungan (dukungan keluarga ). Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari : (1) Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatanya (behavior intention), (2) Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support), (3) Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (acesssebility of information), (4) Otonom pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy), (5) Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action situation). Disimpulkan bahwa perilaku kesehatan dalam hal ini, perilaku wanita usia subur ditentukan oleh niat orang terhadap pemeriksaan pap smear, ada atau tidaknya dukungan dari masyarakat sekitarnya dalam hal ini dukungan keluarga, ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan, kebebasan dari wanita usia subur untuk mengambil keputusan dalam tindakan pemeriksaan papsmear dan situasi yang memungkinkan ia berperilaku/bertindak terhadap perilaku deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear) atau tidak berperilaku/tidak bertindak terhadap perilaku deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear).

32 5.2. Pengaruh Dukungan Informasi terhadap Perilaku Wanita Usia Subur dalam Deteksi Dini Kanker Serviks (Pemeriksaan Pap smear) Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 4.10 terlihat bahwa persentase dukungan informasi keluarga terhadap perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang dari 64 responden yang mendapat dukungan informasional baik, maka perilaku WUS yang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 12,8 % Sedangkan dari 51 responden dengan dukungan informasional yang kurang baik, maka perilaku WUS yang kurang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 39,1%. Hasil uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95 %, didapat nilai p=0,049 (p<0,05). Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan informasi dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks(pap smear) di Kecamatan Medan Selayang. Namun secara serempak variabel dukungan informasional tidak berpengaruh terhadap deteksi dini kanker serviks, hal ini disebabkan karena masih adanya variabel lain yang lebih besar kemungkinan berpengaruh terhadap deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear). Hasil ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Azima R (2011) yang menyimpulkan bahwa variabel dukungan informasi mempunyai hubungan dengan perilaku wanita usia subur dalam partisipasi pemeriksaan pap smear.

33 Grant, et.,al. (1998) juga menyatakan bahwa dukungan informatif dapat diterima dari macam-macam sumber seperti pasangan, keluarga, teman, tetangga, atasan, teman kerja, dan tenaga kesehatan. Dukungan informatif terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan, dan keterangan lain yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan, sehingga individu dapat mengatasi masalahnya dan mencoba mencari jalan keluar untuk memecahkan masalahnya (Taylor, 2009) Pengaruh Dukungan Emosional terhadap Perilaku Wanita Usia Subur dalam Deteksi Dini Kanker Serviks (Pemeriksaan Pap smear) Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 4.11 terlihat bahwa persentase dukungan emosional keluarga terhadap perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang dari 82 responden yang mendapat dukungan emosional baik, maka perilaku WUS yang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 16,5 % (19 orang). Sedangkan dari 33 responden dengan dukungan informasional yang kurang baik, maka perilaku WUS yang kurang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 25,2% (29 orang). Hasil uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95 %, didapat nilai p=0,180 (p>0,05). Artinya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dari keluarga dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang.

34 Berdasarkan hasil penelitian bahwa dukungan emosional tidak ada hubungan yang signifikan dengan perilaku wanita usia subur dalam pemeriksaaan papsmear, hal ini bertentangan dengan pendapat Anderson (2000), yang menyebutkan bahwa dukungan keluarga sangat memberikan pengaruh yang positif, artinya perilaku wanita usia subur dalam pemeriksaan pap smer sangat ditentukan oleh dukungan anggota keluarganya. Tindakan keluarga dalam memberikan dukungan emosional kepada wanita usia subur yaitu melalui perhatian atas keluhan yang disampaikan, dan memberikan tanggapan dan kepedulian yang baik saat menyatakan akan mengikuti kegiatan deteksi dini penyakit kanker leher rahim (pap smear). Ini merupakan bentuk empati yang diberikan keluarga kepada wanita usia subur. Cohen, et.al (1995), menyatakan dukungan emosional merupakan salah satu aspek dukungan sosial yang meliputi ekspresi empati, misalnya: mendengarkan, bersikap terbuka, mau memahami, dan perhatian. Dukungan emosional akan membuat sipenerima merasa berharga, nyaman, aman, terjamin, dan disayangi. Dari hasil penelitian ini juga diperoleh bahwa banyaknya wanita usia subur mendapatkan dukungan emosional yang kurang dari keluarga, hal ini dapat dikarenakan persepsi wanita usia subur terhadap dukungan itu sendiri. Dimana Simon (1999), menyatakan bahwa kualitas dukungan bukan dari banyaknya hubungan sosial yang ada secara objektif, karena perilaku yang dimaksudkan sebagai mendukung sering tidak dipersepsikan sebagai mendukung oleh penerima, dan pada kenyataannya bahkan dapat dipandang sebagai tidak membantu.

35 Menurut Cohen, et.al., (1995) yang penting bagi individu adalah persepsi akan keberadaan dan ketepatan dukungan, bukan hanya karena adanya orang lain yang memberikan bantuan, tetapi persepsi penerima dukungan apakah bantuan yang diberikan sesuai dengan keinginannya. Untuk itu perlu pemberian dukungan emosional yang memang dirasakan wanita usia subur sendiri adalah dukungan emosional untuk tindakan wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear) Pengaruh Dukungan Instrumental terhadap Perilaku Wanita Usia Subur dalam Deteksi Dini Kanker Serviks (Pemeriksaan Pap smear) Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 4.12 terlihat bahwa persentase dukungan instrumental keluarga terhadap perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang dari 108 responden yang mendapat dukungan Instrumental baik, maka perilaku WUS yang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 20,0 % (23 orang). Sedangkan dari 7 responden dengan dukungan instrumental yang kurang baik, maka perilaku WUS yang kurang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 6,1% (7 orang). Hasil uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95 %, didapat nilai p=0,172 (p>0,05). Artinya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang.

36 Hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear), maka hal tersebut tidak selaras dengan pendapat Cohen, et.al (1995), yang mengatakan dukungan instrumental merupakan bantuan yang diberikan secara langsung dalam bentuk nyata, bersifat fasilitas atau materi dan non materi misalnya menyediakan fasilitas yang diperlukan, menjamin uang atau yang lain termasuk didalamnya memberikan peluang dan waktu dan berpengaruh terhadap perilaku. Partisipasi individu menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dalam efektivitas dukungan sosial yang diterimanya, persepsi bahwa dukungan sosial dapat tersedia ketika dibutuhkan menjadi hal yang penting dan berkaitan dengan kesehatan dan penyesuaian diri pada seseorang. Mengetahui bahwa orang lain bersedia untuk menyediakan bantuan, kenyamanan, dan rasa tertarik mungkin dapat membantu individu untuk menyelesaikan situasi dimana individu mungkin sedang bermasalah (Sarason, 1990). Dukungan instrumental merupakan salah satu bentuk dukungan yang nyata yang dilakukan oleh anggota keluarga terhadap perilaku wanita usia subur dalam pemeriksaan pap smear. Bentuk dukungan ini tidak terlepas dari kemampuan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya, ini berarti keluarga dengan pendapatan yang lebih memadai akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan termasuk dalam hal pemeriksaan pap smear ini.

37 Berdasarkan karakteristik dari pekerjaan WUS dan pekerjaan suami, didapat bahwa pekerjaan responden yang paling banyak yaitu sebagai ibu rumah tangga dan pekerjaan suami yang paling banyak adalah wiraswasta, maka keadaan ini dapat menggambarkan bahwa pemenuhan kebutuhan keluarga terbatas, apalagi untuk memenuhi kebutuhan yang lain salah satu diantaranya adalah pemeriksaan pap smear. Wanita usia subur akan lebih memproritaskan kebutuhan lainnya dibandingkan dengan tindakan deteksi dini (pemeriksaan pap smear) karena mereka merasa deteksi dini (pemeriksaan pap smear) tersebut bukan merupakan kebutuhan yang penting, disebabkan mereka tidak merasakan gejala apapun pada tubuh mereka Pengaruh Dukungan Apraisal terhadap Perilaku Wanita Usia Subur dalam Deteksi Dini Kanker Serviks (Pemeriksaan Pap smear) Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 4.13 terlihat bahwa persentase dukungan appraisal (penilaian) terhadap perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang dari 82 responden yang mendapat dukungan appraisal (penilaian) baik, maka perilaku WUS yang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 16,5 % (19 orang). Sedangkan dari 33 responden dengan dukungan penilaian yang kurang baik, maka perilaku WUS yang kurang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 25,2% (29orang). Hasil uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95 %, didapat nilai p=0,180 (p>0,05). Artinya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan penilaian dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang.)

38 Hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan penilaian dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear), maka hal tersebut tidak selaras dengan pendapat Stanley, et,al., (2005), yang menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan maupun ketidakpatuhan pasien dalam menjaga dan mematuhi segala yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan profesional, diataranya adalah: interaksi nilai dan pengalaman hidup, dukungan keluarga, kemampuan tenaga profesional dalam mengajarkan dan menganjurkan sesuatu, serta kompleksitas cara dan aturan hidup yang diterapkan. Dukungan penilaian ini cenderung lebih mengarah bimbingan terhadap segala upaya yang harus dilakukan ibu untuk melakukan pemeriksaan pap smear seperti dari mertua dan keluarga yang lain. Sarafino (2004) mengatakan bahwa dukungan penghargaan terjadi melalui ekspresi berupa sambutan yang positif dari orang-orang di sekitarnya, dorongan atau pernyataan setuju terhadap ide-ide atau perasaan individu, perbandingan yang positif dengan orang lain, seperti pernyataan bahwa orang lain mungkin tidak dapat bertindak lebih baik. Bentuk dukungan penilaian dapat berupa motivasi dan ikut mengingatkan wanita usia subur tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks, tetapi bisa saja wanita usia subur kurang termotivasi untuk melakukan tindakan deteksi dini kanker serviks.

39 5.6 Pengaruh Sumber Informasi Teman terhadap Perilaku Wanita Usia Subur dalam Deteksi Dini Kanker Serviks (Pemeriksaan Pap smear) Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 4.14 terlihat bahwa persentase sumber informasi teman terhadap perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang dari 66 responden yang mendapat informasi dari teman, maka perilaku WUS yang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 16,5 % (19 orang). Sedangkan dari 49 responden dengan sumber informasi dari teman yang kurang baik, maka perilaku WUS yang kurang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 39,1% (45 orang). Hasil uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95 %, didapat nilai p=0,006 (p<0,05). Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara sumber informasi teman dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang.) Hal ini sesuai dengan penelitian Triana (2007) tentang hubungan antara informasi dari teman sebaya dengan pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS), HIV/AIDS oleh mahasiswa pelaku seks bebas di Surabaya. Friedman (1998) mengatakan bahwa sebelum seseorang mencari pelayanan kesehatan, biasanya mencari nasihat dari keluarga atau teman. Menurut Susanti (2002) peran keluarga/teman sangat penting dalam aspek perawatan kesehatan yang terdiri dari hubungan yang erat satu dengan yang lain, saling ketergantungan sebagai bagian dari lingkungan social, member perasaan aman, secara social menumbuhkan

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, dengan menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana pengukuran atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh dukungan suami dalam melakukan skrining dini kanker

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini a. merupakan Jenis Penelitian penelitian kuantitatif dengan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat analitik dengan rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan menggunakan minimal dua variabel yang dihubungkan. Metode asosiatif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode noneksperimen dengan rancangan penelitian observasional yang bertujuan untuk menganalisis suatu hubungan antarvariabel.

Lebih terperinci

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Tentang Mammografi Sikap Terhadap Mammografi Wanita 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian akan dilakukan di pondok pesantren Darut Taqwa

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian akan dilakukan di pondok pesantren Darut Taqwa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu 37 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya (status merokok orang tua, pergaulan teman sebaya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan jenis penelitian survei analitik observasional dengan metode cross sectional. B. Tempat dan Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengajuan hipotesa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross sectionalbertujuan untuk mengetahui hubunganumur, jumlah anak, pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneitian Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 dan selesai pada bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan descriptive correlational, yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang beralamat di Jalan Kolonel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010). 33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Gang Jalak Gilingan Surakarta dan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Gang Jalak Gilingan Surakarta dan di BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ini akan dilakukan di Gang Jalak Gilingan Surakarta dan di daerah Silir. 2. Waktu. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa.

BAB 3 METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa. BAB 3 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan tipe explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan/pengaruh antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh perilaku kesehatan terhadap kejadian karies gigi pada murid

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:147) statistik deskriptif adalah: Statistik

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. data yang menggunakan pendekatan Retrospektif yaitu, melihat ke

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. data yang menggunakan pendekatan Retrospektif yaitu, melihat ke BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis data yang menggunakan pendekatan Retrospektif yaitu, melihat ke belakang/masa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 68 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT.SAMSUNG Electronik Indonesia Medan Jln Gatot Subroto No.16 km 4,5 Medan. B. Waktu Penelitian Kegiatan ini dilakukan mulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cirebon. Subyek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasi (hubungan/ asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variabel dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara memecahkan persoalan dalam penelitian ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang digunakan (Sumadi Suryabrata, 000:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 45 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian sensus, menurut Arikunto (1996: 115) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Rowosari

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkung keilmuan mencakup bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.1.2 Ruang Lingkup Tempat Lingkup tempat dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan survei analitik menggunakan rancangan Cross Sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi deskriptif korelasi yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai kemungkinan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pengguna sepatu Converse, dan lokasi dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. 3.2 Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu suatu metode yang menggambarkan secara sistematis dan obyektif tentang Hubungan Lingkungan Keluarga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasi dimana akan menggali persepsi mengenai hemodialisis dengan tingkat kecemasan. Pendekatan yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Metode Penelitian Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bentuk, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian survey. Survey merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi besar dan data yang

Lebih terperinci

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. C. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Purposive

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. C. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Purposive BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hotel Bintang 2 sampai dengan 4 yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Hos Cokroaminoto Ruko Grogol C2, Pekalongan. Alasan dipilihnya toko

BAB III METODE PENELITIAN. Hos Cokroaminoto Ruko Grogol C2, Pekalongan. Alasan dipilihnya toko 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil objeknya adalah Toko Arjuna Motor Jl. Hos Cokroaminoto Ruko Grogol C2, Pekalongan. Alasan dipilihnya toko ini sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN KOTA TANGERANG.

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN KOTA TANGERANG. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN KOTA TANGERANG. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1) Perkembangan dalam pelayanan kesehatan pada zaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian non ekperimental yaitu merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif mengenai hubungan dukungan kader

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitaif, maka proses penelitian banyak menggunakan angka mulai dari pengumpulan, penafsiran, dan penyajian hasil. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi 59 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi operasional. Kerangka konsep merupakan justifikasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei kuantitatif (Masri Singarimbun, 1989:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei kuantitatif (Masri Singarimbun, 1989: III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei kuantitatif (Masri Singarimbun, 1989: 3-4; Kasmadi et al, 2013: 63) yang bertujuan untuk menjelaskan hubunganhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Rambah Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2013. 3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Data Primer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bebas dengan variabel terikat (Notoatmodjo, 2002). Sedangkan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. bebas dengan variabel terikat (Notoatmodjo, 2002). Sedangkan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian kuantitatif adalah sebuah metodologi yang menggunakan cara pengukuran berdasarkan variabel yang ada. Metode ini adalah metode ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan khususnya PT. Utama Jaya Perkasa Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1 1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory. Penelitian explanatory bermaksud

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment BAB METODE PENELITIAN.. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas penyuluhan metode ceramah plus tanya jawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai adalah analitik observasional (Setiawan dan Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel satu

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian discriptive corelation yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pemasangan infus, maka jenis penelitian yang digunakan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. pemasangan infus, maka jenis penelitian yang digunakan adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Untuk menganalisa pengaruh tingkat stress kerja dan sikap perawat dalam pemasangan infus, maka jenis penelitian yang digunakan adalah analitik kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dan menggunakan metode survey analitik yaitu mencari hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / Subyek Penelitian Obyek yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Kampus Terpadu, Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Agar penelitian dapat dijalankan sesuai dengan yang diharapkan, maka

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Agar penelitian dapat dijalankan sesuai dengan yang diharapkan, maka BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Agar penelitian dapat dijalankan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlunya diadakan desain penelitian. Desain yang akan dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar 27 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Lingkup Penelitian Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar daerah operasi perusahaan yakni di daerah kampung Sakarum, Nasef, Malabam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation study) yakni penelitian atau penelaahan hubungan antara variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG Oleh : Fitri Zakiyah (10208526) Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas Untuk mengetahui tingkat validitas dari setiap pernyataan dalam kuisioner, digunakan rumus korelasi product

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu bertujuan untuk menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan menentukan sejauh mana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian melakukan penelitian terhadap pegawai inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian akan dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Penelitian skripsi ini dilakukan di BRI Syari ah Kantor Cabang Pembantu Serang yang beralamat di Jl. Ahmad Yani No. 165 Kelurahan Sumur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi korelatif antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

Lebih terperinci