GAMBARAN KOMITMEN PERNIKAHAN PADA PEKERJA PEMBORAN YANG MENJALANI HUBUNGAN JARAK JAUH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN KOMITMEN PERNIKAHAN PADA PEKERJA PEMBORAN YANG MENJALANI HUBUNGAN JARAK JAUH"

Transkripsi

1 GAMBARAN KOMITMEN PERNIKAHAN PADA PEKERJA PEMBORAN YANG MENJALANI HUBUNGAN JARAK JAUH Keysha Thalia Effendi Dosen Pembimbing : Dr. Yosef Dedy Pradipto L.Th., M.Hum., Bina Nusantara University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta Barat Telp : (62-21) /(62-21) ABSTRAK Abstract The Purpose of this study is to describe marital commitment among drilling workers who are in a Long-distance Relationship. The method that used in this study is quantitative method, with the operational variables used in the study of marriage commitment which was divided into three (3) dimensions: personal commitment, moral commitment, and structural commitment, the simple consisted of 70 drilling workers, analysis of the study is descriptive to describe the marriage commitment among drilling workers using surveys through questionnaires to collect data. The results of the study have show that marriage commitment of drilling worker is high, based on three (3) dimentional measurement of marriage commitment, which is personal, moral and structural commitment. Where moral commitment and structural commitment of drilling worker is high, to protect their marriage although their personal commitment is low (K) Keywords : Commitment Marriage, Personal Commitment, Moral Commitment, Commitment Structural Abstrak Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui gambaran komitmen pernikahan pada pekerja pemboran yang menjalani hubungan jarak jauh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan operasional variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu komitmen pernikahan yang terbagi ke dalam tiga dimensi yaitu komitmen personal, komitmen moral dan komitmen struktural, dengan sampel terdiri dari 70 pekerja pemboran. Analisis penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan komitmen pernikahan pekerja pemboran dengan menggunakan strategi survei melalui penyebaran kuesioner sebagai teknik pengumpulan data penelitian. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa komitmen pernikahan pekerja pemboran dalam penelitian ini adalah tinggi, didasarkan pada tiga dimensi pengukuran variabel komitmen pernikahan yaitu komitmen personal, komitmen moral dan komitmen struktural, dimana komitmen moral dan komitmen struktural pekerja pemboran tinggi untuk mempertahankan pernikahan mereka meskipun komitmen personal mereka rendah meskipun komitmen pernikahan tetap di katakan tinggi. Simpulan penelitian menunjukkan bahwa komitmen pernikahan pekerja pemboran adalah tinggi (K) Kata Kunci : Komitmen Pernikahan, Komitmen Personal, Komitmen Moral, Komitmen Struktural

2 PENDAHULUAN Pada era globalisasi saat ini perusahaan di sektor pemboran minyak dituntut untuk terus berubah dan meningkatkan kemampuan seiring dengan munculnya tantangan yang ada. Tingginya kebutuhan penggunaan energi dengan lajunya pertumbuhan populasi penduduk dunia dan tingginya pertumbuhan ekonomi dunia menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan pemboran. Demi mencapai hal tersebut, perusahaan tidak mungkin terlepas dari tenaga kerja manusianya yakni suatu hubungan antara perusahaan dengan karyawan yang saling menguntungkan. Di satu sisi perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang besar dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang berkualitas, di sisi lain karyawan menginginkan harapan dan kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi perusahaan. Hubungan yang saling menguntungkan diantara perusahaan dengan pekerjanya tersebut, pekerja pemboran memperoleh keuntungan dari perusahaan, namun di sisi lain pekerja pemboran harus mengikuti aturan main dan ketentuan perusahaan dalam rangka optimalisasi pelaksanaan kerjanya. Perbedaan sektor usaha tentunya akan berbeda pula tuntutan kerjanya, beragam dari bobot dan implikasinya baik secara positif maupun secara negatif terhadap kualitas hidup lain dari para pekerjanya. Secara khusus dalam sektor pemboran minyak dapat memiliki implikasi tersendiri terhadap kualitas kehidupan para pekerja yang terlibat di dalamnya, dimana implikasi psikologis diduga muncul terutama berimplikasi negatif pada kehidupan rumah tangga atau terhadap kualitas pernikahannya. Hal ini didasarkan pada karakteristik pekerjaan pemboran yang menuntut pekerjanya untuk bertahan di tempat kerja pada waktu yang relatif lama dan jauh dari keluarga karena sebagian besar atau kebanyakan tempat pemboran minyak tersebut berada di area-area yang jauh dari pemukiman, sehingga kondisi tersebut menurunkan intensitas waktunya yang diperuntukan dengan pasangan serta keluarganya yang banyak dihabiskan untuk pekerjaannya. Sebagai gambaran saja, secara garis besar dalam dunia industri perminyakan terdapat dua tahapan pekerjaan utama yang harus dilalui yaitu pekerjaan pada tahapan eksploitasi dan pekerjaan pada tahapan eksplorasi. Sebelum sampai pada tahapan eksplorasi dilakukan terlebih dahulu tahapan eksploitasi yang merupakan tahapan penyelidikan yang berpotensi mengandung minyak. Pada umumnya daerah yang banyak terdapat kandungan minyak yaitu terletak di off shore atau lepas pantai yang notabene terdapat di luar negeri seperti Malaysia, Oman, Dubai dan area lainnya, namun juga terdapat on shore atau daratan yang terletak di daerah pedalaman hutan yang terletak di kepulauan Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Irian daerah-daerah lainnya. Sedangkan pada tahapan eksploitasi dilakukan penyelidikan dengan menggunakan mesin bor untuk mendapatkan sebanyak mungkin cadangan minyak. Pelaksanaan pekerjaan pemboran tersebut membutuhkan waktu yang tidak sedikit melainkan waktu yang lama bahkan terbilang sangat lama. Waktu pengerjaan sebuah sumur dilakukan dengan waktu pengerjaan 24 jam nonstop dan satu titik pemboran sumur dapat dilakukan dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun lebih rentan waktu yang lama, waktu pemboran yang dilakukan tergantung pada proses pemboran sumur itu sendiri. Para pekerja yang terlibat dalam pemboran antara lain didominasi oleh laki-laki dengan posisi yang berbeda-beda yaitu diantaranya Engineer, Mud Logger, juru bor, bor master atau yang sering disebut dengan helper, dan masih banyak lagi, dalam waktu kerja 24 jam tersebut terbagi dalam 2-3 shift pergantian bekerja dan juga terkadang dilakukan seorang diri tanpa pergantian shift. Biasanya dalam sistem sebuah perusahaan pekerja pemboran memiliki perbedaan dan mengalami perubahan di setiap perusahaan tersebut tentang pembagian waktu kerjanya, untuk yang berstatus sebagai karyawan tetap memiliki jadwal pergantian kerja tersendiri dan begitu juga untuk karyawan yang berstatus kontrak. Karakteristik-karakteristik dari pekerjaan pemboran ini yang mencolok adalah lokasinya yang tidak strategis untuk pemukiman dan tentunya jauh dari pemukiman dan karakteristik lainnya adalah pekerjaannya itu sendiri yang menuntut pekerja untuk tinggal dalam waktu yang lama selama proyek pemboran berlangsung dan kondisi-kondisi inilah yang diduga akan mempengaruhi kesehatan psikologis dari para pekerja karena menuntut pekerja terutama yang sudah berumah tangga harus tinggal berada jauh dari pasangan dan keluarganya dalam waktu yang lama. Hal lain yang memperkuat adanya implikasi psikologis dari pekerjaan ini adalah karena kebanyakan para pekerja yang bekerja di tempat pemboran ini adalah orang dewasa muda, seperti yang diungkapkan oleh Erickson (dalam Hurlock, 1999) pekerja pemboran masuk pada tahap dewasa muda yang dimulai pada usia 18 tahun sampai 40 tahun. Didukung oleh Papalia et al (2007) masa dewasa muda dimulai pada usia 20 tahun sampai 40 tahun, dimana pada saat usia tersebut seseorang memiliki cinta yang dewasa yang berarti memiliki komitmen, hasrat seksual, kerja sama, kompetensi sekaligus sahabat (Fiest & Fiest, 2008). Kebutuhan akan sebuah kedekatan dan keintiman yang melibatkan perasaan dekat (fisik) memiliki dorongan yang sangat kuat. Namun dampak yang didapat seseorang yang memiliki pasangan yang bekerja sebagai pekerja pemboran membuat

3 hubungan yang dijalani harus dihadapkan pada perpisahan secara geografis yang cukup jauh atau disebut juga hubungan jarak jauh atau long distance relationship yaitu suatu hubungan dimana pasangan dipisahkan oleh jarak fisik yang tidak memungkinkan adanya kedekatan fisik untuk periode waktu tertentu (Hampton, 2004). Dampak dari terpisahnya fisik pada pekerja pemboran yang telah menjalani pernikahan yaitu merasa kesepian, tidak adanya tempat untuk mencurahkan isi hati, tidak dapat bermesraan dan berkurangnya waktu dan frekuensi berhubungan intim. Orang yang tidak memiliki komitmen akan mengeluhkan betapa pernikahan yang mereka jalani ini rawan akan konflik dan tidak adanya rasa ketertarikan lagi dengan pasangan masing-masing. Akhirnya pasangan ini menjadi rentan terhadap perselingkuhan (Hardjana, 2000). Di sisi lain, pernikahan merupakan suatu hubungan antara pria dan wanita yang diakui secara sosial dalam mensahkan hubungan seksual dan pengasuhan anak, serta adanya pembagian hubungan kerja antara suami dan isteri (Duvall & Miller, 1977). Terjadinya pernikahan juga mempunyai fungsi yang menyangkut tentang hak dan kewajiban suami-isteri untuk dapat saling memenuhi kebutuhan, saling mengembangkan diri, dan yang paling penting adalah dapat memahami arti pernikahan itu sendiri (Olson & DeFrain, 2006). Namun demikian, intensitas kedekatan dan pertemuan yang rendah diduga dapat menurunkan kualitas komitmen pernikahan seorang pekerja pemboran. Komitmen akan menjadi tidak stabil pada saat jarak dan waktu terpisah relatif sangat jauh diantara pasangan. Pernikahan yang dijalani dengan jarak jauh memiliki banyak resiko melebihi hubungan jarak jauh yang tanpa terikat sebuah pernikahan. Salah satu faktor utamanya adalah komunikasi, karena komunikasi dinilai sebagai salah satu faktor yang mendorong menguatnya komitmen mempertahankan pernikahan bagi pekerja. Beberapa penelitian menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara kualitas pernikahan dengan komitmen pernikahan. Peningkatan pada kualitas pernikahan akan diikuti dengan peningkatan pada komitmen pernikahan. Pasangan yang memiliki komitmen untuk saling mempertahankan rumah tangganya dan tetap harmonis akan ditemukan rasa kebahagiaan dan kedamaian di hati. Berdasarkan hal tersebut, terdapat keterkaitan-keterkaitan diantara karakteristik suatu pekerjaan, komitmen hubungan dan pernikahan. Karakteristik pekerjaan pemboran menuntut pekerja jauh dari pasangan hidupnya, kebutuhan akan intensitas pertemuan dan keintiman adalah tinggi pada dewasa muda, dan kondisi tarik menarik inilah yang mempengaruhi derajat komitmen pernikahan seorang pekerja pemboran. Seperti yang diungkapkan oleh Johnson (dalam Johnson, Caughlin & Huston, 1991) yang menyatakan bahwa komitmen sangat dipengaruhi oleh karakter personalnya yaitu komitmen personal, moralnya yaitu komitmen moral dan pengaruh dari tekanan lingkungan pekerjaan itu sendiri yaitu komitmen struktural. Dalam hal ini, komitmen personal dapat dilihat saat ketertarikan pada pasangan dan ketertarikan pada hubungannya sangat tinggi. Komitmen moral dapat dilihat dari bobot moral yang tinggi untuk tetap mempertahankan dan meneruskan pernikahan. Komitmen struktural dapat dilihat dari tekanan lingkungan yang menghambatnya untuk tetap jauh dari pasangannya. Seandainya komitmen personal dan komitmen moralnya tinggi, seberapa besar komitmen struktural, hal tersebut tidak akan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap komitmen seorang pekerja untuk tetap mempertahankan pernikahannya, namun jika tekanan lingkungan pekerjaannya sangat tinggi atau komitmen strukturalnya tinggi melampaui ketertarikan pada pasangan dan melampaui ketertarikannya untuk tetap berhubungan atau melampauai komitmen personal dan melampaui pula terhadap bobot nilai moralnya atau melampaui komitmen moralnya untuk tetap mempertahankan pernikahan, maka dapat dimungkinkan bahwa komitmen pekerja untuk tetap mempertahankan dan meneruskan pernikahan yang dijalaninya adalah rendah. Keterkaitanketerkaitan inilah yang mendorong penulis untuk mengkaji topik ini secara lebih mendalam dalam penelitian ini. METODE PENELITIAN Subjek Penelitian Berdasarkan pada tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu ingin mengetahui gambaran komitmen berpasangan pada pekerja pemboran yang menjalani pernikahan. Responden dalam penelitian ini terdiri dari para dewasa muda laki-laki dan perempuan dengan karakter berikut. Dewasa muda berkisar antara usia 20 tahun hingga 40 tahun karena pada usia ini banyak orang yang menjalani hubungan jarak jauh karena pekerjaan. Erik H. Erikson (dalam Papalia, Olds & Fieldman, 2007) usia dewasa muda memasuki tahapan Intimacy versus isolation yang dimana masa ini merupakan tahapan dimana dewasa muda dapat

4 dengan baik menjalin hubungan intim (pernikahan) dengan lawan jenis serta mampu mempertahankan komitmennya. Subjek dalam penelitian ini merupakan pekerja pemboran yang menjalani pekerjaan yang memiliki dua karakteristik tempat seperti off shore yang projek pekerjaannya berada di tengah laut yang memerlukan waktu berjam-jam perjalanan sampai di tengah laut lepas, dan on shore yang pekerjaanya berapa di tengah hutan di pedalaman sebuah daerah tertentu yang lama bekerja 6 bulan hingga 2 tahun lebih. Serta bagi pekerja yang telah menjalani pernikahan denga umur pernikahan 6 bulan hingga 2 tahun lebih. Pengambilan Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Sampel pada penelitian ini berjumlah 70 orang dewasa muda yang bekerja sebagai pekerja pemboran yang menjalani pernikaha berusia tahun. menjalani pekerjaan yang memiliki dua karakteristik tempat seperti off shore yang projek pekerjaannya berada di tengah laut yang memerlukan waktu berjam-jam perjalanan sampai di tengah laut lepas, dan on shore yang pekerjaanya berapa di tengah hutan di pedalaman sebuah daerah tertentu yang lama bekerja 6 bulan hingga lebih dari 2 tahun. Serta bagi pekerja yang telah menjalani pernikahan dengan umur pernikahan 6 bulan hingga lebih dari 2 tahun lamanya. Pengumpulan Data Terdapat beberapa teknik sampling yang digunakan yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling (Sugiyono,2011). Dalam penelitian ini menggunakan teknik Non-probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2011). Peneliti yang mengacu pada kerangka konseptual Johnson (Johnson, Caughlin & Huston, 1999) yang menggambarkan komitmen yang terdiri dari tiga dimensi komitmen yaitu komitmen personal, moral dan komitmen struktural yang secara lebih spesifik dapat tercermin dari sepuluh indikator untuk mengungkap ketiga komitmen pernikahan tersebut. Komitmen personal dapat tercermin dari indikatorindikator yaitu attraction to one s partner (love), attraction to the relationship (marital satisfaction), dan couple identity (couple identity). Komitmen moral dapat tercermin dari indikator-indikator yaitu relationship-type obligations (divorce attitudes), personal obligation (partner contract), dan consistency values (consistency values). Komitmen struktural dapat tercermin dari indikator-indikator yaitu alternatives (alternatives), social pressure, termination procedure dan irretrievable investment. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif non-ekperimental dikarenakan penelitian tidak melakukan terhadap variabel-variabel dalam penelitiannya. Metode penelitian kuantitatif disebut sebagai metode positivistik karena berdasarkan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sitematis (Sugiyono, 2011). Pengolahan Data Teknik pengolahan data merupakan kegiatan mengolah dan menganalisis data yang terkumpul (Arikunto, 2006). Pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 17.0 for windows. Ada sejumlah langkah ilmiah yang akan dilakukan untuk memudahkan proses pengolahan data, yaitu denngan mengolah data dari hasil kuesioner, menghitung validitas dan reliabilitas, serta menganalisa hasil yang diperoleh oleh perhitungannya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Data Subjek dalam penelitian ini adalah pekerja pemboran yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 92.9%, 47,1% berusia tahun, 87,1% lama bekerja lebih dari 2 tahun, dan 91,4% lama pernikahannya lebih dari 2 tahun. Untuk melihat seberapa besar rata-rata dari komitmen personal, komitmen moral dan komitmen struktural, maka dapat dilihat dari norma dengan penghitungan SPSS untuk skor komitmen nilai minimum

5 dengan 63 dan nilai maksimum 167 dan rata-rata skor komitmen adalah Atas perolehan data menunjukkan bahwa apabila nial mean < 120 maka dinyatakan komitmen pernikahan rendah. Dan apabila nial mean > 120 maka komitmen pernikahan tinggi. perolehan data mean T-score menunjukkan bahwa dari 70 responden terdapat 35 orang yang memiliki komitmen yang tinggi dan 35 yang memiliki komitmen rendah. Maka pada responden pekerja pemboran ini memiliki nilai mean t-score yang sama. Dan perhitungan mean dari masing-masing dimensi, tabel diagram di atas menyatakan bahwa dimensi komitmen moral terlihat lebih tinggi dengan total nii 49.69, dimensi struktural yang memiliki nilai tinggi ke dua dengan total nilai 47.01, dan dimensi personal memiliki total nilai terendah dengan nilai Dengan diagram ini menggambarkan bahwa komitmen moral memiliki nilai yang tinggi dibanding dimensi komitmen personal dan komitmen struktural. Diskusi Berdasarkan hasil-hasil statistik telah menunjukkan temuan-temuan dalam penelitian ini yang menggambarkan bahwa komitmen pernikahan para pekerja pemboran terletak pada level yang tinggi. Temuan penelitian ini sesuai dengan teori dari Johnson (dalam Johnson, Caughlin & Huston, 1991), dimana komitmen pernikahan seseorang dapat dipengaruhi oleh tiga hal yaitu personal, moral dan struktural. Pertama adalah nilai-nilai mengenai moralitas dari hubungan itu sendiri. Individu menganggap bahwa pernikahan adalah sesuatu yang berlangsung sepanjang hidup dengan pasangan yang sama. Kedua adalah perasaan bertanggung jawab secara pribadi terhadap orang lain. Misalnya individu merasa pasangannya membutuhkannya atau ia merasa telah berjanji untuk sehidup semati dengan pasangannya. Ketiga, seseorang merasa bertanggung jawab untuk melanjutkan hubungan karena ia memiliki nilai konsistensi general (general consistency values). Individu ini biasanya merasakan kewajiban untuk menyelesaikan apa yang telah ia mulai, termasuk dalam hal perkawinan. Komitmen struktural adalah keinginan bertahan dalam suatu hubungan karena adanya faktor penahan dalam hubungan tersebut yang menghambatnya untuk meninggalkan hubungan. Tidak adanya alternatif lain yang lebih baik merupakan salah satu faktor yang membuat seseorang cenderung bertahan dalam hubungannya. Faktor penahan lainnya adalah tekanan sosial. Jika keputusan seseorang untuk bercerai ditentang oleh keluarga, teman, dan masyarakat, akan jauh lebih mungkin seseorang untuk mempertahankan hubungannya. Prosedur perceraian yang sulit dan menghabiskan waktu serta biaya juga menjadi salah satu faktor yang membuat seseorang merasa lebih baik bertahan dalam hubungannya. Faktor yang terakhir adalah investasi yang telah ditanamkan selama hubungan berlangsung dan tidak dapat diambil kembali (irretrievable investments). Individu yang merasa telah banyak berkorban dalam hubungannya biasanya cenderung mempertahankan hubungan. Dan berdasarkan pada teori dari Johnson ini, maka pengaruh dari personal, moral dan struktural terhadap pekerja pemboran dalam penelitian ini cukup rendah, artinya bahwa saat dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut, maka komitmen perpasangan atau komitmen pernikahan pemboran dalam penelitian ini tetap pada level tinggi. Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan tersebut, penelitian ini mendukung beberapa pernyataan dari penelitian sebelumnya, dimana tingginya komitmen pernikahan para pekerja pemboran dalam penelitian ini didasarkan pada adanya kesadaran mereka yang tinggi atas moral bahwa pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan kesadaran adanya keringanan beberapa urusan rumah tangga, dimana beberapa urusan rumah tangga tesebut dapat didelegasikan kepada pasangan mereka dan kondisi itu seperti yang dinyatakan oleh Duvall & Miller (1997), dimana pernikahan adalah secara sosial adalah sakral dan sebuah peristiwa sosial yang mendorong adanya pembagian tugas, sehingga pasangan saling membutuhkan satu sama lainnya. Subjek penelitian ini yang kebanyakan dalam masa dewasa muda dengan komitmen pernikahan yang tinggi, dan itu sesuai dengan yang dinyatakan oleh Papalia et al (2007), dimana selama masa dewasa muda, kebutuhan seseorang untuk memperoleh cinta dewasa dengan komitmen, hasrat seksual, kerjasama dan sahabat merupakan suatu kebutuhan dan dorongan yang kuat satu sama lain. Sehingga kendatipun tuntutan pekerjaan cukup sulit disebabkan adanya tekanan pekerjaan untuk menjalani hubungan jarak jauh dengan pasangan mereka, komitmen pernikahan mereka tinggi, disebabkan mereka masih percaya terhadap pasangan mereka, seperti yang dikatakan oleh Karsner (2001), suatu hubungan akan sangat kuat saat satu sama lain saling percaya dan komponen kepercayaan itulah yang menentukan suatu hubungan itu berlanjut atau tidak. Hal lain yang mendorong komitmen pernikahan para pekerja pemboran dalam penelitian ini adalah mereka menilai banyak hal baik secara material maupun non material yang dirugikan bagi mereka seandainya mereka memutuskan untuk bercerai dengan pasangan mereka.

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa komitmen pernikahan pada pekerja pemboran memiliki komitmen yang tinggi. Dengan memiliki nilai yang tinggi pada komitmen moral dan komitmen personal meskipun komitmen strukturan memiliki nilai tertinggi ke dua namun komitmen tetap dikatakan tinggi pada pekerja pemboran yang menjalani hubungan jarak jauh. Dalam hal ini komitmen pernikahan pekerja pemboran dalam penelitian ini, saat diukur dari komitmen personal dan komitmen moralnya, karakteristik sikap dan mental mereka masih sangat mengharapkan berada dalam pernikahan yang telah dijalaninya saat ini dan secara moral, mereka merasa bahwa pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan proses perceraian, mereka yakini sebagai suatu penodaan agama dan keyakinan bagi mereka, mereka juga beranggapan bahwa perceraian hanya boleh dilakukan saat tidak ada lagi solusi guna mempertahankan pernikahan mereka. Pada saat diukur mengenai komitmen strukturalnya, atas pandangan dan sikap pekerja pemboran ke arah pekerjaan meskipun pekerjaan menuntutnya harus mengalami hubungan-hubungan jarak jauh, tetapi mereka tetap beranggapan bahwa mereka merasa memiliki suatu hubungan yang tidak boleh diakhiri karena banyak resiko-resiko sosial yang akan mereka hadapi. Saran Berdasarkan penelitian ini terlihat bahwa kualitas hubungan jarak jauh sangat menuntukan kualitas pernikahan dalam komitmen dan menjaga keutuhan keluarga yang telah dibagun. Komitmen sangat penting untuk dijaga dan komunikasi harus terus berjalan dengan menggunakan segala media komunikasi yang telah tersedia, untuk meningkatkan rasa kedekatan dan keintiman diantara pasangan walaupun terpisah secara fisik Selain itu, saran dan rekomendasi bagi perusahaan pemboran adalah bahwa pengembangan pekerja perlu dilakukan agar kinerja pekerja pemboran tersebut dapat terus ditingkatkan, namun demikian untuk mengoptimalkan kinerja pekerja pemboran tersebut dapat diperhatikan kebutuhannya baik secara material maupun secara psikologis. Karena semakin diperhatikan kebutuhan mereka terutama aspek psikologisnya, maka hal ini kemungkinan besar akan mendorong kepada konsentrasi mental pekerja terhadap pekerjaan yang ditugaskan perusahaan. REFERENSI Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta. Dariyo, B (2008). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Duvall, E.M., & Miller, B.C. (1977). Marriage and Family Development (5th ed.). New York: J.B Lippincott Company. Feldman, S (1996). Understanding Psychology. Fourth Edition. McGraw-Hill, Inc. United States of America. Feist,J., & Feist, G.J. (2008). Theories Of Personality. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hardjana, A. M. (2000). Tubuh wanita modern, Yogyakarta: Arcan. Hampton,JR. P. (2004). The Effect od Communication On Satisfaction In Long-Distance And Proximal Relationships Of College Students. Psychology Loyola University N.O Hurlock, B.E. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjamg Rentang Kehidupan. Ed. 5. Jakarta: Erlangga; Johnson, M. P., Caughlin, J. P., & Huston, T. L. (1991). The Tripartite Nature of Marital Commitment: Personal, Moral and Structural Reasons to Stay Married, Journal of Marriage and the Family, Vol. 61, No. 1, PP

7 Kauffman, M. H. (2000). Relational Maintenance in Long-distance Relation. Ships: Staying Close. Faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State University. Karsner, L.(2001). Belief about apartners personal qualities that facilitate intimacy. Journal of marriage & the family. Kidenda, T. J. (2002). A Study of Cultural Variability and Relational Maintenance Behaviour for International and Domestic Proximal and Long distance Interpersonal Relationship Morgan, Robert M dan Shelby D Hunt. (1994). The Commitment Trust of Relationship Marketing, Journal of Marketing. Vol 58, p Nazir M. (2005) Metode Penelitian, Bogor, Ghalia Indonesia Olson, D. H., & DeFrain, J. (2006). Marriage Family: Intimacy, Diversity, and Strengths. 5 th ed. New York: McGraw Hill. Papalia, D.E., Olds. S.W., & Feldman R. D. (2007). Human Development 10th ed. New York: McGraw Hill. Companies. Pryor, J., & Robert, J. (2005). What is Commitment? How married and Cohabiting Parent about Their Relationship, Australian Institute of Family Studies, Family Matters, No. 71 Winter. Rusbult, C. E. (1983). A longitudinal test of the investment model: The development (and deterioration) of satisfaction and commitment in heterosexual involvements. Journal of Personality and Social Psychology, 45, Santrock, J. W. (2002). Perkembangan Masa Hidup. Jakarta : Erlangga Shumway,B. (2003). The effect of distance on intimacy,passion dan commitment in romantic relationship in college students. Saint anselm college. Stafford, Laura. (2005). Maintaining long-distance and cross-residential relationships. New Jersey: Lawrence Earlbaum Associates. Sternberg, R., J. (1987). The triangle of love: intimacy, passion, commitment. New York: Basic Books, Inc. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Thibaut, John W., and Kelley, Harold H (1959). The Social Psyckology of Groups, John Wiley & Sons, New York. RIWAYAT PENULIS Keysha Thalia Effendi lahir di Jakarta, KSA pada tanggal 21 Maret Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Psikologi pada tahun 2014.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan jarak jauh (long distance relationship) Pengertian hubungan jarak jauh atau sering disebut dengan long distance relationship adalah dimana pasangan dipisahkan oleh jarak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN OTENTISITAS UCAPAN TERIMA KASIH KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN OTENTISITAS UCAPAN TERIMA KASIH KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN OTENTISITAS MOTTO UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN ii iii iv v viii ix x xiii xv xvi BAB

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH Fransisca Iriani Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta dosenpsikologi@yahoo.com

Lebih terperinci

KOMITMEN PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG SUAMINYA MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung

KOMITMEN PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG SUAMINYA MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung KOMITMEN PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG SUAMINYA MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) Eneng Nurlaili Wangi 1, Yunikeu Gusnendar 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung 1,2 Email

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN

GAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN GAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN RIMA AMALINA RAHMAH Langgersari Elsari Novianti, S.Psi., M.Psi. 1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah bersatunya dua orang manusia yang bersama-sama sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat keterikatan secara

Lebih terperinci

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA 30-40 TAHUN YANG BELUM MENIKAH Siti Anggraini Langgersari Elsari Novianti, S.Psi. M.Psi. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu saling mengenal, memahami, dan menghargai satu sama lain. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. individu saling mengenal, memahami, dan menghargai satu sama lain. Hubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan salah satu proses yang biasanya dijalani individu sebelum akhirnya memutuskan menikah dengan pasangan. Pada masa pacaran, individu saling

Lebih terperinci

Komitmen Pada Perkawinan Ditinjau dari Kepuasan dalam Perkawinan

Komitmen Pada Perkawinan Ditinjau dari Kepuasan dalam Perkawinan Komitmen Pada Perkawinan Ditinjau dari Kepuasan dalam Perkawinan Dyah Astorini Wulandari Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh PO BOX 202 Purwokerto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dilakukan dengan mengumpulakan data yang berupa angka. Data tersebut kemudian diolah

Lebih terperinci

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA Fitria Fauziah Psikologi, Gading Park View ZE 15 No. 01, 081298885098, pipih.mail@gmail.com (Fitria Fauziah, Cornelia Istiani,

Lebih terperinci

PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK

PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK Perkawinan saat ini diwarnai dengan gaya hidup commuter marriage. Istri yang menjalani

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia hidup saling membutuhkan satu sama lain. Salah satunya adalah hubungan intim dengan lawan jenis atau melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu proses penyatuan dua individu yang memiliki komitmen berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

Lebih terperinci

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Sania Faradita ABSTRACT The purpose of this study, is to know the

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Perkawinan 1. Pengertian Kualitas Perkawinan Menurut Gullota (Aqmalia, 2009) kepuasan pernikahan merupakan perasaan pasangan terhadap pasangannya mengenai hubungan pernikahannya.

Lebih terperinci

dengan usia sekitar 18 hingga 25 tahun. Menurut Jeffrey Arnett (2004), emerging

dengan usia sekitar 18 hingga 25 tahun. Menurut Jeffrey Arnett (2004), emerging STUDI DESKRIPTIF MENGENAI CINTA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN YANG MENJALANI LONG DISTANCE RELATIONSHIP YOLANDA CHYNTYA NOVIYANTI BASARIA 190110100132 ABSTRACT Cinta dapat dipahami sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu kehidupan, dengan membangun suatu hubungan yang nyaman dengan orang lain. Seringnya

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN

GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA 18-25 TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN Eka Riyanti Purboningsih, S.Psi., M.Psi. 1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Purpose of Life pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi di Universitas X Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman banyak perubahan yang terjadi, salah satunya adalah perubahan dalam pandangan orang dewasa mengenai pernikahan. Hal ini didukung

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden. BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi nonprofit yang berjumlah 40 orang. Pada bab ini akan dijelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah a mixed methods

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah a mixed methods BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah a mixed methods research designs yaitu prosedur penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan, dan

Lebih terperinci

GAMBARAN PERSEPSI PERNIKAHAN PADA REMAJA YANG ORANGTUANYA BERCERAI

GAMBARAN PERSEPSI PERNIKAHAN PADA REMAJA YANG ORANGTUANYA BERCERAI GAMBARAN PERSEPSI PERNIKAHAN PADA REMAJA YANG ORANGTUANYA BERCERAI SKRIPSI Oleh : Christine Artha Rajagukguk 1100015445 JURUSAN PSIKOLOGI - FAKULTAS HUMANIORA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA 2012 GAMBARAN

Lebih terperinci

Profil Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Pada Wanita Karir Usia Tahun Yang Belum Menikah

Profil Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Pada Wanita Karir Usia Tahun Yang Belum Menikah Profil Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Pada Wanita Karir Usia 26-29 Tahun Yang Belum Menikah Catri Damayanti Langgersari Elsari Novianti, S.Psi. M.Psi.¹ Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KONFLIK PERAN PEKERJAAN-KELUARGA DAN FASE PERKEMBANGAN DEWASA PADA PERAWAT WANITA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROYO MAGELANG Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi semakin canggih membuat komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin canggih dan berbagai sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berikut kutipan wawancara yang dilakukan peneliti dengan seorang wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. Berikut kutipan wawancara yang dilakukan peneliti dengan seorang wanita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berikut kutipan wawancara yang dilakukan peneliti dengan seorang wanita yang bernama Mimi, usia 21 tahun, sudah menikah selama 2 tahun dan memiliki 1 orang anak, mengenai

Lebih terperinci

PERBEDAAN KUALITAS KOMUNIKASI ANTARA INDIVIDU DEWASA AWAL YANG BERPACARAN JARAK JAUH DAN JARAK DEKAT DI DENPASAR

PERBEDAAN KUALITAS KOMUNIKASI ANTARA INDIVIDU DEWASA AWAL YANG BERPACARAN JARAK JAUH DAN JARAK DEKAT DI DENPASAR Jurnal Psikologi Udayana 2017, Vol. 4, No.1, 130-138 Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Udayana ISSN: 2354 5607 PERBEDAAN KUALITAS KOMUNIKASI ANTARA INDIVIDU DEWASA AWAL YANG BERPACARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah sebuah komitmen legal dengan ikatan emosional antara dua orang untuk saling berbagi keintiman fisik dan emosional, berbagi tanggung jawab,

Lebih terperinci

Gambaran Gaya Resolusi Konflik Pada Pasangan Yang Menikah Dini Di Kabupaten Bandung Kareti Aprianti. Dibimbing Oleh : Kustimah, S.Psi, M.

Gambaran Gaya Resolusi Konflik Pada Pasangan Yang Menikah Dini Di Kabupaten Bandung Kareti Aprianti. Dibimbing Oleh : Kustimah, S.Psi, M. Gambaran Gaya Resolusi Konflik Pada Pasangan Yang Menikah Dini Di Kabupaten Bandung Kareti Aprianti Dibimbing Oleh : Kustimah, S.Psi, M.Psi ABSTRAK Pernikahan merupakan salah satu tugas perkembangan pada

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti akan membahas tentang hasil olah data yang sudah di analisis

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti akan membahas tentang hasil olah data yang sudah di analisis BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan membahas tentang hasil olah data yang sudah di analisis oleh peneliti dan penjabaran tentang hasil yang sudah didapatkan. Berikut pemaparan tentang

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI CINTA (INTIMACY, PASSION, DAN COMMITMENT) PADA PASANGAN SUAMI-ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING COUPLE

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI CINTA (INTIMACY, PASSION, DAN COMMITMENT) PADA PASANGAN SUAMI-ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING COUPLE STUDI DESKRIPTIF MENGENAI CINTA (INTIMACY, PASSION, DAN COMMITMENT) PADA PASANGAN SUAMI-ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING COUPLE INDAH SUNDARI JAYANTI ABSTRAK Commuter marriage adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan sumber-sumber ekonomi (Olson and defrain, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan sumber-sumber ekonomi (Olson and defrain, 2006). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia akan mengalami peristiwa penting dalam hidupnya, salah satunya adalah momen perkawinan dimana setiap orang akan mengalaminya. Manusia diciptakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu bentuk interaksi antar manusia, yaitu antara seorang pria dengan seorang wanita (Cox, 1978). Menurut Hurlock (1999) salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja ditandai oleh perubahan yang besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas berinteraksi dengan orang-orang seusia dengannya, tetapi lebih tua,

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas berinteraksi dengan orang-orang seusia dengannya, tetapi lebih tua, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang senantiasa memerlukan interaksi dengan orang lain. Saat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya,

Lebih terperinci

ABSTRACT Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This research entitled Relation between Work Interfering with Family and Marital Satisfaction of working husband/wife at Bandung, the purpose of this research is to obtain an overview about how

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS Pada BAB ini akan dibahas secara teoritis tentang komitmen pernikahan. Untuk menjelaskan permasalahan diperlukan landasan dalam penyusunan kerangka berpikir. Adapun teori-teori

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyesuaian Perkawinan 1. Pengertian Penyesuaian Perkawinan Konsep penyesuaian perkawinan menuntut kesediaan dua individu untuk mengakomodasikan berbagai kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA PASANGAN BERUSIA TAHUN YANG MENJALANI LONG DISTANCE RELATIONSHIP

GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA PASANGAN BERUSIA TAHUN YANG MENJALANI LONG DISTANCE RELATIONSHIP GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA PASANGAN BERUSIA 18-25 TAHUN YANG MENJALANI LONG DISTANCE RELATIONSHIP Renata Ratnasari Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Dibimbing Oleh : Dr. Hj. Hendriati Agustiani,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Dewasa Muda Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Arikunto (2002) desain penelitian merupakan serangkaian proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan romantis. Hubungan romantis (romantic relationship) yang juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan romantis. Hubungan romantis (romantic relationship) yang juga digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemburuan merupakan hal yang wajar terjadi dalam sebuah hubungan antarindividu. Afeksi yang terlibat dalam hubungan tersebut membuat individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. adalah intimancy versus isolation. Pada tahap ini, dewasa muda siap untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. adalah intimancy versus isolation. Pada tahap ini, dewasa muda siap untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada usia dewasa awal tugas perkembangan yang harus diselesaikan adalah intimancy versus isolation. Pada tahap ini, dewasa muda siap untuk menjalani suatu

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA ABSTRACT Chusnul Chotimah Dosen Prodi D3 Kebidanan Politeknik Kebidanan Bhakti

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI di SMA A Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sindhi Raditya Swadiana, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sindhi Raditya Swadiana, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada usia dewasa awal tugas perkembangan yang harus diselesaikan adalah intimacy versus isolation. Pada tahap ini, dewasa muda siap untuk menjalin suatu hubungan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pernikahan adalah salah satu proses penting dalam kehidupan sosial manusia. Pernikahan merupakan kunci bagi individu untuk memasuki dunia keluarga, yang di dalamnya terdapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian, akan dibahas mengenai variabel penelitian, masalah penelitian, subjek penelitian, metode pengambilan data, alat ukur yang digunakan, prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menguraikan tahap

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menguraikan tahap 7 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menguraikan tahap perkembangan khususnya pada tahapan dewasa muda, hubungan romantis, attachment dan tipe attachment. 2.1 Dewasa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas tentang landasan teori berupa definisi, dimensi, dan faktor yang berpengaruh dalam variabel yang akan diteliti, yaitu bahasa cinta, gambaran tentang subjek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di zaman yang semakin maju dan modern, teknologi semakin canggih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di zaman yang semakin maju dan modern, teknologi semakin canggih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman yang semakin maju dan modern, teknologi semakin canggih dari berbagai sosial media chating, calling, hingga video call membuat beberapa pasangan kekasih

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMPONEN CINTA STERNBERG DENGAN KEPUASAN HUBUNGAN ROMANTIS PADA DUNIA MAYA DAN DUNIA NYATA SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan

HUBUNGAN KOMPONEN CINTA STERNBERG DENGAN KEPUASAN HUBUNGAN ROMANTIS PADA DUNIA MAYA DAN DUNIA NYATA SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan HUBUNGAN KOMPONEN CINTA STERNBERG DENGAN KEPUASAN HUBUNGAN ROMANTIS PADA DUNIA MAYA DAN DUNIA NYATA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: CECILIA HORISON 091301082 FAKULTAS

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Awal dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa Dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

Tyas Mustiking Prameswari. Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Diponegoro

Tyas Mustiking Prameswari. Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Diponegoro PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PENYELESAIAN KONFLIK DALAM HUBUNGAN BERPACARAN Tyas Mustiking Prameswari Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Diponegoro 2012 E-mail : tyasapril25@gmail.com ABSTRAK Pengambilan

Lebih terperinci

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya,

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya, Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-nya, Selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-mu! Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal dari keluarga, sifat, kebiasaan dan budaya yang berbeda. Pernikahan juga memerlukan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENYESUAIAN PERNIKAHAN PADA SUAMI DAN ISTERI YANG DIJODOHKAN DENGAN YANG TIDAK DIJODOHKAN. Wiken Tri Nurfitria Dewanti

PERBEDAAN PENYESUAIAN PERNIKAHAN PADA SUAMI DAN ISTERI YANG DIJODOHKAN DENGAN YANG TIDAK DIJODOHKAN. Wiken Tri Nurfitria Dewanti PERBEDAAN PENYESUAIAN PERNIKAHAN PADA SUAMI DAN ISTERI YANG DIJODOHKAN DENGAN YANG TIDAK DIJODOHKAN Wiken Tri Nurfitria Dewanti Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Pernikahan merupakan

Lebih terperinci

TRUST PELAKU HUBUNGAN JARAK JAUH WANITA DEWASA MUDA TERHADAP PASANGANNYA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TRUST PELAKU HUBUNGAN JARAK JAUH WANITA DEWASA MUDA TERHADAP PASANGANNYA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TRUST PELAKU HUBUNGAN JARAK JAUH WANITA DEWASA MUDA TERHADAP PASANGANNYA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Albine Emosi Bagaimana Mengenal Menerima dan Mengarahkannya. Yogyakarta: Kanisius.

DAFTAR PUSTAKA. Albine Emosi Bagaimana Mengenal Menerima dan Mengarahkannya. Yogyakarta: Kanisius. 71 DAFTAR PUSTAKA Albine. 1988. Emosi. Yogyakarta: Kanisius. Albine. 1991. Emosi Bagaimana Mengenal Menerima dan Mengarahkannya. Yogyakarta: Kanisius. Achmanto. 2005. Mengerti Cinta dari Dasar Hingga Relung-Relung.

Lebih terperinci

PELATIHAN KONSELING PERKAWINAN BERBASIS KOMUNITAS

PELATIHAN KONSELING PERKAWINAN BERBASIS KOMUNITAS Prosiding SNaPP2016 Kesehatan pissn 2477-2364 eissn 2477-2356 PELATIHAN KONSELING PERKAWINAN BERBASIS KOMUNITAS 1 Dyah Astorini Wulandari, 2 Suwarti 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Lebih terperinci

GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL DAN KOMITMEN PADA INDIVIDU YANG BERPACARAN BEDA AGAMA

GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL DAN KOMITMEN PADA INDIVIDU YANG BERPACARAN BEDA AGAMA GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL DAN KOMITMEN PADA INDIVIDU YANG BERPACARAN BEDA AGAMA AUFA PUTRI SURYANTO LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI, M.PSI 1 ABSTRAK Keragaman agama di Indonesia memungkinkan terjadinya hubungan

Lebih terperinci

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK Nurlaili 1) Trisnaningsih 2) Edy Haryono 3) This research aimed to find out correlation between university

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seorang wanita yang memilih untuk menikah dengan prajurit TNI bukanlah hal yang mudah, wanita tersebut harus memiliki komitmen yang kuat dalam hubungan pernikahannya.

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang melaju sangat pesat dan persaingan global

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang melaju sangat pesat dan persaingan global 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang melaju sangat pesat dan persaingan global yang terjadi sekarang ini menuntut manusia untuk berusaha sebaik mungkin dalam menuntut

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA Ade Tri Wijayanti, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTAR PRIBADI

HUBUNGAN ANTAR PRIBADI HUBUNGAN ANTAR PRIBADI Modul ke: Fakultas Psikologi Macam-macam hubungan antar pribadi, hubungan dengan orang belum dikenal, kerabat, hubungan romantis, pernikahan, masalah-masalah dalam hubungan pribadi

Lebih terperinci

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016) Perbedaan Psychological Well-being Emerging Adulthood Antara Pasangan Long Distance Relationship Dengan Pasangan Proximal Relationship Putri Delinda Wendyana Tedjo Fakultas Psikologi putridelinda_92@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dengan menggunakan uji U Mann Whitney Test yaitu sig = 0,0001 (P<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa bahwa hasil penelitian ini

BAB V PENUTUP. dengan menggunakan uji U Mann Whitney Test yaitu sig = 0,0001 (P<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa bahwa hasil penelitian ini BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis statistik nonparametrik dengan menggunakan uji U Mann Whitney Test yaitu sig = 0,0001 (P

Lebih terperinci

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi INTUISI 7 (1) (2015) INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/intuisi HUBUNGAN ANTARA ADULT ATTACHMENT STYLE DENGAN KOMITMEN PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL Binti Khumairoh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

1. Pendahuluan PENYULUHAN TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS KELUARGA DI DESA TANJUNGWANGI

1. Pendahuluan PENYULUHAN TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS KELUARGA DI DESA TANJUNGWANGI Prosiding SNaPP 2015 Kesehatan pissn 2477-2364 eissn 2477-2356 PENYULUHAN TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS KELUARGA DI DESA TANJUNGWANGI 1 Kusdwiratri, 2 Endang Pudjiastuti, 3 Eni Nuraeni Nugrahawati, 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan individu lain sepanjang kehidupannya. Individu tidak pernah dapat hidup

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : 1. Variabel ( X ) : Kesepian (loneliness) 2. Variabel ( Y ) : Kesehjateraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Komitmen Perkawinan 1. Pengertian Komitmen Perkawinan Dalam menjalani suatu hubungan, individu tidak lepas dari rasa ketergantungan satu dengan yang lainnya, sehingga akan muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal merupakan awal dari suatu tahap kedewasaan dalam rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja dan akan memasuki

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak 7 TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana seorang anak dididik dan dibesarkan. Berdasarkan Undang-undang nomor 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini sering terjadi di belahan bumi manapun dan terjadi kapanpun. Pernikahan itu sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil survei yang dilakukan Hotline Pendidikan dan Yayasan Embun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil survei yang dilakukan Hotline Pendidikan dan Yayasan Embun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil survei yang dilakukan Hotline Pendidikan dan Yayasan Embun Surabaya pada bulan Juli-Oktober 2012 pada pelajar SMA dan sederajat yang berusia 15-17 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT menciptakan manusia yaitu laki-laki dan perempuan secara berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk setiap masing-masing

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : mahasiswa, attachment style, long-distance relationship UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK. Kata Kunci : mahasiswa, attachment style, long-distance relationship UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan attachment style terhadap ibu dan terhadap pasangan pada Mahasiswa Universitas X Bandung yang menjalani long-distance relationship. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Umumnya, penelitian survei dibatasi pada penelitian

METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Umumnya, penelitian survei dibatasi pada penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survei. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Kepuasan Pernikahan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Kepuasan Pernikahan BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kepuasan Pernikahan 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan Pernikahan didefinisikan sebagai hubungan yang diakui secara sosial antara pria dan wanita yang didalamnya terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membangun sebuah hubungan senantiasa menjadi kebutuhan bagi individu untuk mencapai kebahagiaan. Meskipun terkadang hubungan menjadi semakin kompleks saat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN PERKAWINAN DAN KUALITAS PERKAWINAN PADA SUAMI ISTRI

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN PERKAWINAN DAN KUALITAS PERKAWINAN PADA SUAMI ISTRI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN PERKAWINAN DAN KUALITAS PERKAWINAN PADA SUAMI ISTRI Oleh: Ghina Fitria 12320182 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : dukungan sosial, pensiunan pria, dewasa akhir. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Kata kunci : dukungan sosial, pensiunan pria, dewasa akhir. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dukungan sosial dari keluarga pada pensiunan pria dari perusahaan X Bangka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

Lebih terperinci

: deskriptif, work engagement, dosen, Kota Bandung

: deskriptif, work engagement, dosen, Kota Bandung ABSTRAK Penellitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Work pada Dosen Pengajar KBK Fakultas Psikologi Universitas X di Kota Bandung. Tujuannya adalah memperoleh gambaran mengenai work engagement dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari hubungannya dengan orang lain. Keberadaan orang lain dibutuhkan manusia untuk melakukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan jenjang awal pembentukan masyarakat, dari suatu parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di dalamnya akan lahir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan 13 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Pernikahan 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang hampir tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Namun kalau ditanyakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Long Distance Relationship adalah suatu hubungan dimana para pasangan yang menjalaninya dipisahkan oleh jarak yang membuat mereka tidak dapat saling bertemu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan adalah suatu hubungan yang sakral atau suci dan pernikahan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan adalah suatu hubungan yang sakral atau suci dan pernikahan memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan adalah suatu hubungan yang sakral atau suci dan pernikahan memiliki banyak keuntungan dibandingkan hidup sendiri, karena pasangan yang sudah menikah dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai bentuk hubungan sosial. Salah satunya adalah hubungan intim lawan jenis atau hubungan romantis. Hubungan ini dapat

Lebih terperinci