PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS RODA JELAJAH INDONESIA UNTUK KELAS V SD NEGERI WONOSARI BARU GUNUNGKIDUL SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS RODA JELAJAH INDONESIA UNTUK KELAS V SD NEGERI WONOSARI BARU GUNUNGKIDUL SKRIPSI"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS RODA JELAJAH INDONESIA UNTUK KELAS V SD NEGERI WONOSARI BARU GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Ananda Galuh Suasari NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2017 i

2

3

4 HALAMAN PENGESAHAN Skripsi yang berjudul "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN RODA JELA.JAH INDONESIA UNTUK IPS KELAS V SI) NEGERI WONOSARI BARU GUNUNGKIDUL" telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 23 Maret 2017 dan dinyatakan lulus. DEWAN PENGUJI Nama Jabatan TTD Tanggal Safitri Yosita Ratri, s.si, M.Pd, M,Ed. Ketua Penguji 29 Dr. Anwar Senen, M.Pd. Sungkono, M.Pd. Sekertaris Penguji utama MAR Yogyakarta, 2017 Fakultas Ilmu Pendidikan Oùàèrsitas Negeri Yogyakarta Dr. aryando, M.Pd. NIP iv

5 MOTTO Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. (Markus 11:24) v

6 PERSEMBAHAN Terima kasih Tuhan Yesus karena berkat-mu saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1. Orang tua tercinta, Basuki Dwi Mulyanta dan Sri Kuswati yang telah memberikan dukungan moral maupun material kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta. vi

7 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN RODA JELAJAH INDONESIA UNTUK IPS KELAS V SD NEGERI WONOSARI BARU GUNUNGKIDUL Oleh: Ananda Galuh Suasari NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menghasilkan media pembelajaran roda jelajah Indonesia yang layak digunakan untuk mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Wonosari Baru. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan menggunakan model Borg dan Gall melalui 9 langkah yaitu penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan produk awal, uji coba lapangan awal, revisi produk, uji coba lapangan utama, revisi produk operasional, uji coba lapangan operasional, dan revisi produk akhir. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, dan observasi. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa media pembelajaran roda jelajah Indonesia yang dikembangkan menggunakan model Borg dan Gall sudah dikatakan layak. Menurut ahli media, media ini termasuk kategori sangat baik dengan skor 4,85. Menurut ahli materi, media ini termasuk kategori sangat baik dengan skor 4,7. Menurut uji coba, media ini termasuk kategori sangat baik. Uji coba lapangan awal dengan skor 4,27. Uji coba lapangan utama dengan skor 4,68. Uji coba lapangan operasional dengan skor 4,354. Kata kunci: pengembangan, roda jelajah Indonesia, IPS vii

8 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Roda Jelajah Indonesia untuk IPS Kelas V SD Negeri Wonosari Baru Gunungkidul Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Penulisan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Haryanto, M.Pd. selaku dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan persetujuan pelaksanaan tugas akhir skripsi ini. 2. Bapak Suparlan, M.Pd.I. selalu ketua jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah memberikan dukungan dan kemudahan penelitian serta penyusunan skripsi. 3. Ibu Safitri Yosita Ratri, S.Si, M.Pd, M.Ed. selaku Dosen Pembimbing Skripsi sekaligus validator materi yang telah memberikan dukungan dan membimbing peneliti sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Bapak Sungkono, M.Pd. selaku validator media yang telah bersedia memberikan saran dan kritik terhadap media roda jelajah Indonesia. viii

9 5. Bapak Sungkono, M.Pd selaku penguji utama, Bapak Dr. Anwar Senen, M.Pd selaku sekertaris penguji dan Ibu Safitri Yosita Ratri, S.Si, M.Pd, M.Ed selaku ketua penguji yang sudah memberikan koreksi perbaikan terhadap tugas akhir skripsi ini. 6. Bapak Jiman, M.Pd. selaku kepala sekolah SD N Wonosari Baru yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas V SD N Wonosari Baru. 7. Ibu Sri Suwartini, S.Pd. selaku guru kelas V A SD N Wonosari Baru yang telah membantu selama penelitian. 8. Ibu Wahyu Purwantini, S.Pd. selaku guru kelas V B SD N Wonosari Baru yang telah membantu selama penelitian. 9. Ibu Muslihah, S.Pd. selaku guru kelas V C SD N Wonosari Baru yang telah membantu selama penelitian. 10. Siswa Kelas V A, V B, dan V C SD N Wonosari Baru yang telah bersedia sebagai subjek dalam pelaksanaan penelitian. 11. Orang tuaku : Bapak Basuki Dwi Mulyanta dan Ibu Sri Kuswati yang telah memberikan semangat dan dukungan serta doa kapadaku 12. Adik-adikku : Memes, Putri, dan Dani yang selalu memberi semangat dan dukungan dalam pengerjaan skripsi. 13. Andri Kurniawan yang telah membantu dalam pengerjaan media Roda Jelajah Indonesia serta memberikan semangat dalam pengerjaan skripsi. 14. Sahabatku tersayang : Diyah Wahyu Utami, Nia Widyawati F.P, Maisaroh Farida N, Bayu Bimantara, Genta Fathurrahman, Rosiana ix

10

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN... ii SURAT PERNYATAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN...iv MOTTO... v PERSEMBAHAN...vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xi DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 8 C. Pembatasan Masalah... 8 D. Rumusan Masalah... 9 E. Tujuan Penelitian... 9 F. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat Praktis G. Spesifikasi Media BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian tentang Media Pembelajaran Pengertian Media Pembelajaran Macam-Macam Media Pembelajaran Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Pengembangan Media Pembelajaran xi

12 B. Kajian tentang Media Roda Jelajah Indonesia Pengertian Media Roda Jelajah Indonesia a. Roda berputar b. Kartu pertanyaan c. Kartu jawaban d. Papan jelajah Indonesia e. Pion f. Buku Panduan Langkah-langkah Penggunaan Media Roda Jelajah Indonesia C. Kajian tentang Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar Pengertian Siswa kelas V Sekolah Dasar Ciri-ciri siswa kelas V Sekolah Dasar D. Kajian tentang Pembelajaran IPS SD Hakikat Pembelajaran IPS di SD Tujuan IPS di SD Ruang Lingkup IPS di SD SK dan KD IPS kelas V Semester E. Kerangka Pikir F. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Prosedur Pengembangan Penelitian dan Pengumpulan Data Perencanaan Pengembangan Bentuk Awal Produk Uji Coba Lapangan Awal Revisi Produk Uji Coba Lapangan Utama Revisi Produk Operasional Uji Coba Lapangan Operasional Revisi Produk Akhir xii

13 C. Validasi dan Uji Coba Produk Validasi Uji Coba Produk D. Setting dan Subjek Penelitian E. Jenis dan Sumber Data F. Definisi Operasional G. Teknik Pengumpulan Data H. Instrumen Penelitian I. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dan Pengumpulan data Perencanaan Pengembangan Bentuk Awal Produk Uji Coba Lapangan Awal Revisi Produk Uji Coba Lapangan Utama Revisi Produk Operasional Uji Coba Lapangan Operasional Revisi Produk Akhir B. Deskripsi Hasil Pengembangan Produk C. Pembahasan D. Keterbatasan Penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR GAMBAR hal Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Gambar 2. Langkah- Langkah Pengembangan MediaRoda Jelajah Indonesia.. 42 Gambar 3. Pembuatan desain media dengan CorelDRAW X Gambar 4. Persiapan alat dan bahan media Roda Jelajah Indonesia Gambar 5. Rancangan awal Media Roda Jelajah Indonesia Gambar 6. Box Media Roda Jelajah Indonesia Gambar 7. Buku panduan dan pion Roda Jelajah Indonesia Gambar 8. Roda berputar sebelum dan setelah direvisi Gambar 9. Gambar Papan Jelajah Indonesia Gambar 10. Grafik validasi media Gambar 11. Uji coba lapangan awal (1) Gambar 12. Uji coba lapangan awal (2) Gambar 13. Uji Coba Lapangan Utama (1) Gambar 14. Uji Coba Lapangan Utama (2) Gambar 15. Uji Coba Lapangan Operasional Gambar 16. Uji Coba Lapangan Operasional Gambar 17. Uji Coba Lapangan Operasional Gambar 18. Uji Coba Lapangan Operasional xiv

15 DAFTAR TABEL hal Tabel 1. SK dan KD Kelas V Semester Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Media Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Materi Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Materi Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Angket Respon Siswa Tabel 7. Data Hasil Validasi Ahli Materi Tahap Pertama Tabel 8. Data Hasil Validasi Ahli Materi Tahap Kedua Tabel 9. Data Hasil Validasi Ahli Media Tahap Pertama Tabel 10. Data Hasil Validasi Ahli Media Tahap Kedua Tabel 11. Data Hasil Validasi Ahli Media Tahap Ketiga Tabel 12. Hasil Uji Coba Lapangan Awal Tabel 13. Hasil Uji Coba Lapangan Utama Tabel 14. Hasil Uji Coba Lapangan Operasional xv

16 DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1. Validasi Materi Tahap Lampiran 2. Validasi Materi Tahap Lampiran 3. Validasi Media Tahap Lampiran 4. Validasi Media Tahap Lampiran 5. Validasi Media Tahap Lampiran 6. Angket Respon Siswa Lampiran 7. Hasil Uji Coba Lampiran 8. RPP Uji Coba Lampiran 9. Gambar Uji Coba Lampiran 10. Gambar Media Roda Jelajah Indonesia Lampiran 11. Surat Izin Penelitian xvi

17 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Menurut Susanto (2012: 19) dalam bukunya yang berjudul Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan guru dalam sebuah lingkungan belajar. Abdul Majid (2013: 4) menambahkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian program yang dirancang oleh guru untuk membelajarkan seseorang atau kelompok melalui berbagai usaha, strategi, metode dan pendekatan untuk mencapai tujuan yang direncanakan. Berdasarkan pengertian di atas, terdapat dua unsur penting dalam pembelajaran yaitu guru dan siswa. Guru memiliki peranan penting untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga terjadi pembelajaran yang efektif dan optimal untuk siswa. Dalam rangka menciptakan pembelajaran yang efektif dan optimal, guru perlu memahami karakteristik siswa. Karakteristik siswa SD antara lain adalah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, senang bermain, tahapan berpikirnya masih pada tahap konkret. Menurut Basset (Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 1999: 12) karakteristik siswa SD antara lain adalah memiliki rasa ingin tahu yang kuat, senang bermain dan bergembira, belajar dengan cara bekerja, mengobservasi dan menginisiasi. Rita Eka Izzaty,dkk (2008: 104) mengungkapkan bahwa anak SD memiliki karakteristik yang unik. Siswa SD berada pada tahap operasional konkret 1

18 dimana siswa berpikir logis mengenai objek atau kejadian namun terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret. Dalam tahap berpikir operasional konkret guru memerlukan sesuatu yang dapat mengkonkretkan materi-materi yang bersifat abstrak. Ini sangat dibutuhkan agar pembelajaran berlangsung efektif dan optimal. Sesuatu yang dapat membantu guru untuk mengkonkretkan materi adalah media pembelajaran. Media pembelajaran erat kaitannya dengan dengan tahapan berfikir sebab melalui media pembelajaran hal-hal abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2005:3). Menurut pendapat Azhar Arsyad (2009:16) media pembelajaran sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan. Media juga dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa. Dina Indriana (2011:16) berpendapat media pembelajaran adalah semua bahan dan alat yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan pengajaran dan memfasilitasi prestasi siswa terhadap sasaran atau tujuan pengajaran. Media juga sangat berpengaruh dalam peningkatan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran. Media pembelajaran dibutuhkan oleh setiap mata pelajaran. Bukan hanya mata pelajaran eksak saja yang memerlukan media pembelajaran, namun pembelajaran noneksak juga memerlukan, tak terkecuali mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Media pembelajaran IPS adalah sarana untuk mendekatkan siswa dengan sumber belajar melalui penggunaan metode 2

19 yang relevan. Dalam rangka mengembangkan aspek sosial siswa, maka media pembelajaran IPS menjadi suatu hal mutlak digunakan dalam setiap pembelajaran (Ahmad Susanto, 2014:312). Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di Sekolah Dasar. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Tujuan mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai berikut. 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan. 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. (Sapriya, 2009: ) Menurut Ahmad Susanto (2014: 36) tujuan dari pembelajaran IPS pada jenjang sekolah dasar adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pemerintah merancang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada setiap kelas. Salah satu Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk SD/MI yang digunakan untuk mencapai tujuan di atas adalah SK Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, 3

20 keragaman kenampakan alam, dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia dengan KD 1.1 Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia dan 1.2 Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha Islam di Indonesia. SK dan KD tersebut terdapat pada materi peninggalan sejarah yang diajarkan di kelas V semester I. Materi ini memberikan bekal kepada siswa mengenai sejarah dan tokoh-tokoh dalam sejarah tersebut sehingga siswa diharapkan mampu menghargai setiap sejarah Indonesia. Materi ini penting untuk menanamkan nilai-nilai sosial yang dapat diteladani dari tokoh-tokoh sejarah. Berdasarkan hasil observasi di kelas V SD N Wonosari Baru pada tanggal 3 November 2016, didapatkan data bahwa pembelajaran IPS di kelas tersebut masih berpusat pada guru. Guru kelas sebenarnya sudah berupaya menggunakan media pembelajaran yaitu gambar candi, masjid dan peninggalan lainnya untuk membantu siswa memahami materi tentang peninggalan sejarah. Gambar tersebut kemudian dijelaskan oleh guru di depan kelas. Ini menggambarkan bahwa media tersebut belum mampu melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran. Keterbatasan media yang dipakai untuk materi ini berdampak pada semangat siswa saat mengikuti pembelajaran. Siswa hanya diminta untuk mengamati gambar, mendengarkan ceramah kemudian membaca tentang materi peninggalan sejarah yang begitu banyak lalu mengerjakan soal. Ini membuat siswa merasa bosan dan cenderung ramai sendiri dengan teman 4

21 lainnya. Media gambar yang digunakan belum mampu membantu siswa memahami materi secara mendalam tentu ini akan berdampak pada prestasi siswa. Ini berarti media gambar yang telah dipergunakan oleh guru belum tepat digunakan untuk materi peninggalan sejarah. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa mayoritas siswa kelas V tidak menyukai materi peninggalan sejarah karena materi tersebut sulit dan banyak sekali hafalan. Para siswa ingin pembelajaran yang menyenangkan saat pembelajaran IPS, karena siswa merasa bosan jika hanya diminta membaca buku dan mendengarkan penjelasan guru. Sebagai SD Penjamin Mutu, memang sudah seharusnya SD Negeri Wonosari Baru menciptakan pembelajaran yang berkualitas bagi siswanya. Guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan namun juga bermakna bagi siswa. Pada intinya setiap pembelajaran haruslah melibatkan siswa di dalamnya sehingga pemahaman terhadap materi meningkat. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, diperlukan adanya pengembangan media untuk mengatasi keterbatasan media pembelajaran IPS. Media yang dikembangkan haruslah media yang melibatkan siswa dan sesuai dengan tahap perkembangannya. Media harus sesuai juga dengan karakteristik siswa. Menurut Ahmad Susanto (2014: 325) variasi media yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa akan mampu mengembangkan keterampilan meraka dalam berpartisipasi aktif menggunakan media 5

22 pembelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal. Media yang sesuai dengan kararteristik siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, senang bermain, tahapan berpikirnya masih pada tahap konkret adalah media roda jelajah Indonesia. Roda jelajah Indonesia merupakan media pembelajaran sederhana yang dikembangkan menggunakan prinsip visual. Dinamai roda jelajah Indonesia karena media ini mengajak siswa menjelajah peninggalan sejarah Indonesia dengan cara yang menyenangkan. Komponen yang terdapat dalam media roda jelajah Indonesia didesain dengan warna dan gambar yang menarik serta sesuai dengan materi peninggalan sejarah. Media roda jelajah Indonesia merupakan inovasi media karena belum didapatkan media yang IPS yang dapat dimainkan. Media ini merupakan media sederhana yang memperhatikan prinsip visual. Media ini dapat dimainkan oleh siswa, sehingga media ini memungkinkan pertisipasi aktif dari siswanya. Dengan adanya media ini pembelajaran akan berpusat pada siswa. Media Roda Jelajah Indonesia ini merupakan media yang cara pembuatannya sangat mudah sehingga guru mampu dengan mudah memperbanyak media ini tanpa biaya yang besar. Media roda jelajah Indonesia terbuat dari bahan yang mudah ditemui namun juga awet, sehingga jika terdapat komponen yang hilang maka guru mampu menggantinya dengan mudah. 6

23 Roda jelajah Indonesia dikembangkan menggunakan prinsip cerdas cermat yang dilakukan secara berkelompok. Sehingga media ini memerlukan pertanyaan yang lumayan banyak dan bervariasi. Pertanyaan dalam media ini berkaitan dengan peninggalan sejarah pada mata pelajaran IPS. Kelebihan lainnya dari media ini adalah jika media ini dikembangkan oleh guru, maka media ini mampu menjadi media pembelajaran untuk materi apapun. Media ini bisa fleksibel, asalkan guru membuat pertanyaan sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Roda Jelajah Indonesia akan membantu guru menciptakan pembelajaran yang menyenangkan namun juga bermakna bagi siswa. Alasan media roda jelajah Indonesia dikembangkan dengan materi IPS karena dari hasil observasi dan wawancara awal didapatkan bahwa siswa kurang senang dengan materi IPS yang terlalu banyak hafalan. Media IPS yang dipakai oleh guru juga hanya terbatas pada gambar, sehingga peneliti mengembangkan media roda jelajah Indonesia pada mata pelajaran IPS materi peninggalan sejarah. Berdasarkan uraian di atas, maka pengembangan media berbasis media visual sebagai media pembelajaran IPS materi peninggalan sejarah menjadi sebuah hal yang dapat dilakukan. Media yang dikembangkan dari media visual dinamai dengan media Roda Jelajah Indonesia. Media ini digunakan dalam bentuk cerdas cermat yang dikemas dalam bentuk permainan. Media Roda Jelajah Indonesia yang dikembangkan sangat sesuai dengan 7

24 karakteristik dan tingkat perkembangan siswa SD yang masih senang bermain, aktif, cenderung ingin berkelompok. Dengan menggunakan media ini, diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami peninggalan sejarah. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Roda Jelajah Indonesia Untuk Kelas V SD N Wonosari Baru Gunungkidul. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut. 1. Penggunaan media untuk IPS belum optimal dalam mengaktifkan siswa. 2. Kurang adanya semangat belajar pada siswa ketika menghadapi materi yang terlalu banyak menghafal. 3. Siswa kelas V yang kurang konsentrasi dalam pelajaran IPS. 4. Siswa kelas V menganggap materi IPS sulit untuk dipahami. 5. Mayoritas siswa kelas V tidak menyukai materi IPS dikarenakan terlalu banyak hafalan. 6. Belum adanya pengembangan media pembelajaran IPS yang sesuai dan mempu melibatkan siswa secara aktif dan membuat pembelajaran menyenangkan seperti media pembelajaran roda jelajah Indonesia. C. Pembatasan Masalah Dari permasalahan yang teridentifikasi tidak semua diteliti, mengingat akan keterbatasan pengetahun, waktu dan biaya, peneliti akan membatasi masalah pada belum adanya pengembangan 8 media yang sesuai dengan

25 materi peninggalan sejarah yang mempu melibatkan siswa secara aktif dan membuat pembelajaran menyenangkan. Penelitian akan difokuskan pada Pengembangan Media Pembelajaran Roda Jelajah Indonesia untuk Kelas V SD N Wonosari Baru Gunungkidul Pada Materi Peningalan Sejarah D. Rumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut Bagaimana menghasilkan media pembelajaran roda jelajah Indonesia yang layak digunakan dalam pembelajaran IPS kelas V? E. Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran roda jelajah Indonesia yang layak digunakan dalam pembelajaran IPS kelas V. F. Manfaat Penelitian lain: Penelitian ini disusun dengan harapan dapat memberi manfaat antara 1. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan pengetahuan untuk pengembangan medias pembelajaran roda jelajah Indonesia untuk kelas V. 9

26 2. Manfaat Praktis a. Sekolah Hasil penelitian ini dapat menambah ketersediaan media pembelajaran mata pelajaran IPS yang ada di sekolah. b. Guru Penelitian ini dapat membantu guru untuk menyampaikan peninggalan sejarah dalam mata pelajaran IPS dengan cara yang lebih melibatkan siswa dan menyenangkan. c. Siswa Dengan menggunakan media Roda Jelajah Indonesia siswa lebih memahami materi peninggalan sejarah dengan cara yang menyenangkan. G. Spesifikasi Media Produk media Roda jelajah Indonesia merupakan media yang sederhana dengan memperhatikan prinsip visual. Media ini terdiri dari beberapa komponen yaitu roda berputar, papan jelajah Indonesia, kartu pertanyaan, kartu jawaban, pion, dan buku panduan. Roda berputar terbuat dari kayu sengon laut dan triplek yang telah dibentuk bulat dengan diameter 40 cm. Sedangkan untuk komponen lainnya didesain menggunakan aplikasi CorelDraw X7. Papan jelajah Indonesia menggunakan bahan banner sedangkan lainnya dengan bahan kertas ivory.. 10

27 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian tentang Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Media merupakan bentuk jamak dari perantara (medium). Media berasal dari bahasa Latin medium (antara), istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Tujuan dari media sendiri adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar (Sharon E. Smaldino, 2011:7). Tanpa media, pembelajaran sebagai proses komunikasi antara guru dan siswa tidak akan berlangsung secara optimal (Daryanto, 2013:4). Media pembelajaran sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan. Selain itu media juga dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa (Azhar Arsyad, 2009:16). Menurut Ahmad Rohadi (2007:4) media adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun lunak untuk mencapai proses dan hasil yang efektif efisien sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan mudah. Sudarwan Danim (2010:7) berpendapat bahwa media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Menurut Dina Indriana (2011:16) media pembelajaran adalah semua bahan dan alat fisik yang mungkin digunakan untuk mengimplementasikan pengajaran dan memfasilitasi prestasi siswa terhadap sasaran atau tujuan pengajaran. 11

28 Senada dengan pendapat dari para ahli di atas, Arief S. Sadiman (2009:7) berpendapat bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa. Sedangkan Hujair AH Sanaky (2013:3) mengatakan bahwa media adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Tujuan dari penggunaan media ini adalah untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat, serta menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dipergunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan kepada siswa dalam suatu proses pembelajaran dengan tujuan untuk membangkitkan antusiasme siswa dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan optimal. 2. Macam-Macam Media Pembelajaran Macam-macam media menurut Arief S.Sadiman, dkk (2009: 28) terdiri dari media grafis, media audio, dan media proyeksi diam. a. Media grafis termasuk media visual. Media grafis berfungsi untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima pesan. Pesan yang disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual. Jenisjenis media grafis/ visual adalah gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan flanel, dan papan buletin. b. Media audio adalah media yang berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan disampaikan ke dalam lambang-lambang auditif.. Contoh media audio adalah radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, dan laboratorium bahasa. 12

29 c. Media proyeksi diam adalah media yang diproyeksikan langsung dengan proyektor dan dapat secara langsung berinteraksi dengan peserta didik. Jenis-jenis dari media proyeksi diam adalah film bingkai, film rangkai, overhead proyektor, proyektor opaque, tachitoscope, microprojection dengan microfilm. Sependapat dengan ahli di atas, Wina Sanjaya (2011: ) berpendapat bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam. a. Media auditif. b. Media visual. c. Media audiovisual. Berdasarkan cara penggunaannya, media pembelajaran dapat dibedakan menjadi 2,yaitu: a. Media tradisional atau konvensional (sederhana, misalnya peta, simbolsimbol grafis, gambar berseri, dan lain-lain. Media ini sering disebut juga media sederhana. Media ini dapat dengan mudah dibuat oleh guru dengan bahan-bahan yang sederhana. Media ini tidak memerlukan biaya banyak dalam pembuatannya dibandingkan dengan media modern. b. Media modern atau kompleks seperti komputer diitergrasikan dengan media-media elektronik lainnya. Media ini biasanya pembuatannya rumit dan memerlukan biaya mahal dalam pembuatannya. Media yang teritegrasikan dengan komputer biasanya ada video interaktif atau multimedia interaktif. 13

30 Berdasarkan uraian pengklasifikasian media oleh beberapa ahli tersebut dapat dipahami bahwa pengklasifikasian media dapat dilihat dari berbagai macam sudut padang. Secara garis besar pengklasifikasian media akan merujuk pada visual, auditif, dan audiovisual. Berdasarkan pengklasifikasian ini, media roda jelajah Indonesia merupakan media sederhana yang didesain sendiri oleh peneliti dan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan sehingga dapat dengan mudah diperbanyak..media roda jelajah Indonesia menerapkan prisip-prinsip yang terdapat dalam media visual. Di dalam media roda jelajah Indonesia menonjolkan gambar serta warna sehingga sangat cocok untuk diklasifikasikan pada media sederhana dengan memperhatikan prinsip visual. 3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Media pembelajaran menurut Ahmad Rohani (2007:9) memiliki fungsi sebagai berikut. a. Menyampaikan informasi dalam pembelajaran. b. Memperjelas informasi saat pembelajaran. c. Melengkapi dan memperkaya informasi dalam pembelajaran. d. Mendorong motivasi belajar. e. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi pembelajaran. f. Menambah variasi penyampaian materi pembelajaran. g. Memberikan pengalaman yang tidak diberikan guru. h. Mendorong terjadinya interaksi antara guru dan siswa sehingga anak akan lebih partisipatif. Livie dan Lentz (Hujair AH. Sanaky, 2013:7) mengungkapkan ada empat fungsi media khususnya media visual yaitu fungsi atensi, fungsi afeksi, fungsi kognitif dan fungsi kompisatoris. 14

31 Azhar Arsyad (2009: 15) berpendapat bahwa fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu pengajaran suatu materi yang mempengaruhi suasana dan iklim pembelajaran. Pemakaian media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan, motivasi dan minat belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran akan membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pembelajaran. Sedangkan manfaat media pembelajaran menurut Hujair AH Sanaky (2013:5) adalah sebagai berikut. a. Pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat memotivasi siswa. b. Bahan pengajaran menjadi lebih jelas maknanya sehingga lebih mudah dipahami. c. Metode pembelajaran bervariasi, tidak hanya ceramah saja. d. Siswa menjadi lebih aktif tidak hanya sekedar mendengarkan penjelasan dari guru. Senada dengan pendapat tersebut, Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto (2013:23) manfaat praktis dari penggunaan media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005 :3) penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan dengan tahapan berfikir sebab melalui 15

32 media pembelajaran hal-hal abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sangatlah penting. Selain menarik minat siswa, media pembelajaran sangat berperan untuk membuat siswa lebih aktif sehingga dapat lebih memahami materi yang diajarkan. Sama halnya dengan media Roda jelajah Indonesia yang membuat pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru, namun berpusat pada siswa. Dirancang dengan warna dan gambar yang menarik sehingga menarik perhatian siswa, serta cara penggunaan media yang sangat melibatkan siswa sangat cocok untuk karakteristik siswa SD. 4. Pengembangan Media Pembelajaran Ada beberapa hal yang diperhatikan guru dalam memilih media pembelajaran (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2005:4). Berikut adalah kriteria-kriteria yang perlu diperhatikan. a. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran. b. Dukungan terhadap isi pembelajaran. c. Kemudahan memperoleh media. d. Keterampilan guru menggunakannya. e. Ketersediaan waktu dalam penggunaannya. f. Kesesuaian dengan taraf berpikir siswa. Pendapat lainnya diungkapan oleh Azhar Arsyad (2009: 75), kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media adalah sebagai berikut. a. Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Tepat dan sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan sehingga dapat mendukung isi pelajaran baik fakta, konsep, prinsip, Maupun generalisasi. 16

33 c. Praktis, luwes, dan bertahan lama. d. Guru memiliki keterampilan atau mampu menggunakannya. e. Menentukan sasaran pengguna, apakah kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, atau individu. f. Mutu teknis harus memenuhi persyaratan tertentu. Keterkaitan antara media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, materi, metode, dan kondisi siswa harus menjadi perhatian dan pertimbangan pengajar dalam memilih dan menggunakan media sehingga media yang dipilih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran (Hujair AH Sanaky, 2013:7). Memilih media yang tepat tidak terlepas dari penggolongan atau klasifikasi media pembelajaran. Selain pengetahuan tentang karakteristik pemilihan media, guru perlu mengetahui klasifikasi media agar lebih mudah memilih media yang akan digunakan. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi siswa. Penggunaan media mempunyai tujuan memotivasi siswa. Selain itu disamping memberi rangsangan belajar baru media juga harus dapat merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan serta umpan balik yang positif terhadap pembelajaran. Menurut Anderson (Dientje Borman Rumampuk, 1999:17) hal yang ditempuh untuk memilih media untuk tujuan intruksional pembelajaran adalah: a. memutuskan pesan yang akan disampaikan, b. menentukan bagaimana cara penyampaian pesan dengan media tersebut, c. menentukan ciri-ciri pembelajaran, 17

34 d. mereview kelebihan dan kelemahan media yang dipilih untuk pembelajaran, e. merencanakan pengembangan dan produksi media tersebut. Penggunaan media pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan pendidikan yang terus mengalami perkembangan dari masa ke masa.oleh karena itu, pengembangan dari sebuah media menjadi hal yang wajib untuk dilakukan. Hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan sebuah media menurut Arief S.Sadiman, dkk (2009: 100) adalah sebagai berikut. a. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa. b. Merumuskan tujuan penggunaan media. c. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan. d. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan dari media yang diciptakan. e. Menulis naskah media. f. Mengadakan tes dan revisi. Dalam penelitian ini, media yang dikembangkan oleh peneliti adalah media roda jelajah Indonesia. Media ini dibuat dengan memperhatikan kriteria-kriteria yang telah disebutkan di atas. Roda Jelajah Indonesia dibuat sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu untuk membelajaran materi peninggalan sejarah IPS. Media ini dibuat dengan peralatan yang mudah didapatkan sehingga guru mampu membuat serta memperbanyak media ini dengan mudah. Guru dapat dengan mudah menggunakannya. Media sesuai 18

35 dengan karakter siswa SD yang suka bermain dan berkelompok karena media ini dirancang agar dapat dimainkan oleh siswa secara berkelompok. Desain media roda jelajah Indonesia dibuat dengan memperhatikan prinsip visual. Ada beberapa prinsip dalam mengembangkan produk media yang berbasis visual. Prinsip-prinsip visual tersebut membuat media yang efektif dalam mengkomunikasikan pesan dan informasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Prinsip-prinsip visual tersebut menurut Kustandi dan Sutjipto meliputi kesederhanaan, kesatuan, penekanan, keseimbangan, bentuk, garis, dan warna (Ahmad Susanto, 2014:328). a. Kesederhanaan, secara umum mengacu pada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu. Kata-kata harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam. Selain itu, hindarilah bentuk tulisan yang artistik karena tidak setiap orang bisa membacanya. Kalimat juga ringkas, padat dan mudah dimengerti. b. Keterpaduan atau kesatuan, mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan yang mudah dipahami. c. Penekanan, meskipun dirancang sederhana diperlukan penekanan pada salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna, atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting. d. Keseimbangan, bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris. e. Bentuk, bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan, informasi atau isi pelajaran perlu diperhat ikan. f. Warna, memberikan kesan pemisahan atau penekanan, atau untuk membangun keterpaduan. Warna dapat mempertinggi tingkat realism objek atau situasi yang digambarkan, menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan respons emosional tertentu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan ketika menggunakan warna, yaitu pemilihan warna khusus, nilai warna (tingkat ketebalan dan ketipisan 19

36 warna itu dibandingkan dengan unsur lain dalam visual tersebut), dan intensitas atau kekuatan warna itu untuk memberikan dampak yang diinginkan. g. Garis, dalam medium visual dapat dipergunakan untuk menyatukan unsur-unsur visual. Di samping itu garis juga dapat digunakan untuk mengarahkan perhatian pada unsur-unsur informasi tertentu. Berdasarkan pendapat di atas, media visual dibuat dengan memperhatikan bentuk, ukuran, warna, kesederhanaan, dan juga penekanan untuk dapat menarik perhatian siswa. Media Roda Jelajah Indonesia merupakan media sederhana yang didesain dengan bentuk dan warna yang menarik dan sesuai dengan karakter siswa. Media Roda Jelajah Indonesia dibuat dengan memperhatian prinsip tersebut sehingga dapat membangkitkan motivasi serta keaktifan siswa. B. Kajian tentang Media Roda Jelajah Indonesia 1. Pengertian Media Roda Jelajah Indonesia Media Roda Jelajah Indonesia merupakan media sederhana yang dirancang dengan memperhatikan prinsip visual. Media ini didesain dengan memperhatikan warna, bentuk, ukuran, keterpaduan, dan kesederhanaan sehingga diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa serta diharapkan dalam dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Diberi nama Roda Jelajah Indonesia karena media ini digunakan peneliti untuk mengajarkan materi peninggalan sejarah Indonesia. Siswa diajak mennjelajah tempat-tempat yang terdapat peninggalan sejarahnya. Media ini digunakan dengan cara dimainkan sendiri oleh siswa sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. 20

37 Sistem permainannya adalah siswa dibentuk kelompok, kemudian siswa bekerjasama untuk memajukan pion agar dapat menjelajahi peninggalan sejarah Indonesia. Pion akan maju jika siswa berhasil menjawab pertanyaan dari kartu pertanyaan. Dengan adanya media pembelajaran yang dapat dimainkan oleh siswa akan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga diharapkan prestasi belajar siswa juga meningkat. Media Roda Jelajah Indonesia dapat dikembangkan kembali oleh guru untuk materi pembelajaran lainnya hanya dengan mengubah isi dalam kartu pertanyaan dan kartu jawaban. Ini merupakan salah satu keunggulan dari media Roda Jelajah Indonesia, Media ini didesain agar mampu fleksibel untuk mata pelajaran apapun ketika guru memodifikasi kartu pertanyaan dan kartu jawaban. Media roda jelajah ini juga memiliki prinsip kesederhanaan sehingga ketika ada salah satu komponen yang hilang, guru dapat mudah menggantinya. Alat dan bahan pembuatan media ini juga sangat mudah didapatkan sehingga guru juga bisa dengan mudah memperbanyaknya. Pada penelitian ini, peneliti mengembangkan media Roda Jelajah Indonesia berdasarkan materi peninggalan sejarah pada SK Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia dengan KD 1.1 Mengenal makna peninggalanpeninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia dan 1.2 Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu- 21

38 Budha Islam di Indonesia. SK dan KD tersebut terdapat pada kelas V semester I. Media Roda Jelajah Indonesia terdiri dari beberapa komponen yaitu roda berputar, kartu pertanyaan, kartu jawaban, papan jelajah Indonesia, pion, buku panduan. a. Roda berputar Roda berputar merupakan alat yang akan digunakan untuk menentukan warna kartu pertanyaan yang akan diambil untuk dijawab. Roda berputar ini berbentuk lingkaran dengan diameter 40 cm yang terbuat dari triplek dengan penyangga yang terbuat dari kayu yang diperhalus dan diplitur. Di ujung kayu terdapat anak panah yang berasal dari karton dilapisi kertas emas berwarna ungu sebagai penanda warna yang terpilih. Terdapat 6 bagian warna dalam lingkaran yaitu warna merah, ungu, kuning, biru, orange, dan hijau. Keenam bagian warna dibuat menggunakan kertas ivory 260 gram. b. Kartu pertanyaan Kartu pertanyaan terdiri dari 6 warna sesuai dengan warna yang terdapat dalam roda berputar. Setiap warna memiliki 5 buah kartu. Jadi total kartu pertanyaan ada 30 kartu. Kartu warna merah ada 5, kartu warna hijau ada 5, kartu warna biru ada 5, kartu warna orange ada 5, kartu warna kuning ada 5 dan kartu warna ungu ada 5. Kartu tersebut berukuran 6 cm x 10 cm dengan ivory 260 g. Bagian belakang setiap kartu terdapat pertanyaan tentang materi peninggalan sejarah yang ditulis dengan font Times New Roman ukuran 20 22

39 pt. Pertanyaan yang terdapat dalam kartu pertanyaan memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. c. Kartu jawaban Kartu jawaban terdiri dari 6 warna sesuai dengan warna yang terdapat dalam roda berputar. Setiap warna memiliki 5 buah kartu. Jadi total kartu pertanyaan ada 30 kartu. Kartu warna merah ada 5, kartu warna hijau ada 5, katu warna biru ada 5, kartu warna orange ada 5, kartu warna kuning ada 5 dan kartu warna ungu ada 5. Kartu tersebut berukuran 6 cm x 10 cm dengan kertas ivory 260 gram. Bagian belakang setiap kartu terdapat jawaban untuk setiap pertanyaan. Bagian depan terdapat nomor yang menunjukan skor dari pertanyaan yang didapat. Sehingga siswa bisa langsung mengetahui jawaban yang benar untuk setiap pertanyaan. d. Papan jelajah Indonesia Papan jelajah Indonesia dedesain dengan ukuran 1,64 m x 0,9 m. Didesain dengan kotak-kotak di dalamnya sejumlah 50 kotak. Setiap barisnya terdapat 10 kotak. Ukuran setiap kotaknya adalah 15 cm x 15 cm. di dalam setiap kotak akan ada nomor nomor yang disusun secara urut mengular sampai dengan

40 e. Pion Pion berbentuk candi-candi untuk lebih mempererat hubungannya dengan peninggalan sejarah Indonesia. Pion ini digunakan untuk menandai letak tiap kelompok. f. Buku Panduan Buku panduan berisi tentang aturan penggunaan media Roda jelajah Indonesia. Tata cara permainan didesain dengan kertas ivory 260 dengan ukuran kertas A5. Font pada buku panduan adalah Times New Roman ukuran 16 pt. 2. Langkah-langkah Penggunaan Media Roda Jelajah Indonesia Langkah penggunaan media Roda Jelajah Indonesia sebagai berikut. a. Media roda jelajah peninggalan dimainkan oleh minimal 2 kelompok. b. Perwakilan kelompok melakukan hompimpah untuk menentukan urutan permainan. c. Setiap kelompok akan mendapatkan 4x kesempatan memutar lingkaran warna secara bergiliran dan berurutan. d. Kelompok dengan urutan pertama memutar lingkaran warna (merah, kuning, hijau, biru, dan ungu) untuk menentukan kartu pertanyaan warna apa yang akan diambil. e. Kelompok mengambil kartu pertanyaan sesuai warna hasil putaran. Kelompok mengambil kartu secara acak. 24

41 f. Kelompok membaca pertanyaan yang terdapat dalam kartu pertanyaan. Kelompok diberikan waktu 25 detik untuk memikiran jawaban dari pertanyaan. Jika dalam waktu yang diberikan Kelompok tidak mampu menjawab, maka pertanyaan akan dilemparkan kepada Kelompok dengan urutan selanjutnya dengan ketentuan waktu 10 detik untuk berfikir. Jika sampai semua Kelompok tidak dapat menjawab, pertanyan tersebut dianggap gugur. g. Jika Kelompok mampu menjawab pertanyaan, maka Kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk maju sejumlah skor yang terdapat dalam kartu pertanyaan. h. Kelompok urutan ke 2 memutar kembali lingkaran warna. i. Kelompok mengambil kartu pertanyaan sesuai warna hasil putaran. Kelompok mengambil kartu secara acak. j. Kelompok membaca pertanyaan yang terdapat dalam kartu pertanyaan. Kelompok diberikan waktu 20 detik untuk memikiran jawaban dari pertanyaan. Jika dalam waktu yang diberikan Kelompok tidak mampu menjawab, maka pertanyaan akan dilemparkan kepada Kelompok dengan urutan selanjutnya dengan ketentuan waktu 5 detik untuk berfikir. Jika sampai semua Kelompok tidak dapat menjawab, pertanyan tersebut dianggap gugur. k. Jika kelompok mampu menjawab pertanyaan, maka Kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk maju sejumlah skor yang terdapat dalam kartu pertanyaan. 25

42 l. Kegiatan yang sama dilakukan oleh Kelompok dengan urutan ke 3 dan ke 4. Langkah ini berlanjur hingga kesempatan memutar selesai. m. Jika kelompok memutar lingkaran warna dan mendapatkan warna yang kartu pertanyaannya telah habis, maka Kelompok diminta untuk memutar lingkaran warna hingga mendapatkan kartu pertanyaan. n. Pemenang dari permainan ini adalah kelompok yang paling dekat dengan garis finish. 3. Keunggulan Media Roda Jelajah Indonesia Media roda jelajah Indonesia tentunya dikembangkan karena memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan media lainnya. Keunggulan media ini adalah sebagai berikut. a. Media Roda Jelajah Indonesia merupakan inovasi baru dalam media pembelajaran. b. Media ini dirancang dapat dimainkan oleh siswa sehingga pembelajaran melibatkan siswanya. c. Komponen dalam media ini sangat mudah didapatkan. d. Guru dapat mengembangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban untuk menggunakan media ini untuk mata pelajaran lain. e. Media ini sangat mudah dibuat dan ringan biaya. C. Kajian tentang Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar 1. Pengertian Siswa kelas V Sekolah Dasar Masa usia sekolah dasar menurut Ahmad Susanto (2013: 86) termasuk kedalam tahapan masa kanak-kanak akhir. Menurut Hurlock (2002:146) masa 26

43 kanak-kanak akhir berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada akhir masa kanak-kanak ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. Masa usia sekolah dasar ini merupakan tahapan perkembangan penting dan bahkan fundamental bagi kesuksesan perkembangan selanjutnya (Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 1999:12). Menurut Rita Eka Izzaty, dkk (2008: ) anak Sekolah Dasar termasuk di dalamnya siswa kelas V SD, mempunyai karakteristik yang sangat unik. Mampu berfikir logis mengenai objek dan kejadian namun masih terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret. 2. Ciri-ciri siswa kelas V Sekolah Dasar Menurut Bassett dalam (Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 1999:12) berpendapat bahwa karakteristik anak usia SD secara umum, antara lain : a. Secara ilmiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik dengan dunia sekitar, b. Senang bermain dan lebih suka bergembira, c. Suka mengatur dirinya untuk mengatasi banyak hal, mencoba usahausaha baru, d. Terdorong untuk berprestasi jika mengalami ketidakpuasan, e. Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif. Sedangkan menurut Pujiati (2007:2) ciri anak usia sekolah dasar sesuai teori Piaget adalah : a. Pola berpikir dalam memahami konsep yang abstrak masih terikat pada benda konkret, b. Jika diberikan permasalahan belum mampu memikirkan segala alternative pemecahannya, c. Pemahaman konsep berurutan melalui tahap-tahap, 27

44 d. Belum mampu menyelesaikan masalah yang melibatkan kombinasi urutan operasi yang kompleks. Menurut Siti Partini Suardiman (2006:124) karakteristik siswa kelas tinggi adalah: a. Minat pada mata pelajaran mulai muncul, b. Suka membentuk kelompok sebaya, c. Rasa ingin tahu tinggi, d. Memandang nilai sebagai prestasi belajar. Menurut Marsh (Rita Eka Izzaty, 2013: 116) strategi guru dalam pembelajaran pada masa kanak-kanak akhir adalah: a. Menggunakan bahan-bahan konkret. Benda konket bisa dibuat oleh guru atau didapatkan dari benda sekitar. b. Menggunakan alat visual. Alat visual yang digunakan memperhatikan warna bentuk dan ukuran. Dikarenakan siswa SD menyukai warna-warna cerah, maka guru dituntut untuk mendesain alat visual tersebut agar menarik perhatian siswa. c. Menggunakan contoh-contoh yang sudah akrab dan sederhana untuk siswa. Berdasarkan uraian di atas, karakter siswa usia SD antara lain adalah masih berada pada tahap operasional konkret yaitu masih terikat dengan benda konkret. Anak usia SD juga masih suka bermain dan berkelompok. Usia SD berkisar antara 6-12, di dalamnya ada anak kelas V, maka anak usia SD kelas V juga memiliki karakteristik tersebut. 28

45 Pengembangan Media Roda Jelajah Indonesia berdasarkan karakteristik perkembangan siswa kelas V SD tersebut. Media roda jelajah Indonesia merupakan media yang berfungsi untuk mengkonkretkan materi yang abstrak selain itu media tersebut dirancang untuk dimainkan oleh kelompok siswa sehingga pembelajaran menyenangkan. Media roda jelajah Indonesia juga dirancang dengan memperhatikan pemilihan warna dan bentuk sehingga menarik perhatian siswa. D. Kajian tentang Pembelajaran IPS SD 1. Hakikat Pembelajaran IPS di SD Ilmu Pengetahuan Sosial yang sering disingkat dengan IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik (Ahmad Susanto, 2015 :137) Menurut Mulyasa (2007:125) Ilmu pengetahuan sosial dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD atau MI sampai MTS atau SMP. Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan ilmu sosial. Melalui mata pelajaran IPS siswa diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat. Sedangkan Trianto (2010:171) mengatakan bahwa IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial. IPS 29

46 dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu metode interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi,sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya) Pembelajaran IPS di SD mengajarkan konsep-konsep esensi ilmu sosial untuk membentuk subjek didik menjadi warga negara yang baik (Ahmad susanto, 2014 :7). Karena pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata, tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap, dan kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan hidup sosial sehari-hari. Jadi, IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD yang pada hakikatnya mengajarkan esensi dari ilmu sosial sehingga siswa mampu berpikir kritis dan kecakapannya berdasar pada kehidupan sosial. 2. Tujuan IPS di SD Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di Sekolah Dasar. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Tujuan mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai berikut. a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan. b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. (Sapriya, 2009: ) 30

47 Awan Mutakin berpendapat dalam (Ahmad Susanto, 2014:10) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar adalah : a. memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungan melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat; b. mengetahui dan memahami konsep dasar dan mempu memggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial; c. mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah yang berkembang di masyarakat; d. menaruh perhatian terhadap isu-isu sosial, mampu membuat analisis kritis; e. mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun sendiri yang bertanggung jawab membangun masyarakat. Jadi Pembelajaran IPS memiliki tujuan untuk bisa membantu pembentukan pribadi siswa yang peduli tehadap kondisi masyarakat dan bersifat kritis terhadap masalah masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat. Dalam hal ini media roda jelajah Indonesia sebagai alat bantu dalam mencapai tujuan tersebut terutama dalam materi peninggalan sejarah Indonesia. Siswa diharapkan mengenal dan menghargai setiap peninggalan sejarah di Indonesia 3. Ruang Lingkup IPS di SD Ruang lingkup materi pelajaran IPS di sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah yang tecantum dalam kurikulum sebagai berikut : a. Manusia, tempat dan lingkungan. b. Waktu, keberlajutan, perubahan. c. Sistem sosial budaya. d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.(ahmad Susanto, 2015:160) 31

48 Dari ruang lingkup tersebutlah dikembangkan materi-materi IPS di sekolah dasar. Ruang lingkup tersebut dikembangkan menjadi SK dan KD yang terdapat dalam kurikulum yang nantinya akan dikembangkan oleh guru menjadi indikator-indikator. Pengembangan media roda jelajah Indonesia dikembangkan berdasarkan materi peninggalan sejarah yang terdapat pada SK Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia dengan KD 1.1 Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia dan 1.2 Menceritakan tokohtokoh sejarah pada masa Hindu-Budha Islam di Indonesia. SK dan KD tersebut terdapat pada kelas V semester I. 4. SK dan KD IPS kelas V Semester 1 Berikut adalah tabel SK dan KD IPS kelas V semester 1. Tabel 1. SK dan KD Kelas V Semester 1 Standar Kompetensi 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu- Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan Kompetensi Dasar 1.1 Mengenal makna peninggalanpeninggalan sejarah yang berskala nasional Hindu-Budha dan Islam di Indonesia 1.2 Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia. 32

49 ekonomi di Indonesia 1.3 Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan menggunakan peta/atlas/globe dan media lainnya. 1.4 Menghargai keberagaman suku dan budaya Indonesia 1.5 Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia Materi peninggalan sejarah yang akan dipakai sebagai pertanyaan dalam media Roda Jelajah Indonesia terdapat di kelas V semester 1. Kompetensi Dasar yang akan dibahas dalam pengembangan media Roda Jelajah Indonesia kali ini adalah Mengenal makna peninggalanpeninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia dan Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia. E. Kerangka Pikir Siswa SD berada pada tahap operasional konkret dimana siswa berpikir logis mengenai objek atau kejadian namun terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret. Siswa membutuhkan media pembelajaran yang berfungsi untuk mengkonkretkan materi abstrak. 33

50 Setiap mata pelajaran membutuhkan media pembelajaran, termasuk IPS. Dalam rangka mengembangkan aspek sosial siswa, maka media pembelajaran IPS menjadi suatu hal mutlak digunakan dalam setiap pembelajaran. Mengingat bahwa media merupakan hal penting, sudah seharusnya sekolah menggunakan media sebagai perantara penyalur informasi. Media pembelajaran haruslah membuat siswa merasa tertarik sehingga memotivasi siswa untuk belajar. Selain itu, media pembelajaran haruslah membuat siswa semakin paham dan pembelajaran menjadi berpusat pada siswa sehingga prestasi belajar siswa juga meningkat. Namun pada kenyataannya penggunaan media kadang tak sesuai dengan materi yang diajarkan. Penggunan media, media tersebut tidak mampu melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Hal ini ditemukan dalam proses pembelajaran IPS di SD Wonosari Baru. Kejadian seperti ini mengakibatkan pembelajaran menjadi monoton dan tidak menyenangkan. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengembangkan sebuah media yang mampu membantu guru menciptakan pembelajaran yang menarik, berpusat pada siswa serta menyenangkan. Media Roda Jelajah Indonesia merupakan media yang didesain dengan menarik dan dapat dimainkan oleh siswa. Media ini akan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar karena dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.oleh sebab itu, peneliti ingin mengembangkan sebuah media yang mampu membantu guru menciptakan pembelajaran yang menarik, berpusat pada siswa serta menyenangkan. Media 34

51 Roda Jelajah Indonesia merupakan media yang didesain dengan menarik dan dapat dimainkan oleh siswa. Media ini akan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar karena dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Diharapkan dengan kondisi pembelajaran yang menyenangkan akan meningkatkan prestasi belajar siswa pula. Siswa memerlukan media pembelajaran untuk mengkonkretkan materi. Pembelajaran IPS memerlukan media pembelajaran. Pembelajaran IPS di SD belum menggunakan media pembelajaran yang sesuai dan tepat. Perlu dikembangkan media yang sesuai dengan pembelajaran dan mengaktifkan siswa serta mampu meningkatkan prestasi siswa. Roda jelajah Indonesia dikembangkan sebagai media pembelajaran IPS. Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir 35

52 F. Hipotesis 1. Dengan menggunakan media Roda Jelajah Indonesia pembelajaran akan berlangsung menyenangkan dan prestasi belajar siswa juga meningkat. 36

53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Borg dan Gall (dalam Zainal Arifin, 2011: 126) mengemukakan bahwa Research and develompent is a powerful strategy for improving practice. It is a process used to develop and validate educational products.. Punaji Setyosari (2012: 194) juga menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 407) yang menyatakan bahwa research and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu yang bersifat analisis kebutuhan untuk menguji keefektifan produk tersebut. Gay, Mills, dan Airasian (dalam Emzir, 2012: 263) mengemukakan bahwa tujuan utama penelitian dan pengembangan bukan untuk merumuskan atau menguji teori, tetapi untuk mengembangkan produk-produk yang efektif untuk digunakan di sekolah-sekolah. Produk-produk yang dihasilkan oleh penelitian dan pengembangan dapat mencakup: materi pelatihan guru, materi ajar, seperangkat tujuan perilaku, materi media, dan sistem-sistem manajemen. Dalam hal ini, produk yang dikembangkan peneliti adalah media pembelajaran yaitu Roda Jelajah Indonesia. 37

54 B. Prosedur Pengembangan Prosedur atau langkah-langkah pengembangan media Roda Jelajah Indonesia dalam penelitian ini mengacu pada prosedur pengembangan Borg dan Gall (dalam Emzir, 2012: 271) yang terdiri atas 10 langkah pengembangan yaitu: 1. Penelitian dan Pengumpulan data 2. Perencanaan 3. Pengembangan Bentuk Awal Produk 4. Uji Coba Lapangan Awal 5. Revisi Produk 6. Uji Coba Lapangan Utama 7. Revisi Produk Operasional 8. Uji Coba Lapangan Operasional 9. Revisi Produk Akhir 10. Desminasi dan Implementasi Dari 10 langkah pengembangan tersebut, penelitian ini hanya dilakukan sampai pada langkah ke-9 saja. Kegiatan desiminasi tidak dilakukan karena keterbatasan sumber daya dan kemampuan peneliti. Adapun penelitian ini dimodifikasi menggunakan langkah pengembangan media berdasarkan pernyataan Arief S. Sadiman mengenai pengambilan subjek yang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Berikut penjelasan mengenai prosedur pengembangan media Roda Jelajah Indonesia yang digunakan dalam penelitian ini. 38

55 1. Penelitian dan Pengumpulan Data Langkah ini dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui masalah yang terdapat dalam pembelajaran di SD khususnya kelas V SDN Wonosari Baru. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi pada proses pembelajaran IPS kelas V SDN Wonosari Baru. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetehui persoalan yang ada dalam proses pembelajaran IPS. Kegiatan yang dilakukan setelah itu adalah wawancara kepada guru wali kelas, kepala sekolah, dan beberapa siswa. Topik wawancara mengenai proses pembelajaran secara umum, proses pembelajaran IPS serta media pembelajaran yang digunakan. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran IPS serta ketersediaan media pembelajaran IPS. Terdapat beberapa masalah yang ditemui antara lain, pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa kurang bersemangat dalam belajar, ada beberapa siswa yang ramai sendiri, penggunaan media yang kurang cocok sehingga membuat pembelajaran kurang dipahami. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan adalah mengkaji teori-teori maupun hasil penelitian yang berkaitan dengan rancangan pengembangan produk. Data hasil observasi dan wawancara, serta mengkaji teori kemudian dijadikan rujukan untuk menetukan produk yang akan dikembangkan. 2. Perencanaan Pada tahap ini, peneliti merumuskan tujuan penggunaan media, menentukan materi yang akan diintegrasikan dengan media pembelajaran, membuat berbagai macam pertanyaan berkaitan dengan materi, 39

56 mempersiapkan alat dan bahan pembuatan media, serta merancang desain pengembangan produk. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. 3. Pengembangan Bentuk Awal Produk Kegiatan yang dilakukan peneliti pada langkah ini adalah memproduksi media yaitu media Roda Jelajah Indonesia berdasarkan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Setelah itu peneliti melakukan validasi baik dari segi media maupun materi. Validasi dari segi media akan dilakukan oleh dosen dari prodi Teknologi Pendidikan dan validasi dari sisi materi akan dilakukan oleh dosen IPS dari prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Kegiatan selanjutnya adalah revisi sesuai masukan dari para ahli (validator). Kegiatan ini berfungsi untuk menghasilkan media Roda Jelajah Indonesia yang layak. 4. Uji Coba Lapangan Awal Pada tahap ini peneliti melakukan uji coba produk kepada 3 orang siswa kelasvc. Pengambilan subjek uji coba dilakukan secara acak. Subjek uji coba diminta untuk belajar sambil bermain dengan media Roda Jelajah Indonesia, sedangkan siswa lainnya tetap mengikuti kegiatan belajar mengajar. Selama uji coba berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan siswa dalam menggunakan produk tersebut. Kegiatan dilanjutkan dengan pengisian angket respon siswa dan wawancara dengan siswa terkait dengan media Roda Jelajah Indonesia yang telah dikembangkan. 40

57 5. Revisi Produk Perbaikan terhadap produk dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba lapangan awal yaitu data dari observasi, wawancara, dan angket. Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan produk lebih baik dari sebelumnya. 6. Uji Coba Lapangan Utama Pada tahap ini peneliti melakukan uji coba produk kepada 10 orang siswa kelas V C. Subjek uji coba dipilih secara acak. Selama uji coba berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan siswa dalam menggunakan media roda jelajah Indonesia. Kegiatan dilanjutkan dengan pengisian angket respon siswa serta melakukan wawancara untuk meminta tanggapan kepada siswa terkait dengan media Roda Jelajah Indonesia yang telah dikembangkan. 7. Revisi Produk Operasional Revisi tahap kedua dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba lapangan utama yaitu data dari observasi, wawancara, dan angket. Revisi tahap kedua bertujuan untuk menghasilkan produk lebih baik dari sebelumnya. 8. Uji Coba Lapangan Operasional Pada tahap ini peneliti melakukan uji coba produk kepada 20 orang siswa kelas V B dan 22 siswa kelas V A SD N Wonosari Baru. Kegiatan ini 41

58 juga disertai dengan observasi, pengisian angket siswa, serta meminta tanggapan kepada siswa terkait dengan media yang telah dikembangkan. 9. Revisi Produk Akhir Berdasarkan data yang diperoleh dari uji coba lapangan operasional, maka langkah selanjutnya adalah melakukan revisi tahap akhir. Apabila sudah dilakukan revisi tahap akhir, maka media Roda Jelajah Indonesia dinyatakan layak untuk pembelajaran IPS. Penelitian dan Pengumpulan Data Perencanaan Pengembangan Produk Awal Uji Coba Lapangan Utama Revisi Uji Coba Lapangan Awal Revisi Uji Coba Lapangan Operasional Revisi Akhir Gambar 2. Langkah- Langkah Pengembangan Media Roda Jelajah Indonesia yang dikembangkan oleh Sugiono (dalam Emzir, 2012:275) C. Validasi dan Uji Coba Produk 1. Validasi Validasi merupakan kegiatan yang dilakukan dalam upaya memperoleh nilai kelayakan produk yang dikembangkan sebelum masuk ke dalam tahapan uji coba. Validasi dilakukan dengan expert judgement (meminta 42

59 pertimbangan para ahli). Apabila produk dikatakan layak maka produk dapat diujicobakan di lapangan. Validasi dalam pengembangan media dibagi menjadi 2 validasi, yaitu validasi ahli media dan validasi ahli materi. a. Validasi Ahli Media Media yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Roda Jelajah Indonesia. Untuk mengetahui kelayakan produk tersebut peneliti melakukan validasi dengan ahli media. Validasi ahli media dilakukan dengan cara pengisian angket penilaian terhadap media yang dikembangkan. Angket berisi tentang kriteria-kriteria media visual yaitu kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, bentuk, dan warna. Selain angket, validasi juga dilakukan dengan memperhatikan penilaian, komentar, masukan dan saran dari ahli media. Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan media sampai media roda jelajah Indonesia siap diujicobakan. b. Validasi Ahli Materi Selain divalidasi oleh ahli media, produk juga divalidasi oleh ahli materi. Materi yang digunakan untuk media Roda Jelajah Indonesia adalah peninggalan sejarah. Validasi dilakukan dengan cara pengisian angket yang telah dibuat peneliti mengenai kesesuaian materi. Selain angket, validasi juga memperhatikan komentar, masukan dan saran yang diberikan oleh ahli materi. Data yang diperoleh digunakan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan media sehingga media roda jelajah Indonesia siap digunakan dalam kegiatan uji coba. 43

60 2. Uji Coba Produk Setelah produk divalidasi oleh ahli materi dan ahli media, langkah selanjutnya adalah uji coba produk. Produk harus diujicobakan terlebih dahulu kepada subjek penelitian. Adapun tahapan uji coba adalah sebagai berikut. a. Uji coba lapangan awal, yaitu produk diujicobakan kepada 3 orang siswa dari kelas V C. b. Uji coba lapangan utama, yaitu produk diujicobakan kepada 10 orang siswa dari kelas V C. c. Uji coba lapangan operasional dalam hal ini adalah 42 orang siswa dari kelas V B dan V A. D. Setting dan Subjek Penelitian Penelitian pengembangan media Roda Jelajah Indonesia dilakukan di SDN Wonosari Baru yang beralamatkan di Jalan Veteran, Kepek, Wonosari, Gunungkidul. SD N Wonosari Barumerupakan sekolah yang terakreditasi A dan merupakan SD Penjamin Mutu. Sebagai SD Penjamin Mutu, SDN Wonosari Baru memiliki 15 kelas dengan total guru yang mengajar ada 23 guru. Subjek penelitian adalah siswa kelas V A, V B, dan V C. Untuk kelas VA terdapat 22 siswa yang terlibat, VB terdapat 20 siswa yang terlibat, dan kelas VC yang terlibat ada 13 siswa yang terlibat dalam penelitian. E. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif adalah data kuantitatif yang 44

61 dilengkapi dengan data kualitatif. Data kuantitatif didapatkan dari penilaian angket oleh ahli media (dosen Teknologi Pendidikan), ahli materi (dosen IPS), dan subjek uji coba (siswa kelas V SD Negeri Wonosari Baru). Data kuantitatif ini akan dijadikan sarana perbaikan media Roda Jelajah Indonesia. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan komentar/saran yang diberikan oleh ahli media, ahli materi, dan siswa. F. Definisi Operasional Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. b. Pengembangan adalah suatu proses untuk menghasilkan produk baru yang dikembangkan dari produk yang telah ada. c. Media Roda Jelajah Indonesia adalah media sederhana dengan memperhatikan prinsip visual. Ada beberapa komponen di dalamnya yaitu roda berputar, papan jelajah Indonesia, pion, kartu pertanyaan, dan kartu jawaban. Media ini bertujuan untuk membelajarkan materi peninggalan sejarah IPS. G. Teknik Pengumpulan Data Suharsimi Arikunto (2010:193) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan suatu data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut. 1. Angket 45

62 Angket menurut Sugiyono (2013: 199) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini, angket berbentuk rating-scale. Rating-scale adalah angket yang isinya pernyataan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukan tingkatan (Suharsimi Arikunto, 2010:195) Angket ditujukan kepada ahli materi, ahli media, dan siswa untuk dimintai tanggapannya terhadap media Roda Jelajah Indonesia yang telah dikembangkan. Data yang diperoleh dari angket akan diolah menjadi data kuantitatif 2. Wawancara Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur menurut Suharsimi Arikunto (2010: 227) adalah teknik wawancara dimana peneliti tidak menyiapkan serentetan pertanyaan secara terstuktur melainkan hanya meliputi garis besar yang akan ditanyakan.wawancara dilakukan kepada guru dan siswa. Wawancara dilakukan dibeberapa kesempatan. Wawancara pertama dilakukan ketika pengumpulan data awal dan studi pendahuluan. Wawancara bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang ada dan sering timbul saat pembelajaran di kelas. Hasil dari wawancara ini peneliti mampu merumuskan masalah yang terdapat di SD N Wonosari Baru. Setelah itu wawancara dilakukan kepada siswa saat uji coba. Wawancara dilakukan untuk 46

63 memperoleh tanggapan mengenai media Roda Jelajah Indonesia yang telah dikembangkan. 3. Observasi Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi tidak terstruktur. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi (Sugiyono, 2013:205). Observasi tidak terstruktur dalam penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada tahap studi pendahuluan dan uji coba. Observasi pertama bertujuan untuk mengetahui permasalah yang terdapat dalam pembelajaran IPS. Sedangkan obsevasi selanjutnya dilakukan untuk mengetahui proses penggunaan media. Observasi ini sebagai sarana untuk memperbaiki media Roda Jelajah Indonesia. H. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitianiniadalah angket validasi ahli media, angket validasi ahli materi, dan angket respon siswa. Validasi media dilakukan oleh Dosen Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Bapak Sungkono, M.Pd. Validasi materi dilakukan oleh dosen IPS dari prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yaitu Safitri Yosita Ratri, M.Ed. Kisi-kisi instrumen untuk validasi media dikembangkan indikator pemilihan media (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2005:4) yaitu, ketepatan tujuan, dukungan terhadap isi pembelajaran, dan kemudahan memperoleh media. Kisi-kisi juga dikembangkan dengan indikator manfaat media 47

64 pembelajaran (Hujair AH Sanaky, 2013:5) yaitu kemenarikan pmbelajaran dan keaaktifan siswa. Media Roda Jelajah Indonesia merupakan pengembangan dari media visual, maka dari itu instrument dikembangkan melalui prisip media visual. Kisi-kisi instrumen angket dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Media No Aspek Indikator No Butir Jumlah butir 1 Kriteria Kesesuaian media dengan 1 1 pemilihan media Kompetensi Dasar Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran 2 1 Kesesuaian media dengan 3 1 karakteristik siswa SD Kemudahan memperoleh perangkat pembuat media Pemanfaatan Kemampuan media dalam 5 1 media mengembangkan motivasi siswa Kemampuan media dalam 6 1 mengaktifkan siswa Kemudahan dalam penggunaan 7 1 media ASPEK VISUAL 3 Kesederhanaan Kejelasan gambar yang disajikan 8 1 Kesesuaian huruf dengan 9 1 karakteristik siswa Ketepatan ukuran huruf yang 10 1 digunakan 3 Keterpaduan Kesesuaian gambar papan jelajah 12 1 Indonesia dengan materi 4 Penekanan Keawetan media yang dibuat 13 1 Keamanan media saat digunakan Keseimbangan Ukuran Roda berputar sesuai (tidak 14 1 terlalu besar dan tidak terlalu kecil) Ukuran kartu pertanyaan sesuai 15 1 (tidak terlalu kecil tidak terlalu besar) 6 Bentuk Keunikan bentuk yang disajikan 16 1 Kerapihan komponen media 17 7 Warna Ketepatan pemilihan warna

65 Kejelasan warna yang disajikan Garis Kejelasan garis batas pada papan 20 1 jelajah Indonesia Kisi-kisi instrumen untuk validasi materi dikembangkan indikator pengembangan materi. Terdapat 2 kisi-kisi validasi materi yang dikembangkan oleh peneliti dikarenakan adanya perbaikan dari validator instrumen. Untuk validasi pertama digunakan 3 aspek yaitu keakuratan, kesesuaian dan kemenarikan. Untuk validasi ke dua menggunakan 4 aspek yang diadaptasi dari pendapat Oemar Hamalik (2011: 178) yaitu signifikansi, validasi relevansi, learnbility dan minat. Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Materi 1 No. Aspek Indikator No. Butir Jumlah 1. Akurat Ketepatan materi dengan media 1 1 Roda Jelajah Indonesia 2. Kesesuaian Kesesuaian materi dengan 2 1 Standar Kompetensi Kesesuaian materi dengan 3 1 dengan kompetensi dasar Kesesuaian materi dengan 4 1 karakteristik siswa 3 Kemenarikan Kemenarikan sajian materi 5 1 dalam media Roda Jelajah Indonesia Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Materi 2 No. Aspek Indikator No. Butir Jumlah 1. Signifikansi Ketepatan materi dengan roda 1 1 jelajah Indonesia Kedalaman materi dalam roda 2 1 jelajah Indonesia 2. Validasi Kesesuaian materi dengan 3 1 Relevansi Standar Kompetensi Kesesuaian materi dengan 4 1 Kompetensi Dasar Kesesuaian tingkat kesulitan 5 1 pertanyaan dalam media roda 49

66 jelajah Indonesia Kesesuaian bahasa yang digunakan dalam media roda jelajah Indonesia materi 3 Learnbility Media mampu melibatkan siswa dalam pembelajaran dalam penyampaian ma Kesesuaian penyajian materi dengan tingkat perkembangan siswa 4 Minat Media mampu memotivasi siswa dalam memperdalam materi peninggalan sejarah Kemenarikan sajian materi dalam media roda jelajah Indonesia Tabel 5. Kisi - Kisi Instrumen Angket Respon Siswa No Indikator No Butir Jumlah Butir 1 Kejelasan petunjuk penggunaan media Kemampuan media menarik perhatian anak Penggunaan warna dalam media Roda Jelajah 3,4 2 Indonesia 4 Kesesuaian gambar dengan materi peninggalan 5 1 sejarah Indonesia 5 Kejelasan tulisan dalam media Kemudahan penggunaan media Keamanan media Kemampuan media membuat pembelajaran 9 1 menyenangkan 9 Ketepatan media untuk materi peninggalan sejarah 10 1 I. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif kuantitatif kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala 5 untuk mengetahui kualitas produk. Langkah yang digunakan menggunakan 50

67 pengkategorisasian oleh Eko Putro Widoyoko (2010: 238). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 6. Konversi Data Kualitatif (Eko Putro Widoyoko (2010: 238). Rumus Rerata skor Kriteria X > Xi + 1,8 x Sbi >4,2 Sangat Baik Xi + 0,6 x Sbi < X Xi + 1,8 x Sbi >3,4 4,2 Baik Xi 0,6 x Sb i < X Xi +0,6 x Sbi >2,6 3,4 Cukup Xi 1,8 x Sbi < X Xi 0,6 x Sbi >1,8 2,6 Kurang X Xi 1,8 x Sbi 1,8 Sangat Kurang Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan dianggap layak digunakan sebagai media pembelajaran apabila hasil uji coba lapangan minimal termasuk dalam kriteria baik. Maka media dianggap layak jika nilai lebih dari 3,4. 51

68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Media Roda Jelajah Indonesia dikembangkan dengan menggunakan model Borg dan Gall yang dimodifikasi dengan Arief S.Sadiman untuk pengambilan subjeknya. Adapun penjelasan dari langkah-langkah model Borg dan Gall sebagai berikut. 1. Penelitian dan Pengumpulan data Langkah penelitian dan pengumpulan data ini dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui masalah yang terdapat dalam pembelajaran di SD khususnya kelas V SD Negeri Wonosari Baru. Penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada tanggal 23 November. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan observasi pembelajaran IPS kelas V A, VB dan VC SD Negeri Wonosari Baru. Berdasarkan observasi yang dilakukan saat pembelajaran IPS berlangsung, didapati hasil sebagai berikut. a. Pembelajaran IPS masih berpusat pada guru. b. Media IPS yang digunakan belum optimal dalam mengajarkan materi IPS diajarkan. c. Penggunaan media yang masih berpusat pada guru, belum mampu melibatkan siswa secara aktif. d. Kurang adanya semangat belajar pada siswa ketika menghadapi materi yang terlalu banyak menghafal. e. Siswa kelas V yang ramai sendiri ketika guru sedang menjelaskan. 52

69 Guru kelas V sebenarnya telah berusaha untuk membuat pembelajaran IPS menjadi lebih menarik dengan menggunakan media gambar. Namun media gambar yang ditampilkan belum mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Media gambar hanya sekedar ditampilkan dan tidak dipergunakan siswa dalam pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa media gambar yang guru pergunakan belum optimal dalam pembelajaran IPS. Setelah melakukan observasi dan didapati beberapa permasalahan terkait dengan pembelajaran IPS di SD Negeri Wonosari Baru, kegiatan selanjutnya adalah melakukan wawancara dengan guru dan sebagian siswa kelas V untuk memperdalam temuan permasalahan. Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur menurut Suharsimi Arikunto (2010: 227) adalah teknik wawancara dimana peneliti tidak menyiapkan serentetan pertanyaan secara terstuktur melainkan hanya meliputi garis besar yang akan ditanyakan. Dari hasil wawancara didapatkan data sebagai berikut. a. Guru kesulitan memilih media yang tepat dalam pembelajaran IPS. b. Siswa tidak begitu menyukai materi yang terlalu banyak hafalan. c. Siswa sering bermain sendiri ketika mulai bosan dengan pembelajaran. Setelah data dan permasalah kelas didapatkan, peneliti melakukan kajian pustaka mengenai permasalahan berkaitan dengan IPS. Hasil dari mengkaji pustaka didapatkan bahwa pembelajaran IPS memiliki tujuan untuk bisa membantu pembentukan pribadi siswa yang peduli tehadap kondisi 53

70 masyarakat dan bersifat kritis terhadap masalah masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat. Dalam rangka mengembangkan aspek sosial siswa, maka media pembelajaran IPS menjadi suatu hal mutlak digunakan dalam setiap pembelajaran. Maka peneliti mengembangkan media IPS yang mampu menarik perhatian siswa serta melibatkan siswa dalam pembelajarannya. Media visual dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu membuat pembelajaran menyenangkan dan bermakna. Media dikembangkan sesuai dengan kararkteristik siswa SD yang masih suka bermain dan berkelompok. 2. Perencanaan Perencanaan dilakukan sebelum pembuatan media Roda Jelajah Indonesia. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah sebagai berikut. a. Merumuskan tujuan penggunaan media. b. Menentukan materi yang diintegrasikan dalam media Roda Jelajah Indonesia. c. Membuat soal esaian singkat berdasarkan materi yang dipilih. d. Pembuatan RPP untuk pengajaran. e. Mempersiapkan alat dan bahan pembuatan media Roda Jelajah Indonesia. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah penentuan tujuan pembuatan media. Tujuan media berdasarkan SK dan KD IPS berdasarkan kurikulum 2006/ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.. a. Standar Kompetensi 54

71 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia. b. Kompetensi Dasar 1.1 Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional Hindu-Budha dan Islam di Indonesia. 1.2 Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia. Alasan pemilihan SK dan KD ini adalah karena dalam SK dan KD tersebut memiliki materi hafalan yang cukup kompleks sehingga memudahkan peneliti untuk membuat pertanyaan dalam kartu pertanyaan, selain itu pemilihan SK dan KD ini dikarenakan siswa sedikit kesusahan dengan meteri yang terdapat di dalamnya. Dari SK dan KD di atas, peneliti mengembangkannya menjadi indikator pembelajaran. Indikator pembelajaran sebagai berikut Menyebutkan kerajaan bercorak Hindu Menyebutkan kerajaan bercorak Budha Menyebutkan kerajaan bercorak Islam Menyebutkan peninggalan bercorak Hindu Menyebutkan peninggalan bercorak Budha Menyebutkan peninggalan bercorak Islam. 55

72 1.1.7 Menyebutkan raja dari kerajaan Hindu Menyebutkan raja dari kerajaan Budha Menyebutkan raja dari kerajaan Islam. Berdasarkan pengembangan dari SK dan KD, maka tujuan dari media Roda Jelajah Indonesia sebagai berikut. 1. Siswa dapat menyebutkan kerajaan bercorak Hindu. 2. Siswa dapat menyebutkan kerajaan bercorak Budha. 3. Siswa dapat menyebutkan kerajaan bercorak Islam. 4. Siswa dapat menyebutkan peninggalan bercorak Hindu. 5. Siswa dapat menyebutkan peninggalan bercorak Budha. 6. Siswa dapat menyebutkan peninggalan bercorak Islam. 7. Siswa dapat menyebutkan raja dari kerajaan Hindu. 8. Siswa dapat menyebutkan raja dari kerajaan Budha. 9. Siswa dapat menyebutkan raja dari kerajaan Islam. Selain tujuan di atas, pembuatan media juga bertujuan untuk membuat pembelajaran berlangsung menyenangkan serta melibatkan partisipasi aktif dari siswa. Materi yang dipilih adalah peninggalan sejarah Indonesia yang meliputi kerajaan, tokoh, dan peninggalan Hindu, Budha dan Islam di Indonesia. Materi ini adalah yang paling cocok dengan SK dan KD yang dipilih. Setelah itu peneliti membuat pertanyaan dengan tingkatan C1-C3 berdasarkan materi. Pertanyaan tersebut terdapat dalam media roda jelajah 56

73 Indonesia. Pertanyaan tersebut dimuat dalam kartu pertanyaan yang didesain tingkat kesulitannya semakin meningkat. Peneliti juga membuat RPP sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan Roda Jelajah Indonesia. RPP ini bisa menjadi panduan bagi guru maupun peneliti yang akan mengajar. RPP disusun lengkap dengan instrumennya. Setelah semua persiapan awal selesai, maka peneliti mulai mempersiapkan alat dan bahan untuk membuat desain awal medi Roda Jelajah Indonesia. Berikut merupakan alat dan bahan yang digunakan. a. Kayu dan Triplek Kayu dan triplek digunakan untuk membuat roda berputar. Kayu yang digunakan adalah kayu yang ringan yaitu jenis kayu sengon laut. Triplek yang digunakan memiliki ketebalan 0,5 cm. b. Karton Karton digunakan untuk pelapis lingkaran dalam roda berputar. c. Kertas manila 6 warna Kertas manila digunakan untuk warna dalam roda berputar. d. Kertas ivory 260 gram Kertas ivory digunakan untuk mencetak kartu pertanyaan dan jawaban. e. Banner Banner digunakan untuk mencetak papan jelajah Indonesia 57

74 f. CorelDRAW X7 CorelDRAW X7 digunakan untuk mendesain kartu pertanyaan, kartu jawaban, dan papan jelajah Indonesia 3. Pengembangan Bentuk Awal Produk Dalam proses pengembangan produk, terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian peneliti. Media Roda Jelajah Indonesia merupakan media visual, maka dalam pengembangannya memperhatikan prinsip media visual. Berikut merupakan penjelasan dari prisip media visual yang diperhatikan dalam pengembangan produk. 1. Kesederhanaan Kesederhanaan meliputi penggunaan huruf dan angka pada setiap komponen dalam media Roda Jelajah Indonesia. Huruf dan angka dalam Roda Jelajah Indonesia disajikan menarik dan mudah dibaca. Huruf dalam kartu pertanyaan dan kartu jawaban dirancang dengan jenis font Times New Roman dengan ukuran 20 pt sedangkan untuk angka memiliki ukuran 36 pt. Buku panduan disusun dengan font Times New Roman dengan ukuran font 16 pt. 2. Keterpaduan atau kesatuan Keterpaduan mengacu pada komponen visual yang ketika diamati akan berfungsi bersama-sama, yaitu meliputi ilustrasi gambar, teks dan tata letak. Media Roda Jelajah Indonesia dirancang dengan memperhatikan ilustrasi gambar yang sesuai dengan materi yang akan 58

75 diajarkan yaitu peninggalan sejarah Indonesia sehingga terjadi keterpaduan antara media dengan materi. Sebagian gambar dalam papan jelajah Indonsia merupakan dokumentasi pribadi. Gambar dari dokumentasi pribadi adalah Candi Prambanan, Borobudur, Boko, Kraton, Masjid Agung Kauman. Sedangkan gambar lainnya mengambil dari internet. Alasan penggunaan gambar dari internet dikarenakan tidak dimungkinkan peneliti mengambil gambar peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam yang menyebar di Indonesia. Setiap komponen dalam Roda jelajah Indonesia yaitu roda berputar, papan jelajah Indonesia, kartu pertanyaan, kartu jawaban saling terkait satu sama lain dan berfungsi secara baik dan terpadu. 3. Penekanan Media Roda Jelajah Indonesia dikembangkan dengan menekankan pada tujuan dan keawetan media. Media Roda Jelajah Indonesia bertujuan untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan melibatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Sehingga media ini dirancang menarik namun juga awet sehingga dapat dimainkan kapanpun tanpa mengkhawatirkan media cepat rusak. Media ini juga dilengkapi dengan buku panduan sehingga siswa dapat menggunakan media ini walaupun tanpa didampingi oleh guru. Untuk membuat media awet, maka dipilihlah bahan bahan yang tahan lama. Kayu yang didapatkan diplitur lalu diclear agar lebih awet. 59

76 Kertas untuk kartu pertanyaan dan jawaban juga merupakan kertas yang paling tebal sehingga awet. 4. Keseimbangan Keseimbangan dapat dilihat dari ukuran media Roda Jelajah Indonesia. Media ini ditujukan untuk kelompok besar dalam kelas sehingga ukuran dari roda berputar dan papan jelajah Indonesia dibuat agar jelas jika dilihat oleh semua siswa. Ukuran yang digunakan haruslah pas, tidak terlalu besar maupun tidak terlalu kecil. Roda berputar memiliki diameter 40 cm. Papan jelajah Indonesia memiliki ukuran 1,64 m x 0,9 m. kartu pertanyaan dan kartu jawaban dirancang dengan ukuran 6 cm x 10 cm 5. Bentuk Pemilihan bentuk sebagai unsur visual perlu diperhatikan. Bentuk dirancang menarik sehingga mampu membuat siswa merasa penasaran dengan media Roda Jelajah Indonesia. Bentuk roda berputar adalah lingkaran dengan diameter 40 cm. Papan jelajah Indonesia berbentuk persegi panjang dengan ukuran 1,64 m x 0,9 m. Kartu pertanyaan dan kartu jawaban dirancangan dengan ukuran 6 cm x 10 cm dengan ujung yang tumpul sehingga aman untuk siswa. Selain bentuknya, kerapihan dari setiap komponen menjadi pertimbangan. Kayu diamplas terlebih dahulu agar rapi dan aman bagi siswa. Ujung ujung komponen yang tajam diperhalus agar aman dan rapi. Kerapihan juga dilihat saat penataan komponen dalam box media. 60

77 6. Warna Warna merupakan unsur visual yang penting. Peneliti memilih warna-warna yang cerah sehingga lebih membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Warna yang dipilih dalam roda berputar ada 6 yaitu, merah, orange, kuning, ungu, hijau, dan biru. Warna pada buku panduan juga dibuat cerah, dengan perpaduan warna orange, biru dan hijau. Sedangkan untuk warna pada kartu pertanyaan dan jawaban dibuat bolak balik, dengan bagian depan berwarna seperti roda jelajah Indonesia dan sebaliknya berwarna biru muda dan putih. 7. Garis Garis dalam media ini juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. Garis harus tampak dalam papan jelajah Indonesia sehingga siswa mengetahui batasan kotak dengan kotak lainnya. Garis didesain dengan warna hitam tebal sehingga jelas batasan antara setiap nomor pada kotak. Gambar 3. Pembuatan desain media dengan CorelDRAW X 61

78 Gambar 4. Persiapan alat dan bahan media Roda Jelajah Indonesia Gambar 5. Rancangan awal Media Roda Jelajah Indonesia Setelah media selesai diproduksi, kegiatan selanjutnya adalah memvalidasi media Roda Jelajah Indonesia baik dari segi media maupun materi. Validasi media dilakukan kepada ahli materi oleh dosen IPS yaitu Safitri Yosita RatriS.Si, M.Pd, M.Ed. dan ahli media oleh dosen Teknologi Pendidikan yaitu Bapak Sungkono, M.Pd. untuk mengetahui kelayakan dari media tersebut sebelum di uji cobakan di lapangan. Komentar dan saran yang diberikan ahli media dan ahli materi juga menjadi dasar dalam melakukan revisi produk agar media Roda Jeajah Indonesia benar-benar layak untuk diuji coba. Berikut deskripsi data hasil validasi dari ahli materi dan ahli media. 62

79 a. Validasi Materi Validator ahli materi dalam pengembangan media roda jelajah Indonesia adalah Safitri Yosita Ratri,S.Si, M.Pd, M.Ed. Validasi oleh ahli materi dilaksanakan selama dua kali. Validasi pertama dilaksanakan pada tanggal 26 Januari Adapun hasil validasi pertama oleh ahli materi dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4. Data Hasil Validasi Ahli Materi Tahap Pertama No Indikator Skor Kriteria 1 Ketepatan materi dengan Roda Jelajah Indonesia 5 SB 2 Kesesuaian materi dengan Standar 5 SB Kompetensi 3 Kesesuaian materi dengan Kompetensi 5 SB Dasar 4 Kesesuaian materi dengan karakteristik 4 B siswa 5 Kemenarikan sajian materi dalam media Roda Jelajah Indonesia 5 SB Jumlah 24 Rata- rata 4,8 SB Hasil penilaian ahli materi tahap pertama memperoleh jumlah skor 24 dengan rata-rata 4,8. Berdasarkan pedoman konversi data kuantitatif ke kualitatif, maka produk Roda Jelajah Indonesia yang dikembangkan termasuk dalam kriteria sangat baik. Secara keakuratan dan kesesuaian materi sudah benar dan mendapatkan skor maksimal yaitu 5, namun peneliti diminta untuk memperbaiki instrumen pembelajaran. Peneliti diminta untuk memperbaiki tata tulis serta RPP yang dijadikan pedoman pembelajaran. Berikut merupakan saran yang diberikan oleh validator materi. 63

80 1) Memperbaiki tata tulis materi dalam media Roda Jelajah Indonesia. 2) Memperbaiki RPP yang dijadikan pedoman pembelajaran. 3) Mempertimbangkan kemenarikan dan keawetan media. Dalam validasi tahap pertama kriteria media Roda Jelajah Indonesia termasuk layak namun masih dengan revisi, sehingga peneliti melakukan revisi berdasarkan saran tersebut di atas. Setelah melakukan revisi sesuai saran yang diberikan oleh ahli materi, peneliti segera melaksanakan validasi tahap kedua kepada ahli materi. Validasi tahap dua dilaksanakan pada tanggal 3 Februari Adapun hasil validasi tahap kedua oleh ahli materi dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 5. Data Hasil Validasi Ahli Materi Tahap Kedua No Indikator Skor Kriteria 1 Ketepatan materi dengan media Roda Jelajah Indonesia 2 Kedalaman materi dalam media Roda Jelajah Indonesia 3 Kesesuaian materi dengan Standar Kompetensi 4 Kesesuaian materi dengan dengan Kompetensi Dasar 5 Kesesuaian tingkat kesulitan pertanyaan dalam media Roda Jelajah Indonesia 6 Media mampu melibatkan siswa dalam pembelajaran dalam penyampaian materi 7 Media mampu memotivasi siswa dalam memperdalam materi peninggalan sejarah 8 Kemenarikan sajian materi dalam media Roda Jelajah Indonesia 9 Kesesuaian bahasa yang digunakan dalam pertanyaan dalam media Roda Jelajah Indonesia 5 SB 5 SB 5 SB 5 SB 4 B 4 B 5 SB 5 SB 5 SB 64

81 10 Kesesuaian penyajian materi dengan tingkat perkembangan siswa 4 B Jumlah 47 Rata- rata 4,7 SB Pada validasi kedua, peneliti menggunakan instrumen yang berbeda, sehingga ada penambahan indikator indikator dalam angket validasi. Hal ini dengan pertimbangan bahwa indikator pengembangan materi yaitu signifikansi, validitas, utility, dan minat sedangkan pada angket pertama indikator sebelumnya hanyalah signifikansi dan validitas. Hasil penilaian ahli materi tahap pertama memperoleh jumlah skor 47 dengan rata-rata 4,7. Berdasarkan pedoman konversi data kuantitatif ke kualitatif, maka produk Roda Jelajah Indonesia yang dikembangkan termasuk dalam kriteria sangat baik. Materi dan media sudah mampu mencakup karakteristik belajar siswa yang berbeda. Penyajian media menarik. Pada validasi materi tahap kedua didapatkan kesimpulan materi layak uji coba tanpa revisi. b. Validasi Media Validator ahli media dalam pengembangan media roda jelajah Indonesia adalah Sungkono, M.Pd. Validasi oleh ahli media dilaksanakan selama tiga kali. Validasi pertama dilaksanakan pada tanggal 25 Januari Adapun hasil validasi pertama oleh ahli media dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 6. Data Hasil Validasi Ahli Media Tahap Pertama 65

82 No Indikator Skor Kriteria 1 Kesesuaian media dengan Kompetensi Dasar 2 Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran 3 Kesesuaian media dengan karakteristik siswa SD 4 Kemudahan memperoleh perangkat pembuat media 5 Kemampuan media dalam mengembangkan motivasi siswa 6 Kemampuan media dalam mengaktifkan siswa 7 Kemudahan dalam penggunaan media 4 B 4 B 4 B 4 B 3 C 4 B 4 B 8 Kejelasan gambar yang disajikan 3 C 9 Kesesuaian huruf dengan karakteristik 3 C siswa 10 Ketepatan ukuran huruf yang digunakan 3 C 11 Keamanan media saat digunakan 3 C 12 Kesesuaian gambar papan jelajah 4 B Indonesia dengan materi 13 Keawetan media yang dibuat 3 C 14 Ukuran Roda berputar sesuai (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil) 15 Ukuran kartu pertanyaan sesuai (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil) 16 Keunikan bentuk yang disajikan Kerapihan komponen media Ketepatan pemilihan warna Kejelasan warna yang disajikan 4 B 4 B 4 B 3 C 3 C 4 B 20 Kejelasan garis batas pada papan jelajah Indonesia 4 B Jumlah 72 Rata-rata 3,6 B 66

83 Hasil penilaian ahli media tahap pertama memperoleh jumlah skor 72 dengan rata-rata 3,6. Berdasarkan pedoman konversi data kuantitatif ke kualitatif, maka produk Roda Jelajah Indonesia yang dikembangkan termasuk dalam kriteria baik.meskipun demikian, masih terdapat beberapa poin indikator yang masih bernilai cukup sehingga perlu dilakukan perbaikan. Selain penilaian pada angket tersebut, validator juga memberikan saran untuk perbaikan media. Saran yang diberikan oleh ahli materi adalah sebagai berikut. 1) Penambahan box agar komponen media Roda Jelajah Indonesia lebih rapi dan tertata. 2) Perbaikan tata tulis pada kartu pertanyaan dan kartu jawaban sesuai EYD. 3) Sudut kartu yang awalnya terlalu lancip ditumpulkan agar aman bagi siswa. 4) Lingkaran pada roda berputar kurang aman, sehingga harus diperhalus. 5) Perbaiakan warna kayu agar lebih menarik perhatian siswa. 6) Tata cara permainan diubah dari kertas ukuran A3 menjadi buku berukuran A5. 7) Pion diubah dari yang hanya botol diubah menjadi gantungan kunci bentuk candi. 8) Foto yang terdapat dalam banner papan jelajah Indonesia diusahakan hasil dokumentasi pribadi. 67

84 Berikut merupakan gambar setelah melakukan revisi berdasarkan saran dari validator. Gambar 6. Box Media Roda Jelajah Indonesia Gambar 7. Buku panduan dan pion Roda Jelajah Indonesia Gambar 8. Roda berputar sebelum dan setelah direvisi 68

85 Gambar 9. Gambar Papan Jelajah Indonesia Setelah melakukan revisi sesuai saran yang diberikan oleh ahli media, peneliti segera melaksanakan validasi tahap kedua kepada ahli media. Validasi tahap dua dilaksanakan pada tanggal 2 Februari Adapun hasil validasi tahap kedua oleh ahli materi dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 7. Data Hasil Validasi Ahli Media Tahap Kedua No Indikator Skor Kriteria 1 Kesesuaian media dengan Kompetensi Dasar 5 SB 2 Kesesuaian media dengan tujuan 5 SB pembelajaran 3 Kesesuaian media dengan karakteristik siswa SD 4 B 4 Kemudahan memperoleh perangkat 4 B pembuat media 5 Kemampuan media dalam 4 B mengembangkan motivasi siswa 6 Kemampuan media dalam mengaktifkan 4 B siswa 7 Kemudahan dalam penggunaan media 4 B 8 Kejelasan gambar yang disajikan 4 B 9 Kesesuaian huruf dengan karakteristik siswa 3 C 69

86 10 Ketepatan ukuran huruf yang digunakan 4 B 11 Keamanan media saat digunakan 3 C 12 Kesesuaian gambar papan jelajah 4 B Indonesia dengan materi 13 Keawetan media yang dibuat 4 B 14 Ukuran Roda berputar sesuai (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil) 15 Ukuran kartu pertanyaan sesuai (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil) 16 Keunikan bentuk yang disajikan Kerapihan komponen media Ketepatan pemilihan warna Kejelasan warna yang disajikan 4 B 4 B 4 B 4 B 3 C 4 B 20 Kejelasan garis batas pada papan jelajah Indonesia 4 B Jumlah 79 Rata-rata 3,95 B Hasil penilaian ahli media tahap kedua memperoleh jumlah skor 79 dengan rata-rata 3,95. Berdasarkan pedoman konversi data kuantitatif ke kualitatif, maka Roda Jelajah Indonesia yang dikembangkan termasuk dalam kriteria baik. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa poin indikator yang masih bernilai cukup sehingga perlu dilakukan perbaikan. Selain penilaian pada angket tersebut, validator juga memberikan saran untuk perbaikan media. Saran yang diberikan oleh ahli materi adalah sebagai berikut. 1) Kesesuaian warna pada Roda berputar dengan kertu pertanyaan kurang. 70

87 2) Memberi identitas pada lembar kartu pertanyaan sehingga siswa tahu bahwa kartu tersebut merupakan bagian dari Roda Jelajah Indonesia. 3) Pemberiaan warna haruslah berbeda antara kartu jawaban dan pertanyaan. 4) Pion candi masih berbahaya, sehinngga harus diperhalus 5) Warna stiker box kurang kontras. 6) Perubahan peraturan dan urutan buku panduan. Setelah melakukan revisi sesuai saran yang diberikan oleh ahli media, peneliti segera melaksanakan validasi tahap ketiga kepada ahli media. Validasi tahap tiga dilaksanakan pada tanggal 7 Februari Adapun hasil validasi tahap ketiga oleh ahli materi dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 8.. Data Hasil Validasi Ahli Media Tahap Ketiga No Indikator Skor Kriteria 1 Kesesuaian media dengan Kompetensi Dasar 5 SB 2 Kesesuaian media dengan tujuan 5 SB pembelajaran 3 Kesesuaian media dengan karakteristik siswa SD 5 SB 4 Kemudahan memperoleh perangkat 5 SB pembuat media 5 Kemampuan media dalam 5 SB mengembangkan motivasi siswa 6 Kemampuan media dalam mengaktifkan 5 SB siswa 7 Kemudahan dalam penggunaan media 5 SB 8 Kejelasan gambar yang disajikan 5 SB 71

88 9 Kesesuaian huruf dengan karakteristik 5 SB siswa 10 Ketepatan ukuran huruf yang digunakan 4 B 11 Keamanan media saat digunakan 5 SB 12 Kesesuaian gambar papan jelajah 5 SB Indonesia dengan materi 13 Keawetan media yang dibuat 5 SB 14 Ukuran Roda berputar sesuai (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil) 15 Ukuran kartu pertanyaan sesuai (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil) 16 Keunikan bentuk yang disajikan Kerapihan komponen media Ketepatan pemilihan warna Kejelasan warna yang disajikan 5 SB 5 SB 5 SB 5 SB 4 B 4 B 20 Kejelasan garis batas pada papan jelajah Indonesia 5 SB Jumlah 97 Rata-rata 4,85 SB Hasil penilaian ahli media tahap ketiga memperoleh jumlah skor 97 dengan rata-rata 4,85. Berdasarkan pedoman konversi data kuantitatif ke kualitatif, maka Roda Jelajah Indonesia yang dikembangkan termasuk dalam kriteria sangat baik. Validasi tahap ketiga oleh ahli media merupakan validasi yang terakhir. Gambaran tentang hasil penilaian ahli media dari tahap pertama hingga tahap ketiga dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini. 72

89 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Gambar 10. Grafik validasi media 4. Uji Coba Lapangan Awal Uji coba lapangan awal dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16 Februari Uji coba melibatkan 3 siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Siswa yang dipilih berdasarkan rekomendasi dari guru kelas V C SD N Wonosari Baru. Sebelum uji coba dilaksanakan, peneliti memperkenalkan media roda jelajah Indonesia kepada siswa, selanjutnya siswa diberikan buku pegangan yang akan membantu dalam menjawab soal dari media roda jelajalah Indonesia. Dari buku pegangan tersebut siswa diberikan waktu untuk membaca dan mempelajari kembali mengenai peninggalan sejarah Indonesia. Peneliti membacakan langkah permaianan yang terdapat dalam buku panduan dengan sedikit modifikasi dikarenakan perbedaan jumlah siswa yang terlibat. Penggunaaan media berlangsung selama 4x putaran. Ketika siswa menggunakan media roda jelajah Indonesia, antusiasme siswa sangat tinggi. Siswa ingin merasa senang ketika mampu menjawab pertanyaan 73

90 dalam kartu pertanyaan dikarenakan pion dapat maju.siswa sangat bersemangat untuk memperoleh langkah terbanyak. Gambar 11. Uji coba lapangan awal (1) Gambar 12. Uji coba lapangan awal (2) Setelah siswa menggunakan media roda jelajah Indonesia, siswa diberikan angket untuk menilai media roda jelajah Indonesia. Angket yang diberikan kepada siswa berbentuk pilihan ganda yang akan memudahkan siswa untuk menilai. Berikut merupakan hasi dari angket yang diberikan pada siswa. 74

91 Tabel 9. Hasil Uji Coba Lapangan Awal No Nama INDIKATOR Juml ah skor Ratarata skor 1 Y HSY A Jumlah Rata-rata Berdasarkan hasil uji coba awal, media roda jelajah Indonesia mendapatkan rata-rata skor 4,27 dengan kriteria sangat baik. Setelah siswa mengisi angket, siswa diberikan pertanyaan lisan oleh peneliti mengenai tanggapan atau komentar untuk media roda jelajah Indonesia. Siswa mengungkapkan merasa bersemangat ketika pembelajaran. Medianya menarik. Ingin bermain menggunakan media pembelajaran lebih lama. Siswa tidak memberikan saran perbaikan, sehingga peneliti tidak melakukan revisi dan lanjut melakukan ujicoba ke tahap selanjutnya. 5. Revisi Produk Berdasarkan uji coba lapangan awal didapatkan skor rata-rata penilaian siswa terhadap media roda jelajah 4,27 dengan kriteria sangat baik. Dalam proses uji coba lapangan awal tidak ditemukan masalah yang berarti, selain 75

92 itu komentar dari siswa juga baik sehingga dalam uji coba lapangan utama media roda jelajah Indonesia tidak memerlukan revisi. 6. Uji Coba Lapangan Utama Uji coba lapangan utama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16 Februari 2017 setelah melewati uji coba lapangan awal. Uji coba melibatkan 10 siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Jumlah siswa perempuan ada 5 sedangkan jumlah siswa laki-laki ada 5. Siswa yang dipilih berdasarkan rekomendasi dari guru kelas V C SD N Wonosari Baru. Sebelum uji coba dilaksanakan, peneliti memperkenalkan media roda jelajah Indonesia kepada siswa, selanjutnya siswa dibentuk menjadi 2 kelompok. Siswa diberikan buku pegangan yang akan membantu dalam menjawab soal dari media roda jelajalah Indonesia. Dari buku pegangan tersebut siswa diberikan waktu untuk membaca dan mempelajari kembali mengenai peninggalan sejarah Indonesia. Peneliti membacakan langkah permaianan yang terdapat dalam buku panduan dengan sedikit modifikasi dikarenakan perbedaan jumlah siswa yang terlibat. Setiap siswa dalam kelompok memiliki tugas masing-masing sehingga tidak ada siswa yang tidak terlibat. Penggunaaan media berlangsung selama 4x putaran. Ketika siswa menggunakan media roda jelajah Indonesia, antusiasme siswa sangat tinggi. Setiap kelompok semangat dalam memperoleh pion. 76

93 Gambar 13. Uji Coba Lapangan Utama (1) Gambar 14. Uji Coba Lapangan Utama (2) Setelah siswa menggunakan media roda jelajah Indonesia, siswa diberikan angket untuk menilai media roda jelajah Indonesia. Angket yang diberikan kepada siswa berbentuk pilihan ganda yang akan memudahkan siswa untuk menilai. Berikut merupakan hasi dari angket yang diberikan pada siswa. 77

94 Tabel 10. Hasil Uji Coba Lapangan Utama No Nama INDIKATOR Juml ah skor Ratarata skor 1 N NAW S I D Z V H L AKH Jumlah Rata-rata Berdasarkan hasil uji coba awal, media roda jelajah Indonesia mendapatkan rata-rata skor 4,68 dengan kriteria sangat baik. Setelah siswa mengisi angket, siswa diberikan pertanyaan lisan oleh peneliti mengenai 78

95 tanggapan atau komentar untuk media roda jelajah Indonesia. Tanggapan dari siswa adalah ingin belajar lebih lama dengan media roda jelajah Indonesia. Gambar pada media jelas. Warna media jelas dan bagus. Dalam pembelajaran tidak ditemukan masalah berarti dan siswa tidak memberikan saran perbaikan, sehingga peneliti tidak melakukan revisi dan lanjut melakukan ujicoba ke tahap selanjutnya. 7. Revisi Produk Operasional Berdasarkan uji coba lapangan utamadidapatkan skor rata-rata penilaian siswa terhadap media roda jelajah 4,68 dengan kriteria sangat baik. Dalam proses uji coba lapangan awal tidak ditemukan masalah yang berarti, selain itu komentar dari siswa juga baik sehingga dalam uji coba lapangan operasional media roda jelajah Indonesia tidak memerlukan revisi. 8. Uji Coba Lapangan Operasional Uji coba lapangan operasional dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16 Februari 2017 setelah melewati uji coba lapangan awal dan uji coba utama. Uji coba melibatkan 19 siswa dari kelas V B dan 22 siswa dari kelas VA. Sebelum uji coba dilaksanakan, peneliti memperkenalkan media roda jelajah Indonesia kepada siswa, selanjutnya siswa dibentuk menjadi 4 kelompok. Satu kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Siswa diberikan buku pegangan yang akan membantu dalam menjawab soal dari media roda jelajalah Indonesia. Dari buku pegangan tersebut siswa diberikan waktu untuk membaca dan mempelajari kembali mengenai peninggalan sejarah Indonesia. 79

96 Peneliti membacakan langkah permaianan yang terdapat dalam buku panduan dengan sedikit modifikasi dikarenakan perbedaan jumlah siswa yang terlibat. Setiap siswa dalam kelompok memiliki tugas masing-masing sehingga tidak ada siswa yang tidak terlibat. Penggunaaan media berlangsung selama 4x putaran. Ketika siswa menggunakan media roda jelajah Indonesia, antusiasme siswa sangat tinggi. Setiap kelompok semangat dalam memperoleh pion. Gambar 15, 16, 17 dan 18. Uji Coba Lapangan Operasional Setelah siswa menggunakan media roda jelajah Indonesia, siswa diberikan angket untuk menilai media roda jelajah Indonesia. Angket yang diberikan kepada siswa berbentuk pilihan ganda yang akan memudahkan siswa untuk menilai. Berikut merupakan hasi dari angket yang diberikan pada siswa. 80

97 Tabel 11. Hasil Uji Coba Lapangan Operasional No Nama INDIKATOR Juml Rat ah skor a- rata sko r 1 ER WIL AZZ IA HMD FAT MHS BANR FF K FLA NAS MUH

98 14 PSR SB FM NK AL TI I H NAA Sep DP Sat F N R M AF Z F R A C B R F

99 Vre Ab G H S N A Z A M O L A Y D K K A K R I Jumlah Rata-rata Berdasarkan hasil uji coba awal, media roda jelajah Indonesia mendapatkan rata-rata skor 4,354 dengan kriteria sangat baik. Setelah siswa mengisi angket, siswa diberikan pertanyaan lisan oleh peneliti mengenai tanggapan atau komentar untuk media roda jelajah Indonesia. Tanggapan dari 83

100 siswa adalah ingin belajar lebih lama dengan media roda jelajah Indonesia. Gambar pada media jelas. Warna media jelas dan bagus. Dalam pembelajaran tidak ditemukan masalah berarti dan siswa tidak memberikan saran perbaikan, sehingga peneliti tidak melakukan revisi dan lanjut melakukan uji coba ke tahap selanjutnya. 9. Revisi Produk Akhir Berdasarkan uji coba lapangan operasionaldidapatkan skor rata-rata penilaian siswa terhadap media roda jelajah 4,354 dengan kriteria sangat baik. Dalam proses uji coba lapangan awal tidak ditemukan masalah yang berarti, selain itu komentar dari siswa juga baik. Media roda jelajah Indonesia dinyatakan layak untuk mata pelajaran IPS materi peninggalan sejarah. B. Deskripsi Hasil Pengembangan Produk Sebagaimana yang tercantum dalam BAB III, pengembangan media roda jelajah Indonesia berdasarkan model Borg dan Gall. Tahap pertama penelitian dan pengumpulan data dilakukan di kelas V SD N Wonosari Baru. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara untuk mengetahui masalah. Tahap kedua adalah perencanaan, perencanaan meliputi rencana pembuatan media roda jelajah Indonesia dengan persiapan alat dan bahan, materi serta RPP. Tahap ketiga adalah pengembangan bentuk awal produk,dalam pengembangkan media menggunakan prinsip-prinsip visual yaitu kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, bentuk, garis, 84

101 dan warna. Tahapan ini juga meliputi validasi materi dan validasi media yang dilakukan oleh ahli. Validator materi adalah Safitri Yosita Ratri, M.Ed selaku dosen IPS PGSD. Validasi materi dilakukan dua tahapan. Tahap pertama mendapatkan skor rata-rata 4,8. Tahap kedua mendapatkan skor rata-rata 4,7. Validator media adalah Bapak Sungkono, M.Pd yaitu dosen Teknologi Pendidikan. Validasi media dilakukan sampai dengan 3 tahap. Validasi tahap 1 mendapatkan skor rata-rata 3,63 dengan kriteria baik. Validasi tahap 2 mendapatkan skor rata-rata 3,95 dengan kriteria baik. Validasi tahap 3 mendapatkan skor rata-rata 4,85 dengan kriteria sangat baik. Setelah selesai tahap validasi materi dan validasi media, maka peneliti melakukan 3 kali uji coba pada tanggal 16 Februari Uji coba lapangan awal dengan subjek 3 siswa mendapatkan skor rata-rata 4,27 dengan kriteria sangat baik. Uji coba lapangan utama dengan subjek 10 siswa mendapatkan skor rata-rata 4,68 dengan kriteria sangat baik. Uji coba lapangan operasional dengan subjek 42 siswa mendapatkan skor rata-rata 4,354 dengan kriteria sangat baik. Dengan demikian, media yang dikembangkan yaitu roda jelajah Indonesia layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran IPS materi peninggalan sejarah kelas V. C. Pembahasan Pengembangan media roda jelajah Indonesia didasarkan dari ditemukannya masalah pembelajaran IPS di SD N Wonosari Baru. 85

102 Permasalahan yang ditemukan adalah guru belum menggunakan media yang tepat untuk menerangkan materi peninggalan sejarah. Padahal media merupakan salah satu unsur penting dalam pembelajaran. Menurut pendapat Azhar Arsyad (2009:16) media pembelajaran sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan. Selain media membantu penyampaian pesan, media juga sudah seharusnya dapat melibatkan siswa dan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Selain itu didapatkan masalah bahwa siswa tidak menyukai materi IPS dikarenakan banyak sekali materi hafalan. Siswa merasa bosan jika hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Karakteristik anak usia sekolah dasar adalah suka bermain, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan gemar membentuk kelompok sebaya. Oleh karena itu, pembelajaran di sekolah dasar haruslah menyenangkan (Ahmad Susanto, 2014:86). Oleh karena itu peneliti mengembangkan media yang mampu melibatkan siswa dalam pembelajaran, membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan dapat digunakan secara berkelompok. Maka peneliti mengembangkan media yang berbasis visual yang dapat dimainkan oleh siswa. Media tersebut adalah roda jelajah Indonesia. Media roda jelajah Indonesia merupakan media yang dikembangan dengan prinsip visual. Media ini terdiri dari beberapa komponen yang dirancang dengan warna dan bentuk yang menarik. Komponen dalam media 86

103 roda jelajah Indonesia adalah roda berputar, papan jelajah Indonesia, kartu pertanyaan, kartu jawaban, buku panduan serta pion. Pengembangan media roda jelajah Indonesia menggunakan model Borg dan Gall. Pengembangan ini terdiri dari 10 tahapan, namun dikarenakan keterbatasan dari peneliti, maka peneliti hanya melakukan sampai dengan tahapan kesembilan. Tahap pertama adalah tahap penelitian dan pengumpulan data. Tahap kedua adalah perencanaan, perencanaan meliputi rencana dari segi materi, alat bahan dan RPP. Tahap ketiga meliputi pengembangan produk awal. Pengembangan ini didasarkan prinsip-prinsip visual yaitu, kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, bentuk, garis, dan warna. Pada tahapan ini berlangsung validasi materi dan media. Validasi materi dilakukan selama 2 tahap dengan tahap pertama mendapatkan skor rata-rata 4,8 dengan kriteria sangat baik. Pada validasi materi peneliti mengembangan instrumen dari 3 aspek saja yaitu keakuratan, kesesuaian dan kemenarikan. Dari hasil validasi pertama, semua indikator mendapatkan skor 5 kecuali pada indikator kesesuaian materi dengan karakteristik siswa. Dari hasil ini, peneliti melakukan perbaikan kembali dengan mengembangan istrumen, perbaikan penulisan dalam media roda jelajah Indonesia, dan pembuatan RPP. Validasi materi pada tahap kedua menggunakan instrumen yang telah diperaharui dengan 4 aspek yaitu sigifikansi, validitas relevansi, learbility, dan minat. Dari aspek tersebut dikembangkan menjadi 10 butir indikator. 87

104 Dari kesepuluh indikator, delapan indikator mendapatkan nilai 5 dan dua indikator mendapatkan skor 4. Skor rata-rata yang diperoleh peneliti adalah 4,7. Hasil ini menurun jika dibandingkan dengan hasil pertama dikarenakan butir indikator untuk validasi berbeda. Validasi media dilakukan selama 3 tahap. Pada tahap pertama peneliti mendapatkan skor rata-rata 3,6. Dari hasil tahap pertama, peniliti banyak mendapatkan nilai cukup sehingga perlu dilakukan revisi agar media menjadi semakin baik dan nilai validasi menjadi meningkat. Pada tahap validasi media tahap kedua mendapatkan skor rata-rata 3,95, nilai cukup sudah berkurang dikarenakan adanya revisi media yang dilakukan oleh peneliti. Pada tahap terakhir peneliti mendapatkan skor rata-rata 4,85. Terdapat peningkatan pesat dalam nilai yang diperoleh. Dalam 20 butir indikator penilaian, terdapat 17 indikator yang mendapatkan skor 5 dan tiga indikator lainnya mendapat 4. Indikator yang mendapatkan skor 4 adalah ketepatan ukurun huruf, pemilihan warna, dan kejelasan warna. Hal ini disebabkan oleh pemilihan ukuran huruf yang berbeda-beda untuk setiap komponen media roda jelajah Indonesia, sedangkan untuk warna sendiri disebabkan terdapat perbedaan warna dalam bentuk soft dan warna saat sudah dicetak. Tahapan selanjutnya setelah media tervalidasi adalah uji coba, uji coba dilakukan tiga kali yaitu uji coba lapangan awal, utama, dan operasional. Uji coba lapangan awal dengan subjek 3 siswa mendapatkan skor rata-rata 4,27 dengan kriteria sangat baik. Uji coba lapangan utama dengan subjek 10 siswa mendapatkan skor rata-rata 4,68 dengan kriteria sangat baik. Uji coba 88

105 lapangan operasional dengan subjek 42 siswa mendapatkan skor rata-rata 4,354 dengan kriteria sangat baik. Dari hasil ini tidak semua hasil ujicoba mengalami peningkatan dikarenakan subjek dari pengambilan uji coba berbeda. Dari langkah yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasi bahwa media roda jelajah Indonesia layak untuk digunakan dalam pembelajaran IPS materi peninggalan sejarah. D. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dipandang masih terdapat keterbatasan, yaitu: 1. Dalam membawa media roda jelajah Indonesia membutuhkan beberapa orang. 2. Belum diketahui ekfektifitasnya dalam hal prestasi belajar. 89

106 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukan bahwa media pembelajaran roda jelajah Indonesia yang dikembangkan menggunakan model Borg dan Gall sudah dikatakan layak. Menurut ahli media, media ini termasuk kategori sangat baik dengan skor 4,85. Menurut ahli materi, media ini termasuk kategori sangat baik dengan skor 4,7. Menurut uji coba, media ini termasuk kategori sangat baik. Uji coba lapangan awal dengan skor 4,27. Uji coba lapangan utama dengan skor 4,68. Uji coba lapangan operasional dengan skor 4,354. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut. 1. Bagi guru, media roda jelajah Indonesia dapat dipergunakan saat pembelajaran IPS selain itu media ini dapat dikembangkan untuk mata pelajaran lainnya dengan pengembangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban. 2. Bagi siswa SD sebagai pengguna, media roda jelajah Indonesia agar dapat memanfaatkan media ini dengan baik. 3. Bagi peneliti selanjutnya, media roda jelajah Indonesia dapat diteliti keefektifannya untuk prestasi belajar siswa. 90

107 DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Ahmad Rohani. (2007). Media Intruksional Edukatif. Jakarta : PT Aneka Cipta. Ahmad Susanto. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenedamedia Group.. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Arief S. Sadiman,dkk. (2009). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers. Azhar Arsyad. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto. (2013). Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. Daryanto. (2013). Media Pembelajaran Peranannya sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Dientje Borman Rumampuk. (1988). Media Intruksional IPS. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Jendral Pendidikan Tinggi. Dina Indriana. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta : DIVA Press. Eko Putro Widoyoko. (2010). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. E. Mulyasa. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Roesdakarya. Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers. Hujair AH Sanaky. (2013). Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yoygakarta : Kaukaba Dipantara. Hurlock, Elizabeth. (2002). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. 91

108 Mulyani Sumantri dan Johar Permana. (1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Retno H Pujiati. (2007). Cerdas Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Punaji Setyosari. (2012). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Pernada Grup. Rita Eka Izzaty,dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Siti Partini Suardiman. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Smaldino, Sharon E., Deborah L. Lowther, James D. Russel. (2011). Instructional Technology & Media for Learning (teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar). Jakarta : Prenadamedia Group (terjemahan dari Instructional Technology and Media for Learning Pearson Education Inc. Arif rahman). Sudarwan Danim. (2010). Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2010). Jakarta: PT Rineka Cipta. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Trinanto.(2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana. Wina Sanjaya. (2011). Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Predana Media Group. Zainal Arifin. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. 92

109 LAMPIRAN 93

110 Lampiran 1. Validasi Materi Tahap 1 94

111 95

112 Lampiran 2. Validasi Materi Tahap 2 96

113 97

114 Lampiran 3. Validasi Media Tahap 1 98

115 99

116 Lampiran 4. Validasi Media Tahap 2 100

117 101

118 Lampiran 5. Validasi Media Tahap 3 102

119 103

120 Lampiran 6. Angket Respon Siswa ANGKET PENILAIAN SISWA TERHADAP MEDIA RODA JELAJAH INDONESIA NAMA : Jawablah pertanyaandi bawah ini dengan memberi tanda silang pada huruf a, b, c, d, atau e yang sesuai dengan keadaan sebenarnya! 1. Apakah petunjuk penggunaan media Roda Jelajah Indonesia jelas? a. Sangat jelas d. Kurang jelas b. Jelas e. Tidak jelas c. Cukup jelas 2. Apakah media Roda Jelajah Indonesia menarik? a. Sangat menarik d. Kurang menarik b. Menarik e. Tidak menarik c. Cukup menarik 3. Apakah warna pada roda berputar menarik? a. Sangat menarik d. Kurang menarik b. Menarik e. Tidak menarik c. Cukup menarik 4. Apakah warna pada papan jelajah Indonesia menarik? a. Sangat menarik d. Kurang menarik b. Menarik e. Tidak menarik c. Cukup menarik 5. Apakah gambar dalam papan jelajah Indonesia jelas? a. Sangat jelas d. Kurang jelas b. Jelas e. Tidak jelas c. Cukup jelas 104

121 6. Apakah tulisan/huruf dalam kartu pertanyaan jelas? a. Sangat jelas b. Jelas c. Cukup jelas d. Kurang jelas e. Tidak jelas 7. Apakah media Roda Jelajah Indonesia mudah digunakan? a. Sangat mudah b. Mudah c. Cukup mudah d. Kurang mudah e. Tidak mudah 8. Apakah media Roda Jelajah Indonesia aman saat digunakan? a. Sangat aman b. Aman c. Cukup aman d. Kurang aman e. Tidak aman 9. Apakah pembelajaran IPS menjadi menyenangkan dengan media ini? a. Sangat menyenangkan b. Menyenangkan c. Cukup menyenangkan d. Kurang menyenangkan e. Tidak menyenangkan 10. Apakah menurutmu roda jelajah Indonesia tepat untuk digunakan untuk belajar peninggalan sejarah? a. Sangat tepat b. Tepat c. Cukup tepat d. Kurang tepat e. Tidak tepat 105

122 Lampiran 7. Hasil Uji Coba Hasil Uji Coba Lapangan Awal No Nama INDIKATOR Jumla Rata h skor -rata skor 1 Y HSY A Jumlah Rata-rata Hasil Uji Coba Lapangan Utama No Nama INDIKATOR Jumla Rata h skor -rata skor 1 N NAW S

123 4 I D Z V H L AKH Jumlah Rata-rata Hasil Uji Coba Lapangan Operasional No Nam INDIKATOR Juml Rata- a ah skor rata skor 1 ER WIL AZZ

124 4 IA HM D 6 FAT MH S 8 BAN R 9 FF K FLA NAS MU H 14 PSR SB FM

125 17 NK AL TI I H NA A Sep DP Sat F N R M AF Z F R A C B R F Vre Ab

126 34 G H S N A Z A M O L A Y D K K A K R I Jumlah Rata-rata

127 Lampiran 8. RPP Uji Coba RPP UJI COBA LAPANGAN SDN WONOSARI BARU \ Oleh Ananda Galuh Suasari NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI

128 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu : SD : IPS : 5 (Dua)/ I (Satu) : 2 x 35 menit A. Standar Kompetensi (SK) 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia B. Kompetensi Dasar (KD) 1. Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional Hindu-Budha dan Islam di Indonesia 2. Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia. C. Indikator Menyebutkan kerajaan bercorak Hindu Menyebutkan kerajaan bercorak Budha Menyebutkan kerajaan bercorak Islam Menyebutkan peninggalan bercorak Hindu Menyebutkan peninggalan bercorak Budha Menyebutkan peninggalan bercorak Islam Menyebutkan tokoh dari kerajaan Hindu Menyebutkan tokoh dari kerajaan Hindu Menyebutkan tokoh dari kerajaan Islam 112

129 D. Tujuan Setelah siswa menggali informasi, bertanya jawab, melakukan permainan menggunakan media Roda Jelajah Indonesia siswa dapat : 1. Menyebutkan kerajaan bercorak Hindu. 2. Menyebutkan kerajaan bercorak Budha. 3. Menyebutkan kerajaan bercorak Islam. 4. Menyebutkan peninggalan bercorak Hindu. 5. Menyebutkan peninggalan bercorak Budha. 6. Menyebutkan peninggalan bercorak Islam. 7. Menyebutkan tokoh dari kerajaan Hindu. 8. Menyebutkan tokoh dari kerajaan Budha. 9. Menyebutkan tokoh dari kerajaan Islam. E. Karakter yang diharapkan 1. Kerjasama 2. Cermat 3. Teliti F. Materi Pokok Pembelajaran 1. Kerajaan Hindu, Budha, Islam 2. Peninggalan Hindu, Budha, Islam 3. Tokoh Hindu, Budha, Islam G. Media, Alat dan Sumber Belajar 1. Media: Roda Jelajah Indonesia 2. Alat/bahan : Kayu, Triplek, Kertas Karton, Kertas Manila, Banner 3. Sumber belajar : Kurnia Nandar Wati dan Ratih Hurriyati. (2009). Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional 113

130 Nurhadi. (2009). Mengenal Lingkungan Sekitar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional H. Metode dan Pendekatan Pembelajaran 1. Model : Active Learning 2. Metode : Ceramah, tanya jawab, permainan, diskusi kelompok. I. Langkah- Langkah Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahulua 1. Guru membuka pembelajaran dengan 5 menit n memberi salam dan menanyakan kabar siswa 2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa. 3. Guru melakukan presensi 4. Guru melakukan apresepsi dengan menanyakan Siapa yang pernah berkunjung ke Candi Borobudur? Tahukah kalian bahwa Candi Borobudur merupakan salah satu peninggalan Budha? Coba sebutkan peninggalan-peninggalan lainnya! 5. Guru menekankan bahwa pembelajaran saat ini akan mengulas tentang peninggalan kerajaan Hindu, Budha, Islam serta tokohnya. 6. Guru menjelaskan tujuan dan kompetensi dasar pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. 7. Motivasi untuk siswa agar belajar 114

131 sungguh-sungguh dan menghargai setiap sejarah dari Indonesia. Eksplorasi Elaborasi Inti 1. Siswa diminta kembali mengingat peninggalan-peninggalan sejarah kerajaan Hindu Budha Islam. 2. Siswa menggali informasi tentang kerajaan Hindu, Budha, dan Islam dengan buku paket yang tersedia. 3. Siswa melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang tidak dipahami tentang peninggalan sejarah Hindu, Budha, Islam. 1. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok secara heterogen untuk melakukan aktivitas pembelajaran. 2. Setiap kelompok saling bekerjasama untuk mengumpulkan poin sebanyakbanyaknya dari pertanyaan. 3. Siswa memulai pembelajaran dengan menggunakan media Roda Jelajah Indonesia. 4. Perwakilan kelompok melakukan hompimpah untuk menentukan urutan permainan. 5. Kelompok dengan urutan pertama memutar Roda Berputar untuk menentukan warna kartu pertanyaan yang akan diambil. 50 menit 115

132 6. Kelompok pertama mengambil kartu pertanyaan secara acak sesuai dengan warna dari hasil memutar Roda Berputar. 7. Kelompok pertama diberikan waktu 25 detik untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan. Jika kelompok tersebut tidak mampu menjawab, maka pertanyaan akan dilempar kepada kelompok selanjutnya dengan waktu berpikir 10 detik. 8. Kelompok yang berhasil menjawab dengan benar, maka akan maju sesuai dengan angka yang terdapat dalam kartu pertanyaan. 9. Kelompok ke dua memutar Roda Berputar untuk menentukan warna kartu pertanyaan yang akan diambil. 10. Kelompok ke dua mengambil kartu pertanyaan secara acak sesuai dengan warna dari hasil memutar Roda Berputar. 11. Kelompok ke dua diberikan waktu 20 detik untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan. Jika kelompok tersebut tidak mampu menjawab, maka pertanyaan akan dilempar kepada kelompok selanjutnya dengan waktu berpikir 5 detik. 12. Kelompok yang berhasil menjawab dengan benar, maka akan maju sesuai 116

133 Konfirmasi Penutup dengan angka yang terdapat dalam kartu pertanyaan. 13. Kegiatan berlanjut hingga semua kelompok mendapatkan 4x kesempatan memutar Roda Jelajah Indonesia. 14. Pemenang adalah kelompok yang pionnya paling dekat dengan garis finish. 1. Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya. 2. Siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru. 1. Guru memberikan soal evaluasi. 2. Guru memberikan motivasi dan nasihat agar siswa rajin belajar dan tidak melupakan sejarah. 3. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa 15 Enit J. PENILAIAN 1. Prosedur evaluasi : Proses dan post test 2. Jenis evaluasi : LK Kelompok,tes tertulis 3. Bentuk evaluasi : Esai 4. Kunci jawaban : Terlampir 5. Kriteria Ketuntasan Siswa dapat dikatakan tuntas apabila mencapai nilai 75, berdasarkan nilai ketuntasan minimum (KKM) SDN Wonosari Baru. 117

134 Yogyakarta, Februari 2017 Mengetahui Guru Kelas V Praktikan Ananda Galuh Suasari NIM

135 A. Lampiran 1. Materi 119

136 120

137 121

138 122

139 123

140 124

141 B. Lampiran 2. Lembar Kerja Kelompok (Terlampir dalam Media Roda Jelajah Indoonesia) Kartu Merah 1. Kerajaan Hindu tertua di Indonesia adalah. 2. Raja pertama kerajaan Kutai adalah. 3. Ayam jantan dari timur merupakan julukan untuk.. 4. Prasasti Kerajaan Kutai adalah.. 5. Kitab yang dituli oleh Mpu Dharmaja untuk dipersembahkan kepada Kameswara adalah Kartu Orange 1. Kerajaan Budha yang berpusat di Sungai Musi adalah.. 2. Raja yang terkenal di Kerajaan Tarumanegara adalah. 3. Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan pada pemerintahan. 4. Salah satu prasasti Kerajaan Sriwijaya adalah.. 5. Kitab yang di dalamnya termuat istilah Bhineka Tunggal Ika adalah.. Kartu Kuning 1. Kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa adalah.. 2. Kerajaan Kutai berkembang pesat pada masa pemerintahan.. 3. Kerajaan Ternate mengalami masa keemasan pada jaman pemerintahan.. 4. Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara adalah.. 5. Kitab yang di dalamnya termuat istilah Pancasila serta menceritakan masa Singasari dan Majapahit adalah Kartu Ungu 125

142 1. Kerajaan Islam tertua di Indonesia adalah. 2. Raja yang terkenal di Kerajaan Sriwijaya adalah.. 3. Masjid Raya Banten didirikan oleh 4. Salah satu prasasti Kerajaan Kediri adalah 5. Kitab yang menuliskan tentang masa depan Bangsa Indonesia adalah Kartu Biru 1. Kerajaan Islam tertua di Jawa adalah.. 2. Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh.. 3. Masjid Demak didirikan oleh 4. Prasasti yang menceritakan kerajaan Mataram Hindu dengan rajanya Sanjaya adalah.. 5. Kitab bercorak Budha karangan Mpu Kanwa adalah. Kartu hijau 1. Kerajaan bercorak Budha yang terletak di Jawa Tengah adalah.. 2. Kerajaan Demak didirikan oleh.. 3. Istana Maemun adalah istana peninggalan Kerajaan Deli yang didirikan oleh.. 4. Prasasti yang menceritakan Kerajaan Mataram Hindu dengan rajanya Rakai Panangkaran adalah 5. Kitab yang menceritakan pertempuran berdarah di keturunan Ken Arok adalah. C. Lampiran 3. Evaluasi Isilah pertanyaan berikut dengan dengan benar! 126

143 1. Sebutkan 3 Kerajaan bercorak Hindu! 2. Sebutkan 3 Kerajaan bercorak Islam! 3. Sebutkan 3 raja yang memerintah di kerajaan Kutai! 4. Sebutkan 3 peninggalan bercorak Islam! 5. Sebutkan 3 candi bercorak Hindu! 127

144 D. Lampiran 4. Kunci Jawaban Lembar Kerja Kelompok (Terlampir dalam Media Roda Jelajah Indonesia). Kartu Merah 1. Kerajaan Kutai 2. Raja Kudungga 3. Sultan Hasanudin 4. Prasasti Yupa 5. Kitab Smaradana Kartu Orange 1. Kerajaan Sriwijaya 2. Raja Purnawarman 3. Sultan Iskandar Muda 4. Prasasti kedukan bukit, talang tuo, telaga batu, karang berahi dan palas pasemah 5. Kitab Sutasoma Kartu Kuning 1. Kerajaan Tarumanegara 2. Raja Mulawarman 3. Sultan Baabullah 4. Prasasti ciaruteun, kebon kopi, tugu,lebak, jambu, pasir awi, muara cianten 5. Kitab negarakertagama Kartu Ungu 1. Kerajaan Samudera Pasai 2. Raja Balaputradewa 3. Sultan Maulana Yusuf 4. Prasasti padlegan, waleri, pala 5. Kitab Jangka Jayabaya 128

145 Kartu Biru 1. Kerajaan Demak 2. Sultan Malik Al Shaleh 3. Raden Patah 4. Prasasti canggal 5. Kitab arjuna wiwaha Kartu Hijau 1. Kerajaan Kaling/ Holing 2. Raden Patah 3. Sultan Makmum Alam Perkasa 4. Prasasti kalasan 5. Kitab Pararaton 129

146 1. Lampiran 5. Kriteria Penilaian a. Penilaian pengetahuan 1) Tes tertulis (esai) Jumlah soal : 5 Skor tiap soal : 30 Total skor : 150 SKOR MAKSIMAL 8 Skor nilai = Jumlah skor yang diperoleh siswa Skor maksimal x

147 Lampiran Perangkat Penilaian. Bentuk Instrumen Penilaian a. Penilaian sikap( dinilai saat pembelajaran berlangsung) No Nama Perhatian Kerjasama Cermat Teliti dst Keterangan: 1 BT: Belum Terlihat 2 MT: Mulai Terlihat 3 MB: Mulai Berkembang 4 SM: Sudah Membudaya Berilah tanda centang ( ) pada setiap kriteria sesuai dengan nilai karakter yang muncul dari siswa. Skor maksimal: 16 Skor nilai = Jumlah skor yang diperoleh siswa Skor maksimal x 100 b. Penilaian Lembar kerja kelompok Kriteria Kelompok dapat menjawab soal tingkatan 5 Reward Pion maju 5 langkah 131

148 Kelompok dapat menjawab soal tingkatan 4 Kelompok dapat menjawab soal tingkatan 3 Kelompok dapat menjawab soal tingkatan 2 Kelompok dapat menjawab soal tingkatan 1 Pion maju 4 langkah Pion maju 3 langkah Pion maju 2 langkah Pion maju 1 langkah 132

149 Lampiran 9. Gambar Uji Coba Siswa berdiskusi menentukan jawaban Siswa memutar roda berputar 133

150 Siswa menggerakkan pion Siswa berdiskusi dalam kelompok 134

151 Lampiran 10. Gambar Media Roda Jelajah Indonesia Pion dan buku panduan Roda berputar dan papan jelajah Indonesia 135

152 Box media IIsi Box media roda jelajah Indonesia 136

153 Lampiran 11. Surat Izin Penelitian 137

154 138

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dimulai dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah pertama (SMP) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 2.1.1 Pengertian IPS Mata pelajaran di sekolah dasar terdiri dari beberapa mata pelajaran pokok, salah satunya yaitu mata pelajaran IPS. Sapriya,

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang. yang diserai tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang. yang diserai tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang yang diserai tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat yang sesuai

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Makalah ini disampaikan dihadapan peserta pelatihan Media Pembelajaran kerjasama antara Dinkes DIY dengan FIP UNY O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn Mukhamad Murdiono, M. Pd. Jurusan PKn dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Yang saya dengar, saya lupa Yang saya lihat, saya ingat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Dian Fitriani *, Edrizon, Yusri Wahyuni, Rita Desfitri Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional Indonesia terdapat pada

Lebih terperinci

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd.

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd. BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mempunyai empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menulis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi juga merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan mengetahui alam secara sistematis. IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa

Lebih terperinci

2006 agar peserta didik memiliki kemampuan diantaranya:

2006 agar peserta didik memiliki kemampuan diantaranya: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar merupakan dasar sebelum siswa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan dan pembelajaran IPS adalah satu aspek yang

Lebih terperinci

ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG DIMEDIAKAN

ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG DIMEDIAKAN MEDIA PEMBELAJARAN APA ITU MEDIA? APA ITU MEDIA PEMBELAJARAN? ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU 2. 3. GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Arsyad (2011:2-3) mengatakan bahwa media adalah bagian yang tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Guruan (Association for Education and Communication technology) AECT dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Guruan (Association for Education and Communication technology) AECT dalam BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang memiliki arti perantara atau pengantar. Menurut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Partisipasi Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah ketrelibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu.

Lebih terperinci

BAB II MEDIA THE RAINBOW MAPS PADA MATERI BENTUK-BENTUK KEANEKARAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA SETEMPAT

BAB II MEDIA THE RAINBOW MAPS PADA MATERI BENTUK-BENTUK KEANEKARAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA SETEMPAT BAB II MEDIA THE RAINBOW MAPS PADA MATERI BENTUK-BENTUK KEANEKARAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA SETEMPAT A. Hakikat Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Pendidikan IPS Dalam kajian mengenai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA RINGKASAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab penuh dalam menjalankan tujuan pendidikan, sebagaimana yang telah dirumuskan dalam pembukaan

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses yang kompleks (rumit), namun dengan maksud yang sama yaitu, memberi pengalaman belajar pada siswa sesuai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI Oleh Sartinem NPM 11266100002 PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAUMAN LOR 01 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat terlepas dari ilmu pengetahuan alam. Ruang lingkup IPA berkaitan erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Rokhmah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Rokhmah, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan aset bagi kelangsungan suatu negara di masa yang akan datang, di mana anak yang nantinya akan tumbuh dewasa meneruskan pembangunan peradaban suatu negeri.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi seperti saat sekarang ini berdampak pada semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu manusia modern saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lilis Rahmawati, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lilis Rahmawati, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi terhadap rendahnya hasil belajar siswa menyebabkan proses pembelajaran yang monoton semakin dominan. Pada pembelajaran di kelas khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan sikap seseorang

Lebih terperinci

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2. Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2. Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2 Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD 2 yang dibimbing oleh Roby Zulkarnain Noer, M.Pd dan Mety Toding

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Johannes Jefria Gultom Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dipilih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar Pengertian matematika pada dasarnya tidak dapat ditentukan secara pasti, hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Pemahaman Konsep Sudut a. Pengertian Pemahaman Dalam uraian ini penulis akan mengulas pengertian pemahaman dalam kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan pemerintah negara Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan investasi sangat penting bagi generasi penerus bangsa. Apalagi sekarang sudah masuk pada era

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran IPA Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk, proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang 11 TINJAUAN PUSTAKA A. Media maket Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan

Lebih terperinci

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Mata kuliah : Pengembangan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Dosen Pengampu : Tabah Subekti, M.Pd Nama Kelompok : 1. Dodo Prastyoko 2. Anggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan keterampilannya kepada generasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PAPEGA (PAPAN PETAK BERGAMBAR) PEMBELAJARAN TEMATIK SUBTEMA MACAM-MACAM SUMBER ENERGI KELAS IV SD SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PAPEGA (PAPAN PETAK BERGAMBAR) PEMBELAJARAN TEMATIK SUBTEMA MACAM-MACAM SUMBER ENERGI KELAS IV SD SKRIPSI PENGEMBANGAN MEDIA PAPEGA (PAPAN PETAK BERGAMBAR) PEMBELAJARAN TEMATIK SUBTEMA MACAM-MACAM SUMBER ENERGI KELAS IV SD SKRIPSI OLEH: ABDURRAHMAN WAKHID NIM: 201010430311589 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi

BAB I PENDAHULAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD / MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi untuk satuan pendidikan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan pembelajaran,

Lebih terperinci

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* Abstrak Selama ini, pembelajaran apresiasi puisi sering menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Lebih terperinci

MAKALAH Media Visual Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Dosen pengampu : Hermawan Wahyu Setiadi, M.

MAKALAH Media Visual Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Dosen pengampu : Hermawan Wahyu Setiadi, M. MAKALAH Media Visual Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Dosen pengampu : Hermawan Wahyu Setiadi, M. Pd Disusun Oleh: Madinatul Munawaroh (14144600187) Puput Wulandari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Cara yang dapat ditempuh untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, kaena dengan pendidikan manusia dapat hidup sesuai dengan tujuan dan fungsinya.

Lebih terperinci

MANAJEMEN KELAS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

MANAJEMEN KELAS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING MANAJEMEN KELAS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE TEBAK KATA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR IPA DI KELAS 4 SD NEGERI KUTOWINANGUN 11 SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Media Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK HALAMAN JUDUL UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN PEMANFAATAN MEDIA POWER POINT PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS 2 SD NEGERI SALATIGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa pengaruh besar dalam dunia pendidikan. Akibat dari pengaruh-pengaruh tersebut

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II SD KECANDRAN 01 SALATIGA 2015/2016 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe IV. HASIL PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian pengembangan ini adalah multimedia pembelajaran sains bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe Flash. Materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru, indikator kompetensi pedagogik

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEBAK KATA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP N 3 SEWON SKRIPSI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEBAK KATA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP N 3 SEWON SKRIPSI PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEBAK KATA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP N 3 SEWON SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang berlangsung di sekolah, merupakan interaksi aktif antara guru dan siswa. Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu bidang yang memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan diselenggarakan sebagai sarana untuk menghasilkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD merupakan salah satu mata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kalangan masyarakat berlaku pendapat bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik status sosialnya dan penghormatan masyarakat juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan sebuah masyarakat yang memiliki pemikiran, sikap serta tindakan yang mampu mendukung gerak negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN COURSEWARE

PENGEMBANGAN COURSEWARE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari materi dan sifatnya, perubahan materi yang terjadi dan energi yang menyertai perubahan tersebut (Silberberg, 2007).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA SKRIPSI

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA SKRIPSI PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Sadiman, dkk. (2008: 17-18) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran bagi setiap individu yang bisa didapat dari pengajaran, pelatihan maupun pengalaman yang didapat untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan akan terkena dampak dari setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan akan terkena dampak dari setiap perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional bertujuan untuk membentuk karakter dan wawasan kebangsaan bagi peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan

Lebih terperinci

BAB IV. pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah, (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, dan (5) Evaluation.

BAB IV. pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah, (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, dan (5) Evaluation. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan Dalam mendesain LKS ini, peneliti menggunakan model pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah, (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS MASALAH PADA MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP SKRIPSI

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS MASALAH PADA MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP SKRIPSI PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS MASALAH PADA MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011 MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011 Oleh Yudi Kuswanto 05601241074 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika terbentuk sebagai hasil observasi dan pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran sistematis,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 KLATEN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 KLATEN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 KLATEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Strategi belajar mengajar yang tepat sangat penting dilakukan untuk menunjang keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan serangkaian upaya sistematis dan terprogram dalam melakukan pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media dalam Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti Istilah media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti perantara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendidikan dapat membuat kehidupan suatu bangsa menjadi lebih baik. Melalui

I. PENDAHULUAN. pendidikan dapat membuat kehidupan suatu bangsa menjadi lebih baik. Melalui 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya memutus lingkaran kemiskinan dan keterbelakangan dalam berbagai aspek, pendidikan dapat membuat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACAKAN BERITA BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMA BERBASIS MULTIMEDIA SKRIPSI. Oleh

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACAKAN BERITA BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMA BERBASIS MULTIMEDIA SKRIPSI. Oleh PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACAKAN BERITA BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMA BERBASIS MULTIMEDIA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan gelar sarjana Program Studi

Lebih terperinci

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI. Oleh: ETIK KHOIRUN NISA NIM

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI. Oleh: ETIK KHOIRUN NISA NIM MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI Oleh: ETIK KHOIRUN NISA NIM 090210102023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS V DI SD KANISIUS CUNGKUP KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah susatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK PENDIDIKAN UNTUK MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEKOLAH DASAR PADA MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK PENDIDIKAN UNTUK MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEKOLAH DASAR PADA MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK PENDIDIKAN UNTUK MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEKOLAH DASAR PADA MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas : (a) media pendidikan, dan (b) minat belajar. Adapun penjelasannya sebagai berikut : A. Media Pendidikan Menurut Arsyad (2003), dalam kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Wujud dari proses belajar yaitu adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Wujud dari proses belajar yaitu adanya interaksi antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang terus dilakukan manusia sepanjang hidupnya. Wujud dari proses belajar yaitu adanya interaksi antara pengalaman baru dengan

Lebih terperinci