BAB V PENUTUP. Bank Mandiri selama tahun 2010 sampai 2014 tidak ada bank umum persero

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya kesimpulan yang diperoleh adalah: 1. Dari empat sampel bank umum persero (BUMN) yaitu BNI, BRI, BTN, dan Bank Mandiri selama tahun 2010 sampai 2014 tidak ada bank umum persero yang secara berturut-turut selama periode itu memiliki tingkat efisiensi 100. Pada tahun 2010 hanya BRI dan Bank Mandiri yang mencapai tingkat efisiensi 100, sedangkan pada tahun 2011 terdapat tiga bank yang memiliki tingkat efisiensi 100 yaitu BNI, BRI dan Bank Mandiri. Pada tahun 2012 terdapat dua bank yang mencapai tingkat efisiensi 100 yaitu BNI dan BRI kemudian di tahun 2013 terdapat tiga bank yang mencapai tingkat efisiensi 100 yaitu BNI, BRI dan Bank Mandiri. Pada tahun terakhir yaitu 2014 tidak ada bank umum persero (BUMN) yang mencapai tingkat efisiensi 100. Salah satu bank umum persero (BUMN) yaitu BTN selama periode penelitian tidak berhasil sekalipun mencapai tingkat efisiensi 100. Pencapaian rata-rata tingkat efisiensi bank umum persero (BUMN) selama periode penelitian mengalami fluktuasi, pada tahun 2010 pencapaian rata-rata tingkat efisiensi sebesar kemudian naik pada tahun 2011 menjadi sebesar namun pada tahun 2012 pencapaian rata-rata tingkat efisiensi bank persero (BUMN) turun sedikit menjadi sebesar 93.5 pada tahun 2013 pencapaian rata-rata tingkat efisiensi bank persero (BUMN) naik lagi menjadi sebesar 45

2 94.75 dan pada tahun terakhir periode pengamatan yaitu 2014 pencapaian rata-rata turun hanya menjadi Sebanyak 26 bank umum swasta nasional (BUSN) selama periode penelitian dari tahun 2010 sampai tahun 2014 terdapat dua bank yang selama periode penelitian memperoleh tingkat efisiensi 100, yaitu BCA dan Bank of India Indonesia. Pada taun 2010 terdapat tiga bank umum swasta nasional yang mencapai tingkat efisiensi 100 yaitu BCA, Bank of India Indonesia dan Bank Victoria. Pada tahun 2011 hanya terdapat dua bank yang mencapai efisiensi 100 yaitu BCA dan Bank of India Indonesia, di tahun 2012 terdapat empat bank yang mencapai tingkat efisiensi 100 yaitu BCA, Bank of India Indonesia, BTPN, dan Bank Victoria. Tahun 2012 terdapat tiga bank yang mengalami efisien 100 yaitu BCA, Bank of India Indonesia dan Bank Victoria. Pada tahun terakhir periode penelitianyaitu 2014 tiga bank umum swasta nasional mencapai efisiensi 100 bank-bank tersebutadalahbca, Bank of India Indonesia dan Bank Woori Saudara. Pencapaian rata-rata tingkat efisiensi bank umum swasta nasional (BUSN) fluktuatif tiap tahunnya pada tahun 2010 pencapaian rata-rata tingkat efisiensi bank umum swastanasional sebesar kemudian ditahun 2011 turun menjadi Pada tahun 2012 pencapaian rata-rata tingkat efisiensi bank umum swasta nasional mencapai namun pada tahun 2013 turun menjadi dan di tahun 2014 turun kembali hanya menjadi Bank-bank yang mengalami inefisiensi terjadi pada semua varibel input maupun outputnya. Pada variabel input ketidakefisienan menandakan 46

3 penggunaan input (beban bunga dan beban operasional) yang berlebihan. Sedangkan pada variabel output (pendapatan) belum maksimal dan belum dapat menutupi beban. 4. Berdasarkan uji beda independent t test diperoleh nilai sig.(2-tailed) sebesar 0.000<0.05 maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam uji beda independent t test, maka dapat disimpulkan H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan tingkat efisiensi bank umum persero (BUMN) dan bank umum swasta nasional(busn). Untuk lebih mengatasi kesenjangan antara bank umum swasta nasional yang beraset besar dan beraset kecil dan melihat lebih dalam lagi dilakukan uji beda independent t test antara bank umum persero dan bank umum swasta beraset besar agar meminimumkan bias. Berdasarkan uji beda independent t test diperoleh nilai sig.(2-tailed) sebesar 0.008<0.05 maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam uji beda independent t test, maka dapat disimpulkan H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan tingkat efisiensi bank umum persero (BUMN) dan bank umum swasta nasional(busn) beraset besar. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat perbedaan tingkat efisiensi antara bank umum persero (BUMN) dan bank umum swasta nasional (BUSN) Saran Berdasarkan hasil analisis, pembahasan dan kesimpulan saran yang dapat disampaikan adalah: 1. Bank-bank yang mengalami inefisiensi baik bank umum persero (BUMN) atau bank umum swasta nasional (BUSN) dapat memperbaiki dengan 47

4 kebijakan internal yaitu pada variabel input yang pertama yaitu beban bunga. Beban bunga sebagai input dapat dioptimalkan agar dengan input tersebut dapat menghasilkan output yang maksimal, salah satunya yaitu dengan menambah jumlah simpanan namun simpanan tersebut harus disalurkan melalui kredit yang produktif. Melalui kredit yang produktif pendapatan bunga akan meningkat pula. Di sisi lain pelayanan juga harus ditingkatkan agar nasabah merasa puas dan nyaman mempercayakan dana mereka kepada pihak bank. 2. Kebijakan internal untuk variabel input yang kedua yaitu beban operasional. Beban operasional yang terdiri dari beban administrasi dan umum serta beban tenaga kerja. Beban operasional yang tidak optimal biasanya terjadi karena terlalu banyak tenaga kerja yang diperkerjakan namun tidak diimbangi kemampuan yang memadai, peningkatan pekerja harus diimbangi dengan kemampuan yang baik pula agar dengan pekerja yang produktif kinerja perusahaan pasti akan ikut meningkat karena terjadi masalah yang kerap terjadi yaitu pengurangan jumlah tenaga kerja atau pemutusan hubungan kerja. Hal ini dapat diatasi dengan salah satunya proses rekruitmen tenaga kerja yang lebih selektif dan ketat lagi, dengan demikian diharapkan perkerja dapat bekerja sama secara optimal sehingga dapat mengoptimalkan pendapatan perusahaan. 3. Untuk variabel output pendapatan bunga dan pendapatan operasional non bunga dapat ditingkatkan melalui perbaikan pelayanan, dengan pelayanan yang lebih baik akan mendorong masyarakat mempercayakan dananya. 48

5 Selain itu inovasi produk perbankan perlu dilakukan agar menambah pendapatan bunga maupun pendapatan operasional non bunga. Semakin banyak dana yang dipercayakan kepada pihak bank, maka dana yang nantinya akan disalurkan melalui kredit akan menghasilkan pendapatan yang optimal, namun perlu diperhatikan prisip kehati-hatian. 4. Dengan ditemukannya perbedaan tingkat efisiensi antara bank umum persero (BUMN) dan bank umum swasta nasional (BUSN), nasabah ataupun calon nasabah dapat memilih bank akan dijadikan sebagai tempat menitipkan dananya. Namun tidak semua bank swasta nasional (BUSN) inefisien misalnya BCA dan Bank of India Indonesia yang secara berturutturut memperoleh tingkat efisiensi yang sempurna. 5. Bagi investor dari hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bank mana yang akan memberikan keuntungan bagi investor apakah bank umum persero (BUMN) ataupun bank umum swasta nasional (BUSN) yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi. Untuk penelitian berikutnya disarankan melakukan pengamatan dan analisis yang lebih dalam mengenai efisiensi perbankan untuk periode selanjutnya dengan sampel yang lebih spesifik lagi dan dapat pula memasukan variabel yang berbeda. 49