BAB I PENDAHULUAN. Bermain merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari anak-anak, hampir

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bermain merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari anak-anak, hampir di setiap kegiatan yang mereka lakukan selalu ada unsur bermainnya. Itulah mengapa salah satu prinsip pembelajaran di pendidikan anak usia dini adalah bermain dan belajar. Anak-anak antara usia 0-15 tahun masih belum bisa terlepas dari bermain. Secara psikis aktifitas bermain juga mampu membantu perkembangan jiwa anak secara wajar dalam hal tingkah laku, emosi, kecerdasan, keberanian, rasa percaya diri. Melalui bermain anak akan semakin matang dalam perkembangan emosinya dan mampu mengendalikan emosinya secara nyata. Kecerdasan pun akan berkembang dengan baik karena melalui bermain anak selalu menghadapi berbagai masalah yang harus dihadapi melalui proses berfikir dengan cepat dan tepat, termasuk kreativitas anak juga berkembang. Seperti di kota Pekanbaru yang juga merupakan ibukota dari Provinsi Riau, anak-anak disini juga membutuhkan bermain. Tetapi yang terjadi saat ini karakteristik masyarakat dengan usia anak-anak mulai mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman. Anak-anak yang tinggal dipusat perkotaan cenderung lebih memilih bermain di dalam rumah dengan gadget dan bermain di mall. Anak-anak yang bermain di ruangan tertutup akan berbeda secara psikologis dengan anak-anak yang bermain di ruang terbuka dan melakukan interaksi sosial dengan sesama mereka. Anak-anak yang bermain sendiri terutama dengan gadgetnya, akan memiliki sifat lebih egois, cenderung tertutup, mengalami

2 2 obesitas karena kurang bergerak, kurang berkembangnya hanya terbatas pada orang-orang tertentu saja, kurang bisa mengembangkan berbagai keterampilan sosial dan susah bersosialisasi sedangkan anak yang bermain di ruang terbuka yaitu taman bermain secara psikologis memiliki perkembangan yang positif seperti belajar mengalah karena permainan dimainkan secara bergantian, melatih motorik dan kreatifitas anak, dan membuat anak lebih sehat, belajar bersosialisasi dengan anak-anak seumurnya. Arena atau ruang bermain yang cukup baik untuk aktifitas bermain anak anak salah satunya yaitu pada ruang terbuka, karena dengan aktifitas bermain yang berada di ruang terbuka berupa taman dapat membentuk pola pikir anak terkait bentuk interaksi antar sesama manusia sekaligus bagaimana si anak dapat menghargai habitat yang ada di dalam ruang tersebut. Di kota Pekanbaru tepatnya kecamatan Pekanbaru kota dan kecamatan Sail padatnya masyarakat di dua kecamatan ini membuat masyarakat yang di dalamnya juga termasuk anak-anak membutuhkan ruang-ruang terbuka hijau. Salah satu bentuk Ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru adalah ruang terbuka hijau untuk kawasan rekreasi. Ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai kawasan rekreasi di Kota Pekanbaru dikelola oleh Pemerintah Daerah dan swasta atau individu. Tingginya kebutuhan masyarakat akan tempat-tempat rekreasi dengan nuansa alam, menjadikan ruang terbuka hijau kawasan rekreasi menjadi satu pilihan utama bagi masyarakat. Ruang ruang terbuka hijau yang dimaksudkan disini adalah taman kota yang sekaligus juga menjadi taman bermain publik untuk anak-anak. Taman kota

3 3 yang dimaksud diantaranya adalah Taman Dharmawanita, Taman Kayu Putih, dan Taman Sail. Area disekitar taman-taman ini juga memiliki aktifitas mingguan yang sejalan dengan program pemerintah yaitu program Car Free Day. Pada saat Car Free Day taman-taman kota dapat saling terkait satu sama lain karena adanya program ini. Adapun Program pemerintah secara spesifik sudah dijelaskan dalam RPJMD kota Pekanbaru berupa program penyediaan ruang untuk aktifitas olahraga masyarakat sehingga aktifitas yang ada di beberapa taman ini pun berjalan hingga saat ini. Pemanfaatan taman paling optimal juga terjadi pada saat Car Free Day. Hal yang menarik disini adalah program Car Free Day juga dapat memberikan ketertarikan tersendiri terhadap masyarakat secara umum. Masyarakat khususnya para orang tua memiliki antusias untuk mengikuti car free day dengan membawa anak-anak mereka, sehingga program car free day ini selain untuk memasyarakatkan olahraga juga memiliki ikatan yang kuat dengan aktifitas bermain anak-anak di ruang publik. Penelitian ini dilakukan di kota Pekanbaru dengan tujuan untuk dapat melihat kondisi yang terjadi pada kawasan ruang bermain yang ada di pusat kota. Khususnya pada saat atau momentum taman bermain digunakan secara optimal yaitu pada saat dilakasanakannya kegiatan Car Free Day pada hari Minggu. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi terhadap pemerintah kota sebagai stimulan dalam penetapan kebijakan terkait ruang bermain terutama yang bersifat publik.

4 4 1.2 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka didapat pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kebutuhan dan ketersediaan ruang bermain di pusat kota Pekanbaru? 2. Bagaimana pemanfaatan ruang-ruang yang tersedia? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemanfaatan ruang bermain di pusat kota Pekanbaru dan apa pengaruh kebijakan car free day terhadap pemanfaatan ruang bermain di pusat kota Pekanbaru? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: Menemukan faktor-faktor yang menentukan pemanfaatan ruang bermain anak (outdoor) di pusat kota Pekanbaru dari ruang terbuka yang ada. 1.4 Sasaran Penelitian 1. Teridentifikasinya bentuk pemanfaatan ruang bermain publik di kota Pekanbaru 2. Teridentifikasinya hubungan antara ruang bermain outdoor dengan program car free day 3. Ditemukannya faktor-faktor apa saja yang menentukan pemanfaatan ruang bermain anak outdoor di kota Pekanbaru

5 5 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dengan dilakukan nya penelitian ini adalah : 1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada pemerintah terkait dengan kelayakan dan fasilitas diruang bermain anak yang bersifat publik. 2. Manfaat ilmu pengetahuan, yaitu dapat memperluas wawasan tentang ilmu perencanaann kota.

6 6 1.6 Ruang Lingkup Lingkup Lokasi Lingkup lokasi untuk penelitian ini adalah mencakup dua kecamatan di pusat kota yaitu kecamatan Pekanbaru kota dan kecamatan Sail Gambar 1.1 Peta Rencana Pola Ruang Kota Pekanbaru Sumber: Dinas Pemerintah Kota Pekanbaru

7 Lingkup Materi Adapun lingkup materi pada penelitian ini adalah: 1. Kajian terhadap kebijakan dan peraturan terkait pengembangan ruang publik yang ada di kota Pekanbaru 2. Kajian literatur tetang ruang bermain anak publik 3. Studi dan kajian tentang informasi Ruang terbuka yang ada di kota Pekanbaru 4. Studi dan kajian literatur terkait kebutuhan aktifitas rekreasi masyarakat dan bermain anak-anak

8 1.7 Keaslian Penelitian Selama ini tidak terlalu banyak penelitian yang membahas tentang ruang bermain anak, rata-rata penelitian yang ada adalah penelitian-penelitian yang mengarah ke kota layak anak, oleh karena itu penelitian ini berbeda dengan penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut beberapa penelitian sebelumnya terkait ruang bermain anak: Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Berdasarkan Penelitian Sebelumnya Playground Role In Realizing Children- Friendly-City Dewi 2012 bentuk dan memetakan taman bermain, menganalisis kualitas taman bermain dan menganalisis peran taman bermain dalam mewujudkan kota layak anak (KLA) dikota Semarang No Judul Penulis Tujuan Metode Hasil 1 How Does The Santy P. Mengidentifikasi Menggunakan metode kuantitatif- Kualitas taman bermain di Tlogo kuantitatif. Kualitas taman bermain diukur dengan metode scoring, diikuti dengan penjelasan dan narasi dari deskripsi peran taman bermain dalam mewujudkan KLA. Pengumpulan data menggunakan metode purposive sampling kepada orang tua yang memiliki anak dengan umur 0-14 tahun yang tinggal di wilayah Tlogosari Kulon. Wawancara juga dilakukan menggunakan metode Kulon masuk dalam klasifikasi memadai. Taman bermain sebagai salah satu indikator KLA belum berperan secara maksimal, dapat dilihat dari 1. Kurangnya perhatian pemerintah terkait penyediaan infrastruktur terutama kualitas taman bermain yang baik 2. Minimnya perhatian orangtua terkait pemanfaatan taman 8

9 No Judul Penulis Tujuan Metode Hasil accidental sampling dengan anak-anak bermain anak yang ditemukan dilokasi 3. Penyediaan infrastruktur yang tidak terintegrasi 4. Dalam perencanaan taman bermain, anak tidak diberikan kesempatan untuk memberikan aspirasi 2 Kajian Spasial Dina Mengukur kriteria Data diperoleh melalui observasi Ruang publik yang digunakan untukn Ruang Publik agustina ruang publik yang langsung, wawancara semi struktur bermain cenderung berkelompok (Public Space) 2014 digunakan untuk terhadap anak yang sedang melakukan dibagian utara wilayah kampung, Untuk Aktifitas aktivitas bermain aktivitas bermain di ruang publik. dengan kepadatan yang tinggi. Bermain di dikawasan kampung Analisis data menggunakan deskriptif Kawasan ramah anak GOLO, kualitatif. Pengambilan sampel Kampung Ramah Anak Golo, Yogyakarta Mengukur perilaku bermain anak dalam memanfaatkan ruang publik di kawasan kampung GOLO, menggunakan teknik purposive sampling kepada anak usia (6-12 tahun) 9

10 No Judul Penulis Tujuan Metode Hasil Menganalisis secara 3 Faktor-faktor yang menentukan pemanfaatan ruang bermain anak (outdoor) di pusat kota Pekanbaru Suryaningsih 2016 spasial keberadaan ruang publik yang digunakan untuk aktivitas bermain anak. Sumber: Hasil Pengamatan Penulisan Menemukan faktorfaktor yang menentukan pemanfaatan ruang bermain anak (outdoor) di pusat kota Pekanbaru Data diperoleh dengan wawancara tak terstruktur terhadap orang tua dan anakanak yang ditemui di lokasi penelitian. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus yaitu dengan melihat keunikan yang ada di dilapangan (kawasan taman bermain dan car free day) dengan pengambilan sampel menggunakan teknik non-probability sampling kepada anak usia 2-15 tahun. Ditemukannya faktor-faktor yang menentukan pemanfaatan ruang bermain anak di kota Pekanbaru yang nantinya bisa menjadi stimulan oleh pemerintah kota Pekanbaru dalam menentukan kebijakan terkait ruang bermain anak di Kota Pekanbaru. 10

11 11