BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Ivan Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Lanskap Lanskap adalah wajah atau karakter lahan atau tapak dan bagian dari muka bumi ini dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, baik yang bersifat alami maupun yang buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang sejauh indra dapat menangkap dan sejauh imajinasi dapat membayangkan. Beberapa objek yang dapat menjadi pengamatan antara lain adalah kota, jalan, lapangan golf, sungai, pantai, pemukiman, sekolah kampus dan lain-lain (Rachman, 1984) Ruang Terbuka Ruang terbuka adalah salah satu jenis ruang yang pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu baik secara individu atau secara kelompok diluar bangunan. Ditinjau dari jenis aktivitasnya maka ruang terbuka terdiri dari ruang terbuka yang aktif dan ruang terbuka pasif. Ruang terbuka aktif adalah ruang terbuka yang mengandung aktivitas manusia didalamnya, antara lain olah raga, dan lain-lain. Ruang terbuka pasif adalah ruang terbuka yang didalamnya tidak terdapat aktivitas manusia didalamnya, yaitu berupa hijauan maupun taman dan lain sebagainya (Hakim, 1991). Menurut Simonds (1983) ruang terbuka berhubungan langsung dengan penggunaan struktur sehingga dapat mendukung fungsi struktur tersebut. Fungsi ruang terbuka menurut Hakim (1991) adalah sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat lainnya, pembatas, atau jarak antara masa bangunan dan pelembut arsitektur bangunan. Suatu ruang terbuka menurut Lynch (1981) tidak berdasarkan pada banyaknya struktur yang ada di area tersebut, tetapi ditentukan oleh jumlah aktivitas yang dapat dilakukan oleh penggunanya di dalam area tersebut. Bentuk dari ruang terbuka sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan (Hakim 1991). Bentuk bangunan mempunyai hubungan dengan lanskap alami dan buatan, tidak berhubungan dengan strukturnya saja tetapi juga susunan
2 7 dan karakter lanskap yang mempengaruhinya (Simonds, 1983). Menurut Laurie (1986) bentuk keseluruhan ruang terbuka tersebut dapat dipertegas dengan mengunakan bahan-bahan alami, bentuk lahan, dan tumbuhan. Tetapi dapat juga dibentuk dengan cara mengkombinasikan antara struktur-struktur buatan manusia dan bahan-bahan alami. Seperti juga yang dikemukakan Lynch (1981) bahwa ruang terbuka tidak selalu berupa area yang bersifat alami saja, tetapi dapat menggunakan struktur buatan manusia. Simonds (1983) mengemukakan bahwa dengan mengatur struktur dan ruang yang baik tidak hanya sekedar menekankan bangunannya saja tetapi juga berfungsi untuk menciptakan kesatuan ruang secara total. Bangunan mempunyai hubungan yang erat dengan struktur lain, ruang, dan lanskap alami disekitarnya. Hubungan antar ruang, struktur dan lanskap yang mengelilinginya harus dipertimbangkan bersama dalam suatu proses desain (Simonds, 1983). Proses mendesain ruang terbuka merupakan bagian dari perencanaan tapak (Lynch, 1981) Kampus Menurut Dinas Kebersihan dan Pertamanan Propinsi Dati I Bali dengan Universitas Udayana (1989, dalam Setyorini 1999), kampus menjadi sebuah kota tersendiri. Kampus sebagai suatu lingkungan yang lengkap dan merupakan sebuah kota yang mempunyai corak tersendiri yaitu suatu bentuk kehidupan dengan corak kehidupan ilmiah. Penciptaan kehidupan ilmiah dan kehidupan kemanusiannya merupakan hal utama sehingga gubahan lanskap dituntut agar mampu menciptakan suasana fungsional ilmiah dan suasana kemanusian dengan segala kegiatannya. Untuk itu wilayah kampus dibagi kedalam beberapa zona, yaitu: 1. Lingkungan Pendidikan (Academic Zone). Lingkungan dimana berlangsung semua proses pendidikan ilmiah termasuk kegiatan laboratorium. Suasana yang perlu diciptakan dalam zona ini adalah suasana teduh, tenang, segar agar proses belajar-mengajar berlangsung baik. 2. Lingkunan Kegiatan (Activity Zone).
3 8 Dalam lingkungan ini terjadi komunikasi antara mahasiswa dengan civitas lainnya, demikian juga antara lembaga dan masyarakat dalam bentuk kegiatan sosial budaya. Suasana yang dikehendaki adalah meriah, indah, segar dan dinamis. 3. Lingkungan Perumahan (Residental Zone). Lingkungan ini dimaksudkan untuk tempat tinggal para dosen, pegawai, dan asrama mahasiswa. Suasana yang diperlukan untuk lingkungan ini adalah suasana tenang, teduh, aman, intim, dan privasi terjaga dari kesibukan kampus Lanskap Kampus Eckbo (1964) menyatakan bahwa ruang terbuka dalam kampus merupakan perlengkapan dalam kehidupan kampus. Di dalamnya tertampung aktivitas belajar, komunikasi sosial, dan hubungan timbal balik dari berbagai disiplin ilmu. Karena itu menurutnya didalamnya harus tercipta suasana yang intim dan tempat duduk yang menyenangkan. Fasilitas-fasilitas rekreasi dapat dibangun diatasnya. Lanskap kampus mengacu pada total kompleks dari elemen fisik yang ada dalam kampus dan terbentuk akibat interaksi antara manusia sebagai individu dan bagian dari makhluk sosial dengan alam selain manusia (non-human nature) (Campus Landscape Master Plan University of California Riverside, 1996 dalam Nugroho, 2001). Didalamnya tidak hanya terdiri dari material tanaman (area rumput, pohon, semak, dan penutup tanah, tetapi juga meliputi pengembangan tapak luar seperti elemen keras penutup tanah (ground surfaces) seperti paving, dan cor semen, bentukan lahan seperti grading dan land form. Elemen fisik kampus terbangun atas tiga elemen primer (Campus Landscape Master Plan University of California Riverside, 1996 dalam Nugroho, 2001). Elemen tersebut adalah elemen struktur (strucure), ruang terbuka, dan alam (nature). Struktur direpresentasikan sebagai bangunan, jalan, area parkir, dan utilitas. Ruang terbuka direpresentasikan sebagai ruang tanpa ruang terbangun (struktur) diatasnya, seperti plaza, lapangan olah raga, dan sebagainya. Alam direpresentasikan dalam bentukan lahan (land form), tanaman, bebatuan, dan air, dan habitat satwa didalamnya.
4 9 Menurut Dinas Kebersihan dan Pertamanan Propinsi Dati I Bali dengan Universitas Udayana (dalam Setyorini, 1999), membagi jenis ruang terbuka pada lanskap kampus berdasarkan fungsi/kegiatan yang terjadi, yaitu: 1. Halaman Utama Kampus (Campus Plaza). Merupakan ruang terbuka yang terletak di pusat kampus yang juga merupakan pusat penghubung kegiatan ilmiah antara mahasiswa dengan Universitas atau Universitas dengan masyarakat. Ruang ini bisa diselesaikan dengan perkerasan, dilengkapi dengan pertamanan pada tempat-tempat strategis yang diperlukan. Jenis-jenis tanaman yang digunakan berskala rendah, dengan variasi tajuk dan warna. 2. Taman Kampus. Ruang untuk pertamanan terdapat diseluruh zona kegiatan yang penempatannya diatur sedemikian rupa untuk menambah keindahan kampus dan untuk memberikan penampilan yang sesuai dengan karakteristik masingmasing kegiatan yang diwadahi. Berdasarkan fungsinya, taman diklasifikasikan lagi kedalam taman aktif dan taman pasif. a. Taman Aktif Dimaksudkan selain sebagai ruang untuk memperindah lingkungan juga dimanfaatkan untuk tempat-tempat kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan dalam kampus yang meliputi kegiatan formal dan non-formal (kegiatan upacara/apel, belajar bersama/outdoor study, istirahat dan kegiatan komunikatif lainnya). b. Taman Pasif Dimaksidkan hanya untuk memperindah dan menambah kenyamanan dan kesegaran lingkungan. Penyelesaian lanskapnya merupakan komposisi tanaman-tanaman yang tergolong semak rendah/sedang yang mampu memberikan suasana segar pada lingkungan. 3. Lapangan Olahraga. Diusahakan terletak dekat dengan lingkungan perumahan (asrama mahasiswa dan perumahan dosen/pegawai). Gubahan lanskapnya agar memberikan suasana segar, santai dan dinamis.
5 10 4. Arboretum. Merupakan zona laboratorium botani yang terdiri dari gugusan berbagai jenis pohon untuk kepentingan ilmiah. 5. Jalur Hijau. Merupakan bentangan alam yang terdiri dari kumpulan jenis-jenis pohon untuk jalur hijau. Terkadang tempat ini juga dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi. Jalur hijau juga kadang-kadang berfungsi sebagai pembatas dan penghubung antara bangunan-bangunan fakultas. 6. Jalan-Jalan dan Tempat Parkir Jalan merupakan ruang terbuka yang langsung merupakan pembatas wilayah kegiatan. Sebagai penghubung ruang ke-ruang, suasana yang tercipla dalam ruang jalan/disekitar jalan dapat sebagai ruang transisi dari ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Tempat/Area parkir ditempatkan pada daerah pinggir dari daerah kegiatan/aktivitas dengan maksud untuk mengurangi terganggunya lingkungan kegiatan dari kebisingan (noise). Ruang parkir merupakan ruang peralihan sepanjang pencapaian (street pictures). Sebagai ruang peralihan akan menuntut suatu penataan yang khusus dan berpenampilan lain daripada yang lain, terutama dalam menentukan jenis pohon. Bentuk lanskap yang menarik perhatian juga selalu diusahakan untuk ditampilakan dalam suatu kampus perguruan tinggi dengan bentuk tanaman, kebun tanaman yang tertata. Fungsi utama tanaman lanskap pada suatu kampus adalah untuk menunjang suasana kegiatan kampus dan meningkatkan kualitas visual yang terdapat pada kampus tersebut (Carpenter et al., 1975). 2.5 Plaza Menurut Greenbaum (2009), plaza berasal dari bahasa Spanyol plaza,dari bahasa latin platea, dan dari bahasa yunani kuno πλατεῖα (plateia, kependekan dari πλατεῖα ὁδός plateia hodos), plaza memiliki arti pusat kota, atau area pusat perkumpulan. Sebuah plaza adalah area yang merupakan ameniti bagi masyarakat, dimana area itu melayani berbagai macam pengguna dan segala kebutuhan mereka.
6 11 Pertimbangan yang paling utama dari fungsi sebuah plaza adalah pertimbangan potensi tapak tersebut di masa kini dan masa yang akan dating. Plaza harus didesain mengikuti berbagai macam aktivitas baik pasif maupun aktif, untuk kelompok maupun perorangan, formal maupun informal, terencana ataupun umpromptu. Plaza haruslah dapat mengundang pengguna untuk menggunakan fasilitas yang sudah disediakan (misalnya: penyediaan tempat duduk dan meja di area teduh dapat digunakan untuk makan siang di area tersebut), tetapi juga harus fleksibel untuk mengakomodir aktivitas lain yang terpikirkan oleh pengguna (misalnya: area teduh berumput dapat menjadi area untuk diadakan pertunjukan seni impromptu, dsb). Biasanya plaza pada pada umumnya memiliki tujuan desain yang dapat diterapkan seperti berikut: 1. Aksesibilitas: Akses terhadap fitur yang ada: Desain yang ada (kontur lanskap, level, pembatas arsitektural lainnya) tidak akan menjadi penghalang bagi pengguna tapak untuk mengakses amenity yang ada pada plaza tersebut. Rute yang mudah dilalui: plaza dengan rumput dan tanah harus terjaga dengan baik untuk menjaga adanya jalur yang dapat dilalui oleh pengguna. Bagaimanapun permukaan dengan perkerasan juga dapat didesain dengan kemiringan untuk memenuhi standar aksesibilitas dan mengalirkan air permukaan. 2. Estetika Material: Gunakan material, furniture, signage, dan elemen lainnya yang mencerminkan atmosfir yang ingin dicapai di plaza tersebut. Fitur Air: Air dapat dijadikan sebagai elemen visual dan akustik. Namun keberadaannya tidaklah mutlak dan jangan sampai membebani perawatan lanskap yang harus dilakukan. Instalasi seni (patung): Penempatan patung sebaiknya disesuaikan dengan tema dan atmosfer tapak. Jika menempatkan lebih dari satu patung akan lebih baik jika patung tersebut letaknya berkesinambungan dan jika perlu konsultasikan dengan seniman yang mengerjakan patung tersebut. Akan lebih baik jika rangkaian patung tersebut mempunyai tema dan cerita dan
7 12 didesain alur bagi pengguna untuk dapat menikmati rangkaian isntalasi seni tersebut. 3. Biaya Efisien Perawatan dengan biaya efisien: adalah hal yang penting untuk memastikan adanya program perawatan yang rutin terhadap tapak yang telah di desain. Fungsinya adalah untuk menjaga kondisi tapak denagn biaya yang efisien dan seminimal mungkin. Gunakan material tahan cuaca: Sebaiknya penggunaan material untuk tapak dipilih yang sangat tahan cuaca, tahan lama, dan tidak mudah dirusak (dengan vandalisme). 4. Fungsional/Operasional Fleksibel: Plaza harus di desain dengan utilitas dan infrastruktur yang sederhana untuk memudahkan penggunaan dan fleksibilitas dan penggunaan yang multifungsi. Furnitur Outdoor: Tempat duduk, bollards, rak sepeda, tempat sampah, dan sebagainya harus dipertimbangkan sebagai bagian dari desain awal tapak tersebut. Furnitur ini harus seirama dengan arsitektur bangunan dan lanskap disekitarnya, baik ukuran, desain, dan warnanya. Furnitur Outdoor adalah elemen yang esensial dalam menciptakan ruang outdoor yang fungsional. Maintenance: perawatan jangka panjang terhadap elemen lanskap, pencahayaan, dan elemen sejenisnya harus dipertimbangkan pada tahap desain. Program Plaza: pertimbangan harus diberikan untuk pengembangan plaza untuk pengguna tapak, untuk aktivitas aktif dan pasif, baik yang terencana maupun yang impromptu. Dapat juga fungsi bangunan yang ada disekitarnya dimasukan kedalam plaza. 5. Produktif Memenuhi kebutuhan pengguna gedung yang ada disekitarnya: Plaza yang didesain dengan baik dapat memberikan fungsi tambahan bagi pengguna gedung yang ada di sekitarnya.
8 13 Dukungan untuk berbagai macam aktifitas: desainer harus berdiskusi dengan calon pengguna tapak untuk dapat menambahkan potensi kedalam tapak. Tapak dapat mendukung potensi kegiatan outdoor dan berkaitan dengan kegiatan indoor di gedung yang berkaitan dengan tapak. Aktivitas yang direncanakan harus meliputi kegiatan aktif maupun pasif, untuk kegiatan terencana maupun impromptu, berkelompok maupun perseorangan, dan sebagainya, 6. Keamanan dan Keselamatan Bollard dan elemen lanskap: untuk menghindari jalur masuk dari arah yang tidak dikehendaki, sangat disarankan penggunaan pembatas di bagian pinggir dari plaza. Pembatas yang dimaksud dapat berupa bollard, tangga, patung, elemen air, boks tanaman, dan elemen lanskap lainnya yang dapat dinikmati nilai estetiknya oleh pengguna tapak namun tetap memberikan keamanan bagi pengguna tapak. 7. Berkelanjutan (sustainable) Perencanaan tapak: entrance plaza harus memiliki kemiringan minimal 1% dan maksimal 5% untuk memastikan aliran air permukaan (akibat hujan). Storm Water Management: Dimana area dengan perkerasan yang berbatasan langsung dengan gedung memiliki kemiringan minimal 2% dari struktur ke alur drainase untuk memastikan adanya mengalirnya aliran permukaan ke drainase. Konservasi Air: Konsumsi air harus diminimalisir, terutama pada daerah dengan iklim kering dengan laju evaporasi yang tinggi. Rak sepeda: berkaitan dengan program go green yang mendukung bike to campus maupun bike to work, sebaiknya disediakan rak sepeda untuk pengguna tapak, minimal untuk mengakomodir 5% pengguna gedung yang berdekatan dengan tapak. Rak sepeda dapat diletakan di plaza, dekat dan dapat dilihat dari entrance gedung, dan aman. Rak harus dapat digunakan untuk menggunakan kunci bagi sepeda dan sesuai dengan disain gedung dan tapak.
9 Perancangan Perancangan adalah perluasan dari perencanaan yang berkenaan dengan seleksi komponen-komponen rancangan, bahan-bahan, tumbuh-tumbuhan dan kombinasinya sebagai pemecah masalah di dalam perencanaan. Disamping dasar dasar teknik mengenai bahan-bahan atau elemen-elemen, perancang juga berhubungan dengan visual. Seperti halnya dalam perencanaan, bentuk dan wujud dalam rancangan timbul dari kendala-kendala dan potensi yang dimiliki tapak serta suatu perumusan yang jelas atas masalah perancangan (Laurie, 1986). Perhatian pada perancangan ditujukan pada penggunaan volume dan ruang, setiap volume memiliki bentuk, tekstur, ukuran, bahan, warna, dan kualitas lain. Kesemuaan ini dapat dengan baik mengekspresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang diinginkan (Simonds 1983). Dasar-dasar estetika dalam perancangan lanskap berkaitan dengan titik, garis, tekstur, warna, variasi, perulangan, keseimbangan dan penekanan. Garis merupakan pembentuk dan pengontrol pola, pergerakan, visual, dan fisik. Bentuk berkaitan dengan bentuk vertikal dan horizontal dan kedalaman. Tekstur berkaitan dengan halus-kasarnya bentuk. Bentuk dan tekstur dalam perancangan lanskap banyak dibentuk oleh elemen tanaman. Warna dikaitkan dengan pengaruh kejiwaan yang dihasilkannya. Variasi berperan dalam mengurangi kemonotonan. Sementara perulangan menjadikan variasi menjadi lebih memiliki ekspresi. Keseimbangan berperan dalam penentuan bentukan formal maupun non-formal dan simetris maupun asimetris. Sedangkan penekanan berperan dalam mengarahkan mata pada satu atau dua obyek yang dipentingkan dalam sebuah komposisi (Carpenter et al, 1975). Pemilihan materi atau bahan juga merupakan hal penting dalam perancangan lanskap (Laurie, 1986). Perbedaan jenis bahan yang digunakan dapat mengkomunikasikan kegunaan-kegunaan tertentu. Begitu pula dengan merancang obyek, ruang dan materi harus didisain seefektif mungkin dalam fungsinya (Simonds, 1983). Seorang perancang harus memiliki kemampuan imajinatif untuk merencana bentuk baru dan kreatif dalam menganalisa permasalahan dan faktorfaktor penentu bentuk. Sebuah rancangan yang dibangun di atas tapak dapat
10 15 dinilai berhasil jika terlihat keterkaitan antara tapak dengan program-programnya (Laurie, 1986). Sasaran dari perancangan adalah kesesuaian dan respon terhadap situasi sekitar. Kesesuaian, menurutnya, adalah sasaran mayor dalam perancangan dan berhubungan dengan penempatan elemen-elemen dalam tapak, sehingga penting bagi perancang untuk mengetahui lebih jauh karakter dari tapak, baik kondisi awal maupun fungsi yang diusulkan. Respon terhadap situasi dan keadaan sekitar berkaitan dengan respon terhadap identitas atau ciri pokok suatu karakter yang menonjol dari tapak. Keberhasilan dari perancangan adalah bila perancang dapat menanggapi kebutuhan-kebutuhan penggunanya, mempertemukan fungsi yang dibutuhkan dan beradaptasi terhadap tekanan dari lingkungan yang mempengaruhinya. Dalam Campus Landscape Master Plan University of California Riverside, (1996, dalam Nugroho, 2001) dijelaskan secara lebih spesifik tentang perancangan sebuah lanskap kampus. Perancangan lanskap kampus haruslah mempertimbangkan prinsip desain lanskap kampus, yaitu : 1. Lanskap sangat penting dalam komunitas kampus, oleh sebab itu harus memperhitungkan rencana pengembangan bangunan kampus ke depan, 2. Perancangan lanskap kampus haruslah menjadi komponen integral dari lingkungan kampus, 3. Perancangan lanskap harus memperhatikan atribut yang telah eksis sebelumnya, 4. Habitat tanaman harus diperhatikan baik dalam pemilihan jenis maupun dalam peletakannya (lay out). Untuk menghindari kelebihan penanaman, perawatan berlebihan, kebutuhan penggunaan air yang berlebihan, dan konflik dengan tanaaman lain, maupun struktur. 5. Perancangan ruang terbuka harus memperhatikan lokasi dan gerak pengguna dan pemerhati tapak (viewer). Perancangan lanskap harus memperhatikan pandangan dinamis, bukan statis. 6. Perancangan yang bersifat multi-sensory dengan memberikan warna, aroma, tekstur, dan pencahayaan dalam lanskap akan memberikan kesan mendalam.
11 16 Laurie (1986) dalam perencanaan Foothill Collage di California menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan perkerasan khusus dan tumbuhantumbuhan ornamental diperlukan untuk memberikan identitas pada suatu tapak ataupun bagian-bagiannya. Kampus direncanakan secara logis dan efisien mencerminkan program untuk sekolah tersebut dan sekaligus tanggap terhadap lingkungan sekitar beserta faktor-faktor sosialnya Budaya Budaya merupakan sebuah kata yang memiliki pengertian yang kompleks. Raymond Williams, seorang pengamat dan kritikus kebudayaan mengatakan bahwa kebudayaan (culture) merupakaan satu dari dua atau tiga kata yang paling kompleks penggunaannya. Budaya sering diartikan secara sempit sebagai bentuk kegiatan intelektual artistic dengan produknya yang turun temurun (heritage). Sering kali terjadi salah kaprah bahwa budaya disama artikan dengan kesenian tradisional. Menurut Meuthia Djaluputro (2008) budaya (culture) berakar dari kebiasaan (habbit) dan gaya hidup (lifestyle) yang ada pada sebuah kelompok. Kebiasaan tersebut akan berkembang dan diteruskan secara turun temurun dan dan menjadi perilaku (manner) dari kelompok tersebut. Manner yang terus menerus dilakukan ini akan menjadi sebuah dasar dari etika (ethic) yang ada dalam masyarakat tersebut. Etika yang ada mulai memiliki nilai (value) dan ada konsekuensi jika dilaksanakan maupun jika tidak dilaksanakan, etika tersebut menjadi norma (norm). Norma-norma yang ada pada suatu kelompok akan berkembang dan diteruskan secara turun temurun oleh pelaku hingga lamakelamaan menjadi budaya (culture) bagi kelompok tersebut.
12 17 Gambar 2. Diagram yang menunjukan akar dari budaya 1 1 Meuthia Djaluputro dalam Pelatihan Kepemimpinan Kapal Pemuda ASEAN-Jepang 2008 (SSEAYP), kerjasama antara Kemenegpora dan SSEAYP International Indonesia.
PERANCANGAN PLAZA FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN ISI YOGYAKARTA RIZKY PUJI LESTARINA A
PERANCANGAN PLAZA FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN ISI YOGYAKARTA RIZKY PUJI LESTARINA A34203016 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN RIZKY PUJI LESTARINA.
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
23 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Desain Lanskap kampus Fakultas Seni Rupa dan Desain menitikberatkan pada sebuah plaza dengan amphitheatre di bagian tengah kampus yang menghubungkan semua gedung
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kampus
TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kampus Lanskap merupakan ruang di sekeliling manusia, tempat mereka melakukan aktivitas sehari-hari sehingga menjadi pengalaman yang terus menerus di sepanjang waktu. Simond (1983)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pe rancangan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Perencanaan adalah suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan saat awal, keadaan yang diharapkan, dan cara terbaik untuk mencapai keadaan yang diharapkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
27 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas estetika pohon-pohon dengan tekstur tertentu pada lanskap jalan dan rekreasi yang bervariasi. Perhitungan berbagai nilai perlakuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini akan dijabarkan kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan berisi rangkuman dari hasil penelitian dan pembahasan sekaligus menjawab tujuan penelitian di bab
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Ruang Terbuka Publik 2.1.1. Definisi Ruang Terbuka Publik Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur yang diperluas seperti square. Square merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun
Lebih terperinciVI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET
42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah
Lebih terperinciPropinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kebutuhan Fasilitas Pariwisata Kota Kota Depok adalah sebuah kota yang terletak di perbatasan antara wilayah Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta.
Lebih terperinciKONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A
KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.
Lebih terperinciVI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan
116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan
Lebih terperinciVI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN
VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI.1. Konsep Desain Lanskap Tepian Sungai Martapura Kota Banjarmasin menitikberatkan kepada sungai sebagai pusat perhatian dan pemandangan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rekreasi dan Wisata 2.2 Perencanaan Kawasan Wisata
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rekreasi dan Wisata Secara etimologi kata rekreasi berasal dari bahasa Inggris yaitu recreation yang merupakan gabungan dari kata re yang berarti kembali dan creation yang berarti
Lebih terperinciVI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk
VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar mengacu kepada tema yang telah diusung yaitu Ekspos Arsitektur untuk Rakyat, dalam tema ini arsitektur haruslah beradaptasi dengan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS SINTESIS
BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Estetika
4 TINJAUAN PUSTAKA Estetika Istilah estetika dikemukakan pertama kali oleh Alexander Blaumgarten pada tahun 1750 untuk menunjukkan studi tentang taste dalam bidang seni rupa. Ilmu estetika berkaitan dengan
Lebih terperinciLANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE)
Magister Desain Kawasan Binaan (MDKB) LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE) Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, SP., MAgr, PhD. Pendahuluan Tujuan : Memberi pemahaman tentang: - Pengertian
Lebih terperinciVII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)
VII. RENCANA TAPAK Tahap perencanaan ini adalah pengembangan dari konsep menjadi rencana yang dapat mengakomodasi aktivitas, fungsi, dan fasilitas bagi pengguna dan juga makhluk hidup yang lain (vegetasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Lanskap Jalan
TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Simonds (1983) menyatakan bahwa lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dengan karakter yang menyatu
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses
BAB 3 METODE PERANCANGAN Pada perancangan Malang Indie Culture Center sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie ini metode perancangan berisi sebuah paparan deskriptif mengenai
Lebih terperinci2016 BANDUNG SPORTS CLUB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia, pada perkembangannya tergolong cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya populasi
Lebih terperinciBAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi
Lebih terperinciPlease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB III. ELABORASI TEMA
BAB III. ELABORASI TEMA III.1 pengertian tema Tema : EDUKASI dan REKREASI III.1.1 Edukasi Edukatif atau edukasi atau pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), pendidikan diartikan sebagai
Lebih terperinciII. LANSKAP DAN KARAKTERISTIK
Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) II. LANSKAP DAN KARAKTERISTIK Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, SP., MAgr, PhD. LANSKAP DAN KARAKTERISTIK Tujuan: Memahami dasar pemikiran merencana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2010). Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan fleksibel. Kevin Lynch
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aksesibilitas 2.1.1. Pengertian Aksesibilitas Jhon Black mengatakan bahwa aksesibilitas merupakan suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan pencapaian lokasi dan hubungannya satu
Lebih terperinci5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan
Lebih terperincimasyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis dan lingkungannya dalam arti karakteristrik. Lansekap ditinjau dari segi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Lansekap (Landscape Planning) Lansekap merupakan refleksi dari dinamika sistem alamiah dan sistem sosial masyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis
Lebih terperinciPOLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244
POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244 Oleh : INDRA KUMALA SULISTIYANI L2D 303 292 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK
26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani
Lebih terperinciKOMPLEK GEDUNG KESENIAN SOETEDJA PURWOKERTO
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEK GEDUNG KESENIAN SOETEDJA PURWOKERTO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : ASHAR
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Lanskap Menurut Marsh (2005) perencanaan lanskap perkotaan merupakan cakupan besar yang fokus terhadap seluruh area metropolitan. Kebanyakan aktivitas dalam merencana
Lebih terperinciBAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Sport Hall pada dasarnya merupakan sebuah tempat untuk melakukan kegiatan olahraga tertentu dalam ruangan tertutup dimana di dalamnya terdapat sarana
Lebih terperinciPENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan
Lebih terperinciDari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang
81 memanfaatkan unsur-unsur alam yang ada sebagai faktor perancangan. Dari pertimbangan tersebut diatas maka dibuat konsep : - Dengan bentuk site daerah pegunungan yang masih alamiah maka bentuk pengolahan
Lebih terperinciGambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.
KONSEP Konsep Dasar Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5
Lebih terperinciV. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep
37 V. KONSEP Konsep Dasar Konsep dasar dalam perencanaan ini adalah merencanakan suatu lanskap pedestrian shopping streets yang dapat mengakomodasi segala aktivitas yang terjadi di dalamnya, khususnya
Lebih terperinciBAB IV ANALISA TAPAK
BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah
Lebih terperinciA (1fAfPP- ;LOOI 0\?'--I STUDI PERANCANGAN LANSKAP KAMPUS FAKULTAS PERTANIAN. INSTITUT PERTANIAN BOGOR DARMAGA BOGOR. Oleh: Cahyo Nugroho
(1fAfPP- ;LOOI 0\?'--I STUDI PERANCANGAN LANSKAP KAMPUS FAKULTAS PERTANIAN. INSTITUT PERTANIAN BOGOR DARMAGA BOGOR Oleh: Cahyo Nugroho A02495006 JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan
I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hubungan Manusia dengan Alam dalam Konteks Kesehatan Sehat alami adalah sehat rohani dan jasmani yang diupayakan sendiri secara alami. Tentu saja hal ini sudah dilakukan sejak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung. Padang Golf Sukarame didirikan oleh Perkumpulan Golf Lampung (PGL).
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis
Lebih terperinciLanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.
Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD. Tujuan Memahami makna dan manfaat hutan kota pada penerapannya untuk Lanskap Kota. Memiliki
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis
185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu: mengetahui karakteristik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Sejarah dan Budaya Lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indra manusia. Semakin jelas harmonisasi dan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang ini mempunyai ruang lingkup
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan dari Taman Krida Budaya Malang yang baru meliputi pertemuan matriks transformasi pendopo dengan fungsi ruang publik pada setting perkotaan Malang. Pada bagian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space) dengan unsur vegetasi yang dominan. Perancangan ruang hijau kota harus memperhatikan
Lebih terperinciBAB V. KONSEP PERANCANGAN
BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya
Lebih terperinciRUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta
RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta Ariati 1) ABSTRAKSI Pembangunan perumahan baru di kota-kota sebagian besar berkembang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Evaluasi Kualitas Estetik
19 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Desa Ancaran memiliki iklim yang dipengaruhi oleh iklim tropis dan angin muson, dengan temperatur bulanan berkisar antara 18 C dan 32 C serta curah hujan berkisar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciIII. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA
Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, S.P., MAgr, PhD. Tujuan Memahami bentuk-bentuk ruang dengan tanaman
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Perancangan Bagian terpenting dalam merumuskan tahap-tahap metode yang terdiri dari rangkaian studi arsitektur, yang dilakukan secara runtut dan sistematis dimulai
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciPRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A
PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN Disusun oleh: DENI HERYANI A34203018 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DENI
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap
5 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Lanskap berdasarkan Simonds (1983) merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dimana suatu lanskap dikatakan
Lebih terperincimasjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah bangunan bisa memiliki posisi sentral dalam mempengaruhi suatu peristiwa penting. Dalam skala individu hal itu bisa jadi karena bangunan tersebut menyimpan
Lebih terperinciAsrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro atau yang biasa kita sebut UNDIP merupakan salah satu universitas ternama di Jawa Tengah yang berada di Kota Semarang. Berdiri sejak tahun 1956
Lebih terperinciPENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A
PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A 34202006 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang
Lebih terperinciMENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR RANCANGAN TAPAK BANGUNAN
MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR RANCANGAN TAPAK BANGUNAN RANCANGAN TAPAK Gambar ini menunjukkan hubungan antara letak obyek bangunan dengan letak site pada lingkungan di sekitarnya. Acapkali dijumpai istilah
Lebih terperinciPERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT
PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai
Lebih terperinciPokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT.
Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT. Instructional Designer Rehulina Apriyanti, ST., MT. Lia Rosmala S., ST.,MT. Multimedia
Lebih terperinciProsiding SN SMAP 09 ABSTRAK PENDAHULUAN. FMIPA UNILA, November
Prosiding SN SMAP 09 UJI SCENIC BEAUTY ESTIMATION TERHADAP KONFIGURASI TEGAKAN-TEGAKAN VEGETASI DI KEBUN RAYA BOGOR Imawan Wahyu Hidayat 1 1 Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pacet
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pengelolaan atau pengorganisasian suatu kegiatan pemeliharaan bergantung pada berbagai faktor yang terdapat pada lokasi seperti pengunjung
Lebih terperinciTengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik
Lebih terperinciBAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep perancangan sebuah tapak secara luas, hal ini ditujukan untuk mendefinisikan wujud Padepokan Pencak Silat yang akan dibangun. Konsep makro yang
Lebih terperinciKajian Lanskap Wisata Pantai Puteh di Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kajian Lanskap Wisata Pantai Puteh di Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara Ingerid Lidia Moniaga (1), Octavianus H.A. Rogi (2), Amanda Sutarni Sembel (3) (1) Laboratorium
Lebih terperinciInternational Fash on Institute di Jakarta
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Pemikiran Konsep: - Fungsi bangunan - Analisis Tapak - Bentuk bangunan sebagai lambang wujud fashion. PEMIKIRAN KONSEP KONSEP FASHION Fashion: - Busana
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses
BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar
Lebih terperinciFasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)
Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur
Lebih terperinciANALISIS DAN SINTESIS
55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT
Lebih terperinciRESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep dasar perancanagan Konsep dasar perancangan Resort dengan Fasilitas Meditasi ialah untuk mendukung potensi wisata pantai di Anyer. Memaksimalkan pengolahan ruang dalam
Lebih terperinciGALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.
BAB I. GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. Pendahuluan BATU PUTIH. GALERI SENI UKIR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Kelayakan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis berada di pesisir pantai
Lebih terperinciBAB IV IDENTIFIKASI MASALAH
BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH Sebelum mengidentifikasi permasalahan pada perpustakaan Pusat ITB, terleih dahulu harus dipelajari terlebih dahulu mengenai aktifitas yang terdapat pada perpustakaan. STUDI
Lebih terperinciBAB IV PENGAMATAN PERILAKU
BAB IV PENGAMATAN PERILAKU 3.1 Studi Banding Pola Perilaku Pengguna Ruang Publik Berupa Ruang Terbuka Pengamatan terhadap pola perilaku di ruang publik berupa ruang terbuka yang dianggap berhasil dan mewakili
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. bagi warga kota. Selain sebagai sarana tersebut, kehadiran lapangan golf
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lapangan golf merupakan salah satu fasilitas umum kota yang dapat digunakan sebagai sarana olah raga dan rekreasi melalui permainan golf yang
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Agrowisata Agrowisata pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang mengintegrasikan sistem pertanian dan sistem pariwisata sehingga membentuk objek wisata yang menarik. Menurut
Lebih terperinci