LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2009

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2009"

Suhendra Gunardi
6 tahun lalu
Tontonan:

VUCER LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2009 PERBAIKAN PROSES PENGOLAHAN RAJUNGAN KUALITAS EKSPOR DENGAN ALAT STEAMER SILINDER + DRAINASE DI KEC.KRATON PASURUAN OLEH : Ir.

1 VUCER LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2009 PERBAIKAN PROSES PENGOLAHAN RAJUNGAN KUALITAS EKSPOR DENGAN ALAT STEAMER SILINDER + DRAINASE DI KEC.KRATON PASURUAN OLEH : Ir. MIMIT PRIMYASTANTO, MP Ir. M.FIRDAUS, MS Dibiayai Oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Sesuai Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat, Nomor :026/SP2H/PPM/DP2M/IV/2009, Tanggal 01 April 2009 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2009

3 Abstrak PERBAIKAN PROSES PENGOLAHAN RAJUNGAN KUALITAS EKSPOR DENGAN ALAT STEAMER SILINDER + DRAINASE DI KEC.KRATON PASURUAN Mimit dan M.Firdaus)* Kelompok pengolah Rajungan di Pasuruan ada 6 UMKM dan dapat memproduksi terasi kg/hari bahkan pada musin Rajungan dapat mencapat 500 kg/hari. Namun proses pembuatan Perebusan masih menggunakan peralatan sederhana yaitu alat berbahan besi dan cepat berkarat sehingga menghasilkan rajungan berkualitas rendah. Dengan alat steamer dihasilkan daging Rajungan dengan tekstur yang lebih halus serta kualitas flavor khas serta warna daging putih.tujuan kegiatan ini adalah untuk memperbaiki proses pengolahan Rajungan melalui rekayasa alat Steamer agar menghasilkan Daging Rajungan yang berkualitas serta mempunyai daya awet lama. Metode kegiatan adalah PRA (Participation Rural Appricitory) yaitu melibatkan masyarakat untuk kegiatan ini dengan pelaksanaanya dengan pelatihan dan demonstrasi serta evaluasi untuk melihat efektivitas program sehingga program akan tersosialisasi dengan efisien. Lokasi penerapan vucer berada di Desa Kalirejo Kesik Kec.Kraton Pasuruan. Dampak kegiatan ini telah menarik minat dari 40 responden yaitu 30 pedagang ikan, ketua PKK, Wanita istri PPL, Ibu rumah tangga dan program ini dinyatakan positif dengan skoring 75% serta para responen menginginkan alat ini diperbanyak karena dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. *) Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Brawijaya-Malang.

4 RINGKASAN Potensi wilayah penangkapan ikan di laut di Kabupaten Pasuruan seluas 112,5 mil laut persegi seperti table 1. Dari luasan tersebut telah telah dieksploitasi sebesar ,50 ton pada tahun Untuk perairan umum baik sungai maupun danau khususnya budidaya ikan di danau Ranu Grati mencapai 195,6 ton pada tahun 2000 dan sebagian besar jenis ikan nila dan Patin. Untuk produksi ikan pada budidaya di air payau mencapai 4.253,7 ton tahun 2000 dengan variasi jenis ikan seperti udang windu 254,9 ton, udang putih 321,4 ton, udang api-api 679,2 ton, bandeng ton, kepiting 123,8 ton, mujair 418,1 ton. Untuk produksi ikan di kolam sebesar 78,5 pada tahun 2000 sedangkan karamba jaring sebesar 605,7 ton tahun (Anonym, 2003). Salah satu usaha yang dilakukan agar hasil perikanan tidak rusak, busuk serta mempunyai daya awet maka perlu dilakukan usaha pengolahan. Jenis pengolahan hasil perikanan pada umunya dilakukan dengan cara tradisional antara lain pengasapan, penggaraman, pemindangan, pengolahan Rajungan dan pengeringan sedangkan untuk usaha industri adalah pembekuan. Pengolahan tradisional banyak dilakukan di dearah pesisir dan pusat pendaratan ikan (PPI). Pada umumnya jenis ikan yang diolah atau diawetkan adalah jenis ikan kembung, Rajungan, bandeng, tembang, gulamah dan lainlain, sedang ikan tuna, udang, kakap merah, bawal putih, teri nasi, rajungan, kepiting dan lain-lain diolah secara modern yaitu diolah dan disimpan di coldstorage untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri Familia Portunidae yaitu kepiting dan rajungan menduduki tempat yang penting dalam perikanan. Meskipun di Indonesia jenis ini tidak merupakan bahan hasil perikanan yang utama tetapi mempunyai harga yang relatif tinggi. Diberbagai negara sudah menjadi produksi nasional yang penting (Murachman, 1987). Menurut Juwana dan Romimohtarto (2000), Rajungan sebenarnya mempunyai potensi besar untuk menjadi komoditi perikanan yang penting, bahkan komoditi ekspor. Jika diperhatikan, di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang, perikanan beberapa jenis kepiting sudah menjadi perikanan andalan dan sudah menghasilkan devisa yang tidak sedikit. Kalau diingat bahwa kepiting dapat menjadi hasil perikanan di Amerika Serikat dan Jepang, jenis serupa yang terdapat di perairan Indonesia pun mestinya juga dapat menjadi hasil perikanan andalan, karena salah satu dari kelompok kepiting yang merupakan hasil perikanan andalan Amerika Serikat, yakni Blue Crab (Callinectes sapidus) dan Portunus

5 trituberculatus yang merupakan hasil perikanan Jepang, merupakan satu famili dengan rajungan dan kepiting Indonesia. Terlebih dengan yang terakhir merupakan satu famili dengan rajungan Indonesia. Setidak-tidaknya untuk pasar Asia Tenggara, perikanan rajungan Indonesia dapat dikembangkan. Menurut data BPS, nilai ekspor rajungan pada tahun 1993 mencapai US$ 1,042 M dan nilai ini selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sebagian besar rajungan ini diekspor dalam bentuk rajungan beku tanpa kulit dan kepala. Produksi rajungan yang diekspor pada 1993 sebanyak 442,724 dalam bentuk tanpa kepala dan kulit, sedangkan yang dikonsumsi dalam negeri diperkirakan jauh lebih banyak (Anonymous, 2006 a ). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan serta permintaan pasar, daging rajungan pun berhasil menembus pangsa pasar ekspor (perdagangan internasional) dan nasional. Untuk memenuhi standar dan kriteria dari buyer, diperlukan pembinaan teknis mulai dari tingkat nelayan, pengumpul sampai supplier rajungan tanpa kepala dan kulit. Dengan adanya pola pembinaan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan, tercipta alur suplai yang tetap dengan standar dan kriteria yang jelas. Penanganan yang cepat dan tepat terhadap proses produksi rajungan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Hal ini akan mempengaruhi mutu daripada daging rajungan yang dihasilkan dan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Proses produksi dimulai dari membersihkan rajungan, kemudian direbus selama menit selanjutnya didinginkan sekitar 45 menit untuk membentuk tekstur dagingnya sekaligus memudahkan untuk mengupas. Setelah itu, proses pengupasan dilakukan kemudian daging disortir berdasarkan bentuknya. Daging rajungan selanjutnya di packing untuk dikirim ke pabrik Proses produksi ini masih menggunakan peralatan sederhana khususnya Proses perebusan menggunakan alat dari plat besi yang mudah berkarat dan menyebabkan produk tidak hygiene serta sanitier. Oleh karena itu perlu perbaikan pengolahan khususnya perebusan dengan ALAT STEAMER SILINDER + DRAINASE yang tahan karat ` Tujuan kegiatan ini adalah untuk Memperkenalkan Teknologi Pengukusan Rajungan kualitas Ekspor yang berupa Alat Cooker yang tahan karat berbentuk Silinder + Drainase ; Memberikan ketrampilan kepada pengusaha pengolahan Rajungan yang Sanitier dan Hygiene; Memberikan pengetahuan baru tentang manfaat Sanitasi dan Hygiene yang mengarah HACCP karena produk rajuangan Olahan adalah produk ekspor

6 serta Membantu Pemerintah daerah Pasuruan meningkatkan produk unggulan daerah yang mengarah ke peningkatan pendapatan daerah dalam rangka mempersiapakan Otomomi daerah. Manfaat kegiatan ini adalah untuk Meningkatkan pendapatan pengolah Daging Rajungan akibat proses pengolahan serta alat yang digunakan kurang yang efesien dan tepat, disamping itu kemungkinan dipergunakan untuk diversifikasi usaha lain. Metode kegiatan yang akan digunakan dalam kegiatan penerapan vucer adalah PRA (Participation Rural Appricitory) yaitu melibatkan masyarakat untuk kegiatan ini dengan pelaksanaanya dengan pelatihan dan demonstrasi serta evaluasi untuk melihat efektivitas program sehingga program akan tersosialisasi dengan efisien. Lokasi penerapan vucer berada di Desa Kalireji Kseik Kec.Kraton Pasuruan. Di daerah ini merupakan salah satu tempat pengolahan Rajungan. Kegiatan menghasilkan teknologi Peralatan dengan karakteristik sebagai berikut alat perebus/ ALAT STEAMER SILINDER + DRAINASE dalam pengolahan rajungan eksport yang berbentuk silinder dimana alat tersebut plat stainless steel ukuran 1-1,2 mm dan ukuran perebus tinggi cm dan diameter cm. Alat tersebut dilengkapi 3 rak dalam/3 tingkat kawat sarangan antikawat dan sumber panasnya dari kompor jos minyak tanah sistem gravitasi serta alat ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memperkecil faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas/mutu pindang ikan sampai kepada konsumen tingkat pertama. ALAT STEAMER SILINDER + DRAINASE ini mudah dipindah-pindahkan dan telah menarik minat dari 40 responden yaitu 30 pedagang ikan, ketua PKK, Wanita istri PPL, Ibu rumah tangga untuk mengikuti program ini. Program ini dilakukan melalui penyuluhan dan praktek langsung oleh para responden. Program ini menyatakan positif dengan skoring 80% dan para responen menginginkan alat ini diperbanyak untuk masingmasing pengolah dengan melalui kredit selama 3 tahun karena alat ini full stainless steel sehingga harga mencapai Rp ,- (Enam Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah) yang diperkirakan dalam waktu 1-2 tahun akan mencapai Break Even Point dan umur simpan 5 tahun.

7 DAFTAR PUSTAKA Anonymous, Identifikasi Keperluan Usaha ekonomi dalam rangka penghapusan kemiskinan di Muncar-Banyuwangi dan Prigi Trenggalek.(LPM-ADB) Anonymous, Penyusunan pengelolaan sumberdaya perikanan pantai di Prigi dan Muncar, Jawa Timur.(LPM-ADB) Anwar dan Sjachri, Pengolahan Ikan peda dan masalah-masalahnya. Departemen Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Moeljanto, Pengolahan hasil samping ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. Sukarsa, Proses fermentasi hasil perairan dan permasalahanya. Fakultas Perikanan. Universitas Brawijaya, Malang. Suparno, S.Nasran dan E. Setiabudi, Kumpulan Hasil Perikanan Pasca Panen perikanan. BALITBANG Perikanan Tranggono, Analisa Hasil -Hasil Perikanan. Pusat Antar Universitas Universitas GadjahMada, Yogyakarta. Tranggono, Bahan Tambahan Pangan. Pusat Antar Universitas Universitas GadjahMada, Yogyakarta.

dokumen-dokumen yang mirip

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2009

1 VUCER LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2009 PENERAPAN COOKER BOX plus SARANGAN YANG AMAN PANGAN PADA PEMINDANGAN IKAN DI KEC.NGULING KAB.PASURUAN. OLEH : Ir. AR.FAQIH, MS Ir.