BAB III PEMBAHASAN Berikut sejarah tentang awal mula berdirinya Taman Balekambang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PEMBAHASAN Berikut sejarah tentang awal mula berdirinya Taman Balekambang"

Transkripsi

1 BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Kawasan Wisata Taman Balekambang Taman balekambang dibangun oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara VII pada masa pemerintahan tahun Berikut sejarah tentang awal mula berdirinya Taman Balekambang ini. Taman Balekambang dibangun oleh KGPAA Mangkunegara VII sebagai bukti tanda cinta seorang ayah kepada dua putrinya yaitu GRAy Partini Husein dan GRAy Partinah pada tanggal 21 Oktober 1921, dan untuk memperingati hari tersebut setiap tanggal 21 Oktober diperingati sebagai ulang tahun Taman Balekambang. GRAy Partini Husein yang kabarnya sangat menyukai air, dibuatkan oleh ayahandanya sebuah taman air atau kolam yang besar di Taman Balekambang yang diberi nama Partini Tuin, sedangkan adiknya yaitu GRAy Partinah yang sangat menyukai hutan, dibuatkan sebuah hutan kecil di Taman Balekambang yang diberi nama Partinah Bosch atau Hutan Partinah. 24

2 Berdasarkan catatan sejarah, ada beberapa bagian taman dan hutan yang terdapat di Kawasan Wisata Taman Balekambang : a. Partini Tuin Partini Tuin atau Taman Air Partini diambil dari nama putri sulung KGPAA Mangkunegoro VII. Taman air ini berfungsi sebagai penampungan air yang digunakan untuk membersihkan kotoran sampah-sampah yang ada didalam kota dan sering digunakan untuk bermain perahu. b. Partinah Bosch Partinah Bosch atau Hutan Partinah merupakan taman yang dibangun oleh KGPAA Mangkunegara VII untuk puteri keduanya yang bernama Partinah. Taman ini aslinya digunakan sebagai tempat koleksi tanaman langka seperti pohon kenari, pohon beringin putih, pohon beringin sungsang, pohon apel, pohon coklat, pohon mahoni, dan sebagainya. Taman ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip hutan kecil. Partinah Bosch berfungsi sebagai resapan dan paru-paru kota. Taman Balekambang yang dahulu hanya dipakai untuk tempat beristirahat keluarga dan kerabat istana Mangkunegaran akhirnya pada masa KGPAA Mangkunegara VII Taman Balekambang dibuka 25

3 untuk umum. Sejak saat itu, mulai diadakan hiburan untuk rakyat seperti Ketoprak Lesung. Ketoprak Lesung yaitu ketoprak yang diiringi dengan musik lesung dan berkembang sampai sekarang diiringi dengan gamelan. Pada era 1970-an masuk pula hiburan srimulat yang mempopulerkan beberapa seniman-seniman terkenal seperti Timbul, Gepeng, Djujuk, Nunung, Mamik Basuki, dan lain-lain. Selain ketoprak lesung, ternyata ditaman balekambang juga terdapat panti pijat timung dan diskotik Freedom. Saat itu, Taman Balekambang sudah tidak lagi dalam fungsi aslinya karena dipakai oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pada tahun 1996, ada pengusaha asal kota Solo yang ingin membangun hotel berbintang di Taman Balekambang. Tetapi ada beberapa masalah yang muncul dengan pembangunan ini yaitu beberapa bangunan dan fasilitas umum harus dipindah ketempat lain. Fasilitas umum yang dimaksud adalah Dinas peternakan, pasar burung, gedung perguruan tinggi, dan pemakaman umum. Untuk memindahkan kantor Dinas Peternakan tersebut, Pemerintah Kota Solo harus meminta izin Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Untuk melepas aset Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar 3 hektar lebih itu, Pemerintah Kota dalam hal ini juga harus meminta persetujuan DPRD Jawa Tengah. Pemindahan beberapa fasilitas 26

4 umum ini menjadi suatu kendala karena tidak ada titik temu pihak mana yang akan menanggung biayanya, antara pihak pengusaha dan Pemerintah Kota Solo. Pemerintah Kota Solo jelas tidak mempunyai dana untuk proses pemindahan tersebut, karena memang tidak ada anggaran khusus untuk itu, sedangkan dari pengusaha juga tidak bersedia menanggung semua biaya pemindahan tersebut. Karena masalah dana tersebut, akhirnya rencana pembangunan hotel berbintang tersebut gagal dilakukan. Pada tahun 2007, akhirnya Pemerintah Kota Solo mengambil alih perawatan Taman Balekambang dan melakukan revitalisasi. Revitalisasi mengfungsikan kembali taman ini sebagai hutan kota sekaligus kawasan seni dan budaya. Taman ini dibuka untuk publik baik lokal maupun mancanegara. Disamping itu fungsi utama dilakukan revitalisasi ini yaitu sebagai daerah resapan dan paru-paru kota juga diperuntukan sebagai ruang publik yang dapat difungsikan sebagai Taman Seni dan Budaya, Taman Botani, Taman Edukasi, dan Taman Rekreasi. Perawatan Taman Balekambang ini dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kawasan Wisata Taman Balekambang Surakarta. 27

5 Tabel 3.1 Periodisasi Kawasan Wisata Taman Balekambang No Periode Amenitas dan Atraksi 1 Masa Mangkunegoro VII tahun Taman hutan partinah Kolam renang praon Taman margasatwa bebas di partinah Bosch Kolam renang tirtoyoso Taman burung Gedung serbaguna (ketoprak dan wayang) Arena pasar malem Orkes keroncong 2 Masa Kemerdekaan VII tahun Masa pertumbuhan fisik mulai pudar karena kurang terawatt 3 Masa Srimulat tahun Gedungpertunjukkan ketoprak Gedung pertunjukkan srimulat Video game Bilyard Panti pijat timung Roller diskotik Bioskop Rukiyah theather 4 Masa Panti pijat timung Kolam pancing praon Freedom diskotik Bangunan kantor dan dinas 28

6 5 Masa revitalisasi tahun sekarang Perumahan seniman Gedung kesenian Bale apung Open stage (panggung terbuka) Partini tuin Partinah bosch Bebek air Pohon-pohon langka dll Sumber : UPTD Kawasan Wisata Taman Balekambang Kota Surakarta, Kondisi umum Taman Balekambang setelah Masa Revitalisasi Taman Balekambang terletak di Jalan Balekambang no.1 Manahan, Kecamatan Banjarsari. Luas Taman Balekambang adalah 9,8 hektar dan tergolong Taman aktif. Taman yang tergolong Taman aktif ini dapat digunakan sebagai tempat beraktifitas sejenak seperti berteduh, jogging, jalan santai, dan lain-lain. Kondisi Taman cukup terawat dengan baik sehingga terasa nyaman saat dikunjungi. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di area taman meliputi elemen-elemen vegetasi berupa pohon, semak, dan rumput. Elemen-elemen ini memberikan kesan alami pada taman dan keteduhan sehingga taman tidak terasa panas meski dimanfaatkan pada siang hari. Elemen pendukung terdapat pada bangku taman, tempat sampah, gazebo, dan lampu taman. Bangku taman yang tersedia di taman dibuat sangat artistik sehingga terlihat indah dan mempunyai nilai 29

7 seni yang sangat bagus. Bangku ini diletakkan di beberapa titik dalam kawasan taman. Taman Balekambang adalah ruang publik (public space) yang memiliki konsep sebagai Taman Seni dan Budaya, Taman Botani, Taman Edukasi dan Taman Rekreasi. Taman Balekambang memiliki banyak atraksi yang ditawarkan kepada pengunjung antara lain : a. Keberadaan hewan Taman Balekambang memiliki berbagai macam hewan yang dibiarkan lepas bebas untuk lebih menarik dan menghibur pengunjung yang datang. Hewan-hewan tersebut diantaranya ayam kalkun, monyet, bebek, angsa, burung merpati, dan lain-lain. b. Taman Reptil Taman reptil bisa dibilang atraksi baru yang ada di Taman Balekambang ini. Taman reptil merupakan sebuah Taman Edukasi yang belum lama ini diresmikan. Tujuan dibangunnya Taman Reptil adalah sebagai sarana edukasi kepada masyarakat tentang berbagai macam hewan reptil. Taman ini berisi hewan-hewan reptil seperti Biawak, Ular, Iguana, Kura-Kura dan satwa lainnya. Taman ini merupakan hasil dari kerjasama antara Pemerintah dengan Komunitas 30

8 Pecinta Reptil Surakarta. Biaya untuk masuk Taman Reptil ini hanya Rp rupiah. c. Bebek Air Taman Balekambang memiliki atraksi buatan yang berguna sebagai penarik wisatawan untuk berkunjung, salah satunya adalah fasilitas bebek air. Bebek air ini merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki oleh Taman Balekambang. Karena jarang ditemui di wilayah Solo tempat wisata yang menawarkan fasilitas ini. Bebek air ini dioperasikan dengan cara dikayuh dan digerakan mengelilingi kolam utama Partini Tuin. Biaya yang dikeluarkan hanya Rp rupiah. d. Gedung Kesenian Gedung kesenian digunakan sebagai tempat pertunjukkan kesenian atau festival, khususnya kesenian daerah Solo. Setiap Sabtu malam (malam minggu) ada pertunjukkan ketoprak pukul WIB. Pengunjung dapat membeli tiket masuk sebesar Rp. 5000,00. Pertunjukkan ketoprak ini sering dikunjungi oleh rombongan sekolahsekolah yang ada di kota Solo sebagai sarana Edukasi kesenian tradisional Jawa. 31

9 e. Panggung Terbuka (Open Stage) Panggung terbuka atau open stage merupakan salah satu fasilitas yang ada di Taman Balekambang yang dapat digunakan warga kota Solo untuk melakukan kegiatan pertunjukkan. Pertunjukkan yang selalu ada dan khusus dilakukan setiap satu bulan sekali pada saat malam bulan purnama yaitu Sendratari Ramayana. Sendratari Ramayana ini cukup menarik perhatian warga kota Solo karena Sendratari ini mirip dengan Sendratari Ramayana yang biasanya digelar di Candi Prambanan. f. Berbagai macam pepohonan langka Taman Balekambang sejak dulu memiliki berbagai macam pepohonan langka yaitu pohon Beringin Sungsang dengan keunikan tersendiri di daun yaitu tulang daunnya menonjol di permukaan padahal daun-daun pada umumnya tulangnya selalu menonjol di bagian belakang daun. Ada juga pohon Beringin Putih yang pohonnya berwarna keputih-putihan, tidak seperti warna pohon pada umumnya. Dan ada pula pohon apel, pohong coklat, pohon mahoni, dan lain-lain. 32

10 g. Bale Apung Bale apung atau rumah mengapung ini biasanya digunakan untuk keperluan rapat. Warga kota Solo menamakan Bale Apung karena jika dilihat dari kejauhan seolah-olah rumah yang mengapung. h. Event-event di Taman Balekambang Ada banyak event-event khusus setiap tahunnya yang diadakan oleh Taman Balekambang yang berguna untuk menarik minat pengunjung. Misalnya Festival Ketoprak bertempat gedung kesenian, Sendratari Ramayana, Pesona Balekambang, Bakdan Ing Balekambang, dan Pasar Seni Balekambang. 3. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta Visi Mewujudkan citra kota Surakarta sebagai kota budaya yang didukung oleh pelayanan jasa pariwisata, perdagangan, industri, yang bertumpu pada hasil kerajinan rakyat dalam tata perkotaan yang kondusif, merangsang kehidupan kreatif, produktif, dan mandiri. Misi a. Meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap peningkatan pendapatan asli daerah maupun pendapatan masyarakat golongan 33

11 ekonomi menengah kebawah yang bergerak dalam bidang pariwisata tanpa mengabaikan peran golongan lain. b. Menempatkan kota Surakarta sebagai daerah tujuan wisata nusantara dan daerah persinggahan wisatawan mancanegara dengan orientasi pada pengembangan kearah pariwisata budaya dan menempatkan jenis pariwisata yang lain sebagai pendamping berdasarkan permintaan pasar dan potensi yang tersedia. c. Meningkatkan obyek wisata yang ada menjadi kawasan wisata yang terpadu, terarah dan berkesinambungan dengan memperhatikan ragam obyek yang ada. Gambar 3.1 Struktur Organisasi UPTD Kawasan Wisata Taman Balekambang KEPALA UPTD Endang Sri Murniyati Subbagian Tata Usaha Sumeh Staff Staff Staff Staff Staff Staff Staff Keuangan Rosdiana Pemasa ran Narimo koordinat or lapangan Umum Santanu Umum Adi Umum santoso Umum tommy 34

12 4. Uraian deskripsi Jabatan a. Kepala UPTD Kepala Unit Pelaksana Teknis Kawasan Wisata dan Maliawan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas di bidang pengelolaan Kawasan Wisata di Kota Surakarta dan Hotel Maliawan di Tawangmangu sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Uraian tugas sebagai berikut : 1) Menyusun rencana kerja Unit Pelaksana Teknis Kawasan Wisata dan Maliawan berdasarkan rencana strategis Dinas. 2) Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan. 3) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang tugas. 4). Melaksanakan koordinasi dengan bidang-bidang atau pelakupelaku seni dalam pelaksanaan pentas di kawasan wisata. 5) Melaksanakan perizinan bagi masyarakat yang akan menggunakan Gedung Wayang Orang Sriwedari, Borong Wayang Orang 35

13 Sriwedari, Gedung Joglo dan Taman Balekambang serta kawasan wisata lainnya. 6) Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik. b. Subbagian Tata Usaha Kepala Subbagian Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis Kawasan Wisata dan Maliawan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan, evaluasi dan pelaporan. Uraian tugas dimaksud sebagai berikut : 1) Menyusun rencana kerja berdasarkan rencana strategis Unit Pelaksana Teknis Kawasan Wisata dan Maliawan. 2) Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan. 3) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang tugas. 4) Melakukan penyiapan bahan koordinasi dengan bidang-bidang atau pelaku-pelaku seni dalam pelaksanaan pentas di kawasan wisata. 5) Melakukan penyiapan bahan perizinan bagi masyarakat yang akan menggunakan Gedung Wayang Orang Sriwedari, Borong Wayang 36

14 Orang Sriwedari, Gedung Joglo dan Taman Balekambang serta kawasan wisata lainnya. 6) Menghimpun, mengolah, menyajikan data dan informasi untuk menyusun rencana strategis, rencana kerja dan penetapan kinerja Unit Pelaksana Teknis Kawasan Wisata dan Maliawan. 7) Menyiapkan bahan usulan perubahan anggaran. 8) Melakukan administrasi pembukuan, pertanggungjawaban dan laporan keuangan. 9) Melakukan pembuatan daftar gaji pegawai. 10) Melakukan pembayaran gaji pegawai. c. Staff Bagian Pemasaran (Marketing) Bertanggung jawab terhadap penyebaran, pengenalan, dan memasarkan obyek wisata Taman Balekambang dan obyek wisata lainnya ke berbagai pihak di dalam maupun diluar Kota Surakarta. d. Staff Bagian Keuangan Bertanggung jawab terhadap administrasi keuangan secara keseluruhan, baik pemasukan maupun pengeluaran. e. Staff Bagian Koordinator Lapangan Bertanggung jawab terhadap situasi, kenyamanan, kesiapan dalam melayani pengunjung, dan keselamatan serta kebersihan Kawasan Wisata. 37

15 f. Staff Bagian Umum Untuk bagian ini para staff saling membantu untuk memberikan pelayanan yang baik kepada para pengunjung, serta membantu para staff lainnya dalam mengurus kawasan wisata tersebut.. 5. Hari dan Jam Kerja Kawasan Wisata Taman Balekambang buka setiap hari mulai pukul WIB. Untuk kantor UPTD buka hari senin jumat mulai pukul WIB. Para karyawan diberikan waktu istirahat 1 jam secara bergiliran. Untuk karyawan Taman Balekambangnya sendiri diberikan libur 1 kali setiap minggunya. Tetapi mereka tidak boleh mengambil waktu libur pada hari dimana terdapat event-event atau hari sabtu dan minggu, karena pada hari tersebut pengunjung sangat banyak sehingga diperlukan pelayanan yang maksimal terhadap konsumen. 6. Kegiatan Pemasaran a. Produk Pada dasarnya produk yang ditawarkan oleh UPTD Kawasan Wisata Taman Balekambang terbagi menjadi dua yaitu : 1. Wisata Education Pengenalan bermacam-macam hewan yang dibiarkan bebas di Taman Balekambang, pengenalan beberapa bangunan bersejarah, serta berbagai macam pohon-pohon langka dan unik yang ada di Taman tersebut. 38

16 2. Wisata Budaya Taman Balekambang sangat berkembang dalam memperkenalkan budaya-budaya Jawa kepada masyarakat khususnya di kota Solo. Dari mulai orkes keroncong pada masa pemerintahan Mangkunegara VII, gedung pertunjukan srimulat pada masa srimulat, dan open stage (panggung terbuka) yang setelah mengalami revitalisasi sampai sekarang. Open stage selalu menampilkan banyak event-event budaya Jawa contohnya Sendratari Ramayana yang diadakan setiap malam bulan purnama, Pesona Balekambang, dan lain-lain. b. Tarif masuk Taman Balekambang tidak memungut biaya tarif masuk. Hanya untuk parkir saja dan itu dikenakan biaya Rp Pengunjung sudah dapat menikmati keindahan alam, kesejukkan dan keberadaan situs-situs sejarah dan budaya yang menakjubkan dari Taman Balekambang ini. Tetapi jika ingin melihat dan mempelajari tentang hewan-hewan reptil, pengunjung hanya dipungut biaya Rp 5000 per orang saja dan pengunjung bebas berinteraksi dengan hewan yang dibiarkan liar disana. c. Tempat Lokasi Taman Balekambang ini terletak di Jalan Balekambang No.1 Manahan Surakarta. 39

17 d. Promosi Untuk meningkatkan jumlah pengunjung Taman Balekambang menyebarkan brosur ke semua pihak dalam maupun diluar kota Surakarta. B. Laporan Magang Kerja 1. Pengertian Magang Kerja Magang kerja merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa dengan cara mahasiswa diterjunkan langsung dalam dunia kerja agar mahasiswa dapat melihat secara langsung penerapan dari berbagai teori yang telah dipelajari selama perkuliahan. 2. Tujuan Magang Kerja a. Tujuan umum 1) Menyelaraskan antara pencapaian pembelajaran di kampus dengan dinamika pekerjaan di masyarakat. 2) Untuk meningkatkan kualitas lulusan yang memiliki kompetensi dan daya saing. b. Tujuan khusus 1) Memberdayakan mahasiswa dan meningkatkan wawasan pekerjaan melalui pengalaman kerja. 2) Melihat mahasiswa memasuki dunia kerja dan pengayaan wawasan pekerjaan. 40

18 3. Manfaat Magang Kerja a. Bagi Mahasiswa 1) Dapat melihat secara jelas bagaimana proses atau kegiatan yang terjadi pada obyek penelitian. 2) Memberikan ketrampilan dan pengalaman kerja pada mahasiswa. b. Bagi Perguruan Tinggi 1) Terjalin hubungan kerjasama yang lebih baik dengan perusahaan yang ditempati pada waktu melaksanakan magang kerja. 2) Dapat mengetahui sejauh mana ilmu yang diserap oleh mahasiswa selama perkuliahan. c. Bagi Perusahaan 1) Menjalin kerjasama dengan dunia pendidikan. 2) Tidak tertutup kemungkinan adanya saran dari mahasiswa yang bersifat membangun dan menyempurnakan. 4. Kegiatan selama Magang Kerja a. Tempat dan Waktu pelaksanaan Magang Kerja Magang kerja dilakukan di UPTD Kawasan Wisata Taman Balekambang Surakarta yang letaknya di Jalan Balekambang No.1 Manahan, Surakarta. Magang kerja diselenggarakan selama satu bulan yaitu mulai tanggal 04 Februari Maret Waktu pelaksanaan dimulai jam WIB setiap hari senin sampai jumat dan diberikan libur hari sabtu dan minggu. 41

19 b. Kegiatan yang dilakukan selama magang Pada minggu pertama pelatihan kerja di UPTD Kawasan Wisata Taman Balekambang, mahasiswa diperkenalkan dengan seluruh karyawan yang ada di Taman Balekambang mulai dari nama karyawan, jabatannya, dan tugas masing-masing dari karyawan tersebut. Mahasiswa juga dapat pengarahan tentang tugas pokok yang diberikan kepada Kepala UPTD Kawasan Wisata Taman Balekambang dan diberikan waktu satu bulan penuh untuk menyelesaikannya. Pada minggu kedua, mahasiswa mulai membantu para karyawan misalnya membantu bendahara keuangan dalam menyusun anggaran pengeluaran, membantu mengkoordinasi lapangan, yaitu kita keliling mengamati situasi-situasi yang menganggu kenyamanan pengunjung, kesiapan dalam melayani keluhan pengunjung, serta mengontrol kebersihan Taman Balekambang agar tetap indah dan sejuk. Dan memberikan rasa nyaman kepada pengunjung. Pada minggu ketiga, mahasiswa mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh Kepala UPTD yaitu membuat brosur yang sebagus mungkin dan tentunya cepat dalam menarik perhatian pengunjung. Kita mulai dengan memotret point-point penting yang ada di Taman ini, lalu kita membuat narasinya, dan kita olah sebaik mungkin agar dapat membentuk brosur yang bagus dan memuaskan pengunjung. 42

20 Pada minggu keempat, mahasiswa telah menyelesaikan tugas utamanya dan memberikan langsung kepada Kepala UPTD Kawasan Wisata Taman Balekambang. Dan tidak lupa mahasiswa mencari data yang dibutuhkan dalam penyelesaian Tugas Akhir. C. Pembahasan Masalah Pada bagian ini akan dijelaskan tentang karakteristik responden penelitian. Data dianalisis meliputi Jenis kelamin, Umur, Jenis pekerjaan, Pendapatan Keluarga per bulan, dan Frekuensi kunjungan. 1. Karakteristik Responden a. Jenis Kelamin Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin diuraikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.2 Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki 44 44% Perempuan 56 56% Dari tabel 3.2 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dalam penelitian berdasarkan jenis kelamin adalah responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 44% sedangkan responden yang 43

21 berjenis kelamin perempuan sebanyak 56%. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar pengunjung Taman Balekambang adalah berjenis kelamin perempuan. Mungkin karena mayoritas perempuan lebih cenderung menyukai rekreasi atau sekedar menyegarkan diri dari kepenatan dan kebosanan saat berada di sekolah atau di tempat kerjanya. b. Umur Jumlah responden berdasarkan umur diuraikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.3 Responden berdasarkan Umur Umur Frekuensi Persentase (%) Kurang dari 10 tahun 2 2% tahun 26 26% tahun 40 40% tahun 23 23% Lebih dari 40 tahun 9 9% Dari tabel 3.3 dapat diketahui bahwa 100 responden yang diambil dalam penelitian berdasarkan umur adalah berusia kurang dari 10 tahun adalah sebanyak 2%, berusia tahun sebanyak 26%, berusia tahun sebanyak 40%, berusia tahun sebanyak 23%, dan berusia lebih dari 40 tahun sebanyak 9%. Hal ini menunjukkan mayoritas responden Taman 44

22 Balekambang berusia tahun dimana pengunjung lebih dominan pada umur remaja atau dewasa. Kemungkinan diumur tahun ini orang masih memiliki kecenderungan senang berekreasi untuk menghilangkan stress, serta mencari ide atau hal-hal yang baru. Dan Taman Balekambang ini yang menjadi tempat rekreasi pilihan mereka. c. Pekerjaan Jumlah responden berdasarkan pekerjaan diuraikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.4 Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) Pelajar 25 25% Mahasiswa 36 36% PNS/TNI/POLRI 8 8% Pegawai Swasta 17 17% Lain-lain 14 14% Dari tabel 3.4 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil berdasarkan jenis pekerjaan, yang memiliki pekerjaan sebagai Pelajar sebanyak 25%, yang memiliki pekerjaan sebagai Mahasiswa sebanyak 36%, responden yang memiliki pekerjaan sebagai PNS/TNI/POLRI sebanyak 8%, responden yang memiliki pekerjaan sebagai Pegawai swasta sebanyak 17%, dan lainnya sebanyak 14%. Hal ini menunjukkan 45

23 bahwa rata-rata pengunjung Taman Balekambang Surakarta adalah Mahasiswa dan Pelajar. Mungkin karena pelajar atau mahasiswa selalu mempunyai banyak waktu luang untuk sekedar bermain atau berkunjung ke taman ini. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat jenis pekerjaan lain yang berkunjung ke taman balekambang misalnya ibu rumah tangga, pegawai swasta, PNS / POLRI, dan lain-lain. d. Pendapatan Keluarga (per bulan) Jumlah responden berdasarkan pendapatan keluarga per bulan dapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.5 Responden berdasarkan pendapatan keluarga Pendapatan keluarga per Bulan Frekuensi Persentase (%) Kurang dari Rp 1 juta 46 46% Rp 1 juta - Rp 2 juta 24 24% Rp 2 juta - Rp 3 juta 17 17% Rp 3 juta - Rp 4 juta 8 8% Lebih dari Rp 4 juta 5 5% Dari tabel 3.5 dapat diketahui bahwa 100 responden yang diambil berdasarkan pendapatan keluarga per bulan, yang memiliki penghasilan sebulan kurang dari Rp 1 juta sebanyak 46%, yang memiliki penghasilan sebulan Rp 1 juta Rp 2 juta sebanyak 24%, yang memiliki penghasilan sebulan Rp 2 juta Rp 3 juta sebanyak 17%, yang memiliki penghasilan 46

24 sebulan Rp 3 juta Rp 4 juta sebanyak 8%, dan yang lebih dari Rp 4 juta sebanyak 5%. Hal ini menunjukan pengunjung Taman Balekambang dominan dengan kalangan menengah ke bawah. Kemungkinan karena biaya masuk yang murah akan memudahkan pengunjung untuk menikmati keindahan dan kesejukkan Taman ini, Balekambang juga mempunyai tujuan agar dapat memberikan kontribusi positif dalam benak masyarakat. e. Frekuensi kunjungan Jumlah responden berdasarkan frekuensi kunjungan dari pengunjung baru diuraikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.6 Responden berdasarkan Frekuensi Kunjungan dari Pengunjung Baru Frekuensi kunjungan Frekuensi Persentase (%) Kurang dari 3 kali 62 62% 3-5 kali 22 22% Lebih dari 5 kali 16 16% Berdasarkan tabel 3.6 dapat diketahui bahwa 100 responden yang diambil dalam penelitian berdasarkan frekuensi kunjungan dari pengunjung baru adalah responden yang pernah berkunjung kurang dari 3 kali sebanyak 62%, responden yang berkunjung 3 5 kali sebanyak 22%, dan responden yang berkunjung lebih dari 5 kali sebanyak 16%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar frekuensi kunjungan pengunjung yang mengunjungi Taman Balekambang adalah kurang dari 3 kali, 47

25 mungkin dikarenakan pengunjung yang datang ke Taman ini mayoritas merupakan pengunjung baru, dan mereka yang berkunjung dominan mencari waktu luang dalam kegiatan sehari-hari mereka untuk berekreasi dan menikmati keindahan serta kesejukkan Taman ini. 2. Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa Meliputi Bukti Fisik (Tangibles), Ketanggapan (Responsiveness), Keandalan (Reliability), Jaminan (Assurance), Perhatian (Emphaty). Penilaian dimensi kualitas pelayanan jasa dikelompokan menjadi 5 yaitu : Sangat Puas (SP), Puas (P), Kurang Puas (KP), Tidak Puas (TP), Sangat Tidak Puas (STP). a. Bukti Fisik (Tangibles) Penampilan fisik meliputi sarana dan peralatan yang memadai, mengenai kesediaan tempat parkir, tentang kebersihan, keindahan, serta kenyamanan, dan keberadaan letak lokasi. 1) Sarana dan Peralatan yang memadai Tabel 3.7 Sarana dan Peralatan yang memadai di Taman Balekambang Skala Penilaian Frekuensi Persentase(%) Sangat Puas 23 23% Puas 56 56% Kurang Puas 16 16% Tidak Puas 2 2% 48

26 Sangat Tidak Puas 3 3% Dari tabel 3.7 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dari penelitian ini, responden yang merasakan sangat puas terhadap sarana dan peralatan yang memadai sebanyak 23%, yang merasakan puas 56%, yang merasakan kurang puas sebanyak 16%, yang merasakan tidak puas 2%,, dan yang merasakan sangat tidak puas sebanyak 3%. Hal ini menunjukkan bahwa sarana dan peralatan di Taman Balekambang sudah memadai. Sedangkan ketidak puasan mungkin dikarenakan beberapa pengunjung masih merasa kurang layak dari sarana dan peralatan di Taman ini. 2) Tempat Parkir Tabel 3.8 Tempat Parkir Skala Penilaian Frekuensi Persentase(%) Sangat Puas 13 13% Puas 52 52% Kurang Puas 31 31% Tidak Puas 1 1% Sangat Tidak Puas 3 3% Dari tabel 3.8 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dari penelitian ini berpendapat sangat puas terhadap tempat parkir 49

27 Taman Balekambang sebanyak 13%, yang berpendapat puas 52%, yang berpendapat kurang puas sebanyak 31%, yang berpendapat tidak puas sebanyak 1%, dan yang berpendapat sangat tidak puas 3%. Hal ini menunjukkan bahwa tempat parkir yang disediakan Taman Balekambang sudah cukup memadai. Sedangkan ketidak puasan dikarenakan mungkin kurang penjagaan yang ketat oleh karyawan, dan tempatnya kurang meyakinkan untuk mencapai tingkat aman. 3) Kebersihan dan Keindahan tempat Tabel 3.9 Kebersihan dan Keindahan tempat Skala Penilaian Frekuensi Persentase(%) Sangat Puas 27 27% Puas 54 54% Kurang Puas 15 15% Tidak Puas 1 1% Sangat Tidak Puas 3 3% Dari tabel 3.9 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dari penelitian ini, responden yang berpendapat sangat puas terhadap kebersihan dan keindahan Taman Balekambang sebanyak 27%, yang berpendapat puas sebanyak 54%, yang berpendapat kurang puas sebanyak 15%, yang berpendapat tidak puas sebanyak 1%, dan yang berpendapat sangat tidak puas sebanyak 3%. Hal ini menunjukkan 50

28 bahwa pengunjung merasa puas dengan kebersihan dan keindahan Taman Balekambang dari segi penataan taman, udara yang sejuk dan pemandangan yang indah. Tetapi kurang kesadaran dari pengunjung dalam membuang sampah pada tempatnya. Hal ini yang mungkin dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan ketidakpuasan dari pengunjung. 4) Letak lokasi Tabel 3.10 Letak Lokasi Skala Penilaian Frekuensi Persentase(%) Sangat Puas 21 21% Puas 55 55% Kurang Puas 19 19% Tidak Puas 4 4% Sangat Tidak Puas 1 1% Dari tabel 3.10 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dalam penelitian ini yang berpendapat sangat puas tentang letak lokasi Taman Balekambang sebanyak 21%, yang berpendapat puas sebanyak 55%, yang berpendapat kurang puas sebanyak 19%, yang berpendapat tidak puas sebanyak 4%, dan yang berpendapat sangat tidak puas sebanyak 1%. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi Taman Balekambang dimata masyarakat sekitar sudah cukup 51

29 memungkinkan untuk dijadikan taman rekreasi dengan lokasi yang nyaman dan asri, serta banyaknya pepohonan yang rindang.. Sedangkan ketidakpuasan dari pengunjung kemungkinan karena lokasinya tidak didekat jalan raya dan bagi pengunjung baru akan sedikit kebingungan untuk mencari lokasi ini. b. Ketanggapan (Responsiveness) Kemampuan pelayanan untuk memberikan informasi yang jelas, tanggap dalam menghadapi keluhan pengunjung, kesediaan dan kesiapan pegawai dalam membantu pengunjung. 1) Kesediaan pegawai dalam membantu keinginan pengunjung Tabel 3.11 Kesediaan pegawai dalam membantu keinginan pengunjung Skala Penilaian Frekuensi Persentase(%) Sangat Puas 9 9% Puas 56 56% Kurang Puas 20 20% Tidak Puas 9 9% Sangat Tidak Puas 6 6% Dari tabel 3.11 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dari penelitian ini, responden yang berpendapat sangat puas terhadap kesediaan pegawai dalam membantu keinginan pengunjung sebanyak 9%, yang berpendapat puas sebanyak 56%, yang 52

30 berpendapat kurang puas sebanyak 20%, yang berpendapat tidak puas sebanyak 9%, dan yang berpendapat sangat tidak puas sebanyak 6%. Hal ini menunjukkan bahwa kesediaan pegawai untuk membantu keinginan pengunjung sudah memuaskan, sedangkan ketidakpuasan pengunjung kemungkinan karena sikap pegawai yang kurang semangat dalam membantu apa yang diinginkan pengunjung. 2) Ketanggapan pegawai dalam menghadapi keluhan pengunjung Tabel 3.12 Ketanggapan pegawai dalam menghadapi keluhan pengunjung Skala Penilaian Frekuensi Persentase(%) Sangat Puas 16 16% Puas 52 52% Kurang Puas 16 16% Tidak Puas 12 12% Sangat Tidak Puas 4 4% Dari tabel 3.12 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dari penelitian ini, responden yang berpendapat sangat puas terhadap ketanggapan pegawai dalam menghadapi keluhan pengunjung sebanyak 16%, yang berpendapat puas sebanyak 52%, yang berpendapat kurang puas sebanyak 16%, yang berpendapat tidak puas sebanyak 12%, dan yang berpendapat sangat tidak puas sebanyak 4%. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai tanggap terhadap 53

31 keluhan pengunjung, sedangkan ketidakpuasan pengunjung kemungkinan karena pegawai kurang memperhatikan lebih apa yang sebenarnya diharapkan dan diinginkan oleh pengunjung. 3) Kesiapan pegawai dan cepat tanggap dalam membantu pengunjung Tabel 3.13 Kesiapan pegawai dan cepat tanggap dalam membantu pengunjung Skala Penilaian Frekuensi Persentase(%) Sangat Puas 16 16% Puas 53 53% Kurang Puas 19 19% Tidak Puas 9 9% Sangat Tidak Puas 3 3% Dari tabel 3.13 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dari penelitian ini, responden yang berpendapat sangat puas terhadap kesiapan pegawai dan cepat tanggap dalam membantu pengunjung sebanyak 16%, yang berpendapat puas sebanyak 53%, yang berpendapat kurang puas sebanyak 19%, yang berpendapat tidak puas sebanyak 9%, dan yang berpendapat sangat tidak puas sebanyak 3%. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai siap dan tanggap dalam membantu pengunjung, sedangkan ketidakpuasan pengunjung mungkin pegawai kurang merespon apa yang diharapkan pengunjung. 54

32 c. Keandalan (Reliability) merupakan kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai apa yang ditawarkan. Meliputi ketepatan, kecepatan, keakuratan dan kesiapan pegawai dalam menyelesaikan masalah dan kesediaan pegawai dalam membantu pengunjung setiap saat. 1) Kecepatan, ketepatan, dan keakuratan pegawai dalam melayani pengunjung Tabel 3.14 Respon pengunjung terhadap Kecepatan, ketepatan, dan keakuratan pegawai dalam memberikan pelayanan Skala Penilaian Frekuensi Persentase(%) Sangat Puas 12 12% Puas 60 60% Kurang Puas 20 20% Tidak Puas 6 6% Sangat Tidak Puas 2 2% Dari tabel 3.14 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dari penelitian ini, responden yang berpendapat sangat puas terhadap kecepatan, ketepatan, serta keakuratan pegawai dalam melayani pengunjung sebanyak 12%, yang berpendapat puas sebanyak 60%, yang berpendapat kurang puas sebanyak 20%, yang berpendapat tidak puas sebanyak 6%, dan yang berpendapat sangat 55

33 tidak puas sebanyak 2%. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai sudah cepat dan akurat dalam memberikan pelayanan terhadap pengunjung, sedangkan ketidakpuasan pengunjung kemungkinan karena pegawai sedang sibuk maka pegawai lambat dalam melayani apa yang dibutuhkan pengunjung. 2) Kesiapan pegawai dalam menyelesaikan masalah Tabel 3.15 Kesiapan pegawai dalam menyelesaikan masalah Skala Penilaian Frekuensi Persentase(%) Sangat Puas 9 9% Puas 67 67% Kurang Puas 17 17% Tidak Puas 5 5% Sangat Tidak Puas 2 2% Dari tabel 3.15 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dari penelitian ini, responden yang berpendapat sangat puas terhadap kesiapan pegawai dalam menyelesaikan masalah pengunjung sebanyak 9%, yang berpendapat puas sebanyak 67%, yang berpendapat kurang puas sebanyak 17%, yang berpendapat tidak puas sebanyak 5%, dan yang berpendapat sangat tidak puas sebanyak 2%. Hal ini menunjukkan bahwa kesiapan pegawai dalam menyelesaikan masalah yang dialami pengunjung sudah memuaskan, 56

34 adanya ketidakpuasan mungkin karena pengunjung kecewa sudah terlalu lama menunggu tetapi pegawai selalu menunda-menunda dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. 3) Kesediaan pegawai untuk membantu pengunjung setiap saat Tabel 3.16 Kesediaan pegawai dalam membantu pengunjung setiap saat Skala Penilaian Frekuensi Persentase(%) Sangat Puas 15 15% Puas 61 61% Kurang Puas 19 19% Tidak Puas 2 2% Sangat Tidak Puas 3 3% Dari tabel 3.16 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dari penelitian ini, responden yang berpendapat sangat puas terhadap kesediaan pegawai dalam membantu pengunjung setiap saat sebanyak 15%, yang berpendapat puas sebanyak 61%, yang berpendapat kurang puas sebanyak 19%, yang berpendapat tidak puas sebanyak 2%, dan yang berpendapat sangat tidak puas sebanyak 3%. Hal ini menunjukkan bahwa kesediaan pegawai dalam membantu pengunjung setiap saat sudah cukup memuaskan, kemungkinan adanya ketidakpuasan pengunjung dikarenakan saat pegawai sedang sibuk atau sedang ada event besar di Taman 57

35 Balekambang ini, mungkin pengunjung tidak akan mendapatkan apa yang diharapkannya dan pegawai tidak bisa melayani setiap saat apa yang diminta pengunjung. d. Jaminan (Assurance) Merupakan pengetahuan, kesopanan, keramahan, dan kemampuan para pegawai untuk menumbuhkan rasa kepercayaan. Meliputi kesopanan dan keramahan pegawai dalam melayani pengunjung, mengenai kepercayaan yang diberikan oleh pegawai kepada para pengunjung, serta pengetahuan dan kecakapan pegawai dalam memberikan informasi kepada pengunjung. 1) Kepercayaan yang diberikan pegawai terhadap pengunjung Tabel 3.17 Kepercayaan yang diberikan pegawai terhadap pengunjung Skala Penilaian Frekuensi Persentase(%) Sangat Puas 15 15% Puas 64 64% Kurang Puas 18 18% Tidak Puas 1 1% Sangat Tidak Puas 2 2% Dari tabel 3.17 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dari penelitian ini, responden yang berpendapat sangat puas terhadap kepercayaan yang diberikan pegawai kepada pengunjung 58

36 sebanyak 15%, yang berpendapat puas sebanyak 64%, yang berpendapat kurang puas sebanyak 18%, yang berpendapat tidak puas sebanyak 1%, dan yang berpendapat sangat tidak puas sebanyak 2%. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan yang diberikan pegawai terhadap pengunjung sudah cukup menyakinkan, kemungkinan yang membuat pengunjung tidak puas terkadang hal-hal yang disampaikan pegawai kurang tepat sehingga menimbulkan rasa sedikit kecewa dibenak pengunjung. 2) Kesopanan dan keramahan pegawai dalam melayani pengunjung Tabel 3.18 Kesopanan dan keramahan pegawai dalam melayani pengunjung Skala Penilaian Frekuensi Persentase(%) Sangat Puas 19 19% Puas 52 52% Kurang Puas 16 16% Tidak Puas 7 7% Sangat Tidak Puas 6 6% Dari tabel 3.18 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dari penelitian ini, responden yang berpendapat sangat puas terhadap kesopanan dan keramahan pegawai dalam melayani pengunjung sebanyak 19%, yang berpendapat puas sebanyak 52%, 59

37 yang berpendapat kurang puas sebanyak 16%, yang berpendapat tidak puas sebanyak 7%, dan yang berpendapat sangat tidak puas sebanyak 6%. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai dalam melayani pengunjung dengan cara sopan, sedangkan ketidakpuasan kemungkinan kurangnya senyum dan sikap lemah lembut pegawai kepada pengunjung. 3) Mengenai pengetahuan dan kecakapan pegawai dalam memberikan informasi Tabel 3.19 Mengenai pengetahuan dan kecakapan pegawai dalam memberikan Informasi Skala Penilaian Frekuensi Persentase(%) Sangat Puas 10 10% Puas 62 62% Kurang Puas 16 16% Tidak Puas 4 4% Sangat Tidak Puas 8 8% Dari tabel 3.19 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dari penelitian ini, responden yang berpendapat sangat puas terhadap pengetahuan dan kecakapan pegawai dalam memberikan informasi kepada pengunjung sebanyak 10%, yang berpendapat puas sebanyak 62%, yang berpendapat kurang puas sebanyak 16%, yang 60

38 berpendapat tidak puas sebanyak 4%, dan yang berpendapat sangat tidak puas sebanyak 8%. Hal ini menunjukkan bahwa kecakapan pegawai dalam memberikan informasi kepada pengunjung sudah jelas dan memuaskan. Kemungkinan adanya ketidakpuasan pengunjung dikarenakan bagi pegawai baru kurang mengetahui informasi tentang Taman Balekambang yang sudah mengalami masa revitalisasi sampai sekarang. e. Perhatian (Emphaty) Merupakan kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan memberikan respon kepada pengunjung. 1) Perhatian pegawai terhadap pengunjung Tabel 3.20 Perhatian pegawai terhadap pengunjung Skala Penilaian Frekuensi Persentase(%) Sangat Puas 18 18% Puas 54 54% Kurang Puas 14 14% Tidak Puas 9 9% Sangat Tidak Puas 5 5% Dari tabel 3.20 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dari penelitian ini, responden yang berpendapat sangat puas terhadap perhatian pegawai kepada pengunjung sebanyak 18%, yang 61

39 berpendapat puas sebanyak 54%, yang berpendapat kurang puas sebanyak 14%, yang berpendapat tidak puas sebanyak 9%, dan yang berpendapat sangat tidak puas sebanyak 5%. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai dalam memberikan perhatian kepada pengunjung sudah memuaskan, sedangkan ketidakpuasan kemungkinan karena pegawai memberikan perhatian secara tidak menyeluruh. 2) mengenai perhatian individual yang diberikan pegawai terhadap pengunjung Tabel 3.21 perhatian individual yang diberikan pegawai terhadap pengunjung Skala Penilaian Frekuensi Persentase(%) Sangat Puas 11 11% Puas 61 61% Kurang Puas 12 12% Tidak Puas 10 10% Sangat Tidak Puas 6 6% Dari tabel 3.21 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dari penelitian ini, responden yang berpendapat sangat puas terhadap perhatian individual yang diberikan pegawai kepada pengunjung sebanyak 11%, yang berpendapat puas sebanyak 61%, yang berpendapat kurang puas sebanyak 12%, yang berpendapat tidak puas sebanyak 10%, dan yang berpendapat sangat tidak puas 62

40 sebanyak 6%. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian individual yang diberikan pegawai sudah memuaskan, sedangkan ketidakpuasan pengunjung kemungkinan karena pegawai kurang fokus dalam memberikan perhatian khusus dan kurang merespon apa yang diharapkan pengunjung. 3) Mengenai sikap ramah dan kepedulian yang diberikan pegawai terhadap pengunjung Tabel 3.22 Sikap ramah dan kepedulian pegawai terhadap Pengunjung Skala Penilaian Frekuensi Persentase(%) Sangat Puas 18 18% Puas 51 51% Kurang Puas 11 11% Tidak Puas 8 8% Sangat Tidak Puas 12 12% Dari tabel 3.22 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diambil dari penelitian ini, responden yang berpendapat sangat puas terhadap sikap ramah dan kepedulian pegawai kepada pengunjung sebanyak 18%, yang berpendapat puas sebanyak 51%, yang berpendapat kurang puas sebanyak 11%, yang berpendapat tidak puas sebanyak 8%, dan yang berpendapat sangat tidak puas sebanyak 12%. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai ramah dengan 63

41 pengunjung Taman Balekambang. Sedangkan ketidakpuasan karena pegawai kurang sedikit perduli dengan apa yang dialami pengunjung. 64

BAB II GAMBARAN UMUM TAMAN BALEKAMBANG SURAKARTA. A. Deskripsi Lokasi. Taman Balekambang Surakarta berlokasi di Jalan Balekambang No.

BAB II GAMBARAN UMUM TAMAN BALEKAMBANG SURAKARTA. A. Deskripsi Lokasi. Taman Balekambang Surakarta berlokasi di Jalan Balekambang No. BAB II GAMBARAN UMUM TAMAN BALEKAMBANG SURAKARTA A. Deskripsi Lokasi Taman Balekambang Surakarta berlokasi di Jalan Balekambang No. 1, Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Taman Balekambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan untuk mencapai tujuan negara yaitu mewujudkan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan sumber daya

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara) GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan

Lebih terperinci

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG Kepuasan dan loyalitas pengunjung dapat diketahui secara tidak langsung melalui penilaian mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat menghasilkan pendapatan daerah terbesar di beberapa negara dan beberapa kota. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Lampung sebagai wisatawan khususnya yang menginginkan tempat wisata dengan berbagai

Lebih terperinci

Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna. memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN

Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna. memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebun Binatang Surabaya merupakan salah satu destinasi wisata kota yang paling

Lebih terperinci

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Surakarta atau sering disebut dengan nama kota Solo adalah suatu kota yang saat ini sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas kota dengan berbagai strategi. Dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri Pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang menjadi unggulan di tiap-tiap wilayah di dunia. Industri Pariwisata, dewasa ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan adanya perkembangan globalisasi dan semakin ketatnya

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan adanya perkembangan globalisasi dan semakin ketatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya perkembangan globalisasi dan semakin ketatnya persaingan bisnis sekarang ini, perusahaan saling berlomba untuk mendapatkan konsumen yang loyal. Berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat

BAB I PENDAHULUAN. Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat ini sangat menunjang mobilitas dan gaya hidup konsumen. Konsumen cenderung memiliki

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan 5. URUSAN KEPARIWISATAAN Pariwisata merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi yang cukup penting dan mempunyai andil yang besar dalam memacu pembangunan. Perkembangan sektor pariwisata akan membawa

Lebih terperinci

SENI KETOPRAK DI ERA MODERNISASI

SENI KETOPRAK DI ERA MODERNISASI SENI KETOPRAK DI ERA MODERNISASI (Studi Kasus di Lingkungan Balekambang Kodya Surakarta) JURNAL Oleh: EVIE NUR AFIFAH K8410022 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata telah mengalami perkembangan yang pesat dalam satu dekade belakangan ini. Saat ini, pariwisata merupakan industri jasa terbesar di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan dalam pendidikan, perekonomian yang lebih makmur, perubahan sosial budaya masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat memberikan nilai kepuasan lebih terhadap pelanggan. Pelanggan umumnya mengharapkan produk berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara. Pariwisata bagi

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara. Pariwisata bagi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara. Pariwisata bagi negara atau pemerintah daerah berpotensi untuk memperoleh pemasukan dari setiap

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari zaman dahulu hingga sekarang seseorang atau sebagian besar orang yang tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah menimbulkan persaingan yang ketat untuk produk dan jasa yang dihasilkan oleh setiap perusahaan. Agar sebuah perusahaan mampu terus eksis,

Lebih terperinci

BAB 5 KARAKTERISTIK PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR. (%) Muda: tahun 50 Usia. Tingkat Pendidikan Sedang: SMA/SMK-D1 50 Tinggi: D3-S2 41

BAB 5 KARAKTERISTIK PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR. (%) Muda: tahun 50 Usia. Tingkat Pendidikan Sedang: SMA/SMK-D1 50 Tinggi: D3-S2 41 BAB 5 KARAKTERISTIK PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR Konsumen memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi perilaku dalam proses keputusan pembelian. Karakteristik pengunjung merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman merupakan fasilitas publik yang disediakan oleh Pemerintah Kota, yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial dan memperindah

Lebih terperinci

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin berkembang membawa dampak terhadap ketatnya persaingan dalam berbagai bidang, baik itu bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era bisnis saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin bertambah ketat. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk mampu memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan dunia bisnis menjadi semakin ketat karena persaingan bisnis sekarang ini bersifat mendunia sehingga hal tersebut mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taman rekreasi, dengan fasilitas-fasilitas lainnya meliputi water boom,

BAB I PENDAHULUAN. taman rekreasi, dengan fasilitas-fasilitas lainnya meliputi water boom, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis pada sektor wisata semakin meningkat saat ini. Perkembangan ini dapat diamati pada aktivitas sehari-hari, di mana sebagian besar

Lebih terperinci

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk memperoleh devisa dari penghasilan non migas. Peranan pariwisata dalam pembangunan nasional,

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. kebijakan dalam bermake-up hal ini menurut pernyataan dari responden, serta sarana

BAB IV PENUTUP. kebijakan dalam bermake-up hal ini menurut pernyataan dari responden, serta sarana BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa penilaian pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa pos Express di Kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Terbuka Hijau atau RTH merupakan salah satu komponen penting perkotaan. Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sektor pariwisata telah memberikan kontribusi besar dalam perekonomian Indonesia, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari aspek pariwisata, Kebun Binatang Ragunan belum memiliki kelas yang berkualitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. dari aspek pariwisata, Kebun Binatang Ragunan belum memiliki kelas yang berkualitas. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu objek wisata di Jakarta yang banyak mendapat perhatian pengunjung adalah Kebun Binatang Ragunan. Kebun Binatang Ragunan didirikan pada tahun 1864 di Cikini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas penyatuan minat dari negara anggota ASEAN untuk

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas penyatuan minat dari negara anggota ASEAN untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah realisasi atas tujuan akhir dari integrasi ekonomi sebagaimana telah disertakan dalam visi 2020 yang berdasarkan atas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan nasional dan mempunyai peranan besar dalam perekonomian. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan meningkatnya edukasi yang berhubungan dengan pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan meningkatnya edukasi yang berhubungan dengan pemasaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pemasaran saat ini terus berkembang dan selalu mengalami perubahan, dari konsep pemasaran konvesional menuju konsep pemasaran modern, faktor faktor seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi transportasi saat ini yang sangat pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi transportasi saat ini yang sangat pesat membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi transportasi saat ini yang sangat pesat membuat persaingan dalam penyediaan jasa transportasi menjadi sangat tajam dan ketat. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Sejarah Pendirian Lembah Gunung Madu merupakan tempat wisata yang sudah dibangun sejak pertengahan tahun 2014, namun mulai dibuka untuk umum pada tahun 2015 di

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu di Medan. Kota Medan memiliki objek wisata yang bernilai lebih di mata

BAB I PENDAHULUAN. satu di Medan. Kota Medan memiliki objek wisata yang bernilai lebih di mata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara dan merupakan salah satu kota Metropolitan di Indonesia. Berbagai suku, agama, ras, budaya, gaya hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekian lama bangsa Indonesia diguncang krisis yang berkepanjangan. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. sekian lama bangsa Indonesia diguncang krisis yang berkepanjangan. Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor pariwisata Indonesia saat ini mulai tumbuh kembali, setelah sekian lama bangsa Indonesia diguncang krisis yang berkepanjangan. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus menerus untuk meningkatkan nilai dari produk dan jasa, perusahaan harus mengetahui tingkat kepuasan

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG Pengunjung yang berwisata di TRKWC memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Latar belakang atau karakteristik

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG KEPARIWISATAAN DI KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PROMOSI TAMAN BALEKAMBANG MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

PROMOSI TAMAN BALEKAMBANG MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR PROMOSI TAMAN BALEKAMBANG MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tugas Akhir Sebagai Persyaratan Guna Mendapatkan Gelar Ahli Madya Diploma III

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada awalnya kebun binatang Medan didirikan dilahan seluas 3, 1 ha di jalan brigjen katamso pada tanggal 17 agustus 1968, namun dengan dikeluarkannya surat dari

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dahulu wisata dianggap kegiatan untuk kalangan tertentu dan bukan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dahulu wisata dianggap kegiatan untuk kalangan tertentu dan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dahulu wisata dianggap kegiatan untuk kalangan tertentu dan bukan termasuk kebutuhan utama. Tapi sekarang wisata menjadi suatu kebutuhan, setiap orang perlu berwisata

Lebih terperinci

PENATAAN ULANG TAMAN REKREASI BUDAYA SRIWEDARI SURAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

PENATAAN ULANG TAMAN REKREASI BUDAYA SRIWEDARI SURAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN ULANG TAMAN REKREASI BUDAYA SRIWEDARI SURAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN I.1 Pengertian Judul Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pada dasarnya pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perekonomian yang bukan semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa saja, akan tetapi lebih mengarah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG IJIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG IJIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG IJIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG Menimbang : a. bahwa berdasarkan Surat Sekretaris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas stres. Gaya hidup masyarakat yang semakin sibuk dalam rutinitasnya, sempitnya waktu membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin ketat yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin ketat yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata dunia semakin ketat yang merupakan sumber devisa yang besar bagi suatu negara. Dalam perkembangannya pariwisata mengalami berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek Kabupaten Sleman merupakan bagian dari wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) dengan luas wilayah 547,82 km² atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat menentukan suatu perusahaan bisnis jasa berjalan dalam jangka panjang. Karena negara Indonesia dipenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI VI KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI 6.1. Karekteristik Umum Responden Konsumen yang berkunjung ke Restoran Mira Sari memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan kegiatan komoditas yang dibutuhkan oleh hampir setiap orang. Marpaung (2001:13) mengatakan bahwa: Dengan melaksanakan kegiatan kepariwisataan seseorang

Lebih terperinci

Oleh karena itu, dimohon kerjasama dari para pelanggan jasa untuk dapat mengisi koesioner ini dengan sebenar-benarnya.

Oleh karena itu, dimohon kerjasama dari para pelanggan jasa untuk dapat mengisi koesioner ini dengan sebenar-benarnya. LAMPIRAN 71 72 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian No. KUESIONER PENELITIAN Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian untuk mengumpulkan informasi terhadap tingkat kepuasan pelanggan atas mutu pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu negara dapat tercermin dari perkembangan sektorsektor yang ada di dalamnya, baik di sektor ekonomi, politik, sosial, pariwisata, budaya, dan sebagainya.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Perekonomian di Indonesia pada saat sekarang ini masih berjalan dengan berbagai

ABSTRAK. Perekonomian di Indonesia pada saat sekarang ini masih berjalan dengan berbagai ABSTRAK Perekonomian di Indonesia pada saat sekarang ini masih berjalan dengan berbagai ketidakpastian yang menyebabkan masa depan suatu bisnis juga tidak menentu arahnya. Hal ini menyebabkan perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata alam dewasa ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan hayati dan non hayati yang sangat

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI Oleh : DIDIK SANTOSO K 100 050 243 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2010

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG Presentation by : Drs. BUDIHARTO HN. DASAR HUKUM KEPARIWISATAAN Berbagai macam kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan data karakteristik responden, terlihat bahwa sebagian besar pengguna jasa Aya Travel berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa (44%) dan PNS (22%). Hal ini dapat

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki tingkat pertumbuhan pariwisata yang tinggi. Potensi wisata yang dimiliki Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia memiliki potensi wisata yang sangat banyak dan beraneka ragam, yang tersebar di seluruh penjuru tanah air dengan ciri dan kelebihan masing

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis 122 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis pembahasan serta uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diperlukan. Contoh saja jasa transportasi yang dimana dahulu orang orang sangat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diperlukan. Contoh saja jasa transportasi yang dimana dahulu orang orang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman yang sangat pesat seperti sekarang ini dan semakin tinggi pertumbuhan penduduk di Indonesia yang semakin maju,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka beberapa informasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin tinggi dan persoalanpun semakin meningkat selain itu tingkat aktifitas semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberadan ruang terbuka publik di dalam suatu kota semakin terbatas. Pembangunan gedung-gedung tinggi dan kawasan industri yang merupakan trademark dari kemajuan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada E-CINEMA yang saat ini berpotensi cukup baik dalam perkembangan Cinema. Eresto, Ecinema, Elounge, 7 KTV dan Banquet Service.

BAB I PENDAHULUAN. pada E-CINEMA yang saat ini berpotensi cukup baik dalam perkembangan Cinema. Eresto, Ecinema, Elounge, 7 KTV dan Banquet Service. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Entertainment Plaza adalah perusahaan yang mendirikan sebuah produk jasa pada E-CINEMA yang saat ini berpotensi cukup baik dalam perkembangan Cinema di Indonesia

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Nama : Heru Sudrajat NIM : D

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Nama : Heru Sudrajat NIM : D TUGAS AKHIR PERBAIKAN LAYANAN PENGUNJUNG PADA OBYEK WISATA TAMAN SATWA TARU JURUG (TSTJ) SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang pariwisata. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang pariwisata. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah dan menyerasikan laju pertumbuhan di Indonesia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perbaikan pada beberapa komponen pada sebuah kendaraan. perawatan dan perbaikan salah satu elemen kendaraan misal bengkel Dinamo.

BAB 1 PENDAHULUAN. perbaikan pada beberapa komponen pada sebuah kendaraan. perawatan dan perbaikan salah satu elemen kendaraan misal bengkel Dinamo. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini produk yang berupa jasa telah menjadi bagian yang cukup dominan pengaruhnya didalam perekonomian disamping produk dalam artian fisik. Dimana persaingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Penelitian dilakukan terhadap kualitas pelayanan pada Warung Makan Gudeg Yu Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat layanan yang diharapkan

Lebih terperinci

kewajiban masing-masing. Adapun struktur organisasi Bastian Rental Mobil Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bastian Rental Mobil Bandung DIREKTUR

kewajiban masing-masing. Adapun struktur organisasi Bastian Rental Mobil Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bastian Rental Mobil Bandung DIREKTUR 33 4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan Bastian Rental Mobil, Bandung dalam menjalankan bisnisnya memilki organisasi yang terstruktur, agar karyawan melakukan tugas sesuai dengan kewajiban masing-masing.

Lebih terperinci