V. KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi

1 V. KESIMPULAN DAN SARAN C. KESIMPULAN Pengujian pengaruh ekstrak sampel rendang iradiasi terhadap proliferasi limfosit, dan hemolisis eritrosit, serta pengukuran kadar malonaldehida dan kapasitas antioksidan yang dilakukan terhadap berbagai sampel rendang iradiasi yaitu sampel rendang iradiasi 11 November 2006, DIPA 14 Juni 2007, No Label 14 Juni 2007, serta sampel non-iradiasi sebagai kontrol pembanding yaitu rendang yang diautoklaf dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengujian proliferasi sel limfosit menggunakan ekstrak tanpa pengenceran menunjukkan hasil sebagai berikut: sampel rendang kontrol memiliki nilai indeks stimulasi sebesar 1,255; sampel rendang 11 November 2006 memiliki indeks stimulasi sebesar 1,452; sampel DIPA 14 Juni 2007 menunjukkan nilai indeks stimulasi sebesar1,742; dan sampel rendang No Label 14 Juni 2007 menunjukkan nilai indeks stimulasi sebesar 2, Nilai indeks stimulasi dari berbagai sampel pada pengenceran 2x adalah sebagai berikut: sampel rendang kontrol memiliki nilai indeks stimulasi 1,020; sampel rendang 11 November 2006 memiliki indeks stimulasi 1,469; sampel rendang DIPA 14 Juni 2007 memiliki nilai indeks stimulasi 1,207; sampel rendang No Label 14 Juni 2007 memiliki nilai indeks stimulasi sebesar 0, Sedangkan pada pengenceran 4x nilai indeks stimulasi pada berbagai sampel adalah sebagai berikut: nilai indeks stimulasi dari sampel rendang kontrol adalah 1,110; nilai indeks stimulasi sampel rendang 11 November 2006 adalah 1,532; indeks stimulasi rendang DIPA 14 Juni 2007 adalah 1,378; dan sampel rendang No Label 14 Juni 2007 memiliki nilai indeks stimulasi sebesar 1,

2 4. Sampel rendang iradiasi maupun sampel rendang kontrol menunjukkan nilai indeks stimulasi yang tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95% maupun 99%. Hal ini menyatakan bahwa sampel rendang iradiasi tidak menghambat proliferasi dan menurunkan jumlah kultur sel limfosit maupun menaikkan secara signifikan/menginduksi terjadinya proliferasi. Sampel rendang iradiasi menunjukkan kecenderungan bahwa dengan peningkatan pengenceran maka terjadi penurunan nilai indeks stimulasi proliferasi limfosit. 5. Pada pengujian pengaruh ekstrak sampel iradiasi maupun noniradiasi tanpa pengenceran terhadap hemolisis eritrosit menunjukkan hasil sebagai berikut: tanpa pengenceran, persen hemolisis pada jam ke-5 pada sampel kontrol adalah 109,627%, pada sampel rendang iradiasi 11 November 2006 sebesar 100,971%, pada sampel DIPA 14 Juni 2007 sebesar 99,016% dan sampel No Label 14 Juni 2007 memiliki nilai persen hemolisis sebesar 116,551% yaitu yang tertinggi. 6. Sementara pada pengamatan laju hemolisis yang diwakili oleh absorbansi tiap sampel umumnya menunjukkan bahwa laju hemolisis berbanding lurus dengan konsentrasi sampel atau berbanding terbalik dengan pengenceran. Semakin diencerkan, umumnya eritrosit akan memiliki laju hemolisis yang semakin rendah. 7. Analisis statistik yang dilakukan terhadap pengaruh ekstrak sampel terhadap hemolisis eritrosit manusia memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan nyata antara nilai persen hemolisis antara semua sampel yang diuji pada selang kepercayaan 95% maupun 99%. Hal ini menyatakan bahwa penambahan sampel yang diuji tidak menyebabkan kenaikan hemolisis maupun penghambatan hemolisis secara nyata pada eritrosit. 101

3 8. Pengukuran kapasitas antioksidan ekstrak rendang iradiasi menunjukkan hasil sebagai berikut: pada pengenceran 1x, kontrol rendang memiliki kapasitas antioksidan sebesar 26,26%; sampel 11 November 2006 sebesar 11,74%; sampel DIPA 14 Juni 2007 sebesar 22,19%; dan sampel No label 14 Juni 2007 memiliki nilai sebesar 21,48%. 9. Sementara pada pengenceran 2x, nilai kapasitas antioksidan sampel kontrol adalah 24,07%, sampel 11 November 2006 sebesar 23,52%, sampel DIPA 14 Juni 2007 sebesar 23,59% dan sampel No Label 14 Juni 2007 sebesar 21,78%. 10. Pada pengenceran 4x, nilai kapasitas antioksidan sampel kontrol sebesar 22,63%, sementara untuk sampel 11 November 2006 bernilai 24,30%, sampel DIPA 14 Juni 2007 sebesar 24,37% dan sampel No label 14 Juni 2007 sebesar 22,78%. 11. Kecenderungan kapasitas antioksidan adalah dengan semakin meningkatnya pengenceran maka kapasitas antioksidan semakin besar. Hal ini mungkin disebabkan penambahan air bebas menyebabkan terbentuknya radikal baru hasil serangan terhadap air yang bereaksi dengan DPPH. 12. Kapasitas antioksidan setara vitamin C yang dimiliki oleh sampel kontrol dengan meningkatnya pengenceran berturut-turut adalah 306,55 ppm; 279,73 ppm; dan 262,00 ppm. Sementara untuk sampel 11 Nov 2006, sebesar 128,36 ppm; 272,91 ppm, dan 282,45 ppm. Untuk sampel DIPA 14 Jun 2007 sebesar 256,55 ppm, 273,82 ppm; 283,36 ppm dan sampel No label 14 Juni 2007 memiliki kapasitas antioksidan setara vitamin C dengan meningkatnya pengenceran ekstrak berturut-turut sebesar 247,91 ppm; 251,55 ppm; 263,82 ppm. 13. Pengukuran kadar malonaldehida pada pengenceran 1x menunjukkan hasil sebagai berikut sampel rendang kontrol memiliki konsentrasi sebesar 173,92 pmol/ml, sampel 11 November

4 memiliki konsentrasi sebesar 131,20 pmol/ml, sampel No Label 14 Juni 2007 memiliki konsentrasi sebesar 119, 92 pmol/ml, dan sampel No Label 14 Juni 2007 memiliki konsentrasi sebesar 153,12 pmol/ml. 14. Hasil pengukuran kadar malonaldehida pada pengenceran 2x adalah sebagai berikut: sampel rendang kontrol memiliki konsentrasi MDA sebesar 83,12 pmol/ml, sampel rendang 11 November 2006 memiliki nilai sebesar 50,72 pmol/ml, sampel rendang DIPA 14 Juni 2007 memiliki konsentrasi sebesar 51,12 pmol/ml, dan sampel No Label 14 Juni 2007 memiliki konsentrasi sebesar 80,92 pmol/ml. 15. Kemudian pengenceran 4x pada pengukuran kadar malonaldehida yang didapatkan adalah sebagai berikut sampel rendang kontrol memiliki konsentrasi sebesar 44,12 pmol/ml, sampel rendang 11 November 2006 memiliki konsentrasi sebesar 21,52 pmol/ml, sampel rendang DIPA 14 Juni 2007 memiliki konsentrasi sebesar 8,32 pmol/ml, dan sampel No Label 14 Juni 2007 memiliki konsentrasi sebesar 31,72 pmol/ml. 16. Sampel rendang iradiasi maupun sampel rendang kontrol menunjukkan konsentrasi malonaldehida yang tidak berbeda secara nyata pada selang kepercayaan 95%. Hal ini menyatakan bahwa konsentrasi malonaldehida sampel rendang iradiasi tidak dipengaruhi oleh iradiasi. D. SARAN 1. Diperlukan pembandingan kadar malonaldehida antara sampel rendang iradiasi dan sampel rendang non-iradiasi yang juga dikemas vakum dalam aluminium foil, agar dapat dilihat perbandingan jika sama-sama menggunakan kemasan aluminium foil. 103

5 2. Diperlukan adanya suatu pengujian dan penetapan kadar malonaldehida pada pangan yang aman dikonsumsi. 3. Diperlukan pengujian toksisitas in vivo terhadap produk rendang iradiasi untuk melihat pengaruh dalam metabolisme tubuh dan efeknya terhadap organ-organ tubuh untuk melengkapi hasil dan justifikasi penelitian yang telah dilakukan secara in vitro. 4. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai senyawa radiolitik yang terbentuk akibat proses iradiasi dan mungkin terkandung dalam rendang iradiasi (unique radiolytic product) dan studi toksisitas kronis dalam jangka waktu lama. 5. Diperlukan adanya suatu risk analysis yang menyeluruh terhadap proses pembuatan dan produk rendang iradiasi sebelum menetapkan status keamanan produk-produk iradiasi dosis tinggi terutama rendang iradiasi. 6. Diperlukan adanya analisis kelayakan bisnis bagi kemungkinan diproduksinya rendang iradiasi secara komersial jika dibandingkan dengan teknologi yang sudah ada (misalnya pengalengan) 104