Sumatera Utara, Medan, Indonesia Utara, Medan, Indonesia Utara, Medan, Indonesia ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sumatera Utara, Medan, Indonesia Utara, Medan, Indonesia Utara, Medan, Indonesia ABSTRACT"

Transkripsi

1 1 Analisis Finansial Usaha Tambak Kepiting Bakau (Scylla serrata) dan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan (Financial analysis of mangrove crab (Scylla serrata) and seabass (Lates calcarifer) farming in West Sentosa Village Area 20 Sicanang Village, Medan Belawan District) 1 Dewi Susanty, 2 Pindi Patana, 2 Febrina Arli 1 Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia dewisusanty1994@gmail.com 2 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia ABSTRACT Sicanang Village has a very potential aquacultue to be developed and support the farmer s welfare. This research aims to analyze the financial value of Mangrove Crab and Seabass. It was held for two months from March to April 2016 in West Sentosa Village Area 20, Sicanang Village, Medan Belawan District. It used slovin formula and purposive sampling method. The result showed Mangrove Crab farming is more profitable for further improvement than Seabass farming which had a various issues and considered less worthy to develop. This is proved on the B/C ratio result of Mangrove Crab is 2.46, meanwhile Seabass only Keywords : Financial Analysis, Fishpond, Income, Lates calcarifer, Scylla serrata PENDAHULUAN Latar Belakang Budidaya perikanan di Indonesia merupakan salah satu komponen yang penting di sektor perikanan. Hal ini berkaitan dengan perannya dalam menunjang persediaan pangan nasional, penciptaan pendapatan dan lapangan kerja serta mendatangkan penerimaan negara dari ekspor. Budidaya perikanan juga berperan dalam mengurangi beban sumber daya laut. Di samping itu budidaya perikanan dianggap sebagai sektor penting untuk mendukung perkembangan ekonomi pedesaan. Melihat potensi perairan dan sumberdaya manusia serta sumberdaya ikan yang ada, maka budidaya ikan di Indonesia cukup prospektif baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun untuk luar negeri. Salah satu jenis perikanan budidaya adalah pemeliharaan ikan di tambak (Siregar, dkk., 2014). Usaha budidaya perikanan saat ini semakin berkembang dan bervariasi. Usaha budidaya perikanan

2 2 diharapkan mampu memenuhi permintaan perikanan yang terus meningkat sejalan dengan meningkatnya populasi manusia di dunia. Konsumsi ikan dunia dalam kurun waktu yang singkat semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk, dari 93,6 juta ton (1998) menjadi 103 juta ton (2003) (Rubiana, 2010). Potensi produksi sumber daya perikanan yang dapat dihasilkan dari usaha perikanan budidaya jauh lebih besar dari sektor perikanan tangkap yaitu sekitar 57,7 juta ton per tahun dan baru diproduksi 1,6 juta ton (0,3 persen). Indonesia saat ini merupakan produsen ikan terbesar keenam di dunia dengan volume produksi 6 juta ton per tahun. Bila Indonesia mampu meningkatkan produksi perikanannya, terutama yang berasal dari usaha perikanan budidaya, menjadi 50 juta ton per tahun (77 persen dari total potensi), Indonesia akan menjadi produsen komoditas perikanan terbesar di dunia (Perdana, 2008). Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan terletak pada titik koordinat 3 o 44' 55,5" LU dan 98 o 38' 19" BT merupakan salah satu lokasi usaha tambak yang memiliki luas 600 ha dengan berbagai jenis komoditi yaitu kepiting bakau (Scylla serrata), udang windu (Penaeus monodon), ikan kakap putih (Lates calcarifer), bandeng (Chanos chanos), dan nila (Oreochromis niloticus). Jenis komoditi yang menjadi mayoritas dibudidayakan adalah kepiting bakau dan yang paling sedikit dibudidayakan adalah kakap putih yang memiliki prospek yang bagus di masa mendatang. Dalam rangka pengembangan kegiatan usaha budidaya tambak kepiting bakau (S. serrata) dan ikan kakap putih (L. calcarifer) dimasa yang akan datang, maka diperlukan suatu analisis kelayakan usaha. Untuk itu analisa kelayakan finanasial usaha ini diharapkan akan diketahui peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petambak jenis komoditi tersebut dan masyarakat sekitarnya. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pola pemanfaatan dan kegiatan usaha budidaya tambak yang terdapat di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan. 2. Menghitung analisis kelayakan finansial kegiatan usaha tambak kepiting bakau (S. serrata) dan ikan kakap putih (L. calcarifer) yang ada di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April Kegiatan penelitian ini dilakukan ditempat budidaya tambak di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan dengan titik koordinat 3 o 44' 55,5" LU dan 98 o 38' 19" BT. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain GPS (Global Positioning System), kamera digital, alat tulis, microsoft excel, dan laptop. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah kuisoner yang ditujukan pada pihak-

3 3 pihak terkait di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20, Kecamatan Sicanang, Kabupaten Medan Belawan. Deskripsi Area Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara terletak pada titik koordinat 3 o 44' 55,5" LU dan 98 o 38' 19" BT. Lingkungan 20 ini memiliki luas area yang sangat luas yaitu 600 ha. Area yang sangat luas tersebut menjadikan tempat ini sebagai lokasi dimana terdapat pemukiman penduduk, usaha pertambakan, perindustrian kecil maupun besar dan perkebunan kelapa sawit serta kawasan hutan bakau yang masih alami atau belum mengalami reklamasi. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Angket/Kuisioner dan Wawancara Teknik yang menggunakan angket atau kuisioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan secara langsung mewawancarai pihak-pihak yang terkait Teknik pengumpulan data untuk ikan kakap putih dilakukan dengan metode purposive sampling dengan banyak responden yaitu 3 pemilik tambak sehingga, tidak menggunakan rumus slovin dalam pengambilan data responden atau wawancara. Menurut Sembiring dkk (2012) untuk menentukan banyaknya petambak kepiting bakau yang dijadikan sebagai responden ditentukan dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi e = Tingkat kesalahan yang ditoleransi yaitu 10% b. Studi pustaka dan Dokumentasi Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari dan mengambil data dari literatur terkait dan sumbersumber lain yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai penelitian ini seperti buku, penelitian terdahulu, jurnal, dan internet. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mencatat semua arsip dan catatan penting lainnya yang berhubungan dengan obyek penelitian. Analisis Data Analisis Ekonomi Penerimaan Menurut Ashari (2011), untuk mencari total penerimaan dalam budidaya kepiting bakau (S. serrata) dan ikan kakap putih (L. calcarifer) dapat digunakan rumus : TR = P. Q Keterangan: TR = Total revenue (Total penerimaan) P Q = Harga jual (Rp/Kg) = Jumlah komoditi yang dijual (Kg) Total Biaya Untuk mencari total biaya (total cost) dapat digunakan rumus : TC = FC + VC Keterangan : TC = Total Cost (Total biaya) (Rp) FC = Fixed Cost ( Biaya tetap) (Rp) VC = Variable Cost (Biaya variabel) (Rp)

4 4 Dengan kriteria usaha sebagai berikut : TR > TC maka usaha menguntungkan TR < TC maka usaha rugi TR = TC maka usaha dalam keadaan impas Pendapatan Analisis pendapatan dalam budidaya kepiting bakau (S. serrata) dan ikan kakap putih (L. calcarifer) digunakan persamaan berikut : π = TR TC Keterangan: π = Pendapatan TR = Total Revenue (Total penerimaan) (Rp) TC = Total Cost (Total biaya) (Rp) Analisis Benefit Cost Ratio (B/C) Analisis Benefit Cost Ratio (B/C) merupakan analisis untuk mengetahui kelayakan suatu usaha. Menurut Wardany (2007) rumus untuk mendapatkan nilai B/C adalah: B/C > 1 = Manfaatnya positif dan layak untuk dilakukan karena menguntungkan secara ekonomi. B/C < 1 = Manfaatnya negatif dan tidak layak untuk dilakukan karena tidak menguntungkan secara ekonomi. Analisis Finansial Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net B/C ratio menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek layak dilaksanakan apabila nilai B/C ratio lebih dari satu. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : Net B / C = ( ) ( ) Keterangan : Net B/C = Nilai Benefit-cost ratio Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t n = Umur ekonomis proyek i = Tingkat suku bunga (%) t = Tingkat Investasi (t= 0,1,2, n) Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) usaha pembudidayaan kepiting bakau dan ikan kakap putih adalah selisih present value (PV) arus benefit dengan PV arus cost. NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima usaha budidaya kepiting bakau dan ikan kakap putih selama waktu tertentu dan tingkat discount rate tertentu. Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut (Swastawati, 2011) : NPV = ( ) Keterangan : Bt = Penerimaan dari produksi komoditi yang diperoleh pada tahun ke-t. Ct = Biaya yang dikeluarkan dari produksi komoditi yang diperoleh pada tahun ke-t. n = Umur ekonomis proyek. i = Tingkat suku bunga (%). t = Tingkat Investasi (t= 0,1,2, n). Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) adalah nilai discount rate yang membuat NPV dari usaha budidaya kepiting bakau dan kakap putih sama

5 5 dengan nol. IRR adalah tingkat ratarata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah sebagai berikut (Adiprima dan Sudradjat, 2012) : IRR = ( ) Keterangan : NPV1 = NPV yang bernilai positif. NPV2 = NPV yang bernilai negatif. i1 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif. i2 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif. Payback Period Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas. Metode ini merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu pengambalian investasi suatu usaha. Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik proyek tersebut untuk diusahakan (Liana, dkk., 2014). Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut (Ruchmana, 2013) : Keterangan : PBP = Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal I = Biaya investasi A = Benefit bersih tiap tahun Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahanperubahan tersebut dapat dikeahui dan diantisipasi sebelumnya (Ainun, 2014). Analisis sensitivitas dilakukan dengan menghitung IRR, NPV, B/C ratio, dan Payback period pada beberapa skenario perubahan yang mungkin terjadi (Hilipito, 2013). Analisis Penyusutan Menghitung pajak penghasilan yang merupakan komponen dalam laba rugi dan cash flow diperlukan penyusutan aktiv tetap. Metode penyusutan yang digunakan adalah metode penyusutan garis lurus. Secara matematis rumus penyusutan garis lurus yaitu sebagai berikut (Ainun, 2014) : HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Tambak kepiting bakau dan ikan kakap putih terletak dikawasan yang ideal untuk kegiatan budidaya tambak. Hal itu dikarenakan kawasan tambak kepiting dan ikan tersebut terletak dikawasan pesisir yang pasokan airnya terjamin. Sekitar usaha tambak kepiting bakau dan ikan kakap putih di Kampung Sentosa Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang juga ditumbuhi hutan mangrove dan kawasan memiliki akses jalan yang cukup baik. Hal ini sesuai dengan literatur Nasution, dkk (2005) yang menyatakan bahwa tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya terdapat di daerah pantai yang diisi air dan dimanfaatkan

6 6 sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Tambak kepiting bakau dan ikan kakap putih yang berada di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang ini terletak dekat dengan pantai. Ditinjau dari segi letak tambak terhadap laut dan muara sungai tersebut, tambak kepiting dan ikan di Kelurahan Sicanang ini merupakan tambak lanyah. Berdasarkan literatur Agustina (2006) menyatakan bahwa tambak lanyah adalah tambak yang terletak ditepi pantai, sehingga berisi air laut yang memiliki salinitas lebih dari 30 0 / 00 dibandingkan dengan tambak yang lain, air pada tambak lanyah cenderung lebih tinggi salinitasnya. Analisis Ekonomi Usaha Investasi merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan satu kali selama umur proyek untuk memperoleh manfaat sampai secara ekonomis tidak dapat memberikan keuntungan lagi. Biaya investasi yang dikeluarkan dalam usaha budidaya kepiting bakau dan ikan kakap putih dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Rincian komponen investasi tambak kepiting bakau (Ha/Tahun) Jenis Investasi Satuan Jumlah Harga Satuan Jumlah Persentase Unit (Rp) Biaya (Rp) (%) Petakan Tambak Petak Trado Unit Pipa Paralon 8 inchi Unit Pipa Paralon 12 inchi Unit Jaring Katrol Kg Tanggok Unit Bubu Unit Cangkul Unit Timbangan Unit Total Biaya Investasi/Ha/Tahun % Tabel 2. Rincian komponen investasi tambak ikan kakap putih (Ha/Tahun) Jenis Investasi Satuan Jumlah Harga Satuan Jumlah Biaya Persentase Unit (Rp) (Rp) (%) Petakan Tambak Petak Trado Unit Kotak bibit Petak Pipa Paralon 8 inchi Unit Pipa Paralon 12 inchi Unit Jaring Unit Jala Unit Ambai Unit Cangkul Unit Timbangan Unit Total Biaya Investasi/Ha/Tahun % Pada tabel tersebut dapat dilihat nilai persentase yang paling besar dalam investasi yang ditanam perusahaan adalah pada pembuatan petakan tambak yaitu 0.75% dan 0.70%. Hal ini disebabkan karena konstruksi tambak sebagai media utama dalam budidaya kepiting bakau dan ikan kakap putih membutuhkan biaya yang relative besar.

7 7 Penerimaan Usaha Penerimaan adalah jumlah hasil panen dikali dengan harga kepiting bakau dan ikan kakap putih yang berlaku pada saat itu. Adapun rincian penerimaan pada budidaya kepiting bakau dan ikan kakap putih dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rincian penerimaan usaha tambak kepiting bakau dan ikan kakap putih ha/tahun Keterangan Produksi Harga satuan Jumlah (Rp) Jumlah (Rp) (Kg/ha/tahun) (Rp) Ha/tahun Panen/musim Kepiting Bakau Ikan Kakap Putih Nilai rata-rata penerimaan pada usaha budidaya kepiting bakau dan kakap putih berubah tiap tahunnya hal ini dapat disebabkan oleh padat penebaran, luas sempitnya kolam yang tidak menentu dan harga kepiting yang berubah seiring dengan peraturan penangkapan terhadap jenis itu sendiri. Hal ini berdasarkan literatur Khazanani (2011) menyatakan bahwa lahan sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan pabriknya hasil pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap usaha tani. Besar kecilnya produksi dari usaha tani antara lain adalah dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang digunakan. Meskipun demikian, bukan berarti semakin luas lahan pertanian maka semakin efisien lahan tersebut. Pendapatan Usaha Pendapatan merupakan hasil penerimaan dikurangi biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Adapun pendapatan yang diperoleh pembudidaya kepiting bakau satu kolam atau hektar per tahun adalah Rp sedangkan, dalam satu musim panen per tahun Rp , hal ini dikarenakan kepiting bakau memiliki musim panen sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Pendapatan yang diperoleh pembudidaya ikan kakap putih satu kolam atau hektar per tahun adalah Rp sedangkan, jumlah pendapatan dalam satu musim panen per tahun memiliki nilai yang sama dengan satu kolam atau hektar per tahun dikarenakan ikan kakap putih memiliki masa panen sekali dalam satu tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan salah satunya adalah modal kerja, tenaga kerja dan kondisi alam/cuaca. Berdasarkan literatur Isrohah (2015) menyatakan bahwa faktor modal kerja secara teoritis mempengaruhi pendapatan usaha. Peningkatan dalam modal kerja akan mempengaruhi peningkatan jumlah tangkapan/produksi sehingga akan meningkatkan pendapatan serta tenaga kerja dan kondisi alam yang baik juga secara teoritis akan mempengaruhi pendapatan usaha. Pendapatan usaha pada ikan kakap putih mengalami kerugian disebabkan beberapa aspek yang membuat usaha ini tidak menghasilkan untung yang lebih pada petambak diantaranya : harga dan keberadaan benih, kondisi alam, dan harga jual ikan.

8 8 Analisis Benefit Cost Ratio (B/C) dan Payback Period (PP) Analisis Benefit Cost Ratio (B/C) merupakan analisis untuk mengetahui kelayakan suatu usaha. Perhitungan nilai B/C dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4. Perhitungan Benefit Cost of Ratio (B/C) Usaha Budidaya Kepiting Bakau (Ha/Tahun) Tahun Total Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) B/C ,00 2, ,00 2, ,00 2, ,00 3, ,00 2, Rata Rata 2, Tabel 5. Perhitungan Benefit Cost of Ratio (B/C) Usaha Budidaya Kakap Putih (Ha/Tahun) Tahun Total Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) B/C , , , , , Rata Rata 0, Nilai Benefit Cost of Ratio (B/C) pada usaha tambak kepiting bakau rata-rata bernilai > 1 (lebih dari satu) yaitu pada tahun pertama bernilai 2.26, tahun kedua bernilai 2.29, tahun ketiga bernilai 2.49, tahun keempat bernilai 3.23, dan pada tahun kelima bernilai 2.03 yang berarti bahwa usaha tambak kepiting bakau ini memiliki manfaat yang positif dan layak untuk dilakukan karena menguntungkan secara ekonomi. Berbeda dengan usaha tambak ikan kakap putih memiliki nilai rata-rata BCR < 1 (kurang dari satu) yaitu pada tahun pertama bernilai 0.97, tahun kedua bernilai 0.27, tahun ketiga bernilai 1.09, tahun keempat bernilai 1.12, dan tahun kelima bernilai 1.21 yang berarti bahwa usaha tambak ikan kakap putih ini memiliki manfaat yang negatif dan tidak layak untuk dilakukan karena kurang menguntungkan secara ekonomi. Menurut Kordi (2009) nilai BCR lebih dari satu berarti usaha tersebut memiliki manfaat positif dan layak untuk dilakukan karena menguntungkan secara ekonomi. Analisis Payback Period (PP) bertujuan untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk menutupi nilai investasi. Rata-rata nilai Payback Period (PP) pada tambak kepiting bakau dan ikan kakap putih adalah sebesar 1,01 dan -6,57 yang berarti tambak ini masing-masing membutuhkan waktu selama 1 tahun dan 6 tahun 5 bulan untuk mengembalikan nilai investasi. Analisis Finanasial Usaha Kelayakan finansial terhadap usaha kepiting bakau dan ikan kakap putih, dapat diketahui melalui pendekatan dengan tiga kriteria investasi yaitu Net Present Value, Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Internal Rate of Return (IRR). Nilai NPV, Net B/C, dan IRR dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.

9 9 Tabel 6. Nilai NPV, Net B/C, dan IRR Usaha Tambak Kepiting Bakau di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Keterangan Satuan Nilai Net Present Value (NPV) Rp Net B/C - 3,10 Internal Rate of Return (IRR) % 42 Tabel 7. Nilai NPV, Net B/C, dan IRR Usaha Tambak Ikan Kakap Putih di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Keterangan Satuan Nilai Net Present Value (NPV) Rp Net B/C - -0,13 Internal Rate of Return (IRR) % Nilai bersih sekarang atau Net Present Value (NPV) dari suatu proyek merupakan nilai sekarang (Present Value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu. Berdasarkan Tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa nilai NPV per ha/tahun sebesar Rp yang berarti nilai tersebut lebih besar dari nol. Berdasarkan Tabel 7 nilai NPV pada usaha tambak ikan kakap putih per ha/tahun sebesar Rp yang berarti nilai tersebut lebih kecil dari nol. Menurut Swastawati (2011) bahwa jika NPV > 0 maka, suatu usaha layak untuk terus dilakukan. Berdasarkan Tabel 6 diatas hasil perhitungan finansial unit usaha budidaya kepiting bakau sebesar Data tersebut menunjukan pula bahwa hasil Net B/C lebih besar dari satu maka, usaha budidaya kepiting bakau layak untuk dikembangkan. Berdasarkan tabel 7 diatas hasil perhitungan finansial unit usaha budidaya ikan kakap putih sebesar Data tersebut menunjukan pula bahwa hasil Net B/C lebih kecil dari satu maka, usaha budidaya ikan kakap putih tidak layak untuk dikembangkan. Hal ini sesuai dengan literatur Barokah (2012) bahwa Net B/C digunakan untuk ukuran efisiensi dalam penggunaan modal. Criteria kelayakan pada metode ini adalah Net B/C > 1 maka usaha yang dijalankan akan memperoleh keuntungan dan dianggap layak. Internal Rate of Return (IRR) adalah untuk mengetahui sebagai alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman dari lembaga keuangan yang membiayai proyek. Hasil analisis dari kedua nilai NPV dan tingkat bunga pada kepiting bakau ini diperoleh nilai IRR sebesar 42%. Nilai yang diperoleh ini lebih besar dari nilai tingkat suku bunga bank yang berlaku 20% dari bunga bank sedangkan, hasil analisis dari kedua nilai NPV dan tingkat bunga pada ikan kakap putih ini diperoleh nilai IRR sebesar -9.18%. Nilai yang diperoleh ini lebih kecil dari nilai tingkat suku bunga bank yang berlaku 20% dari bunga bank. Dengan demikian pada kriteria penilaian bahwa suatu usaha mengunttungkan apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang digunakan maka, usaha budidaya kepiting bakau ini layak untuk dikembangkan dan usaha budidaya ikan kakap putih tidak layak untuk dikembangkan.

10 10 Analisis Sensitivitas Data perkembangan harga benih dan harga jual kepiting bakau selama 5 tahun, diperoleh presentase perubahan sebesar 25% dan -0.25% dan ikan kakap putih sebesar 0.25% dan 0.125%. Perhitungan cash flow analisis finansial usaha tambak kepiting bakau dan ikan kakap putih dengan sensitivitas menghasilkan NPV, Net B/C, dan IRR yang terdapat pada Tabel 8 dan Tabel 9. Tabel 8. Nilai NPV, Net B/C, dan IRR pada kondisi normal, kenaikan harga benih, dan penurunan harga jual kepiting bakau. Kondisi Keterangan Normal Kenaikan harga benih sebesar 0.25% Penurunan harga ikan sebesar -0.25% NPV Rp Rp Rp Net B/C 3,10 3,10 3,11 IRR 42% 44% 43% Tabel 9. Nilai NPV, Net B/C, dan IRR pada kondisi normal, kenaikan harga benih, dan penurunan harga jual ikan kakap putih. Kondisi Keterangan Normal Kenaikan harga benih sebesar 0.25% Penurunan harga ikan sebesar 0.125% NPV Rp Rp Rp Net B/C -0,13-0,13-0,13 IRR -9.18% -4.73% -9.8% Analisis Penyusutan Hasil analisis penyusutan menunjukan bahwa usaha tambak kepiting bakau memiliki nilai yaitu Rp ,66 per ha/tahun dan nilai sisa yaitu Rp per ha/tahun. Hasil analisis penyusutan pada usaha tambak ikan kakap putih memiliki nilai Rp ,04 per ha/tahun dan nilai sisa yaitu Rp per ha/tahun. Hal ini sesuai dengan literatur Ainun (2014) yang menyatakan bahwa Analisis penyusutan digunakan untuk menghitung pajak penghasilan yang merupakan komponen dalam laba rugi dan cash flow diperlukan penyusutan aktiv tetap. Nilai penyusutan didapat dengan menggunakan rumus yaitu biaya investasi dikurang nilai sisa dibagi dengan umur teknis dari benda invesatsi itu sendiri. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Tambak di Kampung Sentosa Barat memiliki potensi yang besar untuk melakukan usaha budidaya karena memiliki tempat yang strategis dan berada dikawasan mangrove, pola pemanfaatan monokultur, jenis tambak tradisional, dan termasuk kedalam golongan tambak lanyah yang menjadikan kegiatan usaha tersebut dapat menjadi prospek yang baik dimasa mendatang. 2. Rata-rata pendapatan yang di peroleh pembudidaya kepiting bakau adalah sebesar Rp Sedangkan pendapatan ikan kakap putih ratarata per tahun yaitu Rp Secara finansial usaha

11 11 budidaya kepiting bakau layak untuk dijalankan ini terbukti dengan perolehan B/C ratio kepiting bakau yaitu 2,46 sedangkan ikan kakap putih memiliki B/C ratio sebesar 0,93 dan tidak layak diusahakan. Hal ini disebabkan karena beberapa aspek yaitu harga dan Saran 1. Mengingat lokasi budidaya yang strategis dan dapat menambah devisa negara serta menciptakan lapangan kerja maka, kegiatan usaha tambak tersebut sangat potensial untuk dikembangkan. Oleh sebab itu hendaknya pemerintah lebih banyak memberikan perhatian dalam bentuk penyuluhan dan dukungan permodalan untuk penyediaan sarana produksi terhadap pengembangan usaha budidaya. DAFTAR PUSTAKA Adiprima, K.P dan A. Sudradjat Kajian Kesesuaian Lahan Tambak, Konservasi dan Permukiman Kawasan Pesisir Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Pesisir Pangandaran, Jawa Barat). [Skripsi]. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Agustina, L Analisis Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Tambak Udang Windu di Desa Pantai Bahagia Kecamatan Muara Gembong. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. keberadaan benih, kondisi alam, dan harga jual ikan. Namun, jika dilihat dari keuntungan pada tahun 3, 4, dan 5 yaitu Rp , Rp , dan Rp maka usaha tambak kakap putih tersebut memiliki keuntungan dan masih layak untuk diusahakan dan dilanjutkan. 2. Usaha tambak kepiting bakau di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan sebaiknya perlu adanya campur tangan pemerintah terhadap budidaya tradisional terkhusus budidaya ikan kakap putih yang sebenarnya memiliki nilai ekonomi yang menguntungkan sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal dan dapat memperluas usaha budidaya tambak dengan baik. Ainun, A.N Analisis dan Studi Kelayakan Proyek Usaha Budidaya Sapi Potong Skala 500 Ekor. Jurnal Penelitian Sains. 11 (1) : Ashari, R Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Ikan Bandeng (Chanos chanos) di Desa Kanaungan Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar. Barokah, U Strategi Pengembangan Perikanan Tambak sebagai Sub Sektor Unggulan di Kabupaten Sidoarjo. [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

12 12 Hilipito, A Analisis Kelayakan Finansial dan Sensitivitas Usaha Ternak Ayam Boiler. Jurnal Ilmiah Platax. 4 (2) : Isrohah, R Analisi Pengaruh Modal Kerja dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Besih Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Ngaliyan Semarang. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Universitas Negeri Walisongo. Semarang. Kordi. G Budidaya Perairan. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung. Khazanani, A Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Cabai Kabupaten Temanggung. [Skripsi]. Universitas Diponegoro. Semarang. Nasution, Z., S. Koehendrajana, dan A.H. Purnomo Prosiding Seminar Indikator Kinerja dan Hasil Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Jakarta, 14 Mei Balai Besar Riset Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Jakarta Pusat. Perdana, H Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas dan Nila pada Keramba Jaring Apung (KJA) Sistem Jaring Kolor di KJA Waduk Cikoncang, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten. [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rubiana, G Analisis Kelayakan Pembesaran Ikan Bandeng dengan Keramba Jaring Apung di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ruchmana, A.D Proses Pembelajaran Usaha Tambak Bandeng di Desa Ujungwatu Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Semarang. Sembiring, I., A.S. Wantasen, dan E.LA. Ngangi Kajian Sosial Ekonomi Masyarakat dalam Pemanfaatan Terumbu Karang di Desa Tumbak Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Platax. 1 (1) : Siregar, G., H. Sunarno, dan Samsidar Strategi Pengembangan Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Agrium. 18 (3) : Swastawati, F Studi Kelayakan dan Efisiensi Usaha Pengasapan Ikan dengan Asap Cair Limbah Pertanian. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro, Semarang. 3 (12) :

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016 ANALISIS FINANSIAL USAHA TAMBAK KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DAN IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) DI KAMPUNG SENTOSA BARAT LINGKUNGAN 20 KELURAHAN SICANANG KECAMATAN MEDAN BELAWAN DEWI SUSANTY 120302075

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 65 LAMPIRAN 66 Lampiran 1. Kuisioner Survei Analisis Nilai Ekonomi Tambak Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian No: Waktu: Hari/Tanggal: A. Identitas Responden / Informan 1. Nama

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional sebagai

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012. Tempat penelitian dan pengambilan data dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Blanakan, Kabupaten Subang. 3.2 Alat

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT Vera Anastasia Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl.Prof.A.Sofyan No.3 Medan HP: 85296624812 E-mail:

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang banyak membahas masalah biayabiaya yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit yang diterima, serta kelayakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti, serta penting untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data secara langsung.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Kelayakan Ekonomi Bendungan Jragung Kabupaten Demak (Kusumaningtyas dkk.) KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Ari Ayu Kusumaningtyas 1, Pratikso 2, Soedarsono 2 1 Mahasiswa Program Pasca

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province By Muhammad Syafii 1), Darwis 2), Hazmi Arief 2) Faculty of Fisheries

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM Financial Feasibility Study of Herbal Instan Coffee Produced by UD. Sari Alam Hilda Rosmalia Saida 1), Nurhayati Nurhayati

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sudi Mampir di Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian adalah bulan April sampai

Lebih terperinci

Gambar 4 Peta lokasi penelitian (Sumber: Hasil olahan 2012)

Gambar 4 Peta lokasi penelitian (Sumber: Hasil olahan 2012) 17 3. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian difokuskan pada kawasan minawana di Desa Jayamukti, Blanakan dan Langensari, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1 1 Abstrak ANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1 Zainal Abidin 2 Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) Ismael Limbong*), Mozart B Darus**), Emalisa**) *) Alumni

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JERUK NIPIS (Citrus Aurantifolia) (Studi Kasus: Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai)

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JERUK NIPIS (Citrus Aurantifolia) (Studi Kasus: Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai) ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JERUK NIPIS (Citrus Aurantifolia) (Studi Kasus: Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai) Roni Johannes Sinaga *), Dr. Ir. Salmiah, MS **), Ir. M. Jufri,

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali pada tanggal 16 Desember 2015 sampai 29 Januari 2016. B. Desain Penelitian Metode dasar

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG Financial Analysis In Fresh Milk Collecting Unit Of Tani Wilis Dairy Cooperatives At Sendang Sub District

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA TAMBAK UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DI CV SUNGAI RINDAM DESA LALANG KECAMATAN MEDANG DERAS KABUPATEN BATUBARA

ANALISIS USAHA TAMBAK UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DI CV SUNGAI RINDAM DESA LALANG KECAMATAN MEDANG DERAS KABUPATEN BATUBARA ANALISIS USAHA TAMBAK UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DI CV SUNGAI RINDAM DESA LALANG KECAMATAN MEDANG DERAS KABUPATEN BATUBARA Analysis of Effort White Fishpond Prawn (Litopenaeus vannamei) in CV Sungai

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usahatani Bachtiar Rifai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal yang

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. 22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di Desa Lamaran Tarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, dan Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 hingga April 2011, berlokasi di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan Laboratorium Teknologi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu bisnis yang dinilai prospektif saat ini. Karakteristik investasi dibidang perkebunan kelapa sawit teramat berbeda

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian mencakup kegiatan usahatani perkebunan, perhutanan, peternakan, dan perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan ragam. Dari sakala

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan batasan penelitian Penelitian ini berlokasi di proyek perintis TIR Transmigrasi Jawai di Dusun Kalangbahu Desa Jawai Laut Kecamatan Jawai Kabupaten Sambas Kalimantan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari 47 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari sampai dengan Februari 2011. 3.2 Bahan dan alat Bahan yang di

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU Desy Cahyaning Utami* *Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Imail: d2.decy@gmail.com

Lebih terperinci

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA PULLET (Studi Kasus pada UD Prapta di Desa Pasedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem) Arta, I M. G., I W. Sukanata dan R.R Indrawati Program Studi Peternakan,

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) Destri Yuliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) Destri Yuliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) Destri Yuliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi Destriyuliani054@gmail.com Dedi Darusman 2) Fakultas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alasan peneliti memilih desa Sipiongot kecamatan Dolok Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alasan peneliti memilih desa Sipiongot kecamatan Dolok Kabupaten BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Sipiongot, Kec.Dolok, Kab. Padang Lawas Utara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015sampai dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia terdiri atas perairan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011. 24 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011. Kegiatan penelitian meliputi tahap studi pustaka, pembuatan proposal, pengumpulan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) PENDAHULUAN

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) PENDAHULUAN P R O S I D I N G 311 STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) Muhammad Alhajj Dzulfikri Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Perikanan merupakan salah satu

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI 5.1 PENDAHULUAN Pengembangan usaha pelayanan jasa pengeringan gabah dapat digolongkan ke dalam perencanaan suatu kegiatan untuk mendatangkan

Lebih terperinci

Maspari Journal, 2013, 5 (2),

Maspari Journal, 2013, 5 (2), Maspari Journal, 2013, 5 (2), 134-139 http://masparijournal.blogspot.com Analisis Finansial Usaha Budidaya Tambak Polikultur Udang Windu (Penaeus monodon) dan Ikan Bandeng (Chanos chanos) di Desa Simpang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN MASPARI JOURNAL Januari 2015, 7(1): 29-34 ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN FINANSIAL ANALYSIS OF DRIFT GILL NET IN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang analisis kelayakan usahatani salak nglumut di Gapoktan Ngudiluhur dilakukan di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perikanan pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Potensi sektor perikanan tangkap Indonesia diperkirakan mencapai 6,4

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA IKAN DALAM KARAMBA JARING APUNG DI SUNGAI MELAWI KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI. Universitas Tanjungpura Pontianak

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA IKAN DALAM KARAMBA JARING APUNG DI SUNGAI MELAWI KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI. Universitas Tanjungpura Pontianak ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA IKAN DALAM KARAMBA JARING APUNG DI SUNGAI MELAWI KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI MULYADI MY 1), IBRAHIM ISYTAR 2), EVA DOLOROSA 2) 1) Alumni Magister Manajemen Agribisnis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal Ismail, Indradi 1, Dian Wijayanto 2, Taufik Yulianto 3 dan Suroto 4 Staf Pengajar

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci