Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Teknologi Insulasi Vakum
|
|
- Susanto Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol., No., (203) -5 Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Teknologi Insulasi Vakum Agung Sondana, Alam Baheramsyah dan Beni Cahyono Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya dan Abstrak Kualitas ikan menjadi faktor penting yang harus diutamakan agar ikan bernilai jual tinggi. Oleh karenanya penanganan yang diberikan melalui proses pendinginan harus tepat. Kesalahan dalam penanganan akan berakibat pada penghasilan nelayan tradisional. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dirancang alat inovatif dengan menggunakan insulasi vakum pada dinding coolbo demi mendapatkan kualitas ikan yang semakin baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kevakuman terhadap waktu serta temperatur pendinginan. Pada percobaan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa total waktu pendinginan yaitu 7400 menit (23 jam 20 menit) dengan suhu terendah mencapai -3 o C. Hal tersebut diperoleh pada kombinasi 95 kg ikan : 60 kg es basah : 35 kg es kering dengan tekanan bar. Sehingga dapat disimpulkan perbandingan antara beban ikan, es basah, dan es kering yang paling baik adalah : 0,63 : 0,37. Kata Kunci : Kualitas Ikan, Insulasi Vakum, Pendinginan Ikan PENDAHULUAN Ikan merupakan sumber pangan yang mengandung nilai gizi yang diperlukan manusia. Sebagai sumber pangan, ikan mengandung air dalam deret antara 70 sampai 80%, protein antara 8 sampai 20%, lemak antara 0,5 sampai lebih dari 20%, serta berbagai vitamin dan mineral. Namun berdasarkan berita Lensa Indonesia tertanggal 4 April 203 pukul 7.3 WIB dikatakan bahwa permasalahan yang terjadi di pasar adalah kualitas ikan semakin menurun. Hal ini dikuatkan bahwa ikan merupakan bahan pangan yang mudah mengalami penurunan kualitas, yakni salah satu produk makanan yang tergolong cepat rusak. Tingginya nilai protein menyebabkan ikan dapat menimbulkan bau busuk yang menyengat jika rusak. Dari aroma inilah kita dapat mengetahui apakah ikan masih segar atau telah rusak. Bila tidak diberi perlakuan, ikan mengalami proses pembusukan 6-7 jam sejak kematiannya. Hal tersebut dapat dikarenakan salahnya penanganan dalam proses penyimpanan. Keadaan dari ruang penyimpanan berpengaruh pada ikan hasil tangkapan. Jika terdapat kesalahan, maka akan berimbas pada pendapatan nelayan tradisional, karena hanya ikan yang segar dan berkualitas baik yang bernilai jual tinggi dan diminati konsumen. Untuk mencegah atau menghambat penurunan kualitas, ikan perlu segera ditangani. Cara efektif dalam menangani permasalahan tersebut adalah dengan sistem pendinginan. Cara ini pula yang sering digunakan oleh para nelayan tradisional, terutama dengan media es basah (es balok). Namun pendinginan dengan es balok masih memiliki kelemahan. Selain cepat mencair, es balok juga memiliki berat yang tinggi dan memerlukan ruang yang cukup yang berimbas pada berkurangnya hasil tangkapan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya, dimana dengan cara ini pendinginan hanya bertahan hingga 20 menit (35 jam 20 menit). Cara lain yaitu dengan penggabungan beberapa media antara es basah dan es kering. Penambahan es kering ini dapat memperlama masa mencair es basah, sehingga waktu pendinginannya lebih lama. Penelitian sebelumnya dengan cara ini terbukti memperlama hingga 30 menit (5 jam 50 menit). Artinya lebih lama jika hanya menggunakan es basah. Seiring berkembangnya zaman dan semakin majunya teknologi, penambahan eutatic gel pada es kering juga menjadi solusi yang pintar. Eutatic gel merupakan hasil pencampuran CaCl 2 dengan pengental CMC. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rizki Ardianto pada tahun 202, penambahan eutatic gel ini dapat semakin memperlama waktu pendinginan. Hasilnya adalah 8090 menit atau setara 35 jam menit dengan suhu pendinginan hingga -2 o C. Namun dengan caracara tersebut, suhu pendinginan masih dapat naik sehingga diperlukan inovasi lain yang dapat membantu permasalahan ini. Inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan teknologi insulasi vakum. Seperti yang kita ketahui bahwa kevakuman dapat meminimalisir perpindahan panas secara konduksi. Teknologi ini dilakukan dengan harapan menjaga temperatur dari es basah yang telah dikombinasikan dengan es kering. Selain itu, juga agar waktu pendinginan ikan akan semakin lama. Caranya dengan memberikan kevakuman hanya pada dinding coolbo beban pendingin berisi ikan dan es basah. Sehingga dapat diketahui pengaruh dari teknologi insulasi vakum ini terhadap temperatur dan waktu pendinginan coolbo. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan merancang suatu alat prototype sistem pendingin dengan menggunakan teknologi insulasi vakum. Penggunaan insulasi vakum ini diharapkan dapat menjaga temperatur tetap dingin dan memperlama waktu pendinginan, sehingga ikan yang dijualbelikan di pasar memiliki nilai jual tinggi dan bermutu bagus, tidak seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Penggunaan metode ini diharapkan juga dapat meminimalisir perpindahan panas secara konveksi yang masih terjadi, karena teknologi yang ada hanya dapat mengendalikan perpindahan panas
2 JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol., No., (203) -5 2 secara konduksi dan radiasi. Sehingga teknologi insulasi vakum ini cocok untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. METODE PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode berbasis percobaan dengan membuat perancangan sistem peralataan ini kemudian dilakukan pengujian dan percobaan pada sistem tersebut. Metodologi penulisan skripsi ini mencakup semua kegiatan yang akan dilaksanakan untuk memecahkan masalah atau melakukan proses analisa terhadap permasalahan tugas akhir. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut : Identifikasi dan Perumusan Masalah Penulisan tugas akhir ini dimulai dengan mengidentifikasi dan merumuskan masalah mengenai pengerjaan yang akan dilakukan dan juga batasan masalahnya. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan masalah sehingga memudahkan pengerjaan dan penyelesaian penulisan tugas akhir ini. Study Literatur Pengumpulan bahan pustaka yang menunjang kegiatan penelitian ini, yaitu mengenai desain pendingin kapal ikan tradisional dengan teknologi insulasi vakum, yang bersumber dari buku, artikel, paper, tugas akhir dn internet. Sedangkan tempat pencarian literatur mengenai desain pendingin kapal ikan tradisional dengan teknologi insulasi vakum dilakukan dibeberapa tempat, diantaranya Perpustakaan Pusat ITS, Ruang Baca FTK, Ruang Baca Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, dan Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK. Literatur pendukung dalam pengerjaan tugas akhir ini diantaranya mengenai teknologi insulasi vakum, perpindahan panas, isolasi panas, penggunaan coolbo, polyurethane serta materi pendukung lainnya. Selain itu, dilakukan pula review terhadap penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya. Pengumpulan Data Pengumpulan data-data yang diperlukan untuk merancang sistem pendingin pada ruang muat kapal ikan tradisional dengan teknologi insulasi vakum yaitu ukuran coolbo, kapasitas coolbo, kebutuhan media pendingin dan data-data yang diperlukan demi menunjang pengerjaan tugas akhir. Perancangan Alat Setelah data-data yang dikumpulkan cukup memadai maka selanjutnya adalah membuat desain sistem yang menggambarkan komponen, diagram kerja sampai peralatan lain pendukung sistem. Coolbo yang ada berjumlah dua. Coolbo pertama berisi es kering dan kipas. Coolbo kedua berisi ikan hasil tangkapan beserta es basah. Pada coolbo ruang beban pendingin, dindingnya dirancang dengan pemberian kevakuman yaitu dengan cara penambahan vakum dan dihubungkan dengan sebuah pompa vakum.untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar. Bahan Penyusun Dinding Pendingin Gambar 2 Pandangan Samping Desain Alat Pendingin Sumber : Rizki Ardianto, 202 Gambar 3. Pandangan Atas Desain Alat Pendingin Sumber : Rizki Ardianto, 202 Dimensi dari design coolbo adalah sebagai berikut :. Ruang Beban Pendingin Panjang : 0,95 m Lebar : 0,62 m Tinggi : 0,53 m Tebal Isolator : 0,06 m 2. Ruang Alat Pendingin Panjang : 0,43 m Lebar : 0,37 m Tinggi : 0,53 m Tebal Isolator : 0,06 m. Fiberglass (2-3 mm) 2. Polyurethane (,5 cm) 3. Fiberglass (2-3 mm) 4. Udara Vakum (3 cm) 5. Fiberglass (2-3 mm) 6. Polyurethane (,5 cm) 7. Fiberglass (2-3 mm) Percobaan Performa Coolbo Percobaan dilakukan menggunakan prototype. Percobaan ini memvariasikan tekanan vakum. Dimana dilakukan percobaan dengan menggunakan tekanan bar dan
3 JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol., No., (203) bar. Pada akhirnya data yang didapatkan berupa temperatur dan waktu pendinginan. Percobaan Tabel. Variasi Percobaan Variasi Percobaan Ikan Es Es (kg) Basah Kering (kg) (kg) Variasi Tekanan (bar) Perhitungan Pemilihan Ukuran Lapisan Coolbo Dalam permilihan ukuran lapisan coolbo, nilai koefisien kalor menyeluruh merupakan salah satu faktor penting. Melalui nilai tersebut, dipilih coolbo yang memiliki nilai koefisien kalor menyeluruh kecil, namun tetap memiliki kekuatan yang tinggi dan memiliki berat yang lebih ringan. Karena seperti tujuan awal pemberian vakum pada coolbo adalah untuk mendapatkan insulasi yang lebih baik, mendapatkan berat yang lebih ringan, dan material yang kuat. Oleh karena itu, coolbo dengan insulasi vakum lebih ringan daripada coolbo yang digunakan Alwi Asy asi Aziz. Untuk ukuran lapisan coolbo yang umum digunakan adalah 6 cm. Dari nilai tersebut nantinya akan didapatkan beberapa variasi ukuran. Berikut adalah perhitungan koesfisien kalor menyeluruh. ANALISA DATA Analisa Hasil Percobaan. Perbandingan Grafik 95kg Ikan : 60kg Es Basah : 35kg Es Kering dengan Variasi Tekanan Kombinasi ini merupakan hasil kombinasi percobaan yang telah dilakukan oleh Alwi Asy ary Aziz. Kombinasi ini diambil karena menghasilkan waktu pendinginan yang lebih lama. Pada kombinasi ini, dilakukan dua buah percobaan dengan variasi tekanan yang berbeda. Percobaan pertama, dilakukan dengan komposisi 95 kg ikan dengan menggunakan media pendingin berupa 60 kg es basah serta 35 kg es kering dengan tekanan vakum sebesar 0,95 bar. Coolbo beban pendingin berisi ikan, dami, dan es basah. Sedangkan coolbo ruang pendingin berisi es kering serta blower. Percobaan kedua kurang lebih sama dengan percobaan pertama. Hanya saja tekanan yang divakum sebesar bar, dengan kata lain tidak di vakum. jumlah kombinasinya yaitu 95 kg ikan, 60 kg es basah, dan 35 kg es kering. Prinsip kerja percobaan adalah uap es kering dipaksa masuk ke coolbo beban pendingin yang telah di tambah aluminium sebelumnya. Aluminium ini diharapkan menghantarkan panas es kering sehingga es basah tidak cepat mencair. Nantinya akan diperoleh data yaitu temperatur serta waktu lamanya pendinginan. Percobaan berkahir apabila temperatur sudah mencapai 8 o C. Dari hasil kedua percobaan tersebut, akan dibandingkan dengan data yang diperoleh dari percobaan Alwi Asy ary Aziz dengan jumlah kombinasi yang sama. Sehingga dapat dianalisa pengaruh kevakuman tersebut terhadap waktu dan suhu pendinginan. Berikut adalah grafik hasil percobaan yang telah dilakukan yang terlihat pada gambar 4. Gambar 4.0. Analogi Listrik Bahan Penyusun Dinding Coolbo Dari tabel dan gambar diatas diketahui : U = f k k2 k3 k5 k6 k7 f i Dimana : f = koefisien konveksi udara f 0 = 0,024 kkal/hr m 2 o C = 0,024 kkal/hr m 2 o C f i Sehingga : UU = 0,024 0,002 0,042 0,05 0,020 0,002 0,042 0,002 0,042 0,05 0,020 0,002 0,042 0,024 = 4,667 0,048 0,746 0,048 0,048 0,746 0,048 4,667 = 85,05 U = 0,07 kkal/hr m 2 o C Gambar 4. Grafik Perbandingan 95kg Ikan : 60kg Es Basah : 35kg Es Kering dengan Variasi Tekanan Dari grafik perbandingan pada gambar 4.0 diatas, maka dapat dianalisa sebagai berikut :. Pada percobaan dengan menggunakan 95kg ikan dimana media pendingin menggunakan 60kg es basah dan 35kg es kering serta vakum 0,95bar (grafik warna merah) didapatkan bahwa waktu pendinginan total adalah 7307 menit (2 jam 47 menit). Suhu terendah yang ditunjukkan yaitu -2 o C yang berlangsung stabil dan lama dari
4 JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol., No., (203) -5 4 menit ke-346 hingga menit ke Sedangkan untuk waktu pendinginan terbaik, yaitu pada suhu -2 o C hingga 5 o C, berlangsung selama 3547 menit dari menit ke-7 hingga menit ke Percobaan kedua (grafik warna hijau), yaitu dengan 95kg ikan beserta media pendingin sebanyak 60kg es basah dan 35kg es kering menghasilkan lama pendinginan total yaitu 7400 menit (23 jam 20 menit). Dimana suhu terendah yang ditunjukkan adalah -3 o C. Angka tersebut adalah lebih rendah dari percobaan pertama. Untuk waktu pendinginan terbaik, yaitu pada suhu -2 o C hingga 5 o C, berlangsung dari menit ke-72 hingga menit ke-3065, selama 3040 menit. Sehingga dapat dikatakan lebih singkat dari percobaan pertama. 3. Berdasar pada perhitungan koefisien kalor menyeluruh pada subbab 4.3, didapatkan nilai 0,07 kkal/hr m 2 o C, yang berarti nilai tersebut lebih kecil dibandingkan coolbo sebelumnya tanpa insulasi vakum. Dari nilai tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa perpindahan kalor pada coolbo dengan insulasi vakum lebih lama, sehingga pendinginan lebih baik. Dan akhirnya berimbas pada waktu pendinginan yang lebih lama serta temperatur pendinginan yang lebih rendah. 4. Kedua grafik tersebut sudah terlihat jelas bahwa dengan adanya penambahan insulasi vakum dapat memperlama waktu pendinginan. Untuk suhu terendah yaitu -3 o C yang terjadi pada percobaan kedua. Pada percobaan pertama, suhu terendah -2 o C berlangsung lama dan menunjukkan kestabilan suhu. 5. Pada percobaan, tidak dilakukan proses mematikan kipas pada saat suhu mencapai -2 o C. 6. Percobaan berakhir ketika suhu akhir menunjukkan nilai 8 o C. 2. Perbandingan Grafik 25kg Ikan : 30kg Es Basah : 35kg Es Kering dengan Variasi Tekanan Sama seperti kombinasi sebelumnya, kombinasi ini merupakan hasil kombinasi yang telah dilakukan oleh saudara Alwi Asy ary Aziz. Kombinasi ini dipilih karena menghasilkan profit yang tinggi bagi para nelayan apabila kita melihat dari segi ekonomis. Pada kombinasi ini pula dilakukan dua macam percobaan, dimana dilakukan variasi tekanan. Percobaan pertama dilakukan dengan tekanan vakum sebesar 0,95 bar pada dinding coolbo beban pendingin. Dalam coolbo beban pendingin berisi 25 kg ikan dan 30 es basah. Es basah pada kombinasi ini memang lebih sedikit dari kombinasi sebelumnya. Sedangkan pada coolbo ruang pendingin masih berisi es kering dengan jumlah yang sama, yaitu 35 kg. Sedangkan percobaan selanjutnya, dilakukan variasi tekan sebesar bar. Untuk kombinasinya sama, yaitu 25 kg ikan, 30 kg es basah, dan 35 kg es kering. Percobaan juga dihetikan jika suhu pendinginan mencapai 8 o C. Selain itu, juga dilakukan perbandingan dengan hasil percobaan yang telah dilakukan Alwi Asy ary Aziz pada kombinasi yang sama. Sehingga dapat diketahui pengaruh kevakuman pada waktu dan temperatur pendinginan. Gambar 5 adalah grafik hasil perbandingan antara kedua percobaan dengan percobaan yang telah dilakukan oleh saudara Alwi Asy ary Aziz. Gambar 5. Grafik Perbandingan 25kg Ikan : 30kg Es Basah : 35kg Es Kering dengan Variasi Tekanan Dari grafik perbandingan tersebut, maka dapat kita analisa bahwa :. Pada percobaan pertama (grafik warna merah), yaitu dengan menggunakan 25kg ikan dan dikombinasikan dengan media pendingin berupa es basah sebanyak 30kg serta es kering sebanyak 35kg. Selain itu, coolbo juga diberi vakum sebesar 0,95bar. Pada percobaan ini, menghasilkan waktu total pendinginan sebesar 7025 menit (7 jam 5 menit). Namun suhu terendah yang ditunjukkan hanya 6 o C. Hal ini berbeda dengan percobaan yang dilakukan sebelumnya oleh Alwi Asy'ary Aziz. Sehingga dalam percobaan ini tidak berlangsung pendinginan terbaik. 2. Sama halnya pada percobaan pertama, percobaan ini (grafik warna biru muda) dilakukan dengan kombinasi 25kg ikan, 30kg es basah, dan 35kg es kering. Namun tidak dilakukan pemvakuman. Waktu total pendinginan yaitu 5785 menit (96 jam 25 menit). Untuk suhu terendah, percobaan ini hanya menunjukkan suhu terendahnya sebesar 8 o C. Lebih tinggi dari percobaan yang sebelumnya. Sehingga dapat dikatakan pula bahwa pada percobaan ini juga tidak berlangsung pendinginan terbaik. 3. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa semakin kecil nilai koefisien perpindahan kalor, maka semakin lama proses perpindahan panasnya, dan semakin bagus proses pendinginannya. Hal ini dapat kita lihat pada perhitungan koefisien perpindahan kalor pada subbab 4.3, nilai yang dihasilkan lebih kecil dari coolbo tanpa insulasi vakum. Dari hasil percobaan, waktu pendinginan semakin lama dari percobaan yang dilakukan oleh Alwi Asy ary Aziz. Namun tidak bersinergi dengan
5 JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol., No., (203) -5 5 temperatur pendinginan. Pada percobaan dengan kombinasi ini hanya dapat mencapai maksimal 6 o C. Hal ini dimungkinkan adanya udara yang masuk kedalam coolbo dan berpengaruh pada proses pendinginan. Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh usia pakai coolbo yang dipakai secara terus menerus. 4. Pada saat percobaan berlangsung, kipas blower tidak dimatikan. 5. Percobaan berakhir ketika suhu akhir menunjukkan nilai 8 o C. KESIMPULAN Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan :. Perancangan alat prototype sistem pendingin dengan menggunakan teknologi insulasi vakum mampu memperlama waktu pendinginan dan menghasilkan temperatur dibawah 0 o C hingga -3 o C. Dengan kata lain, kevakuman yang didesain pada alat pendingin berpengaruh besar pada temperatur dan waktu pendinginan coolbo. 2. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, waktu pendinginan paling lama yang mampu dicapai sebesar 7400 menit (23 jam 20 menit) yaitu pada percobaan dengan kombinasi 95kg ikan : 60kg es basah : 35kg es kering, tanpa pemvakuman. 3. Pada percobaan dengan kombinasi terekonomis, yaitu 25kg ikan : 30kg es basah : 35kg es kering, temperatur terendah yang dicapai 6 o C. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pada kombinasi ini tidak berlangsung proses pendinginan terbaik. Namun untuk waktu pendinginan, kombinasi ini menghasilkan waktu yang lebih lama dari percobaan sebelumnya. 4. Perbandingan komposisi beban ikan, es basah dan es kering yang paling baik, yang memberikan temperatur paling rendah dan twaktu pendinginan paling lama adalah : 0,63 : 0,37. [4] Holman, J. P Perpindahan Kalor. Jakarta. Erlangga. [5] Semin, Baheramsyah A., Amiadji, Abdul Rahim Ismail. 20. Effect of Dry Ice Application in Fish Hold of Fishing Boat on the Fish Quality and Fisherman Income, American Journal of Applied Sciences,8(2), hal [6] Sayogyo, Adi Studi Media Pendingin Ikan Pada Kapal Ikan Tradisional, Tugas Akhir S-, Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS, Surabaya. [7] Kwon, Jae-Sung., Hyo Jang, Choong., Jung, Haeyong., Song, Tae-Ho Effective Thermal Conductivity of Various Filling Materials For Vacuum Insulation Panels, International Jounal of Heat and Mass Transfer, hal [8] Caps, Roland., Beyrichen, Hermann., Kraus, Daniel., Weismann, Stephan Quality Control of Vacuum Insulation Panels: Methods of Measuring Gas Pressure. International Journal Vacuum 82. Hal [9] Ardianto, Rizki Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Menggunakan Es Kering Dengan Penambahan Eutatic Gel, Tugas Akhir S-, Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS, Surabaya. [0] Asy ari Aziz, Alwi Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Es Kering, Tugas Akhir S-, Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS, Surabaya. [] Anonim. Desember 20. The Web's Leading Source of Information about Dry Ice. Diunduh di ( pada tanggal 3 September 202. [2] Anonim 2. November 202. CV Citra Isolasindo, Insulation Contractor and Supplier. Diunduh di ( pada tanggal 5 September 202. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis ucapakan terima kasih banyak kepada semua pihak yang turut serta membantu dalam proses pengerjaan penelitian ini, terutama kepada Ayah dan Ibu yang telah memberikan doa sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini. DAFTAR PUSTAKA [] Baheramsyah, A Sistem Pendinginan Ruang Palka Ikan Dengan CO2 Yang Disrkulasikan, Prosiding Seminar Nasional Tahunan IV., hal. -7. [2] Prayogi, Urip & Baheramsyah, A Penambahan CO 2(padat) Pada Coolbo Dengan Sistem Chilled Sea Water (CSW) Untuk Kapal Ikan Tradisional, Jurnal Penelitian Perikanan,9(2), hal [3] Constance, John D Mechanical Engineering For Professional Engineers Eaminations / Including Questions and Answer fo Engineer-in-Training Review. New York. McGraw-Hill Book Company
Modifikasi Coolbox Dengan Insulasi Pendinginan Freon Pada Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional
JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Modifikasi Coolbox Dengan Insulasi Pendinginan Freon Pada Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Indraswara Dinda Putra, Alam Baheramsyah dan Beni
Lebih terperinciModifikasi Coolbox Dengan Insulasi Pendinginan Freon Pada Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-119 Modifikasi Coolbox Dengan Insulasi Pendinginan Freon Pada Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Indraswara Dinda Putra, Alam
Lebih terperinciDesain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering Alwi Asy ari Aziz, Alam Baheramsyah dan Beni Cahyono Jurusan
Lebih terperinciAnalisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada Kapal Ikan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271) 1 Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN JACKETED STORAGE SYSTEM MEMANFAATKAN CO 2 CAIR SEBAGAI REFRIGERAN
LOGO STUDI PERENCANAAN JACKETED STORAGE SYSTEM MEMANFAATKAN CO 2 CAIR SEBAGAI REFRIGERAN Bravo Yovan Sovanda 4209 100 021 DOSEN PEMBIMBING : Ir. Alam Baheramsyah, M.Sc Taufik Fajar Nugroho, ST, MSc Contents
Lebih terperinciStudi Perencanaan Jacketed Storage System Memanfaatkan CO 2 Cair Sebagai Refrigeran
Studi Perencanaan Jacketed Storage System Memanfaatkan CO 2 Cair Sebagai Refrigeran Bravo Yovan Sovanda, Alam Baheramsyah, dan Taufik Fajar Nugroho Jurusan Teknik Sistem Permesinan Kapal, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciStudi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup Edo Wirapraja, Bambang
Lebih terperinciStudi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-204 Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup
Lebih terperinciPrototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-99 Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler Yogo Pratisto, Hari Prastowo, Soemartoyo
Lebih terperinciKata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan
Variasi bahan dan warna atap bangunan untuk Menurunkan Temperatur Ruangan akibat Pemanasan Global Nasrul Ilminnafik 1, a *, Digdo L.S. 2,b, Hary Sutjahjono 3,c, Ade Ansyori M.M. 4,d dan Erfani M 5,e 1,2,3,4,5
Lebih terperinciLatar Belakang Kualitas ikan buruk pada saat sampai di tempat pelelangan, sehingga harga jual rendah, Kapal-kapal kecil yang di operasikan oleh nelaya
Latar Belakang Kualitas ikan buruk pada saat sampai di tempat pelelangan, sehingga harga jual rendah, Kapal-kapal kecil yang di operasikan oleh nelayan umumnya didalam cooler box nya disimpan es, Untuk
Lebih terperinciStudi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca
JURNAL TEKNIK POMITS Vol.,, (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-30 Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca Indriyati Fanani Putri, Ridho Hantoro,
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-91 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Performa Heat Exchanger Jenis Compact Heat Exchanger (Radiator)
Lebih terperinciANALISA TEKNIK DAN EKONOMI PERENCANAAN PEMROSESAN IKAN BEKU UNTUK TPI MALANG SELATAN
TUGAS AKHIR LS 1336 ANALISA TEKNIK DAN EKONOMI PERENCANAAN PEMROSESAN IKAN BEKU UNTUK TPI MALANG SELATAN DISUSUN OLEH GUNTUR CAHYO NUGROHO NRP. 4298 100 033 JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi
JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No. 1, (213) 1-5 1 Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar dan Berbasis Pada Simulasi Yustinus Setiawan, Semin dan Tjoek Soeprejitno
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Termal Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau (Juni Oktober 2016). 3.2 Jenis
Lebih terperinciStudi Penggunaan Ampas Tebu Sebagai Material Inti (Core) Oleh : Windu Setiawan
Studi Penggunaan Ampas Tebu Sebagai Material Inti (Core) Kapal F.R.P Oleh : Windu Setiawan NRP : 4104.100.046 100 046 Latar Belakang Kapal-kapal kecil, kapal ikan, speedboat berbahan dasar fiberglass Fiber
Lebih terperinciDESAIN DAN ANALISA PERFORMA GENERATOR PADA REFRIGERASI ABSORBSI UNTUK KAPAL PERIKANAN
DESAIN DAN ANALISA PERFORMA GENERATOR PADA REFRIGERASI ABSORBSI UNTUK KAPAL PERIKANAN Oleh: Dhony Prabowo Setyawan Dosen pembimbing : Ir. Alam Baheramsyah, Msc. Abstrak Nelayan tradisional Indonesia menggunakan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13
B13 Studi Numerik Karakteristik Perpindahan Panas pada Membrane Wall Tube Boiler Dengan Variasi Jenis Material dan Ketebalan Insulasi di PLTU Unit 4 PT.PJB UP Gresik I Nyoman Ari Susastrawan D dan Prabowo.
Lebih terperinciP I N D A H P A N A S PENDAHULUAN
P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN RINI YULIANINGSIH APA ITU PINDAH PANAS? Pindah panas adalah ilmu yang mempelajari transfer energi diantara benda yang disebabkan karena perbedaan suhu Termodinamika digunakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP Disusun oleh : SULARTO NIM : D200 08 0081 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING
PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING Bambang Setyoko, Seno Darmanto, Rahmat Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik UNDIP Jl. Prof H. Sudharto, SH, Tembalang,
Lebih terperinciDESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO
DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO 4205 100 009 TUJUAN PENELITIAN Membuat desain alat penukar panas yang optimal
Lebih terperinciMENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK
112 MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK Dalam bidang pertanian dan perkebunan selain persiapan lahan dan
Lebih terperinciPENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER
PENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER Senoadi 1,a, A. C. Arya 2,b, Zainulsjah 3,c, Erens 4,d 1, 3, 4) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti
Lebih terperinciStudi Eksperimental Sistem Kondensasi Uap Hasil Evaporasi pada Sistem Desalinasi Tenaga Matahari
Studi Eksperimental Sistem Kondensasi Uap Hasil Evaporasi pada Sistem Desalinasi Tenaga Matahari Oleh: Khilmi Affandi NRP. 4211106016 Dosen Pembimbing 1: Sutopo Purwono Fitri, S.T., M.Eng, Ph.D NIP : 1975
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI
BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI 4.1 SANDWICH PANEL Tugas pertama dari perancangan sandwich panel adalah memilih material insulasi yang tepat. Hal ini sangat penting karena fungsi utama pemilihan
Lebih terperinci2.10 Caesar II. 5.10Pipe Strees Analysis
2.8 Pipe Support Karena pipa dipengaruhi oleh ekspansi termal. Mendukung dalam sebuah langkah sistem perpipaan termal dalam arah yang berbeda. Pipe support oleh dua jenis support-kaku (rigid support) dan
Lebih terperinciDAUR ULANG KERTAS PEMBUNGKUS ROKOK SEBAGAI BAHAN BAKAR BRIKET DALAM MENJAGA KESEHATAN
DAUR ULANG KERTAS PEMBUNGKUS ROKOK SEBAGAI BAHAN BAKAR BRIKET DALAM MENJAGA KESEHATAN Candra Dwiratna Wulandari Erni Junita Sinaga Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Dengan teknologi tepat guna
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis
KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan ridhonya kami bisa menyelesaikan makalah yang kami beri judul suhu dan kalor ini tepat pada waktu yang
Lebih terperinciSimulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-13 Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga Vimala Rachmawati dan Kamiran Jurusan
Lebih terperinciREDISAIN SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH DAN AIR LAUT BERBAHAN FIBER
REDISAIN SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH DAN AIR LAUT BERBAHAN FIBER Idris Pardi Johny Custer Mahasiswa Program Studi D3 Dosen Jurusan Teknik Perkapalan Dosen Jurusan Teknik Perkapalan Jurusan Teknik Perkapalan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN OVEN BERKAPASITAS 0,5 KG BAHAN BASAH DENGAN PENAMBAHAN BUFFLE UNTUK MENGARAHKAN SIRKULASI UDARA PANAS DI DALAM OVEN
RANCANG BANGUN OVEN BERKAPASITAS 0,5 KG BAHAN BASAH DENGAN PENAMBAHAN BUFFLE UNTUK MENGARAHKAN SIRKULASI UDARA PANAS DI DALAM OVEN Oleh : FARIZ HIDAYAT 2107 030 011 Pembimbing : Ir. Joko Sarsetyanto, MT.
Lebih terperinciANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR
ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR Alexander Clifford, Abrar Riza dan Steven Darmawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara e-mail: Alexander.clifford@hotmail.co.id Abstract:
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-192 Studi Numerik Pengaruh Baffle Inclination pada Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube terhadap Aliran Fluida dan Perpindahan
Lebih terperinciStudi Eksperimen Distribusi Temperatur Nyala Api Kompor Bioetanol Tipe Side Burner dengan Variasi Diameter Firewall
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 212) ISSN: 231-9271 F-2 Studi Eksperimen Distribusi Temperatur Nyala Api Kompor Bioetanol Tipe Side Burner dengan Variasi Diameter Firewall R.R. Vienna Sona Saputri Soetadi
Lebih terperinciPERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA
PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA Rasyid Atmodigdo 1, Muhammad Nadjib 2, TitoHadji Agung Santoso 3 Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3845 PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA
Lebih terperinciPERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN
PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN 0 o, 30 o, 45 o, 60 o, 90 o I Wayan Sugita Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail : wayan_su@yahoo.com ABSTRAK Pipa kalor
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, dan (6) Tempat dan Waktu Penelitian. bakery oven. Perangkat khusus yang digunakan untuk memanggang produk pastry
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Tujuan Penelitian, (3) Identifikasi Masalah, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, dan (6) Tempat dan Waktu
Lebih terperinciPENGARUH TEBAL ISOLASI TERMAL BAHAN GLASS WOOL TERHADAP LAJU PENGERINGAN IKAN PADA ALAT PENGERING IKAN
SNMU - 2014 ISBN: 978-602-70012-0-6 PNGUH BL ISOLSI ML BHN GLSS WOOL HDP LJU PNGINGN IKN PD L PNGING IKN neka Firdaus 1,Dian Ferdinand 2 1 eknik Mesin Universitas Sriwijaya Jl. aya Palembang-Prabumulih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merah besar (Capsicum Annum L.) merupakan komoditas yang banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Buahnya dapat digolongkan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini dibahas mengenai pemaparan analisis dan interpretasi hasil dari output yang didapatkan penelitian. Analisis penelitian ini dijabarkan dan diuraikan pada
Lebih terperinciMODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN
MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN Ekoyanto Pudjiono, Gunowo Djojowasito, Ismail Jurusan Keteknikan Pertanian FTP, Universitas Brawijaya Jl. Veteran
Lebih terperinciANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN
ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Keluatan Institut Teknolgi Sepuluh Nopember Surabaya 2011
Lebih terperinciSidang Tugas Akhir - Juli 2013
Sidang Tugas Akhir - Juli 2013 STUDI PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA DAN CRANK-NICHOLSON COMPARATIVE STUDY OF HEAT TRANSFER USING FINITE DIFFERENCE AND CRANK-NICHOLSON METHOD
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA KONDISI MESIN
BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN 4.1. KONDENSOR Penggunaan kondensor tipe shell and coil condenser sangat efektif untuk meminimalisir kebocoran karena kondensor model ini mudah untuk dimanufaktur dan terbuat
Lebih terperinciWATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian
1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 B-169 Studi Numerik Peningkatan Cooling Performance pada Lube Oil Cooler Gas Turbine yang Disusun Secara Seri dan Paralel dengan Variasi Kapasitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering Sebuah penelitian dilakukan oleh Pearlmutter dkk (1996) untuk mengembangkan model
Lebih terperinciPerpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02
MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENGERINGAN BIJI KOPI BERDASARKAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA SOLAR DRYER
KARAKTERISTIK PENGERINGAN BIJI KOPI BERDASARKAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA SOLAR DRYER Endri Yani* & Suryadi Fajrin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas Kampus Limau Manis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber daya energi dalam jumlah yang cukup melimpah. Letak Indonesia yang berada pada daerah khatulistiwa, maka
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator
BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR 3.1. Perencanaan Modifikasi Evaporator Pertumbuhan pertumbuhan tube ice mengharuskan diciptakannya sistem produksi tube ice dengan kapasitas produksi yang lebih besar, untuk
Lebih terperinciMARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K.
KALOR Dosen : Syafa at Ariful Huda, M.Pd MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pemenuhan nilai tugas OLEH : MARDIANA 20148300573 LADAYNA TAWALANI M.K. 20148300575 Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang
PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL Fajar Sidik Irianto 1*, M.Dzulfikar 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang
Lebih terperinciStudi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-18 Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF Akhmad Syukri Maulana dan
Lebih terperinciLingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP
RANCANG BANGUN ALAT PENGERING IKAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA PLAT GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN CYCLONE UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS ALIRAN UDARA PENGERINGAN Lingga Ruhmanto Asmoro NRP. 2109030047 Dosen
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH
PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH Bi Asngali dan Triyono Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciSujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48
PENGARUH SIRIP CINCIN INNER TUBE TERHADAP KINERJA PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER Sujawi Sholeh Sadiawan 1), Nova Risdiyanto Ismail 2), Agus suyatno 3) ABSTRAK Bagian terpenting dari Heat excanger
Lebih terperinciStudi Eksperimen Distribusi Temperatur Nyala Api Kompor Bioetanol Tipe Side Burner dengan Variasi Diameter Firewall
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-1 Studi Eksperimen Distribusi Temperatur Nyala Api Kompor Bioetanol Tipe Side Burner dengan Variasi Diameter Firewall R.R. Vienna Sona Saputri Soetadi dan Djoko
Lebih terperinciHEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL
HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL KELOMPOK II BRIGITA O.Y.W. 125100601111030 SOFYAN K. 125100601111029 RAVENDIE. 125100600111006 JATMIKO E.W. 125100601111006 RIYADHUL B 125100600111004
Lebih terperinciANALISA ISOLATOR PIPA BOILER UNTUK MEMINIMALISIR HEAT LOSS SALURAN PERMUKAAN PIPA UAP PADA BOILER PABRIK KRUPUK YARKASIH
ANALISA ISOLATOR PIPA BOILER UNTUK MEMINIMALISIR HEAT LOSS SALURAN PERMUKAAN PIPA UAP PADA BOILER PABRIK KRUPUK YARKASIH Fashfahish Shafhal Jamil 1*, Qomaruddin 1, Hera Setiawan 2 Program Studi Teknik
Lebih terperinciPengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger
Pengaruh Tebal Isolasi Thermal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger (Ekadewi Anggraini Handoyo Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen
Lebih terperincisteady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu
Konduksi Tunak-Tak Tunak, Persamaan Fourier, Konduktivitas Termal, Sistem Konduksi-Konveksi dan Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh Marina, 006773263, Kelompok Kalor dapat berpindah dari satu tempat
Lebih terperinciANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN
Flywheel: Jurnal Teknik Mesin Untirta Vol. IV, No., April 208, hal. 34-38 FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepagejurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN
Lebih terperinciTugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap
BAB III METODE PENELETIAN Metode yang digunakan dalam pengujian ini dalah pengujian eksperimental terhadap alat destilasi surya dengan memvariasikan plat penyerap dengan bahan dasar plastik yang bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama dalam penyimpanannya membuat salah satu produk seperti keripik buah digemari oleh masyarat. Mereka
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Penyejuk Udara Menggunakan Termoelektrik dan Humidifier
Rancang Bangun Sistem Penyejuk Udara Menggunakan Termoelektrik dan Humidifier Irnanda Priyadi #1, Khairul Amri Rosa #2, Rian Novriansyah #3 #1,2,3 Program Studi Teknik Elektro, Universitas Bengkulu Jalan
Lebih terperinciStudi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) B-316 Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger) Ahmad Zaini dan
Lebih terperinciPENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN
PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN Oleh : Eddy Afrianto Evi Liviawaty i DAFTAR ISI PENDAHULUAN PROSES PENURUNAN KESEGARAN IKAN PENDINGINAN IKAN TEKNIK PENDINGINAN KEBUTUHAN ES PENGGUNAAN ES
Lebih terperinciLABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
i KONDUKTIVITAS TERMAL LAPORAN Oleh: LESTARI ANDALURI 100308066 I LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 ii KONDUKTIVITAS
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU DAN JENIS WADAH PEMASAKAN TERHADAP KOMPONEN MAKANAN DALAM GUDEG
PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411-4216 PENGARUH WAKTU DAN JENIS WADAH PEMASAKAN TERHADAP KOMPONEN MAKANAN DALAM GUDEG Yohanes Sudaryanto, Lydia Felycia, Henny R, Yuliana
Lebih terperinciKarakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas
Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas Azridjal Aziz Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara
1 Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara Afrizal Tegar Oktianto dan Prabowo Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciPENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB
No. 31 Vol. Thn. XVI April 9 ISSN: 854-8471 PENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB Endri Yani Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciSIFAT ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM PADI DENGAN VARIASI RESIN DAN UKURAN PARTIKEL
SIFAT ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM PADI DENGAN VARIASI RESIN DAN UKURAN PARTIKEL 1 Sri Handani, 1 Iwan Aprion, 1 Sri Mulyadi dan 2 Elvis Adril 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas 2 Politeknik Padang
Lebih terperinciPerancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-132 Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin Anson Elian dan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE
Studi Eksperimental Pengaruh Perubahan Debit Aliran... (Kristian dkk.) STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE Rio Adi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PSIKROMETRI Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian udara.
Lebih terperinciAnalisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM Vol. 4 No.1. April 2010 (7-15) Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap I Gst.Ketut Sukadana, Made Sucipta & I Made Dhanu
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN.
BAB III PERANCANGAN 3.1 Beban Pendinginan (Cooling Load) Beban pendinginan pada peralatan mesin pendingin jarang diperoleh hanya dari salah satu sumber panas. Biasanya perhitungan sumber panas berkembang
Lebih terperinciANALISA BAHAN ISOLASI PIPA SALURAN UAP PANAS PADA BOILER UNTUK MEMINIMALISASI HEAT LOSS. Muntolib**) dan Rusdiyantoro*)
ANALISA BAHAN ISOLASI PIPA SALURAN UAP PANAS PADA BOILER UNTUK MEMINIMALISASI HEAT LOSS Muntolib**) dan Rusdiyantoro*) Abstrak Uap panas merupakan sumber utama dalam mengolah produksi, aliran pipa uap
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini terus dilakukan beberapa usaha penghematan energi fosil dengan pengembangan energi alternatif yang ramah lingkungan. Salah satunya yaitu dengan pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak. Bentuk dari energi alternatif yang saat ini banyak dikembangkan adalah pada
Lebih terperinciLAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal
64 LAMPIRAN I Tes Hasil Belajar Observasi Awal 65 LAMPIRAN II Hasil Observasi Keaktifan Awal 66 LAMPIRAN III Satuan Pembelajaran Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Pokok bahasan : Kalor Kelas/Semester
Lebih terperinciKINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR
KINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR I Wayan Sugita Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail
Lebih terperinciAnalisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa Bagus Cahyo Juniarso,
Lebih terperinciAnalisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 4 No.2. Oktober 2010 (88-92) Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip Made Sucipta, I Made Suardamana, Ketut Astawa Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU
PENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU Sudarno i 1 Abstract : Pengaturan tinggi beban yang kurang tepat merupakan salah satu penyebab rendahnya efisiensi pada kompor
Lebih terperinciRANCANG BANGUN EVAPORATIVE COOLING
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 12 No. 1 Januari 2016; 24-29 RANCANG BANGUN EVAPORATIVE COOLING Sunarwo Program Studi Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang Jl.Prof Soedarto,
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air
Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan. Metode pengawetan dengan cara pengeringan merupakan metode paling tua dari semua metode pengawetan yang ada. Contoh makanan yang mengalami proses pengeringan ditemukan
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL POLA PENDINGINAN IKAN DENGAN ES PADA COLD BOX. Rikhard Ufie *), Stevy Titaley **), Jaconias Nanlohy ***) Abstract
KAJI EKSPERIMENTAL POLA PENDINGINAN IKAN DENGAN ES PADA COLD BOX Rikhard Ufie *), Stevy Titaley **), Jaconias Nanlohy ***) Abstract The research was conducted to study the characteristic of chilling of
Lebih terperinciBeton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam
Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam Arie hadiwinata, Triwulan dan Pujo Aji Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama
38 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah pembuatan alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi
Lebih terperinciPEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI
PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998 KATA PENGANTAR Upaya para nelayan dalam mempertahankan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. buah dan sayur termasuk produk yang cepat rusak (perishable).
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bersama, kita kaya sekali akan berbagai macam buah dan sayur. Hampir di setiap daerah menghasilkan komoditas ini, bahkan di beberapa daerah mempunyai
Lebih terperinciKAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN
KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN Nama : Arief Wibowo NPM : 21411117 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi Pasteurisasi ialah proses pemanasan bahan makanan, biasanya berbentuk cairan dengan temperatur dan waktu tertentu dan kemudian langsung didinginkan secepatnya. Proses
Lebih terperinci