Bagian II. Himne dan Musik Gereja

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bagian II. Himne dan Musik Gereja"

Transkripsi

1 Bagian II. Himne dan Musik Gereja Himne tidak dapat dipisahkan dari musik dan nyanyian, sebab himne adalah bagian dari keduanya. Di dalam bagian 2 ini penulis akan memaparkan beberapa teori yang berkaitan dengan himne. Dimulai dari Musik abad pertengahan, Zaman renaissance, Nyanyian Gregorian, Himne secara umum, dan Nyanyian jemaat dan perkembangannya. 2.1 Musik abad Pertengahan Pada abad pertengahan biasanya musik dikaitkan dengan kejatuhan Romawi, tetapi ada juga yang berpendapat bahwa musik abad pertengahan ini dimulai sejak adanya perubahan besar di dalam kebudayaan klasik Yunani maupun Romawi. Di dalam abad ini, tidak saja terdapat dua gaya musik yang digolongkan berdasarkan keindahan dan bentuk lahirnya, tetapi juga menurut perkembangannya. Bentuk musik yang terkenal di dalam abad ini, yakni drama liturgi, tipe litani atau berbalasan dalam ibadah, tipe sekuensi, kanzone, dan rondo. Selain itu juga mulai berkembang sekolah-sekolah musik, organum baru dan perkembangan notasi musik. 1 Di dalam abad pertengahan ini, para sarjana musik mulai menelusuri proses berkembangnya nyanyian dari tradisi Kristen abad ke 1 sampai ke 3. Sehingga ditemukan beberapa bentuk nyanyian yang telah mengalami perubahan, yakni: 2 a. Kantilasi atau nyanyian yang dimulai dengan satu nada dan diakhiri dengan beberapa nada lainnya. Biasa digunakan dalam pembacaan Alkitab, b. Mazmur Responsori atau mazmur yang dinyanyikan oleh penyanyi solo sebagai refrein atau respon terhadap ayat-ayat yang lain, c. Mazmur Alleluia, dinyanyikan jemaat di antara setiap mazmur yang dinyanyikan oleh solois, d. Mazmur Antiphonal, yang biasanya dinyanyikan oleh solois dan jemaat secara bergantian dan bersahutan, e. Tractus, mazmur yang dinyanyikan sesudah pembacaan alkitab, dan f. Jubilus, sebuah melodi melismatik tanpa kata-kata. 1 Karl Edmund, Sejarah Musik Jilid 1, (Jogjakarta: Pusat Musik Liturgi, 1991), 5. 2 Rhoderick J. McNeil, Sejarah Musik 1: Musik Awal...,

2 2.2 Zaman Renaissance Zaman Renaissance ialah zaman sesudah abad pertengahan. Kata Reniassance sendiri berarti kembali lahir (lahir kembali). Ada beberapa pertumbuhan yang penting sebagai kelahiran kembali atau renaissance musik: 3 1. Pertumbuhan musik sekuler, 2. Pertumbuhan musik instrument, 3. Pertumbuhan opera, dan 4. Pertumbuhan musik gereja protestan. Periode ini ditandai dengan bangkitnya aktivitas intelektual dan seni. Dalam arti religius, reformasi yang mencapai klimaksnya oleh Marthin Luther sangat penting baik secara teologis maupun secara musikal bagi seluruh pengikut aliran ini. Pada masa itu orang-orang Kristen menyadari kebenaran dari suatu hubungan pribadi dengan Allah melalui Iman di dalam Yesus Kristus. Jemaat menyanyikan lagu-lagu pujian dan paduan suara yang merupakan suatu kekuatan dalam gerakan baru. 4 Paling kurang ada dua faktor penting, yang tidak dapat dipisahkan dari periode ini yakni percetakan musik polifonik dan dukungan dari para bangsawan yang berpendidikan yang membutuhkan hiburan. 5 Perkembangan baru dalam periode ini adalah musik instrumental Nyanyian Gregorian Pada awal abad ke 7 Paus Gregorius Agung mengumpulkan lagu-lagu yang sudah ada dan menambah sejumlah lagu yang baru. Nyanyian gregorian berhubungan erat dengan Paus Gregorius. Dalam abad-abad pertengahan Paus Gregorius ( ), memasukan cara bernyanyi secara gregorian dalam ibadah jemaat. Sampai dengan saat ini masih digunakan oleh Gereja Katolik Roma. 7 Notasi musik gregorian sendiri mulai muncul pada tahun 590 yang dikenal dengan istilah notasi gregori. Kidung-kidung Gregorian dipelajari melaluimetode viva voce. Viva voce yakni menyanyi dengan mengulangi contoh secara lisan. 8 Anotasi asli musik gregorian menggunakan neume, yaitu tanda-tanda kecil di atas teks 3 Amir Pasaribu, Riwayat Musik dan Musisi, (Jakarta: Gunung Mulia, 1953), Paul Westermeyer, Te Deum The Church and Music (Minneapolis: Superstock Inc, 1998), Rhoderick J. McNeil, Sejarah Musik 1: Sejak masa Yunani Kuno...,11 6 Ibid., J.L Ch. Abineno, Unsur-unsur Liturgi (Jakarta: Gunung Mulia, Cetakan 11), Lastiko Runtuwene: MENGENAL MUSIK GREGORIAN. (Bahan pelatihan/kursus Musik Liturgi Gereja KatolikUntuk para Suster di Postulat dan Novisiat JMJ Tomohon). diunduh 07 September Pukul 15.00WIB 2

3 untuk menunjukkan not-not dalam musik. Neume berasal dari simbol-simbol dalam bahasa Yunani. 9 Di dalam nyanyian gregorian, berkembang tradisi Cantus Planus Gregoria yang adalah tradisi utama cantus yang begitu kaya yang nampak dalam naskah pada abad 11 sampai abad ke 14. Pada awalnya lagu-lagu gregorian, merupakan nyanyian sederhana selama pemerintahan Paus Gregorius Agung. Lagu-lagu ini sangat berbeda dengan bentuk musik modern Nyanyian Jemaat dan Perkembangannya Nyanyian jemaat merupakan salah satu unsur yang paling penting di dalam ibadah, bahkan gereja mula-mula memulai ibadah dengan nyanyian. Dalam buku, Unsur-unsur Liturgi, yang ditulis oleh Abineno dikatakan bahwa nyanyian jemaat hendaknya dinyanyikan seluruhnya, sebab tiap-tiap nyanyian merupakan satu kesatuan tidak baik dibagi hanya menjadi beberapa bagian. Nyanyian jemaat merupakan bentuk pujian yang melantunkan syair-syair yang berisi kata-kata. 11 Salah satu perhatian gerakan Reformasi yang lain dan positif adalah membuka keberbagaian nyanyian jemaat untuk dinyanyikan dalam liturgi. Bagi reformasi, mazmurmazmur dan kidung-kidung rohani itu penting di dalam ibadah. Bahkan Luther memakai mazmur untuk dinyanyikan secara gregorian dalam ibadah. Pada awalnya mazmur dan nyanyian rohani dinyanyikan dalam bahasa latin, kemudian dalam bahasa Jerman, tetapi setelah nyanyian gregorian yang ada tidak lagi dinyanyikan dengan menggunakan bahasa Jerman. tetapi dengan menggunakan bahasa pribumi atau bahasa sehari-hari. 12 Nyanyian jemaat merupakan pencerminan dari vitalitas spiritual suatu jemaat serta merupakan respon jemaat terhadap anugerah yang telah diberikan Tuhan, nyanyian merupakan bentuk pujian yang melantunkan syair-syair yang berisi kata-kata rohani. Nyanyian jemaat hanyalah dapat berfungsi secara optimal dalam kehidupan peribadatan umat Kristen bila warga gereja memiliki pemahaman yang baik mengenai musik. Agastya, mengatakan, mazmur merupakan salah satu nyanyian jemaat yang tertua usianya. Kata Mazmur dalam bahasa Yunani psalmol yang berarti dentingan senar harpa. Dua tema umum yang dominan dalam kitab mazmur adalah tema kematian dan kelahiran kembali. 9 Vor Homer, Bagaimana Awalnya Viagra Ditemukan?: Meliputi Musik dan Puisi dan Kesusastraan (Jakarta Selatan: PT. Cahaya Insan Suci), Don G. Campbell, Efek Mozart (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), J.L Ch. Abineno, Unsur-unsur Liturgi..., Rasid Rachman, Pembimbing ke dalam Sejarah Liturgi (Jakarta: BPK Gunung mulia, 2012),

4 2.5 Himne secara umum Himne pada awalnya digunakan oleh bangsa Yunani dan Romawi kuno, sebagai sebuah tanda penghormatan kepada dewa. Namun, orang Kristen mula-mula menggunakannya sebagai pujian kepada Tuhan. Dalam bahasa inggris kata hymn artinya nyanyian pujian 13 sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata himneadalah nyanyian yang berisi pujian untuk Tuhan/ dewa; sekarang juga untuk lembaga atau instansi tertentu. 14 Himne sangat berperan penting dalam liturgi. Menurut Proclus, himne adalah gubahan nyanyian untuk mengiringi khitara, dalam hal ini berhubungan dengan pengorbanan. Sedangkan menurut Plato, himne adalah lagu penguburan dan lagu-lagu penyembahan.himne termasuk dalam lagu atau nyanyian. Yang membedakannya dengan lagu yakni adanya vuga dalam artian bahwa himne adalah nyanyian dengan pola yang sudah tersusun dengan rapi, sehingga orang bebas mengubahnya dengan menambahkan beberapa suara yang dianggap perlu dan biasanya terdiri dari empat (4) suara. Himne terdiri dari dua (2) jenis yakni monophonik (satu suara) dan poliphonik (beberapa suara). Monophonik Latin atau Satu Suara 15 Himne latin disusun berdasarkan bait dengan teks puitis berirama dan sebagian besar terdiri atas beberapa suku kata tersendiri. Himne bait muncul di barat pada abad ke 4. Menurut St. Augustin, kebiasaan menyanyikan himne dan mazmur dimulai pada tahun 386. Pada abad ke 6 hymne ditetapkan khusus dalam acara atau waktu resmi.himne memiliki peran penting dalam liturgi Celtic. Pada abad pertengahan Gneuss menyebut kumpulan hymne pada abad pertengahan sebagai Old Hymnal (OH) dan himne pada manuskrip abad ke 8 sebagai Frankish Hymnal (FH) dari utara sampai barat Perancis dan dari selatan sampai barat Jerman. Gabungan kedua kumpulan hymne tersebut kemudian dikenal sebagai New Hymnal (NH).NH menjadi standar perbendaharaan hymne di Eropa dan Inggris. Poliponik atau banyak suara 16 Latar belakang munculnya poliponik atau beberapa suara dari hymne latin dibawa oleh Vespers. Selama abad 15 hal ini menjadi fokus khusus bagi mereka yang 13 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia, 1975), J. S Badudu dan Sutan Muhammad Zain, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka Cetakan kedua, 1989), John Tyrral, The New GroveDictionary Of Music..., John Tyrral, The New GroveDictionary Of Music...,23. 4

5 didesain untuk digunakan termasuk motet 17 yang digunakan dari semua bagian teks hymne.pada abad ke 16, hal yang paling penting adalah perkembangan yang hadir dari sekumpulan nomor siklus dari para pengarang.dua koleksi yang paling penting diperbanyak di Jerman selama periode Wiitenberg. Di dalam himne, kita mengenal irama dan melodi yang merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan. Kidung pujian himne sebenarnya digunakan untuk menyebutkan semua jenis kidung pujian Kristen. Harvey B. Mark berpendapat bahwa himne merupakan salah satu bentuk syair sakral yang ekspresif, yang berbicara mengenai pengabdian, pengalaman spiritual maupun kebenaran religius. Fungsi himne bagi jemaat adalah untuk memberikan kesempatan kepada jemaat mengidentifikasikan dirinya dengan pengalaman iman, untuk menikmati pengalaman spiritual serta untuk mengalami bimbingan kasih Allah. Himne juga mengajarkan kepada jemaat mengenai pokok-pokok ajaran kristen. 18 Keterkaitan musik gereja dalam sejarah gereja merupakan bentuk perkembangan yang begitu panjang. Pada awal perkembangan kekristenan mula-mula, mereka sudah berani memunculkan himne. Himne merupakan syair-syair yang berpatokan pada nyanyian mazmurmazmur, namun ketika musik gereja telah memasuki gereja-gereja lokal yang terjadi adalah adanya penyesuaian dahulu karena dalam perkembangan dan sejarah gereja, mereka lebih senang memakai nyanyian dan paduan suara yang dianggap sangat penting. 19 Dalam era kekristenan awal, menyanyikan mazmur merupakan suatu warisan berharga dalam perkembangan nyanyian jemaat. Nyanyian mazmur diwariskan semenjak masa Perjanjian Lama hingga masa Kristus. Gereja mula-mula diyakini melestarikan tradisi bernyanyi mazmur secara artifonal yakni berbalasan antara Imam dengan jemaat atau dengan paduan suara. Isi syair dari mazmur mencerminkan konsep dasar tentang Allah dan nilai-nilai moral-nya. Pada abad ke 6 berkembang ragam himne yang disebut dengan kontakion yang terdiri dari sebuah intruduksi pendek yang diikuti oleh delapan belas (18) hingga tiga puluh (30) bait struktur yang seragam serta ditutup dengan sebuah bagian refrein. Pada abad ke 7, Paus Gregorius melakukan revisi terhadap beberapa melodi lagu lama dan bahkan membuatnya menjadi lebih ekspresif. Paus Gregorius juga menciptakan suatu sistem tangga 17 Berasal dari mot yang dalam bahasa perancis artinya kata 18 Agastya Rahma Listya, Nyanyian Jemaat dan Perkembangannya (Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 1999), Ibid., 13. 5

6 nada baru yang lebih memberikan peluang bagi para pengubah lagu periode berikutnya untuk menggali musik secara lebih optimal. 20 Selanjutnya pada abad ke 18 perkembangan himne Yunani memiliki bentuk yang lebih panjang dan lebih rumit yang dikenal sebagai canon. 2.6 Kesimpulan Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, himne sebenarnya sudah mulai diperkenalkan sejak zaman Yunani Kuno dan Romawi bahkan sudah dinyanyikan sebagai nyanyian pujian kepada dewa-dewa Yunani. Hanya saja himne mulai digunakan oleh gerejagereja sejak masa kekristenan awal. Para pemusik juga sepakat kalau himne tidak saja merupakan pujian kepada dewa-dewa tetapi juga kepada Tuhan. Syair-syair hymne biasanya berisi ajaran-ajaran Kristen. 20 Agastya Rahma Listya, Nyanyian Jemaat...,

HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. Bagian I. Pendahuluan

HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. Bagian I. Pendahuluan HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah (Suatu Kajian Sosio-Teologis mengenai Pemahaman Jemaat GMIT Kota Baru tentang Himne GMIT) Bagian I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum,

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. pada Bab 2 dan sistematika penulisan skripsi ini.

Bab 1 Pendahuluan. pada Bab 2 dan sistematika penulisan skripsi ini. Bab 1 Pendahuluan 1.1. Pendahuluan Penyelenggaraan sebuah ibadah Kristen identik dengan praktek nyanyian dan musik, meskipun keduanya tidak selalu ditemukan dalam ibadah Kristen. Nyanyian dan musik menjadi

Lebih terperinci

Bab 4. Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan

Bab 4. Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan Bab 4 Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan 4.1. Pendahuluan Pada bab ini penulis akan menyampaikan hasil tinjauan kritis atas penelitian yang dilakukan di GKMI Pecangaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1520. 1 Masa awal Renaisans sering disebut masa aliran Netherland, oleh BAB II LANDASAN TEORI A. Komposisi Vokal Akapela Tahun 1450-1600, dalam sejarah musik sering disebut era Renaisans, suatu istilah

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bernyanyi menjadi bagian yang penting dalam rangkaian peribadahan. Peribadahan-peribadahan yang dilakukan di gereja-gereja Protestan di Indonesia mempergunakan

Lebih terperinci

MUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan

MUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan MUSIK DAN MISI Oleh Florentina Wijayani Kusumawati 21 Pendahuluan Tidak dapat disangkal bahwa musik merupakan bagian integral dalam ibadah Kristen. Peranan dan pengaruh musik dalam ibadah tidak dapat disepelekan.

Lebih terperinci

MEMAHAMI NYANYIAN JEMAAT SEBAGAI SENTRAL MUSIK GEREJA APA DAN BAGAIMANA? Rohani Siahaan PENDAHULUAN

MEMAHAMI NYANYIAN JEMAAT SEBAGAI SENTRAL MUSIK GEREJA APA DAN BAGAIMANA? Rohani Siahaan PENDAHULUAN MEMAHAMI NYANYIAN JEMAAT SEBAGAI SENTRAL MUSIK GEREJA APA DAN BAGAIMANA? Rohani Siahaan sttjaffraymakassar@yahoo.co.id PENDAHULUAN Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan. Menyanyilah bagi Tuhan, hai segenap

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu.

GLOSSARIUM. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu. GLOSSARIUM Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu. Alliteration, yaitu teknik pengulangan bunyi awal yang sama secara berturutturut. Ambitus (range ),

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah minggu di GKMI Salatiga dari perspektif psikologis dan teologis di atas maka penulis menyimpulkan

Lebih terperinci

Bab 2 Nyanyian dan Musik Gerejawi dalam Ibadah Kristen

Bab 2 Nyanyian dan Musik Gerejawi dalam Ibadah Kristen Bab 2 Nyanyian dan Musik Gerejawi dalam Ibadah Kristen 2.1. Pendahuluan Kehadiran nyanyian dan musik di dalam sebuah ibadah Kristen bukan suatu hal yang mengherankan. Nyanyian dan musik digunakan sejak

Lebih terperinci

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih Bab 5 Penutup 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang penulis sampaikan pada bab 4 tentang praktek nyanyian dan musik gereja di GKMI Pecangaan dalam peribadatan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman Mesir kuno bahkan sebelumnya, manusia sudah mengenal seni musik dan seni syair. Keduanya bahkan sering dipadukan menjadi satu untuk satu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas beribu pulau tersebar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman

Lebih terperinci

MENGENAL MUSIK GREGORIAN

MENGENAL MUSIK GREGORIAN MENGENAL MUSIK GREGORIAN Oleh: Lastiko Runtuwene (Bahan pelatihan/kursus Musik Liturgi Gereja Katolik Untuk para Suster di Postulat dan Novisiat JMJ Tomohon) Tetapi hendaknya diusahakan, supaya kaum beriman

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. perkembangan lagu atau musik dalam Gereja Katolik sungguh sangat pesat di

BAB IV PENUTUP. perkembangan lagu atau musik dalam Gereja Katolik sungguh sangat pesat di BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dengan adanya pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan lagu atau musik dalam Gereja Katolik sungguh sangat pesat di zaman sekarang. Dengan adanya lagu-lagu

Lebih terperinci

Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja

Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja RD.Sridanto Aribowo, MA.Lit Temu paguyuban organis Gereja Keuskupan Agung Jakarta Rawamangun, 20 Juli 2013 AJARAN GEREJA TENTANG MUSIK

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN

@UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Ibadah atau ibadat berasal dari kata bahasa Arab, yaitu ebdu atau abdu yang sejajar dengan arti kata dalam bahasa Ibrani, abodah yang artinya sebuah pengabdian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer,

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer, BAB I PENDAHULUAN I. PERMASALAHAN I.1. Masalah Ibadah adalah salah bentuk kehidupan bergereja yang tidak terlepas dari nyanyian gerejawi. Nyanyian di dalam sebuah ibadah mempunyai beberapa fungsi yang

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan UKDW

BAB I. Pendahuluan UKDW BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini banyak gereja mencoba menghadirkan variasi ibadah dengan maksud supaya ibadah lebih hidup. Contohnya dalam lagu pujian yang dinyanyikan dan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. mempunyai kepercayaan agama. Agama apapun mengajarkan bahwa kita harus

BAB IV PENUTUP. mempunyai kepercayaan agama. Agama apapun mengajarkan bahwa kita harus BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Penyembahan merupakan hal yang harus dilakukan oleh manusia yang mempunyai kepercayaan agama. Agama apapun mengajarkan bahwa kita harus tunduk, menghargai, menghormati, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harapan menjadi salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam hidup manusia, baik harapan kepada Tuhan maupun kepada manusia. Kepercayaan religius dan spiritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Ia merupakan bagian dari kesenian atau keindahan yang dihasilkan melalui media bunyi atau suara. Suara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan Kekuatan Dan Mazmurku merupakan salah satu lagu yang diciptakan oleh Theodora Sinaga. Theodora Sinaga adalah salah satu pencipta lagu yang ada di kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, musik merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan peribadatan. Pada masa sekarang ini sangat jarang dijumpai ada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbedaan pandangan mengenai masalah iman dan perbuatan dalam hubungannya dengan keselamatan memang sudah ada sejak dulu kala 1. Pada satu pihak, ada orang

Lebih terperinci

Kebangkitan: Paskah Easter? atau Buah Pertama?

Kebangkitan: Paskah Easter? atau Buah Pertama? Kebangkitan: Paskah Easter? atau Buah Pertama? Paskah Easter hari Minggu adalah puncak dari tahun religius bagi banyak orang. Banyak tradisi yang disukai yang terkait dengan hari raya ini. Paskah Easter

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA A. Persiapan Dalam mempersiapkan TAMG ini, langkah pertama yang dilakukan oleh penulis adalah dengan mengamati keadaan Gerakan Pemuda (GP) GPIB Tamansari

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Ibadah etnik merupakan salah satu bentuk ibadah yang memberi ruang bagi kehadiran unsurunsur budaya. Kehadiran unsur-unsur budaya yang dikemas sedemikian rupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah yang sejati seperti yang ditegaskan oleh Rasid Rachman 1 sebagai refleksinya atas Roma 12:1, adalah merupakan aksi dan selebrasi. Ibadah yang sejati tidak

Lebih terperinci

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007 7 Tabel kerangka berpikir II 6 4. Mengamati kekurangan & kelebihan penyanyi rohani lain. Antara lain, Nikita, Finna Arifin, Martha, Dhemy & Stacie Orrico Tabel kerangka berpikir I 5 1.4 MAKSUD DAN TUJUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Simon Petrus memiliki nama Ibrani Simeon tetapi dalam Terjemahan Baru Indonesia (TBI) semua menjadi Simon. Mungkin, seperti banyak pada orang Yahudi dipakainya juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2000), hal.2. 1 Emanuel Gerit Singgih, Berteologi dalam Konteks (Jakarta: BPK Gunung Mulia,

BAB I PENDAHULUAN. 2000), hal.2. 1 Emanuel Gerit Singgih, Berteologi dalam Konteks (Jakarta: BPK Gunung Mulia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kontekstualisasi ajaran Kristen dalam kehidupan bergereja di Indonesia merupakan isu yang selalu hangat dibicarakan. Kontekstualisasi menjadi isu yang penting karena

Lebih terperinci

STUDI TENTANG MUSIK (NYANYIAN) IBADAT HARIAN PADA KOMUNITAS SUSTERAN KANOSSIAN DI KAPELA BIARA CANOSSA TOFA- MAULAFA KUPANG

STUDI TENTANG MUSIK (NYANYIAN) IBADAT HARIAN PADA KOMUNITAS SUSTERAN KANOSSIAN DI KAPELA BIARA CANOSSA TOFA- MAULAFA KUPANG STUDI TENTANG MUSIK (NYANYIAN) IBADAT HARIAN PADA KOMUNITAS SUSTERAN KANOSSIAN DI KAPELA BIARA CANOSSA TOFA- MAULAFA KUPANG SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad

BAB I PENDAHULUAN. Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad IV. Pada saat itu musik sudah masuk dalam unsur liturgi dan berfungsi sebagai sarana untuk

Lebih terperinci

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk berbudaya, karena itu manusia tidak dapat lepas dari budaya yang dianutnya. Suatu budaya memiliki nilai

Lebih terperinci

Bermadah Dengan Mazmur

Bermadah Dengan Mazmur Bermadah Dengan Mazmur A Asal-Usul Mazmur MAZMUR Ibrani: TEHILLIM = puji-pujian MIZMOR (Ibrani/PL) nyanyian dengan iringan Musik PSALMOI (Yunani/PB) kumpulan nyanyian yang diiringi dengan rebab Contoh

Lebih terperinci

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH PERSIAPAN - Umat bersaat teduh - Lonceng berbunyi - Penyalaan Lilin JEMAAT BERHIMPUN PANGGILAN

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Musik merupakan salah satu ragam seni yang cukup dekat dengan kehidupan manusia. Melalui musik manusia dapat mengekspresikan dirinya. Dalam perkembangannya, baik alat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti memiliki pengalaman dalam bermusik karena musik mampu menjangkau semua kalangan masyarakat

Lebih terperinci

UKDW. J. L. Ch. Abineno, Unsur-unsur liturgia yang dipakai gereja-gereja di Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014), h

UKDW. J. L. Ch. Abineno, Unsur-unsur liturgia yang dipakai gereja-gereja di Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014), h BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Musik merupakan sesuatu yang sudah melekat dalam diri manusia. Ada yang mengatakan bahwa jika dunia ini berjalan tanpa musik, itu sama saja dengan makanan tanpa garam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya di dunia manusia mengalami banyak peristiwa baik itu yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Terkadang beberapa

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila terutama pada sila yang pertama,

Lebih terperinci

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Allah Ingin Berbicara kepada Saudara Allah Berfirman dalam Berbagai-bagai Cara Bagaimana Kitab Allah Ditulis Petunjuk-petunjuk

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 3.1 Tema perancangan Tema perancangan yang di ambil dalam membangun fasilitas ibadat ini adalah Keimanan Kepada Yesus Kristus, dalam pengertian penciptaan suasana transendental

Lebih terperinci

MENGHADAP TUHAN ' Ber - nya - nyi - lah bi - du - an m u-da - m u-di,

MENGHADAP TUHAN ' Ber - nya - nyi - lah bi - du - an m u-da - m u-di, TATA IBADAH PERSIAPAN - Doa pribadi warga jemaat - Prokantor mengajarkan jemaat menyanyikan lagu-lagu baru - Para pelayan berdoa di konsistori UCAPAN SELAMAT DATANG AJAKAN BERIBADAH MENGHADAP TUHAN MENYANYI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah bukan hanya berkaitan dengan sebuah bernyanyi dan berdoa, nilai

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah bukan hanya berkaitan dengan sebuah bernyanyi dan berdoa, nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah adalah hal yang sangat umum dan sangat berkaitan erat dengan hidup kita keseharian. Ibadah juga memiliki makna yang sangat luas mengingat bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata musik berasal dari bahasa Yunani yaitu mousikē, 'seni Muses' yang berarti seni suara yang dapat menghasilkan komposisi yang seimbang melalui unsur-unsur yang terdapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI Dalam bab ini berisi tentang analisa penulis terhadap hasil penelitian pada bab III dengan dibantu oleh teori-teori yang ada pada bab II. Analisa yang dilakukan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan keberadaannya. Dari ajaran resmi yang dituangkan di dalam Pokok-

BAB I PENDAHULUAN. dengan keberadaannya. Dari ajaran resmi yang dituangkan di dalam Pokok- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Identifikasi Permasalahan Sebagai salah satu penerus tradisi Gereja Reformasi, Gereja Kristen Jawa (GKJ) memiliki ajaran iman yang sangat mendasar sehubungan

Lebih terperinci

SEJARAH MUSIK DUNIA. A.Perkembangan Musik Dunia

SEJARAH MUSIK DUNIA. A.Perkembangan Musik Dunia SEJARAH MUSIK DUNIA Sejak abad ke-2 dan abad ke-3 sebelum Masehi, di Tiongkok da Mesir ada musik yang mempunyai bentuk tertentu. Dengan mendapat pengaruh dari Mesir dan Babilon, berkembanglah musik Hibrani

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. penyajiannya. Bentuk musikal dari laguada Kuasa dalam Pujian yang di

BAB IV PENUTUP. penyajiannya. Bentuk musikal dari laguada Kuasa dalam Pujian yang di 55 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Secara umum telah di dapatkan bahwa musik brass section pada Gereja Keluarga Allah Yogyakarta memiliki arti yang penting dalam peribadatan. Dengan format dan bentuk yang

Lebih terperinci

Prinsip Kepemimpinan Ul.1:9-18 Ev. Gito T.W.

Prinsip Kepemimpinan Ul.1:9-18 Ev. Gito T.W. Prinsip Kepemimpinan Ul.1:9-18 Ev. Gito T.W. Bulan Oktober kita merayakan hari Reformasi. Reformasi ini tidak hanya di dalam gereja, tetapi juga di dunia. Reformasi tidak terjadi di bidang tertentu saja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap manusia memerlukan orang lain untuk saling memberi dan menerima. Hal itu menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial sekaligus

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 07Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Pendidikan Agama Kristen Protestan PEKABARAN INJIL DI INDONESIA Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M. Istilah "Injil" berasal dari bahasa Arab Inǧīl, yang

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt. : Jemaat terkasih,

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Mengaryakan Pelayanan dan Kesaksian dengan Mewujudkan Kebebasan, Keadilan, Kebenaran dan Kesejahteraan bagi Sesama dan Alam Semesta (LUKAS 4:19) Minggu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum Emeritasi merupakan istilah yang tidak asing di telinga kita. Dalam dunia pendidikan kita mengetahui adanya profesor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang tema dan pemilihan repertoar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang tema dan pemilihan repertoar BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang tema dan pemilihan repertoar Resital adalah sebuah pertunjukan musik baik vokal maupun instrumen yang biasanya dibawakan oleh seorang penyaji. Resital dalam lingkup

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 05Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GERAKAN PEMBARUAN GEREJA Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. BAHAN KAJIAN Pengertian Gerakan Pembaruan Gereja (Reformasi Gereja).

Lebih terperinci

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kehidupan umat beragama tidak bisa dipisahkan dari ibadah. Ibadah bukan hanya sebagai suatu ritus keagamaan tetapi juga merupakan wujud respon manusia sebagai ciptaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEOLOGIS DAN REPERTOAR

BAB II KAJIAN TEOLOGIS DAN REPERTOAR BAB II KAJIAN TEOLOGIS DAN REPERTOAR Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai dua hal yaitu kajian deskriptif liturgi dan kajian repertoar. Kajian deskriptif akan memaparkan dasar litugi ibadah yang digunakan,

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA A. Persiapan Dalam mempersiapkan TAMG ini, langkah pertama yang dilakukan adalah menyusun liturgi ibadah. Proses penyusunan litugi ibadah diawali dengan

Lebih terperinci

SANTA LUSIA. Sejarah Santa Lusia

SANTA LUSIA. Sejarah Santa Lusia SANTA LUSIA Sejarah Santa Lusia Lusia lahir di Sirakusa, di pulau Sisilia, Italia pada abad ke-4. Orangtuanya adalah bangsawan Italia yang beragama Kristen. Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih kecil,

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK Latihan Lagu-lagu dan doa persiapan Pnt. : Selamat pagi/sore Jemaat yang terkasih di dalam Yesus Kristus, kita akan bersama-sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang kaya akan kebudayaan yang beraneka ragam. Kekayaan akan budaya ini tumbuh karena banyaknya suku atau etnis yang ada di bumi Nusantara.

Lebih terperinci

Pdt Gerry CJ Takaria

Pdt Gerry CJ Takaria Seberapa pentingkah Baptisan itu? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang dilatarbelakangi kebudayaan yang beranekaragam. Sebagai bangsa besar, Indonesia merupakan negara yang di kawasan nusantaranya

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN VOKAL GRUP PADA REMAJA DI BINA SENI VOKAL

PEMBELAJARAN VOKAL GRUP PADA REMAJA DI BINA SENI VOKAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah musik vokal sudah sangat tua. Bahkan beberapa ahli meyakini bahwa manusia sudah mulai menyanyi sebelum mereka mulai berkomunikasi dengan bahasa modern. Musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu adalah sesuatu yang difikirkan, dilakukan, diciptakan oleh manusia. Manusia adalah makhluk

Lebih terperinci

BAB IV Musik gamelan sebagai bagian dari Liturgi ibadah. ibadah, sehingga suasana dalam ibadah semakin semangat dan bergairah.

BAB IV Musik gamelan sebagai bagian dari Liturgi ibadah. ibadah, sehingga suasana dalam ibadah semakin semangat dan bergairah. BAB IV Musik gamelan sebagai bagian dari Liturgi ibadah Pemahaman Warga Jemaat terhadap musik gamelan dalam liturgi ibadah Liturgi ibadah sesungguhnya memerlukan kehadiran musik untuk mengiringi ibadah,

Lebih terperinci

Kitab Perjanjian Baru tidak memberikan informasi tanggal kelahiran Yesus sehingga pemunculan tanggal 25 Desember menimbulkan berbagai kontroversi

Kitab Perjanjian Baru tidak memberikan informasi tanggal kelahiran Yesus sehingga pemunculan tanggal 25 Desember menimbulkan berbagai kontroversi Kitab Perjanjian Baru tidak memberikan informasi tanggal kelahiran Yesus sehingga pemunculan tanggal 25 Desember menimbulkan berbagai kontroversi diantara kalangan Kristen sendiri. Darimana asal usul perayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki berbagai ragam kesenian dan kebudayaan. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki berbagai ragam kesenian dan kebudayaan. Bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai ragam kesenian dan kebudayaan. Bahkan hampir setiap daerah mempunyai kesenian khas daerahnya masing-masing. Menurut Suriasumantri

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI INKULTURASI MUSIK GAMELAN JAWA PADA MUSIK LITURGI DALAM EKARISTI DI GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS PUGERAN YOGYAKARTA

RINGKASAN SKRIPSI INKULTURASI MUSIK GAMELAN JAWA PADA MUSIK LITURGI DALAM EKARISTI DI GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS PUGERAN YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI INKULTURASI MUSIK GAMELAN JAWA PADA MUSIK LITURGI DALAM EKARISTI DI GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS PUGERAN YOGYAKARTA Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus Kristus, keempat injil ini adalah Injil Matius, Markus, Lukas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang musik tidak akan pernah ada habisnya, karena musik begitu melekat, begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik telah ada sejak sebelum Masehi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang permasalahan Dalam diri manusia terdapat dua element dasar yang sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian manusia. Element tersebut adalah rasio dan rasa.

Lebih terperinci

MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING?

MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING? MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak

Lebih terperinci

Tata Ibadah Umum I & II GKI Soka Salatiga Minggu, 17 September 2017 Pukul & WIB MELEPAS MAAF

Tata Ibadah Umum I & II GKI Soka Salatiga Minggu, 17 September 2017 Pukul & WIB MELEPAS MAAF Tata Ibadah Umum I & II GKI Soka Salatiga Minggu, 17 September 2017 Pukul 07.00 & 09.00 WIB MELEPAS MAAF PERSIAPAN Lonceng 1 kali, para pelayan kebaktian mempersiapkan diri dengan berdoa di konsistori.

Lebih terperinci

PL1 : Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, U : Raja yang besar atas seluruh bumi.

PL1 : Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, U : Raja yang besar atas seluruh bumi. PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng berbunyi. d. Penyalaan Lilin Kristus dan Pembacaan Pokok-pokok Warta Jemaat 1. MAZMUR PEMBUKA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEOLOGIS DAN REPERTOAR

BAB II KAJIAN TEOLOGIS DAN REPERTOAR BAB II KAJIAN TEOLOGIS DAN REPERTOAR A. Mars Gerakan Pemuda Di awal ibadah Gerakan Pemuda (GP), tepatnya sebelum saat teduh jemaat mengumandangkan lagu Mars Gerakan Pemuda yang bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dr. Harun Hadiwijono, Inilah Sahadatku, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), hlm. 12 2

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dr. Harun Hadiwijono, Inilah Sahadatku, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), hlm. 12 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sahadat atau Pengakuan Iman Rasuli adalah ringkasan isi dari iman kepercayaan Kristen. Sahadat ini disebut juga dengan Dua Belas Pengakuan Iman, karena di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak dahulu kala manusia telah mengenal musik, musik tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Musik sudah ditemukan sejak peradaban Yunani dan Romawi Kuno dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia hidup tidak selamanya berada dalam kondisi dimana semuanya berjalan lancar sesuai dengan apa yang direncanakan dan diingininya. Ada saat dimana muncul ketegangan-ketegangan

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI MINGGU. Minggu Pemuliaan Kristus

TATA IBADAH HARI MINGGU. Minggu Pemuliaan Kristus TATA IBADAH HARI MINGGU Minggu Pemuliaan Kristus 13 Mei 2018 TATA IBADAH PERSIAPAN Pengenalan / Latihan lagu-lagu untuk beribadah Doa para Presbiter di Konsistori Ucapan Selamat Datang P.2 Jemaat yang

Lebih terperinci

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di

Lebih terperinci

Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa

Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa III Berdoalah dengan Seorang Teman II Berdoalah dengan Keluarga Saudara III Berdoalah dengan Kelompok Doa II Berdoalah dengan Jemaat Pelajaran ini akan

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian mengenai perpaduan sastra dan musik dalam karya

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian mengenai perpaduan sastra dan musik dalam karya BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai perpaduan sastra dan musik dalam karya tulis ilmiah ini, terdapat beberapa kesimpulan dari awal mula perpaduan musik dan puisi itu muncul, kemudian

Lebih terperinci

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 25 JUNI 2017 Tema: PENGHARAPAN DI TENGAH RATAPAN JEMAAT BERHIMPUN

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 25 JUNI 2017 Tema: PENGHARAPAN DI TENGAH RATAPAN JEMAAT BERHIMPUN LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 25 JUNI 2017 Tema: PENGHARAPAN DI TENGAH RATAPAN PERSIAPAN - Umat bersaat teduh - Lonceng berbunyi - Penyalaan Lilin JEMAAT BERHIMPUN (Jemaat Berdiri)

Lebih terperinci

1 Hasan Sutanto, Homiletik: Prinsip dan Metode Berkhotbah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), hal

1 Hasan Sutanto, Homiletik: Prinsip dan Metode Berkhotbah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), hal Berkhotbah merupakan bentuk pelayanan yang penting dalam kehidupan bergereja. Dapat dikatakan bahwa semua teologi yang telah dipelajari ketika masuk dalam kehidupan bergereja akan bermuara di khotbah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alkitab merupakan Kitab Suci Agama Kristen

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alkitab merupakan Kitab Suci Agama Kristen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratu Ester merupakan sebuah kisah heroik seorang wanita yang dicatat dalam alkitab. 1 Kitab Ester mencatat garis besar perjalanan seorang wanita Yahudi keturunan

Lebih terperinci

RABU ABU SEBAGAI MOMENTUM AWAL MENGGANTUNGI DOA BAPA KAMI Oleh: Nurcahyo Teguh Prasetyo

RABU ABU SEBAGAI MOMENTUM AWAL MENGGANTUNGI DOA BAPA KAMI Oleh: Nurcahyo Teguh Prasetyo RABU ABU SEBAGAI MOMENTUM AWAL MENGGANTUNGI DOA BAPA KAMI Oleh: Nurcahyo Teguh Prasetyo Pengantar Singkat tentang Kalender Gerejawi Allah telah berkarya atas umatnya di dalam rangkaian waktu. Umat Allah

Lebih terperinci

WA H Y U 1 2. Pdt Gerry CJ Takaria

WA H Y U 1 2. Pdt Gerry CJ Takaria PEREMPUAN DAN NAGA WA H Y U 1 2 WAHYU 12:1-2 Seorang Perempuan sedang Mengandung Berselubung Matahari Bulan di bawah kakinya Mahkota dengan dua belas bintang ARTI DARI LAMBANG Perempuan melambangkan jemaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen

Lebih terperinci

Pnt. : Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata:

Pnt. : Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata: Tema : Keluarga : Bersatu Kita Teguh, Terpisah Pun Kita Kuat (1 Timotius 1 : 5) Sub Tema : Menghidupi Kasih Ibadah ini dikemas dalam bentuk ibadah keluarga. Oleh karena itu mohon diusahakan agar masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seringkali kita mendengar dan membaca bahwa negara kita yaitu negara Indonesia adalah negara yang beragama. Dikatakan demikian, karena pada umumnya setiap warga negara

Lebih terperinci

Minggu, 27 Oktober 2013

Minggu, 27 Oktober 2013 GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) TATA IBADAH HARI MINGGU XXIII SESUDAH PENTAKOSTA NUANSA MUDA Minggu, 27 Oktober 2013 PEMBERITA FIRMAN Pukul 18.00 WIB Pendeta Johny Alexander Lontoh (Ketua

Lebih terperinci