Bab 1 Pendahuluan. pada Bab 2 dan sistematika penulisan skripsi ini.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 1 Pendahuluan. pada Bab 2 dan sistematika penulisan skripsi ini."

Transkripsi

1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Pendahuluan Penyelenggaraan sebuah ibadah Kristen identik dengan praktek nyanyian dan musik, meskipun keduanya tidak selalu ditemukan dalam ibadah Kristen. Nyanyian dan musik menjadi salah satu dimensi penting untuk membuat jemaat berpartisipasi aktif dalam menghasilkan ibadah bagi Tuhan. Pada bab ini penulis akan menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan dasar penulisan skripsi ini antara lain latar belakang masalah yang mendasari penulisan, batasan masalah dalam melaksanakan penelitian dan penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode yang digunakan, signifikansi penulisan, tinjauan pustaka yang menjadi jendela teori pada Bab 2 dan sistematika penulisan skripsi ini Latar Belakang Masalah Iman Kristen adalah iman yang bernyanyi, sehingga jemaat yang bernyanyi menjadi satu bentuk yang paling penting dari penginjilan gereja. 1 Bernyanyi telah menjadi satu identitas yang melekat bagi umat Kristen. Dalam tiap peribadatan, baik ibadah rutin di hari Minggu maupun ibadah khusus, musik dan nyanyian jemaat tidak dapat dilepaskan dari dalamnya. Menurut James F. White, musik merupakan medium yang lebih ekspresif untuk menyampaikan intensitas perasaan melalui kepelbagaian kecepatan, pola titik nada, keras lembut, melodi dan ritme daripada kata-kata yang diucapkan. Nyanyian jemaat memberikan kesempatan bagi jemaat untuk mengekspresikan diri dalam ibadah. Nyanyian jemaat memiliki keuntungan khusus dalam memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mempersembahkan suara 1 Kenneth W. Osbeck, 101 Hymn Stories, (Michigan: Kregel Publication,1982), xi.

2 terbaik yang dapat diciptakan kepada Allah, ini tidak dapat diganti dengan usaha orang lain. Melalui musik atau nyanyian yang dilantunkan jemaat diantarkan untuk berintegrasi dalam persekutuan bersama Allah. David Ray mengutip pernyataan Agustinus yang berkata bahwa seseorang yang bernyanyi dengan baik atau indah sebenarnya ia berdoa dua kali, karena seseorang yang bernyanyi harus mengerti dan memahami apa yang sedang ia lakukan dalam bernyanyi. 2 Dengan pernyataan ini maka nyanyian jemaat dan musik merupakan aspek penting dalam peribadatan karena membantu jemaat untuk mengekspresikan perasaannya yang terdalam lewat tiap kata dalam lirik sebuah lagu. Pujian yang dilantunkan membawa tiap pribadi merasakan dan menyambut kehadiran Allah di tengah-tengah peribadatan. Dengan kata lain, ketika pujian yang dilantunkan tidak dapat mengekspresikan isi hati terdalam seseorang atau tidak dapat membawa jemaat kepada suasana ibadah yang bersemangat maka pujian ini hanya bersifat seremonial atau hanya bagian dari upacara yang terangkum dalam liturgi. Liturgi yang sebenarnya tidak hanya mengatur jalannya ibadah agar teratur tetapi harus mampu menyentuh emosi tiap jemaat, sehingga ini juga berkaitan dengan lagu pujian dan musik yang dipilih. 3 Di gereja masa kini, sentuhan kepada tiap jemaat menjadi satu penekanan penting dalam mengadakan peribadatan atau acara khusus yang merupakan program gereja. Jemaat yang tak jarang datang dengan membawa beban psikologis mengharapkan satu penyegaran iman dengan apa yang disajikan oleh gereja. Dengan realita ini, tuntutan bagi gereja masa kini adalah menyajikan suatu ibadah yang dirasa mampu memenuhi kebutuhan jemaat tanpa meninggalkan nilai-nilai kekristenan atau 2 David Ray, Gereja yang Hidup: Ide-ide Segar Menjadikan Ibadah Lebih Indah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), Manati I. Zega, Tiga Hal yang Dicari Jemaat di Gereja Anda,(Surakarta, 28 April 2009) dalam diakses tanggal 30 Januari 2012.

3 esensi utama yang ada dalam Injil. Gereja masa kini dituntut untuk senantiasa memperbarui diri guna memenuhi kebutuhan anggotanya sebagai jawaban atas tugas dan panggilannya. Pemenuhan kebutuhan ini dapat diberikan lewat pemilihan tematema yang berkaitan langsung dengan realita keseharian jemaat, penyajian khotbah yang tidak membosankan, variasi ibadah, dan penyajian musik gereja yang mampu mengekspresikan diri jemaat. Masalah yang banyak ditemui oleh gereja di masa kini adalah berpindahnya anggota jemaat yang ada di suatu gereja ke gereja yang lain dengan salah satu alasan tidak didapatinya rasa bersekutu dengan Allah yang intim lewat nyanyian jemaat dan musik gereja yang ditampilkan dalam ibadah. 4 Jemaat yang merasa kering ketika pujian yang dilantunkan tidak dapat mengekspresikan kerinduannya untuk beribadah dan tidak mampu menyentuh emosinya lebih memilih untuk mengikuti ibadah yang diadakan oleh gereja lain, yang dinilai lebih mampu mengakomodasi kebutuhannya untuk bersekutu bersama Allah. Permasalahan ini saya temukan juga di Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Pecangaan, yaitu banyaknya bangku yang kosong saat Ibadah Minggu. Permasalahan Musik Gereja memang tidak menjadi faktor utama berpindahnya jemaat GKMI Pecangaan ke gereja lain, tetapi salah satu hal yang menyebabkan Jemaat (terutama kaum muda yang telah menempuh pendidikan di luar kota) merasa lebih nyaman beribadah di gereja lain adalah rasa kurang mendapatkan sentuhan lewat pujian dan musik yang disajikan oleh gereja. GKMI Pecangaan yang merupakan bagian dari Sinode Muria, menggunakan buku pujian yang diakui dan dipakai oleh seluruh GKMI di Indonesia, yaitu Puji- Pujian Rohani 1 dan Puji-Pujian Rohani 2. Buku PPR 1 diterbitkan pertama kali 4 Winnardo Saragih, Misi Musik: Menyembah atau Menghujat Allah?, (Yogyakarta: Andi, 2008), 90.

4 tahun 1971, sedangkan PPR 2 diterbitkan tahun Selain itu, GKMI Pecangaan juga menggunakan lagu-lagu kontemporer rohani dalam ibadah Minggu yang terangkum dalam buku Pujian Bagi Kristus yang dicetak sendiri, dengan alasan untuk menjawab keinginan jemaat akan lagu-lagu segar dan tanggapan atas lagu-lagu himne di dalam PPR 1 dan PPR 2 yang kurang menyentuh. Seorang Pendeta di GKMI Pecangaan mengatakan bahwa nyanyian jemaat yang ada di dalam PPR 1 dan PPR 2 sudah tidak mampu mewakili kerinduan jemaat untuk memuji karena terjemahan yang kurang bisa dipahami oleh jemaat awam. Perihal pemilihan nyanyian jemaat, terjadi pertentangan antara jemaat tua yang masih mempertahankan PPR 1 dan PPR 2 dan jemaat muda yang menginginkan lagu pujian kontemporer rohani yang bersifat lebih dinamis dalam hal pola ritmik, progresi melodik, dan harmoniknya. Di sisi lain pengelolaan musik gereja yang hanya dipercayakan kepada satu orang membuat penyajian musik saat ibadah menjadi kering. Dalam penyajiannya, nyanyian jemaat hanya diiringi oleh satu orang pemain synthesizer yang telah berusia lebih dari lima puluh tahun. Melihat permasalahan di atas, sebagai salah seorang jemaat yang bertumbuh di GKMI Pecangaan saya merasa prihatin dan tertarik untuk menyusun skripsi ini dengan judul: Studi tentang Peran Nyanyian dan Musik Gerejawi di GKMI Pecangaan 1.3. Batasan Masalah Menyadari bahwa tema musik gerejawi memiliki cakupan yang luas, maka penulis membatasi penyusunan skripsi ini dalam ruang lingkup peran nyanyian

5 jemaat dan musik gerejawi dalam membangun suasana ibadah yang tepat atau inspiratif. Peran yang dimaksud adalah nyanyian dan musik yang mampu membawa jemaat ke dalam suasana beribadah yang tepat. Suasana ibadah yang tepat adalah suasana yang sesuai dengan unsur liturgi yang sedang dilalui, nyanyian dan musik gerejawi berperan untuk membawa jemaat menghayati unsur liturgi yang sedang dilalui. Dalam hal ini nyanyian adalah lagu pujian yang dipilih, sedangkan musik gerejawi yang dimaksud adalah penyajian musik ibadah yang mendukung nyanyian jemaat dalam peribadatan Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah penulisan skripsi ini sebagai berikut: Bagaimana peran nyanyian dan musik gerejawi di GKMI Pecangaan mampu membangun suasana ibadah yang tepat? 1.5. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Mendeskripsikan peran nyanyian dan musik gerejawi di GKMI Pecangaan dalam membangun suasana ibadah yang tepat Metodologi Dalam menulis skripsi ini penulis memilih metode kualitatif. Metode kualitatif adalah penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur

6 statistik atau bentuk hitungan lainnya. Ini sering diterapkan dalam penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, di samping juga peranan organisasi, pergerakan sosial dan hubungan timbal balik. 5 Jenis penelitian yang penulis lakukan untuk mendapatkan data pendukung penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia menyajikan data, menganalisis dan mengintepretasikan data. 6 Melalui metode kualitatif dengan penerapan penelitan deskriptif ini maka akan didapatkan data primer dan sekunder. Data primer merupakan data utama yang diperoleh pada saat penelitian melalui wawancara dan observasi partisipan. Yang pertama, wawancara dilakukan kepada narasumber terkait antara lain pendeta yang melayani di GKMI Pecangaan, Majelis, Pengurus Komisi Kesenian, serta beberapa anggota jemaat maupun simpatisan yang dirasa mampu mewakili suara Jemaat GKMI Pecangaan secara keseluruhan. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu kombinasi dari wawancara bebas dan wawancara terpimpin, penulis hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara pewawancara hanya mengarahkan orang yang diwawancarai untuk menjawab sesuai kebutuhan agar tidak kehilangan arah. 7 Wawancara ini dilakukan secara langsung tatap muka-perorangan sehingga diharapkan akan mendapat data yang lebih intensif dan sahih. Yang kedua, observasi pastisipan yaitu penulis mengikuti kebaktian yang diadakan pada hari Minggu di GKMI Pecangaan, sehingga mampu mengumpulkan data dengan cara mengamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan topik 5 Anselm Strauss & Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tata Langkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), 4. 6 Cholid Narbuko & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cholid Narbuko & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, 85.

7 penulisan skripsi ini. Menurut Burhan Bunging, observasi partisipasi adalah pengumpulan data melalui observasi terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan. 8 Selanjutnya, selain Data Primer, penulis juga menggunakan Data Sekunder sebagai alat bantu untuk menyusun skripsi ini. Data sekunder diperoleh melalui kajian kepustakaan yang berkaitan dengan GKMI Pecangaan sebagai objek penelitian misalnya berbagai notulen rapat atau keputusan yang berkaitan dengan nyanyian dan musik gereja, maupun sumber-sumber lain terkait yang dapat digunakan sebagai pendukung data primer untuk mencari jalan keluar masalah yang diangkat Signifikansi Manfaat yang diharapkan melalui penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut, 1. Menyumbangkan pengetahuan mengenai peran nyanyian dan musik gerejawi di dalam peribadatan bagi gereja pada umumnya, dan khususnya bagi GKMI Pecangaan 1.8. Tinjauan Pustaka Musik Gereja, Nyanyian Jemaat dan Peranannya Agastya Rama Listya menyatakan bahwa sebagian jemaat awam berpandangan musik gereja dipahami sebatas pada semua jenis instrumen musik yang digunakan untuk mengiringi suatu kebaktian atau paduan suara gereja, misal 8 M. Burhan Bunging, Penelitian Kualitatif: Ekonomi, Kebijakan Politik dan Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, 2007), 116.

8 piano atau organ. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa musik gereja identik dengan kelompok paduan suara atau kelompok vokal yang ada di gereja. Musik gereja bukanlah setiap lagu yang liriknya mengandung kata Tuhan atau berbagai instrumen musik yang digunakan di gereja seperti piano, organ dan gitar. Musik gereja adalah seluruh musik yang terkait dan menjadi bagian dari tata ibadah, apapun itu bentuknya. 9 Sedangkan tentang nyanyian jemaat, ini merupakan pencerminan dari vitalitas spiritual suatu jemaat serta merupakan respon jemaat terhadap anugerah yang telah diberikan Tuhan. 10 Ia menyebutkan lima fungsi utama musik gereja yaitu terkait dengan fungsi ibadah, fungsi penginjilan, fungsi pendidikan, fungsi persekutuan, dan fungsi kepedulian sosial. 11 John F. Wilson menyatakan church music is about a musical style, an organization, equipment, an opportunity of participation, an expensive operation, a profession, a ministry, a source of attraction and a means of inspiration, all placed together to form a fascinating but complex form of art. 12 Artinya musik gereja tidak hanya berkenaan tentang lagu yang dinyanyikan dalam tiap ibadah gerejawi tetapi bahkan berkaitan dengan hal-hal terinci di dalamnya. Sedangkan oleh Paul Westermeyer dijelaskan bahwa musik gereja berhubungan lekat dengan gereja dan merupakan bagian besar dari penyembahan. Musik gereja berkaitan dengan banyak hal yaitu nyanyian jemaat, litani, paduan suara besar atau kecil yang dipersiapkan secara khusus bersama instrumen musik. 13 Berbagai tulisan memaparkan pengertian musik gereja, nyanyian jemaat dan peranannya di dalam sebuah ibadah dan pribadi tiap jemaat. Kesimpulan sementara 9 Agastya Rama Listya, Kontekstualisasi Musik Gereja, (Salatiga: Fak. Teologi UKSW, 1999), Listya, Nyanyian Jemaat dan Perkembangannya, (Salatiga: Fak. Teologi UKSW), Listya, Organisasi Musik Gereja, (Salatiga: Fak.Teologi UKSW, 1999), John F. Wilson, An Introduction to Church Music, (Chicago: Moody Press, 1965), Paul Westermeyer, Te Deum: The Church and Music, (Minneapolis: Fortress Press,1998), 1.

9 musik dan ibadah memiliki keterkaitan yang erat, karena musik dapat membawa jemaat kepada ekspresi diri untuk menyembah Tuhan-nya. Dalam tulisan ini, penulis hendak memaparkan peran nyanyian dan musik gerejawi dalam membangun suasana ibadah yang tepat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di GKMI Pecangaan Sistematika Penulisan Dalam menyusun skripsi ini penulis akan membagi dalam lima bab. Bab 1 merupakan pendahuluan yang di dalamnya berisi latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, metodologi, signifikansi, dan tinjauan pustaka. Bab 2 akan berisi teori yang mendasari penulisan skripsi ini yaitu tentang nyanyian dan musik gerejawi di dalam ibadah menurut para ahli musik gerejawi dan teolog. Bab 3 akan berisi hasil penelitian mengenai nyanyian dan musik gerejawi yang ditemukan di GKMI Pecangaan berdasarkan hasil penelitian deskriptif dan penelitian tindakan yang dilakukan oleh penulis. Bab 4 akan berisi tinjauan kritis terhadap praktek nyanyian dan musik gerejawi di GKMI Pecangaan dengan menggunakan teori yang ada di Bab 2 sebagai alat untuk menganalisa hasil penelitian. Bab 5 akan berisi kesimpulan akhir dan saran yang dapat diberikan kepada Fakultas Teologi UKSW dan kepada gereja pada umumnya, secara khusus bagi GKMI Pecangaan.

Bab 4. Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan

Bab 4. Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan Bab 4 Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan 4.1. Pendahuluan Pada bab ini penulis akan menyampaikan hasil tinjauan kritis atas penelitian yang dilakukan di GKMI Pecangaan

Lebih terperinci

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih Bab 5 Penutup 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang penulis sampaikan pada bab 4 tentang praktek nyanyian dan musik gereja di GKMI Pecangaan dalam peribadatan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

Bab 2 Nyanyian dan Musik Gerejawi dalam Ibadah Kristen

Bab 2 Nyanyian dan Musik Gerejawi dalam Ibadah Kristen Bab 2 Nyanyian dan Musik Gerejawi dalam Ibadah Kristen 2.1. Pendahuluan Kehadiran nyanyian dan musik di dalam sebuah ibadah Kristen bukan suatu hal yang mengherankan. Nyanyian dan musik digunakan sejak

Lebih terperinci

Bab 3. Praktek Nyanyian dan Musik Gerejawi di GKMI Pecangaan. musik gerejawi yang ada di Gereja Kristen Muria Indonesia Pecangaan berdasarkan

Bab 3. Praktek Nyanyian dan Musik Gerejawi di GKMI Pecangaan. musik gerejawi yang ada di Gereja Kristen Muria Indonesia Pecangaan berdasarkan Bab 3 Praktek Nyanyian dan Musik Gerejawi di GKMI Pecangaan 3.1. Pendahuluan Pada bab ini, penulis akan mengulas bentuk-bentuk nyanyian dan penerapan musik gerejawi yang ada di Gereja Kristen Muria Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah minggu di GKMI Salatiga dari perspektif psikologis dan teologis di atas maka penulis menyimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat

Lebih terperinci

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kehidupan umat beragama tidak bisa dipisahkan dari ibadah. Ibadah bukan hanya sebagai suatu ritus keagamaan tetapi juga merupakan wujud respon manusia sebagai ciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer,

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer, BAB I PENDAHULUAN I. PERMASALAHAN I.1. Masalah Ibadah adalah salah bentuk kehidupan bergereja yang tidak terlepas dari nyanyian gerejawi. Nyanyian di dalam sebuah ibadah mempunyai beberapa fungsi yang

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan UKDW

BAB I. Pendahuluan UKDW BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini banyak gereja mencoba menghadirkan variasi ibadah dengan maksud supaya ibadah lebih hidup. Contohnya dalam lagu pujian yang dinyanyikan dan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. mempunyai kepercayaan agama. Agama apapun mengajarkan bahwa kita harus

BAB IV PENUTUP. mempunyai kepercayaan agama. Agama apapun mengajarkan bahwa kita harus BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Penyembahan merupakan hal yang harus dilakukan oleh manusia yang mempunyai kepercayaan agama. Agama apapun mengajarkan bahwa kita harus tunduk, menghargai, menghormati, dan

Lebih terperinci

HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. Bagian I. Pendahuluan

HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. Bagian I. Pendahuluan HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah (Suatu Kajian Sosio-Teologis mengenai Pemahaman Jemaat GMIT Kota Baru tentang Himne GMIT) Bagian I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, musik merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan peribadatan. Pada masa sekarang ini sangat jarang dijumpai ada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau

Lebih terperinci

MUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan

MUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan MUSIK DAN MISI Oleh Florentina Wijayani Kusumawati 21 Pendahuluan Tidak dapat disangkal bahwa musik merupakan bagian integral dalam ibadah Kristen. Peranan dan pengaruh musik dalam ibadah tidak dapat disepelekan.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bernyanyi menjadi bagian yang penting dalam rangkaian peribadahan. Peribadahan-peribadahan yang dilakukan di gereja-gereja Protestan di Indonesia mempergunakan

Lebih terperinci

Bagian II. Himne dan Musik Gereja

Bagian II. Himne dan Musik Gereja Bagian II. Himne dan Musik Gereja Himne tidak dapat dipisahkan dari musik dan nyanyian, sebab himne adalah bagian dari keduanya. Di dalam bagian 2 ini penulis akan memaparkan beberapa teori yang berkaitan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan di perkotaan diperhadapkan dengan sebuah realita kehidupan yang kompleks. Pembangunan yang terus berlangsung membuat masyarakat berlomba-lomba untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman Mesir kuno bahkan sebelumnya, manusia sudah mengenal seni musik dan seni syair. Keduanya bahkan sering dipadukan menjadi satu untuk satu tujuan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB)

PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB) PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB) Diajukan Kepada Fakultas Teologi Sebagai Salah Satu Persyaratan Uji Kelayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam kebaktian yang dilakukan oleh gereja. Setidaknya khotbah selalu ada dalam setiap kebaktian minggu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah yang sejati seperti yang ditegaskan oleh Rasid Rachman 1 sebagai refleksinya atas Roma 12:1, adalah merupakan aksi dan selebrasi. Ibadah yang sejati tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Simon Petrus memiliki nama Ibrani Simeon tetapi dalam Terjemahan Baru Indonesia (TBI) semua menjadi Simon. Mungkin, seperti banyak pada orang Yahudi dipakainya juga

Lebih terperinci

BAB 1 KAJIAN PSIKO-TEOLOGIS TENTANG PERANAN MUSIK DALAM IBADAH MINGGU DI JEMAAT GKMI SALATIGA

BAB 1 KAJIAN PSIKO-TEOLOGIS TENTANG PERANAN MUSIK DALAM IBADAH MINGGU DI JEMAAT GKMI SALATIGA BAB 1 KAJIAN PSIKO-TEOLOGIS TENTANG PERANAN MUSIK DALAM IBADAH MINGGU DI JEMAAT GKMI SALATIGA A. Latar Belakang Di dalam ibadah umat Kristen selalu ada musik. Musik tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia.

Lebih terperinci

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007 7 Tabel kerangka berpikir II 6 4. Mengamati kekurangan & kelebihan penyanyi rohani lain. Antara lain, Nikita, Finna Arifin, Martha, Dhemy & Stacie Orrico Tabel kerangka berpikir I 5 1.4 MAKSUD DAN TUJUAN

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan bergereja (berjemaat) tidak dapat dilepaskan dari realita persekutuan yang terjalin di dalamnya. Dalam relasi persekutuan tersebut, maka setiap anggota

Lebih terperinci

MEMAHAMI NYANYIAN JEMAAT SEBAGAI SENTRAL MUSIK GEREJA APA DAN BAGAIMANA? Rohani Siahaan PENDAHULUAN

MEMAHAMI NYANYIAN JEMAAT SEBAGAI SENTRAL MUSIK GEREJA APA DAN BAGAIMANA? Rohani Siahaan PENDAHULUAN MEMAHAMI NYANYIAN JEMAAT SEBAGAI SENTRAL MUSIK GEREJA APA DAN BAGAIMANA? Rohani Siahaan sttjaffraymakassar@yahoo.co.id PENDAHULUAN Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan. Menyanyilah bagi Tuhan, hai segenap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja sebagai suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada Yesus Kristus 1 hadir di dunia untuk menjalankan misi pelayanan yaitu melakukan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan UKDW

Bab I Pendahuluan UKDW Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Immanuel Ungaran merupakan salah satu gereja yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan jemaat berjumlah 417 jiwa.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Ibadah etnik merupakan salah satu bentuk ibadah yang memberi ruang bagi kehadiran unsurunsur budaya. Kehadiran unsur-unsur budaya yang dikemas sedemikian rupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan semua kajian dalam bab-bab yang telah dipaparkan di atas, pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi. Rekomendasi ini terutama bagi gereja

Lebih terperinci

BAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia

BAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia BAB IV Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia 4.1. Diakonia sebagai perwujudan Hukum Kasih Gereja dapat dikatakan sebagai gereja apabila dia sudah dapat menjalankan fungsinya, yaitu

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Gereja Bethel Indonesia Pahlawan, Magelang lahir pada bulan maret 2001 di kota UKDW

BAB I. Pendahuluan. Gereja Bethel Indonesia Pahlawan, Magelang lahir pada bulan maret 2001 di kota UKDW BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Gereja Bethel Indonesia Pahlawan, Magelang lahir pada bulan maret 2001 di kota Magelang dengan anggota jemaat awal sebesar 26 jiwa. Saat ini jumlah jemaat yang

Lebih terperinci

LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA

LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Teologi untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si Teol) Oleh David Sarman H Pardede Nim

Lebih terperinci

BAND SEBAGAI MUSIK PENGIRING IBADAH DI GEREJA BAPTIS INDONESIA NGADINEGARAN YOGYAKARTA

BAND SEBAGAI MUSIK PENGIRING IBADAH DI GEREJA BAPTIS INDONESIA NGADINEGARAN YOGYAKARTA BAND SEBAGAI MUSIK PENGIRING IBADAH DI GEREJA BAPTIS INDONESIA NGADINEGARAN YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik Oleh: Steven Jacob Hardy NIM. 0911280013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

Lebih terperinci

BAB Ι PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman musik Kristiani di Indonesia kian lama juga

BAB Ι PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman musik Kristiani di Indonesia kian lama juga BAB Ι PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman musik Kristiani di Indonesia kian lama juga mengalami perubahan dan perkembangan. Sekitar pertengahan tahun 60-an lagu-lagu

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK 1.1.1 Tinjauan Umum Gereja Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang permasalahan Dalam diri manusia terdapat dua element dasar yang sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian manusia. Element tersebut adalah rasio dan rasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika seseorang akan melakukan sesuatu hal, pasti orang tersebut memiliki hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Ketika seseorang akan melakukan sesuatu hal, pasti orang tersebut memiliki hal-hal BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ketika seseorang akan melakukan sesuatu hal, pasti orang tersebut memiliki hal-hal tertentu yang mempengaruhi dalam dirinya untuk bertindak. Sesuatu yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dipanggil oleh Allah dan diutus untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia, ini merupakan hakikat gereja. Gereja juga dikenal

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Indonesia (GKI) adalah sebuah gereja Kristen Protestan yang sudah lama berkembang dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Menurut pengamatan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Gereja yang ada dan hadir dalam dunia bersifat misioner sebagaimana Allah pada hakikatnya misioner. Yang dimaksud dengan misioner adalah gereja mengalami bahwa dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik itu organisasi profit maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. Kebijakan mutasi ini dalam organisasi profit berkaitan erat dengan pengembangan

Lebih terperinci

UKDW. J. L. Ch. Abineno, Unsur-unsur liturgia yang dipakai gereja-gereja di Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014), h

UKDW. J. L. Ch. Abineno, Unsur-unsur liturgia yang dipakai gereja-gereja di Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014), h BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Musik merupakan sesuatu yang sudah melekat dalam diri manusia. Ada yang mengatakan bahwa jika dunia ini berjalan tanpa musik, itu sama saja dengan makanan tanpa garam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

Ordinary Love. Timothy Athanasios

Ordinary Love. Timothy Athanasios Ordinary Love Timothy Athanasios Bab I Gereja dan Pelayanan Konsep menciptakan berhala, hanya rasa ingin tahu yang bisa memahami. (Gregory Nyssa) Jika Kerajaan Allah hendak direalisasikan dalam rupa dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang di dunia lahir dan tumbuh dalam keluarga, baik keluarga inti maupun keluarga asuh. Peran keluarga memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap manusia memerlukan orang lain untuk saling memberi dan menerima. Hal itu menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang. Keluarga adalah kelompok terkecil dari masyarakat. Setiap anggota dalam

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang. Keluarga adalah kelompok terkecil dari masyarakat. Setiap anggota dalam BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Keluarga adalah kelompok terkecil dari masyarakat. Setiap anggota dalam keluarga memiliki ikatan yang sangat kuat, bahkan disebut sebagai kekerabatan yang sangat mendasar

Lebih terperinci

RINGKASAN HASIL SURVEI, 24 JULI 2016

RINGKASAN HASIL SURVEI, 24 JULI 2016 GKI BLIMBING, www.gkiblimbing.com RINGKASAN HASIL SURVEI, 24 JULI 2016 1 Hasil Survei dalam grafik 1. Usia Responden sebagian besar di atas 51 tahun (46%). Usia Responden 51 th

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas beribu pulau tersebar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan keberadaannya. Dari ajaran resmi yang dituangkan di dalam Pokok-

BAB I PENDAHULUAN. dengan keberadaannya. Dari ajaran resmi yang dituangkan di dalam Pokok- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Identifikasi Permasalahan Sebagai salah satu penerus tradisi Gereja Reformasi, Gereja Kristen Jawa (GKJ) memiliki ajaran iman yang sangat mendasar sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam kehidupan manusia. Pada masa-masa sekarang musik ini telah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam kehidupan manusia. Pada masa-masa sekarang musik ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara adalah aktivitas yang dilakukan diwaktu-waktu tertentu dan dapat dilakukan untuk memperingati sebuah kejaian ataupun penyambutan. Musik dalam Ibadah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Mustopo Habib berpendapat bahwa kesenian merupakan jawaban terhadap tuntutan dasar kemanusiaan yang bertujuan untuk menambah dan melengkapi kehidupan. Namun

Lebih terperinci

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Rangkuman: a. Catatan Umum: - Survei dilakukan setelah ibadah hari Minggu, 24 juli 2016, meskipun ada beberapa yang mengisi survey saat PD Lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanggil mereka di dalam dan melalui Yesus Kristus. 1 Ada tiga komponen. gelap kepada terang, dari dosa kepada kebenaran.

BAB I PENDAHULUAN. memanggil mereka di dalam dan melalui Yesus Kristus. 1 Ada tiga komponen. gelap kepada terang, dari dosa kepada kebenaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gereja adalah kumpulan orang-orang yang telah dipanggil Allah keluar dari dunia ini untuk menjadi miliknya, umat kepunyaan Allah sendiri. Allah memanggil mereka di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung. BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja 1 dipahami terdiri dari orang-orang yang memiliki kepercayaan yang sama, yakni kepada Yesus Kristus dan melakukan pertemuan ibadah secara

Lebih terperinci

I.1. PERMASALAHAN I.1.1.

I.1. PERMASALAHAN I.1.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. PERMASALAHAN I.1.1. Latar Belakang Masalah Gereja adalah perwujudan ajaran Kristus. AjaranNya tidak hanya untuk diucapkan, melainkan juga untuk diperlihatkan secara nyata di dalam

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang

BAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang BAB IV TINJAUAN KRITIS Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya kita dapat melihat bahwa manusia selalu menyatu dengan kebudayaannya dan budaya itu pun menyatu dalam diri manusia. Karena itu budaya menjadi

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah Bab I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Gereja Kristen Protestan Indonesia atau yang sering disingkat dengan nama GKPI adalah salah satu dari sekian banyak gereja yang ada di dunia ini. Sebagai bagian

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja hidup di tengah masyarakat. Gereja kita kenal sebagai persekutuan orangorang percaya kepada anugerah keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sejak manusia pertama (Adam) jatuh ke dalam dosa, seperti dikisahkan pada kitab Kejadian dari Alkitab Perjanjian Lama, maka pintu gerbang dunia terbuka

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keberadaan gereja di dunia ini menjadi tanda dan alat bagi misi Allah. Misi Allah ini terkait dengan kehendak Allah yang menyelamatkan seluruh umat manusia. Dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jawa Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki agama-agama suku dan kebudayaan-kebudayaan lokal serta masih dipelihara. Salah satu agama suku yang ada di Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Permasalahan. I.1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Permasalahan. I.1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Permasalahan I.1.1 Latar Belakang Hari Minggu umumnya sudah diterima sebagai hari ibadah umat Kristen. Dikatakan umumnya karena masih ada kelompok tertentu yang menekankan hari Sabat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN PRESPEKTIF KONSELING PASTORAL DAN REFLEKSI TEOLOGIS Dalam Bab ini akan dipaparkan analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefenisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan di kota saat ini mulai dipenuhi dengan aktivitas yang semakin padat dan fasilitas yang memadai. Kenyataan tersebut tidak dapat dipungkiri oleh gereja-gereja

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Salah satu tugas panggilan Gereja adalah memelihara iman umat-nya. 1 Dengan mengingat bahwa yang menjadi bagian dari warga Gereja bukan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Berbicara mengenai gereja tentu saja ada berbagai permasalahan yang terdapat dalam setiap jemaat-jemaat, bukan hanya soal perkembangan jumlah anggota jemaat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah Salah satu ciri khas dari semua agama adalah berdoa. Semua agama yang ada di Indonesia mengajarkan kepada umat atau pengikutnya untuk selalu berdoa. Doa diyakini

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katekisasi merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan kristiani yang dilakukan oleh gereja. Istilah katekisasi berasal dari kerja bahasa Yunani: katekhein yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tempat ibadah adalah suatu tempat dimana umat manusia beribadah kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu tempat ibadah harus mampu merepresentasikan suasana sakral

Lebih terperinci

Dalam rangka mewujudkan kehidupan bergereja yang lebih baik, GKJ Krapyak mempunyai strategi pelayanan kemajelisan sebagai berikut :

Dalam rangka mewujudkan kehidupan bergereja yang lebih baik, GKJ Krapyak mempunyai strategi pelayanan kemajelisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jika melihat sekilas tentang bagaimana Gereja menjalankan karyanya -khususnya Gereja Kristen Jawa (GKJ)-, memang sangat tampak bahwa Gereja merupakan sebuah organisasi

Lebih terperinci

Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja

Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja RD.Sridanto Aribowo, MA.Lit Temu paguyuban organis Gereja Keuskupan Agung Jakarta Rawamangun, 20 Juli 2013 AJARAN GEREJA TENTANG MUSIK

Lebih terperinci

PERSEPSI JEMAAT TERHADAP MUSIK IRINGAN DALAM IBADAH DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) SRAGEN

PERSEPSI JEMAAT TERHADAP MUSIK IRINGAN DALAM IBADAH DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) SRAGEN Persepsi Jemaat Terhadap... (Kevin Maulana Christa) 1 PERSEPSI JEMAAT TERHADAP MUSIK IRINGAN DALAM IBADAH DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) SRAGEN THE PERCEPTION OF THE MUSIC ACCOMPANIMENT OF THE WORSHIP

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. penyajiannya. Bentuk musikal dari laguada Kuasa dalam Pujian yang di

BAB IV PENUTUP. penyajiannya. Bentuk musikal dari laguada Kuasa dalam Pujian yang di 55 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Secara umum telah di dapatkan bahwa musik brass section pada Gereja Keluarga Allah Yogyakarta memiliki arti yang penting dalam peribadatan. Dengan format dan bentuk yang

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN

@UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Ibadah atau ibadat berasal dari kata bahasa Arab, yaitu ebdu atau abdu yang sejajar dengan arti kata dalam bahasa Ibrani, abodah yang artinya sebuah pengabdian

Lebih terperinci

Etika Global menurut Hans Küng ditinjau dari perspektif Kaidah Kencana Yesus

Etika Global menurut Hans Küng ditinjau dari perspektif Kaidah Kencana Yesus Etika Global menurut Hans Küng ditinjau dari perspektif Kaidah Kencana Yesus SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teologi Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Dalam Ilmu

Lebih terperinci

UKDW. Bab I Pendahuluan

UKDW. Bab I Pendahuluan Bab I Pendahuluan I. A. Latar Belakang Perbedaan merupakan hal yang selalu dapat kita temukan hampir di setiap aspek kehidupan. Beberapa perbedaan yang seringkali ditemukan misalnya perbedaan suku bangsa,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat menjangkau seluruh jemaatnya agar dapat merasakan kehadiran Allah ditengahtengah kehidupannya. Dengan itu maka,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. beberepa saran berdasarkan hasil analisa dalam bab sebelumnya.

BAB V PENUTUP. beberepa saran berdasarkan hasil analisa dalam bab sebelumnya. BAB V PENUTUP Dalam bab penutup ini penulis akan menarik beberapa kesimpulan dan mengusulkan beberepa saran berdasarkan hasil analisa dalam bab sebelumnya. V.1 Kesimpulan Pertama, pembangunan karakter

Lebih terperinci

GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2

GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2 GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2 Tata Ibadah Minggu GKI Kebayoran Baru 27 AGUSTUS 2017 PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Arransemen adalah usaha yang dilakukan terhadap sebuah karya musik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Arransemen adalah usaha yang dilakukan terhadap sebuah karya musik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arransemen adalah usaha yang dilakukan terhadap sebuah karya musik untuk suatu pergelaran yang pengerjaanya bukan sekedar perluasan teknis, tetapi juga menyangkut

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Musik merupakan salah satu ragam seni yang cukup dekat dengan kehidupan manusia. Melalui musik manusia dapat mengekspresikan dirinya. Dalam perkembangannya, baik alat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti memiliki pengalaman dalam bermusik karena musik mampu menjangkau semua kalangan masyarakat

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah a) Gambaran GKP Dan Konteksnya Secara Umum Gereja Kristen Pasundan atau disingkat GKP melaksanakan panggilan dan pelayanannya di wilayah Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 M.M. Srisetyati Haryadi, PengantarAgronomi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, p

BAB I PENDAHULUAN. 1 M.M. Srisetyati Haryadi, PengantarAgronomi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, p BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN 1.1. Masalah Jemaat GKSBS Lembah Seputih merupakan jemaat yang sebagian besar pekerjaan warganya adalah di bidang pertanian. Sekelompok atau sekumpulan orang yang hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di

Lebih terperinci

BAB IV Musik gamelan sebagai bagian dari Liturgi ibadah. ibadah, sehingga suasana dalam ibadah semakin semangat dan bergairah.

BAB IV Musik gamelan sebagai bagian dari Liturgi ibadah. ibadah, sehingga suasana dalam ibadah semakin semangat dan bergairah. BAB IV Musik gamelan sebagai bagian dari Liturgi ibadah Pemahaman Warga Jemaat terhadap musik gamelan dalam liturgi ibadah Liturgi ibadah sesungguhnya memerlukan kehadiran musik untuk mengiringi ibadah,

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

@UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah GKJ Salatiga, jika dibandingkan dengan GKJ yang lain khususnya di Salatiga, tergolong sebagai gereja yang besar. Dari segi wilayah pelayanan GKJ Salatiga terbagi

Lebih terperinci

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH Wagner-Modified Houts Questionnaire (WMHQ-Ed7) by C. Peter Wagner Charles E. Fuller Institute of Evangelism and Church Growth English offline version: http://bit.ly/spiritualgiftspdf

Lebih terperinci