BAB IV Musik gamelan sebagai bagian dari Liturgi ibadah. ibadah, sehingga suasana dalam ibadah semakin semangat dan bergairah.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV Musik gamelan sebagai bagian dari Liturgi ibadah. ibadah, sehingga suasana dalam ibadah semakin semangat dan bergairah."

Transkripsi

1 BAB IV Musik gamelan sebagai bagian dari Liturgi ibadah Pemahaman Warga Jemaat terhadap musik gamelan dalam liturgi ibadah Liturgi ibadah sesungguhnya memerlukan kehadiran musik untuk mengiringi ibadah, sehingga suasana dalam ibadah semakin semangat dan bergairah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menganalisa pemahaman warga jemaat mengenai musik gamelan secara khusus, kemudian menganalisa pemahaman warga jemaat terhadap musik gamelan dalam liturgi. Pada bagian ini penulis membagi antara pemahaman musik gamelan secara khusus dan pemahaman musik gamelan dalam liturgi ibadah. Dalam membahas pertanyaan, penulis memulai dengan menganalisa musik gamelan secara khusus. Menurut penulis setiap orang Kristen memahami liturgi ibadah berbeda-beda, tetapi dari perbedaan tersebut menghasilkan sebuah kemiripan dan tujuan yang sama, yaitu perjumpaan umat dengan Allah, sehingga penulis tidak menganalisa teori liturgi secara khusus melainkan membahas musik gamelan. Musik gamelan Jawa merupakan musik yang diteruskan secara generasi ke generasi, sehingga generasi sekarang melanjutkan budaya yang sudah ada, contohnya: musik gamelan/karawitan. Selanjutnya kehadiran musik gamelan di Indonesia sudah cukup lama, terutama dalam upacara tradisi di Keraton. Pada upacara tradisi tersebut, peran karawitan atau musik gamelan menjadi penting, sehingga upacara tersebut memerlukan kehadiran musik gamelan. Berdasarkan hal tersebut penulis menganalisa pemahaman jemaat mengenai musik gamelan. 68

2 Pada bagian ini, penulis menganalisa pemahaman jemaat mengenai musik gamelan. Penulis membagi pemahaman warga jemaat menjadi dua yaitu pemahaman warga muda dewasa dan pemahaman Adiyuswa (lanjut usia). Awalnya penulis menganalisa bahwa pemahaman antara warga muda dan Adiyuswa mengenai musik gamelan berbeda-beda sehingga dalam menganalisa pemahaman tersebut dibagi menjadi dua kategori pemahaman mengenai musik gamelan. Berdasarkan hasil penelitian penulis dengan beberapa warga muda dan pemuda di GKJ Salatiga selatan, mereka berpendapat bahwa hampir semua warga muda tidak mendalami pengertian, maupun sejarah dari musik gamelan tersebut. Dalam wawancara tersebut, mereka berpendapat bahwa musik gamelan adalah musik tradisional yang berasal Jawa. Penggunaan gamelan untuk mengiringi upacara dan acara-acara penting di Keraton. Menurut penulis dalam memahami musik gamelan dalam Liturgi ibadah, yang menjadi salah satu ukuran memahami musik gamelan berawal dari pemahaman warga jemaat mengenai sejarah maupun alat-alat dari musik gamelan, sehingga warga jemaat benar-benar paham mengenai musik gamelan dalam liturgi. Terutama warga jemaat yang asli dari daerah Jawa memahami musik gamelan secara mendalam, walaupun tidak memainkan. Jikalau wamuda mempunyai bakat bermain musik gamelan, maka orang tersebut akan mencari dengan pasti mengenai musik gamelan, alat-alat yang digunakan. Dikarenakan musik gamelan Jawa merupakan alat musik tradisional yang secara turun-temurun dan berasal dari daerah Jawa, penulis berpendapat bahwa warga muda dapat mempelajari serta memahami dengan baik mengenai musik gamelan. Dalam memahami musik gamelan dengan tepat dan baik, 69

3 membutuhkan proses yang lama dan mendalam, sehingga dalam hal ini warga muda maupun pemuda membutuhkan proses yang lama dalam memahami musik gamelan. Penulis beranggapan bahwa pemahaman warga muda dan pemuda terhadap musik gamelan memasuki kategori pendengar maupun penikmat musik gamelan sehingga dalam wawancara tersebut, hampir semua warga muda dan pemuda tidak memahami sejarah maupun pengertian musik gamelan, tetapi mereka menikmati musik gamelan. Hal tersebut terlihat ketika dari sekolah dasar, mereka mengikuti pertunjukan wayang sehingga mereka menikmati wayang serta permainan musik gamelan. Jika penulis menggali lebih jauh, hampir semua warga muda mengenal dan mendengar musik gamelan sejak SD maupun SMP. Dalam hal ini warga muda tidak menggali atau mendalami musik gamelan, tetapi menikmati permainan musik gamelan. Sejak pihak GKJ Salatiga Selatan membeli musik gamelan tersebut, anggota pemuda dan wamuda kembali berlatih bermain gamelan. Beberapa dari mereka belajar dari awal untuk bermain gamelan, sehingga dapat penulis simpulkan bahwa wamuda dan pemuda bermain secara otodidak atau berlatih sendiri tanpa mengadakan kursus bermain musik gamelan. Berdasarkan hal tersebut wajar saja jikalau wamuda tidak mendalami musik gamelan tersebut. Sangat disayangkan jikalau diantara wamuda tidak mendalami musik gamelan secara penuh. Lalu dalam penelitian, beberapa warga wamuda mengatakan bahwa GKJ Salatiga Selatan masih merintis terhadap kehadiran musik gamelan dalam mengiringi ibadah, karena sebelumnya hanya menggunakan keyboard dalam mengiringi ibadah. Sampai saat inipun GKJ Salatiga Selatan masih menggunakan keyboard dalam mengiringi 70

4 ibadah. Akan tetapi pada minggu I, ibadah diiringi oleh musik gamelan atau karawitan, sedangkan minggu IV menggunakan formasi band. Dengan informasi yang diperoleh, penulis menyadari bahwa GKJ Salatiga Selatan membutuhkan proses yang lama dan mendalam mengenai musik gamelan dikarenakan masih tergolong muda dalam memainkan musik gamelan dalam ibadah. Menurut penulis dalam memainkan musik gamelan maupun musik yang lain, kita harus memahami serta mendalami permainan yang akan kita mainkan. Saat ini zaman sudah semakin modern, sehingga memudahkan setiap orang untuk menggali lebih jauh bahkan mendalami alat musik yang dimainkan. Dalam hal ini warga muda maupun pemuda dapat mendalami dan memahami musik gamelan melalui internet, sehingga pemahaman wamuda dan pemuda dapat diperlengkapi melalui informasi-informasi yang didapatkan. Menurut penulis salah satu cara bisa dilakukan ialah mendatangkan seseorang yang mendalami musik gamelan, sehingga jemaat dapat mendengarkan dan memperoleh informasi mengenai musik gamelan. Ketika wawancara dengan warga muda dan pemuda, diantaranya merupakan pemain musik gamelan wamuda. Dalam wawancara tersebut mengatakan bahwa ia hanya bisa bermain musik gamelan secara sendiri tetapi tidak mendalami musik gamelan secara teori. Ia sangat tertarik dengan musik gamelan sehingga ia bermain musik gamelan. Dalam hal sejarah musik gamelan ia tidak mengetahui dengan benar. Berdasarkan hal tersebut, penulis beranggapan bahwa hampir semua warga muda yang bermain musik gamelan merupakan praktisi lapangan (bermain otodidak), sehingga mereka hanya mengetahui bermain musik gamelan. Penulis sangat menyayangkan hal tersebut, karena wamuda adalah penerus gereja sehingga mereka akan meneruskan budaya ini dan mendalami 71

5 musik gamelan. Jikalau mereka tidak mendalami musik gamelan secara tepat, maka generasi selanjutnya akan menghadapi hal yang sama tanpa mengetahui dengan pasti sejarah masa lalu maupun alat musik gamelan secara utuh. Dalam hal ini dibutuhkan proses yang panjang dan mendalam sehingga wamuda tersebut dapat mengetahui dengan pasti mengenai musik gamelan. Selanjutnya pemahaman Adiyuswa mengenai musik gamelan berbeda dengan pemahaman wamuda. Pemahaman Adiyuswa mengenai musik gamelan memberikan informasi kepada penulis. Pemahaman Adiyuswa antara satu dengan yang lain saling melengkapi mengenai musik gamelan, sehingga penulis dapat memahami musik gamelan. Pemahaman Adiyuswa akan terus berkembang jikalau diantara mereka memperdalam informasi dari berbagi sumber terpercaya, sehingga pengetahuan tersebut dapat dibagikan kepada wamuda maupun pemuda di GKJ Salatiga Selatan. Pada dasarnya musik gamelan dapat dilepajari melalui teori dan belajar bermain musik, sehingga keduanya dapat berjalan seiring berjalannya waktu. Melihat sejarah mula adanya musik gamelan di GKJ Salatiga Selatan berawal dari kumpulan Adiyuswa yang ingin melestarikan budaya Jawa melalui adanya musik gamelan dalam ibadah. Pada saat itu beberapa Adiyuswa dan jemaat yang lain mencari dana untuk membeli musik gamelan. Harus diakui bahwa Adiyuswa membawa peran yang besar terhadap musik gamelan di GKJ Salatiga Selatan. Kelompok Adiyuswa ingin melestarikan budaya Jawa dan ingin adanya re-generasi sehingga anak-anak muda dapat melanjutkan yang telah ada dan yang diusahakan oleh kaum Adiyuswa. Penulis berpikir bahwa ide tersebut merupakan ide yang baik dan tepat dalam mempertahankan dan melestarikan budaya Jawa. Semua harus bermula dari mimpi, kemudian diusahakan dan dipertahankan dengan adanya re-generasi tersebut. 72

6 Setiap kebudayaan akan tetap eksis dan bertahan jikalau adanya re-generasi yang akan meneruskannya. Sebagai kaum Adiyuswa berharap dan berusaha agar warga muda dapat melestarikan dan mempertahankan identitas Jawa dalam liturgi ibadah. Selain itu dalam penelitian tersebut, kaum Adiyuswa berharap warga muda dapat menggunakan bahasa Jawa yang seharusnya, karena antara musik gamelan dan bahasa Jawa merupakan satu kesatuan, sehingga dalam memainkan musik gamelan, seseorang harus bisa berbahasa Jawa sehingga dapat menghayati permainan musik gamelan. Dengan melestarikan dan mempertahankan musik gamelan, secara otomatis warga muda juga dapat berbahasa Jawa dengan baik dan benar, sehingga identitas Jawa dapat dipertahankan dan tetap eksis, meskipun zaman sudah semakin modern. Berdasarkan pengamatan penulis pada minggu pertama menggunakan gamelan, permainan kelompok Adiyuswa menyatu dibandingkan permainan wamuda. Dalam hal ini penulis tidak menghakimi melainkan mencoba merasakan permainan dari keduanya. Itu artinya kelompok Adiyuswa sudah lama berlatih bermain gamelan dan mempunyai spirit dalam bermain musik gamelan, sehingga menyatu dengan alat musiknya. Berdasarkan hasil wawancara beberapa wamuda menyadari bahwa dengan adanya keterbatasan waktu dalam berlatih sehingga wamuda tidak sering berlatih dibandingkan Adiyuswa. Lalu beberapa wamuda juga menyadari bahwa mereka harus tetap berlatih sehingga dapat bermain dengan maksimal. Jika penulis melihat satu sisi lain yaitu wamuda ingin melestarikan dan mempertahankan identitas Jawa dengan mengiringi musik gamelan. Walaupun ada keterbatasan waktu hal tersebut tidak menjadi hambatan dan tantangan bagi wamuda, melainkan menjadi motivasi menjadi lebih baik. Selanjutnya pemahaman warga jemaat terhadap musik gamelan sebagai bagian dari Liturgi ibadah dijadikan satu, karena dari pemahaman jemaat berkaitan 73

7 dengan hal tersebut saling melengkapi dan menguatkan sehingga penulis tidak membagi kategori melainkan menjadikan satu kesatuan yang menguatkan. Warga jemaat mengatakan bahwa pada dasarnya liturgi ibadah dan musik ibadah tidak bisa dilepaskan dan saling berkaitan sehingga menghasilkan liturgi yang indah, khusuk dan menyentuh, karena sebagaian besar unsur Liturgi ibadah berasal dari musik dan nyanyian. Jikalau dalam liturgi ibadah tidak ada musik, maka suasana ibadah akan berbeda dan tidak khusuk. Musik gamelan dalam liturgi ibadah merupakan saling berkaitan antara satu dengan yang lain, khususnya dalam Liturgi GKJ sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan melainkan berjalan bersamaan. Sebagai contoh, ketika ibadah belum dimulai, musik gamelan mengalunkan lagu-lagu rohani Jawa untuk mengantarkan jemaat dapat beribadah dengan khusuk dan tenang, karena bagi orang Jawa beribadah merupakan bertemunya dengan sang Ilahi sehingga keadaan harus tenang dan khusuk. Melihat sejarah dari gamelan atau karawitan, karawitan berasal dari kata rawit yang berarti halus. 1 Jikalau musik gamelan dalam liturgi ibadah akan menghasilkan liturgi yang mengalun halus seperti musik gamelan. Pada dasarnya musik gamelan mempunyai musik yang halus, akan tetapi jikalau suatu lagu itu gembira maka musik gamelan dapat menyesuaikan dengan lagu tersebut. Dalam karawitan atau Musik gamelan dapat menghasilkan beberapa suasana musik diantaranya musik senang, musik sedih, musik sukacita dan musik yang lain. Sama halnya dengan liturgi, ada saatnya mengaku dosa, menyambut Firman, merespon Firman, memberikan persembahan serta ibadah penutup. Semua hal tersebut dapat dimainkan dan dilatunkan melalui kehadiran musik gamelan dalam liturgi. 1 Purwadi dan Afendy Widayat Seni Karawitan Jawa Ungkapan keindahan dalam Musik Gamelan, ( Yogyakarta: Hanan Pustaka, 2006), hal 1. 74

8 Berdasarkan penelitian tersebut warga jemaat mengatakan bahwa dikarenakan lagu-lagu Jawa mempunyai nada pentatonik sehingga diperlukan orang yang dapat meraransemen nada pentatonik menjadi diatonik. Musik gamelan mempunyai nada diatonik. Sampai saat ini lagu-lagu yang bernada diatonik masih sedikit sehingga diperlukan orang yang dapat meransemen dari pentatonik menjadi diatonik. GKJ Salatiga Selatan mempunyai orang yang dapat meransemen nada tersebut, tetapi masih banyak nada-nada yang belum semua dipindahkan menjadi nada diatonik. Dalam hal ini penulis mengatakan bahwa setiap minggu pertama menggunakan gamelan, lagu-lagu yang sudah menjadi nada diatonik dimasukkan dalam liturgi ibadah sehingga lagu-lagu tersebut dapat diiringi dengan musik gamelan. Penulis berpendapat bahwa GKJ Salatiga Selatan masih berproses dan berkembang menjadi lebih baik dalam bemain musik gamelan. Oleh karena itu, penulis menyarankan diperlukan studi banding ke GKJ yang sudah lebih dahulu menggunakan musik gamelan dan sudah banyak mengaransemen ke nada diatonik sehingga lagu-lagu yang ada semakin banyak dan berkembang. Berdasarkan hal tersebut, dalam buku E.Martasudjita yang berjudul Pengantar Liturgi: Makna, Sejarah dan Teologi Liturgi mengatakan bahwa salah satu bentuk dari liturgi adalah musik. Manusia tidak bisa melepaskan diri dari musik. Musik selalu menjadi bagian ungkapan dan media komunikasi manusia. Apa yang terkadang tidak dapat disampaikan melalui kata-kata, dapat diungkapkan melalui musik oleh karena itu liturgi gereja menggunakan musik sebagai salah satu bentuk ungkapan perayaan iman. Musik memiliki peranan yang penting dalam liturgi 2. 2 E. Martasudjta, Pr, Pengantar Liturgi: Makna, Sejarah dan Teologi Liturgi, ( JogjaL: Kanisius, 1999),

9 Adapun peranan musik dalam liturgi menurut paham Konsili Vatikan II yaitu musik sebagai bagian dari liturgi, musik menggungkapkan partisipasi aktif umat dan musik memperjelas misteri Kristus. 3 Menurut Penulis, berdasarkan peranan musik dalam liturgi tersebut merupakan penjelasan bahwa musik tidak bisa dilepaskan dari Liturgi ibadah begitupun sebaliknya Liturgi tidak bisa dilepaskan dari Musik. Sebagai contoh yang nyata, bahwa sebelum ibadah maupun sesudah ibadah, musik gamelan mengambil peranan yang penting dalam sebuah liturgi ibadah yaitu memainkan melodi yang lembut sesuai dengan khas Jawa yang membuat hati seseorang tersentuh, mengena dengan irama atau melodi yang dimainkan sehingga jemaat dapat merasakan ibadah yang khusuk maupun ibadah yang mengena melalui alunan musik gamelan. Tanpa sadar atau sadar musik gamelan memainkan peranan yang penting dalam Liturgi ibadah. Seandainya dalam Liturgi tidak ada musik, maka ibadah tersebut akan terasa hampa dan tidak bermakna. Musik mempunyai sesuatu yang tidak bisa digantikan apapun sehingga kehadiran musik dalam Liturgi merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Peranan pertama menurut paham Konsili Vatikan II yaitu musik sebagai bagian dari liturgi itu sendiri. Menurut penulis, peranan tersebut menjadi penting bagi pelayanan dalam ibadah, bahwa musik bukan hanya menjadi tempelan dalam ibadah melainkan musik benar-benar menjadi bagian dari liturgi itu sendiri. Musik gamelan mendapatkan tempat yang indah dihati setiap jemaat. Musik gamelan melihat suatu nyanyian yang tepat, sehingga penghayatan terhadap lagu tersebut menyentuh dan bermanfaat bagi jemaat yang hadir. Sebagai contoh, jika dalam pengakuan dosa, musik gamelan tersebut harus dimainkan secara lembut dan indah, sehingga jemaat dapat menghayati bagian dari Liturgi yaitu pengakuan dosa. Selain itu dalam 3 E. Martasudjta, Pr, Liturgi: Pengantar untuk Studi dan Praksis Liturgi,

10 memberikan persembahan, musik gamelan dimainkan dengan irama bergembira atau dengan ungkapan syukur, sehingga dalam memberikan persembahan jemaat dapat memberikan dengan hati yang tulus dan berkenan kepada Tuhan. Peranan kedua dalam paham Konsili Vatikan II yaitu musik mengungkapkan pastisipasi aktif umat. Dalam hal ini beberapa lagu dan musik menyesuaikan tema liturgi dan akan membantu jemaat dalam beribadah. Artinya berdasarkan tema yang ada disusun sebuah lagu-lagu yang berdasarkan tema sehingga jemaat dapat menyanyikan dan menghayati nyanyian tersebut berdasarkan tema yang ada dalam ibadah. Musik gamelan mengambil peranan yang penting dalam hal ini sehingga jemaat dapat merasakan perasaan yang menyentuh dan mengena dalam mengikuti ibadah. Sesuai dengan peranan yang ketiga yaitu musik memperjelas misteri Kristus. Dalam hal ini, melalui isi syair lagu Jawa dapat memperjelas misteri Kristus, sehingga jemaat merenungkan dan merefleksikan sesuai dengan melodi maupun syair yang dilatunkan melalui perjumpaan dengan Allah. Dengan menyanyikan lagu tersebut maka jemaat akan merasakan perjumpaan yang indah bersama dengan Allah dan dihayati dengan sungguh-sungguh kehadiran Tuhan dalam ibadah tersebut. Sebagai contoh, syair Kidung Pasamuwan Kristen 249:1,2,3 Gusti Yesus Sinalib Gusti Yesus sinalib, sinrahken Allah priyangga, karsa nyangga paukuman myang laknat, dados lintuning jagad. Gusti Yesus sinalib,sinami lan tiang dosa, nging yektine dosa duraka kita sinanggi ng sriranya. Gusti Yesus sinalib, ngurbanken srira pribadya, mrih manungsa rukun klayan Sang Rama temah gesang raharja. 77

11 Terjemahan lagu tersebut sebagai berikut Tuhan Yesus disalib, serahkan diri pribadi, mau menyangga hukuman dan laknat jadi ganti dunia. Tuhan Yesus disalib, disamakan orang berdosa, sesungguhnya dosa kita ditanggumg olehnya. Tuhan Yesus disalib, korbankan diri pribadi agar insan rukun dengan Bapa sehingga hidup sejahtera. Pada dasarnya setiap lagu Kidung Pasamuwan Kristen dapat memperjelas misteri Yesus yang dirayakan dalam liturgi. Melalui syair tersebut umat dapat merenungkan dan menghayati sesuai dengan tema liturgi. Dalam syair lagu dapat merasakan dan mengalami perjumpaan dengan Allah. Seorang warga jemaat mengatakan bahwa pada awalnya musik gamelan tidak difungsikan dalam mengiringi ibadah. Musik gamelan difungsikan untuk mengiringi upacara di Keraton. Namun dalam perkembangannya gereja menggunakan musik gamelan sebenarnya memberikan warna sentuhan Jawa. Lalu seniman-seniman yang bergereja menambah permusikan dengan nuansa Jawa yaitu musik gamelan dalam mengiringi ibadah. Musik gamelan dalam liturgi merupakan adanya dukungan gereja kepada kearifan lokal. Ia berpendapat bahwa musik gereja tidak hanya menggunakan musik dari Barat, yaitu Piano/organ melainkan dapat menggunakan musik gamelan sebagai pengiring ibadah. 4 Dalam hal ini penulis sangat setuju dengan pendapat tersebut bahwa musik gamelan merupakan sebuah dukungan yang dilakukan GKJ untuk mendukung kearifan lokal dan mempertahankan identitas sebagai orang Jawa. GKJ bukan hanya bertempat di wilayah Jawa melainkan sebuah entitas Jawa yang 4 AG, Wawancara Jemaat, Salatiga, 24 Agustus

12 harus dilestarikan dan dipertahankan oleh umat. Karena itu musik gamelan dalam Liturgi ibadah merupakan sebuah dukungan terhadap kearifan lokal sehingga dalam hal ini GKJ mempertahankan identitas Jawa melalui penggunaan musik gamelan dalam ibadah. Dalam penelitian, pemahaman beberapa jemaat mengatakan bahwa musik gamelan merupakan identitas Jawa yang harus dipertahankan dan dimiliki oleh setiap orang Jawa khususnya. Musik gamelan merupakan sebuah kesenian yang berasal dari Jawa, sehingga sebagai orang Jawa menjadi sebuah identitas Jawa yang harus dipertahankan. Sama halnya dengan kesenian yang lain seperti wayang kulit, dan tarian. Musik gamelan juga merupakan bagian dari wayang kulit dan tarian yang berasal dari Jawa. Dalam buku Liliweri yang berjudul Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, identitas budaya merupakan rincian karakteristik atau ciri-ciri sebuah kebudayaan yang dimiliki oleh sekelompok orang yang diketahui batas-batasnya dibandingkan kebudayaan yang lain. 5 Menurut Koentjaraningrat, masyarakat adalah semua kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersiat kontiniu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. 6 Identitas Jawa menurut penulis ialah sebuah jati diri atau ciri dari budaya Jawa yang membedakan budaya yang satu dengan yang lain, sehingga melalui jati diri Jawa tersebut daerah yang lain dapat melihat perbedaan yang membedakan Jawa dibandingkan budaya yang lain. Setiap budaya memiliki ciri khas masing-masing dan itulah yang memperkaya setiap budaya dengan adanya perbedaan. Dalam hal ini 2002), Aldo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta. 6 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antrologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),

13 identitas budaya Jawa mempunyai ciri khas yang berbeda dengan budaya yang lain, sehingga dinamakan identitas. Berdasarkan hal tersebut, musik gamelan merupakan sebuah identitas budaya Jawa dan harus dilestarikan dan dipertahankan sehingga identitas tersebut menjadi kekuatan bagi budaya Jawa dalam mempertahankan musik gamelan, terutama dalam mengiringi ibadah Minggu. Menurut penulis, hal tersebut menjadi kekuatan GKJ Salatiga dalam membangun dan mempertahankan budaya Jawa dalam era sekarang ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa dunia semakin modern sehingga alat musik juga mengikuti zaman yang modern. Oleh karena itu penulis mengambil judul tesis: Penggunaan Musik Gamelan sebagai identitas Jawa dalam Liturgi ibadah. Menurut penulis, GKJ Salatiga Selatan mengambil langkah yang baik dan tepat dalam hal menjaga dan mempertahankan identitas Jawa. Musik gamelan tidak bisa terlepas dengan bahasa Jawa didalamnya. Bahasa Jawa dan musik gamelan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan melainkan keduanya saling berkaitan. Dalam hal ini, bahasa Jawa merupakan bagian dari identitas Jawa. Dengan mengambil langkah yang tepat, GKJ Salatiga Selatan dapat mempertahankan dan menjaga identitas Jawa yang sudah ada tersebut. Menurut penulis dalam menjaga dan mempertahankan tersebut dibutuhkan tekad dan niat yang kuat, karena tidaklah mudah mempertahankan identitas tersebut. Banyak gereja-gereja lain ingin mempertahankan dan menjaga identitas Jawa yang mungkin selama ini tidak kelihatan oleh orang. Hal tersebut mungkin tidak didukung oleh berbagai hal sehingga membutuhkan proses yang panjang, artinya GKJ Salatiga Selatan memilih jalan yang tepat sehingga kedepannya harus tetap dijaga dan dipertahankan identitas Jawa yang suda ada sekarang, bahkan harus berkembang dari sebelumnya. 80

14 Dalam melaksanakan liturgi ibadah selalu menggunakan musik. Jika memperhatikan GKJ, kata Jawa bukan hanya tempat tetapi budaya. Memasukkan budaya Jawa berupa musik gamelan dalam liturgi artinya menjawakan ibadah sehingga identitas Jawa tetap ada dan tidak hilang. Bukan hanya musik gamelan tetapi bahasa Jawa. Identitas yang dimaksudkan berupa bahasa Jawa dan musik gamelan. Musik Gamelan masuk dalam Liturgi ibadah Minggu bertujuan untuk menjaga kekhusukan dalam ibadah sehingga jemaat dapat beribadah dengan baik. 7 Penulis bependapat bahwa dengan kehadiran musik gamelan dalam liturgi, dapat dikatakan bahwa liturgi menjawakan ibadah, artinya dari setiap sisi bahasa Jawa dan musik Jawa mewarnai ibadah tersebut. Dalam liturgi terdapat lagu-lagu Jawa, berkotbah menggunakan bahasa Jawa, menggunakan iringan musik gamelan, serta diharapkan jemaat menggunakan batik pada ibadah minggu pertama. Menurut penulis hal tersebut menunjukan identitas Jawa dalam liturgi ibadah. Jikalau penulis beribadah di GKJ Salatiga Selatan, penulis merasakan suasana Jawa di dalam liturgi. Liturgi tersebut dapat dikatakan kontekstual sebab menggunakan ornamen maupun bahasa Jawa didalamnya. Dalam hal ini GKJ Salatiga Selatan menunjukkan identitas Jawa dalam hal liturgi ibadah. Kehadiran musik gamelan dalam Liturgi membuat liturgi semakin kontekstual dan variatif. Ia mengatakan bahwa musik gamelan Jawa memiliki ciri yang berbeda dengan musik gamelan sunda maupun Bali, sehingga ketika musik gamelan Jawa mengiringi liturgi maka liturgi semakin hidup, mengena serta bervariatif. 8 Berdasarkan kalimat tersebut, dapat dikatakan adanya liturgi variatif dan liturgi kontekstual yang dilakukan GKJ Salatiga Selatan. Liturgi variatif berarti setiap minggu gereja tersebut memiliki susunan liturgi yang berbeda-beda, tetapi tidak 7 SP, Wawancara Jemaat, Salatiga, 13 Juni AG, Wawancara Jemaat, Salatiga, 24 Agustus

15 merubah aspek penting yaitu Votum, Pengakuan dosa, Firman Tuhan, dan Berkat. Selain dari hal tersebut menjadi variatif dari setiap minggunya sehingga ibadah semakin menjadi berbeda setiap minggunya. Liturgi kontekstual berarti liturgi yang menggunakan bahasa dan aturan dari daerah tertentu, dalam hal ini menggunakan bahasa Jawa dan musik gamelan dalam ibadah. Jikalau dilihat dari sejarah karawitan, dimana hubungan antara raja, karawitan dan upacara tradisi memiliki hubungan yang saling berkaitan sehingga menghasilkan sebuah system. 9 Dalam hal ini penulis berhipotesa melihat dari kacamata Kristen, dimana gereja menggunakan musik gamelan sebagai pengiringi dalam ibadah. Penulis mengaitkan antara Ilahi, musik gamelan dan liturgi. Dalam hal ini antara Tuhan, musik gamelan dan liturgi merupakan sebuah sistem yang tidak bisa dipisahkan, dalam hal ini menggunakan kebudayaan. Jikalau ditarik secara umum, musik gamelan merupakan sebuah instrumen musik sehingga penulis dapat mengaplikasikan buku Joko Daryanto mengenai hubungan Tuhan, musik gamelan dan liturgi. Alasan GKJ Salatiga Selatan menggunakan musik gamelan dalam ibadah Minggu Berdasarkan hasil penelitian, alasan GKJ Salatiga Selatan menggunakan musik gamelan dalam Liturgi ibadah adalah yang pertama, gereja ini adalah Gereja Kristen Jawa yang mempertahankan budaya Jawa. Dan hal tersebut diakui oleh pemerintah, bahwa satu-satunya yang masih mempertahankan budaya Jawa adalah GKJ. Berdasarkan pemikiran tersebut, sebagai orang Jawa berusaha nguri-uri ( memelihara) budaya Jawa mulai dari penggunaan alat musik Jawa, terutama musik 9 Joko Daryanto, Karawitan Karaton Surakarta, (Surakarta:ISI Press Surakarta, 2016),

16 Gamelan. Itu sebabnya pada awalnya, kita ingin ibadah diiringi dengan budaya Jawa. Persoalannya adalah tidak semua orang Jawa menguasai budaya Jawa, bahkan berbahasa Jawa tidak semua tahu. 10 Berdasarkan alasan tersebut terlihat bahwa pada awalnya jemaat GKJ Salatiga Selatan berpikir bahwa alat musik gamelan merupakan hasil budaya Jawa yang harus dilestarikan dan dipelihara. Sesuai dengan namanya GKJ dimana gereja yang harus mempertahankan kesukuannya dengan cara melestarikan musik gamelan. Dan hal tersebut juga diakui oleh pemerintah bahwa satu-satunya yang masih mempertahankan budaya Jawa adalah GKJ. Menurut penulis, hampir semua gereja-gereja bernunsa etnis menghilangkan atau tidak menggunakan alat musik tradisionalnya dalam mengiringi ibadah. Selain terbatasnya sumber daya manusia, dikarenakan rasa cinta terhadap budaya tersebut belum terpikir untuk memasukkan unsur budaya dalam mengiringi ibadah. Dalam hal ini memerlukan penelitian yang mendalam. Akan tetapi berdasarkan pemikiran penulis bahwa musik gamelan harus dilestarikan dan dipelihara maka kesadaran dan kecintaan jemaat GKJ Salatiga selatan harus diikuti dan tertanam oleh gereja-gereja lain dalam menerapkan alat musik gamelan maupun musik dari daerah masing-masing dalam mengiringi ibadah minggu. Dengan kata lain bahwa warga jemaat GKJ Salatiga Selatan berusaha nguri-uri ( memelihara) budaya Jawa dimulai dari penggunaan musik gamelan dalam mengiringi ibadah. Alasan tersebut penulis dapatkan kepada beberapa orang, sehingga alasan utama mengapa GKJ Salatiga Selatan menggunakan musik gamelan dalam ibadah dikarenakan nguri-uri ( memelihara) budaya Jawa agar tidak hilang dan punah. Lalu persoalan selanjutnya berkaitan dengan bahasa Jawa, sehingga dalam menggunakan musik gamelan harus menggunakan bahasa Jawa. Menurut penelitian, 10 SP, Wawancara Jemaat, Salatiga, 21 Juni

17 tidak semua orang Jawa menguasai budaya Jawa bahkan tidak tahu berbahasa Jawa. Dengan kehadiran musik gamelan, maka jemaat diajak untuk berbahasa Jawa dengan baik. Hal tersebut yang dibangun warga jemaat GKJ Salatiga Selatan, sehingga bukan hanya kesenian tetapi bahasa Jawa juga dipelihara. Alasan yang lainnya adalah adanya re-generasi dengan cara menyiapkan anak-anak muda bahkan anak-anak sekolah minggu agar bermain musik gamelan bahkan berbahasa Jawa dengan baik. Berkaitan dengan bahasa Jawa, kaum wamuda menyelenggarakan kursus bahasa Jawa sehingga minat wamuda dalam mempelajari bahasa Jawa tetap ada dan menjadi lancar berbasaha Jawa. Jadi yang penting bagi orangtua yaitu mendorong anak-anak muda agar supaya mempelajari, melestarikan budaya dan bahasa Jawa 11 Dalam hal ini jika dari generasi muda tidak diajarkan dan dikenalkan dengan budaya Jawa lambat laun bahasa maupun kesenian akan terus pudar dan menghilang. Kebudayaan akan tetap eksis dan berkembang jikalau pengelolaan re-generasi tetap terjadi dalam sebuah organisasi, dalam hal ini GKJ Salatiga Selatan. Penulis setuju dengan pernyataan tersebut bahwa generasi muda yang akan mengganti peran Adiyuswa dalam menjaga dan melestarikan budaya Jawa yang ada dan sudah baik sampai sekarang, khususnya penggunaan musik gamelan dan bahasa Jawa. Jikalau generasi muda tidak dilibatkan bahkan tidak dikenalkan dengan budaya Jawa, maka nguri-uri budaya dalam memperjuangkan mengadakan musik gamelan tersebut menjadi pudar. Dalam hal ini gereja juga ikut berperan dalam membantu anak-anak muda dalam mempertahankan identitas Jawa di GKJ Salatiga Selatan. 11 Wawancara SP, Wawancara Jemaat, Salatiga, 21 Juni

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih Bab 5 Penutup 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang penulis sampaikan pada bab 4 tentang praktek nyanyian dan musik gereja di GKMI Pecangaan dalam peribadatan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

Bab 4. Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan

Bab 4. Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan Bab 4 Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan 4.1. Pendahuluan Pada bab ini penulis akan menyampaikan hasil tinjauan kritis atas penelitian yang dilakukan di GKMI Pecangaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya di dunia manusia mengalami banyak peristiwa baik itu yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Terkadang beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, musik merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan peribadatan. Pada masa sekarang ini sangat jarang dijumpai ada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer,

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer, BAB I PENDAHULUAN I. PERMASALAHAN I.1. Masalah Ibadah adalah salah bentuk kehidupan bergereja yang tidak terlepas dari nyanyian gerejawi. Nyanyian di dalam sebuah ibadah mempunyai beberapa fungsi yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan akhir dari penelitian tentang teologi kontekstual berbasis budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata peribadahan GKJ di dalam menanamkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman Mesir kuno bahkan sebelumnya, manusia sudah mengenal seni musik dan seni syair. Keduanya bahkan sering dipadukan menjadi satu untuk satu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Ia merupakan bagian dari kesenian atau keindahan yang dihasilkan melalui media bunyi atau suara. Suara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai sarana kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya, menyarankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah minggu di GKMI Salatiga dari perspektif psikologis dan teologis di atas maka penulis menyimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad

BAB I PENDAHULUAN. Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad IV. Pada saat itu musik sudah masuk dalam unsur liturgi dan berfungsi sebagai sarana untuk

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan nenek moyang. Sejak dulu berkesenian sudah menjadi kebiasaan yang membudaya, secara turun temurun

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan UKDW

BAB I. Pendahuluan UKDW BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini banyak gereja mencoba menghadirkan variasi ibadah dengan maksud supaya ibadah lebih hidup. Contohnya dalam lagu pujian yang dinyanyikan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki keragaman etnis dan budaya. Keragaman budaya tersebut menjadi kekayaan bangsa Indonesia dan perlu dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan serta pengembangan suatu kesenian apapun jenis dan bentuk kesenian tersebut. Hal itu disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat

Lebih terperinci

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk LAMPIRAN Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk 85 KERANGKA MATERI VIDEO PEMBELAJARAN MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA Materi Pengertian Musik Tradisional Nusantara Lagu Tradisional Nusantara Penggolongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang beraneka ragam. Oleh karena itu, Indonesia kaya akan budaya dan adat istiadat. Kebudayaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki aneka corak budaya yang beraneka ragam. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya

Lebih terperinci

Liturgi Minggu Nuansa Pemuda. Hidup Bergairah dalam Sukacita dan Kegembiraan Tuhan. GKI Bintaro Utama 30 Agustus 2015 Pukul 17.

Liturgi Minggu Nuansa Pemuda. Hidup Bergairah dalam Sukacita dan Kegembiraan Tuhan. GKI Bintaro Utama 30 Agustus 2015 Pukul 17. Liturgi Minggu Nuansa Pemuda Hidup Bergairah dalam Sukacita dan Kegembiraan Tuhan GKI Bintaro Utama 30 Agustus 2015 Pukul 17.00 WIB 2 Liturgi Minggu (Nuansa Pemuda) Persiapan Ibadah Organis/pianis mengalunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Tapanuli Tengah dikenal dengan sebutan Negeri Wisata Sejuta Pesona. Julukan ini diberikan kepada Kabupaten Tapanuli Tengah dikarenakan dibeberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kesenian pada dasarnya muncul dari suatu ide (gagasan) dihasilkan oleh manusia yang mengarah kepada nilai-nilai estetis, sehingga dengan inilah manusia didorong

Lebih terperinci

Ringkasan Skripsi Kesenian Sholawatan Di Gereja Mater Dei Bonoharjo, Kulon Progo Yogyakarta

Ringkasan Skripsi Kesenian Sholawatan Di Gereja Mater Dei Bonoharjo, Kulon Progo Yogyakarta 2 Ringkasan Skripsi Kesenian Sholawatan Di Gereja Mater Dei Bonoharjo, Kulon Progo Yogyakarta A. Pendahuluan Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad IV. Pada saat itu musik

Lebih terperinci

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat Sunda Ciamis mempunyai kesenian yang khas dalam segi tarian yaitu tarian Ronggeng Gunung. Ronggeng Gunung merupakan sebuah bentuk kesenian tradisional

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 23 Juli 2017 TATA IBADAH HARI MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : Doa Pribadi Umat Latihan Lagu-lagu baru Doa para

GPIB Immanuel Depok Minggu, 23 Juli 2017 TATA IBADAH HARI MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : Doa Pribadi Umat Latihan Lagu-lagu baru Doa para TATA IBADAH HARI MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan Kekuatan Dan Mazmurku merupakan salah satu lagu yang diciptakan oleh Theodora Sinaga. Theodora Sinaga adalah salah satu pencipta lagu yang ada di kota

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI INKULTURASI MUSIK GAMELAN JAWA PADA MUSIK LITURGI DALAM EKARISTI DI GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS PUGERAN YOGYAKARTA

RINGKASAN SKRIPSI INKULTURASI MUSIK GAMELAN JAWA PADA MUSIK LITURGI DALAM EKARISTI DI GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS PUGERAN YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI INKULTURASI MUSIK GAMELAN JAWA PADA MUSIK LITURGI DALAM EKARISTI DI GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS PUGERAN YOGYAKARTA Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH

Lebih terperinci

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kehidupan umat beragama tidak bisa dipisahkan dari ibadah. Ibadah bukan hanya sebagai suatu ritus keagamaan tetapi juga merupakan wujud respon manusia sebagai ciptaan

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (2/6)

Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Ibadah dan Persekutuan Kode Pelajaran : OKB-P02 DAFTAR ISI A. BERTANGGUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang dilatarbelakangi kebudayaan yang beranekaragam. Sebagai bangsa besar, Indonesia merupakan negara yang di kawasan nusantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang musik tidak akan pernah ada habisnya, karena musik begitu melekat, begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik telah ada sejak sebelum Masehi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang permasalahan Dalam diri manusia terdapat dua element dasar yang sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian manusia. Element tersebut adalah rasio dan rasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sulawesi Utara adalah salah satu provinsi yang dikenal dengan banyaknya tradisi, ritual dan adat istiadat, yang membentuk identitas dari Minahasa. Salah

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt. : Jemaat terkasih,

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan adalah produk atau hasil yang dilakukan atau diciptakan oleh sekelompok masyarakat dalam berbagai aktifitas kegiatan yang mempunyai tujuan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu jenis kebutuhan manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk yang sepanjang

Lebih terperinci

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007 7 Tabel kerangka berpikir II 6 4. Mengamati kekurangan & kelebihan penyanyi rohani lain. Antara lain, Nikita, Finna Arifin, Martha, Dhemy & Stacie Orrico Tabel kerangka berpikir I 5 1.4 MAKSUD DAN TUJUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti memiliki pengalaman dalam bermusik karena musik mampu menjangkau semua kalangan masyarakat

Lebih terperinci

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adat istiadat merupakan salah satu unsur kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Adat istiadat adalah kebiasaan tradisional masyarakat yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penulisan skripsi ini berangkat dari pengamatan dan kesan penulis ketika melihat sikap dan tingkah laku anak muda yang cenderung tidak mengenal dan tidak

Lebih terperinci

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET 1 TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET Seminar Religius di BKS 2016 Kanisius, 8 September 2016 Paul Suparno, SJ Pendahuluan Tema BKS tahun 2016 ini adalah agar keluarga mewartakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri

Lebih terperinci

.. prosesi Alkitab dibawa masuk ke dalam ruang Ibadah diiringi instrumen...

.. prosesi Alkitab dibawa masuk ke dalam ruang Ibadah diiringi instrumen... TATA IBADAH HARI MINGGU XVIII SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki beberapa sub etnis yang terdiri dari suku Melayu, Batak Toba, Karo, Simalungun, Dairi, Sibolga, Angkola, Tapanuli Selatan

Lebih terperinci

TATA IBADAH MINGGU XXIV SESUDAH PENTAKOSTA

TATA IBADAH MINGGU XXIV SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : TATA IBADAH MINGGU XXIV SESUDAH PENTAKOSTA Doa Pribadi Umat Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

1. Bagaimana radio Gema Surya FM berupaya melestarikan kesenian Jawa. 2. Apa tujuan dari program acara kesenian jawa di RGS?

1. Bagaimana radio Gema Surya FM berupaya melestarikan kesenian Jawa. 2. Apa tujuan dari program acara kesenian jawa di RGS? Lampiran 1 KUISIONER 1. Bagaimana radio Gema Surya FM berupaya melestarikan kesenian Jawa di Ponorogo? 2. Apa tujuan dari program acara kesenian jawa di RGS? 3. Program kesenian jawa apa saja yang disiarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Mustopo Habib berpendapat bahwa kesenian merupakan jawaban terhadap tuntutan dasar kemanusiaan yang bertujuan untuk menambah dan melengkapi kehidupan. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan terikat oleh suatu rasa identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik manusia sebagai individu, manusia sebagai kelompok masyarakat. Kondisi ekonomi, sosial dan adat istiadat,

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 18 Maret 2018

GPIB Immanuel Depok Minggu, 18 Maret 2018 PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU II PRAPASKAH Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah di hari Minggu

Lebih terperinci

TATA IBADAH MALAM NATAL Minggu, 24 Desember

TATA IBADAH MALAM NATAL Minggu, 24 Desember PERSIAPAN TATA IBADAH MALAM NATAL Minggu, 24 Desember 2017 ----------------------------------------------------- *. Sebelum ibadah dimulai mohon HP di non aktifkan *. Doa Pribadi Warga Jemaat *. Prokantor

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat

Lebih terperinci

2

2 Pk. 17.00 WIB 2 3 4 5 6 7 8 9 PELAYANAN BAPTISAN KUDUS DEWASA, BAPTIS ANAK, PENGAKUAN PERCAYA (SIDI), PENERIMAAN ANGGOTA & PEMBARUAN PENGAKUAN PERCAYA PENGANTAR PF : Dalam kebaktian hari ini akan dilayankan

Lebih terperinci

Minggu, 27 Oktober 2013

Minggu, 27 Oktober 2013 GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) TATA IBADAH HARI MINGGU XXIII SESUDAH PENTAKOSTA NUANSA MUDA Minggu, 27 Oktober 2013 PEMBERITA FIRMAN Pukul 18.00 WIB Pendeta Johny Alexander Lontoh (Ketua

Lebih terperinci

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang mempunyai ciri khas dan bersifat kompleks, sebuah kebudayaan yang lahir di dalam suatu lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekaragaman budayanya itu tercermin

Lebih terperinci

Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja

Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja RD.Sridanto Aribowo, MA.Lit Temu paguyuban organis Gereja Keuskupan Agung Jakarta Rawamangun, 20 Juli 2013 AJARAN GEREJA TENTANG MUSIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. [Type text] BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran memiliki beberapa komponen yaitu: tujuan pengajaran, peserta didik, guru, perencanaan pengajaran, strategi pembelajaran, media pengajaran, dan evaluasi

Lebih terperinci

Ordinary Love. Timothy Athanasios

Ordinary Love. Timothy Athanasios Ordinary Love Timothy Athanasios Bab I Gereja dan Pelayanan Konsep menciptakan berhala, hanya rasa ingin tahu yang bisa memahami. (Gregory Nyssa) Jika Kerajaan Allah hendak direalisasikan dalam rupa dua

Lebih terperinci

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO PENDADARAN PERJAMUAN KUDUS PASKAH Minggu, 5 April 2015 HOSANA : berilah kiranya keselamatan! GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO Kompleks Taman Alfa Indah Blok A No. 9 Joglo Jakarta Barat I. PENDAHULUAN Jemaat yang

Lebih terperinci

LITURGI KEBAKTIAN BINA IMAN WARGA GEREJA (BIWG) GKI GUNUNG SAHARI DIPANGGIL UNTUK MEMILIH MINGGU VI SESUDAH EPIFANI, 12 FEBRUARI 2017

LITURGI KEBAKTIAN BINA IMAN WARGA GEREJA (BIWG) GKI GUNUNG SAHARI DIPANGGIL UNTUK MEMILIH MINGGU VI SESUDAH EPIFANI, 12 FEBRUARI 2017 LITURGI KEBAKTIAN BINA IMAN WARGA GEREJA (BIWG) GKI GUNUNG SAHARI DIPANGGIL UNTUK MEMILIH MINGGU VI SESUDAH EPIFANI, 12 FEBRUARI 2017 1. PERSIAPAN - Organis/pianis mengalunkan lagu-lagu gerejawi - Saat

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 03 September 2017 NYANYIAN UMAT : GB. 61 : 1, 2 TUHAN, AJARKANLAH KEHENDAKMU Kantoria

GPIB Immanuel Depok Minggu, 03 September 2017 NYANYIAN UMAT : GB. 61 : 1, 2 TUHAN, AJARKANLAH KEHENDAKMU Kantoria TATA IBADAH HARI MINGGU XIII SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

Diutus dan Diperlengkapi

Diutus dan Diperlengkapi Liturgi Minggu Nuansa Pemuda (Pelantikan Pengurus Komisi Pemuda Periode 2015 2017) Diutus dan Diperlengkapi GKI Bintaro Utama 2 Agustus 2015 Pukul 17.00 WIB 2 Liturgi Minggu (Pelantikan Pengurus Komisi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia selalu diperhadapkan dengan berbagai keragaman, baik itu agama, sosial, ekonomi dan budaya. Jika diruntut maka banyak sekali keragaman yang

Lebih terperinci

LITURGI BULAN KELUARGA GMIT JEMAAT BET EL OESAPA TENGAH MINGGU, 01 OKTOBER 2017 TEMA: MENJADI KELUARGA YANG MENGGARAMI DAN MENERANGI

LITURGI BULAN KELUARGA GMIT JEMAAT BET EL OESAPA TENGAH MINGGU, 01 OKTOBER 2017 TEMA: MENJADI KELUARGA YANG MENGGARAMI DAN MENERANGI LITURGI BULAN KELUARGA GMIT JEMAAT BET EL OESAPA TENGAH MINGGU, 01 OKTOBER 2017 TEMA: MENJADI KELUARGA YANG MENGGARAMI DAN MENERANGI Fokus: Kategori Lanjut Usia (Lansia) CATATAN: Diharapkan para Diaken

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar belakang penelitian, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) ruang lingkup penelitian,

Lebih terperinci

MUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan

MUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan MUSIK DAN MISI Oleh Florentina Wijayani Kusumawati 21 Pendahuluan Tidak dapat disangkal bahwa musik merupakan bagian integral dalam ibadah Kristen. Peranan dan pengaruh musik dalam ibadah tidak dapat disepelekan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikagumi oleh negara lain karena banyaknya kebudayaan di dalamnya. Perbedaan kebudayaan itu membuat peradaban di indonesia menjadi beragam. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi dialihkan oleh Kerajaan Sunda/Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang. Artinya, Kerajaan

Lebih terperinci

Di Dalam Tuhan Jerih Lelah Kita Tidak Sia-sia

Di Dalam Tuhan Jerih Lelah Kita Tidak Sia-sia TATA IBADAH DAN PENGANTAR TEMA KHOTBAH Dalam rangka Hari Doa Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia 2012 Di Dalam Tuhan Jerih Lelah Kita Tidak Sia-sia TATA IBADAH HARI MINGGU GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS L =

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki aneka corak budaya yang beraneka ragam. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekayaan kesenian tradisi di Indonesia sangat banyak dan beragam, oleh karena itu amat disayangkan jika kesenian tersebut punah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam masyarakatnya yang majemuk, tentunya masyarakat Indonesia juga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam dari kebudayaan yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, system mata pencaharian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan keberadaannya. Dari ajaran resmi yang dituangkan di dalam Pokok-

BAB I PENDAHULUAN. dengan keberadaannya. Dari ajaran resmi yang dituangkan di dalam Pokok- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Identifikasi Permasalahan Sebagai salah satu penerus tradisi Gereja Reformasi, Gereja Kristen Jawa (GKJ) memiliki ajaran iman yang sangat mendasar sehubungan

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 27 September 2015

GPIB Immanuel Depok Minggu, 27 September 2015 PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU XVIII SESUDAH PENTAKOSTA Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS. istilah orang Jawa wong jowo iku nggoning semu artinya orang Jawa itu peka

BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS. istilah orang Jawa wong jowo iku nggoning semu artinya orang Jawa itu peka BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS Dalam bagian ini akan mengemukakan pengaruh perubahan penggunaan cawan menjadi sloki dalam Perjamuan Kudus dalam kehidupan jemaat masa modern dengan melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan serta memiliki beraneka ragam budaya. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 31 Januari 2016 TATA IBADAH MINGGU IV SESUDAH EPIFANI

GPIB Immanuel Depok Minggu, 31 Januari 2016 TATA IBADAH MINGGU IV SESUDAH EPIFANI PERSIAPAN : TATA IBADAH MINGGU IV SESUDAH EPIFANI Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah di hari Minggu

Lebih terperinci

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin melanjutkan bagian berikutnya dalam seri khotbah Menemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2000), hal.2. 1 Emanuel Gerit Singgih, Berteologi dalam Konteks (Jakarta: BPK Gunung Mulia,

BAB I PENDAHULUAN. 2000), hal.2. 1 Emanuel Gerit Singgih, Berteologi dalam Konteks (Jakarta: BPK Gunung Mulia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kontekstualisasi ajaran Kristen dalam kehidupan bergereja di Indonesia merupakan isu yang selalu hangat dibicarakan. Kontekstualisasi menjadi isu yang penting karena

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 20 NOVEMBER 2016 (MINGGU KRISTUS RAJA) YESUS KRISTUS RAJA SURGAWI SEJATI

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 20 NOVEMBER 2016 (MINGGU KRISTUS RAJA) YESUS KRISTUS RAJA SURGAWI SEJATI TATA IBADAH MINGGU, 20 NOVEMBER 2016 (MINGGU KRISTUS RAJA) YESUS KRISTUS RAJA SURGAWI SEJATI PERSIAPAN Saat Teduh/Doa Pribadi Latihan Lagu & Pembacaan Warta Lisan Saat Hening Pnt. : Jemaat, marilah kita

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. pada Bab 2 dan sistematika penulisan skripsi ini.

Bab 1 Pendahuluan. pada Bab 2 dan sistematika penulisan skripsi ini. Bab 1 Pendahuluan 1.1. Pendahuluan Penyelenggaraan sebuah ibadah Kristen identik dengan praktek nyanyian dan musik, meskipun keduanya tidak selalu ditemukan dalam ibadah Kristen. Nyanyian dan musik menjadi

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Katolik

Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Agama Katolik Modul ke: 03 EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro, M.M Pendahuluan Dalam suatu adegan yang mengharukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik Melayu Indonesia lahir pada tahun 50an. Musik Melayu Indonesia sendiri adalah musik tradisional yang khas di daerah Pantai Timur Sumatera dan Semenanjung

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH Latihan Lagu-Lagu. Penayangan Warta Lisan. Saat Hening A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt. : Jemaat terkasih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian Rebana banyak berkembang di wilayah Jawa Barat. Berdasarkan perkembangannya, kesenian yang menggunakan alat musik rebana mengalami perubahan baik dari segi

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK Latihan Lagu-lagu dan doa persiapan Pnt. : Selamat pagi/sore Jemaat yang terkasih di dalam Yesus Kristus, kita akan bersama-sama

Lebih terperinci

MENGHADAP TUHAN. Prosesi Alkitab

MENGHADAP TUHAN. Prosesi Alkitab 1 PERSIAPAN - Doa pribadi warga jemaat - Prokantor mengajarkan jemaat menyanyikan lagu-lagu baru - Para pelayan berdoa di konsistori UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. : Presbiter Bertugas mengucapkan selamat

Lebih terperinci

MUSIK LITURGI BERNUANSA ETNIS

MUSIK LITURGI BERNUANSA ETNIS MUSIK LITURGI BERNUANSA ETNIS Musik Gereja Inkulturasi Adalah musik gereja yang bernuansa musik tradisi setempat atau lokal. Di Indonesia, musik gereja yang digunakan dalam peribadatan sudah berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan tradisi, baik kebudayaan yang bersifat tradisional ataupun modern. Setiap daerah memiliki tradisi yang bermacam-macam

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bernyanyi menjadi bagian yang penting dalam rangkaian peribadahan. Peribadahan-peribadahan yang dilakukan di gereja-gereja Protestan di Indonesia mempergunakan

Lebih terperinci

TATA IBADAH Minggu Adven I

TATA IBADAH Minggu Adven I TATA IBADAH Minggu Adven I PERSIAPAN Doa Konsistori dan Doa Pribadi Saat Teduh UNGKAPAN SITUASI P.2. Saudara - saudara yang terkasih dalam Yesus kristus Minggu, 29 Nopember 2015 kita memasuki minggu Adven

Lebih terperinci