ABSTRAK. Kata Kunci : Persepsi, Masyarakat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Kata Kunci : Persepsi, Masyarakat"

Transkripsi

1 1 ABSTRAK Nurmilawaty (2015). Persepsi Masyarakat Mengenai Dampak Tambang Galian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi, Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Zefitni (II) Risma Fadhilla. Penelitian ini dilatar belakangi oleh perubahan bentuk lahan pegunungan saat ini, dimana gunung-gunung yang ada di sekitar daerah ini telah banyak yang hilang akibat dari penggerusan yang terus dilakukan, juga perubahan lain seperti penimbunan pesisir pantai yang merusak aktifitas terumbu karang. Masalah lain adalah terjadinya polusi udara yang terjadi karena aktifitas di perusahaan sehingga menggangu kesehatan masyarakat akibat debu-debu yang ada ataupun kebisingan mesin pabrik karena adanya aktifitas didalamnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang keberadaan industri tambang galian C Sirtukil (pasir, batu, kerikil) serta mengetahui faktor yang mempengaruhi keberadaan industri tambang galian C sirtukil (pasir,batu,kerikil) di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif menggunakan pendekatan deskriptif. Subjek pada penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi yang sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini dengan metode sampling area (sampling wilayah) yang ditentukan sebanyak 42 KK. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh Keberadaan tambang galian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi memberikan dampak positif maupun negatif, baik terhadap lingkungan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat maupun pembangunan infrastruktur Kelurahan. Serta Kegiatan pertambangan galian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi yang dilakukan oleh perusahaan dengan melihat potensi alam yang banyak berupa galian C serta didukung oleh lokasi yang sangat strategis untuk melakukan pemasaran hasil tambang. Kata Kunci : Persepsi, Masyarakat

2 2 ABSTRACT Nurmilawaty (2015). The Perception of Society toward the Mining C Activity in Buluri, District Of Ulujadi, Skripsi, Geography Education Study program Social and Science Education Department Tadulako University. Supervisors: (I) Zefitni (II) Risma Fadhilla. This research was carried out based on the phenomena that the land of the mountain has changed day by day. Many lands have been disappeared because of the continual digging and mining activity in that area. The change is also caused by the boarding process occurred along the beach that gives a bad effect to the reef. Another problem is that the air pollution caused by the digging activity in the company. This problem gives bad effects to the public health in that area. Moreover, the digging activities also cause the noisy sounds from the company. The objective of this research was to examine the perception of society toward the industry of mining C Sirtukil (sand, stone, and gravel) and to investigate the factors influencing that industry in Buluri, District of Ulujadi. The designs of this research were descriptive qualitative and quantitative research. The research sample was the society of Buluri and the sampling method used by the researcher was sampling area method. The sample consists of 42 families. The techniques of data collection of this research were observation, questionnaire, interview, and document. The result of this research is that the mining C activity in Buluri, District of Ulujadi gives both positive and negative effects toward either the environment, the social-economic condition, or infrastructure development in that area. Furthermore, the mining industry is located in a strategic area and this will give much contribution to the mine product marketing. Keywords: Perception, Society

3 3 BAB I PENDAHULUAN Kelurahan Buluri adalah salah satu dari enam Kelurahan yang ada di Kecamatan Ulujadi. Kelurahan Buluri berada di daerah hamparan-hamparan daratan rendah, sedang, tinggi, dan berbukit-bukit dengan tekstur tanah yang berbatu-batu. Dikatakan dataran rendah karena berbatasan langsung dengan teluk Palu dengan ketinggian kurang lebih dari m dari permukaan laut. Kelurahan Buluri sangat kurang curah hujannya sehingga daerah pertaniannya adalah merupakan pertanian tadah hujan, namun transportasinya sangat lancar karena kelurahan Buluri dilalui oleh jalan trans Palu Donggala (Kantor Kelurahan Buluri 2013). Kelurahan Buluri adalah salah satu wiayah tambang yang ada di Kecamatan Ulujadi. Saat ini di kelurahan Buluri sudah terdapat 7 perusahaan tambang galian C. tetapi yang aktif sampai saat ini yaitu 4 perusahaan. Sebelum masuknya perusahaan tambang di Kelurahan Buluri, masyarakat melakukan pertambangan dengan cara tradisional dan lokasi penambangan hanya di sekitar sungai Buluri, dimana masyarakat masih menggunakan teknologi yang sederhana seperti skop, pacul, linggis, ayakan, gerobak serta peruntukannya belum menyentuh pasar. Tradisi menambang secara manual di kalangan masyarakat tersebut terutama lebih di dorong oleh kebutuhan untuk membangun rumah dan kebutuhan penimbunan. Namun dalam kurun waktu tersebut telah banyak perusahaan yang berdiri menanamkan modalnya dengan sistem pertambangan skala besar yang dilindungi oleh negara. Dalam melakukan penambangan perusahaan menggunakan peralatan-peralatan besar seperti bolldozer, escavator, looder dan alat angkut mobil truk. Seiring dengan perkembangan tekhnologi dan informasi yang begitu pesat yang sejalan dengan meningkatnya kebutuhan hidup yang terus menerus bertambah tanpa batas, yang merupakan faktor utama yang mengharuskan masyarakat lebih meningkatkan pola pikir dan kreativitas yang positif dimana kebutuhan komsumsi harus diseimbangkan dengan hasil produksi, begitupun

4 4 halnya dengan lingkungan dimana pemanfaatan lahan harus disertai dengan pelestarian lingkungan ( Rian Sammai, 2004). Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini tidak hanya berdampak positif tetapi juga berdampak negatif terhadap lingkungan hidup. Dampak positif itu terlihat dari penggunaan berbagai bahan dan peralatan mekanis yang sangat memberi kemudahan dalam pengelolaan alam atau lingkungan hidup. Namun sebagai akibat itu akan membawa dampak negatif yang timbul kecenderungan mengeksploitasi alam secara berlebihan yang menyebabkan terganggunya keseimbangan ekologis ( Rian Sammai, 2004). Industri pertambangan galian C misalnya dapat mewujudkan lingkungan hidup manusia berubah, berganti dan beralih dari satu situasi ke situasi yang lain. Secara umum kita melihat di berbagai daerah telah terjadi kerusakan lingkungan sebagai akibat dari perilaku manusia dengan penggunaan teknologi modern sehingga memaksa lingkungan tidak mampu bertahan dalam bentuk asli dan fungsinya, contohnya saja di daerah Buluri. Saat ini Kelurahan Buluri telah banyak mengalami perubahan baik dari bentuk lahan maupun kehidupan ekonomi masyarakatnya. Perubahan bentuk lahan itu dapat kita lihat dengan gambaran pegunungan saat ini, dimana gunung-gunung yang ada di sekitar daerah ini telah banyak yang hilang akibat dari penggerusan yang terus dilakukan, juga perubahan lain seperti penimbunan pesisir pantai yang merusak aktifitas terumbu karang. Masalah lain adalah terjadinya polusi udara yangterjadi karena aktifitas di perusahaan sehingga menggangu kesehatan masyarakat akibat debu-debu yang ada ataupun kebisingan mesin pabrik karena adanya aktifitas didalamnya. Sedangkan keuntungan dari tambang galian golongan C di satu sisi untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan membuka lapangan kerja yang luas bagi masyarakat sehingga mengurangi pengangguran. Usaha pertambangan galian C yang secara nyata dapat meningkatkan penghasilan masyarakat dan Pendapataan Asli Daerah (PAD) karena itu agar tidak menimbulkan bahaya perlu di kelolah secara teratur dan wajar yaitu dengan memperhatikan kemampuan daya lingkungan. Namun pada sistem pertambangan

5 5 skala besar yang di kelolah oleh perusahaan orientasinya lebih pada kepentingan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi. Seperti halnya penambangan pasir, batu, dan kerikil (sirtukil) di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi oleh pengusaha di satu sisi dapat meningkatkan pendapatan daerah, terserapnya tenaga kerja bagi masyarakat sehingga mengurangi pengangguran serta meyakinkan kepada masyarakat tentang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi namun pada sisi lain menimbulkan masalah serius baik di kalangan masyarakat maupun terhadap kelestarian lingkungan. Dari permasalahan tersebut maka peneliti memfokuskan penelitian ini dengan judul Persepsi Masyarakat Mengenai Dampak Tambang Galian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi dengan diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat 1) Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi tentang pertambangan galian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi, 2) Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan, khususnya dalam pemberian izin usaha di bidang pertambangan, 3) Bagi para peneliti yang mempunyai kepentingan yang sama dapat dijadikan bahan kajian atau referensi penelitian selanjutnya. BAB II METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif menggunakan pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif yaitu suatu penelitian yang mendeskripsikan dan menggambarkan kondisi atau peristiwa saat ini. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi sekarang ini terjadi. Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampling area (sampling wilayah) dan yang menjadi sampel dalam penelitian adalah Kepala Keluarga yang bertempat tinggal di Kelurahan Buluri 904 KK. Penarikan sampel secara sampling wilayah yaitu dimana sampel akan diambil dengan mempertimbangkan wakilwakil dari daerah geografis yang ada.jumlah sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Juliuansyah Noor.2012:158).

6 6 n = N 1+(N.e 2 ) di mana: n = Jumlah elemen/ anggota sampel N =Jumlah populasi e = error level (tingkat kesalahan) catatan: umumnya digunakan 1% atau 0,01,5% atau 0,05 dan 10% atau 0,1 (catatan dapat dipilih oleh peneliti) Untuk memperhitungkan besarnya sampel yang akan diteliti, peneliti menggunakan tingkat kesalahan (error level) yaitu sebesar 15 % atau 0,15 dari keseluruhan populsi. n = n = n = (904.(0,15 2 )) (904.0,0225) (20,34) n = ,34 = 42,3 dibulatkan menjadi 42 KK Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan, yaitu melalui orang-orang sebagai sumber data (informan/responden) yang dijadikan sebagai subyek penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diolah berupa dokumen-dokumen maupun sumber-sumber lainnya, yang teknik pengumpulan data. dilakukan melalui Berdasarkan pengertian di atas maka, data primer yang akan dikumpulkan yaitu: 1. Hasil kuesioner dan wawancara masyarakat Kelurahan Buluri 2. Gambar/foto lokasi penelitian

7 7 Berikutnya data sekunder yang akan dikumpulkan yaitu: 1. Jumlah KK penduduk Kelurahan Buluri 2. Data penduduk berdasarkan mata pencaharian 3. Data penduduk berdasarkan suku/etnis 4. Peta administrasi Kelurahan Buluri Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut: 1. Observasi Observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Hal-hal yang diamati meliputi teknologi dan cara penggunaanya dalam pengelolaan sirtukil, tempat penimbunan sirtukil, tempat pembuangan bahan bakar bekas dan lokasi penambangan. 2. Kuesioner Menurut Zuriah, N (2006:182) kuesioner adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertnyaan tertulis yang dijawab secara tertulis pula oleh responden. 3. Wawancara Wawancara dilakukan terutama untuk mengetahui pendapat atau opini responden atau informan secara lebih luas, atau menggali berbagai kemungkinan jawaban tentang bagaimana situasi/suatu fenomena dapat terjadi. 4. Dokumentasi Dokumentasi yaitu suatu tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui pencatatan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan aspek penelitian. Maksud dari dokumentasi ini adalah memberikan penguatan pada data primer sehingga data yang ada benar-benar akurat.

8 8 Teknik analisis data yang di lakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Dalam analisis ini menggunakan skala Likert sebagai acuan dalam menentukan skor atau bobot. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Karakterisitik Responden Responden pada penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Kelurahan Buluri yang berjumlah 42 orang. Untuk melihat lebih jelas gambaran karakteristik responden yangmencakup jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan, dapat dilihat pada diagram berikut ini: 1. Jenis Kelamin Responden Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 42 orang responden, diperoleh hasil berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 79% adalah laki-laki, dan 21% adalah perempuan. 2. Usia Responden Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan hasil yaitu responden dengan klasifikasi usia tahun mendominasi jumlah responden yaitu sebanyak 38%, usia tahun sebanyak 26%, usia tahun sebanyak 19%, usia > 50 tahun sebanyak 17% dan untuk klasifikasi usia responden < 20 tahun tidak ada. 3. Pendidkan Responden Karakteristik pendidikan masyarakat yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah yang berpendidikan Tidak Tamat SD sebanyak 9% kemudian

9 9 disusul dengan responden yang berpendidikan terakhir SD19% SMP29%, berpendidikan SMA 26% dan untuk tingkat pendidikan sarjana sebanyak 17%. 4. Pekerjaan Responden Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan, masyarakat yang dijadikan responden pada penelitian ini adalah mereka yang bekerja sebagai PNS sebanyak12%, responden yang bekerja sebagai Honorer sebanyak 12%, responden yang bekerja sebagai Pensiunansebanyak 5%, sebagai Mahasiswa sebanyak 2%, yang bekerja sebagai Wiraswasta sebanyak 36%, yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 7%, yang bekerja sebagai Buruh Tambang sebanyak 21% dan responden yang bekerja sebaagai Buruh Lepas sebanyak 5% Skala Persepsi Masyarakat Persepsi Masyarakat Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadidapat diketahui dengan menggunakan metode kuantitatif dengan skala Likert. Dari satu item soal dan lima indikator maka dengan jumlah sampel 42 responden, dapat diketahui bahwa skor minimum untuk tingkat persepsi masyarakat dari tiap indikator pertayaan (42x1x1) adalah 42 dan skor maksimum (42x1x5) adalah 210, maka intervalnya ((210-41)/5) adalah 33,6 atau 34. Persepsi masyarakat dari setiap indicator pertanyaan yaitu sebagai berikut: 1. Persepsi masyarakat tentang keberadaan tambang galian C, diperoleh skor sebesar 112, dimana skor tersebut berada di interval yang berarti persepsi masyarakat mengenai keberadaan tambang galian C biasa-biasa saja atau dalam kategori netral. 2. Persepsi masyarakat tentang penutupan tambang galian C, diperoleh skor sebesar 194, dimana skor tersebut berada di interval , yang berarti masyarakat sangat setuju dengan penutupan tambang galian C yang berada di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi. 3. Persepsi masyarakat tentang dampak keberadaan galian C terhadap kondisi lingkugan, diperoleh skor sebesar 81, dimana skor tersebut berada di interval

10 yang berarti keberadaan tambang galian C berdampak kurang positif terhadap kondisi lingkungan 4. Persepsi masyarakat tentang dampak keberadaan galian C terhadap kondisi social ekonomi masyarakat, diperoleh hasil sebesar 131, dimana skor tersebut adalah batas maksimal skor untuk kategori cukup positif. Persepsi masyarakat Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi mengenai keberadaan serta dampak dari keberadaan tambang galain C, diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada 42 responden.namun untuk mendapatkan hasil yang otentik maka peneliti juga melakukan wawancara langsung kepada beberapa responden yang dianggap dapat memberikan informasi yang dibutuhan. Berikut adalah hasil wawancara kepada salah satu responden mengenai dampak keberadaan tamabang galian C terhadap kondisi lingkungan, adalah Bpk. Ghazali selaku Ketua LPM Kelurahan Buluri sekaligus manager dari salah satu usaha tambang galian C saat ditemui oleh peneliti di rumahnya, beliau menuturkan bahwa : Usaha tambang galian C membawa 2 sisi, ibarat uang logam yang mempunyai 2 sisi yang berbeda, sisi negatifnya adalah usaha tambang galian C membuat keadaan air bersih semakin sulit diperoleh, kemudian lahan yang dulunya hijau kini berubah menjadi lahan tandus. Hal tersebut tentu berdampak pada ekosistem yang ada disekitarnya. Namun sisi positif dari usaha tambang galian C adalah dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Kelurahan Buluri. Menurutnya, walaupun usaha tambang tersebut mempunyai 2 sisi atau 2 dampak, namun sisi negatifnya masih dapat diminimalisir, yaitu melakukan reboisasi atau penghijauan kembali lahan yang telah tandus dengan pertimbangan lahan yang akan direboisasi tidak digunakan sebagai lahan galian tambang. Senada dengan Ketua LPM Kelurahan Buluri, Bpk. Drs. Muin Rahar(49 tahun) juga berpendapat bahwa;

11 11 Usaha tambang galian C di Kelurahan Buluri walaupun ada dampak negatifnya, tetapi banyak memberikan berkah bagi masyarakat, karena melalui usaha tambang ini angka pengangguran di Kelurahan Buluri dapat dikurangi. Adapun kontribusi yang diberikan oleh usaha tambang ini adalah berupa biaya adminstrasi kepada Kelurahan yang dikelola oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang dipungut sebagai biaya Pajak bulanan. Dari pajak tersebut digunakan untuk membangun sarana peribadatan, memperbaiki prasarana Kelurahan Buluri, dan pembuatan tugu pintu gerbang, sedangkan untuk bidang kesehatan adalah untuk pengobatan gratis bagi masyarakat, tutur pria yang sebagai Kepala Lurah Kelurahan Buluri ini Faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Tambang Galian di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi Faktor yang mempengaruhi atau alasan mengenai keberadaan tambanggalian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi diperoleh dari hasil wawancara kepada pihak terkait yaitu Ketua LPM dankepala Kelurahan Buluri. Alasan mengapa usaha tambang galian C ini didirikan di Kelurahan Buluri adalah karena daerah ini memenuhi syarat untuk mendirikan usaha ini. Seperti yang dituturkan oleh Gazali (44 Tahun) selaku manager usaha tambang galian C, beliau menuturkan bahwa Alasan kami membangun usaha ditempat ini adalah karena letaknya yang strategis dengan lokasi pengiriman dan penjualan hasil galian C, dikatakan strategis karena barang galian C kami selain berada di tengah-tengah antara Kota Palu dan Kota Donggala yang letaknya dipinggir jalan Trans Palu-Donggala juga wilayah ini memiliki banyak bahan-bahan material galian C. Pada awalnya usaha kami menuai kritikan dari masyarakat setempat, namun kritikan itu lama- kelamaan menghilang karena kami mengajak masyarakat Kelurahan Buluri untuk bekerja sama sehingga kami menganggap apabila dapat mempekerjakan masyarakat setempat dapat memudahkan kami untuk mengembangkan usaha ini selain itu juga dapat mengurangi angka pengangguran Selain itu untuk memudahkan kegiatan usaha tambang galian C ini pemilik usaha mengaku bahwa untuk setiap bulannya kami selalu membayar uang

12 12 administrasi sebagai pajak daerah yang kemudian pajak tersebut digunakan untuk fasilitas bersama sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Lebih lanjut Kepala Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi memberikn keterangan mengenai alasan keberadaan tambang galian C. Keberadaan tambang galian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi ini sudah ada sebelum perusahan-perusahan besar masuk untuk mengolahnya, yaitu pertambangan galian C dilakukan oleh masyarakat setempat dengan cara yang masih biasa dengan menggunakan alat yang sederhana. Dengan melihat potensi alam yang di miliki oleh Kelurahan Buluri dengan galian C, dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga perusahan tertarik menamkan modal untuk melakukan pertambang galian C dengan peralatan yang memadai, namun sebelum melakukan kegiatan pertambangan, perusahan tersebut sudah melakukan pengurusan izin serta membuat membuat perjanjian bahwa jika melakukan kegiataan pertambangan maka juga ahrus ada simbiosis mutualisme kepada masyarakat setempat Dari hasil wawancara tersebut maka jelas alasan mengapa industry galian C dilakukan di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi, yaitu secara umum untuk memanfaatkan potensi alam ada dengan pertimbangan lokasi yang sangat strategis, untuk dilakukannya pemasaran Persepsi Masyarakat Tentang Keberadaab Tambang Galian C Usaha tambang galian C di Kelurahan Buluri kecamatan Ulujadi banyak menuai pro dan kontra, ibarat pisau bermata 2, di satu sisi ada positifnya dan distu sisi ada negatifnya. Sisi positifnya antara lain adalah usaha tambang galian C dapat mengurangi jumlah pengangguran di Kelurahan Buluri, dimana sebelumnya telah dibuat perjanjian yang telah disepakati antara pihak perusahaan dengan pemerintah setempat bahwa dengan beroprasinya perusahan-perusahan besar yang memnggunakan alat yang lebih memadai, maka perusahan tersebut harus melakukan rekrutmen ke masyarakat setempat untuk dipekerjakan dengan upah yang layak sehingga tetap terjalin simbiosis mutualisme antara kedua pihak, selain itu biaya upah kerja yang layak bagi pekerjanya tentu dapat meningkatkan kesejahteraanhidup masyarakat khusus kondisi social ekonominya. Selain

13 13 peningkatan kesejateraan masyarakat keberadaan perusahaan yang melakukan kegiatan pertambangan juga memberikan dampak yang positif dalam pembangunan infrastruktur kelurahan, diantaranya adalah adanya biaya administrasi yang dibayarkan oleh pemiliki Usaha Tambang Galian C kepada Kelurahan yang digunakan untuk pembangunan tugu pintu gerbang, pembangunan tempat ibadah dan sebagainya. Namun dengan dampak positif yang didapatkan dari keberadaan tambang galian C, kita tidak boleh asyik dan terlenamelihat hal tersebut terus menerus terjadi, karena dilain hal terdapat juga sisi negatif yang berdampak terhadap lingkungnan, yang dapat dilihat dari perubahan bentuk lahan yang awalya merupakan lahan yang tertutup vegetasi termasuk kategori subur, namun seiring dengan terus menerusnya dilakukan kegiatan pertambangan, lama kelamaan lahan pun mengalami perubahan menjadi tandus yang secara langsung mengancam perubahan pola ekosistem yang dapat menimbulkan timbulnya berbagai bencana, dan tentunya berdampak kepada masyarakat. Sisi negatif lainnya adalah menyangkut kenyamanan dan ketentraman masyarakat, karena aktivitas perusahaan yang melakukan kegiatan pertambangan menimbulkan kebisingan yang tidak dapat terhindaridan dapat menganggu kenyamanan masyarakat baik yang sedang beraktivitas maupun yang sedang istirahat. Dampak yang ditimbulkan dari keberadaan kegiatan pertambangan galian Cyang juga bersifat negative adalah perpaduan kedua dampak degatif yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu keberadaan sungai tidak lagi dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat karena aktivitas pertmbangan yang dilakukan oleh perusahaan sudah mencemari sungai sehingga tersediaan air bersihpun terbatas, tetapi masyarakat tetap memanfaatkan keberadaan sungai yang sudah tercemar, dan tentunya dapat menimbulkan berbagai penyakit terutama ispa dan gatal-gatal hal inilah yang dimaksud perpaduan dari kedua dampak negative di

14 14 atas, kerana selain berdampak terhadap lingkungan juga menyangkut kenyamanan dan ketentraman masyrakat yang mulai terganggu. Dibalik setiap permasalahan tentunya masih ada solusi yang dapat diberikan meskipun tidak langsung menyelesaikan permasalahan yang ada diantaranya adalah melakukan pembenahan kembali serta melakukan penghijauan kembali di Wilayah yang telah tandus serta menyeleksi lahan yang masih bisa untuk digali dan yang tidak bisa lagi untuk digali sehingga dengan demikian dapat meminimalisir timbulnya berbagai dampak negatif BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Keberadaan tambang galian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi memberikan dampak positif maupun negatif, baik terhadap lingkungan terhadap kondisi social ekonomi masyarakat maupun pembangunan infrastruktur Kelurahan. 2. Kegiatan pertambangan galian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi yang dilakukan oleh perusahaan dengan melihat potensi alam yang banyak berupa galian C serta didukung oleh lokasi yang sangat strategis untuk melakukan pemasaran hasil tambang Saran 1. Bagi masyarakat jangan terlalu asyik menjadi bagian dari kegiatan pertambangan karena meskipun anda tahu namun tanpa menyadari dengan apa yang dilakukan, cepat atau lambat akan menimbulkan sesuatu yang akan merugikan, bukan doa tapi itu kenyataan. 2. Bagi pemilik usaha tambanghendaknyalebih bijak dalam memanfaatkan potensi alam yang ada.

15 15 3. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan, khususnya dalam pemberian izin usaha di bidang pertambangan. BAB V DAFTAR RUJUKAN Sammai. Rian. (2004).Persepsi Masyarakat tentang keberadaan tambang galian C di Desa Labuan Lelea Kecamatan Tawaeli Kabupaten Donggala. Skripsi. Palu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako

RESPON MASYARAKAT TERHADAP DAMPAK TAMBANG GALIAN C DI KELURAHAN PASIR SIALANG KECAMATAN BANGKINANG

RESPON MASYARAKAT TERHADAP DAMPAK TAMBANG GALIAN C DI KELURAHAN PASIR SIALANG KECAMATAN BANGKINANG RESPON MASYARAKAT TERHADAP DAMPAK TAMBANG GALIAN C DI KELURAHAN PASIR SIALANG KECAMATAN BANGKINANG Budi Azwar Program Doktor Ilmu Lingkungan Pasca Sarjana Universitas Riau Email: budiazwar79@yahoo.com

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti JPMP Volume 2 Nomor 1, Januari 2018, (Hal. 67-74 ) Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti http://e-journal.ups.ac.id/index.php/jpmp email: adminjpmp@upstegal.ac.id Kajian Aktivitas Penambangan Batu dan Pasir

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN E-JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI (TAS) Disusun oleh: Rika Parmawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penambangan. Bahan galian penambangan sebagian besar dilakukan di daerahdaerah

BAB I PENDAHULUAN. penambangan. Bahan galian penambangan sebagian besar dilakukan di daerahdaerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya alam merupakan salah satu kekayaan alam yang harus tetap dijaga kelestariannya. Saat ini banyak daerah yang memanfaatkan sumber daya alamnya untuk

Lebih terperinci

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Pertanian Perikanan Kehutanan dan Pertambangan Perindustrian, Pariwisata dan Perindustrian Jasa Pertanian merupakan proses untuk menghasilkan bahan pangan, ternak serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian inii dilakukan di Kawasan Wisata Ujung Genteng, Sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian inii dilakukan di Kawasan Wisata Ujung Genteng, Sesuai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian inii dilakukan di Kawasan Wisata Ujung Genteng, Sesuai dengan data Profil Desa Ujung Genteng Tahun 2008, Ujung Genteng merupakan daerah pesisir

Lebih terperinci

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara.

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga (Khodijah) TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA SUPIR ANGKUT BATUBARA DI KECAMATAN MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN Oleh: Khodijah, Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang, baik itu dalam hal politik maupun perkembangan ekonomi. Sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya cukup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik

I. PENDAHULUAN. Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik daerahnya, kondisi fisik yang dimaksud yaitu topografi wilayah. Pengaruh kondisi fisik ini

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP LOKASI PASAR DI DESA TIBO KECAMATAN SINDUE TOMBUSABORA KABUPATEN DONGGALA

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP LOKASI PASAR DI DESA TIBO KECAMATAN SINDUE TOMBUSABORA KABUPATEN DONGGALA 1 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP LOKASI PASAR DI DESA TIBO KECAMATAN SINDUE TOMBUSABORA KABUPATEN DONGGALA IRAWAN JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DI PESISIR PANTAI SINDULANG SATU KECAMATAN TUMINTING TAHUN 2014 Jessy Desiere*, Henky Loho*, Johan Josephus* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 2 (2) (2013) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG BENCANA ABRASI DENGAN PENANGGULANGANNYA DI DESA

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MANFAAT DAN KERUGIAN PERTAMBANGAN. 6.1 Indentifikasi Manfaat yang Dirasakan Masyarakat dari Kegiatan. Kabupaten. perusahaan.

IDENTIFIKASI MANFAAT DAN KERUGIAN PERTAMBANGAN. 6.1 Indentifikasi Manfaat yang Dirasakan Masyarakat dari Kegiatan. Kabupaten. perusahaan. VI. IDENTIFIKASI MANFAAT DAN KERUGIAN PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN C 6.1 Indentifikasi Manfaat yang Dirasakan Masyarakat dari Kegiatan Pertambangann Banyaknya industri tambang di berbagai skala menjadikan

Lebih terperinci

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor)

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor) Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 216 (66-74) Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor) Esa Khoirinnisa,

Lebih terperinci

THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN HAMLET GONDOWANGI VILLAGE SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY

THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN HAMLET GONDOWANGI VILLAGE SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DI DUSUN PASEKAN DESA GONDOWANGI KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN

Lebih terperinci

MOTIVASI MASYARAKAT TERHADAP PENANAMAN MAHONI (Swietenia macrophylla) STUDI KASUS DI DESA SUNGAI ENAU KECAMATAN KUALA MANDOR B KABUPATEN KUBU RAYA

MOTIVASI MASYARAKAT TERHADAP PENANAMAN MAHONI (Swietenia macrophylla) STUDI KASUS DI DESA SUNGAI ENAU KECAMATAN KUALA MANDOR B KABUPATEN KUBU RAYA MOTIVASI MASYARAKAT TERHADAP PENANAMAN MAHONI (Swietenia STUDI KASUS DI DESA SUNGAI ENAU KECAMATAN KUALA MANDOR B KABUPATEN KUBU RAYA (Society Motivation on Study Case in Sungai Enau Village, Sub-District

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek peneltian ini adalah dampak ekonomi, dampak sosial, dan dampak budaya. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah Objek Wisata Pulau Pahawang,

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang

Lebih terperinci

The Factories Effects Toward Social Economic Condition of Fishermen Community at Medang Kampai District of Dumai City of Riau Province ABSTRACT

The Factories Effects Toward Social Economic Condition of Fishermen Community at Medang Kampai District of Dumai City of Riau Province ABSTRACT The Factories Effects Toward Social Economic Condition of Fishermen Community at Medang Kampai District of Dumai City of Riau Province By Rina Novi Astuti 1) Ir. Hamdi Hamid, SU 2) and Ir. Firman Nugroho,M.Si

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab 134 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gorontalo sebagian besar wilayahnya berbentuk dataran, perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian 0 2000 M di atas permukaan laut. Luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaram Umum Objek Penelitian 1. Kota Bandar Lampung a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Gambar 4.1. Peta Administrasi Bandar

Lebih terperinci

ABSTRACT. By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**

ABSTRACT. By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida** 1 2 ABSTRACT Social Economic of Communities around Lubuk Larangan Jorong Sungai Tanuak Kenagarian Barung Barung Belantai Tengah Kecamatan Koto XI Tarusan Pesisir Selatan By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1 TINJAUAN UMUM KOTA MAGELANG 3.1.1 Tinjauan Administratif Wilayah Kota Magelang Kota Magelang merupakan salah satu kota yang terletak di tengah Jawa Tengah dengan memiliki luas

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Sejak terbentuknya Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 20 Desember 1958

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena Experience

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK RUANG TERBUKA HIJAU PADA KAWASAN PERMUKIMAN DI KELURAHAN TANDANG, KECAMATAN TEMBALANG TUGAS AKHIR

KARAKTERISTIK RUANG TERBUKA HIJAU PADA KAWASAN PERMUKIMAN DI KELURAHAN TANDANG, KECAMATAN TEMBALANG TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK RUANG TERBUKA HIJAU PADA KAWASAN PERMUKIMAN DI KELURAHAN TANDANG, KECAMATAN TEMBALANG TUGAS AKHIR Oleh: INTAN MUNING H L2D 004 323 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Pulau Pahawang merupakan sebuah pulau yang terletak di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung yang berada pada 5º40,2-5º43,2 LS dan 105º12,2-105º15,2 BT, Pulau Pahawang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Way Krui Kabupaten Pesisir Barat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Way Krui Kabupaten Pesisir Barat 47 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Way Krui Kabupaten Pesisir Barat Kecamatan Way Krui merupakan salah satu kecamatan yang ada dalam wilayah Kabupaten Pesisir Barat. Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat pesisir merupakan kelompok orang yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL DAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI OLEH : AMY TRISNA RAHMAWATI

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. ada di sebelah timur Ibu Kota Kabupaten Bandung yang berjarak 42 Km dengan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. ada di sebelah timur Ibu Kota Kabupaten Bandung yang berjarak 42 Km dengan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Aspek Geografis Wilayah Kecamatan Cicalengka merupakan salah satu Kecamatan yang ada di sebelah timur Ibu Kota Kabupaten Bandung yang berjarak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang memusatkan diri dalam meneliti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sangat pesat dan telah membawa perubahan tata kehidupan pada masyarakat di sekitar lokasi industri. Perubahan tata kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey lapangan dengan penduduk yang terkena dampak pembangunan dari area terpadu di Desa Ngringo, Kabupaten Karanganyar.

Lebih terperinci

SKRIPSI DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA KUALA NAMU TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA OLEH : PAHARUDDIN SIREGAR

SKRIPSI DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA KUALA NAMU TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA OLEH : PAHARUDDIN SIREGAR SKRIPSI DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA KUALA NAMU TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA OLEH : PAHARUDDIN SIREGAR 090501023 PROGRAM STUDI STRATA-I EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Marthen A. Tumigolung 1, Cynthia E.V. Wuisang, ST, M.Urb.Mgt, Ph.D 2, & Amanda Sembel,

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) ROSI NOFITA 09030112 Pembimbing

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena yang sering terjadi di suatu negara yang tingkat pembangunannya tidak merata. Fenomena urbanisasi menyebabkan timbulnya pemukimanpemukiman

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan.

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan. 23 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain eksperimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktorial 2x2 dengan pre test dan post test. Disain penelitian ini melibatkan dua

Lebih terperinci

DAMPAK AKTIVITAS PENAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C PADA KONDISI LINGKUNGAN MASYARAKAT DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

DAMPAK AKTIVITAS PENAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C PADA KONDISI LINGKUNGAN MASYARAKAT DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO DAMPAK AKTIVITAS PENAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C PADA KONDISI LINGKUNGAN MASYARAKAT DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO SUMARRY Amelia Niode Nim : 811409023 Jurusan Kesehatan

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sumadi Suryabrata

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sumadi Suryabrata III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sumadi Suryabrata (2000:18) tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pecandraan secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

B A B III METODE PENELITIAN

B A B III METODE PENELITIAN B A B III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian, penggunaan metode merupakan suatu langkah yang harus ditempuh, agar hasil-hasil yang sudah terseleksi dapat terjawab secara valid dan obyektif, dengan

Lebih terperinci

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: DINA WAHYU OCTAVIANI L2D 002 396 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian

BAB III PENYAJIAN DATA. A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian BAB III PENYAJIAN DATA A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah responden yang memberikan jawaban melalui angket. Adapun yang menjadi responden

Lebih terperinci

Brian Yogaswara C. Erlis Saputra

Brian Yogaswara C. Erlis Saputra PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE DAN PERKEMBANGAN TITIK PUSAT PERDAGANGAN SERTA POLA KONSUMSI DAN BELANJA MASYARAKAT DI KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG Brian Yogaswara C. brianyogaswara@gmail.com

Lebih terperinci

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan Umum Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Total permintaan umat manusia sejagat raya terhadap sumberdaya alam dan jasajasa

BAB I PENDAHULUAN. Total permintaan umat manusia sejagat raya terhadap sumberdaya alam dan jasajasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Total permintaan umat manusia sejagat raya terhadap sumberdaya alam dan jasajasa lingkungan di dunia khususnya di Indonesia telah melampaui daya dukung bumi dalam

Lebih terperinci

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN BA B PENDAHULUAN I 1.1. Latar Belakang Sebagai bangsa yang besar dengan kekayaan potensi sumber daya alam yang luar biasa, sebenarnya Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi pelaku ekonomi

Lebih terperinci

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Nurmeitama Indah Wiladatika, Yarmaidi*, Edy Haryono** Abstract

Lebih terperinci

THE EFFECT OF AGRICULTURE LAND CONVERSION ON THE WELFARE OF FARMERS IN GEMPOL SUB DISTRICT OF CIREBON DISTRICT

THE EFFECT OF AGRICULTURE LAND CONVERSION ON THE WELFARE OF FARMERS IN GEMPOL SUB DISTRICT OF CIREBON DISTRICT Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 1 PENGARUH ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI DI KECAMATAN GEMPOL KABUPATEN CIREBON Oleh : Ratih Fikriyanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Manusia perlu suplai udara, makanan, minuman, tempat untuk bernaung, tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas lingkungan itu sendiri tapi lebih kesehatan masyarakat yang terpapar dengan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas lingkungan itu sendiri tapi lebih kesehatan masyarakat yang terpapar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pencemaran lingkungan merupakan topik yang selalu menarik untuk dibahas dan menjadi masalah yang semakin memprihatinkan, bukan saja bagi kualitas lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki luas wilayah 35.746,26 Km2 dengan kondisi alam dan struktur geologi yang kompleks dengan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. a. Berdasarkan jenis kelamin, responden yang menyatakan bahwa figur Tri

BAB VI PENUTUP. a. Berdasarkan jenis kelamin, responden yang menyatakan bahwa figur Tri BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Pemaparan yang telah disajikan mulai pembahasan pertama hingga akhir, bertujuan untuk menjawab ketiga rumusan masalah yang telah dikemukakan pada awal pembahasan. Adapun jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam agar terjamin keselamatan dan kenyamanannya. Beberapa bentuk

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam agar terjamin keselamatan dan kenyamanannya. Beberapa bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam menimbulkan resiko atau bahaya terhadap kehidupan manusia, baik kerugian harta benda maupun korban jiwa. Hal ini mendorong masyarakat disekitar bencana

Lebih terperinci

Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015

Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015 2 Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015 (Jurnal) Oleh: Aditya Murdani 0853034003 Pembimbing 1 Pembimbing 2 Pembahas : Drs. I Gede Sugiyanta,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

III. METODE PENELITIAN. sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan 31 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Menurut Nawawi (1994: 63), penelitian deskriptif mempunyai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Secara Geografis Sorong terletak pada kawasan persilangan empat penjuru

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Secara Geografis Sorong terletak pada kawasan persilangan empat penjuru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara Geografis Sorong terletak pada kawasan persilangan empat penjuru yaitu di utara berhadapan dengan filipina, di selatan dengan Australia,di barat dengan pulau-pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN II. 1. Geografis Desa Khaiti Kecamatan Rambah Tengah Barat, Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten yang lainnya seperti Sleman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten yang lainnya seperti Sleman, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten yang lainnya seperti Sleman, Bantul dan Kulon Progo, Gunungkidul adalah daerah yang kurang subur baik di dalam segi pertanian

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1418 Katalog BPS : 1101001.2102.060 Ukuran Buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup tersebut. Disadari atau tanpa kita sadari, banyak sekali barangbarang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup tersebut. Disadari atau tanpa kita sadari, banyak sekali barangbarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bumi sebagai tempat tinggal bagi kehidupan berbagai makhluk hidup, memiliki sumber daya alam yang dapat digunakan untuk mendukung kehidupan makhluk hidup tersebut.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan 77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan dan mahluk termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan

I. PENDAHULUAN. Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan semusim yang di dalam batangnya terdapat zat gula. Tebu termasuk keluarga rumput-rumputan seperti

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK SOSIAL EKOLOGI AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB VI DAMPAK SOSIAL EKOLOGI AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR BAB VI DAMPAK SOSIAL EKOLOGI AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR 6.1 Pendahuluan Dampak Sosial Ekologi Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini akan memberikan pengaruh buruk bagi lingkungan. Industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan kesehatan masyarakat sekitar. Dampak yang sangat jelas terlihat yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. dan kesehatan masyarakat sekitar. Dampak yang sangat jelas terlihat yaitu BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Latar Penelitian Penambangan bahan galian golongan C (batu dan tanah timbun) di desa Pilohayanga Barat merupakan mata pencaharian bagi masyarakat setempat. Kegiatan penambangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Kota Jakarta Timur, dengan fokus pada Kecamatan Jatinegara. Kecamatan ini memiliki 8 Kelurahan yaitu Cipinang Cempedak, Cipinang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak

Lebih terperinci

ABSTRACT. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This research has a background of the emergence of inter-brand competition phenomenon, primarily for the category of notebook in Indonesia. This research specially discusses equity strength of

Lebih terperinci

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN /2011

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN /2011 PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN 1102305/2011 PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kelurahan Kambiolangi

Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kelurahan Kambiolangi Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kelurahan Kambiolangi Muhammad Aminawar, Sitti Nurani Sirajuddin, Rahmayani Sila Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin E-Mail

Lebih terperinci

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN 55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung

Lebih terperinci

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo Di bawah ini penulis akan sampaikan gambaran umum tentang keadaan Desa Bendoharjo Kecamatan Gabus Kabupaten

Lebih terperinci

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R Oleh : Andreas Untung Diananto L 2D 099 399 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Potensi Sumber Daya Alam di Indonesia yang sangat melimpah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Potensi Sumber Daya Alam di Indonesia yang sangat melimpah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Potensi Sumber Daya Alam di Indonesia yang sangat melimpah merupakan modal dasar pembangunan nasional dalam hal pengembangan wisata alam dan devisa Negara dari sektor

Lebih terperinci

REKLAMASI BENTUK LAIN PADA LAHAN BEKAS TAMBANG

REKLAMASI BENTUK LAIN PADA LAHAN BEKAS TAMBANG REKLAMASI BENTUK LAIN PADA LAHAN BEKAS TAMBANG DISAMPAIKAN PADA BIMBINGAN TEKNIS REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH

PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH Lampiran I Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor : 2 TAHUN 2011 Tanggal : 4 Pebruari 2011 Tentang : Pedoman Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Penerbitan Izin Lokasi, Penetapan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU KEPALA KELUARGA DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DESA PINTADIA KECAMATAN BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Suharto S. Bunsal*, A. J. M. Rattu*, Chreisye K.F.

Lebih terperinci

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S1 Fakultas

Lebih terperinci