BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
|
|
- Harjanti Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan bakar fosil menjadi sumber daya alam yang sangat melimpah di bumi ini. Bahan bakar fosil antara lain seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Bahan bakar fosil tersebut dipergunakan untuk memproduksi berbagai material yang dibutuhkan oleh manusia misalnya polimer. Polimer dari minyak bumi dan batu bara memiliki sifat yang tidak terbarukan dan tidak ramah lingkungan, maka penggunaan bahan alternatif yang berbasis alam perlu dilakukan. Bahan alternatif yang berbasis alam antara lain seperti asam itakonat, asam suksinat, butanadiol, propanadiol, etilena glikol dan lain sebagainya (Chajecka, 2011; Ford, 1973). Asam itakonat dapat diproduksi melalui biosintesis dari karbondioksida (CO 2 ) oleh Synechocystis sp PCC 6803 (Chin et al., 2015). Asam itakonat merupakan asam organik hidrofil yang berasal dari fermentasi karbohidrat oleh jamur Aspergillus terreus (Klement and Buchs dalam Chin, 2015). Asam itakonat dapat diproduksi oleh bakteri Escherichia coli dengan mengekspresikan amilase rekombinan, menggunakan pati sebagai sumber karbon (Okamoto et al., 2015). Asam itakonat memiliki satu gugus vinil dan dua gugus karboksilat (Willke and Vorlop, 2001). Gugus karboksilat pada kedua ujungnya dapat bereaksi dengan diol membentuk polimer, sehingga berpotensi sebagai monomer terbarukan, biokompatibel dan bersifat fotoaktif. Salah satu polimer yang dikembangkan dari sumber bahan alam yaitu poliester yang dapat dibentuk melalui reaksi kondensasi dari monomer difungsional seperti diasam, diester dan diol (Albertsson et al., 1986). Reaksi kondensasi poliester dilakukan melalui esterifikasi secara langsung dari diasam dan diol dengan air sebagai produk sampingnya. Poliester tersebut dapat disintesis dari diasam seperti asam itakonat, asam suksinat, asam adipat, asam maleat, dan diol seperti butandiol, propandiol, etilena glikol, heksandiol (Chajecka, 2011; Ford, 1973). Crysandi (2014) telah berhasil melakukan sintesis poli(propilen 1
2 2 itakonat) yang merupakan poliester dengan monomer asam itakonat dan 1,3- propandiol. Metal-organic framework (MOF) adalah senyawa kristalin berpori membentuk jaringan tiga dimensi berupa logam cluster misalnya seng, tembaga, besi, kromium dan aluminium (Ferey dalam Kim, 2012) yang saling berhubungan dengan linker organik multidentat, bi atau trivalen asam karboksilat aromatik misalnya 1,4-benzene dicarboxylate, biphenyl-4,4-dicarboxylate dan benzene- 1,3,5-tricarboxylate (Nik et al., 2012). MOF menyediakan area permukaan dan volume pori yang besar, ukuran pori seragam dan kandungan logam yang berpotensi sebagai situs aktif untuk katalisis dan adsorpsi gas, maka MOF banyak digunakan sebagai media penyimpanan gas seperti gas CO 2 atau gas CH 4 (Nik et al., 2012), adsorben untuk pemisahan gas (Basu et al., 2010 ). Poli(propilen itakonat) yang dihasilkan tidak berpori tetapi memiliki fleksibilitas yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai host matriks. MOF memiliki luas permukaan dan volume pori yang besar, ukuran pori seragam dan kandungan logam yang berpotensi sebagai situs aktif untuk adsorpsi gas tetapi MOF hanya berbentuk serbuk sehingga membutuhkan suatu supporting matriks berupa poli(propilen itakonat) agar memiliki bentuk yang lebih fleksibel. Selain itu, poli(propilen itakonat) sebelumnya belum pernah digunakan sebagai matriks pada MOF untuk adsorber gas CO 2. Dari hal-hal yang telah diuraikan tersebut, membuka peluang pemanfaatan poli(propilen itakonat) sebagai matriks dengan dopan MOF membentuk film hybrid sebagai adsorber gas CO 2 karena produksi CO 2 di alam semakin meningkat sehingga dapat menyebabkan pemanasan global. Penghasil utama emisi gas CO 2 di bumi adalah pembakaran bahan bakar fosil, kegiatan industri dan hasil pembakaran dari knalpot kendaraan bermotor. Pemanasan global telah menjadi isu global yang semakin penting di dunia, maka peneliti mencoba melakukan berbagai upaya memanfaatkan poli(propilen itakonat) sebagai matriks dengan dopan MOF seperti cooper(ii)-benzene-1,3,5- tricarboxylate, cooper(ii)-benzene-1,4-dicarboxylate, MIL-53(Al) dan NH 2 -MIL- 53(Al) (Feijani et al., 2015) sebagai adsorber gas CO 2 dalam bentuk film hybrid. Dengan melihat latar belakang tersebut, maka peneliti mencoba menerapkan poli(propilen itakonat) sebagai matriks dengan dopan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] dalam
3 3 bentuk film hybrid sebagai adsorber gas CO 2. Dengan melihat diagram kapasitas adsorpsi gas CO 2 terhadap variasi penambahan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ]. Pada penelitian ini diusulkan variasi penambahan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] terhadap poli(propilen itakonat) sebagai adsorber gas CO Perumusan Masalah Identifikasi Masalah Poliester dibentuk dari dua gugus yang berbeda seperti diasam, diol dan diester dengan transferifikasi dimetil ester dengan diol dan esterifikasi langsung dari diasam dan diol yang langsung dilanjutkan dengan polikondensasi (Pang et al., 2003). Poliester berbasis alam disintesis dari monomer diasam seperti asam suksinat (Tsai et al., 2008), asam adipat (Biebl et al., 1999), asam maleat (Edlund and Albertsson, 2003) dan beberapa jenis diol seperti butandiol (Burk, 2010; Elango et al., 2010), heksandiol, propandiol (Nakamura and Whited, 2003), etilen glikol (Chajecka, 2011; Ford, 1973). Perbandingan kuantitas dari monomer poliester sangat berpengaruh terhadap berat molekul pada produk akhir. Keseimbangan reaksi akan terjadi jika jumlah monomer satu dengan yang lainnya sesuai secara stokiometri (Ford, 1973). Kepastian untuk estimasi pencapaian berat molekul yang tinggi pada sintesis poliester, terjadi ketika perbandingan mol antara diol dan diasam adalah sama, dengan asumsi bahwa dua gugus asam dari diasam bereaksi dengan dua gugus hidroksi dari diol (Chajecka, 2011). Proses polikondensasi bergantung pada suhu pemanasan, waktu pemanasan, kecepatan pengadukan, dan penurunan tekanan (Chajecka, 2011). Pembentukan poliester melalui reaksi polikondensasi memerlukan waktu sintesis diantaranya 24 jam, 48 jam, 6 jam, 4 jam dan 3 jam (Chajecka, 2011; Mohammadnia et al., 2012; Tang et al., 2006). Suhu sintesis poliester yang sering digunakan diantaranya , , , 180, 160, 150, ºC (Chajecka, 2011; Mohammadnia et al., 2012; Tang et al., 2006). Metal-Organic Framework (MOF) dibentuk dari linker organik multidentat, bi atau trivalen asam karboksilat aromatik seperti misalnya 1,4-benzene dicarboxylate, biphenyl-4,4-dicarboxylate dan benzene-1,3,5-tricarboxylate (Nik
4 4 et al., 2012) yang digunakan untuk membentuk kerangka tiga dimensi dengan seng, tembaga, besi, kromium, atau aluminium (Ferey dalam Kim, 2012). Metal- Organic Framework (MOF) yang biasanya digunakan misalnya cooper(ii)- benzene-1,3,5-tricarboxylate, cooper(ii)-benzene-1,4-dicarboxylate, MIL-53(Al) dan NH 2 -MIL-53(Al) (Feijani et al., 2015). MOF dapat diproduksi dengan sintesis secara solvothermal, elektrolisis, refluks, ultrasonic irradiation, microwave dan mechanochemical (Schlesinger et al., 2010). MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] terdiri dari dimer tembaga dikoordinasikan ke atom oksigen benzene-1,3,5-tricarboxylate membentuk jaringan tiga dimensi berpori dengan luas permukaan yang besar (Schlichte dalam Kim, 2012) dan stabilitas panas yang baik (Chui dalam Kim, 2012). MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] memiliki volume pori 0,496 cm 3 /g, BET surface area 1071 m 2 /g (Basu et al., 2010) serta stabil sampai suhu 300 o C. MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] menyediakan area permukaan dan volume pori yang besar, ukuran pori seragam dan kandungan logam yang berpotensi sebagai situs aktif untuk katalisis dan adsorpsi gas, maka MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] banyak digunakan sebagai media penyimpanan gas seperti gas He/CH 4, He/N 2 dan CO 2 /CH 4 (Feijani et al., 2015). Proses pembentukan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] dengan cara elektrolisis membutuhkan waktu sintesis selama 2,5 jam menggunakan logam Cu dan dengan elektrolit tetrabutylammonium tetrafluoroborate (TBATFB) (Kumar et al., 2013). Pelarut yang digunakan dalam sintesis MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] dengan cara elektrolisis adalah etanol-air (Joaristi et al., 2012), metanol-air (Kumar et al., 2013). Peningkatan konsentrasi elektrolit TBATFB > 0.02 M membutuhkan tegangan lebih dari 15 V. Metode elektrolisis memerlukan tegangan konstan yaitu dengan menjaga arus bervariasi untuk membuat tegangan konstan, sehingga dihasilkan MOF dengan hasil yang lebih baik, luas permukaan dan volume pori yang besar serta kemurnian tinggi (Kumar et al., 2013). Poli(propilen itakonat) memiliki fleksibilitas yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai host matriks untuk MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] agar MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] memiliki bentuk yang lebih fleksibel. Poli(propilen itakonat) dijadikan host matriks dengan dopan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] dalam bentuk film hybrid yang digunakan sebagai adsorber gas CO 2 karena MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] itu sendiri
5 5 memiliki luas permukaan dan volume pori yang besar, ukuran pori seragam dan kandungan logam yang berpotensi sebagai situs aktif adsorpsi gas. Sehingga film hybrid poli(propilen itakonat) dengan dopan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] berpotensi sebagai adsorber gas CO 2 Karakteristik poli(propilen itakonat) dapat dianalisis dengan IR, NMR, GPC, viskositas dengan Rheometer, SEM dan TG-DTA/DSC. Karakteristik film matriks poli(propilen itakonat) dapat dianalisis dengan IR, SAA, TGA, SEM dan rangkaian alat adsorpsi gas CO 2. Karakteristik MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] dapat dianalisis dengan XRD, IR, SAA, TGA, SEM dan rangkaian alat adsorpsi gas CO 2. Karateristik film hybrid poli(propilen itakonat) dengan dopan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] dapat dianalisis dengan IR, SEM, SAA, TGA dan rangkaian alat adsorpsi gas CO Batasan Masalah 1. Perbandingan mol monomer asam itakonat dan 1,3-propandiol yang digunakan adalah 1 : 1,05 (mol/mol) (Crysandi, 2014). 2. Esterifikasi langsung dilakukan pada suhu o C selama 100 menit (Crysandi, 2014). 3. Metal-Organic Framework (MOF) yang digunakan adalah [Cu 3 (BTC) 2 ]. 4. Sintesis Metal-Organic Framework [Cu 3 (BTC) 2 ] dilakukan dengan cara elektrolisis dengan elektoda logam Cu selama 2,5 jam (Kumar et al., 2013) dan tegangan 15 V dengan pelarut etanol-air 1 : Perbandingan mol ligan benzene-1,3,5-tricarboxylic acid dan elektrolit tetrabutylammonium tetrafluoroborate (TBATFB) yang digunakan adalah 5 : 1 (mmol/mmol) (Kumar et al., 2013) 6. Poli(propilen itakonat) dengan dopan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] dalam bentuk film hybrid sebagai adsorber gas CO Variasi penambahan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] pada poli(propilen itakonat) adalah 1, 3, 5, 10, 20 dan 40% (b/b) poliester. 8. Poli(propilen itakonat) dikarakterisasi gugus fungsi dengan IR. 9. Film matriks poli(propilen itakonat) dikarakterisasi gugus fungsi dengan IR, luas permukaan dan volume pori dengan SAA, stabilitas panas dengan
6 6 TGA, morfologi permukaan dengan SEM dan analisis adsorpsi gas CO 2 dengan rangkaian alat adsorpsi gas CO MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] dikarakterisasi gugus fungsi dengan IR, struktur kristalnya dengan XRD, luas permukaan dan volume pori dengan SAA, stabilitas panas dengan TGA, morfologi permukaan dengan SEM dan analisis adsorpsi gas CO 2 dengan rangkaian alat adsorpsi gas CO Film hybrid poli(propilen itakonat) dengan dopan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] dikarakterisasi gugus fungsi dengan IR, stabilitas panas menggunakan TGA, morfologi permukaan dengan SEM, luas permukaan dan volume pori dengan SAA, dan analisis adsorpsi gas CO 2 dengan rangkaian alat adsorpsi gas CO Rumusan Masalah 1. Apakah matriks poli(propilen itakonat) dapat meningkatkan stabilitas panas dari film hybrid poli(propilen itakonat) dengan dopan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] untuk mendukung adsorber gas CO 2? 2. Bagaimana pengaruh penambahan variasi MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] terhadap kapasitas adsorpsi gas CO 2 dari film hybrid poli(propilen itakonat) dengan dopan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ]? 3. Apakah poli(propilen itakonat) dapat dijadikan sebagai matriks tanpa menghambat kinerja dopan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] membentuk film hybrid? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh penambahan matriks poli(propilen itakonat) terhadap stabilitas panas dari film hybrid poli(propilen itakonat) dengan dopan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] untuk mendukung adsorber gas CO Mengetahui pengaruh penambahan variasi MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] terhadap kapasitas adsorpsi gas CO 2 dari film hybrid poli(propilen itakonat) dengan dopan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ]. 3. Mengetahui apakah poli(propilen itakonat) dapat dijadikan sebagai matriks tanpa menghambat kinerja dopan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ] membentuk film hybrid.
7 7 1.4 Manfaat Penelitian 1. Dapat memberikan informasi mengenai pembuatan film hybrid poli(propilen itakonat) dengan dopan MOF [Cu 3 (BTC) 2 ]. 2. Memberikan solusi alternatif untuk menghadapi pemanasan global akibat peningkatan konsentrasi gas CO 2, dengan cara memanfaatkan poliester dari monomer alam dijadikan sebagai matriks dengan dopan MOF sebagai adsorber gas CO 2 dalam bentuk film hybrid.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang dilakukan di laboratorium. Dalam penelitian ini dilakukan sintesis poli(propilen
Lebih terperinciPEMBUATAN FILM HYBRID POLI(PROPILEN ITAKONAT) DENGAN DOPAN MOF [Zn 4 O(BDC) 3 ] SEBAGAI ADSORBER CO 2
PEMBUATAN FILM HYBRID POLI(PROPILEN ITAKONAT) DENGAN DOPAN MOF [Zn 4 O(BDC) 3 ] SEBAGAI ADSORBER CO 2 Disusun oleh : Disusun oleh : SHANTI ASTUTI M0311062 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan uji aktivitas katalis Pt/Zr-MMT serta aplikasinya sebagai katalis dalam konversi sitronelal menjadi mentol
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O Garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O telah diperoleh dari reaksi larutan kalsium asetat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan energi tidak pernah habis bahkan terus meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan
6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama dengan kitin, terdiri dari rantai molekul yang panjang dan berat molekul yang tinggi. Adapun perbedaan
Lebih terperinciSILAMI DWI WIJAYANTI
SINTESIS POLIESTER DARI ASAM ITAKONAT DAN 1,3-PROPANDIOL DENGAN PENAMBAHAN GLISEROL SEBAGAI STUDI PENDAHULUAN BIOSENSOR Disusun oleh : SILAMI DWI WIJAYANTI M0310051 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan sumber bahan bakar semakin meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Akan tetapi cadangan sumber bahan bakar justru
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Studi kapasitas..., Prolessara Prasodjo, FT UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan hidrogen sebagai energi alternatif pengganti energi dari fosil sangat menjanjikan. Hal ini disebabkan karena hidrogen termasuk energi yang dapat diperbarui
Lebih terperinciDari data di atas yang tergolong polimer jenis termoplastik adalah. A. 1 dan 5 B. 2 dan 5
Latihan contoh soal dan jawaban soal polimer Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar! 1. Polimer berikut yang tidak termasuk polimer alam adalah. A. tetoron B.
Lebih terperinciSenyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si
Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Senyawa Organik Senyawa organik adalah senyawa yang sumber utamanya berasal dari tumbuhan, hewan, atau sisa-sisa organisme
Lebih terperinciSINTESIS, KARAKTERISASI, DAN EVALUASI KATALITIK Cu-EDTA BERPENDUKUNG MgF 2 UNTUK PRODUKSI VITAMIN E. Oleh: SUS INDRAYANAH
SINTESIS, KARAKTERISASI, DAN EVALUASI KATALITIK Cu-EDTA BERPENDUKUNG MgF 2 UNTUK PRODUKSI VITAMIN E Oleh: SUS INDRAYANAH 1409 2017 06 LATAR BELAKANG Vitamin E Antioksidan Alami Sintetis Friedel-Craft Belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. 1.1 Latar Belakang Masalah Mineral besi oksida merupakan komponen utama dari
Lebih terperinciLaboratorium Kimia Material dan Energi, Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Artikel Review ANALISIS SIFAT TERMAL DAN MORFOLOGI MATERIAL HKUST-1 BERJENIS MOF (METAL ORGANIC FRAMEWORK) YANG DISINTESIS DARI DUA JALUR BERBEDA Alfia Dewi Masyitoh Laboratorium Kimia Material dan Energi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran lingkungan karena logam berat merupakan masalah yang sangat serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN
LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN 1.1 BILANGAN IODIN ADSORBEN BIJI ASAM JAWA Dari modifikasi adsorben biji asam jawa yang dilakukan dengan memvariasikan rasio adsorben : asam nitrat (b/v) sebesar 1:1, 1:2, dan
Lebih terperinciPAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit
PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20
Lebih terperinciSIMULASI UJIAN NASIONAL 1
SIMULASI UJIAN NASIONAL 1 1. Bilangan-bilangan kuantum yang mungkin dimiliki oleh suatu elektron (A) n = 2, l = 2, m = 0, s = - 1 2 (B) n = 3, l = 0, m = +1, s = + 1 2 (C) n = 4, l = 2, m = - 3, s = -
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan semakin
Lebih terperinci4 Pembahasan Degumming
4 Pembahasan Proses pengolahan biodiesel dari biji nyamplung hampir sama dengan pengolahan biodiesel dari minyak sawit, jarak pagar, dan jarak kepyar. Tetapi karena biji nyamplung mengandung zat ekstraktif
Lebih terperinciLAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED
LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA Oleh : M Isa Anshary 2309 106
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI POLI(BUTILEN ITAKONAT) DENGAN PENAMBAHAN DIVINIL BENZENA (DVB) SEBAGAI AGEN PENYAMBUNG SILANG
i SINTESIS DAN KARAKTERISASI PLI(BUTILEN ITAKNAT) DENGAN PENAMBAHAN DIVINIL BENZENA (DVB) SEBAGAI AGEN PENYAMBUNG SILANG Disusun leh: NINIS MAKHNUNAH M0308017 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Analisis Sintesis PS dan Kopolimer PS-PHB Sintesis polistiren dan kopolimernya dengan polihidroksibutirat pada berbagai komposisi dilakukan dengan teknik polimerisasi radikal
Lebih terperinciUJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL
UJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana R merupakan gugus alkil. Adapun rumus molekul dari alkohol yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi fosil seperti batu bara, bensin dan gas secara terusmenerus menyebabkan persediaan bahan bakar fosil menjadi menipis. Kecenderungan ini telah mendorong
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi berperan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Selama ini manusia bergantung pada energi yang berasal dari minyak bumi untuk menjalankan sistem transportasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zeolit 2.1.1 Pengertian Zeolit Zeolit adalah polimir anorganik unit kerangka tetrahedral AlO4 dan SiO4 yang mempunyai struktur berongga dari Natrium silikat dan berkemampuan
Lebih terperinci5009 Sintesis tembaga ftalosianin
P 59 Sintesis tembaga ftalosianin (H H ) 6 Mo 7 2 2. H2 + 8 + CuCl H 2-8 H 3-8 C 2 - H 2 - HCl Cu C 8 H 3 CH 2 CuCl H 2 Mo 7 6 2. H 2 C 32 H 16 8 Cu (18.1) (6.1) (99.) (1235.9) (576.1) Literatur Classic
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Distanoksan Sintesis distanoksan dilakukan dengan mencampurkan dibutiltimah(ii)oksida dan dibutiltimah(ii)klorida (Gambar 3.2). Sebelum dilakukan rekristalisasi, persen
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Garam rangkap Garam rangkap adalah garam yang terdiri dari dua kation yang berbeda dengan sebuah anion yang sama dalam satu kisi kristalnya. Garam rangkap biasanya lebih mudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara penghasil tebu yang cukup besar di dunia. Menurut data FAO tahun 2013, Indonesia menduduki peringkat ke-9 dengan produksi tebu per
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.
Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini. Berbagai macam industri yang dimaksud seperti pelapisan logam, peralatan listrik, cat, pestisida dan lainnya. Kegiatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan sumber energi merupakan masalah yang harus segera diselesaikan oleh masing-masing negara termasuk Indonesia. Untuk itu perlu dikembangkan suatu teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. York Times bahwa etil alkohol akan menjadi bahan bakar masa depan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan etanol dan campuran bensin-etanol sebagai bahan bakar telah lama dilakukan, bahkan pada tahun 1825 Henry Ford mengatakan dalam New York Times bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring meningkatnya kebutuhan dunia akan energi dan munculnya kesadaran mengenai dampak lingkungan dari penggunaan sumber energi yang berasal dari bahan bakar fosil,
Lebih terperinci2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)
2. Tinjauan Pustaka 2.1 2.1 Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) Sel bahan bakar merupakan salah satu solusi untuk masalah krisis energi. Sampai saat ini, pemakaian sel bahan bakar dalam aktivitas sehari-hari masih
Lebih terperinciKIMIA. Sesi. Polimer A. PENGELOMPOKAN POLIMER. a. Berdasarkan Asalnya
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 19 Sesi NGAN Polimer Polimer adalah suatu senyawa raksasa yang tersusun dari molekul kecil yang dirangkai berulang yang disebut monomer. Polimer merupakan kelompok
Lebih terperinciA. Sifat Fisik Kimia Produk
Minyak sawit terdiri dari gliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Dua jenis asam lemak yang paling dominan dalam minyak sawit yaitu asam palmitat, C16:0 (jenuh),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan nasional dewasa ini dan semakin dirasakan pada masa mendatang adalah masalah energi. Perkembangan teknologi, industri dan transportasi yang
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistirena Polistirena disintesis melalui polimerisasi adisi radikal bebas dari monomer stirena dan benzoil peroksida (BP) sebagai inisiator. Polimerisasi dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sintesis material, beberapa hal yang sangat berpengaruh dalam menentukan kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material. Perbaikan kinerja
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I. PENDAHULUAN 1.1... L atar belakang... 1 1.2...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik, menghasilkan berbagai penemuan baru khususnya dalam bidang elektronika. Salah satu teknologi yang
Lebih terperinci4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat
NP 4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat CEt + FeCl 3 x 6 H 2 CEt C 8 H 12 3 C 4 H 6 C 12 H 18 4 (156.2) (70.2) (270.3) (226.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Adisi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomassa, Lembaga Penelitian Universitas Lampung. permukaan (SEM), dan Analisis difraksi sinar-x (XRD),
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi 4.1.1 Sol Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan ZrOCl 2. 8H 2 O dengan perbandingan mol 1:4:6 (Ikeda, et al. 1986) dicampurkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi adalah suatu proses perusakan logam, dimana logam akan mengalami penurunan mutu (degradation) karena bereaksi dengan lingkungan baik itu secara kimia atau elektrokimia
Lebih terperinci1. Manakah dari spesi berikut dapat bertindak sebagai asam dan basa menurut teori Brorsted-Lowry :
1. Manakah dari spesi berikut dapat bertindak sebagai asam dan basa menurut teori Brorsted-Lowry : A. hanya a dan b B. hanya c dan d C. a, b, c dan d D. a, b, c E. hanya a dan b Spesi yang dapat bertindak
Lebih terperinciBAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra
BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium
23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi merupakan salah satu permasalahan penting yang harus dihadapi oleh berbagai macam sektor industri di Indonesia terutama industri perkapalan. Tidak sedikit
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ASIL PECBAAN DAN PEMBAASAN Transesterifikasi, suatu reaksi kesetimbangan, sehingga hasil reaksi dapat ditingkatkan dengan menghilangkan salah satu produk yang terbentuk. Penggunaan metil laurat dalam
Lebih terperincidapat mencapai hingga 90% atau lebih. Terdapat dua jenis senyawa santalol dalam minyak cendana, yaitu α-santalol dan β-santalol.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tanaman Cendana (Santalum album L.) adalah tanaman asli Indonesia yang memiliki aroma yang khas, dimana sebagian besar tumbuh di Propinsi Nusa Tenggara Timur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam satu atau dua dekade terakhir, banyak penelitian diarahkan untuk produksi bahan bakar kendaraan bermotor dari bahan alam yang terbarukan, khususnya minyak nabati.
Lebih terperinciHubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan
STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Pemakaian polimer semakin meningkat seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polimer merupakan salah satu bahan yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Pemakaian polimer semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dibayar oleh umat manusia berupa pencemaran udara. Dewasa ini masalah lingkungan kerap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS II. 1 Tinjauan Pustaka II.1.1 Biodiesel dan green diesel Biodiesel dan green diesel merupakan bahan bakar untuk mesin diesel yang diperoleh dari minyak nabati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kitosan merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dan termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitosan merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dan termasuk kelompok senyawa polisakarida, dimana gugus asetilnya telah hilang sehingga menyisakan gugus amina
Lebih terperinciMateri Pokok Bahasan :
STOIKIOMETRI Kompetensi : Memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan serta menerapkan dalam perhitungan kimia. Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dan terbiasa menggunakan
Lebih terperinci5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat
NP 5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NH 4 HC 3 + + 2 C 2 C 2 C 2 H CH 3 H 3 C N CH 3 H + 4 H 2 + C N 3 C 7 H 6 C 6 H 10 3 C 19 H 23 4 N C 2 (79.1) (106.1) (130.1)
Lebih terperinciSINTESIS POLIMER BIODEGRADABLE ALIFATIK AROMATIK
SINTESIS POLIMER BIODEGRADABLE ALIFATIK AROMATIK Setiani Kusuma Dewi, Baby Indriani, Asaf Kleopas Sugih *, Henky Muljana Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan,
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini dibagi dalam dua tahap, yaitu penyiapan aditif dan analisa sifat-sifat fisik biodiesel tanpa dan dengan penambahan aditif. IV.1 Penyiapan
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis dan Karakterisasi Karboksimetil Kitosan Spektrum FT-IR kitosan yang digunakan untuk mensintesis karboksimetil kitosan (KMK) dapat dilihat pada Gambar 8 dan terlihat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Polimer Emulsi 2.1.1 Definisi Polimer Emulsi Polimer emulsi adalah polimerisasi adisi terinisiasi radikal bebas dimana suatu monomer atau campuran monomer dipolimerisasikan
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Voltametri Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar elektrolisis. Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada hubungan antara besaran
Lebih terperinci4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat
NP 4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat NaEt C 10 H 18 4 Na C 2 H 6 C 8 H 12 3 (202.2) (23.0) (46.1) (156.2) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Reaksi pada gugus
Lebih terperinciLOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur
LOGO STOIKIOMETRI Marselinus Laga Nur Materi Pokok Bahasan : A. Konsep Mol B. Penentuan Rumus Kimia C. Koefisien Reaksi D. Hukum-hukum Gas A. Konsep Mol Pengertian konsep mol Hubungan mol dengan jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selulosa merupakan polisakarida yang berbentuk padatan, tidak berasa, tidak berbau dan terdiri dari 2000-4000 unit glukosa yang dihubungkan oleh ikatan β-1,4 glikosidik
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA
KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA Kompetensi Menguasai karakteristik peserta Mengidentifikasi kesulitan belajar didik dari aspek fisik, moral, peserta didik dalam mata pelajaran spiritual,
Lebih terperincia. Ion c. Molekul senyawa e. Campuran b. Molekul unsur d. Unsur a. Air c. Kuningan e. Perunggu b. Gula d. Besi
A. PILIHAN GANDA 1. Molekul oksigen atau O2 merupakan lambang dari partikel a. Ion c. Molekul senyawa e. Campuran b. Molekul unsur d. Unsur 2. Di antara zat berikut yang merupakan unsur ialah... a. Air
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram alir penelitian
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan energi secara besar-besaran telah membuat manusia mengalami krisis energi. Hal ini disebabkan karena adanya ketergantungan terhadap bahan bakar fosil
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
6 HASIL DAN PEMBAHASAN Karboksimetil selulosa (CMC) merupakan salah satu turunan selulosa yang disebut eter selulosa (Nevell dan Zeronian 1985). CMC dapat larut di dalam air dingin dan air panas dan menghasilkan
Lebih terperinciPROBLEM OPEN-ENDED OSN PERTAMINA 2014 BIDANG KIMIA
PROBLEM OPEN-ENDED OSN PERTAMINA 2014 BIDANG KIMIA TOPIK 1 BIOMASSA SEBAGAI SUMBER ENERGI Biomasa merupakan bahan organik yang tersedia secara terbarukan, umumnya berasal dari tumbuhan yang digunakan sebagai
Lebih terperinciDan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekam padi merupakan produk samping yang melimpah dari hasil penggilingan padi. Selama ini pemanfaatan sekam padi belum dilakukan secara maksimal sehingga hanya digunakan
Lebih terperinciPemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol
Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol Oleh : Ferlyna Sari 2312 105 029 Iqbaal Abdurrokhman 2312 105 035 Pembimbing : Ir. Ignatius Gunardi, M.T NIP 1955
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
47 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini bertujuan untuk menunjukan pengaruh suhu sintering terhadap struktur Na 2 O dari Na 2 CO 3 yang dihasilkan dari pembakaran tempurung kelapa. Pada
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik
Paraf Asisten Judul JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 INDUSTRI KIMIA DAN PERKEMBANGANNYA Saat ini, perhatian terhadap industri kimia semakin meningkat karena berkurangnya pasokan bahan baku dan sumber energi serta meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Jumlah energi yang dibutuhkan akan meningkat seiring berjalannya waktu dan meningkatnya jumlah penduduk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN O H O-CH 2 -CH=CH 2 CH 2 CH=CH 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penataan ulang Claisen merupakan penataan ulang sigmatropik, yaitu reaksi perubahan suatu atom atau gugus yang terpisah dari satu atom ke atom lain disepanjang sistem
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
METDE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Sebagian besar sumber bahan bakar yang digunakan saat ini adalah bahan bakar fosil. Persediaan sumber bahan bakar fosil semakin menurun dari waktu ke waktu. Hal ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Charles Goodyear menemukan karet yang tervulkanisasi dengan menggunakan sulfur, sudah timbul keinginan peneliti untuk proses ban karet bekas agar dapat dimanfaatkan
Lebih terperinci4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat
NP 4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat H 3 C (CH 2 ) 8 + I CH 2 CH 3 H 3 C (CH 2 ) 8 + CH 3 CH 2 I C 12 H 22 2 C 4 H 7 I 2 C 14 H 24 4 C 2 H 5 I (198.3) (214.0) (63.6) (256.3) (156.0)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian Katalis umumnya diartikan sebagai bahan yang dapat mempercepat suatu reaksi kimia menjadi produk. Hal ini perlu diketahui karena, pada dasarnya
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas mengenai preparasi ZnO/C dan uji aktivitasnya sebagai fotokatalis untuk mendegradasi senyawa organik dalam limbah, yaitu fenol. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas
31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis material konduktor ionik MZP, dilakukan pada kondisi optimum agar dihasilkan material konduktor ionik yang memiliki kinerja maksimal, dalam hal ini memiliki nilai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Karakteristik dan Klasifikasi Bakteri Metanotrof Metanotrof sebagai Bakteri Pengoksidasi Metan
TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik dan Klasifikasi Bakteri Metanotrof Bakteri metanotrof adalah bakteri Gram negatif, bersifat aerob dan menggunakan metan sebagai sumber karbon dan energi (Auman 2001). Karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Energi berperan penting dalam kehidupan manusia yang mana merupakan kunci utama dalam berbagai sektor ekonomi yang dapat mempengaruhi kualitas kehidupan manusia. Kebutuhan
Lebih terperinciBAB 17 ALKOHOL DAN FENOL
Slaid kuliah Kimia Organik I untuk mhs S1 Kimia semester 3 BAB 17 ALKOHOL DAN FENOL Bagian Kimia Organik Departemen Kimia FMIPA-IPB TIU TIK 1 Daftar Pustaka: Fessenden RJ, Fessenden JS. 1998. Organic Chemistry.
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Metodologi Seperti yang telah diungkapkan pada Bab I, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat katalis asam heterogen dari lempung jenis montmorillonite
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minyak daun cengkeh merupakan salah satu minyak atsiri yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dihasilkan dalam jumlah yang cukup besar di Indonesia.
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren Sintesis polistiren yang diinginkan pada penelitian ini adalah polistiren yang memiliki derajat polimerisasi (DPn) sebesar 500. Derajat polimerisasi ini
Lebih terperinciSTOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!
BAB 7 STOKIOMETRI A. Massa Molekul Relatif Massa Molekul Relatif (Mr) biasanya dihitung menggunakan data Ar masing-masing atom yang ada dalam molekul tersebut. Mr senyawa = (indeks atom x Ar atom) Contoh:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asam palmitat merupakan asam lemak jenuh yang paling besar jumlahnya di dalam minyak kelapa sawit, yaitu sebesar 40-46%. Asam palmitat juga terdapat pada berbagai
Lebih terperinci