BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian yang didapatkan, yaitu:

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian yang didapatkan, yaitu:"

Susanti Gunardi
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Simpulan Kesimpulan dari penelitian yang didapatkan, yaitu: 1. Subyek memiliki usia antara tiga tahun sampai enam tahun dengan rasio usia 3 tahun sebanyak 15 siswa, usia 4 tahun sebanyak 12 siswa, untuk usia 5 tahun dan 6 tahun masing-masing sebanyak 14 siswa. 2. Subyek yang didapatkan juga terdiri dari 20 siswa yang memiliki jenis kelamin laki-laki dan 35 siswa memiliki jenis kelamin perempuan. 3. Dari hasil kategori skor kemandirian didapatkan 27 siswa memiliki tingkat kemandirian sedang karena memiliki skor antara 9 sampai 12. Hasil uji normalitas didaptkan p > 0,05 yang berarti Ho diterima, jadi data berdistribusi normal. 4. Setelah dilakukan deskriptif statistik didapatkan rata-rata antar kedua sekolah. Untuk sekolah As-saadah, yaitu sekolah regular yang tidak menggunakan metode semi Montessori sebesar 10,3667 dan Proklamasi School, yaitu sekolah yang menggunakan metode semi Montessori memiliki rata-rata sebesar 10, Berdasarkan hasil pengukuran uji beda yang menggunakan independent sample T-test t (53)= -0,461, p > 0,05, jadi dengan kata lain Ho diterima dan Ha ditolak sehingga kesimpulannya bahwa tidak adanya perbedaan kemandirian anak usia pra-sekolah pada sekolah yang menggunakan metode semi Montessori dan sekolah regular.

2 6. Setelah dilakukan pengukuran tabulasi silang antara kemandirian dengan jenis kelamin, di dapatkan tingkat signifikansi p > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak adanya perbedaan kemandirian antara siswa laki-laki dan perempuan. Kesimpulan tersebut didapatkan dari data yang telah diolah yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemandirian anak di sekolah yang menggunakan metode semi Montessori dengan anak yang di sekolah regular. Kedua kelompok penelitian menunjukan bahwa mereka memiliki tingkat rata-rata kemandirian yang cukup pada usianya sehingga pendidikan yang diterimanya di sekolah merupakan hal yang memang sudah pernah di dapatkan di lingkungan keluarganya Diskusi Dari hasil penelitian yang di dapatkan hasil pengukuran T-test sebesar t (53)= -0,461, p > 0,05, yaitu memiliki tingkat signifikansi rendah yang menunjukkan bahwa Ho diterima sehingga tidak adanya perbedaan anatara kemandirian anak usia pra-sekolah pada sekolah yang menggunakan metode semi Montessori dan sekolah regular. Akan tetapi kemandirian merupakan suatu sikap yang harus dimiliki oleh seorang anak sejak dini sehingga perkembangan kemandirian dapat terjadi dengan seimbang tanpa adanya hambatan. Menurut Lie dan Prasasti (2004) menjelaskan bahwa kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari-sehari sendiri atau dengan sedikit bimbingan, sesuai dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya.

3 Kemandirian merupakan suatu sikap yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya akan mampu bertindak dan berpikir sendiri. Untuk dapat mandiri, dukungan dan dorongan dari keluarga serta lingkungan disekitarnya, agar dapat mencapai otonomi atas diri sendiri. Peran orangtua dan respon dari lingkungan sangat diperlukan bagi anak sebagai penguat bagi setiap perilakunya. Asrori (2005) berpendapat bahwa kemandirian tidak terbentuk dengan sendirinya, akan tetapi berkembang karena pengaruh beberapa faktor, yaitu: Pertama yaitu gen atau keturunan orang tua, orang tua yang memiliki sifat kemandirian yang seringkali menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga. Namun, faktor keturunan masih menjadi perdebatan karena adanya pendapat bahwa sesungguhnya bukan karena sifat kemandirian orang tua menurun tetapi lebih kepada bagaiman orang tua mendidik anaknya. Kedua adalah pola asuh orang tua, Edwards (2006) menyatakan bahwa karakteristik individu mempengaruhi cara orang dewasa mengasuh anak-anak mereka, khususnya yang berhubungan dengan kedisplinan, kemandirian dan berusaha keras mengajarkan kepada anak-anak apa yang perlu mereka ketahui dan kerjakan agar menjadi orang yang bahagia, percaya diri dan bertanggung jawab di masyarakat. Ketiga adalah metode pendidikan di sekolah proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan demokratisasi akan menghambat perkembangan kemandirian anak dan begitu juga sekolah yang menekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman. Sebaliknya, proses

4 pendidikan yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberian reward dan penciptaan kompetensi positif akan mengembangkan kemandirian anak. Kemudian sistem kehidupan di masyarakat juga memberikan pengaruh karena pengalaman di luar sekolah yang dimiliki anak yang tinggal di kota dengan yang tinggal di pedesaan berbeda karena berbedanya ragam masyarakatnya. Masyarakat memberikan pengaruh yang berlainan terhadap peserta didik sehingga tiap peserta didik memiliki kepribadian yang berbeda-beda (Depag RI, 2005: 49) Saran Berdasarkan simpulan dan diskusi yang di dapatkan dari penelitian ini adalah: 1. Penelitian sebaiknya harus dilakukan sejak awal masuk sekolah agar dapat melihat apakah kemandirian tersebut memang sudah ada dalam diri anak atau terbentuk setelah anak mendapatkan penddidikan di sekolah. 2. Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah instrumen penelitian sebaiknya memiliki validitas dan reliabilitas yang lebih tinggi lagi. 3. Saran praktis yang peneliti berikan adalah kepada sekolah yang mengajarkan kemandirian pada anak, baik sekolah yang menggunakan metode Montessori maupun sekolah yang tidak menggunakan metode Montessori. Untuk sekolah yang menggunakan metode semi Montessori sebaiknya diaplikasikan secara penuh dalam kegiatan pembelajaran agar kemandirian anak semakin dapat terlihat dan meningkat dari sebelumnya, kemudian perlunya ke konsistenan para

5 guru dalam aplikasi penggunaan metode Montessori dan sebaiknya para guru juga diberikan pelatihan. 4. Saran untuk sekolah yang tidak menggunakan metode Montessori atau sekolah As-sadah sebaiknya dalam mengajarkan kemandirian lebih diarahkan dan terdapat batasan dalam pemilihan kegiatan agar tidak membahayakan bagi anak. Seperti anak diperbolehkan untuk pergi ke kamar mandi sendiri namun tetap dibawah pengawasan salah satu pengajar.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang pada masa itu secara khusus memperlakukan wanita secara. konservatif. Meskipun banyak rintangan, Montessori adalah wanita

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang pada masa itu secara khusus memperlakukan wanita secara. konservatif. Meskipun banyak rintangan, Montessori adalah wanita BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metode Montessori 2.1.1. Sejarah Maria Montessori lahir pada tahun 1870 di Italia, sebuah negara yang pada masa itu secara khusus memperlakukan wanita secara konservatif. Meskipun