BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yaitu pemijahan, perawatan larva, pendederan dan pembesaran.
|
|
- Hendri Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Budidaya ikan Nila (Oreochromis niloticus) dilakukan dengan tahaptahap yaitu pemijahan, perawatan larva, pendederan dan pembesaran. Ada dua cara pemijahan nila yaitu melalui pematangan gonad/kelamin dan tanpa pematangan gonad/kelamin (Diskanla, 2007:1). Pendederan pertama dengan pemelihara selama 21 hari akan menghasilkan benih dalam 2 ukuran yaitu 2-3 cm dan 3-5 cm). Selanjutnya dilakukan pendederan ke dua yang dipelihara selama 30 hari dengan ukuran mencapai 5-8 cm siap untuk dijual atau dibesarkan sampai mencapai umuran konsumsi. Untuk pembesaran penebar benih yang berukuran seragam dengan kepadatan 5 ekor/m 2. Pembesaran dilakukan selama 120 hari hingga berat minimal 200 gram untuk siap dikonsumsi (Diskanla, 2007:5). Pada penelitian ini difokuskan pada dinamika populasi plankton pada persiapan kolam sebelum dilakukan pendederan karena untuk melihat pertumbuhan dan kepadatan plankton yang nantinya dibutuhkan oleh larva ikan nila. Persiapan kolam meliputi pengeringan kolam selama 4-5 hari. Setelah pengeringan, dilakukan pengapuran dasar kolam dengan dosis gram/m 2 dan dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang dengan dosis gr/m 2. Pengisian air kolam sampai ketinggian cm dan didiamkan selama 3-5 hari. Persiapan kolam inilah yang nantinya akan 7
2 menumbuhkan plankton sebagai pakan alami bagi larva ikan nila (Diskanla, 2007:5). Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya ikan adalah ketersediaan pakan. Dalam penyediaan pakan harus diperhatikan beberapa faktor, yaitu jumlah dan kualitas pakan, kemudahan untuk menyediakannya, serta lama waktu pengambilan pakan yang berkaitan dengan jenis ikan maupun umurnya (Junius Akbar, 2016:68). Semua kegiatan budidaya pakan alami, menuntut tersedianya benih dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dan berkesinambungan. Guna mencukupi kebutuhan tersebut, usaha pembenihan perlu ditingkatkan produksinya dalam hal penyediaan pakan untuk larva atau benih ikan agar kesintasannya tinggi dan pertumbuhannya baik. Pakan alami banyak ragamnya, yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan perkembangan ikan. Tujuan pemberian pakan bagi ikan adalah untuk memperoleh nilai tambah atau meningkatkan hasil panen. Pemberian pakan alami berkualitas baik dan dalam jumlah yang cukup akan memperkecil persentase larva atau benih ikan yang mati. Hal ini disebabkan pakan alami mengandung nilai gizi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan hidup benih ikan. Pakan alami juga sangat diperlukan bagi larva setelah persediaan kuning telur habis (Junius Akbar, 2016:68-69). Fungsi utama pakan adalah untuk kesintasan ikan dan pertumbuhan. Pakan yang dimakan oleh ikan pertama-tama digunakan bagi kesintasan dan apabila ada kelebihannya akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Jadi 8
3 apabila menghendaki pertumbuhan ikan yang optimal maka ikan harus diberikan pakan yang bergizi menurut Djajasewaka, (Junius Akbar, 2016:69). 2. Dinamika Populasi Dinamika populasi merupakan penambahan maupun pengurangan suatu populasi. Penambahan terhadap populasi dapat disebabkan oleh masuknya individu lain yang berasal dari daerah lain (imigrasi) dan karena adanya kelahiran (natalitas). Pengurangan terhadap suatu populasi dapat disebabkan karena kematian (mortalitas) atau karena keluarnya individu dari populasi tersebut ke luar wilayah perikanan (Suradi Wijaya, 2007:1). Populasi pada habitat yang sama akan membentuk asosiasi berupa komunitas. Interaksi dalam komunitas tersebut berupa predasi, kompetisi dan simbiotik yang pada akhirnya akan terjadi suksesi berupa pergantian spesies menuju klimaks yang terjadi secara bertahab (Sudjoko,1998:20). Gambar 1. Grafik suksesi (Sudjoko, 1998:27). Grafik suksesi menggambarkan pergantian spesies dari waktu ke waktu hingga adanya spesies yang mendominasi pada satu waktu. Gambar 1. 9
4 Tentang grafik suksesi memperlihatkan dinamika antar spesies A,B,C dan D dalam satu waktu dari muncul hingga hilang dalam satu waktu. 3. Pengertian dan Penggolongan Plankton Menurut Sachlan (1982:2), Plankton adalah organisme yang terapung atau melayang-layang di dalam air yang pergerakannya relatif pasif dan plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Plankton dapat berupa fitoplankton maupun zooplankton. Plankton merupakan organisme yang hidup melayang atau mengapung di dalam air. Kemampuan geraknya kalaupun ada sangat terbatas hingga organisme tersebut selalu terbawa arus. Berdasarkan daur hidupnya, plankton terbagi dalam dua golongan yaitu holoplankton yang merupakan organisme akuatik dimana seluruh hidupnya bersifat sebagai plankton, golongan ke dua yaitu meroplankton yang hanya sebagian dari daur hidupnya bersifat sebagai plankton menurut Nybakken, (Maria Agustini, Sri Oetami, 2014:39). Menurut ukurannya, plankton dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu makroplankton (lebih besar dari 1 mm), mikroplankton (0,06-1mm) dan nanoplankton (kurang dari 0,06mm) meliputi beberapa jenis fitoplankton. Diperkirakan 70% dari semua fitoplankton di laut terdiri dari nanoplankton dan inilah yang memungkinkan terdapatnya zooplankton sebagai konsumen primer menurut Sachlan, (Maria Agustini, Sri Oetami, 2014:39). 10
5 Fitoplankton memegang peranan yang sangat penting dalam ekosistem perairan karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis. Proses fotosintesis pada air yang dilakukan oleh fitoplankton (produsen) merupakan sumber nutrisi utama bagi organisme air lainnya yang berperan sebagai konsumen, dimulai dari zooplankton dan diikuti organisme lainnya yang membentuk rantai makanan (Barus, 2002: 26). Fitoplankton yang terdapat di perairan air tawar dikelompokkan kedalam beberapa kelas yaitu: a. Cyanophyceae (Ganggang Biru) Ganggang biru adalah ganggang bersel tunggal atau berbentuk benang dengan struktur tubuh yang masih sederhana. berwarna biru kehijauan, bersifat autrotrof, inti dan kromatofora tidak ditemukan. Dinding selnya mengandung pektin, hemiselulosa, dan selulosa, yang kadang-kadang berupa lender, oleh sebab itu ganggang ini juga dinamakan ganggang lender (Myxophyceae). Pada bagian pinggir plasmanya terkandung zat warna klorofil a, karotenoid, dan dua macam kromaprotein yang larut dalam air yaitu fikosianin yang berwarna biru dan fikoeritrin yang berwarna merah, oleh sebab itu warna ganggang tidak tetap, kadang-kadang tampak kemerah-merahan, kadang-kadang kebiru-biruan. Gejala tersebut dianggap sebagai penyesuaian diri terhadap sinar (adaptasi kromatik). Ganggang biru umumnya tidak bergerak. Diantara jenis-jenis yang berbentuk benang dapat mengadakan gerakan merayap dan meluncur pada alas yang basah. Tidak memiliki bulu 11
6 cambuk, gerakan terjadi karena adanya kontraksi tubuh dan dibantu dengan pembentukan lender. Cyanophyceae dibedakan dalam tiga bangsa yaitu bangsa Chroococcales, Chamaesiphonales, dan Hormogonales (Gembong Tjitrosoepomo, 2005:23-28). b. Chlorophyceae (Ganggang Hijau) Chlorophyceae terdiri atas sel-sel kecil yang hidup berkoloni membentuk benang yang bercabang-cabang maupun tidak, selain itu ada yang membentuk koloni menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Biasanya hidup di dalam air tawar, merupakan penyusun plankton atau sebagai bentos. Memiliki sel besar dan ada pula yang hidup di air laut, terutama dekat pantai. Sel-sel ganggang hijau mempunyai kloroplas yang berwarna hijau, mengandung klorofil a dan b serta karotenoid. Anggota bangsa dari Chlorophyceae meliputi : Chlorococcales, Ulotrichales, Cladophorales, Chaetophorales, Oedogoniales, Siphonales (Gembong Tjitrosoepomo, 2005:55-68). c. Conjugatae (Ganggang Gandar) Conjugatae merupakan golongan ganggang dengan bermacam bentuk yang sebagian besar hidup dalam air tawar. Ada yang bersel tunggal dan ada yang berkoloni berbentuk benang yang tidak melekat pada sesuatu alas. Ganggang ini tidak membentuk zoospora maupun gamet yang mempunyai bulu cambuk bersatu menjadi suatu zigot. Setelah mengalami waktu istirahat, zigot mengadakan pembelahan reduksi, kemudian berkecambah. Jadi Conjugatae adalah organisme yang haploid. 12
7 Conjugatae dibedakan menjadi dua bangsa yaitu bangsa Desmidiales dan Zygnematales (Gembong Tjitrosoepomo, 2005:69-72). d. Phaeophyceae (Ganggang Pirang) Phaeophyceae adalah ganggang yang berwarna pirang. Dalam kromatoforanya mengandung klorofil a, karotin, dan santofil, tetapi terutama fikosantin yang menutupi warna lainnya dan yang menyebabkan ganggang itu kelihatan berwarna pirang. Kebanyakan Phaeophyceae hidup di dalam air laut, hanya beberapa jenis saja yang hidup dalam air tawar. Ganggang ini termasuk bentos, melekat pada batu-batu, kayu, sering juga sebagai epifit pada talus ganggang lain, bahkan ada yang hidup sebagai endofit. Phaeophyceae dibedakan menjadi empat bangsa, diantarnya yaitu Phaeosporales, Laminariales, Dicyotales, dan Fucales (Gembong Tjitrosoepomo, 2005:77-85). e. Rhodophyceae (Ganggang Merah) Rhodophyceae ganggang yang berwarna merah sampai ungu, kadang-kadang juga lembayung atau pirang kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran, mengandung klorofil a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup oleh zat warna merah yang mengadakan fluoresensi, yaitu fikoeritrin. Pada jenis-jenis tertentu terdapat fikosianin. Hidupnya sebagai bentos, melekat pada substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram pelekat. Kebanyakan Rhodophyceae hidup di dalam air laut, terutama dalam lapisan-lapisan air yang dalam, yang hanya dapat dicapai oleh cahaya bergelombang pendek. 13
8 Rhodophyceae dibagi dalam dua anak kelas, yaitu Bangieae dan Florideae (Gembong Tjitrosoepomo, 2005:89-91). f. Flagellatae Flagellatae adalah ganggang yang merupakan penyusun plankton, bersel tunggal dan mempunyai inti, dapat bergerak dengan pertolongan satu atau beberapa bulu cambuk. Sel-sel Flagellatae mempunyai vakuola berdenyut dan kebanyakan juga mempunyai suatu bintik merah seperti mata yang dinamakan stigma. Warna merah dikarenakan mengandung karotenoid. Flagellatae terdapat dalam semua perairan sampai dalam samudera, dan kadang-kadang sangat banyak. Pada kelas Flagellatae dibedakan menjadi 7 bangsa, diantarnya yaitu Chrysomonadales, Heterochloridales, Cryptomonadales, Dinoflagellatae, Euglenales, Protochloridales dan Volvocales (Gembong Tjitrosoepomo, 2005:33-48). g. Diatomeae (Ganggang Kersik) Diatomeae atau Bacillariophyta adalah jasad renik bersel satu yang masih dekat dengan Flagellatae. Bentuk sel macam-macam, semuanya dapat dikembalikan ke dua bentuk dasar yaitu bentuk yang bilateral dan sentrik. Dalam sel-sel Diatomeae mempunyai inti dan kromatofora berwarna kuning-coklat yang mengandung klorofil a, karotin, santofil, dan karotenoid lainnya yang sangat menyerupai fikosantin. Beberapa jenis Diatomeae tidak mempunyai zat warna dan hidup sebagai saprofit. Diatomeae hidup dalam air tawar maupun dalam air laut, tetapi juga di atas tanah-tanah basah, terpisah-pisah atau membentuk koloni. Diatomeae 14
9 dibagi menjadi 2 bangsa yaitu Centrales dan Pennales (Gembong Tjitrosoepomo, 2005:48-54). Komposisi dan kelimpahan plankton sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan aktivitas pemangsa dari sesama plankton dan organisme planktivor lainnya. Dalam struktur rantai makanan fitoplankton dikonsumsi oleh zooplankton dan selanjutnya kedua golongan plankton ini menjadi sumber makanan utama berbagai jenis organisme pada stadia awal perkembangannya menurut Hinrichsen. et. al. 2002, (Nur Asia, 2009). Pertumbuhan fitoplankton didukung oleh ketersediaan nutrien yang dapat diperoleh melalui pemupukan menurut Goldman and Home (1983). Makin tinggi kandungan unsur hara di perairan, makin meningkat pula kelimpahan fitoplankton menurut Boyd (1982), yang akan memacu tumbuhnya zooplankton. Plankton bisa mengalami perubahan komposisi dalam komunitasnya (suksesi) sebagai akibat dari perubahan kondisi fisika (intensitas cahaya, suhu), kimia (unsur hara, kualitas air, dan toksin), dan biologi (kompetisi dan pemangsaan) (Niken Tanjung,dkk, 2010:601). Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa parameter lingkungan dan karakteristik fisiologisnya. Komposisi dan kelimpahan fitoplankton akan berubah pada berbagai tingkatan sebagai respon terhadap perubahan-perubahan kondisi lingkungan baik fisik, kimia, maupun biologi. Dikatakan pula bahwa faktor penunjang pertumbuhan fitoplankton sangat kompleks dan saling berinteraksi antara faktor fisikakimia perairan seperti intensitas cahaya, oksigen terlarut, stratifikasi suhu, 15
10 dan ketersediaan unsur hara, nitrogen dan fosfor, sedangkan aspek biologi adalah adanya aktifitas pemangsaan oleh hewan, mortalitas alami, dan dekomposisi (Reynollds, et. al., 1984; Simarmata,P, 2012; Maria Agustini, Sri Oetami, 2014:40). Nutrien dan cahaya merupakan parameter lingkungan yang memiliki pengaruh besar terhadap kelimpahan plankton dalam perairan. Perlakuan kolam yang dilakukan di BPTPB dapat menjadi faktor penyedia nutrien bagi pertumbuhan plankton sedangkan larva ikan nila menjadi predator plankton yang pada akhirnya akan mempengaruhi dinamika populasi plankton yang ada pada kolam pendederan. Nutrien yang penting bagi pertumbuhan plankton adalah nitrogen dan fosfat. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan plankton, antara lain : a. Suhu Suhu air di permukaan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi seperti : curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin, dan intensitas radiasi matahari menurut Nontji, 2007, (Dewi Wulandari 2009:8). Menurut Effendi, 2003 (Yuliana, 2012:177), bahwa kisaran suhu yang optimum untuk pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah C. b. Kecerahan dan kekeruhan Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk. Nilai ini 16
11 sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, dan padatan tersuspensi, serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran menurut Effendi, 2003, (Dewi Wulandari 2009:9). Menurut James, 1979 (Makmur, 2012: 864) kekeruhan dapat menyebabkan efek negatif pada kualitas air, terutama kadar DO, BOD, suhu dan berdampak terhadap keragaman jenis ikan, akibat penurunan fotosintesis, populasi plankton, alga serta mikrofita. c. ph ph yang sesuai dibutuhkan untuk kehidupan plankton di perairan yaitu 6,5 8,0 menurut Pescod, 1973, (Yuliana, dkk. 2012:177). d. DO Oksigen terlarut merupakan gas yang mutlak dibutuhkan dalam proses respirasi ikan dan biota lain serta diperlukan dalam perombakan bahan organik. Untuk proses metabolisme, hewan air membutuhkan oksigen terlarut di atas 5 mg/l dan cukup layak bagi kehidupan larva plankton (Shahab, 1986). Para ahli perikanan sering menyebutkan bahwa ikan dan biota air lain memerlukan sekurang-kurangnya 3 mg/l oksigen terlarut untuk kehidupan secara normal. Prescod (1973) menyatakan bahwa kandungan oksigen terlarut minimal sebesar 2 ppm, cukup untuk mendukung kehidupan perairan secara normal di daerah tropik dengan asumsi perairan tidak mengandung bahan beracun (Nur Asia,2009:27). 17
12 e. Fosfat Menurut Makmur (2012: 864), fosfat merupakan faktor penting untuk pertumbuhan fitoplankton dan organisme lainnya. Fosfat sangat diperlukan sebagai transfer energi dari luar ke dalam sel organisme, karena itu fosfat dibutuhkan dalam jumlah yang kecil (sedikit). Fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan akuatik menurut Darley, 1982; Goldmn & Horne, 1983, (Yuki Hana, 2009:12). f. Nitrat Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi daripada kadar amonium (Yuki Hana, 2009:11). Nitrat biasanya tidak bersifat racun d perairan danau dan sungai sampai konsentrsiny 1 mg/l dan konsentrasi nitrogen yang rendah dalam perairan merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman menurut Goldman & Horne, 1983, (Yuki Hana, 2009:11). Kandungan nitrat yang tinggi pada perairan tawar merupakan lingkungan yang disukai oleh sebagian besar kelas Chlorophyceae menurut APHA, 1969; Basmi, 1995, ( Anggi Imani,2014:21). g. BOD Biological Oxygen Demand (BOD) adalah banyaknya oksigen yang diperlukan oleh organisme untuk pemecahan bahan organik yang 18
13 selanjutnya akan digunakan sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi menurut Prescod, 1973, (Salmin, 2005:24). Konsentrasi BOD menunjukkan suatu kualitas perairan masih tergolong baik apabila konsumsi oksigen selama periode 5 hari berkisar 5 mg/l dan apabila konsumsi oksigen berkisar mg/l menunjukkan tingkat pencemaran oleh bahan organik yang tinggi menurut Brower et al., 1990, (Heni Andriyani, Endang Widyastuti & Dwi Sunu W, 2014: 53) 5. Pemanfaatan alga, antara lain: a. Pemanfaatan alga yang kaya akan karotenoid sebagai antioksidan, pewarna dan suplemen dari mikroalga antara lain dari spesies Dunaliella sallina, Haematococcus pluvialis, Chlorella pyrenoidosa, Anthrospira platensis, Nannochloropsis oculata dan beberapa makroalga seperti Kappaphycus alvarezii, Sargassum sp, dan Caulerpa sp. (Helly de Freres. et. al.,2012:221). b. Chlorella vulgaris selain sebagai sumber nutrisi makanan dan antioksidan berpotensi juga untuk pengolahan limbah domestik (Novida T. Purba, 2011:1-2). c. Spirulina platensis sebagai sumber pangan fungsional yang memiliki kandungan protein tinggi dan vitamin serta mineral yang berguna bagi kesehatan tubuh (M.M. Azimatun Nur, 2014:1). 19
14 d. Pemanfaatan fitoplankton sebagai bioindikator berbagai jenis polutan (Esau D. N. Haninuna., Ricky, Gimin, & Ludji M. Riwu Kaho, 2015:72). B. KERANGKA BERPIKIR C. Perlakuan Kolam Sumber Air - Pengeringan - Pengapuran - Pemupukan - Membunuh parasit, menghilangkan gas-gas beracun dan mempercepat penguraian bahan organik - Meningkatkan dan mempertahankan ph - Penyedia zat organik - Plankton - Telur organisme lain - Organisme lain Pertumbuhan Plankton Jenis-Jenis Plankton Dinamika Populasi Plankton Gambar 2. Kerangka Berpikir Dinamika Populasi Plankton pada Persipan Kolam Pendederan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sebelum Penebaran Benih 20
BAB 11 KAJIAN TEORI. permukaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu: Perairan menggenang meliputi danau, waduk, rawa, dan sebagainya.
BAB 11 KAJIAN TEORI A. Ekosistem Perairan Air Tawar Sumber air tawar berasal dari air permukaan dan air tanah. Air permukaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu: 1. Perairan menggenang (Lentik) Perairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke perairan yang menyebabkan pencemaran. Limbah tersebut
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme, atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budidaya memegang peranan penting untuk lestarinya sumber daya ikan. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis unggulan. Pembenihan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya proses terjadinya danau dapat dikelompokkan menjadi dua
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Danau Perairan disebut danau apabila perairan itu dalam dengan tepi yang umumnya curam.air danau biasanya bersifat jernih dan keberadaan tumbuhan air terbatas hanya pada daerah
Lebih terperinciPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DAN HUBUNGANNYA DENGAN PARAMETER AIR SECARA FISIKA DAN KIMIA DI PERAIRAN WADUK CENGKLIK BOYOLALI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi air tawar yang kaya akan mineral dengan ph sekitar 6. Kondisi permukaan air tidak selalu
Lebih terperinciPAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN
PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN 1. Pendahuluan Pakan alami adalah sejenis pakan ikan yang berupa organisme air. Organism ini secara ekosistem merupakan produsen primer atau level makanan dibawah ikan dalam rantai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air
TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekositem aquatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah di sekitarnya,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. adanya aliran yang cukup kuat, sehingga digolongkan ke dalam perairan mengalir
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Sungai Perairan sungai adalah suatu perairan yang di dalamnya dicirikan dengan adanya aliran yang cukup kuat, sehingga digolongkan ke dalam perairan mengalir (perairan lotik).
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi dan Kelimpahan Plankton Hasil identifikasi komunitas plankton sampai tingkat genus di Pulau Biawak terdiri dari 18 genus plankton yang terbagi kedalam 14 genera
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan selalu terbawa arus karena memiliki kemampuan renang yang terbatas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PLANKTON Plankton merupakan kelompok organisme yang hidup dalam kolom air dan selalu terbawa arus karena memiliki kemampuan renang yang terbatas (Wickstead 1965: 15; Sachlan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai Negara maritim karena sebagian besar wilayahnya didominasi oleh perairan. Perairan ini meliputi perairan laut, payau, maupun perairan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan saat ini mengalami kendala dalam. perkembangannya, terutama dalam usaha pembenihan ikan.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan budidaya perikanan saat ini mengalami kendala dalam perkembangannya, terutama dalam usaha pembenihan ikan. Permasalahan yang sering dihadapi adalah tingginya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perairan Laut Belawan Perairan Laut Belawan yang berada di Kecamatan Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara banyak digunakan oleh masyarakat setempat untuk berbagai aktivitas.
Lebih terperinci2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Chironomida Organisme akuatik yang seringkali mendominasi dan banyak ditemukan di lingkungan perairan adalah larva serangga air. Salah satu larva serangga air yang dapat ditemukan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Biologi Tetraselmis sp. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi dan Kelimpahan Plankton Hasil identifikasi plankton sampai tingkat genus pada tambak udang Cibalong disajikankan pada Tabel 1. Hasil identifikasi komunitas plankton
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Zooplankton adalah hewan berukuran mikro yang dapat bergerak lebih bebas di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plankton adalah organisme mikroskopis yang hidup melayang bebas di perairan. Plankton dibagi menjadi fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah organisme berklorofil
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton Ima Yudha Perwira, SPi, Mp Suhu Tinggi rendahnya suhu suatu badan perairan sangat mempengaruhi kehidupan plankton. Semakin tinggi suhu meningkatkan kebutuhan
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS DAN KESUBURAN PERAIRAN
PRODUKTIVITAS DAN KESUBURAN PERAIRAN SAHABUDDIN PenelitiPada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Dan Penyuluhan Perikanan Dipresentasikan pada Kuliah umum Praktik Lapang Terpadu mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kepadatan 5 kijing, persentase penurunan total nitrogen air di akhir perlakuan sebesar 57%, sedangkan untuk kepadatan 10 kijing
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Estuari Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif, karena area ini merupakan area ekoton daerah pertemuan dua ekosistem berbeda (tawar dan laut)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Makanan Alami Ikan Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam perkembangbiakan ikan baik ikan air tawar, ikan air payau maupun ikan air laut. Fungsi utama
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Sungai Habitat air tawar menempati daerah yang relatif lebih kecil pada permukaan bumi dibandingkan dengan habitat laut, tetapi bagi manusia kepentingannya jauh lebih
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produktivitas Primer Fitoplankton Berdasarkan hasil penelitian di Situ Cileunca didapatkan nilai rata-rata produktivitas primer (PP) fitoplankton pada Tabel 6. Nilai PP
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kesatuan. Di dalam ekosistem perairan danau terdapat faktor-faktor abiotik dan
17 TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Danau Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terdiri atas komponenkomponen biotik dan abiotik yang saling berintegrasi sehingga membentuk satu kesatuan. Di dalam ekosistem
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan
biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai merupakan suatu perairan yang airnya berasal dari air tanah dan air hujan, yang mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran tersebut dapat
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut ini adalah hasil penelitian dari perlakuan perbedaan substrat menggunakan sistem filter undergravel yang meliputi hasil pengukuran parameter kualitas air dan
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos Odum (1993) menyatakan bahwa benthos adalah organisme yang hidup pada permukaan atau di dalam substrat dasar perairan yang meliputi organisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik. Limbah industri tahu yang dihasilkan dapat berupa limbah padat dan cair, tetapi limbah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia memiliki banyak hutan
Lebih terperinciII. TELAAH PUSTAKA. Ketersediaan Karbohidrat. Chrysolaminarin (= leukosin)
II. TELAAH PUSTAKA Chrysophyta merupakan salah satu divisio fitoplankton. Fitoplankton dikelompokkan ke dalam lima divisio yaitu Chrysophyta, Pyrrophyta, Chlorophyta, Cyanophyta, dan Euglenophyta. Semua
Lebih terperinciGambar 4. Peta Rata-Rata Suhu Setiap Stasiun
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Fisika Perairan 4.1.1 Suhu Setiap organisme perairan mempunyai batas toleransi yang berbeda terhadap perubahan suhu perairan bagi kehidupan dan pertumbuhan organisme
Lebih terperincin, TINJAUAN PUSTAKA Menurut Odum (1993) produktivitas primer adalah laju penyimpanan
n, TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Primer Menurut Odum (1993) produktivitas primer adalah laju penyimpanan energi sinar matahari oleh aktivitas fotosintetik (terutama tumbuhan hijau atau fitoplankton)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan
5 TINJAUAN PUSTAKA Estuari Estuari merupakan suatu komponen ekosistem pesisir yang dikenal sangat produktif dan paling mudah terganggu oleh tekanan lingkungan yang diakibatkan kegiatan manusia maupun oleh
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
. HASIL DAN PEMBAHASAN.. Hasil Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pola distribusi vertikal oksigen terlarut, fluktuasi harian oksigen terlarut, produksi primer, rincian oksigen terlarut, produksi
Lebih terperinciBY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
BY: Ai Setiadi 021202503125002 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Dalam budidaya ikan ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya, karena hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha budidaya ikan pada dewasa ini nampak semakin giat dilaksanakan baik secara intensif maupun ekstensif. Usaha budidaya tersebut dilakukan di perairan tawar, payau,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem Sungai Air merupakan salah satu sumber daya alam dan kebutuhan hidup yang penting dan merupakan sadar bagi kehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam budidaya perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari biaya produksi. Pakan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fisika Kimia Perairan Lokasi budidaya rumput laut diketahui memiliki dasar perairan berupa substrat pasir dengan serpihan karang mati. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak pada garis
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar
Lebih terperinciMANAJEMEN KUALITAS AIR
MANAJEMEN KUALITAS AIR Ai Setiadi 021202503125002 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Dalam budidaya ikan ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sungai adalah tempat berkumpulnya air yang berasal dari hujan yang jatuh di daerah tangkapannya dan mengalir dengan takarannya. Sungai tersebut merupakan drainase
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tetraselmis sp. Menurut B u t c h e r ( 1 9 5 9 ) klasifikasi Tetraselmis sp. adalah sebagai berikut: Filum : Chlorophyta Kelas : Chlorophyceae Ordo : Volvocales Sub ordo Genus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang s
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Morotai yang terletak di ujung utara Provinsi Maluku Utara secara geografis berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik di sebelah utara, sebelah selatan berbatasan
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Perairan Selat Bali
3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Perairan Selat Bali Selat adalah sebuah wilayah perairan yang menghubungkan dua bagian perairan yang lebih besar, dan karenanya pula biasanya terletak diantara dua
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan mengalir (lotik) dan perairan menggenang (lentik). Perairan mengalir bergerak terus menerus kearah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan mempunyai kemampaun berenang yang lemah dan pergerakannya selalu dipegaruhi oleh gerakan massa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan air tawar, salah satunya waduk menempati ruang yang lebih kecil bila dibandingkan dengan lautan maupun daratan, namun demikian ekosistem air tawar memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai dingin dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Lele Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Filum: Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber irigasi, sumber air minum, sarana rekreasi, dsb. Telaga Jongge ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telaga merupakan wilayah tampungan air yang sangat vital bagi kelestarian lingkungan. Telaga merupakan salah satu penyedia sumber air bagi kehidupan organisme atau makhluk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai
TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peranan penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah disekitarnya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al.,
I. PENDAHULUAN Segara Anakan merupakan perairan estuaria yang terletak di pantai selatan Pulau Jawa, termasuk dalam wilayah Kabupaten Cilacap, dan memiliki mangroveestuaria terbesar di Pulau Jawa (7 o
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. besar di perairan. Plankton merupakan organisme renik yang melayang-layang dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plankton merupakan salah satu jenis biota yang penting dan mempunyai peranan besar di perairan. Plankton merupakan organisme renik yang melayang-layang dalam air atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari mata air, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran air
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perairan sangat penting bagi semua makhluk hidup, sebab air merupakan media bagi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukaan bumi sebagian besar ditutupi oleh badan perairaan (Nontji, 2008). Ekosistem perairan sangat penting bagi semua makhluk hidup, sebab air merupakan media bagi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Sungai Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh karena itu, sumber air sangat dibutuhkan untuk dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pantai Kawasan pantai (coastal zone) merupakan zona transisi yang berhubungan langsung antara ekosistem laut dan darat (terrestrial). Kawasan pantai dan laut paparan menyediakan
Lebih terperinciAlga (ganggang) Alga sering disebut ganggang.
Alga (ganggang) Alga sering disebut ganggang. Alga termasuk golongan tumbuhan berklorofil tubuh disebut talus yaitu tidak punya akar, batang dan daun. Alga dianggap sebagai bentuk tumbuhan rendah karena
Lebih terperinciTUGAS TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH KELAS CYANOPHYCEAE (BANGSA CHROOCOCCALES)
TUGAS TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH KELAS CYANOPHYCEAE (BANGSA CHROOCOCCALES) Cyanophyceae disebut sebagai alga biru atau ganggang belah (Schizophyceae) atau ganggang lendir ( Myxophyceae), adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan produksi perikanan adalah melalui budidaya (Karya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu sumber makanan yang sangat digemari masyarakat karena mengandung protein yang cukup tinggi dan dibutuhkan oleh manusia untuk pertumbuhan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih ikan mas (Cyprinus carpio) tergolong ikan ekonomis penting karena ikan ini sangat dibutuhkan masyarakat dan hingga kini masih belum dapat dipenuhi oleh produsen
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Kondisi saluran sekunder sungai Sawojajar Saluran sekunder sungai Sawojajar merupakan aliran sungai yang mengalir ke induk sungai Sawojajar. Letak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang memiliki luas 240 ha. Pemanfaatan lahan di sekitar Waduk Cengklik sebagian besar adalah
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Pertumbuhan beberapa tanaman air Pertumbuhan adalah perubahan dimensi (panjang, berat, volume, jumlah, dan ukuran) dalam satuan waktu baik individu maupun komunitas.
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.
3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Nannochloropsis sp Mikroalga adalah tumbuhan tingkat rendah yang memiliki klorofil, yang dapat digunakan untuk melakukan proses fotosintesis. Mikroalga tidak memiliki
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Laut Belawan merupakan pelabuhan terbesar di bagian barat Indonesia
TINJAUAN PUSTAKA Laut Belawan Laut Belawan merupakan pelabuhan terbesar di bagian barat Indonesia yang berjarak ± 24 km dari kota Medan berhadapan dengan Selat Malaka yang sangat padat lalu lintas kapalnya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertumbuhan Chaetoceros sp. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi parameter kualitas air terkontrol (Lampiran 4). Selama kultur berlangsung suhu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mikroorganisme banyak ditemukan di lingkungan perairan, di antaranya di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mikroorganisme banyak ditemukan di lingkungan perairan, di antaranya di ekosistem perairan rawa. Perairan rawa merupakan perairan tawar yang menggenang (lentik)
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Sungai Sungai berperan sebagai jalur transport terhadap aliran permukaan, yang mampu mengangkut berbagai jenis bahan dan zat bila dipandang dari sudut hidrologis.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Protein berperan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Protein berperan penting dalam pembentukan biomolekul, namun demikian apabila organisme sedang kekurangan energi,
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM CHRYSOPHYTA MATA KULIAH BOTANY CRYPTOGAMAE
PANDUAN PRAKTIKUM CHRYSOPHYTA MATA KULIAH BOTANY CRYPTOGAMAE (ENI NURAENI, M. Pd) Chrysophyta merupakan ganggang keemasan karena mengandung pigmen kuning keemasan (chrysos). Alga ini tidak memiliki pirenoid
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Perairan merupakan perpaduan antara komponen fisika, kimia dan biologi
PENDAHULUAN Latar Belakang Perairan merupakan perpaduan antara komponen fisika, kimia dan biologi dalam suatu media air pada wilayah tertentu. Ketiga komponen tersebut saling berinteraksi, jika terjadi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai maupun statis
TINJAUAN PUSTAKA Perairan Sungai Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu, baik yang bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai maupun statis (tergenang)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas budidaya. Air yang digunakan untuk keperluan budidaya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas perairan merupakan faktor utama yang harus dipenuhi sebelum menjalankan aktivitas budidaya. Air yang digunakan untuk keperluan budidaya perikanan tidak sekedar
Lebih terperinciGROUPER FAPERIK ISSN
STUDI TENTANG PERBEDAAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN NILA (OREOCHOMIS NILOTICUS) YANG MENGGUNAKAN DAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK CAIR ENDAH SIH PRIHATINI Dosen Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
27 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Distribusi Vertikal Oksigen Terlarut Oksigen terlarut merupakan salah satu faktor pembatas bagi sumberdaya suatu perairan karena akan berpengaruh secara langsung pada kehidupan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi PKL Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah tingkat Provinsi yang mempunyai fungsi menyebar luaskan teknologi perbenihan
Lebih terperinciYUDI MIFTAHUL ROHMANI
Faktor Pembatas OLEH: YUDI MIFTAHUL ROHMANI Pendahuluan Liebig menyatakan bahwa jumlah bahan utama yang dibutuhkan apabila mendekati keadaan minimum kritis cendrung menjadi pembatas. Ditambahkannya bahwa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesuksesan budidaya. Kebutuhan pakan meningkat seiring dengan meningkatnya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakan merupakan kebutuhan penting dan berpengaruh besar dalam kesuksesan budidaya. Kebutuhan pakan meningkat seiring dengan meningkatnya usaha budidaya perikanan. Pakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut (DO; Dissolved Oxygen Sumber DO di perairan
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut (DO; Dissolved Oxygen) 2.1.1. Sumber DO di perairan Oksigen terlarut (DO) adalah konsentrasi gas oksigen yang terlarut di dalam air (Wetzel 2001). DO dibutuhkan
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN PLANKTON PADA HUTAN MANGROVE DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH. Halidah
Keanekaragaman Plankton pada Hutan Mangrove KEANEKARAGAMAN PLANKTON PADA HUTAN MANGROVE DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan
Lebih terperinciPERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011
PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 EKOSISTEM Topik Bahasan: Aliran energi dan siklus materi Struktur trofik (trophic level) Rantai makanan dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Ekosistem Perairan Tawar Sistem perairan yang menutupi ¾ bagian dari permukaan bumi dibagi dalam dua katagori utama, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Dari kedua
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Sungai Batang Toru Sungai Batang Toru merupakan salah satu sungai terbesar di Tapanuli Selatan. Dari sisi hidrologi, pola aliran sungai di ekosistem Sungai Batang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mikroalga dikenal sebagai organisme mikroskopik yang hidup dari nutrien
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroalga merupakan organisme air fotoautropik uniseluler atau multiseluler (Biondi and Tredici, 2011). Mikroalga hidup dengan berkoloni, berfilamen atau helaian pada
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada bidang akuakultur, mikroalga umumnya telah dikenal sebagai pakan alami untuk pembenihan ikan karena dan memiliki peran sebagai produsen primer di perairan dan telah
Lebih terperinciPARAMETER KUALITAS AIR
KUALITAS AIR TAMBAK PARAMETER KUALITAS AIR Parameter Fisika: a. Suhu b. Kecerahan c. Warna air Parameter Kimia Salinitas Oksigen terlarut ph Ammonia Nitrit Nitrat Fosfat Bahan organik TSS Alkalinitas Parameter
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkunganya. Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang dibutuhkan untuk pertumbuhan larva (Renaud et.al, 1999). Pemberian pakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakan alami memiliki peran penting dalam usaha akuakultur, terutama pada proses pembenihan. Peran pakan alami hingga saat ini belum dapat tergantikan secara menyeluruh.
Lebih terperinci