NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS PADA PRODUK DAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA BARU
|
|
- Hartanti Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS PADA PRODUK DAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA BARU Oleh : INDAH IRYANTININGSIH SUSILO WIBISONO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2016
2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS PADA PRODUK DAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA BARU Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Susilo Wibisono,S.Psi, M.A. )
3 RELATIONSHIP BETWEEN THE CONFORMITY OF THE PRODUCT AND CONSUMPTIVE BEHAVIOR IN THE NEW STUDENT Indah Iryantiningsih Susilo Wibisono ABSTRACT This study aims to determine the relationship between conformity of product and consumptive behavior in The new student. The study involved 93 subjects with student class of 2015, 34 men and 59 women at the Islamic University of Indonesia. Instrument Measuring used in this research is consumptive behavior, are adapted based on aspects from Lina & Rashid with α = and conformity are adapted based on aspects of Myers with α = The results of data analysis using the technique product moment from spearmen's indicates there is a positive relationship (r = 0.221, p = <0.05). The results explain that the positive relationship between conformity of product and consumptive consumer behavior in the new student so that the hypothesis a proposed is accepted. Keywords: consumer behavior, conformity, new students.
4 A. Pengantar Perilaku konsumtif merupakan proses pembelian yang tidak terkontrol dan tidak rasional, hal ini secara nyata berdampak pada pemborosan dalam pengelolaan keuangan baik pada level pribadi maupun rumah tangga (Astuti, 2013). Zaman sekarang banyak hal yang dapat mempermudah orang untuk berbelanja contohnya teknologi internet yang hadir saat ini memberikan kemudahan yang sangat signifikan dalam proses belanja. Hal ini antara lain melalui kehadiran berbagai macam online shop yang dapat diakses dengan mudah. Teknologi telah memberikan banyak kemudahan sehingga dapat meningkatkan gaya hidup bagi semua kalangan termasuk remaja. Remaja yang memiliki gaya hidup tinggi akan menggunakan uangnya untuk hal-hal yang tidak penting tanpa memikirkan manfaatnya sehingga lama kelamaan remaja tersebut dapat berperilaku konsumtif. Pola konsumtif yang terbentuk dari remaja akan membuatnya perlahanlahan menjadi orang dewasa dengan gaya konsumtif tinggi. Perilaku konsumtif muncul karena remaja selalu mengikuti arus mode yang selalu berubah sehingga membuatnya tidak pernah puas dengan apa yang telah dimiliki. Misalnya sebagian orang yang memiliki tingkat perilaku konsumtif yang tinggi dan tergolong dalam kelas sosial tinggi maka ia akan berpenampilan dengan menggunakan barangbarang mewah sehingga dapat menunjukkan status sosial dirinya. Remaja yang sebagian besar belum bekerja dan belum berpenghasilan akan menggunakan uang orang tuanya untuk memenuhi segala kebutuhannya, sehingga jika mereka yang berasal dari keluarga dengan kelas ekonomi keatas tentu saja tidak sulit untuk
5 memenuhi kebutuhannya, namun jika mereka yang tergolong dalam status ekonomi menengah atau kebawah akan sedikit sulit untuk mengikuti hawa nafsunya untuk berperilaku konsumtif, misalnya mereka tidak dapat mengontrol uang saku atau akan melakukan hal-hal negatif lainnya untuk memenuhi keinginannya. Sebuah penelitian dari Astuti (2013) menjelaskan bahwa perilaku konsumtif dalam membeli barang pada ibu rumah tangga menunjukkan hasil membeli barang berdasarkan atas dasar kesukaan dan ketertarikan terhadap model barang yang terlihat menarik, melakukan pembelian barang tanpa adanya perencanaan, membeli barang atas pertimbangan harga serta tidak mempertimbangkan manfaat maupun kegunaan, membeli barang dengan harga yang mahal atau barang dengan merek ternama akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi, membeli barang dengan jenis sama namun dari merek yang berbeda, membeli barang demi menjaga simbol status. Apabila perilaku konsumtif terus menerus dilakukan tanpa adanya pemikiran panjang maka akan berakibat terjadinya tindakan pemborosan dimana seseorang yang memiliki keluarga harus terlebih dahulu mementingkan kebutuhan keluarga maupun kebutuhan rumah tangganya, (Astuti, 2013). Menurut Sumartono (2002) ada enam indikator perilaku konsumtif yaitu membeli produk karena iming-iming hadiah. Konsumen membeli suatu produk hanya karena tertarik dengan hadiah yang ditawarkan atau produsen membuat suatu sistem dimana ketika konsumen membeli dua produk akan mendapatkan satu produk gratis, sehingga membuat ketertarikan terhadap produk tersebut.
6 Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi, orang yang berperilaku konsumtif akan membeli barang-barang yang bermerek dan mahal hanya karena gengsi terhadap lingkungan sekitar dan selalu merasa penampilannya tidak sempurna sehingga harus terus membeli barang-barang mewah agar terlihat sempurna dan modis. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status, orang yang berperilaku konsumtif akan benar-benar selektif dalam membeli barang dan tidak ingin membeli sesuatu yang terkesan sederhana hanya untuk menjaga simbol statusnya sosial. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan, konsumen yang berperilaku konsumtif akan membeli produk yang digunakan oleh idolanya, padahal produk tersebut tidak dibutuhkan oleh konsumen dan hanya ingin terlihat up to date. Kemudian indikator selanjutnya menurut Sumartono (2002) munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi. Konsumen yang sudah terbiasa menggunakan barangbarang bermerek akan merasa lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan orangorang disekitarnya namun jika tidak menggunakan barang-barang yang mahal maka akan menurunkan tingkat kepercayaan dirinya. Yangs terakhir yaitu mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda), ketika suatu merek tertentu mengeluarkan suatu produk, konsumen yang konsumtif akan membeli produk walaupun mereka sudah mempunyai produk tersebut dengan model yang sama, namun dengan merek yang berbeda mereka merasa harus membelinya walaupun barang yang mereka beli sebelumnya itu belum habis digunakan.
7 Mahasiswa angkatan awal masih digolongkan sebagai remaja, menurut Monks (2002) remaja adalah suatu tahap perkembangan manusia yang berada pada rentang usia tahun dengan pembagian menjadi tiga masa, yaitu masa remaja awal tahun, masa remaja tengah tahun, dan masa remaja akhir tahun. Pada usia seperti ini remaja akan mengalami perubahan baik secara fisik maupun psikis. Pada tahap ini remaja lebih mempercayai teman-temannya daripada keluarganya, sehingga biasanya mereka lebih banyak menghabiskan waktu diluar bersama teman-temannya dan teman sebaya memegang peran penting selama masa remaja, karena remaja akan mudah terpengaruh terhadap minat, sikap dan juga penampilan. Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 2002) tugas dari perkembangan remaja adalah memulai persiapan diri untuk kebebasan secara ekonomi. Remaja akan dituntut untuk berlatih mencapai kesanggupan berdiri sendiri secara ekonomi. Tapi kenyataannya remaja tidak melakukan kemandirian secara ekonomi, namun mereka melakukan pembelian yang berlebihan atau berperilaku konsumtif. Mahasiswa yang awalnya merupakan siswa SMA, kemudian berstatus sebagai mahasiswa pasti akan mengalami banyak perubahan, baik itu beradaptasi dengan teman-teman baru, dan suasana yang baru. Lingkungan dapat mempengaruhi suatu individu misalnya remaja yang seharusnya mengisi waktu dengan kegiatan yang positif, namun seiring dengan perkembangan budaya, banyak diantara mereka malah mempertahankan perilaku konsumtifnya. Mahasiswa angkatan awal cenderung akan mencari teman, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya.
8 Jika suatu individu telah bergabung dengan suatu kelompok, maka secara tidak langsung individu tersebut akan mengikuti gaya dari kelompoknya. Perilaku konsumtif pada remaja tidak akan terlepas dari pengaruh kelompok disekitarnya dalam mengkonsumsi barang untuk menunjang penampilan diri. Keinginan untuk diterima di dalam kelompok merupakan penyebab remaja mudah terpengaruh oleh kelompoknya. Lalu, remaja merasa tidak puas terhadap dirinya sendiri sehingga menyebabkan remaja tersebut menjadi kurang percaya diri. Maka remaja akan menggunakan barang-barang yang dapat meningkatkan kepercayaan dirinya, seperti barang-barang yang mahal dengan brand tertetu. Morgan, dkk (dalam Nindyati, 2007) menjelaskan bahwa konformitas merupakan kecenderungan pada individu dimana individu tersebut mengubah pandangan dan perilakunya dengan tujuan menyesuaikan diri terhadap tuntutan norma sosial. Jatman (1987) mengatakan bahwa remaja merupakan sebagian dari golongan masyarakat yang tidak terlepas dari pengaruh perilaku konsumtif, sehingga remaja menjadi sasaran berbagai produk perusahaan. Pernyataan ini diperkuat oleh Sumartono (2002) yang mengatakan bahwa biasanya perilaku konsumtif begitu dominan di kalangan remaja, karena secara psikologis remaja masih berada dalam proses pembentukan jati diri dan sangat sensitif terhadap pengaruh dari luar. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Segut (dalam Sumartono) kelompok remaja merupakan kelompok usia yang sangat konsumtif. Menurut Ningrum (2011) Seseorang dalam kelompok pertemanan akan memiliki suatu bentuk komitmen yang sama-sama dimengerti oleh orang-orang dalam kelompok tersebut, demikian dengan suatu pilihan produk mereka cenderung
9 tidak ingin dikatana berbeda. Pada kelompok sosial formal seperti pada lingkungan sekolah, dunia kerja atau organisasi lain mereka memahami perilaku yang bisa diterima dalam kelompok ini, sehingga perilaku belinyapun sedikit banyak terpengaruh oleh norma kelompok. Dalam hal membeli produk maupun jasa, konsumen juga berkiblat pada kelompoknya, menurutt Prasetijo (dalam Ningrum, 2011), ini berarti dapat dikatakan bahwa konformitas memberikan pengaruh pada suatu perilaku pembelian yang dapat menimbulkan adanya suatu perilaku konsumtif jika kelompok yang diikutinya tersebut berperilaku konsumtif juga (Ningrum, 2011). Menurut Fardhani dan Izzati (2013) Remaja menganggap bahwa dukungan sosial sangat besar dipengaruhi oleh penampilan diri dan menganggap bahwa kelompok sosial akan menilai dirinya berdasarkan bendabenda yang dimiki, kemandirian, sekolah, keanggotaan sosial dan banyaknya uang yang dibelanjakan. Kotler (dalam Fardhani dan Izzati 2013) mengatakan bahwa kelompok akan mempengaruhi tiga hal dalam diri seseorang yaitu menghadapkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup, mempengaruhi perilaku dan konsep pribadi, serta menciptakan tekanan untuk mematuhi pilihan atau merk suatu produk. Konformitas terhadap tekanan teman sebaya pada remaja dapat menjadi positif ataupun negatif. Remaja yang terlibat dengan tingkah laku akibat dari konform yang negatif seperti menggunakan bahasa asal-asalan, mencuri, coret-mencoret, dan mempermainkan orang tua dan guru. Konformitas pada remaja tidak semuanya berpengaruh negatif, namun adapunya yang berpengaruh positif, Fardhani dan Izzati (2013)
10 Islam mendorong manusia untuk mengkonsumsi sesuatu yang halal untuk mewujudkan tujuan dari penciptaan manusia, yaitu beribadah kepada-nya dan menjadi khalifah-nya di muka bumi. Artinya, manusia akan mendapatkan dua manfaat sekaligus yaitu manfaat sekarang (dunia) dan manfaat akan datang (akhirat), Nabi Muhammad S.A.W bersabda (dalam Mukhtarom, 2013) Makan dan minumlah, bersedekahlah serta berpakaianlah dengan tidak berlebihan (HR. Imam Ahmad). Kemudian dalam firman Allah SWT menjelaskan bahwa Hai keturunan Adam, pakailah pakaianmu yang bagus tiap berada di tempat bersujud, makan dan minumlah dan jangan melampaui batas. Allah sungguh tidak senang orang yang melampaui batas (QS. Al A raaf, 7 : 31). Berikan hak kaum keluarga, kaum miskin dan yang terlantar dalam perjalanan. Jangan kamu hamburkan hartamu secara boros. Sungguh para pemboros betul-betul saudara setan, setan itu sangat kufur kepada nikmat Tuhannya (QS. Al Israa, 17:26-27). Hadis diatas menjelaskan bahwa Allah tidak suka dengan orang-orang yang berperilaku boros dan berlebihan. Kemudian hadis diatas juga menjelaskan bahwa kita harus menggunakan harta sesuai dengan kemampuan masing-masing, sesungguhnya Allah tidak suka dengan orang yang berlebih-lebihan. Terdapat contoh penelitian yang dilakukan oleh Zebua dan Nurdjayadi (2001) bahwa 15,8% perilaku konsumtif pada remaja dipengaruhi oleh konformitas. Remaja memilih dan membeli sesuatu tanpa memikirkan manfaatnya artinya remaja kurang selektif dalam memilih mana kebutuhan yang pokok dan mana kebutuhan yang kurang penting. Pertimbangan dalam membeli suatu produk
11 pada remaja hanya menitikberatkan pada status sosial, mode dan kemudahan daripada pertimbangan ekonomis. Surindo (dalam Anastasya dkk, 2008) pernah melakukan survei bahwa remaja Indonesia terbukti makin konsumtif, sering dengan berganti-ganti merek dalam penggunaan suatu barang dan gemar tampil keren, dan mereka adalah penyumbang terbesar di dalam kategori remaja akhir, munurut Swa (dalam Anastasya dkk, 2008). Peneliti melakukan wawancara dan observasi dengan tiga orang mahasiswa baru, maka didapatkan informasi bahwa beberapa subjek mengatakan mereka sering melakukan pembelian secara berlebihan untuk menunjang fashion dan mereka sering bertukar informasi dengan teman-temannya mengenai fashion. Mereka juga mengatakan ketika sedang stress mereka sering pergi ke mall untuk melihat-lihat bahkan melakukan pembelian yang tidak terencana, dan mereka juga mengakui bahwa mereka sangat senang mengikuti trend. Berdasarkan penelitian sebelumnya dan uraian di atas, maka pertanyaan dari penelitiannya adalah Apakah ada hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif pada mahasiswa baru? Untuk lebih memahami dan menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik ini dan di dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dan responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru di salah satu Universitas di Yogyakarta.
12 B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode yang diambil secara random dengan rentang subjek yang berusia tahun dan merupakan mahasiswa angkatan baru di Universitas Islam Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner berupa skala likert. Skala perilaku konsumtif diadaptasi berdasarkan dari teori Lina & Rasyid (1997). Skala konformitas diadaptasi berdasarkan teori Myers (1999). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan teknik korelasi Product moment dari Spearman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif pada mahasiswa baru. Analisis data dilakukan dengan menggunakan komputer SPSS 22 for windows. C. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kedua variabel menunjukkan bahwa pada variabel perilaku konsumtif berdistribusi normal dengan nilai p = 0,140 (p>0,005), sedangkan variabel konformitas berdistribusi tidak normal dengan nilai p =0,000 (p<0,005). Pada uji asumsi linier menunjukkan nilai F = 4,965 dengan P = 0,029 (p>0,005). Hasil ini menunjukkan bahwa hubungan antara konformitas dan perilaku konsumtif tidak memenuhi asumsi linearitas atau tidak mengikuti garis lurus. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan teknik Product Moment dari Spearmans, hasilnya menunjukkan
13 korelasi di antara kedua variabel sebesar r = 0,221dengan p = 0,017(p<0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara konformitas dan perilaku konsumtif. D. Pembahasan Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan besarnya koefisien korelasi antara variabel perilaku konsumtif dengan konformitas pada mahasiswa beru adalah sebesar R=0,221 dengan P=0.017 (P<0,05), ini membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara konformitas dan perilaku konsumtif. Nilai R sebesar 0,221 menunjukkan korelasi positif antara kedua variabel tersebut. Dari hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa konformitas memiliki nilai R Squared yaitu sebesar 0,053. Artinya bahwa sebesar 5,3% konformitas mempengaruhi perilaku konsumtif pada bidang fashion, sedangkan 99,47% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Konformitas merupakan mengikuti apa yang ada di dalam kelompok walaupun itu bersifat tekanan, meskipun tidak ada peraturan yang disepakati bersama, sehingga konformitas dapat menyebabkan perubahan perilaku pada individu sebagai hasil dari tekanan kelompok, ini dapat terlihat dari kecenderungan seseorang untuk menyamakan perilakunya terhadap kelompok dan untuk mengindari dari celaan, menurut Myers (1999). Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani (2013) mengenai hubungan antara konformitas dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa di genuk indah semarang dengan subjek perempuan berusia 18 sampai 21 tahun, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perilaku
14 konsumtif yang dilakukan oleh mahasiswi kos di perumahan Genuk Indah berkaitan dengan konformitas yang dimiliki oleh mahasiswi kos. Konformitas yang tinggi di lingkungan kos membawa dampak munculnya perilaku konsumtif yang dilakukan oleh mahasiswi kos. Penelitian tersebut sesuai dengan pendapat Kottler (2003), yaitu kelompok referensi dapat mempengaruhi seseorang mealalui tiga jalur yaitu menghadapkan seseorang pada perilaku gaya hidup baru, mempengaruhi perilaku dan konsep pribadi seseorang dan menciptakan tekanan untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin mempengaruhi pilihan produk seseorang. Kebanyakan orang memiliki perilaku konformias disebabkan karena individu percaya dengan apa yang dilakukan temannya sesuai dengan nilai-niali yang ada di dalam dirinya. Kesimpulannya adalah penerimaan dari teman telah menciptakan rasa aman dan dihargai sebagai bagian dari temannya karena mahasiswa juga belajar untuk mengamati dengan teliti minat dan pandangan temannya dengan tujuan untuk memudahkan proses penyatuan dirinya kedalam aktivitas temannya yang sedang berlangsung, menurut Santrock (dalam Sari, 2015). E. Kesimpulan Berdasarkan uji analisis, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan ada hubungan positif antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif pada mahasiswa baru.
15 F. Saran Peneliti Selanjutnya Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan tema yang sama diharapkan dapat memperbaiki penelitian ini. Peneliti juga berharap kepada peneliti selanjutnya agar dapat memperbaiki alat ukur yang telah digunakan agar menjadi lebih baik lagi dan dapat mengelompokkan atau memilih kriteria subjek secara lebih spesifik dan dapat mencari subjek penelitian yang lebih banyak daripada sebelumnya. Selain itu peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode-metode yang berbeda dari peneliti sebelumnya.
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan
34 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi pada saat individu beranjak dari masa anak-anak menuju perkembangan ke masa dewasa, sehingga remaja merupakan masa peralihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Produk produk fashion pada masa sekarang ini memiliki banyak model dan menarik perhatian para pembeli. Mulai dari jenis pakaian, tas, sepatu, alat make up, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi baik itu kebutuhan pokok atau primer maupun kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Belanja idealnya dilakukan untuk
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana orang normal pada umumnya, mahasiswa berbelanja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Belanja idealnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pokok
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Masyarakat dituntut untuk
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin maju dan canggih menumbuhkan berbagai pengaruh bagi penggunanya. Adapun kemajuan teknologi tersebut tidak lepas
Lebih terperinciJurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONISME PADA MAHASISWI PSIKOLOGI UST YOGYAKARTA Ayentia Brilliandita Flora Grace Putrianti ABSTRACT This study aims to determine the relationship
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini, akan dijelaskan beberapa hal mengenai definisi kontrol diri, aspek kontrol diri, faktor yang mempengaruhi kontrol diri, definisi perilaku konsumtif, faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era moderen seperti ini seseorang sangatlah mudah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dicermati dengan semakin banyaknya tempat-tempat per-belanjaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Majunya Pembangunan Nasional Indonesia diiringi dengan tingkat kompleksitas masyarakat yang lebih tinggi. Adanya kemajuan ini secara nyata menyebabkan hasrat konsumtif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia tahun dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia 12-21 tahun dengan pembagian menjadi tiga masa, yaitu masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja tengah 15-18 tahun,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumtif 1. Definisi Perilaku Konsumtif Perilaku konsumtif adalah sebagai bagian dari aktivitas atau kegiatan mengkonsumsi suatu barang dan jasa yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memiliki suatu kebutuhan yang berbeda-beda. Tiap orang juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang memiliki suatu kebutuhan yang berbeda-beda. Tiap orang juga mempunyai cara sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada orang memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada dasarnya semua orang yang hidup di dunia ini memiliki kebutuhan untuk membuatnya bertahan hidup. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi tiga bagian, diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Arus globalisasi yang terus berkembang memberikan perubahan pada perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini, masyarakat seringkali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin cepat ini, mempercepat pula perkembangan informasi di era global ini. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini dapat begitu mudahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada mulanya belanja merupakan suatu konsep yang menunjukan sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan sehari-hari dengan cara menukarkan sejumlah uang untuk
Lebih terperinciPERILAKU KONSUMTIF PRODUK FASHION DITINJAU DARI KONFORMITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 3 SEMARANG
PERILAKU KONSUMTIF PRODUK FASHION DITINJAU DARI KONFORMITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 3 SEMARANG Bagus Haryo Suseno Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PEMBUKAAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan globalisasi memberi pengaruh pada masyarakat Indonesia, salah satu
BAB I PEMBUKAAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi memberi pengaruh pada masyarakat Indonesia, salah satu pengaruh terlihat dari perubahan perilaku membeli pada masyarakat.parma (2007)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Konsumtif adalah pemakaian atau pengonsumsian barang-barang yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumtif 1. Pengertian Perilaku Konsumtif Konsumtif adalah pemakaian atau pengonsumsian barang-barang yang sifatnya karena tuntutan gengsi semata dan bukan menurut tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswi merupakan bagian dari masa remaja. Remaja yang di dalam bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene (kata bendanya, adolescentia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perubahan dalam gaya hidup. Kehidupan yang semakin modern menjadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dan teknologi membuat individu selalu mengalami perubahan dalam gaya hidup. Kehidupan yang semakin modern menjadikan individu berada dalam
Lebih terperinciPERILAKU KONSUMEN REMAJA MENGGUNAKAN PRODUK FASHION BERMEREK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI
PERILAKU KONSUMEN REMAJA MENGGUNAKAN PRODUK FASHION BERMEREK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Wahyu Pranoto Iranita Hervi Mahardayani 1 2 Abstract This study aims to empirically examine the relationship
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam alat teknologi seperti televisi, koran, majalah, dan telepon.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan sesamanya. Dalam interaksi, dibutuhkan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak. Pada kenyataannya,
Lebih terperinciHubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri
Jurnal Mediapsi 2016, Vol. 2, No. 1, 45-50 Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri R. A. Adinah Suryati Ningsih, Yudho Bawono dhobano@yahoo.co.id Program Studi Psikologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengganti barang tersebut. Akan tetapi, pada saat ini konsep belanja itu sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep belanja ialah suatu sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan untuk sehari-hari dengan jalan menukarkankan sejumlah uang sebagai pengganti barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman telah menunjukkan kemajuan yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Selain menunjukkan kemajuan juga memunculkan gaya hidup baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa remaja pun kehidupan untuk berkumpul bersama teman-teman tidak lepas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dilahirkan, individu sudah memiliki naluri bawaan untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Gejala yang wajar apabila individu selalu mencari kawan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi merupakan era yang tengah berkembang dengan pesat pada zaman ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, yang bisa disebut dengan kegiatan konsumtif. Konsumtif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Setiap manusia melakukan interaksi dengan manusia lainnya untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu antara lain :
Lebih terperinciPERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai calon-calon intelektual yang bersemangat, penuh dedikasi, enerjik, kritis,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah sekelompok kecil dari masyarakat yang berkesempatan mengembangkan kemampuan intelektualnya dalam mendalami bidang yang diminatinya di perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Globalisasi tersebut membuat berbagai perubahan-perubahan yang
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis diatas, diperoleh hasil yang menyatakan
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis diatas, diperoleh hasil yang menyatakan terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri mahasiswa/i pendatang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN GAYA HIDUP KONSUMTIF SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN GAYA HIDUP KONSUMTIF SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI PAKAIAN DI ONLINE SHOP PADA REMAJA SMA KESATRIAN 1 SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI PAKAIAN DI ONLINE SHOP PADA REMAJA SMA KESATRIAN 1 SEMARANG Oleh: Della Roselina Pertiwi M2A008113 Fakultas Psikologi
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku konsumtif merupakan suatu fenomena yang banyak melanda kehidupan masyarakat terutama yang tinggal di perkotaan. Fenomena ini menarik untuk diteliti
Lebih terperinciDisusun Oleh : : Hanifah Mardhiyah NPM : Pembimbing : Prof.Dr.Fawzia Aswin Hadis. Psikolog
Disusun Oleh : Nama : Hanifah Mardhiyah NPM : 13512294 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof.Dr.Fawzia Aswin Hadis. Psikolog Latar Belakang Masalah Penggemar K-Pop Konformitas Perilaku Konsumtif TUJUAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.Pengertian Perilaku Konsumtif A.Perilaku Konsumtif Konsumtif merupakan istilah yang biasanya dipergunakan pada permasalahan, berkaitan dengan perilaku konsumen dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin banyak remaja yang mengalami perubahan khususnya dalam segi penampilan dan hal ini mendorong remaja untuk terus memenuhi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adil atau tidak adil, mengungkap perasaan dan sentimen-sentimen kolektif
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia baik sebagai individu maupun makhluk sosial, selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut berupa: 1) Kebutuhan utama, menyangkut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Sarlito (2013) batasan umum usia remaja adalah tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Sarlito (2013) batasan umum usia remaja adalah 11 24 tahun dan belum menikah untuk remaja Indonesia dengan pertimbangan usia 11 tahun adalah usia ketika
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Masalah. akademis dengan belajar, yang berguna bagi nusa dan bangsa di masa depan
1 BAB I A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa di masa depan yang diharapkan dapat memenuhi kewajiban dalam menyelesaikan pendidikan akademis dengan belajar, yang berguna bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pulau Jawa merupakan kepulauan yang berkembang dengan pesat, khususnya kota Jakarta. Berdasarkan Undang-Undang no.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pulau Jawa merupakan kepulauan yang berkembang dengan pesat, khususnya kota Jakarta. Berdasarkan Undang-Undang no.10, tahun 1964, Jakarta dinyatakan sebagai Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, khususnya dalam perilaku membeli. Perilaku konsumtif merupakan suatu fenomena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELIITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan
BAB III METODE PENELIITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian yang berwujud data kuantitatif dianalisis dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang sering dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selama hidup, manusia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Perilaku Konsumtif. produk yang tidak tuntas artinya, belum habis sebuah produk yang dipakai
BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumtif 1. Pengertian Perilaku Konsumtif Perilaku konsumtif dapat diartikan sebagai suatu tindakan memakai produk yang tidak tuntas artinya, belum habis sebuah produk
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
39 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Data setiap variabel diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) Release 13.0.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja sering mengalami kegoncangan dan emosinya menjadi tidak stabil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang penuh masalah, karena masa ini adalah periode terjadi perubahan tubuh, pola perilaku dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Aktivitas berbelanja merupakan suatu aktivitas yang awam atau umum dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi memberikan dampak terhadap gaya hidup khususnya bagi kaum remaja saat ini. Hal tersebut dikarenakan mudahnya mereka mengakses informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana
Lebih terperinciLAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI
LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI ASESMEN DAN MODIFIKASI PERILAKU PADA KELOMPOK REMAJA KONSUMTIF DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DENPASAR OLEH: Ni Made Ari Wilani, S.Psi, M.Psi. PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi, ekonomi-industri, sosial budaya dan bidang lainnya. Perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini banyak hal yang berubah, perubahan terjadi di dalam berbagai bidang, baik dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi informasi, ekonomi-industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis dibidang fashion semakin meningkat. Gaya hidup berbelanja. hanya bagi perempuan saja, laki-laki bahkan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan bertambahnya pusat perbelanjaan dengan menawarkan berbagai macam produk yang ditawarkan akan menambah persaingan yang semakin ketat didunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka dari itu manusia satu sama lain saling membutuhkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang diberi intelektual tinggi dibandingkan dengan makhluk ciptaan lainnya. Manusia pun adalah makhluk sosial karena tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Hidup Hedonis 1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia dalam masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008).
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
37 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji Asumsi dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis, uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas. Tujuan dari uji asumsi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DAN KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA KOTA BOJONEGORO. Abd. Hafid
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DAN KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA KOTA BOJONEGORO Abd. Hafid Abstract, The purpose of this study was to determine the relationship between conformity
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk individu mengarah kepada karakteristik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk individu mengarah kepada karakteristik khas yang dimiliki manusia sebagai makhluk hidup yang membedakan dirinya dengan makhluk hidup yang lain,
Lebih terperinciHUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF REMAJA DI BANDA ACEH
HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF REMAJA DI BANDA ACEH Jasmadi 1, Aulia Azzama 1 1 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. konseptual dengan dunia empirik. Suatu penelitian sosial diharapkan
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menjembatani dunia konseptual dengan dunia empirik. Suatu penelitian sosial diharapkan mengungkap fenomena
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KOSMETIK MAKE UP WAJAH PADA MAHASISWI. Naskah Publikasi
HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KOSMETIK MAKE UP WAJAH PADA MAHASISWI Naskah Publikasi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan dan tinggal di kota
BAB II LANDASAN TEORI II. A. Pria Metroseksual II. A. 1. Pengertian Pria Metroseksual Definisi metroseksual pertama kalinya dikemukakan oleh Mark Simpson (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Fenomena perawatan di klinik kecantikan yang dilakukan oleh mahasiswa FIS UNY tanpa disadari telah menimbulkan perilaku konsumtif bagi diri mereka. Kuatnya pengaruh
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI TINGKAT AWAL DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI) BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Religiusitas adalah suatu keadaan yang mendorong diri seseorang untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama yang dipeluknya. Religiusitas
Lebih terperinciHUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SEPATU BERMEREK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA
HUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SEPATU BERMEREK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA Nama : Retno Bembi R. NPM : 17513450 Pembimbing : Yudit Oktaria K. Pardede, M.Psi., Psi. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi perlu dilakukan dalam menganalisis data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan korelasi Product Moment. Uji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sekaligus merugikan bagi semua orang. Akibat globalisasi tersebut diantaranya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia saat ini sangatlah cepat hal ini terangkum menjadi satu dengan nama globalisasi. Globalisasi adalah sebuah masa yang menguntungkan sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan dan keperluannya masing-masing. Tidak terkecuali juga para
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman yang serba ada ini, setiap orang dapat memenuhi kebutuhan dan keperluannya masing-masing. Tidak terkecuali juga para mahasiswi yang baru memasuki dunia perkuliahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena pilihan, kesukaan dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di kota Bandung akhir-akhir ini banyak bermunculan pusat-pusat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Di kota Bandung akhir-akhir ini banyak bermunculan pusat-pusat perbelanjaan baru sehingga masyarakat Bandung memiliki banyak pilihan tempat untuk membeli barang-barang
Lebih terperinciPsikologi Kelas E 2014
Perilaku Konsumtif Nama Anggota Kelompok : Antung Yasmita Dini (2014-241) Elsa Tri Mardiyati (2014-267) Hastari Ajeng Mukti Rahayu (2014-278) Rival Maulana (2014-284) Olly Rizqi Hanifah (2014-290) Psikologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses interaksi sosial. Soekanto (2009:55) menyatakan bahwa, Interaksi sosial
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
44 BAB III METODE PENELITIAN Bab tiga menyajikan rancangan alur penelitian yang dilaksanakan, diawali dengan menentukan desain penelitian yang diterapkan, penyusunan instrumen dan instrumen yang digunakan,
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rosandi (2004) membagi masa remaja menjadi beberapa tahap yaitu: a. Remaja awal (early adolescent) pada usia 11-14 tahun. Remaja awal biasanya berada pada tingkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel
Lebih terperinciHubungan Antara Kepuasan Konsumen Dalam Belanja Online Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Hubungan Antara Kepuasan Konsumen Dalam Belanja Online Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya Pandu Marindi Program Studi Psikologi, FIP, Unesa, mandiri.pandu@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENDAHULUAN STUDI KASUS
PENDAHULUAN STUDI KASUS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA DI DENPASAR OLEH: Ni Made Ari Wilani, S.Psi, M.Psi. PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2016). Belakangan ini, fenomena perkembangan fashion yang sedang menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan Negara Muslim terbesar didunia, dengan jumlah penduduk Muslim mencapai 88% atau ± 205 juta jiwa (Indonesia halal food expo, 2016). Belakangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Tergantung : Perilaku Konsumtif 2. Variabel Bebas : Konformitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat mengkhawatirkan karena konsumen lebih menyukai produk luar negeri. Fashion luar negeri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah jeans berasal dari bahan denim yang dibuat pertama kali untuk para
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah jeans berasal dari bahan denim yang dibuat pertama kali untuk para pekerja kasar atau buruh bekerja oleh Jacob Davis, Calvin Rogers dan Levi Strauss pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan persoalan akses informasi dan dunia internet. Online shopping merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan internet semakin popular dikacamata para generasi muda tak terkecuali mahasiswi. Mahasiswi adalah bagian masyarakat yang sangat dekat dengan persoalan akses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi. Dalam mahasiswa terdapat beberapa golongan remaja.
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPRIBADIAN NARSISTIK TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 6 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI
HUBUNGAN KEPRIBADIAN NARSISTIK TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 6 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Jenis penelitian korelasional
Lebih terperinciPERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG PADA IBU RUMAH TANGGA DI KOTA SAMARINDA
ejournal Psikologi, 2013, 1 (2): 148-156 ISSN 0000-0000, ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG PADA IBU RUMAH TANGGA DI KOTA SAMARINDA Endang Dwi Astuti
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumtif 2.1.1 Definisi Perilaku Konsumtif Menurut Fromm (1995) perilaku konsumtif merupakan perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan berlebihan dan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian komparatif, yang membandingkan perilaku konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4 Pekanbaru.
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut:
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah china, India, dan Amerika Serikat. Saat ini Indonesia menempati posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selektif dalam melakukan proses pembelian atas suatu produk. Pada sisi yang lain
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kondisi yang terjadi sekarang ini yaitu konsumen semakin lama semakin selektif dalam melakukan proses pembelian atas suatu produk. Pada sisi yang lain perusahaan selalu
Lebih terperinci