BAB I PENDAHULUAN. 2016). Belakangan ini, fenomena perkembangan fashion yang sedang menjadi
|
|
- Ivan Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan Negara Muslim terbesar didunia, dengan jumlah penduduk Muslim mencapai 88% atau ± 205 juta jiwa (Indonesia halal food expo, 2016). Belakangan ini, fenomena perkembangan fashion yang sedang menjadi trend dikalangan wanita muslim Indonesia adalah jilbab. Beragam faktor yang membuat fashion muslim terus berkembang, dari munculnya banyak komunitas seperti Hijabers Community, Hijabers Mom, sampai diselenggarakannya beragam bazar, dan peragaan busana muslim. Dampaknya kian terlihat, jika dulu wanita berjilbab lebih banyak wanita dewasa, saat ini jilbab semakin dikenal dan digemari oleh wanita-wanita muda, bahkan remaja-remaja putri (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2014). Salah satu bukti pesatnya perkembangan jilbab di Indonesia adalah munculnya brand-brand seperti Dian Pelangi, Rabbani, Aliya, Zoya, El Nifa, El Zeta, Dauky, Pasmina dan masih banyak lagi brand-brand jilbab lainnya, sehingga masyarakat disuguhkan berbagai macam model dan varian harga terkait dengan model jilbab yang ditawarkan. Trend jilbab juga membuat para produsen jilbab semakin bertambah, sehingga menciptakan persaingan yang kompetitif antar perusahaan jilbab di Indonesia, dan banyak menghasilkan berbagai model dan motif jilbab, sehingga jilbab saat ini modelnya tidak dianggap kuno lagi bagi masyarakat. 1
2 2 Beberapa model jilbab yang berada diindonesia seperti pasmina (satin, kaftan, sifon), hijab instan hanna, hijab instan kalung putri, hijab segi empat rawis polos, hijab kaftan motif bunga, Syria, segi empat satin, instan syar i dravia, kerudung rawis segi empat, dan masih banyak lagi model jilbab lainnya. Berbagai model jilbab ini dipakai oleh remaja sampai lansia. Tidak ada model khusus untuk usia tertentu, siapa saja bisa menggunakan berbagai macam model tergantung kebutuhan dan kesukaannya. Target produsen jilbab salah satunya adalah mahasiswi, dimana mahasiswi sekarang terlihat banyak yang memakai jilbab keluaran terbaru. Jilbab saat ini tidak lagi dianggap kuno bagi mereka, bahkan sekarang jilbab dianggap suatu hal yang dapat menunjang penampilannya. Esensi awal jilbab yaitu sebagai simbol keagamaan yang menunjukkan identitas dan religiusitas kelompok muslim, namun pada kenyataannya kini menurut Releigh (dalam Nursyahbani, 2012) bahwa jilbab telah menjadi suatu kebudayaan populer dan mendorong kecenderungan jilbab tidak hanya sebagai simbol yang mencerminkan identitas agama namun jilbab juga dapat menjadi identitas kolektif bagi kelompok. Jilbab telah menjadi suatu kebudayaan populer, dalam arti jilbab sebagai komoditas dan pengalaman yang diterima dan dinikmati perempuan Indonesia dan pemakainya memperoleh kesenangan dari tindakan berjilbab, (Releigh, dalam Nursyahbani 2012). Kemudian Hela, dkk (2013) mengatakan bahwa sebagian mahasiswi memakai jilbab yang ia pakai selain mengikuti aturan berbusana dalam Islam, juga karena terpengaruh mengikuti fashion jilbab yang sedang trend. Jilbab yang mereka pakaipun merambah pada suatu gaya hidup berjilbab modern dan mengikuti trend yang sedang populer dimasyarakat, sehingga jilbab menjadi suatu
3 3 koleksi dan mengakibatkan perburuan belanja perilaku konsumtif (Hela dkk, 2013). Berikut penuturan dari salah satu mahasiswi E Saya udah lama pakai jilbab tapi sekarang lebih menetap pakai jilbabnya, rasanya pakai jilbab itu lebih cantik dan nyaman, jilbab sekarangkan banyak modelnya ya dan bisa dikreasikan sesuka kita jadi bisa modis, apalagi motifnya cantik-cantik jadi suka beli jilbab, padahal jilbab dirumah udah banyak, karena jilbabnya cantik-cantik jadi pingin beli lagi. Wawancara personal, 18 Januari 2016 Mahasiswi tampaknya berbelanja jilbab bukan karena kebutuhan namun karena terpengaruh mengikuti fashion jilbab yang sedang trend. Menurut Moningka (2006) dahulu orang belanja karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi, saat ini orang berbelanja karena bermacam sebab, untuk memanjakan diri sendiri, menyenangkan orang lain, membeli sesuatu dengan alasan hari raya, atau karena potongan harga. Sebuah tindakan manusia sebagai konsumen dalam membeli barang-barang yang bukan lagi didasarkan oleh kebutuhan dan pertimbangan yang rasional, tetapi hanya berdasarkan hasrat keinginan yang didominasi oleh faktor emosi dan sifatnya berlebihan, disebut dengan perilaku konsumtif (Hasibuan, 2010). Pusat perbelanjaan juga dapat menggerakan mahasiswi untuk berperilaku konsumtif. Seperti yang dikemukakan oleh Celia (1998) munculnya beragam pusat perbelanjaan merupakan wujud terjalinnya hubungan antara produsen dengan konsumen yang bertujuan untuk menggerakan kesadaran individu yang cenderung konsumtif. Seperti banyaknya produsen jilbab di Indonesia memudahkan mahasiswi untuk berbelanja jilbab, dimana produsen terlihat memasuki berbagai pusat perbelanjaan, mulai dari mall sampai penjual kaki lima
4 4 banyak yang menjual jilbab. Sumartono (2002) juga menyatakan bahwa menjamurnya bisnis oleh para pengusaha seperti waralaba (Franchise), pusat perbelanjaan (Shopping center), supermarket, toserba (toko serba ada) yang ada pada saat ini menjadi komoditas masyarakat terutama bagi remaja. Kehadirannya yang dianggap eksklusif seakan menjadi simbol peradaban manusia dan mampu menyulap wajah dunia menuju suatu kondisi yang konsumeristik dan sekaligus melahirkan trend atau gaya hidup baru. Kondisi ini pada gilirannya menimbulkan apa yang disebut dengan budaya yang konsumer ataupun yang lebih dikenal sebagai konsumtif (Sumartono, 2002). Budaya konsumtif ini merubah seseorang untuk melakukan perilaku konsumtif. Kemudian Budiati (2011) mengatakan bahwa terjadinya transformasi dalam penggunaan fashion jilbab didalam masyarakat muslimah di Indonesia merupakan perubahan sosial paling mendasar diabad globalisasi yang menciptakan budaya konsumer dan gaya hidup konsumtif. Pengaruh konsumtivisme yang sangat dominan terjadi pada remaja, sehingga remaja menjadi sasaran berbagai produk perusahaan, (Jatman, dalam Sitorus 2013). Kemudian Segut (2008) juga mengatakan bahwa kelompok usia yang sangat konsumtif adalah kelompok remaja. menurut Monk, dkk (2001) bahwa fase remaja akhir dalam rentang usia tahun. Dimana pada usia tahun individu telah memasuki perkuliahan, menjadi mahasiswi. Perilaku konsumtif pada remaja, juga didorong adanya perubahan trend ataupun mode yang secara cepat diikuti remaja. Reynold (dalam Hotpascaman, 2010) menyatakan bahwa remaja putri lebih banyak membelanjakan uangnya daripada remaja putra untuk keperluan penampilan seperti pakaian, kosmetik, asesoris, dan sepatu.
5 5 Konsumtif (consumtive) adalah boros atau perilaku yang boros, yang mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan (Albarry, 1994). Kemudian Sumartono (1998) juga mengemukakan bahwa membeli barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan disebut dengan perilaku konsumtif. Dalam artian luas konsumtif adalah perilaku konsumsi yang boros dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan dari pada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan gaya hidup yang bermewah-mewah. Faktor yang mempengaruhi individu dalam prilaku konsumtif adalah faktor internal dan eksternal. Adapun faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah motivasi, harga diri, observasi, proses belajar, kepribadian dan konsep diri, sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial dan referensi serta keluarga (Sumartono, 2002). Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumtif adalah kelompok sosial. Dimana dalam hal ini adalah kelompok referensi. Schiffman & Kanuk (2004) memperjelas bahwa kelompok referensi memiliki pengaruh kuat, dikarenakan kelompok referensi ini merupakan tempat bagi individu untuk melakukan perbandingan, memberikan nilai, informasi dan menyediakan suatu bimbingan ataupun petunjuk untuk melakukan konsumsi. Dacey & Kenny (1997) mengatakan bahwa kelompok referensi sangat erat kaitannya dengan kelompok sosial, dalam hal ini yang termasuk kedalam kelompok referensi adalah kelompok pertemanan sebaya oleh mahasiswi atau peergroup. Keinginan untuk diterima dan diakui oleh kelompok teman sebaya
6 6 membuat sebagian remaja merasa tidak berdaya untuk menghadapi tekanan yang datang dari teman-temannya, yang ternyata cukup kuat untuk mendorong mahasiswi melakukan hal yang negatif. Tekanan dari kelompok sebaya disebut peer pressure. Mahasiswi yang berada dibawah peer pressure cenderung untuk conform, untuk menilai, meyakini atau bertindak sesuai dengan penilaian, keyakinan atau tindakan kelompok teman sebayanya (Santrock, 1998). Adanya tekanan dari teman sebaya atau yang biasa disebut dengan peer pressure secara sadar ataupun tidak dapat mempengaruhi perilaku mahasiswi, misalnya saja dalam hal penampilan dan berperilaku, yang sama seperti teman-temannya agar ia dapat diterima dan tidak disisihkan dari pergaulan, Utamadi (2002) (dalam Meliala, 2009 ). Adanya sikap patuh tetapi lebih kepada mengalah ini biasanya dikenal dengan istilah konformitas, yaitu perubahan perilaku seseorang dengan mengikuti tekanan-tekanan dari kelompok (Sarlito, 1993). Mahasiswi dalam membeli jilbab juga dipengaruhi oleh faktor sosialnya. Dimana Susiana (2005) menyatakan bahwa ajaran agama ternyata bukan merupakan faktor yang dominan mendorong seorang individu untuk mengenakan jilbab, melainkan lebih dipengaruhi oleh lingkungan sosial seperti orang yang paling dekat dan berpengaruh (significant other) seperti pacar dan teman. kebutuhan untuk melakukan konformitas dan berafiliasi dengan kelompoknya serta lingkungan sosial yang mayoritas menggunakan jilbab juga mendorong individu untuk mengenakan jilbab. Kemudian Hidayati (2015) juga mengatakan bahwa remaja atau mahasiswi melakukan konformitas, terutama dalam hal pakaian dan penampilan dalam kelompok, sehingga remaja cenderung untuk berprilaku konsumtif agar dapat berpenampilan seperti kelompoknya. Santrock
7 7 (2003) juga mengatakan bahwa konformitas muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang dibayangkan. Menurut Baron & Byrne (2005) konformitas adalah penyesuaian terhadap kelompok sosial, karena adanya tuntutan dari kelompok tersebut untuk menyesuaikan diri, meskipun tuntutan tersebut tidak secara terbuka. Kemudian Saluz (2007) mengatakan bahwa fenomena jilbab ini harus dilihat dari perspektif berbeda yang saling berhubungan dimana dimensi religius harus dikaitkan dengan dimensi sosial dan cultural. Dimana dimensi sosial dalam hal ini adalah konformitas. Ada dua faktor konformitas yaitu pengaruh normatif dan pengaruh informasional. Menurut Myers (2005) Pengaruh normative memiliki arti penyesuaian diri dengan keinginan atau harapan orang lain untuk mendapatkan penerimaan dari anggota kelompoknya. Kemudian Laura (2010) juga mengatakan bahwa pengaruh normatif adalah pengaruh orang lain pada individu karena ingin disukai dan diterima kelompok. Dengan demikian jika kelompok tertentu penting bagi individu, maka individu akan mengadopsi gaya berpakaian mereka yang ada didalam kelompok dan individu mungkin mengasumsikan sekumpulan sikap tertentu yang menjadi ciri anggota kelompok. Sedangkan pengaruh informasional menurut Myers (2005) adalah tekanan yang terbentuk oleh adanya keinginan dari individu untuk memiliki pemikiran yang sama dan beranggapan bahwa informasi dari kelompok lebih kaya dari pada informasi milik pribadi, sehingga individu cenderung untuk konformitas dalam menyamakan pendapat atau sugesti. Sedangkan menurut Laura (2010) pengaruh informasional merujuk pada pengaruh orang lain pada individu karena ingin menjadi benar. Kelompok sosial dapat
8 8 memberikan informasi apa yang tidak individu ketahui, atau hal-hal yang tidak individu lihat. Akibatnya individu menyelaraskan karena sepakat dengan kelompok. Menurut Carmen (2008) pengaruh normatif dan pengaruh informasional memiliki peranan dalam proses konsumsi. Carmen (2008) melanjutkan bahwa pengaruh normatif memiliki peranan pada proses konsumsi, terjadi disaat individu mengikuti peraturan kelompok. Sedangkan pengaruh informasional memiliki peranan pada proses konsumsi terjadi, apabila individu mendengarkan pendapat dari kelompok dalam hal mengkonsumsi suatu produk, individu menjadikan kelompok sebagai acuan dalam merekomendasikan produk yang akan dikonsumsi. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hotpascaman (2010) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konformitas dengan perilaku konsumtif pada subjek remaja. Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Wardhani (2009) menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara konformitas dengan perilaku konsumtif pada remaja putri. Dan hasil penelitian Fitriyani, dkk (2013) menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara konformitas dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Budiati (2011) mengungkapkan bahwa jilbab sebagai praktik konsumtif, dimana beragam model jilbab ditawarkan dari mulai peragaan busana muslim sampai butik khusus jilbab dijual di Mall, dan jilbab dapat menunjukan kelas sosial tertentu. Penelitian sari (2012) pada hijaber juga menunjukkan adanya perilaku konsumtif terhadap jilbab, dimana hijabers
9 9 Semarang pada dasarnya memiliki berbagai aspek pembelian secara berlebihan dan pembelian secara tiba-tiba. Berdasarkan teori dan fenomena-fenomena yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk melihat lebih dalam hubungan antara konformitas dan perilaku konsumtif terhadap pembelian jilbab pada mahasiswi. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara konformitas dengan perilaku konsumtif terhadap pembelian jilbab pada mahasiswi.? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan perilaku konsumtif terhadap pembelian jilbab pada mahasiswi. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dalam pengetahuan ilmu psikologi, khususnya dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi, mengenai hubungan antara konformitas dan perilaku konsumtif dengan memberikan bukti empiris mengenai hubungan tersebut.
10 10 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada mahasiswi mengenai konformitas yang berhubungan dengan perilaku konsumtif, sehingga mahasiswi dapat mengontrol diri dalam berbelanja, dan lebih mengutamakan kebutuhan daripada berbelanja karena terpengaruh oleh teman. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penelitianpenelitian lain yang ingin meneliti mengenai perilaku konsumen khususnya mengenai hubungan konformitas dengan perilaku komsumtif terhadap jilbab pada mahasiswi. dan penelitian ini diharapkan berguna bagi para pembaca sebagai refensi untuk penelitian selanjutnya. E. SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sitematika penulisan penelitian ini adalah : BAB I : Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, permasalahn penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teori Bab ini menguraikan landasan teori yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah. Teori-teori yang diuraikan adalah teori mengenai perilaku konsumtif, konformitas dan jilbab. Bab ini juga mengemukakan hipotesa sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
11 11 BAB III : Metode Penelitian Bab ini menguraikan identifikasi variabel, definisi operasional variabel, populasi dan metode pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan, uji daya beda item dan reliabilitas alat ukur, prosedur penelitian dan metode analisa data, serta hasil uji coba alat ukur. BAB IV : Analisis Data dan Pembahasan Bab ini menguraikan gambaran subjek penelitian dilihat dari usia. Pada bab ini juga akan diuraikan mengenai analisis data dan pembahasan yang berisikan hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V : Kesimpulan dan Saran Bab ini menguraikan kesimpulan berupa rangkuman hasil penelitian, serta saran yang berupa saran praktis dan metodologis untuk penelitian berikutnya.
BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia tahun dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia 12-21 tahun dengan pembagian menjadi tiga masa, yaitu masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja tengah 15-18 tahun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada dasarnya semua orang yang hidup di dunia ini memiliki kebutuhan untuk membuatnya bertahan hidup. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi tiga bagian, diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keindahan dan kecantikan seorang perempuan bersumber dari dua arah, yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam. Kecantikan dari
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis diatas, diperoleh hasil yang menyatakan
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis diatas, diperoleh hasil yang menyatakan terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri mahasiswa/i pendatang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat dinikmati dalam balutan busana muslimah, Anak muda sekarang kian menggemari tren busana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelas dunia, kosmetik, aksesoris dan pernak-pernik lainnya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang mewarnai abad ke- 21 telah memunculkan suatu gaya hidup baru yang diberi label modern. Globalisasi memungkinkan tumbuhnya gaya hidup global,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dicermati dengan semakin banyaknya tempat-tempat per-belanjaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Majunya Pembangunan Nasional Indonesia diiringi dengan tingkat kompleksitas masyarakat yang lebih tinggi. Adanya kemajuan ini secara nyata menyebabkan hasrat konsumtif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Religiusitas erat kaitannya dengan keyakinan terhadap nilai-nilai keislaman dan selalu diidentikkan dengan keberagamaan. Religiusitas dalam kehidupan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Globalisasi tersebut membuat berbagai perubahan-perubahan yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era moderen seperti ini seseorang sangatlah mudah untuk
Lebih terperinciBAB I PEMBUKAAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan globalisasi memberi pengaruh pada masyarakat Indonesia, salah satu
BAB I PEMBUKAAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi memberi pengaruh pada masyarakat Indonesia, salah satu pengaruh terlihat dari perubahan perilaku membeli pada masyarakat.parma (2007)
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian mengenai terjadinya variasi penggunaan hijab di masyarakat perkotaan, dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang menimbulkan pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siapa yang tidak mengenal istilah jilbab? Jilbab atau kerudung merupakan istilah yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Di Indonesia mengenakan jilbab atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehingga perusahaan memiliki strategi tersendiri dalam menarik konsumen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia industri fashion yang meningkat tanpa disadari ternyata juga memberikan peningkatan pada animo masyarakat dalam memilih fashion yang diinginkan,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sebagai komunitas yang dibentuk berdasarkan kesadaran religious, Komunitas Hijabers Yogyakarta ingin menampilkan sebuah identitas baru yaitu berbusana yang modis tapi tetap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi merupakan era yang tengah berkembang dengan pesat pada zaman ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi pada saat individu beranjak dari masa anak-anak menuju perkembangan ke masa dewasa, sehingga remaja merupakan masa peralihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat memberikan berbagai pengaruh bagi para penggunanya. Dalam pengembangannya teknologi memberikan kelebihan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Konsumtif adalah pemakaian atau pengonsumsian barang-barang yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumtif 1. Pengertian Perilaku Konsumtif Konsumtif adalah pemakaian atau pengonsumsian barang-barang yang sifatnya karena tuntutan gengsi semata dan bukan menurut tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perubahan dalam gaya hidup. Kehidupan yang semakin modern menjadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dan teknologi membuat individu selalu mengalami perubahan dalam gaya hidup. Kehidupan yang semakin modern menjadikan individu berada dalam
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Masalah. akademis dengan belajar, yang berguna bagi nusa dan bangsa di masa depan
1 BAB I A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa di masa depan yang diharapkan dapat memenuhi kewajiban dalam menyelesaikan pendidikan akademis dengan belajar, yang berguna bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswi merupakan bagian dari masa remaja. Remaja yang di dalam bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene (kata bendanya, adolescentia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Produk produk fashion pada masa sekarang ini memiliki banyak model dan menarik perhatian para pembeli. Mulai dari jenis pakaian, tas, sepatu, alat make up, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini penampilan menjadi suatu perhatian utama bagi seluruh kalangan terlebih pada kaum wanita. Setiap wanita selalu berkeinginan untuk memiliki penampilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion kini merambah begitu besar. Para pelaku bisnis dan perancang busana berlombalomba untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengganti barang tersebut. Akan tetapi, pada saat ini konsep belanja itu sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep belanja ialah suatu sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan untuk sehari-hari dengan jalan menukarkankan sejumlah uang sebagai pengganti barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, khususnya dalam perilaku membeli. Perilaku konsumtif merupakan suatu fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan hal yang boleh dikatakan universal dalam hidup manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar belakang lingkungan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah china, India, dan Amerika Serikat. Saat ini Indonesia menempati posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, manusia pada dasarnya akan merasakan kesulitan jika hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan melanjutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan pangan, hal tersebut sangat penting bagi manusia untuk menutup bagian bagian tubuh manusia. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan karunia terbesar bagi keluarga, agama, bangsa, dan negara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penerus citacita bagi kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penutup aurat wanita kini sedang ramai dipergunakan sebagai trend center di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kerudung atau jilbab merupakan kata yang tidak asing lagi diperdengarkan oleh telinga kita saat ini. Suatu kain yang berfungsi sebagai penutup aurat wanita
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan seorang muslimah, menutup aurat merupakan sebuah kewajiban yang tidak dapat dihindari. Dalam menutup aurat tersebut, ajaran Islam menyerukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi menyebabkan meningkatnya jumlah barang atau produk yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya alam yang semakin berkembang disertai dengan kemajuan teknologi menyebabkan meningkatnya jumlah barang atau produk yang ditawarkan di pasaran. Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang sering dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selama hidup, manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi baik itu kebutuhan pokok atau primer maupun kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika pergantian mode dalam fashion yang ada di dunia selalu berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru bermunculan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. materialime yang menjurus pada pola hidup konsumtif. Perilaku konsumtif erat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi dicirikan dengan perdagangan bebas atau pasar bebas, dan kemajuan teknologi telah menghasilkan agama baru yang disebut sebagai materialime
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman telah menunjukkan kemajuan yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Selain menunjukkan kemajuan juga memunculkan gaya hidup baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menururt Waspodo (2014) Negara Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, meskipun hanya 88% penduduknya beragama Islam. Besarnya jumlah pemeluk agama Islam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kaum hawa. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan globalisasi telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi dunia. Pesatnya pangsa pasar yang disebabkan oleh semakin dinamisnya perokonomian
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Masyarakat dituntut untuk
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin maju dan canggih menumbuhkan berbagai pengaruh bagi penggunanya. Adapun kemajuan teknologi tersebut tidak lepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia jumlah muslimnya terbesar dan keanekaragaman budaya daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya. Oleh karena itu konsep
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERILAKU KONSUMTIF DENGAN KONFORMITAS PADA REMAJA
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KONSUMTIF DENGAN KONFORMITAS PADA REMAJA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh HOTPASCAMAN. S 041301092 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB I. oleh hampir semua orang. Menjamurnya bisnis seperti waralaba (franchise), pusat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada mulanya belanja hanya merupakan suatu konsep yang menunjukkan suatu sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan untuk sehari-hari dengan cara menukarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat memberikan berbagai pengaruh bagi para penggunanya. Dalam perkembangannya, teknologi memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemasaran, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hal. 3.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini konsumen begitu dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan. Era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan telah digantikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia pada tahun 2010 sekitar 217 juta jiwa dari total penduduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pulau Jawa merupakan kepulauan yang berkembang dengan pesat, khususnya kota Jakarta. Berdasarkan Undang-Undang no.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pulau Jawa merupakan kepulauan yang berkembang dengan pesat, khususnya kota Jakarta. Berdasarkan Undang-Undang no.10, tahun 1964, Jakarta dinyatakan sebagai Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin cepat ini, mempercepat pula perkembangan informasi di era global ini. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini dapat begitu mudahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia dalam kehidupannya tidak dapat terlepas dari kegiatan konsumsi. Pada era yang semakin modern ini, pola konsumsi masyarakat mengalami perubahan yang cenderung
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI TINGKAT AWAL DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI) BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Religiusitas adalah suatu keadaan yang mendorong diri seseorang untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama yang dipeluknya. Religiusitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa remaja pun kehidupan untuk berkumpul bersama teman-teman tidak lepas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dilahirkan, individu sudah memiliki naluri bawaan untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Gejala yang wajar apabila individu selalu mencari kawan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia selalu memiliki rasa untuk terus bersama dengan orang lain. Hal ini dikemukakan oleh seorang tokoh sosiologi dunia, Aristoteles (384-322 SM) dalam buku Sosiologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memiliki suatu kebutuhan yang berbeda-beda. Tiap orang juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang memiliki suatu kebutuhan yang berbeda-beda. Tiap orang juga mempunyai cara sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada orang memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciPERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu menjadi lebih update dengan perubahan trend yang berlangsung. Saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi menyebabkan perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan. Perkembangan teknologi utamanya membawa dampak besar pada penyebaran informasi,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan dan tinggal di kota
BAB II LANDASAN TEORI II. A. Pria Metroseksual II. A. 1. Pengertian Pria Metroseksual Definisi metroseksual pertama kalinya dikemukakan oleh Mark Simpson (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan
Lebih terperinci2016 PENGARUH KONFORMITAS DAN TIPE GAYA HIDUP TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN STARBUCKS COFFEE DI KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dari skripsi ini akan membahas beberapa hal terkait penelitian, termasuk latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat/signifikansi penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak wanita yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak wanita yang mengenakan hijab. Hijab dimasa sekarang tidak lagi dengan warna dan motif yang gelap, seperti warna hitam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak dan dewasa adalah fase pencarian identitas diri bagi remaja. Pada fase ini, remaja mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan
Lebih terperinciPERILAKU KONSUMTIF PADA ANGGOTA KOMUNITAS HIJABBERS SEMARANG. ANGGI MEILA SARI Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK
PERILAKU KONSUMTIF PADA ANGGOTA KOMUNITAS HIJABBERS SEMARANG ANGGI MEILA SARI Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini, akan dijelaskan beberapa hal mengenai definisi kontrol diri, aspek kontrol diri, faktor yang mempengaruhi kontrol diri, definisi perilaku konsumtif, faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Berhijab adalah. Sebagaimana kewajiban berhijab dalam Al-Qur'an Q.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, hijab yang lebih sering merujuk pada kerudung atau jilbab ditunjukkan sebagai sesuatu yang selalu digunakan untuk menutupi bagian kepala hingga dada wanita.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral dalam masyarakat disekitarnya, menurut Suratno dan
Lebih terperinciPsikologi Kelas E 2014
Perilaku Konsumtif Nama Anggota Kelompok : Antung Yasmita Dini (2014-241) Elsa Tri Mardiyati (2014-267) Hastari Ajeng Mukti Rahayu (2014-278) Rival Maulana (2014-284) Olly Rizqi Hanifah (2014-290) Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami peningkatan yang sangat pesat, bahkan menjadi sorotan publik karena dianggap sebagai ladang
Lebih terperinciBerdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses interaksi sosial. Soekanto (2009:55) menyatakan bahwa, Interaksi sosial
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada mulanya belanja merupakan suatu konsep yang menunjukan sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan sehari-hari dengan cara menukarkan sejumlah uang untuk
Lebih terperinciHubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri
Jurnal Mediapsi 2016, Vol. 2, No. 1, 45-50 Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri R. A. Adinah Suryati Ningsih, Yudho Bawono dhobano@yahoo.co.id Program Studi Psikologi,
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan globalisasi telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi dunia. Pesatnya pangsa pasar yang disebabkan oleh semakin dinamisnya perokonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat merupakan pelaku kegiatan ekonomi dimana masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa. Masyarakat dalam kegiatan ekonomi melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis dibidang fashion semakin meningkat. Gaya hidup berbelanja. hanya bagi perempuan saja, laki-laki bahkan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan bertambahnya pusat perbelanjaan dengan menawarkan berbagai macam produk yang ditawarkan akan menambah persaingan yang semakin ketat didunia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumtif 1. Pengertian Perilaku Konsumtif Menurut Schiffman & Kanuk (2004), konsumen yang melakukan pembelian dipengaruhi motif emosional seperti hal-hal yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah Anggota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola hidup tiap masyarakat kerap berubah, masyarakat lebih cenderung memilih gaya hidup yang mencontoh tren mode terkini, terutama terjadi pada usia remaja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Negeri Medan sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Negeri Medan sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki beberapa fakultas, yaitu Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Lebih terperinciHUBUNGAN GAYA HIDUP DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Samarinda
ejournal Psikologi, 2015, 3 (2): 569-578 ISSN 0000-0000, ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA Siswa Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena pilihan, kesukaan dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan membeli merupakan aktifitas sehari-hari yang lazim dilakukan oleh semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan membeli. Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka dengan sendirinya akan menimbulkan adanya perubahan di segala bidang seperti mode, informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Industri Kreatif Indonesia pada Tahun Seni Pertunjukan. 2 Seni Rupa. 3 Televisi dan Radio.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di bidang industri kreatif masih terbuka luas untuk para pelaku usaha di Indonesia, karena kekayaan budaya dan tradisi Indonesia bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sekarang ini sudah menjadikan belanja atau shopping bukan hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan fashion saat ini sudah semakin pesat. Banyaknya model - model pakaian yang kian beragam dan juga berbagai merek yang bermunculan menjadi ciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan, serta modal awal usaha. Pasar yang sangat besar ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. E-Commerce Berbagai macam bisnis model telah banyak diterapkan di Indonesia, dalam proses perkembangan teknologi informasi saat ini, salahs atu bisnis model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini banyak kita lihat perempuan yang menggunakan jilbab dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia pada saat ini bermula dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini penggunaan hijab dikalangan remaja telah mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga menggunakannya dalam
Lebih terperinciBAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga
BAB IV Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga UKSW merupakan satu-satunya Universitas Swasta yang ada di kota Salatiga. Kebanyakan masyarakat mengeanal UKSW sebagai Indonesia mini. Karena didalamnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Hidup Hedonis 1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia dalam masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2005 merupakan tahun saat penulis memasuki masa remaja awal, yakni 15 tahun dan duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada saat itu, masa remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai calon-calon intelektual yang bersemangat, penuh dedikasi, enerjik, kritis,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah sekelompok kecil dari masyarakat yang berkesempatan mengembangkan kemampuan intelektualnya dalam mendalami bidang yang diminatinya di perguruan
Lebih terperinciPertama-tama izinkanlah, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan anda untuk membaca buku ini. Mudah-mudahan ucapan ini bukan sekadar basa-basi
Pendahuluan Pertama-tama izinkanlah, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan anda untuk membaca buku ini. Mudah-mudahan ucapan ini bukan sekadar basa-basi yang mungkin sudah mengemuka dalam setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fashion adalah istilah umum untuk gaya atau mode. Fashion dan wanita merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Setiap wanita ingin tampil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki umat Islam yang berjumlah kurang lebih 87% yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki umat Islam yang berjumlah kurang lebih 87% yang sebagian besar adalah kaum wanita. Kaum wanita muslim di wajibkan agar menggunakan hijab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Fashion atau mode saat ini semakin berkembang di Indonesia, begitu pula dengan perkembangan jilbab. Saat ini semakin banyak wanita yang memakai jilbab. Selain dari
Lebih terperinci