DESKRIPSI KEMAMPUAN AWAL SISWA SMA NEGERI 1 PEJAGOAN TAHUN AKADEMIK 2013/2014

Transkripsi

1 DESKRIPSI KEMAMPUAN AWAL SISWA SMA NEGERI 1 PEJAGOAN TAHUN AKADEMIK 2013/2014 Suci Suprihatini, Budiyono, Puji Nugraheni Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo suci_suprihatini@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan kemampuan awal siswa Program Studi Ilmu Alam dan Program Studi Ilmu Sosial SMA Negeri 1 Pejagoan. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan uji t-test. Hasil analisis deskriptif pada α = 5% menunjukan bahwa: (1) kemampuan awal siswa kelas X IPA diperoleh t hitung < t tabel ( 0,189 < 2,012) artinya H 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa kelas X IPA kurang dari atau sama dengan 7,5; (2) kemampuan awal siswa kelas X IPS diperoleh t hitung < t tabel ( 3,305 < 1,999) artinya H 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bah-wa kemampuan awal siswa kelas X IPS kurang dari atau sama dengan 7,5; (3) kemampuan awal siswa kelas XI IPA diperoleh t hitung < t tabel (0,767 < 2,017) artinya H 0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa kelas XI IPA kurang dari atau sama dengan 7,5; dan (4) kemampuan awal siswa kelas XI IPS diperoleh t hitung < t tabel ( 2,106 < 1,999) artinya H 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa kelas XI IPS kurang dari atau sama dengan 7,5. Hasil menguji perbedaan rerata menunjukan bahwa: (1) kemampuan awal siswa kelas X IPA dan kelas X IPS diperoleh t hitung > t tabel (1,860 > 1,659) artinya H 0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kemampuan awal siswa kelas X IPA dan kelas X IPS; (2) kemampuan awal siswa kelas XI IPA dan kelas XI IPS diperoleh t hitung > t tabel (1,984 > 1,675) artinya H 0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kemampuan awal siswa kelas XI IPA dan kelas XI IPS; (3) kemampuan awal siswa kelas X IPA dan kelas XI IPA diperoleh t hitung < t tabel ( 0,485 < 1,664) artinya H 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kemampuan awal siswa kelas X IPA dan kelas XI IPA; dan (4) kemampuan awal siswa kelas X IPS dan kelas XI IPS diperoleh t hitung < t tabel ( 0,532 < 1,671) artinya H 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bah-wa tidak terdapat perbedaan antara kemampuan awal siswa kelas X IPS dan kelas XI IPS. Kata kunci: kemampuan awal, matematika PENDAHULUAN Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang turut mem-berikan sumbangan yang signifikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan sekaligus pembangunan sumber daya manusia. Matematika juga berperan terhadap pemenuhan kebutuhan praktis dan pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. Matematika 158

2 merupakan bidang studi yang wajib dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SMA dan bahkan juga di Perguruan Tinggi. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Cornelius (dalam Mulyono Abdurrahman, 2012: 204) mengemukakan bahwa, lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berfikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap per-kembangan budaya. Sehubungan dengan hal ini matematika perlu dikuasai siswa sejak dini. Ma-teri matematika tersusun dari unsur yang paling sederhana ke unsur yang kom-pleks, materi matematika saling berhubungan satu sama lain karena matematika memiliki konsep-konsep yang tersusun secara hierarkhis, tersruktur, logis dan sistematis. Sehingga pengetahuan matematika yang diketahui siswa sebelumnya sebagai dasar untuk memahami dan mempelajari materi selanjutnya. Kemampuan dasar siswa merupakan titik ukur untuk membekali siswa agar dapat mengembangkan pengetahuan baru. Kemampuan awal siswa penting diketahui gu-ru sebelum memulai kegiatan pembelajaran agar dapat merancang pembela-jaran yang lebih baik. Oemar Hamalik (2010: 40) mengemukakan bahwa, tingkah laku awal adalah tingkah laku yang harus diperoleh siswa sebelum memperoleh tingkah laku terminal tertentu yang baru. Tingkah laku awal ini menentukan status pengetahuan dan ketrampilan siswa sekarang untuk menuju ke status yang akan datang yang diinginkan guru agar tercapai oleh siswa. Dengan tingkah laku itu maka dapat ditentukan dari mana pengajaran harus dimulai. Tingkah la-ku terminal menunjuk pada akhir dari pengajaran. Berdasarkan informasi yang didapat dari beberapa guru mata pelajaran matematika SMA Negeri 1 Pejagoan memberikan gambaran bahwa guru merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan asumsi siswa sudah memiliki pengetahuan yang merupakan prasyarat untuk mempelajari materi selanjutnya, tetapi pada kenyataannya siswa belum memiliki pengetahuan kemampuan awal tersebut. Dengan demikian proses pembelajaran dapat menjadi tidak efektif, karena siswa merasa bosan atau siswa belum mempunyai kesiapan untuk menerima pelajaran. Dapat pula terjadi 159

3 guru mengajarkan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu serta penghamburan waktu yang berguna ketika guru berasumsi ke-mampuan awal siswa rendah. METODE PENELITIAN Populasi penelitian siswa kelas X dan kelas XI SMA Negeri 1 Pejagoan ber-jumlah 541 orang. Sampel penelitian berjumlah 205 orang, ditentukan dengan berpedoman pada tabel Krejcie (Sugiyono, 2009: 89) dengan tingkat kesalahan 5%. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Instrumen penelitian yaitu arsip-arsip nilai matematika Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) siswa kelas X dan kelas XI tahun akademik 2013/2014. Teknik analisis da-ta menggunakan uji t-test. Sebagai persyaratan analisis dilakukan uji normalitas dengan metode Chi Khuadrat dan uji homogenitas dengan uji-f. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil perhitungan dan pengolahan data diperoleh rerata nilai ke-mampuan awal siswa kelas X IPA sebesar 7,39 dan standar deviasi sebesar 4,09 harga ini menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran matematika termasuk dalam kategori baik. Rerata nilai kemampuan awal siswa kelas X IPS sebesar 5,92 dan standar deviasi sebesar 3,86. Harga ini menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran matematika termasuk dalam kategori cukup, selanjutnya rerata nilai kemampuan awal siswa kelas XI IPA sebesar 7,83 dan standar deviasi sebesar 2,71 tersebut menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran matematika termasuk dalam kategori baik. Rerata nilai kemampuan awal siswa kelas XI IPS sebesar 6,51 dan standar deviasi sebesar 3,39 tersebut menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran matematika termasuk dalam kategori cukup. Dari hasil Pengujian prasyarat menggunakan Chi Khuadrat. Hasil perhitungan pada pengujian prasyarat kemampuan awal siswa kelas X IPA diperoleh χ 2 sebesar 9,9 hitung dan χ 2 tabel sebesar 11,070. Karena χ2 hitung < χ2 tabel maka H 0 diterima. Hal ini berarti 160

4 sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan pada pengujian prasyarat kemampuan awal siswa kelas X IPS dipero-leh χ 2 hitung sebesar 6,9 dan χ 2 tabel sebesar 11,070 karena χ2 hitung < χ2 tabel maka H 0 diterima. Hal ini berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnya perhitungan pada pengujian prasyarat kemampuan awal siswa kelas XI IPA diperoleh χ 2 hitung sebesar 11,00 dan χ 2 tabel sebesar 11,070. Karena χ2 hitung < χ2 tabel maka H 0 diterima sehingga sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dan perhitungan pada pengujian prasyarat kemam-puan awal siswa kelas XI IPS diperoleh χ 2 sebesar 6,9 hitung dan χ 2 tabel sebesar 11,070. Karena χ2 hitung < χ2 tabel maka H 0 diterima sehingga sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil pengujian hipotesis deskriptif t test satu sampel kemampuan awal sis-wa kelas X IPA diperoleh t hitung sebesar -0,189 dan t tabel sebesar 2,012. Karena t hitung < t tabel atau 0,189 < 2,012. Hal ini berarti kemampuan awal siswa ke-las X IPA kurang dari atau sama dengan 7,5 dari yang diharapkan. Selanjutnya ha-sil pengujian kemampuan awal siswa kelas X IPS diperoleh t hitung sebesar -3,305 dan t tabel sebesar 1,999. Karena t hitung < t tabel atau 3,305 < 1,999. Hal ini berarti kemampuan awal siswa kelas X IPS kurang dari atau sama dengan 7,5 dari yang diharapkan. Hasil perhitungan kemampuan awal siswa kelas XI IPA dipero-leh t hitung sebesar 0,767 dan t tabel sebesar 2,017. Karena t hitung < t tabel atau 0,767 < 2,017. Hal ini berarti kemampuan awal siswa kelas XI IPA kurang dari atau sama dengan 7,5 dari yang diharapkan. Dan hasil perhitungan kemampuan awal siswa kelas XI IPS diperoleh t hitung sebesar -2,106 dan t tabel sebesar 1,999. Ka-rena t hitung < t tabel atau 2,106 < 1,688. Hal ini berarti kemampuan awal siswa kelas XI IPS kurang dari atau sama dengan 7,5 dari yang diharapkan Pengujian homogenitas dari kemampuan awal siswa kelas X IPA dan kelas X IPS, data yang diperoleh menunjukan F hitung < F tabel atau 1,12 < 1,58. Hal ini berarti data antara kemampuan awal siswa kelas X IPA dan kelas X IPS homogen. Pengujian perbedaan rerata kemampuan awal siswa kelas X IPA dan kelas X IPS menggunakan rumus polled varian karena n 1 dan n 2 tidak sama, dan homogen. Hasil menguji 161

5 perbedaan rerata kemampuan awal siswa kelas X IPA dan kelas X IPS diperoleh t hitung sebesar 1,860 dan t tabel sebesar 1,659. Karena t hitung > t tabel maka H 0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kemampuan awal siswa kelas X IPA dan kelas X IPS. Pengujian homoge-nitas dari kemampuan awal siswa kelas XI IPA dan kelas XI IPS, data yang dipero-leh menunjukan F hitung < F tabel atau 1,57< 1,62. Hal ini berarti data antara ke-mampuan awal siswa kelas XI IPA dan kelas XI IPS homogen. Pengujian per-bedaan rerata kemampuan awal siswa kelas XI IPA dan kelas XI IPS menggunakan rumus polled varian karena n 1 dan n 2 tidak sama, dan varian homogen. Hasil me-nguji perbedaan kemampuan awal siswa kelas XI IPA dan kelas XI IPS diperoleh t hitung sebesar 1,984 dan t tabel sebesar 1,664. Karena t hitung > t tabel maka H 0 di-tolak sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara kemampuan awal siswa kelas XI IPA dan kelas XI IPS. Selanjutnya untuk pengujian homogenitas dari kemampuan awal siswa kelas X IPA dan kelas XI IPA, data yang diperoleh menun-jukan F hitung < F tabel atau 1,45 < 1,65. Hal ini berarti data antara kemampuan awal siswa kelas X IPA dan kelas XI IPA homogen. Pengujian perbedaan rerata kemampuan awal siswa kelas X IPA dan kelas XI IPA menggunakan rumus polled varian karena n 1 dan n 2 tidak sama, dan varian homogen. Hasil menguji perbedaan rerata kemampuan awal siswa kelas X IPA dan kelas XI IPA diperoleh t hitung sebesar 0,485 dan t tabel sebesar 1,664. Karena t hitung < t tabel maka H 0 diteri-ma sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kemampuan awal siswa kelas X IPA dan kelas XI IPA. Sedangkan pengujian homogenitas dari kemampuan awal siswa kelas X IPS dan kelas XI IPS, data yang diperoleh menunjukan F hitung > F tabel atau 2,03 < 1,56. Hal ini berarti data antara ke-mampuan awal siswa kelas X IPS dan kelas XI IPS tidak homogen. Pengujian per-bedaan rerata kemampuan awal siswa kelas X IPS dan kelas XI IPS menggunakan rumus separated varian karena n 1 dan n 2 tidak sama, dan varian tidak homogen. Hasil menguji perbedaan rerata kemampuan awal siswa kelas X IPS dan kelas XI IPS diperoleh t hitung sebesar 0,532 dan t tabel sebesar 1,671. Karena t hitung < t tabel maka H 0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kemampuan awal siswa kelas X IPS dan kelas XI IPS. 162

6 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti menyampaikan saran kepada guru dan siswa agar dapat mengambil sikap yang tepat dalam pembelajaran matematika sehingga dapat terselenggara sebuah pembelajaran dengan lebih baik, karena pentingnya matematika dalam pengembangan penalaran terhadap ilmu lain. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono Pendidikan Rineka Cipta. Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Hamalik, Oemar Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Aglesindo. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 163