BAB III: DATA DAN ANALISA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III: DATA DAN ANALISA"

Transkripsi

1 BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik Dan Non Fisik Data Fisik/ Kondisi Tapak Area Stasiun Manggarai Menurut PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran tanah, data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan di atasnya. Stasiun manggarai terletak di KotamadyaJakarta Pusat, tepatnya di jalan ManggaraiUtara 1, Stasiun manggarai adalah salah satustasiun kereta api besar di Jakarta yang terletak di Manggarai, Jakarta Pusat.Stasiun ini mulai dibangu sekitar tahun Memiliki jalur hampir sebanyak stasiun JakartaKota. Stasiun ini kebanyakan hanya melayanikereta ekonomi komuter tujuan Bogor, TanahAbang, dan Bekasi. Penumpang tujuan Bogorkebanyakan buruh. Sore hari ada keretatujuan Nambo dan kereta Tanah AbangEkspres koridor Bogor-Tanah Abang parkir disini sebelum masuk dipo Bukit Duri Ukuran, bentuk & luas tapak Berikut adalah gambaran tapak Manggarai dan tapak Stasiun Manggarai lama: Gambar 23. Marking Tapak PJKA Manggarai Sumber gambar: Cad Persil Stasiun Manggarai Dinas Tata Kota Provinsi DKI Jakarta Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 44

2 Letak Geografis: 106º22 42 BT sampai 106º58 18 BT,-5º19 12 LS sampai - 6º23 54 LS. (jakarta.go.id). Luas Tapak milik PJKA/ PT. KAI: sekitar 33HA (Hasil ukur area CAD persil Stasiun Manggarai Dinas Tata Kota Provinsi DKI Jakarta). Luas Bangunan Stasiun + Platform saja: sekitar M2 (Hasil ukur area CAD persil Stasiun Manggarai Dinas Tata Kota Provinsi DKI Jakarta) Batas-batas tapak Manggarai masuk dalam cakupan Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Daerahdaerah cakupan Kecamatan Tebet diantaranya Tebet Barat, Tebet Timur, Kebon Baru, Bukit Duri, Manggarai, Manggarai Selatan dan Menteng Dalam. Batas Tapak yang ada adalah: 1. Batas sisi utara : Jl Manggarai Utara. 2. Batas sisi timur : Permukiman warga dan Jl. menara air. 3. Batas sisi selatan : Permukiman warga. 4. Batas sisi Barat : Sungai Ciliwung dan Jl. Sultan Agung Kondisi geologis. Seluruh dataran terdiri dari endapan Pleistosein terdapat ±50M dibawah permukaan tanah. Bagian selatan terdiri dari lapisan alluvial, sedangkan dataran rendah pantai merentang kebagian pedalaman sekitar 10 KM. Dibawahnya terdapat lapisan endapan yang lebih tua yang tidak tampak pada permukaan tanah karena tertimbun seluruhnya oleh endapan alluvium. Diwilayah bagian utara baru terdapat pada kedalaman 10-25M, makin ke selatan permukaan keras semakin dangkal 8-15M. Pada bagian kota tetentu terdapat juga lapisan tanah yang keras dengan kedalaman 40M.(jakarta.go.id) Keberadaan eksisting pada tapak Keberadaan fasilitas-fasilitas stasiun dan bangunan-bangunan yang masuk dalam dokumentasi survey diantaranya: Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 45

3 Gambar 24.Keberadaan eksisting pada tapak Sumber gambar: Google map Keterangan: 1. Kantor Polisi 2. Taman Stasiun 3. Pasaraya Manggarai Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 46

4 4. Halte Busway 5. Fasilitas dalam Stasiun (ATM Center, Mushola, Biro pengiriman, Mesin tiket, toko swalayan, Resto cepat saji dan lain-lain). 6. Jalan terowongan 7. Depo Kereta api/ KRL 8. Mesin tiket/ Area Entrance stasiun 9. Ruang kontrol informasi 10. Mushola stasiun 11. Biro tiket dan pengiriman barang 12. Area platform stasiun 13. Kursi tunggu calon penumpang kereta Data non-fisikarea Stasiun Manggarai Stasiun ini kebanyakan hanya melayanikereta ekonomi komuter tujuan Bogor, TanahAbang, dan Bekasi. Penumpang tujuan Bogorkebanyakan buruh. Sore hari ada keretatujuan Nambo dan kereta Tanah AbangEkspres koridor Bogor-Tanah Abang parkir disini sebelum masuk dipo Bukit Duri. Jalan-jalan disekitar stasiun dipenuhi oleh angkot, ojek sepeda motor dan lalu lintas warga sehari-hari. Kondisi ini membuat bangunan stasiun Manggarai tampak usang dan tidak teratur dalam sirkulasi masyarakat dan pengguna stasiun Iklim Jakarta beriklim tropis, dengan suhu tahunan rata-rata 27º dengan kelembaban 80-90%. Karena terletak didekat garis katulistiwa, arah angin dipengaruhi oleh angin musim. Angin musim barat bertiup antara Novemberdan April. Sedangkan angin musim timur antara Mei dan Oktober. Suhu sehari-hari kota Jakarta dipengaruhi angin laut yang nyaman disepanjang pantai. Curah hujan rata-rata mm, curah hujan paling besar sekitar bulan Januari dan paling kecil pada bulan September. (jakarta.go.id). Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 47

5 Aspek Sosial Ekonomi Kecamatan Setiabudi, Kecamatan Tebet dan sebagian Kecamatan Mampang Prapatan merupakan bagian wilayah Jakarta Selatan yang berkembang sangat pesat sebagai pusat kegiatan perekonomian seperti perdagangan jasa dan perkantoran. Khusus di kecamatan Jagakarsa terdapat Situ Babakan dan Situ Mangga Bolong (±31Ha) yang dikembangkan sebagai suatu kawasan objek wisata agro, wisata budaya (perkampungan budaya Betawi asli). Sementara itu, di wilayah Kodya Jakarta Selatan juga terdapat fasilitas pendukung sektor pariwisata maupun perdagangan seperti hotel berbintang lima sedikitnya ada 10 buah, hotel melati 8 buah, biro perjalanan wisata 274 tempat, balai pertemuan 30 buah, dan tempat hiburan 385 tempat. (jakarta.go.id) Aturan Membangun / advice planning (KDB, KLB, GSB, dsb) Beberapa aturan yang mengikat pada tapak perencanaan Manggarai berdasarkan Peraturan daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 1 tahun 2014 Tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi adalah: 1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 0,40 atau 40% 2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 5 3. Tinggi Maksimum Bangunan : 40 (TOR: max 16-17) 4. Koefisien Dasar Hijau (KDH) : 0,3 atau 30% 5. KTB : 55% 6. Garis Sepadan Bangunan (GSB) : 3 meter (dari Jl. Manggarai Utara 1) 3.2. Analisa Non Fisik Berikut adalah analisa non-fisik Kawasan stasiun Manggarai: 1. Terdapatnya banyak bangunan pariwisata dan perdagangan tak lepas dari letak geografisnya yang dekat dengan kawasan terpadu Kuningan. Kawasan Niaga Sudirman dan Kuningan sudah lebih dulu berkembang karena pertumbuhan area perniagaan dan bisnisnya. Kawasan Manggarai bisa menyusul berkembang apabila sudah terkoordinir rapi kawasan dan transportasinya. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 48

6 2. Kemacetan Jakarta bisa saja diurai atau dijaga persentase pertumbuhannya apabila masyarakat pengguna jalan kawasan ini lebih nyaman menggunakan moda angkutan umum yang mampu terhubung dengan moda transportasi lainnya dengan mudah dan cepat. 3. Cuaca Jakarta adalah cuaca panas dan hujan. Sebagian besar kawasan Jakarta termasuk Jakarta Selatan sering terjadi banjir saat cuaca hujan dengan intensitas lebat. Selain itu kebiasaan pengguna kendaraan bermotor saathujan adalah meneduh di tepi jalan maupun dibawah jembatan ataupun terowongan. Terdapatnya kebiasaan ini harus diantisipasi dengan solusi pencegah macet panjang saat hujan. 4. Koefisien lantai bangunan stasiun mungkin bisa diubah menjadi 3 apabila disetujui Pemda Jakarta. Mengingat area ini cukup layak dijadikan sektor pemicu pertumbuhan kota. Dengan dukungan infrastruktur dan fasilitas bangunan yang terpadu menjadi satu kesatuan wilayah TOD, diharapan Kawasan Manggarai berkembang cepat menjadi lebih baik dan terkoordinir dengan rapi. 5. Manggarai dan sebagian wilayah Tebet merupakan masyarakat dengan penduduk asli Betawi beserta komunitas dan kebudayaannya. Mungkin pada beberapa view bisa dihadirkan suasana bercorak Betawi, walaupun pada tema bangunan stasiun nanti lebih terkesan maju bila di kaitkan dengan tema modern dan hi-tech Analisa Fisik Berikut adalah analisa fisik yang terdapat dikawasan Stasiun Manggarai: 1. Fasade depan Stasiun Manggarai Fasade depan stasiun berada di Jl. Manggarai Utara 1, Jakarta Selatan. Fasade depan kurang efektif, sebab area pintu masuk atau entrance gate berada pada jauh sisi kiri bangunan. Selain itu pada sisi sebelah kanan bangunan terlihat fasade berjendela yang cenderung terlihat tanpa fungsi. Pada perancangan desain hal ini harus mendapat perhatian khusus. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 49

7 Gambar 25. Fasad depan Stasiun Manggarai Dengan luas tapak 6,4 HA yang dimiliki PT. KAI, entrance utama haruslah tampak megah dan sesuai dengan keseluruhan bangunan stasiun setelah digabung. Namun demikian dinding fasad eksisting harus tetap dapat dipertahankan secara baik karena merupakan bangunan konservasi/ heritage. 2. Mushola luar dan Kantor Polisi. Bangunan ini terdapat didepan stasiun. Lokasinya sangat strategis namun terlalu dekat dengan jalan raya. Mushola dan fasilitas keamanan nantinya akan ditempatkan menyatu dengan bangunan utama agar menjadi satu kesatuan fungsi bangunan publik. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 50

8 KEAMANAN MUSHOLA LUAR Gambar 26. Kantor polisi dan mushola luar 3. Taman Stasiun Taman kecil terdapat di samping Mushola dan Kantor Polisi. Taman ini lokasinya sedikit menutupi fasade depan stasiun. Pada studi desain ukuran dan lokasinya bisa dirubah lebih baik agar mendukung suasana Stasiun menjadi asri. EKSISTING EKSISTING Gambar 27. Taman stasiun Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 51

9 Taman baru ini nantinya akan difungsikan juga sebagai inner court dari stasiun dan bangunan lot komersial. 4. Pasaraya Manggarai Bangunan ini adalah salah satu tempat belanja dan makan terkenal di Manggarai. Kesulitan pengunjung tempat ini apabila selepas keluar dari stasiun adalah harus berjalan memutar dahulu menyeberangi jalan raya yang padat. Pasaraya Manggarai letaknya dekat dengan Terminal Manggarai. Pada perancangan, bisa dikelola sirkulasinya yang terhubung juga dengan halte busway dan stasiun karena lokasinya saling berdekatan. Gambar 28. Pasaraya Manggarai dan jembatan busway 5. Halte Busway Halte Busway terletak disamping terminal Manggarai. Tempatnya cukup bersih dengan jembatan penghubung yang baik karena menjembatani segala arah. Pada penerapannya, halte ini akan diperbesar daya tampungnya dan ditempatkan pada lokasi yang cukup dekat dengan bangunan stasiun agar cepat dan efektif dalam menunjang fungsi TOD. Gambar 29. Halte busway Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 52

10 6. Fasilitas dalam Stasiun (ATM Center, Mushola, R. Kepala Stasiun, Biro perjalanan dan pengiriman, Mesin tiket, toko swalayan, Resto cepat saji dan lainlain). Saat kita memasuki area Entrance stasiun kita akan langsung menemui fasilitasfasilitas stasiun dengan mudah. Namun dengan koridor yang kurang lebar. RESTO SIAP SAJI RESTO SIAP SAJI RESTO SIAP SAJI Gambar 30. Hall dan fasilitas MUSHOLA DALAM BIRO EKSPEDISI TICKETING DAN HALL Gambar 31. Fasilitas penunjang stasiun paid area LANTAI EKSISTING LANTAI 2 LANTAI 2 LANTAI 2 Gambar 32. Rencana penempatan Food court dan office PT. KAI Pada aplikasinya, semua fungsi komersial akan ditempatkan di lantai 1 eksisting dan lantai 2 bangunan baru. Penempatan ini bertujuan untuk membuat suasana bangunan lama terkesan hidup namun tidak menghilangkan unsur heritage nya. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 53

11 Penempatan area komersial berupa resto siap saji, food court, ATM dan toko buku di lantai 2 dan bukan di lantai platform bertujuan agar lingkungan platform terkesan selalu bersih dan tidak merusak tema yang platform yang ingin diciptakan. 7. Jalan terowongan dan Pintu Air Manggarai Gambar 33. Terowongan dan Pintu Air Manggarai 8. Depo Kereta api/ KRL Pada konsep perancangan stasiun TOD Manggarai, depo akan dihilangkan dan pengelolaan MRT atau kereta apa yang rusak akan ditempatkan sementara di jalur rel yang jarang dilintasi (alih fungsi sementara). Gambar 34. Depo Manggarai Sumber: Google 9. Ticket Gate/ Area Entrance stasiun Terdapat 9 ticket Gate pada entrance.referensi untuk perancangan stasiun baru Manggarai. Pada perencanaan bangunan baru disediakan 12 ticket gate KA Luar Kota dan 12 ticket gate KA Dalam Kota. Total keseluruhan berjumlah 20 ticket gate penumpang biasa dan 4 untuk penyandang difable. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 54

12 TICKET GATE DI LANTAI 2 BIRO PERJALANAN BIRO PERJALANAN Gambar 35. Ticket gate area dan Biro perjalanan 10. Ruang kontrol informasi Ruang kontrol informasi atau ruang pengawas peron berukuran kecil (2X4M). Letaknya agak menghalangi jalan koridor. Pada pelaksanaannya fungsi ini akan ada di lantai 3 platform agar dapat lebih efektif. R. INFORMASI, R. PANTAU DAN KEAMANAN Gambar 36. Ruang kontrol informasi 11. Mushola stasiun Mushola ini hanya sementara namun cukup luas. Sirkulasi ruang ibadah dan tempat bersuci cukup baik. Diluar bangunan stasiun juga terdapat mushola yang cukup luas dan bersih untuk penunjang fasilitas ibadah para pengunjung stasiun. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 55

13 MUSHOLA DALAM EKSISTING MUSHOLA LUAR EKSISTING PENERAPAN Gambar 37. Mushola Pada perencanaannya, mushola dibagi menjadi 3 area. Area tersebut ada di bangunan eksisting, lantai 2 arah platform dalam kota dan juga arah luar kota. 12. Biro pengiriman barang. Kantor biro ini kurang besar ukuran ruangannya. Hal ini tentu mengganggu koridor apabila jumlah barang pengiriman melebihi batas. BIRO PENGIRIMAN BARANG TANGGA SIRKULASI OFFICE DAN GUDANG BIRO Gambar 38. Biro pengiriman barang Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 56

14 Perlu ada ruang khusus untuk biro pengiriman. Ruangan ini harus ditempatkan pada area yang tidak mengganggu arus lalu lalang pengunjung stasiun, dan juga akses sirkulasi keluar masuk barang harus mudah menjangkau ke sirkulasi kendaraan pengangkut. 13. Area platform stasiun Area platform atau peron cukup luas dan nyaman. Hal ini disebabkan konsep terbuka yang diaplikasikan pada ruang tunggu peron ini. Namun demikian, apabila terjadi kedatangan kereta,platform terkesan terlalu sesak. Pada area ini terdapat ramp yang tidak terlalu curam, hal ini memudahkan pengguna difable dan pembawa barang membawa barang berat. Jalan sirkulasi penyeberangan pejalan kaki dan tempat duduk tunggu cukup luas. AKSES HORISONTAL LINTASAN TAK TERPAKAI AKSES HORISONTAL PLATFORM RAMP DIFABLE DAN BARANG PLATFORM UJUNG PLATFORM LT.3 + AKSES PENYEBERANGAN PLATFORM LT.1 TERKESAN LUAS DAN BERTEMA Gambar 39. Peron ramp dan lalu lintasnya. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menyesuaikan luas platform dengan menyediakan juga fasilitas penunjang sirkulasi vertikal dan horisontalnya. Kemudian pada tiap-tiap platform dapat ditempatkan fasilitas komersial. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 57

15 14. Kursi tunggu calon penumpang kereta. Bila cuaca siang hari cerah area ini cukup terlindung dari sinar matahari. Demikian juga bila cuaca hujan atap peron cukup melindungi pengunjung dari air hujan. Pada fungsi ini diperlukan desain ruang tunggu dan kursi yang mendukung desain keseluruhan. Gambar 40. Kursi duduk peron 15. Ruang Trafo/ Listrik Ruang travo cukup tersembunyi di samping entrance. Sehingga bila terjadi masalah listrik, pihak pengelola dapat dengan leluasa dan mudah dalam menanganinya. Ruang trafo ini pada perencanaan tetap ditempatkan di luar bangunan utama agar lebih bebas dalam pengelolaannya. Gambar 41. Ruang trafo/ genset/ gas engine 3.4. Konsep Zoning Eksisting Rumusan analisa bentuk zoningnya dapat digambarkan: 1. Zoning Vertikal Tidak terdapat gambaran zoning vertikal pada stasiun eksisting Manggarai. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 58

16 Pada perencanaan stasiun TOD ini diperlukan fasilitas pendukung sirkulasi vertikal karena jumlah lantai pada bangunan baru direncanakan ada Zoning Horisontal Zoning horisontal pada stasiun eksisting Manggarai ini dijabarkan kedalam 2 zoning. Zoning Ruang Seluruh ruang fasilitas stasiun terdapat pada zona privat, kecuali pada resto cepat saji dan biro pengiriman barang. Kedua ruang fasilitas tersebut masuk kedalam zona semi publik. Pada kedua ruang tersebut, pengunjung bisa saja bertransaksi tanpa harus membeli tiket masuk. Depo kereta berjarak jauh dari platform dan hanya akses pengelola stasiun saja. Diagram terlihat pada gambar dibawah ini. Gambar 42. Zoning Ruang (Eksisting) Sumber gambar: Hasil analisa penyusun Zoning Kegiatan atau arus pengunjung stasiun Pengunjung biro pengiriman barang dan pengunjung resto siap saji boleh langsung bertransaksi dan berkegitan ke tempat tujuan tanpa harus membeli tiket masuk/ peron dahulu. Pada calon penumpang diwajibkan membeli tiket dahulu pada loket pembelian, kemudian mendapatkan kartu akses dan tiket untuk masuk Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 59

17 kedalam koridor dan platform stasiun. Pihak pengelola mendapatkan akses penuh kesegala ruang. Untuk kegiatan sholat, pengunjung bisa saja sholat di Mushola luar stasiun tanpa ada hubungannya dengan peraturan stasiun. Diagram dapat dilihat dibawah ini. Gambar 43. Zoning Kegiatan (Eksisting) Sumber gambar: Hasil analisa penyusun Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 60

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TOD TERPADU MANGGARAI PERANCANG: FAIZAL (NIM: 41210110018) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29 Stasiun Manggarai Sumber : Google Image, diunduh 20 Februari 2015 3.1.1. Data Kawasan 1.

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema. BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Bangunan Terhadap Tema Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian terpadu dengan berbagai kelengkapan fasilitas. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Transportasi kota Jakarta berkembang sangat pesat dikarenakan mobilitas yang tinggi dan masyarakatnya yang membutuhkan kendaraan. Semakin meningkatnya populasi manusia

Lebih terperinci

Dukuh Atas Interchange Station BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS

Dukuh Atas Interchange Station BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS Dukuh Atas adalah nama perkampungan yang terletak di sudut barat daya Kecamatan Menteng. Lokasinya sangat strategis, berada di dekat pusat bisnis Jakarta, di selatan

Lebih terperinci

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6 BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4. Analisa Tapak Luas Tapak : ± 7.840 m² KDB : 60 % ( 60 % x 7.840 m² = 4.704 m² ) KLB :.5 (.5 x 7.840 m² =.760 m² ) GSB : 5 meter Peruntukan : Fasilitas Transportasi 4.. Analisa

Lebih terperinci

SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Oleh : Puti Laras Kinanti Hadita, Indriastjario,Agung Dwiyanto Stasiun Sudimara (SDM) adalah stasiun kereta api kelas III yang terletak

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT

BAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT BAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT 3.1. Tinjauan Umum Kota Administrasi Jakarta Pusat 3.1.1. Kondisi Administrasi Potensi Jakarta Pusat secara administratif terdiri

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan Senen, Jakarta Pusat : ± 48.000/ 4,8 Ha : Fasilitas

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Dalam perencanaan dan perancangan RSUD Jakarta Selatan harus memperhatikan beberapa macam kondisi fisik wilayah secara spesifik

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1 Deskripsi Umum Lokasi Lokasi perancangan mengacu pada PP.26 Tahun 2008, berada di kawasan strategis nasional. Berda satu kawsan dengan kawasan wisata candi. Tepatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Dengan posisi strategis sebagai pintu gerbang utama Indonesia di wilayah

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 5.1. Ide Awal Ide awal dari stasiun ini adalah Intermoda-Commercial Bridge. Konsep tersebut digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG A. PEMAHAMAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG Pengembangan Stasiun Pemalang merupakan suatu proses atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kawasan transit

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecamatan Senen termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat memiliki luas wilayah 422 ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas tanah tersebut terdiri dari perumahan

Lebih terperinci

6.1 Program Dasar Perencanaan

6.1 Program Dasar Perencanaan BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TIDAR DI KOTA MAGELANG 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Kelompok Ruang Luar ruangan (m 2 ) A. Kelompok Ruang Luar 1 - Area Penurunan Penumpang

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Jakarta sebagai ibukota negara merupakan pusat bagi seluruh kegiatan ekonomi Indonesia. Seluruh pihak-pihak yang berkepentingan di Indonesiamenempatkan kantor utama

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN 3.1 Data Lokasi Gambar 30 Peta Lokasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 62 1) Lokasi tapak berada di Kawasan Candi Prambanan tepatnya di Jalan Taman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan hunian sudah menjadi hal yang pokok dalam menjalankan kehidupan, terlebih lagi dengan adanya prinsip sandang, pangan, dan papan. Kehidupan seseorang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Target perancangan yang telah dipelajari dari KAK adalah bagaimana desain gedung Stasiun Pasar Senen Jakarta Pusat ini dapat menjadi bangunan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN

KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN MAHASISWA: AMELIA LESTARI (NIM: 41211010044) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai... Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai... 114 Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai... 115 Gambar 5.32 Kondisi Jalur Pedestrian Penghubung Stasiun dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung berada pada ketinggian sekitar 791 meter di atas permukaan laut (dpl). Morfologi tanahnya terbagi dalam dua hamparan, di sebelah utara relatif berbukit

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

LOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan.

LOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan. PENGENALAN OBYEK LATAR BELAKANG Stasiun Semut merupakan salah satu bangunan bersejarah yang memiliki peranan penting dalam perkembangan kota Surabaya dalam hal penyediaan layanan transportasi massal. Pembangunan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 4 BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 1.1 Faktor Tapak dan Lingkungan Proyek Kasus proyek yang dibahas disini adalah kasus proyek C, yaitu pengembangan rancangan arsitektural model permukiman

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang namanya transportasi, transportasi sudah lama ada dan cukup memiliki peranannya dalam

Lebih terperinci

Bab VI Simulasi Rancangan Kawasan TOD Dukuh Atas

Bab VI Simulasi Rancangan Kawasan TOD Dukuh Atas Bab VI Simulasi Rancangan Kawasan TOD Dukuh Atas VI.1 Simulasi Rancangan Rancangan kawasan TOD Dukuh Atas merupakan hasil akhir dari penulisan tesis ini. Hasil rancangan memperlihatkan bahwa kawasan ini

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pengguna bangunan terminal adalah mereka yang secara langsung melakukan ativitas di dalam terminal

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya tentang analisis maka ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya Kota Surakarta sebagai kota budaya dan pariwisata, diikuti dengan kemajuan pesat khususnya bidang perekonomian membuat

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB IV TINJAUAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU BAB IV TINJAUAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Bab ini berisi tinjauan terminal Tipe B di kawasan Stasiun Depok Baru yang dibahas melalui tinjauan tapak terminal, data umum angkutan dan

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Tanggapan Terhadap KAK ( Target Perancangan ) Perancangan Kota Memperhatikan Peraturan ketatakotaan pada bangunan dengan ketentuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program Dasar Perencanaan mengenai Stasiun KA Merak ini didasarkan pada pendekatan yang telah dilakukan pada bab

Lebih terperinci

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan BAB III ANALISA 3.1 Analisa Tapak 3.1.1 Batas Tapak Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan Batas-batas tapak antara lain sebelah barat merupakan JL.Jend.Sudirman dengan kondisi berupa perbedaan level

Lebih terperinci

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL 5.1. Pendekatan Perancangan 5.1.1. Kelompok Pelaku Kegiatan Pelaku yang ada di Terminal Bus Bahurekso yaitu: a) Pemimmpin

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan BAB V KONSEP V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan yang terjadi di sekitar tapak, khusunya jalur pejalan kaki dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II DATA AWAL PROYEK

BAB II DATA AWAL PROYEK BAB II DATA AWAL PROYEK 2.1 Lokasi 2.1.1 Lokasi Stasiun Lokasi : Kecamatan Manggarai, Jakarta Selatan Luas Lahan : ± 37.700 m² Luas Bangunan : ± 27.179,5 m² Gambar 1 Peta Kawasan Manggarai Sumber : www.cybermap.co.id

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Jakarta Timur 3.1.1.1. Letak Geografis Kotamadya Jakarta Timur Kotamadya Jakarta Timur merupakan salah satu Kotamadya yang berada

Lebih terperinci

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang Skema 1 : Organisasi ruang museum Keterkaitan atau hubungan ruang-ruang yang berada dalam perancangan museum kereta api Soreang dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha,

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dsb);

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di kota Jakarta mendorong perkembangan dari berbagai sektor, yaitu: hunian, perkantoran dan pusat perbelanjaan/ bisnis. Tanah Abang terletak di

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAGIAN LIMA KONSEP PERENCANAAN

BAGIAN LIMA KONSEP PERENCANAAN BAGIAN LIMA KONSEP PERENCANAAN Menghadirkan suatu bangunan stasiun kereta api dengan fasilitas komersial sebagai penunjang kegiatan. Memberikan alternatif pemecahan masalah transportasi di kawasan Manggarai

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development BAB II FIRST LINE Sesuai dengan proses perancangan, pengetahuan dan pengalaman ruang sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. Karena itu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu),

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan merupakan Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Sebagai daerah otonom dan memiliki status sebagai Kota Metropolitan, pembangunan Kota Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan yang terletak di pusat kota berfungsi sebagai pendukung dan penghubung fasilitasfasilitas di sekitarnya, seperti perkantoran,

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Posisi Makro terhadap DKI Jakarta. Jakarta, Ibukota Indonesia, berada di daerah dataran rendah, bahkan di bawah permukaan laut yang terletak antara 6 12 LS and 106 48 BT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trotoar adalah jalur bagi pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan, diberi lapis permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan,

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API SOLO- BALAPAN DENGAN FASILITAS PENDUKUNG SHOPPING MALL DAN HOTEL BINTANG TIGA DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR

Lebih terperinci

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA Oleh : Johansyah, Abdul Malik, Bharoto Jakarta merupakan pusat pemerintahan Indonesia, dan juga merupakan pusat bisnis dan perdagangan, hal ini merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Analisa Lahan Perencanaan Dalam Konteks Perkotaan 4.1.1 Urban Texture Untuk Urban Texture, akan dianalisa fungsi bangunan yang ada di sekitar tapak yang terkait dengan tata

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KORIDOR JALAN LETJEND S. PARMAN - JALAN BRAWIJAYA DAN KAWASAN SEKITAR TAMAN BLAMBANGAN

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Stasiun Senen 3.1.1. Data Fisik Stasiun Senen Stasiun Pasar Senen atau disebut juga dengan stasiun senen terletak di kecamatan senen pusat, berada

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

BAB III ANALISA. Lokasi masjid BAB III ANALISA 3.1. Analisa Tapak 3.1.1. Lokasi Lokasi : Berada dalam kawasan sivitas akademika Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang KDB : 20% KLB : 0.8 GSB : 10 m Tinggi Bangunan : 3 lantai

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA

STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA Tugas Akhir Diajukan sebagai syarat untuk mencapai Gelar Sarjana teknik

Lebih terperinci

STASIUN BESAR CIKARANG dengan KONSEP PARK and RIDE BAB I PENDAHULUAN

STASIUN BESAR CIKARANG dengan KONSEP PARK and RIDE BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan yang pesat pada daerah ibu kota di suatu negara merupakan suatu kebanggaan bagi negara itu sendiri yang melambangkan kemajuan negara. Begitu pun dengan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Desaian Kawasan Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, yaitu konsep perancangan yang mengambil dari sistem sirkulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sedang memasuki era globalisasi, dimana pada era ini tidak lagi memandang batas-batas kawasan, dan diharapkan semua sektor pembangunan dapat bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi

Lebih terperinci

LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan

LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN Zona (berdasarkan Kawasan Lindung Kawasan Hutan Manggrove (Hutan Bakau Sekunder); Sungai, Pantai dan Danau; Rel Kereta Api pelindung ekosistim bakau

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Tabel 13 Letak geografis Jakarta Pusat

KONDISI UMUM. Tabel 13 Letak geografis Jakarta Pusat 26 KONDISI UMUM Keadaan Geografis Keadaan geografis Kota administrasi Jakarta Pusat yaitu terletak antara 106º.22.42 BT sampai dengan 106º.58.18 BT dan 5º19,12 LS sampai dengan 6º.23 54 LS. Permukaan tanahnya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dari uraian bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Pasar Gembrong Cipinang Besar perlu diremajakan. Hal ini dikarenakan kualitas fisik dan aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4. 1 Ide awal (conceptual idea) Ide awal dari perancangan stasiun ini muncul dari prinsip-prinsip perancangan yang pada umumnya diterapkan pada desain bangunan-bangunan transportasi.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN STASIUN TERPADU PASAR SENEN

PENGEMBANGAN KAWASAN STASIUN TERPADU PASAR SENEN LAPORAN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KAWASAN STASIUN TERPADU PASAR SENEN Perancang: FACHRY MUHAMMAD RACHMAD (NIM: 41211010010) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA TAHUN 2015 PERNYATAAN

Lebih terperinci