BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
|
|
- Yenny Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan yang terletak di pusat kota berfungsi sebagai pendukung dan penghubung fasilitasfasilitas di sekitarnya, seperti perkantoran, perdagangan, bisnis, pendidikan, dan kantor pemerintahan. Kawasan stasiun juga merupakan jembatan penghubung antara satu bagian kota dengan bagian kota lainnya, ditandai dengan kehadiran fasilitas transportasi berupa stasiun kereta dan terminal angkutan umum. Sebagai gerbang penerima sebuah kota, kawasan ini menjadi cerminan dari kehidupan serta budaya dari masyarakatnya. Berdasar pada peran-peran tersebut, kawasan stasiun memiliki kontribusi yang amat penting dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan perkembangan kawasan sekitarnya serta kota Bandung pada umumnya. Kawasan stasiun dengan fungsinya sebagai area penghubung dari fasilitas vital kota memiliki peran sebagai tempat berkumpul/pusat kegiatan bagi penduduk sekitar kawasan, pengguna fasilitas sekitar, penumpang kereta, serta penduduk kota Bandung pada umumnya. Berdasarkan pengamatan di lapangan, ruang publik yang ada belum berfungsi semestinya, terutama dalam mewujudkan kawasan stasiun sebagai sebuah area yang hidup oleh aktivitas warga dan menjadi penghubung dari fasilitas-fasilitas sekitarnya. Perkembangan kawasan stasiun mengalami kemunduran dari waktu ke waktu. Kecenderungan ini dapat terlihat dari kondisi ruang publik yang terbengkalai (mati), ditinggalkan oleh pengguna kawasan, dan mengalami perubahan fungsi sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas fisik ruang publik di kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan. Kecenderungan tersebut terjadi karena minimnya pergerakan manusia yang melalui kawasan stasiun. 1
2 Gambar 1.1 : Jalur kendaraan Jalur kendaraan menjadi tempat sampah dan rumah tinggal sementara pemulung. Gambar 1.2 : Jalur pedestrian Jalur pedestrian menjadi area penjual makanan dan pangkalan becak. Gambar 1.3 : Pedagang kaki lima Pedagang kaki lima memenuhi ruas jalur pedestrian dan meluber hingga ke jalur sirkulasi kendaraan. Gambar 1.4 : Jalur sirkulasi Jalur sirkulasi tidak berfungsi optimal karena kondisinya yang tidak menunjang. Gambar 1.5 : Jalur sirkulasi Jalur sirkulasi menjadi terminal dan tempat parkir kendaraan umum. Gambar 1.6 : Selasar pejalan kaki Selasar pejalan kaki berubah menjadi tempat menyimpan gerobak penjual makanan. 2
3 Selain masalah minimnya pergerakan manusia, ruang publik yang ada di kawasan stasiun tidak mewadahi kebutuhan aktivitas dan perilaku dari pengguna kawasan. Kondisi ini terlihat dari banyaknya ruang yang tidak dimanfaatkan secara optimal dan terjadinya usaha penyesuaian kondisi fisik ruang untuk memenuhi kebutuhan serta perilaku pengguna kawasan. Usaha adaptasi yang dilakukan cenderung mengakibatkan penurunan kualitas fisik ruang yang ada. Lama-kelamaan, pengguna kawasan semakin enggan untuk beraktivitas di dalamnya dan meninggalkan ruang tersebut sebagai sebuah area mati. Gambar 1.7 : Area terbuka di depan pemukiman penduduk. Area terbuka tidak dimanfaatkan untuk aktivitas apapun karena tidak dapat memenuhi kebutuhan aktivitas dan perilaku pengguna kawasan. Gambar 1.8 : Jalur pedestrian dan penghijauan. Jalur pedestrian dan penghijauan mengalami perubahan bentuk fisik (proses adaptasi) untuk memenuhi kebutuhan dan perilaku pedagang. Gambar 1.9 : Area parkir Area parkir dimanfaatkan sebagai tempat bermain bagi anak-anak karena tidak tersedianya wadah untuk aktivitas dan perilaku bermain. Gambar 1.10 : Area parit Area parit dimanfaatkan sebagai tempat beristirahat karena tidak tersedianya tempat yang dapat mewadahi aktivitas dan perilaku tersebut. 3
4 Berdasarkan kondisi lapangan, penurunan kualitas ruang publik ikut memberikan andil dalam menyebabkan menurunnya kualitas kawasan di sekitar stasiun kereta api Bandung. Hal ini mengakibatkan perancangan ulang ruang publik sangat penting untuk menciptakan ruang publik yang hidup, mewadahi kebutuhan (aktivitas) maupun perilaku pengguna kawasan, sesuai dengan konteks lingkungan yang ada, dan membuat kualitas kawasan stasiun kereta api Bandung berkembang ke arah yang lebih baik serta terkontrol. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang dihadapi dalam tesis ini adalah : a. Kondisi ruang publik di kawasan stasiun yang tidak hidup, tidak tertata dengan baik, serta dalam perkembangannya menyebabkan penurunan kualitas kawasan stasiun kereta api Bandung. b. Perilaku pengguna kawasan stasiun bagian Selatan yang tidak terwadahi dengan baik dalam ruang publik. 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Lingkup Pembahasan Kajian tesis yang dilakukan meliputi : 1. Pembahasan perilaku manusia pada ruang publik (berupa ruang terbuka) berdasarkan pengamatan di kawasan stasiun kereta api Bandung dan studi banding ruang publik (berupa ruang terbuka) yang ada di Bandung. 2. Menentukan konsep sirkulasi dan fungsi baru yang sesuai dengan konteks lokasi. 3. Perancangan yang sesuai dengan kondisi lingkungan tapak dan perilaku pengguna kawasan. 4
5 1.3.2 Ruang Lingkup Studi dan Lokasi Perancangan Ruang lingkup studi dan lokasi perancangan adalah kawasan Selatan stasiun kereta api Bandung dengan batas-batas fisik sebagai berikut : 1. Batas Utara : rel kereta api 2. Batas Selatan : jalan Kebon Jati 3. Batas Timur : jalan Otto Iskandardinata 4. Batas Barat : jalan Pasir Kaliki Lokasi perancangan difokuskan pada area boulevard stasiun bagian Selatan. Peta 1.1 : Area perancangan kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan. Sumber : Google 1.4 Tujuan 5
6 1.4 Tujuan Tujuan tesis ini adalah sebagai berikut : a. Membuat rancangan ruang publik di kawasan stasiun bagian Selatan yang dapat menjadi awal perkembangan ke arah yang lebih baik bagi lingkungan sekitar dan memberikan kontribusi bagi PT. Kereta Api Indonesia (KAI) berupa citra yang positif. b. Membuat kawasan stasiun bagian Selatan menjadi ruang publik yang menghubungkan fungsi dan aktivitas yang ada di sekitarnya. c. Membuat rancangan ruang publik yang mempertimbangkan nilai sosial dan budaya masyarakat setempat berupa pola perilaku pengguna kawasan stasiun bagian selatan sehingga dapat menghasilkan ruang yang lebih optimal dalam penggunaannya. 1.5 Kerangka Pemikiran Peralihan fungsi pada ruang publik ke arah yang tidak direncanakan (terutama pada ruang terbuka) cenderung mengakibatkan penurunan kualitas kawasan. Peralihan fungsi ruang publik yang ada terjadi karena kurang hidupnya (pemanfaatan tidak optimal) ruang tersebut akibat minimnya pergerakan manusia yang melalui kawasan stasiun. Ruang menjadi terbengkalai dan dimanfaatkan untuk aktivitasaktivitas yang bukan peruntukkannya, seperti pedagang kaki lima, penjual makanan dan minuman, bahkan menjadi tempat tinggal pemulung. Ruang publik di kawasan stasiun juga mengalami perubahan bentuk fisik yang menyebabkan penurunan kualitasnya. Fenomena ini terjadi akibat ruang publik yang ada tidak dapat mewadahi kebutuhan (aktivitas) dan perilaku dari pengguna kawasan. Proses adaptasi yang dilakukan pengguna kawasan bertujuan agar ruang dapat mewadahi kebutuhan dan perilakunya. Bila ruang publik tidak dapat mengalami perubahan atau kualitas fisik ruang sudah tidak dapat ditoleransi oleh pengguna kawasan, maka ruang tersebut ditinggalkan dan berubah menjadi area terbengkalai/mati. Kondisi tersebut banyak ditemui di kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan. 6
7 Perancangan ulang ruang publik dilakukan dengan menggunakan pendekatan perilaku dari pengguna kawasan yang melibatkan perilaku bergerak dan tinggal/beraktivitas di suatu tempat. Melalui pemahaman perilaku manusia dalam bergerak dan motivasi yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tersebut, maka ruang publik yang terbentuk dapat menciptakan pergerakan di dalam kawasan. Sedangkan pemahaman terhadap perilaku manusia dalam beraktivitas di suatu ruang membuat ruang publik dapat mewadahi perilaku pengguna dan memprediksi kemungkinan yang dapat terjadi setelah ruang publik terbentuk. Selain itu, perancangan ruang publik (ruang terbuka) juga dilengkapi dengan fasilitas (bangunan) yang sesuai dengan konteks kawasan stasiun untuk menciptakan aktivitas/keramaian baru dan menarik minat masyarakat agar beraktivitas di dalam kawasan. Penentuan fungsi ini ditentukan berdasarkan hasil analisa perkembangan dan kondisi dari kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan. 7
8 Alur kerangka pemikiran - Perilaku pergerakan manusia (pejalan kaki) pada ruang publik berupa ruang terbuka - Kajian mengenai sirkulasi - Analisa mengenai pergerakan manusia di kawasan stasiun bagian Selatan - Analisa pergerakan sarana transportasi Penurunan kualitas ruang publik kota berupa ruang terbuka Permasalahan : - Pemanfaatan ruang yang tidak optimal - Sirkulasi - Pola perilaku pengguna ruang publik (ruang terbuka) Meningkatkan kualitas ruang publik (ruang terbuka) - Kajian mengenai ruang publik - Kajian mengenai perilaku manusia dalam ruang publik berupa ruang terbuka Perilaku pengguna ruang publik (ruang terbuka), studi kasus : -Cihampelas Walk - Tegalega - Kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan Konsep bentuk, sirkulasi, zoning dan fungsi ruang publik di kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan Desain Studi kasus : Kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan Fungsi yang dapat menghidupkan kawasan dan sesuai dengan konteks lokasi Kajian mengenai kawasan, terdiri dari : - Analisa makro - Analisa mikro - Potensi lokasi - Permasalahan lokasi - Studi Banding - Usulan 8
9 1.6 Metodologi Perancangan 1. Merumuskan masalah awal, untuk menentukan tujuan dan sasaran perancangan 2. Mencari data dan informasi yang berkaitan dengan perancangan, melalui ; a. Pemahaman dan pendalaman terhadap tema dan kasus melalui kajian teoritik, penelitian/studi terdahulu, serta kasus-kasus serupa yang terkait dengan perancangan ini b. Penganalisaan potensi dan permasalahan kawasan c. Pengamatan terhadap calon pengguna di lapangan 3. Menentukan permasalahan yang harus diselesaikan dalam perancangan 4. Menentukan strategi pendekatan perancangan dan kriteria perancangan 5. Menentukan konsep perancangan 6. Simulasi rancangan 1.7 Sistematika Penulisan Tata cara penulisan tesis dibagi menjadi beberapa bab, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang, permasalahan, lingkup pembahasan dan lingkup studi, tujuan, kerangka pemikiran, serta metodologi perancangan dalam tesis. BAB II : LANDASAN TEORITIS MENGENAI RUANG PUBLIK DAN PERILAKU MANUSIA SERTA HUBUNGAN KEDUANYA Bab ini memuat kerangka teori dan studi yang berkaitan dengan faktor penentu keberhasilan ruang publik, perilaku manusia, interaksi ruang publik dengan perilaku manusia, dan penentuan metode pengamatan perilaku yang digunakan. 9
10 BAB III : ANALISA KAWASAN DAN STUDI BANDING Bab ini membahas potensi dan permasalahan kawasan, sejarah perkembangan kawasan, kondisi eksisting kawasan, serta studi banding kasus yang serupa. Hasil pembahasan ini menjadi bahan pertimbangan dalam perancangan kawasan stasiun. BAB IV : PENGAMATAN PERILAKU PENGGUNA RUANG PUBLIK DI KOTA BANDUNG DAN AREA STASIUN KHUSUSNYA SERTA POLA PERGERAKAN YANG TERJADI Bab ini berisi pengamatan pola perilaku pengguna di ruang publik komersial (privat), non komersial, dan kawasan stasiun bagian Selatan sebagai dasar dalam merancang bentuk fisik ruang publik berupa ruang terbuka baru di kawasan stasiun. Pengamatan perilaku dilakukan berdasarkan tabel dimensi manusia dalam ruang publik yang dibuat Stephen Carr. Selain itu, bab ini juga mencakup analisa pergerakan di sekitar kawasan untuk bahan pertimbangan dalam menentukan konsep sirkulasi kawasan yang baru. BAB V : KONSEP DAN RANCANGAN Bab ini memuat konsep perancangan seperti bentuk dan fasade bangunan, pola sirkulasi, zoning, dan bentuk ruang terbuka di kawasan stasiun bagian Selatan kereta api Bandung berdasarkan pola perilaku penggunanya. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini memuat kesimpulan mengenai hal-hal yang harus diperhatikan dalam perancangan ruang publik di kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan serta saran-saran dalam penerapan rancangan (strategi). 10
BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)
BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan
Lebih terperinciBAB IV PENGAMATAN PERILAKU
BAB IV PENGAMATAN PERILAKU 3.1 Studi Banding Pola Perilaku Pengguna Ruang Publik Berupa Ruang Terbuka Pengamatan terhadap pola perilaku di ruang publik berupa ruang terbuka yang dianggap berhasil dan mewakili
Lebih terperinciFasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)
Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang Indonesia merupakan sebuah negara dengan penduduk terpadat keempat di dunia yaitu 215,8 juta jiwa(tahun 2003). Sebuah negara yang memiliki penduduk padat tersebut
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Perancangan ruang publik di kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan meliputi luasan sebesar 34.240,73 m 2. Koefisien dasar bangunan (KDB) yang diterapkan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga
19 BAB IV KONDISI UMUM 4.1. Letak, Batas, dan Luas Tapak TPU Tanah Kusir merupakan pemakaman umum yang dikelola oleh Suku Dinas Pemakaman Jakarta Selatan di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.
Lebih terperinciPERANCANGAN RUANG PUBLIK DENGAN DASAR PENDEKATAN PERILAKU Studi Kasus : Kawasan Stasiun Kereta Api Bandung bagian Selatan
PERANCANGAN RUANG PUBLIK DENGAN DASAR PENDEKATAN PERILAKU Studi Kasus : Kawasan Stasiun Kereta Api Bandung bagian Selatan Tesis Desain Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Bangunan Terhadap Tema Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian terpadu dengan berbagai kelengkapan fasilitas. Fasilitas
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan
Lebih terperinciDATA PEAK HOUR PENUMPANG KA. Grafik 3.3 : Hasil survai jumlah penumpang kereta tiap jam Sumber : Sanny Poerwa & Hendriek Hanie, 2005
Berdasarkan hasil survai, penumpang kereta api memiliki berbagai tujuan dalam menggunakan fasilitas transportasi ini. Tujuan tersebut antara lain untuk bekerja, berdagang, berlibur, dan mengunjungi sanak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Judul Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial, pengertian Judul : Re-Desain Redesain berasal
Lebih terperinciBab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan temuan penelitian mengenai elemen ROD pada kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: -
Lebih terperinciPengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini, akan dibahas mengenai, pengertian dan esensi judul, latar belakang munculnya gagasan atau ide dan judul, tujuan dan sasaran perencanaan dan perancangan, permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Dengan posisi strategis sebagai pintu gerbang utama Indonesia di wilayah
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan
Lebih terperinciREDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB I 4 PENDAHULUAN REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI 1.1 Latar Belakang Stasiun adalah salah satu tempat perpindahan moda, dimana dalam jumlah besar manusia dan kendaraan berkumpul
Lebih terperinciPENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG
BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG A. PEMAHAMAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG Pengembangan Stasiun Pemalang merupakan suatu proses atau
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4. 1 Ide awal (conceptual idea) Ide awal dari perancangan stasiun ini muncul dari prinsip-prinsip perancangan yang pada umumnya diterapkan pada desain bangunan-bangunan transportasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sedang memasuki era globalisasi, dimana pada era ini tidak lagi memandang batas-batas kawasan, dan diharapkan semua sektor pembangunan dapat bersaing dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir Citra Kania Laras Sakti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persimpangan kereta api Pasirhalang stasiun kereta api Padalarang Kab. Bandung Barat terletak pada jalan alternatif menuju pusat Kec. Ngamprah dan jalan alternatif
Lebih terperinciREDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : NOVAN
Lebih terperinciKAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN MAHASISWA: AMELIA LESTARI (NIM: 41211010044) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan dan pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan perdagangan merupakan unsur utama dalam perkembangan kota Pematangsiantar. Keadaan ini juga
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar mengacu kepada tema yang telah diusung yaitu Ekspos Arsitektur untuk Rakyat, dalam tema ini arsitektur haruslah beradaptasi dengan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alat transportasi modern saat ini yang paling sering digunakan sebagai alat transportasi utama di beberapa kota besar di Indonesia,
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29 Stasiun Manggarai Sumber : Google Image, diunduh 20 Februari 2015 3.1.1. Data Kawasan 1.
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 5.1. Ide Awal Ide awal dari stasiun ini adalah Intermoda-Commercial Bridge. Konsep tersebut digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan sebuah metode perancangan yang memudahkan perancang untuk mengembangkan sebuah ide perancangannya secara deskriptif.
Lebih terperinciUKDW PENDAHULUAN BAB 1 1 UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan tempat kosentrasi kegiatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, meliputi kegiatan industri, perkantoran, hingga hunian. Perkembangan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi sudah menjadi kebutuhan manusia yang mendasar saat ini. Tanpa adanya transportasi manusia dapat terisolasi dan tidak dapat melakukan suatu mobilisasi
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kawasan transit
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii vi vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan dan Sasaran... 5 1.3.1 Tujuan...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Transportasi Massal di Kota Bandung Salah satu kriteria suatu kota dikatakan kota modern adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang memadai bagi
Lebih terperinci2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung telah mengalami perkembangan pesat sebagai kota dengan berbagai aktivitas yang dapat menunjang pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Jakarta sebagai ibukota negara merupakan pusat bagi seluruh kegiatan ekonomi Indonesia. Seluruh pihak-pihak yang berkepentingan di Indonesiamenempatkan kantor utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya Kota Surakarta sebagai kota budaya dan pariwisata, diikuti dengan kemajuan pesat khususnya bidang perekonomian membuat
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu keberlanjutan (sustainability) merupakan isu yang kian melekat dengan proses perencanaan dan perancangan lingkungan binaan. Dengan semakin rumitnya
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa, telah dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang bertujuan untuk menunjang proses perancangan selanjutnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bandar udara merupakan tempat moda pemrosesan penumpang dan bagasi, untuk pertemuan dengan pesawat dan moda transportasi darat. Sebagai instansi yang memberikan fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya perkembangan kota dipengaruhi oleh faktor daya tarik kota yang kemudian menyebabkan pertambahan penduduk dan akhirnya bermuara pada perubahan fisik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kota yang diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan semakin banyaknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang
Lebih terperinciSHOPPING CENTER DI KAWASAN MONORAIL INTERCHANGE KARET, JAKARTA PUSAT Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SHOPPING CENTER DI KAWASAN MONORAIL INTERCHANGE KARET, JAKARTA PUSAT Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano Diajukan untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB V KONSEP Traffic-coaster
BAB V KONSEP Traffic-coaster Rumusan analisis permasalahan pada bab sebelumnya menyebutkan tiga kata kunci sebagai permasalahan utama dari perancangan taman lalu lintas ini, yaitu mix program, akses responsif
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. perancangan adalah melakukan studi banding ke objek site serta melihat hal apa sajakah yang
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam proses perancangan Stasiun Kota Baru Malang, yang dilakukan selama proses perancangan adalah melakukan studi banding ke objek site serta melihat hal apa sajakah yang memerlukan
Lebih terperinciBAB I. A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia kereta api di negara-negara sekarang ini
BAB I A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia kereta api di negara-negara sekarang ini sangat cepat berkembang. Perkembangan dalam hal yang berkaitan dengan kecepatan turbotrain, interior gerbong, pengontrolan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam proses perancangan infil development stasiun Boojonegoro selama proses perancangan adalah melakukan studi banding objek pada tapak serta melihat hal apa sajakah yang memerlukan
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,
Lebih terperinciIndikator Konten Kuesioner
Indikator Konten Kuesioner No Variabel Pertanyaan 1 Internal (Kekuatan dan Kelemahan) 1. Bagaimana pendapat anda mengenai lokasi (positioning) kawasan jasa dan perdagangan di Jalan Pamulang Raya, Kecamatan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1 FILOSOFI 5.1.1 Filosofi Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN merupakan kawasan perdagangan di kawasan yang terdiri dari beberapa pasar yang diharapkan penataan kawasan harus saling medukung pasar-pasar tersebut.
Lebih terperinciDUKUH ATAS COMMUTER CENTER 2019
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR DUKUH ATAS COMMUTER CENTER 2019 Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : TINGGA PRADANA
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan hotel kapsul ini adalah menciptakan suatu bangunan yang dapat mewadahi hunian sementara/transit dan
Lebih terperinciBAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development
BAB II FIRST LINE Sesuai dengan proses perancangan, pengetahuan dan pengalaman ruang sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. Karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh lapisan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Sistem perkeretaapian di Indonesia semakin maju, hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan merupakan Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Sebagai daerah otonom dan memiliki status sebagai Kota Metropolitan, pembangunan Kota Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Gambar Data Pengguna Transportasi (Sumber : BPS Jawa Barat, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stasiun tidak hanya tempat pemberhentian kereta dan tempat para penumpang naikturun kereta api, tapi juga tempat menunggu kereta api yang akan datang. Jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Pertambahan jumlah moda transportasi manusia pada suatu daerah yang sudah tidak tertampung lagi dalam suatu tempat tertentu (terminal) dan dalam mengimbangi pertambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Dengan berkembangnya kehidupan masyarakat, maka semakin banyak pergerakan yang dilakukan oleh masyarakat.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang
BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang Skema 1 : Organisasi ruang museum Keterkaitan atau hubungan ruang-ruang yang berada dalam perancangan museum kereta api Soreang dapat dilihat
Lebih terperinciKata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui
Kata Pengantar Kabupaten Bantul telah mempunyai produk Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul yang mengacu pada Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007. Produk Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Ruang terbuka merupakan ruang publik yang digunakan masyarakat untuk berinteraksi, berolahraga, dan sebagai sarana rekreatif. Keberadaan ruang terbuka juga bermanfaat
Lebih terperinciS K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Jakarta sebagai Ibu Kota negara Republik Indonesia merupakan pusat dari semua kegiatan pekerjaan untuk sekitar kota Jakarta dan bahkan Indonesia. Pendatang dari
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Adisucipto yang berada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta merupakan bandar udara yang digunakan sebagai bandara militer dan bandara komersial untuk penerbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan hunian sudah menjadi hal yang pokok dalam menjalankan kehidupan, terlebih lagi dengan adanya prinsip sandang, pangan, dan papan. Kehidupan seseorang
Lebih terperinciV. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep
37 V. KONSEP Konsep Dasar Konsep dasar dalam perencanaan ini adalah merencanakan suatu lanskap pedestrian shopping streets yang dapat mengakomodasi segala aktivitas yang terjadi di dalamnya, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Latar belakang permasalahan merupakan beberapa isu yang membutuhkan solusi melalui perancagan sebuah fasilitas bangunan untuk memecahkan masalah tersbut.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dalam jumlah pelayanan kepada masyarakat, terutama tranportasi darat. Kereta api merupakan transportasi darat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Palmerah merupakan salah satu pasar tradisional di Jakarta Pusat yang terletak di kawasan ramai dengan fungsi sebagai titik transit moda angkutan umum dari sarana
Lebih terperinciL E B A K B U L U S BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan Jakarta sebagai Ibukota negara Indonesia sudah sepantasnya sejajar dengan berbagai kota-kota lain di dunia dengan indeks pertumbuhan penduduk dan ekonomi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan, beserta jalan dan kotanya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API SOLO- BALAPAN DENGAN FASILITAS PENDUKUNG SHOPPING MALL DAN HOTEL BINTANG TIGA DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek. Perkembangan kota tergantung dari lokasi, kepadatan kota, dan berkaitan
1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Obyek Perkembangan kota tergantung dari lokasi, kepadatan kota, dan berkaitan dengan masa lalu atau sejarah terbentuknya kota serta berkaitan dengan
Lebih terperinciKONSEP dan TEKNIK PENYAJIAN GAMBAR PADA PROYEK ARSITEKTUR KOTA (URBAN DESIGN)
KONSEP dan TEKNIK PENYAJIAN GAMBAR PADA PROYEK ARSITEKTUR KOTA (URBAN DESIGN) Pembahasan Poin-poin yang akan dibahas pada kuliah ini: 1 KONSEP 2 PRESENTASI GAMBAR 3 CONTOH PROYEK 1. Berisi KONSEP pengertian,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI PELAYANAN TERMINAL ANGKUTAN UMUM
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv MOTTO... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR PETA... xiv BAB I
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan I.1. Pergub DI Yogyakarta No. 62 Tahun 2013 Tentang Pelestarian Cagar Budaya 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Revitalisasi Stasiun Besar Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual B. DEFINISI JUDUL DAN PEMAHAMAN DALAM LINGKUP ARSITEKTUR 1. Definisi 1. Revitalisasi Revitalisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta api saat ini merupakan salah satu moda transportasi pilihan utama sebagian masyarakat di Indonesia untuk bepergian. Dengan sistem yang dibangun saat ini oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota Semarang dapat ditempuh melalui jalan laut, udara dan darat. Namun demikian pelayanan transportasi darat
Lebih terperinci1.1 Sejarah Penemuan dan Perkembangan Kereta Api Sejarah Perkembangan Perkeretaapian di Indonesia.1
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN. KATA PENGANTAR ABSTRAKSI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN 1 11 111 IV VI vm XII xm 1.1 Sejarah Penemuan dan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ
BAB VI KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini merupakan hasil dari analisis dan pembahasan terhadap penilaian komponen setting fisik ruang terbuka publik dan non fisik (aktivitas) yang terjadi yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada Bab IV didapatkan temuan-temuan mengenai interaksi antara bentuk spasial dan aktivitas yang membentuk karakter urban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta Sebagai sentral dari berbagai kepentingan, kota Jakarta memiliki banyak permasalahan. Salah satunya adalah lalu lintasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu tempat untuk melakukan transaksi jual beli dengan masih menggunakan sistem secara
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Menurut Avelar et al dalam Gusmaini (2012) tentang kriteria permukiman kumuh, maka permukiman di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Bandung memiliki daya tarik yang luar biasa dalam bidang pariwisata. Sejak jaman penjajahan Belanda, Bandung menjadi daerah tujuan wisata karena keindahan alamnya
Lebih terperinciREDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE SEBAGAI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL DI BANDA ACEH
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : RAMADHANI GURUH PRASETYO
Lebih terperinciKAJIAN PERSEPTUAL TERHADAP FENOMENA DAN KARAKTERISTIK JALUR PEDESTRIAN SEBAGAI BAGIAN DAR1 RUANG ARSITEKTUR KOTA
MODEL JALUR PEDESTRIAN KAJIAN PERSEPTUAL TERHADAP FENOMENA DAN KARAKTERISTIK JALUR PEDESTRIAN SEBAGAI BAGIAN DAR1 RUANG ARSITEKTUR KOTA Studi Kasus : Kawasan Alun - Alun Bandung ABSTRAK Perkembangan kota
Lebih terperinciBAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik
BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang
Lebih terperinciBAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE
BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENGEMBANGAN STASIUN PASAR SENEN
TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN STASIUN PASAR SENEN Struktur Sebagai Elemen Estetika DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PESYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR Disusun oleh : Jeremia ade putra
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Seiring dengan perkembangan Kota DKI Jakarta di mana keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah menjadi masalah dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat terutama
Lebih terperinciBAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi
BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek
Lebih terperinciREDESAIN TERMINAL PELABUHAN PENYEBERANGAN BENGKALIS-RIAU
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN TERMINAL PELABUHAN PENYEBERANGAN BENGKALIS-RIAU Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...
DAFTAR ISI Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii iii vi vii BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Permasalahan... 5 1.3 Tujuan dan Sasaran...
Lebih terperinci