PENGAJARAN MENULIS HANZI DI KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGAJARAN MENULIS HANZI DI KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA"

Transkripsi

1 PENGAJARAN MENULIS HANZI DI KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR Universitas Sebelas Maret Oleh : Lois Agita Kurnia Sari C PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 i

2 ii

3 iii

4 MOTTO Karena TUHAN yang memberikan hikmat, dari mulut-nya datang pengetahuan dan kepandaian. (Amsal 2 : 6) Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan yang menaruh harapannya pada Tuhan. (Yeremia 17 : 7) Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina didikan. (Amsal 1 : 7) iv

5 PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus Keluarga tersayang dan tercinta v

6 KATA PENGANTAR Praktik Kerja Lapangan merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh guna melengkapi persyaratan akademis dalam mencapai gelar Ahli Madya Program Studi DIII Bahasa China Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam jenjang pendidikan di perguruan tinggi, seorang mahasiswa tidak hanya diharapkan mengikuti kuliah dengan baik, tetapi juga dituntut untuk mendalami dan menguasai disiplin ilmu yang dipelajarinya sehingga dapat menerapkan dalam kehidupan nyata dan bermanfaat bagi masyarakat. Laporan kerja praktik ini memberikan pemahaman dan membimbing mahasiswa mengenai konsep-konsep dasar dari pengajaran khususnya tentang permasalahan yang dihadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran bahasa China. Laporan ini disusun berdasarkan data-data dan informasi yang diperoleh dari SMA Negeri 4 Surakarta dan ditunjang dengan studi pustaka di perpustakaan. Dalam menyelesaikan tugas ini penulis sadar bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis akan kesulitan dalam menyelesaikan kerja praktik dan pembuatan laporan ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Drs. Sudarno, M.A., selaku dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret 2. Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Program Diploma Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. 3. Pan Shaoping dan Drs. Yohanes Suwanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing dalam penyusunan laporan tugas akhir. 4. Bapak Drs. Unggul Sudarmo, M.Pd., selaku kepala sekolah SMA Negeri 4 Surakarta. 5. Bapak Danar Ary, A.Md., selaku guru pembimbing selama kerja praktek. 6. Bapak dan Ibu serta semua anggota keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk doa, dorongan moril, dan materi setiap waktu. vi

7 7. Herson yang telah memberikan inspirasi, doa dan dorongan moril dalam setiap waktu. 8. Teman-teman Program Studi Diploma III Bahasa China angkatan Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan laporan kerja praktik ini. Dengan segala kerendahan hati dan keinginan untuk berbuat yang lebih baik, penulis menyadari bahwa laporan ini memiliki banyak kekurangan maupun kesalahan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kualitas laporan kerja praktik dapat lebih baik. Surakarta, Juni 2011 Penulis vii

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN UJIAN... iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR SINGKATAN... xiii ABSTRAK... xv BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 6 E. Teknik Pengumpulan Data... 6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 8 A. Pengertian Pendidikan... 8 B. Pengertian Tulisan... 9 C. Pengertian Menulis D. Pentingnya Menulis E. Kesulitan Menulis F. Menulis Hanzi BAB III. PEMBAHASAN A. Gambaran umum SMA Negeri 4 Surakarta Sejarah Berdirinya Motto, Visi, dan commit Misi Sekolah to user viii

9 3. Struktur Organisasi Ekstrakurikuler B. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran 25 C. Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas D. Metode Pengajaran Dasar-Dasar menulis Hanzi. 32 E. Kesulitan yang Dirasakan Siswa dalam Menulis Hanzi F. Cara Mengatasi Kesulitan yang Dirasakan Siswa BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran 1: Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Pertama.1 2. Lampiran 2: Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Kedua 4 3. Lampiran 3: Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Ketiga.7 4. Lampiran 4: Materi pelajaran teks dalam tema tertentu Lampiran 5: Materi LKS (mengerjakan latihan persiapan mid semester) Lampiran 6: Materi LKS (memberikan tugas rumah) Lampiran 7: Materi belajar lagu dan membacakan nilai mid semester Lampiran 8: Soal dan hasil ujian materi Hanzi Lampiran 9: Lembar Kuesioner Lampiran 10: Surat ijin magang Lampiran 11: Lembar penilaian magang Lampiran 12: Lembar konsultasi Lampiran 13: Tulisan Hanzi Siswa 39 x

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Struktur Organisasi SMA Negeri 4 Surakarta 22 Gambar 2 Aplikasi MemChinese Gambar 3 Contoh urutan tulisan Hanzi 43 a. Gambar 3.1 běi 43 b. Gambar 3.2 dōng 43 c. Gambar 3.3 qián 44 Gambar 4 Kegiatan Belajar Mengajar Saat Magang di SMA Negeri 4 Surakarta.45 a. Gambar 4.1 Siswa mendengarkan dan menirukan kalimat yang dibacakan guru magang 45 b. Gambar 4.2 Siswa diberi kesempatan maju kedepan kelas untuk mencoba membaca kalimat yang sudah dijelaskan 45 c. Gambar 4.3 Siswa menulis urutan goresan Hanzi 46 d. Gambar 4.4 Guru menulis dasar-dasar goresan Hanzi 46 e. Gambar 4.5 Siswa menulis Hanzi di whiteboard 47 f. Gambar 4.6 Guru memberikan soal tes Hanzi 47 xi

12 DAFTAR TABEL 1. Tabel 1: Delapan Goresan dasar pembentuk Hanzi Tabel 2: Aturan penulisan Hanzi Tabel 3: Jadwal pelajaran kelas X 32 xii

13 DAFTAR KATA-KATA SINGKATAN A.Md. : Ahli Madya B. Sc. : Bachelor of Science Batual : Baca Tulis Al quran Dra. : Doktoranda Drs. ECC IPA IPS KIR LKS : Doktorandus : English Conversation Club : Ilmu Pengetahuan Alam : Ilmu Pengetahuan Sosial : Karya Ilmiah Remaja : Lembar Kerja Siswa M.Ed. : Master of Education M.Hum.: Master Humaniora M.M. : Magister Manajemen M.Pd. : Magister Pendidikan Ph.D. : Doctor of Philosophy PAL : Pecinta Alam PMR : Palang Merah Remaja RPP SD : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran : Sekolah Dasar SDM : Sumber Daya Manusia S.H. : Sarjana Hukum xiii

14 SMA : Sekolah Menengah Atas SMP : Sekolah Menengah Pertama xiv

15 摘要 我在梭罗第四高中一年级实习时, 发觉那里的学生学习汉语最大的困难是写汉字 其主要原因是因为学生对汉语方面的认识 接触不多, 再加上汉语课的时间非常短, 写字课的时间又特别少, 而且教学资料也很少, 这些问题影响学生学汉语的兴趣 汉字不是拼音字母, 是象形字, 这对他们初学的学生来说是个是生疏 复杂 难记的文字 汉字确实和拉丁文差异很大, 它每字都有明确的读音, 拼音文字可以通过字母和拼写了解读音, 汉字就不行, 它每个字有它自己意思, 汉字是一门艺术, 所以学写汉字一定要先学好基础, 如偏旁 笔顺 笔画等才会学好 xv

16 ABSTRAK Lois Agita Kurnia Sari Pengajaran Menulis Hanzi di Kelas X SMA Negeri 4 Surakarta. Program Studi Diploma III Bahasa China. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Laporan Tugas Akhir ini membahas tentang a. Metode pengajaran dasardasar menulis Hanzi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta. b. Kendala yang dihadapi oleh siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta dalam menulis Hanzi. c. Upaya untuk menangani masalah atau hambatan dalam proses penulisan Hanzi. Adapun tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah a. Mendeskripsikan metode yang digunakan siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta. b. Menjelaskan kendala yang dihadapi oleh siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta dalam menulis Hanzi. c. Menjelaskan upaya menangani masalah atau hambatan dalam proses penulisan Hanzi. Setelah mengadakan penelitian kesimpulan yang diperoleh penulis adalah a. Siswa menggunakan aplikasi Mem-Chinese untuk belajar memahami urutan penulisan Hanzi. b. Kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran bahasa Mandarin adalah sangat kurangnya pengetahuan siswa tentang bahasa Mandarin serta minimnya waktu belajar yang diberikan oleh pihak sekolah dan khususnya dalam hal menulis huruf China (Hanzi). c. upaya untuk menangani hambatan dalam menulis Hanzi adalah melatih siswa untuk menjabarkan Hanzi, memberikan umpan Tanya jawab kepada siswa tentang nama goresan Hanzi dan aturan menulis Hanzi. Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan melakukan kegiatan belajar mengajar secara langsung dengan siswa, studi dokumentasi,studi pustaka dan kuesioner kepada siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta. xvi

17 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan komunikasi yang semakin modern, maka diperlukan peningkatan mutu bahasa. Hal yang paling mendasar dalam komunikasi adalah penulisan yang dipakai. Saat ini semakin meningkatnya kebutuhan berkomunikasi diberbagai bidang seperti lembaga lembaga pendidikan, lembaga keterampilan bahasa, teknologi, dan industri membuat manusia semakin berusaha untuk membekali dirinya, terutama kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa terhadap usaha pemenuhan kebutuhan berkomunikasi tidak hanya bertumpu kepada bahasa yang dikuasai, karena tidak semua manusia berasal dari latar belakang yang sama, tetapi dalam berkomunikasi besar kemungkinan untuk menggunakan bahasa yang berbeda atau bahasa asing. Tanpa bahasa, mungkin tidak akan terjadi suatu komunikasi yang lancar dalam melakukan kegiatan yang penting sampai aktivitas sehari-hari. Dengan demikian, peran tulisan yang digunakan sangat membantu dan sangat penting. Kemampuan penguasaan bahasa asing yang belum sempurna akan mempengaruhi proses komunikasi. Apabila terjadi kesalahan dalam penggunaan berbahsa asing maka akan menimbulkan konflik dan berdampak negatif dalam proses komunikasi. Sehingga sangat jelas 1

18 2 bahwa tulisan dalam penggunaan bahasa asing sangat penting bagi budaya dan negara yang berbeda. Kita bisa melihat perkembangan berbagai lembaga pendidikan bahasa yang menjamur dan masuk di Indonesia, khususnya lembaga pendidikan bahasa Mandarin. Dalam bidang pendidikan, telah terjalin kerjasama antara China - Indonesia. Salah satunya melalui program pertukaran pelajar. Semenjak bahasa Mandarin menjadi bahasa internasional kedua sudah banyak lembaga lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah termasuk di Surakarta yang mulai meliriknya untuk menjadikannya dalam ekstrakulikuler atau mata pelajaran. Mulai Taman Kanak Kanak sampai Perguruan Tinggi memberikan pelajaran bahasa Mandarin masuk ke dalam pelajaran intrasekolah maupun ekstrasekolah. Begitu juga dengan SMA Negeri 4 Surakarta, sekolah ini sudah memasukkan bahasa Mandarin sebagai mata pelajaran sekolah. Hal ini merupakan hal positif yang harus dicermati. Hal ini dimaksudkan agar sekolah ini dapat bersaing dengan sekolah sekolah lain yang sudah menggunakan bahasa Mandarin. Dalam hal ini bahasa Mandarin masih dalam tahap berkembang dan masih sangat baru sehingga membutuhkan perhatian lebih, terutama oleh pihak pengajar harus mampu menyampaikannya dengan jelas agar mampu diserap oleh siswa yang mempelajarinya baik secara lisan maupun tulis. Dalam mempelajari sesuatu hendaknya kita mengetahui dasar-dasarnya

19 3 terlebih dahulu, begitu juga dalam belajar bahasa Mandarin diperlukan penguasaan dasar-dasarnya terlebih dahulu agar lebih mudah menerima dan menyerap objek yang dipelajari lebih lanjut. Selain itu yang harus dipelajari yaitu mengenai penulisan huruf Han dan tata bahasanya. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu : keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Saat mempelajari bahasa Mandarin, tidak setiap siswa mampu mempelajari semuanya dengan sempurna. Hal ini bisa disebabkan karena kondisi internal/eksternal dari subjek atau juga tingkat kesulitan dari objek itu sendiri. Beberapa dari mereka ada yang mampu menerima dengan baik mengenai nada, namun kurang mengerti dalam pelafalan. Ada juga yang mampu mengartikan sebuah kata dengan benar namun kesulitan dalam menuliskannya, ataupun sebaliknya. Kemungkinan untuk meneliti faktor internal maupun eksternal siswa sangat kecil, maka penulis mengadakan penelitian mengenai objek yang dipelajari, yaitu dengan mencari letak kesulitan yang dirasakan oleh siswa terhadap bahasa Mandarin, khususnya huruf Han ( Hanzi ). Tulisan merupakan komponen penting dalam sebuah ilmu. Kita juga bisa berkomunikasi dengan orang lain yang berjarak jauh seperti menulis surat, pesan singkat, , ataupun faksimili. Bahkan kemampuan menulis menjadi sebuah syarat pokok dalam beberapa profesi seperti: cerpenis, novelis dan pengarang.

20 4 Begitu juga dalam bahasa Mandarin, tulisan ( yang terdiri dari Hanzi ) merupakan unsur pokok untuk dipelajari. Dalam bahasa mandarin ada tulisan hanzi tradisional dan tulisan Hanzi yang sudah disederhanakan. Oleh karena itu, seseorang yang berbahasa Mandarin dengan nada yang salah, maka orang yang diajak bicara bisa mengartikan berbeda, dan jalan keluar untuk masalah tersebut adalah dengan menuliskan kata yang dimaksudkan. Selain fungsinya sebagai salah satu cara berkomunikasi, tulisan Hanzi juga digunakan untuk mencari kata-kata didalam kamus, karena setiap tulisan Hanzi memiliki arti yang berbeda juga. Meskipun pengucapannya sama tidak akan mungkin dijumpai model tulisan Hanzi yang serupa. Dalam menulis Hanzi ada beberapa aturan yang harus dikuasai, seperti dasar-dasar goresan dan urutan penulisan goresan. Ketika menulis Hanzi diharapkan siswa akan muncul rasa keingintahuannya mengenai pelafalan huruf tersebut dan apakah artinya, karena tidak semua orang dapat menulis Hanzi dengan baik apabila tidak memiliki kemauan yang keras untuk berlatih menulis Hanzi secara rutin sehingga mereka akan termotivasi untuk belajar. Berbagai manfaat menulis Hanzi yang disebutkan di atas mendorong penulis untuk mengangkat masalah-masalah yang dirasakan siswa dalam menuliskannya. Apabila kita tidak mengetahui letak kesulitan siswa dalam mempelajari sebuah materi, maka akan selalu muncul masalah ketika proses belajar berlangsung. Hal ini bisa menghambat pencapaian tujuan belajar. Begitu juga ketika menulis Hanzi, perlu diketahui bagian yang mereka

21 5 rasakan kesulitan dan apa sebabnya. Titik masalah ini akan menjadi kajian bagi kami, untuk segera dicari solusinya agar proses pencapaian tujuan belajar menjadi lebih lancar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut 1. Bagaimanakah metode pengajaran dasar-dasar menulis Hanzi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta? 2. Kendala apa sajakah yang dihadapi oleh siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta dalam menulis Hanzi? 3. Bagaimanakah upaya untuk menangani masalah atau hambatan dalam proses penulisan Hanzi? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah : 1. Mendeskripsikan metode pengajaran dasar-dasar menulis Hanzi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta. 2. Mendeskripsikan kendala - kendala yang dihadapi oleh siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta dalam menulis Hanzi. 3. Mendeskripsikan cara-cara untuk menangani masalah atau hambatan dalam proses penulisan Hanzi

22 6 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah : 1. Secara Teoretik : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan yang positif dalam pengembangan ilmu pendidikan melalui pemahaman tentang kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mempelajari sebuah materi, sekaligus cara mengatasinya. 2. Secara Praktis a. Bagi guru pamong Sebagai bahan pengetahuan mengenai kesulitan yang dirasakan siswa dalam menulis Hanzi, dan bisa menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan pemahaman siswa terhadap penulisan Hanzi. b. Bagi siswa Siswa menjadi lebih mudah memahami Hanzi, mulai dari dasar-dasar penulisan, cara penulisan, sampai artinya. Pemahaman ini akan membantu mereka dalam menuliskan Hanzi yang berperan penting dalam proses mempelajari bahasa Mandarin. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan teknik :

23 7 1. Studi dokumentasi Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber dari catatan atau dokumen-dokumen dari instansi atau lembaga terkait. Data-data dokumen tersebut diperoleh dari SMA Negeri 4 Surakarta. 2. Observasi Observasi yang dilakukan adalah pengamatan secara langsung yaitu kelas X SMA Negeri 4 Surakarta. 3. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan proses perolehan data dengan cara mengkaji dan mengutip buku-buku yang berkaitan langsung dengan sector pendidikan, serta dengan cara browsing di internet untuk melengkapi data. 4. Kuesioner Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Penulis memberikan kuesioner kepada siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta mengenai pelajaran menulis.

24 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Manusia tidak akan pernah lepas dari suatu kegiatan yang bernama belajar. Dari belajar, manusia akan mengetahui dan memahami hal-hal yang pada awalnya belum mengerti menjadi mengerti. Manusia harus belajar berbagai aspek kehidupan dengan tujuan untuk mempertahankan kehidupan, prestasi dan untuk kepentingan lainnya. Bagi seorang pelajar, belajar adalah proses untuk menamatkan suatu program studi. Seseorang yang berlatih mengendarai mobil, anak yang berlatih berbicara, dan anak yang berlatih berenang adalah contohcontoh yang menggambarkan maksud istilah belajar. Masih banyak contoh-contoh untuk menggambarkan arti dari belajar sesuai dengan kondisinya masing-masing. 8

25 9 B. Pengertian Tulisan Didalam kehidupan sehari-hari tidak dipungkiri bahwa setiap hari kita melihat dan membaca tulisan. Tulisan adalah hal yang sangat penting ketika kita berkomunikasi dengan orang lain. Tulisan dapat dengan mudah kita temukan pada koran, buku, atau majalah yang sering kita baca, tulisan juga banyak kita lihat di tepi-tepi jalan besar, seperti pada poster, iklan, papan informasi, dan sebagainya. Tulisan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bentuk bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Sebagian pengetahuan dan informasi kita peroleh melalui tulisan, penemuan tulisan dan sistem perekaman yang tepat lebih besar perananannya dalam menaikkan martabat ras manusia dibanding setiap prestasi intelektual lainnya dalam karier manusia. Tulisan hanya terdapat dalam peradaban, dan peradaban tidaklah ada tanpa tulisan. Melalui tulisan kita bisa mencatat suatu kejadian yang kita alami untuk dikenang, dan tidak ada batasan dari apa yang kita tulis. Banyak hasil karya seseorang yang kita nikmati karena kepandaian mereka mengungkapkan pengalaman, keadaan masyarakat, ataupun imajinasi mereka ke dalam tulisan. Tulisan bukan sekedar literal pictographic/sekedar inskripsi yang bersifat ideografic saja, tulisan dapat

26 10 merupakan suatu totalitas termasuk kemampuannya untuk melampaui apa yang hanya bisa ditunjuk secara fisik. Orang dapat langsung membawakan pikirannya ke dalam bentuk tulisan tanpa melalui bahasa lisan. Bahkan para ilmuan yang sudah meninggal, ilmunya masih bisa kita pelajari karena dituangkan dalam bentuk tulisan. Pepatah latin mengatakan : Verba valent scripta manent, yang artinya adalah : ucapan cepat hilang, sedangkan tulisan abadi dikenang. C. Pengertian Menulis Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat ekspresif dan produktif, dan merupakan komunikasi tidak langsung, untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, dan kehendak orang lain secara tertulis. Keterampilan menulis sudah kita latih sejak usia dini. Ketika pertama kali duduk di bangku sekolah, pelajaran menulis sudah kita terima. Hal ini tidak mengherankan karena keterampilan menulis memang tidak datang dengan sendirinya, tetapi menuntut latihan yang cukup dan teratur, serta pendidikan yang terprogram. Menulis merupakan jenis keterampilan berbahasa yang menduduki level tertinggi setelah ketiga jenis keterampilan berbahasa lainnya yang

27 11 berturut-turut dari yang paling rendah yaitu menyimak/ mendengarkan, berbicara, dan membaca. Cara yang terbaik untuk mempelajari bagaimana menulis dengan baik adalah dengan jalan menulis. Dari kutipan di atas bisa disimpulkan bahwa kita harus banyak berlatih menulis agar bisa menulis dengan baik. D. Pentingnya Menulis Menulis sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita. Banyak aktivitas yang membutuhkan kegiatan ini, mulai dari rutinitas sehari-hari seperti mencatat materi pelajaran bagi pelajar, menulis buku harian, merangkum materi, menulis surat, dsb. Sampai pada kegiatan yang formal dalam beberapa profesi seperti sekretaris, novelis, guru, wartawan, dan tentu saja penulis. Menulis juga merupakan salahsatu cara berbagi ilmu pengetahuan. Melalui tulisan, orang akan mentransfer ilmu yang dimilikinya untuk para pembacanya, kemudian kita bisa memanfaatkan keterampilan menulis untuk menuangkan semua imajinasi yang ada ataupun perasaan yang mungkin sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Dalam mempelajari sesuatu, menulis sangat membantu

28 12 kelancaran proses belajar, karena kegiatan ini memaksa kita lebih menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis, sehingga secara otomatis kita belajar aktif. Sehubungan dengan mempelajari huruf asing, menulis juga mendorong untuk membaca. Ketika kita menuliskan sesuatu, minimal pasti akan mengucapkan kata tersebut dalam hati. Semakin sering kita menulis, maka sesering itu pula kita berlatih membaca. E. Kesulitan Menulis Menulis merupakan salah satu cara kita untuk mengungkapkan sesuatu yang ingin kita sampaikan, namun tidak setiap orang berhasil mengutarakan maksud mereka dengan menulis. Untuk memperoleh keterampilan menulis, diperlukan suatu proses yang berupa pembelajaran dan pelatihan menulis. Berarti kita harus mengetahui teori-teori dalam menulis dan mempraktekkannya sampai kita bisa, setelah itu barulah kita sering berlatih untuk mendapatkan keterampilan menulis. Di sinilah kita akan menjumpai kesulitan-kesulitan yang sering dialami oleh para pemula. Seseorang yang baru mulai mencoba untuk menulis, biasanya tidak yakin mampu membuat tulisan yang bagus. Mereka cenderung kurang percaya diri mengungkapkan gagasan karena takut mendapat kritik jika idenya

29 13 tidak sesuai dengan pendapat orang lain yang lebih memahami tentang hal yang akan diungkapkannya. Dalam menulispun dibutuhkan motivasi untuk memberi dukungan pada seseorang agar memiliki tujuan menulis. Tanpa adanya motivasi, seseorang tidak akan lancar dalam menulis. Namun terlepas dari mental orang itu sendiri, terdapat hal-hal tekhnis yang membuat seseorang kesulitan dalam menulis. Diantaranya adalah: a. Sulit menemukan kata-kata yang tepat untuk digunakan. b. Kurangnya sumber acuan untuk menguatkan gagasan. c. Kurangnya pemahaman tentang pemenggalan kata yang menimbulkan kerancuan kalimat sehingga mengaburkan makna. d. Kesulitan dalam menyusun kalimat yang efektif sehingga sering terdapat pemborosan kata. F. Menulis Hanzi Menulis Hanzi sama artinya dengan menulis huruf China. Menuliskan Hanzi bagi pemula bukanlah hal yang mudah, karena Hanzi bentuknya merupakan penggambaran dari objek yang dimaksud. Menulis Hanzi berbeda dengan menulis huruf latin seperti yang kita tulis seharihari. Setiap Hanzi telah memiliki arti sendiri, dan penulisannya merupakan

30 14 kombinasi dari bermacam-macam goresan dasar (Jerry, 2002 : 11). Hanzi adalah aksara mandarin yang awalnya berupa simbol atau lukisan yang mengandung sebuah makna. Hanzi sudah ada sejak 3000 tahun yang lalu dan sudah mengalami beberapa kali perubahan sehingga menjadi huruf-huruf yang sederhana seperti sekarang ini. Meskipun jumlah Hanzi sangat banyak, tetapi jumlah komponen/bagian dari aksaranya terbatas. Dalam penulisan Hanzi pasti tidak terlepas dari sejumlah goresan-goresan dasar. Agar menulis Hanzi tidak menghambat proses mempelajari Bahasa Mandarin, maka muncullah usaha untuk memudahkannya. Di daratan China, usaha pelatihan tulisan Hanzi sudah dirintis pada abad ke-16 oleh para misionaris Jesuit dan berlangsung terus sampai ke masa pemerintahan Mao dze-dung. Tahun 1958, Kongres Rakyat Nasional secara resmi menerima abjad fonetik China (Hanyu-pin yin fang an) untuk tujuan penulisan bahasa itu dengan huruf latin. Hingga saat ini penulisan dengan huruf latin tersebut kita kenal dengan sebutan Hanyu-pinyin. Meskipun sebagian besar Hanzi merupakan gabungan goresan yang menunjukkan cara baca/arti, seseorang harus menguasai komponen-komponen dasar terlebih dahulu sebelum dapat memahami aturannya dan menerapkannya dalam menulis Hanzi (Harry Suryadi, 2001: 3). Goresan dasar pembentuk Hanzi ini berupa garis dan

31 15 titik, yang terdiri dari 8 macam goresan sebagai berikut. Tabel 1 Delapan Goresan Dasar Hanzi Sumber : Bahasa Mandarin untuk Pemula; Percakapan Dasar Bahasa Mandarin; New Practical Chinese Reader Textbook; 500 Basic Chinese Characters Masing-masing goresan di atas memiliki nama dan cara penulisan sendiri. Cara penulisan inilah commit yang to user harus diingat oleh siswa agar lebih

32 16 mudah mengingat goresan yang benar ketika menulis sebuah Hanzi. Dengan menguasai komponen-komponen dasarnya, seseorang akan lebih memahami & lebih mudah menulis berbagai kombinasi huruf yang kompleks (Harry Suryadi, 2001: 4). Goresan-goresan dasar di atas harus dipelajari oleh siswa terlebih dahulu agar memahami komponen yang membentuk sebuah Hanzi sehingga tidak bingung ketika menuliskannya. Aturan penulisan Hanzi Jika goresan yang menyusun sebuah Hanzi memiliki cara penulisan, maka dalam menuliskan Hanzi itu sendiri juga terdapat aturan-aturan yang harus dipahami & diingat. Berbagai aturan ini akan memudahkan siswa dalam mengingat huruf tersebut dan akan mampu menuliskannya sendiri tanpa harus melihat buku, karena Hanzi selalu ditulis dengan cara yang sama, sehingga siswa akan selalu mengulanginya ketika dia menuliskan huruf tersebut (Reni Limarga, 2000: 150). Selain itu kita dapat menghindari kesalahan penulisan yang disebabkan oleh urutan yang berbeda, dan menulis lebih cepat dengan hasil akhir yang lebih indah dibandingkan menulis tanpa proses yang benar dan tepat (Suparto, 2004: 9). Adapun berbagai aturan dalam menulis Hanzi tersebut adalah:

33 17 Tabel 2 Aturan Penulisan Hanzi Sumber : Bahasa Mandarin untuk Pemula; Percakapan Dasar Bahasa Mandarin; New Practical Chinese Reader Textbook Berbagai cara penulisan di atas, yang merupakan aturan utama adalah Hanzi ditulis dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan, sedangkan aturan lainnya merupakan aturan dalam menentukan goresan mana yang harus dituliskan terlebih dahulu sebelum goresan berikutnya dengan menyesuaikan bentuk Hanzi tersebut (Reni Limarga, 2000: 151).

34 18 BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMA Negeri 4 Surakarta 1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 4 Surakarta bukan suatu sekolah yang terbentuknya langsung SMA Negeri, akan tetapi diawali dengan suatu perjuangan dan proses yang panjang, karena sekolah ini sebelum diresmikan sebagai sekolah Negeri, merupakan sekolah swasta yang bernama Sekolah Bagian C, yang didirikan oleh Bp. Drs. M.Prawiro Negoro pada tahun Berdasarkan SK Menteri P&K No. 7371/13/1950 tanggal 2 September 1950, SMA Bagian C Swasta resmi menjadi SMA Negeri yang bernama SMA Negeri 3 Bagian C, dengan Kepala Sekolah Bp. Drs. M.Prawiro Negoro dan dibantu wakil kepala sekolah Bp. Drs. Kabul Dwijolaksono. SMA Negeri 3 Bagian C menempati gedung SD Kesatriyan Baluwarti selama 1 tahun yaitu dari tahun , selanjutnya bertempat di gedung SMP Kristen Banjarsari dan gedung SMP Negeri 4 di jalan Irian Solo sampai tahun Sedangkan kegiatan belajar mengajarnya sendiri dilaksanakan pada siang hari pukul WIB sampai sore hari pukul WIB. SMA ini mulai menampakkan peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Terbukti dengan adanya kepercayaan masyarakat menyekolahkan anak-anak mereka di SMA Negeri 3 Bagian C ini. Akibatnya daya tampung sekolah tidak 18

35 19 mencukupi karena meningkatnya jumlah siswa. Akhirnya Menteri P&K mengeluarkan SK No. 4083/B III tanggal 5 Agustus 1955 yang membagi SMA Negeri 3 Bagian C menjadi 2 bagian, yaitu : a. SMA Negeri 4 Bagian C dengan Kepala Sekolah Bp. Drs. M.Prawironegoro yang menempati gedung SMP Kristen Banjarsari Solo. b. SMA Negeri 5 Bagian C dengan Kepala Sekolah Bp. Drs. Kabul Dwijolaksono menempati gedung SMP Negeri 4 Solo. SMA Negeri 4 Bagian C pada bulan Agustus 1958 pindah ke gedung baru di Jalan Laksamana Adi Sucipto No.1 Solo, dan waktu pelaksanaan kegiatan belajar-mengajarnya adalah : pagi hari pukul WIB. Sedangkan SMA Negeri 5 bagian C, sejak bulan September 1974 menempati gedung baru di daerah Bibis, Cengklik Surakarta, dan kegiatan belajar-mengajarnya dilaksanakan siang hari mulai pukul WIB. Tahun 1963 ada perkembangkan SMA melalui pembagian program pendidikan menjadi beberapa jurusan yaitu : ilmu pasti dan pengetahuan alam, ilmu sosial dan sastra budaya. Akhirnya SMA Negeri 4 Bagian C juga mengalami pembaharuan dalam namanya, yaitu menjadi SMA negeri 4 Surakarta dan menempati seluruh gedung di Jl.Adi Sucipto No.1 Solo. Dari mulai berdiri sampai saat ini, SMA Negeri 4 Surakarta telah mengalami 12 kali pergantian kepemimpinan, yakni : a. Tahun dijabat oleh Bp. Drs. M.Prawironegoro.

36 20 b. Tahun dijabat oleh R.T. Tandonegoro. c. Tahun dijabat oleh Bp. Drs. Prawiro Atmojo. d. Tahun dijabat oleh Bp. Drs. Kartono. e. Tahun dijabat oleh Bp. Drs. Winoto Sugeng. f. Tahun dijabat oleh Ibu. Sutami. g. Tahun dijabat oleh Bp. Achmad Sukri, SH. h. Tahun dijabat oleh Bp. Soegimin, BSc. i. Tahun dijabat oleh Bp. Drs. Sadiyat. j. Tahun dijabat oleh Ibu Tatik Sutarti, MM. k. Tahun dijabat oleh Bp. Drs. Soedjinto SF,MM. l. Tahun dijabat oleh Bp. Drs. Edy Pudiyanto, M.Pd. m. Tahun 2011 saat ini dijabat oleh Bp. Drs. Unggul Sudarmo, M.Pd. 2. Motto, Visi, dan Misi Sekolah a. Motto Sekolah MEGAH, INDAH, JAYA b. Visi Sekolah UNGGUL DALAM PRESTASI SANTUN DALAM PERILAKU Dengan indikator : 1) Unggul dalam perolehan nilai Ujian Nasional. 2) Unggul dalam persaingan SPMB. 3) Unggul dalam lomba akademik dan non akademik.

37 21 4) Unggul dalam hal mentalitas dan moralitas. c. Misi Sekolah Mencerdaskan kehidupan Bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan, dan diupayakan dengan cara : 1) Memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan siswa. 2) Menghantarkan siswa dalam menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 3) Menyediakan wahana pembinaan siswa melalui pengembangan IMTAQ. 4) Memperluas pengetahuan, dan meningkatkan SDM dalam pembelajaran. 3. Struktur Organisasi Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan. Suatu lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap peningkatan pendidikan dan pembentukan generasi yang berbudi luhur. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut suatu lembaga harus

38 22 mempunyai strategi dalam penanganannya. Oleh sebab itu, SMA Negeri 4 Surakarta dalam pengelolaannya memiliki struktur organisasi sebagai berikut. Gambar 1 Struktur Organisasi SMA Negeri 4 Surakarta Komite Sekolah Kepala Sekolah Koor. Tata Usaha Wks.Kurikulum Wks.Sarana Prasarana Wks. Kesiswaan Wks. Humas Koordinator BK Guru Siswa Keterangan : Garis komando Garis Koordinasi a. Dasar dari struktur organisasi di SMA Negeri 4 Surakarta yaitu: 1) Keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0371/0/1978 tertanggal 22 Desember ) Juklak administrasi pendidikan di Sekolah kurikulum SMU ( Depdikbud 1964 hal.4 ).

39 23 b. Tugas dan fungsi dari struktur organisasi adalah: 1) Sebagai unit pelaksana teknis, pendidikan jalur sekolah di lingkungan Depdiknas, berada dibawah tanggungjawab kepala kantor pendidikan pemuda dan olahraga kota Surakarta. 2) Melaksanakan pendidikan menengah umum di jalur sekolah bagian tamatan SMP. 3) Melaksanakan kurikulum yang berlaku. 4) Membina hubungan kerjasama dengan orangtua dan masyarakat. 5) Melaksanakan bimbingan konseling bagi siswa. 6) Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga sekolah. 4. Ekstrakurikuler a. Tujuan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk dapat lebih memperkaya dan memperluas wawasan, mendorong pembinaan nilai atau sikap serta memungkinkan penerapan lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum, baik program inti maupun program khusus. Kegiatan ini mengutamakan pada kegiatan kelompok. b. Asas Pelaksanaan Persiapan yang mantap dalam hal program, pelaksanaan kemungkinan pembiayaan.

40 24 1) Koordinasi antara kepala sekolah, wali kelas, maupun pihak lain yang berkelanjutan. 2) Pelaksanaan dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka termasuk pada hari libur. 3) Pelaksanaan diikuti semua siswa atau sebagian menurut jenis dan fungsinya. c. Pelaksanaan 1) Pelaksanaan diatur oleh kepala sekolah dengan dibantu oleh wali kelas, guru, dan pihak. 2) Kegiatan dilaksanakan setiap hari Rabu, atau hari lain sesuai kesepakatan. Untuk Pramuka dilaksanakan setiap hari Jumat. 3) Sebagian pembiayaan dibebankan kepada orangtua atau siswa sesuai kemampuan. 4) Pelaksanaan harus memperhatikan keselamatan, kemampuan, minat siswa, serta kondisi lingkungan budaya. 5) Penilaian dinyatakan dengan notasi B ( baik ), C ( cukup ), K ( kurang ), yang akan dicantumkan dalam raport siswa. d. Jenis Kegiatan Jenis kegiatan ekstrakurikuler di SMA negeri 4 Surakarta antara lain: 1) Pramuka

41 25 2) Batual 3) KIR 4) PMR 5) Basket 6) Voli 7) ECC 8) Cheerleaders 9) Karate 10) Komputer 11) Teater 12) Band 13) Bahasa Jepang 14) Sepak bola 15) PAL 16) PBB 17) UKS 18) Multimedia B. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana penyampaian bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu sebagai hasil dari seleksi,

42 26 pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum yang telah dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan setempat. Komponen-komponen RPP : 1. Bidang studi yang diajarkan 2. Tingkat Sekolah 3. Semester 4. Pengelompokan kompetensi dasar 5. Materi pokok 6. Indikator 7. Tema 8. Strategi pembelajaran 9. Alokasi waktu 10. Strategi penghubung Penyampaian materi Hanzi yang dilaksanakan oleh guru (penulis) di SMA Negeri 4 Surakarta sesuai dengan RPP yang telah dibuat dengan mengacu kepada silabus dari guru pamong. Penulis memiliki 6x pertemuan dengan 3 rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk menyampaikan materi. C. Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Jadwal pelajaran Bahasa Mandarin di kelas X (sepuluh) adalah pagi - siang hari, untuk kelas XD, XE, XB, XA,XH,XC setiap hari Senin pukul WIB, dan kelas XI, XK, XJ, XG, XF setiap hari Selasa pukul

43 WIB. Penulis juga terkadang oleh guru pamong untuk mengajar kelas XI IPA & IPS. Karena terkadang guru pamong sedang ada urusan atau tugas dari sekolah yang mendadak. Penulis mengajar kelas XI setiap hari Rabu Kamis jam WIB. Tetapi tidak setiap minggu penulis mengajar kelas XI IPA & IPS. Pelajaran selalu dimulai dengan sapaan selamat pagi; zaoshang hao...dajia hao...( selamat pagi, kabar baik semua ) kemudian siswa menjawab dengan serempak; zaoshang hao laoshi...women hao...(selamat pagi guru, kami baik). Materi yang diajarkan merupakan lanjutan dari materi sebelumnya yang sudah ditentukan guru pamong. Selama mengadakan kerja praktek, materi yang dibahas adalah mengenai Hanzi. Pembahasan disesuaikan dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). Guru (penulis) meminta siswa membuka LKS sesuai dengan halaman yang akan dibahas, kemudian menjelaskannya. Bagian dari materi yang berupa percakapan dan kosakata, pertama guru lebih dahulu megucapkannya untuk diikuti oleh siswa, kemudian siswa diminta untuk membaca berurutan satu persatu dan melakukan percakapan antar siswa. Sedangkan untuk menulis sebuah Hanzi, guru memberi contoh lebih dulu dengan menuliskan huruf tersebut pada whiteboard atau LCD serta menjelaskan urutan penulisannya, baru siswa mencoba menulis huruf yang lain pada buku catatan mereka. Ketika Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung, siswa mendengarkan dengan seksama. Terkadang ada siswa yang bertanya mengenai sesuatu yang belum dimengerti. Seperti; laoshi kenapa harus ada aturan penulisan? maka guru menjelaskan

44 28 sampai siswa tersebut paham. Pada awal materi ini dijelaskan, memang ada beberapa siswa yang masih bingung. Setelah beberapa kali pembahasan, akhirnya mereka paham dan mampu menulis Hanzi meskipun masih terdapat beberapa kesalahan dalam urutan penulisannya atau juga artinya. Jumlah siswa kelas X ± 34 siswa sehingga terkadang dijumpai perilaku misbehaviour/ penyimpangan oleh siswa yang hampir selalu ada pada setiap kelas. Hal ini bisa dimaklumi mengingat jumlah siswanya yang banyak sehingga daya serap dan kosentrasi siswa berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini khususnya terjadi kepada siswa yang duduk di bangku belakang, selain itu yang dibahas berupa materi baru yang tidak hanya berupa teori tetapi juga praktek yaitu menulis Hanzi. Ketika ada siswa yang melakukan penyimpangan, guru hanya mengingatkan melalui pandangan, apabila tidak berhasil, barulah menegur dengan mendekatinya atau juga langsung memintanya untuk tenang. Menulis Hanzi tidak sama dengan menulis huruf latin yang sering kita tulis. Selain tidak diajarkan sejak kecil, menulis Hanzi juga memiliki aturan-aturan tersendiri dalam penulisannya, karena itu sebelum praktek menulis, guru terlebih dahulu menjelaskan teori-teori yang harus dimengerti oleh siswa untuk menulis sebuah Hanzi. Setelah selesai menjelaskan, guru memberi pertanyaan ringan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa mengenai materi yang baru saja mereka terima. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab, apabila tidak bisa, maka guru tidak memarahinya namun justru memberinya dorongan untuk lebih memahami materi, kemudian pertanyaan langsung

45 29 dilontarkan pada semua siswa dan bagi yang akan menjawab harus mengacungkan jari terlebih dahulu. Bagi mereka yang bisa menjawab dengan benar, guru memberi penguatan agar tetap mempertahankan prestasi mereka dalam menjawab. Ketika ada sisa waktu, guru membuka kesempatan pada siswa yang ingin bertanya, namun siswa kelas X jarang memanfaatkan waktu ini untuk bertanya, karena ketika kurang jelas atas penjelasan guru, mereka langsung mengangkat tangan dan menanyakan hal yang mereka rasa kurang jelas tersebut. 45 menit kemudian pelajaran usai, guru mengakhiri pelajaran dan menutupnya dengan salam: shijian dao le, xianzai xia ke. Xie xie dajia. Zaijian! (waktunya sudah habis, sekarang pelajaran selesai. Terimakasih semuanya. Sampai jumpa). Kemudian siswa serempak menjawab: Hao laoshi, bu xie. Zaijian! (Iya guru, sama-sama. Sampai jumpa). Selama mengajar, guru menerapkan beberapa metode pengajaran. Pertama adalah metode ceramah, yaitu ketika membuka pelajaran, menjelaskan materi, dan menutup pelajaran. Kemudian metode tanya jawab, yaitu ketika guru memberi pertanyaan ringan dan membuka kesempatan bertanya bagi siswa yang merasa belum jelas. Metode lainnya adalah metode menirukan, yaitu ketika guru mencatatkan di depan kelas maka siswa juga mencatatnya pada buku catatan mereka, begitu juga saat menjelaskan materi berupa kosakata guru membaca terlebih dahulu kemudian siswa menirukan membaca sesuai perkataan guru. Metode-metode yang cukup sederhana ini dipilih karena tidak terlalu rumit sehingga sesuai untuk mereka yang mempelajari materi baru. Untuk menghindari kejenuhan, guru mengadakan

46 30 variasi dalam membuka dan menutup pelajaran seperti: zhunbei hao le ma? Xiuxi de zenmeyang? (bagaimana istirahatnya...apakah sudah siap?); hen hao, nimen hen riqing, zaijan mingtian...jiayou!!! (kalian begitu antusias, sangat bagus. Sampai jumpa besok...semangat!!!) selain itu guru juga sering menunjukkan sifat humorisnya agar siswa tidak tegang, dan memberi lagu sederhana untuk dinyanyikan bersama-sama jika ada sisa waktu setelah menjelaskan materi. Dalam mempelajari bahasa asing, cara penyajian yang tidak biasa, imajinatif, & penuh humor lebih sering membuahkan hasil yang efektif dari cara yang biasa (Harry Suryadi, 2001: 4). Menyanyi merupakan salah satu hal yang disukai oleh siswa, karena selain menyenangkan juga bisa menambah perbendaharaan kosakata. Proses belajar yang nyaman dan menyenangkan, akan memudahkan siswa menyerap serta memahami pelajaran. Dalam KBM, keadaan kelas yang kondusif memang perlu diciptakan agar proses pencapaian tujuan belajar-mengajar menjadi lebih lancar. Adapun jumlah tatap muka yang dilakukan adalah pertemuan dengan jadwal pelaksanaan seperti berikut.

47 31 Tabel 3 Jadwal Pelajaran Kelas X No Hari/tanggal Materi 1. Senin, Bab II ( 你喜欢什么学习?) 2. Selasa, Bab II ( 你喜欢什么学习?) 3. Senin, Bab II (mengerjakan latihan persiapan mid semester) 4. Selasa, Bab II (mengerjakan latihan persiapan mid semester) 5. Rabu, Bab II ( 我的朋友 ) untuk kelas XI 6. Senin, Bab III & memberi PR, belajar lagu 7. Selasa, Bab III & memberi PR, belajar lagu 8. Rabu, Bab III & membacakan nilai mid kelas XI 9. Kamis, Bab III & membacakan nilai mid 10. Senin, Bab III & mencocokkan PR 11. Selasa, Ulangan Hanzi 12. Senin, Mengisi kuisioner 13. Selasa, Bab III ( 我的学校 ) & permainan 14. Senin, Ujian magang & berpamitan 15. Selasa, Ujian magang & berpamitan

48 32 D. Metode Pengajaran Dasar-Dasar Menulis Hanzi Dalam pertemuan pertama penulis mengamati keadaan kelas dan pemahaman siswa tentang penulisan huruf Hanzi melalui tanya jawab tentang dasar-dasar menulis hanzi dan aturan-aturan menulis Hanzi. Dari pengamatan yang diperoleh, kemudian penulis memberikan metode-metode yang mudah dipahami oleh siswa dan menyenangkan agar dalam proses belajar menulis Hanzi tidak membosankan dan siswa merasa tertarik dengan tulisan Hanzi yang diajarkan. Metode yang digunakan oleh penulis dalam mengajar tulisan Hanzi kepada siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta yaitu melalui buku paket yang tersedia, didalam buku paket terdapat 8 goresan dasar-dasar menulis Hanzi dan juga aturan penulisan Hanzi. Dengan metode ini penulis meminta siswa untuk menjawab nama goresan sesuai dengan yang dituliskan penulis dipapan tulis. Metode yang kedua dengan menggunakan aplikasi Mem- Chinese, aplikasi ini memberikan banyak sekali contoh tulisan Hanzi mulai yang sederhana sampai rumit. Siswa dapat mengerti secara jelas bagaimana urutan menulis Hanzi karena aplikasi Mem-Chinesse ini dapat bergerak tiap goresan, dimulai dari urutan pertama sampai terakhir. Metode yang selanjutnya yaitu siswa diminta penulis untuk maju kedepan menuliskan huruf Hanzi secara benar sesuai dengan urutan dan aturan penulisan, juga siswa diberi tugas untuk menulis satu huruf Hanzi sebanyak sepuluh kali. Siswa juga diberi permainan sederhana yang menuntut siswa menulis Hanzi

49 33 secara benar, dengan cara siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, orang yang paling belakang diberikan nama Hanzi kemudian siswa yang paling belakang membisikkan nama Hanzi kepada siswa yang ada didepannya begitu seterusnya sampai depan, orang yang ada didepan menuliskan huruf Hanzi ke papan tulis, kelompok yang menuliskan dengan benar akan mendapat nilai. Sehingga dengan metode seperti ini siswa lebih memahami secara jelas bagaimana dasar menulis Hanzi dan aturan yang digunakan dalam menulis Hanzi, siswa lebih merasa senang dan suasana kelas tidak membosankan. E. Kesulitan yang Dirasakan Siswa dalam Menulis Hanzi Dalam mempelajari sesuatu, sedikit banyak akan dijumpai kesulitan, termasuk dalam belajar menulis Hanzi. Kesulitan belajar dapat ditunjukkan rendah, hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan, dan keterlambatan dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Dua dari ketiga hal tersebut dijumpai pada siswa kelas X, yaitu prestasi yang rendah dan keterlambatan mengerjakan tugas, sehingga bisa dipastikan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menulis Hanzi. Hanzi jumlahnya lebih dari , yang sering dipakai ada 34 ribu huruf saja (Patrick Lin, 1996), dan masing-masing terdiri dari goresangoresan yang tidak sama. Bagi pemula, mempelajari Hanzi termasuk salah satu yang membutuhkan ketekunan dan kesabaran, karena tidak bisa langsung

50 34 menulis huruf tersebut dengan mementingkan hasil yang sama tanpa memperhatikan aturan penulisan. Selama mengadakan penelitian pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta, penulis mendapati berbagai hal yang dirasakan sulit oleh siswa dalam penulisan Hanzi sebagai berikut. 1. Menghafalkan 8 goresan dasar. 2. Menentukan goresan yang harus ditulis terlebih dahulu. 3. Menjabarkan Hanzi sesuai goresan yang benar. 4. Menghitung jumlah goresan Hanzi yang sesuai. Berbagai kesulitan ini muncul karena dalam sebuah materi memang terdapat kekurangan-kekurangan tersendiri sebagai objek yang mudah dipelajari. Salah satu hal yang dapat kita periksa untuk mengetahui penyebab kesukaran siswa belajar adalah materi yang diajarkan dianggap terlalu sulit. Termasuk di dalamnya adalah materi Hanzi. Menulis Hanzi berbeda dengan menulis latin. Setiap hurufnya terbentuk dari gabungan goresan-goresan dasar (Jerry, 2002: 11), dimana menurut siswa tidak mudah untuk dihafalkan, karena meskipun setiap goresan dasar ini hanya berupa garis dan titik, namun ada cara tersendiri dalam menuliskannya. Selain itu bentuk dari 8 goresan hampir sama, seperti antara heng dengan zhe, na dengan dian, dan shu dengan pie, yang membuat siswa sering salah menyebutkan nama goresan yang dimaksud. Jadi secara keseluruhan, ketika siswa menuliskan sebuah goresan mereka harus tahu bagaimana menuliskannya dengan benar, goresan mana yang mereka maksud dan apa nama goresan tersebut.

51 35 Kesulitan kedua adalah menentukan goresan yang harus ditulis terlebih dahulu, sama halnya dengan menuliskan goresan yang membentuknya, Hanzi memiliki urutan penulisan yang harus dijalankan, dari mana kita harus mulai menuliskan sebuah goresan pertama, baru goresan kedua, ketiga, dst. Hal ini menjadi sebuah kesulitan karena selain harus menentukan goresan yang tepat dengan huruf yang akan ditulis, mereka masih bingung huruf tersebut ditulis dari atas ke bawah, dari kiri ke kanan, atau dari dalam ke luar, dsb. Karena jika arah penulisannya salah, maka hasilnya tidak akan sempurna bahkan tidak tepat. Siswa juga merasa sulit ketika harus mengingat huruf yang akan ditulis, dimana huruf tersebut dirasakan sangat rumit karena bentuknya tidak sesederhana huruf latin yang biasa mereka tulis. Kesulitan berikutnya adalah ketika harus menjabarkan Hanzi sesuai goresan yang benar. Rata-rata siswa belum mampu menentukan goresan yang tepat yang membentuk huruf tersebut, karena bentuk goresan yang mirip dan mereka belum hafal. Mereka juga belum bisa menentukan Hanzi yang akan dijabarkan tersebut ditulis dari arah mana, sehingga menjabarkannyapun juga kesulitan harus dari arah mana. Satu hal lagi kesulitan yang dirasakan siswa yaitu menghitung jumlah goresan Hanzi. Seringkali siswa menganggap goresan itu adalah satu gabungan padahal ada beberapa goresan Hanzi yang dipisah begitu juga sebaliknya, sehingga hal ini membuat siswa salah dalam menghitung. Berbagai kesulitan yang dirasakan siswa selain akibat dari tingkat kesulitan materi itu sendiri, juga dikarenakan beberapa faktor dari luar yang

52 36 sebenarnya sudah ada sebelum materi tersebut akan dipelajari. Diantaranya adalah: 1. Hanzi merupakan huruf asing yang pelajarannya tidak diterima oleh siswa dari kecil. Sebelum Bahasa Mandarin diresmikan menjadi bahasa internasional ke dua setelah Bahasa Inggris, siswa SMA Negeri 4 Surakarta kebanyakan dari kecil hanya menerima pelajaran menulis huruf latin, sehingga mereka merasa kesulitan ketika harus menulis sebuah huruf asing dengan berbagai kerumitan didalamnya yang tidak pernah mereka bayangkan mempelajari apalagi menuliskan huruf tersebut. 2. Kurangnya minat siswa mempelajari Hanzi Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari pada apa yang telah diketahui. Dalam hal menulis, agar bisa menuliskan sesuatu, maka harus tau tentang sesuatu itu. Hal inilah yang tidak dimiliki oleh siswa, mereka belajar sesuatu yang belum mereka kenal sebelumnya. Kurangnya pengetahuan tentang Hanzi karena belum mempelajari lebih dalam, namun hal tersebut sangat berpengaruh terhadap minat mereka pada materi ini. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Sebagian siswa masih belum menemukan sisi menarik dari Hanzi yang bisa menumbuhkan semangat untuk mempelajarinya. Kurangnya minat siswa ini membuat mereka merasa kesulitan dalam belajar menulis Hanzi.

53 37 F. Cara Mengatasi Kesulitan yang Dirasakan Siswa Kaitannya dalam belajar Bahasa Mandarin, seperti yang telah dikemukakan pada Bab I bahwa mempelajari tulisan Hanzi adalah penting. Terkadang karena terdesak waktu yang terbatas, secara tidak sengaja seorang guru menjadikan menulis hanya sebagai pelajaran yang berorientasi pada hasil, dan pembelajaran menulis sebagai prosespun terlupakan. Selama ini pembelajaran menulis masih dilakukan secara tradisional dengan menekankan pada hasil tulisan siswa, bukan pada proses yang seharusnya dilakukan, siswa langsung menulis tanpa belajar bagaimana caranya menulis, padahal ketika siswa menulis sesuai dengan tahap-tahap yang benar, terjadilah sebuah proses mengerti, memahami, dan menguasai, oleh sebab itu penulis lebih menekankan pada proses siswa menulis Hanzi, bukan hasil akhir dari tulisannya. Sebelum menulis Hanzi, siswa harus menguasai dasar-dasarnya terlebih dahulu agar bisa mengerti, kemudian memahami dan menguasai penulisannya. Hal yang paling dasar adalah 8 goresan dasar, dimana siswa merasa kesulitan menghafalkannya. Maka guru meminta siswa menuliskan masing-masing goresan sepuluh kali pada buku kotak-kotak yang khusus untuk menulis Hanzi kemudian dikumpulkan. Guru juga memberi permainan sederhana menebak nama goresan, guru hanya mengucapkan arah goresan kemudian siswa menebak nama goresan tersebut. Permainan ini bertujuan untuk melatih mereka mengingat bentuk sekaligus nama setiap goresan. Jika

PENINGKATAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN DIRECT METHOD DI KELAS IV SD MARSUDIRINI SURAKARTA

PENINGKATAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN DIRECT METHOD DI KELAS IV SD MARSUDIRINI SURAKARTA PENINGKATAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN DIRECT METHOD DI KELAS IV SD MARSUDIRINI SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DENGAN METODE FUN LEARNING BAGI SISWA KELAS IV DI SDI-PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KABUPATEN KLATEN

PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DENGAN METODE FUN LEARNING BAGI SISWA KELAS IV DI SDI-PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KABUPATEN KLATEN PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DENGAN METODE FUN LEARNING BAGI SISWA KELAS IV DI SDI-PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KABUPATEN KLATEN LAPORAN TUGAS AKHIR DiajukanuntukMemenuhiSebagianPersyaratanMencapai

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI PENGENALAN AKSARA CHINA (HANZI) DI TK TRIPUSAKA SURAKARTA

PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI PENGENALAN AKSARA CHINA (HANZI) DI TK TRIPUSAKA SURAKARTA PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI PENGENALAN AKSARA CHINA (HANZI) DI TK TRIPUSAKA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN METODE TRACKING DAN SLOW MOTION SPEAKING BAGI SISWA KELAS 1 SMP KRISTEN PELITA NUSANTARA KASIH SURAKARTA

PEMBELAJARAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN METODE TRACKING DAN SLOW MOTION SPEAKING BAGI SISWA KELAS 1 SMP KRISTEN PELITA NUSANTARA KASIH SURAKARTA PEMBELAJARAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN METODE TRACKING DAN SLOW MOTION SPEAKING BAGI SISWA KELAS 1 SMP KRISTEN PELITA NUSANTARA KASIH SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

KENDALA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR

KENDALA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR KENDALA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya Program

Lebih terperinci

PENGENALAN BAHASA MANDARIN BAGI MAHASISWA TINGKAT 2B PROGRAM DIPLOMA IV AKUPUNKTUR POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

PENGENALAN BAHASA MANDARIN BAGI MAHASISWA TINGKAT 2B PROGRAM DIPLOMA IV AKUPUNKTUR POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA PENGENALAN BAHASA MANDARIN BAGI MAHASISWA TINGKAT 2B PROGRAM DIPLOMA IV AKUPUNKTUR POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA Disusun oleh Camelia Soraya C9613007 Telah disetujui oleh pembimbing Pembimbing Susy Indrawati

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI KEGIATAN GUIDING DENGAN WISATAWAN BERBAHASA CHINA DI MUSEUM RADYA PUSTAKA

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI KEGIATAN GUIDING DENGAN WISATAWAN BERBAHASA CHINA DI MUSEUM RADYA PUSTAKA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI KEGIATAN GUIDING DENGAN WISATAWAN BERBAHASA CHINA DI MUSEUM RADYA PUSTAKA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan mencapai

Lebih terperinci

PERANAN PEMANDU WISATA BERBAHASA CHINA DALAM PELAYANAN TAMU DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA

PERANAN PEMANDU WISATA BERBAHASA CHINA DALAM PELAYANAN TAMU DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA PERANAN PEMANDU WISATA BERBAHASA CHINA DALAM PELAYANAN TAMU DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

PENGGUNAAN METODE CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA PENGGUNAAN METODE CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET PENERAPAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN SISWA KELAS II SD TARAKANITA SOLO BARU SUKOHARJO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENGUASAI KOSAKATA BAHASA MANDARIN MELALUI METODE JIGSAW DAN RECITATION DI SMP DHARMA PANCASILA SURAKARTA

PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENGUASAI KOSAKATA BAHASA MANDARIN MELALUI METODE JIGSAW DAN RECITATION DI SMP DHARMA PANCASILA SURAKARTA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENGUASAI KOSAKATA BAHASA MANDARIN MELALUI METODE JIGSAW DAN RECITATION DI SMP DHARMA PANCASILA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

PENERJEMAHAN KOLEKSI BENDA BERSEJARAH KE DALAM BAHASA CHINA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PARIWISATA DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA

PENERJEMAHAN KOLEKSI BENDA BERSEJARAH KE DALAM BAHASA CHINA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PARIWISATA DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA PENERJEMAHAN KOLEKSI BENDA BERSEJARAH KE DALAM BAHASA CHINA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PARIWISATA DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir sebagaian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL KOSAKATA BAHASA MANDARIN KELOMPOK B TK INDRIYASANA 3 SURAKARTA

PENGGUNAAN METODE BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL KOSAKATA BAHASA MANDARIN KELOMPOK B TK INDRIYASANA 3 SURAKARTA PENGGUNAAN METODE BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL KOSAKATA BAHASA MANDARIN KELOMPOK B TK INDRIYASANA 3 SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA MANDARIN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI PELITA HARAPAN BANGSA SCHOOL TEGAL LAPORAN TUGAS AKHIR

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA MANDARIN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI PELITA HARAPAN BANGSA SCHOOL TEGAL LAPORAN TUGAS AKHIR PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA MANDARIN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI PELITA HARAPAN BANGSA SCHOOL TEGAL LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya

Lebih terperinci

ANALISIS MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN BAHASA MANDARIN DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 SURAKARTA

ANALISIS MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN BAHASA MANDARIN DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 SURAKARTA ANALISIS MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN BAHASA MANDARIN DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya pada Diploma III

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

PENERAPAN METODE PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA PENERAPAN METODE PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

PROJECTED STILL MEDIA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SARASWATI GROGOL SUKOHARJO

PROJECTED STILL MEDIA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SARASWATI GROGOL SUKOHARJO PROJECTED STILL MEDIA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SARASWATI GROGOL SUKOHARJO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA MAHASISWA JURUSAN PERHOTELAN INTERNASIONAL HOTEL MANAGEMENT SCHOOL SURAKARTA

PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA MAHASISWA JURUSAN PERHOTELAN INTERNASIONAL HOTEL MANAGEMENT SCHOOL SURAKARTA PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA MAHASISWA JURUSAN PERHOTELAN INTERNASIONAL HOTEL MANAGEMENT SCHOOL SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian

Lebih terperinci

ICE BREAKER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA MANDARIN SISWA KELAS X SMAN 1 WONOGIRI

ICE BREAKER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA MANDARIN SISWA KELAS X SMAN 1 WONOGIRI ICE BREAKER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA MANDARIN SISWA KELAS X SMAN 1 WONOGIRI LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya pada

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA CHINA DENGAN MODEL ACTIVE LEARNING DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA

PEMBELAJARAN BAHASA CHINA DENGAN MODEL ACTIVE LEARNING DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA PEMBELAJARAN BAHASA CHINA DENGAN MODEL ACTIVE LEARNING DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT PENDENGAR UNTUK MENDENGARKAN BAHASA MANDARIN MELALUI PROGRAM WO AI METTA DI RADIO METTA FM SURAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN MINAT PENDENGAR UNTUK MENDENGARKAN BAHASA MANDARIN MELALUI PROGRAM WO AI METTA DI RADIO METTA FM SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN MINAT PENDENGAR UNTUK MENDENGARKAN BAHASA MANDARIN MELALUI PROGRAM WO AI METTA DI RADIO METTA FM SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR KOSAKATA BAHASA MANDARIN DENGAN METODE PERMAINAN BAGI SISWA KELAS 5 DI SD SANTO FRANSISKUS BOYOLALI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR KOSAKATA BAHASA MANDARIN DENGAN METODE PERMAINAN BAGI SISWA KELAS 5 DI SD SANTO FRANSISKUS BOYOLALI PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR KOSAKATA BAHASA MANDARIN DENGAN METODE PERMAINAN BAGI SISWA KELAS 5 DI SD SANTO FRANSISKUS BOYOLALI LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

UKBM BAHASA MANDARIN PEMINATAN MAN-3.1/4.1/1/1

UKBM BAHASA MANDARIN PEMINATAN MAN-3.1/4.1/1/1 UKBM BAHASA MANDARIN PEMINATAN MAN-3.1/4.1/1/1 PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG 个人信息 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin b. Semester

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PENERAPAN METODE PERMAINAN (TTS, KARTU AKSI, DAN WHISPER RACE) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SDI-PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

METODE CERAMAH, BERKELOMPOK DAN LATIHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR

METODE CERAMAH, BERKELOMPOK DAN LATIHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR METODE CERAMAH, BERKELOMPOK DAN LATIHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Program studi : S-1 Sastra China : Survei Pengenalan Aksara Han Gabungan yang Memiliki Bentuk Komponen Bunyi yang Sama

ABSTRAK. Program studi : S-1 Sastra China : Survei Pengenalan Aksara Han Gabungan yang Memiliki Bentuk Komponen Bunyi yang Sama ABSTRAK Nama : Devy Anggreini Tanuwijaya Program studi : S-1 Sastra China Judul : Survei Pengenalan Aksara Han Gabungan yang Memiliki Bentuk Komponen Bunyi yang Sama Skripsi ini berisi tentang survei pengenalan

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user PENGGUNAAN METODE FUN LEARNING (FLASH CARD, PERMAINAN, DAN BERNYANYI) DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SDK PELITA NUSANTARA KASIH SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) DI SD ISLAM PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) DI SD ISLAM PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN PENINGKATAN PEMAHAMAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) DI SD ISLAM PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DIRECT INSTRUCTION DI KELAS IIIC SD MARSUDIRINI SURAKARTA

PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DIRECT INSTRUCTION DI KELAS IIIC SD MARSUDIRINI SURAKARTA PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DIRECT INSTRUCTION DI KELAS IIIC SD MARSUDIRINI SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERLITZ UNTUK MEMPERMUDAH MENGHAFAL KOSAKATA DI TAMAN KANAK-KANAK KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA

PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERLITZ UNTUK MEMPERMUDAH MENGHAFAL KOSAKATA DI TAMAN KANAK-KANAK KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERLITZ UNTUK MEMPERMUDAH MENGHAFAL KOSAKATA DI TAMAN KANAK-KANAK KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user x

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user x PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOGIRI LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Mandarin memiliki sejarah yang sangat panjang. Seiring dengan berjalannya waktu, Bahasa Mandarin terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan. Contoh

Lebih terperinci

memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara

memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara 32 memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara bertahap dapat mempelajari budaya bahasa China sehingga mendapatinya

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL ANALISIS SINTETIK (SAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS HANZI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL ANALISIS SINTETIK (SAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS HANZI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL ANALISIS SINTETIK (SAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS HANZI ( 汉字 ) MAHASISWA SASTRA CINA SEMESTER II UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH JEZSA VIBRIANOSA

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMANDU WISATA BERBAHASA MANDARIN DALAM PELAYANAN KEPADA TURIS TIONGKOK DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN JAWA TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR

PENTINGNYA PEMANDU WISATA BERBAHASA MANDARIN DALAM PELAYANAN KEPADA TURIS TIONGKOK DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN JAWA TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR PENTINGNYA PEMANDU WISATA BERBAHASA MANDARIN DALAM PELAYANAN KEPADA TURIS TIONGKOK DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN JAWA TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI A. PERSIAPAN Persiapan mengajar merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebelum melakukan praktik mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam bahasa suatu suku bangsa. Tata bahasa juga memegang peranan penting dalam keutuhan suatu kalimat.

Lebih terperinci

PENERJEMAHAN BUKU PETUNJUK MESIN PENGATUR SUHU MODEL:HLOE-3020 UNTUK MESIN LAMINATING SAMPUL BUKU DI PT.SOLO MURNI LAPORAN TUGAS AKHIR

PENERJEMAHAN BUKU PETUNJUK MESIN PENGATUR SUHU MODEL:HLOE-3020 UNTUK MESIN LAMINATING SAMPUL BUKU DI PT.SOLO MURNI LAPORAN TUGAS AKHIR PENERJEMAHAN BUKU PETUNJUK MESIN PENGATUR SUHU MODEL:HLOE-3020 UNTUK MESIN LAMINATING SAMPUL BUKU DI PT.SOLO MURNI LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli

Lebih terperinci

PENTINGNYA PERAN PENYIAR BAHASA MANDARIN DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN PENDENGAR DI RADIO METTA FM SURAKARTA

PENTINGNYA PERAN PENYIAR BAHASA MANDARIN DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN PENDENGAR DI RADIO METTA FM SURAKARTA PENTINGNYA PERAN PENYIAR BAHASA MANDARIN DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN PENDENGAR DI RADIO METTA FM SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya Program

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya pada Diploma III Bahasa Mandarin. Fakultas Ilmu Budaya

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya pada Diploma III Bahasa Mandarin. Fakultas Ilmu Budaya EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA TIONGHOA PROGRAM PEMULA KELAS 7 DAN 8 SEBAGAI MATA PELAJARAN POKOK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH NASIONAL TIGA BAHASA SMP BINA WIDYA SOLO TUGAS AKHIR Diajukan untuk

Lebih terperinci

国家意识 生活经验 (Kesadaran bernegara, pengalaman hidup) 自然世界 儿歌 (Dunia alam nyanyian anak-anak)

国家意识 生活经验 (Kesadaran bernegara, pengalaman hidup) 自然世界 儿歌 (Dunia alam nyanyian anak-anak) 23 7 8 国家意识 生活经验 (Kesadaran bernegara, pengalaman hidup) 自然世界 儿歌 (Dunia alam nyanyian anak-anak) guratan hanzi, membaca hanzi beserta pinyin, menghubungkan kalimat dengan gambar. Keterangan Tabel 3.3:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya aktifitas sektor industri Tiongkok, serta banyaknya pengguna bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya aktifitas sektor industri Tiongkok, serta banyaknya pengguna bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Memasuki jaman globalisasi peran bahasa Mandarin sangatlah penting. Tingginya aktifitas sektor industri Tiongkok, serta banyaknya pengguna bahasa Mandarin yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk. orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Menurut Oxford Learner's

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk. orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Menurut Oxford Learner's BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk menyampaikan sesuatu yang ada dalam pikiran manusia dan berinteraksi dengan orang lain baik dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Analisis Pembelajaran Peribahasa dalam Bahan Ajar Bahasa China Terpadu Tingkat Dasar dan Menengah

ABSTRAK. : Analisis Pembelajaran Peribahasa dalam Bahan Ajar Bahasa China Terpadu Tingkat Dasar dan Menengah ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Katarina Sandra : S-1 Sastra China : Analisis Pembelajaran Peribahasa dalam Bahan Ajar Bahasa China Terpadu Tingkat Dasar dan Menengah Skripsi ini membahas pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 48 BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Setelah menganalisa sejumlah buku pelajaran Mandarin terbitan dari 4 negara yang dikaitkan dengan teori pedoman penyusunan buku pelajaran Mandarin menurut Liu Xun

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 LAMONGAN TAHUN AJARAN SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 LAMONGAN TAHUN AJARAN SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 LAMONGAN TAHUN AJARAN 2014-2015 SKRIPSI OLEH : NURILA SHANTI OCTAVIA NIM 115110401111012 PROGRAM STUDI S1 SASTRA CINA JURUSAN

Lebih terperinci

Abstrak. :Jovita Priatnawati

Abstrak. :Jovita Priatnawati Abstrak Nama Program Studi Judul :Jovita Priatnawati :S1 Sastra China :Analisis Pemahaman Mahasiswa Tingkat Atas Jurusan Bahasa Mandarin terhadap Tata Bahasa Mandarin Klasik yang Digunakan dalam Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program kegiatan yang dilakukan oleh pihak Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pengembangan kompetensi mahasiswa dan latihan kependidikan.

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI A. PERSIAPAN Persiapan mengajar merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebelum melakukan praktik mengajar

Lebih terperinci

Namun demikian, walaupun bahasa Mandarin dan bahasa Jepang memiliki kemiripan dalam hal aksara, akan tetapi kedua bahasa ini sebenarnya tidaklah

Namun demikian, walaupun bahasa Mandarin dan bahasa Jepang memiliki kemiripan dalam hal aksara, akan tetapi kedua bahasa ini sebenarnya tidaklah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengertian aksara berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1995: 18) adalah huruf dan sistem tanda-tanda grafis yang dipakai manusia untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG. Disusun Oleh : : Imam Bukhori NIM : Program Studi : Teknologi Pendidikan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG. Disusun Oleh : : Imam Bukhori NIM : Program Studi : Teknologi Pendidikan LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Imam Bukhori NIM : 1102409024 Program Studi : Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan PPL baik yang dipersiapkan berupa persiapan fisik maupun mental untuk dapat mengatasi permasalahan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KOLABORATIF SISWA KELAS X 1 SMA MUHAMMADIYAH 4 ANDONG BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KOLABORATIF SISWA KELAS X 1 SMA MUHAMMADIYAH 4 ANDONG BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KOLABORATIF SISWA KELAS X 1 SMA MUHAMMADIYAH 4 ANDONG BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Analisis pelafalan karakter 的 (de) pada lagu Mandarin periode an yang dinyanyikan oleh Andy Lau.

ABSTRAK. : Analisis pelafalan karakter 的 (de) pada lagu Mandarin periode an yang dinyanyikan oleh Andy Lau. ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Minche Tanamal : Sastra China : Analisis pelafalan karakter 的 (de) pada lagu Mandarin periode 1990-2000-an yang dinyanyikan oleh Andy Lau. Bernyanyi adalah seni berbahasa

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN TATA BAHASA MANDARIN PADA SIARAN ACARA SUNDAY MANDARIN DI RADIO PAS FM SOLO

ANALISIS KESALAHAN TATA BAHASA MANDARIN PADA SIARAN ACARA SUNDAY MANDARIN DI RADIO PAS FM SOLO ANALISIS KESALAHAN TATA BAHASA MANDARIN PADA SIARAN ACARA SUNDAY MANDARIN DI RADIO PAS FM SOLO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai salah satu lembaga yang menghasilkan tenaga kependidikan telah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan membahas hasil-hasil penelitian tentang pemilihan media pembelajaran oleh guru ekonomi SMA Negeri 3 Salatiga. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PERAN PENERJEMAH BAHASA MANDARIN DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENYIAR MANDARIN NIGHT DI EL SHADDAY MEDIA PRODUCTION SOLO

PERAN PENERJEMAH BAHASA MANDARIN DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENYIAR MANDARIN NIGHT DI EL SHADDAY MEDIA PRODUCTION SOLO PERAN PENERJEMAH BAHASA MANDARIN DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENYIAR MANDARIN NIGHT DI EL SHADDAY MEDIA PRODUCTION SOLO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Sebelum melakukan mengajar (PPL) praktikan terlebih dahulu melakukan persiapan-persiapan. Hal ini dimaksudkan agar praktikan bisa beradaptasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Alat yang. yang diungkapkan oleh para ahli bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Alat yang. yang diungkapkan oleh para ahli bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan suatu alat untuk berkomunikasi dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Alat yang digunakan ialah bahasa. Kata bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMA PIRI 1 YOGYAKARTA

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMA PIRI 1 YOGYAKARTA BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL KEGIATAN PPL 1. Persiapan PPL Praktik Pengalaman Lapangan adalah kegiatan mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 program kependidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Sebelum pelaksanaan PPL banyak hal yang perlu dipersiapkan dan dilaksanakan oleh mahasiswa. Beberapa hal yang dilakukan mahasiswa dalam rangka

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 2 DI SMP NEGERI 7 KOTA SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 2 DI SMP NEGERI 7 KOTA SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 2 DI SMP NEGERI 7 KOTA SEMARANG Dosen Pembimbing: Dr. Eva Banowati, M.Si Disusun Oleh: Nama : ULFATUN NIHAYAH NIM : 3201409081 NIM : Pendidikan Geografi, S1 JURUSAN

Lebih terperinci

PENTINGNYA SARANA DAN MOTIVASI BELAJAR SERTA KENDALA YANG DIHADAPI PENGAJAR SMP IT SYARIF HIDAYATULLAH SUKORAMBI

PENTINGNYA SARANA DAN MOTIVASI BELAJAR SERTA KENDALA YANG DIHADAPI PENGAJAR SMP IT SYARIF HIDAYATULLAH SUKORAMBI PENTINGNYA SARANA DAN MOTIVASI BELAJAR SERTA KENDALA YANG DIHADAPI PENGAJAR SMP IT SYARIF HIDAYATULLAH SUKORAMBI LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA Oleh Hamimah NIM 080103101014 JURUSAN DIPLOMA III BAHASA INGGRIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata adalah unit terkecil di dalam bahasa yang mempunyai arti. Kata sering digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Kata adalah unit terkecil di dalam bahasa yang mempunyai arti. Kata sering digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kata adalah unit terkecil di dalam bahasa yang mempunyai arti. Kata sering digunakan untuk membentuk sebuah kalimat. Di dalam bahasa Indonesia ada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Dalam Tri Dharma perguruan tinggi yang ketiga disebutkan tentang pengabdian kepada masyarakat. Hal tersebut dapat diartikan jika mahasiswa yang telah menyelesaikan tugas belajarnya di

Lebih terperinci

100. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

100. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan 100. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, tepatnya di Jalan Kapas No. 7, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta. Kegiatan PPL dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Data Perusahaan Westin School adalah sekolah yang mengajarkan siswa dari Kelompok Bermain sampai Sekolah Menengah Atas pelajaran dengan kurikulum pemerintah dan Singapura.Sekolah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Febrina Nurmalasari NIM : 2302409077 Program studi : Pendidikan Bahasa Jepang FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH Disusun oleh: Eko Prastyo Herfianto 2101409072 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

99. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

99. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 99. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL ini dilaksanakan selama kurang lebih waktu aktif satubulan, terhitung mulai tanggal 10 Agustus sampai dengan 12 September. Sebelum pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 19 Banjarmasin Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Banjarmasin adalah merupakan salah satu lembaga

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Masalah yang ingin penulis angkat dalam perancangan aplikasi pembelajaran bahasa mandarin berbasis android adalah bagaimana merancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Survei Pengenalan Aksara Han Tradisional 繁体字 (Fanti Zi)pada Pembelajar Bahasa Mandarin

ABSTRAK. : Survei Pengenalan Aksara Han Tradisional 繁体字 (Fanti Zi)pada Pembelajar Bahasa Mandarin ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Rian Juhandi : S-1 Sastra China : Survei Pengenalan Aksara Han Tradisional 繁体字 (Fanti Zi)pada Pembelajar Bahasa Mandarin Bahasa Mandarin memiliki dua jenis aksara yaitu

Lebih terperinci

1. Latar Belakang Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian

1. Latar Belakang Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian 1. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak akan lepas dari penggunaan bahasa dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan menggunakan bahasa manusia akan lebih leluasa dalam berinteraksi dengan masyarakat

Lebih terperinci

tempat mahasiswa praktikan untuk melangsungkan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan.

tempat mahasiswa praktikan untuk melangsungkan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan. BAB I PENDAHULUAN Sebagi seorang calon guru sudah selayaknya mahasiswa belajar menjadi seorang guru yang baik yakni guru yang bisa menjadi panutan bagi peserta didik, orang lain, maupun dirinya sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perekonomiannya. Pertumbuhan perekonomian China yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perekonomiannya. Pertumbuhan perekonomian China yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa Mandarin kini menjadi salah satu bahasa penting di dunia seiring dengan perkembangan perekonomiannya. Pertumbuhan perekonomian China yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat, karena ketika kita mendengarkan orang lain, berbicara dengan orang lain dan menulis untuk orang lain

Lebih terperinci

Peningkatan kemampuan siswa dalam bahasa Mandarin dengan pemanfaatan media pembelajaran

Peningkatan kemampuan siswa dalam bahasa Mandarin dengan pemanfaatan media pembelajaran Peningkatan kemampuan siswa dalam bahasa Mandarin dengan pemanfaatan media pembelajaran LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya pada Diploma III Bahasa

Lebih terperinci

MR203 Bahasa Mandarin Pariwisata: S1, 2 sks, semester 3

MR203 Bahasa Mandarin Pariwisata: S1, 2 sks, semester 3 MR203 Bahasa Mandarin Pariwisata: S1, 2 sks, semester 3 Mata kuliah ini merupakan pendalaman dari mata kuliah Pengantar Bahasa Mandarin. Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu membaca

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMP NEGERI 1 MAGELANG. Disusun oleh : Nama : Dewi Prasetyo Susanti NIM : Prodi : PPKn

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMP NEGERI 1 MAGELANG. Disusun oleh : Nama : Dewi Prasetyo Susanti NIM : Prodi : PPKn LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMP NEGERI 1 MAGELANG Disusun oleh : Nama : Dewi Prasetyo Susanti NIM : 3301409122 Prodi : PPKn FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis kesalahan, suoyou, yiqie, tata bahasa Bahasa Mandarin. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis kesalahan, suoyou, yiqie, tata bahasa Bahasa Mandarin. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Nama : Novica Servia Program Studi : S-1 Sastra China Judul : Analisis Kesalahan Pemakaian Kata Suoyou ( 所有 ) dan Yiqi e ( 一切 ) pada Mahasiswa D-3 Bahasa Mandarin Universitas K risten Maranatha

Lebih terperinci

PENYIARAN RADIO BERBAHASA CHINASEBAGAIMEDIA KOMUNIKASIDALAM PROGRAMACARA SUNDAYMANDARINDI RADIO PAS FM SOLO

PENYIARAN RADIO BERBAHASA CHINASEBAGAIMEDIA KOMUNIKASIDALAM PROGRAMACARA SUNDAYMANDARINDI RADIO PAS FM SOLO PENYIARAN RADIO BERBAHASA CHINASEBAGAIMEDIA KOMUNIKASIDALAM PROGRAMACARA SUNDAYMANDARINDI RADIO PAS FM SOLO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Peryaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN NADA PERTAMA ATAU YĪNPÍNG ( 阴平 ) DALAM BAHASA MANDARIN PADA MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI SASTRA CINA FIB UB SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN NADA PERTAMA ATAU YĪNPÍNG ( 阴平 ) DALAM BAHASA MANDARIN PADA MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI SASTRA CINA FIB UB SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN NADA PERTAMA ATAU YĪNPÍNG ( 阴平 ) DALAM BAHASA MANDARIN PADA MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI SASTRA CINA FIB UB SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIANA EKA NUR WATHIN 115110400111001 PROGRAM

Lebih terperinci

1) Identitas Sekolah

1) Identitas Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat sehingga kegiatan PPL ini harus senantiasa

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Setelah dilakukan perumusan dan perancangan terhadap program yang akan dilaksanakan, maka kegiatan selanjutnya adalah realisasi program-program yang telah

Lebih terperinci

MEDIA LAGU DAN GAMBAR SEBAGAI PENINGKATAN PRESTASI SISWA DALAM PELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SD TRIPUSAKA SURAKARTA

MEDIA LAGU DAN GAMBAR SEBAGAI PENINGKATAN PRESTASI SISWA DALAM PELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SD TRIPUSAKA SURAKARTA MEDIA LAGU DAN GAMBAR SEBAGAI PENINGKATAN PRESTASI SISWA DALAM PELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SD TRIPUSAKA SURAKARTA Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Ahli Madya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013 LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013 Disusun oleh : Nama : Damar Aji Widiarso NIM : 3101409034 Prodi. : Pend Sejarah FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Pemanfaatan Teknik Menyanyi Dalam Pembelajaran Hafalan Kosakata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup di tengah masyarakat, apalagi di perkembangan zaman yang menuntut perubahan dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Analisis Tema dan Metode Pada Pengajaran Bahasa Mandarin Untuk Siswa TK Besar di TKK Trimulia Hits

ABSTRAK. : Analisis Tema dan Metode Pada Pengajaran Bahasa Mandarin Untuk Siswa TK Besar di TKK Trimulia Hits ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Tina : S-1 Sastra China : Analisis Tema dan Metode Pada Pengajaran Bahasa Mandarin Untuk Siswa TK Besar di TKK Trimulia Hits Skripsi ini menganalisis kesesuaian tema

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan mengembangkan kehidupan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Lebih terperinci