Makalah Auditing 1 Bukti Pemeriksaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Makalah Auditing 1 Bukti Pemeriksaan"

Transkripsi

1 Makalah Auditing 1 Bukti Pemeriksaan Disusun oleh 1. Massaid Resna H. (C1L011011) 2. Hendra Aditya (C1L011012) 3. Sarah Fauziah (C1L011014) Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman 2013

2 PENDAHULUAN Pengauditan merupakan suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan- tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan criteria yang telah ditetepkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Selama audit laporan keuangan, auditor mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk membentuk suatu pendapat mengenai apakah laporan keungan sudah mengikuti criteria tertentu, biasanya prinsip yang berlaku umum. Untuk menyatakan pendapat tersebut, auditor harus mengurangi tingkat resiko rendah yang dapat diterima bahwa laporan keuangan mengandung salah saji material. Auditor wajib mengumpulkan bukti yang memadai dan kompeten untuk memberikan dasar yang memadai bagi pendapat mereka atas laporan keuangan. Bahan bukti audit terdiri atas data akuntansi dan semua informasi penguat lainnya yang menguatkan angka-angka yang tertera dalam laporan keuangan. Dalam pelaksanaan audit, sebagian besar pekerjaan auditor melibatkan pencarian dan pengevaluasian bukti dengan mamakai tehnik audit seperti : inspeksi dan konfirmasi untuk menguji kewajaran laporan keuangan.

3 ISI Konsep Dasar Bukti Audit Dari perpektif audit, bahan bukti terdiri atas data akutansi dan semua informasi mengutkan yang tersedia bagi auditor. Bahan buktilah yang dipakai untuk menguatkan atau menyangkal suatu asersi. Terdapat empat konsep yang berkaitan dengan bukti audit : a. Sifat bahan bukti b. Kecukupan bahan bukti c. Kompetensi bahan bukti d. Evaluasi bahan bukti Sifat Bahan Bukti Bahan bukti terdiri atas data akuntansi yang mendasari dan informasi menguatkan yang tersedia bagi auditor. Data akuntansi yang medasari yang dapat dipakai sebagai bukti untuk menguji tujuan audit meliputi jurnal (termasuk buku besar dan buku pembantu), buku manual akuntansi, dan catatan seperti kertas kerja dan lembar kerja yang mendukung angkaangka dalam laporan keuangan. Data tersebut sering dalam bentuk elektronik. Informasi yang menguatkan (corborating information) mencakup informasi tertulis dan elektronik seperti cek, catatan transfer elektronik, faktur, kontrak, notula rapat, konfirmasi, dan representasi tertulis. Bukti yang menguatkan juga dikorek oleh auditor melalui permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi, dan pemeriksaan fisik. Bagi beberapa entitas, data akuntansi dan bahan bukti audit penguat boleh jadi hanya tersedia dalam bentuk elektronik. Misalnya, pesan elektronik (electronic message) ataupun citra elektronik (electronic image). Dua contoh yang lazim adalah pertukaran data elektronik (electronic data interchange, EDI) dan pengolahan citra. Klien yang mengaplikasikan EDI sanggup mengolah transaksi penjualan dan pembelian secara elektronis. Dalam system pengolahan citra (image processing system), dokumen dipindai dan dikonversikan ke dalam citra elektronik guna memfasilitasi penyimpanan dan referensi, dan dokumen sumber barangkali tidak disimpan setelah pengkonversian tadi. Dalam system seperti itu, bukti elektronik mungkin hanya ada pada suatu saat tertentu dan barangkali tidak bisa diambil ulang dibelakangan hari.

4 Kecukupan Bahan Bukti Bukti yang cukup (sufficient evidence) adalah bukti yang memadai untuk mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan. Kecukupan bukti terutama diukur oleh banyaknya sampel yang dipilih auditor. Banyak dan jenis bahan bukti ditentukan oleh pertimbangan profesional auditor. Dalam menakar kecukupan bukti, auditor bergantung pada materialitas dan resiko audit untuk saldo akun atau golongan transaksi guna menentukan lingkup audit. Bukti dianggap bersifat mengarahkan (persuasive) manakala mencukupi dalam kuantitas dan kualitasnya sehingga memungkinkan auditor menarik kesimpulan. Pada umumnya auditor bergantung pada bukti bersifat mengarahkan (persuasive evidence) ketimbang bukti bersifat meyakinkan (convicing evidence) dalam memformulasi pendapatnya terhadap laporan keuangan. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, karena auditor menarik kesimpulan mengenai akun atau golongan transaksi berdasarkan subset dari bukti yang tersedia. Kedua, disebabkan oleh sifat bukti, auditor acapkali harus bergantung pada bukti yang tidak sepenuhnya andal. Ragam bukti audit memiliki tingkat keandalan yang berlainan dan, bahkan bukti yang andal sekalipun memiliki kelemahan juga. Kompetensi Bahan Bukti Sahih. Bukti kompeten adalah bukti yang sahih dan relevan. Kesahihan bukti merupakan fungsi tiga kualitas: Independen sumber bukti. Bukti yan diperoleh secara langsung oleh auditor dari sumber diluar entitas pada umumnya dianggap lebih andal ketimbang bukti yang dperoleh dari dalam entitas. Efektivitas pengendalian internal. Tujuan utama pengendalian internal klien adalah untuk menghasilkan informasi yang andal guna membantu proses pengambilan keputusan manajemen. Sebagai bagian audit, efektivitas pegendalian internal klien dievaluasi oleh auditor. Oleh karena itu, semakin kokoh pengendalian internal klien, maka semakin tinggi keyakinan yang diberikan menyangkut keandalan bukti audit. Pengetahuan pribadi langsung auditor. Bukti yang digali secara langsung oleh auditor pada umumnya dianggap lebih andal ketimbang bukti yang diperoleh secara tidak langsung melalui cara lainnya. Contohnya, pemeriksaan fisik yang dilakukan auditor terhadap persediaan klien dianggap relative andal karena auditor memiliki pengetahuan pribadi langsung mengenai persediaan.

5 Relevan. Kompetensi bukti tergantung pada relevansinya dengan tujuan audit yang sedang diuji. Supaya relevan, bukti harus mempengaruhi kemampuan auditor untuk memerima atau menolak asersi laporan keuangan tertentu. Auditor menarik kesimpulan atas kewajaran penyajian laporan keuangan secara keseluruhan melalui serangkaian evaluasi yang dibuat selama audit perihal asersi laporan keuangan tertentu. Setiap bukti yang dikumpulkan lalu dievaluasi dari segi manfaatnya bagi auditor untuk menguatkan maupun menentang asersi oleh menejemen. Relevansi menejemen diukur dari sejauh mana faedahnya bagi tujuan tersebut. Evaluasi Bahan Bukti Dalam mengevaluasi bukti, auditor harus melakukan pencarian seksama terhadap bukti dan tidak bias dalam evaluasinya. Ketika mengevaluasi bukti, auditor mesti tetap obyektif dan tidak memperkenankan evaluasi yang dilakukannya menjadi bias oleh pertimbangan lainnya. Misalnya, dalam mengevaluasi respons klien kepada permintaan keterangan, auditor tidak boleh membiarkan factor pribadi mempengaruhi evaluasi respons klien tadi. JENIS BUKTI AUDIT Terdapat enam jenis bukti audit yang tersedia bagi auditor untuk menguatkan tujuan audit: Bukti fisik Representasi oleh pihak ketiga Bukti matematis Dokumentasi Representasi oleh karyawan klien Saling hubungan diantara data Bukti Fisik (Physical Evidence) Bukti fisik (physical evidence) adalah bukti yang benar-benar dapat dilihat oleh auditor. Bukti fisik terdiri atas dua jenis: pemeriksaan aset dan pengamatan atau observasi aktivitas-aktivitas klien. Sebagai contoh, keberadaan aktiva tetap seperti mobil, bangunan, mesin pabrik, dan peralatan kantor dapat secara meyakinkan ditetapkan melalui pemeriksaan fisik (physical examination). Dalam pemeriksaan fisik maupun observasi pada umumnya perlu dilengkapi oleh tipe bukti lainnya untuk menentukan kepemilikan, penilaian yang benar,

6 dan kondisi aktiva tersebut. Bagi beberapa jenis aktiva, seperti piutang usaha dan aktiva tidak berwujud tidak dapat diverifikasi melalui bukti fisik. Representasi oleh Pihak Ketiga (Representations by Third Parties) Representasi oleh pihak ketiga merupakan bukti yang dikumpulkan auditor melalui korespondensi langsung dengan orang atau entitas selain klien. Auditor sering meminta representasi dari pihak ketiga berikut: Pelanggan: untuk mengkorfirmasi saldo piutang usaha klien. Pemasok: untuk mengkorfimasi saldo utang usaha klien. Bank: untuk mengkorfirmasi saldo rekening giro, saldo wesel, dan informasi klien lainnya. Pengacara: untuk mengkorfirmasi kewajiban bersyarat klien. Agen persediaan: untuk mengkorfirmasi unsure-unsur persediaan klien yang dikonsinyasi atau berada di gudang umum. Konfirmasi. Prosedur paling lazim untuk menghimpun bukti representasi dari pihak ketiga adalah surat permintaan konfirmasi (confirmation request). Konfirmasi adalah proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas suatu permintaan informasi mengenai unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan---standar Auditing (SA) Seksi 330 (PSA No. 07). Surat permintaan konfirmasi dipakai dalam audit sejumlah akun, termasuk akun kas, piutang usaha, dan piutang wesel, akun utang, dan akun modal saham. Surat Pengacara. Sumber utama informasi mengenai litigasi yang ditangguhkan terhadap klien didapat dari surat pengacara (lawyers letter). Untuk memperoleh surat pengacara (penasihat hukum), auditor meminta klien supaya meminta pengacara mereka menyerahkan secara langsung kepada auditor penilaian mereka terhadap hasil litigasi klien yang sedang ditanganinya. Laporan spesialis. Dalam Standar Auditing (SA) Seksi 336 (PSA No. 39), Penggunaan Pekerjaan Spesialis, Ikatan Akuntan Indonesia mengakui keharusan bagi auditor untuk berkonsultasi dengan pakar, manakala dianggap tepat, sebagai cara untuk mengumpulkan bukti audit yang kompeten. Auditor bertanggung jawab untuk melakukan prosedur guna mengevaluasi kecukupan kualifikasi profesional dan reputasi spesialis.

7 Spesialis mungkin memiliki hubungan dengan klien, namun auditor harus waspada terhadap gangguan obyektivitas spesialis dan harus mempertimbangkan kebutuhan akan prosedur audit tambahan yang berhubungan dengan asumsi, metode, dan temuan. Spesialis dapat dipakai untuk menentukan kewajaran pekerjaan. Bukti Matematis (Mathematical Evidence) Bukti matematis (mathematical evidence) terdiri atas kalkulasi, rekalkulasi, dan rekonsiliasi yang dilakukan oleh auditor. Bukti matematis dipakai oleh auditor untuk memverifikasi akurasi matematis catatan klien. Bukti matematis merupakan bentuk langsung bukti audit karena auditor melakukan komputasi terhadap data klien. Kategori penting bukti matematis berhubungan dengan alokasi dan akrual. Contoh alokasi dan akrual yang diuji melalui kalkulasi atau rekalkulasi adalah bunga, beban penyusutan, utang pajak penghasilan, utang gaji, dan untung atau rugi penjualan aktiva tetap. Dokumenter Bukti documenter (documentary evidence) meliputi cek, faktur, kontrak, dan notula rapat. Bukti documenter bisa berasal dari dokumen internal maupun dokumen eksternal. Dokumen Eksternal. Dokumen eksternal (external document) dibuat oleh pihak ketiga, namun berada di dalam arsip klien. Sebagai contoh, pemasok akan mengirimkan kepada klien faktur yang meminta pembayaran atas barang atau jasa. Klien akan menyimpan faktur tadi pada arsip mereka. Contoh dokumen eksternal lainnya meliputi rekening koran, faktur pemasok, piutang wesel, kontrak, surat pesanan pembelian, dan sertifikat saham dan obligasi. Dokumen eksternal dianggap lebih andal ketimbang dokumen internal karena berasal dari pihak ketiga yang independen, dan kecil kemungkinannya untuk bisa dibandingkan dengan dokumen internal. Dokumen Internal. Dokumen internal (internal document) dibuat di dalam perusahaan. Dokumen internal bisa mengalir dari klien kepada pihak ketiga dan kembali lagi kepada klien (contohnya, slip setoran dan cek dibatalkan), atau dokumen tersebut tetap berada di dalam perusahaan dan tidak perlu mengalir ke pihak ketiga (sebagai missal, neraca, laporan penerimaan barang, dan rekonsiliasi bank). Bukti documenter yang paling andal dan dibuat di dalam perusahaan adalah cek yang dibayarkan. Sebagian besar dokumen yang dibuat di dalam organisasi klien merupakan bukti bermutu rendah ketimbang cek yang dibayarkan karena dokumen tadi hanya berputar di dalam perusahaan saja dan tidak mendapat telaah kritis oleh pihak luar.

8 Dokumen Elektronik. Manakala diterapkan sistem pertukaran data elektronik (electronic data interchange, EDI), dokumen sumber seperti faktur, surat pesanan pembelian (purchase order), dan surat pemuatan barang (bill of lading) digantikan oleh dokumen elektronik. Untuk menentukan tingkat keandalan dokumen elektronik semacam itu, auditor perlu mengerti seputar pengendalian terhadap sistem computer klien. Representasi oleh Personalia Klien (Representation by Client Personnel) Representasi oleh personalia klien merupakan pernyataan sebagai jawaban atas permintaan keterangan yang diajukan oleh auditor. Jenis bukti audit ini sering dipakai oleh auditor dalam tahap awal perencanaan audit untuk memberikan bukti mengenai kebijakan khusus klien dan informasi ikhwal lingkungan umum klien. Karena pihak klien yang membuat representasi ini, maka kegunaannya tentu saja terbatas. Representasi personalia klien tidak memiliki salah satu dari empat karakteristik esensial bukti: bebas dari bias. Saling Hubungan Data (Data Interrelationships) Saling hubungan data melibatkan pemeriksaan dan perbandingan hubungan diantara data. Data semacam itu seperti data nonkeuangan (contohnya: banyaknya pelanggan, jam kerja langsung) dapat diperiksa guna menentukan trend dan hubungannya. Hubungan data bergantung pada hubungan yang masuk akal diantara data keuangan dan data nonkeuangan. Bukti mengenai saling hubungan data dapat digali melalui prosedur analitis. Catatan Akuntansi Keandalan buku besar dan jurnal sebagai bahan bukti diindikasikan oleh luasnya cakupan pengendalian internal terhadap pembuatannya. Manakala dimungkinkan, buku pembantu untuk piutang usaha, utang usaha, dan aktiva tetap harus disimpan oleh orang yang tidak bertanggung jawab atas buku besar. Semua entri jurnal umum mesti disetujui secara tertulis oleh kepala bagian akuntansi atau eksekutif lainnya. Apabila buku besar dan jurnal diolah oleh sistem itu hadir dan catatan akuntansi kelihatannya dijaga dengan baik, auditor dapat mengasumsikan bahwa buku besar dan jurnal member dukungan bagi laporan keuangan.

9 TIPE BUKTI AUDIT Terdapat dua golongan tipe bukti audit yaitu: Tipe Data akuntansi 1. Pengendalian intern 2. Catatan akuntansi Tipe Informasi Penguat 1. Bukti fisik 2. Bukti documenter 3. Perhitungan 4. Bukti lisan 5. Perbandingan dan rasio 6. Bukti dari spesialis Tipe Data Akuntansi 1. Pengendalian intern sebagai bukti Pengendalian intern yang dibentuk dalam setiap kegiatan perusahaan dapat digunakan untuk mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Kuat atau lemahnya pengendalian intern merupakan factor utama yang menentukan jumlah bukti audit yang harus dikumpulkan sebagai dasar pernyataan pendapat auditor. Jika pengendalian intern lemah, auditor harus mengumpulkan jumlah bukti audit yang lebih banyak. 2. Catatan akuntansi sebagai bukti Jurnal, buku besar, dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi yang digunakan oleh klien untuk mengolah transaksi keuangan guna menghasilkan laporan keuangan. Oleh karena itu, pada waktu auditor melakukan melakukan verifikasi suatu jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan, ia akan melakukan penelusuran kembali jumlah tersebut melalui catatan akuntansi. Dengan demikian, catatan akuntansi merupakan bukti audit bagi auditor mengenai pengolahan transaksi keuangan yang telah dilakukan oleh klien. Selain itu catatan akuntansi sebagai bukti audit meliputi pula: rekapitulasi biaya, penjualan dan rekapitulasi angka yang lain, daftar saldo, laporan keuangan intern dan laporan keuangan yang dibuat untuk kepentingan manajemen.

10 Tipe Informasi Penguat 1. Bukti fisik Bukti fisik adalah bukti audit yang diperoleh dengan cara inspeksi atau perhitungan aktiva berwujud. Tipe bukti ini pada umumnya dikumpulkan oleh auditor dalam pemeriksaan terhadap sediaan dan kas. Pemeriksaan terhadap surat berharga, piutang wesel, investasi jangka panjang, dan aktiva berwujud juga membutuhkan bukti fisik ini. Untuk jenis aktiva tertentu, bukti fisik dianggap sebagai bukti audit yang paling andal dan bermanfaat. 2. Bukti dokumenter Bukti dokumenter ini adalah tipe bukti audit yang paling penting bagi auditor. Tipe bukti audit ini dibuat dari kertas bertuliskan huruf dan atau angka atau simbol-simbol yang lain. Menurut sumbernya, bukti dokumenter dapat dibagi menjadi tiga golongan: Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang bebas yang dikirimkan langsung kepada auditor. Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar yang bebas yang disimpan dalam arsip klien. Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan dalam organisasi klien. 3. Perhitungan sebagai bukti Perhitungan yang dilakukan sendiri oleh auditor untuk membuktikan ketelitian perhitungan yang terdapat dalam catatan klien merupakan salah satu bukti audit yang bersifat kuantitatif. Contoh tipe audit ini adalah: Footing, yaitu pembuktian ketelitian penjumlahan vertical Cross-footing, yaitu pembuktian ketelitian penjumlahan hotizontal Pembuktian ketelitian perhitungan biaya depresiasi dengan cara menggunakan tariff depresiasi yang digunakan oleh klien Pembuktian ketelitian penentuan taksiran kerugian piutang usaha, laba per saham yang beredar, taksiran pajak perseroan dan lain-lain. 4. Bukti lisan Dalam melaksanakan audit, auditor tidak berhubungan dengan angka, namun berhubungan dengan orang terutama para manajer. Oleh karena itu, dalam rangka mengumpulkan bukti audit, auditor banyak meminta keterangan secara lisan. Permintaan keterangan secara lisan

11 oleh auditor kepada karyawan kliennya tersebut akan menghasilkan informasi tertulis atau lisan. 5. Perbandingan Untuk menentukan akun atau transaksi yang akan dipisahkan guna penyelidikan yang lebih intensif. Auditor melakukan analisis terhadap perbandingan setiap aktiva, utang, penghasilan, dan biaya dengan saldo yang berkaitan dalam tahun sebelumnya. Jika terdapat perubahan yang bersifat luar biasa diadakan penyelidikan sampai auditor memperoleh alas an yang masuk akal mengenai penyebabnya. Sebagai contoh, tipe bukti audit ini adalah perbandingan jumlah biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Jika perbedaan cukup signifikan, auditor kemudian mencari informasi penyebab terjadinya perubahan biaya tersebut. 6. Bukti dan spesialis Spesialis adalah seorang atau perusahaan yang memiliki keahlian atau pengetahuan khusus dalam bidang selain akuntansi dan auditing. Contohnya adalah pengacara, insyinyur sipil, geologist, penilai (appraiser) Berbagai contoh tipe masalah yang kemungkinan menurut pertimbangan auditor memerlukan pekerjaan spesialis meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal berikut ini: Penilaian (misalnya karya seni, obat-obatan khusus, dan restricted securities) Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kuantitas yang tersedia atau kondisi (misalnya, cadangan mineral atau tumpukan bahan baku yang ada di gudang) Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau metode khusus (misalnya beberapa perhitungan akturial) Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau persetujuan (misalnya, pengaruh potensial suatu kontrak atau dokumen hukum lainnya, atau hak atas properti. PROSEDUR AUDIT Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor meliputi:

12 Inspeksi. Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik sesuatu. Dengan melakukan inspeksi terhadap sebuah dokumen, auditor akan dapat menentukan keaslian dokumen tersebut Konfirmasi. Konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas. Permintaan keterangan. Permintaan keterangan merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan. Bukti audit yang dihasilkan dari prosedur ini adalah bukti lisan dan dokumenter. Penelusuran. Dalam melaksanakan prosedur audit ini, auditor melakukan penelusuran informasi sejak mula-mula data tersebut direkam pertama kali dalam dokumen, dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data tersebut dalam proses akuntansi. Pemeriksaan bukti pendukung. Pemeriksaan dokumen pendukung (vouching) merupakan proses audit yang meliputi: - Inspeksi terhadap dokumen-dokumen yang mendukung suatu transaksi atau data keuangan untuk menentukan kewajaran dan kebenarannya. - Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang berkaitan. Penghitungan (counting). Prosedur audit ini meliputi: (1) penghitungan fisik terhadap sumber daya berwujud besaran persediaan di tangan yaitu digunakan untuk mengevaluasi bukti fisik kuantitas yang ada di tangan dan (2) pertanggungjawaban semua formulir bernomor urut acak yang digunakan untuk mengevaluasi bukti dokumenter yang medukung kelengkapan catatan akuntansi. Scanning. Scanning merupakan review secara cepat terhadap dokumen, catatan, dan daftar untuk mendeteksi unsure-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih medalam. Perlaksanaan ulang (reperforming). Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh klien. Umumnya pelaksanaan ulang diterapkan pada penghitungan dan rekonsiliasi yang telah dilakukan oleh klien. Teknik audit berbantuan computer (computer-assisted audit techniques). Bilamana catatan akuntansi klien diselenggarakan dalam media elektroni, auditor perlu menggunakan teknik tersebut dalam menggunakan berbagai prosedur audit tersebut. Teknik ini memberikan panduan bagi auditor tentang penggunaan komputer dalam audit di lingkungan sistem informasi komputer.

13 SITUASI AUDIT YANG MENGANDUNG RESIKO BESAR Seorang auditor harus waspada jika menghadapi situasi audit yang mengandung resiko besar seperti contoh berikut ini. Pengendalian intern yang lemah Kondisi keuangan yang tidak sehat Manajemen yang tidak dapat dipercaya Penggantian auditor Perubahan tarif atau peraturan pajak atas laba Usaha yang bersifat spekulatif Transaksi perusahaan yang kompleks KEPUTUSAN YANG HARUS DIAMBIL OLEH AUDITOR BERKAITAN DENGAN BUKTI AUDIT Dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor melakukan empat pengambilan keputusan yang saling berkaitan, yaitu: 1. Penentuan prosedur audit yang akan digunakan. Untuk mengumpulkan bukti audit, auditor menggunakan prosedur audit. Contoh prosedur audit disajikan berikut ini. Hitung penerimaan kas yang belum disetor pada tanggal neraca dan awasi uang kas tersebut sampai dengan saat penyetoran ke bank Mintalah cut-off statement dari bank kira-kira untuk jangka waktu dua minggu setelah tanggal neraca Lakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan yang diselenggarakan oleh klien 2. Penentuan besarnya sampel. Jika prosedur audit telah ditetapkan, auditor dapat menentukan besarnya sampel yang berbeda dari satu unsur dengan unsur yang lain dalam populasi yang sedang diperiksa. Keputusan mengenai banyak unsur yang diuji harus diambil oleh auditor untuk setiap prosedur audit. 3. Penentuan unsur tertentu yang dipilih sebagai anggota sampel. Setelah besarnya sampel ditentukan untuk prosedur audit tertentu, auditor masih harus memutuskan unsur mana yang akan dipilih sebagai anggota sampel yang harus diperiksa. 4. Penentuan waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur audit. Karena audit terhadap laporan keuangan meliputi suatu jangka tertentu, biasanya 1 tahun, maka auditor dapat mulai mengumpulkan bukti audit segera setelah awal tahun. Dan

14 karena audit biasanya baru dapat diselesaikan beberapa minggu atau bulan setelah tanggal neraca, maka prosedur audit dapat digunakan pada awal tahun yang diaudit, akhir tahun yang diaudit, atau beberapa minggu atau bulan setelah tanggal neraca. Resiko dalam pengauditan Resiko audit didefinisikan sebagai probabilita dikeluarkannya pendapat yang tidak tepat terhadap laporan keuangan oleh karena adanya kesalahan yang materil yang tidak dapat dikemukaan oleh pemeriksaan. Definisi ini juga dapat diperluas sehingga mencakup kemungkinan kemungkinan : - Pemberian laporan tanpa pendapat (disclaimer opinion) - Pendapat setuju dengan pengecualian (qualified opinion) - Pendapat tidak setuju (adverse opinion) Ada dua komponen resiko yang dapat mengakibatkan pemberian pendapat-pendapat yang tidak tepat, yakni : 1. Kemungkinan terjadinya kesalahan materil dalam proses akuntansi 2. Kemungkinan tidak diketemukannya kesalahan materil tersebut dalam pemeriksaan.

15 Kesimpulan Berdasarkna keputusan penting yang harus dibuat oleh auditor berkenaan dengan sifat, saat, serta luasnya prosedur audit maupun penetapan staf audit. Selain itu, auditor harus dapat menetapkan tujuan audit spesifik dari asersi laporan keuangan, karena setiap tujuan audit biasanya memerlukan bukti dan prosedur audit yang berbeda. Keprofesionalan auditor dalam pengambilan keputusan didasarkan pada cara pengambilan keputusannya. Di Era sekarang banyak perusahaan yang menyimpan laporannya menggunakan media modern yang dapat membantu dalam proses audit dan mendukung bukti audit. Mereview pengaruh pemrosesan data elektronik pada pertimbangan profesional dalam kaitannya dengan perencanaan serta pengumpulan bukti audit. Sehingga bukti audit sangat diperlukan dalam proses pengauditan dan sebagai bukti pendukung.

16 Referensi Jusup, Haryono. Auditing. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (YKPN) Simamora, Henry Auditing 1. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Nasution, M. Utama Resiko Audit. Fakultas Ekonomi USU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematika untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti Audit BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: "Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

Prosedur Audit. Auditor juga menjalankan prosedur audit lain dalam pengumpulan bukti, meliputi:

Prosedur Audit. Auditor juga menjalankan prosedur audit lain dalam pengumpulan bukti, meliputi: Prosedur Audit Prosedur Audit Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengunpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Prosedur audit yang dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut Alvin A. arens dan james K. Loebbecke (2003,1) pengertian auditing adalah sebagai berikut : Auditing adalah merupakan akumulasi dan evaluasi bukti

Lebih terperinci

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit SA 00 Bukti Audit SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 BUKTI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Standar audit Sa 500. Bukti audit

Standar audit Sa 500. Bukti audit Standar audit Sa 500 Bukti audit SA paket 500.indb 1 Standar Audit Standar audit 500 BuKti audit (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari

Lebih terperinci

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN SA Seksi 330 PROSES KONFI RMASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang proses konfirmasi dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang

Lebih terperinci

MAKALAH MATA KULIAH AUDITING CONTOH KASUS BUKTI AUDIT

MAKALAH MATA KULIAH AUDITING CONTOH KASUS BUKTI AUDIT MAKALAH MATA KULIAH AUDITING CONTOH KASUS BUKTI AUDIT Disusun oleh Kelompok 5 (AK5-B3): 1. Fitriah Fajr (142010300110) 2. Nur Sakdiyah (142010300148) 3. Yunda Roro Anggraini (142010300158) 4. Farikhatul

Lebih terperinci

AUDIT EVIDENCE. MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah. Akuntansi Pemeriksaan I. Dosen Pengajar : Martha Tona,SE.MSA.

AUDIT EVIDENCE. MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah. Akuntansi Pemeriksaan I. Dosen Pengajar : Martha Tona,SE.MSA. AUDIT EVIDENCE MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Pemeriksaan I Dosen Pengajar : Martha Tona,SE.MSA Disusun oleh: 1. Alivia Ayu Pratiwi (14310751) 2. Rahma Rosita Y (14310712)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA 0 Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 RESPONS AUDITOR TERHADAP RISIKO YANG TELAH DINILAI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Tugas Individu Kasus 10

Tugas Individu Kasus 10 Nama : Irene Nathasia Devi NIM : 115020307111013 Kelas : CE Tugas Individu Kasus 10 Pertanyaan Diskusi 1. PSA No. 39 SA Seksi 336 merupakan pengaturan auditor dalam menggunakan jasa profesional lainnya

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tujuan Umum Untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan PABU Tujuan Khusus

Lebih terperinci

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai

Lebih terperinci

Bukti Audit. Bab IV. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

Bukti Audit. Bab IV. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. Bukti Audit Bab IV Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN 1 Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. Tujuan Audit Tujuan audit umum: memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Gambaran Umum Pemeriksaan Keuangan Negara 1. Pengertian pemeriksaan Mulyadi (2002 : 40) mendefinisikan pemeriksaan adalah sebagai berikut: Pemeriksaan adalah suatu proses sistematis

Lebih terperinci

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL SA Seksi 323 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL Sumber: PSA No. 56 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi sebagai berikut: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

Lebih terperinci

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sa Seksi 337 PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sumber : PSA No. 74 01 seksi ini memberikan panduan tentang prosedur yang harus dipertimbangkan oleh auditor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang Pada Standar Pekerjaan Lapangan #1 (PSA 05) menyebutkan bahwa Pekerjaan (audit) harus direncanakan sebaik-baiknya, dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya Perencanaan audit meliputi

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan SA 0 Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 BUKTI AUDIT PERTIMBANGAN SPESIFIK ATAS UNSUR PILIHAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk

Lebih terperinci

Kecurangan Bukti Audit. Studi kasus. Suryadharma Ali Merugikan Keuangan Negara

Kecurangan Bukti Audit. Studi kasus. Suryadharma Ali Merugikan Keuangan Negara Kecurangan Bukti Audit Studi kasus Suryadharma Ali Merugikan Keuangan Negara Oleh : Agung Widiyarti MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA A. Review Kasus Suryadharma Ali (SDA) merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian utang usaha Menurut Munawir, (2007:18) utang dagang adalah utang yang timbul karena adanya pembelian dagangan secara kredit. Jadi dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Audit Definisi auditing menurut Jusup (2014:10) adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN SA Seksi 317 UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN Sumber: PSA No. 31 PENDAHULUAN 01 Seksi mengatur sifat dan lingkup pertimbangan yang harus dilakukan oleh auditor independen dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi a. Sifat Siklus Akuntansi Sifat siklus akuntansi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepemilikan surat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa akuntan. KAP Bayudi Watu dan Rekan

Lebih terperinci

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA BUKTI AUDIT Akuntansi Pemeriksan I Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Perbedaan Bukti audit dengan Bukti Hukum dan Ilmiah Karakteristik Bukti untuk Eksperimen Ilmiah, Kasus Hukum, dan Audit atas Laporan

Lebih terperinci

Audit 2 - Sururi Halaman 1

Audit 2 - Sururi Halaman 1 Halaman 1 Auditing adalah proses pengujian kesesuaian asersi/pernyataan atau kegiatan dengan standar yang berlaku dan kemudian mengkomunikasikan hasil pengujiannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori 1. Teori Atribusi Teori atribusi menjelaskan tentang bagaimana proses penyebab perilaku seseorang atau tujuan seseorang dalam berperilaku. Teori ini diarahkan

Lebih terperinci

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) Disampaikan oleh M. HUSNI MUBAROK, SE. M.SI.Ak. CA MAULAN IRWADI, SE.M MSI,.Ak.CA PREVIEW GENERAL AUDIT 1. DEFINISI 2. TUJUAN 3.TANGGUNG JAWAB LAP. KEU 4.CARA

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca Subsequent Event Subsequent Events adalah : Peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya Laporan Audit Mempunyai akibat yang material terhadap laporan keuangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit II.1.1 Pengertian Audit Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt yang diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Beasley dan Elder (2011: 4)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Beasley dan Elder (2011: 4) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Adapun pengertian auditing dirinci oleh beberapa pakar sebagai berikut: Menurut Arens, Beasley dan Elder (2011: 4) Auditing is the accumulation and evaluation

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Minggu ke-6 MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Program Studi Akuntansi STIE PELITA NUSANTARA KONSEP MATERIALITAS Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang

Lebih terperinci

PI HAK YAN G M EM I LI KI HUBUN GAN I STI M EW A

PI HAK YAN G M EM I LI KI HUBUN GAN I STI M EW A Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa SA Se k si 3 3 4 PI HAK YAN G M EM I LI KI HUBUN GAN I STI M EW A Sumber: PSA No. 34 PEN DAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang prosedur yang harus dipertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjelang era globalisasi banyak perusahaan berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar lagi. Dalam mengembangkan usahanya, baik perusahaan perseorangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Tahap ini sangat penting dan dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus. Keputusan

Lebih terperinci

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No. SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH Sumber: PSA No. 62 PENDAHULUAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Dalam melakukan evaluasi perencanaan audit pada KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry, langkah awal yang penulis lakukan adalah dengan membuat permohonan izin kepada pihak KAP

Lebih terperinci

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SPR 0 Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 0 REVIU ATAS INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DILAKSANAKAN

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan Tujuan keseluruhan dari audit siklus

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI SA Seksi 315 KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI Sumber: PSA No. 16 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA BAB 18 AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA Siklus penggajian dan personalia (payroll and personnel cycle) melibatkan pekerjaan dan pembayaran kepada semua karyawan. Penilaian dan pengalokasian biaya

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, berfokus pada akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik dan pembayaran

Lebih terperinci

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.

Lebih terperinci

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Audit atas Estimasi Akuntansi SA Seksi 342 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Sumber: PSA No. 37 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti audit kompeten

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

Standar Audit SA 530. Sampling Audit SA 0 Sampling Audit SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 SAMPLING AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Definisi Audit Menurut Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence

Lebih terperinci

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis. SA Seksi 710 PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECIL Sumber : PSA No. 58 PENDAHULUAN 01. Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi

Lebih terperinci

BAB III TEORI DAN PRAKTIK

BAB III TEORI DAN PRAKTIK BAB III TEORI DAN PRAKTIK 3.1 Teori 3.1.1 Definisi Akuntan Publik Menurut Mulyadi (2010,h.4) bahwa Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan untuk memberikan jasa akuntan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Agoes (2004:3) pengertian auditing adalah Audit adalah suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Agoes (2004:3) pengertian auditing adalah Audit adalah suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 LandasanTeori 2.1.1 Pengertian Auditing Menurut Agoes (2004:3) pengertian auditing adalah Audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Auditing berikut : adalah : Menurut Arens dan Loebbecke (1997 : 2) pengertian dari auditing adalah : Auditing is the accumullation and evaluation of evidence about quantifiable

Lebih terperinci

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SPR 00 Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 00 PERIKATAN UNTUK REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk reviu atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

Bab II Elemen dan Prosedur SIA Bab II Elemen dan Prosedur SIA Pertanyaan Dalam Merancang SIA 1. Bagaimana mengorganisasi kegiatan agar aktivitas bisnis berjalan dengan efektif dan efisien? 2. Bagaimana mengumpulkan dan memproses data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntan yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Standar

BAB I PENDAHULUAN. akuntan yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Standar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam bidang auditing, jasa yang diberikan oleh Akuntan Publik (AP) adalah melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan dan memberikan pendapat (opini)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agustus 1993 dengan no izin praktik SI-1416/MK.17/1993, Kemudian

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agustus 1993 dengan no izin praktik SI-1416/MK.17/1993, Kemudian BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah KAP Wartono KAP Wartono mendirikan izin praktik pada tanggal 31 Agustus 1993 dengan no izin praktik SI-1416/MK.17/1993, Kemudian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan,

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Survei Pendahuluan Sebelum melaksanakan audit keuangan pada PT Simran Jaya, penulis terlebih dahulu melakukan survei pendahuluan kepada perusahaan yang akan di audit. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis SA 0 Prosedur Analitis SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PROSEDUR ANALITIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT SA Seksi 325 KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT Sumber: PSA No. 35 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan untuk mengidentifikasi dan melaporkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya

Lebih terperinci

PERIKATAN UNTUK MENERAPKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS UNSUR, AKUN, ATAU POS SUATU LAPORAN KEUANGAN

PERIKATAN UNTUK MENERAPKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS UNSUR, AKUN, ATAU POS SUATU LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 622 PERIKATAN UNTUK MENERAPKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS UNSUR, AKUN, ATAU POS SUATU LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 51 Lihat SA Seksi 9622 untuk Interpretasi Seksi Ini PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

Lebih terperinci

BAB IV Hasil Kegiatan Magang

BAB IV Hasil Kegiatan Magang BAB IV Hasil Kegiatan Magang 4.1 Gambaran umum Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu & Rekan Semarang Kantor Akuntan Publik (KAP) BAYUDI WATU & REKAN berdiri di Jakarta pada tanggal 7 februari 1978.Drs. Bayudi

Lebih terperinci

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1)

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Dosen: Christian Ramos K AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1 PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN Sumber: PSA No. 29 Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan berkaitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf, A.A (2003),

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf, A.A (2003), BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Auditing II.1.1. Pengertian Auditing Menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf, A.A (2003), auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

TUJUAN & TANGGUNG JAWAB AUDIT

TUJUAN & TANGGUNG JAWAB AUDIT TUJUAN & TANGGUNG JAWAB AUDIT Tujuan Pengauditan Laporan Keuangan Tujuan pengauditan umum atas laporan keuangan oleh auditor independen merupakan pemberian opini atas kewajaran dimana laporan tersebut

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam menghadapi era globalisasi yang menuju pada era perdagangan bebas, perusahaan kecil dituntut untuk terus berkembang. Namun dalam mengembangkan usahanya tersebut,

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1 Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PROFESI AKUNTAN PUBLIK Timbul dan Berkembangnya Profesi Akuntan

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 319 PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber : PSA No. 69 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang pertimbangan auditor atas pengendalian intern klien

Lebih terperinci

Bukti Audit. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

Bukti Audit. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) Dosen: Christian Ramos K AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Bukti Audit REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1 Bukti Audit 17-2 Bukti Audit informasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

Konfirmasi Eksternal (ISA 505)

Konfirmasi Eksternal (ISA 505) Konfirmasi Eksternal (ISA 505) Standar Perikatan Audit ( SPA ) ini berhubungan dengan penggunaan prosedur konfirmasi eksternal oleh auditor untuk memperoleh bukti audit. Tujuan auditor adalah untuk mendesain

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban Daftar Pertanyaan Petunjuk Pengisian Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban yang disediakan dengan singkat dan jelas dan sandainya Bapak/Ibu berkeberatan mencantumkan

Lebih terperinci

BAB 22 AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI

BAB 22 AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI BAB 22 AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI Ada empat kaarakteristik siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali yang akan mempengaruhi audit atas akun-akun adalah sebagai berikut: 1. Secara

Lebih terperinci

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN Daftar Isi Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 300 STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN Penunjukan auditor independen; perencanaan dan supervisi; risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit; pengujian

Lebih terperinci

BAB 1 PROFESI AUDITING

BAB 1 PROFESI AUDITING PERTANYAAN TINJAUAN BAB 1 PROFESI AUDITING 1-1 (Tujuan 1-5) Jelaskan hubungan antara jasa audit, jasa atestasi, dan jasa assurance, serta berikan contoh masing-masingnya. Jasa Assurance adalah jasa professional

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian 2.1.1 Pengertian Pembelian Pembelian adalah transaksi pembelian terjadi antara perusahaan dengan pemasok atau pihak penjual. Barang-barang yang dibeli dapat berupa

Lebih terperinci

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak.

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak. Tujuan audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, sesuai

Lebih terperinci

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA 0 Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA paket 00.indb // 0:: AM STANDAR AUDIT 0 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI, TERMASUK ESTIMASI

Lebih terperinci