BAB II PEMAHAMAN TERHADAP AGROWISATA COKELAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PEMAHAMAN TERHADAP AGROWISATA COKELAT"

Transkripsi

1 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP AGROWISATA COKELAT Pada bab ini dijelaskan mengenai pemahaman terhadap agrowisata cokelat yang menjadi acuan dari penulisan. Pemahaman tersebut diuraikan menjadi pengertian, manfaat, karakteristik, prasarana, sarana, studi banding proyek sejenis yang disimpulkan sebagai spesifikasi umum. 2.1 Pemahaman Agrowisata Pengertian Agrowisata Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris Agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan (Alikodra,1989). Di Indonesia, agrowisata didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup petani sekaligus melestarikan sumber daya lahan, serta 7

2 memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigeneus knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya ( Pengembangan agrowisata merupakan upaya terhadap pemanfaatan potensi atraksi wisata pertanian. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos dan Komunikasi No. KM, 47/PW. 004/MPPT-89 dan No. 204/Kpts/HK. 050/4/1989, agrowisata sebagai bagian dari objek wisata diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata telah diberikan batasan sebagai wisata yang memanfaatkan objekobjek pertanian. Secara umum, ruang lingkup dan potensi agrowisata dapat dikembangkan antara lain kebun raya, perkebunan, tanaman pangan, dan holtikultura, perikanan dan peternakan (Tirtawinata & Fachrudin, 1999) Manfaat Agrowisata Manfaat dari agrowisata atau wisata daerah pertanian menurut yang dikemukakan oleh Tirtawinata & Fachruddin (1999) sebagai berikut. a. Meningkatkan konservasi lingkungan. Nilai-nilai konservasi yang ditekankan yakni pada keseimbangan ekosistem. Kawasan agrowisata diharapkan memiliki nilai-nilai existence effect yang berguna bagi lingkungan karena keberadaannya tergantung cuaca maupun iklim di sekitarnya. b. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam. Lingkungan alam yang indah dan tertata apik tentu akan membuat orang terpesona. Setiap objek wisata tentu memiliki daya tarik estetika tersendiri. Pengembangan setiap komponen objek tentunya perlu dipersiapkan secara cermat, jangan sampai mengurangi nilai keindahannya. c. Memberikan nilai rekreasi. Sebagai objek wisata, agrowisata tidak dapat dipisahkan dengan aktivitas rekreasi. Sebagai tempat rekreasi, pengelola agrowisata perlu membuat atau menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang dan paket-paket acara yang dapat menimbulkan kegembiraan. 8

3 d. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan. Kunjungan para wisatawan ke lokasi agrowisata tidak hanya bernilai hiburan tetapi juga bernilai ilmiah. Pengelolaan dan peningkatan kualitas tempat agrowisata dapat membina kerjasama dengan lembaga-lembaga penelitian dan pendidikan. Pengusaha agrowisata memberikan kesempatan melakukan penelitian kepada para peneliti. Bentuk kerjasama ini tentu akan sangat berguna bagi kedua belah pihak. Pihak pengelola agrowisata menyediakan tempat dan sarana penelitian, sementara para peneliti dapat melakukan penelitian yang hasilnya dapat disumbangkan bagi pengembangan objek wisata selanjutnya. e. Mendapatkan keuntungan ekonomi. Agrowisata memberikan keuntungan ekonomi tidak hanya bagi pengelola agrowisata, tetapi juga bagi masyarakat di sekitarnya, pemerintah daerah, dan negara pada umunya. Keuntungan ekonomi bagi daerah dan masyarakat antara lain terbukanya peluang usaha dan peluang lapangan pakerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan popularitas daerah dan meningkatkan produksi pertanian setempat Karakteristik Industri Agrowisata Karakteristik dari industri agrowisata atau industri wisata daerah pertanian menurut Guntoro (1996) adalah sebagai berikut dibawah ini. a. Agrowisata tanaman pangan dan holtikultura adalah suatu objek agrowisata yang menampilkan kegiatan usaha tani yang khas atas tanaman pangan semusim dan tanaman sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, termasuk menikmati indahnya hamparan persawahan bertingkat. b. Agrowisata tanaman industri adalah suatu objek agrowisata yang menampilkan kekhasan kegiatan usaha tani tanaman keras, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Di tempat ini wisatawan dapat menikmati bentuk pohon, bentuk buah, kegiatan budidaya yang masih tradisional, kegiatan penanaman sampai pemanenan hingga menikmati hasil perkebunan langsung dari kebunnya. Karakteristik industri agrowisata ini yang diterapkan pada rancangan. 9

4 c. Agrowisata perikanan adalah suatu objek agrowisata yang menampilkan kegiatan budidaya, penangkapan, rekreasi memancing, pengolahan komoditas perikanan serta menikmati jenis masakan hasil budidaya perikanan d. Agrowisata peternakan adalah suatu objek agrowisata yang menampilkan kegiatan usaha tani lokal yang unik meliputi ternak besar dan ternak kecil Prasarana dan Sarana Agrowisata Prasarana dan sarana pariwisata (agrowisata) dapat memperkuat daya tarik pariwisata (Suwardjoko & Indira, 2007). A. Prasarana Agrowisata Prasarana pariwisata (agrowisata) adalah segala sesuatu yang memungkinkan proses kegiatan pariwisata dapat berjalan (Suwardjoko & Indira, 2007). Berikut dijelaskan mengenai prasarana diatas. a. Jaringan perangkutan dikatakan dapat memungkingkan proses kegiatan pariwisata dikarenakan angkutan yang berada di jaringan perangkutan membawa wisatawan dari negara atau tempat asalnya ke lokasi pariwisata. Jaringan perangkutan wajib didukung oleh jalan atau aksesibilitas yang baik. Jaringan perangkutan menempati kedudukan yang vital sebagai prasyarat. b. Jaringan utilitas dikatakan dapat memungkingkan proses kegiatan pariwisata dikarenakan jaringan utilitas ini meliputi prasarana air bersih dan listrik. Ketersediaan prasarana air bersih dan listrik akan mempermudah dan melengkapi segala bentuk aktifitas yang ada di pariwisata. Prasarana pariwisata juga merupakan prasarana umum, artinya tidak khusus digunakan hanya bagi kepentingan pariwisata sehingga prasarana khusus bagi pariwisata dapat dikatakan tidak ada. Selain prasarana fisik seperti perangkutan, komunikasi, sumber energi, ada faktor lain yang bersifat kualitatif yang menjadi persyaratan yang wajib diterapkan pada pengembangan pariwisata, yakni keamanan. Kondisi keamanan dapat dijabarkan dalam prasarana dan sarana fisik seperti keberadaan aparat keamanan, keberadaan pos-pos keamanan, kelengkapan dan perlengkapan keamanan. B. Sarana Agrowisata Sarana pariwisata (agrowisata) adalah segala sesuatu yang melengkapi dan memudahkan proses kegiatan pariwisata berjalan (Suwardjoko & Indira, 2007). 10

5 Semua ini adalah elemen-elemen kepariwisataan yang harus dipersiapkan dan dirancang dengan baik seperti penginapan, rumah makan, perbelanjaan, biro perjalanan, lembaga keuangan, dan lain-lain. Fasilitas sarana pariwisata harus diadakan apabila suatu lokasi wisata ingin dikembangkan dengan baik. 2.2 Pemahaman Cokelat/Kakao Pengertian Cokelat/Kakao Tanaman kakao atau juga dikenal dengan cacao atau juga lebih dikenal dengan tanaman cokelat merupakan tanaman yang sudah ada atau di bawa ke Indonesia sejak beberapa ratus tahun yang lalu. Menurut Haryono (2007) tanaman cokelat/kakao dibawa ke Indonesia oleh bangsa Filipina pada tahun 1560 dan pertama kali ditanam di Sulawesi Utara. Kemudian tanaman ini mulai berkembang dan banyak jenis yang diperkenalkan oleh negara-negara lain yang turut berperan pada pengembangan dan pengenalan tanaman cokelat/kakao di Indonesia. Hal itu mengakibatkan adanya perbedaan varietas kakao yang berkembang di Indonesia. Saat ini cokelat/kakao banyak diminati dan digunakan oleh masyarakat hampir di seluruh penjuru dunia. Hal tersebut terjadi karena hasil olahan biji dari tanaman tersebut dapat digunakan untuk berbagai macam hal dan memiliki banyak dampak positif bagi pengguna maupun penikmatnya. Menurut Haryono (2007) beberapa kegunaan dan manfaat dari cokelat/kakao diantaranya adalah sebagai berikut. a. Sebagai bahan pembuatan makanan dan minuman b. Sebagai penambah cita rasa pada makanan dan minuman c. Sebagai campuran pembuatan makanan dan minuman d. Sebagai penurun kolesterol e. Sebagai anti depresi yang alami f. Dapat meningkatkan aliran darah g. Dapat digunakan untuk kecantikan, khususnya dalam memperhalus kulit. h. Mampu meningkatkan produksi insulin alami Pengolahan dan konsumsi cokelat/kakao dengan baik atau sesuai dengan kebutuhan dapat memberi manfaat yang baik. 11

6 2.2.2 Jenis-Jenis Varietas Cokelat/Kakao Menurut Susanto (1994) jenis-jenis varietas cokelat/kakao adalah sebagai berikut. a. Criollo termasuk cokelat/kakao bermutu tinggi atau kakao mulia. Tiap buah berisi tiga puluh sampai empat puluh biji yang memiliki bentuk bulat sedangkan endospermanya berwarna putih. Pada proses fermentasinya lebih cepat dan memiliki rasa yang tidak begitu pahit. Warna buah muda umumnya merah dan bila telah dimasak menjadi berubah warna orange. Berikut adalah gambaran dari varietas Criollo yang terlihat pada Gambar Varietas kakao Criollo Sumber: Susanto, 1994 b. Forastero pada umumnya termasuk cokelat/kakao bermutu rendah atau disebut kakao lindak/kakao curah/bulk cacao. Proses fermentasinya lebih lama dibandingkan Criollo. Rasa biji lebih pahit, kulit berwarna hijau terutama yang berasal dari Amazona dan merah yang berasal dari daerah lain. Berikut adalah gambaran dari varietas Forastero yang terlihat pada Gambar Varietas kakao Forastero Sumber: Susanto,

7 c. Trinitario merupakan hasil persilangan antara Criollo dan Forastero. Hasil persilangan ini menghasilkan jenis-jenis baru yang mutunya lebih baik dimulai dari buah dan biji lebih besar. Berikut adalah gambaran dari varietas Trinitario yang terlihat pada Gambar Varietas kakao Trinitario Sumber: Susanto, Tahap-Tahap Pembibitan Tumbuhan Cokelat/Kakao Terdapat beberapa tahap pembibitan tumbuhan cokelat/kakao ( Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut. a. Benih cokelat/kakao harus dibersihkan terlebih dahulu dari daging buah menggunakan abu gosok, kemudian baru dapat di kecambahkan. b. Rendam biji kakao untuk mempercepat masa dormansi. c. Biji kakao dikecambahkan dengan karung goni dalam ruangan, selanjutnya dilakukan penyiraman dua kali dalam sehari sehari (pagi dan sore). d. Sementara itu siapkan Polybag berukuran 20 x 20 cm, isi dengan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Jarak antar Polybag adalah 20 cm. e. Kecambah dipindah ke Polybag jika dua sampai tiga hari telah berkecambah lebih dari 50%. f. Setiap dua sampai dengan tiga minggu sekali bibit disemprot menggunakan cairan kimia yang dilarutkan kedalam air satu liter. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari (sebelum jam 07.00) atau sore hari ( setelah jam 16.00) setelah matahari mulai redup. g. Jika bibit telah berumur 4-6 bulan, barulah bibit siap untuk di tanam. 13

8 2.2.4 Tahap Tahap Penanaman Tumbuhan Cokelat/Kakao Terdapat beberapa tahap penanaman tumbuhan cokelat/kakao ( Tahap-tahap tersebut dimulai dari pengajiran (proses mengatur ketentuan jarak tanaman), membuat lubang tanam dan selanjutnya dilakukan penanaman bibit. Berikut adalah penjelasan secara detail tahap-tahap tersebut. a. Pengajiran - Ajir dibuat dari bambu dengan ketinggian cm. - Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya. - Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama. b. Lubang Tanam - Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm. - Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah. c. Tanam Bibit. - Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai jenisnya, untuk cokelat/kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan dan untuk cokelat/kakao Lindak ditanam setelah bibit berumur 4-5 bulan. - Saat pemindahan sebaiknya bibit cokelat/kakao tidak sedang membentuk daun muda (flush) Tahap Tahap Pemangkasan Tumbuhan Cokelat/Kakao Terdapat beberapa tahap pemangkasan tumbuhan cokelat/kakao ( Tahap-tahap tersebut dilakukan berdasarkan tujuan pada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Berikut adalah penjelasannya. a. Pangkas Bentuk. dilakukan pada umur satu tahun setelah muncul cabang primer (jorquet) atau sampai umur dua tahun dengan meninggalkan tiga cabang primer yang baik dan letaknya simetris. b. Pangkas Pemeliharaan. bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya. 14

9 c. Pangkas Produksi. bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau. d. Pangkas Restorasi. memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding Tahap - Tahap Pemanenan Buah Cokelat/Kakao Terdapat beberapa tahap pemanenan buah cokelat/kakao ( Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut. a. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang tidak terlalu masak. b. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. c. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. d. Buah yang dipetik umur 5-6 bulan dari berbunga, dengan warna buah kuning atau merah. e. Buah yang telah dipetik dimasukan dalam karung dan dikumpulkan. f. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan dilakukan pada siang hari. Tanaman yang secara ilmiah disebut Theobroma cacao ini dapat berbuah sepanjang tahun dengan maksimal masa produktif kurang lebih dua puluh tahun Tahap-Tahap Pengolahan Cokelat/Kakao Susanto (1994) juga menjelaskan tentang tahap-tahap pengolahan cokelat/kakao adalah sebagai berikut. 1. Pemeraman/penyimpanan buah cokelat/kakao Tahap ini bertujuan memperoleh keseragaman kematangan buah serta memudahkan pengeluaran biji dari buah kakao. 2. Pemecahan buah cokelat/kakao Pemecahan atau pembelahan buah kakao dimaksudkan untuk mendapatkan biji kakao, pemecahan buah kakao harus dilakukan secara hati-hati, agar tidak melukai atau merusak biji kakao 15

10 3. Fermentasi Fermentasi dimaksudkan untuk memudahkan melepas zat lendir dari permukaan kulit biji dan menghasilkan biji dengan mutu dan aroma yang baik, selain itu menghasilkan biji yang tahan terhadap hama dan jamur, selama penyimpanan dan menghasilkan biji dengan warna yang cerah. 4. Pengeringan Pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan dengan menjemur, memakai mesin pengering atau kombinasi keduanya. 5. Sortasi Sortasi dimaksudkan untuk memisahkan antara biji baik dan cacat berupa biji pecah, kotoran atau benda asing lainnya seperti batu, kulit dan daun-daunan. 6. Penyimpanan Biji cokelat (kakao) dikemas dengan baik didalam wadah bersih dan kuat, menggunakan karung goni dan diletakan didalam ruangan dengan kelembaban tidak melebihi 75 % ventilasi cukup dan bersih Tahap-Tahap Pengolahan Limbah Cokelat/Kakao Terdapat beberapa tahap pengolahan limbah cokelat/kakao untuk menjadi pakan ternak ( Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut. a. Limbah berupa kulit buah dikumpulan, selanjutnya dicacah menjadi kecil. b. Potongan-potongan kulit buah tersebut selanjutnya di campur dengan nutrisi pakan ternak. Managemen limbah buah cokelat/kakao secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut. 2.4 Managemen limbah buah cokelat/kakao Sumber: 16

11 2.3 Pemahaman Arsitektur, Lingkungan dan Ekologi Pengertian Arsitektur, Lingkungan dan Ekologi Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Arsitektur secara luas mencangkup merancangan dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain prabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Arsitek adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau ahli lingkungan binaan. Lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Seorang arsitek harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya. Lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar atau disekitar mahluk hidup. Para ahli lingkungan memberikan definisi bahwa lingkungan (enviroment atau habitat) adalah suatu sistem yang kompleks karena terdapat berbagai faktor yang berpengaruh timbal balik satu sama lain antara manusia dengan tumbuhtumbuhan. Menurut Ensiklopedi Kehutanan menyebutkan bahwa lingkungan adalah jumlah total dari faktor-faktor non genetik yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi pohon. Ini mencangkup hal yang sangat luas, seperti tanah, kelembaban, cuaca, pengaruh hama dan penyakit, dan kadang-kadang intervensi manusia. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungan dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Arsitektur, lingkungan dan ekologi perlu diterapkan dengan baik dalam proses perancangan. Penerapan terhadap ketiga teori tersebut sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan (sustainable) sehingga dapat menciptakan bangunan yang berestika namun tetap menjaga lingkungan sekitar secara berkelanjutan. 17

12 2.3.2 Prinsip-Prinsip Ekologi Prinsip dari ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungan disekitarnya atau yang biasa disebut dengan ekologi adalah sebagai berikut. a. Fluktuasi (flutuation) Prinsip fluktuasi menyatakan bahwa bangunan didesain dan dirasakan sebagai tempat membedakan budaya dan hubungan proses alami. Bangunan seharusnya mencerminkan hubungan proses alami yang terjadi di lokasi dan lebih dari pada itu membiarkan suatu proses dianggap sebagai proses dan bukan sebagai penyajian dari proses, lebihnya lagi akan berhasil dalam menghubungkan orangorang dengan kenyataan pada lokasi tersebut. b. Stratifikasi (stratification) Prinsip stratifikasi menyatakan bahwa organisasi bangunan seharusnya muncul keluar dari interaksi perbedaan bagian-bagian dan tingkat-tingkat. Semacam organisasi yang membiarkan kompleksitas untuk diatur secara terpadu. c. Saling ketergantungan (interdependence) Menyatakan bahwa hubungan antara bangunan dengan bagiannya adalah hubungan timbal balik. Peninjau (perancang dan pemakai) seperti halnya lokasi tidak dapat dipisahkan dari bagian bangunan, saling ketergantungan antara bangunan dan bagian-bagiannya secara berkelanjutan sepanjang umur bangunan Manfaat Ekologi Ekologi merupakan ilmu yang bersifat kompleks, spasial dan holistik yang melibatkan perencanaan, perancangan dan pengelolaan secara terpadu. Selain itu Ekologi juga dapat menciptakan hubungan timbal balik dengan lingkungan alam hingga menimbulkan kesinambungan terhadap lingkungan sekitar. Manfaat dari ekologi terhadap arsitektur dimulai dari penghematan penggunaan energi, menjadikan arsitektur ramah terhadap lingkungan dan menciptakan energi thermal yang ideal. 18

13 2.4 Studi Banding Fasilitas Sejenis BT Cocoa Agrowisata Cokelat BT Cocoa Agrowisata Cokelat terletak di Desa Temukus, Buleleng. BT Cocoa Agrowisata Cokelat merupakan wisata perkebunan cokelat yang berdiri mulai tahun 2011, dikelola oleh perusahaan swasta bernama PT. Bumitangerang Mesindotama. Luas lahan yang dimiliki seluruhnya adalah 1,5Ha dengan rincian 1Ha untuk areal kafetaria, museum, kantor operasional, gudang dan tempat pengeringan biji kakao sedangkan 50are merupakan kebun kakao, kandang sapi, ruang pembibitan dari kakao tersebut. BT Cocoa Agrowisata buka untuk umum pada hari senin sampai dengan minggu dimulai dari pukul sampai dengan Kunjungan wisatawan perhari mencapai orang. BT Cocoa Agrowisata memiliki konsep yang mengedukasi pengunjung tentang bagaimana proses tahapan pengolahan cokelat dimulai dari pembibitan sampai dengan pengemasan. Berikut adalah gambaran denah lokasi dari berbagai fasilitas pada BT Cocoa Agrowisata Cokelat di Desa Temukus yang terlihat pada Gambar 2.5, 2.6 dan 2.7. Gambar 2.5 Site BT Cocoa Agrowisata Cokelat Sumber: Survey, 08 Oktober

14 Gambar 2.6 Detail denah A BT Cocoa Agrowisata Cokelat Sumber: Survey, 08 Oktober 2015 Gambar 2.7 Detail denah B BT Cocoa Agrowisata Cokelat Sumber: Survey, 08 Oktober 2015 Tanaman cokelat/kakao yang ditaman pada agrowisata ini merupakan jenis tanaman baru yang di peroleh dari hasil silang tanaman lokal dan tanaman berjenis Criollo. Penggabungan ini bertujuan untuk menciptakan bibit kakao yang sesuai dengan iklim lokal Desa Temukus dan produksi buah seperti jenis Criollo. Biji-biji kakao hasil perkebun dikeringkan dan diolah di pabrik yang letaknya tidak jauh dari kebun. Biji yang diolah tidak hanya berasal dari perkebunan tetapi 20

15 kebanyakan diperoleh dari petani di daerang Selemadeg Tabanan, Lombok dan Flores. Berikut adalah suasana kebun kakao pada BT Cocoa Agrowisata yang terlihat pada Gambar 2.8. Gambar 2.8 Kebun cokelat/kakao BT Cocoa Agrowisata Cokelat Sumber: Survey 08 Oktober 2015 BT Cocoa Agrowisa Cokelat ini memiliki keunikan pada sistem pengolahan limbah perkebunan seperti kulit buah kakao. Pengolahan limbah ini mengikuti sistem yang direncanakan pemerintah yaitu Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri). Limbah dari kebun difermentasi menjadi pupuk dengan campuran kotoran sapi yang diperoleh dari kandang sapi. Urine sapi dimanfaatkan sebagai biogas yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik disekitar area perkebunan. Berikut adalah gambaran Sistem Pertanian Terintegrasi yang terlihat pada Gambar 2.9. Gambar 2.9 Kandang sapi (kiri), bak penampungan (tengah) dan tabung biogas (kiri) Sumber: Survey 08 Oktober 2015 Penjelasan lebih lengkap mengenai BT Cocoa Agrowisata Cokelat adalah sebagai berikut. 1. Lokasi Agrowisata Agrowisata ini terletak di Buleleng tepatnya di Desa Temukus. Berada pada JL. Seririt Singaraja dan dekat dengan pantai lovina. 2. Aktifitas Agrowisata Berbagai aktifitas terdapat pada BT. Cocoa Agrowisata Cokelat diantaranya adalah sebagai berikut. 21

16 a. Berwisata di perkebunan cokelat/kakao b. Pembibitan tumbuhan cokelat/kakao, seperti yang terlihat pada Gambar Gambar 2.10 Ruang pembibitan tumbuhan cokelat/kakao Sumber: Survey 08 Oktober 2015 Ruang ini memiliki suasana yang sejuk walaupun terpapar dengan cahaya matahari yang bertujuan mempercepat pertumbuhan bibit cokelat/kakao. c. Ruang fermentasi biji cokelat/kakao, seperti yang terlihat pada Gambar Gambar 2.11 Ruang fermentasi biji cokelat/kakao Sumber: Survey 08 Oktober 2015 d. Penjemuran dan penampungan biji cokelat/kakao, seperti yang terlihat pada Gambar Gambar Ruang penjemuran dan penampungan biji cokelat/kakao Sumber: Survey 08 Oktober

17 3. Fasilitas Agrowisata Berbagai fasilitas terdapat pada BT. Cocoa Agrowisata Cokelat diantaranya adalah sebagai berikut. a. Kebun tumbuhan cokelat/kakao b. Ruang pembibitan tumbuhan cokelat/kakao c. Ruang pengolahan biji cokelat/kakao d. Kandang sapi dan ruang pengolahan biogas e. Kafetaria dan Restaurant, seperti yang terlihat pada Gambar Gambar Ruang kafetaria dan restaurant Sumber: Survey 08 Oktober 2015 Ruang ini memiliki suasana yang nyaman, sirkulasi udara dan masuknya sinar matahari cukup baik, serta penggunaan kombinasi jenis material fabrikasi dan alami memberikan tampilan yang menarik di ruangan ini. Produk yang dijual disini tidak sepenuhnya berbahan dasar cokelat/kakao. Produk cokelat hanya berupa minuman, kue, serta cokelat batangan yang menyerupai permen. Selain produk berbahan dasar cokelat terdapat juga produk dari olahan pasta. f. Museum cokelat/kakao, seperti yang terlihat pada Gambar Gambar 2.14 Ruang museum cokelat/kakao Sumber: Survey 08 Oktober

18 g. Workshop dan Games Area, seperti yang terlihat pada Gambar Gambar 2.15 Workshop dan Games Area Sumber: Survey 08 Oktober 2015 h. Toilet, seperti yang terlihat pada Gambar Gambar 2.16 Toilet Sumber: Survey 08 Oktober 2015 Ruang ini memiliki suasana alami dan mewah dikarenakan penggunaan material yang berasal dari alam dan peralatan sanitair yang berkualitas. i. Parkir kendaraan, seperti yang terlihat pada Gambar Gambar 2.17 Parkir kendaraan Sumber: Survey 08 Oktober

19 2.4.2 Bagus Agro Pelaga Bagus Agro Pelaga terletak di Desa Petang, Badung. Bagus Agro Pelaga merupakan wisata perkebunan berbagai macam tanaman seperti angrek, sayursayuran, jagung, stroberi, pisang dan kopi yang di bangun oleh The Bagus Discovery Group di lahan sekitar 18Ha. Agrowisata ini memiliki konsep yang mengedukasi pengunjung tentang kegiatan perkebunan dimulai dari pembibitan, penanaman, perawatan, pemetikan hingga pengolahan. Kunjungan wisatawan perhari mencapai orang. Sistem pengairan perkebunan disini menggunakan sistem tetes. Sistem tetes cocok digunakan karena lebih memungkinkan untuk mengatur aliran air dengan lebih efektif dan efisien pada perkebunan. Luas lahan yang mencapai 18Ha dirancang dengan berbagai jenis fasilitas. Berikut adalah sitemap kawasan agrowisata Bagus Agro Pelaga di Desa Petang yang terlihat pada Gambar Gambar 2.18 Sitemap kawasan Bagus Agro Pelaga Sumber: Keterangan: A. Parking Area 1. Orchids B. Lobby 2.Children Playground C. Restaurant 3. Vegetables D. Terrace Restaurant & Agro Shop 4. Sweet Corn & Peanut E. Wantilan Hall 5. Strawberry F. Laboratory 6. Game Spot G. Luxury Farm House 7. Fruits 25

20 H. Gazebo 8. Herbal Medicine I. Coffee Roasting Demonstration Venue 9. Banana & Coffe Plantation J. Coconut Oil Demonstration Venue 10. Coffee Plantation K. Temple 11. Sweet Corn & Beans L. Camping Ground M. Executive House N. Agro Store O. Administration Office Penjelasan lebih lengkap mengenai Bagus Agro Pelaga adalah sebagai berikut. 1. Lokasi Agrowisata Agrowisata ini terletak di Badung tepatnya di Desa Petang dengan ketinggian 950m dari permukaan laut, berada pada JL. Raya Puncak Mangu 2. Aktifitas Agrowisata Berbagai aktifitas terdapat pada Bagus Agro Pelaga diantaranya adalah sebagai berikut. a. Berwisata di perkebunan b. Menginap di cottage c. Menikmati kuliner khas Bagus Agro Pelaga 3. Fasilitas Agrowisata Berbagai fasilitas terdapat pada Bagus Agro Pelaga diantaranya adalah sebagai berikut. a. Perkebunan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.19 Gambar 2.19 Perkebunan Bagus Agro Pelaga Sumber: Survey, 10 Oktober

21 b. Lobby, seperti yang terlihat pada Gambar 2.20 Gambar 2.20 Lobby Bagus Agro Pelaga Sumber: Survey, 10 Oktober 2015 c. Restaurant, seperti yang terlihat pada Gambar 2.21 Gambar 2.21 Restaurant Bagus Agro Pelaga Sumber: Survey, 10 Oktober Pod Chocolate Factory & Cafe Pod Chocolate Factory & Cafe terletak di Desa Carangsari, Badung. Pod Chocolate Factory & Cafe merupakan salah satu pusat wisata pengolahan cokelat di Kabupaten Badung. Pusat Pengolahan ini dikelola oleh perusahaan yang berasal dari Australia dengan luas lahan adalah 15 are. Pod Chocolate Factory & Cafe buka setiap hari dimulai pukul sampai dengan Kunjungan wisatawan perhari mencapai orang. Pod Chocolate Factory & Cafe memiliki konsep edukasi dan rekreasi. Berikut adalah gambaran fasade dan denah lokasi dari berbagai fasilitas pada Pod Chocolate Factory & Cafe di Desa Carangsari yang terlihat pada Gambar 2.22 Dan Gambar

22 Gambar 2.22 Fasade barat (kiri) dan fasade timur (kanan) Pod Chocolate Sumber: Survey, 05 Oktober 2015 Gambar 2.23 Denah Pod Chocolate Sumber: Survey, 05 Oktober

23 Biji cokelat/kakao yang diproses pada pabrik diperoleh melalui pengepul dan beberapa kebun cokelat/kakao yang ada disekitar pabrik. Terdapat berbagai jenis aktifitas dan fasilitas yang diwadahi. Penjelasan lebih lengkap mengenai Pod Chocolate Factory & Cafe adalah sebagai berikut. 1. Lokasi wisata Wisata cokelat ini terletak di Badung tepatnya di Desa Carangsari, Kecamatan Petang. 2. Aktifitas wisata Berbagai aktifitas terdapat pada Pod Chocolate Factory & Cafe diantaranya adalah sebagai berikut. a. Wisata cokelat/kakao di areal Pod Chocolate Factory & Cafe b. Rekreasi di area kandang beruang madu, seperti yang terlihat pada Gambar Gambar 2.24 Kandang beruang madu Pod Chocolate Sumber: Survey, 05 Oktober Fasilitas wisata Berbagai fasilitas terdapat pada Pod Chocolate & Cafe diantaranya adalah sebagai berikut. a. Kafetaria, seperti yang terlihat pada Gambar Gambar 2.25 Kafetaria Pod Chocolate Sumber: Survey, 05 Oktober

24 Ruang ini memiliki suasana yang nyaman, pencahayaan dan penghawaan alami dioptimalkan secara maksimal pada ruang ini. Penataan furniture serta pemilihan material yang berbahan dasar kayu menguatkan kesan cokelat pada ruang ini. Pod Chocolate Factory & Cafe menyediakan beberapa produk olahan cokelat/kakao diantaranya berupa cokelat batangan yang menyerupai permen dengan berbagai variasi rasa, kue cokelat dan tentunya olahan minuman yang berbahan dasar cokelat. b. Ruang pengolahan biji cokelat/kakao, seperti yang terlihat pada Gambar Gambar 2.26 Pengolahan biji cokelat/kakao Pod Chocolate Sumber: Survey, 05 Oktober 2015 c. Workshop cokelat/kakao, seperti yang terlihat pada Gambar 2.27 Gambar 2.27 Workshop cokelat/kakao Pod Chocolate Sumber: Survey, 05 Oktober 2015 d. Testing and Retail, seperti yang terlihat pada Gambar 2.28 Gambar 2.28 Testing and Retail cokelat/kakao Pod Chocolate Sumber: Survey, 05 Oktober

25 e. Ruang pengemasan produk f. Gudang penyimpanan produk g. Gudang penyimpanan cokelat/kakao kering h. Toilet, seperti yang terlihat pada Gambar 2.29 Gambar 2.29 Toilet Pod Chocolate Sumber: Survey, 05 Oktober 2015 i. Parkir kendaraan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.30 Gambar 2.30 Parkir kendaraan Pod Chocolate Sumber: Survey, 05 Oktober 2015 Berdasarkan hasil dari studi banding ketiga proyek sejenis diatas maka dapat dievaluasi dan disimpulkan kelebihan dan kekurangannya sebagai berikut. Tabel 2.1 Evaluasi studi banding fasilitas sejenis Pokok Bahasan BT Cocoa Agrowisata Bagus Agro Pelaga Pod Chocolate Zona ruang Zona Ruang Publik Zona Ruang Publik dan Zona Ruang Publik berada dekat dengan Zona Ruang Privat berada jauh di akses utama. Zona terpisah diantara Zona belakang akses Zona Ruang Semi Publik Ruang Semi Publik. Ruang Utama. berada di antara Zona Ruang Publik dan Zona Ruang Privat. 31

26 Akses Akses dari jalan yang Akses dari jalan yang Akses dari jalan yang terbuka, pengunjung dapat langsung melihat kebun dan fasilitas publik secara menyeluruh sebelum masuk kedalam tapak. Sirkulasi Sirkulasi dalam bangunan menggunakan sirkulasi Linier dan Cluster sangat terbuka, cukup jauh, pengunjung dapat pengunjung tidak langsung melihat dapat melihat fasilitas perkebunan saat secara langsung. memasuki tapak. Sirkulasi dalam Sirkulasi dalam bangunan menggunakan sirkulasi Linier bangunan menggunakan sirkulasi memusat Organisasi ruang Organisasi ruang Linier Organisasi ruang Linier Organisasi ruang memusat Perletakan masa Terdiri dari dua massa Terdiri dari banyak Terdiri dari satu bangunan dalam yang memiliki fungsi massa yang berada pada massa. tapak yang berbeda satu tapak Fasilitas Perkebunan, ruang Parking area, lobby, Kafetaria, ruang pembibitan, ruang restaurant, terrace pengolahan biji, pengolahan, kandang sapi, ruang biogas, kafetaria, restauran, museum, workshop, games area, toilet dan parkir kendaraan. restaurant & agro shop, workshop, testing and wantilan hall, laboratory, luxury farm house, gazebo, coffee roasting demonstration venue, coconut oil demonstration venue, temple, camping ground, executive house, agro store Retail, ruang pengemasan, gudang penyimpanan, gudang penyimpanan cokelat/kakao kering, toilet dan parkir kendaraan Kesimpulan yang diperoleh dari evaluasi studi banding fasilitas sejenis diatas adalah sebagai berikut. a. Berdasarkan pokok bahasan mengenai zona ruang, BT Cocoa Agrowisata Cokelat memiliki zona ruang yang terbaik diantara dua studi banding fasilitas sejenis lainnya. BT Cocoa Agrowisata Cokelat meletakan zona ruang publik berada dekat dengan akses utama. selanjutnya zona ruang semi publik diletakan di antara zona ruang publik dan zona ruang privat sebagai pembatas zona. b. Berdasarkan pokok bahasan mengenai akses, BT Cocoa Agrowisata Cokelat memiliki akses yang terbaik diantara dua studi banding fasilitas sejenis 32

27 lainnya. BT Cocoa Agrowisata Cokelat memiliki akses dari jalan yang terbuka, sehingga pengunjung dapat secara langsung melihat kebun dan fasilitas publik secara menyeluruh sebelum memasuki tapak. c. Berdasarkan pokok bahasan mengenai sirkulasi, BT Cocoa Agrowisata Cokelat memiliki sirkulasi yang terbaik diantara dua studi banding fasilitas sejenis lainnya. Sirkulasi yang digunakan adalah linier dan cluster, kombinasi jenis sirkulasi ini sangat sesuai diterapkan pada agrowisata beserta fasilitas penunjang dan pendukungnya. d. Berdasarkan pokok bahasan mengenai organisasi ruang, Bagus Agro Pelaga dan BT Cocoa Agrowisata Cokelat memiliki organisasi ruang terbaik. Organisasi yang digunakan pada dua studi banding fasilitas tersebut adalah organisasi ruang linier. e. Berdasarkan pokok bahasan mengenai perletakan massa bangunan dalam tapak, Bagus Agro Pelaga memiliki perletakan massa terbaik diantara dua studi banding fasilitas sejenis lainnya. Perletakan massa yang terdiri dari banyak massa/majemuk yang berada pada satu tapak dapat memudahkan proses sirkulasi pengunjung menuju massa-massa bangunan yang diinginkan. f. Berdasarkan pokok bahasan mengenai fasilitas, Bagus Agro Pelaga memiliki fasilitas terbaik diantara studi banding objek sejenis lainnya. Fasilitas yang berada di Bagus Agro Pelaga cukup lengkap, ini dikarenakan banyaknya fungsi yang direncanakan untuk dapat mewadahi segala hasil komoditi yang digunakan sebagai daya tarik wisata. 2.5 Spesifikasi Umum Proyek Berdasarkan teori dan studi banding proyek sejenis maka didapatkan kesimpulan atau spesifikasi umum dari proyek Agrowisata Cokelat. Spesifikasi umum tersebut dijabarkan sebagai berikut dibawah ini. a. Pengertian Agrowisata Cokelat merupakan bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan perkebunan kakao sebagai tempat wisata rekreasi dan edukasi yang selanjutnya hasil dari perkebunan diolah untuk dikonsumsi dan diperdagangkan. 33

28 b. Tujuan Tujuan dari perencanaan Agrowisata Cokelat ini adalah sebagai berikut. - Untuk memperluas pengalaman, pengetahuan dan pemahaman di bidang pertanian dan pengolahan cokelat/kakao. - Untuk menjaga lingkungan binaan dengan perencanaan Agrowisata Cokelat yang menggunakan konsep arsitektur berwawasan lingkungan. - Sebagai peluang pendapatan penduduk lokal khususnya petani cokelat. c. Fungsi Fungsi dari Agrowisata Cokelat adalah sebagai berikut. - Fungsi utama. merupakan fungsi yang berupa wisata perkebunan cokelat/kakao yang berbasis pengetahuan dan pengalaman mengenai pembenihan, penanaman dan pengolahan. - Fungsi penunjang. merupakan fungsi yang menunjang fungsi utama yaitu perkebunan cokelat/kakao yang menjadi daya tarik wisata dan pengolahan hasil perkebunan kakao/coklat yang selanjutnya akan diperdagangkan. - Fungsi pelengkap. merupakan fungsi yang berupa pelengkap fasilitas Agrowisata Cokelat dimulai dari administrasi, pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas. d. Lingkup kegiatan Lingkup kegiatan Agrowisata Cokelat dapat dijabarkan sebagai berikut. - Kegiatan utama. merupakan kegiatan yang diutamakan pada lingkup Agrowisata Cokelat berupa kegiatan wisata perkebunan. - Kegiatan penunjang. merupakan kegiatan penunjang kegiatan utama pada lingkup Agrowisata Cokelat berupa kegiatan rekreasi. - Kegiatan pelengkap. merupakan kegiatan yang terdapat pada lingkup Agrowisata Cokelat berupa kegiatan pengelolaan perkebunan, pengelolaan bangunan, pengelolaan sarana rekreasi, pemeliharaan perkebunan, pemeliharaan bangunan dan pemeliharaan sarana rekreasi. e. Lingkup fasilitas Lingkup fasilitas yang disediakan Agrowisata Cokelat dapat dijabarkan sebagai berikut. 34

29 - Fasilitas utama. merupakan fasilitas yang mewadahi kegiatan utama pada lingkup Agrowisata Cokelat berupa perkebunan cokelat, restaurant, museum cokelat, ruang pembibitan dan pengeringan cokelat. - Fasilitas penunjang. merupakan fasilitas yang menunjang kegiatan utama pada lingkup Agrowisata Cokelat berupa lobby, ruang regristasi, kandang binatang, ruang workshop dan ruang souvenir. - Fasilitas pelengkap. merupakan fasilitas yang melengkapi Agrowisata Cokelat diantaranya adalah fasilitas pengelola berupa ruang pimpinan, ruang sekretaris, ruang administrasi dan ruang staff dan fasilitas servis berupa gudang penyimpanan alat perkebunan, gudang penyimpanan alat kebersihan dan ruang MEP. 35

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... ix Daftar Diagram... x

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... ix Daftar Diagram... x Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi..... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel..... ix Daftar Diagram... x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan...... 3

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

Dairi merupakan salah satu daerah

Dairi merupakan salah satu daerah Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang

Lebih terperinci

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan yang memiliki

Lebih terperinci

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN 1.1 Property size, KDB, KLB A. KDB koefisien dasar bangunan (KDB) menengah (20% - 50%) 50% x 9850m 2 = 4925 m 2, sedangkan luas bangunan yang adalah 4356,3 m 2 B. KLB

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-Jenis Kakao Tanaman kakao (Theobroma cacao, L) atau lebih dikenal dengan nama cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai macam tetapi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor pariwisata telah berkembang pesat seiring perubahan pola pikir, bentuk dan sifat kegiatan yang ditawarkan. Perkembangan ini menuntut agar industri

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak Sapi Bali di Kabupaten Tabanan 1

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak Sapi Bali di Kabupaten Tabanan 1 BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan serta metode penelitian, yang diperlukan dalam penulisan landasan konseptual Laporan Seminar Tugas Akhir

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL.

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK i ii iii iv v ix xiii xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan diuraikan tentang latar belakang yang menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan laporan ini. Serta akan diuraikan mengenai rumusan masalah, tujuan, metode penelitian,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penghasil devisa potensial selain sektor migas. Indonesia sebagai suatu negara kepulauan memiliki potensi alam dan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang penuh dengan keberagaman budaya dan pariwisata. Negara yang memiliki banyak kekayaan alam dengan segala potensi didalamnya, baik

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Oleh: Ir. Nur Asni, MS PENDAHULUAN Tanaman kopi (Coffea.sp) merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Tapak Analisis tapak merupakan kegiatan analisa terhadap kondisi lingkungan sekitar objek rancangan. 4.1.1 Pemilihan Tapak Perancangan Arboretum Tanaman Hias berada

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Kabupaten Pati terletak di daerah pantai Utara Pulau Jawa dan di bagian Timur dari Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan segi letaknya

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas

TINJAUAN PUSTAKA. Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansekap Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas visual bentukan lahan, formasi batuan, elemen air, dan pola tanaman yang berbeda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung. Padang Golf Sukarame didirikan oleh Perkumpulan Golf Lampung (PGL).

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah) 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis dan astronomis Indonesia sangat strategis. Secara georafis, Indonesia terletak diantara dua Benua dan dua samudera. Benua yang mengapit Indonesia adalah

Lebih terperinci

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN BAB I LATAR BELAKANG Indonesia terletak pada koordinat 6 0 LU 11 0 08LS dan 95 0 BB 141 0 45 BT serta terletak diantara benua Asia dan benua Australia, yang mana di lalui garis khatulistiwa yang kaya akan

Lebih terperinci

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012) BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar mengambil dari prinsip tema yang telah dipertajam sehingga mendapatkan sebuah konsep dasar yaitu save the land surface. Save the land surface mempunyai

Lebih terperinci

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa @ 2012 Penyusun: 1. Ujang S. Irawan, Senior Staff Operation Wallacea Trust

Lebih terperinci

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Wisata Agro

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Wisata Agro 1. Latar Balakang. Pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Bogor merupakan bagian integral dan berkesinambungan antara tahapan pembangunan yang telah dilalui dan yang akan dilaksanakan baik dalam Rencana

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo JURNAL edimensi ARISTEKTUR Vol. 1, No. 1 (2012) 1-6 1 Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo Penulis: Yusak Budianto, dan Dosen Pembimbing: Ir. Irwan Santoso, M.T.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata telah berkembang pesat seiring perubahan pola pikir, bentuk, dan sifat kegiatan warga masyarakat. Perkembangan ini menuntut industri pariwisata agar

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi sudah ada sejak jaman dahulu. Bumi merupakan sebuah tempat hunian yang di dalamnya terdapat makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Bentuk bumi tidaklah

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

Bab V Konsep Perancangan

Bab V Konsep Perancangan Bab V Konsep Perancangan A. Konsep Makro Konsep makro adalah konsep dasar perancangan kawasan secara makro yang di tujukan untuk mendefinisikan wujud sebuah Rest Area, Plasa, dan Halte yang akan dirancang.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek Kabupaten Sleman merupakan bagian dari wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) dengan luas wilayah 547,82 km² atau

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) AGROWISATA EKOLOGIS PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BOYOLALI

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) AGROWISATA EKOLOGIS PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BOYOLALI TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) AGROWISATA EKOLOGIS PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BOYOLALI Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Menurut Frick (1997), Ekologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu yang. mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan

BAB V KAJIAN TEORI. Menurut Frick (1997), Ekologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu yang. mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan BAB V 5.1 Kajian Teori Tema Desain KAJIAN TEORI 5.1.1 Uraian Interpretasi dan Elaborasi Teori a. Penerapan Arsitektur Ekologis Menurut Frick (1997), Ekologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata dan Rekreasi Undang- Undang No.9 Tahun 1990 mendefinisikan wisata sebagai perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Diany Faila Sophia Hartatri 1)

Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Diany Faila Sophia Hartatri 1) Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur Diany Faila Sophia Hartatri 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Penanganan pascapanen

Lebih terperinci

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis Indonesia yang strategis menunjukkan betapa kaya akan sumber daya alamnya. Sumber daya alam Indonesia berasal dari pertanian, kehutanan, kelautan dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di BAB 3 METODA PERANCANGAN Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu ini secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut: 3.1 Ide Perancangan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan di Kabupaten Bandung tepatnyadi Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah. Objek wisata ini berdiri

Lebih terperinci

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Berikut adalah table pendekatan kapasitas ruang,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rusa timor (Rusa timorensis Blainville 1822) merupakan salah satu jenis satwa liar yang hidup tersebar pada beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sampai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) yang berada di jalan Saxsophon, Tunggulwulung, Malang memiliki konsep dasar dari beberapa penjabaran

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Utama 4.1.1. Museum Alam Gunung Sewu sebagai Pusat Wisata Edukasi Geopark dengan Pendekatan Tektonika Arsitektur Diagram 4.1 Sustainability Museum Gunung Sewu Konsep

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM ABSTRAK Sepeda motor merupakan alat transportasi yang banyak digunakan di Indonesia. Saat ini sepeda motor telah berkembang dalam berbagai jenis dan merek. Kegunaannya pun bukan hanya untuk transportasi

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Deskripsi Lokasi Lokasi usaha peternakan sapi perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terletak di Jalan Veteran 3 Kp. Tapos Desa Citapen Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara agraris, memiliki wilayah yang luas untuk usaha pertanian. Selain diperuntukkan sebagai budidaya dan produksi komoditi pertanian serta perkebunan,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep dasar perancanagan Konsep dasar perancangan Resort dengan Fasilitas Meditasi ialah untuk mendukung potensi wisata pantai di Anyer. Memaksimalkan pengolahan ruang dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

TAMAN HERBAL SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN DAN REKREASI EKOLOGI DI KARANGANYAR JAWA TENGAH

TAMAN HERBAL SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN DAN REKREASI EKOLOGI DI KARANGANYAR JAWA TENGAH KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN HERBAL SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN DAN REKREASI EKOLOGI DI KARANGANYAR JAWA TENGAH TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pertanian terpadu (Integrated Farming System) merupakan integrasi antara tanaman dan ternak yaitu dengan perpaduan dari kegiatan peternakan dan pertanian. Dengan

Lebih terperinci

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia termasuk dalam universitas yang bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Persaingan yang ketat di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Konsep formal

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Konsep formal II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemitraan Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh kedua belah pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH

BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH 5.1. Konsep Umum Konsep desain perencanaan dan perancangan Pusat Pengomposan Sampah (PPS) Kota Yogyakarta ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci