Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 1"

Transkripsi

1 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten OKU TIMUR di bentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten OKU TIMUR, Kabupaten OKU SELATAN, dan Kabupaten OGAN ILIR Provinsi Sumatera Selatan, dan diresmikan oleh Gubernur Sumatera Selatan pada tanggal 17 Januari 2004 dengan ditunjuk Pejabat Sementara Bupati OKU TIMUR Kondisi Geografis dan Administratif Sesuai dengan UU Nomor 37 Tahun 2003 luas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU TIMUR) adalah Km², dimana sebagian besar dari wilayah tersebut adalah dataran rendah dan cenderung rata kecuali di wilayah Kecamatan Martapura dan sekitarnya yang cenderung berbukit. Kabupaten OKU TIMUR secara geografis terletak pada Bujur Timur Bujur Timur dan Lintang Selatan Lintang Selatan. Adapun secara administrasi wilayah Kabupaten OKU TIMUR memiliki batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Ogan Komering Ilir (Kecamatan Tanjung Lubuk dan Lempuing) dan Kabupaten Ogan Ilir (Kecamatan Muara Kuang) Sebelah Timur : Kabupaten Ogan Komering Ilir (Kecamatan Lempuing dan Kecamatan Mesuji) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Provinsi Lampung (Kabupaten Way Kanan) dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Kecamatan Simpang). Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu (Kecamatan Lengkti, Sosoh Buay Rayap, Baturaja Timur dan Peninjauan ) Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2012 terdiri dari 20 kecamatan dan 293 desa dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Belitang I dengan luas wilayah 354,50 Ha atau 10,53 % dari total luas wilayah kabupaten, sementara itu Kecamatan Belitang Jaya memiliki luas wilayah terkecil diantara kecamatan lainnya dengan luas 45,97 % atau hanya 1,36 % dari luas total wilayah Kabupaten. Wilayah Kabupaten OKU TIMUR tergambar pada Gambar 2.1 berikut ini. Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 1

2 Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 2

3 Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 3

4 2.1.2 Kondisi Fisik Dasar Kabupaten Topografi Topografi dan ketinggian di wilayah Kabupaten OKU TIMUR berkisar antara meter di atas permukaan laut. Bentuk lapangan (topografi), keadaan tanah di wilayah Kabupaten dapat digolongkan ke dalam wilayah datar (peneplain zone), bergelombang (piedmont zone) dan berbukit (hilly zone) Kondisi Geologi Wilayah Kabupaten OKU TIMUR termasuk dalam cekungan Sumatera Selatan (Gafur dkk, 1994 Cekungan sedimentasi ini kaya akan endapan batu bara. Batuan yang yang mengisi Sumatera Selatan ini dapat dikelompokkkan kedalam formasi talangkar, formasi baturaja,formasi gumai,formasi air benakat,formasi muara enim dan formasi kasai (Dinas Pertambangan 2010). A. Formasi Baturaja Yang termasuk dalam formasi ini terdiri dari batu gamping terumbu, kalkarenit,napal dan serpih gampingan. B. Formasi Gumai Formasi Gumai terdiri dari serpih, napal, batu lempung yang berselingan dengan batu pasir dan batu lanau. Batu pasir umumnya terdapat dalam lapisan-lapisan tipis antara cm. C. Formasi Air Benakat Terdiri dari perselingan antara batu lempung, batu pasir tufaan, napal dan serpih. Lapisan batuan pada umumnya tipis-tipis antara cm. D. Formasi Muara Enim Terdiri dari batu lempung berlapis tipis, batu lanau, batu pasir tufaan dengan sisipan lapisan batu bara. E. Formasi Kasai Batuan ini terdiri dari konglomerat batu pasir kuarsa, batu lempung tufaan dan tufa batu apung. Batuan pada umumnya bersifat lepas dan mudah diremas. Pada tempat-tempat tertentu dijumpai lapisan liknig dan kumpulan sisa daun dan tumbuhan. F. Endapan Teras Komering Dalam dataran ini mengalir sungai yang relatif kering sebagian besar berhulu pada dataran tersebut. Sebaran satuan ini umumnya searah dengan aliran Sungai Komering. G. Endapan Komering Tua Dataran Komering tua dibatasi oleh Sungai Belitang disebelah Timur dan Sungai Muncak disebelah Baratnya. Bekas Sungai Komering Tua diperlihatkan oleh jejak alur yang bermiander yang sekarang dipakai sebagai lahan permukiman. Sebagian besar dataran rendah terdiri dari lempung kecuali bekas dari aliran sungai yang terdiri dari pasir dan kerikil. H. Endapan Sungai Purba Jejak aliran sungai Purba ditemui di dataran Komering Tua dan dataran Alluvial Komering Muda. Di dataran Komering Tua yang hampir seluruhnya dimanfaatkan sebagai lahan usaha bekas aliran sungai ini dipakai sebagai daerah permukiman. Hal ini disebabkan karena peduduk lebih mudah mendapatkan air bersih dengan membuat sumur gali dari bekas alur sungai tersebut disamping itu daerah ini tidak banjir karena relatif lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 4

5 I. Endapan Alluvial Komering Muda Dataran rendah ini merupakan dataran banjir yang disebabkan oleh erosi kesamping (lateral) dari sungai. Dibagian hulu dataran berukuran sempit, makin kehilir makin melebar. Dibagian Hilir dataran Komering Muda berupa rawa-rawa yang diisi oleh endapan lempung yang dibawa oleh aliran sungai. J. Tubuh Intrusi Batuan intrusi ini oleh penduduk digunakan sebagai bahan bangunan disamping berfungsi sebagai sumber air yang muncul dari rekahannya. K. Satuan Vulkanik Ranau Terdiri dari endapan Piroklastik bersusunan Riolit, Tufa dengan sisipan batu lempung Kemiringan Lereng Secara topografis, wilayah Kabupaten OKU TIMUR dapat digolongkan ke dalam wilayah datar (Peneplain Zone), bergelombang (Piedmont Zone), dan sebagian lagi merupakan daerah berbukit yang memiliki ketinggian elevasi bervariasi, yaitu antara 42 meter sampai elevasi tertinggi mencapai 87 meter diatas permukaan laut (dpl) dan kemiringan lereng bervariasi antara 0-2% dan 2-15%. Wilayah datar terdapat di Kecamatan Belitang dan Kecamatan Buay Madang, sedangkan wilayah berbukit terdapat di sebagian Kecamatan Martapura. Fisiografi Kabupaten OKU TIMUR merupakan bagian dari Zona Pegunungan Barisan dan Zona Cekungan. Zona Pegunungan Barisan dicirikan oleh bentang alam kerucut gunung api, pegunungan dan perbukitan bergelombang yang dibentuk oleh batuan terobosan berkomposisi andesitik granitis, piroklastik dan batuan sedimen Tersier; sedang Zona Cekungan dicirikan oleh bentang alam dataran berundulasi rendah dan landai yang sebagian besar dibentuk oleh endapan aluvial sungai; di beberapa tempat terdapat batuan sedimen Tersier dan setempat endapan rawa dan batugamping terumbu. Morfologi wilayah Kabupaten OKU TIMUR terbagi kedalam 3 satuan, terdiri dari pegunungan, perbukitan bergelombang dan dataran rendah. Morfologi pegunungan menempati area hampir 8% luas wilayah Kabupaten OKU TIMUR yang berada di bagian Timur dan memanjang Barat laut Tenggara. Bentuk topografi bertimbulan kasar dengan lereng terjal, ketinggian berkisar 100 m 200 m diatas permukaan laut. Satuan ini dibentuk oleh batuan produk gunung api dan sedimen Tersier. Sungai sungainya berpola aliran paralel dan dendritik dan lembah sungai umumnya berbentuk V. Morfologi perbukitan bergelombang menempati area hampir 30% luas wilayah Kabupaten OKU TIMUR, terletak dibagian tengah dan memanjang barat laut tenggara; satuan ini dicirikan oleh pebukitan membulat dengan lereng agak terjal landai, terbentuk oleh batuan sedimen tersier, ketinggian berkisar 40 meter hingga 100 meter diatas muka laut. Sungai sungainya berpola aliran rektangular dan dendritik dengan lembah lembahnya berbentuk U hingga bentuk V. Tingkat erosi ke arah horisontal dan vertikal relatif seimbang. Morfologi dataran rendah menempati area hampir 65% luas wilayah Kabupaten OKU TIMUR, terletak di bagian Timur dan memanjang Barat laut Tenggara; satuan ini dicirikan oleh topografi halus dan datar dengan ketinggian mencapai 40 meter diatas muka laut. Satuan ini terbentuk oleh endapan aluvial Kuarter, di beberapa tempat sedimen Tersier dan setempat batugamping terumbu. Sungai- sungainya berfase dewasa tua dan bermeander dengan lembah lembahnya landai, tingkat erosi ke arah horizontal besar. Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 5

6 Iklim Curah hujan yang terjadi dapat dipengaruhi oleh kondisi iklim, kondisi geografis dan perputaran arus udara. Akibatnya jumlah curah hujan yang tercatat dimasing-masing stasiun pengamatan ataupun BPP/BIP tidak sama. Sebagai akibat dari letak geografis dan kondisi topografis wilayah yang berbukit bukit, maka berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson, daerah Kabupaten OKU TIMUR tergolong tipe iklim C dengan tingkat kelembapan %. Jumlah bulan basah 3,6 dan bulan kering 3,2 dengan rata rata dimulai dari bulan Oktober dan berakhir pada bulan Juli. Kondisi iklim di Kabupaten OKU TIMUR termasuk tropis basah dengan variasi curah hujan antara mm/tahun. Bulan terkering adalah bulan Juli dengan curah hujan sekitar 280 mm. Periode kering antara bulan Mei Agustus dengan curah hujan antara mm. Suhu bervariasi dengan rata-rata 22 31oC. Angin bertiup antara km/jam. Ditinjau dari jumlah hari hujan menurut data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten OKU TIMUR pada tahun 2010 jumlah hari hujan berkisar anatara satu hingga 11 hari, dengan rata rata setiap bulannya sebanyak 5,67 hari Tutupan Lahan Pola Penggunaan Lahan di Kabupaten OKU TIMUR dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis, yaitu Pemukiman, Industri Pertambangan, Sawah, Perkebunan, Hutan, Jalan dan Sungai dan lain-lain. Penggunaan Lahan Eksisting di Kabupaten OKU TIMURdidominasi oleh Sawah Non Irigasi dengan luas areal mencapai Ha atau mencapai 24,45 % dari luas total wilayah Kabupaten, disusul oleh Perkebunan Rakyat dengan luas areal mencapai Ha yang berkontribusi sebesar 23,41% dari luas total wilayah Kabupaten Daerah Rawan Bencana Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, Potensi Bencana Alam perlu diidentifikasi terlebih dahulu sebelum merekomendasikan pengembangan. Bencana geologi seperti gempa bumi, letusan gunung api, banjir dan gerakan tanah, sangat berkaitan dengan kondisi geologi setempat. Dengan mengetahui potensi bencana, maka dapat dilakukan upaya mitigasinya, sehingga dampak yang ditimbulkannya dapat ditekanan seminimal mungkin. Kabupaten OKU TIMUR memiliki kawasan rawan bencana, yaitu banjir dan longsoran tebing sungai. Banjir yang melanda kawasan ini, hampir terjadi setiap tahun pada musim penghujan. Pada kurun waktu menunjukan bahwa pada bulan-bulan November hingga April curah hujan tinggi, yaitu berkisar antara mm Potensi Rawan Banjir Kawasan yang berpotensi banjir di Kabupaten OKU TIMUR berada dibagian utara yaitu sepanjang aliran Sungai Komering dan di kawasan antara pertemuan Sungai Macak, Sungai Belitang dan Sungai Hitam. Daerah banjir ini morfologinya datar dan kondisi batuannya didominasi oleh batu lempung yang tingkat resapannya rendah. Data curah hujan, kondisi morfologi dan geologi merupakan faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya banjir. Jenis banjir yang terdapat di Kabupaten OKU TIMUR adalah banjir luapan sungai, karena semua air genangan berasal dari sungai yang tidak tertampung pada alirannya. Banjir ini sifatnya musiman yang dapat berlangsung selama berharihari atau mingguan tergantung intensitas curah hujan. Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 6

7 Longsoran Bencana longsoran di wilayah Kabupaten OKU TIMUR terdapat di sekitar aliran Sungai Komering yang memiliki tebing yang curam. Longsoran terjadi akibat kuatnya pengikisan aliran sungai atau erosi. Hal ini menjadi kendala bila pengikisan yang terjadi berdekatan dengan sarana jalan atau wilayah permukiman penduduk. Lokasi rawan longsoran tebing sungai terdapat disebelah selatan Desa Sabalio, Desa Banumas dan selatan Desa Rasuan. Upaya pencegahannya dapat dilakukan dengan memasang bronjong-bronjong kawat yang berisi bongkah batu pada dinding sungai. 2.2 Demografi Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan kondisi eksisting Jumlah Penduduk Kabupaten OKU TIMUR tercatat jiwa dengan jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan di Kecamatan Buay Madang Timur yakni jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah Kecamatan berada di Kecamatan Buay Pemuka Bangsa Raja dengan jumlah penduduk jiwa Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk selama 7 tahun terakhir ( ) tercatat semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pembangunan yang giat dilaksanakan. Laju pertumbuhan penduduk dari tahun adalah sebesar 8,65% yang berarti mengalami pertumbuhan 1,58% per tahunnya Proyeksi Penduduk Kabupaten OKU TIMUR Pertumbuhan penduduk pada interval tahun menunjukkan peningkatan positif pada masing-masing kecamatan, namun pertumbuhan penduduk di wilayah Kabupaten OKU TIMUR memiliki kecenderungan pertumbuhan yang berbeda-beda pada setiap kecamatan sehingga terdapat perbedaan rumus persamaan garis. Pertumbuhan penduduk yang berbedabeda disebabkan oleh perbedaan prasarana dan sarana wilayah dan banyak faktor lainnya. Oleh karena itu untuk menentukan persamaan garisnya yang digunakan sebagai alat memproyeksikan penduduk dilakukan analisis kesesuaian rumus dengan skenario rencana yang ditentukan berdasarkan fakta empiris dan teoritis. Fakta empiris diketahui berdasarkan tren eksisting dan potensi pengembangan masingmasing kecamatan. Sedangkan kerangka teoritis dibutuhkan untuk menentukan asumsi dari fakta-fakta eksisting serta potensi pengembangan wilayah sehingga tahap awal skenario rencana dapat ditentukan. Rumusan tren eksisting dan potensi wilayah disesuaikan dengan skenario rencana sehingga dapat ditentukan kebijakan estimasi proyeksi penduduk yang sesuai dengan struktur dan pola ruang. Berdasarkan analisis estimasi pertumbuhan penduduk Kabupaten OKU TIMUR tahun Berdasarkan hasil proyeksi jumlah penduduk Kabupaten OKU TIMUR sampai tahun 2017, didapatkan perkiraan jumlah penduduk jiwa. Jumlah penduduk tertinggi pada tahun 2017 terdapat pada Kecamatan Buay Madang Timur dengan jumlah penduduk jiwa sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat pada Buay Pemuka Bangsa Raja dengan jumlah penduduk yaitu jiwa. Proyeksi penduduk untuk 5 tahun dapat dilihat pada tabel 2.3. Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 7

8 Tabel 2.3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 tahun Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan No Nama Kecamatan Tahun Tahun Tahun (%) Martapura ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 2 Bunga Mayang ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 3 Jayapura ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 4 Buay Pemuka Peliung ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 5 Buay Madang ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 6 Buay Madang Timur ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 7 Buay Pemuka Bangsa Raja ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 8 Madang Suku II ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 9 Madang Suku III ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 10 Madang Suku I ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 11 Belitang Madang Raya ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 12 Belitang ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 13 Belitang Jaya ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 14 Belitang III ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 8

9 15 Belitang II ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 16 Belitang Mulya ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 17 Semendawai Suku III ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 18 Semendawai Timur ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 19 Cempaka ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 20 Semendawai Barat ,57 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57 Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 9

10 2.2.4 Struktur Penduduk Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan data penduduk menurut jenis kelamin tahun 2010 diketahui bahwa perbandingan penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan penduduk perempuan. Dari data tahun 2010 tersebut, penduduk Kabupaten OKU TIMUR memiliki komposisi menurut jenis kelamin sebagai berikut: jumlah laki laki sebanyak jiwa, dan perempuan jiwa Struktur Penduduk Berdasarkan Golongan Umur Struktur penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten OKU TIMUR pada tahun 2010, menunjukkan kelompok umur antara 0 4 tahun mendominasi jumlah penduduk dengan jumlah sebesar jiwa. Selanjutnya diikuti kelompok umur tahun dan kelompok umur 5 9 tahun dengan jumlah penduduk sebesar jiwa dan jiwa Struktur Penduduk Berdasarkan Lapangan Usaha Sebagian besar masyarakat Kabupaten OKU TIMUR bekerja pada sektor Pertanian, termasuk sub-sektor peternakan dan perikanan, hal ini ditandai dengan aktivitas ekonomi yang didominasi oleh sektor tersebut, jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan terdaftar adalah sebanyak jiwa, disusul oleh sektor pertambangan sebanyak 259 jiwa, dan sektor bangunan sebanyak 371 jiwa Struktur Penduduk Berdasarkan Agama Penduduk Kabupaten OKU TIMUR menurut agama dan kepercayaan yang dianut pada tahun 2010 sebagian besar beragama Islam yaitu sebanyak jiwa (99 %), sementara itu pemeluk agama Kristen Protestan sebanyak jiwa yang tersebar hampir di setiap kecamatan. 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah Indikator perkembangan Perekonomian daerah dapat dilihat dari: PDRB, PDRB Perkapita dan Struktur PDRB, Investasi dan Pendapatan Daerah. Ringkasan APBD 5 Tahun Terakhir dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4. Ringkasan APBD 5 Tahun Terakhir No Anggaran A Pendapatan Pendapatan Asli Daerah 1 (PAD) , , , , ,00 Dana Perimbangan 2 (Transfer) , , , , ,00 Lain-Lain Pendapatan 3 yang Sah , , , , ,00 Jumlah Pendapatan , , , , ,00 B Belanja 1 Belanja Tidak Langsung , , , , Belanja Langsung , , , , ,00 Jumlah Belanja , , , , ,00 surplus/defisit Anggaran , , , , ,00 Sumber : BPAKD Kab.OKU TIMUR Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 10

11 2.3.1 Ringkasan Anggaran dan Belanja Modal Sanitasi PDRB menurut lapangan usaha menggambarkan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang diproduksi/dihasilkan berbagai unit produksi dalam suatu daerah/wilayah dalam jangka waktu tertentu. PDRB juga dapat menggambarkan struktur perekonomian suatu daerah secara menyeluruh. Tabel 2.5. Ringkasan anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk 5 Tahun Terakhir No Sub Sektor/SKPD A Air Limbah 1 DPU Pengairan DPU Cipta Karya Bapedalda B Persampahan C Drainase D Aspek phbs (Pelatihan, Sosialisasi, Komunikasi, Pendampingan) E Total Belanja Modal Sanitasi (A s/d D) F Total Belanja Modal Sanitasi dari APBD murni (bukan pendamping) G Total Belanja APBD H Proporsi Belanja Modal Sanitasi (F : G) 0,12 0,59 0,57 1,59 0,13 Terhadap Belanja Total I Jumlah Penduduk J Belanja Modal Sanitasi per Penduduk (E : I) 625, , , , ,56 Sumber : BPAKD Kab.OKU TIMUR Ruang Fiskal Tabel 2.6. Data Mengenai Ruang Fiskal 5 Tahun Terakhir No Tahun Indek Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD) ,4420 Rendah ,4636 Rendah ,3579 Rendah Perkembangan PDRB Kabupaten OKU TIMUR dapat diketahui berdasarkan harga konstan trend perkembanganya positif. Sektor Pertanian dan Perdagangan menjadi beberapa sektor unggulan di kabupaten OKU TIMUR. Sektor Pertanian merupakan sektor terbesar di Kabupaten OKU TIMUR untuk setiap tahunnya. Sektor pertanian Unggulan Kabupaten OKU TIMUR terdiri dari sektor pertanian padi, dan perkebunan karet, serta holtikultura. Selain kedua sektor diatas sektor yang menjadi Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 11

12 unggulan kabupaten OKU TIMUR adalah sektor sektor jasa-jasa. Kelima sektor tersebut setiap tahunnya memiliki angka pertumbuhan lebih atau sama dengan satu sehingga kelima sektor tersebut sangat potensial untuk dikembangkan. Data perekonomian daerah dapat dilihat pada table 2.7. Tabel 2.7. Data Perekonomian Umum Daerah 5 Tahun Terakhir No Deskripsi PDRB harga Konstan (Struktur Perekonomian) (Rp) Pendapatan Per Kapita Kabupaten/Kota (Rp) Upah Minimum Regional Kabupaten/Kota (Rp) Inflasi (%) Pertumbuhan Ekonomi (%) Sumber : BPAKD Kab.OKU TIMUR Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten OKU TIMUR Laju Pertumbuhan Ekonomi per sektor setiap tahunnya cenderung meningkat, kecuali ditahun , akan tetapi penurunan itu dari tahunnya tidak terlalu signifikan karena pada tahun berikutnya laju pertumbuhan ekonomi setiap sektornya meningkat kembali. Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten OKU TIMUR sempat mengalami penurunan pada tahun 2008, namun meningkat kembali di tahun 2009, hal itu diduga terjadi karena adanya pemekaran Wilayah Kabupaten menjadi 20 kecamatan di tahun tersebut Pendapatan Per Kapita Kabupaten OKU TIMUR PDRB Kabupaten OKU TIMUR dari tahun terus mengalami peningkatan yang diikuti oleh meningkatnya jumlah penduduk. Berdasarkan PDRB Harga Konstan Tahun 2000 dan Harga Berlaku, pendapatan per kapita penduduk Kabupaten OKU TIMUR tahun berturut-turut terus mengalami peningkatan seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut ini : 2.4 Tata Ruang Wilayah Kebijakan dan strategi penataan ruang terdiri dari : Kebijakan Penataan Ruang 1. Pengembangan sarana dan prasarana wilayah yang fungsional, efisien dan terintegrasi. 2. Pengembangan kawasan sektor pertanian berbasis agropolitan yang didukung pengembangan dan peningkatan fungsi infrastruktur pendukung kegiatan agropolitan sebagai pendorong pengembangan wilayah. 3. Peningkatan pelayanan pusat-pusat kegiatan perkotaan dan perdesaan yang merata, berhierarki dan menarik pengembangan investasi. 4. Pemeliharaan kelestarian fungsi lingkungan hidup yang dapat mencegah dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup. 5. Peningkatan keterpaduan antar sektor kegiatan budidaya. 6. Pengembangan kawasan strategis untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan pertumbuhan antar wilayah. Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 12

13 2.4.2 Strategi Penataan Ruang 1. Strategi untuk kebijakan pengembangan sarana dan prasarana wilayah yang fungsional, efisien dan terintegrasi meliputi ; a. Mewujudkan pusat-pusat pelayanan dan keterkaitan antara pusat-pusat pelayanan di wilayah Kabupaten OKU TIMUR. b. Pengembangan prasarana dan sarana pada pusat-pusat pelayanan agar lebih kompetitif dan mampu menarik investasi. 2. Strategi untuk kebijakan pembangunan dan peningkatan fungsi infrastruktur pendukung kegiatan agropolitan sebagai pendorong pengembangan wilayah meliputi: a. Membangun sistem jaringan pemasaran komoditi dan jalur transportasi. b. Membangun dan mengembangkan kawasan industri pengolahan agropolitan, sehingga menambah added value. c. Menyediakan prasarana dan sarana pendukung pertanian agropolitan, termasuk industri pengolahan hasil pertanian. d. Mendukung persediaan akan informasi yang berbasis teknologi terhadap kegiatan pertanian. e. Mempertahankan lahan pertanian tanaman pangan agar tidak terkonversi untuk peruntukan lain. f. Mengembangkan kawasan agropolitan dan industri pengolahan yang terintegrasi dengan kawasan lainnya. 3. Strategi untuk kebijakan Peningkatan pelayanan pusat-pusat kegiatan perkotaan dan perdesaan yang merata, berhierarki dan menarik pengembangan investasi meliputi : a. Meningkatkan keterkaitan antar pusat-pusat kegiatan di wilayah Kabupaten OKU Timur dengan pusat-pusat kegiatan di kawasan sekitarnya. b. Mendorong berfungsinya pusat-pusat kegiatan baru di wilayah Kabupaten OKU Timur. c. Mengembangkan kawasan perkotaan baru yang strategis dan berkerarifan lokal. d. Membangun sentra perdagangan dan jasa hasil industri lokal dan hasil agropolitan. 4. Strategi untuk Kebijakan pemeliharaan kelestarian fungsi lingkungan hidup yang dapat mencegah dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup meliputi : a. Mempertahankan kawasan berfungsi lindung sesuai dengan kondisi ekosistemnya. b. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah. c. Rehabilitasi kawasan-kawasan konservasi yang telah mengalami kerusakan. d. Mengendalikan pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana untuk menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan. Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 13

14 e. Mengelola sumberdaya alam yang efektif efisien dan berdaya guna untuk menjamin kesinambungan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannnya. f. Mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan rawan bencana. 5. Strategi untuk kebijakan peningkatan keterpaduan antar sektor kegiatan budidaya meliputi : a. Menetapkan kawasan budidaya dan memanfaatkan sumberdaya alam di ruang darat dan ruang udara termasuk ruang di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pengembangan wilayah. b. Mengembangkan kegiatan-kegiatan budidaya unggulan beserta prasarananya. c. Memperbaiki dan membangun sarana dan prasarana pendukung kawasan permukiman. d. Mengembangkan dan meningkatan sektor pemukiman yang layak dan terjangkau oleh masyarakat. 6. Strategi untuk kebijakan pengembangan kawasan strategis untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan pertumbuhan antar wilayah meliputi : a. Memberikan dukungan penataan ruang pada kawasan-kawasan yang mengakomodasikan kepentingan sektor-sektor strategis. b. Meningkatkan kapasitas ekonomi, sosial, budaya dan prasarana fisik pada kawasan yang relatif tertinggal agar terpacu pertumbuhan dan perkembangannya. c. Meningkatkan pengembangan pada kawasan potensial berkembang dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada di dalam kawasan, baik aksesibilitas maupun aktor-aktor ekonomi potensial. 2.5 Sosial dan Budaya Fasilitas Pendidikan Fasilitas pendidikan di Kabupaten OKU TIMUR tersedia lengkap mulai dari prasekolah, pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi. Demikian juga pendidikan keagamaan berkembang baik di kabupaten ini. Jumlah fasilitas pendidikan prasekolah tahun 2010, untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah 197 sekolah dengan jumlah murid 6.292, semuanya berstatus sekolah swasta. Untuk taman kanak-kanak (TK), terdapat 23 TK negeri dan 107 TK swasta. Sedangkan Sekolah Dasar (SD) yang ada baik sekolah dasar negeri maupun swasta di kabupaten ini, yaitu 421 SD negeri dan 24 SD swasta. Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) terdiri dari sekolah negeri berjumlah 51 unit yang tersebar di seluruh kecamatan dan sekolah swasta berjumlah 48 unit. Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yaitu berjumlah 16 unit SMA negeri dan 19 unit SMA swasta. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terdapat 3 unit SMK negeri dan 22 unit SMK swasta. Walaupun di Kabupaten OKU TIMUR belum ada universitas, tapi kabupaten ini telah memiliki 4 Sekolah Tinggi dan 1 Akademi. Bahkan STIE Trisna Nagara yang terdapat di Kecamatan Belitang telah membuka jenjang studi pascasarjana (magister manajemen). Data fasilitas pendidikan di Kabupaten OKU TIMUR dapat dilihat pada table 2.8. Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 14

15 Tabel 2.8. Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kabupaten OKU TIMUR No Nama Kecamatan Jumlah Sarana Pendidikan Umum Agama SD SLTP SMA SMK MI MTs MA 1 Martapura Bunga Mayang Jayapura Buay Pemuka Peliung Buay Madang Buay Madang Timur Buay Pemuka Bangsa Raja Madang Suku II Madang Suku III Madang Suku I Belitang Madang Raya Belitang Belitang Jaya Belitang III Belitang II Belitang Mulya Semendawai Suku III Semendawai Timur Cempaka Semendawai Barat Sumber : Diknas/Depag Kab.OKU TIMUR Kemiskinan Merujuk pada data yang dihimpun oleh BKBKS Kab.OKU TIMUR diketahui bahwa keluarga di OKU TIMUR, sebanyak keluarga adalah keluarga Pra Sejahtera, keluarga Pra Sejahtera I dan selebihnya merupakan keluarga sejahtera. Sementara hasil survey Susenas menunjukkan bahwa presentase penduduk miskin di Kabupaten OKU TIMUR selalu menunjukkan tren menurun. Tahun 2006 penduduk miskin di OKU TIMUR 18,26 persen, tahun 2008 turun menjadi 12,12 persen dan 2010 turun menjadi 9,81 persen. Jumlah penduduk miskin per kecematan dapat dilihat pada table 2.9. Tabel 2.9. Jumlah penduduk miskin per kecamatan No Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK) 1 Martapura Bunga Mayang Jayapura Buay Pemuka Peliung Buay Madang Buay Madang Timur Buay Pemuka Bangsa Raja Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 15

16 8 Madang Suku II Madang Suku III Madang Suku I Belitang Madang Raya Belitang Belitang Jaya Belitang III Belitang II Belitang Mulya Semendawai Suku III Semendawai Timur Cempaka Semendawai Barat Sumber : OKU TIMUR dalam Angka Tahun Perumahan Tabel Jumlah Rumah per Kecamatan No Nama Kecamatan Jumlah Rumah 1 Martapura Bunga Mayang Jayapura 88 4 Buay Pemuka Peliung Buay Madang Buay Madang Timur Buay Pemuka Bangsa Raja 73 8 Madang Suku II Madang Suku III Madang Suku I Belitang Madang Raya Belitang Belitang Jaya Belitang III Belitang II Belitang Mulya Semendawai Suku III Semendawai Timur Cempaka Semendawai Barat 98 Sumber : OKU TIMUR dalam Angka Tahun 2011 Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 16

17 2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah Daerah Keberhasilan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten OKU TIMUR yang telah dicapai pada saat ini merupakan refleksi dari keberhasilan pelaksanaan tata pemerintahannya. Keberhasilan pelaksanaan pemerintahan dapat tergambar dari kemampuan dan kualitas aparatur pemerintah, dengan sarana dan prasarana yang digunakan dan kemampuan keuangan daerah dalam usahanya melakukan pembangunan dan melakukan pelayanan kepada masyarakat. Dalam upaya peningkatan pelayanan pada masyarakat, telah dibentuk beberapa lembaga di lingkungan Kabupaten OKU TIMUR yaitu berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2005 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Susunan organisasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR adalah sebagai berikut: 1. Sekretaris Daerah (Sekda), yang dibantu oleh 4 (empat) orang Asisten, yaitu : Asisten I, Tata Pemerintahan, membawahi 3 orang Kepala Bagian, yaitu :Bagian Tata Pemerintahan, Bagian Pemerintahan Desa/Kelurahan dan Bagian Hukum. Asisten II, Perekonomian dan Pembangunan membawahi 3 orang Kepala Bagian, yaitu : Bagian Administrasi Pembangunan, Bagian Perekonomian dan Bagian Organisasi dan Tata Laksana. Asisten III, Administrasi Umum dan Keuangan membawahi 3 Bagian, Yaitu : Bagian Rumah Tangga, Bagian Umum dan Bagian Perlengkapan. Asisten IV, Kesejahteraan Rakyat membawahi 3 Bagian Yaitu : Bagian Kesejahteraan Rakyat, Bagian Pemberdayan Perempuan dan Bagian Humas Protokol. 2. Sekretaris DPRD yang terdiri dari 3 bagian. Bagian Tata Usaha Bagian Persidangan dan Dokumentasi Bagian Keuangan 3. Dinas-dinas, sebanyak 18 dinas, yaitu : Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Dinas Kesehatan Dinas Perhubungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Pendapatan Daerah Dinas Pertambangan dan Energi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pendidikan Nasional Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Peternakan dan Perikanan Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 17

18 Dinas Koperasi, UKM dan Penanaman Modal Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas Kebersihan, Keindahan dan Pasar Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 4. Badan-badan, sebanyak 10 badan, yaitu : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Kepegawaian dan Diklat Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Badan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Badan Pariwisata dan Seni Budaya Badan Pengelola Administrasi Keuangan Daerah Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Badan Pengelola Aset Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah 5. Inspektorat, sebanyak satu Inspektorat, yaitu : Inspektorat Daerah 6. Kantor-kantor, sebanyak 4 kantor, yaitu : Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kantor Pemuda dan Olahraga Kantor Informasi dan Komunikasi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah 7. Rumah Sakit Umum Daerah, sebanyak 2 Rumah sakit, yaitu: Rumah Sakit Umum Daerah Belitang Rumah Sakit Umum Daerah Martapura Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 18

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 1

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR II - 1 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten OKU TIMUR di bentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten OKU

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 8 Tahun 2014 Tanggal : 30 Desember 2014 PEMERINTAH KABUPATEN OKU TIMUR RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2015 KODE 1.01.01 Dinas

Lebih terperinci

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten OKU TIMURdi bentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten OKU

Lebih terperinci

BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Sumatera Selatan memiliki lahan yang cukup luas dengan sungai yang banyak dan besar. Hal ini memberikan potensi yang besar bagi pengembangan lahan pertanian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dede Rosi Virgianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dede Rosi Virgianti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kebijakan pemerintah mengenai otonomi daerah banyak sekali daerah yang melaksanakan pemekaran wilayah. Pelaksanaan pemekaran wilayah diatur dalam kriteria

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

KONDISI W I L A Y A H

KONDISI W I L A Y A H KONDISI W I L A Y A H A. Letak Geografis Barito Utara adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah, berada di pedalaman Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 4 o

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Martapura, 11 Agustus 2010 Kepala BPS OKU Timur, Ir. DJONI NIP

Sekapur Sirih. Martapura, 11 Agustus 2010 Kepala BPS OKU Timur, Ir. DJONI NIP HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 DATA AGREGAT PER KECAMATAN Angka Sementara Kabupaten OKU Timur Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Sekapur Sirih Pelaksanaan Sensus Penduduk 2010 (SP2010)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Profil Perusahaan PT. Cipta Kridatama didirikan 8 April 1997 sebagai pengembangan dari jasa penyewaan dan penggunaan alat berat PT. Trakindo Utama. Industri tambang Indonesia yang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG 2.1. Batas Administratif Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif dibagi menjadi 8 kecamatan, 21 kelurahan,

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administrasi, dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai pentingnya Sanitasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN, DAN KABUPATEN OGAN ILIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN, DAN KABUPATEN OGAN ILIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas DAS/ Sub DAS Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS) yang dijadikan objek penelitian adalah Stasiun Pengamatan Jedong yang terletak di titik 7 59

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 16 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RGS Mitra 1 of 16 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RGS Mitra 1 of 16 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN, DAN KABUPATEN OGAN ILIR DI PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 gg Tentang Penataan Ruang 1 Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM WILAYAH 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH 3.1. Batas Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Sumba Tengah merupakan pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dibentuk berdasarkan UU no.

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

BAB II KONDISI UMUM LOKASI 6 BAB II KONDISI UMUM LOKASI 2.1 GAMBARAN UMUM Lokasi wilayah studi terletak di wilayah Semarang Barat antara 06 57 18-07 00 54 Lintang Selatan dan 110 20 42-110 23 06 Bujur Timur. Wilayah kajian merupakan

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 0 18 105 0 12 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM 6 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Penelitian Secara administrasi, lokasi penelitian berada di Kecamata Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah

Lebih terperinci

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Sleman 3.1.1 Kondisi Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG L PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

Gambaran Umum Wilayah

Gambaran Umum Wilayah Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geogrfis, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten Minahasa Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan adalah Amurang,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1999, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan

Lebih terperinci

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro BAB III DATA LOKASI 3.1 Data Makro 3.1.1 Data Kawasan wilayah Kabupaten Sleman yaitu : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang (Provinsi Jawa Tengah) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kabupaten Mesuji terletak pada arah

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kabupaten Mesuji terletak pada arah 29 BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Aspek Geografi Secara geografis wilayah Kabupaten Mesuji terletak pada 3.45 4.40 arah Utara-Selatan dan 106.15 107.00 arah Timur-Barat. Kabupaten Mesuji mempunyai

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang Barat berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

Lampiran I Peraturan Daerah Nomor : TAHUN 08 Tanggal : Januari 08 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA RINGKASAN APBD Tahun Anggaran 08 NOMOR URUT URAIAN JUMLAH. PENDAPATAN.8..0.8,00 PENDAPATAN ASLI DAERAH.008.78..8,00..

Lebih terperinci

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas KAJIAN UMUM WILAYAH Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi dirancang dengan kegiatan utamanya pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Kabupaten OKU Selatan merupakan pemekaran dari. Kabupaten Ogan Komering Ulu, terbentuknya Kabupaten OKU

GAMBARAN UMUM. Kabupaten OKU Selatan merupakan pemekaran dari. Kabupaten Ogan Komering Ulu, terbentuknya Kabupaten OKU ` GAMBARAN UMUM Kabupaten OKU Selatan memiliki geografis perbukitan dengan luas 549.394 Ha yang terdiri dari 19 Kecamatan dan 259 Desa/Kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2011 mencapai 320.290

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif 28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperlihatkan dan menguraikan keadaan dari

Lebih terperinci

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG BAB 3 GEOLOGI SEMARANG 3.1 Geomorfologi Daerah Semarang bagian utara, dekat pantai, didominasi oleh dataran aluvial pantai yang tersebar dengan arah barat timur dengan ketinggian antara 1 hingga 5 meter.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan makhluk hidup khususnya manusia, antara lain untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri dan tenaga

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 39 BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 4.1 KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN SUBANG 4.1.1 Batas Administratif Kabupaten Subang Kabupaten Subang berada dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1. Sejarah Kabupaten Bekasi Kabupaten Bekasi dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Dasar-Dasar Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium BALAI BESAR KERAMIK Jalan Jendral A. Yani 392 Bandung. Conto yang digunakan adalah tanah liat (lempung) yang berasal dari Desa Siluman

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENCAPAIAN KINERJA INDIKATOR MACRO PEMBANGUNAN DAERAH KOTA JAYAPURA

PENCAPAIAN KINERJA INDIKATOR MACRO PEMBANGUNAN DAERAH KOTA JAYAPURA PENCAPAIAN KINERJA INDIKATOR MACRO PEMBANGUNAN DAERAH KOTA JAYAPURA Berdasarkan Permen No. 12 thn 2007 ttg Susunan Data A. DATA UMUM 1. GEOGRAFI a. Posisi / Letak Kota Jayapura berdiri sejak tanggal 21

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yaitu : Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air,

Lebih terperinci

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang MPS Kabupaten Bantaeng 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari negara-negara tetangga, apalagi dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

Kota Salatiga terletak antara Lintang Selatan dan antara , ,64 Bujur Timur.

Kota Salatiga terletak antara Lintang Selatan dan antara , ,64 Bujur Timur. BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Wilayah menjelaskan kondisi umum Kota Salatiga yang mencakup: kondisi fisik, kependudukan, administratif, keuangan dan perekonomian daerah,

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH ` 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik 2.1.1 Letak Geografis merupakan salah satu dari 14 Kabupaten yang ada di Provinsi Kalimantan Timur dan merupakan hasil pemekaran

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1 58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 4.1 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), D.I.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci