Bab I. Pendahuluan. banyaknya lembaga pengawasan yang berbanding terbalik dengan masih
|
|
- Suryadi Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Selama ini masyarakat selalu memandang bahwa peran auditor pemerintah tidak berjalan sesuai fungsinya. Hal tersebut didasarkan pada kontradiksi antara banyaknya lembaga pengawasan yang berbanding terbalik dengan masih banyaknya penyimpangan yang terjadi. Setiap tahun pengelolaan keuangan negara dilakukan pemeriksaan oleh BPK. Di samping itu, terdapat lembaga pengawasan internal dalam sistem kelembagaan di Indonesia seperti BPKP, Inspektorat Kementerian/Lembaga dan Inspektorat Daerah. Semua lembaga tersebut sudah melakukan audit sesuai ruang lingkup mandatnya terhadap pelaksanaan keuangan negara. Namun masih banyak penyimpangan yang terungkap melalui proses hukum. Padahal menurut David et al. seperti dikutip oleh Tuanakotta (2012), penyimpangan yang sudah diproses hukum hanyalah sebagian dari seluruh penyimpangan yang terjadi, yang diperkirakan hanya sebesar 20% penyimpangan tersebut. Penelitian yang telah dilakukan di luar negeri juga menemukan bahwa penyimpangan yang terungkap sebenarnya relatif kecil dibandingkan keseluruhannya, yang mengindikasikan terjadinya gejala gunung es (Tuanakotta, 2012). Hal tersebut tercermin dari proses hukum kasus korupsi yang ditangani KPK sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2012 yang sudah berkekuatan hukum sebanyak 28 kasus dengan potensi kerugian negara sebesar
2 2 Rp ,62 (Syahril, 2013). Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi yang dibuat oleh Transparancy International, Indonesia menempati peringkat 107 dari 175 negara pada tahun 2014 dengan skor 34. Skor tersebut masih di bawah rata-rata skor negara di kawasan Asia Tenggara. Faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya skor tersebut adalah terjadinya penyimpangan dalam lembaga pemerintah. Lebih lanjut, lembaga Transparansi Internasional Indonesia melakukan penelitian untuk mengukur tingkat korupsi di Indonesia pada tingkat pemerintah daerah. Simpulannya adalah bahwa penyimpangan yang paling biasa terjadi pada pengadaan barang/jasa pemerintah.. Fungsi audit adalah memberikan assurance services kepada para stakeholder. Menurut AICPA Special Committee on Assurance Services (dalam Boynton dan Johnson, 2006, p.11): assurance services are independent professional services that improve the quality of information, or its context, for decision makers. Dengan demikian, hasil audit yang dilaksanakan oleh auditor diharapkan memberikan keyakinan bahwa penyimpangan pengelolaan keuangan negara yang signifikan dapat terdeteksi. Masih banyaknya penyimpangan yang belum terdeteksi oleh lembaga pengawas yang ada menandakan belum efektifnya pengawasan yang dilakukan. Salah satu faktor yang memberikan kontribusi terhadap hal tersebut antara lain berasal dari kurangnya kualitas audit yang dihasilkan. BPKP merupakan salah satu lembaga pemerintah yang menjalankan fungsi pengawasan di pemerintahan. Dalam konteks kelembagaan pengawasan, maka BPKP diposisikan sebagai auditor internal pemerintah. BPKP sebagai auditor
3 3 internal berfungsi menjamin dan membina organisasi pemerintah untuk perbaikan mendatang sehingga risiko penyimpangan dapat semakin berkurang. Hal tersebut sesuai definisi audit internal menurut Institute of Internal Audit (dikutip dari sebagai berikut: Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization's operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes. Di sisi lain, praktek audit pada sektor pemerintah mempunyai cakupan yang lebih kompleks dibandingkan dengan audit pada sektor swasta. Auditor pada sektor pemerintah dihadapkan pada luasnya besaran varian kegiatan di pemerintahan dan banyaknya regulasi yang menjadi acuan lembaga pemerintah yang harus dipatuhi. Kompleksitas kegiatan pemerintahan tentunya menjadi pertimbangan auditor dalam audit. Prosedur audit yang diterapkan menjadi bertambah luas dibandingkan dengan praktek audit pada sektor swasta. Sementara audit sektor pemerintah merupakan audit yang sifatnya mandatory, yang berarti audit harus dilaksanakan sesuai kebijakan yang digariskan. Hal tersebut dijelaskan IAASB dalam International Standard on Quality Control Para A23 berikut: In the public sector, auditors may be appointed in accordance with statutory procedures. Accordingly, certain of the requirements and considerations regarding the acceptance and continuance of client relationships and specific engagements as set out paragraphs and A18 A22 may not be relevant. Nonetheless, establishing policies and procedures as described may provide valuable information to public sector auditors in performing risk assessments and in carrying out reporting responsibilities.
4 4 Konsekuensi atas kondisi tersebut adalah besarnya risiko audit yang diterima auditor sektor pemerintah, dan hal tersebut berimplikasi pada semakin luasnya pengujian yang semestinya dilakukan. Audit sektor pemerintah meskipun tidak menghadapi kompetisi namun menghadapi batasan alokasi anggaran yang tersedia untuk melakukan audit yang bersifat mandatory. Batasan lain audit sektor pemerintah, terutama di BPKP, adalah sifat penugasan yang dilakukan kantor perwakilan sebagian besar merupakan audit dukungan yang hasilnya akan dikompilasi dalam rangka penyusunan hasil audit tingkat nasional oleh kantor pusat. Penetapan jadwal waktu sesuai arahan kantor pusat membuat kantor perwakilan menetapkan anggaran waktu akan mempertimbangkan target penyelesaian yang diminta kantor pusat. Setiap kantor perwakilan akan terdorong untuk mengakomodasi penyelesaian audit sesuai kebutuhan kantor pusat sehingga anggaran waktu yang ditetapkan untuk setiap penugasan selalu mempertimbangkan waktu penyelesaian yang diminta kantor pusat. Tekanan anggaran waktu tersebut, baik yang disebabkan batasan alokasi anggaran maupun batasan penyelesaian audit, mendorong perilaku disfungsional auditor. Perilaku disfungsional auditor dalam melakukan audit merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit. Untuk memenuhi kualitas audit yang memadai maka audit yang dilaksanakan seharusnya mengacu pada standar audit yang telah ditetapkan profesi auditing. Standar audit telah menetapkan bahwa auditor harus menggunakan keahlian profesional dengan cermat dalam melakukan audit, dan auditor harus memperoleh bukti audit yang mencukupi dalam
5 5 melakukan prosedur audit sehingga memberikan dasar untuk memberikan penilaian. Tekanan anggaran waktu yang terjadi memungkinkan auditor untuk mengurangi perolehan bukti audit, dan jika secara profesional tidak mencukupi dapat menurunkan kualitas audit. Penelitian ini akan menginvestigasi dimensi kualitas audit dengan melihat aspek perilaku reduksi kualitas audit, yakni perilaku yang secara langsung mengancam kualitas audit dengan mengurangi efektifitas perolehan bukti audit yang disebabkan tekanan anggaran waktu. Secara umum penelitian mengenai perilaku reduksi kualitas audit sudah pernah dilakukan terutama lebih banyak dilakukan pada lingkungan Kantor Akuntan Publik (KAP). Penelitian yang sudah pernah dilakukan pada sektor pemerintah masih belum banyak. Di Indonesia, penelitian yang sudah dilakukan pada sektor pemerintah antara lain penelitian Dewi (2008) dan Tenripada (2010). Penelitian Dewi dilakukan pada auditor perwakilan BPK di Pulau Jawa yang menemukan komitmen organisasi sebagai faktor yang signifikan berpengaruh terhadap perilaku reduksi kualitas audit. Penelitian Tenripada dilakukan pada auditor perwakilan BPK DIY, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah yang menemukan tindakan supervisi sebagai faktor yang signifikan berpengaruh terhadap perilaku reduksi kualitas audit. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2011), Dewi (2008), Achmad (2007) dan Hastuti (2014) tidak menggunakan aspek perilaku auditor tetapi langsung pada kualitas audit. Penelitian-penelitian tersebut belum menggambarkan fenomena yang terjadi pada wilayah lain di Indonesia karena cenderung pada auditor di wilayah Jawa. Audit pada sektor pemerintah mempunyai sebaran menjangkau seluruh wilayah
6 6 Indonesia dengan masing-masing wilayah mempunyai karakteristik tertentu. Hal ini sesuai dengan penekanan audit sektor pemerintah, yaitu penggunaan anggaran yang tersebar ke seluruh wilayah. Luasnya sebaran sektor pemerintah yang harus diaudit menjadikan organisasi tempat bertugas auditor yang menjadi subyek penelitian juga tersebar. Auditor sektor pemerintah akan menghadapi kondisi yang berbeda antara wilayah yang satu dengan yang lainnya meskipun substansi audit dan anggaran waktu yang diberikan sama. Auditor yang bertugas di Jawa dengan auditor yang bertugas di luar Jawa atau bahkan Indonesia bagian timur tentu akan mengalami kondisi yang berbeda ketika menentukan sampel yang diperlukan dalam rangka melakukan audit atas penggunaan anggaran pemerintah. Keterbatasan akses dan sarana di wilayah luar Jawa akan cenderung mendorong auditor untuk melakukan perilaku reduksi kualitas audit dengan menentukan sampel yang sesuai anggaran waktu yang diberikan meskipun terdapat indikasi penyimpangan. (Karakteristik wilayah yang berbeda tentunya dapat menggambarkan perilaku auditor dalam menghadapi risk of client yang berbeda. Sehingga auditor akan menghadapi kondisi risk of client yang berbeda pada masing-masing wilayah namun mengalami tekanan anggaran waktu yang sama). Oleh karena itu, penelitian ini akan mengakomodasi kurangnya sebaran sampel penelitian dengan mengambil sampel sebaran wilayah di Indonesia sehingga bisa mewakili fenomena di Indonesia. Selain itu, penelitian ini tidak menggunakan BPK sebagai auditor eksternal tetapi menggunakan auditor internal pemerintah dalam hal ini BPKP.
7 7 Studi mengenai pengaruh pertimbangan risiko terhadap kecenderungan perilaku reduksi kualitas audit telah dilakukan oleh Raghunatan (1991), Coram et al. (2004), Houston (1999) dan Heriningsih (2001), yang mengungkapkan adanya pengaruh meningkatnya risk of client terhadap perilaku reduksi kualitas audit dalam kondisi tekanan anggaran waktu. Namun kesimpulan atas hasil studi sebelumnya masih belum menjelaskan arah pengaruh tersebut. Secara terotis, risk of client merupakan faktor yang sangat menentukan luas dan ruang lingkup audit yang akan dilakukan. Respon terhadap tingginya risk of client seharusnya dilakukan dengan meningkatkan luasnya pengumpulan bukti audit. Respon sebaliknya tentu dapat meningkatkan risiko audit yakni risiko kesalahan auditor menyimpulkan hasil auditnya, sehingga stakeholder akan menerima hasil audit dengan kualitas yang buruk. Dengan pertimbangan respon risk of client mempunyai pengaruh yang signifikan pada kualitas audit maka menjadi penting untuk menganalisis respon terhadap risk of client dalam penelitian perilaku reduksi kualitas audit. Hasil studi yang menguji pengaruh supervisi audit terhadap perilaku reduksi kualitas audit telah dilakukan oleh Malone dan Robert (1996), Herrbach (2001), Kelley dan Margheim (1990) dan Margheim dan Pany (1986) yang memberikan simpulan hasil penelitian yang berbeda sehingga penelitian belum bisa menegaskan teori yang ada bahwa supervisi audit merupakan proses untuk menjamin penugasan audit menghasilkan hasil audit dengan kualitas yang memadai. Semakin tinggi risiko audit suatu penugasan audit atau segmen audit tentunya membutuhkan supervisi audit yang lebih ketat. Dengan adanya
8 8 supervisi audit tentu dapat mengurangi perilaku reduksi kualitas audit. Dengan demikian, masih sangat diperlukan dukungan empiris untuk menegaskan hal tersebut Perumusan Masalah Pada latar belakang masalah telah diuraikan hasil-hasil penelitian terdahulu yang mendokumentasikan tekanan anggaran waktu yang dihadapi auditor dalam pelaksanaan program audit yang mengakibatkan terjadinya perilaku reduksi kualitas audit yakni berkurangnya efektivitas pengumpulan bukti audit. Namun demikian, perilaku reduksi kualitas audit bisa dikurangi dengan respon positif pada risk of client, supervisi audit, komitmen organisasi dan skeptisisme profesional auditor. Berdasarkan uraian di atas maka pertanyaan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah tekanan anggaran waktu yang dirasakan auditor berpengaruh terhadap perilaku reduksi kualitas audit? 2. Apakah penilaian risk of client berpengaruh terhadap perilaku reduksi kualitas audit? 3. Apakah supervisi audit berpengaruh terhadap perilaku reduksi kualitas audit? 4. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap perilaku reduksi kualitas audit? 5. Apakah skeptisisme profesional berpengaruh terhadap perilaku reduksi kualitas audit?
9 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan memverifikasi variabel-variabel karakteristik situasional dan personal yang berpengaruh terhadap perilaku reduksi kualitas audit dengan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh tekanan anggaran waktu, risk of client, supervisi audit, komitmen organisasional dan skeptisisme profesional. Penelitian ini juga hendak menegaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang masih belum mendapatkan dukungan dari hasil penelitian sebelumnya Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku reduksi kualitas audit pada auditor BPKP sebagai auditor internal di lingkungan pemerintah. Hasil penelitian akan memberikan kontribusi akademis maupun praktek. Kontribusi akademis yang ingin diberikan dari hasil penelitian ini adalah memperkaya literatur mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada perilaku auditor dalam tindakan reduksi kualitas audit. Lebih spesifik, penelitian ini memberikan bukti empiris fenomena tekanan anggaran waktu yang dihadapi auditor internal pemerintah dengan menganalisis faktorfaktor yang menurut standar profesi harus diperhatikan agar kualitas audit terjaga, yaitu pertimbangan auditor pada risk of client, berjalannya supervisi audit dan skeptisisme profesional yang perlu dimiliki auditor dalam menjalan profesi, dan komitmen organisasi sebagai faktor yang berasal dari individu auditor. Penelitian ini mengambil sampel dengan sebaran yang dapat mewakili wilayah untuk menggambarkan karakteristik spesifik yang dihadapi auditor. Oleh karena itu,
10 10 hasilnya diharapkan memberikan gambaran yang lebih utuh dalam menjelaskan perilaku auditor pemerintah. Kontribusi praktis dari hasil penelitian adalah sebagai masukan bagi BPKP dalam menentukan kebijakan terkait pembinaan dan pengembangan auditor. Faktor komitmen organisasi menjadi instrumen bagi BPKP untuk menentukan kebijakan reward system yang dapat meningkatkan komitmen organisasi auditor sehingga menjadi pendorong peningkatan kinerja. Faktor respon terhadap risk of client, supervisi audit dan skeptisisme profesional memberikan masukan dalam menetapkan pengendalian mutu audit di lingkungan BPKP yang dapat mengurangi kelemahan dari faktor tersebut. Terakhir, faktor tekanan anggaran waktu menjadi masukan dalam membuat perencanaan waktu dan tenaga di BPKP dan kebijakan pengendalian mutu sehingga dapat mengurangi tekanan anggaran waktu yang berdampak mereduksi kualitas audit Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini disajikan dalam lima bagian. Bagian pertama menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bagian kedua membahas mengenai tinjauan pustaka yang meliputi landasan teori serta kerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis penelitian. Bagian ketiga membahas metode penelitian dengan menjelaskan mengenai jenis penelitian, sampel dan populasi, metode pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, dan metode analisis data. Bagian keempat merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari distribusi dan penerimaan kuesioner, demografi responden, statistik deskriptif variabel penelitian, pengujian validitas
11 11 dan reliabilitas, hasil analisis regresi berganda serta pengujian hipotesis dan pembahasan. Bagian kelima menguraikan kesimpulan dan saran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi ekonomi pada era globalisasi ditandai dengan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini akan berdampak bagi perusahaan baik yang berskala kecil hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula berbagai jenis perusahaan baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun manufaktur
Lebih terperinciPT. Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill
PROFRESI & STANDAR UNTUK PRAKTIK PROFESIONAL Pendahuluan Internal Audit Department (IAD). merupakan bagian integral kerangka kerja tata kelola NT Corp. Kewenangan spesifik suatu fungsi yang menjelaskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit internal memiliki fungsi untuk memastikan tujuan perusahaan tercapai. Tujuan perusahaan secara sederhana adalah perusahaan dapat beroperasi secara efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (MEA) yang akan dimulai akhir tahun Dampak berlakunya MEA adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia termasuk salah satu negara dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai akhir tahun 2015. Dampak berlakunya MEA adalah terciptanya pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis moneter yang berkepanjangan. Ada beberapa perusahaan yang tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mensana in corporesano, artinya dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Itulah pepatah yang menunjukkan bahwa kesehatan merupakan hal yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, negara Indonesia mengalami perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. Perkembangan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan garmen PT. X sebagai suatu jenis organisasi laba (profit organization) seperti jenis-jenis usaha berorientasi laba lainnya yang memerlukan pendapatan
Lebih terperinciNova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN
Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini banyak bermunculan perusahaan-perusahaan jasa yang menyediakan berbagai macam jasa untuk umum. Salah satunya adalah perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) sebagai pelaku ekonomi tidak bisa lepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini banyak perusahaan yang gulung tikar dimana era globalisasi berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang medis contohnya rumah sakit, terdapat manajemen yang akan melaksanakan semua kegiatan yang telah direncanakan. Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit internal terkenal dengan aktivitasnya dalam melakukan inspeksi, verifikasi, dan cek dan ricek, bahkan ada yang menyebutkan senang mencari-cari kesalahan
Lebih terperinciBrink s Modern Internal Auditing
Brink s Modern Internal Auditing A Common Body of Knowledge ROBERT R. MOELLER John Wiley & Sons, Inc. Changing Definitions of Internal Auditing 1947 1981 1999 Independent appraisal activity within an organization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar merupakan salah satu ciri dari era globalisasi, dimana barang dan jasa bebas keluar masuk suatu negara tanpa disertai peraturan yang ketat. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin ketat, persaingannya akan menimbulkan tantangan bagi manajemen. Tantangan manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 50% 10% 10% 15% 10% 5% Total 100% Komponen pendapatan Persentase (%) - Jasa iklan barang - Jasa iklan kelembagaan 40% 5%
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Advertising sebagai suatu jenis organisasi laba (profit organisasi) seperti jenis-jenis usaha berorientasi laba lainnya yang memerlukan pendapatan untuk dapat mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing pada saat ini adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan
Lebih terperinciPeran Audit Internal : Risk Management Di Perguruan Tinggi. By: Faiz Zamzami, SE, M.Acc, QIA
Peran Audit Internal : Di Perguruan Tinggi By: Faiz Zamzami, SE, M.Acc, QIA Menurut definisi terbaru audit internal yaitu: audit internal is an independent, objective assurance and consulting activity
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit Internal, SPFAIB, dan SKAI Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian pemeriksaan menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan untuk berpikir lebih
Lebih terperinciSEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM
Modul ke: 01Fakultas EKONOMI DAN BISNIS SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM Dewi Rosaria, SE.,Msi.,Ak.,CA.,CPAI Program Studi AKUNTANSI Materi Definisi dan sejarah Internal Auditing Auditor ekstern
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pola kehidupan manusia sebagai makhluk yang dinamis pun turut berubah dalam arti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat menuntut pola kehidupan manusia sebagai makhluk yang dinamis pun turut berubah dalam arti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan untuk berpikir lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, setiap negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, setiap negara berlomba- lomba untuk mencapai tujuan dalam sebuah usahanya. Beberapa upaya dilakukan oleh setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk menciptakan suatu keadaan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya aparatur negara menjadi faktor kunci bagi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan hadirnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini jangkauan aktivitas dari audit internal tidak hanya menyangkut pada pemeriksaan keuangan saja, akan tetapi jangkauan pemeriksaannya telah diperluas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang dengan pesat dan memegang peranan penting dalam aktivitas bisnis. Berbagai macam aktivitas berusaha
Lebih terperinciPerencanaan Audit Tahunan
Perencanaan Audit Tahunan Perencanaan Strategis: 5 th atau lebih 9 Evaluasi 1 Pemilihan Auditee 2 Tujuan dan lingkup penugasan PAT 8 Monitoring tindak lanjut 7 Pelaporan hasil audit SIKLUS FUNGSI AUDIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) sebagai pelaku ekonomi tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak dijumpai pemberian jasa penjaminan (assurance services) yang. perusahaan adalah jasa audit atas laporan keuangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang dapat diandalkan sangat dibutuhkan dalam hampir setiap pengambilan keputusan ekonomi. Informasi akan lebih dipercaya apabila informasi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Jamsostek merupakan salah satu Perusahaan BUMN di Indonesia yang bergerak dalam bidang jasa asuransi. Jasa Asuransi yang dihasilkan PT. Jamsostek ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lingkup dan batasan penelitian, serta sistematika penulisan tesis. Hal itu diuraikan
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bagian ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang digunakan harus mampu mencapai maksud penelitian. Teori utama
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu teori dalam penelitian memegang peranan penting yang berfungsi untuk merumuskan hipotesis dan menjelaskan suatu fenomena. Oleh sebab itu, teori yang digunakan harus mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu di perlukan pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi dengan misi dan peran yang dimilikinya saat ini menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan
Lebih terperinciFAJAR DWI NUGROHO B
PENGARUH TIME PRESSURE, RISIKO AUDIT, LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang. (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika telah banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang mengandung sejumlah data yang dapat dikaji sebagai bahan penelitian (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar, ternyata skandal tersebut terjadi di Indonesia. Banyaknya kasus pelanggaran yang dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.
18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fungsi audit sangat penting untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalam suatu organisasi. Hasil audit akan memberikan umpan balik bagi semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban, 2009). Pendapat auditor mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fraud merupakan topik yang hangat dibicarakan di kalangan praktisi maupun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fraud merupakan topik yang hangat dibicarakan di kalangan praktisi maupun akademisi pada beberapa dekade ini. Penelitian terkait fraud telah banyak dilakukan
Lebih terperinciKementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kebijakan Nasional Evaluasi Pelaksanaan Standar SPMI/Dikti Melalui Audit Mutu Internal Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi dan Permendikbud No. 50 Tahun 2014 Tentang Sistem Penjaminan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) bertugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja dengan pendekatan good governance. Semua aspek pemerintahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era ini, sebuah pemerintahan dituntut untuk melakukan suatu kinerja dengan pendekatan good governance. Semua aspek pemerintahan dalam suatu organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, setiap perusahaan harus dapat bersaing baik dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja persaingan yang berasal dari perusahaan-perusahaan nasional saja tetapi lebih merupakan world
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas intern untuk menunjukkan kontribusinya pada perbaikan kinerja organisasi. Laporan juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas, mewujudkan pemerintahan yang good governance, dan menciptakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan dikeluarkannya PP 60 Tahun 2008 mengakibatkan tuntutan dan tantangan berat bagi auditor pemerintah untuk menghasilkan audit yang berkualitas, mewujudkan pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik
Lebih terperinciKata kunci: tekanan anggaran waktu, locus of control, sifat Machiavellian, pelatihan auditor, perilaku disfungsional auditor
Judul : Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control, Sifat Machiavellian dan Pelatihan Auditor sebagai Anteseden Perilaku Disfungsional Auditor (Studi Kasus pada BPKP RI Perwakilan Provinsi Bali) Nama : Ni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita menyadari bahwa krisis ekonomi yang melanda Indonesia telah memberikan pelajaran yang berharga. Praktek-praktek tidak terpuji dari para pelaku ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, Good Corporate Governance (GCG) sudah lama menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang memiliki kompeten, tidak memihak, dan objektif, yang disebut akuntan publik atau lebih dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas di Indonesia. Syakhroza (2003) dalam Wulandari (2009) mendefinisikan GCG sebagai suatu mekanisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dunia yang didukung oleh perkembangan teknologi yang semakin maju telah membawa masyarakat ke arah masyarakat informasi, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin meningkat dan menambah permasalahan yang dihadapi oleh manajemen suatu perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu perusahaan dilihat dari bagaimana posisi keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu perusahaan dilihat dari bagaimana posisi keuangan yang dilaporkannya setiap tahun. Apabila posisi keuangan perusahaan tersebut terus stabil dan
Lebih terperinciMENGAWAL PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN. Inspektorat Jenderal Untuk Masyarakat Pertanian Jakarta, 1 Juni 2015
MENGAWAL PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN Inspektorat Jenderal Untuk Masyarakat Pertanian Jakarta, 1 Juni 2015 Tugas dan Fungsi Wasintern Itjen Tugas: Melaksanakan Wasintern di Lingkungan Kementerian Penyiapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan semakin meningkat diiringi dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam menghadapi masalah itu para pengelola
Lebih terperinciPENGARUH PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL TERHADAP ANGGARAN KINERJA DI PROVINSI BANTEN
PENGARUH PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL TERHADAP ANGGARAN KINERJA DI PROVINSI BANTEN Rakhmini Juwita, SE,M.Si Universitas terbuka Galuh Tresna Murti, SE, M.Si Politeknik LP3i Bandung rakhmini@ut.ac.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi pengambil keputusan serta independensi dan kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi semakin ketat dan terbuka. Perusahaan perusahaan yang ada bukan lagi hanya dihadapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi pengambil keputusan serta independensi dan kompetensi
Lebih terperinciPENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL
PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL OLEH EKA SAPUTRA DESTILVIANUS 321110012 JONATHAN HENRY GUNAWAN 321110013 MARGARETHA FELICIA 321110017 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang terkait secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper dan Schindler,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Menurut Komaruddin (1994;768), yang dimaksud peranan adalah : 1) Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen. 2) Pola penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Karena itu masyarakat mengharapkan penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan terus, untuk mencapai tujuan tersebut manajemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya kebutuhan jasa audit akuntan publik oleh pihak luar perusahaan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit yang dapat menentukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntan memiliki peran yang sangat penting dalam penyajian informasi keuangan yang disajikan secara relevan dan andal oleh sebuah instansi atau perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia dari pola sentralisasi menjadi pola desentralisasi membawa konsekuensi terhadap makin besarnya
Lebih terperinciMATERI UAS INTERNAL AUDIT
MATERI UAS INTERNAL AUDIT Pengertian Menurut Sawyer Internal auditing is an independent appraisal function establised within an organization to examine and evaluate its activities as a service to organization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara berlapis-lapis, seperti BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal, Inspektorat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Pengawasan juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan umumnya adalah perusahaan yang punya kepentingan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik merupakan suatu entitas yang menyediakan jasa-jasa yang berkaitan dengan pemeriksaan laporan keuangan. Perusahaan yang membutuhkan jasa akuntan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maraknya dengan skandal-skandal di lingkup internasional. Meskipun tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya skandal-skandal keuangan yang terjadi di Indonesia akibat kecurangan yang dilakukan dalam penyajian laporan keuangan tidak kalah maraknya dengan skandal-skandal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi didefinisikan oleh Jensen dan Meckling (1976) sebagai kontrak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teori Agensi Teori agensi didefinisikan oleh Jensen dan Meckling (1976) sebagai kontrak antara prinsipal dan agen, yaitu hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjelaskan fenomena yang terjadi dan faktor-faktor yang mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian dengan menjelaskan fenomena yang terjadi dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku penurunan kualitas audit,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang Faktor-Faktor yang
111 BAB V PENUTUP Pada bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, lalu dilanjutkan dengan implikasi penelitian, dan selanjutnya keterbatasan penelitian yang dialami oleh peneliti,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan masyarakat terhadap auditor sebagai pihak yang independen dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan sangat besar. Auditor bertanggung jawab untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia tidak lepas dari
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia tidak lepas dari adanya praktek bisnis yang kurang adil dalam masyarakat. Dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor mengalami banyak kemajuan dan mulai banyak dibutuhkan baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala besar. Setiap tahunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Profesi auditor saat ini memiliki peran yang penting dalam sebuah siklus bisnis. Sebuah entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala
Lebih terperinciPENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta)
PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda kawasan asia yang dimulai pada pertengahan
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda kawasan asia yang dimulai pada pertengahan tahun 1997, telah mengakibatkan perekonomian Indonesia mengalami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keuangan perusahaan menyebabkan dibutuhkannya pihak ketiga yang independen
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan berisi informasi tentang kondisi keuangan perusahaan yang digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Keterbatasan pengguna laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia berimplikasi pada akuntabilitas dan transparansi sistem pengelolaan keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi peranan Dalam penelitian ini, Peranan Audit Internal dapat diartikan sebagai alat bantu manajemen yang diharapkan dapat dimanfaatkan serta dijadikan acuan dan alat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan membutuhkan jasa audit akuntan publik, hal ini disebabkan karena perusahaan mempublikasikan laporan keuangannya kepada pihak luar yang berhubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seorang auditor selama melaksanakan audit harus merencanakan terlebih dahulu prosedur audit yang akan dilakukan agar dapat memperoleh keyakinan yang memadai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi peningkatan kegiatan usaha perusahaan. Peningkatan kegiatan usaha tersebut disertai dengan semakin kompleksnya
Lebih terperinci