BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda
|
|
- Indra Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Karena itu masyarakat mengharapkan penyelenggaraan pemerintahan yang sesuai dengan prinsip-prinsip good governance, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Di Indonesia, sesuai dengan semangat reformasi, tuntutan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) berkembang menjadi isu penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik ditandai dengan tiga pilar utama yang merupakan elemen dasar yang saling berkaitan. Ketiga elemen dasar tersebut yakni, partisispasi, transparansi dan akuntabilitas. Untuk meminimalkan terjadinya pemerintahan yang menyimpang dan tidak akuntabel diperlukan sistem akuntabilitas publik yang baik. Sistem akuntabilitas publik memerlukan saluransaluran pertangungjawaban yang tersistem dengan baik sehingga dapat mencegah terjadinya praktik penyimpangan dalam pemerintahan. Salah satu fungsi yang harus ada dalam proses akuntabilitas publik adalah fungsi audit. Mekanisme audit merupakan sebuah mekanisme yang dapat menggerakan makna akuntabilitas di dalam pengelolaan sektor pemerintahan, BUMN, atau instansi pengelola aset Negara lainnya (Bastian, 2003). 1
2 Di Indonesia fungsi audit dilaksanakan oleh auditor pemerintah. Auditor pemerintah sendiri dibagi menjadi dua, yaitu auditor internal dan eksternal. Auditor internal merupakan unit pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi yang diawasi. Auditor internal terdiri dari Inspektorat Jendral Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga Negara dan BUMN/BUMD, Inspektorat Wilayah Propinsi (Itwilprop), Inspektorat Wilayah Kabupaten/ Kota (Itwilkab/Itwilkot), dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sedangkan auditor eksternal terdiri dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) yang merupakan lembaga pemeriksa yang independen. Auditor eksternal sendiri merupakan unit pemeriksa yang berada di luar organisasi yang diperiksa (Mardiasmo, 2002). Menurut Undang-Undang Nomor 15 tahun 2006 tentang BPK, salah satu tugas BPK adalah memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan lembaga negara lainnya yang dilakukan berdasarkan undang-undang. Pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Audit di sektor pemerintah yang dilakukan BPK tidak hanya memeriksa serta menilai kewajaran laporan keuangan, tetapi juga menilai ketaatan aparatur pemerintah terhadap undang- undang dan peraturan yang berlaku. Di samping itu, auditor pemerintah juga memeriksa dan menilai tingkat ekonomis, efisiensi serta efektivitas dari semua entitas, program, kegiatan serta fungsi yang dilakukan pemerintah (Halim, 2012). Dengan demikian, untuk mewujudkan tata kelola 2
3 pemerintahan yang baik harus didukung audit sektor publik yang berkualitas. Karena jika kualitas audit sektor publik rendah, kemungkinan akan memberikan kelonggaran terhadap lembaga pemerintah untuk melakukan penyimpangan penggunaan anggaran, dan akan memungkinkan terjadinya praktik kecurangan, korupsi, kolusi serta berbagai ketidakberesan. Government Accountability Office (GAO) mendefinisikan kualitas audit sebagai salah satu yang dilakukan sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum untuk memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan yang diaudit dan pengungkapan terkait (1) disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum dan (2) tidak material salah saji apakah penyimpangan material karena kesalahan atau kecurangan. Jika terdapat perbedaan dari standar yang telah ditetapkan dianggap mencerminkan kualitas audit yang buruk. Knechel et al. (2012) seperti yang dikutip oleh Firza (2013) menyatakan bahwa persepsi audit yang berkualitas tergantung pada pandangan yang menilainya. Pandangan seorang auditor dengan pandangan stakeholders akan kualitas sangat berbeda. Misalnya kualitas audit menurut auditor adalah ketika auditor mampu menyelesaikan pekerjaan audit sesuai dengan metodologi audit yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), sedangkan menurut regulator, kualitas audit adalah melaksanakan audit sesuai dengan standar profesional yang ditetapkan. Perbedaan pandangan akan kualitas audit menyebabkan bergam definisi kualitas audit. Pendapat ini juga disampaikan Herrbach (2001) seperti yang dikutip oleh Duff (2009), bahwa kualitas audit tidak memiliki definisi dan operasionalisasi yang konsisten dalam berbagai studi. 3
4 Untuk mengatasi keterbatasan ini maka Carcello et al. (1992) pernah melakukan survei untuk mengetahui persepsi auditor, para pembuat laporan keuangan sebagai pengguna jasa audit dan pengguna laporan keuangan mengenai atribut-atribut kualitas audit. Hasilnya menunjukkan terdapat 12 atribut yang menentukkan kualitas audit yaitu pengalaman tim audit dan KAP dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan klien, keahlian/pemahaman terhadap industri klien, responsif atas kebutuhan klien, kepatuhan terhadap standar audit, KAP memiliki komitmen yang kuat terhadap kualitas, keterlibatan pimpinan KAP dalam pelaksanaan audit, pelaksanaan pekerjaan lapangan, keterlibatan komite audit, karateristik individu anggota tim audit, sikap skeptis anggota-anggota tim audit, personil KAP menjaga perspektifnya selama melakukan audit dan tingkat tangung jawab individual. Duff (2004) juga mengembangkan suatu konsep dimensi kualitas audit yang disebut AUDITQUAL. Konsep ini disusun berdasarkan survei terhadap auditor, finance director selaku penyusun laporan keuangan dan fund manager (stakeholder), untuk mengetahui persepsi mereka mengenai kualitas audit dan melakukan telaah terhadap berbagai komponen kualitas audit yang berbeda-beda, dari berbagai literatur mengenai kualitas audit. Secara spesifik, AUDITQUAL, mengelompokan kualitas audit menjadi dua elemen yang didalamnya terdiri dari beberapa dimensi kualitas audit. Kedua elemen tersebut yaitu, kualitas teknikal (technical qualities) dan kualitas jasa atau layanan (service qualities). Kualitas teknikal berhubungan dengan faktor kompetensi dan objektivitas yang dikembangkan De Angelo (1981). Kualitas teknikal, meliputi beberapa dimensi, 4
5 yaitu reputasi, kapabilitas, keahlian, pengalaman dan independensi auditor. Sedangkan kualitas jasa diadopsi dari pendekatan kualitas jasa yang dikembangkan Parasuraman et al. (1985), yang meliputi dimensi responsif (tanggapan terhadap klien), empati, jaminan (assurance), dan jasa non-audit (nonaudit service). Selama ini, pada umumnya kualitas audit selalu ditinjau dari pihak auditor. Kualitas pelaksanaan audit selalu mengacu pada standar-standar yang ditetapkan, meliputi standar umum, standar pekerjaan dan standar pelaporan, sedangkan pihak pengguna jasa audit sering dilupakan. Padahal kualitas audit yang baik, juga berdampak bagai pengguna jasa audit (auditee). (Sutton,1993; Duff, 2004). Kualitas audit yang baik akan memberikan konsekuensi bagi auditee. Salah satu bentuk konsekuensi tersebut adalah kepuasan auditee. Widagdo (2002) mendefinisikan kepuasan auditee sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Kualitas audit yang dirasakan auditee diperoleh melalui pengalaman diaudit atau diperiksa. Auditee akan terkesan dan merespon atas apa yang dialami termasuk dalam hal pengkomunikasian hasil pemeriksaan. Nilai yang dirasakan atas kualitas jasa audit akan terkait dengan harapan yang melekat pada diri auditee, yang kemudian menimbulkan kepuasan auditee. Menurut Cronin dan Taylor (1994), seperti yang dikutip Behn (1992) atribut-atribut kualitas audit seharusnya memberi penjelasan juga mengenai faktor-faktor yang menentukan kepuasan klien. Namun kualitas pelayanan atau kualitas audit dan kepuasan klien merupakan konstruk yang berbeda. Faktor- 5
6 faktor yang terkait dengan kualitas audit yang tinggi mungkin tidak persis sama dengan faktor- faktor yang mendorong kepuasan klien. Karena itu penting untuk mengidentifikasi, manakah dari atribut- atribut kualitas audit yang berhubungan dengan kepuasan klien. Behn et al. (1997) menggunakan 12 atribut kualitas audit yang dikembangkan Carcello dan menghubungkannya dengan kepuasan klien. Dari 12 atribut kualitas audit tersebut 6 diantaranya berpengaruh positif terhadap kepuasan klien, yaitu responsif terhadap kebutuhan klien, keterlibatan pimpinan, keterlibatan komite audit, pelaksanaan pekerjaan lapangan, keahlian dan pengalaman. Sedangkan atribut yang berhubungan negatif dengan kepuasan klien adalah sikap skeptis auditor. Penelitian mengenai hubungan kualitas audit dan kepuasan auditee sebagian besar dilakukan di sektor privat (swasta). Hasil penelitian ini, tentunya tidak dengan mudah dapat digeneralisasikan pada sektor publik. Karena pemerintah berbeda secara substansial dari perusahaan swasta dalam hal tertentu (Samelson et al., 2006). Audit yang dilakukan pada sektor pemerintah juga berbeda dengan yang dilakukan pada sektor swasta. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan institusional dan hukum, di mana audit sektor pemerintah mempunyai prosedur dan tangung jawab yang berbeda serta peran yang lebih luas dari sektor swasta. Samelson et al. (2006), kemudian melakukan penelitian untuk menentukan faktor- faktor yang menentukan kualitas audit dan kepuasan auditee pada pemerintah lokal. Hasil penelitian ini menunjukkan, atribut 6
7 kualitas audit yang menjadi penentu kepuasan auditee, meliputi keahlian, responsif, keterlibatan manajer dan pelaksanaan pekerjaan lapangan. Rehuel et al. (2013), juga melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kinerja auditor dan kepuasan serta loyalitas auditee berdasarkan persepsi auditee pada organisasi non-profit di Belgia. Kinerja auditor dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan dimensi kualitas audit yang dikembangkan Duff, meliputi dimensi client service (assurance), reputasi, dan keahlian. Selain itu juga digunakan dua dimensi tambahan berupa audit fee dan accessibility. Hasil peneletian ini menunjukkan dimensi kualitas audit yang berpengaruh terhadap kepuasan klien adalah, client service (assurance), reputasi, audit fee dan accessibility. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa, berdasarkan besarnya nilai koefisien, terdapat dua dimensi kualitas audit yang merupakan drivers terpenting bagi kepuasan auditee yaitu client service (assurance) dan reputasi. Konsep AUDITQUAL juga digunakan dalam penelitian Butcher et al. (2013), pada pemerintah lokal di Australia, untuk mengetahui persepsi auditee mengenai kualitas audit dan pengaruhnya terhadap auditor retention. Peneliti menggunakan AUDITQUAL untuk mengukur kualitas audit, karena konsep ini dianggap sebagai suatu model kualitas audit yang multidimensional dan terintegrasi. Dalam penelitian ini 7 dimensi AUDITQUAL diklasifiksikan dalam empat kategori, yaitu: (1) kompetensi, yang meliputi dimensi reputasi, kapabilitas dan client service (assurance); (2) hubungan dengan klien, yang meliputi dimensi keahlian dan pengalaman; (3) independensi; (4) kualitas jasa, yang terdiri dari 7
8 dimensi responsif. Hasil penelitian menunjukan terdapat beberapa dimensi kualitas audit yang berpengaruh terhadap auditor retention yaitu, reputasi, kapabilitas, independensi, keahlian dan sikap auditor yang tanggap (responsif) terhadap kebutuhan auditee. Selain itu juga disimpulkan bahwa berdasarkan persepsi auditee terdapat tiga dimensi kualitas audit yang memiliki pengaruh paling besar, yaitu kapabilitas, keahlian dan sikap responsif auditor. Pada lingkungan pemerintah di Indonesia, Inspektorat Jendral Kementrian Energi dan Sumber Daya Manusia (KESDM) pada tahun 2012 pernah melakukan survei untuk menilai kepuasan auditee terhadap kinerja pengawasan Itjen. Survei ini dilakukan sebagai suatu upaya untuk menigkatkan kualitas pengawasan, karena salah satu indikator kinerja utama Itjen KESDM adalah Indeks kepuasan unit eselon I maupun objek audit. Hasil survei indeks kepuasan auditee dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur pengawasan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap aparat pengawasan untuk meningkatkan kualitas pengawasannya serta sebagai masukan kepada pimpinan berkaitan dengan evaluasi pelaksanaan dan kebijakan Itjen KESDM saat ini dan masa yang akan datang. Hasil survei juga menunjukkan salah satu faktor penentu kualitas audit yang mempengaruhi tingkat kepuasan auditee adalah kualitas auditor. Hal ini berarti auditee di lingkungan KESDM mengharapkan proses audit dilakukan oleh auditor internal yang memiliki kapabilitas dan keahlian di bidang akuntansi dan audit pemerintah. Selain auditor internal, auditor eksternal pemerintah yaitu BPK yang sesuai dengan amanat undang-undang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan 8
9 tanggungjawab keuangan negara juga diharapkan memiliki kualitas sumber daya manusia yang kompeten untuk dapat malaksanakan audit secara efektif. Berdasarkan pernyataan Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan Hendar Ristriawan diketahui dari pegawai BPK, hanya pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi. Padahal, untuk memeriksa 650 laporan keuangan lembaga negara, idealnya dilakukan oleh akuntan. Selama ini hanya ketua tim audit yang memiliki latar belakang akuntan (Tempo, edisi 9 Oktober 2012). Karena itu suatu studi mengenai persepsi auditee tentang kualitas audit termasuk didalamnya mengenai kualitas auditor BPK juga diperlukan sebagai bahan masukan bagi auditor untuk meningkatkan kualitas auditnya. Menurut Behn et al. (1997), di sektor swasta lingkungan auditor eksternal ditandai dengan persaingan yang ketat, tekanan biaya dan pertumbuhan lambat. Untuk bersaing dengan sukses dalam lingkungan ini, auditor harus terus berusaha untuk memenuhi harapan klien dan memaksimalkan kepuasan klien. Karena itu penting bagi perusahaan audit (KAP) untuk memahami faktor-faktor penentu kepuasan klien. Hal ini tentunya berbeda dengan lingkungan audit di sektor publik atau pemerintah. Di sektor pemerintah khususnya di Indonesia, lingkungan audit ekternal tidak diwarnai dengan persiangan yang ketat antara KAP maupun tekanan biaya, karena audit eksternal dilakukan oleh BPK. Namun demikan, studi mengenai persepsi auditee mengenai kualitas audit dan kepuasan auditee di lingkungan pemerintah juga perlu dilakukan. Karena, dengan mengetahui persepsi auditee tentang kualitas audit dan pengaruhnya terhadap kepuasan auditee, auditor dapat meningkatkan kualitas pengawasannya dan dapat menjadi bahan penilaian 9
10 terhadap unsur kualitas audit yang masih perlu perbaikan. Peningkatan kualitas audit ini juga pada gilirannya akan berdampak positif pada peningkatan kualitas informasi dalam laporan keuangan pemerintah dan perwujudan tata kelola pemerintahan yang semakin baik. Beberapa peneliti juga telah mengembangkan penelitian menggunakan 12 atribut kualitas audit yang dikembangkan Carcello et al. (1992), untuk menjelaskan pengaruh kualitas audit terhadap kepuasan auditee. Seperti yang dilakukan Miswaty (2009) dan Reo (2011). Penelitian-penelitian ini menyimpulkan bahwa berdasarkan persepsi auditee, kualitas audit berpengaruh terhadap kepuasan pemerintah daerah selaku auditee. Namun sejauh ini, belum ditemukan adanya penelitian yang menggunakan dimensi kualitas audit yang dikembangkan Duff (2006) meliputi dimensi reputasi, kapabilitas, keahlian, independensi, responsif dan empati. Sehingga dari dimensi kualitas audit yang ini, belum diketahui secara pasti untuk lingkungan pemerintah Indonesia, manakah yang dapat mempengaruhi kepuasan auditee. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mencoba menguji pengaruh kualitas audit terhadap kepuasan auditee dengan konteks pemerintah daerah di Indonesia, dalam hal ini pemerintah Kota Ambon. Penelitian ini menggunakan dimensi kualitas audit yang dikembangkan oleh Duff (2006), yang meliputi dimensi reputasi, keahlian, kapabilitas, independensi, sikap responsif dan empati. Pengaruh kualitas audit terhadap kepuasan auditee ditinjau dari persepsi auditee pemerintah daerah, yaitu pihak- pihak di lingkungan pemerintah daerah yang terlibat dalam pengelolaan keuangan daerah dan melakukan penyusunan 10
11 laporan keuangan daerah, selaku entitas akuntansi yang dimintai pertanggungjawaban dan diperiksa oleh BPK. Entitas tersebut merupakan pihak pengguna jasa audit/auditee dari BPK, yang kemudian memberikan penilaian terhadap kualitas audit yang dirasakan dan kepuasan terhadap kinerja auditor pemerintah atau BPK Rumusan Masalah Audit yang dilakukan pada sektor pemerintah berbeda dengan yang dilakukan pada sektor swasta. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan institusional dan hukum, di mana audit sektor pemerintah mempunyai prosedur dan tangung jawab yang berbeda serta peran yang lebih luas dari sektor swasta. Audit di sektor pemerintah yang dilakukan BPK tidak hanya memeriksa serta menilai kewajaran laporan keuangan, tetapi juga menilai ketaatan aparatur pemerintah terhadap undang- undang dan peraturan yang berlaku. Di samping itu, auditor pemerintah juga memeriksa dan menilai tingkat ekonomis, efisiensi serta efektivitas dari semua entitas, program, kegiatan serta fungsi yang dilakukan pemerintah. Dengan demikian, untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik harus didukung audit sektor publik yang berkualitas. Persepsi tentang audit yang berkualitas sangat beragam, tergantung pada pandangan yang menilainya. Pandangan seorang auditor dengan pandangan stakeholders dan pandangan client akan kualitas sangat berbeda. Perbedaan pandangan akan kualitas audit menyebabkan bergam definisi kualitas audit. (Knechel et al. 2012). Namun, menurut Sutton et al. (1993) seringkali definisi 11
12 kualitas audit hanya ditinjau dari pandangan auditor, padahal pandangan auditee sebagai client atau pengguna jasa audit juga perlu diperhatikan. Karena kualitas audit yang baik akan memberikan konsekuensi bagi auditee. Salah satu bentuk konsekuensi tersebut adalah kepuasan auditee. Menurut Cronin dan Taylor (1994), seperti yang dikutip Behn (1992) atribut- atribut kualitas audit seharusnya memberi penjelasan juga mengenai faktor- faktor yang menentukan kepuasan klien. Namun kualitas pelayanan atau kualitas audit dan kepuasan klien merupakan konstruk yang berbeda. Faktorfaktor yang terkait dengan kualitas audit yang tinggi mungkin tidak persis sama denngan faktor- faktor yang mendorong kepuasan klien. Karena itu penting untuk mengidentifikasi, manakah dari atribut- atribut kualitas audit yang berhubungan dengan kepuasan klien. Audit sektor pemerintahan, walaupun berbeda secara substansial dengan audit pada sektor swasta, namun auditor pemerintah juga perlu mempertimbangkan persepsi auditee tentang kualitas audit dan pengaruhnya terhadap kepuasan auditee. Karena dengan mengetahui persepsi auditee tentang kualitas audit dan pengaruhnya terhadap kepuasan auditee, auditor dapat meningkatkan kualitas pengawasannya dan dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur kualitas audit yang masih perlu perbaikan, yang nantinya juga akan berdampak pada peningkatan kualitas informasi dalam laporan keuangan pemerintah dan perwujudan tata kelola pemerintahan yang semakin baik. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mencoba menguji secara empiris beberapa dimensi kualitas audit yang dianggap mempengaruhi kepuasan 12
13 auditee di pemerintah daerah Kota Ambon. Adapun pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap kepuasan auditee? 2. Apakah keahlian auditor berpengaruh terhadap kepuasan auditee? 3. Apakah kapabilitas auditor berpengaruh terhadap kepuasan auditee? 4. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap kepuasan auditee? 5. Apakah auditor yang responsif dengan kebutuhan auditee berpengaruh terhadap kepuasan auditee? 6. Apakah sikap empati auditor kepada auditee berpengaruh terhadap kepuasan auditee? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji pengaruh reputasi auditor terhadap kepuasan auditee. 2. Untuk menguji pengaruh keahlian auditor terhadap kepuasan auditee. 3. Untuk menguji pengaruh kapabilitas auditor terhadap kepuasan auditee. 4. Untuk menguji pengaruh independensi auditor terhadap kepuasan auditee. 5. Untuk menguji pengaruh sikap responsif auditor terhadap kepuasan auditee 6. Untuk menguji pengaruh sikap empati auditor terhadap kepuasan auditee. 13
14 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat : 1. Memberikan kontribusi dalam menambah literatur mengenai pengaruh kualitas audit terhadap kepuasan auditee berdasarkan persepsi auditee di lingkungan pemerintah daerah. 2. Memberikan masukan kepada auditor pemerintah mengenai perspektif auditee (pemerintah daerah) terkait kualitas audit dan kepuasan mereka terhadap kinerja auditor. 1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian. Bab II : Tinjauan Literatur dan Pengembangan Hipotesis Bab ini memuat landasan teori yang digunakan dan pengembangan hipotesis Bab III : Metode Penelitian Pada bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang digunakan, yang meliputi populasi dan sampel, teknik pengumpulan dan jenis data, definisi operasional dan pengukuran variabel, pengujian instrumen penelitian, uji asumsi klasik serta pengujian hipotesis. 14
15 Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini diuraikan mengenai hasil pengumpulan data, gambaran umum responden, statistik deskriptif, hasil pengujian instrumen penelitian, uji asumsi klasik, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis. Bab V : Penutup Bab ini terdiri dari kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran. 15
BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak dapat dibendung dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan masyarakat secara umum untuk meningkatkan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik dalam menjalankan aktivitas pengelolaan keuangan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan Intern Pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui bahwa suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena terjadinya krisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu tantangan baru bagi para pemeriksa inspektorat atau internal auditor. Profesi internal auditor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aparatur pemerintah yang berkompeten dalam menjalankan tugas sebagai fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan dimasa demokrasi seperti saat ini, pemerintah dituntut untuk semakin transparan dan akuntabel terhadap pengelolaan dana keuangan negara. Tuntutan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia dari pola sentralisasi menjadi pola desentralisasi membawa konsekuensi terhadap makin besarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengunaan dana sehingga efektivitas dan efisien penggunaan dana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era sekarang ini Pemerintah memerlukan biaya yang sangat besar dalam mengelola Negara. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses. sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk. penggunaan dana bisa dipertanggungjawabkan. Auditor pemerintah terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dana yang dikelola oleh pemerintah mencakup dana yang cukup besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan seharusnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pemberantasan tindakan korupsi saat ini semakin menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola pemerintahan yang baik dan mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada perusahaan besar, khususnya perusahaan go public, terdapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perusahaan besar, khususnya perusahaan go public, terdapat pemisahan antara pemilik dengan manajemen. Manajemen adalah pihak yang mengelola serta mengendalikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan bersifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu negara yang dikelola oleh pemerintahan selalu mencakup penggunaan dana yang cukup besar jumlahnya untuk melaksanakan aktivitas pemerintahan. Pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan BPK (Badan Pemeriksa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara yang dikelola oleh pemerintah mencakup dana yang cukup besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan seharusnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.
18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fungsi audit sangat penting untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalam suatu organisasi. Hasil audit akan memberikan umpan balik bagi semua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan paradigma administrasi publik dari public administration
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan paradigma administrasi publik dari public administration sampai pada new public service atau yang dikenal good governance menuntut pemerintah untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan perbaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan bersifat membantu agar sasaran yang ditetapkan organisasi dapat tercapai, dan secara dini menghindari terjadinya penyimpangan pelaksanaan, penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersama-sama. dengan profesinya lainnya, mempunyai peran yang signifikan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersama-sama dengan profesinya lainnya, mempunyai peran yang signifikan dalam operasi suatu perusahaan. Dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya ditemukan kecurangan-kecurangan yang terjadi saat ini seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme yang membuat kepercayaan masyarakat kepada kinerja aparat birokrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang membawa kepada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser dari sistem tradisional menjadi sistem yang berbasis kinerja yang dilakukan secara menyeluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas audit adalah pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai standar sehingga auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan ilmu yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil dan harus memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa demokrasi saat ini, pemerintah dituntut untuk semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa demokrasi saat ini, pemerintah dituntut untuk semakin transparan dan akuntabel terhadap pengelolaan dana keuangan negara. Semakin tingginya permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, permasalahan hukum terutama berkaitan dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan segala praktiknya seperti penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara berlapis-lapis, seperti BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal, Inspektorat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Pengawasan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara yang dikelola oleh pemerintah mencakup dana yang cukup besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan seharusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dan sesuai dengan kode etik auditor. Tuntutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Auditor mampu dikatakan profesional dilihat dari kinerja yang dilakukannya dalam menjalankan perintah atasan yang sesuai dengan tujuan organisasi dan sesuai dengan kode
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan intern yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek penting yang menjadi tolok ukur keberhasilan perguruan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu aspek penting yang menjadi tolok ukur keberhasilan perguruan tinggi dewasa ini adalah good governance, suatu sistem yang berfungsi untuk mengarahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya kehidupan demokrasi, menuntut pemerintah sebagai perumus kebijakan berkewajiban untuk transparan dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses terciptanya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan di daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Auditor pemerintah daerah memegang peranan yang sangat penting dalam proses terciptanya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan di daerah. Peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai wujud pertanggungjawaban daerah atas otonomi pengelolaan keuangan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan pemerintah harus dilaksanakan untuk mewujudkan tata kelola keuangan pemerintahan yang baik. Sebagai wujud pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, permasalahan yang sering dihadapi oleh suatu lembaga pemerintahan salah satunya adalah tindakan KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme). Banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistematika penulisan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penulisan laporan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini diuraikan perihal mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian mengenai kualitas audit penting agar auditor dapat mengetahui
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian mengenai kualitas audit penting agar auditor dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan dapat meningkatkan kualitas audit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung dengan sistem kontrol yang baik, untuk menetukan apakah kinerja dari perusahaan tersebut berjalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemerintah yang baik menuju pada terwujudnya good. governance, karena good governance telah menjadi suatu paradigm baru
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era Reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah yang lebih luas telah mengakibatkan semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan pemerintah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan atau organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien, pimpinan instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah wajib melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disusun oleh manajemen berserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah mengelola Negara yang mencakup dana yang cukup besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya harapan masyarakat akan terwujudnya good corporate governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses sistematik yang dilakukan untuk. mengevaluasi bukti secara objektif atas pernyataan-pernyataan dari
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan suatu proses sistematik yang dilakukan untuk mengevaluasi bukti secara objektif atas pernyataan-pernyataan dari kejadian ekonomi. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini wajar, karena beberapa penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meyakini kualitas pekerjaannya. Dalam penyelenggaraanya good governance
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap profesi harus mampu membangun kepervayaan masyarakat agar martabat dan kualitas jasa professionalnya dapat terjaga. Untuk membangun kepercayaan masyarakat, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk. penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung dengan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Negara yang dikelola oleh pemerintah mencakup dana yang cukup besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan seharusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian yang lebih besar terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hidup orang banyak, maka sudah sepantasnya pemerintah dapat memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini akuntabilitas atas kinerja suatu lembaga milik pemerintah menjadi hal yang sangat penting. Dalam setiap instansi yang mengelola dana dan menaungi hajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelolaan suatu negara membutuhkan dana yang cukup besar. akuntabel dalam pengelolaan keuangan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam demokrasi saat ini untuk setiap pemerintah dalam pengelolaan suatu negara membutuhkan dana yang cukup besar jumlahnya. Sehingga pemerintah dituntut untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap pasar global, tetapi juga merugikan negara serta dalam jangka panjang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berbagai diskusi ilmiah, korupsi diakui sebagai musuh bersama bagi masyarakat Indonesia, karena dampak nyata kegiatan korupsi bukan hanya menimbulkan high cost
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Melalui pengawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. governance dalam hal ini menjadi suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era Otonomi Daerah seperti sekarang ini, penerapan prinsip-prinsip good governance sangat penting dalam pelaksanaan anggaran belanja pemerintah baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja pemerintah saat ini menjadi sorotan masyarakat. Hal tersebut diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai demonstran-demonstran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Pengelolaan Keuangan Negara yang baik akan mensukseskan pembangunan dan mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah mengelola Negara yang mencakup dana yang cukup besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014, program reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang
Lebih terperinciVALUE FOR MONEY AUDIT DAN PROSES AUDIT KINERJA
VALUE FOR MONEY AUDIT DAN PROSES AUDIT KINERJA A. PENDAHULUAN Untuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik oleh lembaga-lembaga pemerintah maka diperlukan perluasan sistem pemeriksaan, tidak sekedar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah yang mengelola negara dalam kaitannya dengan masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah yang mengelola negara dalam kaitannya dengan masalah keuangan mencakup dana yang cukup besar, sehingga Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. A. Latar Belakang Masalah Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, terdapat tuntutan sektor publik khususnya pemerintah yaitu terlaksananya akuntabilitas pengelolaan keuangan sebagai bentuk terwujudnya praktik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat masih banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang langsung bertanggungjawab kepada Presiden dalam melaksanakan fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 192 tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah mengambil berbagai langkah penting dalam meuwujudkan
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia telah melewati perjalanan panjang dalam mewujudkan suatu sistem desentralisasi. Sejak Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengendalian intern merupakan salah satu alat bagi manajemen
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian intern merupakan salah satu alat bagi manajemen untuk membantu mencapai tujuan organisasi dimana fungsinya adalah untuk melakukan kontrol. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di jaman modern ini, peran auditor internal sudah berubah menjadi bagian dalam organisasi itu sendiri yang sifatnya membantu organisasi dalam usaha mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Inspektorat daerah merupakan salah satu unit yang melakukan audit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inspektorat daerah merupakan salah satu unit yang melakukan audit atau pemeriksaan terhadap pemerintah daerah. Inspektorat dapat menjadi ujung tombak untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius oleh segenap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor mengalami banyak kemajuan dan mulai banyak dibutuhkan baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi
Lebih terperinciMENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan akuntansi didalam suatu
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seorang akuntan publik atau yang sering disebut sebagai auditor merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan akuntansi didalam suatu perusahaan atau instansi.
Lebih terperinciBAB1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan akuntansi sektor publik saat ini, maka tingkat akuntabilitas dan
BAB1 PENDAHULUAN 1.. 1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan akuntansi sektor publik saat ini, maka tingkat akuntabilitas dan transparansi kinerja ins~si pemerintahan menjadi wacana publik yang sangat
Lebih terperinciPERSEPSI KARAKTERISTIK INDIVIDU TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN. (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Surakarta) SKRIPSI
PERSEPSI KARAKTERISTIK INDIVIDU TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Surakarta) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jenderal Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam mengelola negara sangat memerlukan biaya atau dana yang sangat besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana dalam penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive activity). Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu, dan hasil tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja dengan pendekatan good governance. Semua aspek pemerintahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era ini, sebuah pemerintahan dituntut untuk melakukan suatu kinerja dengan pendekatan good governance. Semua aspek pemerintahan dalam suatu organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsep good corporate governance (GCG). Konsep ini sebenarnya merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu konsep yang saat ini sedang menjadi mainstream adalah konsep good corporate governance (GCG). Konsep ini sebenarnya merupakan turunan dari konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Banyaknya ditemukan kecurangan-kecurangan yang terjadi saat ini seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme yang membuat kepercayaan masyarakat kepada kinerja aparat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik, atau biasa disebut good governance. Untuk mencapainya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fokus utama pemerintahan saat ini adalah terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, atau biasa disebut good governance. Untuk mencapainya diperlukan upaya
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN. maupun teori yang telah dikumpulkan oleh penulis yang berhubungan dengan
7 BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN 2.1 Telaah Pustaka Pada Bab ini penulis akan membahas pengertian dan pemahaman audit kinerja sektor publik dan akuntabilitas publik dengan menganalisa
Lebih terperinciPERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perekonomian suatu bangsa menuntut penyelenggara negara untuk lebih profesional dalam memfasilitasi dan melayani warga negaranya. Birokrasi yang berbelit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan dan cita-cita bangsa yang diamanatkan dalam undang-undang. Apapun bentuk organisasinya, fungsi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan atau audit. Audit pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan suatu negara pada dasarnya harus dikelola secara bertanggungjawab transparan dan patuh terhadap peraturan dan perundangundangan yang ditetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntabilitas merupakan suatu bentuk kewajiban pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah tersebut melalui berbagai cara, salah satunya dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindakan kecurangan di pemerintah Indonesia sudah mencapai tingkat yang memprihatinkan. Berbagai usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah
Lebih terperinciINSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA
INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep good governance memiliki arti yang luas dan sering dipahami
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep good governance memiliki arti yang luas dan sering dipahami secara berbeda tergantung pada konteksnya. Dalam konteks pemberantasan Korupsi, Kolusi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. roda perusahaan manajemen akan diawasi oleh fungsi satuan pengawasan internal
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Operasional perusahaan dijalankan oleh manajemen sesuai pada peraturan dan ketentuan yang berlaku. Pada perusahaan milik negara, dalam menjalankan roda perusahaan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia berimplikasi pada akuntabilitas dan transparansi sistem pengelolaan keuangan
Lebih terperinci