BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN Listrik merupakan komoditi vital dan infrastruktur penunjang segala aspek kehidupan masyarakat. Listrik juga merupakan produk unik karena tidak dapat disimpan dalam jumlah yang besar dan hanya diproduksi bilamana dibutuhkan. Memproduksi listrik yang padat teknologi menjadi produk yang memiliki nilai manfaat tinggi, harus diproduksi secara efisien untuk menghasilkan harga pokok produksi murah, serta memerlukan teknik pengoperasian yang tepat yang akan melibatkan banyak disiplin ilmu. Dalam praktek pengoperasian di hampir semua negara tidak terkecuali di PLN, teknik pengaturan dan penyaluran beban pada sebuah sistem kelistrikan, harus dikelola khusus oleh sebuah unit organisasi menggunakan aplikasi dan teknik yang sudah menjadi best practice di bidang penyediaan energi listrik. Istilah Sistem Kelistrikan adalah merupakan istilah baku, yaitu sebuah sistem jaringan listrik tegangan ekstra tinggi (>150 kv) yang terintegrasi dalam sebuah sistem interkoneksi dan dikelola secara khusus oleh sebuah unit pengelola. Prosedur dalam pengoperasian memegang peranan penting baik dalam menentukan biaya produksi maupun dalam menentukan kehandalan sistem, karena kesalahan dalam pola pengoperasian akan mengakibatkan kerugian yang besar, terutama terkait dengan penggunaan sumber energi primer. Para perencana dalam menentukan pola pengoperasian menggunakan peramalan beban sebagai dasar analisis. Peramalan beban jangka pendek yang lebih dikenal dengan Short-Term Load Forecast (STLF) adalah salah satu peramalan dalam load forecasting, yaitu peramalan dengan kurun waktu beberapa jam sampai beberapa minggu kedepan yang sering disebut sebagai kurva beban. Nilai dari kurva beban diperoleh dari data beban pelanggan yaitu perilaku pelanggan berdasarkan data historis pelanggan yang diamati terus menerus selama dua puluh empat jam sehari. STLF diperlukan untuk keperluan penjadwalan kapasitas pembangkit yang ekonomis, 1

2 2 penjadwalan pembelian bahan bakar dan analisis keamanan serta penjadwalan pemeliharaan jangka pendek. Gambar 1.1 adalah contoh kurva beban harian yang menggambarkan beban rencana dan beban realisasi pada sistem kelistrikan PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. Gambar 1.1. Contoh kurva beban harian sistem kelistrikan PLN Sulselrabar STLF menjadi sangat penting untuk diteliti karena menentukan pola pengoperasian. Haida dan Muto (1994) dalam (Alfares dan Nazeeruddin, 2002) mengamati bahwa kesalahan peramalan baik positif maupun negatif mengakibatkan peningkatan biaya operasional. Rata-rata penurunan 1% kesalahan peramalan STLF dalam sehari dapat menghemat ratusan, ribuan, bahkan mencapai jutaan dolar (Hobbs dkk., 1999) dalam (Alfares dan Nazeeruddin, 2002), tergantung sistem kelistrikan itu sendiri. Selain untuk pengoperasian sistem, STLF juga penting karena diperlukan untuk efisiensi biaya operasi dalam penjadwalan kapasitas pembangkit, penjadwalan pembelian bahan bakar, analisis keamanan dan penjadwalan pemeliharaan jangka pendek. Penelitian load forecasting menggunakan berbagai macam metode telah dilakukan secara luas di banyak negara, contohnya di Yunani (Mastorocostas dkk.,

3 3 2000), Kuwait (Almeshaiei dan Soltan, 2011), Spanyol (Marin dkk., 2002), Irlandia (Fay dkk., 2003), Slovakia dan Amerika Utara (Reis dkk., 2005), Jepang (Mandal dkk., 2006), Amerika Serikat (Deoras, 2010), Cina (Meng dkk., 2011), Malaysia ((Ismail dan Mansor, 2011) dan (Jyothi dkk., 2015)), India ((Nataraja dkk., 2012) dan (Patel dkk., 2013)), Finlandia (Sheikh dan Unde, 2012), dan Nigeria (Buhari dan Adamu, 2012). Akan tetapi menurut Almeshaiei dan Soltan (2011), setiap negara berbeda dalam faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan listrik, apalagi di negara berkembang seperti Indonesia, peramalan listrik tumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang dinamis dan tinggi, oleh sebab itu maka setiap jaringan listrik perlu metode peramalan khusus. Meskipun penelitian peramalan beban menggunakan berbagai macam metode telah banyak dilakukan dan digunakan secara luas di banyak negara, namun pada prakteknya di Indonesia khususnya di PLN untuk STLF belum banyak digunakan. Metode manual dan konvensional lebih disukai dan dianggap cukup memadai, pengaturan pengoperasian dikendalikan oleh dispatcher (petugas pengendali operasi sistem kelistrikan) yang mengamati beban selama 24 jam penuh menggunakan Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA). Terganggunya pelayanan penyediaan listrik ke pelanggan atau penggunaan energi primer yang berlebih sering diakibatkan oleh kesalahan peramalan beban akibat faktor-faktor yang tidak diprediksi sebelumnya. Hasil ekplorasi awal yang dilakukan menemukan beberapa fenomena yang terjadi, yang diduga akibat pengaruh cuaca pada suatu lokasi pusat beban. Sebagai contoh akibat tidak digunakannya peralatan listrik seperti pendingin udara, berpengaruh pada peramalan beban. Selain itu juga perbedaan konsumsi energi listrik cukup signifikan untuk ditelaah antara hari kerja dan hari libur, atau peringatan hari-hari besar seperti lebaran, natal, tahun baru, dan data musiman (seasonal data) yang lain. Permasalahan lain adalah terbatasnya stasiun pengamatan cuaca khususnya di Indonesia dengan sistem kelistrikan yang luas dan belum bisa menjangkau keseluruhan area sistem kelistrikan. Biasanya untuk setiap provinsi hanya mempunyai beberapa stasiun pengamatan dan terutama pada tempat-tempat yang membutuhkan prakiraan cuaca yang khusus seperti bandara dan pelabuhan laut.

4 4 Jika pada peramalan listrik hanya menggunakan data cuaca yang belum mewakili sistem kelistrikan, maka hasil yang diharapkan tidak optimal karena data cuaca tersebut belum mewakili keseluruhan daerah sistem kelistrikan. Mapping stasiun pengamatan cuaca dan cakupan area sistem kelistrikan disajikan dalam Gambar 1.2. Sistem kelistrikan PLN Sulselrabar pada Gambar 1.2 terdapat 4 titik pengamatan cuaca yang ditandai dengan bulatan warna merah, yaitu: stasiun pengamatan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Maros, Majene, dan Paotere. Akan tetapi data pengamatan cuaca yang lengkap hanya bisa diperoleh pada satu stasiun pengamatan cuaca, yaitu pada Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Gambar 1.2. Mapping stasiun pengamatan cuaca dan cakupan area sistem kelistrikan Pemilihan model peramalan runtun waktu didasarkan pada pemahaman bahwa STLF adalah representasi dari kurva beban yang merupakan data runtun waktu yang diprediksi untuk kurun waktu singkat (harian atau mingguan), dan

5 5 merupakan bentuk pengembangan dan pengujian, sehingga data tersebut dapat digunakan untuk memprediksi suatu nilai yang akan datang dalam jangka waktu tertentu (Nataraja dkk., 2012). Berdasarkan metode yang digunakan, peramalan beban dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu berdasarkan metode statistik dan metode artificial intelegence (AI). Penelitian tentang peramalan beban khususnya STLF dan melibatkan variabel lain seperti cuaca, sudah banyak dilakukan dengan berbagai macam metode. Penelitan STLF untuk kategori metode statistika dilakukan oleh beberapa peneliti, yaitu: (Fay dkk., 2003), (Santos dkk., 2004), (Al-Hamadi dan Soliman, 2004), (Razak dkk., 2008), (Rothe, 2009), (Almeshaiei dan Soltan, 2011), dan (Yang dkk., 2011). Sedangkan kategori AI dilakukan oleh beberapa peneliti, yaitu: (Rui dan El-Keib, 1995), (Srinivasan dan Lee, 1995), (Buhari dan Adamu, 2012), (Ge dkk., 2013), (Ismail dan Mansor, 2011), dan (Ceperic dkk., 2013). Othman dan Musirin (2012) mengatakan bahwa pada dekade terakhir dua teknik AI yaitu logika fuzzy dan neural network telah digunakan secara luas dalam peramalan STLF karena beberapa keunggulan dibandingkan dengan teknik statistika. Kekuatan utama neural network adalah karena kemampuannya untuk memodelkan hubungan yang kompleks dan non linear ((Rui dan El-Keib, 1995), (Othman dan Musirin, 2012), dan (Annamareddi dkk., 2013)). Sedangkan menurut Rawat dan Massiha (2015), kemampuan neural network lebih baik dari pendekatan statistik untuk prediksi data runtun waktu pada sains dan rekayasa teknik. Beberapa penelitian metode peramalan STLF dengan menggunakan neural network sudah dilakukan antara lain oleh: (Canizares dan Singh, 2001), (Marin dkk., 2002), (Feinberg dan Genethliou, 2005), (Reis dkk., 2005), (Mandal dkk., 2006), (Rothe, 2009), (Jain dan Satish, 2009), (Deoras, 2010), (Meng dkk., 2011), (Buhari dan Adamu, 2012), (Sheikh dan Unde, 2012), (Othman dan Musirin, 2012), dan (Kanth dan Marutheswar, 2013). Metode penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya yang melibatkan cuaca belum tentu bisa diterapkan di Indonesia karena kondisi yang berbeda, baik kondisi geografis, kondisi musim maupun kelengkapan data cuaca. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dicari suatu

6 6 metode yang bisa mewakili kondisi geografis, kondisi musim dan juga bisa mendapatkan nilai cuaca yang dapat mewakili area sistem kelistrikan. Metode yang diharapkan adalah bagaimana memperbaiki nilai data cuaca yang berasal dari hanya satu stasiun cuaca sehingga menjadi data cuaca dalam cakupan wilayah sistem kelistrikan, sehingga bisa mewakili area sistem kelistrikan. Pada dasarnya nilai akurasi model peramalan juga tergantung pada variabel atau fitur yang disesuaikan dimana sistem kelistrikan itu berada. Penelitian ini berusaha mengembangkan metode untuk memperbaiki nilai data cuaca yang semula hanya berasal dari satu stasiun pengamatan, menjadi data cuaca yang bisa mewakili area sistem kelistrikan dan model peramalan menggunakan variabel yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. Akurasi model dihitung berdasarkan Mean Absolute Error (MAE), Mean Squared Error (MSE) dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Penelitian Deoras (2010) pada sistem kelistrikan di wilayah Nepool, Amerika Serikat, menghasilkan galat sebesar 1-2 %, ternyata uji coba menggunakan data Log Sistem Kelistrikan dan data cuaca di Indonesia (Sistem Kelistrikan Sulselrabar) menghasilkan galat yang lebih besar (~3,33%). Kemungkinan salah satu faktor yang menyebabkan galat tersebut lebih besar adalah kondisi cuaca yang digunakan untuk peramalan hanya berasal dari satu stasiun cuaca, karena menurut Chen dkk. (2004), melibatkan parameter cuaca dengan data cuaca yang tidak akurat akan menyebabkan hasil peramalan yang tidak akurat pula. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka perlu dilakukan kajian tentang metode untuk short-term load forecast yang cocok untuk kondisi di Indonesia, dan untuk melakukan kajian tersebut diusulkan model Peramalan Runtun Waktu untuk Peramalan Beban Jangka Pendek. 1.2 Rumusan Masalah Peramalan beban jangka pendek atau STLF di Indonesia masih manual dan belum melibatkan data cuaca serta seasonal data. Keterbatasan stasiun pengamatan cuaca pada objek penelitian hanya bisa diperoleh dari stasiun

7 7 pengamatan cuaca yaitu Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, dan belum mewakili sistem kelistrikan pada objek penelitian ini, yaitu sistem kelistrikan PLN Sulselrabar. 1.3 Masalah Penelitian Bagaimana membangun model peramalan untuk STLF yang sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia, yang melibatkan variabel cuaca yang mewakili area sistem kelistrikan dan data musiman (seasonal data) 1.4 Batasan Masalah Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka penelitian ini fokus pada pemodelan peramalan untuk peramalan beban jangka pendek (shortterm load forecast (STLF)). Variabel yang digunakan terdiri dari variabel data histori beban (Log SCADA), data cuaca, data pelanggan, data geospatial pelanggan dan data musiman (seasonal data). Batasan masalah dan definisi istilah dijelaskan sebagai berikut: Semua data yang digunakan dan diolah, dibatasi hanya pada data atau obyek-obyek yang berada pada ruang lingkup sistem kelistrikan PLN Sulselrabar. Data histori beban (Log SCADA) hanya dibatasi pada data beban dari sistem kelistrikan. Yang terdiri dari data rencana dan data realisasi. Data cuaca yang digunakan adalah data cuaca real yang bersumber dari weatherspark, yaitu data dew point (titik embun), humidity (kelembaban) dan dry bulb (temperatur). Data pelanggan adalah data pelanggan listrik pada area sistem kelistrikan PLN Sulselrabar. Data geospatial pelanggan adalah data lokasi pelanggan yang ada pada data identitas pelanggan. Data musiman (seasonal data) untuk hari libur, menggunakan kalender resmi Indonesia yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia yaitu libur resmi termasuk cuti bersama.

8 8 Data yang digunakan untuk perlatihan adalah data histori beban dan data cuaca periode 1 Januari 2007 sampai dengan 31 desember 2012, sedangkan data yang digunakan untuk pengujian adalah data histori beban dan data cuaca periode 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember Tahap peramalan dan pengujian awal dilakukan pada model STLF mengunakan data cuaca hanya dari satu stasiun pengamatan cuaca (model yang diacu, yaitu model Deoras). Tahap pengujian data pengusahaan yaitu analisis selisih antara data rencana dan data realisasi (Data peramalan tempat penelitian). Tahap peramalan dan pengujian kedua dilakukan pada proses peramalan beban jangka pendek menggunakan data cuaca hanya dari satu stasiun pengamatan (model yang diacu, yaitu metode Deoras), dan Tahap peramalan pengujian berikutnya dilakukan pada proses peramalan menggunakan data cuaca hasil clustering dengan pembobotan data pelanggan (model yang diusulkan) Dengan adanya pembentukan cluster pada model yang diusulkan, maka kebutuhan data untuk menentukan banyaknya cluster dan kebutuhan data histori pada setiap cluster perlu asumsi-asumsi sebagai batasan, yaitu: Data cuaca masih valid sampai dengan radius 40 km. Kecenderungan pemakaian energi oleh pelanggan proporsional terhadap daya terpasang pada pelanggan tersebut. Kondisi cuaca pada seluruh area sistem kelistrikan dianggap berawan, sehingga dapat diformulasikan terjadinya penurunan temperatur sebesar 6 C setiap kenaikan 1000 m. Kelembaban pada setiap cluster hanya dipengaruhi oleh elevasi dan kondisi pada seluruh area pada cluster adalah homogen. 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:

9 9 Mengembangkan metode untuk mendapatkan data cuaca melalui beberapa titik pengamatan yang mewakili pusat-pusat beban pada cakupan area sistem kelistrikan, yang digunakan sebagai masukan peramalan STLF. Menerapkan model peramalan menggunakan ANN dengan variabel yang sesuai dengan kondisi geografis khususnya di Indonesia. Menghasilkan model peramalan ANN untuk STLF menggunakan data cuaca yang mewakili cakupan area sistem kelistrikan dan seasonal data yang sesuai dengan kondisi geografis khususnya di Indonesia. 1.6 Manfaat Penelitian Dengan model peramalan untuk STLF yang melibatkan variabel cuaca dan data musiman yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia, diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk perencanaan STLF di Indonesia. 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan disertasi ini dibagi menjadi 8 (delapan) bab dan lampiran. Masing-masing bab diuraikan sebagai berikut: Bab I adalah pendahuluan, yang menggambarkan tentang pentingnya penelitian Short-term Load Forecast (STLF), metode yang telah diteliti untuk peramalan STLF dan peneltian STLF di berbagai negara, serta permasalahan untuk mendapatkan data cuaca yang mewakili sistem kelistrikan. Bab II adalah tinjauan pustaka, dimana pustaka berupa artikel-artikel penelitian tentang peramalan STLF, metode-metode yang digunakan untuk peramalan STLF dan kelebihan serta kekurangan masing-masing metode. Bab III adalah landasan teori, membahas penjelasan tentang load forecasting, sistem kelistrikan, pendekatan pencarian data yang hilang, k-means clustering, clustering dengan pembobotan data pelanggan, sistem koordinat geografis, formulasi pendekatan untuk data cuaca, menentukan banyaknya cluster pada area sistem kelistrikan, peramalan runtun waktu, artificial neural network untuk peramalan runtun waktu, galat peramalan dan model Deoras (model yang diacu).

10 10 Bab IV adalah metode penelitian. Bab ini membahas variabel penelitian dan definisi operasional variabel, menggambarkan bagaimana prosedur pengumpulan data, kerangka pemikiran, desain dan arsitektur prototype model yang diusulkan, metode pengujian model dan gambaran operasional pada model yang diusulkan. Bab V adalah model peramalan beban jangka pendek dengan pembobotan data pelanggan, menjelaskan tentang algoritma model STLF yang diusulkan dan proses-proses spesifik yang dilakukan. Bab VI adalah pengujian model peramalan beban jangka pendek, dimana dijabarkan semua model peramalan dan model ANN yang telah diujicoba. Pada bab ini juga dijelaskan tentang tahapan pengujian yang dilakukan dan nilai kinerja peramalan yang dihasilkan. Bab VII adalah pembahasan, yang membahas tentang model yang diacu (model Deoras) dan hasil ujicoba model Deoras dengan menggunakan data penelitian ini. Pada bab ini juga dibahas tentang pengembangan model peramalan, fokus pengembangan dan potensi efisiensi dari model yang diusulkan; kelebihan dan kekurangan dari model STLF dengan metode yang diusulkan, serta segala yang menunjang dalam penerapannya. Bab VIII adalah kesimpulan dan saran, yang merangkum semua hasil penelitian dan memastikan tercapainya tujuan dari penelitian, serta saran-saran yang merupakan kunci keberhasilan dalam penerapannya.

2014 ESTIMASI BEBAN PUNCAK HARIAN BERDASARKAN KLUSTER TIPE HARI BERBASIS ALGORITMA HYBRID SWARM PARTICLE-ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

2014 ESTIMASI BEBAN PUNCAK HARIAN BERDASARKAN KLUSTER TIPE HARI BERBASIS ALGORITMA HYBRID SWARM PARTICLE-ARTIFICIAL NEURAL NETWORK BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara yang memiliki jumlah populasi penduduknya besar dan perkembangan industrinya mengalami peningkatan, tentunya memiliki tingkat kebutuhan akan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai variasi prosedur perencanaan. Perencanaan operasi meliputi metodologi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai variasi prosedur perencanaan. Perencanaan operasi meliputi metodologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi sistem tenaga listrik yang modern biasanya berhubungan dengan berbagai variasi prosedur perencanaan. Perencanaan operasi meliputi metodologi dan proses pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari. Peralatan rumah tangga maupun industri hampir semuanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern seperti saat ini, energi listrik menjadi salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan masyarakat. Berbagai peralatan rumah tangga maupun industri saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini kita banyak mendengar banyak berita bahwa Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengalami kerugian yang sangat besar setiap tahunnya yang disebabkan faktor-faktor

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan perkiraan cuaca terutama curah hujan ini menjadi sangat penting untuk merencanakan segala aktifivitas mereka. Curah hujan juga memiliki

Lebih terperinci

2016 OPTIMAL ANOMALOUS SHORT TERM LOAD FORECASTING BERBASIS ALGORITMA FEED FORWARD BACKPROPAGATION

2016 OPTIMAL ANOMALOUS SHORT TERM LOAD FORECASTING BERBASIS ALGORITMA FEED FORWARD BACKPROPAGATION BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peramalan beban selalu menjadi instrumen penting dalam operasi sistem tenaga. Berbagai keputusan operasi ditentukan oleh peramalan beban, seperti penjadwalan

Lebih terperinci

Keadaan atau kejadian-kejadian pada masa yang akan datang tidaklah akan selalu sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu

Keadaan atau kejadian-kejadian pada masa yang akan datang tidaklah akan selalu sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kata peramalan pada dasarnya adalah suatu perkiraan tentang suatu kejadian atau keadaan dimasa yang akan datang. Jadi jelaslah bahwa peramalan itu bukan

Lebih terperinci

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) L K Widyapratiwi 1, I P A Mertasana 2, I G D Arjana 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem tenaga listrik terdiri dari unit pembangkit, unit transmisi dan unit distribusi [5]. Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berada

Lebih terperinci

PERAMALAN BEBAN JANGKA PENDEK PADA HARI LIBUR DI BALI MENGGUNAKAN METODE GENERALIZED REGRESSION NEURAL NETWORK (GRNN)

PERAMALAN BEBAN JANGKA PENDEK PADA HARI LIBUR DI BALI MENGGUNAKAN METODE GENERALIZED REGRESSION NEURAL NETWORK (GRNN) PERAMALAN BEBAN JANGKA PENDEK PADA HA LIBUR DI BALI MENGGUNAKAN METODE GENERALIZED REGRESSION NEURAL NETWORK () Juniar Doan Wihardono 1, Agus Dharma 2, I Made Mataram 3 Jurusan Teknik Elektro dan Komputer,

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL HYBRIDIZING EXPONENTIAL SMOOTHING DAN NEURAL NETWORK PADA HASIL PENGUKURAN MEAN SEA LEVEL SATELIT ALTIMETRI JASON 2

ESTIMASI PARAMETER MODEL HYBRIDIZING EXPONENTIAL SMOOTHING DAN NEURAL NETWORK PADA HASIL PENGUKURAN MEAN SEA LEVEL SATELIT ALTIMETRI JASON 2 Vol. 7, No. 2, Desember 2012 ESTIMASI PARAMETER MODEL HYBRIDIZING EXPONENTIAL SMOOTHING DAN NEURAL NETWORK PADA HASIL PENGUKURAN MEAN SEA LEVEL SATELIT ALTIMETRI JASON 2 Novi Mara KODE ARTIKEL : 117-2-12

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis pada berbagai kegiatannya selalu melakukan suatu perencanaan untuk kedepannya. Untuk melakukan perencanaan suatu kegiatan yang akan disusun dan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 19 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI Pengajuan Surat Survei PT. Bangkit Sukses Mandiri (BSM) Diterima? Tidak Ya Observasi Perusahaan Wawancara dengan Direktur PT. BSM Pengamatan

Lebih terperinci

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Ni Kadek Sukerti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya Puputan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pada sektor transportasi di Indonesia semakin meningkat seperti transportasi udara, laut, dan darat. Hal itu disebabkan oleh kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri, masyarakat perkotaan serta masyarakat pedesaan. Untuk tetap dapat

BAB I PENDAHULUAN. industri, masyarakat perkotaan serta masyarakat pedesaan. Untuk tetap dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik terus meningkat dari tahun ke tahun. Energi listrik merupakan kebutuhan yang sangat vital, baik bagi industri, masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada suatu sistem tenaga listrik dibutuhkan suatu sistem proteksi handal yang mampu mendeteksi gangguan dan kesalahan yang terjadi pada sistem. Hal ini diperlukan agar

Lebih terperinci

APLIKASI LOGIKA FUZZY PADA PERAMALAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK JANGKA PANJANG DI PROVINSI SUMATERA BARAT SAMPAI TAHUN 2018 TUGAS AKHIR

APLIKASI LOGIKA FUZZY PADA PERAMALAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK JANGKA PANJANG DI PROVINSI SUMATERA BARAT SAMPAI TAHUN 2018 TUGAS AKHIR APLIKASI LOGIKA FUZZY PADA PERAMALAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK JANGKA PANJANG DI PROVINSI SUMATERA BARAT SAMPAI TAHUN 2018 TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Stratum-1 (S1)

Lebih terperinci

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 1, April 2011 ISSN:

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 1, April 2011 ISSN: Perbandingan Penggunaan Metode Radial Basis Function Network () Dari Metode Fuzzy Neural Netwotk () Dalam Memperkirakan Beban Jangka Pendek di GI. Gondang Wetan Pasuruan Rory Asrial, Almizan Abdullah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. era globalisasi, di mana perdagangan mulai bersifat internasioanal. Banyak usahawan

BAB 1 PENDAHULUAN. era globalisasi, di mana perdagangan mulai bersifat internasioanal. Banyak usahawan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sepuluh tahun terakhir ini perekonomian negara Indonesia telah mendekati era globalisasi, di mana perdagangan mulai bersifat internasioanal. Banyak usahawan

Lebih terperinci

PERAMALAN BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN

PERAMALAN BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN PERAMALAN BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN HYBRID AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE NEURAL NETWORK Disusun oleh : Berta Elvionita Fitriani 24010211120005

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun membuat kebutuhan akan daya listrik semakin besar. Untuk dapat melayani kebutuhan beban yang semakin meningkat baik

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pasar valuta asing telah mengalami perkembangan yang tak terduga selama beberapa dekade terakhir, dunia bergerak ke konsep "desa global" dan telah menjadi salah satu pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai pembuka dari penulisan skripsi, pada bab ini berisikan hal-hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai pembuka dari penulisan skripsi, pada bab ini berisikan hal-hal yang BAB 1 PENDAHULUAN Sebagai pembuka dari penulisan skripsi, pada bab ini berisikan hal-hal yang langsung berkaitan dengan penelitian meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang mana secara geografis terletak pada Lintang Utara

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang mana secara geografis terletak pada Lintang Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara yang mana secara geografis terletak pada 2 27 00-2 47 00 Lintang Utara dan 98 35 00-98

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

Peramalan Beban Jangka Panjang Sistem Kelistrikan Kota Palu Menggunakan Metode Logika Fuzzy

Peramalan Beban Jangka Panjang Sistem Kelistrikan Kota Palu Menggunakan Metode Logika Fuzzy 13 Peramalan Beban Jangka Panjang Sistem Kelistrikan Kota Palu Menggunakan Metode Logika Fuzzy Maryantho Masarrang, Erni Yudaningtyas, dan Agus Naba Abstract Long-term load forecasting is intended to estimate

Lebih terperinci

PERAMALAN VOLUME PENUMPANG KERETA API DI PULAU JAWA-SUMATERA DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROGATION

PERAMALAN VOLUME PENUMPANG KERETA API DI PULAU JAWA-SUMATERA DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROGATION BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan suatu bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dunia pada umumnya, masyarakat Indonesia khususnya. Pentingnya transportasi

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA)

PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA) PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA) Salmawaty Tansa 1, Bambang Panji Asmara 2 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Prediksi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mobile Berbasis Logika Fuzzy di PT. GMN Tuban Jawa Timur

Rancang Bangun Sistem Prediksi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mobile Berbasis Logika Fuzzy di PT. GMN Tuban Jawa Timur JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (213) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) 1 Rancang Bangun Sistem Prediksi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mobile Berbasis Logika Fuzzy di PT. GMN Tuban Jawa Timur

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN : PRISMA FISIKA, Vol. III, No. (05), Hal. 79-86 ISSN : 7-80 Pemodelan Kebutuhan Daya Listrik Di Pt. PLN (Persero) Area Pontianak dengan Menggunakan Metode Gauss-Newton Mei Sari Soleha ), Joko Sampurno *),

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengamatan parameter-parameter cuaca secara realtime maupun dengan alat-alat

BAB 1 PENDAHULUAN. pengamatan parameter-parameter cuaca secara realtime maupun dengan alat-alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengetahui keadaan cuaca saat ini dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan parameter-parameter cuaca secara realtime maupun dengan alat-alat penginderaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Purworejo adalah daerah agraris karena sebagian besar penggunaan lahannya adalah pertanian. Dalam struktur perekonomian daerah, potensi daya dukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT. PLN (Persero) APD Jateng dan DIY membutuhkan media komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT. PLN (Persero) APD Jateng dan DIY membutuhkan media komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PLN (Persero) APD Jateng dan DIY membutuhkan media komunikasi yang handal dan harga yang terjangkau untuk mengintegrasikan 550 titik keypoint SCADA Recloser dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Executive Information System (EIS) Executive Information System (EIS) adalah sebuah sistem penunjang keputusan yang dibangun secara khusus

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan primer. Hampir seluruh aktifitas manusia memerlukan listrik. Dari aktifitas rumah tangga, perkantoran, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga minyak mentah itu sendiri. Saat ini penetapan harga minyak

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga minyak mentah itu sendiri. Saat ini penetapan harga minyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Peningkatan jumlah manusia yang membutuhkan minyak dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga tenggat waktu, dan meminimalkan biaya persediaan. yang harus ditempuh menghadapi suatu kondisi tertentu (Rangkuti, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. menjaga tenggat waktu, dan meminimalkan biaya persediaan. yang harus ditempuh menghadapi suatu kondisi tertentu (Rangkuti, 2004). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia usaha yang terus berubah dengan cepat, mengharuskan perusahaan agar mampu menganalisis lingkungan usaha dan memprediksi berbagai kemungkinan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zenny Jaelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zenny Jaelani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik adalah sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sehingga dalam penyaluran energi tersebut harus benar-benar handal, listrik merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beban dan Prakiraan Beban Listrik Di dalam sebuah sistem kelistrikan terdapat 2 sisi yang sangat berbeda, yaitu sisi beban dan sisi pembangkitan. Pada sisi beban atau beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyerupai otak manusia yang dikenal dengan jaringan syaraf tiruan.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyerupai otak manusia yang dikenal dengan jaringan syaraf tiruan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi saat ini dapat dimanfaatkan untuk membantu dan menggantikan kelemahan-kelemahan manusia, salah satu bentuk dari kecanggihan teknologi tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emas merupakan logam mulia yang sering dijadikan sebagai alat tukar dalam perdagangan maupun sebagai standar keuangan berbagai negara. Nilai emas yang tidak pernah

Lebih terperinci

APLIKASI LOGIKA FUZZY UNTUK PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK MENGGUNAKAN MATLAB

APLIKASI LOGIKA FUZZY UNTUK PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK MENGGUNAKAN MATLAB 52 APLIKASI LOGIKA FUZZY UNTUK PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK MENGGUNAKAN MATLAB (Hansi Effendi) *) ABSTRACT This research is conducted to apply Fuzzy Logic which is implemented in short term load

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PREDIKTOR CUACA BERBASIS LOGIKA FUZZY

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PREDIKTOR CUACA BERBASIS LOGIKA FUZZY PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PREDIKTOR CUACA BERBASIS LOGIKA FUZZY Oleh Ilham Bangun Asmoro 2407 100 030 Dosen Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT Fitri Adi I., ST, MT Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

PREDIKSI KONSUMSI LISTRIK BANGUNAN MENGGUNAKAN METODE STASTIK

PREDIKSI KONSUMSI LISTRIK BANGUNAN MENGGUNAKAN METODE STASTIK PREDIKSI KONSUMSI LISTRIK BANGUNAN MENGGUNAKAN METODE STASTIK T. Iqbal Faridiansyah Dosen Teknik Elektro Universitas Malikussaleh Abstrak Persoalan untuk memperoleh prediksi yang akurat dari konsumsi listrik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang hal-hal yang menjadi latar belakang pembuatan tugas akhir, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, manfaat, metodologi penelitian serta sistematika penulisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk sepeda motor di Indonesia semakin pesat dari waktu ke waktu. Setiap perusahaan sepeda motor berusaha menghasilkan produk yang berkualitas tinggi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem tata udara merupakan sistem pengkondisian udara yang berfungsi untuk mengatur tingkat kenyamanan baik dari keadaan suhu maupun kelembaban udaranya. Sistem tata udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya alam. Salah satunya adalah gas bumi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya alam. Salah satunya adalah gas bumi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kaya akan sumber daya alam. Salah satunya adalah gas bumi. Sejak pertengahan tahun 1970-an, Indonesia dipandang berhasil dalam mengembangkan industri gas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana iklim dapat berbeda pada suatu tempat dengan tempat lainya dan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana iklim dapat berbeda pada suatu tempat dengan tempat lainya dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klimatologi adalah ilmu yang membahas dan menerangkan tentang iklim, bagaimana iklim dapat berbeda pada suatu tempat dengan tempat lainya dan bagaimana kaitan antara

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TUNGGAL DAN FUZZY TIME SERIES UNTUK MEMPREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TUNGGAL DAN FUZZY TIME SERIES UNTUK MEMPREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TUNGGAL DAN FUZZY TIME SERIES UNTUK MEMPREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN SKRIPSI Oleh : TAUFAN FAHMI J2E008056 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-403

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-403 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 201-9271 A-0 Implementasi Fuzzy Neural Network untuk Memperkirakan Jumlah Kunjungan Pasien Poli Bedah di Rumah Sakit Onkologi Surabaya Ani Rahmadiani dan Wiwik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyumas khususnya kota Purwokerto dewasa ini banyak melakukan pembangunan baik infrastuktur maupun non insfrastuktur dalam segala bidang, sehingga kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, energi listrik merupakan salah satu komponen terpenting dalam perkembangan suatu daerah. Perkembangan pembangunan secara berkelanjutan serta berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini BTS (Base Transceiver Station) hampir dapat dijumpai di setiap daerah seperti pada bangunan permanen, perumahan, atau bahkan perkampungan. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK. A. Lokasi Pabrik. Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam

TATA LETAK PABRIK. A. Lokasi Pabrik. Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas

Lebih terperinci

Peramalan (Forecasting)

Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) Peramalan (forecasting) merupakan suatu proses perkiraan keadaan pada masa yang akan datang dengan menggunakan data di masa lalu (Adam dan Ebert, 1982). Awat (1990) menjelaskan

Lebih terperinci

MODEL FUZZY RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MODEL FUZZY RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MODEL FUZZY RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan Sumber Tirta merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam penjualan air minum kemasan merk aqua. Barang yang dijual pada distributor ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasting) 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan dapat diartikan sebagai berikut: a. Perkiraan atau dugaan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pemanasan rata-rata selama lima puluh tahun terakhir hampir dua kali lipat dari rata-rata seratus tahun terakhir, di mana pemanasan lebih dirasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Probabilitas dan statistika, matematika fuzzy dan grey system theory merupakan tiga teori dan metode yang paling banyak diaplikasikan dalam penelitian dari sistem

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian berjudul Pemodelan dan Peramalan Angka Curah Hujan Bulanan Menggunakan Analisis Runtun Waktu (Kasus Pada Daerah Sekitar Bandara Ngurah Rai), menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semua keadaan di lingkungan, didapati dalam keadaan yang tidak menentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. semua keadaan di lingkungan, didapati dalam keadaan yang tidak menentu. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketidakpastian adalah faktor umum dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua keadaan di lingkungan, didapati dalam keadaan yang tidak menentu. Demikian juga

Lebih terperinci

Estimasi Beban Puncak Harian Berbasis Algoritma Self Organizing Map (SOM)

Estimasi Beban Puncak Harian Berbasis Algoritma Self Organizing Map (SOM) Estimasi Beban Puncak Harian Berbasis Algoritma Self Organizing Map (SOM) Yadi Mulyadi 1) Ade Gafar Abdullah 2) Risman Nurjaman 3) Electric Power System Research Group Program Studi Teknik Tenaga Elektrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah fakta bahwa waktu adalah uang dalam aktivitas penjualan. Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah fakta bahwa waktu adalah uang dalam aktivitas penjualan. Pengambilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah fakta bahwa waktu adalah uang dalam aktivitas penjualan. Pengambilan keputusan merupakan hal yang penting untuk kesuksesan penjualan. Dalam hal ini seseorang

Lebih terperinci

Estimasi Beban Puncak Harian Berbasis Algoritma Self Organizing Map (SOM)

Estimasi Beban Puncak Harian Berbasis Algoritma Self Organizing Map (SOM) SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT S EDUCATIONS 2009 Estimasi Beban Puncak Harian Berbasis Algoritma Self Organizing Map (SOM) Yadi Mulyadi 1) Ade Gafar Abdullah 2) Risman Nurjaman 3) Electric

Lebih terperinci

Prediksi Beban Listrik jangka Panjang di Kabupaten Batu Bara tahun dengan Menggunakan Metode Fuzzy Clustering

Prediksi Beban Listrik jangka Panjang di Kabupaten Batu Bara tahun dengan Menggunakan Metode Fuzzy Clustering Prediksi Beban Listrik jangka Panjang di Kabupaten Batu Bara tahun 2015-2014 dengan Menggunakan Metode Fuzzy Clustering Hermansyah Alam I nst it ut T ek no lo g i M ed a n E ma il : he r ma ns_it m@ ya

Lebih terperinci

PRAKIRAAN PENGGUNAAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK PADA GKB 2 UMM MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) SKRIPSI

PRAKIRAAN PENGGUNAAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK PADA GKB 2 UMM MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) SKRIPSI PRAKIRAAN PENGGUNAAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK PADA GKB 2 UMM MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK KOTA PONTIANAK DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) AGUS HASIM

PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK KOTA PONTIANAK DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) AGUS HASIM PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK KOTA PONTIANAK DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) AGUS HASIM SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK Teknik heuristik adalah suatu cara mendekati permasalahan yang kompleks ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana untuk mendapatkan hubungan-hubungan dalam

Lebih terperinci

LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PREDIKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I PULAU TIGA

LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PREDIKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I PULAU TIGA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PREDIKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I PULAU TIGA 1,2,3 Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Sumatera Utara e-mail: edgar.audela.bb@students.usu.ac.id,

Lebih terperinci

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI Indikator yang lazim digunakan untuk mendapatkan gambaran kondisi pemakaian energi suatu negara adalah intensitas energi terhadap penduduk (intensitas energi per kapita)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Seiring dengan kemajuan teknologi, permasalahan pada dunia listrik sering terjadi salah satunya pada kebutuhan energi listrik. Kebutuhan energi listrik yang semakin bertambah

Lebih terperinci

Model Peramalan Jumlah Pernikahan Menggunakan Metode Fuzzy Time Series dengan Algoritma Average Based Length pada KUA

Model Peramalan Jumlah Pernikahan Menggunakan Metode Fuzzy Time Series dengan Algoritma Average Based Length pada KUA Model Peramalan Jumlah Pernikahan Menggunakan Metode Fuzzy Time Series dengan Algoritma Average Based Length pada KUA Solikhin 1, Martono 2, Puji Nugroho 3) 1,3 Program Studi Sistem Informasi, STMIK Himsya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelanggan rumah tangga, bisnis, sosial, dan industri pada tahun-tahun yang

METODE PENELITIAN. pelanggan rumah tangga, bisnis, sosial, dan industri pada tahun-tahun yang III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Tugas akhir ini merupakan survei yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan konsumen dan jumlah penduduk terhadap kebutuhan/permintaan energi listrik di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lia Saputri, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lia Saputri, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Foreign Exchange (forex) saat ini berkembang pesat sebagai salah satu model investasi yang menggiurkan, karena forex trading memiliki tingkat pengembalian yang tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan hayati dengan beranekaragam tanaman. Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris, dimana budidaya tanaman menjadi mata pencaharian sebagian

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta merupakan lembaga pendidikan yang

BAB 4 PEMBAHASAN. PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta merupakan lembaga pendidikan yang BAB 4 PEMBAHASAN P. PLN (Persero Udiklat Jakarta merupakan lembaga pendidikan yang memiliki fungsi untuk meningkatkan kompetensi SM Pegawai P. PLN (Persero. Selayaknya tempat pelatihan dan pembelajaran,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Peramalan; metode Automatic Clustering And Fuzzy Logic Relationship Markov Chain;MAPE. 1. PENDAHULUAN

Kata Kunci: Peramalan; metode Automatic Clustering And Fuzzy Logic Relationship Markov Chain;MAPE. 1. PENDAHULUAN ISSN: 2528-463 PERAMALAN JUMLAH PENDAFTAR MAHASISWA BARU STMIK DUTA BANGSA SURAKARTA MENGGUNAKAN METODE AUTOMATIC CLUSTERING AND FUZZY LOGIC RELATIONSHIP MARKOV CHAIN Nurmalitasari¹ ), Sri Sumarlinda²

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1% dan akan. mengalami peningkatan menjadi sebesar 5,2% pada tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1% dan akan. mengalami peningkatan menjadi sebesar 5,2% pada tahun 2015. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lingkungan bisnis di Indonesia yang semakin pesat setiap tahun menjadi salah satu faktor untuk memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat ini banyak sekali perubahan perkembangan yang telah terjadi untuk membantu kehidupan masyarakat. Dalam perkembangan

Lebih terperinci

Analisis Akurasi Support Vector Machine...

Analisis Akurasi Support Vector Machine... ANALISIS AKURASI SUPPORT VECTOR MACHINE DENGAN FUNGSI KERNEL GAUSSIAN RBF UNTUK PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK HARIAN SEKTOR INDUSTRI Luqman Assaffat 1 * 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pramudiani Ayu Prihastiti, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pramudiani Ayu Prihastiti, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan sehari-hari masyarakat baik dalam aktivitas di lingkungan perumahan, perkantoran, tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merah besar (Capsicum Annum L.) merupakan komoditas yang banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Buahnya dapat digolongkan

Lebih terperinci

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv I N Juniastra Gina, W G Ariastina 1, I W Sukerayasa 1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana 1 Staff

Lebih terperinci

2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER

2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk menunjang kegiatan penelitian, dalam bab ini akan dijabarkan desain penelitian, alat dan bahan, dan bahan penelitian. 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan merupakan suatu bentuk usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin maju dan persaingan dunia kerja yang semakin ketat menuntut para lulusan perguruan tinggi untuk menguasai bidangnya. Penguasaan

Lebih terperinci