IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 88 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. FEDERAL KARYATAMA (PT. FKT) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi oli pelumas, dan memulai usaha pada tahun PT. FKT pada saat ini memproduksi oli pelumas untuk kendaraan bermotor roda 2 yang didistribusikan dari Sabang hingga Merauke melalui agen-agen yang ditunjuk oleh PT. FKT. Sejak 1 Januari 1997, PT. FKT menempati kantor utama dan pabrik di Kawasan Industri Pulogadung, yang kemudian pada tahun 2009 PT. FKT mendirikan pabrik yang kedua juga di Kawasan Industri Pulogadung. Penelitian dilakukan pada kedua pabrik tersebut, yang memiliki kapasitas produksi total mencapai botol oli mesin baik kemasan 1 liter maupun 0,8 liter per hari, dan dengan mempekerjakan 218 karyawan. Presiden direktur pada struktur organisasi PT. FKT merupakan pimpinan tertinggi yang bertanggungjawab atas kelancaran dan kemajuan perusahaan. Meskipun demikian kekuasaan tertinggi perusahaan tetap berada dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Struktur organisasi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran Produk-produk PT. FKT Produk yang dihasilkan PT. FKT adalah oli pelumas mesin kendaraan bermotor roda dua kopling basah atau yang biasa disebut kendaraan bermotor roda dua manual dan juga kendaraan bermotor roda dua dengan kopling kering, atau biasa disebut dengan sebutan kendaraan bermotor roda dua matic. PT. FKT memproduksi oli dengan merek dagang sebagai berikut: EVOTEC, oli mesin dengan kekentalan multigrade SAE 10W-30, dengan spesifikasi standar kualitas API - SJ JASO MA. Oli ini sesuai untuk melumasi mesin kendaraan bermotor roda dua bermesin 4-Tak dengan sistem kopling basah (manual) dengan teknologi mesin baru yang membutuhkan pelumas encer.

2 89 REXTRON-R, oli mesin dengan kekentalan multigrade SAE 10W-30, berspesifikasi standar kualitas API - SJ JASO MA Oli ini sesuai untuk melumasi mesin kendaraan bermotor roda dua bermesin 4-Tak dengan sistem kopling basah (manual), hasil pengembangan bersama R&D Honda dan salah satu perusahaan aditif internasional. SUPREME FLICK, oli mesin dengan kekentalan multigrade SAE 10W- 30, berspesifikasi standar kualitas API - SJ JASO MB. Oli ini sesuai untuk melumasi mesin kendaraan bermotor roda dua bermesin 4-Tak dengan sistem kopling kering (matic) hasil pengembangan PT. FKT sendiri. PRIME 1 BLUE, oli mesin dengan kekentalan multigrade SAE 10W-30, berspesifikasi standar kualitas API - SJ JASO MB. Oli ini sesuai untuk melumasi mesin kendaraan bermotor roda dua bermesin 4-Tak dengan sistem kopling kering (matic) pengembangan bersama R&D Honda dan salah satu perusahaan aditif internasional. SUPREME ULTRATEC, oli mesin dengan kekentalan multigrade SAE 20W-50, berspesifikasi standar kualitas API - SG JASO MA. Oli ini sesuai untuk melumasi mesin kendaraan bermotor roda dua 4-Tak dengan sistem kopling basah (manual) untuk mesin standar. SUPREME XX, oli mesin dengan kekentalan multigrade SAE 20W-50, berspesifikasi standar kualitas API - SJ JASO MA. Oli sintetik yang sesuai untuk melumasi mesin kendaraan bermotor roda dua bermesin 4-Tak dengan sistem kopling basah (manual) untuk mesin generasi baru. RACING OIL, oli mesin dengan kekentalan multigrade SAE 10W30, berspesifikasi standar kualitas API - SJ JASO MA. Oli sintetik yang sesuai dengan mesin racing kandungan bahan sintetis untuk perlindungan maksimal pada kondisi ekstrim. SUPERMATIC, oli mesin dengan kekentalan multigrade SAE 10W30, berspesifikasi standar kualitas API - SJ JASO MB. Oli sintetik yang sesuai dengan mesin matic racing kandungan bahan sintetis untuk perlindungan maksimal pada kondisi ekstrim.

3 90 Angka SAE 10W-30 berarti 10W (Winter) menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 10 dan pada suhu terpanas akan bekerja pada kekentalan 30. Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute), Semakin mengarah ke huruf Z semakin baik kualitas oli. Sebagai contoh oli dengan spesifikasi API-SH lebih baik daripada oli dengan spesifikasi API-SG begitu pula oli dengan spesifikasi API-SL lebih baik daripada oli dengan spesifikasi API-SL. Merk-merk tersebut pada pembahasan selanjutnya akan diganti dengan simbol Z 1 hingga Z 8, untuk menyederhanakan dalam proses formulasi matematika dan penyajian dalam tabel Proses Pengolahan Oli Oli pelumas mesin berkualitas yang dihasilkan oleh PT. FKT dengan melakukan pengolahan dari oli dasar (base oil) menjadi produk jadi. Produk jadi ini diproses melalui beberapa tahapan yaitu: 1. Pengecekan base oil. Setelah base oil tiba, diambil sampel dari base oil tersebut untuk diteliti apakah memenuhi syarat mutu atau tidak, indikator kualitas base oil yang telah memenuhi syarat mutu diantaranya adalah visikositas dan standart API (American Petroleum Institute) yang digunakan. 2. Proses blending. Pada proses ini oli dicampur dengan aditif sesuai dengan formulasi agar didapatkan karakteristik yang diinginkan menggunakan motor pengaduk. 3. Proses flushing. Pada proses ini oli yang telah dicampur kemudian dipindah ke tangki homogenisasi, untuk membilas (flushing) tangki yang tadi digunakan dalam proses blending digunakan base oil (agar tidak ada aditif yang terbuang percuma). 4. Homogenisasi. Pada tahap ini oli yang tadi telah dicampur kembali diaduk agar campuran merata dengan sempurna hingga pada tingkat molekul.

4 91 5. Pengepakan. Setelah oli tercampur dengan merata maka oli siap dikemas pada botol kemasan, diagram proses pengolahan oli dapat dilihat pada lembar Lampiran Bahan Baku Bahan yang digunakan oleh PT. FKT untuk memproduksi 8 jenis oli mesin untuk kendaraan bermotor roda dua terdiri dari 14 jenis bahan yang dapat dikelompokkan menjadi base oil, aditif dan kemasan. Bahan didapatkan sebagian dari dalam negeri dan sebagian lain diimpor dari Singapura. Sistem pemesanan bahan dan jarak menyebabkan lead time untuk bahan lokal yaitu satu minggu dan bahan baku impor adalah satu bulan Peramalan Permintaan Oli Rencana produksi yang digunakan oleh PT. FKT didapatkan dengan menganalisa potensi pasar yang berkembang untuk mendapatkan rencana produksi yang kemudian disesuaikan dengan rencana peningkatan market share. Jumlah produk yang akan diproduksi oleh PT.FKT pada tabel Rencana Produksi PT.FKT 2011 (Tabel 1) dibanding dengan ramalan permintaan pada penelitian ini yang dapat di lihat pada tabel Ramalan Permintaan Produk 2011 (Tabel 2) terdapat perbedaan diantara keduanya. Berikut ini (Tabel 2) adalah rencana produksi yang disusun oleh PT.FKT berdasarkan pada perkiraan kenaikan potensi pasar dan rencana PT.FKT untuk meningkatkan market share pada tahun Peramalan permintaan yang dilakukan pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan data historis, yaitu data time series total produksi produk dari tahun 2008 sampai dengan 2010 yang disajikan pada Lampiran 6 tanpa dilakukan pengujian pola musiman, dan metode yang digunakan adalah weighted moving average, Naïve method, moving average, exponential smoothing, linear regresion / least squares. Pada kasus rencana produksi PT. FKT metode weighted moving average memiliki tingkat kesalahan paling kecil, hasil perhitungan tingkat kesalahan terhadap seluruh

5 92 metoda untuk mencari yang paling sesuai digunakan untuk peramalan dapat dilihat pada Lampiran 7. Seluruh produk baik naik maupun turun. Produk Z 8 pada Tabel 3 merupakan produk dengan jumlah produksi tertinggi dan produk Z 6 merupakan produk dengan tingkat produksi terendah. Tabel 1. Rencana produksi PT.FKT No. Jenis produk Jumlah produksi (botol) 1 Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Total Sumber : PT. Federal Karyatama (2010). Perbedaan jumlah pada masing-masing produk antara rencana produksi yang dilakukan oleh PT. FKT dan rencana produksi yang disusun pada penelitian ini, bisa disebabkan karena PT. FKT melakukan perencanaan dengan metode yang berbeda, sedangkan peramalan pada penelitian ini dilakukan dengan memfokuskan pada efisiensi biaya produksi. Perhitungan peramalan penjualan dilakukan dengan memasukkan total penjualan tiap produk pada tahun 2008, 2009, dan 2010 untuk mendapatkan peramalan penjualan pada tahun Pembobotan dilakukan dengan cara memberi bobot paling kecil yaitu 1 pada data tahun 2008, memberi bobot 2 pada tahun 2009 dan data penjualan tahun 2010 diberi bobot paling besar yaitu 3, karena tahun yang paling akhir merupakan kondisi yang paling mendekati kondisi yang sebenarnya.

6 93 Tabel 2. Ramalan permintaan produk No. Jenis produk jumlah produksi (botol). 1 Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Total Perumusan Model Pemrograman Linier Perumusan Fungsi Tujuan Fungsi tujuan dalam linear programming menggambarkan tujuan dalam penelitian ini, yaitu menemukan kombinasi produksi yang dapat meminimumkan biaya produksi. Biaya yang digunakan adalah biaya produksi mulai dari pembelian bahan, hingga proses blending dan pengemasan. Bahan-bahan untuk membuat oli hingga menjadi produk jadi terdiri dari 10 jenis bahan baku, 2 produk jadi (dibeli dari pihak ke-3 yang kemudian langsung dikemas pada kemasan botol) dan 2 ukuran botol kemasan, komposisi bahan dari produk Z 1 hingga Z 8 dan total biaya produksi dapat dilihat pada Lampiran 8. Formulasi matematika pemrograman linier dengan tujuan meminimisasikan biaya produksi adalah sebagai berikut. Z Min = X X X X X X X X X X X 82.

7 94 Keterangan: Z X 11 X 12 X 20 X 30 X 40 X 50 X 60 X 71 X 72 X 81 X 82 : total biaya produksi. : jumlah produk Z 1 kemasan 1 liter. : jumlah produk Z 1 kemasan 0,8 liter. : jumlah produk Z 2 kemasan 0,8 liter. : jumlah produk Z 3 kemasan 0,8 liter. : jumlah produk Z 4 kemasan 0,8 liter. : jumlah produk Z 5 kemasan 1 liter. : jumlah produk Z 6 kemasan 1 liter. : jumlah produk Z 7 kemasan 1 liter. : jumlah produk Z 7 kemasan 0,8 liter. : jumlah produk Z 8 kemasan 1 liter. : jumlah produk Z 8 kemasan 0,8 liter Perumusan Persamaan Kendala Proses produksi pada perusahaan termasuk PT. FKT pasti dibatasi oleh adanya kendala terkait dengan berbagai keterbatasan yang ada. Tabel 3. Total rencana pembelian bahan baku berdasarkan ramalan permintaan (weighted moving average). Nama bahan baku. Rencana Pembelian. (Liter) A B C D E F G H I J K L 173 Botol 1 Liter (buah) Botol 0,8 Liter (buah) Catatan: Identitas bahan baku disembunyikan menjadi A sampai dengan L.

8 95 Kendala yang terkait dengan proses produksi di PT.FKT dan formulasi matematikanya adalah sebagai berikut: 1. Kendala bahan baku Bahan baku oli yang diproduksi oleh PT.FKT terdiri dari 12 jenis. Jumlah total dari aditif pada Tabel 4 ditentukan berdasarkan peramalan permintaan yang diurai berdasarkan formula pada komposisi dan biaya produksi produk Z 1 hingga Z 8 pada Lampiran 8. Persamaan kendala bahan baku: a) X ,8 X (constraint substrat A) b) X ,8 X (constraint substrat B) c) 0,8457 X ,67656X ,67736 X ,4144 X ,6956 X ,7992 X ,7938 X (constraint substrat C) d) 0,04 X (constraint substrat D) e) 0,24456X (constraint substrat E) f) 0,1233 X ,09864X ,08784 X ,09864 X ( constraint substrat F) g) 0,031 X ,0248X ,003 X ,4700 (constraint substrat G) h) 0,0304 X ,0304 X (constraint substrat H) i) 0,0044 X ,0044 X (constraint substrat I) j) 0,068 X (constraint substrat J) k) 0,0016 X (constraint substrat K) l) 0,0044 X ,0044 X (constraint substrat L) m) X 11 + X 50 + X 60 + X 71 + X (constraint jumlah botol ukuran 1 liter) n) X 12 + X 20 + X 30 + X 40 + X 72 + X (constraint jumlah botol ukuran 0,8 liter)

9 96 Jumlah masing-masing constraint didapatkan dengan menjumlahkan kebutuhan masing-masing jenis produk setiap liternya dikalikan dengan jumlah total rencana produksi pada produk tersebut 2. Kendala jumlah minimum dan maksimum produk Produk oli mesin adalah suatu produk yang dapat dikategorikan substitusi sempurna, dalam artian pelanggan dapat beralih ke lain produk sejenis dengan mudahnya. Kendala jumlah minimum produk adalah minimum jumlah produksi suatu jenis produk dalam setahun, ini dimaksudkan agar tidak terjadi kekosongan suatu produk di pasaran yang dapat memancing pelanggan untuk berpindah ke produk lain. Persamaan kendala jumlah minimum produk: a) X (constraint permintaan produk Z 1 kemasan 1 liter) b) X (constraint permintaan minimum produk Z 1 c) X (constraint permintaan maksimum produk Z 1 d) X (constraint permintaan minimum produk Z 2 e) X (constraint permintaan maksimum produk Z 2 f) X (constraint permintaan minimum produk Z 3 g) X (constraint permintaan maksimum produk Z 3 h) X (constraint permintaan minimum produk Z 4 i) X (constraint permintaan maksimum produk Z 4 j) X (constraint permintaan minimum produk Z 5 kemasan 1 liter)

10 97 k) X (constraint permintaan minimum produk Z 6 kemasan 1 liter) l) X (constraint permintaan minimum produk Z 7 kemasan 1 liter) m) X (constraint permintaan maksimum produk Z 7 n) X (constraint permintaan minimum produk Z 7 kemasan 1 liter) o) X (constraint permintaan maksimum produk Z 7 p) X (constraint permintaan minimum produk Z 8 kemasan 1 liter) q) X (constraint permintaan maksimum produk Z 8 r) X (constraint permintaan minimum produk Z 8 kemasan 1 liter) s) X (constraint permintaan maksimum produk Z 8 Constraint permintaan maksimum dan minimum didapatkan dengan melihat kecenderungan maksimum dan minimum penjualan yang dapat diketahui pada data time series penjualan tahun Kendala kapasitas produksi Kendala kapasitas produksi adalah jumlah maksimum yang dapat diproduksi oleh PT. FKT. Kendala kapasitas produksi terjadi karena adanya keterbatasan pada kecepatan produksi setiap lini produksi. Pabrik I pada PT. FKT memiliki 2 lini produksi yang menggunakan sistim in-line dengan kapasitas botol per-jam yang dapat memproduksi oli dengan ukuran kemasan 1 liter dan 0,8 liter. Pabrik II pada PT. FKT juga memiliki 2 lini produksi tetapi

11 98 lini produksi pertama menggunakan sistim robotic dengan kecepatan botol per jam yang dapat memproduksi oli dengan kemasan hanya 0,8 liter. Lini produksi yang kedua menggunakan sistim in-line dengan kapasitas produksi botol per jam yang dapat memproduksi botol dengan ukuran 1 liter dan 0,8 liter. Asumsi hari kerja per-tahun yang digunakan pada penelitian ini adalah adalah 250 hari. Pabrik I memproduksi produk Z 1 hingga produk Z 7, sedangkan Pabrik II pada PT. FKT dikhususkan untuk memproduksi produk Z 8. Persamaan kendala kapasitas produksi: a) X 11 + X 12 + X 20 + X 30 + X 40 + X 50 + X 60 + X 71 + X (constraint kapasitas produksi pabrik I) b) X 81 + X (constraint kapasitas produksi pabrik II) Kapasitas produksi pada masing-masing produk didapatkan dengan menghitung kapasitas maksimum setiap lini produksi dalam satu tahun. 4. Kendala jumlah total produk dalam botol Kendala jumlah total produk dalam botol, dimaksudkan agar hasil perhitungan optimisasi memenuhi target jumlah liter produk yang diproduksi oleh PT. FKT. Kuantitas produksi perlu diperhatikan karena apabila produksi berlebih, maka maka biaya penyimpanan akan bertambah, sedangkan apabila kuantitas produksi tidak memenuhi permintaan pasar maka perusahaan akan kehilangan kesempatan memperoleh laba. Penggunaan kendala jumlah total produk dalam botol dimaksutkan agar hasil dari optimasi memenuhi target jumlah target setiap produk minimal setara dengan yang telah direncanakan namun tidak melebihi jumlah maksimum penjualan produk yang telah diperkirakan.

12 99 Persamaan kendala jumlah total produk dalam botol: a) X 11 + X 50 + X 60 + X 71 + X (constraint jumlah total produk 1 l). b) X 12 + X 20 + X 30 + X 40 + X 72 + X (constraint jumlah total produk 0,8 l). Constraint jumlah total produk setiap kemasan dihitung dengan menambahkan total perkiraan kebutuhan masing-masing produk pada kemasan 0,8 l dan kemasan 1 l Hasil Optimisasi Fungsi Tujuan Setlah formulasi matematik pemrograman linier kemudian dicari solusi optimalnya menggunakan program komputer POM agar diperoleh hasil kombinasi produk yang dapat meminimisasi biaya. Input proses optimisasi pada program komputer POM dapat di lihat pada Lampiran 9. Perbedaan jumlah total produksi pada masing-masing jenis produk terjadi karena dalam perhitungan rencana produksi PT. FKT berbeda dengan yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu fokus pada optimisasi biaya produksi. Biaya produksi dengan rencana produksi yang telah disusun oleh PT. FKT adalah Rp , biaya produksi dalam hasil penelitian adalah Rp Selisih antara keduanya adalah Rp Analisa Pola Permintaan Produk dan Rencana Produksi Setelah jumlah optimal diketahui, maka total rencana produksi pada Sub-bab 4.7 dibagi ke dalam jumlah produksi tiap bulan selama satu tahun untuk memenuhi permintaan produk setiap bulan yang besarnya telah diperkirakan sebelumnya oleh PT. FKT. Produk Z 8 pada Lampiran 11 dan biaya produksi produk Z 1 hingga Z 8 terlihat merupakan produk dengan jumlah kontribusi biaya produksi tertinggi dan produk Z 60 merupakan produk dengan tingkat kontribusi biaya produksi terendah. Rencana persebaran jumlah produksi tiap produk dapat dilihat pada Lampiran 11.

13 100 Tabel 4. Jumlah produksi tahunan setelah optimisasi. No. Jenis produk Jumlah produksi (botol) 1 Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Produk Z Total Gambar 4 di atas terlihat bahwa rencana penjualan produk Z 82 atau produk Z 8 dalam kemasan ukuran 0,8 liter adalah produk yang akan diproduksi paling banyak, yakni mencapai unit pada bulan juli 2011, disusul dengan produk Z 81 atau produk Z 8 dalam kemasan ukuran 1 liter, yang mencapai unit pada bulan juli Gambar 4. Grafik rencana produksi setiap produk tahun 2011, diolah.

14 101 Gambar 5. Grafik penjualan produk tahun 2008 hingga 2010, diolah. Grafik penjualan produk tahun 2008 hingga 2010 pada Gambar 5 menunjukkan bahwa produk Z 8, baik kemasan 0,8 liter dan 1 liter merupakan produk dengan penjualan paling tinggi yakni mencapai unit pada bulan 13, (Januari 2009), disusul dengan penjualan bulan ke 35, (November 2010) sebesar unit. Perkiraan jumlah penjualan produk paling tinggi pada Gambar 6 terjadi pada bulan juli, hal yang berbeda terlihat pada Gambar 7. Jumlah penjualan produk pada tahun pertama paling tinggi terjadi pada tahun 2008 adalah pada bulan Desember, sedangkan pada tahun 2009 penjualan tertinggi pada bulan Januari, dan pada tahun 2010 penjualan tertinggi ada pada bulan September Manajemen Persediaan Bahan Baku Manajemen persediaan bahan baku pada PT. FKT menggunakan sistem continuous review pada keseluruhan bahan yang digunakan untuk memproduksi produk Z 1 hingga Z 8 berikut botol kemasannya. Hal ini untuk menjaga agar sediaan bahan baku produksi selalu tersedia setiap saat. Bahan A, B, C, D, E, dan botol dibeli menggunakan sistem kontrak, dan bahan tersebut harus dipesan seminggu sebelum dapat diterima, sedangkan botol dipesan sebulan sebelumnya. Sedangkan bahan F, G, H, I, J, K harus dipesan sebulan sebelum tersedia di gudang dapat digunakan. Bahan A, B, C dikirim oleh supplier dengan truk container atau tanki dengan volume Liter. Sedangkan bahan D dan E dikirim oleh supplier dengan truk container dengan volume liter. Bahan H diimpor dari Singapura dalam container dengan volume liter.

15 102 Bahan F, G, I, J, K diimpor dari supplier di Singapura dalam kemasan drum 200 liter. Bahan F, G, I, J, K dikirim dalam volume masing-masing 193, 200, 193, 170, dan 196 liter setiap kali pengiriman. Manajemen persediaan bahan baku pada model probalilistik pada sistem continuous review berfokus pada reorder point yang dihitung dengan menggunakan rumus: R = L + Z. σ d. Dimana : đ = rata rata penggunaan per satuan waktu. Z = service level. L = lead time. Z. σ d. = safety stock. Safety stock dihitung dengan menggunakan rumus: Z. σ d. Dimana : Z = Service Level. = Rata-Rata Kebutuhan L = Lead Time. Simbol Z pada Safety stock adalah besar service level yang ditetapkan oleh perusahaan, yaitu 95 persen, service level sebesar 95 persen berarti perusahaan mensyaratkan bahwa tingkat persediaan pengaman mengizinkan kemungkinan terjadi kekurangan stock bahan tidak lebih dari 5 persen, besar nilai Z apabila menggunakan service level sebesar 95 persen adalah 1,65. Contoh perhitungan Safety stock bahan A: SS Simbol σ d menerangkan standar deviasi penggunaan bahan per satuan waktu, satuan waktu yang digunakan adalah hari, safety stock untuk setiap bahan cair dan botol dapat dilihat di bawah pada Tabel 5.

16 103 Reorder point dapat dihitung setelah mengetahui jumlah safety stock dari masing masing bahan. Reorder point untuk masing-masing bahan disajikan pada Tabel 6. Tabel 5. Safety Stock untuk setiap bahan. Jenis bahan Safety stock (liter). A B C D 769 E F G H I J K 406 L 30 Botol 1 Liter (buah) Botol 0,8 Liter (buah) Safety stock pada tabel di atas terlihat bahwa jumlah persediaan botol kemasan 0,8 liter adalah bahan yang paling banyak disimpan karena setiap produk pasti memerlukan botol kemasan, sedangkan produk kemasan 0,8 liter diproduksi lebih banyak daripada produk kemasan 1 liter. Tabel 6. Reorder point untuk setiap jenis bahan. Jenis bahan Reorder Point (liter). A B C D E F G H I J K 653 L 48 Botol 1 Liter (buah) Botol 0,8 Liter (buah)

17 104 Jumlah pemesanan bahan didapatkan dengan membagi total kebutuhan bahan pada tahun 2011 dengan jumlah bahan pada setiap pembelian pembelian. Tabel 7. Jumlah pemesanan bahan pada tahun Jenis bahan Jumlah pemesanan bahan (kali). A 13 B 13 C 13 D 7 E 7 F 5 G 5 H 5 I 5 J 5 K 5 L 5 Botol 1 Liter (buah) 5 Botol 0,8 Liter (buah) Total Inventory Cost Total inventory cost adalah total jumlah biaya pemesanan ditambah biaya penyimpanan setiap bahan. Tabel 8. Total inventory cost. Jenis bahan Total Inventory Cost (Rupiah). A B C D E F G H I J K L Botol 1 Liter Botol 0,8 Liter Total

18 105 Total inventory cost yang terjadi selama periode produksi 2011 adalah Rp Diantara bahan bahan diatas biaya persediaan yang paling besar adalah pada bahan A, sedangkan yang paling kecil adalah bahan L Implikasi Manajerial Dengan perlunya perusahaan menggunakan metoda peramalan dalam membuat rencana produksi, pertimbangannya adalah Untuk mengetahui perkiraan jumlah permintaan produk, agar perusahaan dapat mengetahui periraan jumlah permintaan produk berikut pola permintaan, kapan diperkirakan mengalami puncak tertinggi, dan kapan diperkirakan akan mengalami penuruna permintaan terendah sehingga perusahaan dapat menyiapkan strategi yang tepat. Metoda peramalan yang tepat juga dibutuhkan agar perusahaan dapat memperkirakan kebutuhan bahan baku, sehingga perusahaan dapat melakukan persiapan seperti melakukan tender permintaan bahan baku lebih tinggi untuk mempersiapkan perkiraan lonjakan permintaan produk. Perusahaan juga dapat menghitung perkiraan kebutuhan biaya, sehingga tidak terjadi kekurangan biaya untuk operasional selama periode produksi tersebut Didalam menyusun rencana produksi akhir perusahaan perlu mempertimbangkan untuk menetapkan kombinasi produk yang dapat menekan biaya produksi ketingkat yang minimal. Keuntungan yang optimal dan berlanjut lebih kuat apabila di dukung oleh biaya produksi yang minimal. Pengelolaan persediaan yang baik dapat memudahkan perusahaan dalam menyediakan kebutuhan bahan baku dengan total biaya yang dapat ditekan pada tingkat terkecil. Pengelolaan persediaan bahan baku yang baik juga digunakan untuk menghindari kekurangan bahan baku.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 63 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi adalah salah satu sarana yang paling vital dalam menunjang setiap aktifitas sehari-hari. Jenis kendaraan pribadi yang paling banyak digunakan saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka peluang bagi pihak lain diluar Pertamina untuk mendistribusikan

BAB I PENDAHULUAN. membuka peluang bagi pihak lain diluar Pertamina untuk mendistribusikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri Pelumas berkembang dengan pesatnya, terutama setelah pemerintah membuka peluang bagi pihak lain diluar Pertamina untuk mendistribusikan produknya di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) Jonathan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil perancangan dalam penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tujuan bab ini adalah memberikan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Profil PT. Sinar Perdana Ultra PT. Sinar Perdana Ultra (SPU) yang berdiri pada tahun 1990 pada mulanya adalah Home Industry dan mulai menjadi Perseroan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Gambar 3.1 di bawah ini merupakan alur dari metodologi penelitian dan pemecahan masalah produksi webbing setengah jadi pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember USULAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TINTA JENIS BW NEWS PERFECTOR BLACK-G YANG OPTIMAL UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVENTORI PROBABILISTIK STUDI KASUS DI PT REMAJA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem transmisi pada kendaraan di bedakan dalam transmisi manual dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda. Oli untuk motor matic dikenal

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Sebenarnya perusahaan sudah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 19 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI Pengajuan Surat Survei PT. Bangkit Sukses Mandiri (BSM) Diterima? Tidak Ya Observasi Perusahaan Wawancara dengan Direktur PT. BSM Pengamatan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor kendala pada PT. Primajaya Pantes Garment dengan tujuan untuk memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Untuk menganalisi permasalahan pengoptimalan produksi, diperlukan data dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan

Lebih terperinci

KAJIAN OPTIMISASI BIAYA PRODUKSI DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FEDERAL KARYATAMA. Oleh LONY DUTA PRATAMA H

KAJIAN OPTIMISASI BIAYA PRODUKSI DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FEDERAL KARYATAMA. Oleh LONY DUTA PRATAMA H KAJIAN OPTIMISASI BIAYA PRODUKSI DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FEDERAL KARYATAMA Oleh LONY DUTA PRATAMA H24087038 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tahun. Gambar 1.1 Penjualan AMDK di Indonesia (dalam juta liter) (Sumber : Atmaja dan Mustamu, 2013)

BAB I PENDAHULUAN Tahun. Gambar 1.1 Penjualan AMDK di Indonesia (dalam juta liter) (Sumber : Atmaja dan Mustamu, 2013) Jumlah Penjualan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air minum merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman masyarakat menginginkan sesuatu yang praktis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Dalam menyelesaikan permasalah yang ditemui, metodologi yang digunakan adalah perencanaan persediaan dan tingkat persediaan pengaman.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat dari departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) adalah

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi 3.1.1 Analisa Kondisi Perusahaan saat ini CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri parfum. Merek parfum

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya apa yang dibutuhkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR

ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR Bayum Pacsi Pataddungi, Andi Pawennari, Nurul Chairany Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan prinsip dasar pemasaran yang berorientasi kepada pelanggannya,

BAB I PENDAHULUAN. dengan prinsip dasar pemasaran yang berorientasi kepada pelanggannya, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi persaingan usaha pada era globalisasi sekarang ini, baik pasar domestik maupun pasar internasional sangat ketat. Perusahaan ingin berkembang atau sekedar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan untuk kelancaraan kontinuitas usahanya dan mampu bersaing

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK Robby Hidayat, Moses L.Singih, Mahasiswa MMT ITS Manajemen Industri Email : Robbie_First@Yahoo.Com ABSTRAK PT. Siantar Top Tbk adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survey Pendahuluan PT. Anugerah Indah Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi makanan dan minuman ringan. Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAB IV SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN A. Identifikasi Peramalan Penjualan oleh UD. Jaya Abadi Dari hasil wawancara yang menyebutkan bahwa setiap pengambilan keputusan untuk estimasi penjualan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Analisis Forecasting System Dan Pengendalian Persediaan Alat Berat Dalam Memenuhi Permintaan Pasar Pada PT. KTG

TUGAS AKHIR. Analisis Forecasting System Dan Pengendalian Persediaan Alat Berat Dalam Memenuhi Permintaan Pasar Pada PT. KTG TUGAS AKHIR Analisis Forecasting System Dan Pengendalian Persediaan Alat Berat Dalam Memenuhi Permintaan Pasar Pada PT. KTG Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Indonesia saat ini sudah menghadapi pasar bebas. Hal ini membuat persaingan antara produk produk yang ada di Indonesia semakin ketat terutama produk yang sejenis. Dengan semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam analisis pada PT.Tirta Aroma Sari, yang terkait dengan peramalan permintaan, persediaan, dan pengambilan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan

Lebih terperinci

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan 1 B I A YA B A H AN Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sebastian Citra Indonesia merupakan salah satu produsen frozen dough

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sebastian Citra Indonesia merupakan salah satu produsen frozen dough BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Sebastian Citra Indonesia merupakan salah satu produsen frozen dough yang di supply ke outlet-outlet dengan brand

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah bisnis, setiap perusahaan mempunyai cara untuk menjalankan usahanya. Untuk dapat berkembang perlu adanya sebuah inovasi dalam proses bisnisnya. Sejalan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen BAB V PEMBAHASAN 5.1 Permintaan Konsumen Permintaan konsumen selama 12 periode (bulan) terakhir terhadap produk sandal kelom di Sagitria Collection adalah 6654 pasang dengan perincian 379 pasang pada periode

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan di dalam penelitian ini yaitu dengan metode deskriptif eksploratif. Penelitian deskriptif eksploratif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m ) BAB III PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Model Goal Programming Dalam industri makanan khususnya kue dan bakery, perencanaan produksi merupakan hasil dari optimisasi sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah produksi merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Apabila

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Penjelasan Peningkatan produksi unit sepeda motor oleh PT. Astra Honda Motor di tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang mampu mendominasi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekarang ini sedang berada dalam tren yang sangat positif. Walaupun ada beberapa Negara lain sedang mengalami krisis ekonomi, dimana

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Jessica Juventia, Lusia P.S Hartanti Program Studi Teknik Industri Universitas Pelita Harapan Surabaya, Indonesia Jessicajuventia28@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Perencanaan produksi merupakan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Perencanaan produksi merupakan 56 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem Pengadaan Bahan Baku PT Inalum 4.1.1. Perencanaan Produksi PT Inalum Produksi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN Aldi Firmansyah Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di UD. Pilar Jaya yang berlokasi di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan pesat. Perkembangan teknologi ini menitikberatkan kepada aspek

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan pesat. Perkembangan teknologi ini menitikberatkan kepada aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi saat ini sudah menjadi elemen penting yang berpengaruh dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Seiring dengan hal tersebut, maka

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1 BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Perdagangan Internasional merupakan salah satu kegiatan perekonomian di lingkup Internasional. Transaksi perdagangan internasional merupakan proses perdagangan barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara MANAJEMEN PERSEDIAAN ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan keunggulan kompetatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat dan stabil meskipun sedang terjadi krisis di Negara eropa dan AS, pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Skripsi ini berjudul PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE

KATA PENGANTAR. Skripsi ini berjudul PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan Skripsi ini dengan baik.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna. 47 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna. Penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research). Penelitian terapan adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012) OPTIMALISASI PENJUALAN AIR MINERAL DENGAN MODEL LINEAR PROGRAMMING DI CV. TIRTA GROUP.

I. PENDAHULUAN CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012) OPTIMALISASI PENJUALAN AIR MINERAL DENGAN MODEL LINEAR PROGRAMMING DI CV. TIRTA GROUP. OPTIMALISASI PENJUALAN AIR MINERAL DENGAN MODEL LINEAR PROGRAMMING DI CV. TIRTA GROUP Deny Utomo *) ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penjualan air mineral dengan model linear programing

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BLUE DYES GRADE 1XX DENGAN METODE SILVER MEAL PADA PT INDAH KIAT PULP AND PAPER TANGERANG

PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BLUE DYES GRADE 1XX DENGAN METODE SILVER MEAL PADA PT INDAH KIAT PULP AND PAPER TANGERANG PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BLUE DYES GRADE 1XX DENGAN METODE SILVER MEAL PADA PT INDAH KIAT PULP AND PAPER TANGERANG Nama : Sri Wahyuni NPM : 38412337 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing I : Dr.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan bisnis dalam dunia industri mengalami pertumbuhan dengan pesat di Indonesia. Berbagai macam industri sudah banyak menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada beberapa tahun terakhir. Menurut data Euromonitor, nilai

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada beberapa tahun terakhir. Menurut data Euromonitor, nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri bakery di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun terakhir. Menurut data Euromonitor, nilai konsumsi roti per kapita oleh

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Plotting Data Bahan baku komponen yang dipakai untuk membuat panel listrik jumlahnya cukup banyak dan beragam untuk masing-masing panel listrik yang dibuat. Jadi, penggunaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Pendukung dari PT. Sebastian Citra Indonesia. Data Penjualan Roti O Outlet Stasuin Kota Jakarta Tahun 2012

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Pendukung dari PT. Sebastian Citra Indonesia. Data Penjualan Roti O Outlet Stasuin Kota Jakarta Tahun 2012 L1 LAMPIRAN Lampiran 1 Data Pendukung dari PT. Sebastian Citra Indonesia Data Penjualan Roti O Outlet Stasuin Kota Jakarta Tahun 2012 Bulan Penjualan Mei 1.826 Juni 6.089 Juli 5.268 Agustus 5.083 September

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan membahas dua poin utama yaitu kesimpulan dan saran. Pada sub bab kesimpulan bisa dijawab pertanyaan yang ada di perumusan masalah. Sedangkan pada saran bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Persediaan bahan baku suatu perusahaan adalah salah satu syarat penting dalam melakukan suatu proses produksi barang. Menurut Heizer dan Render (2008), apabila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dizaman industri semakin maju dan berkembang serta diiringi dengan tingkat persaingan yang semakin ketat saat berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015 menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin

Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin A. Fungsi dan Unjuk Kerja Oli Mesin Oli mesin mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Pelumasan: mengurangi gesekan mesin 2. Perapatan: memastikan bahwa ruang pembakaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Berikut merupakan variabel yang digunakan dalam pemecahan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai berikut : Data historis penjualan yang akan digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan salah satu masalah penting yang harus diselesaikan oleh perusahaan. Salah satu upaya dalam mengantisipasi masalah persediaan ini adalah

Lebih terperinci

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan BAB I Persyaratan Produk I.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi saat ini merupakan pemicu perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan performance perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, dapat kita lihat bahwa persaingan dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, dapat kita lihat bahwa persaingan dalam dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri sebenarnya telah dikenal sejak beberapa abad yang lalu. Tetapi pada saat itu, industri baru dilakukan dengan cara yang sederhana atau bahkan sangat sederhana.

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q Pengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q Tri Wahyu Ningsih 1, Achmad Bahauddin 2, Ratna Ekawati 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Materials : Controlling, Costing, and Planning Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Definisi Bahan Baku adalah Bahan yang secara

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis perencanaan agregat yang tepat pada PT. LG Electronics adalah sebagai berikut : 1. Peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang kompleks dalam mengambil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Krisis ekonomi yang sedang melanda menuntut setiap perusahaan untuk menyelenggarakan manajemen yang tepat pada semua aspek, yang mencakup aspek keuangan, aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen

Lebih terperinci

Pertumbuhan Kendaraan Bermotor

Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Pertamina (Persero) Unit Produksi Pelumas Jakarta (UPPJ) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi, distribusi dan pemasaran produk pelumas. Pelumas

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER DENGAN METODE GRAFIK

PROGRAM LINIER DENGAN METODE GRAFIK PROGRAM LINIER DENGAN METODE GRAFIK Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya terdapat dua variabel keputusan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, mendorong setiap perusahaan untuk mempunyai manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, mendorong setiap perusahaan untuk mempunyai manajemen yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kompetisi yang meningkat dan kemajuan teknologi yang cepat, mendorong setiap perusahaan untuk mempunyai manajemen yang baik dan mampu bekerja

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Pengumpulan Data Untuk EOQ Dalam melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan di PT. Primatama Konstruksi departemen PPIC

Lebih terperinci